katarak (2)

25
katarak senilis imatur adalah Katarak Senilis imatur merupakan salah satu jenis penyakit katarak yang disebabkan oleh faktor penuaan. Penderita katarak senilis biasanya berusia diatas 50 tahun. Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi berkembangnya penyakit katarak senilis adalah diabetes, kurangnya kalsium, kondisi lingkungan, dan penyakit metabolik. Katarak senilis merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan di usia lanjut.Tetapi sebagian besar penderita katarak senilis tidak menyadari bahwa dirinya terserang katarak. Hal ini disebabkan pada umur 60 tahun lensa akan mengalami kekeruhan. Dan umumnya hal itu terjadi pada kedua mata mereka. Sehingga mereka menganggap bahwa gannguan penglihatan mereka terjadi karena umur bukan karena katarak. Katarak senilis sendiri digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ; 1. katarak immatur yaitu keadaan dimana lensa masih memiliki bagian yang jernih 2. katarak matur yaitu dimana lensa mata sudah menjadi keruh secara keseluruhan 3. dan katarak hipermatur yaitu dimana ada bagian permukaan yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan dapat mengakibatkan peradangan pada bagian mata lainnya. Gangguan penglihatan pada penderita katarak senilis biasanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari lokasi dan kematangan katarak.Semua jenis katarak akan terus berkembang dalam mata. Dan biasanya perkembangan katarak yang perlahan tidak mengakibtakan rasa nyeri pada penderitanya. Namun tak jarang juga katarak bisa mengakibatkan lensa membengkak dan meningkatkan tekanan dalam mata (glaukoma), sehingga akan timbul rada nyeri pada mata.

Transcript of katarak (2)

Page 1: katarak (2)

katarak senilis imatur adalahKatarak Senilis imatur merupakan salah satu jenis penyakit katarak yang disebabkan oleh faktor penuaan. Penderita katarak senilis biasanya berusia diatas 50 tahun.

Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi berkembangnya penyakit katarak senilis adalah diabetes, kurangnya kalsium, kondisi lingkungan, dan penyakit metabolik.

Katarak senilis merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan di usia lanjut.Tetapi sebagian besar penderita katarak senilis tidak menyadari bahwa dirinya terserang katarak. Hal ini disebabkan pada umur 60 tahun lensa akan mengalami kekeruhan.

Dan umumnya hal itu terjadi pada kedua mata mereka. Sehingga mereka menganggap bahwa gannguan penglihatan mereka terjadi karena umur bukan karena katarak.

Katarak senilis sendiri digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;

1. katarak immatur yaitu keadaan dimana lensa  masih memiliki bagian yang jernih

2. katarak matur yaitu dimana lensa mata sudah menjadi keruh secara keseluruhan

3. dan katarak hipermatur yaitu dimana ada bagian permukaan yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan dapat mengakibatkan peradangan pada bagian mata lainnya.

Gangguan penglihatan pada penderita katarak senilis biasanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari lokasi dan kematangan katarak.Semua jenis katarak akan terus berkembang dalam mata. Dan biasanya perkembangan katarak yang perlahan tidak mengakibtakan rasa nyeri pada penderitanya.

Namun tak jarang juga katarak bisa mengakibatkan lensa membengkak dan meningkatkan tekanan dalam mata (glaukoma), sehingga akan timbul rada nyeri pada mata.

Gangguan penglihatan yang biasa dialami oleh penderita katarak adalah ;

1. >sulit untuk memfokuskan penglihatan pada malam hari

2. >ketika melihat cahaya akan terasa menyilaukan mata atau ada lingkaran di sekitar cahaya

3. >ketajaman penglihatan yang semakin menurun bahkan pada siang hari

4. >sering gonta – ganti kacamata dan adanya penglihatan ganda pada salah satu mata.

Page 2: katarak (2)

Jika sudah mengalami gangguan mata yang seperti yang tersebut di atas maka tak ada salahnya kita melakukan pemeriksaaan yang lebih lanjut.

Sehingga kita bisa mengetahui kesehatan mata kita.(nn)

Katarak Senilis Tak Harus MembutakanSejauh ini, katarak telah berhasil membutakan tidak kurang dari 1,5 juta penduduk Indonesia. Padahal, katarak bukanlah penyakit yang sifatnya sangat progresif dan langsung bisa merusak saraf penglihatan dalam hitungan hari. Minimnya edukasi dan informasi kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang bisa dipersalahkan.

Banyak orang yang belum mengetahui gejala dan tanda kedatangan katarak. Sebagian, justru menganggap penurunan tajam penglihatan akibat katarak merupakan mekanisme penuaan yang wajar dan tidak perlu digubris. Alhasil, mereka datang ke dokter dalam keadaan di mana operasi untuk menyelamatkan daya lihat akan berakhir sia-sia.Istilah katarak merujuk kepada kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Lensa merupakan salah satu media pembiasan pada mata yang kaya dengan protein. Pada saat lensa mengalami kekeruhan, maka penglihatan pun terganggu.

Katarak bukan hanya bisa terjadi pada orang tua sebagai akibat dari penuaan itu sendiri. Pada bayi baru lahir kekeruhan lensa yang terjadi disebut sebagai katarak bawaan. Katarak juga bisa terjadi pada keadaan setelah mata mengalami trauma atau penyakit yang merusak lensa, termasuk penyakit sistemik semisal kencing manis. Pada orang tua, katarak terjadi sebagai akibat dari proses degeneratif dan disebut sebagai katarak senilis.

Sebuah literatur menyebutkan bahwa semua orang tua di usia 55 tahun telah mulai mengalami pengeruhan lensa. Namun, perjalanan penyakitnya berbeda-beda, berpulang kembali kepada yang bersangkutan. Artinya, jika pada A gejala dan tanda katarak muncul 1 tahun berselang, pada B mungkin muncul 10 tahun setelahnya. Sejauh ini, belum ada yang mampu mengemukakan kepastian mengapa katarak senilis bisa terjadi. Perlu diketahui, lensa tidak pernah diperbaharui seumur hidupnya, berbeda dengan kulit yang mengalami siklus mati lalu diganti. Begitupun, lensa terus tumbuh dan membelah.

Untuk memenuhi kebutuhannya akan energi, lensa mata mengadakan rangkaian proses metabolisme. Hasil samping dari proses tersebut adalah senyawa-senyawa radikal bebas. Seiring usia, jumlah antioksidan alami dalam tubuh berkurang sehingga ada radikal bebas yang tidak dinetralkan. Paparan sinar matahari (UV B) juga bisa mengganggu kerja antioksidan, berpotensi untuk merusak protein lensa.Katarak senilis memiliki 4 stadium, yaitu stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur. Tanda dan gejala di masing-masing stadium ini berbeda. Sebaiknya kita kenali dengan baik sebagai

Page 3: katarak (2)

salah satu upaya deteksi dini.

Pada stadium insipien kekeruhan yang terjadi sangat minimal. Bahkan, tajam penglihatan bisa jadi hanya menurun sedikit. Keluhan kabur mungkin belum dirasa. Pada stadium insipien, kekeruhan mulai melebar. Cairan dari luar lensa akan masuk ke lensa menyebabkan lensa menggembung. Keluhan kabur mulai terasa. Pada stadium ini, orang-orang yang sebelumnya menderita rabun jauh, akan merasa rabun jauhnya semakin parah. Jika mereka berpenglihatan normal, maka akan kabur saat melihat jauh. Apabila sebelumnya menderita rabun dekat, mereka akan merasa rabun dekatnya sembuh, tidak butuh kaca mata lagi.

Pada stadium matur, kekeruhan telah terjadi pada seluruh lensa. Cairan pun keluar dari lensa. Pada stadium hipermatur, lensa telah mencair dan jatuh ke bawah. Di sini, penglihatan sudah sangat menghilang, kemungkinan hanya bisa melihat cahaya .Secara umum penderita katarak akan mengalami gejala seperti melihat di balik tirai. Kadang kala dijumpai gejala silau, melihat lingkaran pelangi di sisi lampu, atau berbayang.(dr. Roveny

Page 4: katarak (2)

Patofisiologi terjadinya katarak senilis cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti :

Konsep penuaan :

1. Teori putaran biologik (“A biologic clock”)

2. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali à mati

3. Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang mengakibatkan kerusakan

sel

4. Teori mutasi spontan

5. Teori “A free radical”

Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat

Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi

Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E

Teori “A Cross-link”Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi.Perubahan lensa pada usia lanjut :1.Kapsul

Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)

Mulai presbiopia

Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur

Terlihat bahan granular

2.Epitel – makin tipis

Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa :

Page 5: katarak (2)

Lebih ireguler

Pada korteks jelas kerusakan serat sel

Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus (histidin, triptofan,

metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna cokelat protein lensa nucleus mengandung histidin

dan triptofan disbanding normal.

Korteks tidak berwarna karena :Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi

Klasifikasi Menurut LokasiBerdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi 3, yaitu

nuklear sklerosis, 

kortika

posterior subkapsular. 

Nuklear sklerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Kortikal, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior 

Posterior subkapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma.5,7 

StadiumKatarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu

1. katarak insipen, 

2. katarak imatur, 

3. katarak matur

4. katarak hipermatur. 

Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien 

Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder

Katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali tidak terdapat bayangan iris pada shadow test atau disebut negatif.                Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi lembek dan mencair pada bagian korteks. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak

Page 6: katarak (2)

berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.

Page 7: katarak (2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang1

Katarak berasal dari bahasa latin ‘cataraca’ dan bahasa yunani catarak yang artinya adalah air

terjun. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata

secara bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi, trauma mata, infeksi penyakit

tertentu. Katarak dapat pula terjadi sejak lahir, karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak

maupun dewasa.

Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan didunia mencapai 38 juta

orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan

prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang

terbesar karena katarak senilis / ketuaan

Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal terjadinya katarak

antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari, perubahan dalam persepsi warna, dan daya

penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu

beberapa bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan

yang berperingkat (progresif).

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi 1

                Secara umum katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus

pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak

terjadi secara perlahan-lahan, sehingga penglihatan terganggu secara beragam sesuai tingkat kekeruhan

Page 8: katarak (2)

lensa. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, biasanya diatas 50

tahun

Epidemiologi 1

Katarak senilis sampai sejauh ini merupakan bentuk katarak yang paling sering

didapatkan. Menurut perhitungan kira-kira 90 % dari insiden katarak seluruhnya adalah katarak senilis.

5 % dari orang berusia 70 tahun dan 10 % dari orang yang berusia 80 tahun menderita katarak dan

membutuhkan tindakan pembedahan.

Etiologi 1

Penyebab pasti dari katarak senilis belum ditemukan, diduga ada hubungan dengan keturunan,

oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui riwayat keluarga. Pada katarak senilis sebaiknya

disingkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus yang dapat

menimbulkan katarak komplikata. Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak ditemukan bukti

bahwa radiasi ultraviolet merupakan faktor signifikan dalam timbulnya katarak senilis.

Patofisiologi  3

Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein

yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi

peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa protein,

perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lensa

melebihi jumlah protein dalam bagian yang lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan

nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut

menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan. Dengan

bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi lebih padat dan berkurang

kandungan airnya, lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan

memfokuskan benda berkurang.

Gejala Klinik4

Gejala Subyektif :

a. Bila Kekeruhan tipis, kemunduran visus sedikit atau sebaliknya.

b. Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak

c. Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa

sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau

Page 9: katarak (2)

d. Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses pembentukan

katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh

dimuka retina

Gejala Obyektif :

a. Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi

b. Jika mata diberi sinar dari samping: Lensa tampak keruh keabuan atau keputihan dengan latar hitam

c. Pada fundus reflex dengan opthalmoskop : kekeruhan tersebut tampak hitam dengan latar oranye. Dan

pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa latar orange, hal ini

menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya

d. Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera anterior menyempit

sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya terjadi glaukoma

Stadium1

Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur,matur, dan

hipermatur.

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah(air masuk) Normal Berkurang (air + masa lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik MataDepan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Tes Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaukoma

Visus + < << <<<

Bayangan iris

Page 10: katarak (2)

-

++<.span>

-

+/-

1. Katarak Insipien

Pada stadium ini kekeruhan lensa tidak teratur, tampak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi

dangan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya.Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior

dan posterior. Kekeruhan ini pada awalnya hanya nampak jika pupil dilebarkan. Pada stadium ini

terdapat keluhan poliopia yang disebabkan oleh indeks refraksi yang tidak sama pada semua

bagian lensa. Bentuk ini kadang menetap untuk waktu yang lama.

2. Katarak Imatur

Pada katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal, tetapi belum mengenai seluruh lapisan lensa

sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. Terjadi penambahan volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa yang mencembung

akan dapat menimbulkan hambatan pupil, mendorong iris ke depan, mengakibatkan bilik mata dangkal

sehingga terjadi glaukoma sekunder.Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau sahadaw test, maka akan

terlihat bayangniris pada lensa, sehingga hasil uji shadow test (+)

3. Katarak Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Proses degenerasi yang berjalan terus

maka akan terjadi pengeluaran air bersama hasil disintegrasi melalui kapsul, sehingga lensa kembali ke

ukuran normal. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali. Tidak terdapat bayangan

iris pada lensayang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif

4. Katarak Hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa, sehingga masa lensa yang mengalami degenerasi akan

mencair dan keluar melalui kapsul lensa. Lensa menjadi mengecil dan berwarna kuning. Bila proses

katarak berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat

keluar, maka korteks akan memperlihatkan sekantong susu dengan nukleus yang terbenam di korteks

lensa. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni. Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudo

positif. Cairan / protein lensa yang keluar dari lensa tersebut menimbulkan reaksi inflamasi dalam bola

mata karena di anggap sebagai benda asing. Akibatnya dapat timbul komplikasi uveitis dan glaukoma

Page 11: katarak (2)

karena aliran melalui COA kembali terhambat akibat terdapatnya sel-sel radang dancairan / protein

lensa itu sendiri yang menghalangi aliran cairan bola mata.

Diagnosis1

Diagnosa dari katarak senilis dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan

seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus dilakukan untuk menyingkirkan penyakit

sistemik yang berefek terhadap mata dan perkembangan katarak.

a. Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan ketajaman penglihatan untuk

gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar dengan

cahaya terang.

b. Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit

pasien dan prognosis penglihatannya. Pemeriksaan yang sangat penting yaitu tes pembelokan sinar yang

dapat mendeteksi pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferent relatif yang mengindikasikan lesi saraf

optik atau keterlibatan difus makula

c. Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa. Tapi dapat juga struktur

okular lain( konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan).

Ketebalan kornea dan opasitas kornea seperti kornea gutata harus diperiksa hati-hati

Gambaran lensa harus dicatat secara teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil

Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluxasi lensa dapat

mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur

d. Kepentingan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian belakang harus

dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan.

Penatalaksanaan 2

Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan untuk menyembuhkan katarak senilis. Penggunaan

obat-obatan selama ini bertujuan untuk memperlambat penebalan katarak. Katarak hanya dapat diatasi

melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak

diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada obat-obatan,

makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau menyembuhkan seseorang dari

gangguan katarak. Akan tetapi melindungi mata terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat

memperlambat terjadinya gangguan katarak. Kacamata gelap atau kacamata reguler yang dapat

menghalangi sinar ultraviolet (UV) sebaiknya digunakan ketika berada diruang terbuka pada siang hari.

Page 12: katarak (2)

Pengobatan katarak senil yang pernah dipakai adalah :

Iodium tetes, salep, injeksi dan iontoforesis, tidak jelas efektif, sedang beberapa pasien puas.

Kalsium sistein

Imunisasi dengan yang memperbaiki cacat metabolisme lensa

Dipakai lentokain dan kataraktolisin dari lensa ikan

Vitamin dosis tinggi juga dipergunakan.

Terapi definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Beberapa tahun terakhir bermacam-

macam teknik operasi telah dikembangkan dari tulisan teknik kuno sampai teknik terbaru fakoemulsi.

Berdasarkan integritas dari capsula posterior lensa, 2 tipe utama bedah lensa adalah intracapsular

catarak extraction (ICCE) dan extracapsular cataract extraction ( ECCE).

Tindakan bedah pada pasien katarak dilakukan jika telah ada indikasi seperti:

Katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum matur

Katarak matur, karena jika menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit katarak hipermatur (uveitis

dan glaukoma)

Katarak yang telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma.

a. Ekstraksi katarak intra kapsular

Sebelum adanya instrumen bedah mikro yang lebih modern dan IOL yang baik, ICCE merupakan

metode yang lebih disukai untuk pengangkatan katarak. Teknik ini melibatkan mengangkat seluruh lensa

termasuk kapsula posterior. Dalam melakukan teknik ini tidak perlu khawatir terhadap perkembangan

selanjutnya dan penanganan dari opasitas kapsul. Teknik ini dapat dilakukan dengan alat – alat yang

sedikit canggih dan di daerah dimana tidak terdapat mikroskop operasi dan sistem origasi.

Bagaimanapun sejumlah kerugian dan komplikasi post operasi, insisi limbus yang lebar sering 160 o-

180o dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang mengikutinya seperti penyembuhan yang terlambat,

keterlambatan perbaikan visus, timbulnya astigmatismat, inkarserasi iris, luka operasi yang bocor,

inkarserasi vitreus. Edem kornea merupakan suatu keadaan yang umum terjadi saat operasi dan

komplikasi post operasi. Meskipun banyak komplikasi post operasi, namun ICCE masih dapat digunakan

pada kasus-kasus dimana zonular rusak berat, sehingga dapat dilakukan pengangkatan lensa dengan

sukses.

Page 13: katarak (2)

ICCE merupakan kontraindikasi absolut pada anak-anak dan dewasa muda dengan katarak dan kasus-

kasus dengan trauma ruptur kapsular. Kontraindikasi relatif adalah miopia tinggi, sindrom marfan,

katarak morgagni, dan adanya vitreus di bilik mata depan.

b. Extra Capsular Cataract Extraction

Berbeda dengan ICCE, ECCE melibatkan pengangkatan nukleus lensa dengan membuka kapsula

anterior dan meninggalkan kapsula posterior. ECCE mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan

ICCE, yang berhubungan dengan intaknya kapsula posterior, yaitu :

Insisi yang kecil pada ECCE dan sedikit trauma dari endotel kornea

Komplikasi cepat dan lambat dari vitreus sampai kornea, iris dapat diminimalisasi atau dieliminasi

Tempat anatomi yang baik terhadap IOL bila kapsula posterior masih intak

Sebaliknya, kapsula yang intak menyebabkan masuknya bakteri dan mikroorganisme lain ke dalam

kamera okuli anterior selama proses pembedahan, yang bisa mencapai rongga vitreus posterior dan

dapat menyebabkan endoptalmitis

Komplikasi 1

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses fakolitik, fakotopik,

fakotoksik

1. Fakolitik

Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluar yang akan menumpuk di

sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa.

Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpuk pula serbukan

fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut.

Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul glaukoma.

2. Fakotopik

Berdasarkan posisi lensa Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut kamera okuli

anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous tidak lancar sedangkan produksi berjalan

terus, akibatnya tekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaukoma.

Page 14: katarak (2)

3. Fakotoksik

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagimata sendiri (auto toksik)

Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yangkemudian akan menjadi glaukoma

BAB     III KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : jatim

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Anamnesis (autoanamnesia)

Keluhan Utama

Mata kanan tidak bisa melihat

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan mata kanan tidak dapat melihat, keluhan dirasakan sejak 3 bulan

yang lalu. Awalnya bisa melihat namun perlahan penglihatan mata kanan menurun dan sekarang pasien

hanya dapat melihat adakah cahaya atau tidak. Nyeri (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).

Page 15: katarak (2)

Riwayat penyakit dahulu

Tidak pernah mengalami sakit mata seperti ini

Hipertensi disangkal

Diabetes disangkal

Riwayat pengobatan

Belum pernah berobat sebelumnya dan tidak pernah memakai kacamata sebelumnya

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign : T=130/80 mmHg N: 88x/menit RR : 20x/menit

Status Generalis

1. Pemeriksaan kepala : dbn

2. Pemeriksaan Mata

Konjungtiva : anemis -/-

Sklera : ikterus -/-

Pupil : Reflek cahaya +/+

3. Pemeriksaan leher : dbn

4. Pemeriksaan thorax : dbn

5. Pemeriksaan Abdomen : dbn

6. Pemeriksaan ekstremitas : dbn

Status Lokalis

Visus Persepsi cahaya +/+

Iluminasi +/+

Page 16: katarak (2)

Segmen Anterior ODS

Palpebra : edema -/- , spasme -/- , &nbrp; Entropion -/- , ektropion -/-

Konjungtiva : hiperemi -/- , sekret -/-

Kornea : Jernih +/+

BMD : Dalam/dangkal

Iris : Radier +/+

Pupil : Bulat +/+, 0 3mm/3mm

Lensa :Keruh/jernih

Problem List

a. Terjadi kekeruhan pada lensa mata kanan

b. Visus mata kanan menurun

Assessment

Katarak Senilis Matur OD

Planning

a. Informed consent

b. Rencana Lab. Darah lengkap

c. Pro USG dan Biometri

d. Rencana ECCE ( Ekstra Capsular Catarac Ektration) dan IOL

Monitoring

a. Keluhan

b. Vital sign

Page 17: katarak (2)

Edukasi

a. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita katarak senilis , dimana katarak ini berhubungan

dengan usia serta proses penuaan yang terjadi didalam lensa

b. Menjelaskan kepada pasien serta keluarga tentang tindakan operasi yang akan dilakukan pada katarak

senilis imatur dimana memiliki resiko post operasi serta membutukan perawatan tertentu post operasi

BAB     IV PEMBAHASAN

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas

50 tahun. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan

korteks lensa. 3

Secara klinik, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan

kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam

bentuk keluhan presbiopia. Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara

pasti dan sampai sejauh ini merupakan bentuk katarak yang paling sering didapatkan. 3

Berdasarkan tingkat kematangan katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium yaitu: 3

1. stadium insipien kekeruhan tampak terutama dibagian periferkorteks berupa garis-garis yang melebar

dan makin ke sentral menyerupai ruji sebuah roda

2. stadium immatur kekeruhan terutama pada bagian posterior nukleus dan belum mengenai seluruh

lapisan lensa

3. stadium matur kekeruhan sudah mengenai reluruh lensa, warna menjadi putih keabu-abuan

4. hipermatur terjadi pencairan korteks dan nukleus tenggelam kebawah (katarak morgagni), atau lensa

terus kehilangan cairan dan keriput ( katarak shrunken)

Page 18: katarak (2)

Tindakan bedah pada pasien katarak dilakukan jika telah ada indikasi seperti:2

Katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum matur

Katarak matur, karena jika menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit katarak hipermatur (uveitis

dan glaukoma)

Katarak yang telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma

Pembedahan berupa ekstraksi katarak yang dapat dikerjakan dengan cara : 3

a. Intra kapsuler / ICCE

Masa lensa dan kapsul dikeluarkan seluruhnya

b. Ekstra kapsuler / ECCE

Masa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan bagian posterior

c. Fakoemulsifikasi

Inti lensa dihancurkan didalam kapsul dan sisa masa lensa dibersihka dengan irigasi dan aspirasi

Adapun komplikasi tindakan operatif katarak2

1. Hilangnya vitreous.

Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreousnya dapat masuk ke dalam

bilik mata depan yang merupakan resiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina.

2. Prolaps iris.

Iris dapat mengalami protus melalui insisi bedah pada periode paska operasi dini. Pupil mengalami

distorsi.

3. Endoftalmitis.

Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi (< 0,3%), pasien datang dengan

mata merah yang terasa nyeri, penurunan tajam penglihatan, pengumpulan sel darah putih di bilik mata

depan (hipopion).

4. Astigmatisma pasca operasi.

Page 19: katarak (2)

Mungkin diperlukan pengangkatan jahitan kornea untuk mengurangi astigmatisma kornea. Ini dilakukan

sebelum melakukan pengukuran kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes mata

steroid dihentikan. Kelengkungan kornea yang berlebih dapat terjadi pada garis jahitan bila jahitan

terlalu erat. Pengangkatan jahitan biasanya menyelesaikan masalah ini dan bisa dilakukan dengan

mudah di klinik dengan anastesi lokal,dengan pasien duduk di depan slit lamp . Jahitan yang longgar

harus diangkat untuk mencegah infeksi namun mungkin diperlukan jahitan kembali jika penyembuhan

lokasi insisi tidak sempurna. Fakoemulsifikasi tanpa jahitan melalui insisi yang kecil menghindarkan

komplikasi ini. Selain itu, penempatan luka memungkinkan koreksi astigmatisma yang telah ada

sebelumnya.

5. Edema makular sistoid.

Makula menjadi edema setelah pembedahan, terutama bila disertai dengan hilangnya vitreous. Dapat

sembuh seiring berjalannya waktu,namun dapat menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang

berat.

6. Ablasio retina.

Teknik-teknik modern dalam ekstraksi katarak dihubungkan dengan rendahnya tingkat komplikasi ini.

Tingkat komplikasi ini bertambah bila terdapat kehilangan vitreous

7. Opasifikasi kapsul posterior.

Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior berkurang pada beberapa bulan setelah

pembedahan ketika sel epitel residu bermigrasi melalui permukaannya. Penglihatan menjadi kabur dan

mungkindidapatkan rasa silau. Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan laser sebagai

prosedur klinis rawat jalan.

BAB VKESIMPULAN

Katarak senilis matur adalah katarak yang terjadi dimana kekeruhan lensa yang terdapat pada

usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun dan kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi

Page 20: katarak (2)

putih keabu-abuan, serta tajam penglihatan menurun tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi

cahaya.

Adapun terapi dari katarak senilis matur ini adalah dilakukannya pembedahan dengan tekhnik

Intra Capsular Cataract Extraction, Extra Capsular Cataract Extraction dan fakoemulsi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas,Sidarta, HHB Mailangkay, dkk. Lensa Mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum Dan

Mahasiswa Kedokteran. Sagung Seto, Jakarta.2002

2. Setiohadji, B., Community Opthalmology., Cicendo Eye Hospital/Dept of Ophthalmology Medical Faculty

of,Padjadjaran University. 2006.

3. SMF ilmu penyakit mata. Pedoman Dianosis dan Terapi Edisi III. RSUD Soetomo. Surabaya. 2006

4. http://lomboksehat.blogspot.com/2011/11/katarak-senilis.html