KATA PENGANTAR - akademik.uhn.ac.id · profesi dan hubungan sosial bila pendengarannya makin...

82
1

Transcript of KATA PENGANTAR - akademik.uhn.ac.id · profesi dan hubungan sosial bila pendengarannya makin...

1

2

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Yesus Kristus yang Maha Pengasih, karena

berkat dan kemurahan-Nya Penelitian ini dapat dapat diselesaikan. Penulis menyadari

bahwa akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman sehingga menemukan kendala dalam

menyelesaikan Penelitian ini, namun hal ini dapat teratasi dikarenakan bantuan yang

diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, sudah sepantasnyalah

disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, M.Sc. selaku Rektor Universitas HKBP

Nommensen yang memberikan dorongn dan kebijakan dalam hal dana bantuan

penelitian bagi dosen-dosen tetap di lingkungan Universitas HKBP Nommensen.

2. Ibu Dra. Rotua Pangaribuan, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas HKBP Nommensen; Bapak Drs. Kamaluddin Galingging, M.Sn sebagai

Kepala Prodi Seni Musik yang mendorong penelitian dosen di tingkat Fakultas.

3. Lembaga Penelitian UHN dan Komisi Pertimbangan Penelitian (KPP) dalam hal

Penilaian Proposal Penelitian Dosen Semester Ganjil 2011/2012.

4. Ibu Kartini R.M. Manalu, S.Sn untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan

kepada penulis selama proses penelitian ini.

5. Seluruh narasumber dalam penelitian ini yang telah memberikan informasi,

ide/gagasan dan kritik dalam mendukung tulisan ini.

6. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung ataupun tidak langsung, yang telah

memberikan bantuan serta pertolongan yang terlihat ataupun tidak terlihat, yang

namanya tidak dapat disebutkan dalam halaman yang terbatas ini, penulis ucapkan

terima kasih yang tidak terhingga atas semua kasihnya.

4

Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membahas semua kebaikan yang

telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan dorongan tersebut

mendapat balasan dari Tuhan Yesus. Akhir kata penulis barharap kiranya tulisan ini dapat

bermamfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Terimakasih.

Medan, Februari 2012 Penulis

Hendrik Leonard Simanjuntak

5

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

1.5. Konsep dan Landasan Teori .................................................................... 6

1.5.1. Konsep dan Teori Musik ...................................................................... 6

1.5.2. Konsep Analisis ................................................................................... 9

1.5.3. Konsep Bentuk Variasi ........................................................................ 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 16

3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 16

3.2. Kehadiran Peneliti ................................................................................... 17

3.3. Sumber Data ........................................................................................... 17

3.4. Prosedur Pengambilan Data .................................................................... 17

3.5. Analisis Data ........................................................................................... 18

3.6. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................... 19

6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 20

4.1. Simfoni Kesembilan Beethoven ........................................................... 20

4.1.1. Ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan .............................................. 20

4.1.2. Tinjauan Umum Analisis Gerakan I-III Simfoni Kesembilan ............. 23

4.1.3. Analisis Struktur Musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan ............ 26

4.2. Kajian Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan ................................. 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 50 5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 50

5.2. Saran ........................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 52 GLOSSARIUM ............................................................................................................ 54 LAMPIRAN 1: DAFTAR INFORMAN .................................................................... 57 LAMPIRAN 2: DAFTAR KOMPOSISI BEETHOVEN.......................................... 58 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................ 76

7

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nama besar komponis Beethoven tentu tidak diragukan lagi dalam dunia musik

sampai saat ini. Melalui karya-karya komposisi yang diciptakannya, setidaknya telah

memberikan banyak sumbangsih dalam dunia musik dalam hal teknik komposisi ‘baru’ yang

sekaligus menjadikannya sebagai pelopor perubahan gaya musik era klasik ke gaya musik

romantik. Pengaruh Beethoven ini yang kemudian dilanjutkan sampai pada era modern,

terlihat dari karya komposisi-komponis era romantik/modern seperti komponis Claude

Debussy dengan konsep impresionisme; Johannes Brahms, Franz Schubert,Robert Schuman

dengan konsep musik ekspresi; dan musik pop/jazz dalam hal teknik modulasi, harmoni dan

variasi.

‘Ke-kontemporeran’ karya komposisi Beethoven tentu tidak bisa dibicarakan hanya

dalam sebatas diskusi biasa saja, tentu perlu dilakukan suatu tahap yang lebih untuk melihat

‘ke-kontemporeran’ musik Beethoven. Menurut penulis, perlu dilakukan kajian atau analisis

musik terhadap komposisinya sehingga didapat apa yang dikatakan dengan ‘ke-

kontemporeran’ musik Beethoven. Tanpa melakukan analisis musik, tentu kita tidak akan

dapat memahami dan menemukan cara berpikir Beethoven dalam berkarya, oleh karena itu

penulis berpendapat kajian musik yang terus menerus dilakukan akan semakin baik dan tentu

saja kita akan dapat lebih mengenal sosok komponis Beethoven melalui karya komposisinya.

Beethoven lahir di kota Bonn pada tanggal 17 Desember 1770. Ia merupakan cucu

dari Ludwig (Louis) van Beethoven (1712-1773); merupakan seorang penyanyi di Kapel

8

Istana Bonn sedangkan ayahnya adalah Johann van Beethoven yang juga seorang penyanyi

tenor di Kapel Istana Bonn tahun 1756.1

Beethoven semasa kecilnya sudah mengalami keras pendidikan yang diterapkan oleh

sang ayah, ia dipaksa ayahnya untuk belajar piano, organ dan biola dengan disiplin dan

latihan yang keras. Kondisi di atas dilator belakangi ketika ayahnya mulai menyadari

Beethoven mempunyai bakat dalam musik dan oleh karena itu, ayahnya ingin

menjadikannya sebagai anak “ajaib“ seperti Mozart. Hasil dari usaha ayahnya ini sudah

terlihat ketika Beethoven mengadakan konser pertamanya tahun 1778 ketika ia masih

berumur tujuh tahun.2

Perjalanan pendidikan musik Beethoven tidak berhenti disana saja, ia diasuh dan

didik oleh guru-guru musik yang hebat waktu itu, Beethoven pernah belajar komposisi musik

dengan Mozart dan Hadyn; ia belajar kontrapung dengan J. G. Albrechtcberger dan Antonio

Salieri. Pengaruh gaya komposisi gurunya dapat terlihat secara jelas pada komposisi-

komposisi masa awal Beethoven, seperti komposisi Sonata Piano in F minor Op. 2.

Penggarapan musik yang digunakan oleh Beethoven pada karya ini sangat kental dengan

penggarapan musik sonata-sonata piano pada era klasik, baik dari segi bentuk musik; ide dan

teknik komposisi lainnya.3

Beethoven dalam hidupnya mengalami banyak permasalahan yang kemudian pada

akhirnya membawanya pada “originalitas komposisi”4. Sebagai contoh adalah pada

pertengahan tahun 1801, Beethoven mengakui bahwa pendengarannya semakin berkurang,

tetapi ketika itu belum dianggap serius. Berkurangnya pendengaran ini disebabkan adanya

1 Rhoderick J.McNeill, 1998. Sejarah Musik 2. PT BPK Gunung Mulia. h. 57 2 Donald Jay Grout, 1981. A History of Western Music. W.W.Norton and Company. h. 324-329

3 Sadie, Stanley, 1980. The New Grove Dictionary Music and Musician. London, Macmillan Publishers Limited 4 “Originalitas Komposisi” adalah penemuan konsep-konsep komposisi yang baru oleh Beethoven.

9

masalah pada saraf pendengaran, akibatnya Beethoven mengalami depresi berat pada tahun

1802. Beethoven merasakan penyakitnya ini sebagai bencana yang besar yang walaupun

didalam otaknya, ia masih dapat mendengarkan musik, melalui partitur ia dapat

menotasikan ide-ide musik yang ada dalam pikirannya. Segala harapannya untuk berkarir

sebagai pemain yang virtuoso, sebagai guru piano dan sebagai dirigen harus ditinggalkannya.

Beethoven sudah dapat meramalkan dan menghitung kerugian yang akan terjadi dalam

profesi dan hubungan sosial bila pendengarannya makin memburuk. Untuk mengambarkan

penderitaannya, ia menulis surat kepada temannya Wegeler:

I must confess that I am living a miserable life. For almost two years I have ceased to attend any social functions, just because I find it impossible to say to people: I am deaf. If I had any other profession it would be easier, but in my profession it is a terrible handicap. As for my enemies, of whom I have a fair number, what would they say?5

Saya harus mengakui bahwa saya menjalani hidup dengan sangat sedih, selama hampir dua

tahun saya tidak lagi menghadiri pesta-pesta, hanya karena saya tidak berani untuk

mengatakan kepada orang: Aku tuli. Kalau saya punya profesi yang lain saya dapat dengan

mudah menghadapinya, tetapi dalam profesi saya itu adalah kelainan yang amat berat. Saya

punya banyak musuh, apa yang akan mereka katakan?

Tahun 1812 disebut dengan ’masa sunyi’ sebab hanya sedikit karya komposisi yang

dihasilkan Beethoven bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebalumnya. Pada tahun 1818,

Beethoven sudah mengalami tuli total dan hanya dapat melakukan komunikasi melalui

tulisan.

Kondisi Beethoven ini kemudian membuatnya “terisolasi” dalam berkarya, oleh

karena itu komposisi masa akhir Beethoven adalah komposisi yang murni dari pemikiran

Beethoven tanpa ada pengaruh dari luar dirinya. Kita dapat melihat sonata “Tempest” yang

5 Op.cit., hal.16

10

begitu mencerminkan bagaimana bekecambuknya hatinya yang ia ibaratkan seperti “badai”.

Tidak sampai di situ, simfoni kelima sampai simfoni kesembilan merupakan puncak dari

perubahan yang “radikal”6 dalam konsep komposisi pada eranya.

“Kontemporer”7 musik Beethoven ini kemudian dianggap sebagai jembatan musik

klasik dan musik romantik. Beethoven dengan berani melakukan percobaan dalam bentuk

dasar serta memperluasnya. Disamping itu, ia sangat tertarik pada gaya musik yang tumbuh

di Prancis selama masa Revolusi Prancis dan awal masa Napoleon yang sering kali memakai

ritme mars, harmonik diatonik yang menggambarkan ide-ide baru mengenai persaudaraan.

Walaupun musik yang diciptakannya menjelang akhir hidupnya tidak selalu dimengerti oleh

generasinya, Beethoven merupakan satu-satunya komponis awal abad ke-19 yang

mempengaruhi hampir semua komponis sesudah masanya8.

Salah satu komposisi simfoni Beethoven yang dikenal oleh masyarakat luas adalah

Simfoni Kesembilan Beethoven. Simfoni ini merupakan simfoni terakhir yang diciptakan

oleh Beethoven semasa hidupnya. Salah satu ke-istimewa simfoni ini terdapat pada gerekan

finale simfoni kesembilan. Dalam gerakan finale, Beethoven melakukan eksplorasi teknik

komposisi dengan memasukkan koor dan solois. Masuknya koor dan solois telah

memberikan unsur humanisme dalam karya simfoni. Teks yang digunakan dalam simfoni

kesembilan dipilih dari ayat-ayat dari Schiller's An die Freude (sukacita; kegembiraan).9

Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven dalam hal struktur musik dapat

dipahami secara berbeda tergantung pendekatan konsep/toeri yang digunakan. Oleh karena itu,

6 “Radikal “ maksudnya adalah perubahan konsep-konsep komposisi yang mendasar 7 “Kontemporer” dalam tulisan ini lebih ditujukan kepada jati diri yang baru dalam hal penggarapan

komposisi musik yang dilakukan oleh Beethoven, yang selanjutnya diteruskan oleh para composer era romantik.

8 Op.cit., hal 66 9Jeffrey Kurtzman, ACO 25TH Anniversary Concert. Washington University in St. Louis. 2010. hal. 1

11

perlu dilakukan kajian/analisis musik untuk menerapkan teori yang cocok dalam menentukan

struktur musik yang dipakai Beethoven dalam gerakan finale.

Dari pemaparan di atas, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam benak

penulis, yaitu: bagaimana ke-kontemporeran komposisi simfoni kesembilan secara khusus

pada gerakan finale; bagaimana struktur musik gerakan finale simfoni kesembilan;

bagaimana keterkaitan dari setiap movement simfoni kesembilan; dan bagaimana eksplorasi

teknik yang digunakan dalam simfoni kesembilan.

Penulis melihat pertanyaan-pertanyaan di atas dapat menjadi salah satu bahan

penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini penulis memilih judul: ANALISIS STRUKTUR

MUSIK GERAKAN FINALE SIMFONI KESEMBILAN BEETHOVEN.

1.2. Perumusan Masalah Penelitian

Permasalahan dalam tulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan Beethoven?

2. Bagaimana struktur musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan

dan menemukan stuktur musik apa yang Beethoven gunakan dalam Gerakan Finale

Simfoni Kesembilan.

12

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh lembaga/pendidikan musik sebagai

refrensi untuk mata kuliah Analisis Musik dan musik orkestrasi.

1.5. Konsep dan Landasar Teori

Dalam sub bab ini, akan dipaparkan landasan konsep dan teori yang yang berlaku

umum yang dijadikan sebagai acuan ataupun kerangka kerja dalam membahas seluruh

masalah dalam tulisan ini.

Pengertian teori menurut Marx dan Goodson (1976, dalam Lexy J. Moleong, 1989)

ialah aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan

beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubungan-

hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian (yang diukur), (2) mekanisme atau

struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubungan-hubungan

yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati

tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apa pun secara langsung.

1.5.1. Konsep dan Teori Musik

Menurut Dieter Mack10 suatu bunyi di katakan musik tergantung pada pendekatan

kata yang pasti bahwa bunyi datang dari dalam maupun dari luar diri kelompok. Ide bisa

berbentuk ide progmatik atau ide absolut. Ide absolut biasanya muncul pada saat seorang

komponis berkarya. Ide tersebut datang karena terinspirasi atau terangsang oleh interaksi

bunyi yang dibuat. Dapat dikatakan musik absolut adalah musik yang semata-mata

10 Mack Dieter, 1995. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

13

merupakan keindahan dari elemen-elemen musikal yang ada, ide tersebut terstimulasi pada

komponis untuk meramu bunyi. Ide progmatik datang dari satu inspirasi diluar bunyi,

sehingga bunyi tersebut dapat menggambarkan atau menceritakan tentang ide tersebut

sebagai contoh seorang komponis menggambarkan kicau burung, gemericik air, suara angin,

biasanya komponis mendiskripsikan dulu isi cerita karyanya.

Kualitas dari karakter bunyi musikal sangat di pengaruhi dan di tentukan oleh cara

penggunaan, pemanfaatan serta pengolahan elemen-elemen musik. Berikut di paparkan

elemen-elemen yang ada dalam bunyi musikal yang di buat beberapa musikologi seperti :

Broekma dalam buku the music listener dalam Dieter11 Ferris dalam bukunya Music The Art

Listening dalam Dieter12, serta Joseph Kerman dalam Dieter13 dalam bukunya Listen.

Adapun elemen –elemen musikal yang di gunakan sebagai patokan yang akan di teliti

sebagai berikut :

1. Melodi adalah rangkaian nada atau bunyi yang membentuk satu kesan ide yang di

pengaruhi faktor budaya. Melodi bisa juga di sebut sebagai satu struktur kalimat

musik, termasuk dalam penelitian ini adalah gerkan-gerakan nada dan juga struktur

nada.

2. Modus adalah susunan nada, yang dalam bentuknya terlihat sebagai satu formula

nada yang tentu saja akan berakibat bagi system harmoni maupun atmosfir bunyi

secara keseluruhan.

3. Interval adalah jarak antara bunyi satu dengan bunyi yang lain, baik interval bunyi

vertikal maupun horizontal. Termasuk dalam kajian elemen ini adalah interval antar

bunyi nama-nama interval. 11 Ibid hal 22 12 ibid 13 ibid

14

4. Harmoni adalah keselarasan yang di timbulkan akibat interksi bunyi dan bukan

bunyi. Termasuk objek penelitian dari elemen ini antara lain sistem modulasi,

kadens, serta sistem keselamatan secara umum yang sesuai dengan pandangan

pemilik musik tersebut.

5. Ritme adalah interaksi nilai waktu (interaksi) dari setiap bunyi termasuk dalam hal

ini durasi antara bunyi dengan saat diam. Termasuk dalam kajian elemen ini antara

lain ritme tetap, notasi ritmik, hubungan ritme dengan tempo, aksen menyangkut nilai

waktu.

6. Tempo adalah kesempatan gerak pulsa. Tempo juga berarti kecepatan oleh lamanya

satu musik berlangsung. Hal yang diteliti dalam elemen ini antara lain berbagai jenis

tempo dan perubahan-perubahan tempo.

7. Dinamika adalah segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada suatu bunyi yang

termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal yang menyangkut volume

lemah lembutnya bunyi, dinamika register warna suara,dinamika instrumen,

aksentuasi, dinamika dalam konteks tertentu, serta ekspresi-ekspresi lain yang dengan

jelas memberi karakter dalam satu bunyi.

8. Aksentuasi yang dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini

bisa juga ada hubungannya dengan intensitas atau kualitas suatu bunyi termasuk

style, dinamik termasuk dan ritme. Hal yang akan di teliti dalam hubungan dengan

elemen ini adalah mengulas, pengelompokan, pola tekanan, system birama, standar

penulisan serta hubungan karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan

teknik hubungan tekanan kata dan tekanan musikal.

15

9. Style dalam musik adalah gaya dari satu bunyi atau hasil beberapa kombinasi bunyi,

didalamnya termasuk karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan

teknik membunyikan dan menghubungkan dengan dinamik juga.

10. Timbre adalah menerangkan tentang warna suara termasuk wilayahnya. Hal ini yang

akan diteliti menyangkut warna vocal tunggal, warna paduan suara, komposisi antara

paduan suara dan vokal tunggal, teknik vokal, serta warna suara instrumen.

11. Motif merupakan salah satu unit paling kecil (pendek) dengan makna/arti musikal

tertentu. Motif mempunyai suatu identitas dan indivdualitas sekaligus. Dalam tesis

ini motif yang akan di teliti menyangkut hubungan motif dengan teks.

12. Form yang dimaksud dengan form adalah kesatuan bentuk musik yang terdiri dari

strukur-struktur yang termasuk dalam penelitian ini menyangkut struktur-struktur

melodi seperti tone dan interval motif, frase, kontras, pengulangan, pengembangan,

bentuk bebas.14

1.5.2. Konsep Analisis

Menurut Ian D. Bent, analisis merupakan resolusi struktur musik ke dalam

penyusunan elemen yang relatif sederhana dan penyelidikan fungsi dari elemen tersebut

dalam struktur musik. Proses ini mungkin bagian dari karya komposisi atau karya komposisi

secara keseluruhan. Analisis menurut William Christ, at al. (1975:121) adalah;

analysis, can be a useful tool for performers and conductors in providing rational bases for the decision-making and interpretation that are esential parts of musical performance. Furthermore, analysis provides guidelines for stylistic interpretation and comparison, as well as for the exploration of music old and new, by ear or by score study-guidelines that can and should be esenstial tools for informed musician.

14 William Duckworth and Edward Brown. 1978. Theoritical Foundations of Music. Wadsworth

Publishing Company, Inc., Belmont, California 94002.

16

Analisis dapat menjadi alat yang berguna untuk pemain dan konduktor dalam memberikan

dasar yang rasional dalam pengambilan keputusan dan interpretasi yang merupakan bagian

penting dari pertunjukan musik. Selanjutnya, analisis menyediakan pedoman untuk

interpretasi gaya dan perbandingan, serta untuk mengeksplorasi musik lama dan baru,

melalui pendengaran atau pedoman studi melalui partitur yang bisa dan seharusnya menjadi

perangkat informasi yang esensial bagi musisi. Selanjutnya William Christ mengatakan

bahwa salah satu fungsi utama analisis adalah harus dapat menyediakan prinsip bagi musisi

agar dapat mampu menginterpretasikan sebuah pertunjukan; analisis seharusnya

menghasilkan pemahaman akan unsur yang membentuk materi/bagian komposisi dan

prosesnya serta keterkaitan antara bagian-bagian komposisi tersebut.

Menurut Rob Speer, 2005, hal. 2 dalam Tulisannya yang berjudul Computable

Theories of Music Analysis mengatakan; Analisis Musik adalah suatu proses kompleks yang

perlu meletakkan secara bersama informasi tentang berbagai aspek musik. Teori formal

tentang analisa musik biasanya tidak menunjuk semua aspek ini – hanya memilih satu aspek

saja, sebab masing-masing aspek mempunyai kesulitan sendiri. Sedangkan menurut Karl-

Edmund (1996:1) mengatakan analisis musik adalah sebuah kegiatan ‘memotong’ dan

memperhatikan secara detil sambil melupakan keseluruhan dari karya musik, hanya dengan

cara ini kita dapat menemukan kesenian dalam musik. Konsep analisis digunakan ini

digunakan penulis sebagai panduan dalam menganalisa struktur musik.

1.5.3. Konsep Bentuk Variasi

Variasi memiliki dua makna dalam musik. Setiap bagian musik adalah variasi dari

sesuatu yang sudah diinginkan komposer dengan tujuan untuk memberikan nuansa baru.

17

Tetapi variasi juga adalah suatu bentuk, dimana komposer menulis satu set bagian musik

pendek berdasarkan tema yang sudah ada. Seperti halnya bentuk tiga bagian dan rondo,

potongan-potongan ini digabungkan sehingga membentuk sebuah variasi. Sebuah karya

musik dengan bentuk variasi layaknya seperti sebuah fashion show dimana model (misalnya,

tema) adalah sama, sedangkan gaun yang berbeda untuk setiap variasi.15

Bervariasi berarti mengulang sebuah lagu utama yang biasanya disebut ’tema’

dengan perubahan yang sering disebut varisasi-variasi dengan tetap mempertahankan unsur

tertentu dan menambah ataupun menggantikan unsur yang lain. Bentuk variasi ini dapat

dijumpai diberbagai kebudayaan baik dalam musik primitif, klasik dan modern. Oleh karena

itu, bentuk variasi ini merupakan teknik komposisi yang penting dalam hal komposisi.

Secara garis besarnya, jenis variasi bertolak dari tiga unsur pokok dari musik, yakni; melodi,

irama dan harmoni.

Gambaran dari teknik variasi dalam komposisi adalah sebagai berikut;

1. Variasi dalam Melodi: Dalam bentuk variasi ini, nada pokok dari melodi tetap

dipertahankan dan sebagai kerangka utamanya ditambah dengan hiasan/ornamentasi.

2. Variasi dalam Irama: Hal utama disini adalah perubahan dalam panjang pendeknya

nilai nada.

3. Variasi dalam Harmoni: Secara keseluruhan lagunya tetap tetapi akord pengiring

yang divariasikan, misalnya dengan memakai akord minor dan pemakaian modulasi.

Dalam menganalisa bentuk variasi kita harus memusatkan perhatian pada unsur yang

tetap maupun unsur yang berubah dalam setiap variasi, seperti; (1) kepadatan nada

semakin ditingkatkan atau dikurangi; (2) tempo dipercepat atau diperlambat; (3) jenis

15 Leonard G. Ratner, 1983. The Musical Experience. W.H. Freeman and Company New York, h. 91-

92

18

irama dirubah dari binari menjadi ternari; (4) tangga nada mayor diganti dengan

tangga nada minor; (5) warna suara dirubah dengan pergantian alat pengiring lain

(instrumentasi); (6) diciptakan kontras mendadak; (7) jumlah suara berganti-ganti; (8)

sebuah variasi diantar dengan pembukaan (introduksi) dan ditutup oleh sebuah coda;

dan (9) dua variasi dijembatani dengan bagian peralihan.16

16 Karl-Edmund Prier, 1996. Ilmu Bentuk Musik, h. 43-4. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

Joseph Kerman dalam artikelnya yang berjudul The symphonic ideal17. Pada

pertengahan tahun 1801 Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang

akibat gangguan pada saraf pendengaran. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah

Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’

berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya dapat

dipahami sebab pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya, sehingga ia

menjadi depresi dan semakin minder dalam pergaulan sosial. Alasan lain yang membuat ia

depresi adalah karena Beethoven belum mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita

bangsawan yang sering dicintainya namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Pada tahun

1802, Beethoven keluar dari kemuramannya, ia melanjutkan untuk membuat komposisi.

Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai

solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya

dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan

karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer. Dorongan yang berasal dari luar untuk

menciptakan simfoni tidak terlepas dari Assosiasi Burgtheater dan Theater an der Wien,

namun keputusan untuk memulai sebuah ‘simfoni Bonaparte’ sebenarnya lahir dari dalam

batin Beethoven sendiri. Simfoni no. 3 Beethoven (simfoni Eroica) adalah sebuah karya

komposisi penting karena simfoni ini adalah sebagai tanda titik balik dalam sejarah musik

17 Joseph Kerman, et al. "Beethoven, Ludwig van." In Grove Music Online. Oxford Music Online,http://www.oxfordmusiconline.com.ezproxy.bu.edu/subscriber/article/grove/music/40026pg14 (accessed March 5, 2011).

20

modern. Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari

masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya,

Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31.

Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, yaitu; Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op.

53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57.

Beethoven pernah mengatakan pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya

menyukai ‘Moonlight Sonata’ miliknya, padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih

bagus dari lagu itu. Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya

baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada seperti mars yang belum pernah terjadi era

sebelumnya.

Scott Burnham18 mengatakan bahwa Reinhold Brinkmann telah melakukan

penyelidikikan terhadap perubahan yang terjadi setelah pasca revolusi dimana simfoni

Eroica ditulis oleh Beethoven. Ia menawarkan bahwa musik telah memberikan kontribusi

besar terhadap pembentukan era baru

Selanjutnya Jessica M. Abba19 mengatakan bahwa Beethoven menulis banyak karya

dari periode awal ke tengah yang dimaksud sebagai "kepahlawanan”. Beethoven

memperlakukan ide musik dengan beberapa pengaturan, meminjam potongan sebelumnya

dan mengubahnya agar sesuai dengan media dan kebutuhan masing-masing karya baru.

Simfoni Eroica menandai puncak dari tahap percobaan Beethoven.

Robert Winters adalah salah satu dari beberapa musikolog yang mengatakan bahwa

gerakan finale simfoni kesembilan adalah bentuk sonata dengan ritornello, dimana bagian

18 Beethoven and His World. eds. Scott Burnham, Michael P. Steinberg. Princeton: Princeton

University Press, 2000 19 Jessica M. Abbazio, A Melody Favored by Beethoven in Ballet, Contredanse, Variations, and A

Symphonic Finale (Thesis M.A :University of Maryland 2010)

21

pembukaan dimulai dari (birama 1-207), eksposisi (birama 208-431),

development/perkembangan (birama 432-542), rekapitulasi (birama 543-654) dan koda

(birama 655-940).20

Selanjutnya Louise Cuyler menggambarkan gerakan finale sebagai “kantata untuk

instrumen dan suara dengan desain rondo besar”.21 David Benjamin Levy menyajikan

gagasan bahwa finale dapat dilihat sebagai sebuah simfoni empat-gerakan dalam karya. Oleh

karena itu, gerakan pertama finale adalah bir.1-330, gerakan kedua adalah bir. 331-594,

gerakan ketiga adalah bir. 595-654, dan gerakan keempat adalah bir. 655-940.22

Dalam The Classical Style, Charles Rosen mengatakan bagian finale yang ditandai

dengan sepuluh bagian perubahan tempo, semua terkait dengan tema utama dan oleh karena

itu finale dapat dilihat sebagai satu set variasi dalam bentuk simfoni23.

20 David Benjamin Levy, The Ninth Symphony (NY: Schirmer, 1995), 91. 21 Louise Cuyler, The Symphony (NY: Harcourt Brace Jovanovich, 1973), h. 79. 22 Levy, David Benjamin. The Ninth Symphony. NY: Schirmer, 1995. h. 92 23 Charles Rosen, The Classical Style: Haydn, Mozart, Beethoven, expanded edition (NY: W.W.

Norton & Co., 1997), h. 440.

22

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kulitatif. Lexi. J. Moleong24

mengatakan : “ Metode Kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yang

pertama : menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda, kedua : metode kulitatif menyajikan secara langsung hakekat hubungan

antar peneliti dan responden, dan ketiga : metode kulitatif ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola

yang dihadapi. Pada penelitian kualitatif, teoritis dibatasi pada pengertian : suatu pernyataan

sistematis berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali

secara empiris”.

Bogdan & Biken25 menggunakan istilah paradigma. “ Paradigma diartikan sebagai

kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep atau proposisi

yang mengutarakan cara berpikir dan cara penelitian”. Orientasi teoritis mengarahkan

pelaksanaan penelitian itu atau memamfaatkanya dalam pengumpulan data dan analisais

data. Teori membantu penulis dalam menghubungkan dengan data. Maka teori yang

digunakan oleh penulis dalam menunjang pendekatan kualitatif ini adalah teori

fenomenologis yang artinya berusaha memahami arti peristiwa kaitan-kaitannya terhadap

orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Untuk mencapai tujuan dalam tulisan

ini, penulis menggunakan dua metode yaitu : metode literatur dan metode wawancara.

Metode literatur adalah metode yang menggali tesis ini melalui buku-buku, majalah, surat

24 Moleong, Lexy. J, 1985. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung: Rosda, halaman 5 25 Dalam Moleong. Lexy. J. Metode Penelitian Kulaitatf. Rosda. (Bandung:1982)hal 30

23

kabar, kamus, dan artikel-artikel lainnya. Metode wawancara dengan Tanya jawab penulis

dengan jemaat, pimpinan gereja dan penetua gereja HKBP untuk melihat sejauh mana

kontekstualisasi dalam gereja HKBP. Metode ini digunakan untuk menambah pengetahuan

dan melengkapi/membantu metode literatur.

3.2. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data/informasi dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis

melakukan wawancara dengan Bpk. Prof. Dieter Mack dan Bpk. Edward C. Van Ness.

Dalam hal ini penulis bertindak sebagai instrumen untuk mengumpulkan data tentang

informasi mengenai komposisi simfoni kesembilan Beethoven. Dalam hal terjemahan teks

simfoni kesembilan Beethoven, penulis melakukan wawancara dengan Ibu. Dr July Tarigan.

3.3. Sumber Data

Sesuai dengan penelitian ini penulis memperoleh sumber data dari :

1. Sumber data melalui rekaman video/audio, film.

2. Sumber tertulis yang berasal dari sumber tertulis, seperti: partitur lagu, sumber buku,

majalah, sumber, dokumen pribadi dan artikel-artikel yang lain.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Lof Land26 Mengatakan dalam penelitian kulitatif ini penulis harus mengumpulkan

data dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi.

Dalam rekaman data terdapat dua dimensi yaitu fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung

26 Lof Land dalam Moeloeng J.Lexy, 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda. Bandung. h. 47

24

arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan yaitu dengan memakai instrument

Audio dan Video yang memiliki Fidelitas yang kurang. Sedangkan penulis juga

menggunakan dimensi struktur yang menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi

yang dilakukan penulis secara sistematis dan struktur.

3.5. Analisis Data

Analisis data, menurut Patton adalah: “mengatur urutan data, mengorganisasikanya

kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar”. Taylor mendefenisikan: “Analisis data

merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesa (ide), seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan pada tema dan hiportesis itu”. Maka dari pendapat diatas penulis

menggunakan teori tersebut dengan menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-

tama mengorganisasikan data yaitu data yang terkumpul yang terdiri dari catatan lapangan

dan komentar penelitian gambar. Pekerjaan penulis dalam menganalisis data ini adalah

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan memberikan kode, dan meng-kategorikannya.

Pengorganisasiannya dan pengelolaan data dilakukan untuk menemukan tema dan hipotesis

kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansi. Analisis data dilakukan penulis dalam

suatu poses-proses berarti pelaksanaannya sudah mulai sejak pengumpulan data dilakukan

dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan.

Setelah melakukan langkah ini penulis menganalisis hasil wawancara dan hasil

analisis awal dari teks dan struktur musik dari Gerakan Finale Simfoni Kesembilan membuat

analisis akhir yang kemudian menghasilkan satu kesimpulan.

25

3.6. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam teknik pengecekan keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Penulis menggunakan teknik triangulasi sesuai dengan teori Patton mengatakan

trigulasi sesuai dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan

apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

26

IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Simfoni Kesembilan Beethoven

4.1.1 Ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan Beethoven

Simfoni kesembilan Beethoven adalah sebuah simfoni yang memperkenalkan solois

vokal dan paduan suara dengan menggunakan teks yang telah dipilih dari ayat-ayat dari

Schiller's An die Freude (sukacita; kegembiraan).27

Pertunjukan perdana simfoni kesembilan bertempat di Theater Kärnthnerthor, Wina

pada tanggal 7 Mei 1824. Pertunjukan ini telah memunculkan berbagai cerita setelah

pertunjukan berakhir yang mana diceritakan secara berbeda oleh beberapa saksi mata.

Sebagai contoh, pemain biola Joseph Bohm menyatakan bahwa Beethoven yang menjadi

dirigen/conductor dalam pertunjukan itu, dimana dia berdiri di depan dan melemparkan

dirinya seperti orang gila. Suatu ketika ia membentang setinggi-tingginya dan selanjutnya ia

berjongkok ke lantai, ia memukul tangan dan kakinya seolah-olah Beethoven ingin

memainkan semua instrumen dan menyanyikan semua bagian koor.

Simfoni sembilan Beethoven dalam D minor merupakan komposisi yang mewakili

"paduan suara". Simfoni ini mencetuskan ide tentang persaudaraan manusia. Beethoven

melakukan penyatuan dua ide yang berbeda antara; simfoni dalam D minor dan puisi

menjadi dua perangkat musik yang akhirnya bergabung menjadi sebuah komposisi musik

yang baik.28

Ketertarikan Beethoven dalam menetapkan puisi Friedrich Schiller "An die Freude"

dalam musiknya pertama kali didokumentasikan tahun 1793 dalam suratnya untuk istri

27Jeffrey Kurtzman, ACO 25TH Anniversary Concert. Washington University in St. Louis. 2010. hal. 1 28 Levy, D.B. (1995). Beethoven: The Ninth Symphony. New York: Schirmer Books

27

Schiller (Salomo:206)29. Puisi ini ditulis pada 1785 yang merupakan puncak dari abad

pencerahan dan era yang penuh dengan pengharapan atas kekecewaan yang timbul dari

kekuasaan Napoleon pada Revolusi Perancis.30

Beethoven tidak menggunakan seluruh ayat-ayat dari puisi An die Freude, ia hanya

menggunakan sebagian teks dari puisi tersebut yang terkonsentrasi pada manifestasi sekuler

dan sakral tentang kebahagiaan, kebebasan moral serta ekspresi yang berapi-api.

Ide tentatif untuk bagian simfoni kesembilan sudah diawali Beethovern pada tahun

1815, dan kemudian dikerjakan dengan sungguh-sungguh pada tahun 1817 sebagai respon

permintaan dari Philharmonic Society London untuk melakukan pertunjukan perdana

terhadap sebuah komposisi simfoni yang baru.31

Untuk memahami apa yang ingin disampaikan Beethoven dalam simfoni kesembilan,

pembaca perlu lebih akrab/terbiasa dengan beberapa aspek teori pokok dari karya ini.

Tonalitas dari simfoni sembilan adalah kunci D, dalam gerakan pertama memakai kunci D

minor sedangkan gerakan terakhir menggunakan kunci D mayor. Memahami progresi

perubahan kunci yang digunakan Beethoven dari minor ke mayor adalah penting untuk dapat

mamahami pesan dari karya ini.

Seseorang yang pernah belajar musik akan memiliki kemungkinan untuk mengerti

beberapa hal mengenai tonalitas, misalnya; kunci minor cenderung mempunyai arti yang

"sedih" dan kunci mayor cenderung ke suasana “bahagia”. Meskipun ini terkadang terlalu

menyederhanakan, tetapi sejak abad ke 16 telah dikenal teori tentang interval32, interval 3

29 Solomon, M. (1988). Beethoven’s essays. Cambridge: Harvard University Press. 30 Op,cit,. Levy hal. 12 31 Op. Cit,. Levy. Hal 13, 18 dan 23

32 Interval adalah jarak antara dua nada yang dihitung mulai dari not yang bawah ke not yang diatasnya. Mary Kurniawan. Teori Musik 2. Purwacaraka Musik Studio

28

minor dan 6 minor (D-F dan D-Bb dalam kunci D minor) berhubungan dengan konsepsi

negatif dan emosional, sedangkan 3 mayor dan 6 mayor (D-F# dan D-B dalam kunci D

Mayor) biasanya dikaitkan dengan konsepsi positif dan perasaan. Perbedaan dalam interval

ters dan sekst dari tangga nada D menemukan satu jenis minor (D-E-F-G-A-Bb-C#-D) dan

satu jenis Mayor (D-E-F#-G-A-B-C#-D). Dialektika "sedih" dan "bahagia" berasal dari

kenyataan bahwa dalam modus minor, ters (F) dan sekst (Bb) keduanya cenderung bergerak

ke bawah dengan setengah laras, sedangkan dalam modus mayor, ters (F#) dan sixth (B)

keduanya cenderung bergerak ke atas dengan setengah laras. Secara alamiah kita dapat

melihat hubungan antara gerakan ke bawah dan ke atas; gerakan ke bawah mengasosiasikan

menipisnya energi dan kondisi emosional yang negatif, sementara gerakan ke atas

menyatakan energi yang banyak dan kondisi emosional yang positif.

Gerakan pertama dari simfoni kesembilan telah ditanggapi beragam oleh para

kritikus musik, seperti; Koresponden Allgemeine Zeitung menggambarkan gerakan

pembukaan sebagai berikut;

a defiantly bold Allegro in D minor, most ingenious in its invention and worked out with true athletic

power. There is continuous suspense from the first chord (A major) up to the colossal theme that

gradually emerges from it; but it is resolved in a satisfying manner.

Sebuah Allegro dengan sikap menantang yang berani dalam D minor, yang paling kreatif

dalam penemuan dan dipikirkan dengan daya atletik sebenarnya. Ada ketegangan terus

menerus dari akord pertama (A mayor) sampai dengan tema kolosal yang muncul secara

bertahap dari itu; tetapi diselesaikan secara memuaskan.

Kritikus dari Teater-Zeitung memberikan perumpamaan yang puitis untuk

menyampaikan kesan-kesan dari gerakan simfoni sembilan, yaitu; "semua kebahagiaan dan

penderitaan atas jiwa manusia kebanyakan dalam bentuk yang berbeda/bervariasi”.

29

Pertengahan abad kesembilan belas, Edgar Quinet menegaskan bahwa subjek

sesungguhnya dari Schiller adalah kata Freude sama sekali bukan Joy. Dasar sejarahnya

adalah mitos yang telah menjadi melekat pada simfoni sembilan. Novel Das Musikfest yang

diterbitkan pada tahun 1838 oleh Wolfgang Griepenkerl. Dalam novel ini, arti Ode

sebenarnya dari Schiller: “Itu adalah kebebasan”. Gagasan bahwa Schiller pada awalnya

menulis Ode untuk kebebasan, tapi berubah ke Joy untuk alasan kehati-hatian atau sensor

yang dipopulerkan di Perancis selama tahun 1880 oleh Victor Wilder, dengan demikian

karya ini dapat terbit atau beredar luas.

4.1.2 Tinjauan Umum Analisis Gerakan I-III Simfoni Kesembilan

Simfoni kesembilan merupakan komposisi yang memaki alur ’siklus’, artinya

keseluruhan gerakan dalam simfoni sembilan mempunyai keterkaitan satu dengan yang

lainnya. Hal ini dapat jelas terlihat pada bagian introduksi gerakan finale yang kembali

menyuarakan tema/motif dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga.

Allegro manon troppo h = 8830

Violin 1

Violin 2

motif

motif

motif

motif motif

6 6

Gambar no. 1 (Motif Gerakan II Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 30-37)

30

Vivace

Flute

Oboe

Tema dari gerakan 2

Gambar no. 2 (Tema Gerakan II Simfoni Kesembilan-Birama 48-55)

63Andagio cantabile

Flute

Oboe

motif dari gerakan III

Gambar no. 3 (Motif Gerakan III Simfoni Kesembilan-Birama 63-64)

Berikut merupakan analisis secara umum dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan

ketiga simfoni kesembilan Beethoven.

Gerakan pertama dengan tempo allegro ma non troppo, un poco maestoso.

Pembukaan gerakan pertama dimulai dengan tremolo string yang lembut dan dibuka dengan

interval kwint A-E, dan kemudian disusul interval kwart seperti gerakan jatuh.

Gerakan kedua dalam simfoni biasanya gerakan lambat yang diikuti oleh minuet dan

trio atau Scherzo dan trio. Tetapi pada simfoni sembilan, Beethoven tidak mengikuti

kebiasaan tersebut. Alasannya dapat kita dipahami karena gerakan lambat biasanya

berfungsi sebagai penyeimbang dalam kunci berbeda dengan kontras yang dramatis dan

resolusi yang jelas dari tema atau motif bentuk sonata gerakan pertama. Dalam gerakan

31

pembukaan simfoni sembilan hanya ada fragmentaris kontras, konflik dan ketidakstabilan

tanpa resolusi. Sebuah gerakan lambat akan berusaha untuk menyeimbangkan sesuatu tidak

masuk akal. Di sisi lain, Scherzo, yang biasanya adalah dalam kunci pokok simfoni,

menawarkan kemungkinan membangun irama yang jelas dalam kalimat, membawa keluar

urutan temporal ketidakstabilan irama gerakan pertama.

Beethoven melanjutkan pendekatan yang tidak biasa untuk struktur musik dengan

gerakan lambat. Banyak gerakan-gerakan lambat terdiri dari tema dan variasi, sebuah

prinsip fundamental struktural statis berdasarkan pengulangan harmoni, melodi yang sama

dan struktur frase di mana kunci tonik berlaku dengan hanya penyimpangan sesekali. Tetapi

dalam simfoni sembilan, Beethoven menulis dua set tema dan variasi dalam kunci dan tempo

yang berbeda yang bergantian satu dengan yang lain. Semua kunci adalah pertama kalinya

dalam mayor, menandai sebuah transisi menuju dominasi mode utama dalam penyingkapan

Simfoni. Tapi kunci pertama adalah Bes mayor, yang tonik dan dominan menekankan minor

enam dan tiga dari skala D.

Sebelum kembali ke tema pertama dalam Bb, ada selingan dalam kunci Eb, menuju

bentuk yang bahkan lebih tinggi dihiasi dari tema pertama. Dalam mengikuti pola begitu

hati-hati dibentuk lebih mengharapkan kembali ke tema kedua, kembali pada kunci aslinya

dalam D mayor. Tetapi hal ini tidak seperti yang diharapkan, keriuhan di permainan yang

menunjukan perubahan mendadak dan dramatis untuk masuk dalam kunci Db mayor,

memperkenalkan coda penutup dalam Bes mayor berdasarkan tema pertama.

32

4.1.3 Analisis Struktur Musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan

Beethoven dalam hal bentuk musik masih tetap mempertahankan form konvensional

yang berkembang pada era klasik yaitu tema dan variasi. Gerakan finale simfoni sembilan

memakai bentuk siklus, yang mana sebelum penyuaraan tema gerakan finale terlebih dahulu

dimulai dengan bagian introduksi yang panjang dengan kembali menyuarakan tema dari

gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga.

Berikut ini adalah analisis gerekan finale simfoni kesembilan dalam bentuk tabel.

Tabel. 1 (Analisa gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven)

Bar  Kunci  Teks  Keterangan 

1  d    Bagian introduksi, resitativo oleh instrumen dan pengulangan materi  gerakan 1‐3 

92  D    Tema gerakan finale ’kegembiraan’ 

116      Variasi 1 

140      Variasi 2 

164      Variasi 3  

208  d     Vokal dengan gaya resitatif 

241  D  Variasi 4 

269    Variasi 5 297     Variasi 6 

331  Bb    Itroduksi 

343       Variasi 7 (Turkish march) 

375     Variasi 8 

431      Epidose33 tema gerakan finale 

543  D   Variasi 9 

595  G  Episode: 'Seid umschlungen' 

627  g  Ihr stiirzt nieder' 

33 Episode merupakan bagian lanjutan dari sebuah dalam sebuah komposisi yang merupakan bentuk

yang mneyimpang dari tema sebelumnya.

33

655  D  Fuga34 ganda (tema 'kegembiraan' dan tema 'Seid umschlungen' ) 

730    Episode: 'Ihr stiirzt nieder' 

745      

763  D  Figure35 koda 1 (materi dasar dari tema 'kegembiraan') 

832      Cadenza36 

851  D  Figure koda 2 

904      

920        Koda (materi dari tema 'kegembiraan') 

Gerakan finale simfoni sembilan dimulai dengan sebuah bagian introduksi sepanjang

91 birama. Bagian introduksi ini menjadi bagian yang penting dari simfoni sembilan

gerakan empat karena disusun menyuarakan unsur-unsur dari gerakan sebelumnya dan juga

memperkenalkan gaya resitativo pada instrumen. Birama 1-8 adalah sebuah pengantar

singkat yang dimainkan oleh instrumen tiup dan timpani dalam dinamika yang sangat keras

(ff) dalam D minor sebelum masuk ke bagian solo oleh instrumen cello dan kontrabass.

Presto h. = 96

Flute

4

Fl.

Gambar no.4 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan-Birama 1-7)

34 Fuga adalah komposisi musik bergaya kontrapung. Sebuah fuga diawali dengan subjek (dalam

tonika) selanjutnya merupakan jawaban (answer) yang dimulai dari dominannya. Bagian akhir biasanyamerupakan permainan bersama setelah diawali dengan bagian jembatan (episode).

35 Figure : Pola; Lambang. Kalimat pendek musik (frase lagu) dalam sebuah komposisi yang selalu berulang-ulang dapat dirasakan sebagai pola yang mudah dikenal.

36 Cadenza adalah bagian improvisasi

34

Birama 9-17 adalah bagian resitativo oleh instrumen cello dan kontrabass. Beethoven

dalam hal ini sudah melakukan suatu perubahan dalam segi teknik komposisi dari yang

sebelumnya, ia menghadirkan sebuah permainan seolah kedua instrumen ini ingin berbicara

dan menyampaikan sesuatu tentang apa yang ada dalam pikiran sang komposer. Teknik

komposisi seperti ini mengingatkan kita pada opera dan oratorio.

8

CbVc

13

Cb.Vc

Gambar no. 5 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan – Birama 8-16)

Dalam hal teknik komposisi, bagian ini mirip dengan 16 birama sebelumnya, ia dimulai oleh

bagian pengantar sepanjang delapan birama (17-24) kemudian disusul oleh penyuaraan oleh

instrumen cello dan kontrabass secara resitativo.

Flute

Contrabass

V. Cello 7

Fl.

Cb.

Vc

Gambar no. 6 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 17-25)

35

Birama 30-38 mengingatkan kita kembali pada motif gerakan pertama dari simfoni sembilan

dengan tempo allegro ma non troppo. Mengingat penjelasan sebelumnya pada analisa

gerakan pertama secara umum, bahwa motif ini disusun dalam tingkat dominan dari kunci

dasar dengan menghilangkan nada ters. Penghilangan nada ters dalam sebuah akord dalam

musik sering disebut seolah-olah menghilangkan jati diri akord tersebut karena kita tidak

akan dapat menyebut apakah akordnya minor atau Mayor. Pengulangan motif dari gerakan

pertama pada gerakan empat bagian introduksi seolah menjawab pertanyaan yang

ditimbulkan seperti di atas. Beethoven sudah memberikan akord yang jelas dengan

memasukkan nada ters pada akordnya. Nada ters ini dimainkan hanya sekali di awal ketukan

birama 30, kemudian ditahan sepanjang delapan birama yang disuarakan instrumen

kontrabass dan kontra basson dengan dinamika piano (p). (Lihat gambar no.3)

Birama 38-47 kembali disuarakan oleh cello dan kontra bass secara resitativo dengan

dinamika kuat sekali (fortisimo). Materi melodi yang dimainkan sebagian besar merupakan

pengulangan dari melodi resitativo oleh instrumen sebelumnya. Perlu kita pahami, bahwa

pergantian bagian resitativo dengan bagian lainnya secara teratur merupakan sebuah hal yang

perlu dipahami lebih dalam akan maksud komponis dalam karyanya.

38

Tempo I

ContrabassV.Cello

42

Cb.Vc

Gambar no. 7 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 38-47)

36

Tempo vivace dimulai dari birama 48-55 kembali juga mengingatkan kita pada tema gerakan

ke-dua dari simfoni sembilan. Bagian ini dimainkan dengan dinamika yang lembut (p),

melodi dibawakan oleh kelompok tiup dan kelompok string sebagai iringan putus-putus

dengan memainkan melodi secara pizzikato. (Lihat Gambar no.4). Tujuh birama berikutnya

disuarakan kembali oleh instrumen cello dan kontrabass tetap dengan gaya resitativo. Kunci

pada bagian ini merupakan relatif mayor dari D minor sebagai persiapan untuk modulasi ke

kunci Bes mayor.

56

Tempo I

ContrabassV. cello

Gambar no. 8 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 56-62)

Birama 63-64 dalam tempo Adagio cantabile mengingatkkan kita kembali pada motif

gerakan III dari simfoni sembilan Beethoven. Pengulangan-pengulangan motif/tema dari

setiap gerakan dari simfoni ini setidaknya ingin mengatakan kepada kita untuk jangan

melupakan gerakan sebelumnya. Konsep penciptaan komposisi simfoni sembilan dilakukan

tidak secara terpisah dari gerakan yang satu ke gerakan lainnya, akan tetapi komposisi ini

merupakan satu kesatuan. Kemungkinan besar gerakan finale adalah gerakan yang pertama

disiapkan Beethoven meskipun idenya masih dalam pikirannya, setelah itu selesai, ia mulai

menuliskan tiga gerakan lainnya. Komposisi simfoni sembilan Beethoven hampir sama

dengan komposisi lieder pada era romantik oleh komponis Robert Schumann yang

manggunakan ‘siklus’ dalam alur komposisinya. Setiap gerakan adalah mempunyai

hubungan dengan gerakan lainnya, ia tidak terpisah satu dengan yang lainnya akan tetapi

37

setiap gerakan akan saling mendukung untuk menyujudkan tujuan yang ingin disampaikan

oleh komponis dalam karya tersebut.

Birama 65-78 kembali disuarakan oleh instrumen cello dan kontrabass dalam Bes

mayor, melodi yang dimainkan berbeda dari beberapa penyuaraan sebelumnya. Melodi lebih

bersifat kromatis yang dimulai dari dinamika piano (p) dan dilanjutkan dengan crescendo

sampai ke ff. Unsur kromatis ini dapat dipahami sebagai jembatan untuk menuju kunci yang

baru dalam D mayor. Birama 75-76 ditutup dengan akor dominant dari D mayor oleh

instrumen oboe dan basson.

Tempo I65

Cb.Vc.

71

Cb.Vc.

Gambar no. 9 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 65-75)

Birama 77-80 merupakan pemaparan awal tema A/I dari gerakan finale simfoni sembilan

Beethoven disuarakan oleh instrumen oboe, clarinet dan basson dalam tingkat dominant dari

D mayor. Bagian ini bertujuan untuk memberikan kita waktu untuk mempersiapakan diri,

bahwa tema ini akan segera disuarakan dalam tingkat tonika.

38

77Allegro moderato h = 80

Oboe

Bassoon

potongan motif a gerakan IV dalam dominant

Gambar no. 10 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 77-80)

Birama 81-91 adalah bagian akhir dari introduksi yang kembali didominasi oleh penyuaraan

instrumen cello dan kontrabass dengan dinamika kuat (f). Kelompok tiup dan timpani

berfungsi sebagai iringan, birama 91 ditutup dengan dinamika ff dan kadens sempurna (V-I).

Tempo I81

Contrabass

V.cello

86

Cb.Vc.

Gambar no. 11 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 81-91)

Tema dimulai dari birama 92-115 yang disuarakan oleh instrumen cello dan kontrabass

secara unisono. Penyuaraan tema ini adalah merupakan tujuan akhir atau puncak yang

diinginkan dari beberapa penyuaraan yang dilakukan oleh dua instrumen ini dengan gaya

resitativo pada bagaian introduksi sebelumnya. Tema A dalam hal frase terlihat jelas

Beethoven masih mempertahankan pembagiaan frase yang konvensional dari era klasik yaitu

frase dibagi secara similar (dalam 4 birama). Empat birama pertama dari tema A disebut

39

dengan motif a dan berakhir dalam dominan dan empat birama selanjutnya adalah motif a’

dalam tonika. Birama 100-103 merupakan motif b dan kemudian sususul oleh motif a’ di

birama 104-107, empat birama berikutnya kembali disuarakan motif b, kemudian birama

102-105 adalah oleh motif a’ dalam tonika.

Allegro assai h = 8092

Contrabass

p

Motif

a

V

Motif

a'

99

Cb.

I

V

Motif

b

I

Motif

a'

106

Cb.

V

Motif b

111

Cb.

I

Motif

a'

Gambar no. 12 (Melodi Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 92-115)

Setelah penyuaraan tema A kemudian diikuti oleh variasi 1 yang dimulai dari birama 116-

139. Variasi 1 mengulang materi dari tema A secara keseluruhan yang disuarakan oleh

instrumen biola dan cello dalam D mayor. Instrumen basson dan kontrabass berfungsi

sebagai iringan.

40

116

Viola

Violoncello

Variasi 1

120

Vla.

Vc.

Gambar no. 13

(Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 116-123)

Variasi 2 mulai birama 140-163, materi tema A secara keseluruhan disuarakan oleh violin 1.

Instrumen basson memainkan melodi tema A setelah dua birama dimainkan oleh violin, hal

ini dipertahankan sampai penyuaraan variasi 2 seleasai secara berurutan (violin main birama

140-141 kemudian dua birama selanjutnya, violin dan basson memainkan melodi yang sama

dari tema A di birama 142-143, dst). Violin 2, biola alto, cello dan kontrabass merupakan

iringan dengan gerak melodi yang lebih dinamis.

140

Bassoon

Violin 1

/Potongan motif a 0

Variasi 2 144

Bsn.

Vln. 1

/Potongan motif a' 0

Gambar no. 14 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 140-147)

41

Variasi 3 dimulai dari birama 164-187 dimana tema A secara keseluruhan diulang dan

disuarakan oleh instrumen tiup seperti flute 1, oboe 1, basson 1, clarinet 1, horn 1 dan

trumpet 1). Kelompok string seperti; violin 1&2, biola alto, cello dan kontrabas dan timpani

merupakan iringan dengan menggunakan irama yang sama.

164

Clarinet in A

Timpani Variasi 3 Irama Mars sebagai iringan

168

Cl.

Timp.

Gambar no. 15 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 164-171)

Bila di perhatikan variasi 1-3 dapat kecenderungan ketiga variasi di atas terjadi disebabkan

oleh pergantian instrumentasi yang menyuarakan keseluruhan materi dari tema A, sedangkan

pemakaian kunci tidak mengalami perubahan tetap dalam D mayor.

Setelah tiga variasi ini disuarakan, Beethoven kemudian melanjutkannya dengan

bagian interlude. Bagian interlude ini diperdengarkan sepanjang 20 birama yang dimulai

dari birama 187 ketukan 4 sampai birama 207. Fungsi dari bagian interlude adalah

memberikan waktu dan kesempatan bagi komponis untuk memodifikasi/perubahan kunci

pada variasi selanjutnya. Sedangkan untuk pendengar, interlude ini akan mengubah

mood/suasana sehingga tidak memberikan rasa yang membosankan. Bagian interlude

ditutup dengan kadens perfect/murni V-I (E-A) sebagai persiapan modulasi ke kunci D

minor.

42

Teknik komposisi seperti ini sebenarnya sudah pada era sebelumnya, seperti karya

inventio 1 dalam C mayor karya Bach. Penggulangan motif yang dilakukan hanya dua atau

tiga kali, setelah itu akan diikuti oleh bagian sekunder (episode) yang berfungsi sebagai

jembatan menuju modulasi (kunci baru).

Birama 208 penulis sebut sebagai introduksi A’ (dalam kunci D minor) karena

materinya tidak mengulang keseluruhan materi dari introduksi sebelumnya akan tetapi ada

penambahan materi baru didalamnya. Materi yang diulang adalah bagian pembukaan dalam

tempo presto (lihat birama 1-8). Materi baru dalam introduksi A’ adalah diperkenalkannya

solo bariton mulai birama 216 sampai birama 236. Solo bariton menggantikan posisi solo

instrumen cello dan kontrabass dengan gaya resitativo. Inilah awal dimana Beethoven

memperkenalkan/ menggunakan suara manusia dalam komposisi simfoni kesembilan.

216

Baritone

O

Freun

de,

- - nicht die

se- To

ne

-

son

dern

-

225

Bar.

labt

uns an

ge

- - - neh

- me- re

- an stim

- men,

und

231

Bar.

freu

den- - - - - - - - - vol

- le- re

-

Gambar no. 16 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 216-236)

Variasi 4 dalam tempo allegro assai, dimulai dari birama 237 sampai birama 264. Mulai dari

variasi 4 peranan intrumentasi bukan hal yang utama bila dibandingkan dengan tiga variasi

43

sebelumnya, peranan solo dan koor adalah yang hal utama. Mulai birama 240 solo bariton

menyuarakan sebagaian besar materi dari tema A, sedangkan pada birama 257-264 koor

menyuarakan motif b dan motif a’ sebelum mengakhiri variasi empat. Instrumen cello dan

kontrabass men-double melodi yang disuarakan oleh solo bariton dan juga bagian sopran.

Instrumen seperti flute, oboe, clarinet, horn, violin dan biola alto adala sebagai iringan.

237Allegro assai

Baritone (S)

Alto

Freu

de

-

Fre

u

- de,- Freu

Var. 4 - motif a

de,

- scho

ner

Got

ter

fun

- ken,

-

243 257

Bar.

A.

Toch

ter

- aus

E

li

- si- um,

-

Dei

ne

motif b oleh koor

- Zau

ber

- bin

den- wie

der,

was

die Mo

de

-

260

Bar.

A.

streng

ge

teilt;

- al

motif a' oleh koor

le

- Men

Schen

wer

den

Bru

der- wo

dein

san

fter

- Flu

gel- weilt

Gambar no. 17 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 237-264)

Birama 269-292 adalah variasi 5 dimana solois dan koor secara bergantian menyuarakan

motif-motif dari tema A. Motif a disuarakan oleh solo Alto (birama 269-272), kemudian

dilanjutkan dengan motif a’ (birama 273-276) dengan sedikit perubahan dalam hal interval,

dimana motif a’ ini intervalnya turun 3 mayor yang disuarakan solo Sopran. Birama 278-284

44

merupakan motif b dan motif a’ disuarakan oleh solo sopran, Selanjutnya di birama 285-292,

motif b dan motif a’ disuarakan oleh koor sebagai penutupan dari variasi 5 (lihat gambar

no.19).

269

S.

A.

oSl

motif a turun 3 mayor

o motif a

Potongan motif a'

275

S.

A.

potongan motif a'

motif b

280

S.

A.

motif a'

Gambar no. 18 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 269-284)

45

285

Ob.

S.

motif b oleh Oboe 1

Ja,

wer

auch

nur

ei

ne- - See

motif b le

- sein

nennt auf

dem

Er

den

- rund!

Und

-

289

Ob.

S.

motif a'

wer's

nie

ge

konnt,

- der

steh

le

- wein

end

- sich

aus

die

sem- Bund

Gambar no. 19

(Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 285-292)

Birama 293-396 adalah bagian interlude sebelum masuk pada variasi selanjutnya. Kelompok

tiup dibawakan melodi sedangakan instrumen string berfungsi sebagai pengiring.

293

Oboe

Gambar no. 20 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 293-296)

Variasi 6 (birama 297-312) berbeda dengan lima variasi sebelumnya, Beethoven melakukan

pengembangan melodi pokok pada tema A dengan cara improvisasi (nilai melodi pokok di

pendekkan/dimenished dan ditambah dengan nada passing tone) sehingga tema awal tidak

terlihat dengan jelas. Motif a (birama 297-300) disuarakan oleh solo bariton kemudian

46

dilanjutkan oleh motif a’ oleh solo alto. Solo tenor menyuarakan motif b (birama 305-308)

dan solo sopran kembali menyuarakan motif a’ pada birama 309-312.

396

Bariton

Melodi utama dari motif a

401 304

S. Kus

- se

gab

sie

306

S. uns

und

melodi utama dari motif b

Re

ben:- ei

nen

- Freund

ge pruft

- im- Tod;

wol

Gambar no. 21 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 297-312)

Birama 313-320 disuarakan oleh koor, dimana melodi pokok dari motif b dinyanyikan oleh

sopran (313-1-316) dan kemudian pada birama 317-320 motif a’ kembali disuarakan oleh

sopran.

313

Soprano Kus

se-

geb

sie

uns

und

Re

motif b

ben,-

ei

nen-

Freund

ge

pruft

-

im

Tod;

Wol

317

S. - lust

war

dem

Wurm

ge ge

-

motif a'

ben,-

und

der Che

rub- steht

vor Gott,

Gambar no. 22 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 313-320)

47

Birama 321-331 adalah sebuah jembatan menuju variasi 7. Instrumen tiup dan string lebih

aktif dalam pergerakan melodi bila dibandingkan dengan koor. Bagian ini ditutup dengan

akord F mayor (dominan dari Bes mayor) yang fungsinya sebagai persiapan untuk

melakukan modulasi ke kunci yang baru.

321

Flute

Violin I

327

Fl.

Vln. I

D:

V

Bb:

V

Gambar no. 23 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 321-30)

Variasi 7 adalah variasi yang tidak hanya dikarenakan oleh pergantian intrumentasi atau solo

dan koor dalam menyuarakan materi tema A, akan tetapi dalam variasi 7 Beethoven sudah

melakukan perubahan kunci. Sebelum menyuarakan tema A, variasi ini didahului oleh

sebuah pengatar sepanjang 12 birama oleh kelompok tiup dengan memainkan nada secara

oktaf dalam meter 6/8.

Alleggro assai q. = 84331

Bassoon

337

Bsn.

Gambar no. 24 (Gerakan Finale Simfoni Sembilan-Birama 331-342)

48

Dalam variasi 7 Beethoven mulai meperkenalkan instrumen triangle, simbal, bass drum

dalam variasi ini. Masuknya instrumen ini memberikan warna yang berbeda dari varias-

variasi sebelumnya. Melodi dari motif a (birama 343-354) disuarakan oleh instrumen flute,

clarinet dan horn dengan dinamika pp.

343

Flute

Triangle

motif a

347

Fl.

Tri.

Gambar no. 25 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 343-350)

Birama 351-358 merupakan motif a’ satu oktaf yang lebih tinggi dari motif a dimana saat ini

instrumen Flute memainkan motif a’ dalam interval 3 minor.

351

Flute

Clarinet in Bb

motif a' interval 3m di atas

motif a'

355

Fl.

Cl.

Gambar no. 26

(Gerakan Finale Simfoni Sembilan-Birama 351-358)

49

Birama 359-366 merupakan melodi dari motif b yang tetap disuarakan oleh instrumen tiup

dan birama 367-274 adalah penyuaraan melodi dari motif a’. Instrumen seperti triangle,

simbal dan bass drum masih tetap memainkan ritem sama.

359

Flute

motif b

366

Fl. motif a'

370

Fl.

Gambar no. 27 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 359-374)

Mulai birama 375 merupakan pengulangan dari motif a oleh instrumen tiup, bedanya adalah

penambahan solo tenor yang menyanyikan melodi diluar dari materi tema A. Birama 391-

398 kembali menyuarakan motif b, kemudian dilanjutkan kembali dengan motif a’ pada

birama 399-406, delapan birama selanjutnya merupakan pengulangan dari motif b dan

birama 415-422 adalah pengulangan motif a’. Birama 423-430 merupakan bagian interlude

dimana materinya sama dengan bagian interlude sebelumnya.

Birama 431-542 adalah bagian pengembangan dari motif a yang disuarakan secara

bergantian oleh instrumen dalam berbagai kunci. Pada bagian ini Beethoven kembali

memunculkan motif dari gerakan pertama dimana melodinya augmentasi.

50

431

Bassoon

Violin 1

motif a

motif Ger. I, secara augmentasi

motif a pada tingkat dominant

437

Bsn.

Vln. 1

potongan motif a

Gambar no. 28 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 431-442)

Variasi 8 dimulai dari birama 543-264, instrumen tiup dan koor sama-sama menyuarakan

motif a sepanjang delapan birama, birama 551-558 adalah motif a’ yang dinyanyikan oleh

sopran. Motif b muncul mulai birama 559-566 dan delapan birama selanjutnya kembali pada

penyuaraan motif a’.

543

Flute

Soprano

motif a

Freu

motif a

de

- scho

ner

- Got

ter

- fun

- ken,

-

547

Fl.

S.

Toch

ter

- aus

E

ly

-

si- - um,

-

Gambar no. 29 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 543-550)

51

Beethoven memasukkan fuga ganda dengan tempo andante maestoso di kunci E minor.

Peranan koor masih daominan sepanjang 52 birama (bir 595-637), delapan birama

berikutnya merupakan jembatan menuju variasi baru dengan tempo yang berbeda.

595

Tenor

Seid

um

schlu

- ngen

Tema B/Bahan Baru

Mil

li

- - - -

599

T.

on

nen

-

Die

sen

Kub

der

ganff

zen

Welt

Gambar no. 30 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 595-603)

Tempo allegro energico, sempre ben marcato dalam metrum 6/4 (mulai dari birama 646-

720). Beethoven kembali memperdengarkan tema dan koor sangat penting pada bagian ini

karena langsung membawakan motif a dalam tonalitas yang sama maupun modulasi.

Instrumen cello dan contrabass tidak selalu berjalan bersama bila dibandingkan dengan

variasi-variasi sebelumnya, instrumen cello menyuarakan melodi koor secara unisono.

52

646

Allegro energico h = 84

Soprano Freu

de

- Scho

ner

- Got

motif a dari Tema A

ter

- fun

- ken,

- Toch

ter

- aus

E

-

649

S. ly

si

- um,

-

wir

- be

tre

- ten

- feu

er

- trun

- ken

-

652

S. Himm

lis

- che,

- dein

Hei

lig

- tum

-

Gambar no. 31 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 646-653)

Birama 801-804 merupakan bagian cadenza singkat dalam tempo poco adagio, kemudian

dilanjutkan tema 3B pada koor dengan tempo I. Bagian cadenza kembali muncul dalam

tempo poco adagio setelah tema 3B di birama 823.

801

Poco Adagio

Soprano Mens

chen

pwer

den

Bru der,

p - wo

dein

sanf

ter- Flu

gel

- weilt.

Gambar no. 32 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 801-805)

Birama 834-841 adalah sebuah jembatan menuju bagian coda dengan tempo poco allegro

dimulai dari dinamika pp menuju ff dan pada bagian ini tempo dipercepat. Tempo

Prestisisimo merupakan bagian coda dari gerakan finale simfoni sembilan Beethoven yang

dimulai dari birama 842 dimainkan oleh orkes lengkap dan koor secara bersama dan birama

53

911 coda ditutup oleh orkes lengkap dengan kembali memunculkan potongan motif a dari

tema A.

911

Prestisisimo

Violin 1 pot. motif a

pot. motif a

pot. motif a

pot. motif a

Gambar no. 33 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 911-914)

4.2 Kajian Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven

Teks dalam gerakan finale dinyanyikan oleh solo dan koor mulai bir 238 diawali oleh

solo bariton. Masuknya solo bariton dengan gaya bernyanyi resitatif dapat diartikan sebagai

jawaban dari penyuaraan sebelumnya oleh instrumen solo cello dan kontrabas yang dimulai

dari mulai birama 9 gerakan finale. Melodi yang dimainkan oleh instrumen cello dan

kontrabas secara resitatif belum dapat diartikan maksudnya sampai pada penyuaraan oleh

vokal.

Penyuaraan oleh solo bariton juga merupakan pertanda bahwa peranan instrumen

yang sebelumnya sangat dominan mulai digantikan oleh vokal. Dengan masuknya vokal

dalam gerakan finale, telah memberikan unsur humanisme/sosial didalam karya tersebut. dan

juga menyampaikan ide-ide dan cita-cita yang diinginkan komponis Beethoven melalui teks

yang digunakan.

54

Berikut teks yang digunakan Beethoven dalam gerakan finale simfoni kesembilan:

Tabel. 2 (Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven)

Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia37

Teks Koor: 

Freude, schöner Götterfunken, Tochter aus

Elysium, Wir betreten feuertrunken,

Himmlische, dein Heiligtum! Deine Zauber

binden wieder, Was die Mode streng geteilt;

Alle Menschen werden Brüder, Wo dein

sanfter Flügel weilt.

Wem der große Wurf gelungen, Eines

Freundes Freund zu sein; Wer ein holdes

Weib errungen, Mische seinen Jubel ein! Ja,

wer auch nur eine Seele, Sein nennt auf dem

Erdenrund! Und wer's nie gekonnt, der stehle

Weinend sich aus diesem Bund!

    Freude trinken alle Wesen An den Brüsten der

Natur; Alle Guten, alle Bösen Folgen ihrer

Rosenspur. Küsse gab sie uns und Reben,

Einen Freund, geprüft im Tod; Wollust ward

dem Wurm gegeben, und der Cherub steht vor

Gott.

      

  Suka cita, kegembiraan merupakan kemilau indah dari surga yang diberikan oleh sang pencipta bagi manusia. Dengan semangat yang berapi-api manusia ingin dapat masuk kedalam surga kegembiraan. Hanya melalui kegembiraan yang begitu besar, manusia dapat disatukan kembali dari seluruh kebiasaan-kebiasaan. Kegembiraan dapat menjadikan semua manusia menjadi saudara.  Barang siapa yang mampu mendapat keberuntungan, hendaklah ia tetap menjadi sahabat dari yang lain. Seseorang yang mempunyai istri yang setia adalah suka cita besar dalam hidup ini dan oleh karena itu ia bersorak sorai dalam kumpulan orang yang bergembira. Seseorang yang hanya memiliki nyawa dalam hidupnya, ia tetap harus bersuka cita. Seseorang yang tidak bersukacita, biarlah ia pergi dari kumpulan orang yang bersukacita. Semua makhluk dapat menikmati sukacita yang semuanya berasal dari alam. Semua yang baik dan semua yang buruk dapat bersama merasakan semua yang diberikan oleh alam. Alam telah memberikan segalanya untuk dapat dinikmati oleh semua mahluk, oleh karena itu maka seharusnya seorang sahabat haruslah setia sampai mati. Manusia meninggal maka tubuhnya akan dinikmati oleh cacing, rohnya akan menghadap malaikat yang berdiri dihadapan Tuhan.

37 Terjemahan teks gerakan simfoni kesembilan adalah atas bantuan dari Ibu Dr. July RithaTarigan

dan Bapak Prof. Dieter Mack.

55

Teks Solois:  Froh, wie seine Sonnen fliegen Durch des

Himmels prächt'gen Plan, Laufet, Brüder,

eure Bahn, Freudig, wie ein Held zum Siegen

 Seid umschlungen, Millionen! Diesen Kuß der

ganzen Welt! Brüder, über'm Sternenzelt Muß

ein lieber Vater wohnen.

 Ihr stürzt nieder, Millionen? Ahnest du den

Schöpfer, Welt? Such' ihn über'm Sternenzelt!

Über Sternen muß er wohnen.

 

Matahari bergegas melewati kejayaan surga yang penuh dengan sukacita. Saudara-saudaraku haruslah bergerak cepat dalam meraih kegembiraan yang besar laksana seorang ksatria menuju kemenangan. Manusia haruslah tetap berpelukan, saling merangkul dan tidak ada penindasan. Manusia harus selalu menyadari bahwa jauh di atas bintang-bintang pastilah tinggal Bapak yang maha pengasih. Manusia harus berlutut dan merasakan kehadiran Sang Pencipta dalam kehidupan ini. Manusia harus menyadari keterbatasan sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

56

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ke-kontemporeran Komposisi Gerakan Finale Simfoni Kesembilan terlihat dari

penggunaan (1) "paduan suara". Simfoni ini mencetuskan ide tentang persaudaraan

manusia yang mana Beethoven melakukan penyatuan dua ide yang berbeda antara;

simfoni dalam D minor dan puisi menjadi dua perangkat musik yang akhirnya

bergabung menjadi sebuah komposisi musik yang baik. (2) pemakaian interval dalam

Gerakan Finale Simfoni Kesembilan yang menggunakan 3 minor dan 6 minor (D-F

dan D-Bb dalam kunci D minor) berhubungan dengan konsepsi negatif dan

emosional, sedangkan 3 mayor dan 6 mayor (D-F# dan D-B dalam kunci D Mayor)

biasanya dikaitkan dengan konsepsi positif dan perasaan. Dialektika "sedih" dan

"bahagia" berasal dari kenyataan bahwa dalam modus minor, ters (F) dan sekst (Bb)

keduanya cenderung bergerak ke bawah dengan setengah laras, sedangkan dalam

modus mayor, ters (F#) dan sixth (B) keduanya cenderung bergerak ke atas dengan

setengah laras. Secara alamiah kita dapat melihat hubungan antara gerakan ke bawah

dan ke atas; gerakan ke bawah mengasosiasikan menipisnya energi dan kondisi

emosional yang negatif, sementara gerakan ke atas menyatakan energi yang banyak

dan kondisi emosional yang positif.

2. Hasil Anlisis Struktur Musik.

Form yang dugunakan dalam Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Adalah

‘Tema dan Variasi’.

57

Gerakan Finale Simfoni Kesembilan disebut juga bentuk siklus karena

pengulangan materi gerakan I-III di gerakan finale.

Bagian Intoduksi yang panjang di gerakan finale menjadi penting, karena

dalam introduksi ini motif dan tema gerakan I-III diperdengarkan menjadi

bagian yang ‘utuh’.

Gaya resitativo instrumen disuarakan oleh cello dan kontrabass pada sesi

pertama introduksi yang mana kemudian pada sesi II introduksi, gaya

resitativo terdapat pada solo baritone.

Teknik variasi dalam gerakan finale disebabkan oleh instrumentasi; ritem;

modulasi; akord; interval; augmentasi; solois dan koor.

5.2 Saran

1. Kajian Simfoni Kesembilan Beethoven perlu dilakukan dari aspek kontinuitas dan

perubahan, sehingga dapat ditemukan bagaimana simfoni ini pada saat sekarang

dimaknai oleh masyarakat luas.

2. Bagi para komponis, bahwa “Originalitas Komposisi’ menjadi hal yang utama dalam

berkarya. “Originalitas Komposisi’ ini haruslah dapat dijelaskan dengan pendekatan

konsep/teori komposisi seperti apa yang sudah dilakukan oleh Beethoven.

58

DAFTAR PUSTAKA Abbazio, Jessica M, 2010. A Melody Favored by Beethoven in Ballet, Contredanse,

Variations, and A Symphonic Finale (Thesis M.A :University of Maryland) Apel,Willi, et al. 1970. The Harvard Brief Dictionary of Music. Washington Square Press.

New York Bent, D. Ian Analysis dalam The New Grove Dictionary of Music and Musicians. London,

Macmillan Publisher Limited Banoe, Pono 2003. Kamus Musik. Penerbit Kanisius, Christ, et al. 1980. Materials and Structure of Music. Prentice-Hall,Inc., Englewood Cliffs,

New Jersey 07632 Christ, William, et al. 1975. Introduction to Material and Structure of Music. Prentice-

Hall,Inc., Englewood Cliffs, New Jersery Cook, Nicholas, 1987. A Guide Musical Analysis. J. M. Dent & Sons Ltd London &

Melbourne ____________, 1993.Beethoven: Symphony No. 9. Cambridge University Press Cuyler, Louise, 1973. The Symphony. NY: Harcourt Brace Jovanovich Drabkin, William, 1980 Ludwig van Beethoven dalam The New Grove Dictionary Music and

Musician. Vol. 2 hal 355. Macmillan Publisher Limited Duckworth, William dan Edward Brown, 1978. Theoretical Foundations of Music.

Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California Duckworth, William, 1985. A Creative Approach to Music Fundamentals. Wadsworth

Publishing Company, Inc., Belmont, California. Edmund Prier, Karl, 1996. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta Hoffer, R. Charles, 1876. The Undertanding of Music. Wadsworth Publishing Company

Belmont, California. Hopkins, Antony, 1971.. Talking about Music. Pan Book London and Sedney Immaculata, M.D.K, 2007. Beethoven: Symphony No. 9 (choral) in D minor Op. 125. Jurnal

Seni Musik Jurusan Seni Musik-Fakultas Ilmu Seni UPH

59

Johnson, Douglas. Ludwig Van Beethoven-Work dalam The New Grove Dictionary of Music

and Musician. Vol. 2. Hal.394-410 Jonathan Del Mar, 1995. Ludwig van Beethoven, Symphony No. 9 in D Minor, Op. 125, ed.

with an introduction by Barry Cooper (NY: Bärenreiter) Kerman, Joseph, 1985. Musicology. Fontana Press/Collins Kerman, Joseph et al. "Beethoven, Ludwig van." In Grove Music Online (accessed March 5,

2011). Levy, D.B, 1995. Beethoven: The Ninth Symphony. New York: Schirmer Books McNeill, J Rhoderick, 1998. Sejarah Musik 2. PT BPK Gunung Mulia. Morris, R.O, 1950. The Structure Of Music Oxford University Press Pauly G. Reinhard, 1973. Music In The Classic Period. Printice-Hall,Inc.,Englewood Cliffs,

New Jersey Politoske T. Daniel, 1984. Music. Prentice-Hall,Inc.,Englewood Cliffs, New Jersey 07632 Ratner, Leonard. G, 1983. The Musical Experience. W.H. Freeman and Company New

York. Sadie, Stanley et,.all, 1985. The Cambridge Music Guide. Cambridge University Press Sadie, Stanley, 1980. The New Grove Dictionary Music and Musician. London, Macmillan

Publishers Limited

Score :

Dover Publications, Inc, New York “Ludwing van Beethoven Eighth and Ninth Symphonies in Full Orchestra Score Software: Sibelius 5

60

GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu

akord. Augmentasi adalah salah satu tekstur yang diubah melalu perpanjangan masing-masing

durasi secara teratur. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi

lagu. Ambitus (range), adalah jangkauan bunyi yang dapat di capai oleh sebuah alat musik atau

suara seseorang atau jangkauan nada yang dipakai oleh sebuah komposisi. Bentuk, adalah hubungan-hubungan di antara bagian-bagian dari sebuah komposisi,

termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan ritmis. Bentuk Sonata, adalah berkaitan dengan suatu jenis form yang sangat dasar dan lazim pada

zaman klasik. Bentuk Sonata adalah suatu konsep yang lazimnya dapat ditemukan pada mouvement pertama sebuah Sonata atau Simfoni atau String Quartet. Pada dasarnya bentuk sonata terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; eksposisi (pengolahan); development (perkembangan) dan rekapitulasi.

Development, merupakn ‘reaksi’ terhadap apa yang terjadi pada eksposisi dan dapat digarap

dengan cara yang bermacam-macam, sesuai dengan ide komposernya. Eksposisi, biasanya menyajikan bahan atau ide-ide dasar dari karya komposisi. Ekspansi, Perluasan wilayah; perluasan daerah Ekspresi, Pengungkapan atau proses menyatakan maksud, perasaan dan gagasan Fuga, karya kontrapung pada zaman Barok dengan berbagai aturan tertentu dengan masing-

masing suara itu harus menyusul satu sama lain. (suara kedua harus muncul pada tingkat V suara pertama).

Frase, merupakan rangkaian motif yang diakhiri dengan tanda yang jelas, sedangkan motif

adalah satuan bentuk musik terkecil yang mengandung arti musikal. Harmoni, adalah perihal keselarasan paduan bunyi atau secara teknis meliputi susunan,

peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya maupun bentuk keseluruhan.

61

Interval, jarak antara dua nada yang dinyatakan dengan pembandingan dan didasarkan oleh tingkatan dan tangga nada serta peringkatnya di dalam tingkat tersebut.

Kadens, mempunyai berbagai arti, pertama-tama istilah ini menjadi pengganti istilah

klausula yang dipakai bagi musik modal. Maka istilah kadens berhubungan erat dengan munculnya sistem tonalitas mayor dan minor. Istilah kadens dalam bahasa Latin disebut dengan ‘cadere’ yang artinya ‘turun’ atau ‘terjun’ dalam hal urutan harmonis seperti V-I. beberapa kadens yang digunakan adalah: kadens autentis (IV) – V- I, kadens sementara (I) – V, kadens plagal IV – I. Klimaks, yaitu teknik penyusunan ide-ide yang mempertinggi intensitas.

Kontur, merupakan gerak melodi yang biasanya digambarkan dalam bentuk garis menaik,

mendatar, menurun seperti sebuah grafik sesuai dengan arah gerak melodi yang bersangkutan.

Melodi, adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi yang di tanggapi berdasarkan

perbedaan tinggi-rendah atau naik turunnya. Meter,dalam melodi menunjukkan kepada suatu pola berulang dari kuat lemahnya kekuatan.

Meter dalam syair lagu menunjukkan kepada pemenggalan suku kata atau pengelompokan suku kata dan dapat didefinisikan sebagai kelompok angka-angka yang menunjuk jumlah suku kata yang terdapat dalam setiap baris sebuah syair.

Motif, adalah bentuk satuan terkecil yang peranan perulangannya dalam komposisi dapat

memperkuat kesan bagi pendengarnya. Ritme dapat disebt sebagai irama atau variasi pengaturan dari durasi nada yang tidak teratur

dalam satu pola metrik (birama). Simfoni, karya besar untuk orkes sejak zzaman Klasik yang biasanya terdiri dari beberapa

movement. Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sonata Karya musik yang pada awalnya (era Barok) diartikan dengan kesan ‘karya

instrumental’ agar terdapat perbedaan dengan musik vokal. Pada masa Klasik menjadi suatu bentuk yang baku yaitu sebuah karya musik yang terdiri dari beberapa movement.

Strofik, yaitu komposisi vokal yang mengulang materi musik yang sama untuk setiap bait

dari teksnya. Syair adalah teks atau kata-kata lagu, dengan kata lain suatu komposisi puisi yang sering

dilakukan.

62

Tangga nada adalah susunan nada-nada secara berurutan dengan pola jarak tertentu, yang dimulai dengan nada dasr samapai kepada nada oktaf.

Tekstur adalah wilayah suara yang paling utama karena sering digunakan, baik dalam vocal

maupun instrumental. Tempo merupakan cepat-lambatnya suatu komposisi musik dinyanyikan ataupun melalui

musik instrumental. Variasi, istilah umum untuk perubahan salah satu tekstur, sedangakan sumbernya masih

nyata.

63

LAMPIRAN 1 DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Edward C Van Ness, MA Pekerjaan : Konduktor Nusantara Symphony Orchesra (NSO) Alamat : Jakarta

2. Nama : Prof. Dieter Mack Pekerjaan : Komposer

Alamat : Yogyakarta - Jerman 3. Nama : Dr. July Taringan

Pekerjaan : Dosen Universitas HKBP Nommensen Medan Alamat : Medan

64

LAMPIRAN 2 DAFTAR KOMPOSISI BEETHOVEN

Komposisi Orkestra Komposisi/ Pertunjukan Perdanan

No. Judul/Kunci

Publikasi Dedikasi

Op.21 Simfoni no.1, C 1800; 2 April 1800 Leipzig,1801 Baron Gottfried van Swieten

Op.36 Simfoni no.2, D 1801-2; 5 April 1803 Vienna, 1804 Pangeran Karl von Lichnowsky

Op.55 SImfoni no.3 ‘Eroica’, Es 1803; 7 April 1805 Vienna, 1806 Pangeran Franz Joseph

von Lobkowitz

Op.60 Simfoni no.4, Bes 1806; Maret 1807 Vienna,1808 Franz von Oppersdorff

Op.138 Overtur ‚Leonore no.1’, C 1806-7; 7 Februari 1828 Vienna, 1838 Leonore

Op.62 Overtur Collin’s Coriolan, c 1807; Maret 1807 Vienna 1808 Heinrich Joseph von

Collin

Op.67 Simfoni no.5, c 1807-8; 22 Desember 1808 Leipzig, 1809 Pangeran Lobkowitz dan Razumovsky

Op.68 Simfonino.6 ’Pastoral’, F 1808; 22 Desember 1808 Leipzig, 1809 Pangeran Lobkowitz dan Razumovsky

Op.92 Simfoni no.7, A 1811-12; 8 Desember 1813 Vienna, 1816 Moritz von Fries

Op.93 Simfoni no.8, F 1812; 27 Februari 1814 Vienna, 1817 -

Op.91 Battle simfoni 1813; 8 Desember 1813 Vienna, 1817 Pangeran Regent dari Inggris

Op.115 Overtur ‘Namensfeier’, C 1814 -5; 25 Desember 1815 Vienna, 1825 Pangeran Anton

Heinrich WoO 3 Gratulation-Minuet, Es 1822; 3 November 1822 Vienna, 1832 Carl Friedrichh Hensler

Op.125 Simfoni no.9, dm 1822-4; 7 Mei 1824 Mainz, 1826 Freidrich Wilhelm III

Komposisi Instrumen Solo dan Orkestra No. Judul/Kunci Komposisi/

Pertunjukan Perdana Publikasi Dedikasi

WoO 4 Konserto Piano, Es 1784 GA - Hess 13 Romance 1786 Wiesbaden,

1952 -

WoO 5 Konserto Violin, C C1790-92 Vienna, 1879 - Hess 12 Konserto Oboe, F ?1792-3 - - WoO 6 Rondo, Bes Sebelum 1794 Vienna, 1829 - Op.19 KonsertoPiano no.2, Bes Sebelum 1793 Leipzig, 1801 Carl Nicklas von

Nickelsberg Op.15 Konserto Piano no.1, C 1795 Vienna, 1801 Pangeran Barbara

65

Op.50 Romance, F November 1798 Vienna, 1805 - Op.37 Konserto Piano no. 3, c 5 April 1803 Vienna, 1804 Pangeran Louis

Ferdinand Op.40 Romance,G 1801-2 Leipzig,1803 - Op.56 ‘Triple Concerto’ 1803-4; Mei 1808 Vienna, 1807 Pangeran Lobkowitz Op.58 KonsertoPianono.4, G 1805-6; Maret 1807 Vienna, 1808 Archduke Rudolph dari

Austria Op.61 Konserto Violin, D 1806; 23 Desember 1806 Vienna, 1808 Stephan von Breuning Op.80 Fantasia, c 1808; 22 Desember 1808 London,1810 Maximilian Joseph

London, 1810 Op.73 Konserto Piano no. 5 ‘Emperor’, Es

1809;28 November 1811 Leipzig, 1811

Archduke Rudolph

Komposisi Band Tiup No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi Dedikasi

WoO 29 March, Bes WoO 18 March’fur die bohmiche

Landwehr’, F 1809 Berlin, ?1818-9 Archduke Anton

WoO 19 March, F ?1810 Vienna, 1810 Archduke Anton WoO 21 Polonaise, D 1810 GA - WoO 22 Ecossaise, D 1810 GA - WoO 23 Ecossaise, G ?1810 Vienna, 1834 - WoO 24 March, D 1816 Vienna, 1827 - WoO 20 March dengan Trio, C Sebelum 1823 GA -

Komposisi Musik Kamar Untuk String No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

Hess 33 Minuet,As C1790 HS - Op.3 String Trio, Es Sebelum 1794 Vienna, 1796 - Op.87 Trio, C 1795 Vienna, 1806 - Op.4 String Kuintet, Es 1795 Vienna, 1796 - WoO 32 Duet, Es 1796-7 Leipzig, 1912 - Op.8 Serenade, D 1796-7 Vienna, 1797 - Op.9 Tiga String Trio, G, D, c 1797-8 Vienna, 1798 Johann Georg von

Browne Hess 28 Trio untuk Minuet, G 1797-8 Bonn,1924 - Op.18 Enam String Kuartet, F,

G, D, c, A, Bes 1798-1800 Vienna,1801 Pangeran Lobkowitz

Op.29 String Kuintet,C 1801 Leipzig, 1802 Fries Hess 34 Sonata, op.14, F 1801-2 Vienna, 1802 Baroness Josefine von

Braun Op.59 Tiga String Kuartet

’Razumovsky’, F, e, C 1805-6 Vienna, 1808 Razumovsky

66

Op.74 String Kuartet ’Harp’, Es 1809 Leipzig dan London, 1819

-

Op.95 String Kuartet ’Serioso’, f

1810 Vienna, 1816 Zmeskall von Domanovecz

Op.104 Trio 1817 Vienna dan London, 1819

-

Hess 40 Prelude, d ?1817 SMz, xcv (1955)

-

Op.137 Fugue, D 1817 Vienna, 1827 - WoO 34 Duet, A 1822 Berlin, 1901 Alexandre Boucher Op.127 String Kuartet, Es 1823-4 Mainz, 1826 Pangeran Nikolai

Golitsin Op.132 String Kuartet, a 1825 Paris dan

Berlin, 1827 Pangeran Nikolai Golitsin

Op.130 String Kuartet, Bes 1825-6 Vienna, 1827 Pangeran Golitsin Op.133 Grosse Fugue, Bes 1825-6 Vienna, 1827 Archduke Rudolf Op.131 String Kuartet, c# 1826 Mainz, 1827 Baron Joseph von

Stutterheim Op.135 String Kuartet, F 1826 Berlin dan

Paris, 1827 Johann Wolfmayer

Hess 41 String Kuintet, C 1826 Vienna -

Komposisi Musik Kamar Tiup dan String No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO Allegro dan Minuet, G 1792 Berlin 1901 J. M. Degenhart Op. 103 Octet, Es ?1792-3 Vienna, 1830 - WoO 25 Rondino, Es 1793 Vienna, 1830 - Hess 19 Kuintet, Es ?1793 Mainz, 1954 - Op.87 Trio, C 1795 Vienna, 1806 - WoO 28 Variasi ?1795 Leipzig, 1914 - Op.81b Sektet, Es ?1795 Bonn, 1810 - Op.71 Sektet, Es 1796 Leipzig, 1810 - WoO 29 March, Bes 1798 GA - Op.20 Septet, Es 1799-1800 Leipzig, 1802 Maria Theresia Op.25 Serenade, D 1801 Vienna, 1802 - WoO 30 Three Equali, d, D, Bes 1812 GA - WoO 17 Eleven Dances

‘Modlinger Tanze’ -

67

Komposisi Musik Kamar Dengan Piano No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO 36 Tiga Kuartet, Es, D, C 1785 Vienna, 1828 - WoO 37 Trio, G 1786 GA - WoO 38 Piano Trio, Es ?1791 Frankfurt, 1830 - Hess 48 Allegretto, Es C1790-92 London, 1955 - Hess 46 Violin Sonata, A C1790-92 HS - WoO 40 Variation, F 1792-3 Vienna, 1793 Eleonore von

Breuning WoO 41 Rondo, G 1793-4 Bonn, 1808 - Op.1 Tiga Piano Trio, Es, G, c 1794-5 Vienna, 1795 Pangeran

Lichnowsky WoO 43a

Sonatina, c 1796 Grove I -

WoO 43b

Adagio, Es 1796 GA -

WoO 44a

Sonatina, C 1796 DerMerker, iii -

WoO 44b

Andante dan Variasi, D 1796 Sudetendeutsches Musikarchiv

-

WoO 42 Six German Dances, - - - Op.5 Dua Cello Sonata,F, g 1796 Vienna, 1797 Friedrich

Wilhelm II WoO 45 Variation, G 1796 Vienna. 1797 Christian von

Lichnowsky Op.66 Variation, F 1796 Vienna, 1798 - Op.16 Kuintet, Es 1796 Vienna, 1801 Joseph Johann

zu Schwarzenberg

Op.11 Trio, Bes 1797 Vienna, 1798 Maria Wilhelmine von Thun

Op.12 Tiga Violin Sonata, D, A, Es

1797-8 Vienna,1799 Antonie Salieri

Op.17 Horn Sonata, F 1800 Vienna, 1801 Barones Josefine von Braun

Op.23 Violin Sonata, a 1800 Vienna, 1801 Count Fries Op.24 Violin Sonta ‘Spring’, F 1800 Vienna, 1801 Count Fries WoO 46 Variations, Es 1801 Vienna, 1802 Count von

Browne Op.30 Tiga Violin Sonata, A, a,

G 1801-2 Vienna, 1803 Alexander I

Op.44 Variation, Es - Leipzig, 1804 - Op.47 Violin Sonata

‘Kreutzer’, a 1802-3 Bonn dan

London, 1805 George P. Bridgetower

Op.38 Trio, Es ?1803 Vienna, 1805 Prof. Johann AdamSchmidt

Op.121a Variations, G ?1803 Vienna dan London, 1824

-

68

Op.41 Serenade, D 1803 Leipzig, 1803 - Op.42 Notturno, D 1803 Leipzig, 1804 - Op.69 Cello Sonata, A 1807-8 Leipzig, 1809 Baron Ignaz

von Gleichenstein

Op.70 Dua Piano Trio, D, Es 1808 Leipzig, 1809 Countess Marie Erdody

Op.97 Piano Trio ‘Archduke’, Bes

1810-11 Vienna dan London, 1816

Archduke Rudolph

Op.96 Violin Sonata, G 1812 Vienna dan London, 1816

Archduke Rudolph

WoO 39 Allegretto, Bes 1812 Frankfurt, 1830 Maximiliane Brentano

Op.102 Dua Cello Sonata, C, D 1815 Bonn, 1817 Countess Erdody

Op.105 Six National Airs dengan Variations

C1818 London dan Edinburgh, 1820

-

Komposisi Sonata Piano No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO 47 Tiga Sonata, Es, f, D ?1783 Speyer, 1783 Archbishop Maximilian Friedrich

WoO 50 Sonata, F Sebelum 1793 Munich dan Duisburg, 1950

Franz Gerhard Wegeler

Op.2/1 Sonata no.1, f 1793-5 Vienna, 1796 Joseph Haydn Op.2/2 Sonata no.2, A 1794-5 Vienna, 1796 Joseph Haydn Op.2/3 Sonata no.3, C 1794-5 Vienna, 1796 Joseph Haydn Op.49/1 Sonata no.19, g ?1797 Vienna, 1805 - Op.49/2 Sonata no.20, G 1795-6 Vienna, 1805 - Op.7 Sonata no.4, Es 1796-7 Vienna, 1707 Barbara von Keglevics Op.10/1 Sonata no.5, c ?1795-7 Vienna, 1798 Anna Margarete von

Browne Op.10/2 Sonata no.6, F 1796-7 Vienna, 1798 Countess von Browne Op.10/3 Sonata,no.7, D 1797-8 Vienna, 1798 Countess von Browne WoO 51 Sonata, C ?1797-8 Frankfurt, Main; 1830 Eleonore von Breuning

Op.13 Sonata no.8 ’Pathetique’, c

?1797-8 Vienna, 1799 Pangeran Lichnowsky

Op.14/1 Sonata no.9, E 1798 Vienna, 1799 Baroness Josefine von Braun

Op.14/2 Sonata no.10, G ?1799 Vienna, 1799 Baroness von Braun Op.22 Sonata no.11, Bes 1800 Vienna, 1802 Count von Browne Op.26 Sonata no.12, As 1800-01 Vienna, 1802 Pangeran Lichnowsky Op.27/1 Sonata no.13 ’quasi una

fantasia’, Es 1800-01 Vienna, 1802 Josephine von

Liechtenstein Op.27/2 Sonata no.14

‘moonlight’ c# 1801 Vienna, 1802 Giulietta Guicciardi

69

Op.28 Sonata no.15 ‘Pastoral’, D

1801 Vienna, 1802 Joseph von Sonnenfels

Op.31/1 Sonata no.16, G 1802 Zurich, 1803 - Op.31/2 Sonata no.17 ‘Tempest’,

d 1802 Zurich, 1803 -

Op.31/3 Sonata no.18. Es 1802 Zurich dan London, 1804

-

Op.53 Sonata no.21 ‘Waldstein, C

1803-4 Vienna, 1805 Ferdinand von Waldstein

Op.54 Sonata no.22, F 1804 Vienna, 1806 - Op.57 Sonata no.23

‘Apposionata’, f 1804-5 Vienna, 1807 Franz von Brunsvik

Op.78 Sonata no.24, F# 1809-10 Leipzig dan London, 1810

Therese von Brunsvik

Op.79 Sonata no.25, G 1809 Leipzig dan London, 1810

-

Op.81a Sonata no.26, Es 1809-10 Leipzig dan London, 1811

Archduke Rudolph

Op.90 Sonata no.27, e 1814 Vienna, 1815 Moritz Lichnowsky Op.101 Sonata no.28, A 1816 Vienna, 1817 Dorothes Ertmann Op.106 Sonata no.29

‘Hammerklavier’, Bes 1817-18 Vienna dan London,

1819 Archduke Rudolph

Op.109 Sonata no.30, E 1820 Berlin, 1821 Maximiliane Brentano Op.110 Sonata no.31, As 1821-2 Paris, Berlin dan

Vienna, 1822; London, 1823

-

Op.111 Sonata no.32, c 1821-2 Paris, Berlin dan Vienna, London, 1823

Archduke Rudolph

Komposisi Variasi Untuk Piano No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO 63 Sembilan Variatin on the March, c 1782 Mannheim, 1782/3

Felice von Wolf-Metternich

?Mainz, 1791; WoO 65 Tiga Puluh Empat Variasi ‘Venni Amore’, D

1790-91 Vienna, 1802

Maria Anna Hortensia von Hatzfeld

WoO 66 Tiga Puluh Variasi Arietta, A 1792 Bonn, 1793 - WoO 64 Enam Variasi Swiss, F Sebelum 1793 Bonn, ?1798 - WoO 68 Dua Belas Variasi ‘Minuet ala Vigano’,

C 1795 Vienna, 1796 -

WoO 69 Sembilan Variasi Aria ‘Quant e piu bello’, A

1795 Vienna, 1795 Pangeran Lichnowsky

WoO 70 Enam Variasi, Duet ‘Nel cor piu non mi sento’, G

1795 Vienna, 1796 -

WoO 72 Delapan Variasi Romance ‘Un fievre brulante’, C

?1795 Vienna, 1798 -

70

WoO 71 Dua Belas Variasi Rusia Dances, A 1796-7 Vienna, 1797 Von Browne WoO 73 Sepuluh Variasi Duet ‘La Stessa, le

stessisima’, Bes 1799 Vienna, 1799 Von Keglevics

WoO 76 Enam Veriasi Trio ’ Tandeln und Scherzen’, F

1799 Vienna, 1799 Von Browne

WoO 75 Tujuh Variasi Kuartet’ Kind, willst du ruhig schlafen’, F

1799 Vienna, 1799 -

WoO 77 Enam Variasi , G 1800 Vienna, 1800 - Op.34 Enam Variasi, F 1802 Leipzig, 1803 Pangeran

Odescalchi Op.35 Lima Pulun Variasi ’Eroica variations’,

Es 1802 Leipzig, 1803 Moritz lichnowsky

WoO 78 Tujuh Variasi ’God Save the King’, C 1802/3 Vienna, 1804 -

WoO 79 Lima Variasi ’Rule Britannia’, D 1803 Vienna, 1804 - WoO 80 Tiga Puluh Dua Variasi, c 1806 Vienna, 1807 - Op.76 EnamVariasi, D 1809 Leipzig dan

London 1810 Franz Oliva

Op.120 Tiga Puluh Tiga Variasi, C 1819;1822-3 Vienna, 1823 Antonie Brentano

Komposisi Pendek Untuk Instrumen Piano

No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO 48 Rondo, C 1783 Speyer, 1783 - WoO 49 Rondo, A ?1783 Speyer, 1784 - Op.39 Dua Prelude, Twelve major keys. ?1789 Leipzig, 1803 - WoO 81 Allemande, A 1793 GA - Op.129 Rondo a capriccio, G 1795 Vienna, 1828 - Hess 64 Fuga, C 1795 MT - WoO 52 Presto, c ?1795 GA - WoO 53 Allegretto, c 1796-7 GA - Hess 69 Allegretto, c 1796-7 HS - Op.51/1 Rondo, C ?1796-7 Vienna, 1797 - Op.51/2 Rondo, G ?1798 Vienna, 1802 Henriette

Lichnowsky Op.33 Tujuh Bagatelles, Es, C, F, A, C,

D, As 1801-2 Vienna dan

London 1803 -

WoO 54 ?Bagatelles ‘Lustig-Traurig’, C ?1802 GA - WoO 57 Andante, F 1803 Vienna, 1805 - WoO 56 Alegretto, C 1803 GA - WoO 55 Prelude, f Sebelum 1805 Vienna, 1805 - WoO 82 Minuet, Es Sebelum 1805 Vienna, 1805 - Op.77 Fantasia, g/Bes 1809 Leipzig dan

London, 1810 Franz von Brunsvik

Stuttgart, 1867 WoO 59 Bagetelle ‘Fur Elise’, a 18,081,810 Vienna, 1815

-

71

Op.89 Polonaise, C 1814 Vienna, 1815 Elisabeth Alexiewna

WoO 60 Bagatelle, Bes 1818 Zeitung, 1824 - Hess 65 ‘Concert Finale’, C 1820-21 Vienna, 1821 - WoO 61 Allegretto, b 1821 Musikzeitung,

1893 Fredinand Piringer

Op.119 Sebelas Bagatelles, g, C, D, A, c, G, C, C, a, A, Bes

1820-22 Vienna, 1821 -

Op.126 Enam Bagatelles, G, g, Es, b, G, Es

1823-4 Mainz, 1825 -

WoO 84 Walz, Es 1824 Vienna, 1824 Friedrich Demmer

WoO 61°

Alegretto quasai andante, g 1825 NZM 1956 Sarah Burney Payne

WoO 85 Walz, D 1825 Vienna, 1825 - WoO 86 Ecossaise, Es 1825 Vienna, 1825 -

Komposisi Piano Untuk Empat Tangan

No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi Dedikasi

WoO 67 Delapan Variasi’ theme by Count Waldstein’, C

?1792 Bonn, 1794 -

Op.6 Sonata, D 1796-7 Vienna, 1797

-

WoO 74 Enam Variasi ‘Ich denke dein’, D 17,991,803 Vienna, 1805

Therese von Brunsvik dan Josephine Deym

Op.45 Tiga Marches ?1803 Vienna, 1804

Pangeran Maria Esterhazy

Op.134 Arr. Dari Grosse Fugue 1826 Vienna, 1827

Archduke Rudolph

Komposisi Koleksi Dance No. Judul/Kunci Komposisi, Publikasi WoO 7 Dua Belas Minuet, orch 1795 Vienna, 1795 WoO 8 Dua Belas Dance Jerman 1795 - WoO 9 Enam Minuet - Mainz, 1933 WoO 10 Enam Minuet ?1795 Vienna, 1796 WoO 42 Enam Dance Jerman 1796 Vienna, 1814 WoO 11 Tujuh ‘Landler” ?1798 Vienna, 1799 WoO 13 Dua Belas Dance Jerman - Vienna, 1929 WoO 14 Dua Belas Contredanses - Vienna, 1802 WoO 15 Enam Landler 1801-2 Vienna, 1802 WoO 83 Enam Ecossaises - GA WoO 17 Sebelas Dance ‘Modlinger Tanze’ 1819 Leipzig, 1907 WoO 91 Dua Aria ?1795-6 GA Hess 115

Vestas Feuer 1803 Wiesbaden, 1953

Op.72 Fidelio oder Die eheliche Liebe 1805 Leipzig, 1810

72

WoO 94 Germania, finale , B 1814 Vienna, 1814 WoO 97 Finale, Singspiel Treitschke

Komposisi Musik Incidental

No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi Op.62 Overture - - Op.84 Egmont 1809-10 Leipzig, 1810 0p. 113 Die Ruinen von Athen 1811 Vienna, 1822 Op.117 Konig Stephan 1811 Vienna, 1822 WoO 2a Triumphal March, C 1813 Vienna, 1813 WoO 2b Introduction to Act 1813 Vienna, 1813 WoO 96 Leonare Prohaska 1815 GA Op.124 Overture, C 1822 Mainz, 1825 WoO 98 Wo Sich die Pulse, Chorus - GA WoO 1 Ritterballett 1790-91 Leipzig dan Winterthur,

1872 Op.43 Die Geschopfe des Prometheus 1800-01 Vienna, 1801

Komposisi Koor Dengan Orkestra No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi Dedikasi WoO 87 Cantata ‘on the death of the

Emperor Joseph II, S,A,T,B 1790 GA -

WoO 88 Cantata ‘on the accession of the Emperor Leopold II, S,A,T,B

1790 GA -

Op.85 Oratorio, ‘The Mount of Olives, S,A,T,B

1803 Leipzig, 1811 -

Op.86 Mass, C,S,A,T,B 1807 Leipzig, 1812 Pangeran Fredinand Kinsky

Op.80 Fantasia, c - - - WoO 95 ‘Ihr weisen Grunder’ 1814 GA - Op.136 Der glorreiche Augenblick 1814 Vienna, 1837 - Op.112 Meeresstille und glucliche Fahrt,

cantata 1814-15 Vienna, 1822 Johan Wolfgang

von Goethe Op.123 Mass, D ‚Missa solemnis’

S,A,T,B 1819-23 Mainz, 1827 Archduke Rudolph

Op.121b Opferlied 1823-4 Mainz, 1825 - Op.125 Simfoni no.9, d 1823-4 Mainz, 1825 -

73

Komposisi Koor Lainnya No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi WoO102 Die Stunde schlagt, 2T,B 1814 GA WoO103 Cantata campestre ’Un lieto brindisi, S,2T,B 1814 -

WoO104 Gesang der Monche ‘Rasch tritt der Tod’, 2T,B 1817 - WoO105 Hochzeitslied ’Auf Freude’ 1819 - WoO106 Cantata’Es lebe unser theurer Furst’ 1823 -

Komposisi Vokal dan Orkestra

No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi WoO 89 Meine weise Mutter spricht, aria, B solo c1790-92 GA WoO 90 Mit madeln sich vertragen,aria, B solo c1790-92 GA WoO 92 Primo Amore, aria, S solo c1790-92 GA WoO 91 Dua Aria ‘Opera’ 1795-6 Leipzig, 1805 WoO 92a

No, non turbati,scena dan aria 1801-2 Wiesbaden, 1949

WoO 93 Ne’ giorni tuoi felici, S,T 1802-3 Leipzig, 1939 Op.116 Tremate, empi,tremate, S,T,B 1801-2 Vienna, 1826 Op.118 Elegischer Gesang ‘Sanft wie du lebtest’ S,A,T,B 1814 Vienna, 1826

Komposisi Song

No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi WoO 107 Schilderung eines ?1783 Speyer, 1783 WoO 108 An einen Saugling ?1784 Speyer, 1784 WoO 113 Klage ?1790 GA WoO 109 Trinklied ?1790 GA WoO 111 Punschlied ?1790-92 Leipzig, 1925 Hess 151 Traute Henriette ?1790-92 OMZ WoO 112 An Laure ?1792 Vienna,?1826 WoO 114 Selbstgesprach ?1792 GA WoO 115 An Minna ?1792 GA WoO 110 Elegie auf den Tod eines Pudels Sebelum 1793 GA WoO 116 Que le temps me dure 1793 Die Muzik WoO 117 Der Freie Mann 1792 Bonn, 1808 WoO 119 O care selve 1794 GA WoO 126 Opferlied 1794 Bonn, 1808 WoO 118 Seufzer eines Ungeliebten and Gegenliebe 1794-5 Vienna, 1837

Op.46 Adelaide 1794-5 Vienna, 1797 WoO 123 Zartliche Liebe ?1795 Vienna,1803 WoO 124 La partenza ?1795-6 Vienna, 1803 WoO 121 Abschiedgesang an Wiens Burger 1796 Vienna, 1796 WoO 122 Kriegslied der Osterreiher 1797 Vienna, 1797

74

WoO 127 Neue Liebe,neues Leben 1798/9 Bonn, 1808 WoO 125 La tiranna 1798-9 London, 1799 WoO 128 Plaisir d’aimer 1798-9 Die Muzik WoO 74 Ich denke dein - - WoO 120 Man strebt die Flamme zu verhehlen C1800-02 GA Op.48 Six Song; Bitten, Die Liebe des Nachsten, Von Tode,

Die Ehre Gottes aus der Natur, Gottes Macht und Vorsehung, Busslied

Sebelum 1802 Vienna,1803

WoO 129 Der wachtelschlag 1803 Vienna, 1804 Op.88 Das Gluck der Freundschaft 1803 Vienna, 1803 Op.52 Eigth songs Sebelum 1792-

6 Vienna, 1805

Op.32 An die Hoffnung 1805 Vienna, 1805 WoO 132 Als die Geliebte sich trennen wollte 1806 AMZ WoO 133 In questa tomba oscura 1807 Vienna, 1808 WoO 134 Sehnsucht 1807-8 Vienna, 1810 WoO 136 Anderken 1809 Leipzig dan London,

1810 WoO 137 Lied aus der Ferne 1809 Leipzig dan London,

1810 WoO 138 Der Jungling in der Fremde 1809 Vienna, 1810 WoO 139 Der Liebende 1809 1809 Vienna dan London,

1810 Op.75 Six Songs 1809 Leipzig dan London,

1810 Op.82 Four Arietta dan Duet ?1809 Leipzig dan London,

1811 Op.83 Tree songs; Wonne der Wehmut, Schnsucht,

Mit einem gemalten 1810 Leipzig, 1811

WoO 140 An die Geliebte 1811 Fridensblatter,1814

WoO 141 Der Gesang der Nachtigal 1813 GA WoO 142 Der Bardengeist 1813 Vienna, 1813-14 WoO 143 Des Kriegers Abschied 1814 Vienna, 1815 WoO 144 Markenstein 1814 Vienna, 1815-16 Op.100 Markenstein 1814-15 Vienna, 1816 Op.94 An die Hoffnung ?1815 Vienna, 1816 WoO 135 Die laute Klage ?c1815 Vienna, 1817 WoO 145 Das Geheimnis 1815 Weiner Zeitschrift fur

Kunst, 1816 WoO 146 Sehnsucht 1815-16 Vienna, 1816 Op.98 An die ferne Geliebte, cycle of 6 songs; Auf dem

Hugel sitz ich spahend, Wo die Berge so blau, leichte Segler in den Hohen, Diese Wolken in den Hohen, Es kehret der Maien, Nimm sie hin denn diese Lieder

1815-16 Vienna, 1816

Op.99 Der Mann vonWort (F.A.Kleinschmid) 1816 Vienna, 1816

75

WoO 147 Ruf vom Berge (G.F. Treitschke) 1816 Vienna, 1817 WoO 148 So oder so (C. Lappe) 1817 Weiner Zeitschrift fur

Kunst, 1817 WoO 149 Resignation (P.von Haugwitz) 1817 Weiner Zeitschrift fur

Kunst, 1818 WoO 130 Gedenke mein ?1804-5 Vienna, 1844 WoO 150 Abendlied unterm gestirnten Himmel 1820 Weiner Zeitschrift fur

Kunst, 1820 Op.128 Der Kuss (C.F. Weisse) ?1822 Mainz, 1825 WoO 151 Der edle Mensch sei hulfreich und gut (Goethe) 1823 Berlin, 1900

WoO 159 Im Arm der Liebe ?1795 Vienna, 1832 WoO 160/1

? O care selve ?1795 Seyfried, 1832

WoO 160/2

Canon ?1795 Seyfried, 1832

Hess 276 Herr Graf, ich komme zu fragen ?1797 HS WoO 100 Schuppanzigh ist ein Lump 1801 Grove I WoO 101 Graf, Graf, Graf, Graf 1802 Berlin, 1865 Hess 274 Canon 1803 Moskow, 1962 Hess 229 Languisco e moro 1803 Fishman, 1962 Hess 275 Canon 1803 HS WoO 162 Ta ta ta ... lieber Malzel 1803 Leipzig, 1844 WoO 163 Kurz ist der Schmerz 1813 NZM WoO 164 Freundschaft ist die Quelle 1814 GA WoO 165 Gluck zum neuen Jahn 1815 Vienna, 1816 WoO 166 Kurz ist der Schmerz 1815 GA WoO 168/1

Lerne schweigen, puzzle canon 1815-16 Weiner allgemeine musikalische Zeitung, 1816

WoO 168/2

Rede, rede 1815-16 GA

WoO 169 Ich kusse Sie, puzzle canon 1816 Die Jahreszeiten, 1853

WoO 170 Ars Longa, vita brevis 1816 Stuttgart, 1867 WoO 171 Gluck fehl’dir vor allem 1817 Vienna, 1888 WoO 173 Hol’ euch der Teufel!, puzzle canon 1819 Thayer, 1865 WoO 174 Glaube und hoffe 1819 Berlin,1859 WoO 176 Gluck zum neuen Jahr 1819 GA WoO 179 Alles Gute! Alles Schone 1819 Nohl, 1865 Hess 300 Liebe mich, werter Weissenbach 1819-20 Bonn,1952 WoO 175 Sankt Petrus war ein Fels; Bernardus war ein

Sank, puzzle canon 1819-20 Thayer, 1865

WoO 180 Hoffmann, sei ja kein Hofmann 1820 Caecilia, 1825

76

WoO181/1 Gadenket heute an Baden ?1820 GA

WoO181/2 Gehabt euch wohl ?1820 Berlin, 1937

WoO181/3 Tugent ist kein leerer Name ?1820 Berlin, 1937

WoO182 O Tobias! 1821 AMZ, 1863 WoO183 Bester Herr Graf, Sie sind ein Schaf 1823 Leipzig, 1844 WoO184 Falstafferel, lass’ dich sehen 1823 Die Musik, 1902-3 WoO 185 Edel sei der Mensch 1823 Weiner Zeitschrift fur

Kunst, 1823 Hess 263 Te solo adoro ?1824 HS Hess 264 Te solo adoro ?1824 HS WoO 186 Te solo adoro 1824 GA WoO 187 Scwenke dich ohne Scwanke 1824 Caecilia, 1825 WoO 188 Gott ist eine feste Burg, puzzle canon 1825 Vienna, 1909 WoO 203 Das Schone zu dem Guten,puzzle canon 1825 Leipzig, 1854 WoO 189 Doktor, sperrt das Tor dem Tod 1825 Nohl, 1865 WoO 190 Ich war hier, Doktor,puzzle canon 1825 Berlin,1912 WoO 35 Canon 1825 Nohl, 1867 WoO 191 Kuhl, nicht lau 1825 Seyfried, 1832 WoO 192 Ars longa, vita brevis,puzzle canon 1825 Thayer, 1865 WoO 194 Si non per portas,per muros, puzzle canon 1825 Marx, 1859 WoO 204 Holz, Holz, geigt die Quartette 1825 Leipzig, 1908 WoO 195 Freu’ dich des Lebens 1825 GA Hess 277 Esel aller Esel 1826 HS WoO 196 Es muss sein 1826 Leipzig, 1908 WoO 197 Da ist das Werk 1826 Zurich, 1949 WoO 198 Wir irren allesamt,puzzle canon 1826 Nohl, 1865 WoO 161 Ewig dein 1826 AMZ, 1863 WoO 167 Brauchle, Linke 1826 Thayer, 1865 WoO 172 Ich bitt’ dich, schreib’ mir die Es-Scala auf 1826 GA WoO 177 Bester Magistrat, Ihr friert 1826 Norman, Oklahoma,

1957 WoO 178 Signor Abate 1826 GA WoO 193 Ars longa, vita brevis,puzzle canon 1826 Berlin, 1927

77

Komposisi Lainnya No. Judul/Kunci Komposisi Publikasi/Dedikasi WoO 33/1

Andagio, F ?c1799 Die Musik, 1901-2

WoO 33/2

Scherzo, G 1799-1800 Leipzig, 1921

WoO 33/3

Allegro, G ?c1799 Ricordiana,iii, 1957

WoO 33/4

Aleggro, C ?1794 Mainz, 1940

WoO 33/5

Minuet, C ?1794 Mainz, 1940

Hess 107

Grenadiermarsch, F ?c1798 Regensburg, 1927

-Cadenza ?1809 GA -Contapuntal exercises prepared for Haydn and Albrechtsberger

1792-5 Leipzig dan Winterthur, 1873

-Exercises in Italian declamation prepared for Salieri

-Various dances c1801-2 Nottebohm, 1873 -Various musical greetings

WoO 5

1790-98 -

Komposisi Yang Masih Diragukan Keasliann

WoO 27 : Three Duets, C, F, Bes (Paris,?1810-15) Flute Sonata, Bes, ?c1790-92 (Leipzig, 1906) WoO 12 : Twelve Minuets,orch, 1799 (Paris, 1903) WoO 16 : Twelve Ecossaises, orch. (Vienna, 1807) WoO 17 : Eleven Dances, ‘Collection of Dances’. WoO162: Ta tat a … lieber Malzel.

Aransemen Nyanyian Rakyat

WoO 152 : Twenty-five Irish Songs (London and Edinburgh, 1814); GA xxiv/216 1. The Return to Ulster 2. Sweet power of song, duet 3. Once more I hail thee 4. The morning air plays on my face 5. The Massacre of Glencoe 6. What shall I do to shew how much I love her?, duet 7. His boat comes on the sunny tide 8. Come draw we round a cheerful ring 9. The Soldier’s Dream 10. The Deseter 11. Thou emblem of faith 12. English Bulls 13. Musing on the roaring ocean 14. Dermot and Shelah

78

15. Let brain-spinning swains 16. Hide not thy anguish 17. In vain to this desert, duet 18. They bid me slight my Dermot dear, duet 19. Wife, Children and Friends, duet 20. Farewell bliss and farewell Nancy, duet 21. Morning a cruel turmoiler is 22. From Garyone, my happy home 23. A wand’ring gypsy, Sirs, am I 24. The Traugh Welcome 25. Oh harp of Erin

WoO 153 : Twenty Irish Songs (London and Edinburgh, 1814); [nos,1-4], 1816 [nos.5-10]; GA xxiv/162

1. When eve’s last rays, duet 2. No riches from his scanty store 3. The British Light Dragoons 4. Ince greybeards inform us 5. I dream’d I lay where flow’rs were springing, duet 6. Sad and luckless was the season 7. O soothe me, my lyre 8. Norah of Balamagairy, with chorus 9. The kiss, dear maid, thy lip has left 10. Oh! Thou hapless soldier, duet 11. When far from the home 12. I’ll praise the Saints 13. ‘Tis sunshine at last 14. Paddy O’Rafferty 15. ‘Tis but in vain 16. O might I but my Patrick love 17. Come, Darby dear 18. No more, my Mary 19. July, lovely, matchless creature 20. Thy ship must sail

WoO 154 : Twenlve Irish Songs (London and Edinburgh, 1816 [without nos.2 and 7]); GA xxiv/258

1. The Elfin Fairies 2. Oh harp of Erin 3. The Farewell Song 4. The pulse of an Irishman 5. Oh! Who, my dear Dermot 6. Put round the bright wine 7. From Garyone, my happy home 8. Save me from the grave and wise, with chorus 9. Oh! Would I were but that sweet linnet, duet 10. The hero may perish, duet 11. The soldier in a Foreign Land, duet 12. He promised me at parting, duet

WoO 155 : Twenty-six Welsh Songs (London and Edinburgh, 1817); GA xxiv/263

1. Sion, the son of Evan, duet 2. The Monks of Bangor’s March, duet 3. The Cottage Maid 4. Love without Hope

79

5. A golden robe my love shall wear 6. The fair Maids of Mona 7. Oh let the night my blushes hide 8. Farewell, thou noisy town 9. To the Aeolian Harp 10. Ned Pugh’s Farewell 11. Merch Megan 12. Waken lord and ladies gay 13. Helpless Woman 14. The Dream, duet 15. When mortals all to rest retire 16. The Damsels of Cardigan 17. The Dairy House 18. Sweet Richard 19. The Valve of Clwyd 20. To the Blackbird 21. Cupid’s Kindness 22. Constancy, duet 23. The Old Strain 24. Three Hundred Pounds 25. The Parting Kiss 26. Good Night

Op. 108 : Twenty-five Scottish Songs (London and Edinburgh, 1818; Berlin, 1822); GA xxiv/257

1. Music, love, and Wine, with chorus 2. Sunset 3. Oh! Sweet were the hours 4. The Maid of Osla 5. The sweetest lad was Jamie 6. Dim, dim is my eye 7. Bonnie laddie, highland laddie 8. The lovely lass of Inverness 9. Behold my love how green the groves, duet 10. Sympathy 11. Oh! Thou art the lad 12. Oh, had my fate 13. Come fill, fill, my good fellow, with chorus 14. O, how can I be blithe 15. O cruel was my father 16. Could this ill world 17. O Mary, at thy window be 18. Enchantress, farewell 19. O swiftly glides the bonny boat, with chorus 20. Faithfu‘ Johnie 21. Jeanie’s Distress 22. The Highland Watch, with chorus 23. The Shepherd’s Song 24. Again, my lyre 25. Sally in our Alley

WoO 156 : Twelve Scottish Songs (London and Edinburgh, 1822); [no,1], 1824-5 [nos.2-4, 8, 9, 12]; 1839 [nos.5-6], 1841 [nos, 7,10, 11]) GA xxiv/260

1. The Banner of Buccleuch, trio 2. Duncan Gray, trio 3. Up quit thy bower, trio

80

4. Ye shepherds of this pleasant vale, trio 5. Cease your funning 6. Highland Harry 7. Polly Stewart 8. Womankind, trio 9. Lochnager, trio 10. Glencoe, trio 11. Auld lang syne, trio with chorus 12. The Quaker’s Wife, trio

WoO 157 : Twelve Songs of various nationality (London and Edinburgh, 1816); [nos,2, 6, 8, 11], 1822

[no.3]; 1824-5 [no.5], 1839 [no.1]; GA xxiv/259 1. God Save the King (Eng.), with chorus 2. The Soldier (Irish) 3. O Charlie is my darling (Scottish), trio 4. O sanctissima (Sicilian), trio 5. The Miller of the Dee (Eng.), trio 6. A health to the brave (Irish), trio 7. Since all thy vows, false maid (Irish), trio 8. By the side of the Shannon (Irish) 9. Higlander’s Lament (Scottish), with chorus 10. Sir Johnie Cope (?Scottish) 11. The Wandering Minstrel (Irish), with chorus 12. La gondoletta (Vanetian)

WoO 158a: Twenty-three Songs of various nationality, Die Musik, ii (1902-3) [no.19], J. Schmidt-Gorg:

Unbekanne Manuskripte zu Beethoven weltlicher und geistlicher Gesangmusik (Bonn, 1928) [no.17], complete (Leipzig, 1943); HS xiv 1. Ridder Stig tjener i Congens Gaard (Dan.) 2. Horch auf, mein Liebchen (Ger.) 3. Wegen meiner bleib d’Fraula (Ger.) 4. Wann i in der Fruh aufsteh (Tirolean) 5. I bin a Tyroler Bua (Tirolean) 6. A Madel, ja a Madel (Tirolean) 7. Wer solche Buema afipackt (Tirolean) 8. Ih mag di nit (Tirolean) 9. Oj upilem sie w karczmie (Pol.) 10. Poszla baba po popiol (Pol.) 11. Yo no quiero embarcarme (?Port.) 12. Seus lindos olhos (Port.), duet 13. Im Walde sind viele Mucklein geboren (Russ.) 14. Ach Bachlein, Bachlein, kuhle Wasser (Russ.) 15. Unsere Madchen gingen in den Wald (Russ.) 16. Schone Minka, ich muss scheiden (Ukrainian; ‘Air cosaque) 17. Lilla Carl, sov sott i frid (Swed.) 18. An a Bergli bin i gesasse (?Swiss) 19. Una paloma blance (Sp.: ‘Balero a solo‘) 20. Como la mariposa (Sp.: ‘Balero a due‘), duet 21. La tiranna se embrace (Sp.) 22. Edes kinos emlekezet (Hung.) 23. Da brava, Catina (Venetian)

WoO 158b: Seven British Songs [most texts traced by W. Hess]; HS xiv

1. Adieu my lov’d harp (Irish) 2. Text unidentified (Irish), quartet

81

3. Oh was not I a weary wight (Scottish) 4. Red gleams the sun (Scottish) 5. Erin! Oh, Erin! (Irssh or Scottish) 6. O Mary ye’s be clad in silk (Scottish) 7. Lament for Owen Roe O’Neill (Irish), text inc.

WoO 158c: Six Songs of various nationality [most texs traced by Hess]; HS xiv

1. When my hero in court appears (from The Beggar’s Opera) 2. Non, non, Collette n’est point trompeuse (from Ledevin du village) 3. Mark yonder pomp of costly fashion (Scottish) 4. Bonnie wee thing (Scottish), trio 5. From thee, Eliza, I must go (Scottish), trio 6. Text unidentifield

Hess 168: Air francais [text unidentified]; HS xiv Two Austrian folksongs, with pf acc., Niederrheinische Musikzeitung, xiii (1865) Hess 133: Das liebe Katzchen Hess 134: Der Knabe auf dem Berge

82

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hendrik Leonard Simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir : Tarutung-Tapanuli Utara / 29 Juli 1979

Alamat : Jl. Flamboyan VI. No. 205 Perumnas Helvetia

Agama : Kristen Protestan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Dosen Tetap Prodi Seni Musik FBS UHN

Pendidikan : Sarjana Seni (S.Sn) dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen, Minat Utama: Kesenimanan, lulus tahun 2004

Saat ini sedang Tugas Kuliah di Program Studi Magister

(S.2) Penciptaan dan Pengkajian Seni - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.