KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
-
Upload
dini-zakia -
Category
Education
-
view
8.588 -
download
0
Transcript of KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama sekolah : SMK PASUNDAN 3 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / 2
Jumlah Pertemuan : 2x45 menit/ 1x pertemuan
Aspek : Berbicara
I. Standar Kompetensi
2. Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madya
ll. KompetensiDasar
2.8 Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja.
lll. Indikator
a. Menggunakan kata atau ungkapan dalam memulai atau mengakhiri pembicaraan
secara tepat dan santun
b. Mengalihkan topik pembicaraan secara halus
c. Menyatakan pendapat yang berbeda tanpa menimbulkan konflik secara halus dan
santun
lV.Tujuan Pembelajaran
Melalui metode Cooperative Learning siswa mampu:
a. Menentukan ungkapan dan bahasa yang tepat sesuai dengan konteks bekerja
b. Menerapkan bentuk bahasa baku dalam berkomunikasi sesuai dengan konteks baik
formal maupun non-formal
c. Menyesuaikan bentuk percakapan sesuai dengan keperluan baik mengajukan
pertanyaan, pernyataan, tanggapan, dan penghargaan dengan tepat
V. PBKB
• Disiplin
• Jujur
• Kerja sama
• Demokratis
• Kreatif
Vl. Materi ajar
1. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan
dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya
berhadapan atau bertatap muka dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan
menggunakan sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya. Apa pun caranya,
yang jelas setiap proses komunikasi dilakukan dengan tujuan agar pesan yang disampaikan
dapat dipahami oleh kedua pihak sehingga terjadi hasil yang efektif dan memuaskan. Agar
dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai dengan tujuan komunikasi,
segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi harus diperhatikan. Unsur utama dalam
komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat.
Selain itu, perlu dipertimbangkan pula aspek situasi, waktu, tempat, dan hubungan pembicara
mitra atau kawan bicaranya, misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan,
dan ketika akan menutup pembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan
ungkapan yang digunakan dalam percakapan.
Untuk memulai percakapan dalam situasi formal biasanya menggunakan ungkapan sebagai
berikut.
a. Selamat pagi.
b. Selamat siang.
c. Selamat malam.
d. Assalamu’alaikum pemirsa di mana saja Anda berada.
e. Salam sejahtera bagi kita semua.
f. Selamat malam para pendengar radio.
g. Selamat datang.
Atau ucapan pembuka dengan sapaan:
a. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta hadirin ... selamat malam.
b. Para tamu undangan yang kami muliakan.
c. Assalamu ‘alaikum, Saudara-saudaraku ....
d. Yang terhormat dewan guru ....
e. Yang saya hormati Kepala Sekolah ....
f. Teman-teman yang saya cintai, selamat pagi ....
Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal:
a. Assalamu’alaikum…
b. Selamat pagi. Bisa bicara dengan… saya dari…
c. Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?
d. Halo, selamat siang…
e. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa bicara dengan...
f. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu Ibu, ada yang bisa kami bantu?
g. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada yang bisa dibantu?
h. Cafe Halal, Selamat Malam...
i. Selamat sore. Maaf mengganggu, bisa bicara dengan...
Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan di telepon dalam situasi nonformal:
a. Halo, gimana kabarnya?
b. Halo, Rahmatnya ada?
c. Halo, ada Wiwin, Bu?
d. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli?
2. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan
Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan menegaskan kembali hal-hal
pokok yang berkaitan dengan materi pembicaraan yang dianggap penting untuk diingat atau
dilakukan kepada kawan bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan ucapan penutup
pembicaraan. Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara mengucapkan hal-hal
seperti di bawah ini.
a. Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan agar
tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Baiklah, jangan lupa datang di acara wisudaku.
2. Baiklah pemirsa di rumah, jika ada saran dan kritik, kirimkan ke ...
3. Jadi, jangan sampai lupa rencana kita.
4. Baiklah, sampai bertemu besok di rapat.
5. Sebelum mengakhiri diskusi ini, saya ingatkan kembali ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Oke, jangan lupa besok ketemu ....
2. Udah dulu, ya, pokoknya besok ....
3. Oke, jadi, kan besok?
4. Sampai minggu depan, ingat kita masih ada urusan
5. Sip deh, jadi kita besok berangkat ....
b. Mengucapkan terima kasih
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian, kami mengucapkan terima kasih.
2. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
3. Terima kasih atas kesedian waktunya.
4. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
5. Terima kasih untuk pesan-pesannya.
Dalam situasi nonformal
Contoh:
a. Makasih banyak!
b. Makasih, ya!
c. Trims, yuk!
d. Thanks sudah mau kasih saran!
c. Permintaan maaf
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Kami mohon maaf jika ada pelayanan yang tak berkenan.
2. Sebelumnya kami mohon maaf bila tak berkenan ....
3. Mohon maaf atas keterlambatan ....
4. Mohon dibukakan pintu maaf jika ada kesalahan ucapan ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap.
2. Maafin ya, kalau ada salah kata.
3. Maaf, ya!
d. Ungkapan perpisahan serta harapan
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Selamat jalan semoga sampai ditujuan.
2. Semoga berhasil, sampai jumpa.
3. Selamat berpisah, semoga kita bertemu lagi.
4. Sampai berjumpa dalam kesempatan yang lain.
5. Sampai di sini dulu pertemuan kita, semoga sukses.
Ucapan perpisahan nonformal
Contoh:
1. Dadagh ...
2. Bye ...
3. Goodbye ..
4. Sampai nanti,ya ..
5. Dah, yuk!
6. Sampai nanti, ya!
7. Salam buat keluarga, ya!
e. Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya
disesuaikan dengan salam pembuka atau berdasarkan waktu.
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Assalamu’alaikum.
2. Selamat malam.
3. Selamat siang.
Salam penutup dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Met malam!
2. Malam.
3. Assalamu’alaikum.
4. Siang.
3. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus
Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal, pengalihan
pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan
antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya. Dalam
suatu pembicaraan, pengembangan gagasan atau meluasnya pembicaraan kepada pokok
pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok persoalan yang sedang
dibahas. Proses pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari. Jika
memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan secara halus dan santun agar tak
mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung. Pengalihan topik
dapat dilakukan dengan ungkapan berikut.
1. Mungkin ada kaitannya dengan ....
2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi ....
3. Bagaimana menurut Anda mengenai faktor lain seperti ....
4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada ....
5. Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya ....
6. Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah...
Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat dilakukan dengan menyatakan
ungkapan:
1. Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti ....
2. Wah, makin seru kalau kita bicara soal ....
3. Boleh tau pandangan Ibu tentang ....
Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan semula.
Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika anda moderator, anda harus bisa mengembalikan
pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada topik pembicaraan yang sebenarnya,
dengan mengucapkan:
1. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok permasalahan.
2. Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan ....
3. Saya ingatkan kembali bahwa topik pembicaraan kita adalah ....
4. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus
Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal
sudah biasa terjadi. Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikirannya sendiri.
Tetapi, perbedaan pendapat itu tak boleh menjadi pemicu konflik. Perbedaan pendapat dapat
semakin memberi wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Segala unsur
yang berbeda dicarikan sudut persamaannya atau disinergikan untuk mengarah pada satu
kesimpulan atau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan pendapat harus
dihormati dan disikapi secara santun.Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra
bicara, tetapi juga bisa merendahkan harga diri orang.
Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda
dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut.
a. Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.
b. Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum
menyertakan kekurangannya.
c. Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang”atau
“belum,” bukan kata-kata “tidak”.
d. Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang logis.
Vll. Metode, Model dan Teknik Pembelajaran
1. Metode : Cooperative Learning
2. Model : Pembelajaran Kooperatif
3. Teknik : Collaborative Learning Groups
VIII. KegiatanPembelajaran
Langkah-langkah PembelajaranAlokasiwaktu
Karakter yang Dikembangkan
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi
Guru dan siswa memulai pembelajaran dengan berdoa
terlebih dahulu
Guru melakukan ice breaking sambil mengabsen siswa
2. Motivasi
Siswa menyebutkan berbagai keadaan atau kondisi
dengan konteks berbahasanya
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Siswa memberikan pernyataan singkat mengenai
berbagai jenis ungkapan dalam berbagai kondisi
Siswa menjawab pertanyaan tentang jenis-jenis
konteks percakapan formal
2. Elaborasi
Siswa menyebutkan beberapa bentuk situasi resmi
Siswa memaparkan sikap yang perlu dilakukan
dalam percakapan yang sesuai dengan konteks
Siswa membentuk kelompok kecil dalam satu kelas
Siswa menyimak media yang disediakan fasilitator
sebagai contoh awal percakapan sesuai dengan
konteks bekerja
Siswa melakukan percakapan dalam kelompoknya
sesuai dengan desain yang dibuat terlebih dahulu
Siswa menerapkan etika dan norma dalam konversasi
tersebut dengan bahasa yang efektif dan santun
10
menit
5 menit
10
menit
45
menit
Disiplin
Jujur, kreatif
Kreatif
Kerja sama
Demokratis
Kreatif
Disiplin
Langkah-langkah PembelajaranAlokasiwaktu
Karakter yang Dikembangkan
3. Konfirmasi
Siswa menyampaikan permasalahan dalam materi
pembelajaran
Guru dan siswa mendikusikan permasalahan dalam
materi tersebut
Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan
kesalahan-pahaman dan memberikan penguatan
mengenai materi
C. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan
bimbingan guru
Hasil pembelajaran dan keaktifan siswa diberikan
tanggapan oleh guru
Guru memberikan penguatan materi
Guru memberikan postest sebagai penutup materi pada
siswa
10
menit
10
menit
Disiplin
Demokratis
Kreatif
Jujur
Demokratis
IX. Prosedur Penilaian
Jenistes : teslisan dan tulisan
Bentuk tes : praktik dan uraian
Instrumen penilaian lisan
a. Menerapkan kalimat efektif dalam setiap percakapan formal dan atau
nonformal dengan santun.
b. Menggunakan kata, bentuk kata yang halus dalam memulai atau mengakhiri
pembicaraan, menyatakan pendapat, mengalihkan pembicaraan, dan lain-lain.
c. Melakukan percakapan dengan kelompok dengan menggunakan ungkapan
yang sesuai dengan konteks.
Instrumen penilaian tertulis
a. Pengertian konversasi
b. Perbedaan percakapan dalam situasi formal dan nonformal
c. Bentuk-bentuk ungkapan halus dalam menyatakan pendapat, mengalihkan
pembicaraan, hingga mengakhiri pembicaraan
d. Sikap yang perlu dilakukan dalam percakapan sesuai konteks
Pedoman penskoran
Tes Lisan :
NO NAMA
ASPEK PENILAIAN PROSES
NILAIDisiplin Kreatif
Kerja
samaJujur
Demokrati
s
1 Bayu 3 3 2 1 211:5=2.2
(cukup)
2 Tasya 3 3 3 3 315:5= 3
(baik)
Keterangan: 3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Tes Tulisan :
NO.
SOAL
ASPEK
PENILAIAN HASILBOBOT
SKOR
MAKSIMAL
SKOR
IDEAL
1 Pengertian konversasi 2 2 4
2 Perbedaan percakapan
dalam situasi formal
dan nonformal
2 2 4
3 Bentuk-bentuk
kalimat ucapan dalam
pembicaraan
3 3 4
4 Sikap yang perlu
dilakukan dalam
percakapan
3 3 4
Jumlah 10 10 20
Rentang nilai : 0-10
Nilai akhir : angka yang diperoleh x 10
Contoh Aspek Penilaian Hasil:
NO. NAMA SISWA
1 Nova
2 Anti
3 Devia
4 Hasna
X. Sumberbelajardan media
Irman, Mokhamad. dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 : Untuk SMK/MAK Semua Program
Keahlian. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Mardia, Sukarta. dkk. 2006. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan KTSP
Untuk SMK. Bandung: CV GITANISA
Media/alat:media cetak dan media audiovisual
Mengetahui, guru bahasa Indonesia Bandung, 3 Februari 2013
Dosen Luar Biasa Praktikan
Mila Marliani S. Pd DiniZakia
NPM 095030050
A. Pengantar
BAHAN AJAR
Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja
Dalam materi ini mempelajari tentang konversasi atau percakapan sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar. Dalam uraian materinya membahas tentang pengertian konversasi dan bagian-bagiannya. Peserta didik pula dihadapkan pada kegiatan bercakap-cakap sehingga akan lebih mudah dalam memahami materi ajar.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Konversasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konversasi atau bercakap-cakap mempunyai
arti berbincang-bincang, berbicara, beromong-omong. Bercakap-cakap adalah
perwujudan berbicara yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam
mengemukakan pendapat atau menyampaikan pesan atau sesuatu yang diungkapkan
secara bergantian. Berdasarkan situasinya, percakapan terdiri dari sifat formal dan
sifat nonformal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktubercakap-cakap.
1. Dengan siapa kita bercakap-cakap? Denganorang yang lebih tua, dengan orang
dewasa atauteman sebaya?
2. Dalam situasi apa? Formal? Sedih? Bahagia?
3. Apakah topik/tema yang diperbincangkan? Misalnya pelajaran sekolah, film,
peristiwa politik,dan sebagainya.
Norma-norma percakapan adalah aturan-aturanyang berlaku selama percakapan.
Berikut ini normanormayangharusdiperhatikan:
1. Bercakap-cakap/berbicara harus menggunakanbahasa yang santun, apalagi
percakapan dalamsituasi formal.
2. Berusaha mendengarkan percakapan mitra bicaradenganpenuhperhatian.Misalnya
dengan memberi tanggapan.
3. Tidak boleh memotong pembicaraan mitra bicara.
2. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secaralisan dapat
dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidaklangsung. Secara langsung
maksudnya berhadapan atau bertatap mukadengan mitra bicara dan tidak langsung
ialah dengan menggunakan saranaseperti telepon atau media komunikasi yang lainnya.
Apa pun caranya,yang jelas setiap proses komunikasi dilakukan dengan tujuan agar
pesanyang disampaikan dapat dipahami oleh kedua pihak sehingga terjadi hasilyang
efektif dan memuaskan.Agar dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang
sesuaidengan tujuan komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proseskomunikasi
harus diperhatikan. Unsur utama dalam komunikasi adalahbagaimana seseorang dapat
menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula
aspek situasi, waktu, tempat, danhubungan pembicara mitra atau kawan bicaranya,
misalnya, saat membukapercakapan, saat menyampaikan pesan, dan ketika akan
menutuppembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan ungkapanyang
digunakan dalam percakapan.
Untuk memulai percakapan dalam situasi formal biasanya menggunakanungkapan sebagai
berikut.
a. Selamat pagi.
b. Selamat siang.
c. Selamat malam.
d. Assalamu’alaikum pemirsa di mana saja Anda berada.
e. Salam sejahtera bagi kita semua.
f. Selamat malam para pendengar radio.
g. Selamat datang.
Atau ucapan pembuka dengan sapaan:
a. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta hadirin ... selamat malam.
b. Para tamu undangan yang kami muliakan.
c. Assalamu ‘alaikum, Saudara-saudaraku ....
d. Yang terhormat dewan guru ....
e. Yang saya hormati Kepala Sekolah ....
f. Teman-teman yang saya cintai, selamat pagi ....
Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal:
a. Assalamu’alaikum…
b. Selamat pagi. Bisa bicara dengan… saya dari…
c. Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?
d. Halo, selamat siang…
e. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa bicara dengan...
f. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu Ibu, ada yang bisa kami bantu?
g. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada yang bisa dibantu?
h. Cafe Halal, Selamat Malam...
i. Selamat sore. Maaf mengganggu, bisa bicara dengan...
Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan di telepon dalamsituasi nonformal:
a. Halo, gimana kabarnya?
b. Halo, Rahmatnya ada?
c. Halo, ada Wiwin, Bu?
d. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli?
3. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan
Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akanmenegaskan kembali hal-
hal pokok yang berkaitan dengan materipembicaraan yang dianggap penting untuk
diingat atau dilakukan kepadakawan bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan
ucapan penutup pembicaraan. Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara
mengucapkanhal-hal seperti di bawah ini.
a. Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan
agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Baiklah, jangan lupa datang di acara wisudaku.
2. Baiklah pemirsa di rumah, jika ada saran dan kritik, kirimkan ke ...
3. Jadi, jangan sampai lupa rencana kita.
4. Baiklah, sampai bertemu besok di rapat.
5. Sebelum mengakhiri diskusi ini, saya ingatkan kembali ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Oke, jangan lupa besok ketemu ....
2. Udah dulu, ya, pokoknya besok ....
3. Oke, jadi, kan besok?
4. Sampai minggu depan, ingat kita masih ada urusan
5. Sip deh, jadi kita besok berangkat ....
b. Mengucapkan terima kasih
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian, kami mengucapkan terima kasih.
2. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
3. Terima kasih atas kesedian waktunya.
4. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
5. Terima kasih untuk pesan-pesannya.
Dalam situasi nonformal
Contoh:
a. Makasih banyak!
b. Makasih, ya!
c. Trims, yuk!
d. Thanks sudah mau kasih saran!
c. Permintaan maaf
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Kami mohon maaf jika ada pelayanan yang tak berkenan.
2. Sebelumnya kami mohon maaf bila tak berkenan ....
3. Mohon maaf atas keterlambatan ....
4. Mohon dibukakan pintu maaf jika ada kesalahan ucapan ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap.
2. Maafin ya, kalau ada salah kata.
3. Maaf, ya!
d. Ungkapan perpisahan serta harapan
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Selamat jalan semoga sampai ditujuan.
2. Semoga berhasil, sampai jumpa.
3. Selamat berpisah, semoga kita bertemu lagi.
4. Sampai berjumpa dalam kesempatan yang lain.
5. Sampai di sini dulu pertemuan kita, semoga sukses.
Ucapan perpisahan nonformal
Contoh:
1. Dadagh ...
2. Bye ...
3. Goodbye ..
4. Sampai nanti,ya ..
5. Dah, yuk!
6. Sampai nanti, ya!
7. Salam buat keluarga, ya!
e. Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya
disesuaikan dengan salam pembuka atau berdasarkan waktu.
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Assalamu’alaikum.
2. Selamat malam.
3. Selamat siang.
Salam penutup dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Met malam!
2. Malam.
3. Assalamu’alaikum.
4. Siang.
4. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus
Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal,pengalihan
pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkankarena adanya
keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnyaatau satu topik terhadap
topik lainnya. Dalam suatu pembicaraan,pengembangan gagasan atau meluasnya
pembicaraan kepada pokokpembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap
pada pokokpersoalan yang sedang dibahas.Proses pengalihan topik pembicaraan bisa
disadari dan juga tidakdisadari. Jika memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat
dilakukansecara halus dan santun agar tak mengganggu kenyamanan prosespercakapan
yang tengah berlangsung. Pengalihan topik dapat dilakukandengan ungkapan berikut.
1. Mungkin ada kaitannya dengan ....
2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi ....
3. Bagaimana menurut Anda mengenai faktor lain seperti ....
4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada ....
5. Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya ....
6. Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah...
Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapatdilakukan dengan
menyatakan ungkapan:
1. Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti ....
2. Wah, makin seru kalau kita bicara soal ....
3. Boleh tau pandangan Ibu tentang ....
Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokokpersoalan
semula. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika anda moderator, anda harus bisa
mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebutkembali pada topik
pembicaraan yang sebenarnya, dengan mengucapkan:
1. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok permasalahan.
2. Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan ....
3. Saya ingatkan kembali bahwa topik pembicaraan kita adalah ....
5. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus
Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atausituasi semiformal
sudah biasa terjadi. Masing-masing orang memiliki pandanganatau pemikirannya sendiri.
Tetapi, perbedaan pendapat itu tak bolehmenjadi pemicu konflik. Perbedaan pendapat
dapat semakin memberiwawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan.
Segala unsur yang berbeda dicarikan sudutpersamaannya atau disinergikan untuk
mengarah pada satu kesimpulanatau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan
pendapat harusdihormati dan disikapi secara santun.Ungkapan itu bukan saja dapat
menyinggung mitra bicara, tetapijuga bisa merendahkan harga diri orang.
Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapatorang lain yang
berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secarahalus dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut.
a. Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.
b. Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum
menyertakan kekurangannya.
c. Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang” atau
“belum,” bukan kata-kata “tidak”.
d. Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang logis.
Daftar Pustaka
Irman, Mokhamad. dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 : Untuk SMK/MAK Semua Program
Keahlian. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Mardia, Sukarta. dkk. 2006. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan KTSP
Untuk SMK. Bandung: CV GITANISA
LEMBAR PENILAIAN
Standar Kompetensi
2. Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara Tingkat Madya
Kompetensi Dasar2.8 Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja
Indikator Jengjang kognitif Jenis soal
a. Menggunakan kata
atau ungkapan dalam
memulai atau
mengakhiri
pembicaraan secara
tepat dan santun
b. Mengalihkan topik
pembicaraan secara
halus
c. Menyatakan pendapat
yang berbeda tanpa
menimbulkan konflik
secara halus dan
santun
C3
C3
C3
Teknik tes unjuk kerja
Bentuk produk tulisan
Kunci Jawaban :Jawaban sesuai dengan aspek yang dinilai.Pedoman Penentuan Skor:
NO NAMA
ASPEK PENILAIAN PROSES
NILAIDisiplin Kreatif
Kerja
samaJujur
Demokrati
s
1 Bayu 3 3 2 1 211:5=2.2
(cukup)
2 Tasya 3 3 3 3 315:5= 3
(baik)
Keterangan: 3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
NO.
SOAL
ASPEK
PENILAIAN HASILBOBOT
SKOR
MAKSIMAL
SKOR
IDEAL
1 Pengertian konversasi 2 2 4
2 Perbedaan percakapan
dalam situasi formal
dan nonformal
2 2 4
3 Bentuk-bentuk
kalimat ucapan dalam
pembicaraan
3 3 4
4 Sikap yang perlu
dilakukan dalam
percakapan
3 3 4
Jumlah 10 10 20
Pedoman Penentuan Skor
Soal No. SKOR Kriteria
1
1 Pengertian konversasi menurut KBBI
2 Pengertian konversasi lengkap dengan fungsinya
Soal No. SKOR Kriteria
2 1 Perbedaan percakapan berdasarkan situasinya hanya melingkupi perbedaan pemakaian bahasa
2 Perbedaan percakapan berdasarkan situasinya melingkupi perbedaan pemakaian bahasa dengan penjelasan situasi konteksnya
Soal No. SKOR Kriteria
3 1 Bentuk-bentuk kalimat ucapan dalam pembicaraan tidak lengkap
2 Bentuk-bentuk kalimat ucapan dalam pembicaraan lengkap
3 Bentuk-bentuk kalimat ucapan dalam pembicaraan lengkap disertai jenis-jenis ungkapan pada setiap situasi dalam percakapan
Soal No. SKOR Kriteria
4 1 Sikap yang perlu dilakukan dalam percakapan dijelaskan dengan singkat
2 Sikap yang perlu dilakukan dalam percakapan dijelaskan dengan singkat namun jelas maksudnya
3 Sikap yang perlu dilakukan dalam percakapan dijelaskan berdasarkan situasi pembicaraan secara keseluruhan
Pedoman penilaian:Nilai = STS x SN
STI
Lembar Kerja Siswa
Fasilitator akan memberikan media audiovisual sebagai contoh awal dalam materi
pembelajaran. Buatlah dialog dalam situasi formal tertentu dengan kelompok siswa yang
telah ditentukan. Praktikkan dialog tersebut di depan kelas.
Sebagai bukti ketersampaian kompetensi kerjakanlah latihan berikut!
Tes Formatif!
1. Apakah yang dimaksud dengan bercakap-cakap atau konversasi?
2. Jelaskan perbedaan bentuk percakapan dalam situasi formal dan nonformal!
3. Sebutkanlah bentuk-bentuk kalimat ucapan dalam pembicaraan!
4. Bagaimanakah sikap yang perlu dilakukan dalam percakapan?
Mengetahui, guru Bahasa Indonesia Bandung, 3 Februari 2013
Dosen Luar Biasa Praktikan
Mila Marliani S. Pd. Dini Zakia
NPM 095030050