KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI...

19
KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA BUNGA JANTAN KELAPA SAWIT DI KEBUN CIMULANG PTPN VIII BOGOR DINI ANGGRAINI FAMUKTI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI...

Page 1: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

i

KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA

BUNGA JANTAN KELAPA SAWIT DI KEBUN CIMULANG PTPN VIII

BOGOR

DINI ANGGRAINI FAMUKTI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

ii

ABSTRAK

DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada Bunga Jantan

Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan

TARUNI SRI PRAWASTI.

Cocopet (Dermaptera) merupakan salah satu ordo dari kelas Insekta yang bersifat omnivora.

Salah satu habitat cocopet adalah pada bunga jantan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari keragaman cocopet pada bunga jantan kelapa sawit. Pengamatan cocopet dilakukan

dengan fix sample method selama 10 menit pada bunga jantan kelapa sawit yang antesis.

Pengamatan dilakukan selama 4 hari dalam setiap bulannya dan diamati selama 3 bulan, yaitu

April, Mei, dan Juni 2012. Selama pengamatan dicatat nama spesies dan jumlah individu cocopet,

serta dilakukan pengukuran unsur cuaca, yaitu suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Hasil

penelitian menunjukkan cocopet pada bunga jantan kelapa sawit terdiri 3 spesies, yaitu

Chelisoches sp., Forficula sp., dan Labia sp. Chelisoches sp. merupakan cocopet dominan yang

ditemukan. Keragaman cocopet pada bunga jantan kelapa sawit tergolong rendah dengan

kemerataan yang sedang (H’= 0,83 dan E= 0,75).

Kata kunci: Dermaptera, Chelisoches sp., Forficula sp., Labia sp., bunga jantan, kelapa sawit.

ABSTRACT

DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Diversity of Earwigs (Order Dermaptera) in Male Flowers of Oil

Palm in Cimulang Plantation PTPN VIII Bogor. Supervised by TRI ATMOWIDI and TARUNI

SRI PRAWASTI.

Earwigs (Dermaptera) is omnivorous insect. One of the habitat of the earwigs is in the male

flowers of oil palm. The objective of this research was to study diversity of earwigs in male

flowers of oil palm. The observations were conducted during 10 minutes by fix sample method.

Observation were done in four days per month, ie. April, May, and June 2012. Species and

individual number of earwigs were recorded. The weather elements, ie. temperature, humidity, and

light intensity were measured. Results showed that earwigs in male flowers of oil palm consist of

three species, namely Chelisoches sp., Forficula sp., and Labia sp. C. morio was the dominant

earwig in male flowers of oil palm. Diversity of earwigs in male flowers of oil palm was low (H '=

0,83 and E = 0,75).

Key words: Earwigs, Chelisoches sp., Forficula sp., Labia sp., male flowers, oil palm.

Page 3: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

iii

KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA

BUNGA JANTAN KELAPA SAWIT DI KEBUN CIMULANG PTPN VIII

BOGOR

DINI ANGGRAINI FAMUKTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 4: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

iv

Judul : Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada Bunga Jantan

Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor

Nama : Dini Anggraini Famukti

NIM : G34080104

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tri Atmowidi, M.Si

NIP. 19670827 199303 1003

Dra. Taruni Sri Prawasti, M. Si

NIP. 19551130 198303 2 003

Diketahui,

Ketua Departemen Biologi

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si

NIP. 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus:

Page 5: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga

karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul “Keanekaragaman Cocopet (Ordo

Dermaptera) pada Bunga Jantan Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor” ini

dilaksanakan mulai April sampai Juli 2012. Penelitian ini dilaksanakan atas izin dari perkebunan

kelapa sawit Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Tri Atmowidi, M.Si. dan Dra. Taruni Sri Prawasti,

M.Si. atas bimbingan dan arahan yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Dr. Utut Widyastuti, M.Si. selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan yang telah bersedia

menguji dan memberikan saran saat ujian dan penulisan karya ilmiah. Ucapan terima kasih khusus

disampaikan penulis kepada keluarga tercinta bapak (Fatchul Mu’is), mama (Titik Subekti), dan

adik (Fajar Kusuma Putra) yang telah memberikan doa, kasih sayang, serta dukungan baik moril

maupun materil.Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Agus, Bapak Uwis, serta

seluruh pegawai PTPN VIII, AFD II Toge, Kebun Cimulang Bogor atas bantuannya selama

pengamatan di lapangan, Ibu Tini, Ibu Ani, teman-teman dan dosen di Laboratorium Zoologi, atas

bantuan dan saran selama penulis melakukan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada teman-teman khususnya di Biologi angkatan 45 dan keluarga besar OWA yang telah

memberikan banyak pelajaran dan pengalaman berharga.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Bogor, Januari 2013

Dini Anggraini Famukti

Page 6: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 1 Maret 1990 dari pasangan

Fatchul Mu’is dan Titik Subekti. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Dahlia pada tahun 2002, SMPN 1 Ciputat

pada tahun 2005, dan SMAN 1 Ciputat pada tahun 2008. Setelah itu, penulis melanjutkan

pendidikan tinggi pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.

Penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Vertebrata pada

tahun 2012. Penulis aktif sebagai anggota OWA (salah satu divisi Himabio) sejak tahun 2009

hingga sekarang. Penulis juga aktif dalam beberapa kepanitiaan kegiatan kampus seperti Biologi

Interaktif, MPD Biologi, Penanaman Seribu Pohon, dan Pradiklat dan Diklat OWA angkatan 12.

Selama menepuh studi di Departemen Biologi, penulis melakukan penelitian studi lapang di

Taman Wisata dan Cagar Alam Pangandaran pada tahun 2010 mengenai Bakteri Metanotrof dan

praktik lapang di Unit Peternakan Darul Fallah Ciampea mengenai Produksi Susu Kambing pada

tahun 2011.

Page 7: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii

PENDAHULUAN................................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAHAN DAN METODE ..................................................................................................... 1 Waktu dan Tempat ............................................................................................................ 1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 1 Metode .............................................................................................................................. 1

HASIL ................................................................................................................................... 2 Keragaman Cocopet pada Bunga Jantan Kelapa Sawit .................................................... 2 Hubungan Jumlah Individu Cocopet dan Unsur Cuaca .................................................... 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5

SIMPULAN .......................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 6

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 8

Page 8: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

DAFTAR TABEL Halaman

1 Spesies dan jumlah individu cocopet yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit

pada bulan April, Mei, dan Juni ........................................................................................ 3

2 Spesies dan jumlah individu cocopet yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit.

Angka tersebut merupakan rata-rata individu dari 18 kali pengamatan ............................ 3

3 Indeks kesamaan Sorenson kuantitatif cocopet yang ditemukan antar bulan pengamatan 4

4 Data unsur cuaca di lokasi pengamatan pada bulan April, Mei, dan Juni 2012 ................ 4 5 Korelasi Pearson antara unsur cuaca dengan rata-rata jumlah individu cocopet ............... 5

DAFTAR GAMBAR Halaman

1 Dermaptera yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit: Chelisoches sp. (a),

Forficula sp. (b), Labia sp. (c) .......................................................................................... 3

2 Scatter plot jumlah serangga dalam kaitannya dengan suhu udara (a), kelembapan nisbi

(b), dan intensitas cahaya (c) ............................................................................................. 4

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1 Peta lokasi penelitian PTPN VIII AFD II Kebun Cimulang, Bogor .................................. 9

2 Istilah-istilah (glossary) bagian tubuh pada cocopet ......................................................... 10

Page 9: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cocopet (Dermaptera) merupakan salah

satu ordo dari kelas Insekta yang dicirikan

dengan panjang tubuh 5-35 mm, tubuh pipih,

ramping, berwarna hitam atau cokelat, antena

filiform, mata majemuk berkembang baik, dan

adanya forcep pada bagian belakang tubuhnya

(Elzinga 2004). Karakteristik utama ordo

Dermaptera adalah sayap belakang yang

telipat dan cerci seperti penjepit (forcep)

(Haas & Kukalova-Peck 2001). Sayap

Dermaptera tidak digunakan untuk terbang,

melainkan hanya untuk menutupi tubuhnya

(Pracaya 2007). Dermaptera merupakan

serangga omnivora yang dapat berperan

sebagai predator (Mourir 1986). Cocopet

memakan sayuran yang membusuk,

terkadang tumbuh-tumbuhan hidup, dan

beberapa spesies sebagai pemangsa atau

predator serangga lainnya (Borror et al. 1996).

Perilaku menangkap mangsa dilakukan

dengan mengarahkan forcep ke mulut dengan

melengkungkan abdomen di atas kepala.

Cocopet mengalami metamorfosis tidak

sempurna (hemimetabola) dan aktif pada

malam hari (Elzinga 2004).

Burr (1910) melaporkan ordo Dermaptera

terbagi atas 5 famili, yaitu Apachyidae,

Pygidicranidae, Labiduridae, Labiidae, dan

Forficulidae. Kemudian, Engel & Haas (2007)

melaporkan ordo Dermaptera terdiri atas 16

famili, yaitu Protodiplatydae, Dermapteridae,

Diplatyidae, Semenoviolidae, Tranodermati-

dae, Anisolabididae, Pygidicranidae, Labidu-

ridae, Apachyidae, Karschiellidae, Arixenii-

dae, Hemimeridae, Chelisochidae, Spongi-

phoridae, Forficulidae, dan Ocellidae. Sekitar

2000 spesies Dermaptera telah dideskripsikan

(Sakai 1996). Menurut Haas & Matzke

(2005), famili yang ditemukan di Indonesia

adalah Anisolabididae, Chelisochidae, Forfi-

culidae, Labiduridae, Pygidicranidae, dan

Spongiphoridae.

Kusumawardhani (2011) melaporkan

selain kumbang (Coleoptera), bunga jantan

kelapa sawit di kebun Cikasungka dikunjungi

juga oleh serangga ordo Diptera, Dermaptera,

dan Hymenoptera. Kelapa sawit merupakan

salah satu tanaman yang penyerbukannya

dibantu oleh kumbang Elaeidobius

kamerunicus. Salah satu habitat dari anggota

Dermaptera ialah pada buah kelapa sawit yang

padat (Kalshoven 1981). Dermaptera pada

kelapa sawit dapat berperan sebagai predator

yang memangsa larva E. kamerunicus,

sehingga dapat menurunkan populasi

kumbang tersebut. Cocopet Euborellia

annulata Fabricus (Anisolabididae)

dilaporkan memangsa telur dan larva

Helicoverpa armigera pada tanaman kapas

(Nurindah & Bindra 1988). Serangga predator

dapat berperan dalam pengendalian hayati

(Tjahjadi 1989).

Cocopet memiliki sebaran geografi yang

luas dari daerah beriklim sedang sampai

tropik (Eberhard & Gutierrez 1991; Chinery

1993). Penyebaran Dermaptera di Indonesia

meliputi Sumatra, Jawa, Sulawesi,

Kalimantan, dan Papua (Haas & Matzke

2005). Daerah dengan curah hujan dan

kelembapan tinggi umumya banyak

ditemukan cocopet (Weems & Skelley 1998).

Penelitian tentang Dermaptera pada bunga

kelapa sawit di Cimulang belum pernah

dilaporkan, sehingga penelitian tentang

keragaman Dermaptera pada bunga jantan

kelapa sawit perlu dilakukan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

keragaman cocopet (ordo Dermaptera) pada

bunga jantan kelapa sawit.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari April

sampai Juli 2012 di perkebunan kelapa sawit

Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara

(PTPN) VIII, Afdeling (AFD) II Toge, Kebun

Cimulang Bogor. Identifikasi spesimen

serangga dilakukan di Laboratoriun

Biosistematika dan Ekologi Hewan,

Departemen Biologi, Fakultas MIPA, IPB.

Alat dan Bahan

Bahan utama yang digunakan ialah bunga

jantan kelapa sawit dan etanol 70%. Alat-alat

yang digunakan, yaitu tabung koleksi, kuas,

pinset, kertas label, kamera, cawan petri,

Environment Meter (4 in 1 Digital

Anemometer, Humidity Meter, Light Meter,

and Thermometer), dan mikroskop stereo.

Metode

Pengamatan Cocopet. Pengamatan cocopet

dilakukan pada bunga jantan kelapa sawit

yang sedang antesis 50-100 %, selama 4 hari

dalam setiap bulannya, yaitu April, Mei, dan

Juni 2012. Pengamatan cocopet dilakukan

dengan fix sample method (Dafni 1992)

selama 10 menit, dalam tiga periode waktu,

Page 10: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

2

yaitu pagi (pukul 08.00-10.00), siang (11.00-

13.00), dan sore hari (14.00-16.00). Setiap

periode waktu dilakukan 6 kali pengamatan,

sehingga dalam satu hari dilakukan 18 kali

pengamatan. Selama pengamatan, dicatat

nama spesies dan jumlah individu cocopet.

Beberapa individu spesies cocopet yang

diamati, dikoleksi untuk diidentifikasi di

laboratorium. Selama pengamatan cocopet,

dilakukan juga pengukuran unsur cuaca, yaitu

suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya.

Pengawetan dan Determinasi Cocopet.

Spesimen cocopet diawetkan secara basah

dalam etanol 70% (Boror et al. 1996).

Determinasi serangga dilakukan di

Laboratorium Biosistematika dan Ekologi

Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA,

IPB. Determinasi serangga berdasarkan Burr

(1910) dan Borror et al. (1996).

Analisis Data. Spesies cocopet yang

didapat dideskripsikan. Keragaman cocopet

dihitung berdasarkan indeks Shannon dan

nilai kemerataan (evenness/ E) (Krebs 1989).

Kesamaan cocopet pada bunga jantan kelapa

sawit antar periode pengamatan (April, Mei,

dan Juni) dihitung dengan indeks kesamaan

Sorenson kuantitatif (Magurran 1987).

Rumus-rumus yang digunakan ialah:

H’ = -∑ Pi ln Pi CN = 2jN /(aN+bN)

Pi = ni/N

E = H’/ln S

H’ :indeks keragaman Shannon

ni :jumlah individu dalam takson ke-i

N :jumlah total individu dalam semua

takson

E :indeks kemerataan

S :jumlah genus

CN :indeks kesamaan Sorenson

jN :jumlah individu spesies terendah yang

ditemukan pada bulan a dan b

aN :jumlah individu spesies yang ditemukan

pada bulan a

bN :jumlah individu spesies yang ditemukan

pada bulan b.

Hubungan antara jumlah individu Dermaptera

dengan unsur cuaca dianalisis dalam scatter

plot dan korelasi Pearson dengan program

SPSS 16.0.

HASIL

Keragaman Cocopet pada Bunga Jantan

Kelapa Sawit

Cocopet yang ditemukan pada bunga

jantan kelapa sawit terdiri 3 spesies, yaitu

Chelisoches sp., Forficula sp., dan Labia sp.

Cocopet tersebut termasuk dalam famili

Chelisochidae, Forficulidae, dan Labiidae.

Chelisoches sp. memiliki ciri-ciri: tubuh

terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen;

panjang tubuh sekitar 2 cm; antena terdiri atas

18 ruas, ruas ke-13 dan ke-14 berwarna krem;

kepala hitam; pronotum hitam, bagian

posterior membulat; elytra hitam; sayap

berwarna hitam kecokelatan; abdomen terdiri

atas 6 ruas, bagian dorsal hitam, bagian

ventral hitam; tungkai berwarna hitam, tarsus

berwarna cokelat; pigidium jelas terlihat;

forcep di posterior abdomen, ujung forcep

melengkung ke arah dalam (Gambar 1a).

Forficula sp. memiliki ciri-ciri: tubuh

terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen;

panjang tubuh sekitar 3 mm, tubuh berwarna

cokelat kekuningan; antena terdiri atas 10

ruas; kepala berwarna hitam; pronotum

kekuningan, berbentuk kotak; abdomen terdiri

atas 9 ruas; tungkai coklat kekuningan, tarsus

kekuningan; pigidium jelas terlihat; forcep di

posterior abdomen (Gambar 1b).

Labia sp. memiliki ciri-ciri: tubuh terdiri

atas kepala, toraks, dan abdomen; panjang

tubuh sekitar 3 mm, tubuh berwarna cokelat;

antena terdiri atas 7 ruas; kepala berwarna

cokelat; pronotum berwarna cokelat

kekuningan; abdomen terdiri atas 9 ruas;

pangkal femur berwarna kehitaman, tarsus

kekuningan; pigidium jelas terlihat; forcep di

posterior abdomen dan ramping (Gambar 1c).

Selama 3 bulan pengamatan di kebun

Cimulang, Chelisoches sp. merupakan

cocopet yang paling banyak ditemukan.

Chelisoches sp. ditemukan paling banyak

pada bulan April (301 individu) diikuti bulan

Juni (254 individu), dan bulan Mei (102

individu). Forficula sp. hanya ditemukan pada

bulan April (98 individu), tidak ditemukan

pada bulan Mei dan Juni. Labia sp. ditemukan

paling banyak pada bulan Mei (198 individu)

diikuti bulan Juni (38 individu) dan April (35

individu) (Tabel 1). Rata- rata jumlah individu

cocopet selama 18 kali pengamatan ialah

Chelisoches sp. (36,55 individu), Labia sp.

(14,94 individu), dan Forficula sp. (4,38

individu). Secara umum, indeks keragaman

cocopet pada bunga jantan kelapa sawit

sebesar 0,83. Indeks keragaman cocopet pada

siang hari (H’ = 0,83, E = 0,76) relatif sama

Page 11: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

3

dengan pagi dan sore hari (H’ = 0,82) (E =

0,75 dan 0,74) (Tabel 2). Berdasarkan nilai

indeks kesamaan Sorenson, kesamaan cocopet

antara bulan April dan Mei sebesar 0,75, April

dan Juni sebesar 0,74, dan Mei dan Juni

sebesar 0,98 (Tabel 3).

Tabel 1 Spesies dan jumlah individu cocopet yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit pada

bulan April, Mei, dan Juni

Famili

Spesies

Jumlah individu

April Mei Juni Total

Chelisochidae

Chelisoches sp. 301 102 254 657

Forficulidae

Forficula sp. 98 - - 98

Labiidae

Labia sp. 35 196 38 269

H’ 0,79 0,64 0,38 0,86

E 0,72 0,58 0,35 0,78

Tabel 2 Spesies dan jumlah individu cocopet yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit.

Angka tersebut merupakan rata-rata individu dari 18 kali pengamatan

Famili

Spesies

Rata-rata individu

Pagi Siang Sore Total

Chelisochidae

Chelisoches sp. 12,55 10,89 13,11 36,55

Forficulidae

Forficula sp. 1,33 1,38 1,67 4,38

Labiidae

Labia sp. 5,72 4,44 4,78 14,94

H’ 0,82 0,83 0,82 0,83

E 0,75 0,76 0,74 0,75

(a) (b) (c)

Gambar 1 Dermaptera yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit di kebun Cimulang:

Chelisoches sp. (a), Forficula sp.(b), Labia sp.(c).

Page 12: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

3

Tabel 3 Indeks kesamaan Sorenson kuantitatif cocopet yang ditemukan antar bulan pengamatan

April Mei Juni

April 1 0,75 0,74

Mei 0,75 1 0,98

Juni 0,74 0,98 1

Hubungan Jumlah Individu Cocopet dan

Unsur Cuaca

Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi

pengamatan, suhu udara berkisar 27,00-34,90 oC, kelembapan udara berkisar 56,60 %-88,20

%, dan intensitas cahaya berkisar 652-19.060

lux (Tabel 4). Rata-rata jumlah cocopet pada

bunga jantan kelapa sawit paling banyak

ditemukan pada kisaran suhu udara 28-30 OC,

kelembapan nisbi udara 60-80%, dan

intensitas cahaya 0-5.000 lux (Gambar 2).

Berdasarkan analisis, suhu udara,

kelembapan nisbi, dan intensitas cahaya tidak

memiliki korelasi terhadap rata-rata jumlah

individu cocopet (r = 0,061, p = 0,612; r =

0,021, p = 0,864; dan r = 0,104, p = 0,384)

(Tabel 5).

Tabel 4 Data unsur cuaca di lokasi pengamatan pada bulan April, Mei, dan Juni 2012

Keterangan: Nilai di dalam tabel merupakan nilai rata-rata setiap unsur cuaca dan angka di dalam

kurung merupakan nilai minimum dan maksimum

Gambar 2 Scatter plot jumlah individu cocopet dalam kaitannya dengan suhu udara (a),

kelembapan nisbi (b), dan intensitas cahaya (c).

Unsur cuaca Bulan (2012)

April Mei Juni

Suhu udara (oC) 30,53 (27,00-33,70) 31,52 (28,20-34,90) 30.67 (27,10-33,90)

Kelembapan nisbi (%) 73,55 (61,20-87,20) 69,67 (56,60-83,30) 73,65 (61,90-88,20)

Intensitas cahaya (lux) 5406,04 (818-18.570) 4927,79 (903-19.060) 3112,38 (652-10.580)

4

Page 13: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

3

Tabel 5 Korelasi Pearson antara unsur cuaca dengan rata-rata jumlah individu cocopet

Unsur cuaca Korelasi dan nilai Signifikansi

Korelasi Pearson (r) Signifikansi (p)

Suhu udara 0,061 0,612

Kelembapan nisbi 0,021 0,864

Intensitas cahaya 0,104 0,384

PEMBAHASAN

Cocopet yang ditemukan pada bunga

jantan kelapa sawit di kebun Cimulang terdiri

3 spesies yang termasuk dalam tiga famili,

yaitu Chelisochidae, Forficulidae, dan

Labiidae. Tiga spesies tersebut yaitu,

Chelisoches sp., Forficula sp., dan Labia sp.

Di kebun Cikasungka, Kusumawardhani

(2011) melaporkan 2 spesies cocopet, yaitu

Diplatys dan Forficula. Diplatys tidak

ditemukan pada penelitian ini. Perbedaan

lokasi pengamatan dan perbedaan waktu

pengamatan kemungkinan menyebabkan

perbedaan spesies cocopet yang didapatkan.

Pengamatan cocopet pada penelitian ini

dilakukan pada tiga perode waktu, yaitu pagi,

siang, dan sore hari, sedangkan pengamatan

cocopet oleh Kusumawardhani (2011) hanya

dilakukan di pagi hari.

Berdasarkan Krebs (1989), indeks

keragaman cocopet pengunjung yang diamati

tergolong kategori rendah (H’<1) dan

penyebaran yang merata (E = 0,61-0,80). Nilai

indeks kesamaan Sorenson kuantitatif cocopet

antar bulan pengamatan berkisar 74%-98%.

Kesamaan cocopet antara bulan Mei-Juni

memiliki nilai yang paling besar (98%). Hal

ini kemungkinan karena pengamatan cocopet

pada bulan tersebut dilakukan pada bunga

jantan kelapa sawit yang lokasinya

berdekatan. Pengamatan pada bulan April-Juni

nilai kesamaannya rendah (74%)

kemungkinan karena lokasi pengamatan

cocopet yang berjauhan.

Jumlah individu cocopet yang paling

banyak ditemukan selama 3 bulan pengamatan

adalah Chelisoches sp. Cocopet ini bersifat

nokturnal. Namun, hasil pengamatan

menunjukkan Chelisoches sp. juga banyak

ditemukan pada pagi dan siang hari. Haas &

Gorb (2004) melaporkan C. morio merupakan

spesies yang sangat aktif dan bersifat diurnal,

sehingga cocopet dari genus ini dapat banyak

ditemukan pada pagi dan siang hari.

Chelisoches sp. umumnya berwarna hitam,

tarsus dan sayap berwarna kecoklatan

(Srivastava 1976). Selain di perkebunan,

Chelisoches sp. dapat ditemukan pada

dedaunan dan kulit kayu di hutan (Haas &

Gorb 2004). Penyebaran cocopet ini meliputi

wilayah Asia tropis dan Australia (Burr 1910).

Borror et al. (1996) melaporkan

Chelisochidae biasa disebut cocopet hitam

(black earwig) berasal dari daerah tropik. Alouw (2007) melaporkan bahwa C. morio

berpotensi dikembangkan sebagai agens

pengendali hayati Brontispa longissima yang

menyerang tanaman kelapa. Cocopet ini

mampu memangsa larva, pupa, dan imago B.

longissima.

Spesies cocopet lain yang ditemukan

adalah Forficula. Cocopet spesies ini paling

banyak ditemukan pada sore hari. Cocopet ini

bersifat nokturnal, sehingga aktivitasnya

banyak terjadi di sore hari. Menurut Borror et

al. (1996) Forficulidae disebut juga cocopet

berekor duri atau cocopet Eropa. Salah satu

spesies dari famili ini adalah F. auricularia.

Buxton (1974) melaporkan F. auricularia

merupakan predator penting yang dapat

memangsa telur dan tahap aktif dari

Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan

Homoptera. F. auricularia dilaporkan sebagai

serangga predator di areal perkebunan apel

(He et al. 2008), kiwi (Logan et al. 2007),

jeruk (Kallsen 2006), dan ceri (Stutza 2011).

F. auricularia dilaporkan memiliki efisiensi

yang tinggi sebagai pengendali hayati

Dasineura mali (Diptera) sebagai hama

tanaman apel di Selandia Baru (He et al.

2008). Selain sebagai predator, cocopet dari

famili Forficulidae juga dilaporkan berperan

sebagai serangga detritivor di lahan

persawahan (Rizali et al. 2002). Penyebaran

spesies ini meliputi Eropa, Afrika, dan Asia

(Burr 1910).

Anggota Dermaptera lain yang ditemukan

adalalah Labia sp. Cocopet ini bersifat

nokturnal. Dalam penelitian ini, Labia sp.

paling banyak ditemukan pada pagi hari.

Menurut Herlinda et al. (2004), Labia sp.

merupakan salah satu arthropoda predator

yang dapat ditemukan di areal persawahan.

Mourir (1986) juga melaporkan bahwa L.

minor ditemukan di kotoran. Burr (1910)

melaporkan Labia sp. bersifat kosmopolitan

yang ditemukan hampir di seluruh dunia.

Page 14: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

6

Spesies ini banyak ditemukan di Asia Tropis.

Berdasarkan analisis, ketiga unsur cuaca

yang diukur tidak berpengaruh terhadap

cocopet pada bunga jantan kelapa sawit.

Diantara ketiga unsur cuaca yang diukur,

intensitas cahaya mempunyai korelasi paling

besar terhadap jumlah individu cocopet (r =

0,104, p = 0,384). Burr (1910) melaporkan

cocopet merupakan serangga yang tertarik

pada cahaya walaupun cocopet bersifat

nokturnal.

Aktivitas serangga dapat dipengaruhi oleh

suhu lingkungan yang ditempatinya. Menurut

Krebs (1978) suhu mempengaruhi sebaran

geografis suatu spesies, laju pertumbuhan,

dan migrasi serangga. Serangga akan mati

pada suhu di atas 44 oC (Chapman 1982).

Suhu mempengaruhi kemampuan serangga

dalam menghasilkan keturunan dan kematian

(mortalitas) (Natawigena 1990). Kisaran suhu

optimal serangga bervariasi berdasarkan

spesiesnya (Nayar et al. 1981). Cocopet L.

minor dapat berkembang baik pada suhu 18-

25 oC (Mourir 1986) sedangkan E. annulata

(Anisolabididae) dapat berkembang dengan

baik pada suhu 27.9-30 oC (Nonci 2005).

Cocopet yang ditemukan pada bunga jantan

kelapa sawit di Cimulang umumnya pada

kisaran suhu 28-30 OC.

Kelembapan mempengaruhi preferensi

serangga terhadap tempat hidupnya. Serangga

membutuhkan kelembapan tertentu yang

sesuai bagi perkembangannya. Umumnya,

serangga membutuhkan kelembapan tinggi

bagi tubuhnya yang dapat diperoleh langsung

melalui udara dan tanaman yang mengandung

air (Krebs 1978). Cocopet E. annulata

(Anisolabididae) dapat berkembang dengan

baik pada kelembapan 76.7-92.3 % (Nonci

2005). Cocopet umumnya yang ditemukan

pada bunga jantan kelapa sawit di Cimulang

pada kisaran kelembapan 60-80%.

Berdasarkan hasil analisis, suhu dan

kelembapan memiliki korelasi yang rendah

terhadap rata-rata jumlah individu cocopet.

Cocopet sebagian besar bersifat nokturnal

sehingga aktivitasnya lebih banyak dilakukan

ketika intensitas cahaya rendah.

Selain suhu dan kelembapan, cahaya juga

berpengaruh terhadap aktivitas serangga.

Cahaya mempengaruhi aktivitas mencari

makan serangga. Intensitas cahaya dan rata-

rata jumlah individu cocopet berkorelasi

positif walaupun secara statistik tidak

signifikan. Pada lebah dilaporkan

meningkatnya intensitas cahaya meningkatkan

jumlah individu lebah yang mencari makan

(foraging) (Klein et al. 2004).

SIMPULAN

Di bunga jantan kelapa sawit Kebun

Cimulang, Bogor diamati tiga spesies cocopet,

yaitu Chelisoches sp., Forficula sp., dan Labia

sp. Chelisoches sp. merupakan cocopet yang

dominan pada bunga jantan kelapa sawit.

Keragaman cocopet di kebun tersebut

tergolong rendah. Faktor lingkungan yang

diukur, suhu, kelembapan, dan intensitas

cahaya tidak berkorelasi terhadap jumlah

individu Dermaptera.

DAFTAR PUSTAKA

Alouw JC. 2007. Kemampuan memangsa

predator Chelisoches morio terhadap hama

kelapa Brontispa longissima. Buletin

Palma No. 3.

Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996.

Pengenalan Pelajaran Serangga Ed. ke-6.

Yoyakarta: Gadjah Mada Univ Pr.

Brindle A. 1976.The Dermaptera of New

Caledonia. Pac Insects 17:61-86.

Burr M. 1910. The Fauna of British India:

Dermaptera. London: Fleet Street.

Buxton JH. 2004. The biology of European

earwig, Forficula auricularia L. with

reference to its predatory activities on the

damson-hop aphid, Phorodon humuli

(shrank) [tesis]. University of London.

Chapman RF. 1982. The Insect: Structure and

Function. 3rd

ed. Cambridge: Harvard

Univ Pr.

Chinery M. 1993 Insects of Britain &

Northern Europe. London: Harper Collins.

Dafni A. 1992. Pollination Ecology: A

Practical Approach. Oxford: Oxford Univ

Pr.

Eberhard WG, Gutierrez EE. 1991. Male

dimorphisms in beetles and earwigs and

the question of developmental constraints.

Evolution 45:18–28.

Elzinga RJ. 2004. Fundamentals of

Entomology 6th

Edition. New Jersey:

Perason Education Inc.

Engel M, Haas F. 2007. Family-group names

for earwigs (Dermaptera). American

Museum Novitate.New York, 20 pp.

Haas F, Gorb S. 2004. Evolution of locomory

attachment pads in the Dermaptera

(insect). Arthropod Struc Dev 33:45-66.

Haas F, Matzke D. 2005. Schizoproreus

vulcanus, a new species of earwig

(Dermaptera: Chelisochidae) from

Sulawesi and a checklist of Sulawesian

Dermaptera. Entomol Zeitschrift 115:1-4.

Page 15: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

Haas F, Kukalova-Peck J. 2001. Dermaptera

hindwing structure and folding: new

evidence for familial, ordinal, and

superordinal relationships with Neoptera

(insect). Eur J Entomol 98:445-509.

Herlinda S, Sosromarsono RS, Kartosuwondo

U, Siswadi, Hidayat P. 2004. Artropoda

predator penghuni ekosistem persawahan

di daerah Cianjur, Jawa Barat. J Entomol

Indonesia 1:9-15.

He XZ, Wang Q, Xu J. 2008. European earwig

as a potential biological control agent of

apple leaf-curling midge. New Zealand

Plant Protec 61:343-349.

Kallsen C. 2006. Earwigs flying under the

radar of many citrus pest control advisors.

Tropics in Subtropics News Letter 4:3-4.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in

Indonesia. Laan PA van der, penerjemah.

Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve.

Terjemahan dari: De Plagen van de

Cultuurgewassen in Indonesie.

Klein AM, Steffan-Dewenter I, Tscharnke T.

2004. Foraging trip duration and density of

megachilid bees, eumenid wasps and

pompilid wasps in tropicalagroforestry

systems. J An Ecol 73:517–525.

Krebs. 1978. Ecology: The Experimenral

Analysis of Distribution and Abudance. 3rd

ed. New York: Harper and Row.

Krebs. 1989. Ecological Methodology. New

York: Harper and Row.

Kusumawardhani G. 2011. Keragaman

serangga pengunjung bunga jantan kelapa

sawit (Elaeis guineesis Jacq.) [skripsi].

Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Logan DP, Maher BJ, Connolly PG, Pettigrew

MJ. 2007. Effect of cardboard shelter traps

on predation of diaspidid scale insects by

european earwigs, Forficula auricularia,

in kiwifruit. New Zeal Plant Prot 60:241-

248.

Magurran AE. 1987. Ecological Diversity and

Its Measurement. New Jersey: Princeton

Univ Pr.

Mourir, H., 1986. Notes on the life history of

Labia minor (L.) (Dermaptera), a potential

predator of housefly eggs and larvae

(Diptera, Musca domestica L.). Entomol

Medd 53:143–148.

Natawigena H. 1990. Pengendalian Hama

Terpadu (Integrated Pest Control).

Bandung: Armico.

Nayar et al. 1981. Peramalan Penyakit

Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbitan

Bersama.

Nonci N. 2005. Biology and intrinsic growth

rate of earwig (Euborellia annulata). Ind J

of Agricult Sci 6:1-6.

Nurindah dan Bindra OS. 1988.Studies on

biological control of cotton pests.

Industrial Crops Res J 1:59-63.

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Rizali A, Buchori D, Triwidodo H. 2002.

Keanekaragaman serangga pada lahan

persawahan-tepian hutan: indikator untuk

kesehatan lingkungan. Hayati 9:41-48.

Sakai. 1996. Notes on contemporary

classification of Dermaptera and recent

references on Dermaptera. Di dalam: S.

Sakai, editor. Taxonomy of Dermaptera.

Proceedings of 20th

Congress of

Entomology; Firenze, Italy. hlm 1-10.

Srivastava GK. 1976. Studies on the

Dermaptera of the Philippines. Pac Insects

17:99-138.

Stutza S, Entlinga MH. 2011. Effects of the

landscape context on aphid-ant-predator

interactions on cherry trees. Bio Control

57:37-43.

Tjahjadi N. 1989. Hama dan Penyakit

Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

Weems HV and Skelley PE. 1998. European

earwig, Forficula auricularia Linnaeus

(insecta: Dermaptera: Forficulidae)

[artikel]. Florida: Entomology and

Nematoda Departement, University of

Florida.

Page 16: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

LAMPIRAN

Page 17: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

9

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PTPN VIII AFD II Kebun Cimulang, Bogor

Keterangan:

= lokasi pengamatan cocopet

Page 18: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

10

Lampiran 2 Istilah-istilah (glossary) bagian tubuh pada cocopet

Abdomen : Bagian posterior dari tiga pembagian tubuh pada serangga.

Antena : Sepasang embelan yang beruas yang terletak pada kepala, biasanya di antara

atau di bawah mata majemuk.

Cerci : Sepasang organ sensoris pada bagian belakang abdomen.

Dorsal : Bagian atas atau yang teratas; berkaitan dengan punggung atau sisi sebelah

atas.

Elytra : Sepasang sayap bagian depan yang menebal.

Forcep : Anggota tubuh yang terletak pada ujung abdomen yang dapat digerakkan dan

berbentuk seperti penjepit.

Pigidium : Ruas terakhir bagian dorsal dari abdomen.

Pronotum : Sklerit dorsal dari protoraks.

Tarsus : Ruas tangkai dapat dibelakang tibia, terkadang terdiri dari satu atau lebih ruas-

ruas.

Ventral : Bagian bawah atau di bawah, menuju sisi bawah tubuh.

Page 19: KEANEKARAGAMAN COCOPET (ORDO DERMAPTERA) PADA … · 2018-12-17 · ii. ABSTRAK . DINI ANGGRAINI FAMUKTI. Keanekaragaman Cocopet (Ordo Dermaptera) Pada. Bunga Jantan Kelapa Sawit

11