KATA PENGANTAR - bphmigas.go.id · tahun terakhir produksi minyak mentah kita terus menurun...

82
i KATA PENGANTAR Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sesuai dengan amanat Undang-Undang Migas No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi dan PeraturanPemerintah Nomor 67 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2012 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa, BPH Migas adalah Lembaga Pemerintah Independent yang mempunyai tugas melakukan Pengawasan dan Pengaturan terhadap Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi di seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Eksistensi BPH Migas selaku pemangku tiga kepentingan (Pemerintah, Badan Usaha dan Rakyat), tentu memiliki tantangan cukup berat di tahun-tahun mendatang. Tanpa didukung oleh perencanaan dan strategi yang matang, tentu sulit membuat BPH Migas menjadi lembaga yang hebat, dan disegani dan diperhitungkan keberadaannya. Oleh karena itu, Rencana Stratejik BPH Migas Tahun 2015-2019 telah dirancang sempurna yang berdasar dan berpijak kepada kebijakan, strategi dan program yan mampu menjawab semua tantangan dimasa yang akan datang, kurun waktu lima tahun dalam pencapaian kinerja. Dengan telah diterbitkannya Rencana Stratejik BPH Migas Tahun 2015-2019 diharapkan menjadi pijakan bagi BPH Migas dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan hingga terbitnya Rencana Stratejik BPH Migas Tahun 2015 - 2019. Jakarta, 30 Desember 2014 Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng

Transcript of KATA PENGANTAR - bphmigas.go.id · tahun terakhir produksi minyak mentah kita terus menurun...

  • i

    KATA PENGANTAR

    Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sesuai dengan amanat Undang-Undang Migas No. 22 Tahun 2001

    Tentang Minyak dan Gas Bumi dan PeraturanPemerintah Nomor 67 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 49 Tahun 2012 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan

    Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa,

    BPH Migas adalah Lembaga Pemerintah Independent yang mempunyai tugas melakukan Pengawasan dan Pengaturan

    terhadap Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi di seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

    Eksistensi BPH Migas selaku pemangku tiga kepentingan (Pemerintah, Badan Usaha dan Rakyat), tentu memiliki tantangan

    cukup berat di tahun-tahun mendatang. Tanpa didukung oleh perencanaan dan strategi yang matang, tentu sulit membuat BPH

    Migas menjadi lembaga yang hebat, dan disegani dan diperhitungkan keberadaannya. Oleh karena itu, Rencana Stratejik BPH

    Migas Tahun 2015-2019 telah dirancang sempurna yang berdasar dan berpijak kepada kebijakan, strategi dan program yan

    mampu menjawab semua tantangan dimasa yang akan datang, kurun waktu lima tahun dalam pencapaian kinerja. Dengan telah

    diterbitkannya Rencana Stratejik BPH Migas Tahun 2015-2019 diharapkan menjadi pijakan bagi BPH Migas dalam

    menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari.

    Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan

    hingga terbitnya Rencana Stratejik BPH Migas Tahun 2015 - 2019.

    Jakarta, 30 Desember 2014

    Kepala BPH Migas

    Andy Noorsaman Sommeng

  • i

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELANG

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.3 CAPAIAN SEKTOR HILIR MIGAS 2010 - 2014

    1.4 POTENSI SEKTOR HILIR MIGAS

    BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    2.1 TUJUAN

    2.2 SASARAN STRATEGIS

    BAB III DINAMIKA LINGKUNGAN STRATEJIK

    3.1 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA AKSI

    3.2 KERANGKA REGULASI

    3.3 KERANGKA KELEMBAGAAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 TARGET KINERJA

    4.2 KERANGKA PENDANAAN

    PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK DAN ANGGARAN BAB V PENUTUP

  • i

    BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

    (BPH MIGAS)

    KEPUTUSAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

    NOMOR : 867/Kpts/Ka/BPH Migas/2014

    TENTANG

    RENCANA STRATEJIK

    BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

    TAHUN 2015 - 2019

    KEPALA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

    Menimbang : Bahwa dalam rangka untuk memberikan pedoman bagi program dan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi BPH

    Migas serta untuk tertib administrasi dalam pelaksanaan anggaran dalam kurun waktu tahun 2015 - 2019, dianggap

    perlu menetapkan Rencana Stratejik Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Tahun 2015 - 2019 dalam suatu

    keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi;

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun

    2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

    2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor5,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 -

    2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4700);

  • i

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar

    Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2002 Nomor 141,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4253);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2002 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436);

    Sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintahan Nomor 30 Tahun 2009 tentang perubahan atas

    peraturan pemerintahan Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996);

    7. Peraturan Pemerintahan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran Badan Usaha Dalam

    Kegiatan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui

    Pipa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 2,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4596);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja Pemerintahan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

    9. Keputusan Presiden RI Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30 Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Bakar

    Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkatan Gas Bumi Melalui Pipa;

    10. Keputusan Presiden RI Nomor 27/P Nomor Tahun 2007 tanggal 23 April 2007;

    11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2012 tentang “Organisasi

    dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar

    Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa”;

    12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

    Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan

    Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.

  • i

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG RENCANA STRATEJIK

    BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TAHUN 2015 - 2019.

    KESATU : Menetapkan Rencana Stratejik Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Tahun 2015 - 2019 yang Materinya

    tercantum dalam Naskah Sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan ini.

    KEDUA : Naskah Rencana Stratejik Badan Hilir Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU

    merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini .

    KETIGA : Rencana Stratejik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU akan ditinjau kembali, apabila terjadi perubahan

    kebijakan pemerintahan

    KEEMPAT : Rencana Stratejik Sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan landasan penyusunan Program dan

    Kegiatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Tahun 2015 - 2019

    KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

    Ditetapkan di Jakarta

    Pada tanggal, 30 Desember 2014

    Kepala Badan Pengatur Hilir Migas

    Andy Noorsaman Sommeng

  • i

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG

    Peran minyak dan gas bumi dalam konstribusinya sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber energi dan sebagai

    bahan baku untuk industri dalam menggerakan roda perekonomian negara Indonesia masih tetap diharapkan, meskipun sejak 10

    tahun terakhir produksi minyak mentah kita terus menurun sedangkan konsumsi Bahan Bakar Minyak dalam negeri terus

    meningkat terutama dari sektor transportasi dan kelistrikan .

    Kondisi kilang dalam negeri yang rata-rata sudah tua tidak mampu mengimbangi peningkatan konsumsi BBM yang relatif cepat.

    Suatu kenyataan sekitar 40% kebutuhan BBM dalam negeri diperoleh dari impor yang harganya mengikuti mekanisme pasar,

    sementara sebagian besar BBM yang menguasai hajat hidup orang banyak masih menjadi beban Pemerintah karena Subsidi .

    Kondisi diverifikasi energi yang dicanangkan Pemerintah melalui pemanfaatan energi alternatif terutama Gas Bumi, berjalan agak

    lambat karena harga Gas Bumi yang dianggap masih terlalu mahal apabila dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi .

    Sementara itu infrastruktur pengangkatan Gas Bumi melalui Pipa masih sangat terbatas karena rendahnya minat investor untuk

    menanamkan modalnya dalam membangun infrastruktur Gas Bumi.

    Dengan dibentuknya Badan Pengatur penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui

    Pipa(BPH Migas), diharapkan dapat memainkan perannya sebagai regulator yang dapat memberikan kepercayaan kepada investor

    asing maupun nasional untuk menanamkan modalnya dalam rangka mendorong percepatan investasi disektor penyediaan dan

    pendistribusian BBM serta pembangunan Infrastruktur Gas Bumi melalui Pipa.

    Disamping peran tersebut di atas, BPH Migas diharapkan mampu menjamin ketersediaan Bahan Bakar Minyak di seluruh wilayah

    NKRI, dan Meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi dalam negeri melalui optimalisasi pengaturan dan pengawasan.

    (dalam miliar rupiah)

  • i

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud disusunnya Rencana Stratejik BPH Migas 2015-2019 agar terdapat pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam

    melaksanakan program kerja yang terukur dan terarah melalui program kegiatan yang berkesinambungan.

    1.3 CAPAIAN SEKTOR HILIR MIGAS 2015 – 2019

    CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BPH MIGAS 2010-2014

    NO URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN

    2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

    1 Jumlah Provinsi yang tidak mengalami kelangkaan BBM Provinsi 9 8 5 2 3 1 0 0 0 0

    2 Waktu Ketahanan stok cadangan BBM Nasional

    Hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    3 Jumlah Laporan pertanggungjawaban administratif

    Laporan 9 10 10 24 24 18 10 10 30 37

    4 Jumlah Regulasi yang dapat diselesaikan

    Regulasi 2 2 2 8 5 0 2 2 6 5

    5 Jumlah wilayah penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil

    Wilayah 11 6 4 3 2 3 4 2 6 3

    6 Jumlah pemberian Hak Khusus pada ruas transmisi dan wilayah jaringan distribusi (WJD)/pipa dedicated

    Ruas transmisi dan WJD

    2 & 4 4 & 7 2 & 3 6 2 2 5 & 15 2 & 2 12 0

    7 Jumlah penetapan tarif pengangkutan gas bumi melalaui pipa yang wajar dan efisien untuk pengguna (shiper)

    Penetapan 2 4 2 0 1 1 2 2 0 4

  • i

    8 Jumlah keluhan Badan Usaha di bidang BBM dan Gas Bumi melalui pipa

    Badan Usaha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    PENERIMAAN IURAN 2006 s.d. 2014 DAN TARGET PENERIMAAN IURAN 2014 s.d. 2015

    NO TH IURAN BU BBM IURAN BU GAS BUMI TOTAL IURAN

    Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

    1 2006 266,550,506,134 218,184,038,963 81.85% 34,810,284,248 7,340,969,068 21.09% 301,360,790,382 225,525,008,031 74.84%

    2 2007 280,450,296,189 359,110,115,332 128.05% 54,708,441,990 14,974,384,637 27.37% 335,158,738,179 374,084,499,969 111.61%

    3 2008 355,849,267,294 334,570,610,936 94.02% 74,051,562,706 142,978,377,116 193.08% 429,900,830,000 477,548,988,051 111.08%

    4 2009 362,477,107,552 364,937,529,583 100.68% 94,588,262,448 94,687,633,802 100.11% 457,065,370,000 459,625,163,386 100.56%

    5 2010 345,584,866,675 365,403,000,684 105.73% 75,025,034,535 93,987,176,081 125.27% 420,609,901,210 459,390,176,765 109.22%

    6 2011 359,000,250,300 632,390,000,000 176.15% 77,250,000,000 151,060,000,000 195.55% 436,250,250,300 783,450,000,000 179.59%

    7 2012 359,252,302,157 810,922,363,491 225.73% 78,250,000,000 179,194,147,167 229.00% 437,502,302,157 990,116,510,658 226.31%

    8 2013 480,000,000,000 722,697,770,022 150.56% 120,000,000,000 180,121,846,965 150.10% 600,000,000,000 902,819,616,987 150.47%

    9 2014 480,000,000,000 827,709,,438,197 172% 120,000,000,000 184,760,380,040 154% 600,000,000,000 1,012,469,818,237 169%

    TOTAL 4,635,924,867,208 1,049,104,914,876 5,685,029,782,084

  • i

    GRAFIK RENCANA DAN REALISASI IURAN BPH MIGAS TAHUN 2006 s.d. 2014

    -

    100.000.000.000

    200.000.000.000

    300.000.000.000

    400.000.000.000

    500.000.000.000

    600.000.000.000

    700.000.000.000

    800.000.000.000

    900.000.000.000

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*)

    Rencana BBM 266.550.5 280.450.2 355.849.2 362.477.1 345.584.8 359.000.2 359.252.3 480.000.0 480.000.0

    Realisasi BBM 218.184.0 359.110.1 334.570.6 364.937.5 365.403.0 632.390.0 810.922.3 722.697.7 827.709.4

    Rencana Gas Bumi 34.810.28 54.708.44 74.051.56 94.588.26 75.025.03 77.250.00 78.250.00 120.000.0 120.000.0

    Realisasi Gas Bumi 7.340.969 14.974.38 142.978.3 94.687.63 93.987.17 151.060.0 179.194.1 180.121.8 184.760.3

    Rencana BBM Realisasi BBM Rencana Gas Bumi Realisasi Gas Bumi

  • i

    ROAD MAP TAHAPAN PENGURANGAN SUBSIDI BBM DAN STATUS HINGGA TAHUN 2014

    Tahap I Tahap II Tahap III Tahap Akhir

    < Okt'98 Jan'99 Mar'01 Jun'01 Jan'02 sep'05 Okt'05 Apr'06 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 *) *) *)

    RT Tdk Mampu/Terpencil S S S S S S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 S/Tutup3

    RT Mampu/ Blm Konversi S S S S S S S S S S S/Tutup3 NS NS

    Daerah Terkonversi S S S S S S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Daerah blm Konversi S S S S S S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Terkonversi S S S S S S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Industri Seluruh Industri S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Angkutan Umum S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Angk.Sungai, Antar Pulau Kecil S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Angkutan Barang S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Pribadi S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S NS NS NS

    Internasinal S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Nelayan Kecil S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Besar S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Industri Umum S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NSPertambangan S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Angkutan Umum S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Angk.Sungai, Antar Pulau Kecil S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NSAngkutan Barang S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Pribadi S S S S/ H50%P S/ H75%P S S S S S NS NS NS

    Internasinal S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Kecil S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS S S S S/Tutup3 S/Tutup3 NS

    Besar S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Umum S S S S/ H50%P S/ H75%P NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Pertambangan S S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Industri/Angkutan Laut Seluruh Pengguna S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Industri/Angkutan Laut Seluruh Pengguna S S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Angkutan Udara Seluruh Pengguna S NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS NS

    Tahap IV Tahap V Tahap VI

    Transportasi

    Usaha Kecil/Khusus

    Rumah Tangga

    Minyak Tanah

    Nelayan

    Transportasi

    Nelayan

    Minyak Solar

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1

    Industri

    Tahap IXTarget Pengguna

    Bensin Premium

    Minyak Diesel

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    Minyak Bakar

    Avtur/Avgas

    Tahap VII Tahap VIII

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup2

    S/Tutup1 S/Tutup1 *)

    S/Tutup1 S/Tutup1 *)

    S = Subsidi : Masih disubsidi *) Ditetapkan bersama oleh Pemerintah dan DPR NS = Non Subsidi : Tidak disubsidi S/Tutup1 : Uji coba penataan (2009-2010) S/Tutup2 : Uji coba sistem distribusi tertutup secara bertahap (2011-2014) S/Tutup3 : Masih disubsidi dengan sistem distribusi tertutup

  • i

    REALISASI DAN KUOTA KEROSENE TAHUN 2005 - 2014

    Dari Grafik diatas menunjukkan bahwa keberhasilan Pemerintah dalam melaksanakan program Konversi Minyak Tanah ke LPG, telah mampu mengurangi konsumsi Minyak Tanah secara signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2004 sd 2014) dari 11,5 Juta KL menjadi dibawah 1 Juta KL Saat ini Minyak tanah telah dihapus secara bertahap yaitu di Pulau Jawa dan Bali sudah 100% tidak menggunakan Minyak tanah bersubsidi, Sumatera (tinggal Sumatera Barat), Sulawesi sudah bebas dari Minyak Tanah Subsidi pada tahun 2014, Minyak Tanah Subsidi hanya ada di Irian Jaya, Maluku dan NTT.

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 *)

    KUOTA APBN-P KEROSENE 11.348.198 9.900.000 9.591.264 7.561.454 4.700.000 2.389.765 1.800.000 1.200.000 1.200.000 900.000

    REALISASI KEROSENE 11.385.582 9.972.988 9.851.811 7.854.962 4.571.978 2.349.270 1.695.586 1.183.091 1.110.000 913.830

    -

    2.000.000

    4.000.000

    6.000.000

    8.000.000

    10.000.000

    12.000.000

    REALISASI DAN KUOTA KEROSENE TAHUN 2005-2014

    Keterangan : *) Jan-Sept (verified), Okt-Des (Unverified)

  • i

    REALISASI DAN KUOTA M. SOLAR TAHUN 2005 – 2014

    -

    5.000.000

    10.000.000

    15.000.000

    20.000.000

    25.000.000

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 *)

    KUOTA APBN-P MINYAK SOLAR 23.845.080 11.000.000 9.857.880 11.000.000 11.817.671 12.559.863 14.149.994 15.840.735 16.030.000 15.670.000

    REALISASI MINYAK SOLAR 20.638.376 10.671.900 10.883.740 11.838.663 12.083.800 12.944.484 14.498.512 15.628.897 15.960.000 16.159.452

    REALISASI DAN KUOTA M.SOLAR TAHUN 2005-2014

    Keterangan : *) Jan-Sept (verified), Okt-Des (Unverified)

  • i

    Dari Grafik diatas menunjukan bahwa konsumsi JBT jenis Solar Tahun 2006-2014 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,4% sebagai efek dari pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melalui BPH Migas menjamin ketersediaan, kelancaran pendistribusian BBM, yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di seluruh NKRI.

    REALISASI DAN KUOTA PREMIUM TAHUN 2005 – 2014

    -

    5.000.000

    10.000.000

    15.000.000

    20.000.000

    25.000.000

    30.000.000

    35.000.000

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 *)

    KUOTA APBN-P PREMIUM 17.471.632 17.000.000 16.582.173 16.976.292 20.946.992 23.129.873 24.538.587 28.366.658 30.770.000 29.430.000

    REALISASI PREMIUM 17.480.327 16.811.376 17.929.842 19.529.469 21.180.868 22.934.942 25.501.320 28.257.060 29.270.000 29.538.814

    REALISASI DAN KUOTA PREMIUM TAHUN 2005-2014

    Keterangan : *) Jan-Sept (verified), Okt-Des (Unverified)

  • i

    Dari Grafik diatas menunjukan bahwa konsumsi JBT jenis Premium Tahun 2006-2014 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,8% sebagai efek dari pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melalui BPH Migas menjamin ketersediaan, kelancaran pendistribusian BBM, yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di seluruh NKRI.

    REALISASI JENIS BBM TERTENTU TAHUN 2010-2014

    Jika volume kuota APBN-P tahun 2010 dibandingkan volume realisasi pendistribusian JBT tahun 2010, terdapat total penghematan sebesar 0,15 juta KL atau 0,39% dengan rincian sebagai berikut:

    Jenis BBM Tertentu

    Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2010 Realisasi 2010 Penghematan

    (Jt KL/Thn) Rata-rata (Jt KL/Bln) (Jt KL/Thn) (Jt KL/Thn) %

    Premium 23.13 1.93 22.93 0.20 0.84%

    Minyak Tanah 2.39 0.20 2.35 0.04 1.67%

    Minyak Solar 12.86 1.07 12.94 (0.09) -0.66%

    Total 38.38 3.20 38.23 0.15 0.39%

    Volume realisasi pendistribusian JBT Tahun 2011 jika dibandingkan tahun 2010, terdapat peningkatan sebesar 9,07%. Jika realisasi pendistribusian JBT tahun 2011 dibandingkan dengan kuota APBN-P tahun 2011, terdapat overkuota sebesar 1,2 juta KL atau 2,96%, dengan rincian sebagai berikut:

    Jenis BBM Tertentu

    Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2011 Realisasi 2011 Over Kuota

    (Jt KL/Thn) Rata-rata (Jt KL/Bln) (Jt KL/Thn) (Jt KL/Thn) %

    Premium 24.54 2.04 25.50 (0.96) -3.92%

    Minyak Tanah 1.80 0.15 1.70 0.11 5.83%

    Minyak Solar 14.16 1.18 14.50 (0.34) -2.42%

    Total 40.49 3.37 41.69 (1.20) -2.96%

  • i

    Volume realisasi pendistribusian JBT Tahun 2012 jika dibandingkan tahun 2011, terdapat peningkatan sebesar 8,1%. Jika volume kuota APBN-P tahun 2012 dibandingkan volume realisasi pendistribusian JBT tahun 2012, terdapat total penghematan sebesar 0,04 juta KL atau 0,09% dengan rincian sebagai berikut:

    Jenis BBM Tertentu

    Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2012 Realisasi 2012 Penghematan

    (Jt KL/Thn) Rata-rata (Jt KL/Bln) (Jt KL/Thn) (Jt KL/Thn) %

    Premium 28.31 2.36 28.26 0.05 0.17%

    Minyak Tanah 1.20 0.10 1.18 0.02 1.67%

    Minyak Solar 15.61 1.30 15.63 (0.03) -0.16%

    Total 45.11 3.76 45.07 0.04 0.09%

    Volume realisasi pendistribusian JBT Tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2012, terdapat peningkatan sebesar 2,86%. Jika volume kuota APBN-P tahun 2013 dibandingkan volume realisasi pendistribusian JBT tahun 2013, terdapat total penghematan sebesar 1,64 juta KL atau 3,42% dengan rincian sebagai berikut:

    Jenis BBM Tertentu

    Volume Berdasarkan Kuota APBN-P 2013 Realisasi 2013 Penghematan

    (Jt KL/Thn) Rata-rata (Jt KL/Bln) (Jt KL/Thn) (Jt KL/Thn) %

    Premium 30.77 2.56 29.26 1.51 4.91%

    Minyak Tanah 1.20 0.10 1.11 0.09 7.67%

    Minyak Solar 16.03 1.34 15.99 0.04 0.24%

    Total 48.00 4.00 46.36 1.64 3.42%

  • i

    Perbandingan Kuota volume JBT sesuai dengan APBN-P Tahun 2014 dan Realisasi pendistribusian Periode Januari s.d Desember 2014 terdapat over kuota Jenis BBM Tertentu sebesar 1,13%, dengan rincian sebagai berikut:

    REALISASI JENIS BBM TERTENTU BULAN JANUARI S/D 31 DESEMBER 2014 VS KUOTA 2014

    Jenis BBM

    Kuota APBN-P 2014

    Realisasi Jan- 31Des 2014

    Realisasi vs Kuota APBN-P 2014

    (KL) (KL) (%) Premium 29,430,000 29.538.814 100.37% Minyak Tanah 900,000 913.830 100.54% Minyak Solar 15,670,000 16.159.452 103.12% Total 46,000,000 46.612.096 101.33% Sumber data : Realisasi Jenis BBM Tertentu Januari - September (verified), Oktober - Desember

    (Unverified)

  • i

    PERTUMBUHAN PENYALUR BBM DI INDONESIA SAMPAI AKHIR DESEMBER 2014

    * Data Penyalur PT Pertamina, AKR, SPN, Shell dan Total (Sumber : BPH MIGAS, 2014)

    3% 1,6% 1,1% 4,9%

    2,4% 1,8% 2,0% 3,6%

  • i

    1. Pertumbuhan Penyalur BBM di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. 2. Dari peta sebaran Penyalur BBM terlihat bahwa penyebaran Penyalur BBM terbesar di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Target : 1. Pengembangan infrastruktur dan Penyalur BBM ke Wilayah Indonesia Bagian Timur diutamakan Daerah Terpencil. 2. Untuk daerah yang jauh dari Penyalur BBM akan dikembangkan Penyalur BBM Pembantu.

    PENANGANAN PENYALAHGUNAAN BBM TAHUN 2007 s.d. 2014

    Keterangan : 2014 s.d Desember

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    1000

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Kasus Penyalagunaan BBM 200 211 305 623 947 564

    Kasus Penyalagunaan BBM

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Jumlah Volume (KL) 664,62 523,65 1224,59 253.311,72 7235 3.140,60

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    Jumlah Volume (KL)

    Kasus 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Tahap Penyelidikan 96 161 55 494 662 534

    Tahap Penuntutan 38 32 150 75 225 0

    Tahap Persidangan 66 18 100 40 60 30

    TOTAL 200 211 305 609 947 564

  • i

    1. Penegakan hukum terhadap kasus penyalahgunaan BBM dari tahun 2009 s.d. 2014 terus meningkat. 2. Dari peta sebaran penyalahgunaan BBM subsidi terlihat bahwa untuk daerah-daerah yang banyak terdapat kegiatan pertambangan

    dan industri, seperti di Kalimantan dan Sumatera banyak terjadi kasus penyalahgunaan BBM Subsidi sehingga ini menjadi dasar pelarangan bagi pertambangan, perkebunan, kehutanan dan industri kapal barang dilarang menggunakan BBM Subsidi.

    CAPAIAN KINERJA GAS BUMI 2010 – 2014

    NO PROGRAM STRATEGIS PENJELASAN TEKNIS DAMPAK POSITIF

    MIGAS

    1 Penyelesaian Proyek-proyek Infrastruktur

    Arun - Belawan - Terpenuhinya kebutuhan energi untuk wilayah Aceh dan Sumatera Utara yang akan dipenuhi dari Terminal LNG Arun - Mengatasi krisis pasokan Gas Bumi di wilayah Aceh dan Sumatera Utara

    Panjang Pipa : Arun - Rantau Panjang 114.3 km Rantau Panjang - P. Brandan 192.2 km P. Brandan - Belawan 26.6 km

    Diameter : 24 inch

    Kapasitas Pipa : 200 MMSCFD

    Tekanan : 780 PSIG (Operasi), 860 PSIG (Design)

    Sumber Gas : Regasifikasi Arun (PT. Pertamina Gas)

    Status Pipa : Open Access

    Investasi : USD 560 juta

    Status Terakhir : Diperkirakan gas commissioning bulan November 2014

    Kepodang - Tambak Lorok Terpenuhinya kebutuhan Gas Bumi untuk PLTGU Tambak Lorok, Semarang

    Panjang Pipa : 207 km

    Diameter : 14 inch

    Kapasitas Pipa : 116 MMSCFD

    Sumber Gas : Lapangan Gas Bumi Kepodang (Petronas Carigalli Muriah Ltd )

    Status Pipa : Open Access

    Investasi : USD 174 juta

    Status Terakhir : Telah dilakukan groundbreaking pada tanggal 14 Maret 2014 di Semarang oleh Presiden Republik Indonesia

  • i

    NO PROGRAM STRATEGIS PENJELASAN TEKNIS DAMPAK POSITIF

    Gresik - Semarang Mengintegrasikan pipa gas dari Jawa Timur ke Jawa Tengah sehingga dapat menjamin pasokan gas pada kedua daerah tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan Gas Bumi untuk PLN, pupuk, industri, komersial dan rumah tangga sepanjang Gresik-Semarang

    Panjang Pipa : 267.22 km

    Diameter : 28 inch

    Kapasitas Pipa : 500 MMSCFD

    Tekanan : 600 PSIG (Operasi), 680 PSIG (Design)

    Sumber Gas : Lapangan Gas Bumi Tiung Biru - Jambaran dan Cendana (PT. Pertamina EP)

    Status Pipa : Open Access

    Investasi : USD 516 juta

    Status Terakhir : Telah dilakukan groundbreaking pada tanggal 8 Oktober 2014 di Lapangan Banyu Urip, Cepu, Jawa Timur oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

    2 Realisasi Volume Menghitung realisasi volume Gas Bumi yang diangkut dan diniagakan oleh Badan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa (data terlampir)

    Meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melaui iuran Badan Usaha

    3 Hak Khusus Pengaturan pemberian Hak Khusus pada Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa bertujuan :

    - Meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi untuk dalam negeri - Menjamin efisiensi dan efektifitas pelaksanaan penyediaan

    Gas Bumi dalam negeri - Meningkatkan partisipasi Badan Usaha dalam penyediaan

    Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan Gas Bumi dalam negeri

    - Memberikan kepastian hukum dalam pengoperasian Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa bagi para pelaku

    Terciptanya pengaturan kegiatan usaha Gas Bumi Melalui Pipa yang adil transparan dan akuntabel

  • i

    NO PROGRAM STRATEGIS PENJELASAN TEKNIS DAMPAK POSITIF

    usaha (data terlampir)

    4 Panjang Pipa Panjang pipa dari badan usaha yang memiliki hak khusus adalah 3,773.82 km untuk pipa open access dan 4,213.54 km untuk pipa dedicater hilir (data terlampir)

    Meningkatnya infrastruktur pipa Gas Bumi dalam negeri

    5 Harga Gas Penetapan harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil secara transparan, akuntabel, kompetitif dan adil (data terlampir)

    Dengan adanya penetapan harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, masyarakat dapat mendapatkan energi yang murah

    6 Tarif Pengangkutan Gas Bumi

    Menghitung biaya/tarif yang wajar dengan adil dan transparan untuk semua ruas pipa transmisi di Indonesia (data terlampir)

    Dengan adanya penetapan tarif pengangkutan dari BPH maka ruas transmisi tersebut sudah bisa dimanfaatkan bersama / open access

    Catatan :

    2010 2011 2012 2013 2014*

    MSCF MSCF MSCF MSCF MSCF

    1 PT. PERTAMINA GAS (PERTAGAS) 1,031,654,801.00 1,065,152,433.17 1,211,326,654.11 1,288,283,736.61 595,208,363.51

    2 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 10,909,083.41 11,300,415.62 19,535,587.82 12,424,710.33 10,441,371.97

    3 PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 293,441,471.60 296,117,607.60 300,640,392.40 298,761,799.40 144,923,873.30

    4 PT MAJUKO UTAMA INDONESIA - 342,187.03 3,940,640.66 4,032,273.37 1,776,379.87

    5 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA - - 4,000,516.00 8,056,151.00 1,688,030.00

    6 PT RABANA GASINDO USAMA - - - 1,163,513.43 1,231,881.80

    7 PT RABANA GASINDO UTAMA - - - 1,380,000.00 745,123.95

    8 PT GASINDO PRATAMA SEJATI - - - 5,657,515.51 6,003,981.22

    TOTAL 1,336,005,356.01 1,372,912,643.42 1,539,443,790.99 1,619,759,699.65 762,019,005.61

    NO BADAN USAHA PENGANGKUTAN

    REALISASI PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA

  • i

    *) sampai dengan semester I

    Catatan :

    *) sampai dengan semester I

    2010 2011 2012 2013 2014*

    MMBTU MMBTU MMBTU MMBTU MMBTU

    1 PGN (Persero) Tbk 176,064,871.32 202,375,102.33 244,665,268.70 234,540,291.98 122,041,291.23

    2 Energasindo Heksa Karya 10,713,453.20 10,693,081.10 10,790,815.49 8,825,379.59 6,805,770.27

    3 Igas Utama -

    4 Bayu Buana Gemilang 9,143,961.47 9,610,564.45 8,956,546.41 13,613,724.51 7,160,504.38

    5 Sadikun Niagamas Raya 1,992,984.27 1,675,832.32 1,461,019.13 2,051,602.62 997,964.73

    6 Odira Energy Persada 7,150,282.74 6,759,726.91 6,107,401.27 5,162,815.09 1,381,123.19

    7 Banten Inti Gasindo 1,631,229.01 1,587,919.06 1,405,751.93 1,038,550.32 423,283.40

    8 Mitra Energi Buana 898,366.61 964,728.51 1,154,318.17 1,172,542.89 600,963.90

    9 Krakatau Daya Listrik 315,811.73 690,462.13 735,171.40 707,066.21 305,683.29

    10 Pelangi Cakrawala Losarang 417,605.49 1,039,351.78 1,618,759.48 1,728,296.36 819,524.31

    11 Pertiwi Nusantara Resources 213,372.78 235,059.92 276,761.47 -

    12 Pertagas 5,549,238.62 7,045,219.75 8,034,526.81 3,948,148.12

    13 PDPDE 3,679,485.80 1,727,071.00

    14 Indogas Kriya Dwiguna 425,675.22 210,936.66

    15 Gagas Energi Indonesia 3,012,817.95 3,032,401.06

    16 Gresik Migas 1,674,580.80 4,103,935.59

    17 Surya Cipta Indonesia 1,591,827.38 9,134,826.07

    18 Intermega Sebaku Indonesia 30,907.92 203,075.85

    Total Volume 208,328,565.83 241,159,380.00 284,175,331.65 287,566,852.92 162,896,503.06

    No BADAN USAHA

    REALISASI VOLUME NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA

  • i

    DAFTAR PEMEGANG HAK KHUSUS PENGANGKUTAN

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    I PT Energasindo Heksa Karya

    1 Tempino Kecil - P. Selincah Jambi 250/KT/BPH

    Migas/Kom/VII/2011 20 Juli 2011

    II PT Majuko Utama Indonesia

    2 Cilegon - Ciwandan Cilegon 266/KT/BPH

    Migas/Kom/VII/2011 20 Juli 2011

    III PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

    Tbk

    3 Sumatera Utara

    Wampu - Belawan Binjai 267/KT/BPH

    Migas/Kom/XII/2011

    9 Desember

    2011 Pantai Pakam Timur - Hamparan Perak Deli Serdang

    Hamparan Perak - Paya Pasir Medan

    4 SSWJ I

    Pertamina Receiving Point - Pagardewa Sumsel 02/KT/BPH

    Migas/Kom/2012 23 April

    2012 Pagardewa - Labuhan Maringgai Sumsel, Lampung

    Labuhan Maringgai - Bojonegara Lampung, Banten

    IV PT Surya Cipta Internusa

    5 MS GM – MS PJB Gresik Gresik 17/KT/BPH

    Migas/Kom/2012 1 Agustus

    2012

    V PT Rabana Gasindo Usama

    6 SKG Tegalgede - Stasiun Gas Citeureup Bekasi & Bogor 13/KT/BPH

    MIGAS/KOM/2013 22 Juli 2013

    VI PT Rabana Gasindo Utama

  • i

    7 SKG Tegalgede - Cikarang Listrindo Bekasi 14/KT/BPH

    MIGAS/KOM/2013 22 Juli 2013

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    VII PT Gasindo Pratama Sejati

    8 Citarik - SKG Tegalgede - Stasiun Gas

    Cikarang Karawang & Bekasi

    15/KT/BPH MIGAS/KOM/2013

    22 Juli 2013

    DAFTAR PEMEGANG HAK KHUSUS DEDICATED HILIR

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi

    Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    I PT Krakatau Daya Listrik

    1 Station Bojonegara - Krakatau Daya

    Listrik Cilegon

    210/KD/BPH Migas/Kom/VII/2010

    12 Juli 2010 Tie in di Trafo AM04 - Krakatau Steel

    Tie in Trafo AM08 - Krakatau Wajatama

    II PT Pelangi Cakrawala Losarang

    2 Lap. Cemara PEP - Chang Jui Fang

    Indonesia & Tirta Bening Mulia Indramayu

    211/KD/BPH Migas/Kom/VII/2010

    12 Juli 2010

    III PT Pertiwi Nusantara Resources

    3 KHT - Hottap Pipa Pertagas KM 37 Indramayu

    243/KD/BPH Migas/Kom/II/2011

    09 Februari

    2011

    IV PT Pertamina Gas (Dedicated Hilir)

    4 PDT I - SKG Tegal Gede Bekasi 242/KD/BPH 09

  • i

    Migas/Kom/II/2011 Februari 2011

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi

    Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    V PT Mitra Energi Buana

    5 GMS Keramasan Pertamina - Sunan

    Rubber Palembang

    245/KD/BPH Migas/Kom/IV/2011

    18 April 2011 KP 0,7 - Remco

    MS KM 3 Pertagas - PT Hok Tong

    6 Tie in Poin LBCV - Aneka Bumi

    Pratama Palembang

    266/KD/BPH Migas/KOM/XII/2011

    09 Desember

    2011

    VI PT. Energasindo Heksa Karya

    7 Tempino Kecil - Payo Selincah Muaro Jambi - Jambi 249/KD/BPH

    Migas/Kom/VII/2011 20 Juli 2011

    VII PT PGN (Persero) Tbk

    8 WJD Palembang Palembang

    260/KD/BPH Migas/Kom/IX/2011

    07 September

    2011

    9 WJD Banten Banten

    10 WJD Jakarta Jakarta

    11 WJD Bogor Bogor

    12 WJD Bekasi Bekasi

    13 WJD Karawang, Purwakarta, Subang Jawa Barat

    14 WJD Cirebon Cirebon

    15 WJD Medan, Binjai, Serdang Sumut

    16 WJD Batam Batam

    17 WJD Pekanbaru Pekanbaru

    VIII PT Banten Inti Gasindo

    18 MS Cilegon PT Pertamina - KI Merak Cilegon

    16/KD/BPH Migas/Kom/2012

    1 Agustus 2012

    Main Line - Mitsubishi Chemical Indonesia

  • i

    Main Line - Unggul Indah Cahaya

    Main - Line - Styron Indonesia

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi

    Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    IX PT PDPDE GAS

    19 USM Simpang Abadi - MS Lontar

    Papyrus P&P Jambi

    23/KD/BPH Migas/Kom/2012

    3 Desember

    2012

    X PT Indogas Kriya Guna

    20 TA#3 Lapindo - MS PT BaGS Sidoarjo 01/KD/BPH

    Migas/Kom/2013 10 Januari

    2013

    XI PT Indogas Kriya Guna

    21 TA#3 Lapindo - MS PT BaGS Sidoarjo 01/KD/BPH

    Migas/Kom/2013 10 Januari

    2013

    XII PT Sadikun Niagamas Raya

    22 Cikarang Bekasi 03/KD/BPH

    Migas/Kom/2013 21 Februari

    2013 23 Cilegon Cilegon

    24 Karawang Karawang

    XIII PT Bayu Buana Gemilang

    25 Cibitung

    Jawa Barat 04/KD/BPH

    MIGAS/KOM/2013 04 April

    2013 Cikarang

    Cileungsi

    26 Jawa Timur Jawa Timur 05/KD/BPH

    MIGAS/KOM/2013 04 April

    2013

    XIV PT PGN (Persero) Tbk

    27 Area Surabaya - Gresik Surabaya 06/KD/BPH 25 April

  • i

    28 Area Sidoarjo - Mojokerto Sidoarjo MIGAS/KOM/2013 2013

    29 Area Pasuruan - Probolinggo Pasuruan

    No Badan Usaha Wilayah Administrasi

    Hak Khusus

    Nomor Tanggal

    XV PT Gagas Energi Indonesia

    30 Offtake Perawang - MS PT IKPP Tbk Siak, Riau

    16/KD/BPH Migas/Kom/2013

    22 Juli 2013

    XVI PT Gresik Migas

    31 Delivery Point PHE WMO & PT GM -

    MS PTGM Gresik, Jawa Timur

    17/KD/BPH Migas/Kom/2013

    22 Juli 2013

    XVII PT Surya Cipta Internusa

    32 Wilayah Distribusi Gresik Gresik, Jawa Timur 27/KD/BPH

    Migas/Kom/2013 26

    November 2013

    XVIII PT Intermega Sabaku Indonesia

    33 JOB Pertamina Salawati Plant - TAC Pertamina Intermega Sabaku Central

    Plant Salawati Sorong, Papua Barat

    28/KD/BPH Migas/Kom/2013

    26 November

    2013

  • i

    PIPA GAS BUMI EKSISTING

    Pengangkutan

    Badan

    Usaha

    Panjang

    (km) Prosentase

    PGN

    1,038.40 27.52%

    Pertagas

    1,589.29 42.11%

    TGI

    1,006.00 26.66%

    BU Lain

    140.13 3.71%

    PIPA PENGANGKUTAN (OPEN ACCESS)

    Panjang total 3773,82 km Diameter antara 8 – 32 inchi

    PIPA NIAGA DEDICATED HILIR

    Panjang total 4213,54 km Diameter antara 20 mm – 32 inchi

  • i

    1.5 POTENSI SEKTOR HILIR MIGAS

    Indonesia merupakan Negara Kepulauan, hampir sekitar 70% wilayah Indonesia merupakan lautan yang menjadi penghubung antara pulau

    satu dengan pulau lainnya. Wilayah yang luas dan perlu pemersatu maka Indonesia sering disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia

    (NKRI). Dengan kondisi geografis seperti itu maka, potensi pengelolaan sektor hilir migas di seluruh wilayah NKRI sangatlah besar. Adapun

    potensi sektor hilir migas yang ada di seluruh wilayah NKRI adalah sebagai berikut:

    1. Jalur pendistribusian BBM ke seluruh wilayah NKRI sangatlah luas sehingga potensial untuk dikelola secara bersistem dan

    berintgrasi;

    2. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 253,60 juta jiwa dan menduduki peringkat ke 4 dunia setelah China, India, Amerika Serikat

    (berdasarkan biro sensus BPS per 2014), dengan jumlah penduduk sebesar ini membutuhkan energi sangat besar;

    3. Menurut Badan Pusat Statistik, hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun

    mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Melihat pertumbuhan

    penduduk Indonesia masih cukup tinggi ini, mengakibatkan kebutuhan energi akan terus meningkat;

    4. Perlu dilakukan diversifikasi energi yaitu mengurangi ketergantungan pada BBM dengan meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi yang

    merupakan energi murah dan ramah lingkungan.

    Penggerak pertumbuhan permintaan energi adalah pertumbuhan ekonomi yang diwujudkan sebagai parameter Produk Domestik Bruto

    (PDB) dan populasi, dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan penduduk sampai dengan tahun 2025 mengikuti Proyeksi

    Penduduk Indonesia 2025 (BPS) dan 2025-2030 mengikuti trend perkembangan tahun-tahun terakhir proyeksi BPS tersebut, pertumbuhan

    ekonomi (PDB) 5,5% hingga 2015 kemudian naik secara gradual hingga 6,5% di tahun 2020 dan menjadi 7,0% sejak tahun 2020 hingga

    2030, serta beberapa asumsi teknis energi lainnya termasuk harga minyak mentah USD 80 per barel.

  • i

    Salah satu hasil yang diperoleh dari simulasi dan perhitungan adalah sebagai berikut permintaan energi final masa mendatang akan

    didominasi oleh permintaan dari sector industry (47,3%, diikuti oleh sector transportasi (29,8%) dan rumah tangga (14,1%), dengan

    pertumbuhan masing-masing sektor sebagai berikut industry 6,2%, transportasi 6,1%, rumah tangga 2,2%, komersial 4,9% dan PKP 3,8%.

    Sebagai hasil upaya-upaya konservasi, pertumbuhan permintaan energi final menurut skenario dasar, masing-masing 4,8% per tahun dan

    4,4% per tahun. Menurut jenis energinya, permintaan energi final masa mendatang masih didominasi oleh BBM. Bersasarkan skenario

    dasar, bauran permintaan energi final 2030 menjadi BBM 31,1%, gas bumi 23,7%, listrik 18,7%, batubara 15,2%, biomasa 6,1%, BBN 2,7%

    dan LPG 2,4%. Bauran Energi final menurut Skenario Energy Security dan Skenario Mitigasi tidak banyak berbeda dengan Skenario Dasar

    kecuali BBN dimana pada Skenario Mitigasi pangsa BBN akan mencapai sekitar 6,0%. Dari sisi pasokan, energi Indonesia masa

    mendatang masih akan didominasi oleh batubara diikuti oleh minyak bumi dan gas bumi, walaupun pangsa Energi Baru dan Terbarukan

    (EBT) juga berkembang cukup pesat. (sumber:IEO-2010)

    Pada saat ini cadangan minyak Indonesia menurun menjadi hanya sekitar 3,70 milyar barrel. Kemampuan produksi minyak Indonesia juga

    tercatat mengalami penurunan signifikan menjadi tinggal kisaran 830 – 850 ribu barrel per hari. Sementara seiring bertambahnya kapasitas

    ekonomi dan jumlah kendaraan, konsumsi minyak nasional justru meningkat signifikan menjadi sekitar 1,5 juta barrel per hari. Karena

    kondisi tersebut dalam beberapa tahun terakhir neraca perdagangan minyak nasional berada pada kondisi defisit. Defisit neraca

    perdagangan minyak tercatat terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009 defisit neraca perdangan minyak nasional tercatat baru

    sebesar 4,01 milyar USD. Sedangkan pada tahun 2013 telah mencapai 22,47 milyar USD atau meningkat sebesar 460 % dalam kurun 4

    tahun. Defisit yang semakin tinggi tersebut karena konsumsi yang terus meningkat dan kapasitas kilang yang terbatas. Terbatasnya

    kapasitas kilang menyebabkan impor harus dilakukan dalam bentuk produk yang harganya jauh lebih mahal. Sehingga defisit neraca

    perdagangan semakin tinggi.

    Melihat respon kebijakan yang relatif minim, pengambil kebijakan tampaknya belum begitu menyadari bahwa krisis telah terjadi di sektor

    migas nasional. Krisis yang telah memberikan dampak signifikan terhadap belanja subsidi energi di APBN dan juga defisit neraca

    perdagangan tersebut cenderung dianggap hal biasa. Sikap dan cara pandang pemerintah terefleksikan dalam kebijakan yang

  • i

    diimplementasikan. Sebagai contoh sampai saat ini pemerintah relatif belum memiliki upaya kongrit untuk menyelesaikan permasalahan

    subsidi BBM.

    BAB II

    TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    2.1 TUJUAN

    Adapun Tujuan BPH Migas adalah sebagai berikut :

    a. Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel dan kuat dalam melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan

    dan pendistribusian BBM dan mengoptimalkan sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi

    melalui pipa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.

    b. Mewujudkan BPH Migas yang good governance dan terwujudnya citra BPH Migas yang baik ditingkat nasional dan

    internasional.

    2.2 SASARAN STRATEGIS

    Adapun Sasaran Strategis BPH Migas adalah sebagai berikut :

    a. Tersedianya Pengaturan dan Penetapan seta terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar

    Minyak di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

    b. Terwujudnya Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari masing-masing Badan Usaha;

  • i

    c. Tercapainya Peningkatan Pemanfaatan dan Pengambangan Infrastruktur Ruas transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi

    Gas Bumi melalui Pipa;

    d. Tercapainya Peningkatan Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa;

    e. Terwujudnya Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran.

    BAB III

    ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

    1.1 ARAH KEBIJAKAN

    Pengaturan dan Penetapan;

    Pengawasan;

    Pengusulan Kebijakan;

    Penyelesaian perselisihan.

    1.2 STRATEGI DAN RENCANA AKSI

    1.2.1 STRATEGI

    PROGRAM KERJA

    Melakukan Pembinaan kepada Badan Usaha yang diatur. Membuat pedoman mekanisme pengelolaan iuran.

    Memberikan pelayanan kepada Badan Usaha yang telah membayar iuran.

    Menetapkan target penerimaan PNBP dari iuran Badan Usaha sebagai dana operasional BPH Migas.

    Menyusun rencana kerja dan anggaran secara efektif dan efisien.

    Koordinasi efektivitas program kerja BPH Migas dengan Pemerintah Daerah.

  • i

    Membuat sistem data iuran dan data keuangan yang terintegrasi.

    Menyampaikan laporan kinerja kepada Presiden RI sebagai bahan audit kinerja BPH Migas.

    Melakukan kerjasama dengan Stakeholder, Pemerintah Daerah dan Badan Regulasi Bidang Hilir Migas di Luar Negeri.

    Menyusun panduan kaidah TLSK di lingkungan BPH Migas.

    Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia.

    Menyusun prosedur kerja, pertimbangan hukum dan perumusan peraturan/ keputusan BPH Migas.

    Melakukan inventarisasi dan evaluasi permasalahan peraturan.

    Mengadakan pertemuan berkala dengan wartawan untuk memberikan pembekalan perihal kebijakan yang diterbitkan oleh

    BPH Migas maupun berita-berita terkini seputar kegiatan hilir migas.

    Menyelenggarakan Stakeholders Meeting.

    Mengefektifkan kehumasan sebagai juru bicara dan pusat informasi BPH Migas.

    Menerbitkan media informasi dan iklan layanan masyarakat untuk memberikan pemahamantentang kinerja kegiatan BPH

    Migas.

    Mengadakan Sosialisasi dan/atau seminar BPH Migas di daerah.

    Mengadakan MoU dengan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

    Meningkatkan peran Teknologi Informasi (IT) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPH Migas.

    PENGATURAN :

    Menetapkan dan mengatur Wilayah Distribusi Niaga BBM untuk Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga berikut

    tatacaranya;

    Menugaskan Badan Usaha untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM tertentu;

    Mengatur Kewajiban Badan Usaha untuk melakukan operasi di daerah yang mekanisme pasarnya belum berjalan dan/atau

    daerah terpencil;

  • i

    Mengatur Kewajiban Pendaftaran bagi Badan Usaha yang melaksanakan kegiatan Usaha BBM;

    Melakukan koordinasi dengan Pemerintah terkait pengaturan Cadangan BBM Nasional;

    Mengatur dan menetapkan volume alokasi Cadangan Operasional masing-masing Badan Usaha sesuai dengan Izin

    Usaha;

    Menetapkan mekanisme penggunaan Cadangan Operasional Badan Usaha pada saat terjadi kelangkaan;

    Mengatur dan menetapkan Pemanfaatan fasilitas bersama :

    o Di daerah yang pasarnya sudah berjalan (kesepakatan “B to B”);

    o Di daerah yang terjadi kelangkaan BBM;

    o Di daerah terpencil;

    Mengatur Ketersediaan BBM hasil kegiatan usaha pengolahan oleh Badan Usaha untuk pemenuhan cadangan BBM dan

    kebutuhan dalam negeri;

    Menyelesaikan perselisihan yang timbul berkaitan dengan kegiatan usaha Niaga BBM;

    Mengatur Besaran iuran Badan Usaha yang mempunyai kegiatan usaha di bidang penyediaan dan pendistribusian BBM

    sesuai dengan volume BBM yang diperdagangkan berdasarkan formula yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;

    Mengatur Pemberian sanksi yang berkaitan dengan pelanggaran kewajiban Badan Usaha dalam penyediaan dan

    pendistribusian BBM serta alokasi Cadangan Operasional Peruntukan pemakaian BBM;

    Mengoptimalkan peran Sistem informasi dalam penyediaan dan pendistribusian BBM;

    Mengatur Manajemen Penyediaan dan pendistribusian BBM dalam rangka menghindari dan menanggulangi kelangkaan;

    Melakukan pengaturan Pengurangan penggunaan BBM bersubsidi dengan cara konversi dsb;

    Mengatur Mekanisme penyediaan BBM melalui produksi kilang dalam negeri dan atau impor;

    Memberikan penghargaan kepada Badan Usaha yang berprestasi dalam mendorong pertumbuhan investasi untuk

    penyediaan & pendistribusian BBM;

    Mengatur Penataan infrastruktur penyediaan dan pendistribusian BBM;

  • i

    Melakukan Inventarisasi Data dan Pemeriksaan Fisik Pipa Transmisi Dan Distribusi Gas Bumi Dalam Rangka pemberian

    Hak Khusus;

    Melaksanakan Lelang Hak Khusus Ruas Transmisi Dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Nasional;

    Melakukan Evaluasi Pengaturan Akses (Access Arrangement) pada Ruas Transmisi dan/ atau Wilayah Jaringan Distribusi

    Milik Badan Usaha;

    Mengatur Pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan/atau wilayah jaringan

    distribusi gas bumi melalui pipa.

    Menyusun database kegiatan usaha hilir gas bumi melalui pipa.

    PENGAWASAN :

    Mengawasi pelaksanaan pengaturan dan penetapan BPH Migas;

    Mengawasi Penyediaan dan pendistribusian BBM yang telah mengikuti mekanisme pasar;

    Mengawasi Penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran;

    Mengawasi Kelancaran penyediaan dan distribusi BBM yang berkaitan dengan gangguan operasional;

    Mengawasi Perkembangan harga BBM dalam rangka menjaga kestabilan penyediaan dan pendistribusian BBM;

    Mengawasi Pelaksanaan Izin Usaha penyediaan dan pendistribusian BBM;

    Mengawasi Pelaksanaan penyediaan BBM hasil produksi kilang dan impor;

    Mengawasi Penyalahgunaan BBM

    Pengawasan dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI) dalam penyediaan dan pendistribusian BBM.

    Pengawasan Akun Pengaturan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    Pengawasan dan Evaluasi Penerapan Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil;

    Pengawasan dan Evaluasi Penerapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa;

  • i

    Pengawasan Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Transmisi dan Jaringan

    Distribusi Gas Bumi;

    Pengawasan atas Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hilir di Bidang Gas Bumi Berdasarkan Izin Usaha (Pengolahan,

    Pengangkutan, Penyimpanan dan Niaga);

  • i

    RENCANA STRATEGIS

    BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

    RENCANA STRATEGIS BPH

    MIGAS TH 2008-2012

    a. Tersedianya Pengaturan dan

    Penetapan seta terlaksananya

    Pengawasan Penyediaan dan

    Pendistribusian Bahan Bakar

    Minyak di Seluruh Wilayah

    Negara Kesatuan Republik

    Indonesia

    b. Terwujudnya Ketahanan

    Cadangan BBM Nasional dari

    masing-masing Badan Usaha

    c. Tercapainya Peningkatan

    Pemanfaatan dan

    Pengambangan Infrastruktur

    Ruas transmisi dan/atau

    Wilayah Jaringan Distribusi

    Gas Bumi melalui Pipa

    d. Tercapainya Peningkatan

    Volume Pengangkutan dan

    Niaga Gas Bumi melalui Pipa

    e. Terwujudnya Kepuasan

    Pelayanan BPH Migas kepada

    Badan Usaha Pembayar Iuran

    SASARAN PROGRAM KEGIATAN BPH MIGAS TH 2008-2012

    DIREKTORAT BBM

    1 Tersedianya dan terdistribusinya Bahan Bakar Minyak keseluruh Wilayah NKRI sehingga tidak

    terjadi kelangkaan BBM dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional untuk

    mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

    2 Tersedianya BBM yang terdiri atas masing-masing jenis dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

    kebutuhan dalam terhitung hari / bulan/ tahun dalam bentuk cadangan BBM nasional.

    3 Tersedianya infrastruktur yang berupa fasilitas penyimpanan BBM (depot/ritel outlet) dan alat

    pengangkutan berupa moda angkutan darat dan laut yang memadai untuk dimanfaatkan secara

    optimal, efektif dan efisien.

    DIREKTORAT GAS BUMI

    1. Mengoptimalkan sistem pengaturan kegiatan bisnis gas melalui pipa.

    2. Mengoptimalkan sistem pengawasan kegiatan bisnis gas bumi melalui pipa.

    3. Meningkatkan pengembangan infrastruktur pipa transmisi gas bumi yang terintegrasi secara

    nasional.

    SEKRETARIAT BPH MIGAS

    1. Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel dan kuat untuk menjawab tantangan

    masa depan .

    2. Mewujudkan BPH Migas yang Good Governance

    3. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang accountable, auditable dan tepat waktu.

    4. Mewujudkan sarana dan prasarana perkantoran dan pengelolaannya yang dapat mendukung

    kegiatan operasional BPH Migas.

    5. Terciptanya mekanisme tata persuratan dan kearsipan yang baik.

    6. Mewujudkan pelayanan prima di bidang hukum .

    7. Meningkatkan citra BPH Migas di tingkat Nasional dan Internasional .

    8. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk pelaksanaan tugas dan fungsi

    BPH Migas

    9. Mewujudkan pegawai yang berkualitas dan profesional.

  • i

    1.2.2 RENCANA AKSI

    a. Open Access Pipa Transmisi dan Distribusi Nasional direncanakan selesai Tahun 2015.

    b. Program Konversi Minyak Tanah ke LPG, yang telah mampu mengurangi konsumsi Minyak Tanah secara signifikan dalam kurun

    waktu 10 tahun terakhir (2004 s.d. 2014) dari 11,5 Juta KL sehingga menjadi dibawah 1 Juta KL.

    c. Pembatasan konsumen pengguna BBM Bersubsidi, mulai dari langkah/tindakan melarang industri penerbangan, pembangkit

    listrik, industri besar, pertambangan, perkebunan, kehutanan, perkapalan, kendaraan TNI/POLRI, Pemerintah/ BUMN/ BUMD

    menggunakan BBM Bersubsidi.

    d. Menghapus produk BBM Bersubsidi mulai dari Avtur, Minyak Bakar (MFO), dan Minyak Tanah secara bertahap. Saat ini di

    wilayah Jawa dan Bali sudah 100% tidak ada lagi Minyak Tanah Subsidi, wilayah Sumatera (tinggal Sumatera Barat dan

    Bangka Belitung), wilayah Sulawesi tahun ini (2014) diharapkan sudah bebas dari Minyak Tanah Bersubsidi, Minyak Tanah

    Subsidi hanya ada di Irian Jaya, Maluku, dan NTT. Pengaturan dan Pengawasan terhadap penarikan minyak tanah dalam

    rangka pelaksanaan program konversi ke LPG Tabung 3 Kg

    e. Pengawasan terhadap pelarangan penggunaan BBM Bersubsidi untuk usaha industri , pembangkit listrik, pertambangan,

    perkebunan, kehutanan, perkapalan non pelayaran rakyat dan non pelayaran perintis serta kendaraan TNI/POLRI, Pemerintah/

    BUMN/ BUMD

    f. Mengusulkan penghapusan BBM Bersubsidi untuk sektor transportasi non angkutan penumpang dan logistic

    g. Mengusulkan pelarangan penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan plat Hitam dan pembayaran dengan sistim non cash.

    h. Meningkatkan kordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka pengawasan penggunaan Bahan Bakar Minyak di daerah.

    1.3 KERANGKA REGULASI

    Regulasi-regulasi yang akan diusulkan dalam Renstra BPH Migas Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang pengawasan dan pengendalian BBM Bersubsidi.

    Menyusun Peraturan BPH tentang besaran Biaya Distribusi BBM Bersubsidi pada daerah terpencil.

  • i

    Mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan volume cadangan BBM Nasional

    Menyusun peraturan BPH Migas tentang kewajiban Badan Usaha Niaga Umum menyediakan Cadangan BBM Operasional.

    Menambah jumlah Wilayah Distribusi Niaga (WDN).

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang pengawasan dan pemberian sanksi.

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang penyaluran BBM Bersubsidi melalui Sub Penyalur pada daerah terpencil.

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang alokasi kuota konsumen pengguna BBM Bersubsidi.

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang Pengendalian BBM Bersubsidi untuk setiap konsumen pengguna.

    Penyusunan SOP Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB)

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang Penataan Penyalur BBM Bersubsidi.

    Menyusun Peraturan BPH Migas tentang Penggunaan Teknologi Penanda untuk penyaluran BBM Bersubsidi.

    1.4 KERANGA KELEMBAGAAN

    Dalam perkembangannya BPH Migas perlu adanya Pengembangan Kapasitas Kelembagaan BPH Migas dan perlunya dibentuk

    organisasi Badan Pengatur Bidang Hilir Migas yang kuat dengan mengusulkan dibentuknya Unit Eselon I di BPH Migas dan

    dibukanya Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Wilayah Distribusi di seluruh NKRI.

    Pengembangan Organisasi menjadi Unit Eselon I :

    1. Organisasi kerucut, dengan strata Struktural paling atas adalah Eselon I (Sekretaris Utama) yang bertanggung jawab kepada

    Kepala BPH Migas.

    2. Sekretaris Utama merupakan unsur penunjang yang membawahkan 4 (empat) Eselon II.

    3. Organisasi eselon II terdiri dari 3 (tiga) Eselon II, kecuali fungsi Sekretariat membenahi 4 (empat) Eselon II.

    4. Pembentukan Satuan Pengawas Intern dan Unit Pelaksana Teknis.

  • i

    STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGATUR (USULAN)

    SEKRETARIS UTAMA

    DIREKTORAT PENGAWASAN DAN

    PEMBINAAN

    DIREKTORAT PENGATURAN PENGANGKUTAN

    GAS BUMI MELALUI PIPA

    DIREKTORAT PENGATURAN PENYEDIAAN DAN

    PENDISTRIBUSIAN BBM

    SATUAN PENGAWASAN

    INTERNAL UNIT PELAKSANA

    TEKNIS (UPT)

    SEKRETARIAT

    KOMITE BPH MIGAS

  • i

    Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) :

    1. UPT Setingkat Eselon III;

    2. Ditempatkan pada Wilayah Distribusi;

    3. Sebagai Kantor Perwakilan di Wilayah Distribusi;

    4. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan di Wilayah Distribusi;

    5. Pelaksanaan Fungsi Pengendalian Teknis di Wilayah Distribusi.

    SEKSI - 1 SEKSI - 2 SEKSI - 3

    UNIT PELAKSANA TEKNIS

    (UPT)

  • i

    BAB IV

    TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

    4.1. TARGET KINERJA

    4.1.1 Indikator Kinerja Utama (IKU)

    Indikator Kinerja Utama (IKU) BPH Migas tahun 2015 - 2019 memuat indikator kinerja kegiatan yang utama bagi BPH

    Migas,adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) BPH Migas tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

    No Uraian Satuan Output

    2015 2016 2017 2018 2019

    1 Prosentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu Yang Ditugaskan Kepada Badan Usaha

    Prosentase 100 100 100 100 100

    2 Prosentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi Dalam Rangka Menuju Pasar Terbuka Yang Diatur

    Prosentase 10 2 4 6 8

    3 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing-masing Badan Usaha

    Hari 21 21 21 22 22

    4 Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa

    Kilometer 13,105 15,330 15,364 15,646 18,322

    5 Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    MSCF 1,791,591,994 1,827,423,834 1,863,972,311 1,901,251,757 1,939,276,792

    6 Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas Kepada Badan Usaha Pembayar Iuran

    Nilai Mutu Layanan

    Puas Puas Puas Sangat Puas Sangat Puas

  • i

    4.1.2 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) BPH Migas

    Adapun Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

    IKK Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM (Direktorat Bahan

    Bakar Minyak):

    1. Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM;

    2. Penunjukan Badan Usaha Pelaksana P3JBT dan Badan Usaha Jenis BBM Khusus Penugasan alokasi BBM per Propinsi

    Kab/Kota;

    3. Pelaksanaan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM;

    4. Peraturan Cadangan BBM Nasional;

    5. Sistem Informasi Penyediaan dan Pendistribusian BBM;

    6. Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM;

    7. Kepatuhan Badan Usaha melaporkan kegiatan Usaha;

    IKK Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa (Direktorat

    Gas Bumi):

    1. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa;

    2. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa;

    3. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi;

    4. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan

    Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa;

    5. Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil;

    6. Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi melalui Pipa;

    7. Layanan Data dan Informasi Usaha Gas Bumi;

    IKK Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas (Sekretariat BPH Migas):

  • i

    1. Iuran Badan Usaha;

    2. Layanan Perencanaan;

    3. Evaluasi Kegiatan;

    4. Laporan Keuangan;

    5. Regulasi Bidang Hilir Migas;

    6. Layanan Pertimbangan Hukum;

    7. Layanan Kehumasan;

    8. Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan dan Kerumahtanggaan;

    9. Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi;

    10. Operasional Perkantoran.

    4.2. KERANGKA PENDANAAN

    Program dan Kegiatan Baseline Anggaran

    ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA BPH MIGAS

    TAHUN 2015 - 2019

    KINERJA

    ANGGARAN, TARGET & REALISASI KINERJA

    PAGU 2015 PAGU 2016 PAGU 2017 PAGU 2018 PAGU 2019

    TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET

    Outcome 1 : Meningkatkan alokasi energi domestik

    Indikator Outcome 1.1 (IKU 01) :

    Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 1.791.591.994

    MSCF 1.827.423.834 MSCF

    1.863.972.311 MSCF

    1.901.251.757 MSCF

    1.939.276.792 MSCF

    Anggaran

    12,350,000,000

    8,700,000,000

    9,570,000,000

    10,527,000,000

    11,579,700,000

    Output 4:

  • i

    Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    Indikator Output 4 :

    Jumlah Evaluasi Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa Berdasarkan Usulan Badan Usaha

    1 Tarif 1 Tarif 1 Tarif 1 Tarif 1 Tarif

    Anggaran 1,500,000,000

    1,900,000,000

    2,090,000,000

    2,299,000,000

    2,528,900,000

    Aktifitas:

    1 Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah Memiliki Hak Khusus

    750,000,000

    1,200,000,000

    1,320,000,000

    1,452,000,000

    1,597,200,000

    2 Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa

    750,000,000

    700,000,000

    770,000,000

    847,000,000

    931,700,000

    Output 5: Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan

    Pelanggan Kecil

    Indikator Output 5 :

    Jumlah Evaluasi Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Berdasarkan Usulan Badan Usaha

    1 Harga Gas Bumi 2 Harga Gas Bumi 2 Harga Gas Bumi 2 Harga Gas Bumi 2 Harga Gas Bumi

    Anggaran 1,250,000,000

    1,000,000,000

    1,100,000,000

    1,210,000,000

    1,331,000,000

    Aktifitas:

    3 Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga (RT) dan Pelanggan Kecil (PK) pada Jaringan Kota Gas

    750,000,000

    -

    -

    -

    -

    4 Pengawasan Penerapan Harga Gas Bumi

    untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    5 Penetapan, Pengawasan dan Evaluasi Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil

    -

    1,000,000,000

    1,100,000,000

    1,210,000,000

    1,331,000,000

    Output 6: Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan

    Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa

  • i

    Indikator Output 6 : 28 Frekuensi 29 Frekuensi 30 Frekuensi 31 Frekuensi 32 Frekuensi

    Jumlah Frekwensi Pengawasan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

    Anggaran 8,600,000,000

    5,800,000,000

    6,380,000,000

    7,018,000,000

    7,719,800,000

    Aktifitas:

    6 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi Cirebon - Semarang

    1,750,000,000

    -

    -

    -

    -

    7 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi Gresik - Semarang

    750,000,000

    -

    -

    -

    -

    8 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi Kepodang - Tambak Lorok Sebagai Pembangunan Tahap I Ruas Transmisi KALIJA

    1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    9 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pipa Open Access Porong - PLTG Grati Jawa Timur

    500,000,000

    -

    -

    -

    -

    10 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi Tegal Gede - Muara Tawar - Muara Karang

    500,000,000

    -

    -

    -

    -

    11 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan

    Ruas Transmisi Gas Bumi Arun - Belawan 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    12 Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    -

    1,600,000,000

    1,760,000,000

    1,936,000,000

    2,129,600,000

    13 Verifikasi Volume Pengaliran Gas Bumi pada Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    800,000,000

    -

    -

    -

    -

    14 Verifikasi Volume Penjualan Gas Bumi pada Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    800,000,000

    -

    -

    -

    -

    15 Uji Petik Hasil Verifikasi Volume Pengaliran Gas Bumi pada Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    16 Uji Petik Hasil Verifikasi Volume Penjualan Gas Bumi pada Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    17 Verifikasi Volume dan Uji Petik

  • i

    Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha

    - 2,100,000,000 2,310,000,000 2,541,000,000 2,795,100,000

    18 Monitoring dan Evaluasi Pembangunan

    Ruas Transmisi Gas Bumi -

    2,100,000,000

    2,310,000,000

    2,541,000,000

    2,795,100,000

    Output 7:

    Layanan Data dan Informasi Usaha Gas Bumi

    Indikator Output 7 :

    Jumlah Bulan Layanan Data dan Informasi Usaha Gas Bumi 12 Bulan Layanan

    Anggaran 1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    Aktifitas:

    19 Rekapitulasi Data dan Informasi Kegiatan

    Usaha Gas Bumi Melalui Pipa 1,000,000,000

    -

    -

    -

    Outcome 1 :

    Meningkatkan alokasi energi domestik Indikator Outcome 1.2 (IKU 02) : Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing-masing Badan Usaha 21 Hari 21 Hari 21 Hari 22 Hari 22 Hari

    Anggaran Rp5,136,285,000 Rp18,165,011,700 Rp17,654,366,470 Rp18,960,179,287 Rp20,381,420,583

    Output 4:

    Peraturan Cadangan BBM Nasional

    Indikator Output 4 :

    Jumlah Peraturan Mengenai Cadangan BBM Nasional

    1 Draft Peraturan & 1 Laporan

    1 Draft Peraturan & 1 Laporan

    1 Draft Peraturan & 1 Laporan

    1 Draft Peraturan & 1 Laporan

    Anggaran

    Rp466,200,000 Rp3,247,775,300 Rp3,572,552,830 Rp3,929,808,113 Rp4,322,788,924

    Aktifitas:

    20 Koordinasi Penyiapan Pengaturan, Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional

    -

    Rp2,202,775,300 Rp2,423,052,830 Rp2,665,358,113 Rp2,931,893,924.3

    0

    21 Monitoring Cadangan Operasional Badan Usaha Dalam Rangka Menjaga Ketahanan Stok BBM Rp466,200,000 Rp1,045,000,000 Rp1,149,500,000 Rp1,264,450,000 Rp1,390,895,000

    Output 5 :

    Sistem Informasi Penyediaan dan Pendistribusian BBM

  • i

    Indikator Output 5 :

    - Jumlah Laporan Layanan Data dan Informasi serta Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM

    - Jumlah Pengelolaan Sistem Informasi Direktorat BBM Dalam Rangka Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM 10 Laporan

    - Jumlah Pengembangan Sistem Pengawasan Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu Secara Bertahap 1 Laporan

    Anggaran

    Rp0 Rp3,260,031,000 Rp1,703,934,100 Rp1,874,327,510 Rp2,061,760,261

    Aktifitas:

    22 Monitoring dan Updating Data dan Infrastruktur Penyediaan dan Pendistribusian BBM Berbasis IT

    -

    Rp1,549,031,000 Rp1,703,934,100 Rp1,874,327,510 Rp2,061,760,261

    23 Jasa Teknologi Pengembangan Sistem

    Pengawasan dan Pengaturan (War Room) - Rp1,711,000,000

    -

    -

    -

    Output 6 :

    Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM

    Indikator Output 6 :

    Jumlah Laporan Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan

    Anggaran

    Rp4,670,085,000 Rp11,657,205,400 Rp12,377,879,540 Rp13,156,043,664 Rp13,996,871,398

    Aktifitas:

    24 Koordinasi Dengan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Evaluasi Penyediaan dan Pendistribusian BBM Rp1,065,957,000 Rp3,197,871,000 Rp3,261,828,420

    Rp3,327,064,988.40

    Rp3,393,606,288.17

    25 Skema Pengembangan Pembentukan Pengaturan dan Pelaksanaan Pengawasan BPH Migas dengan Komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain Rp3,604,128,000 Rp3,784,334,400 Rp3,973,551,120 Rp4,172,228,676

    Rp4,380,840,109.80

    26 Dukungan Manajemen Kegiatan

    Direktorat BBM - Rp4,675,000,000 Rp5,142,500,000 Rp5,656,750,000 Rp6,222,425,000

    Outcome 2 :

  • i

    Peningkatan pengembangan infrastruktur gas bumi

    Indikator Outcome 2 (IKU 03) :

    Jumlah peningkatan pengembangan infrastruktur ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi gas bumi melalui pipa

    13.105 KM 15.330 KM 15.364 KM 15.646 KM 18.322 KM

    Anggaran

    16,281,813,000

    9,771,236,000

    9,648,359,600

    10,613,195,560

    11,674,515,120

    Output 1: Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak

    Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    Indikator Output 1 :

    SK Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Berdasarkan Usulan Badan Usaha

    2 SK 2 SK 2 SK 2 SK 2 SK

    Anggaran 6,515,896,000

    3,800,000,000

    3,080,000,000

    3,388,000,000

    3,726,800,000

    Aktifitas:

    27 Inventarisasi Data dan Pemeriksaan Fisik Fasilitas Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    1,300,000,000

    -

    -

    -

    -

    28 Lelang Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus

    1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    29 Penyusunan Draft Revisi Peraturan BPH Migas Nomor 19/P/BPH MIGAS/XI/2010 Tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa

    1,302,478,000

    -

    -

    -

    -

    30 Penyusunan Draft Revisi Peraturan BPH Migas Nomor 12/P/BPH Migas/II/2008 Tentang Lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi dalam Rangka Pemberian Hak Khusus

    1,163,418,000

    -

    -

    -

    -

    31 Pengawasan Hak Khusus Niaga Gas Bumi

    melalui Pipa Berfasilitas 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    32 Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan

    Gas Bumi melalui Pipa 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    33 Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan

  • i

    dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa - 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000

    34 Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hilir di Bidang Gas Bumi Berdasarkan Izin Usaha

    750,000,000

    -

    -

    -

    -

    35 Pemberian Hak Khusus Pengangkutan

    dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa -

    800,000,000

    880,000,000

    968,000,000

    1,064,800,000

    36 Kajian roadmap pembangunan

    infrastruktur gas hilir yang terintegrasi -

    1,000,000,000

    -

    -

    -

    37 Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi dengan Badan Regulator Gas Bumi di Luar Negeri

    -

    1,500,000,000

    1,650,000,000

    1,815,000,000

    1,996,500,000

    Output 2:

    Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    Indikator Output 2 :

    Jumlah SK Persetujuan Pengaturan Akses pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Berdasarkan Usulan Badan Usaha

    1 SK 1 SK 1 SK 1 SK 1 SK

    Anggaran 1,500,000,000

    2,203,290,000

    2,423,619,000

    2,665,980,900

    2,932,578,990

    Aktifitas:

    38 Koordinasi BPH Migas dengan Pihak Terkait dalam Rangka Pengaturan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    500,000,000

    1,203,290,000

    1,323,619,000

    1,455,980,900

    1,601,578,990

    39 Penetapan Pengaturan Akses pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha

    500,000,000

    500,000,000

    550,000,000

    605,000,000

    665,500,000

    40 Pengawasan Pelaksanaan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

    500,000,000

    500,000,000

    550,000,000

    605,000,000

    665,500,000

    Output 3:

    Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi

    Indikator Output 3 :

    Jumlah Bulan Layanan 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN Anggaran

    8,265,917,000

    3,767,946,000

    4,144,740,600

    4,559,214,660

    5,015,136,130

  • i

    Aktifitas:

    41 Perencanaan Kegiatan dan Anggaran

    Direktorat Gas Bumi 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    42 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

    Direktorat Gas Bumi 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    43 Penyusunan Bahan Rapat dan Laporan

    Kepada Instansi Terkait 500,000,000

    -

    -

    -

    -

    44 Perencanaan dan Evaluasi Kegiatan

    Direktorat Gas Bumi -

    1,500,000,000

    1,650,000,000

    1,815,000,000

    1,996,500,000

    45 Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Direktorat Gas Bumi

    750,000,000

    -

    -

    -

    -

    46 Forum Diskusi Bersama BPH Migas dengan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

    2,000,000,000

    790,860,000

    869,946,000

    956,940,600

    1,052,634,660

    47 Dengar Pendapat (Public Hearing) BPH

    Migas dan Pihak Terkait 1,000,000,000

    -

    -

    -

    -

    48 Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi deangan Badan Regulator Gas Bumi di Luar Negeri

    3,015,917,000

    -

    -

    -

    -

    49 Penyusunan Data dan Informasi

    Pengusahaan Hilir Gas Bumi -

    1,477,086,000

    1,624,794,600

    1,787,274,060

    1,966,001,470

    Outcome 3 : Tersedianya pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Indikator Outcome 3.1 (IKU 04) : Persentase pengendalian kuota volume jenis Bahan Bakar Minyak tertentu yang ditugaskan kepada badan usaha 100 prosen 100 prosen 100 prosen 100 prosen 100 prosen

    Anggaran Rp17,667,024,000 Rp33,684,021,500 Rp35,720,189,090 Rp37,951,340,468 Rp40,396,801,353

    Output 1 :

    Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM

    Indikator Output:

    Jumlah Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM

    2 Peraturan/ Juklak/Juknis/SOP

    1 Peraturan/ Juklak/Juknis/SOP

    1 Peraturan/ Juklak/Juknis/SOP

    1 Peraturan /Juklak/Juknis/SOP

    1 Peraturan/ Juklak/Juknis/SOP

  • i

    Anggaran

    Rp1,537,424,000

    Rp2,551,461,000.00

    Rp2,602,490,220.00

    Rp2,654,540,024.40

    Rp2,707,630,824.89

    Aktifitas:

    50 Penyusunan Peraturan Yang Terkait Dengan Peraturan & Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM Rp1,537,424,000 Rp2,551,461,000 Rp2,602,490,220

    Rp2,654,540,024.40

    Rp2,707,630,824.89

    Output 2 :

    Penunjukan Badan Usaha Pelaksana P3JBT dan Badan Usaha Jenis BBM Khusus Penugasan Alokasi BBM Per Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2017

    Indikator Output:

    Jumlah Surat Keputusan Penunjukan Badan Usaha Pelaksana P3JBT

    24 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan

    Anggaran

    Rp0

    Rp7,149,574,000.00

    Rp7,636,999,720.00

    Rp8,168,617,378.40

    Rp8,748,755,156.37

    Aktifitas:

    51 Persiapan dan penunjukkan Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan & Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan

    -

    Rp2,844,146,000 Rp2,901,028,920 Rp2,959,049,498.4

    0 Rp3,018,230,488.3

    7

    52 Analisis dan Penyusunan Kuota Volume

    JBT Tahun 2017 - Rp4,305,428,000 Rp4,735,970,800 Rp5,209,567,880 Rp5,730,524,668

    Output 3 :

    Pelaksanaan Pengaturan dan Pegawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM

    Indikator Output:

    Jumlah Laporan Pelaksanaan Pengaturan dan Pegawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 15 Laporan 6 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan

    Anggaran

    Rp16,129,600,000 Rp23,982,986,500 Rp25,480,699,150 Rp27,128,183,065 Rp28,940,415,372

    Aktifitas:

    53 Koordinasi & Rekomendasi Hasil Penyelidikan, Penyidikan & Keterangan Ahli pada Kegt. Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan & Pendistribusian BBM & Pengangkutan GB Rp16,129,600,000 Rp9,005,860,000 Rp9,005,860,000 Rp9,005,860,000 Rp9,005,860,000

  • i

    Melalui Pipa (SB