Kateterisasi

27
KATETERISASI URETRA Peter Giarso

Transcript of Kateterisasi

Page 1: Kateterisasi

KATETERISASI URETRAPeter Giarso

Page 2: Kateterisasi

Pendahuluan

penggunaan alat kateter yang berbentuk tabung berbahan latex, polyurethane atau silicon yang dimasukkan ke dalam buli-buli melalui uretra

Indwelling dan intermitten

Page 3: Kateterisasi

INDIKASI (diagnostik dan terapi)

DiagnostikSpesimen urin yang tidak terkontaminasi

(wanita)Monitoring urin outputPencitraan traktus urinarius

(sistouretrografi)

Page 4: Kateterisasi

INDIKASI (diagnostik dan terapi)

TerapiObstruksi intra vesikal (prostat, koagulasi,

striktur, inflamasi)Drainage buli pada bedah traktus urinarius bawahKateterisasi buli intermiten pada pasien dengan

neurogenic bladder dysfunctionSebagai stent post op anastomosisInduksi persalinan (pematangan serviks)

Page 5: Kateterisasi

KONTRAINDIKASI

Cedera pada uretrapastikan dengan uretrografi retrograde pd kasus trauma pelvis

Kontraindikasi relatif lain:striktur uretra, riwayat operasi uretra atau buli-buli, pasien tidak kooperatif.

Page 6: Kateterisasi

UKURAN

Skala French (Fr) (ukuran lingkaran dalam millimeter).

1 Fr = 0.33 mm dalam diameter. Kateter no 18 Fr diameternya adalah 6 mm.

Berdasarkan ukuran keliling luarnya, bukan diameter lumen.

Page 7: Kateterisasi

JENIS KATETER

• Gambar A-C, biasanya disebut kateter Robinson• Kateter sekali pakai (straight catheterization). • Tersedia lubang multiple,• Untuk wanita tersedia kateter yang lebih pendek

Page 8: Kateterisasi

JENIS KATETER

• Coudé catheters, (gambar D), • dibuat khusus untuk pembesaran prostat

(lengkung anatomis dan elevasi leher buli-buli)

Page 9: Kateterisasi

JENIS KATETER

• Self retaining (gambar E-G), kateter Pezzer dan Malecot

• Setelah dipasang pada operasi terbuka, kateter tetap terpasang karena berongga.

• Keuntungan : drainase dengan menggunakan lumen tunggal (tanpa balon), sehingga cocok untuk sistostomi atau nefrostomi.

Page 10: Kateterisasi

JENIS KATETER

• Kateter foley (gambar H-I) untuk penggunakan jangka panjang.

• Mekanisme balon pada ujung distalnya. • Kateter two way (untuk balon dan lubang besar untuk

drainase urin). • Kateter three way (untuk menggembungkan balon, satu

lubang untuk memasukkan cairan irigasi, dan lubang besar untuk drainase urin)

Page 11: Kateterisasi

UKURAN

Perlu diingat: ukuran diameter ≠ ukuran lumen

Kateter tanpa balon (seperti Malecot) > kateter dengan balon dengan ukuran diameter yang sama.

Kateter two way > daripada kateter three way dengan ukuran diameter yang sama

Page 12: Kateterisasi

Folley Kateter

Page 13: Kateterisasi

Kilasan Anatomi Uretra pria relatif terfiksir

pada diafragma urogenital Traksi ke bawah pada penis

akan melipat uretra Uretra normal + 20 cm dari

OUE ke bladder neck Uretra posterior pars

prostatica sepanjang + 3,5 cm

Diafragma urogenital (external sphincter) – uretra pars membranasea berada 4 cm dari bladder neck

Page 14: Kateterisasi

Alat-alat

Page 15: Kateterisasi

TEKNIK

Jelaskan prosedur, keuntungan, resiko, komplikasi dan alternatif kepada pasien atau keluarga pasien

Pasien dalam posisi supine di tempat tidur dengan daerah genitalia terbuka

Buka peralatan dan tempatkan di atas duk steril

Page 16: Kateterisasi

ANESTESI

Topical anestesi dengan penggunaan lidocaine gel 2%.

Untuk memasukkan, pegang penis dan tarik, tempatkan ujung sediaan pada meatus, dan secara gentle berikan tekanan kontinyu pada sediaan

Page 17: Kateterisasi

Retraksi kulit luar dengan tangan kiri

Page 18: Kateterisasi

Bersihkan glans dengan antiseptik

Page 19: Kateterisasi

Masukkan lidocain lubrikan kedalam uretra

Page 20: Kateterisasi

Masukkan kateter ke dalam uretra dan kembangkan balon untuk fiksasi

Page 21: Kateterisasi

Amankan tube kateter ke paha pasien

Page 22: Kateterisasi

PERAWATAN SELANJUTNYA

Urin inisial maksimal dibuang 750 cc. Di klem, tunggu 20-30 menit.(mencegah syok)

Selang kateter jangan sampai terlipat di bawah tungkai pasien

Kateter difiksasi di daerah tungkai bawah, atau di daerah perut.

Kemungkinan penis ereksi, sisakan bbrp cm sebelum difiksasi.

Perawatan harian menggunakan air dan sabun

Perawatan setelah buang air besar

Page 23: Kateterisasi

PERAWATAN SELANJUTNYA

Salep antibiotik tidak digunakan lagi Kantung urin dapat dibersihkan atau diganti.

Gunakan cairan klorin, atau cuka dan air (2:3). Dikeringkan 20 menit.

Perawatan kateter lurus. Gunakan larutan atiseptik seperti betadin. Kateter Robinson (karet) harus direbus tiap hari, atau dibersihkan dengan larutan asam cuka.

Page 24: Kateterisasi

TROUBLESHOOTING

Pada BPH hambatan kira-kira terjadi setelah kateter masuk 16-20 cm. Gunakan coude kateter atau kateter nomor besar (20-24

Fr) Kateter ukuran kecil mempunyai kecenderungan tertekuk.

Pada pasien fimosis berat atau stenosis meatus, bila kateter tidak dapat masuk diperlukan konsul urologis.

Resiko pemasangan kateter, hal-hal yang dapat terjadi: Balon bisa pecah, bila hal ini terjadi kateter harus diganti Balon tidak bisa mengembang Urin tidak mengalir. Periksa posisi kateter dan kantung urin,

kemungkinan obstruksi atau kink.

Page 25: Kateterisasi

TROUBLESHOOTING

Page 26: Kateterisasi

KOMPLIKASI

ISK

Kateter meningkatkan morbiditas dan mortalitas Resiko tinggi adalah usia tua, diabetes mellitus,

gangguan ginjal, dan penyakit yang mengancam nyawa.

Pencegahan: menghindari pamasangan kateter dan pelepasan secepat mungkin.

Penggunaan antibiotic profilaksis tidak ada gunanya dan meningkatkan pertumbuhan resistensi kuman.

Komplikasi lain termasik parafimosis dan trauma buli-buli dan ureter

Page 27: Kateterisasi

Terima Kasih