KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja...

51

Transcript of KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja...

Page 1: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat
Page 2: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014 | i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjat kan puji syukur kehadirat Allah SWT, Laporan Bulan Februari 2014

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dapat terselesaikan.Laporan Bulan Februari 2014 Direktorat

Tata Ruang dan Pertanahan disusun sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi bulanan

terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaiannya. Selain itu, tersedianya laporan ini sekaligus juga

bagian dari upaya melaksanakan prinsip keterbukaan informasi yang merupakan salah satu bagian

penting dari good governance (kepemerintahan yang baik).

Pada Bulan Februari 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelesaikan

beberapa kegiatan yang strategis dalam menunjang kinerja capaian Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan yaitu: (a) Knowledge management yang terdiri dari diskusi dan workshop, (b) Rapat

Persiapan Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, (c) Pembahasan Target Sertipikasi

Tanah BMN Tahun 2015, (d) Kick Off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan

Ruang dan Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014, (f) Rapat Buletin Tata Ruang dan

Pertanahan, (g) Rapat Koordinasi BKPRN Tingkat Eselon II Pembahasan Draft Roadmap Penyelesaian

RZWP-3-K 2015-2019, (h) Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi

Strategis Reforma Agraria Nasional,(i) Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII, (j) Rapat

Internal Subdit Pertanahan, (k) Bilateral meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015,

(l) Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015, Konsinyering Finalisasi Draf Rencana Kerja Tim

Koordinasi Strategis RAN,(m) Rapat Teknis Eselon III BKPRN tentang Pendetailan Kegiatan (Lintas

Sektor) BKPRN tahun 2014, (n) Bilateral meeting dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, (o)

Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN: Sosialisasi Peta LP2B dan Pra Trilateral Meeting Penyusunan

Baseline Pagu Anggaran K/L dalam RKP 2015.

Demikian, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif bagi

kita semua dalam melaksanakan tugas di Kementerian PPN/Bappenas.

Jakarta, Maret 2014

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP.

NIP.19630726 199203 1 001

Page 3: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014 | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

BAB II KEGIATAN INTERNAL ................................................................................................................ 2

A. ...................................................................................................................................... K

egiatanUtama...................................................................................................................... 2

B. ....................................................................................................................................... K

egiatanPendukung .............................................................................................................. 5

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL .......................................................................................................... 11

BAB IV RENCANA KEGIATAN BULAN MARET 2014 ............................................................................ 32

BAB V PENUTUP ................................................................................................................................ 33

LAMPIRAN

Page 4: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014 | iii

DAFTAR SINGKATAN

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BMN : Barang Milik Negara BPK : Badan Pengawas Keuangan BPN : Badan Pertanahan Nasional BS : Brainstorming DAS : Daerah Aliran Sungai DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral FGD : Focus Group Discussion GSW : Giant sea Wall INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi JICA : Japan International Coorporation Agency K/L : Kementerian/Lembaga K-MAP : Knowledge Map KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KBAK : Kawasan Bentang Alam Karst KKDT : Kawasan Khusus dan Derah Tertinggal KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KM : Knowledge Management K-MAP : Knowledge-Map KP2B : Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan KSN : Kawasan Strategis Nasional LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAP : Land Administration Program LMPDP : Land Management and Policy Development Project LH : Lingkungan Hidup LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan MDGs : Millenium Development Goals MP3EI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia NJOP : Nilai Jual Objek Pajak NSPK : Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria OTDA : Otonomi Daerah PELINDO : Pelabuhan Indonesia PERPRES : Peraturan Presiden PEP RAN : Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Nasional PIPIB : Peta Indikatif Penundaan Izin Baru PIR : Perkebunan Inti Rakyat PKPD : Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah

Page 5: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014 | iv

PKSN : Pusat Kegiatan strategis nasional PP : Peraturan Pemerintah PPN : Perencanaan Pembangunan Nasional PU : Pekerjaan Umum PW : Pengembangan Wilayah RAN : Reforma Agraria Nasional RAN-API : Rencana Aksi Nasional-Adaptasi Perubahan Iklim RAD GRK : Rencana Aksi Daerah Gas RumahKaca RDTL : Republik Demokratik Timor Leste RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RKA K/L : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga RKP : Rencana Kerja Pemerintah RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah RPERPRES : Rancangan Peraturan Presiden RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RTR : Rencana Tata Ruang RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah RUU : Rancangan Undang-undang RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SAPOLA : Slum Alleviation Policy and Action Plan SARBAGITA : Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan SCDRR : Safer Communities trough Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan SOP : Standard, Operating and Procedure TA : Tahun Anggaran TRP : Tata Ruang dan Pertanahan UP/TUP : Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan UU : Undang-undang WAMEN : Wakil Menteri

Page 6: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bulan Februari 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melaksanakan beberapa

kegiatan utama antara lain, Knowledge management yang terdiri dari diskusi dan workshop , Rapat

Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, Pembahasan Target Sertipikasi Tanah BMN Tahun

2015, Kick off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Program

Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014 dan Rapat Buletin Tata Ruang dan Pertanahan. Selain itu juga

telah dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung dan eksternal antara lain Rapat Koordinasi BKPRN

tingkat Eselon II tentang Pembahasan Draft Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K 2015-2019,

Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma

Agraria Nasional, Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII, Rapat Internal Subdit

Pertanahan, Billateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015, Pembahasan Pra

Trilateral Meeting RKP 2015, Konsinyering Finalisasi Draft Rencana Kerja Tim Koordinasi Strategis

RAN, Rapat Teknis Eselon III BKPRN tentang Pendetailan Kegiatan (Lintas Sektor) BKPRN tahun 2014,

Bilateral Meeting dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN:

Sosialisasi Peta LP2B dan Pra Trilateral Meeting Penyusunan Baseline Pagu Anggaran K/L dalam RKP

2015 BPN.

Dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa kegiatan yang sudah selesai dan ada pula

kegiatan yang masih berlanjut. Kegiatan yang telah selesai terlaksana adalah Penyusunan Rencana

Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Internal Subdit Pertanahan, Bilateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015,

Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015, Konsinyering Finalisasi Draft Rencana Kerja Tim

Koordinasi Strategis RAN, Rapat Teknis Eselon III BKPRN, Bilateral Meeting dengan Kementerian

Kelautan dan Perikanan, dan Pra Trilateral Meeting Penyusunan Baseline Pagu Anggaran K/L dalam

RKP 2015 BPN. Sedangkan untuk kegiatan yang masih berlanjut yaitu Knowledge management,

Rapat Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, Pembahasan Target Sertipikasi Tanah BMN

Tahun 2015, Kick off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan

Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014 dan Rapat Buletin Tata Ruang dan Pertanahan,

Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII dan Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN:

Sosialisasi Peta LP2B

Pada laporan ini akan dijelaskan secara mendetail kegiatan-kegiatan utama maupun

pendukung yang telah dilaksanakan pada Bulan Februari 2014.

Page 7: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|2

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi

kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu

dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah

pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat

dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa yang akan datang.

Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja.

2.1 Kegiatan Utama

2.1.1 Diskusi Knowledge Management

Kegiatan diskusi dilakukan pada tanggal 5 Februari 2014 bertempat di Ruang SG-5

Kementerian PPN/Bappenas dengan tujuan untuk sosialisasi dan diskusi aktif dengan

saling berbagi dan belajar dalam mengupas konsep KM serta kemungkinan

penerapannya.Adapun output yang diharapkan adalah konsep Knowledge Management

di Kementerian PPN/Bappenas, terutama untuk Bidang Tata Ruang dan Pertanahan.

Tindak lanjut diskusi tersebut adalah Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan mulai

menyusun Roadmap Knowledge Management TRP, Knowledge Map TRP dan Time

schedule dari setiap tahap proses pengembangan Knowledge Management tersebut.

Gambar 1. Diskusi Knowledge Management

2.1.2 Workshop Knowledge Management

Workshop dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014 di Hotel Akmani dengan

tujuan melaksanakan sosialisasi secara aktif dengan saling berbagi dan belajar dalam

mengupas konsep KM serta memulaipenerapannya di Kementerian PPN/Bappenas

terutama terkait dengan bidang tata ruang dan pertanahan. Workshop Knowledge

Management dipandu oleh Bapak Ir. Haitan, MT selaku narasumber yang memaparkan

materi Knowledge Management, dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang terdiri dari

kelompok tata ruang, pertanahan, sekretariat BKPRN, sekretariat Reforma Agraria

Page 8: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|3

Nasional (RAN) dan kelompok infosos. Beberapa poin penting yang disampaikan dalam

workshop ini, adalah:

a. Penyusunan K-Map ini diharapkan dapat dioptimalkan dalam pendistribusian

informasi secara keseluruhan dan berkelanjutan.

b. Perlu pendetailan dan arahan yang jelas dari pencapaian KM terkait bidang TRP.

c. Output yang dihasilkan harus jelas sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah.

Adapun capaian yang diperoleh dalam workshop tersebut adalah Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan akan menyelesaikan Roadmap KM TRP dalam jangka waktu 2

(dua) bulan kedepan, akan ditunjuk 1 (satu) orang sebagai PIC dan narasumber akan

menyusun time schedule dari setiap tahap pengembangan KM.

Gambar 2. Workshop Knowledge Management

2.1.3 Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis

Reforma Agraria Nasional

Rapat diselenggarakan di Blue Sky Hotel pada tanggal 19 Februari 2014 dengan

tujuan untuk menyusun rencana kerja Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional

tahun anggaran 2014 dan 2015 sesuai dengan sasaran dan indikator sebagaimana

tertuang dalam dokumen White Paper Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional. Pada

akhir acara telah tersusun Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 dan timeline Rencana

2015. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan rapat penyusunan rencana kerja Tim

Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional tahun anggaran 2014 dan 2015 akan

diadakan Kick off Meeting dan Penyepakatan Rencana Kerja Tim Koordinasi Strategis

Reforma Agraria Nasional tahun anggaran 2014 pada minggu ke-2 Bulan Maret 2014.

2.1.4 Rapat Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

Rapat dilaksanakan di Hotel Akmani pada tanggal 13 Februari 2014 dengan tujuan

untuk saling bertukar ide guna mempersiapkan Pameran Perencanaan Pembangunan

2014. Sebagai output, dalam rapat ini diharapkan teridentifikasinya skenario dan potensi

peserta serta teridentifikasinya narasumber dan peserta dalam Pameran Perencanaan

Pembangunan. Adapun capaian yang diperoleh dalam rapat tersebut adalah penetapan

kriteria untuk peserta pameran dan diskusi serta pemberian informasi untuk jadwal rapat

koordinasi berikutnya.

Page 9: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|4

Gambar 3. Rapat Pameran Perencanaan Pembangunan

2.1.5 Kick off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan

Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014

Kick off Meeting ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2014 di Ruang SS 1-2

Kementerian PPN/Bappenas dengan tujuan untuk memperoleh masukan terhadap hasil

evaluasi 2013 Bidang TRP dan masukan terhadap rencana kegiatan evaluasi 2014 dari

mitra K/L Dit.TRP, yaitu: Ditjen Penataan Ruang-Kementerian PU, Ditjen Bina Bangda-

Kemendagri, dan BPN. Pertemuan ini juga memasilitasi direktorat mitra K/L di

Kementerian PPN/Bappenas dengan Kementerian PU, Kemendagri, dan BPN dalam

koordinasi lintas sektor bidang tata ruang dan pertanahan.

Adapun output yang diharapkan dalam Kick off Meeting tersebut adalah Masukan

dan informasi pelengkap terhadap hasil evaluasi 2013, meliputi: RKP 2012, Penelaahan

RTRWN dan RPJMN, dan Outcome based evaluation. Dalam pelaksanaan Kick off,

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memasilitasi BPN dengan direktorat mitra K/L di

Bappenas yang terkait sertifikasi tanah/legalisasi aset, memasilitasi Kementerian PU

untuk program perkotaan berkoordinasi dengan Direktorat Perkotaan di Bappenas dan

Untuk pelaksanaan kegiatan evaluasi 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan

melakukan pertemuan lanjutan. Selain itu, BPN mengusulkan dilaksanakan rapat berkala

dengan direktorat mitra K/L di Bappenas yang terkait dengan legalisasi aset lintas sektor,

sehingga dapat lebih terarah dan terfokus.

Gambar 4. Kick off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan

Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014

2.1.6 Rapat Buletin Tata Ruang dan Pertanahan

Page 10: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|5

Rapat diselenggarakan di Hotel Ambhara pada tanggal 11 Februari 2014 dengan

maksud untuk membahas hasil review Dewan Redaksi, Materi Edisi I tahun 2014 dan

Materi Edisi II Tahun 2014. Adapun hasil dari rapat diperoleh Dewan Redaksi Lukita

Dinarsyah Tuwo menggantikan Max H. Pohan sebagai Pelindung, Oswar Mungkasa

menggantikan Alm. Deddy Koespramoedyo sebagai Penasehat Redaksi. Adapun materi

untuk Edisi I dan Edisi II Buletin Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Materi Buletin TRP

Materi Edisi I tahun 2014 Materi Edisi II Tahun 2014

Tema Bencana dan Penataan Ruang Zonasi Wilayah Laut, Pesisir dan

Pulau-pulau kecil.

Profil Tokoh DR. Ir. Surono Menteri Kelautan dan Perikanan;

Dirjen KP3K

Terkait dengan materi edisi I, Bappenas berencana menyediakan materi berupa

artikel terkait kegiatan SCDRR (Perencaan Tata Ruang KSN: Tinjauan Kemencanaan) dan

Agenda Kerja BKPRN 2014-2015.

2.2 Kegiatan Pendukung

2.2.1 Rapat Koordinasi BKPRN tingkat Eselon II: Pembahasan Draft Roadmap Penyelesaian

RZWP3K 2015-2019

Rapat dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2014 bertempat di Ruang SS 3

Kementerian PPN/Bappenas dengan maksud untuk mebahas Draft Roadmap Membahas

(i) Draft Roadmap Penyelesaian RTRW & RDTR 2015-2019, (II) Membahas Draft Roadmap

Penyelesaian RZWP-3-K 2015-2019, (III) Membahas Draft Roadmap Penyelesaian

Integrasi RTRW dan RZWP-3-K 2015-2019, (IV) Menyepakati Rencana Tidak Lanjut

Finalisasi Roadmap. Beberapa hal penting yang dibahas adalah kemajuan penetapan

Perda RTRW, RDTR, dan RZWP-3-K prov/kab/kota. Sebagai tindak lanjut akan diadakan

Rapat Koordinasi tingkat Eselon II pada tanggal 19 Februari 2014 dengan agenda

pemaparan Peta LP2B. Untuk itu, diperlukan konfirmasi kesiapan Kementan sebagai

pemapar.

2.2.2 Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII

Kegiatan Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII dilaksanakan pada

tanggal 18 Februari 2014 dengan mengambil tempat di Kementerian PPN/Bappenas

bertujuan untuk Menyusun rancangan teknokratik RPJMN 2015-2019. Dalam kegiatan ini,

target telah dicapai yaitu Draf RPJMN 2015-2019 Buku II Bab VIII Bidang Pertanahan telah

selesai disusun.

2.2.3 Rapat Internal Subdit Pertanahan

Rapat internal ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014 di Ruang Rapat

Sekretariat BKPRN dengan maksud untuk melakukan pembahasan review peraturan

perundangan, penyusunan kerangka pendanaan RPJMN 2015-2019 dan orientasi

terhadap staf baru subdit Pertanahan. Adapun capaian yang didapatkan dalam rapat ini

adalah Kesepakatan Review Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanahan dan

Kerangka pendanaan RPJMN 2015-2019.

Page 11: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|6

2.2.4 Billateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015

Billateral Meeting dilaksanakan di BPN pada tanggal 25 Februari 2014 dengan tujuan

untuk Persiapan pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015 dan menyampaikan

kerangka kebijakan penyusunan review baseline RKP 2015. Dalam pertemuan ini, telah

terbentuk kesepahaman terkait penyusunan review baseline RKP 2015 berikut output

yang diharapkan.

2.2.5 Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015

Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015 dilaksanakan pada tanggal 28 Februari

2014 di Ditjen Anggaran-Kementerian Keuangan dengan maksud dan tujuan untuk

melakukan review baseline pagu indikatif RKP 2015 dan membahas besaran target dan

perkiraan kebutuhan anggaran Tahun 2015. Sebagai hasil dari pertemuan ini telah

berhasil diperoleh hasil review baseline pagu indikatif Tahun 2015.

2.2.6 Rapat Teknis Eselon III BKPRN : Pendetailan Kegiatan (Lintas Sektor) BKPRN tahun 2014

Rapat dilakukan pada tanggal 6 Februari 2014 di Ruang Dirgantara 2 Hotel Ambhara

dengan tujuan untuk Pendetailan Kegiatan (Lintas Sektor) BKPRN tahun 2014, pembagian

tugas dan penanggungjawab kegiatan BKPRN 2014, dan sinkronisasi jadwal pelaksanaan

kegiatan. Pada akhir rapat berhasil disepakati Agenda Kerja BKPRN 2014-2015, meliputi:

rincian kegiatan, waktu pelaksanaan; dan koordinator kegiatan.

2.2.7 Bilateral Meeting dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Billateral Meeting dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014 di Ruang Rapat

Direktur Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian kelautan dan Perikanan

dengan agenda pembahasan tindak lanjut akselerasi penyusunan RZWP3K dengan output

yang diharapkan berupa Roadmap penyelesaian RZWP3-K. Sesuai dengan target yang

diharapkan, dari pertemuan ini berhasil tersusun draft roadmap Penyelesaian RZWP-3-K.

2.2.8 Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN: Sosialisasi Peta LP2B

Rapat diselenggarakan di Ruang Rapat Lamunti, Direktorat Perluasan dan

Pengelolaan Lahan Kementerian Pertanian pada tanggal 19 Februari 2014 sebagai tindak

lanjut Rapat Koordinasi BKPRN Tingkat Eselon 2 pada tanggal 5 Februari 2014 mengenai

perlunya sosialisasi arahan lokasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Rapat ini bertujuan untuk (i) mendapatkan penjelasan mengenai konsep LP2B dan

Peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B, (ii) mendapatkan masukan

dan tanggapan terhadap Peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B, (iii)

menyamakan persepsi dalam forum BKPRN tentang LP2B (serta kelak dalam rangka

sosialisasi terintegrasi ke daerah). Adapun output yang diharapkan adalah berupa (i) Peta

Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B, (ii) tersusunnya draf peta Indikasi

Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B tingkat nasional dan provinsi dan (iii)

Inisiasi penyusunan roadmap penetapan LP2B.

Terdapat beberapa point-point diskusi yang disampaikan antara lain:

Page 12: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|7

Peta Indikasi dan Peta LP2B yang disusun oleh Kementan masih harus

disempurnakan dengan peta dasar terbaru tahun 2013 yang dimiliki oleh BIG, peta

ekoregion yang dimiliki oleh KLH dan data dasar lainnya, sehingga LP2B yang telah

disempurnakan berdasarkan karakter wilayah dapat diintegrasikan di RTRWN.

Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) tidak tepat dipergunakan sebagai peta

dasar karena sifat datanya dinamis (6 bulan sekali dapat berubah) dan hanya

menyajikan data tutupan lahan (mengindikasikan hutan alami secara keseluruhan

termasuk lahan gambut) sehingga dikhawatirkan terjadi tumpang tindih antara

LP2B dengan kawasan hutan.

Untuk penyempurnaan peta, perlu dilakukan verifikasi kembali terhadap daerah

yang telah menetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) oleh tim

yang terdiri dari BPN, BIG dan Kementan. Usulan daerah yang akan diverifikasi

adalah Jambi, Jawa Tengah (Kota Semarang), dan untuk yang belum menetapkan

LP2B yaitu Sulawesi Selatan.

Penyempurnaan juga perlu dilakukan karena metode yang digunakan kurang tepat.

Overlay peta tidak dapat dilakukan karena skala peta dasar yang digunakan

berbeda. Peta skala 1:5.000 dan 1:10.000 hanya dapat digunakan dalam evaluasi

hasil overlay peta skala 1:250.000 sehingga tidak perlu melakukan verifikasi di

setiap daerah.

Maraknya alih fungsi lahan pertanian memang dikarenakan tingginya permintaan

terhadap lahan pertanian yang tidak dapat dihentikan tetapi dapat dikendalikan

dengan penentuan ambang batas penetapan lahan pertanian kebutuhan nasional.

Sehingga peta yang dibuat ini adalah peta kebutuhan lahan pertanian mendatang.

Jika dikatakan luasan lahan pertanian nasional ada ±8 juta ha, maka dapat

ditentukan misalnya ambang batas LP2B 5 juta ha.

BPN tidak memiliki kewenangan untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan

pribadi. Kewenangan pemberian izin lokasi merupakan kewenangan Kepala Daerah,

Kepala Kantor Pertanahan dalam hal ini hanya dapat memeberikan rekomendasi

kepada Kepala Daerah. Oleh karenanya, Pemerintah Pusat perlu menentukan

kebijakan penetapan LP2B yang tepat disertai dengan pemberian insentif

pemeliharaan jaringan irigrasi. PP No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan

LP2B dinilai belum dapat mengakomodasi hal-hal yang menjadi kepedulian petani

di daerah dalam mempertahankan lahan pertanian.

Dalam penetapan KP2B perlu dilakukan koordinasi lintas sektor karena terdapat

lahan pertanian yang masuk dalam wilayah pertahanan ataupun wilayah

pertambangan, walaupun dalam penetapan pola ruang digunakan prinsip dominasi

fungsi.

Diinformasikan bahwa Kementerian Kehutanan telah mencadangkan lahan untuk

pertanian melalui surat edaran pencadangan lahan untuk kebutuhan pangan di 3

provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur seluas

307.000 Ha dan telah diverifikasi seluas 190.000 Ha, walaupun belum ada peta

sebarannya.

Dari poin-poin diskusi tersebut diperoleh kesimpulan rapat berupa:

Page 13: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|8

Disepakati penting dan mendesaknya penetapan LP2B untuk menjamin pemenuhan

kebutuhan pangan di masa kini dan mendatang.

Penetapan kawasan pertanian dan kawasan pertanian pangan berkelanjutan harus

didasarkan pada kebutuhan dan perencanaan yang rasional. Oleh sebab itu, perlu

dilakukan kajian kebutuhan lahan pangan untuk 20 tahun kedepan sebagai dasar

perencanaan wilayah dan penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan di

tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Diperlukan kebijakan pemerintah pusat yang menyeluruh dan konkrit sehingga

petani pemilik tanah dapat tetap bekerja di sektor pertanian dan memiliki prospek

untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Verifikasi peta KP2B perlu segera diselesaikan dan diupayakan dapat ditetapkan

sebelum pergantian pemerintahan.

Sekretariat BKPRN memasilitasi Kementan untuk melakukan penyusunan roadmap

penetapan LP2B.

Gambar II. Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN: Sosialisasi Peta LP2B

2.2.9 Pra Trilateral Meeting Penyusunan Baseline Pagu Anggaran K/L dalam RKP 2015

BPN

Acara Pra Trilateral Meeting diselenggarakan di Gedung Dhanapala Kementeian

Keuangan pada tanggal 28 Februari 2014 dalam rangka pelaksanaan pra-Trilateral

Meeting penyusunan Baseline RKA K/L 2014, perkiraan pendanaan tahun 2015 untuk RKP

2015 serta perkiraan kebutuhan alokasi anggaran 2015-2019. Terdapat beberapa hal yang

menjadi catatan penyusunan baseline antara lain:

Target sertipikasi tanah diharapkan dapat diukur dan diprioritaskan pada lokasi

tertentu sehingga dapat disesuaikan dengan satuan biaya untuk masing masing

lokasi, hal ini juga digunakan agar proses sertipikasi dapat dilakukan dan

diprioritaskan pada daerah yang menjadi prioritas pembangunan

Dalam penyusunan peta dasar terdapat 53 juta Ha tanah yang telah memiliki citra

dalam resolusi tinggi sehingga dapat diolah menjadi peta dasar, sehubungan

dengan hal tersebut penambahan jumlah citra untuk sementaara dirasa kurang

diperlukan, karena dapat diprioritaskan pengolahan dan penyusunan peta dasar

menggunakan citra yang telah ada.

Terdapat permintaan anggaran untuk pembangunan asrama dan balai diklat di

Cikeas, semula pembangunan gedung diklat hanya dianggarkan untuk 3 lantai

namun kemudian diusulkan menjadi 10 lantai dengan pengembangan fungsi

Page 14: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|9

sekaligus sebagai asrama. Hal ini sangat kontradiktif dengan permintaan BPN untuk

membangun gedung kantor pertanahan di daerah pemekaran dan wilayah lain yang

belum memiliki kantor. Untuk itu, penambahan anggaran untuk pembangunan

gedung diklat sekaligus asrama sebaiknya tidak menjadi priortas, namun dialihkan

untuk pembangunan gedung kantor di daerah sehingga pelayanan pertanahan

dapat ditingkatkan secara signifikan.

Dalam rapat tersebut BPN menurunkan target capaian yang telah disepakati

sebelumnya sehingga apabila terdapat penurunan target maka sehubungan dengan

penyusunan RPJMN akan disusun memorandum kepada direktorat lain di Bappenas

yang menerangkan bahwa bidang pertanahan tidak dapat mendukung

pembangunan secara optimal.

Sehubungan dengan penurunan target capaian oleh BPN pula akan dilakukan

penyesuaian terhadap penyusunan target pencapaian di RPJMN 2015-2019.

Page 15: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|10

Tabel 2. Status Pelaksanaan Kegiatan Internal Bulan Februari 2014

No Kegiatan Terlaksana Tidak

Terlaksana Keterangan

Kegiatan Utama

1 Knowledge management √ - Berlanjut

3 Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 √ - Berlanjut

4 Pembahasan Target Sertipikasi Tanah BMN Tahun

2015 √ - Berlanjut

5 Kick off Meeting Kegiatan Evaluasi Program

Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Program

Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014

√ - Berlanjut

6 Rapat Buletin Tata Ruang dan Pertanahan √ - Berlanjut

Kegiatan Pendukung

1 Rapat Koordinasi BKPRN tingkat Eselon II:

Pembahasan Draft Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K

2015-2019

√ - Berlanjut

2 Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 dan

2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria

Nasional

√ - Selesai

3 Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII √ - Berlanjut

4 Rapat Internal Subdit Pertanahan √ - Selesai

5 Bilateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka

Penyusunan RKP 2015 √ - Selesai

6 Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015 √ - Selesai

7 Konsinyering Finalisasi Draft Rencana Kerja Tim

Koordinasi Strategis RAN √ - Selesai

8 Rapat Teknis Eselon III BKPRN Pendetailan Kegiatan

(Lintas Sektor) BKPRN tahun 2014 √ - Selesai

9 Bilateral Meeting dengan Kementerian Kelautan dan

Perikanan √ - Selesai

10 Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN: Sosialisasi Peta

LP2B √ - Berlanjut

11 Pra Trilateral Meeting Penyusunan Baseline Pagu

Anggaran K/L dalam RKP 2015 BPN √ - Selesai

Page 16: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|11

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Di bawah ini merupakan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal Direktorat, baik oleh

unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ataupun

kementerian/lembaga lain, sampai dengan akhir Bulan februari 2014. Kegiatan eksternal dihadiri

secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub

Direktorat maupun Staf.

3.1 Rapat Pembahasan LP2B dan Tanah Terlantar

Rapat dilaksanakan di Gedung Maramis Lantai 4 Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian pada tanggal 4 Februari 2014 dengan tujuan untuk mendapatkan masukan

untuk mewujudkan ketersediaan lahan terkait dengan implementasi UU 41 Tahun 2009 tentang

LP2B dan PP 11 Tahun 2010 tentang Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar. Adapun

beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat antara lain:

Terdapat kekeliruan dalam pemahaman LP2B yang sebelumnya terbatas pada lahan dalam

bentuk sawah, pengertian LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) merupakan lahan

pertanian pangan yang yang dilindungi dan dikembangkan untuk menghasilkan pangan

pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. LP2B dapat berupa

sawah, ladang dan perkebunan pangan.

Pengelolaan tanah terlantar dapat dilaksanakan dengan mekanisme Bank Tanah, melalui

mekanisme tersebut tanah terlantar dikumpulkan dan akan dikelola pemerintah untuk

kemudian dimanfaatkan sesuai dengan RTRW.

Dalam upaya menambah lahan pertanian dengan menggunakan tanah terlantar tidak

dapat dilaksanakan dengan mudah dikarenakan keberadaan tanah terlantar tidak selalu

berada pada lahan yang potensial untuk dijadikan lahan pertanian.

Salah satu upaya dalam pencegahan konversi lahan pertanian ke non pertanian adalah

dengan memasukkan LP2B kedalam RTRW Kabupaten/Kota, namun hingga saat ini belum

seluruh kabupaten/kota mencantumkan LP2B dalam RTRW. Solusinya adalah dengan

memanfaatkan waktu revisi RTRW untuk memasukkan LP2B. Namun masih terdapat

kendala dalam penyesuaian peta LP2B dengan RTRW berupa perbedaan skala sehingga

perlu dilakukan penyesuaian. Data peta LP2B baru akan diberikan kepada BKPRN pada

pertengahan Februari 2014 oleh Kementerian Pertanian.

Untuk pencegahan konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian perlu dilakukan

upaya memasukan LP2B kedalam rencana detail tata ruang. Hal ini dimaksudkan agar LP2B

dapat dideliniasi dengan lebih jelas sehingga bisa dilakukan upaya lain dengan

memberikan insentif dan disinsentif bagi pelaksanaan konversi lahan pertanian.

Terdapat beberapa pemerintah daerah yang menetapkan peraturan daerah terkait LP2B,

namun perlu dilakukan pengawasan sehingga tidak menyalahi penetapan LP2B yang sudah

dilakukan pemerintah pusat. Penetapan LP2B melalui Perda oleh pemerintah daerah

dikhawatirkan memberikan peluang kecurangan yang telah diskenariokan sehingga

melegalkan konversi lahan pertanian ke non pertanian.

Page 17: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|12

3.2 Rapat Pembahasan SOP, Penyusunan SK dan Revisi Anggaran ke-1.

Rapat dilaksanakan di Ruang Sekretariat BKPRN pada tanggal 4 Februari 2014 dengan

tujuan untuk mengkoordinasikan proses kegiatan setiap direktorat awal tahun 2014 sebagai

bentuk pertanggungjawaban administrasi ke depannya. Adapun isu-isu penting yang dibahas di

dalam rapat yakni:

Terkait dengan kemajuan audit yang dilakukan oleh Tim BPK terdapat tabel yang memuat

permintaan berkas dokumen utama dan dokumen pendukung dari kegiatan yang telah

dilaksanakan selama tahun 2013. Dari tabel tersebut, Dit TRP mendapat 20 dokumen yang

harus mendapat perhatian direktorat. Pemilihan dokumen tersebut dipilih secara random

oleh Tim BPK.

Terkait dengan penyusunan SK kegiatan, semua kegiatan harus ada SK nya. Terlebih lagi

pada SK yang berdampak pada honorarium.

Dalam SOP PPK Kedeputian yang akan disempurnakan, akan ada tambahan lembar berupa

Tabel daftar absensi yang disertai dengan rincian kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga

Konsultan dan tenaga jasa lainnya sebagai kelengkapan absensi setiap bulannya. Rekap

dari tabel ini akan disampaikan langsung ke PPK Kedeputian Regional. Untuk tenaga

pengemudi dan pramubakti tabel ini tidak berlaku.

Pengajuan untuk UP/TUP akan segera dicairkan dalam minggu ini mengingat sudah banyak

kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap direktorat.

Pembahasan revisi anggaran tetap mengacu pada standar biaya masukan tahun 2014

.

3.3 Workshop Good Practices pada Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali untuk

Kepentingan Umum

Workshop diselenggarakan oleh Japan International Coorporation Agency (JICA) pada

tanggal 5 Februari dengan tujuan untuk berbagi good practices pelaksanaan studi di Indonesia,

berkontribusi untuk peningkatan kapasitas sistem safeguard melalui temuan-temuan studi,

mempelajari hambatan-hambatan safeguard dari instansi pelaksana lain dan membangun

jaringan di anatara praktisi safeguard di negara studi. Terkait dengan hal tersebut, terdapat hal-

hal penting yang menjadi bahasan dalam workshop, antara lain;

Review yang dilaksanakan dalam workshop meliputi 5 topik yaitu kompensasi, program

pemulihan pendapatan, monitoring, kelompok sosial yang rentan, dan penanganan

keluhan.

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, diarahkan panitia untuk masuk dalam

kelompok II dengan topik pembahasanan “kompensasi”.

Sedangkan hal-hal yang disampaikan dalam diskusi kelompok yaitu:

Studi dilakukan dengan acuan kerangka peraturan perundangan yang lama

Kekurangan-kekurangan yang teridentifikasi sebenarnya telah diperbaiki dalam peraturan

baru, yaitu UU No. 2 Tahun 2012 dan Perpres No. 17 Tahun 2012.

Walaupun telah dipaparkan bahwa kendala telah diperbaiki dalam peraturan perundang-

undangan yang baru namun anggota kelompok II tetap mengidentifikasi bahwa hambatan

yang ditemui dalam review proyek donor di Indonesia terkait dengan biaya penggantian

adalah gap dalam pemberian kompensasi antara nilai tanah berdasarkan NJOP (Nilai Jual

Objek Pajak) sesuai dengan Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 dan nilai tanah

berdasarkan harga pasar.

Page 18: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|13

3.4 Rapat Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Ketahanan Pangan

Rapat dilaksanakan di Hotel Royal Bogor pada tanggal 6 Februari 2014 dengan tujuan

untuk mendiskusikan berbagai masukan Kemnterian/Lembaga dan unit kerja terkait di

Bappenas dalam rangka penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Ketahanan Pangan dan Sektor

Pertanian. Adapun beberapa hal yang disampaikan dalam rapat antara lain:

Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa Peta LP2B Nasional akan di-launching ke

stakeholders sekitar pertengahan Februari 2014 dengan mengundang para Bupati, DPRD,

dan Dinas Pertanian sekaligus untuk menjaring apa saja yang masih mereka butuhkan.

Peta LP2B Nasional sudah tersedia untuk skala 1:5.000 untuk seluruh Indonesia dan telah

disebarkan ke Bappeda seluruh provinsi. Telah diusulkan juga untuk di-launching di forum

BKPRN.

Kementerian Pertanian juga sedang menyusun modul sebagai panduan Pemda dalam

mengintegrasikan LP2B kedalam RTRW atau rencana rincinya apabila RTRW sudah Perda.

BPN menyatakan siap mensertifikasi tanah pertanian apabila LP2B sudah masuk dalam

RTRW (berapa bidang LP2B dan spasial di peta dimana). Apabila di RTRW bukan sebagai

LP2B, BPN tidak mau mensertifikasi.

Berdasarkan data BPN pada tahun 2011, Luas Baku Sawah Nasional berjumlah 8.106.562

Ha. Sedangkan untuk data tahun 2013 sedang dalam proses penyusunan.

3.5 Pelatihan Penilaian Dokumen RKPD Provinsi Anugerah Pangripta Nusantara

Rapat dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2014 di Ruang Rapat 204 Bappenas dimana

rapat dilaksanakan karena adanya perbedaan nilai yang ekstrim antara anggota penilai

terhadap dokumen RKPD daerah yang sama di tahun lalu disebabkan karena perbedaan

pemahaman diantara anggota penilai. Oleh sebab itu dilaksanakan rapat dengan tujuan untuk

memberikan pelatihan kepada tim penilai teknis Anugrah Pangripta Nusantara untuk

menyamakan pemahaman dalam menilai dokumen RKPD Provinsi. Tidak ada hal penting yang

dibahas dalam rapat karena ketua tim penilai tidak hadir dan anggota tim penilai yang hadir

hanya beberapa orang saja maka pelatihan diputuskan dijadwalkan ulang di kemudian hari.

Hanya saja terdapat beberapa Beberapa hal yang perlu disiapkan adalah contoh hasil penilaian

tahun lalu dengan perbedaan nilai ekstrim sebagai bahan acuan.

3.6 Seminar Nasional Menghindari Middle Income Trap

Rapat dilaksanakan di Kementerian Keuangan pada tanggal 6 Februari 2014 dengan tujuan

untuk berdiskusi dan berbagi terobosan, kreatifitas, dan inovasi berbagai macam instrumen

ekonomi yang dapat dikembangkan untuk mengantisipasi dan mengendalikan risiko middle

income trap. Adapun beberapa hal penting yang disampaikan meliputi:

Middle-income trap adalah istilah yang diberikan kepada negara-negara berpendapatan

menengah (middle-income countries) yang “terjebak” di posisinya dan tidak bisa

melakukan lompatan untuk masuk menjadi negara maju baru. Jadi suatu negara telah

mencapai suatu level pendapatan perkapita tertentu yang relatif cukup makmur, namun

tidak mampu lagi mempertahankan momentum pertumbuhan yang tinggi, sehingga

negara tersebut tidak kunjung naik kelas masuk dalam jajaran negara-negara maju.

Middle income trap menjadi masalah jangka panjang yang akan dihadapi Indonesia jika

kondisi perekonomian saat ini tidak dilakukan perbaikan. Penyebabnya adalah kapasitas

Page 19: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|14

inovasi rendah; tidak ada leadership; rigiditas pasar tenaga kerja; kualitas SDM rendah;

masih terjebak pada kemiskinan relatif; serta regional income disparity.

Permasalahan lain yang mendorong middle income trap adalah produktivitas ekonomi

lambat; tidak memiliki fokus daya saing ekonomi; dan SDM tidak bisa menunjang

pengelolaan SDA yang ada.

Potensi yang seharusnya dapat dimanfaatkan adalah bonus demografi; SDA yang

memadai; dan kebijakan fiskal yang fleksibel. Lesson learned yang dapat diperoleh dari

negara Korea Selatan. Pada tahun 1970, pendapatan perkapita (per capita gross national

income) Korea Selatan lebih kecil dibanding Malaysia ($260 dibanding $380). Namun pada

tahun 2009 Korea Selatan memiliki pendapatan perkapita tiga kali lipat Malaysia ($21.530

dibanding $6.760). Jadi Malaysia terjebak menjadi negara berpendapatan menengah,

sebaliknya Korea Selatan mampu meloncat menjadi negara maju baru.

Tantangan untuk penyelesaian masalah adalah i) perlu perkuatan daya tahan perekomian

domestik; dan ii) perbaikan produktivitas dan daya saing fiskal.

Dalam hal ini, bank sentral berperan dalam: i) menjaga stabilitas sistem keuangan; ii)

mengelola inflasi; iii) supporting sustain current account dengan menjaga konsistensi

waktu kebijakan moneter.

Dalam pembangunan institusi harus memperhatikan tiga hal: i) administrasi harus tertib

hukum; ii) sistem hukum untuk menghilangkan kegagalan pasar; dan iii) menghilangkan

kegagalan sektor publik melalui peningkatan daya saing BUMN.

3.7 Rapat Penyusunan Lakip Keeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah

Rapat dilaksanakan pada tanggal 11 Februari di ruang 203 Kementerian PPN/Bappenas

dimana pelaksanaan rapat diperlukan untuk meminta masukan dan informasi terkait dengan

pencapaian kinerja dari masing-masing direktorat dalam menjalankan kegiatan direktorat

selama tahun 2013. Adapun keperluan dari rapat ini adalah:

Sebagai bahan evaluasi penyusunan Lakip 2012 :

a. Perencanaan: perlu rencana aksi

b. Pengukuran: perlu indikator kinerja individu

c. Pelaporan: perlu dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun berikutnya

d. Evaluasi: pemantauan dan evaluasi melalui rapim.

e. Pencapaian kinerja: indikator masih berorientasi output

Muatan Lakip yang harus dipenuhi :

a. Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi

b. Realisasi pencapaian IKU

c. Penjelasan atas pencapaian kinerja

d. Pembanding capaian indikator kinerja

Hasil masukan akan menjadi bahan input penyusunan Lakip kedeputian regional tahun

2013. Dari diskusi diperoleh masukan antara lain, perlu pengecekan kembali terhadap angka

dan nama kegiatan dari setiap prioritas nasional di masing2 indikator, kelengkapan tabel

indikator kinerja, narasi tiap kegiatan untuk subbab analisis dan evaluasi pencapaian kinerja

masing-masing direktorat serta hal-hal terkait dengan informasi perencanaan, pemantauan dan

evaluasi akan disatukan menjadi lampiran. Hasil masukan masing-masing direktorat

disampaikan ke direktorat TRP paling lambat hari kamis, 13 Februari 2014 sebagai laporan

Page 20: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|15

sementara (draft) Lakip kedeputian yang akan dibahas dalam konsinyering dengan Biro Ortala

pada tanggal 13 Februari 2014.

3.8 Diskusi Indonesian Slum Alleviation Policy

Diskusi dilaksanakan di Ruang Sawu, World Bank pada tanggal 12 Februari 2014 dengan

tujuan memperoleh masukan penyusunan laporan akhir konsultan dalam peenyusunan

Kebijakan Penanganan Kawasan Kumuh di Indonesia, dengan salah satu komponen kajian

adalah masalah Access to Urban Land for Low Income. Adapun isi dari diskusi tersebut antara

lain:

Dr. Naresh menyampaikan 3 dokumen Completion Report untuk World Bank Projects yang

terkait pertanahanan, yang telah dilakukan dalam 10 tahun terakhir, yaitu :

a. Land Administration Program (LAP);

b. Aceh Reconstruction and Rehabilitation;

c. LMPDP (Land Management and Policy Development Project)

Disampaikan bahwa dokumen-dokumen tersebut dapat memberikan deskripsi lengkap

tentang apa yang sudah dilakukan sehingga pengulangan-pengulangan yang inefficient

dapat dihindari;

Dit. TataRuang dan Pertanahan, Bappenas menyampaikan beberapa koreksi dan masukan,

diantaranya :

a. Bahwa Pemerintah Daerah dapat memperoleh seluruh informasi pertanahan dari

BPN melalui Kanwil atau Kantah. Informasi pertanahan pertama kali dibangun BPN

secara modern melalui inisiasi kerjasama Pemerintah dengan World Bank melalui

LAP;

b. UU No.2 Tahun 2012 sebenarnya memberi keleluasaan kepada Pemda untuk dapat

mendapatkan lahan dimana pun dalam wilayahnya sepanjang itu dilakukan dan

ditujukan untuk kepentingan umum dan telah masuk atau sejalan dengan RTRW.

Dit. Perkim, Bappenas menyampaikan usulan, agar kelengkapan informasi pertanahan dari

BPN dapat masuk sebagai persyaratan porto folio Pemda untuk mendapatkan dukungan

SAPOLA;

Dr. Naresh menyarankan agar Tim Konsultan dapat berkonsultasi secara intensif dengan

Dit. Tata Ruang dan Peranahan, Bappenas.

Dit. Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas mengemukakan bahwa terlepas dari

pernyataan Ibu Rumaya bahwa Bank Tanah belum tentu solusi,namun dari hasil beberapa

studi yang dilakukan Pemerintah serta beberapa artikel ahli pertanahan di Indonesia, Bank

Tanah merupakan instrumen kelembagaan yang tidak dimiliki Indonesia sehingga skenario

pengendalian harga tanah dan penyediaan lahan bagi pembangunan menjadi sulit untuk

dilakukan;

Selain itu juga disampaikan bahwa Pemerintah tidak dapat serta merta melakukan

pemberian tanah kepada para penghuni illegal. Kasus penyelesaian sebaiknya dilakukan

dengan pendekatan kasus per kasus;

Kesimpulan studi yang menyebutkan kemungkinan pengkajian untuk pemberian tanah

kepada penghuni illegal sebaiknya diganti dengan usulan untuk melakukan revisi PP Tanah

Terlantar dengan perubahan agar dilengkapi dengan business plan.

Page 21: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|16

3.9 Rapat Penanganan Permukiman Kumuh Tahun 2015-2019.

Rapat dilaksanakan pada tanggal 12 Februari dengan lokasi di Hotel Gran Mahakam.

Beberapa isu yang dikemukakan dalam rapat antara lain:

Perbedaan definisi operasional permukiman kumuh antara BPS dan Kementerian PU. BPS

menggunakan kriteria kondisi rumah dan ketersedian utilitas. Sementara Kementerian PU

memasukkan kriteria permukiman selain kondisi rumah. Selain itu, BPS mendasari datanya

dari sampling sehingga tidak dapat dideliniasi. Akibatnya data BPS mengarah pada kondisi

rumah kumuh dan Kementerian PU pada luasan kawasan kumuh;

Kementerian PU sudah berhasil menetapkan jumlah kabupaten kumuh, yaitu kabupaten

dengan luasan kawasan kumuh tertentu;

Kawasan kumuh telah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sehingga dibutuhkan

upaya untuk menggerakkan pemerintah daerah agar terlibat dalam penanganan

permukiman kumuh;

Sebaiknya dilakukan prioritisasi penanganan;

Penanganan kumuh sebaiknya tidak terjebak hanya pada aspek fisik saja. Ini salah satu

'kekurangan' pemerintah selama ini yang hanya fokus pada penanganan fisik saja.

Kalaupun terdapat kegiatan non fisik, terlaksana secara terpisah;

Hal lain yang terlupakan adalah pengaturan tata ruang dan pertanahan belum secara

eksplisit dijadikan sebagai bagian dari upaya penanganan kawasan kumuh

Penanganan kumuh tidak dilakukan secara pukul rata tetapi memperhatikan kearifan lokal

Penyediaan insentif dan disinsentif bagi pemerintah daerah yang melakukan penanganan

kawasan kumuh secara baik

Keterlibatan pemangku kepentingan lain perlu diwadahi dan diberi peran yang memadai

Penanganan melalui aspek pertanahan seperti konsolidasi lahan, dan 'land readjustment'

perlu diperkenalkan

Fokus penanganan kawasan kumuh sebaiknya pada daerah perkotaan. Sebaiknya

mengikuti prioritas yang ada dalam struktur tata ruang seperti KSN, KAPET.

3.10 FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan

Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang.

FGD Dilaksanakan di Hotel Alila pada tanggal 12 februari 2014, dalam FGD tersebut terdapat

isu-isu yang dibahas didalamnya, antara lain:

Pemerintah DKI sebagai salah satu contoh pelaku reklamasi masih mengalami

'kegamangan' dalam upaya melakukan reklamasi. Pihak Pemda DKI Jakarta masih

merasakan 'kesimpangsiuran' informasi terkait upaya pelaksanaan reklamasi;

Regulasi yang ada masih belum terlihat keterpaduannya;

upaya reklamasi pantai di Jakarta Utara dapat menjadi sumber pembelajaran bagi semua

pihak.

3.11 Konsinyasi Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam

Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang.

Rapat dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2014 yang bertempat di Board Room III, Hotel

Borobudur dengan tujuan untuk membahas dan memberikan masukan terhadap pedoman

Page 22: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|17

Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan atau peninjauan

kembali rencana tata ruang. Hal-hal penting yang disampaikan dalam rapat yaitu:

Pengguna pedoman ini adalah pemerintah maupun pemerintah daerah, masyarakat

dan/atau pemangku kepentingan lainnya dalam rangka pelaksanaan KLHS sebagai

dokumen pelengkap perencanaan tata ruang. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat

menggunakan pedoman ini dalam penyusunan KLHS untuk RTR sesuai dengan

kewenangannya. Sedangkan pemangku kepentingan lainnya dapat menggunakan

pedoman ini untuk mengetahui proses penyusunan KLHS dan memiliki peran dalam

memberikan informasi dan masukan dalam pelaksanaan KLHS.

Dalam pedoman ini, perlu ditekankan konsistensi mulai dari perumusan isu strategis,

analisis/kajian pengaruh, hingga perumusan alternatif rekomendasi sehingga saling terkait

dan KLHS dapat memberikan solusi permasalahan dengan tepat.

Perlu dicantumkan tentang Penjaminan Kualitas KLHS sebagai kendali kualitas secara

internal bagi pelaksana KLHS.

Perlu dipertimbangkan kembali tentang ahli lingkungan sebagai pelaksana KLHS. Karena

dalam RPP yang dimaksud dengan pelaksana adalah yang membuat KRP (pemerintah dan

pemerintah daerah). Alternatif lain, dibuat sebuah istilah yang dapat membedakan antara

‘pelaksana’ sebagai ‘pembuat KRP’ dengan ‘pelaksana’ sebagai ‘tim konsultan/pihak

ketiga’.

Perlu dipertimbangkan adanya penjelasan setelah muncul rekomendasi terdapat tindak

lanjut dari seluruh pihak yang terkait (siapa melakukan apa).

KLHS untuk rencana rinci secara prosesnya sama, namun perlu diperdalam muatan

substansinya.

Konsultasi publik dalam hal pelaksanaan KLHS dapat dilaksanakan bersamaan dengan

konsultasi publik pada proses penyusunan atau peninjauan kembali RTR.

Adapun masukan dari Kasubdit Tata Ruang terkait perihal tersebut yaitu:

Perlu pertimbangan kembali untuk memasukan KLHS dalam mekanisme pengendalian

pemanfaatan ruang (monitoring);

Perlu penjelasan khusus yang dimaksud dengan kata ‘strategis’ dalam pedoman.

Sebaiknya menambahkan contoh-contoh isu strategis yang dikaji dalam KLHS, agar dapat

memperjelas apa yang dimaksud dengan isu strategis.

KLHS bukan dokumen yang lebih besar dari Rencana Tata Ruang secara keseluruhan, perlu

diperjelas bahwa KLHS bersifat hanya menguatkan RTR saja. Data dan analisis lingkungan

dalam penyusunan RTR merupakan bagian dari analisis yang dilaksanakan dalam KLHS.

Seyogyanya hasil dari rekomendasi KLHS merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi

hasil peninjauan kembali RTR (apakah RTR tersebut: direvisi atau tidak).

3.12 Penyusunan Roadmap Pencegahan dan Penangan Konflik Sosial

Rapat diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 2014 dengan lokasi di SG-4 Bappenas

dimana rapat ini merupakan kick off dari penyusunan roadmap tersebut. Adapun hal penting

yang mengemuka dalam rapat antara lain:

Dalam upaya pencegahan dan penanganan konflik harus dilakukan koordinasi secara

komprehensif karena merupakan tanggung jawab bersama dan tidak dapat diselesaikan

oleh satu sektor. Sejauh ini banyak kebijakan pemerintah pusat dalam penanganan isu-isu

Page 23: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|18

strategis yang menyebabkan konflik terkendala di Kementerian Dalam Negeri. Selama ini

Kementerian Dalam Negeri cenderung membentuk tim khusus dalam penangan konflik

namun tidak berujung pada solusi yang tepat sehingga penanganan konflik tidak dapat

berjalan dengan baik.

Dalam rangka penyusunan roadmap tersebut disusun matriks isu strategis penanganan

konflik, terdapat beberapa isu pada matriks yang berkaitan dengan penataan ruang dan

pertanahan yaitu pada isu kesenjangan ekonomi dan perebutan Sumber Daya Alam serta

isu masalah adat, kebudayaan dan identitas.

Dalam rapat tersebut telah disampaikan bahwa pada penyusunan RPJMN di Bidang

Pertanahan salah satunya didasari dengan maraknya kasus dan sengketa pertanahan

sehingga beberapa kebijakan yang disusun dapat mengakomodasi pencegahan dan

penangan konflik sosial seperti terkait permasalahan adat, pembentukan pengadilan tanah

serta pelaksanaan reforma agraria

3.13 Evaluasi Pelaksanaan Sertipikasi BMN Berupa Tanah Tahun 2013 dan Pemantapan

Pelaksanaan Sertipikasi Tahun 2014.

Rapat diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 2014 di Hotel Millenium dalam rangka

mengevaluasi evaluasi pelaksanaan kegiatan sertipikasi BMN berupa tanah Tahun 2013 dan

persiapan pelaksanaan kegiatan sertipikasi Tahun 2014. Adapun isi dari rapat tersebut antara

lain:

Pada Tahun 2013 ditargetkan sertipikasi tanah sebanyak 2.000 bidang. Namun, hasil

capaian yang berhasil dilakukan sampai dengan terbit sertipikat sebesar 1148 bidang

sehingga masih ada sisa target yang belum tercapai dan akan dimasukkan dalam target

tahun berikutnya.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah tanah yang

telah diidentifikasi dan menjadi obyek sertipikasi tidak clean and clear sehingga tidak

dapat disertipikatkan.

Pada Tahun 2014 target sertipikasi BMN berupa tanah sebesar 5.000 bidang yang terdiri

dari bidang tanah dan tanah jalan nasional.

Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan sertipikasi BMN Tahun 2014 untuk bidang tanah

dan tanah jalan nasional adalah:

a. untuk bidang tanah terutama di Provinsi Kepulauan Riau terdapat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK-463/Menhut-II/2013 tanggal 27 Juni 2013 yang

menyatakan Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) masuk kedalam area hutan lindung

sehingga 100 bidang tanah yang ditetapkan sebagai target sertipikasi tahun 2014

pada wilayah tersebut perlu dialihkan ke propinsi lain yang memiliki satuan biaya

pensertipikatan sama atau lebih rendah agar tidak perlu ada revisi RKAKL yang

memerlukan waktu pembahasan khusus;

b. untuk tanah jalan nasional, terdapat beberapa Kanwil BPN yang tidak menargetkan

tanah jalan nasional dalam program sertipikasi, seperti Kanwil BPN pada wilayah

Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,

Papua, dan Papua Barat sehingga akan mengurangi target jalan nasional. Selain itu,

belum semua tanah jalan nasional memiliki peta/ledger jalan sehingga berpotensi

menghambat pelaksanaan kegiatan.

Page 24: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|19

3.14 Penyusunan Kajian Keterbukaan Informasi Perizinan dan Pedoman Verifikasi Lapangan dalam

Audit Legalisasi Izin.

Rapat dilaksanakan pada tanggal 14 februari 2014 yang berlokasi di Hotel Akmani dengan

tujuan untuk penyampaian draf laporan dan diskusi mengenai kajian yang dilaksanakan oleh

UKP-PPP. Kajian dimaksud terdiri atas dua yaitu: Kajian Keterbukaan Informasi Perizinan dan

Kajian Pedoman Verifikasi Lapangan dalam Audit Legalisasi Izin.

Adapun hal-hal yang dibahas dalam rapat antara lain:

Kajian tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan transparasi dalam penataan perizinan

di Indonesia yang difokuskan untuk bidang perkebunan dan pertambangan.

Pelaksanaan kajian dikarenakan dalam praktik perijinan di Indonesia, transparansi belum

sepenuhnya terlaksana. Terbatasnya informasi yang diperoleh masyarakat mengakibatka

lemahnya control public terhadap proses perizinan, akibatnya berbagai praktik perizinan

yang sering tidak sesuai hukum dan kerap terjadi korupsi.

Rapat tidak secara langsung terkait dengan bidang tata ruang dan pertanahan tetapi lebih

bersifat informasi mengenai keterbukaan informasi bagi masyarakat.

3.15 Rapat Pembahasan Renstra DJPR PU 2015-2019

Rapat dilaksanakan di Hoten Ambhara pada tanggal 17 Februari 2014 dengan tujuan

membahas dan memberikan masukan terhadap Renstra DJPR PU yang telah disusun oleh

Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Kementerian Pekerjaan Umum.

Beberapa hal penting yang menjadi bahasan dalam rapat antara lain:

Penyusunan program DJPR Tahun 2015-2019 berdasarkan: Isu Strategis dan Tantangan;

Pemetaan Hasil Program 2010-2014; Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi DJPR; serta

Kebijakan di Tahun 2015-2019 sesuai dengan Visi dan Misi DJPR.

Program/kegiatan prioritas RPJMN II yang sulit tercapai:

a. Penyelesaian Perpres RTR KSN

b. Stocktaking Kawasan Hutan

c. Pengelolaan Wilayah Sungai

Program/kegiatan prioritas RPJMN II yang kurang tercapai:

a. Pencapaian target penyusunan NSPK

b. Bantuan teknis peningkatan pelaksanaan penataan ruang kabupaten pemenang

Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah (PKPD)

c.. Kawasan andalan/koridor yang mendapatkan arahan pengembangan wilayah lintas

provinsi

Sasaran Renstra DJPR PU adalah peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan ruang

dan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang nasional, pengembangan kapasitas

kelembagaan penataan ruang, dan peningkatan keterpaduan pembangunan sektoral dan

kewilayahan sesuai RTRWN, RTR Pulau, RTR KSN, RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, dan

rencana rincinya, dengan indikator sebagai berikut ini:

a. Jumlah kegiatan Review RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN. Melalu

b. Jumlah RPI2JM KSN Perkotaan, KSN Non Perkotaan, Pulau/ Kepulauan yang disusun

c. Jumlah KSN yang ditingkatkan kapasitas dan kualitas penataan ruangnya melalui

pengembangan, penguatan, dan pembentukan kelembagaan pengelolaan KSN

d. Jumlah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang memperoleh pembinaan penataan ruang

dan pengembangan kapasitas kelembagaan penataan ruang daerah

Page 25: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|20

e. Jumlah kegiatan sinkronisasi program pembangunan antar sektor di pusat dan daerah

dan antar wilayah

f. Jumlah kawasan perkotaan dan perdesaan yang mendapatkan fasilitasi peningkatan

kualitas penataan ruangnya

g. Jumlah proporsi kawasan hutan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis serta jumlah

lahan pertanian yang ditetapkan sebagai LP2B dalam dokumen RTRW

h. Jumlah kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang

i. Jumlah pengembangan wilayah dan pengembangan kawasan di perbatasn, daerah

tertinggal dan terluar.

Program penataan ruang harus dapat mengarahkan pembangunan Infrastruktur agar

dapat berbasis penataan ruang.

Melihat fungsinya Direktorat Jenderal Penataan Ruang seharusnya setingkat kementerian,

sehingga dapat memberi arahan untuk menginisiasi program-program penataan ruang.

Pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang harus lebih besar implementasinya

daripada perencanaan dalam renstra DJPR PU 2015-2019.

Renstra DJPR PU masih belum menjawab tantangan eksternal seperti MDGs, Asean

Economics Community, dll dan masih belum memikirkan pengelolaan udara, permukaan

dalam bumi, dan laut di atas 12 mil.

Aspek pembinaan, selama ini sudah dilakukan, namun efektifitasnya harus dapat

ditingkatkan karena yang terjadi saat ini programnya tidak sesuai dengan kebutuhan

daerah.

Perlu peningkatan sistem Informasi penataan ruang dan peningkatan kapasitas SDM

penyelenggara penataan ruang.

3.16 Pembahasan Draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming Adaptation of Climate

Change in National Spatial Planning Policies

Rapat diselenggarakan pada tanggal 17 Februari dengan lokasi di Hotel Ambhara dimana

rapat ini bertujuan untuk untuk membahas Draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming

Adaptation of Climate Change in National Spatial Planning Policies yang akan dimasukkan

dalam Project of Capacity Development for Climate Change Strategies in Indonesia. Dalam rapat

tersebut, terdapat bebarapa hal yang dikemukakan yaitu:

Project of Capacity Development for Climate Change Strategies in Indonesia

diselenggarakan pada periode 2010-2015 terbagi ke dalam 3 (tiga) Sub Project:

a. Sub-Project 1: Integration of Climate Change Mitigation and Adaptation into

National Development Planning (baru dimulai)

b. Sub-Project 2: Capacity Development for Climate Change Adaptation Actions in

Agriculture and other Relevant Sectors (sudah berjalan)

Sub-Project 3: Capacity Development for Developing National GHG Inventories (sudah

berjalan)

Draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming Adaptation of Climate Change in

National Spatial Planning Policies termasuk kedalam Sub Project 1 dan sudah disetujui oleh

Bappenas, dalam hal ini diwakilkan oleh Direktur Lingkungan Hidup, Bappenas.

Selain dengan Bappenas, proyek ini akan bekerjasama dengan BMKG, Kementerian

Pertanian, dan KLH.

Page 26: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|21

Draft minutes of Meeting terdiri dari:

a. Title of the Additional Activities

b. Narrative Summary: narrative summary of the additional activities; plan of operation

(tentatif) of the additional activities;

c. List of counterpart personnel for the sub-project 1

3.17 Sarasehan Nasional Perubahan Iklim.

Rapat dilaksanakan di Ruag SG 1-5 Bappenas pada tanggal 18 Februari 2014 dengan

beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat antara lain:

Maksud dari penyusunan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) adalah

menghasilkan sebuah rencana aksi nasional untuk beradaptasi terhadap dampak

perubahan iklim yang terkoordinasi secara terpadu dengan semua pemangku kepentingan

yang terlibat, baik dari pemerintah, organisasi kemasyarakat, masyarakat, swasta dan lain

sebagainya. Tujuannya adalah terselenggaranya sistem pembangunan yang berkelanjutan

dan memiliki ketahanan (resiliensi) tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Tindak lanjut

kegiatan ini, akan dilakukan proses pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

aksi mitigasi yang disusun dalam mekanisme PEP RAN/RAD-GRK yang dilakukan

berdasarkan pada kegiatan penurunan emisi GRK dan tetap mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Pembangunan Nasional dengan agenda adaptasi terhadap perubahan iklim memiliki

tujuan akhir berupa terciptanya sistem pembangunan yang adaptif atau tahan terhadap

perubahan iklim.

Saat ini, sebagian Kementerian/Lembaga sektoral telah menyusun Rencana Aksi Adaptasi

Perubahan Iklim. Namun demikian, masih banyak kegiatan aksi adaptasi di sektor-sektor

tersebut yang perlu dan harus disinergikan pelaksanaannya dengan sektor lain, agar

sasaran adaptasi dapat dicapai dan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dapat

ditingkatkan. Isu ini harus menjadi bagian yang integral dan tidak terpisahkan dalam

penyusunan rencana pembangunan nasional maupun sektoral, yang diturunkan dalam

program-program rencana aksi adaptasi yang terpadu dan berkesinambungan.

Sarasehan ini meliputi kegiatan (1) peluncuran RAN-API : serah terima secara simbolis

dokumen RAN-API dari Menteri PPN/KepalaBappenas, Menteri LH, Ketua Harian DNPI,

dan Kepala BMKG kepada perwakilan K/L dan daerah, (2) serah terima secara simbolis

Laporan PEP RAD-GRK dari Pemerintah Daerah/Provinsi kepada Menteri PPN/Kepala

Bappenas dan Menteri LH, (3) Talk Show yang merupakan dialog mengenai keberlanjutan

pelaksanaan RAD-GRK dan Integrasi Upaya Adaptasi dalam Pembangunan Daerah.

Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas

melaporkan bahwa sampai dengan Desember 2013, 33 Provinsi telah menyusun RAD-GRK,

dan provinsi terakhir adalah Provinsi Papua dengan disahkannya Pergub nomor 16 Tahun

2013. Penyusunan RAN - API ini secara inklusif dengan melibatkan para pakar, organisasi

swasta, masyarakat yang dilakukan secara intensif dan kontinyu. Kegiatan RAN API di

tingkat nasional merupakan identifikasi dari kegiatan-kegiatan mana saja yang dapat

menurunkan emisi tersebut. Sebenarnya kegiatan ini menyambungkan ide dari yang

"kasat mata" ke praktek sehari-hari dimana banyak kegiatan yang sudah dapat

menyumbangkan penurunan emisi dan member manfaat. Dalam hal ini pelibatan

Page 27: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|22

masyarakat sangat penting. Pelibatan masyarakat tersebut dilakukan dengan lembaga

swadaya masyarakat dan Pemerintah Daerah, kerjasama dengan pihak universitas

setempat dan melalui program anak sekolah, duta lingkungan

3.18 Pembahasan penggunaan pagu anggaran, proses penyusunan LS dan SK Kegiatan serta

Pertanggungjawaban UP/TUP Tahap 1

Rapat dilaksanakan di RR. Sekretariat BKPRN pada tanggal 19 Februari 2014 dengan tujuan

untuk mengkoordinasikan proses kegiatan setiap direktorat awal tahun 2014 sebagai bentuk

pertanggungjawaban administrasi ke depannya. Adapun poin-poin yang dibahas di dalam rapat

antara lain:

Kedeputian Regional dan Otda sudah melewati pemeriksaan terhadap dokumen anggaran

TA 2013 yang dilakukan oleh Tim BPK dan hasil pemeriksaan baik.

Proses SK Deputi masih di Biro Hukum masih menunggu kepastian siapa yang akan

menandatangani SK tersebut. Untuk SK Menteri relatif aman. Direktorat KKDT dan Dit

Otda yang belum memberikan draf SK Deputi ke Biro Hukum.

Untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa dengan LS (ATK, sewa mobil, bahan komputer,

konsinyering dll) tetap menggunakan format tahun yang lalu.

Terkait LS individual, Dit TRP masih menunggu 2 (dua) orang tenaga teknis yang proses

perekrutannya masih dalam proses. Dit PW belum mengajukan, dan Dit Otda banyak

perubahan dari jasa konsultan ke jasa lainnya.

Mengenai potongan pajak ternyata ada perubahan peraturan Dirjen Pajak No. Per-

31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis potongan pajak dari Pasal PPh 21.

Terkait dengan penggunaan pagu anggaran, semua direktorat diharapkan masih

menggunakan RKA-KL yang lama, dikarenakan masih ada proses perubahan pada sistem

input RKA-KL di Biro Renortala.

Untuk UP masih 50%. Deputi Regional sudah berupaya mendapatkan dana sebesar Rp 200

juta. Diharapkan dengan dana ini setiap kegiatan dapat di dukung dengan uang. Hal ini

untuk mengantisipasi keterlambatan pembayaran kegiatan. Misalnya perjalanan dinas

harus diberi uang muka, konsinyering diberikan uang transport.

Pertanggungjawaban TUP paling lambat tanggal 3 Maret 2014.

Dibahas kembali mengenai Orang/Kegiatan (OK) yang baru melaksanakan adalah

Direktorat KKDT. Ketentuan mengadakan kegiatan ini peserta harus lebih dari 100 orang,

dan dapat dibuatkan SK berdasarkan SK Direktur dengan jumlah anggota panitia 10% dari

jumlah peserta.

Untuk meningkatkan honorarium di Direktorat ada beberapa hal yang dapat dilakukan

diantaranya : (1) bisa menjadi moderator, dengan syarat mengundang peserta lintas K/L.

Berlaku bisa untuk non pns. (2) Rapat di luar jam kerja di dalam kantor, dengan syarat

harus diatas jam kerja kantor (diatas jam 17.00) dengan mengundang di luar kedeputian.

Dalam kesempatan rapat ini, dibahas pula pembagian honor untuk Deputi dan Stafnya.

Mengingat banyaknya kegiatan di setiap direktorat, maka harus ada pembagian terkait

dengan pembatasan honor tersebut.

Page 28: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|23

3.19 Rapat Penyelesaian Permasalahan Pembangunan Pabrik Pengecoran di Trowulan, Mojokerto

Rapat dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2014 di Kemenko Perekonomian dengan tujuan

untuk penyelesaian permasalahan pembangunan pabrik pengecoran di Trowulan, Kabupaten

Mojokerto. Adapun hal yang dibahas dalam rapat yakni bahwa PT Manunggal Sentra Baja akan

membangun pabrik pengecoran logam di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto yang

terletak di zona industri dalam Perda RTRW Kabupaten Mojokerto. Namun Kemendikbud

mengeluarkan SK penetapan kawasan cagar budaya dengan tingkat desa (tanpa deleniasi) yang

menetapkan Desa Jatipasar termasuk salah satu kawasan cagar budaya, sehingga tidak dapat

didirikan pabrik di zona tersebut.

3.20 Rapat Pembahasan Proyek MP3EI di Kabupaten Wonogiri

Rapat dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014 dengan lokasi rapat di Ruang Rapat Lantai

4, Kantor Sekretariat KP3EI, Kemenko Perekonomian. Adapun tujuan rapat adalah untuk

membahas kebutuhan regulasi terkait Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan kawasan

industri, serta kebutuhan infrastruktur pelabuhan dan jalan akses yang mendukung Kawasan

Perhatian Investasi (KPI) Wonogiri sebagai salah satu program MP3EI Koridor Ekonomi Jawa

dengan beberapa hal penting yang dikemukakan dalam rapat, yaitu:

Proyek dan Kegiatandi KPI Wonogiri:

a. PT. Ultratech Cement Indonesia: Kawasan Industri dan Pabrik Semen (Fokus Utama

Pembicaraan dalam Rapat)

b. PT. Sri Rezeki Isman (Kawasan Industri):Pengembangan Industri Tekstil

c. PT. Libra Permana: Pengembangan Industri Garmen

Dukungan Infrastruktur yang dibutuhkan PT. Ultratech Cement Indonesia di dalam rencana

pengembangan kawasan industri dan pabrik semen:

a. Jalan Penghubung – Jalan Wonogiri-Pacitan berdekatan dengan Lokasi Pabrik;

b. Rel Kereta – Wonogiri 50 km / Solo 100 km;

c. Pelabuhan Laut– Dermaga Baru (30 km). Dermaga yang ada -Semarang (190km);

d. MOUs – Dengan PLN untuk Penyediaan Listrik dan dengan Pelindo II untuk

Konstruksi Dermaga;

Telah disepakatinya MoU antara PT. Ultratech Cement Indonesia dengan PT Pelabuhan

Indonesia II (Pelindo II) mengenai Pengadaan Jasa Konsultasi Feasibility Study (FS), Sistem

Informasi Desa (SID), dan Detailed Engineering Design (DED) pembangunan Jetty curah

kering untuk melayani Kapal Kapasitas 20.000 – 50.000 DWT di Wonogiri.

Regulasi yang ada saat ini:

a. Arahan dalam Perda RTRW Provinsi Jawa Tengah, terdapat penetapan Kawasan Karst

Pracimantoro di kabupaten Wonogiri yang meliputi kecamatan Eromoko,

Pracimantoro, Giritontro, Paranggupito, dan Giriwiyo.

b. Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW kab. Wonogiri, lokasi untuk

kawasan industri besar berada di kec. Wonogiri, kec. Selogiri, kec. Wuryantoro, kec.

Tirtomoyo, kec. Eromoko, dan kec. Ngadirojo.

Rencana lokasi pabrik semen berada pada Kawasan Karst kelas II. Penetapan Kawasan

Karst Gunung Sewu saat ini sedang dalam tahap evaluasi Kementerian ESDM, penetapan

lokasi rencana pabrik semen harus menunggu penetapan Kepmen ESDM tentang

“kawasan lindung bentang alam karst”.

Page 29: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|24

Sesuai Pasal 7 ayat (2) huruf a pada PP No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri yang

menyebutkan bahwa industri wajib berlokasi pada kawasan industri kecuali perusahaan

industri yang menggunakan bahan baku dan atau proses produksinya memerlukan lokasi

khusus antara lain industri semen, industri pupuk, industri kertas, industri galangan kapal,

dan sebagainya.

3.21 Pertemuan Untuk Pengarusutamaan Pengkinian Strategi Nasional Akses Terhadap Keadilan

Bidang Tanah dan Sumber Daya Alam Dalam Background Study Bidang Sumber Daya Alam.

Rapat diselenggarakan di UNDP-Gedug Graha Mandiri pada tanggal 21 Februari 2014 dengan

tujuan untuk menyelaraskan background study bidang Sumber daya alam dengan pengkinian

SNAK di bidang Tanah sehingga dapat dilakukan pengarusutamaan di RPJMN Bidang SDA tahun

2015-2019. Terkait dengan rapat, terdapat beberapa hal penting yang dikemukakan,yaitu:

Terkait bidang pertanahan terdapat beberapa isu strategis yang berkaitan dengan bidang

pertanahan sebagai berikut a) Rendahnya kualitas peraturan perundangan dan kebijakan

di Bidang Pertanahan dan sumber daya alam, b) Tidak diselesaikannya konflik tanah dan

sumber daya alam (agraria) yang bersifat struktural, c) Kurangnya kepastian hak dan akses

atas tanah dan sumber daya alam bagi masyarakat hukum adat, serta d) Ketimpangan

penguasaan tanah dan sumber daya alam untuk rakyat.

Dalam rangka penyelesaian isu strategis tersebut disusun beberapa arah kebijakan

khususnya dalam menangani isu konflik pertanahan dan konflik masyarakat adat. Secara

umum arah kebijakan yang diusulkan sejalan dengan arah kebijakan Bidang Pertanahan di

RPJMN 2015-2019. Namun terdapat arah kebijakan pembentukan komite penyelesaian

kasus pertanahan pada matriks SNAK yang masih perlu didiskusikan lagi. Pembentukan

komite dilakukan untuk memperdalam proses mediasi sehingga kasus pertanahan yang

dapat ditangani dengan mediasi tidak perlu dilimpahkan ke pengadilan, namun kasus

pertanahan sendiri banyak yang terjadi secara struktural (melibatkan BPN) sehingga akan

sulit diselesaikan melalui mediasi.

Dalam penyelesaian permasalahan pertanahan yang berkaitan dengan adat ulayat, arah

kebijakan yang diusulkan adalah dengan penyusunan kebijakan nasional dan daerah untuk

panduan dan fasilitasi pengakuan masyarakat hukum adat. Sejauh ini upaya dalam

penyelesaian masalah pertanahan dengan adat ulayat adalah melalui Surat Edaran yang

dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk pemetaan tanah ulayat, namun

terdapat perdebatan dalam penyebaran surat tersebut dikarenakan terdapat definisi yang

menyebutkan bahwa yang termasuk kedalam masyarakat adat adalah kesultanan dan

kerajaan-kerajaan.

3.22 Penyiapan RKP 2015, Base Line Review

Rapat dilaksanakan di Bappenas pada tanggal 21 Februari dengan tujuan untuk member

penjelasan tentang penyiapan RKP 2015 dan baseline review. Terdapat beberapa isu yang

dikemukakan dalam rapat tersebut, antara lain:

Pada proses penyusunan anggaran saat ini telah disepakati dengan pihak Kementerian

Keuangan melakukan beberapa penyesuaian (lihat Paparan lengkap Menteri PPN/Kepala

Bappenas pada hasil rapat.bappenas.go.id)

Kegiatan yang segera dilaksanakan adalah penetapan baseline tahun 2015 berdasarkan

pada anggaran tahun 2014. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah (a) perlu

Page 30: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|25

dilakukan Review terhadap anggaran tahun 2014 dari masing-masing mitra terkait untuk

memastikan tidak terjadinya inefisiensi dalam pelaksanaan pembangunan; (b) pos yang

perlu dicermati adalah kegiatan pendukung seperti konperensi, lokakarya, dan sejenisnya,

termasuk perjalanan dinas.

Proses review baseline perlu segera dilakukan dan batas waktu penyerahan Base Line

adalah tanggal 3 Maret 2015. Untuk itu, para Deputi dan Direktur/Karo agar segera

melakukan pertemuan dengan mitra terkait.

3.23 Kick Off Penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015

Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014 yang berlokasi di Hotel Bidakara dengan

tujuan untuk menyusun rancangan awal RPJMN tahun 2015-2019 bidang perkotaan dengan

arahan RPJPN 2005-2025 sebagai berikut : (i) pengurangan kesenjangan antar wilayah; (ii)

pengembangan pusat-pusat pertumbuhan berbasis keunggulan potensi wilayah; dan (iii)

pemerataan pelayanan sosial dasar. Adapun isu-isu yang dibahas di dalam rapat tersebut antara

lain:

Rancangan isu strategis pembangunan perkotaan dalam RPJMN 2015-2019 terdiri dari : (i)

tingkat urbanisasi yang tinggi; (ii) besarnya kesenjangan antarkota di Indonesia; (iii)

rendahnya daya saing kota-kota di Indonesia; (iv) rendahnya pelayanan sarana dan

prasarana perkotaan; (v) kemiskinan penduduk yang tinggi; (vi) rendahnya modal sosial

penduduk perkotaan; (vii) belum lengkapnya regulasi, pembiayaan dan kelembagaan yang

khusus mengatur perkotaan; dan (viii) belum optimalnya tata kelola pembangunan

perkotaan di era desentralisasi.

Terkait dengan penataan ruang, rancangan awal RPJMN tahun 2015-2019 bidang

perkotaan memiliki sasaran “Perwujudan Kota Berkelanjutan: Kota Hijau, Kota Layak Huni

dan Kota Cerdas-Berdaya Saing”, dengan salah satu arah strategi untuk mengembangkan

pengawasan dan penegakan hukum dalam pemanfaatan kota.

Terkait dengan pertanahan, rancangan awal RPJMN tahun 2015-2019 bidang perkotaan

memiliki sasaran “Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)”, dengan salah satu

strategi untuk menyusun dan mengoperasikan lembaga bank penyediaan lahan kota (land

banking).

3.24 Penjaringan aspirasi Masyarakat Sebagai Masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019

Rapat dilaksanakan di aula Universitas Patimura pada tanggal 24 Februari.2014 adapun

tujuan dari dilaksanakanya rapat adalah untuk menjaring aspirasi masyarakat sebagai masukan

rancangan teknokratik RPJMN. Isu-isu penting yang dikemukakan dalam rapat antara lain:

Proses perencanaan pembangunan sebaiknya juga memperhatikan proses 'bottom up'.

Saat ini terasa lebih 'top down' seperti proses penyusunan RPJMN ini

Pendekatan pembangunan bias daratan, sehingga pembangunan pada daerah kepulauan

seperti Maluku menjadi kurang efektif.

RTRW yang belum terselesaikan (belum Perda) sisa 1 (satu) yaitu RTRW Seram Bagian

Barat. Perkembangan terakhir saat ini sudah dalam proses pengajuan ke legislatif.

Isu tanah adat mengemuka dalam salah satu materi pembahas (bahan terlampir). Pada

intinya mendorong agar isu tanah adat ini menjadi perhatian.

Page 31: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|26

Bonus demografi merupakan salah satu faktor penting yang perlu menjadi perhatian

dalam proses peninjauan kembali RTRW.

3.25 Rapat Kajian Kebijakan Ketahanan Pangan

Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat Pusdiklatren Bappenas pada tanggal 24 Februari 2014.

Adapun pokok-pokok paparan yang disampaikan dalam rapat antara lain:

Sebaiknya lingkup kajian difokuskan pada aspek tertentu misalnya: harga jual.

Sudah ada kebijakan LP2B, namun yang menjadi pertanyaan utama: Bagaimana menjamin

bekerja di sektor pertanian akan menguntungkan? Telaah tata niaga menjadi penting.

Masalah utama pertanian justru pada aras ‘korporasi’, diantaranya kartel.

Intervensi pemerintah untuk ketahanan pangan perlu kuat.

Perlu mempelajari pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR): Pendekatan corporate yang

memerlukan campur tangan pemerintah (bukan hanya kelompok usaha tani).

Hampir semua platform partai politik mengangkat isu ketahanan pangan. Perlu mendalami

agenda parpol sehingga Bappenas siap menyikapinya dan memberikan rekomendasi.

Perlu belajar dari Jepang mengenai pengembangan dari koperasi menjadi korporasi. Di

Jepang harga pangan tinggi karena disubsidi masyarakatnya (perlu 50 tahun untuk

memberdayakan koperasi, dari yang awalnya di subsidi)

3.26 Workshop Pemantapan Implementasi Blue economy Lombok

Workshop diselenggarakan di Ruang Rapat Utama, Gedung Mina Bahari I lantai GF

Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 25 Februari 2014 dengan tujuan untuk

mempublikasikan terkait Implementasi Blue Economy, yang akan dilakukan di kabupaten

Lombok Timur dan Lombok Tengah, NTB. Beberapa hal penting yang disampaikan antara lain:

Presiden Republik Indonesia telah mengatakan bahwa blue economy merupakan bagian

yang terintegrasi dengan green economy, kedua hal tersebut saling melengkapi untuk

masa depan yang berkelanjutan.

Sektor kelautan Indonesia merupakan sektor yang penting untuk ketahanan pangan,

mendukung mata pencaharian penduduk, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga konsep blue economy menjadi sangat relevan untuk menjadi strategi yang

dikembangkan di Indonesia. Indonesia dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan merata sekaligus memberikan perlindungan lingkungan terhadap sektor

kelautan dan perikanan.

Konsep blue economy merupakan salah satu konsep pembangunan yang berkelanjutan

yang berasal dari kegiatan ekonomi di lautan, sungai, dan wilayah pesisir dengan

meminimalkan kerusakan lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, serta

meningkatkan manfaat sosial disekitarnya.

Konsep pendekatan blue economy:

a. Pendekatan partisipatif dan perencanaan tata ruang pesisir sebagai dasar untuk

mengidentifikasi pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan laut yang paling efisien;

b. Kerangka kerja pemerintah dan pendanaan dalam upaya mendukung dan

memelihara pertumbuhan ekonomi terutama di daerah pesisir yang tertinggal

dengan menciptakan lapangan kerja, mengaktifkan UKM, serta meningkatkan peran

swasta

Page 32: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|27

c. Menciptakan teknik dan inovasi yang akan mengeluarkan beberapa alternatif pilihan

untuk penggunaan lahan, peningkatan produktivitas bisnis, mengurangi limbah,

efisiensi energi, dan meningkatkan nilai tambah barang

b. Pendekatan yang akan meningkatkan efisiensi dari kegiatan blue economy sehingga

mengurangi jejak karbon, biaya operasi, dan meningkatkan manfaat ekonomi.

Ke depannya diperlukan: i) Perencanaan tata ruang dan tata guna lahan yang partisipatif;

ii) Perlindungan terhadap aspek lingkungan dan sosial; iii) Rincian desain proyek dan

disertai dengan uji kelayakan (teknis & ekonomi); iv) Penelitian dan pengembangan; v)

Teknologi baru dan inovasi; vi) Kemitraan yang kuat dan koordinasi; vii) Keterlibatan sektor

swasta, industri dan bisnis; viii) best practice; ix) pemenuhan sumber daya manusia dan

peningkatan kapasitasnya; x) education and Knowledge; xi) sumber dan mekanisme

pembiayaan

3.27 Rapat Pembahasan RTR KSN Borobudur dan Jabodetabekpunjur

Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat lantai 1 Gedung Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian pada tanggal 26 Februari dengan tujuan untuk membahas finalisasi rancangan

Perpres RTR KSN Borobudur dan Jabodetabekpunjur. Adapun hal-hal penting yang disampaikan

antara lain:

Finalisasi RTR KSN Borobudur

a. Surat Sekretaris Kabinet No. B-60/Seskab/I/2012, tanggal 24 Januari 2014 perihal

RPerpres tentang RTR Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, terkait dengan

permasalahan substansi RPerpres yang masih belum selesai pembahasan antara lain

mengenai: pengaturan pada ketentuan kelembagaan, pengaturan ketentuan

peralihan, dan indikasi program di luar deliniasi Kawasan Borobudur.

b. Disamping masalah tersebut, ada usulan baru dari Kemen PU untuk penambahan

sungai dan perubahan nama jalan.

c. Kondisi saat ini, terdapat 3 institusi pengelolaan Kawasan Borobudur yaitu: i) Balai

Konservasi Borobudur di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

ii) PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di bawah

koordinasi Kementerian BUMN dan iii) Badan Pengelola di bawah koordinasi

Pemerintah Daerah.

Revisi RTR Jabodetabekpunjur

a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merevisi Perpres tersebut antara lain: i)

Penyesuaian terhadap rencana pembangunan infrastruktur pada Metropolitan

Priority Area (MPA) atau Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indinesia (MP3EI); ii) Penyesuaian rencana pembangunan infrastruktur

utama dalam RTRWP DKI Jakarta, RTRWP Banten dan RTRWP Jawa Barat; iii) Perlu

atau tidaknya penambahan cakupan wilayah perencanaan KSN Jabodetabekpunjur

(memasukkan kabupaten Karawang dan/atau kabupaten lain disekitarnya); iv)

Penyesuaian nomenklatur pola ruang dengan Pepres KSN Perkotaan lainnya; dan

Rumusan kelembagaan pengelolaan KSN Jabodetabekpunjur.

b. Usulan perluasan wilayah Jabodetabekpunjur disampaikan untuk mengakomodir

rencana pembangunan infrastuktur dan rencana pembangunan Bandara Karawang,

sehingga hasil Peninjauan Kembali Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan

Page 33: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|28

Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur (Perpres RTR Jabodetabekpunjur) dapat menjadi

acuan untuk perizinan rencana pembangunan tersebut.

c. Dengan mempertimbangkan perlunya menjaga integritas dan wibawa perencanaan,

disepakati tidak perlu memperluas wilayah RTR Jabodetabekpunjur, melainkan

melalui RTRWN untuk mengakomodir rencana pembangunan infrastruktur tersebut.

d. Berdasarkan disposisi Ibu Menteri PPN/Kepala Bappenas No. C.0203/MK/02/2014,

arahan Presiden RI dalam rapat terbatas tanggal 7 Februari 2014 terhadap usulan

pembangunan Bandara Karawang agar: i) Pemerintah Pusat memasilitasi

pembangunan Bandara Kertajati; dan ii) Menteri Perhubungan ditugaskan untuk

memastikan Bandara Kertajati dapat beroperasi tahun 2018.

3.28 Kick Off Pra Trilateral Meeting Review Baseline dan Pagu Indikatif Penyusunan RKP Tahun

2015

Rapat dilaksanakan di Hotel Aryaduta pada tanggal 27 Februari 2014 dengan tujuan untuk i)

menegakkan dan menempatkan posisi Bappenas, Kemenkeu, dan K/L terkait; ii) menampung

usulan kegiatan tahun 2015-2019 dari K/L yang akan menjalankan program-program

pembangunan Bappenas dan Kementerian Keuangan akan mengklarifikasi anggaran, dan

akhirnya Bappenas akan menyusun pagu indikatif.

Sehubungan dengan rapat tersebut, terdapat beberapa hal yang dikemukakan dalam rapat

antara lain:

Dibagikan draft teknokratik RPJMN 2015-2019 sebagai bahan K/L menyusun usulan RKP.

Pada kesempatan ini juga dijelaskan pula mengenai cara penyusunan baseline secara

elektronik.

Acara trilateral merupakan hasil komunikasi antara keuangan dan bappenas untuk

perbaikan perencanaan dan penganggaran di masa yang akan datang. Bappenas dan

Kementerian keuangan harus sejalan dan tidak bisa dipisahkan.

Tantangan penyusunan RKP 2015 terletak pada peningkatan kualitas perencanaan

pembangunan disertai peningkatan kualitas output dan outcome yang dihasilkan.

Setelah ini, akan diadakan Trilateral Meeting pada tanggal 24 Maret – 4 April 2014. Pada

Meeting tersebut akan disampaikan rancangan RKP hingga pada akhirnya ditetapkan

sebagai bahan RKP dan bahan RAPBN 2015 yang akan dibahas pada sidang kabinet.

Dalam kurun waktu 2010 sampai 2030 Indonesia menghadapi tantangan jebakan

pendapatan menengah (middle income trap) dan diharapkan mampu memanfaatkan

peluang bonus demografi. Oleh karena itu, 5 tahun kedepan jangan berdasarkan BAU lagi

untuk infrastruktur, karena dengan Biro Administrasi Umum (BAU) tidak dapat mengejar

ketertinggalan. Terdapat 5 isu strategis dalam RPJMN ke depan, antara lain: i) penguatan

konektivitas nasional untuk seimbangkan pembangunan; ii) ketahanan air, pangan, dan

energi untuk mendukung ketahanan nasional; iii) pengembangan sistem transportasi

massal perkotaan; iv) pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar; v) peningkatan

kontribusi kerjasama pemerintah swasta.

3.29 FGD Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Bidang Kawasan Perbatasan.

Rapat diselenggarakan dengan tujuan untuk merumuskan rancangan teknokratik bidang

kawasan perbatasan dalam rangka penyusunan RPJMN 2015-2019, dalam rapat ini dibahas

mengenai beberapa hal penting yang mengemuka, antara lain:

Page 34: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|29

Konsep pengembangan kawasan perbatasan yang menggunakan pendekatan keamanan

(security) dan ekonomi (prosperity) masih dipandang perlu. Namun demikian, masing-

masing kawasan perbatasan memiliki karakter berbeda, yang ditentukan oleh kondisi

negara tetangga yang berbatasan. Sebagai contoh, untuk perbatasan dengan Malaysia,

daerah di wilayah Malaysia umumnya lebih maju daripada Indonesia. Sementara itu, untuk

Republic Democratic Timor Leste (RDTL), misalnya, daerah di wilayah Indonesia lebih maju.

Perbedaan karakter ini patut menjadi pertimbangan.

PP RTRWN menetapkan 26 Pusat Kegiatan strategis nasional (PKSN). PKSN dipandang

sebagai affirmative action. Karena, pada umumnya kawasan perkotaan yang ditetapkan

melalui hirarki PKN-PKW-PKL sudah lebih maju daripada PKSN. Pengembangan PKSN

dimaksudkan untuk mensejahterakan kawasan perbatasan. Tipologi PKSN juga dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu PKSN yang benar-benar berada di garis perbatasan dan

PKSN yang berlokasi agak jauh ke dalam. Pengembangan PKSN perlu diarahkan untuk

menjadi pusat perekonomian, bukan hanya pada skala kecamatan, tapi juga skala

kabupaten dan bila dimungkinkan hingga ke negara tetangga. Mengingat bahwa saat ini

tengah dilakukan peninjauan kembali RTRWN, perlu dipertimbangkan untuk melakukan

evaluasi capaian pengembangan PKSN hingga saat ini.

Kemajuan penyelesaian RTR KSN Perbatasan (10 dalam RTRWN) sudah cukup baik. Ke

depannya, menjadi penting bagi tiap sektor (K/L) untuk melandaskan rencana

pembangunannya kepada Indikasi Program Pembangunan yang ada di dalam RTR KSN.

Selain itu, perlu dilakukan reposisi Rencana Induk Kawasan Perbatasan agar memiliki

pengaruh kepada K/L yang memiliki program di kawasan perbatasan.

3.30 FGD Reklamasi Wilayah Perairan

Rapat diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian dalam rangka mendiskusikan berbagai

permasalahan terkait reklamasi, baik yang sudah dilakukan maupun yang baru diusulkan oleh

Daerah. Adapun hal-hal penting yang disampaikan dalam rapat adalah:

Tidak semua reklamasi baik, dan tidak semua reklamasi buruk. Namun, hampir dipastikan

apabila reklamasi dilakukan dengan menutup teluk, maka akan banyak dampak

negatifnya. Sebagian besar reklamasi di Indonesia masih market driven, alias banyak

dipengaruhi oleh pengembang, ketimbang inisiatif pemerintah.

Perencanaan ruang perlu mempertimbangkan modelling/pemodelan arus laut dalam

rangka menentukan keputusan reklamasi. Pada tahap penyusunan RTRW, hal tersebut

dapat dilakukan melalui permodelan sederhana. Secara rinci, pengumpulan data dan

perhitungan dapat dilakukan pada tahap AMDAL.

Reklamasi di utara Jakarta tidak cukup hanya melakukan AMDAL. Selain itu, harus

dilakukan kajian terpadu dalam bentuk KLHS. Bentuk pulau juga terlalu market driven,

Pemda hanya melakukan reshaping sedikit dari pulau-pulau usulan pengembang.

Giant Sea Wall (GSW) secara konsep tidak dapat menanggulangi banjir, apalagi menjadi

sumber air minum. Sebab, kondisinya, teluk Jakarta adalah hilir dari 13 sungai di Jakarta

yang kondisinya sangat kotor. Dengan terperangkapnya air ke-13 sungai tersebut di dalam

GSW, maka akan ada dua objek yang harus dipompa apabila banjir: intrusi air laut dan

kolam air hasil aliran ke-13 sungai. Selain itu, sangat mahal apabila harus menjernihkan air

di GSW. Akan jauh lebih mudah dan murah menjernihkan air di hulu sungai masing-

masing, atau di sumber pencemaran pada masing-masing badan sungai

Page 35: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|30

3.31 Rapat Koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten Poso tentang RDTR kota Poso dan Kota

Tentena dalam Rangka Persetujuan Substansi.

Terdapat poin-poin penting yang dibahas dalam rapat, antara lain:

Tujuan penataan ruang masih umum, perlu dirinci sesuai dengan tujuan RTRW dan tujuan

keamanan belum dijabarkan di dalam rencana tata ruang, baik pola ruang dan sistem

jaringan prasarana dalam raperda ini

Kajian fisik dan lingkungan perlu diperhatikan dalam perencanaan terkait kondisi eksisting

Terkait penjelasan pemapar (Wakil Bupati) yang akan menggabungkan perda RDTR

menjadi satu kesatuan, kami tidak sependapat, sebaiknya dibuat menjadi 2 (dua) Perda

agar lebih mudah diimplementasikan

Keterlibatan peran masyarakat perlu dipahami di dalam implementasi pemanfaatan ruang

Peraturan zonasi perlu dirinci sesuai dengan kegiatan yang ada pada kawasan dan

dicantumkan didalam judul Perda: Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

Peta masih kurang informatif, tidak mencantumkan batas-batas daerah administrasi

Judul Raperda ini bukan administrasi ”Kota” namun mengarah ke kegiatan ”Perkotaan”

Poso

Peraturan zonasi agar dibuat tidak hanya memperhatikan kondisi fisik, kajian aspek

ekonomi, sosial, dan kebutuhan masyarakat eksisting, serta perkiraan kebutukan proyeksi

20 tahun ke depan harus dapat terakomodir di dalam Ranperda

Indikasi program pemanfaatan ruang agar disesuaikan dengan RPJMD

UMUM

Dasar hukum yang digunakan harus benar-benar terkait dengan kondisi daerah.

Sebaiknya dilakukan koordiinasi antarinstansi, baik pusat maupun daerah.

agar dicantumkan perwujudan struktur ruang untuk jalan dalam indikasi program lima

tahunan

Tahun mulainya perencanaan adalah tahun di mana raperda ini disahkan menjadi Perda.

Dalam konsideran harus membahas filosofis, yuridis, dan sosiologis yang konsisten dengan

batang tubuhnya.

Ketentuan Umum harus sesuai dengan konsistensi dengan batang tubuhnya.

KLHS masih bertema RTRW bukan ditujukan untuk RDTR. Sebaiknya KLHS dipisah sesuai

dengan spesifikasi wilayah dan dipilih berdasarkan pada isu wilayah yang paling

berdampak penting untuk dikaji.

Perlu penyesuaian terhadap SK Menhut 635 Tahun 2013 tentang Perubahan Peruntukan

dan Fungsi Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Kegiatan penyidikan tidak perlu diatur dalam Raperda

Ketentuan pidana disesuaikan dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang.

Sebaiknya peta disampaikan dalam format shapefile (.*Shp) agar dapat diperiksa ketelitian

geometrisnya.

Sumber dan tahun pembuatan peta perlu dilakukan pemutakhiran

Data satelit ALOS yang digunakan dalam raperda, tidak dapat menghasilkan peta skala

1:5.000. Sebaiknya digunakan citra dengan resolusi lebih tinggi.

Page 36: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|31

RDTR KOTA POSO

Terdapat muatan RTRW Kabupaten Poso yang tidak terakomodir didalam RDTR seperti

Rencana PPI dan Kawasan Minapolitan di Poso Utara

Konflik lahan yang ada sebaiknya menjadi pertimbangan penting untuk penyusunan RDTR

dan Batas hutan yang memiliki konflik harus ditandai dalam peta sehingga mengurangi

konflik yang ada

Area lahan parkir sebaiknya tidak disediakan pada area tersendiri, misalnya menyatu

dengan pertokoan.

Perlu arahan drainase dari Danau Poso ke BWP Tentena

Sarana dan prasarana pengelolaan sampah masing-masing sub zona perlu disesuaikan

dengan volume sampah yang diperkirakan dihasilkan dari masing-masing subzona

(mempertimbangkan jumlah bangunan dan jumlah penduduk)

Pengelolaan ekosistem danau perlu mengacu pada Pedoman Pengelolaan Ekosistem

Danau dan Permen LH Nomor 28 tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran

Air Danau dan/atau waduk

Kawasan strategis kabupaten tidak mengatur mengenai kawasan strategis pertahanan

keamanan yang diatur secara nasional

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk jaringan jalan agar dirinci per fungsi jalan sesuai

dengan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan

Zona rawan banjir dan longsor serta bagaimana pengendaliannya perlu diakomodir dalam

rencana

RDTR KOTA TENTENA

Sebaiknya lebih memperhatikan masalah pertahanan dan keamanan. Tidak ditemukan

satu pasal yang terkait dengan hal tersebut.

Volume sampah masih belum disesuaikan dengan jumlah rumah dan jumlah penduduk

yang ada.

Izin lingkungan masih belum dimasukkan ke dalam pasal di Raperda yang mengatur

tentang perizinan.

Daya tampung air danau dan waduk, peraturan zonasi pariwisata, harus mengikuti

pedoman yang ada.

Perlu memasukkan upaya mitigasi bencana terutama terkait daya tampung resapan air,

mengingat RTH masih kurang dari 30%.

Perlu kajian yang mendukung jika memang perlu dibuat Trans Sulawesi dan apakah

penyediaan ruang untuk penambahan ruas jalan tersebut sudah valid

Ruas jalan reklamasi yang merupakan jalan baru tidak tercantum di RTRW namun muncul

di RDTR. Perlu dicermati apakah jalan tersebut di pesisir atau sungai

Kejanggalan nomenklatur pada jaringan prasarana, yakni mengenai jaringan pergerakan.

Di dalamnya tidak diatur menurut simpul transportasi seperti terminal, halte, bandara dan

pelabuhan

Sistem primer tidak terputus dalam perkotaan dan sekunder berada di dalam perkotaanya.

Perlu ditambahkan jalan lokal sekunder, dan untuk primer untuk menghubungkan ke

bandara atau pelabuhan.

Page 37: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|32

BAB IV

RENCANA KEGIATAN BULAN MARET 2014

Berdasarkan evaluasi atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, disepakati beberapa

agenda penting sebagai tindak lanjut yang akan dilaksanakan di Bulan Maret 2014. Agenda-agenda

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rencana Kegiatan Bulan Maret

No Waktu Pelaksanaan Nama Kegiatan

1 24 Februari – 6 Maret 2014

Penyusunan SOP e-BKPRN dan revisi manual e-BKPRN

2 4 Maret 2014 Penyebaran Knowledge Management melalui media

3 4 Maret 2014 Billateral Meeting dengan Kementerian Pertanian untuk penajaman tindak lanjut sosialisasi LP2B

4 5, 18 dan 28 Maret

2014 Rapat Koordinasi Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

5 6 Maret 2014 Sosialisasi Kajian BS dan SCDRR: Penentuan jadwal dan penyusunan TO

6 7 Maret 2014 Penyampaian laporan BKPRN Semester II/2013 kepada Menteri PPN p

7 7 Maret 2014 Penyelesaian prosiding hasil sosialisasi LP2B

8 7 Maret 2014 Finalisasi SOP dan Manual e-BKPRN

9 7-14 Maret 2014 Portal TRP

10 10 Maret 2014 Kick off Meeting dan penyepakatan rencana kerja tim TA. 2014

11 10 Maret 2014 Penyelesaian Prosiding Hasil Konsinyasi Review UU Tahap I

12 12 Maret 2014 Penyusunan TOR dan RAB kegiatan Sekretariat RAN TA. 2015

13 12 Maret 2014 Rapat Koordinasi BKPRN (sosialisasi UU no 27/2007, pedoman pemberian tanggapan/saran dalam forum BKPRN dan roadmap akselerasi penyusunan RZWP3-K

14 12 Maret 2014 Pengembangan e-BKPRN: penyesuaian menu e-BKPRN

15 13 Maret 2014 Web RAN dan e-RAN: Penyusunan Konsep Media Publikasi

16 13-14 Maret 2014 Konsultasi Penyusunan Draft RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan

17

18 13 Maret 2014 Rapat Pembahasan Target Sertipikasi Tanah Lintas K/L Tahun 2015

19 17 Maret 2014 Brainstorming pembahasan awal mengenai RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional

20 21 Maret 2014 Penyusunan Buletin TRP Edisi I Tahun 2014

21 25 Maret 2015 Penyusunan Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan

22 27 Maret 2014 Trilateral Meeting RKP 2015

23 Maret 2014 Penerimaan 2 Staf Sekretariat RAN dan 1 staf Sekretariat BKPRN

24 tentatif Penulisan RKP 2015

25 tentatif FGD Evaluasi Draft RPJMN 2015-2019

Page 38: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Laporan Kegiatan Bulan Februari 2014|33

BAB V

PENUTUP

Secara umum pada bulan Februari 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah

melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan rencana pencapaian tahapan-tahapan kegiatan

yang telah ditetapkan. Secara individu, seluruh staf dan kasubdit telah memenuhi target kinerja yang

ditetapkan oleh pimpinan seperti kehadiran dan jam kerja serta tanggung jawab atas kegiatan

tertentu.

Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan kegiatan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

perlu tetap dipertahankan pola kerja yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu,

mengoptimalkan kerjasama dengan instansi/lembaga lain baik internal ataupun eksternal

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam rangka percepatan dan

optimalisasi pencapaian target kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di masa mendatang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan ke depan oleh internal Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan adalah:

1. Disiplin mengikuti mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan dari setiap bagian yang

biasa dilaksanakan secara mingguan dan bulanan;

2. Koordinasi dan kerjasama antarbagian sehubungan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan

secara serentak;

3. Pembagian beban kerja yang lebih proporsional sesuai dengan kapasitas perorangan dan

penciptaan suasana kerja yang kondusif dalam rangka persiapan menghadapi jadwal

kegiatan-kegiatan yang padat;

4. Melanjutkan keberlangsungan hubungan baik dengan mitra kerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan, termasuk dengan instansi di luar Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas.

Page 39: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

KEGIATAN BULAN FEBRUARI 2014

Tanggal Pelaksanaan Nama Kegiatan Subdit/Sekretariat

Minggu 1

5 Februari 2014 Diskusi Knowledge Management

Rapat Koordinasi Es. II BKPRN

Infosos

BKPRN

6 Februari 2014 FGD Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Bidang Kawasan Perbatasan

Rapat Teknis Es. III BKPRN

Tata Ruang

BKPRN

Minggu 2

10 Februari 2014 Rapat Koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten Poso tentang RDTR Kota Poso dan Kota Tentena

Tata Ruang

12 Februari 2014 FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang

Konsinyasi Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

Tata Ruang

Tata Ruang

13 Februari 2014 Rapat Pameran Musrenbang

Rapat Pembahasan Target Sertipikasi Tanah BMN Tahun 2015

Infosos

Pertanahan

Minggu 3

17 Februari 2014 Rapat Pembahasan Renstra DJPR PU 2015-2019

Bilateral Meeting dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tata Ruang

BKPRN

18 Februari 2014 Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII

Konsinyering Finalisasi Draf Rencana Kerja Tim Koordinasi Strategis RAN

Pertanahan

RAN

19 Februari 2014 Rapat Kerja Pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengelolaan Terpadu Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur

Rapat Penyelesaian Permasalahan Pembangunan Pabrik Pengecoran di Trowulan, Mojokerto

Rapat Koordinasi Es. II BKPRN

Tata Ruang

Tata Ruang

BKPRN

20 Februari 2014 Workshop Knowledge Management

Rapat Pembahasan Proyek MP3EI di Kabupaten Wonogiri

Infosos

Tata Ruang

21 Februari 2014 Workshop Knowledge Management

Rapat Pembahasan Draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming Adaptation of Climate Change in National Spatial Planning Policies

Infosos

Tata Ruang

Page 40: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

Minggu 4

24 Februari 2014 Rapat Internal Subdit Pertanahan Pertanahan

25 Februari 2014 Bilateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015

Workshop Pemantapan Implementasi Blue Economy Lombok

Pertanahan

Tata Ruang

26 Februari 2014 Kick Off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014

Rapat Pembahasan RTR KSN Borobudur dan Jabodetabekpunjur

Pertanahan

Tata Ruang

Tata Ruang

27 Februari 2014 Kick Off Pra trilateral Meeting Review Baseline dan Pagu Indikatif Penyusunan RKP Tahun 2015

Tata Ruang

28 Februari 2014 Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015 Pertanahan

Page 41: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

Rincian Pelaksanaan Kegiatan Direktorat TRP Bulan Februari 2014

SUBDIT INFOSOS

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

1 Diskusi Knowledge Management

05 Feb 2014 SG 5 Sosialisasi dan diskusi aktif dengan saling berbagi dan belajar dalam mengupas konsep KM serta kemungkinan penerapannya.

Konsep KM di Kementerian PPN/Bappenas, terutama untuk Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

TindakLanjut:

Dit. TRP akan mulai menyusun RoadMap KM TRP.

Dit. TRP menyusun K-Map TRP.

Dit. TRP menyusun time schedule dari setiap tahap proses pengembangan KM.

2 Rapat Pameran Musrenbang

13 Feb 2014 Hotel Akmani Brainstorming untuk mempersiapkan Pameran Perencanaan Pembangunan 2014

Sesi Pameran (pembahasan jalan cerita dan identifikasi peserta) dan sesi diskusi (identifikasi nara sumber dan identifikasi peserta).

Penjelasan untuk berbagai pertanyaan di pertemuan berikutnya.

Penetapan kriteria untuk peserta pameran dan diskusi.

Pemberian informasi untuk jadwal rapat koordinasi berikutnya.

Page 42: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

3 Workshop Knowledge Management

20 – 21 Feb 2014

Hotel Akmani Sosialisasi dan diskusi aktif dengan saling berbagi dan belajar dalam mengupas konsep KM serta memulai penerapannya di Kementerian PPN/Bappenas, terutama terkait dengan kebijakan bidang tata ruang dan pertanahan.

Pemahaman Konsep KM, tersusunnya K-Map berdasarkan tupoksi setiap bidang kegiatan

Dit. TRP akan mulai menyusun RoadMap KM TRP dalam 2 bulan kedepan.

Akan ditunjuk 1 (satu) orang sebagai PIC.

Narasumber akan menyusun time schedule dari setiap tahap proses pengembangan KM lebih lanjut.

SUBDIT PERTANAHAN

NO NAMA KEGIATAN TGL

KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

1. Rapat Pembahasan Target Sertipikasi Tanah BMN Tahun 2015

13 Februari 2014

Hotel Millenium,

Jakarta

Evaluasi pelaksanaan kegiatan sertipikasi BMN berupa tanah Tahun 2013

Persiapan pelaksanaan kegiatan sertipikasi Tahun 2014

Identifikasi capaian dan permasalahan pelaksanaan sertipikasi tanah BMN Tahun 2013

Target sertipikasi BMN Tahun 2015

Tahun 2013 target sertipikasi tanah sebanyak 2.000 bidang. Namun, hasil capaian yang berhasil dilakukan sampai dengan terbit sertipikat sebesar 1.148 bidang

Permasalahan yang

Page 43: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL

KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah tanah yang telah diidentifikasi dan menjadi obyek sertipikasi tidak clean and clear

Kesepakatan target sertipikasi BMN berupa tanah Tahun 2014 dan 2015 sebesar 5000 bidang yang terdiri dari bidang tanah dan tanah jalan nasional.

2. Penyusunan Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII

18 Februari 2014

Bappenas Menyusun rancangan teknokratik RPJMN 2015-2019

Draf RPJMN 2015 – 2019 Buku II Bab VIII Bidang Pertanahan

Draf RPJMN 2015-2019 Buku II Bab VIII Bidang Pertanahan selesai disusun

3. Rapat Internal Subdit Pertanahan

24 Februari 2014

Ruang Rapat BKPRN

Membahas review peraturan perundangan

Penyusunan Kerangka Pendanaan RPJMN 2015-2019

Orientasi Untuk Staf Baru Pertanahan

Outline Review Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanahan

Draf kerangka pendanaan RPJMN 2015-2019

Kesepakatan Review Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanahan

Kerangka pendanaan RPJMN 2015-2019

Page 44: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL

KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

4. Bilateral Meeting dengan BPN Dalam Rangka Penyusunan RKP 2015

25 Februrari 2014

Badan Pertanahan

Nasional

Persiapan pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015

Menyampaikan kerangka kebijakan penyusunan Review Baseline RKP 2015

Pemahaman penyusunan review baseline RKP 2015

Mitra Kerja K/L (BPN) memahami dan mampu melakukan review baseline RKP 2015

5. Pembahasan Pra Trilateral Meeting RKP 2015

28 Februari 2014

Ditjen Anggaran,

Kementerian Keuangan

Melakukan review baseline pagu indikatif RKP 2015

Membahas besaran target dan perkiraan kebutuhan anggaran Tahun 2015

Review Baseline Pagu Indikatif 2015

Besaran target dan perkiraan kebutuhan anggaran untuk kegiatan BPN Tahun 2015

Hasil review baseline pagu indikatif Tahun 2015

6. Kick Off Meeting Kegiatan Evaluasi Program Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Program Pengelolaan Pertanahan Tahun 2014

26 Feb 2014 SS 1-2 Untuk memperoleh masukan terhadap hasil evaluasi 2013 Bidang TRP dan masukan terhadap rencana kegiatan evaluasi 2014 dari mitra K/L Dit.TRP, yaitu: 1) Ditjen Penataan Ruang, KemenPU; 2) Ditjen Bina Bangda, Kemendagri, dan 3) BPN.

Masukan dan informasi pelengkap terhadap hasil evaluasi 2013, meliputi: RKP 2012, Penelaahan RTRWN dan RPJMN, dan Outcome based evaluation

Dit. TRP dapat membantu memasilitasi BPN dengan direktorat mitra K/L di Bappenas yang terkait sertifikasi tanah/legalisasi aset.

Dit. TRP dapat membantu memasilitasi KemenPU untuk program perkotaan berkoordinasi dengan Dit. Perkotaan di Bappenas.

Untuk pelaksanaan kegiatan evaluasi

Page 45: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL

KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

2014, Dit.TRP akan melakukan pertemuan lanjutan.

SEKRETARIAT REFORMA AGRARIA NASIONAL (RAN)

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

1 Konsinyering Finalisasi Draf Rencana Kerja Tim Koordinasi Strategis RAN

19 Februari 2014

Blue Sky Hotel Finalisasi Draf Rencana Kerja Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria

Rencana kerja Tahun anggaran 2014 dan timeline Rencana 2015

Tercapainya Rencana kerja Tahun anggaran 2014 dan timeline Rencana 2015

SUBDIT TATA RUANG

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

1 FGD Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Bidang Kawasan Perbatasan

6 Februari 2014

Hotel Novotel Bandung

Merumuskan rancangan teknokratik bidang kawasan perbatasan dalam rangka penyusunan RPJMN 2015-2019

Masukan dari berbagai stakeholders terhadap Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Bidang Kawasan Perbatasan

Tersusunnya Masukan Dit. TRP terhadap Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Bidang Kawasan Perbatasan.

Page 46: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

2 Penyusunan Draft 0 RPJMN Bidang Tata Ruang

1-24 Februari 2014

Direktorat Tata Ruang Pertanahan dan Ruang Rapat Sekretariat BKPRN

Membahas dan menyusun Draft 0 RPJMN 2015-2019

Draft 0 RPJMN 2015-2019

Tersusunnya Draft 0 RPJMN 2015-2019

3 Rapat Koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten Poso tentang RDTR Kota Poso dan Kota Tentena

10 Februari 2014

Ruang Mozart, Hotel Amos Cozy

Membahas Substansi Raperda tentang RDTR Kota Poso dan RDTR Kota Tentena

Masukan dari anggota BKPRN terhadap substansi Raperda tentang RDTR Kota Poso dan RDTR Kota Tentena.

Tersusunnya Masukan Dit. TRP terhadap Raperda Kabupaten Poso tentang RDTR Kota Poso dan Kota Tentena

4 FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang

12 Februari 2014

Hotel Alila Diskusi mengenai Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang

Tercapainya kesepakatan untuk menjadikan Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang

Tersusunnya bahan untuk menghadiri FGD tersebut

5 Konsinyasi Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

12 Februari 2014

Hotel Ambhara Membahas dan memberikan masukan terhadap pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Masukan dari berbagai stakeholders terhadap terhadap pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Tersampaikannya masukan Dit.TRP terhadap pedoman tersebut.

Page 47: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

6 Rapat Pembahasan Renstra DJPR PU 2015-2019

17 Februari 2014

Hotel Grand Kemang

Membahas dan memberikan masukan terhadap Renstra DJPR PU yang telah disusun oleh Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Kementerian Pekerjaan Umum

Masukan Bappenas dan Lingkungan DJPR terkait Renstra DJPR PU

• Tersusunnya bahan masukan terhadap Renstra DJPR PU

• Penelaahan Renstra DJPR PU untuk masukan RPJMN 2015-2019

7 Rapat Kerja Pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengelolaan Terpadu Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur)

19 Februari 2014

Ruang Rapat Gedung Nusantara V DPR/MPR RI

Membahas inisiatif DPD RI dalam rangka usulan penyusunan Undang-Undang Kawasan Megapolitan Jabodetabekjur sebagai upaya menata dan memperkuat pengelolaan kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya.

Tercapainya kesepakatan terkait inisiatif DPD Komite I RI terkait RUU tersebut.

• Tersusunnya MasukanDit. TRP terhadap usulan inisiatif DPD Komite I RI terkait RUU tersebut.

• Tersusunnya laporan kepada Bapak Wamen PPN/Bappenas terkait hasil rapat

8 Rapat Penyelesaian Permasalahan Pembangunan Pabrik Pengecoran di Trowulan, Mojokerto

19 Februari 2014

Kantor Kemenko Perekonomian

Membahas permasalahan pembangunan pabrik pengecoran di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. PT Manunggal Sentra Baja akan membangun pabrik pengecoran logam di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto yang terletak di zona industri dalam Perda RTRW Kabupaten Mojokerto

Tercapainya keepakatan alternatif penyelesaian permasalahan

Penelaahan kesesuaian Pembangunan Pabrik Pengecoran di Trowulan, Mojokerto terhadap pelaksanaan Rencana Tata Ruang

Page 48: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

9 Rapat Pembahasan Proyek MP3EI di Kabupaten Wonogiri

20 Februari 2014

Ruang Rapat Lantai 4, Kantor Sekretariat KP3EI, Kemenko Perekonomian

Koordinasi awal untuk membahas kebutuhan regulasi terkait Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan kawasan industri, serta kebutuhan infrastruktur pelabuhan dan jalan akses yang mendukung Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Wonogiri sebagai salah satu program MP3EI Koridor Ekonomi Jawa.

Penyusunan kebutuhan regulasi yang dibutuhkan.

Penelaahan Perda RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten Wonogiri terhadap rencana pembangunan Proyek tersebut

10 Rapat Pembahasan Draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming Adaptation of Climate Change in National Spatial Planning Policies

21 Februari 2014

JICA Tahap awal pembahasan draft Minutes of Meeting Kegiatan Mainstreaming Adaptation of Climate Change in National Spatial Planning Policies yang akan dimasukkan dalam Project of Capacity Development for Climate Change Strategies in Indonesia.

Kesepakatan draft Minutes of Meeting

Kesepakatan bahwa: Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ke depannya diharapkan dapat memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan kegiatan Sub-Project 1.

11 Workshop Pemantapan Implementasi Blue Economy Lombok

25 Februari 2014

Ruang Rapat Utama, Gedung Mina Bahari I Lantai GF

Mempublikasikan Implementasi Blue Economy, akan dilakukan di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, NTB.

Tersosialisasikannya Implementasi Blue Economy, akan dilakukan di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, NTB

Page 49: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

12 Rapat Pembahasan RTR KSN Borobudur dan Jabodetabekpunjur

26 Februari 2014

Kemenko Perekonomian

Membahas finalisasi rancangan perpres RTR KSN Borobudur dan Jabodetabekpunjur.

Finalisasi rancangan perpres RTR KSN Borobudur dan Pembahasan Hasil Peninjauan Kembali Jabodetabekpunjur

Bersama dengan Sekretariat BKPRN menyusun memo bahan rapat untuk Pak wamen

13 Kick Off Pra trilateral Meeting Review Baseline dan Pagu Indikatif Penyusunan RKP Tahun 2015

27 Februari 2014

Hotel Aryaduta Tujuan pra trilateral ini antara lain untuk i) menegakkan dan menempatkan posisi Bappenas, Kemenkeu, dan K/L terkait; ii) menampung usulan kegiatan tahun 2015-2019 dari K/L

Masing-masing K/L diharapkan berkoordinasi bilateral dengan direktorat Bappenas

Telah dilakukannya bilateral meeting antara Dit. TRP dengan Mitra K/L yaitu PU pada tanggal 28 Februari 2014

Telah dilakukannya bilateral meeting antara Dit. TRP dengan Mitra K/L yaitu PU pada tanggal 3 Maret 2014

SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL (BKPRN)

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

1 Rapat Koordinasi Es. II BKPRN

5 Februari 2014

Ruang SS 3, Lt. 2 Kementerian PPN

1. Membahas Draf Roadmap Penyelesaian RTRW & RDTR 2015-2019

2. Membahas Draf Roadmap

Draf roadmap penyelesaian RTRW 2015-2019

Draf roadmap

Penyampaian progress penetapan Perda RTRW, RDTR, dan RZWP-3-K prov/kab/kota

Page 50: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

Penyelesaian RZWP-3-K 2015-2019

3. Membahas Draf Roadmap Penyelesaian Integrasi RTRW dan RZWP-3-K 2015-2019

4. Menyepakati Rencana Tidak Lanjut Finalisasi Roadmap

penyelesaian RZWP-3-K 2015-2019

Draf roadmap penyelesaian integrasi RTRW dan RZWP-3-K 2015-2019

Rencana tindak lanjut finalisasi roadmap

2 Rapat Teknis Es. III BKPRN 6 Februari 2014

Ruang Dirgantara 2, Hotel Ambhara

1. Pendetailan Kegiatan (Lintas Sektor) BKPRN Tahun 2014;

2. Pembagian Tugas dan Penanggungjawab Kegiatan BKPRN 2014;dan

3. Sinkronisasi Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pendetailan kegiatan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015

Pendetailan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015, meliputi: Rincian kegiatan; Waktu pelaksanaan; dan koordinator kegiatan.

3 Bilateral Meeting dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan

17 Februari 2014

Ruang Rapat Direktur Tata Ruang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, KKP

Pembahasan Tindak Lanjut Akselerasi Penyusunan RZWP-3-K

Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K

Tersusunnya draf Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K

4 Rapat Koordinasi Es. II BKPRN

19 Februari 2014

Ruang Rapat Lamunti, Kementerian Pertanian

1. Mendapatkan penjelasan mengenai konsep LP2B dan Peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B.

2. Mendapatkan masukan dan tanggapan terhadap Peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B.

3. Menyamakan persepsi dalam

Peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B

Tersusunnya draf peta Indikasi Arahan Kawasan Pertanian Nasional dan LP2B tingkat nasional dan provinsi

Inisiasi penyusunan roadmap penetapan LP2B

Page 51: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/laporan_bulan_februari.pdf · Kerja Tahun Anggaran 2014 dan 2015 Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Rapat

Lampiran Kegiatan Bulan Februari 2014

NO NAMA KEGIATAN TGL KEGIATAN LOKASI

KEGIATAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

DIADAKAN OUTPUT YG

DIHARAPKAN CAPAIAN KINERJA

forum BKPRN tentang LP2B (serta kelak dalam rangka sosialisasi terintegrasi ke daerah)