Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

16

Click here to load reader

description

keamanan regional

Transcript of Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Page 1: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

BAB 1

PENDAHULUAN

Perubahan dunia yang begitu cepat di abad ke 21 ini meliputi semua

aspek kehidupan, sehingga mengakibatkan bergesernya berbagai struktur

kehidupan, seperti bergesernya struktur ekonomi kehidupan suatu bangsa,

struktur penduduk, lapangan kerja, struktur sosial budaya sampai pada

berubahnya sistem pertahanan dan keamanan suatu negara. Selain itu, kita

juga memahami bahwa sumber daya manusialah yang menjadi kunci dalam

perkembangan suatu bangsa. Dalam era regionalisasi AFTA 2003, APEC 2010

dan 2020 serta WTO yang berlaku sejak januari 1995, persaingan yang

berpusat pada kualitas sumber daya manusia dirasakan di seluruh penjuru

dunia. Pertumbuhan pola konsumsi dunia semakin terbuka lebar di mana-

mana. Puluhan negara dengan milyaran konsumen dan pekerja serta ribuan

perusahaan yang sebelumnya tertutup di Eropa, Amerika Latin, Asia dan

Afrika, kini sudah menjadi bagian integral dari regionalisasi dan globalisasi

produksi, investasi, pendanaan dan pemasaran.

Dinamika perubahan lingkungan Internasional jelas berimplikasi

langsung dengan ketahanan nasional suatu bangsa. Tidak hanya implikasi

positif, tidak bisa dipungkiri bahwa implikasi negatif juga menyertai dalam

suatu konteks perubahan lingkungan strategis internasional. Implikasi positif

membawa manfaat dalam mendukung cita-cita, tujuan nasional dan

kepentingan nasional, sedangkan implikasi negatif menyebabkan

meningkatkan potensi ancaman bagi kelangsungan hidup negara. Perubahan

lingkungan internasional saat ini semakin sulit untuk diprediksikan, ketidak

teraturan dan ketidakstabilan menjadi hal yang utama menyebabkan sulitnya

memprediksi arah perebuahan dunia internasional mendatang.

Page 2: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi

manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa

persahabatan, persengketaan, permusuhan ataupun peperangan. Adapun

pengertian hubungan internasional menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

Tygve Nathlessen

Hubungan internasional adalah bagian dari ilmu politik, oleh karena itu

komponen hubungan internasional sendiri tak lepas dari Politik internasional,

organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional.

Kenneth W. Thompson

Hubungan internasional merupakan studi tentang rivalitas antar bangsa serta

kondisi-kondisi dan institusi-institusi yang memperbaiki maupun

memperburuk rivalitas tersebut.

Charles A. Mc. Clelland

Hubungan Internasional adalah studi yang mempelajari tentang keadaan-

keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

Mochtar Kusumaatmadja

Hubungan Internasional adalah hubungan antar bangsa dan berkembang

juga kebiasaan-kebiasaan maupun peraturan-peraturan hukum yang mana

merupakan bagian dari kesepakatan bersama.

Tulus Warsito

Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi dari politik luar

negeri yang terdiri dari beberapa negara.

Page 3: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

2.2 Pola Hubungan Antarbangsa

Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:

1. Pola Penjajahan:

Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas

bangsa lain yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis, di mana

negara penjajah membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga

pasar bagi hasil industrinya. Inti dari penjajahan ini adalah penguasaan

wilayah bangsa lain.

2. Pola Ketergantungan:

Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena kekurangan

modal dan tekhnologi untuk membangun negaranya, terpaksa mengandalkan

bantuan negara-negara maju yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan

pada negara-negara maju tersebut. Pola hubungan ini dikenal sebagai neo-

kolonialisme (penjajahan dalam bentuk baru).

3. Pola Hubungan Sama Derajat:

Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola hubungan

yang paling ideal karena berusaha mewujudkan kesejahteraan bersama,

sesuai dengan jiwa sila kedua Pancasila, yang menuntut penghormatan atas

kodrat manusia sebagai makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi,

bentuk negara ataupun sistem pemerintahannya. Politik luar negeri bebas

aktif yang kita pilih menghindarkan bangsa kita jatuh ke paham kebangsaan

yang sempit atau Chauvinisme yang mengagung-agungkan bangsa sendiri

namun memandang rendah bangsa lain. Juga menghindarkan paham

Page 4: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Kosmopolitisme yang memandang seluruh dunia sebagai negeri yang satu

dan sama sehingga mengabaikan negeri sendiri.

Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa Indonesia

menjalin pergaulan dan kerjasama antar bangsa, dipimpin oleh presiden

sebagai kepala negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan

internasional ini presiden dibantu oleh departemen luar negeri yang dipimpin

seorang menteri luar negeri, para duta dan konsul yang diangkat presiden

untuk negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-konsul negara lain yang

diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan konsul ini sesuai dengan

Pasal 13 Undang-Undang Dasar 1945 dipegang oleh presiden dengan

memperhatikan pertimbangan DPR. Dalam menerima duta dan konsul negara

lain, presiden juga harus meminta persetujuan dari kepala negara asal duta

dan konsul tersebut dalam bentuk Surat Kepercayaan (lettre de credance).

2.3 Arti Penting Hubungan dan Kerjasama Internasional.

Menurut Prof. Dr. Kusuma Atmaja, hubungan dan kerjasama antar bangsa

muncul karena tidak meratanya pembagian kekayaan alam dan

perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling

ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena hubungan

dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk

memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan

khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian antar

bangsa di dunia.

2.4 Sarana Hubungan Internasional

Menurut J. Frankel (1980) ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan oleh

negara-negara dalam melakukan hubungan internasional, yaitu: diplomasi,

propaganda, hubungan ekonomi dan militer.

Diplomasi

Page 5: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar

negeri suatu negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain.

Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral

(melibatkan lebih dari dua negara). Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu

yang berkedudukan di ibukota negara, merupakan “otak”nya dan perwakilan

diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima yang merupakan

“panca indera dan penyambung lidahnya.” Dalam mewakili negara dan

bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga fungsi dasar yaitu sebagai

lambang, sebagai wakil yuridis yang sah sesuai hukum internasional dan

sebagai perwakilan politik. Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi

menjadi empat fase pokok diplomasi, yaitu: perwakilan (representation),

perundingan (negotiation), laporan (reporting) dan perlindungan kepentingan

bangsa, negara, dan warga negaranya di luar negeri.

Propaganda

Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi dan

tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum. Ada dua hal

yang membedakan diplomasi dan propaganda: (1)Propaganda ditujukan

kepada rakyat negara tersebut, bukan pemerintahnya. (2) Propaganda

dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat propaganda.

Ekonomi

Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak dilakukan oleh

pemerintah, swasta pun dapat berperanan besar, baik selama masa damai

maupun dalam situasi perang. Semua negara terlibat dalam hubungan

ekonomi untuk mendapatkan barang yang tidak dapat diproduksinya sendiri.

Keuntungan lainnya dari perdagangan internasional adalah diperolehnya

suatu barang melalui sistem produksi yang paling efisien dan murah.

Kekuatan Militer dan Perang

Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai oleh

pemerintah. Bidang militer sangat mempengaruhi diplomasi karena memiliki

kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya diri, sehingga

bisa mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan lawan yang dapat

Page 6: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

mengganggu kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer diperlihatkan dalam

parade militer di hari-hari nasional untuk menggertak dan memperingatkan

negara-negara lawan sehingga perang dapat dihindarkan. Perang adalah

pilihan terakhir.

Page 7: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Konsep Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Dinamika politik dan keamanan internasional semakin intens karena di

bawah pengaruh fenomena globalisasi dan berbagai implikasinya, negara-

negara di dunia dituntut untuk saling bekerjasama, namun pada sisi lain

persaingan antar negara dalam melindungi kepentingan nasional juga

semakin meningkat. Interdependensi antarnegara semakin menguat, tetapi

pada saat yang bersamaan kesenjangan power ekonomi dan militer semakin

melebar karena agenda dan isu internasional masih dominan dipengaruhi

oleh agenda dan kebijakan negara-negara maju. Akibatnya negara-negara

berkembang yang memiliki sumberdaya terbatas, harus lebih hati-hati

mengatasi permasalahan yang dihadapi, lebih aktif memperkuat ketahanan

nasional di berbagai bidang, dan lebih baik dalam melakukan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan dalam melindungi kepentingan-kepentingan

nasionalnya.

Secara mendasar, isu/fenomena global yang akan terus mewarnai,

mempengaruhi, dan memberi dampak terhadap lingkungan strategis saat ini

adalah:

1. Fluktuasi Harga Minyak Dunia, oleh karena itu kerjasama untuk menjaga

kestabilan harga minyak dunia mutlak diperlukan. Di samping itu, perlu

adanya kesepakatan di antara negara-negara non produsen minyak

untuk meminimalisir konsumsi minyak dan berusaha mencari barang

substitusi lain yang lebih ramah lingkungan.

2. Perubahan Iklim, upaya kerjasama untuk mengurangi laju dan

memitigasi dampak pemanasan global semakin meningkat, tetapi

secara bersamaan jalannya pembangunan negara berkembang menjadi

terbatas. Ini memang menjadi PR ke depan bagi negara-negara yang

menggantungkan perekonomiannya pada sektor industri. Negara-negara

berkembang ini harus mengakselerasi diri dalam bidang teknologi untuk

Page 8: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

meminimalisir residu dari proses industri yang berdampak pada

lingkungan.

3. Krisis Ekonomi, Interkoneksi perekonomian internasional menyebabkan

krisis ekonomi semakin rawan terjadi. Sehingga diperlukan penguatan

transparansi dan pengawasan ekonomi dan keuangan internasional,

namun pada saat yang bersamaan juga meningkatkan tekanan-tekanan

dan intervensi terhadap perekonomian negara berkembang.

4. Dominasi Negara-Negara Maju, peta perpolitikkan dunia dalam beberapa

tahun mendatang dirasa masih akan dikuasai oleh negara-negara besar

yang memiliki peran cukup signifikan dalam mempengaruhi sistem

perekonomian dunia.

5. Dinamika politik dan keamanan internasional, masih bergantung pada

keseriusan negara-negara besar dalam memelihara perdamaian dan

stabilitas internasional, dan mengurangi adventurisme politik luar negeri

yang mendorong instabilitas dan gejolak di berbagai kawasan.

Meningkatnya upaya peningkatan kekuatan militer oleh seluruh negara

di dunia dalam rangka menjamin kelangsungan hidup dengan

memperkuat kemampuan daya tangkal menghadapi ancaman

tradisional dan non-tradisional.

6. Perubahan Kekuatan Dunia, kelak Amerika tidak hanya beridiri sendiri

sebagai negara besar dan super power. meningkatnya kekuatan

ekonomi dan militer Cina dan India, serta menguatnya leverage Rusia

akan menyebabkan pergerakan kekuatan dunia yang lebih menyebar

dan tidak hanya akan dikuasi oleh satu negara saja.

Dari pemaparan di atas jelas sejak periode tahun 1970an hingga akhir

tahun 1990an semua aspek kehidupan berubah dengan cepat. Aspek

kehidupan yang berubah itu meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi sosial

budaya, dan yang paling penting adalah keamanan yang berubah secara

relatif dinamis. Dalam konteks keamanan dunia internasional, hal ini dapat

dipahami dalam pendekatan teoritis bahwa pada dasarnya manusia selalu

dipengaruhi dan ingin dipengaruhi oleh gejala kekuasaan (the phenomenon

of power). Keinginan dasar manusia untuk sejahtera dan kuat direfleksikan

oleh perjuangan antar negara untuk memperluas kekuatan pengaruh. Ini

Page 9: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

tentunya akan berkorelasi langsung dengan membawa negara dalam

persaingan dengan negara tetangganya. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa

persaingan kepentingan ini kadang-kadang membawa ke peperangan.

Selama kepentingan negara untuk sejahtera dan aman itu ada, maka

perjuangan antar negara untuk menyusun kekuatan antar bangsa tidak akan

pernah berakhir.[3]

Di antara sekian banyak kecenderungan perubahan di abad ke-21 yankni

globalisasi ekonomi, difusi global dari teknologi, gelombang demokrasi,

perubahan sistem internasional dari nation state ke region state, terjadinya

multi polaritas dunia. Ini tentunya akan mempengaruhi perubahan konsep

security nasional. Konsep secutity nasional menjadi semakin luas tidak

hanya pada isu-isu militer. Tetapi dengan munculnya isu-isu global,

mengakibatkan pertimbangan geostrategic tidak lagi mendominasi agenda

politik luar negeri. Saat ini pengertian security lebih komprehensif dan

bersifat multi dimensi. Security ekonomi secara esensial mulai meliputi

mempertahankan pertumbuhan ekonomi, membuaka komunikasi laut (open

sea lane of communication). Praktek perdagangan bebas, akses finansial

yang meluas dan bebas, masalah security lingkungan (polusi, kerusakan

hutan, efek rumah kaca), semuanya menunjukkan pengertian keamanan

yang bersifat lebih luas non military security (masalah pengungsian,

terorisme, dll).

Konsekuensi perencanaan pertahanan (defence planning) menuntut

kesadaran akan interaksi antara ekonomi, sosial, demografi, ekologi, dan

ancaman lainnya, yaitu aspek diluar konteks politik militer tradisional.

Dengan ini, membangun strategi militer di masa depan perlu berbicara

dengan pakar sosiologi. Pakar lingkungan, ekonomi, dan pakar lainnya.

Kondisi internal negara tetangga merupakan salah satu aspek yang penting

yang harus diperhitungkan oleh perencanaan pertahanan dunia.

3.2 Perubahan Fokus Konflik

Page 10: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Secara singkat konflik akan dihasilkan oleh sekelompok negara yang akan

mengendalikan sumber energi, perikanan atau sumber daya laut dan bahan-

bahan mentah. Perang tidak akan lagi terjadi untuk menyerang teritorial

negara lain, kecuali proses negosiasi gagal, sebab permulaan perang ini

sering gagal mencapai tujuan (seperti yang berkepanjangan di Irak dan Iran).

Sebagai penggantinya adalah penguasaan ruang angkasa. Usaha akan

diarahkan pada pengendalian dan eksploitasi sumber daya alam pada

daerah-daerah yang belum dieksplorasi.

Negara-negara yang mendomiasi kekuasaan laut dan udara akan

mengendalikan dunia, dan ini berkaitan erat dengan kemampuan menguasai

teknologi. Konflik masa depan dapat lebih bersifat perang teknologi tinggi

dengan intensitas tinggi antara negara-negara pasca industri. Inti dari perang

di masa depan, tidak akan merusak secara total pihak musuh, jadi walaupun

terjadi perang akan sebisa mungkin meminimalkan kerusakan dan

pertumpahan darah. Jadi pada dasarnya ada semacam pergeseran dari teori

perusak massa ke strategi militer yang dibangun dengan teknologi

melumpuhkan musuh dengan meminimumkan pertumpahan darah.

3.3 Kerjasama Politik & Keamanan ASEAN dalam Mewujudkan

Keamanan Regional

Sumber konflik di Asia Pasifik masa depan tetap akan terpengaruh oleh

perkembangan globalisasi. Maka dengan kata lain sumber-sumber konflik

yang mungkin masih akan tetap muncul lebih disebabkan oleh minyak bumi,

perikanan, arus mobilitas penduduk, kultur agama, lingkungan, dan

terorisme. Cina dan Jepang pada dasarnya saling memperhatikan kecepatan

modernisasi kekuatan militernya untuk menguasai laut Cina Selatan. Jika kita

tarik dalam konteks Asia Tenggara, ancaman Cina telah membuat Vietnam

bergabung dalam kelompok ASEAN. Di lain sisi Indonesia harus mampu

memanfaatkan posisinya di antara dua benua dalam hal lalu lintas

perdagangan laut dan memperhitungkan pengaruh kekuatan milter di antara

ke dua benua ini (Asia dan Afrika), terutama dalam hal penguasaan laut.

Page 11: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

Kontroversi perjanjian ekstradisi dan tahanan Indonesia-Singapura masih

berlangsung. Permasalahan ini telah berdampak pada terganggunya

hubungan Indonesia-Singapura. Percobaan kudeta kembali terjadi pada tahun

2007 di Filipina,namun penanganan cepat, tegas dan sigap menyebabkan

upaya inkonstitusional kembali mengalami kegagalan. Perkembangan

demokrasi di Thailand menunjukkan kemajuan dengan disepakatinya

konstitusi baru. Akan tetapi, kelangsungan demokrasi di Thailand masih

rawan terhadap perebutan kekuasaan antara sipil dan militer.

Isu demokratisasi dan peristiwa kekerasan berdarah di Myanmar telah

menyebabkan negara tersebut dan negara-negara ASEAN menjadi pusat

perhatian kalangan masyarakat internasional. Tekanan terhadap junta militer

Myanmar untuk melanjutkan arus demokratisasi semakin menguat.

Kerusuhan Malaysia pada tahun 2007 akibat menguatnya tuntutan dari kaum

minoritas keturunan Cina dan India atas diskriminasi dan pelanggaran HAM

yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia sempat menggoyahkan stabilitas

politik negara tersebut. Bagi Malaysia, bila tidak tertangani, maka

perkembangan ini akan mengarah pada reformasi di negara tersebut.

Dalam konteks stabilitas keamanan regional, sejumlah isu keamanan

masih mewarnai kawasan ini seperti konflik yang bersumber pada klaim

teritorial, keamanan jalur pelayaran dan perdagangan, terorisme,

perompakan, bajak laut dan penyelundupan. Pembangunan kepercayaan dan

peningkatan kerjasama di kawasan dalam mengatasi masalah-masalah ini

terus dilaksanakan. Namun demikian, permasalahan ini menyebabkan setiap

negara berupaya melakukan kekuatan militer untuk mencegah. [6]

Membangun hubungan yang tangguh antar sesama negara-negara

regional jelas menuntut beberapa landasan yang harus dipatuhi antar

sesama negara yang bergabung dalam kesatuan regional tersebut. Berbicara

masalah ketangguhan suatu relasi, maka juga akan berkaitan dan

berdampak langsung akan tuntutan sikap, mental, dan cara pikir kebangsaan

yang kuat dan penuh akan integritas. Jika landasan ini tidak terpenuhi dalam

menjalin kerjasama regional maka ketangguhan hubungan antar bangsa

akan sulit diwujudkan.

Di bidang politik/keamanan, Carlyle A Thayer (Southeast Asian Affairs,

2011) menyebut ada tiga faktor yang memengaruhi dinamika

Page 12: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

politik/keamanan regional di kawasan Asia Timur saat ini. Pertama,

bertambahnya ketegangan dalam hubungan China-AS; kedua, meningkatnya

kembali keterlibatan AS di Asia Timur; dan ketiga, peningkatan keagresifan

China di Laut China Selatan. Ketiga faktor ini merupakan ujian yang serius

bagi ASEAN, yang telah memproklamasikan diri sebagai kekuatan pendorong

utama (primary driving force) dalam penyelesaian isu-isu regional di kawasan

Asia Tenggara dan Asia Timur.

Page 13: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pendeskripsian dan analisis di atas, adapun kesimpulan yang

diperoleh sebagai berikut:

ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang pertahanan

dan keamanan nasional dan regional untuk mewujudkan ketahanan

regional ASEAN.

Agenda ASEAN difokuskan pada bagaimana mewujudkan kondisi

keamanan kawasan yang lebih stabil dan damai sehingga negara-negara

lainnya di dunia bisa datang ke ASEAN dengan aman.

Adanya kerja sama praktis seperti kerja sama regional hingga

penyelesaian sengketa di Laut Cina Selatan. “Termasuk di dalamnya

keamanan maritim dengan merealisasikan code of conduct (kode etik)

yang jelas di antara negara-negara anggota ASEAN”.

4.2 Saran

Sebaiknya keamanan dan terorisme juga menjadi agenda utama.

Sebaiknya memperluas kerjasama dengan melibatkan negara di luar Asia

Sebaiknyamengadakan latihan bersama untuk menanggulangi bencana

yang kerap terjadi di lingkungan negara-negara Asia Tenggara.

Page 14: Keamanan Regional ASEAN Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Strategis Internasional

DAFTAR PUSTAKA

Rezasyah, Teuku. 2008. Politik Luar Negeri Indonesia. Humaniora. Bandung.

Luhulima, C.P.F. Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

S, Nuraeini & Silvya, Deasy & Sudirman, Arifin. 2010. Regionalisme Dalam

Studi Hubungan Internasional. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Jackson, Robert & Sorensen, George. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional. Terj Dadan Suryadipura. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Steans, Jill & Pettiford, Lloyd. 2009. Hubungan Internasional : Perspektif

dan Tema. Terj Deasy Silvya Sari. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Burchill, Scott & Linklater, Andrew. 2009. Teori – Teori Hubungan

Internasional. Terj M.Sobirin. Nusamedia. Bandung.

Morgenthau, J, Hans. 2010. Politik Antarbangsa. Terj Cecep Sudrajat.

Direvisi oleh Kenneth W. Thompson. Yayasan Obor Bangsa. Jakarta.