KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …
of 19
/19
Embed Size (px)
Transcript of KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …
Perencanaan Kawasan Handel dan Petak Sahep : Pendekatan Model PLUP
(Participactory Land Use Planing)Disampaikan Dalam Serial Diskusi
Online SAWIT WATCH, Tandan Sawit Interaktif Vol. 5 1 Juli
2020
HANDEL ;
gambut yang digunakan untuk
pengelolaan pertanian dan perkebunan
yang dilakukan kebanyakan masyarakat
Penggunaan lahan
Sungai [sungei] Pemukiman [saran tewai]
Area produksi Hutan rawa [galeget]
Bentuk Fisik liat berpasir Lebar ± 400 - 500 m, kedalaman 5 – 8 meter
Agak tinggi bergambut, handil, saka, anak sungai, semak, pasang surut Landai, sebagian terendam air
Tanaman Pinang,Kelapa Mangga, jingah, Nangka, Cempedak Pisang, Sirih Durian, Karet, jingah,langsat, sagu, hambalitan, rasak,, kapur naga, rangas, katiau
Padi,karet, pisang, pinang, sirih, nangka, rotan, langsat , durian, ubi kayu, sayuran, purun, salak, cempedak, kalakai [paku], sagu
Kahui, Jelutung, Pohon madu, garunggang, Kalaban, meranti rawa, purun, bengaris, tarantang, tutup kabala, ramin, belangiran, rahanjang, tumih, jintan, martibo
Binatang Patin, Baung, Saluang, lawang, udang
Anjing,Babi Ayam,Bebek, beberapa jenis burung, Ular kucing
Behao, lele, toman, papuyu, sepat, Rusa, Beruang, Menjangan, Babi hutan, Kancil, ular, owa- owa, Kukang, Trenggiling, burung tingang, orang utan
Jenis tanah Kuning, coklat Coklat dan gembur Hitam, coklat, gambut, gembur Coklat dan gembur
Penggunaan Mencari ikan, MCK, karamba ikan, jalur transportasi
Tempat tinggal, kantor dan sekolah, membuat kolam ikan, kebun sayur dan buah,
Berladang, kebun karet, jalur transportasi [handil], kebun buah, beje, pertanian, kebun rotan, menangkap ikan
Mencari kayu, obat, purun, ikan
Kepemilikan komunal Komunal Kelompok, Individu Komunal / milik Negara / adat
Apa itu Handel ?
/perikanan secara kolektif untuk pemenuhan sumber pangan dan
produksi secara berkelanjutan.
dijadikan parit memanjang hingga 2-3 kilometer menjorok ke
hulu. Pada sisi kiri - kanan handel dijadikan masyarakat tempat
untuk lokasi ladang, kebun karet, dan kebun buah. Handel
dipimpin oleh seorang kepala handel dan dibantu oleh kepala
padang.
Handel ada di beberapa wilayah Kalimantan Selatan dan hingga
ke Kalimantan Timur. Handel juga merupakan sarana transportasi
menuju lokasi ladang, kebun dan untuk mencari ikan.
Lokasi handel : 5 desa Kecamatan Kahayan hilir, kabupaten pulang pisau, terdampak
bukaan eks proyek PLG 1 juta hektar tahun 1996, pembukaan kanal SPU dan SPI,
terdampak kebakaran hutan dan illegal logging
Handel merupakan sebuah konsep lokal yang dilakukan oleh
masyarakat dalam memanfaatkan gambut atau petak sahep
untuk wilayah pertanian / perkebunan kolektif dalam
pemenuhan sumber pangan dan produksi secara berkelanjutan.
Wilayah handel merupakan : daerah pasang surut, rerata
kedalaman gambut ≤ 1,0 meter (gambut tipis/dangkal), system
pengaturan tata air (tatas, tabat).
Untuk lokasi perladangan/perkebunan dengan
pada ketebalan gambut dan bahan mineral di bawahnya.
Berdasarkan pemetaan tahun 2015 yang dilakukan oleh
POKKER SHK pada 5 desa kecamatan Kahayan hilir dan
Jabiren Raya, terdapat 110 Handel, sungai, saka.
Sebelumnya dalam Perda nomor 8/2003 tentang RTRWP
Kalimantan Tengah disebutkan dengan Kawasan Handil Rakyat
(KHR) di Kabuapaten Kapuas (kecamatan Palingkau).
Ada apa di Handel ?
Kebun Karet, Kebun Buah, Kebun sayuran, bambu,
rotan, purun
kolam ikan
rebung, pakis dan pakuan, jamur,
Pada wilayah hulu handel ; resapan air (konservasi),
Gambut dalam, Hutan dan Rawa gambut, HHBK, lokasi
berburu.
kelompok - Desa
Bantilung, Kulat Karitip, Kulat Puti, Kulat siau, Kulat
Mangkuk, Kulat pantik baung,
Sayuran ; Bakung Rawa (Hanguana malayana), Kalakai
(Stenochlaena palustris), bajei, sulur, umbut uwei,
umbut humbang, Taya (Nuclea sp.), Tapakan, teken
parei.
Jenis Ikan :Behau (gabus), Pentet (lele), Sasapat,
Bapuyu (betuk), Miau, Karandang,, Saluang, Kalatau,
Kakapar, Patung,, Buntal,
manggis, kuini,
(manyanggar).
pengeringan bekas tebangan.
membuat tatas (sekat bakar) dilakukan secara bersama
dengan warga pemilik ladang berbatasan untuk menjaga
api agar tidak merambat ke kebun disekitar lahan
perladangan.
laki-laki dan perempuan secara bersama dengan sistem
gotong royong dengan warga yang lain (Handep Hapakat).
Mambawau (Desember – Januari) ; membersihkan gulma
(rumput), menanam jenis sayuran dan umbian, marabun.
Mangetem (Maret_april) ; Panen padi, dilakukan bersama
(handep), upacara adat.
Food Estate di Kalimantan Tengah
Merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), Pola investasi bersama Kementrian BUMN, berlokasi di eks Proyek PLG 1 Juta Hektar.
Berada Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Diversifikasi pangan dengan luas 164.598 Hektar
Program Intensifikasi seluas 85.456 hektar dan Ekstensifikasi seluas 79.142 hektar.
Sudah ada 85.500 hektar lahan fungsional yang digunakan untuk berproduksi setiap tahun, dan 79.500 hektar perlu pembersihan (land clearing) tanpa dilakukan cetak sawah baru (Men PUPR).
Rehabilitasi irigasi akan dilakukan secara bertahap tahun 2020 – 2022 dengan perkiraan anggaran Rp.1 triliun
Pengelolaan Wilayah
dan mengurangi keasaman tanah.
Kepemilikan lahan berdasarkan adat ;
Menyediakan berbagai tanaman dan
bakung
pertahankan ; HHBK, Gambut dalam,
Luas pembangunan lebih dari 1 juta hektar,
menghancurkan hutan rawa gambut,
tata air dimana lahan rawa menjadi kering.
Pembukaan dan pengelolaan lahan / tanah :
menggunakan alat berat, pembuatan irigasi,
jalan, pemukiman, pengapuran tanah
dan dalam, kebun masyarakat,
berdampak kebakaran hutan.
pekarangan.
Difasilitasi oleh pemerintah dalam
Sebagian lokasi saat ini menjadi kebun sawit
Dampak Produk unggulan yang berkurang ;
Kelapa (Bahaur), purun (DAS barito),
Beje,Rotan,karet dan buauah
Tahun 1999 : dinyatakan gagal, Keluar Kepres nomor 80 tahun 1999 tentang Pedoman Umum Perencanaan dan Pengelolaan PLG Di kalteng
Tahun 2001 diswastakan dengan dana APBN dengan Rp. 1,6 triliun
Tahun 2007 ; Inpres No 2 / 2007 tentang percepatan rehabilitasi dan revitalisasi Kawasan Eks PLG, Dokumen Rencana di Eks PLG.
Tahun 2008 – 2012 ; Proyek IAFCP (KFCP), 2014 proyek berakhir dengan mengeluarkan Dokumen PTGLD.
Pasca Pembangunan Eks PLG, pada beberapa wilayah membuka lahan pertanian seperti Palingkau – Dadahup pada area pinggir jalan menuju dadahup.
Masyarakat memilih menanam tananam keras seperti karet dan buahan, sengon, sawit.
Pada area yang masih berhutan ; Usulan Perhutanan Sosial (HD dan HTR)
Tahun 2016 ; Restorasi Gambut (Perpres No 1 tahun 2016 tentang BRG)
Persoalan Terhadap Wilayah Handel
Kebakaran hutan dan lahan.
Berkurangnya peran Kepala Handel dalam
pengelolaan wilayah desa, berganti dengan
kelompok tani, sebagian handel tidak berfungsi
aktif.
harus menunggu air pasang
Peruntukan kawasan : sebagian masuk ke dalam
kawasan hutan
satu sumber daya alam yang unik serta
memiliki multifungsi secara ekonomi,
lingkungan.
kebutuhan dan wilayah produksi yang
mendukung ketahanan pangan masyarakat.
pada gambut tipis (dangkal-sedang).
perlu dilakukan identifikasi, karakterisasi
Mempertahankan jenis pangan, tanaman local dan
bibit lokal
Pilihan sawit atau sawah/kebun
transmigrasi, kebun sawit, kebun individu
Sosialisasi proyek ; Padiatapa
Dampak terhadap lingkungan di lokasi FE ;
Kebakaran lahan, gambut dalam, pupuk, insektisida
Terimakasih
HANDEL ;
gambut yang digunakan untuk
pengelolaan pertanian dan perkebunan
yang dilakukan kebanyakan masyarakat
Penggunaan lahan
Sungai [sungei] Pemukiman [saran tewai]
Area produksi Hutan rawa [galeget]
Bentuk Fisik liat berpasir Lebar ± 400 - 500 m, kedalaman 5 – 8 meter
Agak tinggi bergambut, handil, saka, anak sungai, semak, pasang surut Landai, sebagian terendam air
Tanaman Pinang,Kelapa Mangga, jingah, Nangka, Cempedak Pisang, Sirih Durian, Karet, jingah,langsat, sagu, hambalitan, rasak,, kapur naga, rangas, katiau
Padi,karet, pisang, pinang, sirih, nangka, rotan, langsat , durian, ubi kayu, sayuran, purun, salak, cempedak, kalakai [paku], sagu
Kahui, Jelutung, Pohon madu, garunggang, Kalaban, meranti rawa, purun, bengaris, tarantang, tutup kabala, ramin, belangiran, rahanjang, tumih, jintan, martibo
Binatang Patin, Baung, Saluang, lawang, udang
Anjing,Babi Ayam,Bebek, beberapa jenis burung, Ular kucing
Behao, lele, toman, papuyu, sepat, Rusa, Beruang, Menjangan, Babi hutan, Kancil, ular, owa- owa, Kukang, Trenggiling, burung tingang, orang utan
Jenis tanah Kuning, coklat Coklat dan gembur Hitam, coklat, gambut, gembur Coklat dan gembur
Penggunaan Mencari ikan, MCK, karamba ikan, jalur transportasi
Tempat tinggal, kantor dan sekolah, membuat kolam ikan, kebun sayur dan buah,
Berladang, kebun karet, jalur transportasi [handil], kebun buah, beje, pertanian, kebun rotan, menangkap ikan
Mencari kayu, obat, purun, ikan
Kepemilikan komunal Komunal Kelompok, Individu Komunal / milik Negara / adat
Apa itu Handel ?
/perikanan secara kolektif untuk pemenuhan sumber pangan dan
produksi secara berkelanjutan.
dijadikan parit memanjang hingga 2-3 kilometer menjorok ke
hulu. Pada sisi kiri - kanan handel dijadikan masyarakat tempat
untuk lokasi ladang, kebun karet, dan kebun buah. Handel
dipimpin oleh seorang kepala handel dan dibantu oleh kepala
padang.
Handel ada di beberapa wilayah Kalimantan Selatan dan hingga
ke Kalimantan Timur. Handel juga merupakan sarana transportasi
menuju lokasi ladang, kebun dan untuk mencari ikan.
Lokasi handel : 5 desa Kecamatan Kahayan hilir, kabupaten pulang pisau, terdampak
bukaan eks proyek PLG 1 juta hektar tahun 1996, pembukaan kanal SPU dan SPI,
terdampak kebakaran hutan dan illegal logging
Handel merupakan sebuah konsep lokal yang dilakukan oleh
masyarakat dalam memanfaatkan gambut atau petak sahep
untuk wilayah pertanian / perkebunan kolektif dalam
pemenuhan sumber pangan dan produksi secara berkelanjutan.
Wilayah handel merupakan : daerah pasang surut, rerata
kedalaman gambut ≤ 1,0 meter (gambut tipis/dangkal), system
pengaturan tata air (tatas, tabat).
Untuk lokasi perladangan/perkebunan dengan
pada ketebalan gambut dan bahan mineral di bawahnya.
Berdasarkan pemetaan tahun 2015 yang dilakukan oleh
POKKER SHK pada 5 desa kecamatan Kahayan hilir dan
Jabiren Raya, terdapat 110 Handel, sungai, saka.
Sebelumnya dalam Perda nomor 8/2003 tentang RTRWP
Kalimantan Tengah disebutkan dengan Kawasan Handil Rakyat
(KHR) di Kabuapaten Kapuas (kecamatan Palingkau).
Ada apa di Handel ?
Kebun Karet, Kebun Buah, Kebun sayuran, bambu,
rotan, purun
kolam ikan
rebung, pakis dan pakuan, jamur,
Pada wilayah hulu handel ; resapan air (konservasi),
Gambut dalam, Hutan dan Rawa gambut, HHBK, lokasi
berburu.
kelompok - Desa
Bantilung, Kulat Karitip, Kulat Puti, Kulat siau, Kulat
Mangkuk, Kulat pantik baung,
Sayuran ; Bakung Rawa (Hanguana malayana), Kalakai
(Stenochlaena palustris), bajei, sulur, umbut uwei,
umbut humbang, Taya (Nuclea sp.), Tapakan, teken
parei.
Jenis Ikan :Behau (gabus), Pentet (lele), Sasapat,
Bapuyu (betuk), Miau, Karandang,, Saluang, Kalatau,
Kakapar, Patung,, Buntal,
manggis, kuini,
(manyanggar).
pengeringan bekas tebangan.
membuat tatas (sekat bakar) dilakukan secara bersama
dengan warga pemilik ladang berbatasan untuk menjaga
api agar tidak merambat ke kebun disekitar lahan
perladangan.
laki-laki dan perempuan secara bersama dengan sistem
gotong royong dengan warga yang lain (Handep Hapakat).
Mambawau (Desember – Januari) ; membersihkan gulma
(rumput), menanam jenis sayuran dan umbian, marabun.
Mangetem (Maret_april) ; Panen padi, dilakukan bersama
(handep), upacara adat.
Food Estate di Kalimantan Tengah
Merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), Pola investasi bersama Kementrian BUMN, berlokasi di eks Proyek PLG 1 Juta Hektar.
Berada Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Diversifikasi pangan dengan luas 164.598 Hektar
Program Intensifikasi seluas 85.456 hektar dan Ekstensifikasi seluas 79.142 hektar.
Sudah ada 85.500 hektar lahan fungsional yang digunakan untuk berproduksi setiap tahun, dan 79.500 hektar perlu pembersihan (land clearing) tanpa dilakukan cetak sawah baru (Men PUPR).
Rehabilitasi irigasi akan dilakukan secara bertahap tahun 2020 – 2022 dengan perkiraan anggaran Rp.1 triliun
Pengelolaan Wilayah
dan mengurangi keasaman tanah.
Kepemilikan lahan berdasarkan adat ;
Menyediakan berbagai tanaman dan
bakung
pertahankan ; HHBK, Gambut dalam,
Luas pembangunan lebih dari 1 juta hektar,
menghancurkan hutan rawa gambut,
tata air dimana lahan rawa menjadi kering.
Pembukaan dan pengelolaan lahan / tanah :
menggunakan alat berat, pembuatan irigasi,
jalan, pemukiman, pengapuran tanah
dan dalam, kebun masyarakat,
berdampak kebakaran hutan.
pekarangan.
Difasilitasi oleh pemerintah dalam
Sebagian lokasi saat ini menjadi kebun sawit
Dampak Produk unggulan yang berkurang ;
Kelapa (Bahaur), purun (DAS barito),
Beje,Rotan,karet dan buauah
Tahun 1999 : dinyatakan gagal, Keluar Kepres nomor 80 tahun 1999 tentang Pedoman Umum Perencanaan dan Pengelolaan PLG Di kalteng
Tahun 2001 diswastakan dengan dana APBN dengan Rp. 1,6 triliun
Tahun 2007 ; Inpres No 2 / 2007 tentang percepatan rehabilitasi dan revitalisasi Kawasan Eks PLG, Dokumen Rencana di Eks PLG.
Tahun 2008 – 2012 ; Proyek IAFCP (KFCP), 2014 proyek berakhir dengan mengeluarkan Dokumen PTGLD.
Pasca Pembangunan Eks PLG, pada beberapa wilayah membuka lahan pertanian seperti Palingkau – Dadahup pada area pinggir jalan menuju dadahup.
Masyarakat memilih menanam tananam keras seperti karet dan buahan, sengon, sawit.
Pada area yang masih berhutan ; Usulan Perhutanan Sosial (HD dan HTR)
Tahun 2016 ; Restorasi Gambut (Perpres No 1 tahun 2016 tentang BRG)
Persoalan Terhadap Wilayah Handel
Kebakaran hutan dan lahan.
Berkurangnya peran Kepala Handel dalam
pengelolaan wilayah desa, berganti dengan
kelompok tani, sebagian handel tidak berfungsi
aktif.
harus menunggu air pasang
Peruntukan kawasan : sebagian masuk ke dalam
kawasan hutan
satu sumber daya alam yang unik serta
memiliki multifungsi secara ekonomi,
lingkungan.
kebutuhan dan wilayah produksi yang
mendukung ketahanan pangan masyarakat.
pada gambut tipis (dangkal-sedang).
perlu dilakukan identifikasi, karakterisasi
Mempertahankan jenis pangan, tanaman local dan
bibit lokal
Pilihan sawit atau sawah/kebun
transmigrasi, kebun sawit, kebun individu
Sosialisasi proyek ; Padiatapa
Dampak terhadap lingkungan di lokasi FE ;
Kebakaran lahan, gambut dalam, pupuk, insektisida
Terimakasih