Dr. Ir. Doni Janarto Widiantono, M.Eng.Sc. · Reforma Agraria yang diatur melalui Perpres No. 86...
Transcript of Dr. Ir. Doni Janarto Widiantono, M.Eng.Sc. · Reforma Agraria yang diatur melalui Perpres No. 86...
SOSIALISASI KONSOLIDASI TANAH
DALAM PELAKSANAAN
TRANSMIGRASI
Dr. Ir. Doni Janarto Widiantono, M.Eng.Sc.
Direktur Konsolidasi Tanah
Bandung, 8 April 2019
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Pengaturan dalam Rapermen
ATR/Kepala BPN tentang
Konsolidasi Tanah
III.Konsolidasi Tanah Dalam
Pelaksanaan SP-Pugar
IV.Evaluasi dan Rekomendasi
I. PENDAHULUAN
1. Penyelenggaraan program transmigrasi terkait dengan Program Nasional
Reforma Agraria yang diatur melalui Perpres No. 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria.
2. Dalam RPJMN 2015-2019 target pelaksanaan Reforma Agraria meliputi
kegiatan penataan aset dan penataan akses terhadap 9 juta hektar, dimana 600
ribu hektar diantaranya terkait sertipikasi (legalisasi aset) transmigrasi.
3. PP No. 3 Tahun 2014 tentang ketransmigrasian mengamanatkan
penyelenggaraan program transmigrasi yang lebih terpadu dan terintegrasi
dengan kebijakan tata ruang dan pertanahan.
4. Adanya kebutuhan untuk optimalisasi dan sinkronisasi dalam rangka
mengatasi kesenjangan pengembangan lahan transmigrasi baru dengan
permukiman masyarakat sekitar melalui program SP-Pugar dengan skema
konsolidasi tanah.
5. Tahun 2018 telah dilakukan proyek percontohan SP-Pugar yang dilaksanakan
secara kolaboratif antara Kementerian Desa, PDTT dan Kementerian ATR/BPN
di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT.
Latar Belakang
REFORMA AGRARIA
(9 juta ha)
Legalisasi Aset
(4,5 juta ha)
( A )
(A1) Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipikat
(0,6 juta ha)
(A2)
Legalisasi Aset
(3,9 juta ha)
Redistribusi Tanah
(4,5 juta ha)
( B )
(B1)
HGU Tidak Diperpanjang/ Diperbarui dan Tidak
Digunakan/Dimanfaatkan; Tanah Terlantar dan Tanah Negara
Lainnya
(0,4 juta ha)
(B2)
Pelepasan KawasanHutan
(4,1 juta ha)
Skema Reforma Agraria
Penataan kembali struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah yang lebih
berkeadilan melalui penataan aset dan
disertai dengan penataan akses untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
Penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang
penguasaan dan pemilikan tanah.
Pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain
kepada para penerima tanah hasil
reforma agraria serta pemilik tanah
dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada
pemanfaatan tanah.
REFORMA
AGRARIA
Asset
Reform
Access
Reform
KEMENTERIAN ATR/BPN K/L DAN PEMDA TERKAIT
PRAKSIS REFORMA AGRARIA
PRAKSIS REFORMA AGRARIA
KegiatanReformaAgraria
Target RPJMN Capaian Tahun
Capaian RPJMN
Jumlah Sat
2015 2016 2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Bidang Bidang Ha % Bidang Bidang Ha % Bidang Bidang Ha % Bidang Bidang Ha % Bidang Ha %
RedistribusiTanah
400.000 Ha 107.150 95.741 69.100 89,35 170.562 143.234 113.650 83,98 23.925 23.214 13.733 97,03 350.650 282.337 215.089,60 80,52% 544.526 411.573 102,9
IP4T 18.206.340 Bid 144.900 88.384 - 61 612.365 522.457 - 85,31 120.445 106.957 - 88,8 718.612 555.887 - 77,4 1.273.685 - 7,00
Legalisasi Aset 3.900.000 Ha 901.767 859.402 214.620 95,3 1.044.461 1.018.444 225.368 97,51 5.463.421 4.323.351 1.178.728 79,13 7.000.000 5.453.772 974.153,90 77,9 11.654.969 2.589.448 66,4
Transmigrasi 600.000 Ha 11.000 10.900 7.303 99,09 10.000 8.059 5.399,53 80,59 29.285 9.119 6.110 31,14 100076 42.334 28.363,78 42,3 70.412 47.176 7,86
PelepasanKawasan Hutan
4.100.000 Ha - 1,001,454** -
Sumber Data:
Data Redistribusi, IP4T, dan Legalisasi Aset -> Kementerian ATR/BPN, cq. Ditjen Penataan Agraria (per 31 Desember 2018)
Data Transmigrasi -> Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, cq. Ditjen Pengembangan
Kawasan Transmigrasi (per 7 November 2018)
Data pelepasan Kawasan Hutan -> Kementerian LHK, cq. Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (per Juni 2018)
*) Realisasi terhadap target bidang
**) telah dilepaskan oleh KLHK
untuk TORA
Target dan Capaian Nasional Pelaksanaan
Reforma Agraria
TRANSMIGRASI
Terhadap Hak Pengelolaan yg belum tuntas
SK Hak Pengelolaan yang belumdidaftarkan ke Kantor Pertanahan
Permohonan Hak Pengelolaan yang dikembalikan karena terdapat kekurangan
dlm kelengkapan persyaratan
Menteri ATR/BPN akan memberikan dispensasi hingga
akhir Oktober 2018 melalui surat yang ditujukan kepada
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
seluruh Indonesia
*) Hasil rapat koordinasi antara Kementerian ATR/BPN dengan
Kemendes PDTT pada hari Selasa, 21 Agustus 2018
PERPRES NO. 86/2018 TENTANG REFORMA AGRARIA
PASAL 13
……
(2) Tanah transmigrasi yang belum bersertipikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi kriteria:
a. tidak termasuk dalam kawasan hutan; atau
b. telah diberikan Hak Pengelolaan untuk transmigrasi.
(3) Dalam hal tanah transmigrasi yang belum bersertipikat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a:
a. termasuk dalam kawasan hutan, proses pelepasan atau
perubahan batas kawasan hutannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau
b. belum memperoleh hak pengelolaan untuk
transmigrasi maka legalisasi asetnya dilakukan setelah
terbit keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi atau bupati/wali kota atau
pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa
pembinaannya telah diserahkan kepada pemerintah
kabupaten/kota dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemerintah kabupaten/kota.
Potensi TORA yang Berasal dari Tanah
Transmigrasi
Kondisi saat ini
Sedang
ditindaklanjuti di
daerah
NO PROV. TAHUN
PENEMPATAN
JML KK SUDAH HPL
BIDANG UPT
1 Aceh 1980 - 2014 13.046 18.983 57
2 Sumatera Utara 1992 - 2009 350 350 2
3 Riau 1981 - 2011 3.138 3.093 9
4 Sumatera Barat 1997 - 2011 80 554 2
5 Jambi 1991 - 2011 3.664 4.325 15
6 Bengkulu 1982 - 2011 1.102 2.377 12
7 Sumatera Selatan 1978 - 2011 26.702 19.815 76
8 Lampung 1978 - 2011 3.675 1.910 9
9 Bangka Belitung 1990 - 2014 400 733 3
10 Kalimantan Barat 2001 - 2014 2.575 7.175 11
11 Kalimantan Tengah 1981 - 2013 6.409 5.967 25
12 Kalimantan Selatan 1980 - 2010 2.626 2.193 12
13 Kalimantan Utara 2001-2014 1.750 2.200 5
14 Kalimantan Timur 1986 - 2011 6.916 4.308 28
15 Gorontalo 2001 - 2011 100 150 1
16 Sulawesi Tengah 1994 - 2014 3.610 7.109 16
17 Sulawesi Selatan 1997 - 2014 2.316 4.377 15
18 Sulawesi Tenggara 1997 - 2011 1.380 2.339 10
19 Sulawesi Utara 1997 - 2011 216 542 3
20 Nusa Tenggara Barat 1999 - 2011 620 940 3
21 Nusa Tenggara Timur 2001 - 2011 250 561 3
22 Maluku Utara 1992 - 2015 4.580 8.270 19
23 Papua 2009 - 2011 635 1.805 3
Total 86.140 100.076 339
TRANSMIGRASI
H/K/M
Belum ada data
spasial
8
POTENSI TORA YANG BERASAL DARI TANAH
TRANSMIGRASI
9
UU PenataanRuang No 26 Tahun 2007
Paragraf 2 Pemanfaatan Ruang Wilayah Pasal 34
ayat (3) menyatakanbahwa, pelaksanaan pembangunan sesuai
dengan program pemanfaatan ruang
wilayah dan kawasan strategis
dilaksanakan melalui pengembangan kawasan secara terpadu, salahsatunya melalui
konsolidasi tanah
UU Perumahandan Kawasan
Permukiman No 1 Tahun 2011
Pasal 106 hurufb, menyatakan
bahwapenyediaantanah untuk
pembangunanrumah,
perumahan dankawasan
permukimandapat dilakukan
melaluikonsolidasi
tanah
UU Rumah SusunNo 20 Tahun
2011
Pasal 22 ayat (1) huruf b,
menyatakan bahwa
penyediaan tanah untuk
pembangunan rumah susun
dapat dilakukan melalui
konsolidasi tanah
UU Pengadaan Tanah No 2 Tahun 2012
Pasal 10 huruf o, menyatakan bahwa
tanah untuk kepentingan umum yang dijamin oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
digunakan untuk pembangunan
penataan permukiman kumuh perkotaan
dan/atau konsolidasi tanah, serta
perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dengan status
sewa
Perpres Reforma
Agraria No. 86
Tahun 2018
Pasal 10 (3),
menyatakan bahwa
Dalam hal objek
redistribusi tanah untuk
non-pertanian yang
memerlukan penataan
maka dapat dilakukan
melalui Konsolidasi
Tanah disertai dengan
pemberian
sertipikat hak milik
atau sertipikat hak
milik atas satuan rumah
susun
UUPA No 5 Tahun 1960
Pasal 6 UUPA menegaskan adanya fungsi sosial hak atas tanah
9
PP
Ketransmigrasian
No. 3 Tahun 2014
Pasal 24 ayat (4)
menyatakan
bahwa tanah
yang
diperuntukkan
bagi pemugaran
pemukiman
penduduk
setempat
sebagai bagian
dari SP- Pugar
dilaksanakan
penataannya
melalui
Konsolidasi
Tanah
Dasar Hukum
Bagi Masyarakat :
Masyarakat tidak tergusur,
ikut berperan serta dalam
pembangunan sekaligus
menikmati hasil
pembangunan.
Meningkatkan kualitas
lingkungan menjadi teratur
dan tertata serta
meningkatkan nilai tanah.
Menata kawasan
permukiman kumuh.
Jaminan kepastian hukum
atas pemilikan tanah
dengan bukti sertifikat
tanah.
Bagi Pemda :
Mendukung Rencana Tata
Ruang Wilayah.
Mempercepat pemerataan
pembangunan.
Mengurangi pengeluaran/
anggaran pemerintah
untuk pembebasan tanah.
Tersedianya tanah untuk
infrastruktur lingkungan
seperti jalan, drainase,
taman dan fasos/fasum
lainnya.
Meningkatkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah).
Termuat dalam Rancangan Permen tentang Konsolidasi Tanah Tahun 2018 Pasal 2
Manfaat Konsolidasi Tanah
Urgensi Penyempurnaan Peraturan tentang KT
Belum adanya ketentuan terkait Konsolidasi Tanah Vertikal
Ketentuan tentang pelibatan masyarakat dan swasta dalampenyelenggaraan konsolidasi tanah
Ketentuan-ketentuan operasional lainnya terkait sumber pembiaayaandan dampak sosial ekonomi lingkungan (eksternalitas)
Belum mengatur secara jelas tahapan pelaksanaan KT
II. PENGATURAN DALAM RAPERMEN ATR/KBPNTENTANG KONSOLIDASI TANAH
Konsolidasi Tanah adalah
kebijakan penataan kembali
penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan
tanah sesuai rencana tata ruang
serta usaha penyediaan tanah
untuk kepentingan umum dalam
rangka meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan
sumberdaya alam dengan
melibatkan partisipasi aktif
masyarakat
2
FR
Rancangan Peraturan Menteri Tentang
Konsolidasi TanahDefinisi Konsolidasi Tanah (Pasal 1)
Konsolidasi Tanah untuk pembangunan kawasan menata
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah pada permukaan tanah/bumi
Konsolidasi Tanah untuk menata penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah pada ruang atas dan
ruang bawah tanah/bumi
KONSOLIDASI TANAH HORIZONTAL KONSOLIDASI TANAH VERTIKAL
Rancangan Peraturan Menteri Tentang
Konsolidasi TanahDefinisi Konsolidasi Tanah (Pasal 1)
KONSOLIDASI TANAHASPEK
KT Horizontal KT Vertikal
VARIABEL
Development Right
Property Right Jenis Hak yang diberikan
KewenanganLingkup
Wilayah/NilaiStrategis
Pembiayaan Tahapan/Komponen
PERTANIANFungsi/
Kawasan
Kategori/Jenis
Klasifikasi
Ruang Lingkup
NON PERTANIAN
HM, Hak Pakai, HGB HMSRS
(Menteri)/KLBesar+PSN
Peruntukan
INDIKASI
Permukiman, Komersil
(Kantah)/KabKecil
Lengkap Sederhana
Perencqnan Pelaksanaan Pembangunan Pengawasan Pelaksanaan KT dengan syarat sudah termasuk SK Penetapan Lokasi
Partisipasi SUKARELASifat WAJIBKesepakatan
RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG
KONSOLIDASI TANAHRuang Lingkup Konsolidasi Tanah (Pasal 4,5,6,7,8)
Dikuasai
Dikuasai
Bebas
Bebas
Tanah Negara
BelumTerdaftar
BelumTerdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Tanah Hak
Pertanian (P)
Non Pertanian(NP)
Tanah Aset
HGU, HP
HGB, HP
Dikuasai
Dikuasai
Tanah Objek KT : - Tanah Negara Dikuasai (P/NP)
- Tanah Hak Terdaftar (P/NP)
- Tanah Hak Belum Terdaftar (P/NP)
- Tanah Aset dikuasai (setelah pelepasan): HGU, HP (P)
- Tanah Aset dikuasai (setelah pelepasan): HGB, HP (NP
RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG
KONSOLIDASI TANAHObjek Konsolidasi Tanah (Pasal 9)
RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG
KONSOLIDASI TANAHObjek Konsolidasi Tanah (Pasal 9)
Ruang Lingkup
Pendekatan Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah
AspekEkonomi
AspekSosial
Kementerian/LembagaPemda
Skala Makro
KelompokMasyarakat
Skala Mezo Skala MikroSwasta/BUMN/BUMD/BUMDes
AspekKelembagaan
AspekLingkungan
Pembiayaan
1. Perencanaan
• Biaya administrasi
• Biaya perencanaan
2. Pelaksanaan
• Pembangunan fisik: bangunan dan fasos fasum
• Relokasi
• Tunjangan sementara selama pembangunan
3. Tindaklanjut
• Biaya pemeliharaan
• Biaya peremajaan
Pola Kemitraan (KPBUM)
BADAN USAHA
MASYARAKAT
PEMERINTAH
MITRA LAINNYA
KONSOLIDASI TANAH
TORA
PESISIR
INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN
PERDESAAN
PERUMAHAN PERKIMAN
Pertanian
Perbatasan
Transmigrasi
NAHP
Kotaku
Kota Baru
Jalan
DesaNelayan
(KKP)
Transmigrasi
Target(Luas,
Bidang)
Pertanian
Redis
KeretaApi
Tol
Wilayah Tertentu
TOD
MBR
Rusun
Multi Sektor
Konsolidasi Tanah dalam Ketransmigrasian
• Konsolidasi Tanah transmigrasi merupakan tanggung jawabbersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi dan Kementerian Agraraia dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
• Pembagian lingkup kegiatan yang menjadi tanggung jawabbersama, Kemendes PDTT dan Kementerian ATR/BPN.
• Ruang lingkup Pengaturan dalam Raperber.
• Konsolidasi Tanah dapat dilaksanakan pada tanah yang diperuntukkan bagipemugaran permukiman penduduk setempat sebagai bagian dari SP-Pugar
• Tanah yang dikonsolidasikan adalah tanah yang berada dalam penguasaan, penggunaan, atau pemanfaaatan penduduk di permukiman yang bersangkutan
• Pelaksanaan Konsolidasi Tanah didahului dengan musyawarah
• Tanah hasil konsolidasi yang diperuntukan untuk pembangunan permukimanbaru dan prasarana, sarana, dan utilitas diberikan Hak Pengelolaan
• Pelaksanaan Konsolidasi Tanah diatur dengan Permen setelah berkoordinasidengan Kementerian ATR/BPN
23
Peraturan Pemerintah
No. 3 Tahun 2014 (Pasal 24)
Perencanaan KT
Pembentukan Tim Kajian Tata Ruang & Kebijakan Sektor Pemetaan Sosial & Analisis Potensi Sket Desain Awal (visioning) Penetapan Lokasi KT
Pelaksanaan KT
Pengumpulan Data Fisik Yuridis Penyusunan Desain & Rencana Aksi KT Pelepasan HAT & Penegasan Tanah Objek KT Penerapan Desain KT (staking out) Penerbitan Sertipikat &
Penyerahan Hasil
Transmigrasi
RKTRencana Kawasan
Transmigrasi
RSKPRencana Satuan
Kawasan Permukiman
RTSPRencana Teknis
Satuan Permukiman
Perbandingan Perencanaan
Transmigrasi dan KT
Lingkup KegiatanTanggungjawab Kemendes PDTT:
a. Pemilihan dan penetapan area dalam kawasan transmigrasi yang diperuntukkanbagi SP-Pugar berdasarkan Rencana Rinci SKP.
b. Penyusunan dokumen perencanaan Konsolidasi Tanah TransmigrasiberdasarkanTeknis SP-Pugar.
c. Pembangunan dan pengembangan SP-Pugar sesuai dengan ketetuan peraturanperundang-undangan.
d. Penataan perseberan penduduk di kawasan transmigrasi.
Tanggungjawab Kementerian ATR/BPN:
a. Pengumpulan data fisik dan data yuridis.
b. Pelepasan hak dan/atau penguasaan atas tanah.
c. Penegasan obyek konsolidasi tanah transmigrasi.
d. Penerbitan surat keputusan pemberian hak atas tanah dan penerbitan sertiikat.
Tanggungjawab Bersama (sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing):
a. Penyediaan NSPK dan SOP kegiatan konsolidasi tanah transmigrasi.
b. Bimbingan teknis dan supervisi.
c. Pengendalian dan pengawasan.
Lingkup Kegiatan yang Merupakan Tanggungjawab
Kementerian ATR/BPN
1. PENGUMPULAN DATA FISIK DAN DATA YURIDIS
Hasil Pengukuran
Hasil Identifikasi Data Fisik
dan Yuridis
2. PELEPASAN HAK DAN/ATAU PENGUASAAN ATAS TANAH
3. PENEGASAN OBYEK KONSOLIDASI TANAH TRANSMIGRASI
4. PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH DAN PENERBITAN SERTIPIKAT
SP PUGAR BERBASIS “CLUSTER”
Permukiman Eksisting
Jalan Eksisting
Fasum Eksisting
Tanah Pertanian Penguasaan Desa /
Masyarakat
Tanah Kosong Penguasaan Desa /
Masyarakat
LU 1
Fasum Permukiman
Jalan
LU 2LP
LU 2
LU 1
III. Konsepsi Konsolidasi Tanah
dalam Pelaksanaan SP-PUGAR
SP PUGAR BERBASIS “KOMUNAL”
LU 1 (Kebun Jeruk)
Fasum Permukiman
Jalan
LU 2 (Kebun Semangka)
LP (Sentra Agrowisata)
LU 1(Kebun Tebu)
LU 2(Kebun Akasia)
Permukiman Eksisting
Jalan Eksisting
Fasum Eksisting
Tanah Pertanian Penguasaan Desa /
Masyarakat
Tanah Kosong Penguasaan Desa /
Masyarakat
SP PUGAR BERBASIS “KOMUNAL KOMODITAS”
Fasum Permukiman
Jalan
LU 1(Kebun Tebu)
LU 1(Nenas)
LU 2 (Tanaman Cabai, Tomat, dan sejenisnya)
Tempat
Pembibitan Nenas
Tempat
Pengembangan bibit
Nenas
Tempat Panen &
Pengolahan Nenas
Warung
Berbah
an dan
olahan
Nenas
Toko
Ole
h-O
leh
m
akanan
be
rbah
an N
en
as
Temp
at Pan
en &
P
en
golah
an H
asil Tebu
Tempat Istirahat & Warung – Warung Es Tebu
Permukiman Eksisting
Jalan Eksisting
Fasum Eksisting
Tanah Pertanian Penguasaan Desa /
Masyarakat
Tanah Kosong Penguasaan Desa /
Masyarakat
Tindak lanjut sp pugar 20191. Puldadis puldasik alokasi KT 800 bidang
- Jumlah penduduk 442 KK- Luas Desa 1.500 Hektar- Pembagian tanah 2 Ha: LP= 0,25 Ha, LU: 1, 75 Ha- Jumlah Bidang: 1.020 Bidang- Dilaksanakan KT Tahun 2018: 222 bidang- Rencana KT tahun 2019: 800 bidang
2. Kesepakatan desain keseluruhan sp pugar3. Pelepasan hak dan staking out
33
Konsolidasi Tanah dalam SP-Pugar (Kapitan Meo)
Potensi Konsolidasi Tanah Transmigrasi Pada SP-Pugar di
Kab. Malaka, Prov. NTT Tahun 2018
Gambaran UmumLokasi: Desa Kapitan Meo, Kec. Laen Manen, Kab. Malaka, Prov. NTT.Jumlah bidang (estimasi): 250 bidang/KKLuas survey pada POKT Thn 2018: 490 Ha, sedangkan luas utk rencana Permukiman KT Transmigrasi sekitar 140 HaProgres: Pengusulan SK Penetapan Lokasi ke Bupati Malaka.Target KT di NTT Thn 2018: 200 bidang, ada penambahan 222 bidang untuk lokasi KT SP-Pugar di Kab. Malaka (total potensi 1.020 bidang).
Peta Rincikan KT 2018
Peta Rincikan KT 2018
PETA PENGGUNAAN LAHAN SP-PUGAR KAPITAN
MEO SKP A KAWASAN KOBALIMA TIMUR
38
PETA RENCANA TATA RUANG SP-PUGAR KAPITAN MEO
SKP A KAWASAN KOBALIMA TIMUR
39
PETA HASIL OVERLAY
PETA BIDANG TANAH PRA KT BPN, PETA RENCANA TATA RUANG RTSP,
DAN PETA PENINJAUAN LAPANG POKT BPN DI DESA KAPITAN MEO
40
Bidang tanah tertata
Belukar
Bidang tanah Lahan Usaha (LU) 1
Bidang tanah Lahan Usaha (LU) 2
Tegalan
Kebun Campur
Permukiman Eksisting
LU 2Tanah Bersama
LU 2Tanah Bersama
LU 1Tanah
Perorangan
LU 1Tanah
Perorangan
PermukimanBaru
PermukimanEksisting
jalan
Bidang tanah tertata
Fasos/Fasum
Bidang tanah Lahan Usaha (LU) 1
Bidang tanah Lahan Usaha (LU) 2
Permukiman Eksisting
Permukiman Baru
IV. Evaluasi dan
Rekomendasi
41
IV. Evaluasi dan
Rekomendasi
Tanah
Ulayat
Tanah Ulayat /
Tanah Negara
Dikuasai
Tanah Milik
(HM) / Tanah
Negara Dikuasai
Tanah
Ulayat
Tanah Ulayat /
Tanah Negara
Dikuasai
HPLHMB
jalanHMB / HPHM / HP HM / HMB HM / HP
HMB / HP
TERIMAKASIH