kation
-
Upload
nathaniel-andika -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
description
Transcript of kation
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI KATION
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan : Agar dapat memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag+, Ba2+, Co2+,
Cu2+, Fe3+, Mn2+, Ni2+, dan Pb2+) dalam sampel.
Hari, tanggal : jumat, 10 Desember 2010
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Analisis kualtatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakan untuk
memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis ini berlaku untuk kation dan anion,
analisis ini dinamakan analisis kualitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam
campuran. Dalam melakukan analisis kualitatif menggunakan seperangkat prosedur yang
dinamakan bagan analisis kualitatif. Pendekatan ya ng digunakan untuk memisahkan kation ke
dalam goongannya adalah melalui pengendapan. Hasil akhir dari suatu analisa suatu sampel
adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-masing ion dalam bagan analisis kualitatif (Petrucci,
1992: 352).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang
khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat
padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan
tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto, 1977 :
14).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atu koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.
Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi
eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan
perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat,
berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan
kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan
ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan
air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan
lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion
asing. Umumnya kelauran endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam
prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi
penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu
melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut denga
ion sekutu tersebut (Masterton, 1990: 13-14).
Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain. Pemisahan ini menuntut
pengaturan PH yang cermat, dan diusahakan PH antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH kurang, maka Al dan
Fe sukar atau tidak mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan mengendap, pemisahan ini
disebut pemisahan asetat (Harjadi, 1986).
Analisi kation memerl bukan pendekatan yang ssitematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara
yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu
kelompok katio dari larutannya. Kelompok kation yang mengendapkan dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih
berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika
dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation
tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga
akhirnya daapt dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi preaksi serta
pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok (Skoog,
1999: 253).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagnesia. Dengan memakai apa yangdisebut
reagnesia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation,
dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagnesia
golongan yang dapat dipakai untuk klasifikasi kation yang palin umum adalah asam klorida,
hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagnesia-reagnesia ini dnegan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaa
kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut (Svehla, 1985 : 2003).
. Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut,
kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation yang larut
terbentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan
pengendapan selektif yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang
diperlukan.
Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion
yang menyusun suatu senyawa. Dalam percobaan ini kita melakukan identifikasi ion SO42- dan
Al3+ serta membedakan larutan encer dan larutan pekat.
Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unusr kation atau anion
dalam suatu larutan. Contoh kation yaitu ion Al3+, H+, K+, sedangkan contoh anion yaitu SO4-2,
NH4-, Cl- (Azhari, 2010).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung Reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pemanas listrik
Alat sentrifugasi
Gelas kimia
Bahan
Garam nitrat dari kation dalam sampel
Larutan NaCl 1M
Air panas
Larutan H2SO4 pekat 1M
Larutan NaOH 2M
Larutan HNO3 3M
Larutan buffer amoniak (NH3) berlebih
Larutan K2CrO4
D. SKEMA KERJA
+ NaCl 1M
sentrifugasi
+ air hangat +NaOH 2M
berlebih
sentrifugasi
dibagi 2
identifikasi + HNO3 dan NH3 berlebih
+ K2CrO4 + H2SO4 sentrifugasi dibagi2
Endapan (1.b) endapan (1.c) + NH3
PbCrO4 PbSO4
+ HNO3
+ NH3
identifikasi
+NH3
Endapan (3.a)
Fe(OH)3
E. HASIL PENGAMATAN
+ NaCl 1M (warna pink keputihan ada endapan)
sentrifugasi
(warna putih: AgCl(s), PbCl2(s))
+ air hangat +NaOH 2M
berlebih
sentrifugasi
(warna larutan bening)
dibagi 2
identifikasi + HNO3 dan NH3 berlebih dibagi 2
+ K2CrO4 + H2SO4 sentrifugasi
Endapan (1.b) endapan (1.c) + HNO3
(warna kuning (PbCrO4) (warna putih (PbSO4) + NH3 +NH3 kation Pb2+) kation Pb2+) (warna
coklat muda) (warna orange/
Identifikasi orange, coklat muda)
(kation Co2+)
(larutan putih jernih (larutan putih
+NH3 endapan putih keruh) jernih,tidak terdapat
Endapan
kation Al3+)
kation: Al3+)
Endapan (3.a)
(warna mareh kecoklatan) (Fe(OH)3)
F. ANALISI DATA
1. Skema Pemisahan Kation
+ NaCl 1M
sentrifugasi
+ air hangat +NaOH 2M
berlebih
sentrifugasi
dibagi 2
identifikasi + HNO3 dan NH3 berlebih dibagi2
+ K2CrO4 + H2SO4 sentrifugasi
Endapan (1.b) endapan (1.c) + HNO3
+ NH3 +NH3
identifikasi
+NH3
Endapan (3.a)
2. Persamaan Reaksi
Identifikasi endapan (1)
NaCl(aq) → Na+ + Cl-
Ag+ + Cl- → AgCl(s) (putih)
AgCl(aq) + H2O (panas) → tidak larut
Pb2+ (aq) + H2O (panas) → Pb2+ + 2Cl- +H2O(l)
K2CrO4 → 2K+ + CrO42-
H2SO4 → 2H+ + SO42-
Pb2+ + CrO42- → PbCrO4(s) (kuning)
Pb2+ + SO42- → PbSO4(s) (putih)
Identifikasi filtrat (a)
NaOH(aq) → Na+ + OH-
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3(s) (merah bata)
Co2+ + 2OH- → Co(OH)2(s) (merah bata)
Identifikasi endapan (2) dan endapan (3)
HNO3 → H+ + NO3-
Fe(OH)3 + H+ + NH3 → Fe(OH)3(s)(coklat muda) +NH4+
Identifikasi filtrat (c)
Co2+ + 2OH- → Co(OH)2(s) (merah bata)
Co(OH)2 + 2H+ → Co2+ + 2H2O
Co2+ +6NH3 → [Co(NH3)6]2+ (aq) (orange/ coklat muda)
Identifikasi filtrat (b)
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓;
ketika penambahan NaOH berlebih maka:
Al(OH)3 + OH- → [Al(OH)4]- (putih) + NH3 + OH-
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation yang ada dalam
sampel. Kation-kation yang diidentifikasi antara lain Ag+, Pb2+, Co2+, Fe3+ dan Al3+. Untuk
mengidentifikasi kation ini digunakan berbagai macam reagnesia (untuk mengetahui kation-kation
yang ada).
Kation dalam tiap kelompok diendapankan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi
pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan nantinya akan mengandung kation-kation
dalam suatu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya dapat dilakukan dengan cara
sentrifugasi, selanjutnya larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan
kembali membentuk kelompok kation baru. Prosesnya diteruskan dengan cara dekantasi.
Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi. Jika
dalam kelompok kation yang tertendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation
tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga
pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation.
Dalam praktikum yang telah dilakukan, tahap identifikasi diawali dengan pemisahan kation-kation
ke dalam golongan masing-masing. Dolongan yang dimaksudkan dapat dilihat seperti di bawah
ini :
• Golongan I : pada golongan ini kation akan membentuk endapan jika di reaksikan dengan asam
klorida encer
• Golongan II : kation dalam golongan ini tidak bereaksi dengan laritan asam klorida encer, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam keadaan asam.
• Golongan II : kation dalam golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida maupun dengan
hidrogen sulfida dalam keadaan asam, tetapi larutan ini membentuk endapan dengan amonium.
• Golongan IV : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat, dengan adanya amonium klorida
dalam suasana netral atau sedikit asam.
• Golongan V : merupakan kation yang paling umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia
golongan sebelumnya.
Sesuai dengan pembagian di atas kita dapat mengidentifikasi kation-kation dalam larutan sampel
(Svehla, 1985).
Pada percobaan ini, identifikasi dimulai dengan penambahan NaCl 1M ke dalam larutan sampel.
Hal ini bertujuan untuk mengendapkan kation-kation yang ada dalam laritan sampel. Berdasarkan
hasil pengamatan, larutan sampel yang berwarna merah muda berubah warna menjadi larutan
berwarna merah muda keputihan dengan terbentuknya endapan. Setelah disentrifugasi akan
terbentuk endapan berwarna putih dan larutan berwarna merah muda. pada proses tersebut,
dengan ditambahkannya larutan NaCl akan menyebabkan sebagian kation akan bereaksi dengan
ion Cl- (dari proses penguraian NaCl menjadi ion Na+ dan Cl-) sehingga terbentuklah endapan AgCl
dan PbCl2 setelah sebelumnya melalui proses sentrifugasi agar endapan dapat terpisah dari
larutannya secara baik. Selanjutnya dilakukan dekantasi yaitu pemisahan endapan dari larutannya
secara langsung dan perlahan-lahan ke dalam tabung reaksi yang lain. Dengan ditandainya
pembentukan endapan setelah ditambahkan larutan NaCl pada larutan sampel menyebabkan
kation yag mengendap termasuk dalam golongan I. dalam golongan I terdapat 3 macam kation
yaitu Ag+, Pb2+ dan Hg2+. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan diperoleh endapan
berwarna putih yang kemungkinan merupakan kation Ag+ dan Pb2+ karena Hg+ dalam proses
penambahan NaCl menimbulkan endapan berwarna putih abu-abu, sehingga kemungkinan besar
Hg+ tidak terdapat di dalam larutan sampel (Mursyidli: 2006).
Untuk memisahan kation Ag+ dan Pb2+ dapat dilaakukan dengan penambah air panas. Kation
Pb2+ akan larut di dalam air panas. Hal ini terjadi karena kelarutan PbCl2 akan meningkat seiring
dengan peningkatan suhu. Sehingga PbCl2 akan terpisah sempurna dengan AgCl, karena AgCl
tetap mengendap pada dasar tabung reaksi berupa endapan berwara putih.
Untuk lebih meyakinkan bahwa benar terdapat kation Pb2+ maka filtrat yang telah dipisahkan dari
AgCl yang berwarna putih ditambahkan dengan K2CrO4, sehingga terbentuk endapan kuning yang
menandakan bahwa benar terdapat kation Pb2+ dalam sampel. Selain itu, untuk meyakinkan
terdapatnya kation Pb2+ dapat pula dilakukan dengan menambahkan larutan H2SO4 sehingga
nantinya akan terbentuk endapan putih. Terbentuknya edapan putih dikarenakan kelarutan dari
timbal sulfat yang terbentuk sangatlah kecil. Hal ini pula yang terjadi pada penambahan K2CrO4 ke
dalam Pb2+, sehingga terbentuk endapan PbCrO4 (Rohman: 2006). Terbentuknya endapan PbSo4
lebih sedikit dibandingkan dengan endapan PbCrO4, yang menandakan bahwa Pb2+ lebih reaktif
terhadap anion CrO42- daripada SO42-, selain itu pula nilai Ksp yang terdapat dalam PbCrO4 lebih
kecil dibandinkan dengan nilai Ksp pada PbSO4 yang menyebabkan PbCrO4 lebih cepat
mengendap dan membentuk endapan yang lebih banyak (Masruri: 2008).
Pada identifikasi selanjutnya untuk filtrat hasil penambahan NaCl pada larutan sampel
ditambahkan dengan NaOH berlebih untuk mendapatkan endapan dan filtrat kembali. Proses
sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan endapan dengan filtrat, sehingga diperoleh endapan
berwarna orange kecoklatan dan filtratnya berwarna bening. Endapan yang terbentuk
menandakan adanya kation Fe3+ dan Co2+. Karena dalam reaksinya pada penambahan NaOH
berlebih membentuk endapan Fe(OH)3 dengan Co(OH)2. Selanjutnya antara kation Fe3+ dan Co2+
ditambahkan dengan larutan NH3 untuk memisahkan Fe(OH)3 dengan Co(OH)2 sehingga dapat
dibedakan kation Co2+ dan Fe3+, dimana kation Co2+ akan larut dan menghasilkan warna coklat
(mendekati kuning) karena bereaksi dengan NH3 dan membentuk ion [Co(NH3)6]2- heksaanima
kobaltat (II), sedangkan Fe(OH)3 tidak bereaksi dengan NH3 sehingga tetap membentuk endapan
coklat kemerahan pada dasar tabung. Hasil kali kelarutan Fe(OH)3 begitu kecil (3,8×10−38),
sehingga terjadi pengendapan sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam amonium
(Svehla:1985).
Proses selanjutnya untuk filtrat yang mengandung Al3+ dibagi menjadi 2 bagian. Perlakuan untuk
filtrat pertama ketika ditambahkan dengan HNO3 dan NH¬3 larutan menjadi putih keruh dan
terdapat endapan ketika dilakukan sentrifuge. Perubahan yang terjadi menandakan terbentuknya
endapan Al(OH)3, artinya terdapat kation Al3+. Dalam proses identifikasinya, Al3+ yang
ditambahkan dengan NaOH berlebih akan membentuk ion kompleks [Al(OH)4]−. Pada tabung
pertama ion kompleks [Al(OH)4]− akan bereaksi dengan amonium (NH4+) sehingga akan
terbentuk endapan Al(OH)3 , H¬2O dan gas NH3 yang di bebaskan. Sedangkan pada penambahan
NH3 pada tabung 2 seharusnya terbentuk endapan Al(OH)3 dan NH3 (pada suasana sedikit basa)
(Sudjadi : 2004)
H. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Dalam sampel yang telah diidentifikasi diperoleh kation Ag+, Pb2+, Fe3+, Ce2+, dan Al3+.
2. Identifikasi kation-kation dalam larutan sampel dapat dilakukan dengan analisis kualitatif
berdasarkan sifat-sifat dari kation tersebut terhadap reagensia.
3. Reagensia digunakan untuk mengidentifikasi kation didasarkan pada kemampuan untuk
bereaksi dengan pereaksi lain dan membentuk warna yang khas.
4. Kation golongan I akan mengendap bila ditambahakan dengan anion Cl (dari NaCl) dalam
praktikum diperoleh endapan putih yang menandakan adanya kation Ag+ dan Pb+2
5. Pb2+ akan larut dalam air panas, sedangkan Ag+ tidak, karena kelarutan PbCl2 meningkat
seiring dengan kenaikan suhu.
6. Pada proses identifikasi endapan (2) diperoleh filtrat (c) yang merupakan kation Co2+ dari ion
kompleks [Co(NH3)6]2+ dan endapan (3) yang merupakan kation Fe3+ dari endapan coklat
Fe(OH)¬3.
7. Al3+ bersifat amfoter, karena pada penambahan ion OH− yang berlebih, endapanya perlahan-
lahan akan larut dan membentuk senyawa kompleks [Al(OH)4]−
8. Pemisahan endapan dari larutannya dapat dilakukan dengan cara sentrifuge.