KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan...

105

Transcript of KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan...

Page 1: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 2: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan ridhoNya, Laporan Tahunan Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2014

ini berhasil disusun dan dipublikasikan. Penyusunan laporan ini merupakan amanat

dari pasal 70 (j) Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang

menyatakan BNN mempunyai tugas membuat laporan tahunan mengenai

pelaksanaan tugas dan wewenang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, BNN

merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berkedudukan

di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Laporan Tahunan ini, berisi tentang gambaran penyelenggaraan dan hasil

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BNN selama Tahun 2014, yaitu Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN dan Program

Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.

Dengan semakin berkembangnya organisasi BNN, berdampak pula pada

peningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang

P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Sedangkan BNN di Kabupaten/Kota yang belum terbentuk pemerintah daerah

seolah berlomba mengajukan pembentukan organisasi BNN diwilayah kerjanya, oleh

karena maraknya masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang

menyebar hingga kepedesaan. Pembentukan BNNK/Kota diharapkan juga

meningkatkan fungsinya dibidang pemberantasan, karena kewenangan penyelidikan

dan penyidikan di BNK/Kota selama ini belum ada.

Semoga laporan tahunan ini, menjadi bagian sarana komunikasi dan informasi

terkait dengan penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba di Indonesia, dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

laporan ini saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Januari 2015

Kepala Badan Narkotika Nasional

TTD

Anang Iskandar

Page 3: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i RINGKASAN SINGKAT LAPORAN TAHUNAN BNN TAHUN ANGGARAN 2014 …… ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………. 1

B. DASAR HUKUM …………………………………………………………………….. 2

C. MAKSUD DAN TUJUAN …………………………………………………………. 2

D. LINGKUP LAPORAN ………………………………………………………………. 2

E. SISTEMATIKA PENULISAN ……………………………………………………… 3

F. STRUKTUR ORGANISASI ……………………………………………………….. 3 BAB II PENYELENGGARA PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN 2014 …….. 4

A. PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN 2014 ………………………. 4

B. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BNN TAHUN 2014 ……………………………

4

1. Sekretariat Utama BNN ………………………………………………….. 4 2. Inspektorat Utama BNN …………………………………………………. 23 3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN ………………………. 25 4. Balai Diklat BNN ……………………………………………………………… 40 5. Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN ……………………………… 41

C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) TAHUN 2014 ………………………………………………………………

44

1. Deputi Bidang Pencegahan BNN …………………………………….. 45

2. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN ……………… 53

3. Deputi Bidang Rehabilitasi BNN ……………………………………… 55

4. Deputi Bidang Pemberantasan BNN ……………………………….. 62

5. Deputi Bidang Hukum dan Kerja sama BNN ……………………. 71 D. PELAKSANAAN KEGIATAN P4GN DI KEWILAYAHAN OLEH

BNNP DAN BNNK/KOTA ………………………………………………………..

75 1. Bidang Pencegahan ………………………………………………………… 76 2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat ………………………………… 78 3. Bidang Pemberantasan …………………………………………........... 79

E. ANGGARAN ………………………………………………………………………….. 80

Page 4: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 vii

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………............................ 82 LAMPIRAN RINCIAN KEGIATAN BNNP DAN BNNK/KOTA TAHUN ANGGARAN 2014

Page 5: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 ii

RINGKASAN SINGKAT

LAPORAN TAHUNAN BNN TAHUN ANGGARAN 2014

Penyusunan Laporan Tahunan Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2014 ini

merupakan amanat dari pasal 70 (j) Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika, yang menyatakan BNN mempunyai tugas membuat laporan

tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang. Laporan tahunan ini,

menjelaskan terkait dengan pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.

Memasuki usia yang ke 5 tahun sejak ditetapkan dengan UU Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika, BNN telah melaksanakan berbagai aktivitas mulai dari Pusat,

Provinsi dan 100 Kabupaten/Kota. Adapun kegiatan yang dilaksanakan BNN melalui 5

(lima) pilar terdiri dari Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat,

Bidang Rehabilitasi, Bidang Pemberantasan serta Bidang Hukum dan Kerjasama.

Pilar pertama yaitu Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dilaksanakan

melalui kegiatan advokasi dan diseminasi informasi secara menyeluruh dan

terintegrasi kepada target sasaran pencegahan yaitu lingkungan pendidikan,

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat serta lingkungan pekerja.

Upaya advokasi dan diseminasi informasi merupakan penjabaran dari

pelaksanaan Undang – Undang Nomor 35 tahun 2009, dan didukung dengan adanya

Kebijakan Nasional dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) yang dituangkan kedalam Instruksi

Presiden Nomor 12 tahun 2011.

Ditingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota,kebijakan P4GN didukung

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi

Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.

Pilar kedua yaitu Pemberdayaan Masyarakat, penanggulangan

penyalahgunaan Narkoba, tak dapat lepas dari partisipasi masyarakat dalam

membantu BNN untuk menekan jumlah penyalahguna Narkoba yang terus

meningkat. Berbagai upaya dan kebijakan pro rakyat terus di tumbuh kembangkan

melalui pendekatan kelembagaan/organisasi dan pendekatan personal.

Page 6: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 iii

Optimalisasi kegiatan dilakukan melalui penciptaan lingkungan bebas Narkoba

dengan membentuk satuan tugas diberbagai tingkatan seperti lingkungan kerja,

lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal dan pemberdayaan masyarakat

melalui berbagai kegiatan seperti lomba sekolah, lomba kampus, lomba lingkungan

kerja bebas Narkoba, dengan diikuti kegiatan test urin.

Pilar ketiga yaitu Bidang Rehabilitasi, tahun 2014 merupakan tahun bersejarah

bagi BNN khususnya di bidang Rehabilitasi. Pada tahun ini, tepatnya tanggal 26

Januari, bertempat di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Ketua DPR RI,

Ketua DPD RI, Wakil Ketua MPR RI, Kapolri, dan Kepala BNN mengukuhkan

pencanangan Tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba dengan

jargon “Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara”.

Pada tanggal 11 Maret 2014, telah ditandatangani Peraturan Bersama Ketua

Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial,

Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kepala BNN tentang

Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam

Lembaga Rehabilitasi.

Peraturan Bersama bertujuan mewujudkan koordinasi dan kerja sama secara

optimal penyelesaian permasalahan Narkoba dalam rangka menurunkan jumlah

pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba melalui program pengobatan,

perawatan, dan pemulihan pecandu Narkoba dan korban penyalahgunaan Narkoba

sebagai tersangka, terdakwa, atau narapidana, dengan tetap melaksanakan

pemberantasan peredaran gelap Narkoba. Ini juga menjadi pedoman teknis dalam

penanganan pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika sebagai

tersangka, terdakwa, atau narapidana untuk menjalani rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial.

Strategi pengurangan (demand)/permintaan Narkoba dilakukan dengan

intensifikasi dan ekstensifikasi dimensi pencegahan dan rehabilitasi. BNN terus

berupaya memaksimalkan lembaga rehabilitasi yang sudah ada dan meningkatkan

pelayanan rehabilitasi sehingga dapat menjangkau penyalah guna Narkoba diseluruh

Indonesia, salah satunya melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).

Pasca diterapkannya PP No. 25 Tahun 2011 tentang Wajib Lapor bagi Pecandu

Narkotika, Kemenkes telah menetapkan 316 IPWL yang tersebar di 33 provinsi,

termasuk beberapa klinik milik BNN, BNNP dan Pusdokkes Polri. Selain itu terdapat

50 IPWL yang berada dibawah naungan Kementerian Sosial dan tersebar di 17

provinsi di Indonesia. Dengan demikian, jumlah IPWL di Indonesia adalah sebanyak

366 IPWL. BNN sendiri memiliki 1 (satu) Balai Besar Rehabilitasi di Lido – Bogor dan 3

(tiga) Balai Rehabilitasi yang terletak di Baddoka-Makassar, Nongsa-Batam, dan

Tanah Merah-Samarinda.

Page 7: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 iv

Deputi Bidang Rehabilitasi terus berupaya memberikan penanganan pasca

rehabilitasi, salah satunya adalah dengan mengembangkan program pasca

rehabilitasi yang bertujuan untuk mengembalikan potensi dan rasa kepercayaan diri

melalui berbagai program pasca rehabilitasi.

Pilar ke empat yaitu Bidang Pemberantasan BNN. sepanjang tahun 2014

Bidang Pemberantasan BNN telah berhasil mengungkap berbagai kasus tindak

pidana Narkoba dengan berbagai barang bukti yang berhasil disita termasuk aset

para bandar Narkoba. Adapun kasus tindak kejahatan Narkoba yang diungkap BNN

dan BNNP pada tahun 2014, adalah sebagai berikut :

a. Jumlah kasus yang diungkap BNN adalah sebanyak 103 Laporan Kasus

Narkotika (LKN), dan sebanyak 72 LKN sudah dinyatakan P21.

b. Jumlah tersangka yang diamankan BNN adalah sebanyak 196 orang, dengan

perbandingan 158 laki-laki dan 38 perempuan, 174 orang merupakan warga

negara Indonesia (WNI) dan 24 orang lainnya merupakan warga negara asing

(WNA).

c. Selain mengungkap tindak kejahatan Narkoba, BNN juga mengungkap tindak

pidana pencucian uang (TPPU) terkait bisnis Narkoba. Pada tahun 2014 ini, BNN

mengungkap 11 kasus TPPU dan mengamankan 12 orang tersangka, dengan

nilai aset yang setelah dikonversikan kedalam nilai rupiah berjumlah Rp

77.584.753.378,-. Aset yang disita meliputi rumah, tanah, mobil, motor,

perhiasan, dan apartemen. Selain itu, masih ada aset senilai Rp

32.276.000.000,- yang hingga saat ini masih dalam proses.

d. Sampai dengan tahun 2014, sebanyak 135 WNI di luar negeri terancam hukum-

an mati karena terlibat tindak pidana Narkoba. Jumlah WNI yang ditahan di luar

negeri sebanyak 380 orang, 107 diantaranya diamankan pada periode 2014.

e. Sampai dengan tahun 2014, pelaku tindak pidana Narkoba yang memperoleh

vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 64 orang, dengan perincian 27 WNI

dan 37 WNA.

f. Terkait peredaran New Psychoactive Substances (NPS), Balai Laboratorium Uji

Narkoba BNN telah menemukan 35 NPS yang saat ini beredar luas di Indonesia.

Dari 35 NPS tersebut, 18 diantaranya telah diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 13 Tahun 2014.

g. Untuk mengatasi peredaran gelap Narkoba di tempat hiburan malam, BNN

melalui BNN Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Kepolisian dan TNI kerap

melakukan razia tempat hiburan malam. Di tahun 2014, telah dilakukan razia

sebanyak 20 kali di 19 lokasi di Jakarta. Dari razia tersebut, sebanyak 1.163

orang melakukan tes urine dan 334 orang diantaranya positif mengonsumsi

Narkoba. Dari pengunjung yang positif tersebut, sebanyak 157 orang

melakukan konseling adiksi 1 kali dalam sebulan, dan 3 orang WNA (Sudan,

Malaysia, Belanda) terancam di deportasi dari Indonesia.

Page 8: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 v

h. Jaringan sindikat narkotika yang berhasil diungkap pada tahun 2014

diantaranya:

1) Jaringan Sindikat Tiongkok dengan barang bukti Shabu seberat 6.566,9

gram Shabu.

2) Jaringan sindikat Ganja dengan barang bukti 8,088 ton Ganja.

3) Jaringan Sindikat Iran dengan Barang Bukti 40,1 kg Shabu dan Shabu

campur seberat 35 kg.

4) Jaringan Sindikat West African.

5) Jaringan sindikat Penyelundupan Narkotika dari Malaysia via Laut.

Pilar kelima yaitu Bidang Hukum dan Kerjasama BNN, telah melaksanakan

penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan berbagai instansi pemerintah,

swasta dan komponen masyarakat. Selama tahun 2014, BNN telah menandatangani

MoU dengan 4 kementerian yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian

Pertahanan dan Keamanan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Di tahun ini BNN juga telah menandatangani nota kesepakatan dengan

beberapa instansi swasta diantaranya adalah PT Jasa Marga (Persero Tbk), dan

beberapa perusahaan telekomunikasi (PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT

Telekomunikasi Selular, Tbk, PT Indosat, Tbk, PT XL Axiata, Tbk, PT Bakrie Telecom,

Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Pasifik

Satelit Nusantara).

Komponen masyarakat juga turut dilibatkan dalam upaya P4GN melalui nota

kesepahaman yang ditandatangani oleh beberapa kelompok masyarakat seperti

Persatuan Wartawan Indonesia, Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia, Sentra

Komunikasi, Universitas Merdeka Malang.

Selain kerjasama dalam negeri, BNN juga ikut aktif mengikuti berbagai

pertemuan Tingkat Menteri ASEAN bidang Narkoba ke-3 (3rd ASEAN Ministerial

Meeting on Drug Matters/3rd AMMDM) semua kegiatan tersebut dalam upaya

memerangi peredaran gelap Narkoba.

Page 9: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan global. Kejahatan

Narkoba dilakukan secara terorganisir, tanpa batas (global), dan sudah multi

etnis (melibatkan berbagai suku bangsa). Deklarasi politik PBB menganjurkan

penanganan permasalahan Narkoba harus dilaksanakan secara seimbang

antara demand reduction dan supply reduction dengan mengedepankan prinsip

“common and share responsibility”. Dewasa ini terjadi perubahan paradigma

penanganan penyalahgunaan Narkoba dengan memberikan hukuman alternatif

selain pidana penjara yaitu rehabilitasi bagi penyalah guna atau pecandu

Narkoba.

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai focal point penanggulangan

Narkoba di tanah air telah melakukan berbagai upaya penanggulangan

permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, melalui Bidang

Pencegahan dengan Advokasi dan Diseminasi Informasi, Pemberdayaan

Masyarakat dalam upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan

Pemberdayaan Alternatif guna menciptakan lingkungan bebas Narkoba. Bidang

Rehabilitasi melalui penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat,

penguatan lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan kegiatan rehabilitasi

serta pasca rehabilitasi, bidang pemberantasan dengan melakukan pemutusan

jaringan Narkoba baik tingkat nasional maupun Internasional serta

meningkatkan kerjasama regional dan Internasional untuk mencegah masuknya

Narkoba ke Indonesia.

Ditingkat kewilayahan, Badan Narkotika Nasional telah menunjukkan

peningkatan peran pelaksanaan P4GN yang diemban oleh 33 BNNP sedangkan

untuk Kabupaten/Kota pelaksanaan P4GN masih terbatas dengan

pembentukan BNNK/Kota yang hingga berakhirnya tahun 2014, BNNK/Kota

baru terbentuk di 100 Kab./Kota. Para Bupati/Walikota sebenarnya sudah

menginginkan pembentukan BNNK/Kota diwilayah kerjanya, karena Narkoba

sudah menyebar hingga pedesaan.

Page 10: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 2

Penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada

stakeholder dan masyarakat lainnya terkait dengan berbagai kegiatan yang

telah dilaksanakan BNN, sepanjang tahun 2014.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika

Nasional;

3. Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan

dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan

dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) Tahun 2011-2015;

4. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional;

5. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan

Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud.

Maksud penyusunan laporan tahunan 2014 ini, adalah sebagai

wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

BNN, memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu laporan ini

disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka

mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good

governance and clean government).

2. Tujuan.

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan tahunan ini, guna

memberikan informasi/gambaran tentang realisasi kegiatan dan anggaran

BNN selama tahun anggaran 2014.

D. LINGKUP LAPORAN

Laporan ini menggambarkan mengenai pelaksanaan dan pencapaian

kegiatan melalui 2 Program yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN, dan Program Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba yang

ditetapkan untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN.

Page 11: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 3

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam laporan ini termuat beberapa Bab yang berisi mengenai penjelasan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Badan Narkotika Nasional, yaitu :

1. BAB I Pendahaluan berisi Latar Belakang, Tugas Pokok dan fungsi, Lingkup

Laporan, dan Sistematika Penulisan

2. BAB II Penyelenggaraan Program dan Kegiatan P4GN Tahun 2014

3. BAB III Penutup

F. STRUKTUR ORGANISASI

SETTAMA ITTAMA

KEPALA

DEPUTI BIDANG

PENCEGAHAN

DEPUTI BIDANG

DAYAMAS

DEPUTI BIDANG

BERANTAS

DEPUTI BIDANG

REHABILITASI

DEPUTI BIDANG

HUKUM & KERMA

PUS LITDATIN

BNNP

BNNK/KOTA

BALAI DIKLAT

PUSLITDATIN

BALAI LAB BALAI REHAB

Page 12: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 4

BAB II

PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN

KEGIATAN BNN TAHUN 2014

A. PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN 2014

Arah kebijakan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Rencana

Pembangungan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014,

menetapkan bahwa BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(LPNK) mengemban tugas pada 2 (dua) jenis Program yaitu Program Dukungan

Manajemen dan Program Teknis. Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN dilaksanakan oleh Sekretariat Utama

BNN, Inspekstorat Utama BNN, Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN, Balai

Pendidikan dan Pelatihan BNN, serta Balai Uji Laboratorium Narkoba BNN.

Sedangkan Program Teknis yaitu Program Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba menjadi tugas

operasional yang dilaksanakan oleh kedeputian yaitu: Deputi Bidang

Pencegahan, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Rehabilitasi,

Deputi Pemberantasan dan Deputi Hukum dan Kerjasama serta unsur

Pelaksana teknis lainnya yaitu Organisasi BNN di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

B. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN

PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BNN

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

BNN, merupakan program generik/penunjang, guna mendukung pelaksanaan

kegiatan dukungan yang dilaksanakan oleh: Sekretariat Utama BNN,

Inspektorat Utama BNN, Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN, Balai

Pendidikan dan Pelatihan BNN dan Balai Uji Laboratorium Narkoba BNN,

dengan gambaran kegiatan sebagai berikut:

1. Sekretariat Utama BNN.

Sekretariat Utama BNN, melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

unit organisasi di lingkungan BNN. Dalam melaksanakan tugas dimaksud,

Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

Page 13: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 5

a. pengoordinasian kegiatan di lingkungan BNN;

b. pengoordinasian, penyinkronisasian, dan pengintegrasian dalam pe-

nyusunan perencanaan program dan anggaran di lingkungan BNN;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip,

dan dokumentasi di lingkungan BNN;

d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana serta

hubungan masyarakat;

e. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara;

f. pengoordinasian, penyinkronisasian, dan pengintegrasian dalam

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional

di bidang P4GN; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNN.

Sekretariat Utama BNN, membawahi 4 Biro yaitu Biro Perencanaan,

Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro Umum dan Biro Keuangan.

Masing-masing Biro mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Adapun

gambaran pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh masing-masing Biro

yang ada di jajaran Sekretariat Utama BNN dalam tahun anggaran 2014

adalah sebagai berikut:

a. Biro Perencanaan.

Biro Perencanaan mengkoordinasikan pelaksanaan dan

pengembangan kegiatan Kebijakan dan Strategi Nasional di bidang

P4GN, mengkoordinasikan pelaksanaan Kebijakan dan Strategi BNN,

mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan program dan

anggaran BNN serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi program

dan kegiatan BNN. Adapun uraian kegiatan yang diuraian dalam

laporan ini merupakan gambaran inti pelaksanaan tugas dan fungsi

sebagai berikut:

1) Seminar sehari tindak lanjut Focus Group Discussion (FGD)

dengan Tema: Re-Orientasi Kebijakan Pemerintah Dalam

Penanganan Masalah Narkotika di Indonesia.

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengeksplorasi

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan koordinasi,

integrasi, simplifikasi antar lembaga dengan mengutamakan

prinsip “common and share responsibility” dalam penanganan

permasalahan narkotika secara nasional. Sedangkan tujuannya

untuk memperoleh rekomendasi pemecahan permasalahan ke

depan menuju terwujudnya kebersamaan dalam penanganan

permasalahan narkotika secara nasional dalam bingkai

mempersiapkan landasan yang kokoh bagi pembangunan

manusia yang berkualitas mampu memiliki daya saing di

tingkat nasional.

Page 14: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 6

Seminar tersebut antara lain menyimpulkan bahwa masalah Narkotika lebih berbahaya dari masalah korupsi, karena masalah korupsi identik dengan masalah pengelolaan keuangan negara, sedangkan dampak narkotika, selain merugikan keuangan negara (untuk kegiatan penegakan hukum, rehabilitasi dan berbagai aspek lainnya) juga berdampak pada pelemahan sumber daya manusia utamanya para generasi muda penerus bangsa. BNN akan mengupayakan gebrakan dengan mengembangkan ke setiap Kementerian/ Lembaga lingkungan bebas Narkoba sebagaimana amanat Inpres Nomor 12 Tahun 2011.

2) Rapat Koordinasi Arah Kebijakan Nasional Penanganan

Permasalahan Narkotika di Indonesia.

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menggali berbagai

permasalahan yang berkaitan dengan koordinasi, integrasi,

simplifikasi antar lembaga pemerintah dengan mengutamakan

prinsip “common and share responsibility” dalam penanganan

permasalahan Narkoba secara nasional. Sedangkan tujuannya

adalah untuk memperoleh rekomendasi pemecahan

permasalahan ke depan menuju terwujudnya kebersamaan

dalam penanganan permasalahan narkotika secara nasional

bagi pecandu, korban penyalahguna dalam mempersiapkan

landasan yang kokoh bagi pembangunan manusia yang

berkualitas mampu memiliki daya saing di tingkat

internasional. Inti Rekomendasi Rakor tersebut yaitu:

a) Dalam menangani perkara kejahatan Narkoba harus

dilakukan pemilahan secara jeli antara pengedar/bandar

Narkoba dengan pengguna Narkoba. Kepada mereka

diberlakukan hukuman yang berbeda, apabila terbukti

sebagai pengguna Narkoba murni maka direhabilitasi

namun jika terbukti sebagai pengedar/bandar, maka

harus dihukum seberat-beratnya.

b) Penerapan pasal tunggal 127 tanpa menyertakan pasal

pokok disejumlah wilayah dapat dilaksanakan, namun

belum bisa diterapkan pada beberapa wilayah, karena

masing-masing aparat penegak hukum memiliki

perbedaan pemahaman dalam penanganan perkara

Narkoba terutama terkait penyalahguna Narkoba. Oleh

karena itu, harus ada persamaan persepsi dalam

konstruksi hukum maupun tataran teknis terkait

implementasi pasal 127 (pengguna Narkoba yang

tertangkap tangan maupun yang sedang mengkonsumsi/

sedang membeli Narkoba).

Page 15: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 7

c) Tim Asesmen Terpadu (TAT) harus dipilih dari orang-

orang yang memiliki kompetensi dan teruji integritasnya.

Perlu pelatihan bagi tim asesmen supaya dapat bertugas

dengan baik dan menghindari kesalahan hasil asesmen

atau praktik-praktik rekayasa kasus.

d) Perlu adanya langkah-langkah terobosan hukum dalam

penanganan penyalah guna Narkoba.

e) Sosialisasi terkait penanganan hukum penyalah guna

Narkoba harus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh

unsur-unsur peradilan mulai dari kalangan Penyidik,

Penuntut, hingga Hakim dan Lapas.

3) Musyawarah Perencanaan dan Pengembangan BNN, BNNP

dan BNNK/Kota.

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan (Musren)

Tahunan BNN 2014, dilaksanakan dalam rangka merumuskan,

mengkoordinasikan, serta mensinkronisasikan kegiatan

seluruh unit kerja BNN terkait dengan desain pelaksanaan

program dan kegiatan P4GN, juga merupakan tahap awal

dalam siklus tahunan perencanaan bidang penganggaran

dilingkungan BNN. Musren tahun 2014 dilaksanakan dengan

melibatkan seluruh unit kerja dilingkungan BNN, mengambil

tema “SINKRONISASI PELAKSANAAN PROGRAM P4GN PUSAT

DAN PERWAKILAN BNN DIDAERAH”, Pelaksanaan musren

berhasil merumuskan tujuan, sasaran, strategis, arah kebijakan

dan strategi BNN serta perumusan rancangan awal rencana

kerja BNN tahun 2015.

4) Pertemuan Tiga Pihak/Trilateral Meeting.

Pertemuan Tiga Pihak/Trilateral Meeting memiliki

maksud dan tujuan dalam rangka Penyusunan Rencana Kerja

BNN tahun 2015 sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi daftar program, kegiatan prioritas,

beserta ukuran kinerja BNN yang akan didanai sesuai

dengan pagu indikatif, serta daftar kebutuhan yang

diusulkan mendapat pendanaan.

b) Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara

Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan,

dan Badan Narkotika Nasional terkait dengan pencapaian

sasaran-sasaran prioritas pembangunan yang akan

dituangkan dalam RKP, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan

kebijakan belanja tahun 2015.

c) Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen

perencanaan dengan dokumen penganggaran yaitu

antara RPJM, RKP, Renja K/L dan RKA-KL.

Page 16: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 8

d) Mendapatkan komitmen bersama atas penyempurnaan

yang perlu dilakukan terhadap Rancangan Awal RKP,

yaitu kepastian mengenai Prioritas Pembangunan

Nasional, Pendanaan Pembangunan Nasional, dan

Program Tematik.

5) Penyusunan RKA/KL

Pelaksanaan penyusunan RKA/KL BNN dilaksanakan di

Jakarta, dengan mengundang seluruh satuan kerja BNN dari

Satker BNN Pusat, Satker BNNP dan Satker BNNK/Kota serta 2

Satker Balai Rehabilitasi yang ada di Badokka Makassar dan

Tanah Merah di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/

Lembaga yang selanjutnya disingkat RKA-KL merupakan

dokumen rencana anggaran tahunan Kementerian

Negara/Lembaga yang disusun menurut bagian anggaran

Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan Pagu Alokasi

Anggaran yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan RI,

Rencana Kerja (Renja) BNN 2014, RKP hasil kesepakatan

Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan

Rancangan APBN, standar biaya, dan kebijakan pemerintah

lainnya. Sebanyak 146 satker BNN yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia berhasil menyusun RKA-K/L dan berhasil

diteliti serta direviu guna mencapai kualitas perencanaan

penganggaran yang semakin membaik.

6) Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan dan Anggaran.

Evaluasi dan Pelaporan merupakan kegiatan yang sangat

penting dilakukan guna mengetahui sejauhmana realisasi

kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dan juga

bagaimana pelaksanaan kegiatan dapat mewujudkan visi misi

organsisasi. Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi

(monev) menjadi data pendukung dalam proses pengambilan

keputusan untuk pengembangan program dan kegiatan

dimasa mendatang.

Oleh karena itu pelaksanaan evaluasi merupakan proses

yang sangat perlu dilakukan dan perlu kesinambungan

pelaksanaannya. Dilingkungan BNN pelaksanaan evaluasi

kegiatan dan anggaran sudah terlaksana, dengan

menghasilkan produk laporan mingguan, bulanan, triwulan

dan semester. Disamping itu, BNN telah memiliki aplikasi

Monitoring dan Evaluasi kegiatan dan anggaran, melalui

aplikasi tersebut, dapat termonitor kinerja satker baik harian,

mingguan dan bulanan. Manfaatnya dapat mendorong Satker

untuk meningkatkan kinerja berikut penyerapan anggarannya.

Page 17: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 9

Berkat dukungan aplikasi tersebut data pelaporan BNN

ke K/L dapat terjaga kesinambungannya. Hasil Evaluasi dan

pelaporan BNN yang dilakukan oleh Tim Evaluasi Pengawasan

dan Penyerapan Anggaran (TEPPA) semester I tahun 2014

telah menghasilkan BNN sebagai Kementerian/Lembaga yang

memperoleh “Terbaik II” dari seluruh K/L, dalam hal

pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

Guna mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan oleh Satker BNNP dan sebagian BNNK/Kota,

Biro Perencanaan Settama BNN, telah melakukan Monitoring

dan Evaluasi program P4GN di 16 Provinsi. Pelaksanaan

evaluasi terhadap kinerja Satker dikewilayahan sebagai sarana

masukan dalam proses pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Rekapitulasi masukan masyarakat terkait kinerja BNN selama

tahun 2014, setelah dirumuskan dengan metode Liker

dikaitkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249

Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas

pelaksanaan RKA-KL, tergambar kinerja BNN memperoleh

kategori nilai “Baik”

b. Biro Kepegawaian dan Organisasi BNN.

Biro Kepegawaian dan Organisasi Settama BNN mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepegawaian dan penyiapan pembinaan dan

penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, dengan gambaran

pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai BNN

Kegiatan tersebut di atas bertujuan untuk membentuk

jabatan fungsional dalam rangka pengembangan

profesionalisme pegawai. Pelaksanaan kegiatan

pengembangan dan kesejahteraan pegawai BNN, Biro

Kepegawaian telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a) Penyusunan dokumen jabatan fungsional penyuluh,

b) Penyusunan dokumen jabatan fungsional konselor,

c) Penyusunan dokumen jabatan penyidik,

d) Penyusunan dokumen penataan penguatan dan

tatalaksana P4GN.

Page 18: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 10

Dalam penetapan kinerja target dokumen yang disusun

sebanyak 4 dokumen, akan tetapi dalam pelaksanaannya

dapat menyusun 5 dokumen. Meningkatnya target yang

dicapai disebabkan kebijakan pimpinan dalam efiensi anggaran

dengan hasil output capaian yang lebih maksimal. Dokumen

rencana pengembangan dan kesejahteraan pegawai yang

disusun dalam rangka pengembangan organisasi BNN menuju

organisasi yang profesional.

Dokumen rencana pengembangan dan kesejahteraan

pegawai yang disusun sudah diimplementasi di satker BNN,

BNNP dan BNN Kab/Kota.

2) Pegawai yang direkrut dan mengikuti pengembangan

kompetensi bidang tugas

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk

pemenuhan kebutuhan pegawai BNN, BNNP, BNN Kab/Kota

dan meningkatkan kompetensi pegawai BNN agar profesional

dalam melaksanakan tugas. Pendidikan dan Pengembangan

pegawai diperuntukan bagi pegawai BNN.

Target kegiatan berupa jumlah pegawai yang direkrut

dan mengikuti pengembangan kompetensi bidang tugas

dengan uraian sebagai berikut:

a) Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur dengan

rincian sebagai berikut:

(1) Pendidikan dan pengembangan Pegawai

(a) Lanjutan Rintisan Gelar Dalam Negeri

Lanjutan rintisan gelar dalam negeri diikuti

oleh 27 pegawai BNN bekerja sama dengan

Universitas Indonesia dalam program

pascasarjana (S-2) P4GN.

(b) Program Spesialis Kedokteran Jiwa.

Pegawai BNN yang mengikuti program ini

hanya 1 orang. Tempat pelaksanaan

perkuliahan dan praktek di Kampus FH –

Universitas Indonesia Salemba, RS Cipto

Mangunkusumo dan RSPAD Gatot Subroto.

(c) Program Sarjana (S1) Bidang Kepegawaian.

Pegawai BNN yang mengikuti program sarjana

(S-1) bidang Kepegawaian berjumlah 2 orang.

Tempat perkuliahan program tersebut di BKN.

Page 19: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 11

(2) Diklat Perubahan Mind Set dan Culture Set

Pada tahun 2014 Biro Kepegawaian dan Organisasi

Settama BNN mengadakan kegiatan Diklat

Perubahan Mind Set dan Culture Set bagi pegawai

BNN. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama

dua hari dibagi dalam 2 gelombang, gelombang I

dilaksanakan tanggal 25 – 26 Agustus 2014

sedangkan gelombang II tanggal 1 – 2 September

2014.

Jumlah pegawai yang mengikuti kegiatan tersebut

berjumlah 400 orang. Adapun narasumber pada

kegiatan tersebut dari Kemenpan & Reformasi

Birokrasi, Kepala BNN dan para pejabat eselon I

BNN. Pentingnya Diklat Perubahan Mind Set dan

Culture Set adalah agar tercipta perubahan pola

pikir dan budaya kerja pegawai BNN menjadi

budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku

kerja yang berorientasi pada hasil yang diperoleh

dari produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(3) Bimbingan Teknis Pengisian SKP dan Pengisian

Simpeg

Pentingnya kegiatan Bimtek Pengisian Sasaran

Kerja Pegawai (SKP) dan Pengisian Data Aplikasi

Sistem Informasi Pegawai (SIMPEG) adalah

mensosialisasi tata cara pembuatan SKP dan Sistem

Informasi Pegawai (SIMPEG).

Pelaksanaan kegiatan Bimtek Pengisian Sasaran

Kerja Pegawai (SKP) dan Pengisian Data Aplikasi

Sistem Informasi Pegawai (SIMPEG) BNN

diselenggarakan di Jakarta yang diikuti oleh 50

pegawai terdiri dari perwakilan satker BNN.

Narasumber pada acara dimaksud adalah pejabat

eselon II BKN, Sestama dan Karo Kepegawaian &

Organisasi Settama BNN.

Page 20: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 12

(4) Penerimaan Pegawai Negeri Sipil

Pada tahun 2014, BNN melaksanakan rekrutmen

pegawai, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

pegawai BNN, BNNP, BNN Kab/Kota. Jumlah

pegawai yang akan direkrut pada tahun 2014

semula ditargetkan sebanyak 1,000 orang. Namun

target tersebut tidak tercapai karena adanya

perubahan kuota dari Kementerian PAN & RB,

menjadi 393 orang, namun dalam pelaksanannya

yang memenuhi syarat kelulusan hanya 370 orang.

Jumlah pegawai yang direkrut tidak mencapai

target disebabkan :

(a) Ketidak siapan pelamar mengikuti proses

seleksi terutama pada saat mengikuti ujian

kompetensi dasar yang menggunakan

Computer Asisted Test (CAT)

(b) Terdapat pelamar yang telah memenuhi

syarat dan dinyatakan lulus seleksi

mengajukan pengunduran diri.

(5) Assesment Penyidik

Pentingnya Assesment Penyidik adalah untuk men-

dapatkan pegawai yang mempunyai kompetensi

sebagai penyidik BNN yang kredibel. Assesment

penyidik telah dilaksanakan dengan jumlah peserta

sebanyak 60 orang. Dalam kegiatan tersebut BNN

bekerjasama dengan lembaga psikologi.

(6) Assesment Pegawai

Pentingnya kegiatan Assesment Pegawai (Lelang

Jabatan secara Terbuka untuk Eseslon I dan II)

adalah untuk mengisi jabatan yang lowong yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme

sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan

jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan

jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan. Pada

tahun 2014 jumlah peserta yang mengikuti lelang

jabatan secara terbuka berjumlah 16 orang.

Page 21: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 13

b) Bulan layanan dukungan manajemen dan operasional

unit kerja

Pentingnya Layanan Dukungan Manajemen dan

Operasional Unit Kerja adalah untuk meningkatkan

pelayanan operasional Biro Kepegawaian dan Organisasi

kepada seluruh pegawai BNN dan di daerah.

Manfaatnya agar pegawai mendapatkan hak-

haknya baik secara administratif maupun kualitatif

melalui pengelolaan layanan yang diberikan.

Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional

Unit Kerja meliputi kegiatan Layanan Operasional

Perkantoran dan Layanan Kualitas SDM.

Kegiatan Layanan Operasional Perkantoran

meliputi Layanan Operasional Biro Kepegawaian dan

Organisasi dan Rakor BNN dan Polri dalam pelaksanaan

P4GN.

Kegiatan Layanan Kualitas SDM meliputi pelayanan

kesehatan pegawai (Poliklinik), pelayanan pembinaan

jasmani dan rohani/mental pegawai, layanan operasional

mutasi pegawai, supervisi dan evaluasi kepegawaian,

organisasi dan RB dan pelantikan/pengambilan sumpah

pejabat eselon I, II, III dan IV.

c. Biro Keuangan.

Biro Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan

urusan keuangan, dengan gambaran tugas yang dilaksanakan

sebagai berikut:

1) Pelaporan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan

Keuangan.

2) Penyusunan Laporan Keuangan BNN mengacu pada Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat, serta Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/

Lembaga.

Page 22: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 14

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI atas Laporan

Keuangan BNN T.A 2013 Badan Narkotika Nasional

memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan

Keuangan BNN merupakan laporan konsolidasi dari seluruh

jenjang di bawah BNN yang meliputi 146 Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B), 33 Unit Akuntansi

Pembantu Pengguna Anggaran/Barang – Wilayah (UAPPA/B-

W), 1 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang –

Eselon I (UAPPA/B-E1), dan 1 Unit Akuntansi Pengguna

Anggaran (UAPA/B.

Laporan keuangan ini merupakan laporan yang

mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BNN

yang dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu

serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran

sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pada Kementerian Negara/ Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Negara (SIMAK-BMN). SAK dirancang untuk menghasilkan

Laporan Keuangan Satker/Kementerian Negara/ Lembaga,

yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan

Catatan atas Laporan Keuangan. SIMAK-BMN adalah sistem

yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan

dokumen lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan

barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Penyajian Laporan Keuangan BNN telah mengacu pada

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sasaran yang direncanakan mengenai opini keuangan

yang menjadi target kinerja Settama BNN pada tahun 2014,

direalisasikan dengan berbagai aktivitas lainnya seperti:

• Penyelesaian laporan keuangan yang sesuai Sistem

Akuntansi Pemerintah (SAP)

Sebagai upaya meningkatkan laporan keuangan

yang sesuai Sistem Akuntasi Pemerintah (SAP) seluruh

satuan kerja BNN telah menunjukkan peran serta dan

keseriusan dalam mewujudkan organisasi BNN yang

tertib dalam pengelolaan administrasi keuangan negara.

Guna mewujudkan hal tersebut BNN telah melakukan

berbagai aktivitas dalam pengembangan dan

peningkatan pengetahuan terkait dengan pengelolaan

keuangan negara.

Page 23: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 15

Pembentukan Satker baru mendorong harus

diadakan pembinaan pengelolaan keuangan di

lingkungan BNN, guna meningkatkan pemahaman

seluruh satker yang baru terbentuk tentang pengelolaan

keuangan secara mandiri. Dalam rangka pembinaan

terhadap Satker-satker yang baru dibentuk, BNN

mengedepankan penyusunan laporan keuangan secara

tertib dan tepat waktu sehingga tidak terjadi

keterlambatan dalam pelaporan keuangan ke pusat

dalam hal ini Kementerian Keuangan.

Pembinaan yang dilakukan diantaranya Monitoring

dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan di BNNP dan

BNNK/Kota. Kegiatan ini dilaksanakan di BNNP dan

mengikutsertakan BNNK/Kota yang berada di

wilayahnya. Peserta dari kegiatan ini yaitu PPK,

Bendahara Pengeluaran, Staf Pengelola, dan Staf Unit

Akuntansi di masing – masing satker.

Manfaat dari kegiatan ini yaitu satker–satker

tersebut dapat melakukan penyerapan anggaran dan

membuat pertanggung jawaban keuangan sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu, kegiatan

pembinaan lain yang diberikan yaitu kegiatan Pembinaan

Pengelolaan Anggaran dan Rakernas tingkat Pusat,

BNNP, dan BNNK/Kota.

Kegiatan ini melibatkan para KPA, PPK, Bendahara

Pengeluaran, Staf Pengelola, dan Staf Unit Akuntansi.

Kegiatan ini dimaksudkan agar para pengelola keuangan

di masing-masing satker dapat mengelola anggaran

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan. Untuk pembinaan ditingkat pusat diadakan

kegiatan Rapat Konsolidasi untuk para Bendahara.

Kegiatan ini dilaksanakan pada awal tahun dan

menjelang akhir tahun yang diikuti oleh Bendahara

Pengeluaran dan Staf Pengelola.

Dari kegiatan–kegiatan yang dilakukan telah

mencapai hasil yang optimal dengan terlaksananya

laporan keuangan yang sesuai Sistem Akuntasi

Pemerintah (SAP). Hal ini berdampak pada tercapainya

sasaran strategis yaitu terlaksananya sistem dan

prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai

Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP).

Page 24: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 16

3) Kegiatan lainnya yang dilakukan yaitu penyusunan laporan

keuangan bulanan, triwulan dan semester sebagaimana yang

ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Adapun laporan

keuangan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

a) Laporan Triwulan

Kegiatan penyusunan Laporan Keuangan Triwulan

di lingkungan BNN melibatkan petugas SAKPA, SIMAK

dan persedian dari satker-satker di BNN Pusat. Kegiatan

ini dimaksudkan guna tercapai penyusunan laporan

keuangan Triwulan yang baik, benar, akurat, akuntabel

dan tepat waktu sehingga BNN dapat menyajikan laporan

keuangan yang sesuai dengan metode yang

dipersyaratkan dan pengiriman laporan tepat waktu, hal

ini dimaksudkan guna mendukung capaian dan

mempertahankan opini Badan Pemeriksa Keuangan

terkait dengan pengelolaaan keuangan di Kementerian/

Lembaga yaitu Opini pengelolaan keuangan tertinggi

yaitu Wajar Tanpa Pengecualian.

b) Laporan Semester.

Penyusunan dan pengiriman laporan Keuangan

BNN Semester I terlaksana dengan baik yang melibatkan

petugas SAKPA, SIMAK dan persedian dari satker-satker

di BNN Pusat, Satker BNNP dan Satker BNNK/Kota.

Pengiriman laporan sesuai dengan target waktu yang

ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Badan Narkotika

Nasional menyerahkan Laporan Keuangan Semester I TA.

2014 dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.

c) Laporan Keuangan Tahunan BNN Unaudited dan Audited.

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Laporan

Keuangan Tahunan BNN Unaudited dan Audited juga

dilakukan dengan melibatkan Satker Pusat dan Daerah,

laporan dibuat dan dikirim sesuai dengan tenggang

waktu sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Keuangan.

Selama tahun anggaran 2014, BNN secara rutin

membuat dan mengirimkan laporan terkait dengan

realisasi keuangan kepada instansi terkait.

Page 25: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 17

Dalam rangka pengelolaan keuangan yang

akuntabel dan transparan, BNN membuat laporan

realisasi anggaran, neraca, catatan atas Laporan

Keuangan, dimana Informasi Laporan Keuangan yang

disajikan disusun sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku sebagai perwujudan pertang-

gungjawaban atas penggunaan anggaran dan/atau

barang.

Sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui

DPR, laporan keuangan perlu diperiksa terlebih dahulu

oleh BPK. Pelaporan yang dilakukan dengan

mempedomani peraturan yang ada dalam pelaksanaan

sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan

keuangan sesuai SAP.

d. Biro Umum.

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pemberian

dukungan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dokumentasi, logistik,

pengelolaan barang milik/kekayaan negara, serta hubungan

masyarakat, dengan uraian sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan peran serta masyarakat dan media

massa dalam mengakses informasi di lingkungan BNN

Peran media massa dalam penyebarluasan informasi

sangat berpengaruh dalam pembentukan opini masyarakat,

oleh karena itu BNN sebagai lembaga yang sangat

berkepentingan terhadap peran serta masyarakat dalam

pengembangan program dan kegiatan di bidang P4GN, sangat

berkepentingan akan keberadaan media. Melalui berbagai

media elektronik dan media cetak dan media online seperti

Web Side BNN, dan Call Center BNN. Menyadari arti

pentingnya peran media dalam rangka peningkatan partisipasi

masyarakat, BNN membangun system yang canggih dalam

menyajikan informasi kepada masyarakat termasuk juga

sebagai sarana untuk melaporkan terjadinya tindakan

kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Page 26: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 18

Respon dari masyarakat yang diterima oleh BNN pada

tahun 2014 melalui website www.bnn.go.id dan media sudah

menunjukkan peningkatan yang lebih berarti dibandingkan

tahun sebelumnya. Hitungan pastinya tidak dapat

diperlihatkan secara statistik dikarenakan belum adanya

metode penghitungan (survey secara global) terkait jumlah

respon masyarakat terhadap penayangan berita terkait

institusi BNN. Ketidaktersediaan Hit Counter pada website

BNN juga menjadi salah satu kendala dalam proses

pengumpulan data respon masyarakat dan media massa

dalam mengakses informasi BNN. Selain itu, layanan Suara

Masyarakat juga dapat menjadi jembatan komunikasi terkait

adanya informasi tindak pidana Narkoba terjadi dilingkungan

masyarakat.

Sepanjang tahun 2014, jumlah suara masyarakat yang

masuk ke BNN sebanyak ± 9.547 pertanyaan. Ini dapat menjadi

indikator peran serta masyarakat terhadap fasilitas Suara

Masyarakat yang diselenggarakan oleh BNN. Beragam jenis

pertanyaan dari masyarakat masuk melalui layanan Suara

Masyarakat, namun secara garis besar mengarah kepada jenis

pertanyaan sebagai berikut :

a) Pertanyaan terkait organisasi BNN sebanyak 529

pertanyaan.

b) Pertanyaan terkait rehabilitasi BNN sebanyak 158

pertanyaan.

c) Pertanyaan terkait rekrutmen pegawai BNN sebanyak

8.188 pertanyaan.

d) Informasi terkait tindak pidana narkotika yang terjadi

dilingkungan masyarakat sebanyak 125 pertanyaan.

e) Informasi Layanan Suara Masyarakat.

Setiap pertanyaan yang masuk ke Layanan Suara

Masyarakat, secara langsung sudah diberikan jawaban, akan

tetapi tidak ada indikator yang dapat mengetahui tingkat

kepuasan masyarakat atas layanan yang telah diberikan.

Sehingga dibutuhkan sebuah penelitian mengenai tingkat

kepuasan peran serta masyarakat terkait informasi yang

diberikan. Dalam melaksanakan layanan informasi BNN juga

menyediakan fasilitas Drugs Education Drugs Information

(DEDI) yang memfokuskan target sasaran kepada kalangan

remaja dan anak-anak.

Page 27: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 19

Melalui fasilitas DEDI, masyarakat, dalam hal ini remaja

dan anak-anak, dapat mengakses berbagai informasi bahaya

Narkoba melalui fasilitas games interaktif yang tersedia

didalam sub web DEDI. Sepanjang tahun 2014, sub web DEDI

telah memiliki 1.045 member dengan total visitor sebanyak

217.966 pengunjung. Ini menunjukkan bahwa masyarakat

memberikan respon positif terhadap layanan informasi DEDI

yang diberikan oleh BNN. Selain itu diadakan fasilitas lainnya

seperti dibawah ini :

a) Media komunikasi lainnya

Indikator peran serta masyarakat dalam mengakses

informasi terkait bahaya penyalahgunaan Narkoba di

lingkungan BNN juga dapat dilihat dari fasilitas Media

Sosial yang dikelola oleh BNN. Sejauh ini, jumlah member

BNN dalam situs jejaring Facebook mencapai angka 5.258

member. Sedangkan dalam situs jejaring Twitter BNN

telah memiliki 11.178 follower sebagai member yang

dapat mengakses informasi melalui @INFOBNN.

BNN juga turut memaksimalkan fasilitas informasi

dengan membuat paket berita dan mengunduhnya di

Humas News BNN (youtube.com) setiap hari. Respon

masyarakat terhadap paket berita yang disajikan oleh

BNN dapat dilihat dari jumlah viewer Humas News BNN

sebanyak 46.443 pengunjung pada tahun 2014 lalu.

b) Pameran Informasi Narkoba

Guna menjangkau masyarakat secara lebih dekat,

BNN secara rutin melaksanakan pameran informasi

Narkoba. Dalam kegiatan pameran ini, masyarakat dapat

memperoleh berbagai informasi tentang bahaya

penyalahgunaan Narkoba yang dikemas dalam berbagai

produk informasi seperti: stiker, poster, brosur, bros, dan

lain-lain, yang dapat diperoleh secara gratis di stand

pameran BNN. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat

berinteraksi dan berkomunikasi langsung kepada pen-

jaga stand. Selama diselenggarakannya pameran,

petugas menyajikan tayangan informasi layanan

masyarakat di stand BNN.

Page 28: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 20

Sepanjang tahun 2014, BNN telah

menyelenggarakan 8 kegiatan pameran dengan total

pengunjung ± 2.750 orang. Ini membuktikan bahwa

masyarakat memberikan respon terhadap informasi

terkait kelembagaan BNN melalui kegiatan pameran yang

diselenggarakan oleh BNN.

c) Layanan Perpustakaan BNN

Perpustakaan BNN dibangun dengan tujuan sebagai

sarana penyedia informasi bahaya penyalahgunaan

Narkoba bagi internal BNN serta masyarakat umum.

Pentingnya peranan perpustakaan terlihat dari

banyaknya jumlah pengunjung dengan tujuan mengakses

informasi terkait narkotika melalui koleksi buku milik

perpustakaan BNN.

Sarana tersebut akan memiliki kinerja yang baik

apabila didukung dengan administrasi yang memadai

sehingga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan

yang telah dicanangkan.

Dengan adanya perpustakaan yang memiliki koleksi

buku khusus tentang Narkoba diharapkan layanan

masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan

seputar Narkoba dapat terpenuhi. Namun demikian,

koleksi buku perpustakaan yang ada saat ini masih

kurang memadai.

Berdasarkan tuntutan kebutuhan akan informasi

yang terus berkembang perlu dipersiapkan akses

informasi kepada masyarakat yang sifatnya ilmiah baik

untuk kepentingan edukasi, informasi, penelitian

maupun kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu,

Perpustakaan BNN perlu melakukan penambahan buku-

buku yang berkaitan dengan bidang kesehatan, teknologi

infomasi, SDM, dan sebagainya.

Selama diselenggarakannya pelayanan perpus-

takaan BNN, kendala utamanya terbatasnya sarana

prasarana perpustakaan. Namun demikikan, BNN terus

berupaya meningkatkan layanan perpustakaan guna

memenuhi kebutuhan pengunjung termasuk pemenuhan

fasilitas penyediaan layanan informasi bagi masyarakat.

Page 29: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 21

c) Peran Serta Media Massa.

BNN secara berkala melakukan penyebarluasan

informasi dengan memaksimalkan peran media massa

sebagai perpanjangan tangan dalam menyampaikan

berbagai upaya dan kebijakan yang ditetapkan kepada

khalayak umum. Berbagai kegiatan dilakukan BNN guna

menjangkau respon media massa dalam mengakses

informasi di lingkungan BNN.

Sepanjang tahun 2014, BNN telah

menyelenggarakan 60 kali peliputan media/konferensi

pers dengan mengundang para wartawan dari berbagai

media cetak, elektronik dan online. Melalui kegiatan

konferensi pers, diharapkan pengelola media dapat

respon dalam mengakses informasi di lingkungan BNN.

Untuk memaksimalkan strategi di bidang P4GN,

BNN telah melaksanakan berbagai kegiatan pendukung

lainnya, seperti :

• Layanan Masyarakat

Sebagai wadah komunikasi dengan

masyarakat, BNN membuka layanan Suara

Masyarakat yang dapat diakses melalui website

BNN (www.bnn.go.id). Pada tahun ini, telah masuk

sebanyak 8.088 suara masyarakat yang meliputi

pertanyaan seputar penerimaan CPNS, laporan

masyarakat, konsultasi dan lain sebagainya.

Selain layanan melalui website, BNN juga

membuka layanan Call Center dan SMS Center,

yang pada tahun ini telah menerima 5.915 telepon/

SMS dari masyarakat dengan pertanyaan terbanyak

seputar informasi umum. Melalui layanan Call

Center dan SMS Center ini, BNN juga

menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya

peredaran gelap Narkoba di suatu tempat.

Tercatat sebanyak 19 informasi yang didapat

dengan perincian sebagai berikut : 2 sumir; 1 dalam

proses penyelidikan; 13 tidak ditemukan jaringan; 2

informasi benar dan diserahkan ke Polres; dan 1

ditindaklanjuti untuk direhabilitasi.

Page 30: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 22

BNN juga memiliki Website Indonesia

Bergegas, www.indonesiabergegas.com, yang telah

dikunjungi oleh ± 295.393 pembaca dan website

dedihumas.bnn.go.id dengan total pengunjung ±

234.707. Selain itu BNN juga aktif di jejaring sosial

seperti twitter (@INFOBNN dan @DEDIHUMAS)

dengan total follower 402.149, Facebook (Humas

BNN, Preman, dan Dedi Humas) dengan total

friends 974.237 dan youtube dengan jumlah viewer

45.000.

2) Opini Laporan Barang Milik Negara (LBMN) BNN.

Pelaksanaan kegiatan Sistem Informasi Manajemen

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) Semester I Tahun

2014 dilaksanakan dengan melibatkan seluruh Satker BNN

dengan jumlah peserta sebanyak 336 orang, peserta berasal

dari 9 Satker Pusat, 2 Satker Balai Rehabilitasi, 33 Satker BNNP

dan 100 Satker BNNK/Kota.

Kegiatan SIMAK BNN dilaksanakan dalam rangka

memenuhi kewajiban instansi pemerintah untuk membuat

laporan keuangan yang meliputi Laporan Barang Milik Negara.

Laporan Barang Milik Negara merupakan item-item yang harus

dikelola, digunakan dan difungsikan sesuai dengan

peruntukannya. Kegiatan tersebut terangkum dalam bentuk

aplikasi SIMAK BMN, dimana data tersebut adalah Pelaporan

terhadap jumlah barang yang disesuaikan dengan nilai barang

dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Pada saat audit atau pemeriksaan keuangan negara oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pengelolaan Barang Milik

Negara sangat mempengaruhi penilaian/opini terhadap suatu

instansi/kementerian/lembaga. Pada tahun 2011, 2012 dan

2013 opini BPK atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BNN

adalah Wajar Tanpa Pengecualian dan pada tahun 2014

diharapkan BNN memperoleh penilaian/opini yang sama.

Tahun 2013 BNN mendapat penghargaan BMN Award

dari Dirjen Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan Republik

Indonesia, sebagai juara III kategori Kepatuhan Pelaporan

Barang Milik Negara T.A. 2012. Penghargaan ini diperuntukan

kepada kementerian/lembaga dengan jumlah Satuan Kerja

(satker) lebih dari 100 Satker.

Page 31: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 23

Tahun 2014 BNN mendapat penghargaan dari

Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai juara I

Kategori Utilisasi Barang Milik Negara (BMN) dalam acara

Refleksi dan Apresiasi Pengelolaan BMN pada Kementerian

atau Lembaga (K/L).

2. Inspektorat Utama BNN.

Inspektorat Utama BNN setiap tahun melakukan kegiatan

pengawasan terkait tingkat kepatuhan pegawai BNN terhadap peraturan

perundang-undangan. Indikator kinerja terlaksananya pengawasan dan

pengendalian akuntabilitas kinerja dan keuangan, sementara sasaran

strategis “Meningkatnya pengawasan dan pengendalian akuntabilitas

kinerja dan keuangan”. Kegiatan yang dilakukan bidang Pengawasan

berdasarkan program Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya BNN

antara lain:

a. Tingkat kepatuhan pegawai BNN terhadap peraturan perundang-

undangan dengan target 90 % dan terealisasi sebesar 66,67 % dan

Tingkat kepatutan pejabat dan pegawai BNN dalam pelaksanaan

rencana, program, dan anggaran dengan target 80%.

Analisis capaian dihitung berdasarkan persentase tingkat

kepatuhan pegawai BNN terhadap peraturan perundang-undangan

diukur dengan menghitung jumlah seluruh pegawai BNN selama

tahun 2014, dari jumlah pegawai BNN sebanyak 1.716 pegawai,

mulai dari tingkat Pusat (BNN), BNNP dan BNNK/Kota.

Yang tidak dilakukan tindakan disiplin pegawai sebagai berikut:

1) Yang mendapat teguran/sanksi baik secara lisan/tertulis

berupa pelanggaran disiplin pegawai sebanyak : 238 pegawai.

2) Yang mematuhi peraturan sebanyak : 1.478 pegawai.

b. Tingkat kepatutan pejabat dan pegawai BNN dalam pelaksanaan

rencana, program, dan anggaran dengan target 80%.

Analisis capaian dihitung berdasarkan jumlah pejabat dan

pegawai BNN yang terlibat langsung di dalam pengelolaan APBN

yaitu penyusunan rencana program dan anggaran sebanyak 379

orang terdiri dari : 119 orang Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), 141

orang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan 119 orang Bendahara

Pengeluaran (BP). Dari 379 orang pejabat pengelola APBN. Yang

tidak dilakukan tindakan disiplin pegawai sebagai berikut :

1) Pejabat dan pegawai yang mendapat teguran/sanksi

berdasarkan hasil audit BPK, sebanyak 27 pejabat.

Page 32: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 24

2) Pejabat yang tidak mendapat teguran/sanksi sebanyak 352

pejabat.

Persentase tingkat kepatutan pejabat dan pegawai BNN dalam

pelaksanaan rencana, program dan anggaran tahun 2014 mencapai

sasaran sebesar 92,87%. Dengan jumlah sasaran obyek

pemeriksaan sebanyak 119 Satker terdiri dari :

1) Badan Narkotika Nasional : 11 Satker.

2) Badan Narkotika Nasional Provinsi : 33 Satker.

3) Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota : 75 Satker.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai

pengawasan untuk mencapai sasaran program dan kegiatan,

Inspektorat Utama BNN mendapat dukungan anggaran yang

bersumber dari DIPA APBN Satuan Kerja Inspektorat Utama BNN.

Capaian Output kegiatan pada Inspektorat Utama BNN Tahun

Anggaran 2014 adalah sebagai berikut :

NO. KOMPONEN KEGIATAN TARGET/ VOLUME

KEGIATAN REALISASI % KET

1. Audit Satker Pusat 1 Laporan 2 Laporan 200,00 +100%

2. Audit Satker BNNP dan BNNK 153 Lap 159 Laporan 103,00 +3,00%

3. Supervisi audit Satker dan Kegiatan BNNP dan

BNNK/Kota

39 Lap 40 Laporan 102,00 +2,00%

4. Pemantauan dan Pemutakhiran Tindak Lanjut

Hasil Pengawasan

1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

5. Pendampingan Pengawasan Eksternal 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

6. Reviu Laporan Keuangan BNN TA. 2013 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

7. Reviu Laporan Keuangan BNN Semester I TA. 2014 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

8. Evaluasi LAKIP Satker BNN 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

9. Monev Inpres No. 5 Tahun 2004 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

10. Program Kerja Pengawasan Tahunan Tahun 2015 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

11. LAKIP Ittama BNN TA. 2013 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

12. Penyusunan Program/Rencana Kerja TA.2015 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

13. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Tahunan

Aparat Intern Pemerintah (APIP) Tahun 2013

1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

14. Laporan Akhir Tahun Ittama BNN 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

15. Penyusunan Renstra Ittama TA.2015-2019 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

16. Penyusunan RKA-KL Ittama 1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

17. Penegakan Disiplin dan Kode Etik Pegawai BNN 12 Laporan 12 Laporan 100,00 0

18. Pengawasan Tujuan Tertentu/Khusus 47 Laporan 14 Laporan 25,00 -75,00%

19. Verifikasi Dalam Rangka Serah Terima Jabatan

Eselon I, dan III

14 Laporan 14 Laporan 100,00 0

20. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Satker-

satker BNN

1 Laporan 1 Laporan 100,00 0

21. Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional

Unit Kerja

12 Bln

Layanan

12 Bln

Layanan

100,00 0

22. Pengadaan Perangkat Pengolah Data 13 Unit 13 Unit 100,00 0

Page 33: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 25

3. Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN.

Dalam upaya mendukung keberhasilan pelaksanaan program

Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN) selama tahun 2014 Puslitdatin BNN melaksanakan

berbagai kegiatan, yaitu diantaranya :

a. Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di

Indonesia di 17 Provinsi di Indonesia Tahun 2014.

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di

Indonesia di 17 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 bekerjasama

antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat Penelitian

Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI). Survei ini

dilaksanakan di 17 Provinsi dengan metode kuantitatif dan kualitatif

dengan jumlah responden sebanyak 2.414 responden.

Pelaksanaan survei tersebut dari tanggal 15 Januari – 15

Desember 2014, dengan tujuan sebagai berikut :

1) Tujuan umum.

• Diketahuinya estimasi angka penyalahgunaan Narkoba

dan besaran kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat

penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2014.

2) Tujuan khusus.

a) Diperolehnya gambaran pola pakai, pola edar, dan

tempat peredaran Narkoba dikalangan penyalahguna.

b) Diperolehnya informasi mengenai jumlah barang bukti

Narkoba mencakup, jenis, harga, dan asal Narkoba dari

pihak Kepolisian.

c) Dianalisisnya kebijakan program pencegahan dan

penanggulangan Narkoba di Indonesia.

d) Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat

penyalahgunaan Narkoba.

e) Diperolehnya rata-rata biaya penyalahgunaan Narkoba

menurut jenis penyalahgunaan Narkoba.

f) Diestimasinya biaya ekonomi dan sosial, baik real cost

maupun opportunity cost yang harus dipikul oleh

penyalahguna, keluarga dan masyarakat akibat

penyalahgunaan Narkoba.

Hasil Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba

di Indonesia di 17 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 bekerjasama

antara BNN dengan Puslitkes UI antara lain:

Page 34: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 26

1) Diperkirakan angka prevalensi tahun 2014 berkisar antara

2,1% sampai 2,25%.

2) Proyeksi angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba setahun

terakhir di Indonesia, 2014 – 2020 (dalam persen (%)) sebagai

berikut :

No. Skenario Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1. Naik 2,25 2,33 2,39 2,45 2,49 2,53 2,56

2. Stabil 2,18 2,20 2,21 2,23 2,24 2,26 2,27

3. Turun 2,10 2,04 2,00 2,96 1,94 1,93 1,93

3) Jumlah penyalah guna Narkoba diperkirakan ada sebanyak 3,8

juta sampai 4,1 juta orang yang pernah pakai Narkoba dalam

setahun terakhir (current users) pada kelompok usia 10-59

tahun.

4) Prevalensi penyalah guna Narkoba tahun 2003, 2004, 2009,

2011 dan 2014.

PREVALENSI TAHUN

2003 2004 2009 2011 2014 Penyalahguna Narkoba 1,5% 1,75% 1,99% 2,2% 2,18%

5) Perkiraan Jumlah Penyalah guna Per Provinsi.

a) Semua provinsi di pulau Jawa secara absolut memiliki

jumlah penyalah guna yang terbanyak dibandingkan

provinsi-provinsi di luar Jawa, kecuali Sumatera Utara.

Hal ini disebabkan jumlah populasi penduduk yang lebih

besar dibandingkan kota-kota di luar Jawa. Namun,

apabila distandarisasi dengan angka prevalensi, tidak

demikian. Angka prevalensi dihitung dengan membagi

jumlah penyalah guna (absolut) dengan angka jumlah

penduduk per tiap provinsi. Provinsi DKI Jakarta (4,73%)

memiliki angka prevalensi yang paling tinggi

dibandingkan provinsi lainnya, diikuti oleh Kaltim (3,07%)

dan Kepri (2,94%).

b) Secara angka absolut provinsi yang terendah adalah

Papua Barat, sedangkan angka prevalensi terendah

adalah Papua (1,23%). Hal ini yang patut dicermati di

Provinsi Papua penyalah guna dan angka prevalensinya

semakin meningkat tajam sebab tingkat peredaran

Narkoba jenis ganja yang masuk dari perbatasan Papua

Nugini semakin marak. Apalagi harganya jauh lebih

murah dibandingkan jenis shabu.

Page 35: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 27

6) Peringkat Penyalah guna Narkoba Tahun 2014

No. Provinsi Jumlah

Penyalah guna

Preva-lensi (%)

Rang-king

Populasi (10-59)

1. DKI Jakarta 364.174 4,74 1 7.688.600

2. Kaltim 59.195 3,07 2 1.930.936

3. Sumut 300.134 3,06 3 9.808.600

4. Kepri 41.767 2,94 4 1.421.800

5. DI Yogya 62.028 2,37 5 2.621.600

6. Jabar 792.206 2,34 6 33.905.400

7. Maluku 27.150 2,32 7 1.169.800

8. Bali 66.785 2,22 8 3.008.900

9. Sulut 38.307 2,19 9 1.745.500

10. Sulteng 43.591 2,11 10 2.065.100

11. Sulbar 18.887 2,09 11 903.800

12. NAD 73.201 2,08 12 3.525.900

13. Sulsel 125.643 2,08 13 6.052.100

14. Banten 177.110 2,02 14 8.770.800

15. Jatim 568.304 2,01 15 28.271.400

16. Kalbar 69.164 2,01 16 3.446.100

17. Kalsel 57.929 2,01 17 2.888.300

18. Riau 90.453 1,99 18 4.552.500

19. Kalteng 35.811 1,95 19 1.835.300

20. Jambi 47.064 1,89 20 2.491.900

21. Bengkulu 25.784 1,88 21 1.370.000

22. Jateng 452.743 1,88 22 24.131.300

23. Babel 18.574 1,85 23 1.002.500

24. Malut 14.988 1,85 24 810.100

25. Sumbar 65.208 1,80 25 3.622.500

26. Sumsel 98.329 1,69 26 5.828.800

27. Gorontalo 13.885 1,68 27 824.800

28. Sultra 27.328 1,59 28 1.720.000

29. Irjabar 9.952 1,57 29 634.300

30. Kaltara 16.165 1,54 30 1.051.364

31. Lampung 89.046 1,52 31 5.853.100

32. NTB 51.519 1,50 32 3.423.300

33. NTT 51.298 1,49 33 3.440.900

34. Papua 28.980 1,23 34 2.358.200

INDONESIA 4.022.702 2,18 184.175.500

Page 36: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 28

b. Survei Cepat (Rapid Survei) Pemahaman Masyarakat tentang

Pencegahan di Provinsi DKI Jakarta.

Kegiatan survei cepat ini bekerjasama antara Badan Narkotika

Nasional dengan FISIP Universitas Nasional (Unas) dengan jumlah

responden sebanyak 200 responden dan teknik pengambilan sample

dengan menggunakan cluster multistage. Pelaksanaan survei cepat

selama 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan Maret – Juni 2014 dengan

lokasi di DKI Jakarta.

Tujuan dari suvei cepat ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui efek sosialisasi BNN pada tingkat

pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku masyakarat dalam

upaya P4GN.

2) Untuk mengetahui efektifitas berbagai bentuk kegiatan

sosialisasi BNN dan penyebaran informasi melalui media

massa dan media luar ruang dalam upaya P4GN.

3) Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap rehabilitasi dan

hukuman bagi pengedar Narkoba.

Sedangkan manfaat dari survei cepat diharapkan dapat

memberi masukan yang bermanfaat bagi pemerintah khususnya

instansi penegak hukum yang berwenang menjalankan P4GN.

Kesimpulan dari survei cepat (rapid survei) pemahaman

masyarakat tentang Pencegahan di Provinsi DKI Jakarta adalah

sebagai berikut :

1) Responden, baik pelajar/mahasiswa maupun pekerja,

umumnya memiliki pengetahuan yang cukup tinggi tentang

institusi BNN dan juga kegiatan pencegahan dan

pemberantasan Narkoba, meskipun istilah P4GN dan

pemahaman tentang UU Narkotika masih sangat rendah.

2) Persepsi tentang kegiatan sosialisasi bahaya Narkoba juga

cukup baik. Responden berpendapat bahwa kegiatan BNN

cukup detil, jelas, kreatif, dan interaktif. Selain dari kegiatan

BNN secara langsung, responden juga mendapatkan informasi

bahaya Narkoba dari berbagai media, baik media massa

maupun media luar ruang.

3) Hal itu memunculkan sikap yang positif responden dengan

kesediaan mereka untuk terlibat dalam kegiatan pencegahan

dan pemberantasan Narkoba.

Page 37: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 29

4) Pengetahuan, persepsi, dan sikap yang positif tersebut pada

akhirnya tercemin pada perilaku responden yang minim dalam

konsumsi minuman alkohol maupun penyalahgunaan

Narkoba. Meskipun untuk konsumsi rokok masih cukup tinggi.

Perilaku positif responden juga tercermin pada keterlibatan

mereka dalam mengkampanyekan bahaya Narkoba kepada

lingkungan sekitar.

5) Pemanfaatan media massa terutama media televisi dan

internet dalam mengkampanyekan bahaya Narkoba sangat

efektif. Selain itu penggunaan media luar ruang terutama

billboard juga sangat efektif, terutama bagi kalangan pekerja.

Penggunaan ketiga media tersebut hendaknya terus

ditingkatkan. Kegiatan penyuluhan bahaya Narkoba di sekolah

dan lingkungan pekerja juga harus terus ditingkatkan,

terutama untuk menjaring kesediaan menjadi kader satgas

anti Narkoba.

6) Upaya BNN untuk menekan penyalahguna Narkoba agar

direhabilitasi daripada dipenjara mendapat sambutan positif

dari responden. Hukuman penjara dan bahkan hukuman mati

memang selayaknya ditujukan kepada para pengedar dan

gembong Narkoba.

c. Riset Operasional tentang Pengetahuan dan Pemahaman

Masyarakat tentang IPWL di Provinsi Jawa Barat

Kegiatan riset operasional ini bekerjasama antara Badan

Narkotika Nasional dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas

Indonesia dilakukan di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan 3 (tiga)

bulan dari Oktober – Desember 2014.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1) Tujuan Umum.

Meningkatkan jumlah penyalahguna dan keluarga

penyalahguna melapor diri ke IPWL guna memperoleh

perawatan dan rehabilitasi medis dan sosial.

2) Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi masalah terkait dengan masih

sedikitnya jumlah penyalahguna dan keluarga

penyalahguna yang melapor diri ke IPWL.

b) Mengetahui pelaksanaan IPWL di tempat yang ditunjuk

Kemenkes dan Kemensos dan BNN.

Page 38: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 30

c) Mengembangkan alternatif solusi untuk meningkatkan

jumlah penyalah guna dan keluarga penyalah guna

melapor diri ke IPWL.

Manfaat riset operasional ini adalah berguna bagi para

pemangku kepentingan untuk memperkuat program/kebijakan yang

sudah ada, khususnya untuk pengembangan program penanganan

penyalahguna Narkoba melalui IPWL. Secara tidak langsung hasil

penelitian bermanfaat bagi sasaran program utamanya untuk

meningkatkan derajat kesehatan, menekan resiko kerugian ekonomi

dan sosial akibat penggunaan Narkoba.

Sedangkan kesimpulan dari riset operasional ini adalah :

1) Rendahnya jumlah penyalah guna dan keluarga penyalah guna

Narkoba yang melapor diri ke IPWL berkaitan dengan masalah

internal (predisposing) yang ada dalam diri penyalah guna dan

keluarganya, masalah programatik, yaitu pelaksanaan layanan

(enabling) serta masalah penegakan hukum (reinforcing)

terkait dengan penanganan kasus Narkoba.

2) Pemahaman masyakat terhadap IPWL masih kurang. Dari

aspek internal terkait dengan keengganan lapor diri ke layanan

IPWL karena adanya rumor bahwa kecanduan Narkoba tidak

bisa disembuhkan, rehabilitasi Narkoba tidak dapat

menyembuhkan kecanduan, minimnya pengetahuan terhadap

IPWL, kurangnya motivasi untuk terlepas dari ketergantungan

Narkoba.

3) Variasi masalah di Instansi Penerima Wajib Lapor.

Masalah di tingkat layanan teridentifikasi ada beberapa hal

yang perlu menjadi perhatian sehingga program ini belum

mampu dilaksanakan dengan maksimal, yaitu menyangkut

sosialisasi dan koordinasi, masalah SDM dan fasilitasnya,

pembiayaan dan pemantauan dan evaluasi layanan. Sosialisasi

dan koordinasi di tingkat pemangku kepentingan sudah sering

dilakukan namun informasi tentang IPWl belum sampai ke

kelompok sasaran.

Page 39: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 31

4) Pelaksanaan peraturan bersama untuk mendukung

penanganan kasus Narkoba.

Para penyalah guna memperoleh perlakuan yang berbeda dari

aparat penegak hukum, umumnya berakhir dengan proses

pidana. Persyaratan untuk memutuskan penyalah guna

Narkoba ke panti rehabilitasi dibutuhkan lebih banyak

persyaratan seperti: asesmen/rekomendasi dari saksi ahli

tentang urgensinya untuk direhabilitasi, serta keterbatasan

akses ke fasilitas rehabilitasi.

Pihak penyidik dan penuntut perkara penyalah guna Narkoba

kesulitan menerapkan pasal 27 Undang-Undang Nomor 35

tahun 2009 bagi kasus yang terbukti membawa “barang bukti”

selain Metadhon, Subutek dan Suboxon. Bila kasus demikian

ditemukan di lapangan maka penyidik dan jaksa akan

menggunakan pasal 112 KUHP. Ada kekhawatiran bahwa

kebijakan ini akan digunakan sebagai celah bagi para bandar

Narkoba untuk menyiasati supaya lolos dari hukuman.

Sebaliknya kebijakan ini dikawatirkan juga menjadi celah bagi

anggota polisi nakal untuk melarikan setiap perkara pidana

Narkoba langsung diarahkan ke rehabilitasi tanpa disidik sesuai

prosedur karena ada imbalan.

Adapun alternatif solusi dari riset operasional adalah :

1) Menyampaikan pesan secara komprehenshif melalui

peer (kelompok sebaya) atau LSM.

Menepis anggapan bahwa kecanduan Narkoba tidak bisa

disembuhkan melalui berbagai media terutama Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) atau peer (kelompok sebaya)

yang mempunyai akses langsung terhadap penyalahguna

Narkoba.

Informasi penting perlu disampaikan bahwa dengan

mengikuti program rehabilitasi tidak hanya mengatasi

masalah Narkoba tetapi memperoleh manfaat lain

seperti pengurangan atau meminimalisir dampak

penggunaan Narkoba seperti Overdosis, kesehatan,

kriminal/hukum, dan masalah sosial lain dan

produktivitas.

Page 40: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 32

2) Menyiapkan Buku Pedoman bagi Petugas Lapangan

terkait.

Memetakan kebutuhan untuk meningkatkan mutu

layanan bagi staf yang bertugas di Fasilitas IPWL

selanjutnya memberikan pelatihan untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan sesuai kebutuhannya.

Meningkatkan jumlah dan kapasitas tim asesmen yang

siap siaga untuk menangani kasus Narkoba di pengadilan.

Perlu menyiapkan buku pedoman/petunjuk teknis bagi

tim penyidik, jaksa dan hakim serta tim asesmen

penanganan Narkoba.

d. Riset Operasional tentang Partisipasi Masyarakat dalam P4GN di

Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan riset operasional ini bekerjasama antara BNN dengan

Puslitkes UI dilakukan di kota Surabaya – Jatim, dengan mengambil

dua lokasi studi (sentinel site) secara purposive dilaksanakan 3 (tiga)

bulan dari Oktober – Desember 2014.

Adapun kategori lokasi yang dipilih adalah daerah intervensi

program P4GN yang mempunyai tingkat partisipasi masyarakat aktif

dan pasif (studi kasus). Lokasi studi terpilih adalah :

1) Kampung Sawahan (Kompas), Kel. Sawahan, Kec. Sawahan,

yaitu daerah intervensi program P4GN dengan tingkat

partisiasi masyarakat aktif dalam program P4GN.

2) Kampung Kremil (Naga Bonar), Kel. Dupak, Kec. Kembangan,

yaitu daerah intervensi program P4GN dengan tingkat

partisiasi masyarakat pasif dalam program P4GN.

3) Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta

Selatan.

Teknik pengumpulan data dalam riset operasional

pemberdayaan masyarakat ini yaitu melalui wawancara mendalam,

diskusi kelompok terarah (Fokus group discussion), observasi dan

telaah data sekunder.

Tujuan dari riset operasional ini adalah sebagai berikut :

1) Tujuan umum

Memperoleh gambaran terkait partisipasi masyarakat

(populasi umum) dalam program P4GN.

Page 41: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 33

2) Tujuan khusus

a) Memperoleh jenis/listing program P4GN yang sudah

dilaksanakan oleh BNN, BNNP dan BNN Kab./Kota,

terutama di lokasi studi.

b) Mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi sehingga

menyebabkan partisipasi masyarakat dalam program

P4GN masih rendah (belum maksimal).

c) Memperoleh gambaran terkait strategi yang bisa

dikembangkan untuk memaksimalkan partisipasi/ peran

serta masyarakat dalam program P4GN.

Kesimpulan dari survei cepat (rapid survei) pemahaman

masyarakat tentang Pencegahan di Provinsi DKI Jakarta adalah

sebagai berikut :

1) Jenis kegiatan P4GN yang paling banyak dilakukan di

masyarakat adalah jenis kegiatan primer, yaitu berupa

sosialisasi, penyuluhan, seminar, dan sebagainya. Jenis

kegiatan sekunder dan tertier lebih banyak hanya di daerah

yang menjadi intervensi program. Tingkat keberlanjutan

program P4GN lebih terjamin keberlangsungannya pada

kelompok pelajar/mahasiswa, dan terlihat semakin meningkat

kuantitas dan kualitasnya. Berbeda halnya yang terjadi di

kelompok pekerja ataupun di masyarakat umum yang

cenderung terhambat keberlanjutannya.

2) Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dan terhambatnya

keberlanjutan kegiatan P4GN disebabkan oleh banyak faktor,

baik di tingkat masyarakat maupun pemangku kebijakan.

Secara garis besar identifikasi hambatan yang ada adalah

terkait dengan mispersepsi terhadap pemahaman masalah

Narkoba, kurangnya sarana prasarana penunjang, konsep

pengembangan kegiatan yang kurang tepat, dan belum ter-

sedianya instrument sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

3) Mispersepsi terkait permasalahan Narkoba masih banyak

berkembang di masyarakat, misalnya stigma Narkoba adalah

masalah kriminal, stigma terhadap pecandu dan mantan

pecandu, masalah Narkoba adalah urusan BNN dan polisi,

proteksi diri dari Narkoba cukup pada keluarga, masalah

Narkoba sebagai aib bagi keluarga, sekolah/perusahaan, dan

sebagainya.

Page 42: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 34

4) Pola pelaksanaan kegiatan P4GN yang ada di masyarakat

selama ini pada umumnya juga masih bersifat situasional pada

momen tertentu saja dan tidak berkesinambungan. Salah satu

faktor penghambat yang ditemukan adalah karena

keterbatasan pendanaan dan tidak adanya dukungan dari

pemerintah setempat.

5) Pengembangan konsep intervensi kegiatan P4GN di suatu

wilayah masih bersifat proyek (conduct by project), dan bukan

karena program (conduct by program) sehingga tidak terjamin

keberlanjutannya. Konsep intervensi pada umumnya hanya

fokus pada kelompok sasaran (populasi kunci) tanpa

melibatkan masyarakat luas sehingga dalam implementasinya

kurang mendapat dukungan dan terkadang terjadi benturan

dengan kelompok masyarakat lainnya.

6) Demikian juga dengan belum maksimalnya peran pemangku

kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam

kegiatan P4GN karena merasa belum mempunyai pedoman

yang tertuang dalam rencana aksi sebagai acuan implementasi

program.

Sedangkan rekomendasi dari survei cepat (rapid survei)

pemahaman masyarakat tentang Pencegahan di Provinsi DKI Jakarta

adalah sebagai berikut :

1) Dalam upaya pengembangan peran serta masyarakat dalam

kegiatan P4GN seharusnya digulirkan sebuah ide kegiatan oleh

pemerintah untuk memberikan respon kepada masyarakat

supaya berkreasi dalam mengembangkan konsep kegiatan

P4GN. Berbagai kegiatan yang sudah pernah dilakukan seperti

lomba kampung bebas Narkoba terbukti memberikan

rangsangan kepada masyarakat untuk aktif beperan. Kegiatan-

kegiatan semacam inilah yang seharusnya terus dikembangkan

intensitas dan frekuensinya.

2) Sistem koordinasi dan pola kerja LSM yang berbasis

masyarakat (community based unit) bisa diadopsi dalam

pelaksanaan kegiatan kedepannya. Demikian juga keberadaan

LSM sebagai mitra kerja masyarakat dan pemangku kebijakan

masih perlu dipertahankan, bahkan jika memungkinkan bisa

lebih ditingkatkan.

Page 43: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 35

3) Konsep kegiatan P4GN yang dikembangkan harus bisa

diintegrasikan ke dalam berbagai kegiatan sosial

kemasyarakatan yang ada sehingga keberlangsungan

programnya bisa lebih terjamin. Dalam hal ini pelibatan

masyarakat sangat diperlukan terutama peran toga/tomas

sebagai panutan.

4) Peningkatan koordinasi antara masyarakat dengan pemangku

kebijakan sangat perlu ditingkatkan melalui peran serta

Bimmas, Babinsa, BPD, dan toga/tomas. Konsep kegiatan dan

alur pendanaan yang tertuang dalam strategi dan rencana aksi

daerah harus dipahami oleh semua masyarakat maupun

pemangku kebijakan sehingga tidak ada lagi mispersepsi

khususnya pada pemerintah daerah setempat. Selain itu peran

pemerintah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam

penggalian dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari

perusahaan.

5) Untuk menjamin terlaksananya implementasi program oleh

kementerian/lembaga, SKPD, dan instansi terkait lainnya maka

BNN dan BNNP/K sebagai leading sektor harus lebih

melakukan pengawasan terhadap bentuk kegiatan P4GN yang

diintegrasikan ke masing-masing instansi. Instrument kegiatan

yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan program P4GN

harus tertuang dalam rencana aksi sehingga bisa dijadikan

acuan oleh kementerian/lembaga ataupun departemen, dinas,

dan instansi terkait lain di bawah masing-masing kementerian/

lembaga bersangkutan.

e. Riset Operasional tentang Persepsi dan Pengalaman Narkoba

terhadap Hukuman Penjara dan Hukuman Rehabilitasi di Provinsi

Banten

Kegiatan riset operasional ini bekerjasama antara Badan

Narkotika Nasional dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas

Indonesia dilakukan di provinsi Banten. Pelaksanaan riset

operasional selama 3 (tiga) bulan yaitu dari Oktober – Desember

2014.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1) Tujuan Umum.

Menilai persepsi para informan terkait Narkoba terhadap

hukuman penjara dan rehabilitasi.

Page 44: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 36

2) Tujuan Khusus.

a) Menilai persepsi dan pengalaman penyalahguna Narkoba

tentang hukuman penjara dan rehabilitasi.

b) Menilai persepsi dan pengalaman keluarga penyalah

guna Narkoba tentang hukuman penjara dan rehabilitasi

c) Menilai persepsi masyarakat tentang hukuman penjara

dan rehabilitasi.

d) Menilai persepsi dan pengalaman pengelola panti rehab

tentang hukuman penjara dan rehabilitasi.

e) Menilai persepsi penegak hukum hukuman penjara dan

rehabilitasi.

Metode pengumpulan data dan partisipan/sasaran survei

adalah :

Metode Sasaran/informan Jumlah

Indepth interview

1. Pecandu yang sudah pulih yang pernah dipenjara & direhabilitasi 6 orang

2. Pecandu yang masih dalam ketergantungan 14 orang

3. Penyidik polisi 10 orang

4. Hakim 2 orang

5. Jaksa 4 orang

6. BNN/BNNP/BNNK 2 orang

7. Pengelola panti rehabilitsi medis/sosial 2 orang

8. Keluarga dan tokoh masyarakat 3 orang

Telaah dokumen

Regulasi, program rehabilitasi, sarana penjara dan panti rehabilitasi

Kesimpulan dari riset operasional ini adalah :

1) Hampir semua aktor lebih memilih penyalahguna agar

direhabilitasi.

2) Hukuman penjara tidak membuat jera penyalahguna karena

masih tingginya peredaran Narkoba di dalam rutan dan lapas.

Bahkan penjara menjadi tempat pembelajaran karena

disanalah tempat berkumpul para bandar/pengedar.

3) Kepolisian sebagai aktor utama untuk memberikan dakwaan

pecandu untuk direhab (pasal 127), karena masih terbentur

kasus kepemilikan (pasal 111,112,114).

4) Masih tingginya perbedaan persepsi di kalangan penegak

hukum tentang putusan rehabilitasi, karena UU No 35 tahun

2009 tidak konsisten dalam penggunaan istilah pecandu,

penyalahguna dan korban penyalahguna dan belum adanya

TAT.

Page 45: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 37

5) Adanya peluang bagi para oknum penegak hukum untuk

memasukkan pasal rehabilitasi kepada bandar dan pengedar.

Adapun saran/temuan dari riset operasional adalah :

1) Belum semua kabupaten/kota ada tim asesmen. Di Jakarta

hanya Jaktim dan Jaksel, di Banten hanya Tangsel.

2) Perbedaan persepsi mengenai definisi pecandu, penyalahguna,

dan dasar hukum yang digunakan.

3) Ada peluang bagi oknum untuk memanfaatkan agar bandar/

pengedar bisa direhabilitasi.

4) Persepsi sebagian besar dari informan mendukung agar

pecandu direhabilitasi. Di sisi lain, masih terbatasnya jumlah

panti rehab yang ada.

5) Efektivitas program rehabilitasi dianggap kurang oleh

penyalahguna.

6) Dominasi pemidanaan berupa penjara bagi pengguna

narkotika tercermin dari pasal 111 dan 112 Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009.

Sedangkan rekomendasi dari riset operasional adalah :

1) Perlu membentuk tim asesmen di tingkat provinsi,

kabupaten/kota.

2) Perlu dibuat juknis dan juklak untuk pelaksanaan rehab,

terutama di kepolisian, kehakiman dan pengadilan.

3) Sosialisasi asesmen perlu lebih digalakkan agar masyarakat

lebih peduli.

4) Perlu penyamaan persepsi di kalangan penegak hukum

terutama mengenai pecandu, penyalahguna & dasar

hukumnya.

5) TAT harus betul-betul profesional dalam melakukan proses

asesmen yang akurat, misalnya dibuktikan melalui uji Narkoba

melalui test rambut.

6) BNN membuat kriteria panti rehab yang bisa menjadi pusat

rujukan rehabilitasi.

7) Memperbanyak jumlah panti rehab yang melibatkan pihak-

pihak masyarakat, tetapi dengan pengawasan yang ketat oleh

BNNP/BNNK.

8) Melakukan kajian metode yang dianggap efektif dan

manusiawi untuk rehabilitasi.

Page 46: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 38

9) Lebih jauh, perlu difikirkan untuk melakukan standarisasi

terhadap panti rehabilitasi.

10) Perlu dibuat kejelasan perumusan pecandu dan pengedar agar

tidak memenjarakan pecandu.

f. Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi Call Center dan SMS Center

BNN Tahun 2014.

Kegiatan rakor analisa dan evaluasi ini dilaksanakan karena

banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi secara aktif dengan

memberikan informasi tentang penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba di lingkungannya. Oleh karena itu BNN melalui

Puslitdatin BNN merespon dengan dilakukannya kegiatan analisa

dan evalusi Call Center dan SMS Center BNN.

Kegiatan rakor analisa dan evaluasi dilaksanakan sebagai

berikut :

1) Rapat pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28

Januari 2014 bertempat di gedung BNN Lantai 4 Jl. MT.

Haryono No. 11 Cawang – Jakarta Timur.

2) Rapat kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Februari

2014 bertempat di gedung BNN Lantai 1 Jl. MT. Haryono No.

11 Cawang – Jakarta Timur.

3) Rapat kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 April

2014 bertempat di gedung BNN Lantai 7 Jl. MT. Haryono No.

11 Cawang – Jakarta Timur.

Tujuan dari kegiatan analisa dan evaluasi Call Center dan SMS

Center BNN adalah dalam rangka mengetahui sampai sejauhmana

tindak lanjut dari informasi yang didapat dari Call Center dan SMS

Center BNN tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

di lingkungannya sehingga partisipasi masyarakat dalam

memberikan informasi kepada BNN semakin meningkat.

Manfaat dari kegiatan analisa dan evaluasi Call Center dan

SMS Center BNN :

1) Dapat mengetahui banyaknya laporan yang masuk dari

masyarakat baik melalui Call Center dan SMS Center.

2) Dapat mengetahui sebaran jenis informasi atau laporan yang

bersumber dari masyarakat, sehingga dapat dijadikan bahan

analisa bagi pimpinan BNN.

Page 47: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 39

3) Dapat mengevaluasi seberapa jauh tingkat kualitas informasi

yang masuk dari masyarakat khususnya yang terkait informasi

peredaran gelap Narkoba.

4) Dapat mengevaluasi sampai sejauhmana petugas yang terkait

dengan pertanyaan masyarakat merespon atau

menindaklanjuti laporan tersebut.

5) Dapat mengetahui hambatan dan kendala-kendala para

petugas dalam merespon dan menindaklanjuti laporan

masyarakat khususnya yang terkait dengan peredaran gelap

Narkoba di lingkungannya.

Adapun data layanan masyarakat melalui Call Center dengan

Nomor Call Center 021-80880011 dan SMS Center Nomor

081221675675 tahun 2014 adalah sebanyak 6.093 informasi. Bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini mengalami

peningkatan sebesar 13,8%, yaitu dari 5.099 informasi pada tahun

2013 menjadi 5.915 informasi pada tahun 2014.

Rincian data layanan masyarakat melalui Call Center dan SMS

Center BNN selama tahun 2014 sebanyak 5.915 informasi adalah

sebagai berikut:

1) Rehabilitasi : 365 Informasi

2) Berantas : 1.098 Informasi

3) Cegah : 92 Informasi

4) Humas : 8 Informasi

5) Datin : 5 Informasi

6) Informasi umum : 4.391 Informasi

7) Dumas Ittama : 1 Informasi

Data layanan Call Center dan SMS Center BNN 5 (lima) tahun

terakhir (tahun 2010 – 2014) adalah sebagai berikut :

NO. INFORMASI YANG MASUK TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1. Rehabilitasi 253 359 183 305 365

2. Cegah 55 68 55 81 92

3. Humas 11 21 3 15 8

4. Informasi umum 795 793 2.615 2.948 4.391

5. Datin 12 29 11 12 5

6. Berantas 179 729 607 1.737 1.098

7. Dumas Ittama 2 1

JUMLAH 1.305 1.999 3.474 5.099 5.915

Page 48: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 40

4. Balai Diklat BNN.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan personil BNN dalam

pelaksanaan P4GN, Balai Diklat BNN Tahun Anggaran 2014, menyusun

rencana kegiatan dan anggaran semula ditetapkan sebanyak 23 (dua

puluh tiga) kegiatan Diklat, namun realisasinya mencapai 25 (dua puluh

lima). Tambahan realisasi dimaksud merupakan optimalisasi kegiatan dan

anggaran yang ada pada Balai Diklat BNN. Adapun jenis kegiatan Diklat

yang dilaksanakan tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Diklat Prajabatan CPNS BNN Golongan II (5 Angkatan) dengan

jumlah peserta sebanyak 177 orang.

b. Diklat Prajabatan CPNS BNN Golongan III (5 Angkatan) dengan

jumlah peserta sebanyak 188 orang.

c. Diklat Pembinaan Teknis Penyuluh P4GN dengan jumlah peserta

sebanyak 60 siswa.

d. Diklat Fungsional Pembentukan Auditor Ahli Terampil dengan

jumlah peserta sebanyak 12 (dua belas).

e. Diklat Pengadaan Barang dan Jasa dengan jumlah peserta sebanyak

20 (dua puluh) siswa.

f. Diklat PIM IV dengan jumlah peserta sebanyak 30 (tiga puluh) siswa.

g. Diklat PIM III dengan jumlah peserta sebanyak 5 (lima) siswa.

h. Diklat Fungsional Pembentukan Auditor Ahli Pratama dengan jumlah

peserta sebanyak 10 (sepuluh) siswa.

i. Diklat Calon Widyaiswara dengan jumlah peserta sebanyak 16

(enam belas) siswa.

j. Diklat Teknis Pengelolaan keuangan bagi BP&BPP BNN dengan

jumlah peserta sebanyak 33 (tiga puluh tiga) siswa.

k. Diklat Fungsional Pembentukan Auditor Ahli Madya dengan jumlah

peserta sebanyak 1 (satu) siswa.

l. Diklat P4GN, Perubahan Mindset dan Cultureset Bagi Para Ka

BNNP&BNNK dengan jumlah peserta sebanyak 133 (seratus tiga

puluh tiga) siswa.

m. Diklat Bimbingan Teknis Fungsi Perencanaan dengan jumlah peserta

sebanyak 33 (tiga puluh tiga) siswa.

n. Diklat bimbingan Pelayanan Informasi Public di Lingkungan BNN dan

BNNP dengan jumlah peserta sebanyak 50 (lima puluh) siswa.

o. Diklat Bahasa Inggris / Public Speaking dengan jumlah peserta

sebanyak 20 (dua puluh) siswa.

Page 49: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 41

Seluruh rangkaian kegiatan yang ditetapkan dalam rencana kerja

Balai Diklat BNN tahun 2014, merupakan target maksimal yang

dilaksanakan secara berkesinambungan dengan menggunakan segala

sumberdaya yang ada. Target semula adalah untuk 633 orang, namun

karena ada optimalisasi target output sebanyak 811 (delapan ratus

sebelas) siswa.

Meskipun saat ini Balai Diklat BNN belum terakreditasi, minimnya

Widyaiswara, minimnya sarana dan prasarana (Mess Staf, tempat ibadah,

ruang audotorium, ruang perpustakaan, asrama Diklat PIM dll) serta

terbatasnya SDM Balai Diklat BNN, namun Balai Diklat BNN tetap

berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dalam hal

pelayanan prima. Untuk kedepannya Balai Diklat BNN sangat

mengharapkan dukungan dari penentu kebijakan agar Balai Diklat BNN

dapat segera diakreditasi, mendapatkan penambahan SDM, dan

tersedianya sarana serta prasarana untuk persyaratan agar Balai Diklat

BNN dapat dikareditasi oleh Instansi Pembina yang dalam hal ini Lembaga

Administrasi Negara (LAN).

5. Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN.

Laboratorium Uji Narkoba BNN pada Desember 2014, telah

menerima sample sebanyak 19.975 sampel untuk dilakukan test uji

Narkoba terdiri dari narkotika sebanyak 18.795 sampel, psikotropika

sebanyak 84 sampel, prekursor 9 sampel, hasil negatif (tidak termasuk

dalam golongan narkotika, psikotropika dan prekursor) sebanyak 1.082

sampel.

Kegiatan prioritas yang dilaporkan merupakan kegiatan Balai

Laboratorium Uji Narkoba yang memberikan dampak terhadap kualitas

pelayanan pengujian sampel Narkoba berupa :

a. Pelayanan Pengujian Sampel.

Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN dalam kegiatan

pelayanan pengujian sampel hingga bulan November 2014 telah

menguji 19.975 sampel yang terdiri dari Narkotika sebanyak 18.795

sampel, Psikotropika sebanyak 84 sampel (tidak termasuk dalam

golongan narkotika, psikotropika dan prekursor sebanyak 1.082

sampel.

b. Surveilen Akreditasi ISO 17025:2008.

Surveilen ISO 17025:2008 merupakan syarat dalam

mempertahankan akreditasi yang telah diperoleh dari KAN (Komite

Akreditasi Nasional) sebagai Laboratorium pengujian yang

terstandarisasi. Surveilen menetapkan bahwa Balai Laboratorium

Narkoba BNN berhasil mempertahankan akreditasi ISO 17025:2008

yang telah diperoleh sejak tahun 2012.

Page 50: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 42

c. Identifikasi New Psycoactive Substance (NPS).

Dampak peningkatan kemampuan dan pembangunan

instrument laboratorium ditunjukkan melalui kemampuan dalam

menganalisis NPS yang terkandung dalam sampel yang diuji. Selama

tahun 2014 Balai Laboratorium telah mengidentifikasi 19 NPS

sehingga jumlah total NPS yang beredar teridentifikasi sebanyak 35

jenis. Daftar NPS yang teridentifikasi telah beredar di Indonesia

terlampir.

Berdasarkan instansi asal sampel, jumlah sampel yang

diidentifikasi mengandung NPS sebanyak 95 sampel dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel Instansi yang Mengirimkan Sampel NPS

NO. INSTANSI JUMLAH SAMPEL

1. BNN 20

2. BNNP Sumsel 2

3. BNNP Kep Riau 2

4. BNNP Aceh 3

5. Polda Kep Bangka Belitung 1

6. Polresta Pontianak 1

7. Pores Kota Balerang 2

8. Dit Tindak Pidana Narkoba 14

9. Polres Jakarta Selatan 9

10. Polres Jakarta Pusat 7

11. Polres Jakarta Barat 1

12. Polres Jakarta Timur 4

13. Polres Jakarta Utara 3

14. Polda Metro Jaya 6

15. Polsek Kemayoran 4

16. Polresta Bandar Lampung 4

17. Polres Lampung Timur 1

18. Polres Lampung Selatan 2

19. Polres Bangka 1

20. Polres Kota Pekanbaru 2

21. Polda Jawa Barat 1

22. Polsek Teluk Betung Selatan 2

23. Polda Lampung 3

24. Polsek Tanah Abang 1

JUMLAH 95

Page 51: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 43

d. Layanan Dukungan Pemusnahan Barang Bukti

Layanan dukungan pemus-

nahan barang bukti

dilaksanakan dalam rangka

melaksanakan pengujian

terhadap barang bukti yang

akan dimusnahkan. Selama

tahun 2014 sebanyak 66 (enam

puluh enam) kegiatan

pemusnahan barang bukti dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Pemusnahan Barang Bukti

NO. INSTANSI JUMLAH

KEGIATAN

1. Deputi Bidang Pemberantasan BNN 28

2. Direktorat Tindak Pidana Narkoba 33

3. BNNP Banten 2 4. Polres Serang 1

5. Polres Metro Jakarta Pusat 1

6. BNNK Tangerang Selatan 1

JUMLAH 66

e. Dukungan Pengujian Kegiatan PembedayaanMasyarakat

Kegiatan dukungan

ini merupakan kegiatan

pengujian dalam rangka

kegiatan deputi bidang

pemberdayaan

masyarakat, baik dalam

lingkungan pendidikan

maupun lingkungan kerja.

Adapun sampel yang diuji

adalah berbentuk rambut

atau urin.

Selama tahun 2014, jumlah sampel urin yang diuji sebanyak

6.865 sampel sedangkan sampel rambut sebanyak 2.840 sampel.

Output, target, capaian serta penganggaran dijabarkan pada tabel

berikut:

Foto Kegiatan Pengujian Urin di Kementerian PAN-& RB

Page 52: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 44

Tabel Output, dan Capaian

NO. OUTPUT TARGET CAPAIAN

1. Laporan Pemeriksaan Uji Narkoba 10.057 Lap Pemeriksaan

19.975 Lap Pemeriksaan

2. Bulan Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional Unit Kerja

12 Bulan 12 Bulan

3. Alat/Instrumen Laboratorium Uji Narkoba 1 Unit 1 unit

4. Pemeliharaan Alat/Instrumen Laboratorium Uji Narkoba 18 unit 18 unit

5. Laporan Hasil Penelitian Drug Profiling dan Pengembangan Uji Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif Lainnya

2 Laporan 2 Laporan

f. Capaian Kinerja Tahun 2010-2014

Capaian kinerja Balai Laboratorium Narkoba BNN selama lima

tahun berdasarkan kegiatan prioritas dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel Capaian Kinerja Tahun 2010-2014

NO. KEGIATAN TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1. Laporan Pengujian Sampel Narkotika, Psikotropika

12.677 13.910 15.449 17.940 19.975 sampel

2. Akreditasi ISO 17025:2008 Belum terakre-

ditasi

Pengajuan Akreditasi

Terakre-ditasi

Terakre-ditasi

Terakre-ditasi

3. Identifikasi NPS - - 1 NPS 15 S 14 NPS

4. Layanan Pengujian Pemus-nahan Barang Bukti

- - - 61 66

5. Kegiatan Pengujian Dukungan Pemberdayaan Masyarakat

- - 14.991 Sampel

5.449 Sampel

9.705 Sampel

C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP

NARKOBA (P4GN)

Program P4GN merupakan program teknis yang dilaksanakan oleh

Kedeputian BNN yang terdiri dari Deputi Bidang Pencegahan BNN, Deputi Bidang

Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Deputi Bidang

Pemberantasan BNN, Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN dan juga oleh

Satker BNN di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan program tersebut

dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia “IMUN” dari

bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Adapun gambaran

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja terkait program teknis

dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 53: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 45

1. Deputi Bidang Pencegahan BNN

Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dilaksanakan melalui

kegiatan advokasi dan diseminasi informasi secara menyeluruh dan

terintegrasi kepada target sasaran pencegahan yaitu lingkungan

pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan

pekerja serta lingkungan sektor kesehatan. Upaya advokasi dan

diseminasi informasi merupakan penjabaran dari pelaksanaan Undang –

Undang 35 tahun 2009, dan didukung dengan adanya Kebijakan Nasional

dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) yang dituangkan kedalam

Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2011. Peraturan tersebut

dimaksudkan untuk mendorong partisipasi aktif seluruh komponen

masyarakat bangsa dan negara berperan aktif dalam melaksanakan P4GN

di lingkungannya masing-masing. Sedangkan maksud hakiki dari adanya

Inpres 12 Tahun 2011 adalah untuk mendorong penyelenggara negara

dan masyarakat melakukan upaya P4GN secara aktif dan mandiri.

Tujuan pelaksanaan advokasi dan diseminasi informasi pencegahan

penyalahgunaan Narkoba adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, dan kesadaran masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap

bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Berikut ini merupakan kegiatan Bidang Pencegahan yang dilakukan

pada Tahun Anggaran 2014 :

a. Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba

Kegiatan Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba dimaksudkan

untuk memberikan informasi, melatih dan membangun kesadaran

serta kepedulian terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba di lingkungan Instansi Pemerintah maupun Swasta.

Melatih relawan menjadi kader anti Narkoba dengan sasaran

Instansi Pemerintah maupun Swasta dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan Narkoba di tempat kerja, guna memperkuat

komitmen bersama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan

Narkoba di lingkungannya.

b. Simposium Kader Anti Narkoba di Sekolah Swasta

1) Kegiatan Simposium sehari kader anti Narkoba bagi pelajar

dimaksudkan untuk memberikan informasi, dan membangun

kesadaran serta kepedulian pelajar terhadap bahaya

penyalahgunaan Narkoba guna menciptakan sekolah bersih

Narkoba.

Page 54: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 46

2) Menciptakan kader-kader pelajar dalam membentuk pola

hidup, sikap, dan mewujudkan perilaku individu dan, serta

meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa dalam upaya

sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam

memanfaatkan IPWL.

3) Memperkuat komitmen dan kepedulian para pelajar dalam

melakukan kegiatan sosialisasi penyelamatan penyalahguna

Narkoba dalam memanfaatkan IPWL baik secara mandiri

maupun kegiatan para pelajar di lingkungan sekolah dalam

rangka menciptakan Sekolah Bersih Narkoba.

c. Rapat Implementasi Inpres 12 Tahun 2011

1) Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mensinergikan program

dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

2) Menghimpun data kegiatan instansi terkait dalam rangka

pencegahan penyalahgunaan Narkoba khususnya di

lingkungan kerja.

3) Memberikan informasi mengenai program-program kerja

Deputi Bidang Pencegahan.

d. Pengembangan Jejaring Anti Narkoba Di Lingkungan Kerja

1) Kegiatan Pengembangan Jejaring Anti Narkoba di Lingkungan

Kerja ini dimaksudkan untuk membangun relasi (hubungan

kerja) dengan memberikan dukungan masukan, insight, infor-

masi dan sumber daya guna meningkatkan kualitas kemitraan

dalam konteks sasaran pemangku kepentingan (stake holder),

untuk menyamakan persepsi dalam upaya P4GN

2) Menyebarluaskan informasi mengenai bahaya penyalah-

gunaan Narkoba bagi para pekerja baik di lingkungan instansi

pemerintah pusat/daerah maupun instansi swasta, serta

membangun kesadaran dan komitmen bersama dalam upaya

sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam

memanfaatkan IPWL.

3) Memperkuat komitmen dan kepedulian instansi terkait dalam

melakukan kegiatan sosialisasi penyelamatan penyalahguna

Narkoba dalam memanfaatkan IPWL baik secara mandiri di

lingkungannya dalam rangka menciptakan Lingkungan Bebas

Narkoba.

Page 55: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 47

e. Pencegahan melalui Diseminasi Informasi

Kegiatan Diseminasi Informasi dimaksudkan sebagai sarana

komunikasi, informasi dan edukasi dalam upaya pencegahan

terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Diseminasi Informasi pencegahan penyalahgunaan Narkoba

dilakukan secara massiv dan berkelanjutan dengan menggunakan

berbagai media massa, baik elektronik dan non elektronik yang

meliputi Media Televisi, Media Radio, Media online, Media Cetak,

Pergelaran Kesenian Tradisional, Focus Group Disscussion (FGD), dan

Media Luar Ruang (Billboard).

1) Media Televisi

Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba melalui Media Televisi diselenggarakan bekerjasama

dengan LPP TVRI dalam program Talkshow Live Interaktif P4GN

dan Diskusi Publik P4GN.

Talkshow Live Interaktif P4GN dan Diskusi Publik P4GN

dimaksudkan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang

upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas

sebagai komitmen pemerintah bersama seluruh komponen

masyarakat dalam mengatasi persoalan Narkoba di Indonesia

sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di

Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Per-

edaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) Tahun 2011-2015.

2) Talkshow Live Interaktif

Talkshow Live Interaktif mengangkat tema “ Mencegah

dan Menyelamatkan Pengguna Narkoba” di TVRI menyajikan

informasi yang factual dan akurat tentang berbagai upaya

pencegahan dan pemberantasan penyalah-gunaan dan

peredaran gelap Narkoba (P4GN), ditayangkan sebanyak 37

Episode dengan menghadirkan narasumber dari BNN dan

stakeholder terkait (Kemenkes, Kemensos, Kemen-kumham,

dll) setiap hari Senin pada jam 20.00 – 20.30 WIB.

Program Talkshow Live Interaktif P4GN ini dipandu oleh

Host Anya Dwinov telah mendapat respon positif dari

berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia, terbukti

dengan banyaknya pemirsa TVRI yang turut berpartisipasi

dalam memberikan pertanyaan, saran dan masukan secara

langsung kepada narasumber, terkait kebijakan program

P4GN.

Page 56: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 48

3) Diskusi Publik P4GN

a) Diskusi Publik P4GN diselenggarakan dalam rangka

mewujudkan komitmen pemerintah bersama seluruh

komponen masyarakat dalam mengatasi persoalan

Narkoba di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-

undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015. Sasaran dari kegiatan

diskusi publik ini adalah Penegak Hukum (BNN,

Kepolisian, MA, Kejaksaan, Kemenkumham, dll) Media

(media elektronik dan non elektronik) dan Keluarga

(Kowani, Tim PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, dll).

b) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan penegak hukum

dengan tema “Peran Penegak Hukum dalam Penanganan

Korban Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro

TV Jakarta.

c) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan media dengan

tema “Peran Media dalam Penanganan Korban

Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro TV

Jakarta.

d) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan keluarga dengan

tema “Peran Keluarga dalam Penanganan Korban

Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro TV

Jakarta.

4) Media Radio

Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba melalui Media Radio diselenggarakan kerjasama

dengan LPP RRI dalam program Dialog Live Interaktif P4GN di

RRI Pro 4, sebanyak 52 kali.

Dialog Live Interaktif P4GN diselenggarakan dalam

rangka penyebarluasan informasi tentang upaya Pencegahan

dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas serta mewujudkan

komitmen pemerintah bersama seluruh komponen masyara-

kat dalam mengatasi persoalan Narkoba di Indonesia sesuai

dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 ten-

tang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011.

Dialog Live Interaktif P4GN berdurasi 60 menit dengan

menghadirkan narasumber yang kompeten dari berbagai

Kementerian dan Lembaga maupun dari anggota LSM yang

memberikan informasi yang faktual dan akurat tentang

perkembangan penanganan permasalahan Narkoba dan

bagaimana upaya-upaya dalam mengatasinya melalui program

pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan

pemberantasan.

Page 57: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 49

Dengan adanya Dialog Live Interaktif P4GN ini Badan

Narkotika Nasional dengan mudah, cepat dan menyeluruh

dapat menyebarluasakan informasi baik tentang upaya-upaya

pencegahan penyalahgunaan Narkoba maupun kebijakan

Badan Narkotika Nasional kepada seluruh elemen masyarakat

khususnya para pendengar radio RRI di seluruh Indonesia.

5) Media Online

Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di Media Online diselenggarakan melalui pengelolaan

website Indonesia Bergegas (www.indonesiabergegas) dan pe-

muatan konten pencegahan penyalahgunaan di media online

(www.detik.com www.kompas.com, www.okezone.com,

www.fimela.com).

Diseminasi informasi P4GN melalui media online

merupakan strategi penyebarluasan informasi tentang

pencegahan penyalah-gunaan Narkoba yang dikhususkan pada

masyarakat yang memiliki akses terhadap media online

sebagai sarana dalam memperoleh informasi. Pemanfaatan

media online sebagai sarana penyebaran informasi ini mutlak

dilakukan, karena kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja

umumnya telah menggunakan media online dalam

aktivitasnya sehari-hari. Diharapkan dengan kehadiran

Informasi P4GN di Media online dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat dan meningkatkan peran serta

masyarakat dalam upaya P4GN demi terwujudnya Indonesia

Bebas dari Penyalahgunaan Narkoba.

Salah satu media online yang sangat memiliki pengaruh

adalah media pengelolaan Website Indonesia Bergegas, oleh

karena itu pemuatan informasi yang baik, benar dan

berkualitas perlu dibuat. Sarana yang digunakan dalam hal ini

adalah website. Website yang dikelola dan akan dikembangkan

adalah website Indonesia Bergegas dengan alamat:

www.indonesiabergegas.com.

Pengelolaan website Indonesia bergegas ini tidak hanya

pada proses upload berita maupun informasi melalui panel

(kamar editing) melainkan juga sampai pada tahap peme-

liharaan, keamanan dan pengembangan website itu sendiri.

Perkembangan dunia internet, teknologi komunikasi

terutama gadget memberikan pengaruh yang sangat besar

terutama dalam cara orang megakses informasi. Masyarakat

saat ini sudah sangat bervariasi ketika mengakses sebuah

website, melalui smartphone, Personal Computer maupun

gadget lainnya.

Page 58: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 50

Akseptabilitas sebuah website menjadi penting karena

dengan hadirnya beragam gadget dan cara orang mengakses

website tersebut menuntun sebuah website yang mampu

diterima oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu,

pengembangan website menjadi sebuah kebutuhan yang tidak

terelakkan.

6) Sosialisasi P4GN melalui Tatap Muka

Melihat kondisi penyalahgunaan Narkoba yang semakin

mengkhawatirkan, maka perlu melakukan upaya-upaya untuk

memberikan pengetahuan tentang pemahaman mengenai

Narkoba. Oleh karena itu BNN memandang perlu melakukan

diseminasi informasi melalui diskusi kelompok terarah atau

lebih dikenal dengan istilah Focus Group Discussion (FGD)

untuk membahas pelaksanaan P4GN sebagai upaya

pencegahan penyalahgunaan Narkoba.

Pada tahun 2014 ini, kegiatan FGD dilakukan sebanyak

360 kali yang menjangkau dengan jumlah peserta sebanyak

6.381 orang, yang terdiri dari dari kalangan pelajar sebanyak

1.909 orang (946 laki-laki dan 963 perempuan), kalangan

mahasiswa sebanyak 356 orang (162 laki-laki dan 194

perempuan), kalangan pekerja/masyarakat sebanyak 4.116

orang (1.553 laki-laki dan 2.563 perempuan), kalangan

mahasiswa sebanyak 356 orang (162 laki-laki dan 194

perempuan), kalangan pekerja/masyarakat sebanyak 4.116

orang (1.553 laki-laki dan 2.563 perempuan).

7) Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba

Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dapat

berhasil bila didukung oleh semua elemen bangsa. Termasuk

didalamnya adalah individu, kelompok atau organisasi

masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap ancaman

bahaya Narkoba di Indonesia. Sinergi antar elemen bangsa,

pemerintah pusat dan daerah, organisasi, kelom-pok

masyarakat, stake holder terkait dalam rangka P4GN juga

merupakan wujud aksi bersama dalam mewujudkan Indonesia

sehat tanpa Narkoba. Oleh karena itu dilaksanakan kegiatan

Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba Kerjasama BNN dengan Solidaritas

Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA),

Kementerian Kesehatan, BNP2TKI, KJRI Hongkong serta dalam

rangka Implementasi Inpres 12 Tahun 2011.

Page 59: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 51

Fakta empiris yang saat ini terjadi di tengah masyarakat

adalah para penyalah guna masih terkendala stigma yang

menyebabkan mereka tidak ingin keluar dari

persembunyiannya untuk direhabilitasi. Melalui pergelaran

seni ini tujuannya adalah menggugah masyarakat dengan

tontonan yang memberikan tuntunan untuk menghilangkan

stigma sehingga para penyalah guna Narkoba tidak takut lagi

untuk melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor

(IPWL) sehingga mereka bisa mendapatkan layanan

rehabilitasi.

Jumlah audiance dalam Pergelaran Seni Budaya pada

tahun 2014 adalah sebanyak 4.942 orang yang terdiri dari dari

kalangan pelajar sebanyak 2.088 orang yang terdiri dari (954

laki-laki dan 1.134 perempuan), kalangan mahasiswa sebanyak

727 orang (253 laki-laki dan 474 perempuan), kalangan

pekerja/masyarakat sebanyak 2.127 orang (630 laki-laki dan

1.497 perempuan).

8) Pilot Project Adaptasi Standar Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di 3 Provinsi dengan 3 Target kelompok sasaran

Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba merupakan

sebuah upaya yang memerlukan waktu dalam mendapatkan

hasil akhirnya, maka dari itu, pada tahun 2012, UNODC (United

Nations on Drugs and Crime) mengeluarkan publikasi berjudul

International Standards on Drug Use Prevention. Sejak Oktober

2012 sampai sekarang, UNODC terus melakukan sosialisasi

standar tersebut ke beberapa negara anggota UNODC. Kajian

UNODC menunjukan bahwa metode pencegahan

penyalahgunaan Narkoba yang terbatas pada pencetakan

berbagai macam leaflet, booklet, buku, poster (yang

menyeramkan) dengan materi, konten yang tidak tepat, serta

untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat tentang

bahaya penyalahgunaan Narkoba ternyata kurang berdampak

positif, bahkan tidak mengubah perilaku seseorang.

Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang

diadaptasi dari The UNODC’s International Standards on Drug

Use Prevention, Indonesia telah melaksanakan intervensi

kepada kelompok sasaran Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

untuk meningkatkan keterampilan kepala sekolah, komite

sekolah, guru, siswa dan juga pekerja dan pimpinan keluarga

dalam memahami dan melaksanakan pola hidup sehat di

lingkungan sekolah dan menciptakan faktor protektif dalam

proses pencegahan.

Page 60: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 52

Dengan program ini diharapkan tiga target kelompok

sasaran dapat menyusun dan melaksanakan program khusus

tentang pencegahan penyalahgunaan Narkoba di masing-

masing lingkungan dengan tetap berpedoman pada kearifan

masyarakat Indonesia. Melalui program ini diharapkan angka

penyalah guna Narkoba di Indonesia dapat secara signifikan

ditekan.

Strategi pencegahan berbasis ilmu pengetahuan

(Scientific-Based) menjustifikasi bahwa “bekerjasama” dengan

keluarga, sekolah, dan masyarakat (komunitas) untuk

mengembangkan berbagai program pencegahan, yang

menekankan pada aspek edukasi, dapat memastikan anak-

anak dan pemuda, khususnya di daerah tertinggal dan miskin

dapat tumbuh, tetap sehat dan aman dari pengaruh

penyalahgunaan Narkoba hingga mereka beranjak menjadi

remaja dan dewasa.

Pada tahap I (Januari – Maret 2014) telah dilaksanakan

supervisi kegiatan di 8 (delapan) Provinsi yaitu DKI Jakarta,

Riau, Sumut, Kepri, Kaltim, Jabar, Sulut dan DI Yogyakarta

pada bulan Februari dan Maret 2014. Kegiatan tersebut

dimaksudkan untuk melakukan need assessment dan survey

awal kegiatan Pilot Project Standar Pencegahan yang telah

dilakukan oleh masing-masing Provinsi terhadap 5 target

sasaran (yaitu keluarga, sekolah, tempat kerja, kelompok

masyarakat dan Sektor Kesehatan), untuk dilaporkan kepada

UNODC.

Terkait dengan Instruksi Presiden Nomor 4/2014 perihal

langkah-langkah penghematan dan pemotongan belanja

Kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2014, maka

dari 8 Provinsi akan di fokuskan pada 3 Provinsi saja, yaitu

Provinsi DI Yogyakarta dengan sasaran lingkungan sekolah,

Provinsi Riau dengan sasaran keluarga dan Provinsi Kepulauan

Riau dengan sasaran tempat kerja. Untuk 5 Provinsi lainnya,

diharapkan tetap dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan

target masing-masing yang telah ditetapkan, dan hal ini akan

ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada UNODC (United

Nation Office on Drugs Crime), Wina sesuai dengan Rencana

Aksi Indonesia terkait implementasi Standar Pencegahan

Internasional.

Page 61: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 53

Pada tahap II (Mei – Juli 2014) dilaksanakan penyiapan

bahan / modul yang akan digunakan dalam kegiatan

implementasi pilot project ini, selain itu dilaksanakan pula

pertemuan dengan Kementerian dan Lembaga terkait di

masing-masing provinsi yang menjadi tujuan pelaksanaan Pilot

Project, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dengan sasaran

lingkungan sekolah, Provinsi Riau dengan sasaran keluarga dan

Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran tempat kerja.

Pada tahap III (Oktober – Desember 2014) dilaksanakan

Training of Trainer (TOT) untuk para leader di 3 provinsi dan

dilanjutkan dengan pelaksanaan intervensi pada masing-

masing target kelompok, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dengan

sasaran lingkungan sekolah, Provinsi Riau dengan sasaran

keluarga dan Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran tempat

kerja.

2. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN

Penanggulangan penyalahgunaan Narkoba, tak dapat lepas dari

partisipasi masyarakat dalam membantu BNN untuk menekan jumlah

penyalahguna Narkoba yang terus meningkat. Berbagai upaya dan

kebijakan pro rakyat terus dikembangkan melalui pelaksanaan program

dan kegiatan sebagai berikut :

a. Test Urine

Sebagai bentuk optimalisasi penanggulangan Narkoba, BNN

kerap menyelenggarakan test urine dan test rambut baik di

lingkungan pemerintah, pendidikan, instansi swasta maupun

masyarakat. Sepanjang tahun 2014, BNN telah menyelenggarakan

test urine di instansi/institusi baik pemerintah, swasta, lingkungan

pendidikan maupun masyarakat seluruh Indonesia dan diikuti oleh

67.386 peserta. Hasilnya, sebanyak 1.704 (2,53%) dari seluruh

peserta yang mengikuti kegiatan positif terindikasi mengkonsumsi

Narkoba.

Pelaksanaan test urine tersebut adalah kegiatan preventif dan

merupakan permintaan dari pihak instansi/institusi sebagai bentuk

partisipasi mereka dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba di

lingkungannya masing-masing. Pelaksanaan test urine juga

dilaksanakan oleh seluruh Satker BNNP dan BNNK/Kota yang sudah

terbentuk.

Page 62: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 54

b. Pemberdayaan LSM dan Masyarakat

BNN terus berupaya memberikan motivasi bagi masyarakat

agar timbul rasa kepedulian terhadap bahaya penyalahgunaan

Narkoba. Salah satunya adalah dengan melibatkan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat umum. Deputi

Pemberdayaan Masyarakat BNN telah melaksanakan 156 kali Forum

Pemberdayaan Masyarakat dan LSM dan diikuti oleh 4.680 peserta

yang berasal dari kalangan masyarakat dan LSM yang aktif

berpartisipasi bersama BNN dalam melakukan pencegahan

penyalahgunaan Narkoba.

BNN Pusat telah melakukan pemberdayaan kepada 46.221

orang di lingkungan pelajar, pekerja, dan masyarakat untuk

mewujudkan lingkungan yang bebas dari penyalahgunaan Narkoba.

c. Kampus Anti Narkoba

Generasi muda berada pada fase yang amat rentan terhadap

pengaruh buruk pergaulan, khususnya Narkoba. BNN bekerjasama

dengan Kementerian Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan

Menengah melakukan sosialisasi bahaya Narkoba di lingkungan

sekolah dan kampus melalui berbagai kegiatan. Salah satunya

adalah menggelar lomba kampus bersih Narkoba yang diikuti oleh

berberapa kampus terutama yang ada di Jakarta, diantaranya adalah

Universitas Budi Luhur, Institut Perbanas, Universitas Bhayangkara,

Universitas Prof. Dr. Hamka, dan lain-lain. BNN juga menggelar

kegiatan Duta Kampus Anti Narkoba yang diikuti oleh 88 orang

peserta dan berasal dari 32 kampus di Indonesia. BNN juga kerap

melakukan penyisiran dengan menggunakan anjing pelacak, di

beberapa kampus untuk menemukan ada tidaknya Narkoba di

lingkungan kampus tersebut.

d. Pemberdayaan Alternatif

BNN melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat,

khususnya pada kelompok masyarakat yang rawan penyalahgunaan

Narkoba melalui pemberdayaan alternatif. BNN memberi motivasi

kepada masyarakat untuk tetap produktif tanpa harus terlibat dalam

tindak pidana Narkoba. Adapun kegiatannya sebagai berikut :

1) Pembinaan terhadap 75 fasilitator yang terdiri dari Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, dan Tokoh Pemuda yang ada

dilingkungan Komplek Permata, Kampung Bonang, Kampung

Bali, Peninggaran Bendi dan Kebun Singkong.

2) Pembinaan dan Pembentukan Satgas Anti Narkoba terhadap

100 orang warga binaan yang ada di Kampung Kebon

Singkong, Klender dan Kampung Peninggaran Bendi, Jakarta.

Page 63: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 55

3) Pembekalan terhadap 260 Mantan Petani Ganja di Provinsi

Aceh melalui Budidaya Coklat dan Nilam. Kegiatan ini

diselenggarakan beberapa lokasi alih fungsi lahan ganja seperti

Kecamatan Kutamala, Kecamatan Montasik dan Kecamatan

Indrapuri, Aceh Besar.

4) Pembekalan Wirausaha kepada 130 orang warga binaan yang

berasal dari Kampung Permata, Kampung Bonang, Kampung

Bali, Kebon Singkong dan Peninggaran Bendi.

5) Peningkatan life skill melalui beberapa pelatihan keterampilan

seperti merangkai bunga, teknik sablon, disain grafis,

keterampilan kuliner dan sebagainya. Kegiatan ini diikuti oleh

871 warga binaan yang berada dilingkungan kampung Bonang,

Kampung Bali, Peninggaraan Bendi, serta Kampung Permata.

Tidak hanya itu, BNN juga menyelenggarakan kegiatan positif

lainnya seperti olah raga bersama, pidato anti Narkoba, cipta

lagu anti Narkoba dan poster anti Narkoba.

e. Focus Group Discussion (FGD)

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN menggelar

kegiatan FGD sebagai wadah komunikasi antara masyarakat dan

pemerintah. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan BNN sebagai

media sosialisasi segala bentuk kebijakan terkait permasalahan

Narkoba di Indonesia. Sepanjang tahun 2014, Deputi Pemberdayaan

Masyarakat BNN telah menggelar 43 FGD yang diselenggarakan di

lingkungan pendidikan/perguruan tinggi, lingkungan masyarakat dan

lingkungan pemerintahan dengan total peserta sebanyak 1.300

peserta.

3. Deputi Bidang Rehabilitasi BNN

Tahun 2014 merupakan tahun bersejarah bagi BNN khususnya di

bidang Rehabilitasi. Pada tahun ini, tepatnya tanggal 26 Januari,

bertempat di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Ketua DPR RI,

Ketua DPD RI, Wakil Ketua MPR RI, Kapolri, dan Kepala BNN

mengukuhkan pencanangan Tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan

Pengguna Narkoba dengan jargon “Pengguna Narkoba Lebih Baik

Direhabilitasi Daripada Dipenjara”.

Pada tanggal 11 Maret 2014, telah ditandatangani Peraturan

Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri

Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia, dan Kepala BNN tentang Penanganan Pecandu

Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga

Rehabilitasi.

Page 64: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 56

Peraturan Bersama bertujuan mewujudkan koordinasi dan kerja

sama secara optimal penyelesaian permasalahan Narkoba dalam rangka

menurunkan jumlah pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba

melalui program pengobatan, perawatan, dan pemulihan pecandu

Narkoba dan korban penyalahgunaan Narkoba sebagai tersangka,

terdakwa, atau narapidana, dengan tetap melaksanakan pemberantasan

peredaran gelap Narkoba. Ini juga menjadi pedoman teknis dalam

penanganan pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika

sebagai tersangka, terdakwa, atau narapidana untuk menjalani

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Hingga 15 Desember 2014, tercatat sebanyak 988 residen yang

sedang menjalankan program rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi Lido –

Bogor, Balai Rehabilitasi Baddoka – Makassar, Balai Rehabilitasi Tana

Merah – Samarinda, dan Loka Rehabilitasi – Batam. Kebanyakan dari

mereka berada di rentang usia 26 – 30 tahun dengan pendidikan terakhir

SLTA dan tidak bekerja. Sedangkan jenis Narkoba yang banyak

disalahgunakan adalah ATS dan Methamphetamine. BNN juga telah

menjangkau 686 penyalah guna Narkoba yang tersebar di seluruh

Indonesia agar dapat melakukan rehabilitasi baik medis maupun sosial di

lembaga rehabilitasi yang berada di setiap wilayah.

Strategi pengurangan (demand) atau permintaan Narkoba dilakukan

dengan intensifikasi dan ekstensifikasi dimensi pencegahan dan

rehabilitasi, maka BNN terus berupaya memaksimalkan lembaga

rehabilitasi yang sudah ada dan meningkatkan pelayanan rehabilitasi

sehingga dapat menjangkau penyalah guna Narkoba diseluruh Indonesia.

Salah satunya melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Pasca

diterapkannya PP No. 25 Tahun 2011 tentang Wajib Lapor bagi Pecandu

Narkotika, Kemenkes telah menetapkan 316 IPWL yang tersebar di 33

provinsi, termasuk beberapa klinik milik BNN, BNNP dan Pusdokkes Polri.

Selain itu terdapat 50 IPWL yang berada di bawah naungan Kementerian

Sosial dan tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Dengan demikian, jumlah

IPWL di Indonesia adalah sebanyak 366 IPWL. BNN sendiri memiliki 1

(satu) Balai Besar Rehabilitasi di Lido – Bogor dan 3 (tiga) Balai Rehabilitasi

yang terletak di Baddoka – Makassar, Nongsa – Batam, dan Tanah Merah-

Samarinda.

Deputi Bidang Rehabilitasi terus berupaya memberikan penanganan

pasca rehabilitasi, salah satunya adalah dengan mengembangkan

program pasca rehabilitasi yang bertujuan untuk mengembalikan potensi

dan rasa kepercayaan diri melalui berbagai program pasca rehabilitasi.

Saat ini BNN memiliki 9 (sembilan) rumah dampingan dengan dua

kategori berbeda, yaitu Rumah Dampingan Berbasis Vokasional dan

Rumah Dampingan Berbasis Konversi Alam, yang telah memfasilitasi 572

orang mantan penyalah guna agar dapat kembali berdaya guna di tengah-

tengah lingkungan masyarakat.

Page 65: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 57

BNN juga memberikan dukungan/fasilitasi kepada lembaga rehabili-

tasi instansi pemerintah dan lembaga rehablitasi komponen masyarakat.

Dukungan/fasilitasi telah diberikan kepada 233 lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah yang dilakukan melalui capacity building, asistensi

pelaksanaan program Therapeutic Community (TC) oleh konselor adiksi di

8 lokasi, serta dukungan layanan program rehabilitasi di RS Suyoto dan 2

Sekolah Polisi Negara (SPN) yaitu SPN Jambi dan SPN Palembang.

Dukungan juga telah diberikan kepada 80 lembaga rehabilitasi

komponen masyarakat yang berperan aktif dalam proses pemulihan

penyalah guna Narkoba yang terdiri dari 15 lembaga berbasis Therapeutic

Community (TC), 59 lembaga berbasis Non Therapeutic Community (Non

TC), dan 6 klinik & Rumah Sakit swasta. Dukungan yang diberikan terdiri

atas berbagai bentuk, antara lain dukungan layanan rehabilitasi rawat

inap selama 3 bulan yang dirujuk dari IPWL BNN, peningkatan kapasitas

petugas rehabilitasi dalam berbagai bentuk pelatihan, serta bimbingan

teknis operasional program dan kelembagaan. Melalui dukungan yang

diberikan, diharapkan agar lembaga tersebut dapat meningkatkan

kualitas kelembagaan dan layanannya sesuai Standar Pelayanan Minimal

(SPM) sehingga dapat memberikan layanan yang optimal kepada pecandu

Narkoba di Indonesia.

Selain itu, dukungan juga diberikan kepada Pos Kesehatan Kampung

Permata yang telah dibentuk dengan prakarsa BNN, fasilitator wilayah

dan klinik setempat pada tahun 2013 yang lalu. Melalui dukungan berupa

dana operasional klinik serta peningkatan kompetensi petugas,

diharapkan Pos Kesehatan Kampung Permata dapat menjangkau dan

merehabilitasi pecandu Narkotika di wilayahnya. Diharapkan warga

sekitar pos kesehatan dapat mengakses layanan kesehatan umum yang

tersedia, sehingga dapat memudahkan pemberian informasi mengenai

pencegahan penyalahgunaan Narkotika maupun rehabilitasinya. Untuk

meningkatkan kemampuan petugas rehabilitasi, BNN juga telah

memberikan bimbingan teknis kepada 210 orang petugas rehabilitasi dari

45 lembaga rehabilitasi instansi pemerintah.

Sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun

2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika dan Peraturan

Bersama 7 kementerian/lembaga (Mahkamah Agung, Kemenkumham,

Kejaksaan, Polri, Kemenkes, Kemensos, dan BNN), telah dibentuk Tim

Asesmen Terpadu (TAT) dengan pilot project di 16 kota. Sejak di-

launching pada tanggal 26 Agustus 2014 lalu, hingga kini jumlah pecandu

dan korban penyalahgunaan Narkoba yang telah menjalani asesmen oleh

TAT sebanyak 163 orang. Dari jumlah tersebut, 94 orang tengah

menjalani program rehabilitasi, 40 orang ditempatkan di lapas/rutan, dan

25 orang masih dalam proses di tingkat penyidik/jaksa.

Page 66: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 58

Untuk meningkatkan kompetensi para personel yang mengawaki

TAT, khususnya terkait dengan aspek asesmen medis, salah satu upaya

yang dilakukan adalah dengan melatih para staf BNNP/BNNKab/Kota yang

akan menjadi petugas asesor. Pelatihan asesor ini diselenggarakan di 9

provinsi dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI.

Dalam rangka mendukung pencanangan tahun 2014 sebagai Tahun

Penyelamatan Pecandu Narkoba, salah satu upaya yang dilakukan adalah

dengan memberikan pembekalan tentang aspek rehabilitasi Narkoba

kepada para kader yang telah dibentuk oleh BNN. Para kader ini akan

menjadi perpanjangan tangan BNN khususnya bidang rehabilitasi untuk

menyampaikan informasi yang benar dan seragam mengenai segala aspek

rehabilitasi pecandu narkotika ke masyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya serta dapat menjadi motivator dan penggerak masyarakat

untuk mau melakukan Wajib Lapor di IPWL terdekat maupun mengakses

layanan rehabilitasi Narkoba di lembaga rehabilitasi terdekat. Di akhir

pengajaran, peserta diberikan alat peraga penyuluhan berupa lembar

balik sebagai alat bantu untuk mensosialisasikan rehabilitasi kepada

masyarakat.

Sebagai wadah diskusi bagi penggiat dan pemerhati masalah

Narkoba di lintas sektoral, BNN menggagas Focus Group Discussion (FGD)

dengan tema seputar rehabilitasi bagi penyalah guna Narkoba yang telah

dilaksanakan sebanyak 21 kali dengan jumlah peserta sebanyak 685

orang.

a. Layanan Wajib Lapor di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

Badan Narkotika Nasional.

BNN terus berupaya memaksimalkan lembaga rehabilitasi

yang sudah ada dan meningkatkan pelayanan rehabilitasi sehingga

dapat menjangkau penyalah guna Narkoba di seluruh Indonesia.

Salah satunya melalui IPWL. Pasca diterapkannya PP No. 25 Tahun

2011 tentang Wajib Lapor bagi Pecandu Narkotika, Kemenkes

sampai saat ini telah menetapkan 316 IPWL yang tersebar di 33

provinsi, termasuk beberapa klinik milik BNN, BNNP dan Pusdokkes

Polri. Selain itu terdapat 50 IPWL yang berada dibawah naungan

Kementerian Sosial dan tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Dengan

demikian, jumlah IPWL di Indonesia adalah sebanyak 366 IPWL.

Program wajib lapor dilaksanakan dalam rangka melayani

pecandu dan/atau korban penyalahgunaan narkotika yang

melaporkan dirinya untuk mendapatkan pengobatan dan

perawatan. Layanan wajib lapor di Klinik IPWL BNN terdiri dari

layanan wajib lapor bagi pecandu dan/atau korban penyalahgunaan

narkotika yang melaporkan diri atas kemauan sendiri/sukarela

(voluntary) dan bagi pecandu dan/atau korban penyalahgunaan

narkotika yang terkait oknum.

Page 67: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 59

Pecandu dan/atau korban penyalahgunaan narkotika yang

melaporkan diri tersebut akan menjalani tes urin dan asesmen yang

dilaksanakan oleh Tim Asesmen BNN yang terdiri dari dokter,

psikolog, perawat, sarjana psikologi dan sarjana kesehatan lainnya.

Asesmen dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap

penggunaan narkotika meliputi aspek fisik, psikologis, dan sosial

sehingga diketahui derajat ketergantungan dan besaran masalah

yang ada. Hasil asesmen tersebut merupakan dasar untuk

menentukan diagnosa serta intervensi atau rencana terapi yang

sesuai untuk individu yang bersangkutan. Rencana terapi dapat

berupa rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan. Rehabilitasi rawat

inap dilaksanakan ke lembaga rehabilitasi instansi pemerintah atau

komponen masayarakat sesuai dengan rujukan, sedangkan

rehabilitasi rawat jalan dilaksanakan di Klinik IPWL BNN.

Sementara itu hasil asesmen pecandu dan/atau korban

penyalahgunaan narkotika yang terkait hukum akan digunakan

sebagai bahan rekomendasi/pertimbangan hakim di pengadilan.

Sampai saat ini jumlah penyalahguna dan/atau pecandu

Narkoba yang mengikuti program wajib lapor di BNN sebanyak 468

orang yang terdiri dari 355 orang yang melaporkan diri secara

sukarela dan 113 orang yang terkait dengan hukum.

Grafik Jumlah Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba yang Mengikuti Program Wajib Lapor di BNN

b. Tim Asesmen Terpadu (TAT).

Pembentukan Tim Asesmen Terpadu (TAT) merupakan tindak

lanjut dari Peraturan Bersama Tahun 2014 Tentang Penanganan

Penyalah Guna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam

Lembaga Rehabilitasi, dimana pelaksanaannya dilakukan di 16 lokasi

(13 Provinsi) yaitu:

0

100

200

300

400

Sukarela Terkait Hukum

355

113

Page 68: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 60

NO. PILOT PROJECT WILAYAH KETERANGAN PENANGGUNG

JAWAB IPWL REHABILITASI

1. Kota Batam Kepri RSUD Embung Fatimah

Loka Rehab Batam BNNP Kepri

2. Kota Jaksel DKI Jakarta

Poli BNN Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido

BNNK Jaksel

3. Kota Jaktim RS Duren Sawit BNNK Jaktim

4. Kab Bogor Jabar Babes Rehab BNN Lido

BNN Kab Bogor

5. Kota Tangsel Banten PKM Ciputat

RS Ketergantungan Obat

BNNK Tangsel

6. Kota Semarang Jateng PKM Poncol Semarang

PSPP Mandiri BNNP Jateng

7. Kota Surabaya Jatim RSJ Menur Surabaya RSJ Menur Surabaya BNNP Jatim

8. Kota Makassar Sulsel

RS Wahidin Balai Rehabilitasi BNN Baddoka

BNNP Sulsel

9. Kota Maros RSUD Salewangan Maros

10. Kota Samarinda

Kaltim

RS Atma Husada Samarinda Balai Rehabilitasi

BNN Samarinda

BNNP Kaltim

11. Kota Balikpapan RS Bhayangkara Tk.IV Balikpapan

12. Kota Padang Sumbar RS Bhayangkara

RSJ HB Saanin Padang

BNNP Sumbar

13. Kota Sleman DI Yogya PSPP Sleman PSPP Sleman BNNK Sleman

14. Kota Pontianak Kalbar RSJ Sungai Bangkong RS Wisma Sirih BNNP Kalbar

15. Kota Banjar Baru Kalsel RSJ Sambang Lihum RSJ Sambang Lihum BNNP Kalsel

16. Kota Mataram NTB RSJ Mataram RSJ Mataram BNNK Mataram

TAT terdiri dari Tim Dokter dan Tim Hukum melibatkan

profesional dari lembaga-lembaga terkait dengan tugas dan fungsi

melakukan asesmen/penilaian terhadap tingkat kecanduan

tersangka penyalah guna narkotika terkait hukum dan analisis

terhadap tersangka dalam kaitan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika dan penyalahgunaan Narkotika.

Hasil pemeriksaan tim dokter dituangkan dalam bentuk hasil

asesmen tim dokter untuk kepentingan peradilan dan

ditandatangani oleh tim dokter yang melakukan asesmen sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan. Hasil asesmen tim

dokter menjadi bahan rekomendasi Tim Asesmen Terpadu berisi

tingkat ketergantungan penyalahgunaan narkotika, tempat dan

lama waktu rehabilitasi yang diperlukan bagi penyalah guna sesuai

rencana terapi.

Adapun hasil analisis Tim Hukum dituangkan dalam bentuk

hasil asesmen sesuai dengan format instrumen asesmen hukum

untuk kepentingan peradilan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan dan ditandatangani oleh tim hukum yang

melakukan asesmen. Hasil asesmen tim hukum ini menjadi bahan

rekomendasi Tim Asesmen Terpadu berupa status tersangka

dan/atau terdakwa dan kelanjutan proses hukumnya.

Page 69: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 61

Hasil asesmen dari tim dokter dan hukum dibahas melalui

pembahasan kasus (case conference) ditandatangani oleh Ketua Tim

Asesmen Terpadu dan akan dilampirkan dalam BAP berupa hasil

rekomendasi untuk kemudian diserahkan ke kejaksaan melalui

penyidik, selanjutnya dibawa ke persidangan sebagai bahan

pertimbangan dalam proses pelaksanaan putusan oleh hakim.

Jumlah penyalah guna yang telah diasesmen oleh TAT di 16

Lokasi (13 Provinsi) sampai dengan Desember 2014 adalah sebagai

berikut :

• 163 orang dimana 94 orang diantaranya sudah ditempatkan di

lembaga rehabilitasi instansi pemerintah, dan 29 orang masih

dalam proses di penyidik dan kejaksaan.

c. Dukungan, Penguatan/Fasilitasi Lembaga Rehabilitasi Instansi

Pemerintah

BNN telah melaksanakan beberapa program sebagai wujud

kesungguhan dan komitmen negara dalam memberikan yang

terbaik bagi korban penyalah guna Narkoba seperti yang tertuang

dalam undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Terkait pelaksanaan wajib lapor bagi penyalah guna Narkoba

dimana dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 25 tahun 2011 yang bermaksud mendekriminalisasi

penyalah guna, dan mempermudah akses layanan terapi bagi

mereka.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan

dukungan, penguatan/fasilitasi lembaga rehabilitasi yang dikelola

oleh instansi pemerintah, seperti Puskesmas, RS/RSJ, Lapas/Rutan,

Bapas dan Panti Rehabilitasi Kemensos. Dukungan diberikan dengan

berbagai bentuk fasilitas, diantaranya peningkatan kemampuan

SDM di lembaga rehabilitasi Instansi Pemerintah yang akan

memberikan pelayanan terhadap korban penyalah guna Narkoba.

Adapun lembaga rehabilitasi instansi pemerintah yang telah

mendapatkan penguatan pada tahun 2014 adalah sebanyak 233

lembaga.

d. Pelaksanaan Rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Pelayanan Rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN

dilaksanakan secara terpadu meliputi rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial. Pelayanan rehabilitasi korban penyalah guna

Narkoba pada tahun 2014, capaian jumlah residen 98,15 % atau

sebanyak 638 orang residen dari jumlah target, yaitu sebanyak 650

orang residen. Residen yang masuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN

telah mendapatkan layanan sesuai dengan kebutuhan residen atau

hasil dari petugas rehabilitasi yang meliputi rehabilitasi medis dan

rehabiltasi sosial.

Page 70: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 62

Penelitian di bidang rehabilitasi yang telah dilaksanakan

mencapai 100% yaitu 2 (dua) kegiatan penelitian rehabilitasi yang

meliputi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yaitu Studi Biaya

Pelayanan Perawatan Residen di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum

biaya pelayanan perawatan residen yang menjalani rehabilitasi

sampai selesai program di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Penelitian ini dilaksanakan bekerjasama dengan Puslitkes UI.

Penelitian kedua di bidang Rehabilitasi Sosial yaitu Profil Pecandu

dan Makna Therapeutic Community bagi Konselor Addict yang

bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Penelitian ini dimaksudkan mendeskripsikan profil kepribadian

pecandu dan menemukan makna TC. Adapun pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sebagai berikut :

1) Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi Medis di Balai Besar Rehabilitasi BNN

menggunakan metode Symptomatis (pengobatan berdasarkan

tanda dan gejala yang ada) dimana terapi diberikan oleh

tenaga profesional dan terlatih seperti psikiater, dokter umum,

dokter gigi, perawat, bidan, pranata laboratorium, apoteker,

ahli gizi, fisioterapis, dan psikolog yang bekerja secara tim

untuk memberikan rencana dan terapi sesuai kebutuhan

residen.

2) Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi sosial di Balai Besar Rehabilitasi BNN meng-

gunakan metode Theraupeutic Community (TC), dimana

residen melakukan kegiatan rutin (Daily Activity) yang berbasis

kelompok.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah

wawasan dan pengetahuan keluarga mengenai bagaimana

peran serta keluar-ga dalam membantu proses pemulihan

residen dari penyalahgunaan Narkoba dan mencegah relapse.

Family Support Group (FSG) juga sebagai sarana agar keluarga

dapat saling memberikan support kepada keluarga lain yang

baru menghadapi masalah seputar adiksi dan membutuhkan

solusi. FSG dilaksanakan untuk semua keluarga residen yang

berada pada fase Primary dan Re-Entry.

4. Deputi Bidang Pemberantasan BNN

Bidang Pemberantasan BNN sepanjang tahun 2014 telah berhasil

mengungkap berbagai kasus tindak pidana Narkoba dengan berbagai

barang bukti yang berhasil disita termasuk aset para bandar Narkoba.

Adapun rekapitulasi kasus tindak kejahatan Narkoba yang diungkap BNN

dan BNNP pada tahun 2014, adalah sebagai berikut:

Page 71: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 63

a. Kasus yang diungkap

SATKER JARINGAN SINDIKAT

TER-SANGKA

WARGA NEGARA KET

WNI WNA BNN & BNNP 397 583 552 24 Warga Negara Asing:

WN Nigeria : 4 WN Cina : 6 WN Pakistan : 1 WN Thailand : 1 WN Malaysia : 1 WN Inggris : 1 WN Iran : 4 WN Kenya : 2 WN Kanada : 1 WN Hongkong : 2 WN Liberia : 1

b. Rekapitulasi Jumlah Tersangka Per Kewarganegaraan dan Per Jenis

Kelamin

NO. JENIS KASUS JUMLAH KASUS

WNI WNA TOTAL

LK PR LK PR Shabu 70 102 26 15 4 147 Ganja 8 16 1 0 0 17 Heroin 8 9 4 2 0 15 Ekstasi 5 4 3 1 0 8 TPPU 11 8 4 0 0 12

JUMLAH 102 139 35 19 3 196

c. Barang Bukti

NO. JENIS JUMLAH KET

1 Shabu 447.513.336 gram 2 Heroin 7.894,68 gram 3 Extasi 6.000 gram 4 Happy Five 2 butir Bahan berbahaya 5 Double LL 80.000 butir 6 Daun ganja 8.156.529,59 gram ganja 7 Ganja/Hasis 37.277 butir 8 Pohon Ganja 60 batang pohon ganja 9 Biji Ganja 102 gram biji ganja

10 Ciran Prekursor 19.253 mililiter 11 Ephedrine bubuk 1,9 Gram

d. Barang Bukti yang Dimusnahkan

NO. JENIS JUMLAH KET

1. Shabu 388.851,34 gram BNN telah melaksanakan 26 kali pemusnahan barang bukti tahun 2014

2. Heroin 7.784,5 gram

3. Extasi 14.716 butir 4. ganja 8.148.227,3 gram

5. Prekursor Cairan V.150 mililiter

Page 72: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 64

Selain itu Jumlah Kasus yang terungkap dan tersangka tersebut

dengan perincian sebagai berikut :

a. Jumlah kasus yang diungkap BNN adalah sebanyak 103 Laporan

Kasus Narkotika (LKN), dan sebanyak 72 LKN sudah dinyatakan P21.

b. Jumlah tersangka yang diamankan BNN adalah sebanyak 196 orang,

dengan perbandingan 158 laki-laki dan 38 perempuan, 174 orang

merupakan warga negara Indonesia (WNI) dan 24 orang lainnya

merupakan warga negara asing (WNA).

c. Selain mengungkap tindak kejahatan Narkoba, BNN juga

mengungkap tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait bisnis

Narkoba. Pada tahun 2014 ini, BNN mengungkap 11 kasus TPPU dan

mengamankan 12 orang tersangka, dengan nilai aset yang setelah

dikonversikan kedalam nilai rupiah berjumlah Rp 77.584.753.378,-.

Aset yang disita meliputi rumah, tanah, mobil, motor, perhiasan,

dan apartemen. Selain itu, masih ada aset senilai Rp

32.276.000.000,- yang hingga saat ini masih dalam proses.

d. Sampai dengan tahun 2014, sebanyak 135 WNI di luar negeri

terancam hukuman mati karena terlibat tindak pidana Narkoba.

Jumlah WNI yang ditahan di luar negeri sebanyak 380 orang, 107

diantaranya diamankan pada periode 2014.

e. Sampai dengan tahun 2014, pelaku tindak pidana Narkoba yang

memperoleh vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 64 orang,

dengan perincian 27 WNI dan 37 WNA.

f. Terkait peredaran New Psychoactive Substances (NPS), Balai

Laboratorium Uji Narkoba BNN telah menemukan 35 NPS yang saat

ini beredar luas di Indonesia. Dari 35 NPS tersebut, 18 diantaranya

telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2014

g. Untuk mengatasi peredaran gelap Narkoba di tempat hiburan

malam, BNN melalui BNN Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan

Kepolisian dan TNI kerap melakukan razia tempat hiburan malam. Di

tahun 2014, telah dilakukan razia sebanyak 20 kali di 19 lokasi di

Jakarta. Dari razia tersebut, sebanyak 1.163 orang melakukan tes

urine dan 334 orang diantaranya positif mengonsumsi Narkoba. Dari

pengunjung yang positif tersebut, sebanyak 157 orang melakukan

konseling adiksi 1 kali dalam sebulan, dan 3 orang WNA (Sudan,

Malaysia, Belanda) terancam di deportasi dari Indonesia.

h. Jumlah terpidana mati s.d. Tahun 2014 sebanyak 64 orang terdiri

dari:

1) WNI : 27 orang

2) WNA : 37 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Page 73: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 65

Negara Jumlah Negara Jumlah Nigeria Senegal Inggris Malaysia Zimbabwe Belanda Malawi Brazil India

6 orang 1 orang 2 orang 6 orang 2 orang 2 orang 1 orang 2 orang 1 orang

Pakistan Cina Perancis Filipina Vietnam Afrika Selatan Australia Iran

1 orang 4 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 3 orang 1 orang

Sumber : Kejaksaan Agung RI, 2014

3) Terpidana vonis hukuman mati yang sudah dieksekusi mati : 7

Orang

a) Saelaw Prasert (1 Oktober 2004)

b) Namsong Sirilak (1 Oktober 2004)

c) Ayodya Prasad Chaubey (1 Oktober 2004)

d) Hansen Anthony Nwaliosa (27 Juni 2008)

e) Samuel Iwuchekwu Okoy (27 Juni 2008)

f) Adam Wilson als Adam als Abu (15 Maret 2013)

g) Muhammad Abdul Hafez (17Nov 2013)

4) Perincian terpidana mati : 64 Orang

a) Belum Menentukan Sikap : 25 Orang

b) PK Ditolak : 6 Orang

c) Proses Grasi : 8 Orang

d) Grasi ke II : 2 Orang

e) Proses PK : 18 Orang

f) Masih Menunggu Putusan Banding dari PT : 5 Orang

i. Jaringan sindikat narkotika yang berhasil diungkap pada tahun 2014

diantaranya:

1) Jaringan Sindikat Tiongkok.

a) Pengungkapan Shabu Terbesar Sepanjang 2014

Kasus barang bukti Shabu terbesar dalam tahun ini

dibongkar BNN pada tanggal 22 November 2014. BNN

mengamankan tiga tersangka WN Tiongkok yang

menyelundupkan Shabu seberat 151,5 Kg dari Tiongkok

melalui jalur laut. Shabu tersebut disembunyikan di sela-

sela manisan buah dan mainan.

b) Sindikat Tiongkok Edarkan 8,9 Kg Shabu

Jaringan sindikat Narkoba Hongkong digagalkan

BNN, dua orang anggota sindikat ditangkap, masing-

masing bernama Lee dan Chan usai melakukan transaksi

dengan pria WNI bernama Ramadan pada tanggal 2 Mei

2014. Petugas BNN menyita 8.926,1 gram Shabu. Lee

terhitung telah 11 kali mengedarkan Shabu dengan

jumlah besar dalam sebulan terakhir ini di Jakarta.

Page 74: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 66

c) Shabu 6 Kg dari Tiongkok digagalkan

BNN mengungkap upaya peredaran Narkoba yang

dilakukan oleh dua tersangka WN Indonesia, yaitu Alex

(39) sebagai kurir dan Endang Kosasih alias Nico (39)

selaku perekrut kurir. Total barang bukti yang disita dari

jaringan ini adalah 6.566,9 gram Shabu dari Tiongkok.

2) Jaringan sindikat Ganja.

a) BNN Ungkap 8,088 Ton Ganja.

Pengungkapan kasus 8 ton ganja menjadi kasus

yang sangat menonjol di tahun ini. Ada dua catatan

penting dari kasus ini, pertama, kasus ganja ini

merupakan yang terbesar dari aspek jumlah barang

bukti, yaitu 8,088 ton dan kedua, petugas BNN telah

melakukan penyelidikan yang mendalam dan dilanjutkan

dengan teknik modern controlled delivery sehingga satu

sindikat ganja kelas kakap ini bisa dibongkar seluruhnya.

Dari jaringan ini, BNN mengamankan pengemudi truk M.

Jamil (32) dan dua orang rekannya bernama Muhallil (25)

dan Syafrizal (20) Jl. Kandis KM. 53 Telaga Samsam

Kandis, Provinsi Riau, Jumat (24/10). Pada hari yang

sama, BNN mengamankan sang pengendali yaitu Bang

Pin di rumahnya di bilangan M. Toha Bandung. BNN juga

mengamankan Budiman alias Ade (45) di rumahnya di

daerah Mampang. Ade merupakan penjaga gudang,

sekaligus pengatur distribusi ganja sesuai pesanan.

b) Remaja Putus Sekolah diperalat Sindikat Edarkan Ganja

BNN mengungkap kasus peredaran gelap Narkoba

jenis ganja seberat 46,7 kg dari sebuah jaringan yang

melibatkan remaja putus sekolah. Yaitu ditangkapnya

dua orang remaja laki-laki dengan inisial D (16) dan R

(17). Keduanya diamankan dikontrakan Pabrik Roti, KH.

Mas Mansyur, Kp. Mede, Kel. Bekasi Jaya, Kec. Bekasi

Timur, pada tanggal 26 Nov 2014, sekitar pukul 12.00

WIB. Dari keduanya, petugas menyita 55 paket ganja

dengan berat total 46.723,2 gr yang didapat dari seorang

laki-laki berinisial FAZ yang dikenalnya selama dua bulan

belakangan karena satu ‘tongkrongan’. Dalam

kesehariannya, dua remaja putus sekolah ini bertugas

menjaga, mencatat dan mengantarkan pesanan ganja

kepada para pembeli.

Page 75: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 67

3) Jaringan Sindikat Iran

a) Pengungkapan Kasus 40,1 Kg Shabu dari Sindikat Iran

BNN berhasil membekuk dua anggota sindikat

Narkoba internasional asal Iran, di Cagar Alam, Tikungan

I Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Rabu, 26 Februari 2014.

Dari kedua tersangka bernama Mostafa Moradalivand

(32) dan Seiyed Hashem (35), petugas menyita 40,1 Kg

Shabu kualitas satu yang diduga kuat diselundupkan

melalui jalur laut.

b) Kasus pengiriman Shabu campur seberat 35 Kg

Shabu tersebut dikirim dalam dua tahap, pertama

dikirim dari Iran dan tiba di Jakarta tanggal 13 Juni 2014.

Sedangkan pengiriman kedua diterima pada tanggal 21

Juni 2014. Dalam kasus ini, BNN mengamankan Mostafa,

Majid, dan Shahab. Shabu tersebut dikirim dari Iran

dalam bentuk Shabu yang bercampur dengan serbuk

lengket lainnya. Rencananya Shabu ini akan diolah lagi

oleh Shahab.

4) Jaringan Sindikat West African

a) WN Nigeria Kendalikan Mantan Istri Edarkan Shabu.

Kelvin, seorang pria Nigeria mengendalikan mantan

istrinya bernama Farida untuk mengantarkan Shabu

kepada kurir-kurir lainnya. Dari tangan Farida, BNN

menyita 801 gram. Sedangkan dari kurir lainnya bernama

Saut dan istrinya, BNN menyita 100,7 gram. Sedangkan

dari kurir lainnya yaitu Lia, Shabu seberat 303,7 gram

disita, dan dari tangan Nurman disita seberat 497,3

gram. Seluruh tersangka dibekuk pada 6 April 2014.

b) Buruh Botol dikendalikan Sindikat Nigeria

BNN mengamankan Yeni alias Selfi (31) bersama

suaminya Miftah (25) dirumahnya didaerah Kampung

Pisang, Karang Sari Neglasari, Tangerang, Kamis 9

Oktober 2014. Setelah dilakukan pemeriksaan di

rumahnya, BNN menyita Narkoba jenis Shabu seberat

5.915 gram. Menurut pengakuan Yeni, aksi yang ia

lakukan atas perintah dari seorang pria Nigeria.

Page 76: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 68

5) Jaringan sindikat Penyelundupan Narkotika dari Malaysia via

Laut

a) Sindikat Malaysia-Aceh Diungkap BNN, 5 Kg Shabu disita

Sindikat Narkoba yang biasa menyelundupkan

Narkoba dari Malaysia ke Aceh diringkus petugas BNN,

pada 9 Februari 2014. Dari tangan tersangka, petugas

menyita 5.074,1 gram shabu. Penyelundupan ini diotaki

seorang WNI yang sudah berulang kali memasok

Narkoba dari Malaysia ke Aceh via jalur laut. Untuk

membongkar kasus ini, BNN bekerja sama dengan Kantor

Bea dan Cukai Medan.

b) Koordinator kurir Asahan ditangkap

Berdasarkan penyelidikan intelijen, BNN berhasil

mengamankan Bambang Hariyanto di Desa Danau

Sijabut, Asahan Sumatera Utara pada 7 Maret 2014.

Bambang diduga kuat sebagai koordinator kurir yang

menyuruh anak buahnya, Guntur, untuk mengambil

Shabu di tengah laut dan menyerahkannya kepada Dayat

cs. Dari Dayat, Shabu seberat 4.553 gram disita.

c) Jaringan Narkoba Tanjung Balai rutin menyelundupkan

Shabu dari Malaysia via laut.

Jaringan sindikat Narkoba di Tanjung Balai ini dalam

satu bulan, setidaknya mereka bisa mengambil Shabu

dan membawanya ke Tanjung Balai hingga Medan

sebanyak empat kali. Kini, jaringan ini tidak bisa lagi

beroperasi karena diamankan BNN, Selasa (22/10). Lima

anggota sindikat ditangkap, dan barang bukti shabu

seberat 6 Kg berhasil disita.

d) Pasangan Suami Istri Bandar Narkoba diciduk BNN

Pada Senin, 22 September 2014, BNN berhasil

mengamankan tiga orang tersangka yang diduga kuat

terlibat dalam jaringan Narkoba. Ketiganya ditangkap

usai sang kurir bernama Ilham (21) menyerahkan tas

berisi Narkoba jenis Shabu kepada H. Dawang (45)

beserta istri, Hj. Maemunah (43) di rumahnya, yang

terletak di daerah Tiroang, Pinrang, Sulsel. Setelah

dilakukan pemeriksaan, Shabu seberat 6.850 gram yang

dibawa dari Malaysia ini berhasil disita. Shabu tersebut

sudah dipecah dalam bentuk paket, masing-masing 50

gram sebanyak 137 bungkus.

Page 77: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 69

6) Jaringan sindikat Peredaran Narkoba dikendalikan oleh Napi

a) Napi Nigeria Kendalikan Kurir Wanita

Dua wanita Indonesia ditangkap oleh BNN karena

terlibat dalam jaringan Narkoba. Pertama adalah Jul,

seorang wiraswastawan yang beralih profesi menjadi

kurir Narkoba sejak Februari hingga April 2014. Dari

tangannya, petugas BNN menyita heroin seberat 4.067,1

gram dan Shabu seberat 2.386,9 gram. Sedangkan

wanita lainnya adalah Al, seorang ibu rumah tangga

diamankan BNN karena memiliki Shabu seberat 1.214,7

gram. Kedua kurir wanita ini dikendalikan oleh napi Lapas

Karawang bernama Henry Albert. Henry Albert (WN

Nigeria), diamankan tim BNN dari Lapas Karawang, Kamis

(22/5). Henry diduga kuat sebagai pengendali kurir yang

kebanyakan wanita. Hingga saat ini, ada sekitar tiga kurir

wanita lagi yang masuk dalam DPO yang terkait jaringan

Henry. Henry menghuni Lapas Karawang sejak 1,5 tahun

lalu. Ia menjalani hukuman penjara 13 tahun untuk kasus

Narkotika.

b) Pasangan Napi Pontianak Kompak Kendalikan Bisnis

Narkoba

Dalam beberapa kasus terakhir yang diungkap BNN,

pengendalian peredaran Narkoba dilakukan dari balik

jeruji besi. BNN memutus jaringan sindikat Narkoba di

Pontianak yang dikendalikan oleh Jacky dan Memey,

pasangan kekasih yang juga Napi di Lapas Klas II A

Pontianak. Jaringan Narkoba yang dikendalikan oleh dua

Napi di Pontianak ini cukup besar. Setiap dua pekan,

anggota jaringan ini bisa mengambil Shabu sedikitnya 5

Kg dari Malaysia lalu menyerahkan kepada anggota

sindikat lainnya di Pontianak. Modus yang digunakan

oleh sindikat Pontianak ini cukup sederhana. Sang

pengendali menyuruh seorang sopir bus untuk

membawa Shabu dari Kuching, Malaysia, lalu

membawanya ke Pontianak untuk diserahkan kepada

kurir yang siap menanti.

Page 78: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 70

7) Pengungkapan Kasus Pencucian Uang.

a) Kakak Adik Terlibat Pencucian Uang

Bandar Narkoba, Safriadi alias Edy ditangkap BNN

karena dugaan tindakan pencucian uang dari hasil

kejahatan Narkoba. Safriadi diduga memutarkan

sebagian keuntungan hasil penjualan Narkoba untuk

mendukung bisnis yang dijalankan oleh kakaknya

bernama Murdani. Safriadi diamankan petugas BNN

pada 25 Maret 2014 di Perumahan Singgasana Pradana,

Jl. Galuh Pakuwon Timur No.12, Bandung, Jawa Barat,

sedangkan Murdani, kakak dari Safriadi diamankan di

Perumahan Puspita Serpong, Tangerang pada hari yang

sama.

Total yang disita dari Safriadi senilai Rp 700 juta

yang terdiri dari tabungan, kendaraan bermotor dan

rumah. Sementara itu, dari tangan Murdani, petugas

menyita aset senilai ± Rp 15 Miliar yang terdiri dari : 1

unit rumah di Puspita Loka, BSD, Tangerang; 1 unit

rumah Anggrek Loka BSD; 2 unit apartemen di Permata

Eksekutif; 1 unit Apartemen Gateway; 1 unit toko di

Permata Hijau; 1 Unit Mobil Harrier; 1 Unit Mobil Toyota

Yaris; 1 Unit Mobil Nissan Xtrail; serta beberapa buku

tabungan dan deposito.

b) Aset Fantastis Napi Bandar Narkoba disita

BNN mengamankan Pony Tjandra (47) seorang Napi

yang diduga kuat sebagai bandar Narkoba sekaligus

terlibat dalam kejahatan pencucian uang, pada 25

September 2014, di Perumahan Pantai Mutiara Blok R

No. 21, Pluit, Jakarta Utara. BNN juga mengamankan

istrinya bernama Santi (47) di perumahan Griya Agung,

Cempaka Baru, Kemayoran. Dari tangan Pony, BNN

menyita barang bukti berupa 1 unit rumah di Perumahan

Pantai Mutiara Blok R No. 21, Pluit, Jakarta Utara dan 1

unit rumah di Cempaka Baru, Kemayoran, 1 unit mobil

Jaguar, 1 unit mobil Honda Odysey, 2 unit jet ski, 3 unit

motor gede Harley Davidson.

Sementara itu dari tangan Santi, BNN menyita 29

item perhiasan yang terdiri dari kalung, liontin, cincin,

gelang, satu sertifikat tanah di Cilacap, 4 sertifikat tanah

di Jepara, 1 sertifikat tanah di Subang, dan 1 sertifikat

tanah di Pandeglang. Di Jepara, Santi mengelola bisnis

butik dan memiliki sebuah lumbung padi.

Page 79: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 71

Pony merupakan seorang Napi dengan vonis 20

penjara karena kasus kepemilikan ekstasi sebanyak 57

ribu butir. Ia telah menghuni LP di Nusakambangan sejak

tahun 2006 dan sejak dua bulan terakhir ini ia mendekam

di LP Cipinang. Dari pengakuan tersangka, Pony dapat

memberikan uang rutin setiap bulannya sebesar Rp 100

juta untuk keperluan keluarganya. Penangkapan Pony

merupakan hasil pengembangan kasus dari

tertangkapnya sejumlah bandar Narkoba diantaranya

Edy alias Safriady (jaringan Aceh) serta dua orang bandar

lainnya yang bernama Irsan alias Amir dan Ridwan alias

Johan Erick. Seluruh pembayaran dari para bandar

ditujukan ke belasan rekening milik Pony yang

diperkirakan mencapai angka 600 miliar.

8) Pengungkapan Cland Lab Narkoba

Dalam tahun ini, BNN mengungkap kasus pabrik gelap

Narkoba rumahan di Tangerang, Banten. Petugas BNN berhasil

mengamankan 19.253 Ml cairan yang diduga Narkotika dan

1.872,8 gram Shabu Kristal, alat lab dan zat kimia dari tangan

sepasang suami istri WN Indonesia keturunan Tionghoa

bernama Liong Kok Foe als David dan istrinya Tan Ay Hoa als Ay.

Keduanya diduga melakukan praktek illegal memproduksi

Shabu di laboratorium Narkoba (Clandestine Lab) di kawasan

Perum Binong Permai Blok H 20, Kec. Curug, Tangerang. David

dan Ay diamankan petugas pada hari Rabu 11 Juni 2014 lalu.

Diketahui David merupakan mantan narapidana Narkoba.

Selama di dalam penjara, David belajar trik membuat Shabu

dengan rekan sesama narapidana. Seharusnya, David keluar

dari LP pada Desember 2016, namun diberi keringanan bebas

bersyarat pada 12 Agustus 2013 lalu. Saat menghirup udara

bebas, David sempat menjalankan profesi sebagai petugas

pelayanan di gereja. Namun sejak Mei 2014, David mulai

mempraktikan trik membuat shabu yang pernah ia pelajari di

LP.

5. Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN

a. Penandatanganan Nota Kesepahaman

BNN telah melaksanakan penandatanganan Nota

Kesepahaman (MoU) dengan berbagai instansi pemerintah, swasta

dan komponen masyarakat. Selama tahun 2014, BNN telah

menandatangani MoU dengan 4 kementerian yakni Kementerian

Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan,

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi

serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Page 80: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 72

Di tahun ini BNN juga telah menandatangani nota kesepakatan

dengan beberapa instansi swasta diantaranya adalah PT Jasa Marga

(Persero Tbk), dan beberapa perusahaan telekomunikasi (PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT Telekomunikasi Selular, Tbk, PT

Indosat, Tbk, PT XL Axiata, Tbk, PT Bakrie Telecom, Tbk, PT

Hutchison 3 Indonesia, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT

Pasifik Satelit Nusantara).

Komponen masyarakat juga turut dilibatkan dalam upaya

P4GN melalui nota kesepahaman yang ditandatangani oleh

beberapa kelompok masyarakat seperti Persatuan Wartawan

Indonesia, Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia, Sentra Komunikasi,

Universitas Merdeka Malang.

b. Kerja Sama Luar Negeri

Selain menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah,

swasta, dan komponen masyarakat, BNN juga turut aktif dalam

berbagai acara pertemuan lintas instansi terkait P4GN, yaitu :

1) 19th Asia-Pacific Operational Drug Enforcement Conference

(ADEC 19th), di Tokyo, Jepang.

2) Japan Coast Guard, di Kuala Lumpur, Malaysia.

3) The Colombo Plan Drug Advisory Programme (CPDAP)

International Training Course on Precursor Chemical Control

for Asian Narcotics and Law Enforcement, di Bangkok,

Thailand.

4) Sidang Komisi Narkoba ke-57 (CND), di Wina, Austria.

5) IDEC Far East Regional Working Group (IDEC FERWG), di

Manila, Filipina.

6) ILEA “Narcotic Unit Commanders Course”, di Bangkok,

Thailand.

7) The 11th Meeting of ASEAN Inter-Parliamentary Assembly

(AIPA) Fact-Finding Committee (AIFOCOM) to Combat the Drug

Menace, di Laos.

8) 31st Annual International Drug Enforcement Conference IDEC

XXXI, di Roma, Italia.

9) The 34th ASEAN Senior Officials on Drug Matters (ASOD), di

Filipina.

10) Opening ceremony of the ASEAN narcotics cooperation center

(ASEAN-NARCO) and meeting of ASOD leaders on drug control

cooperation, di Bangkok, Thailand.

Page 81: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 73

11) The 2nd General Meeting of Asia Pacific Information &

Coordination Center for Combating Drug Crimes (APICC) dan

The 24th Anti Drug Liasion Officials Meeting for International

Cooperation(ADLOMICO).

12) 38th Meeting of Head of National Drug Law Enforcement

Agencies, HONLEA Asia and the Pacific, di Bangkok, Thailand.

13) The 3rd ASEAN Ministerial Meeting on Drugs Mattters

(AMMDM), di Jakarta.

c. The 3rd ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters (AMMDM)

Pada tanggal 2-4 Desember 2014 bertempat di Jakarta, BNN

telah menjadi tuan rumah dari rangkaian kegiatan Pertemuan

Tingkat Menteri ASEAN bidang Narkoba ke-3 (3rd ASEAN Ministerial

Meeting on Drug Matters/3rd AMMDM). Pertemuan dipimpin oleh

kepala BNN, Anang Iskandar, dan dihadiri oleh Menteri dan Pejabat

Tinggi terkait penanganan masalah Narkoba dari seluruh Negara

anggota ASEAN dan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Hukum dan Kerja

Sama, Aidil Chandra Salim, yang didampingi unsur BNN,

Kementerian Luar Negeri (Direktorat Kerja Sama Fungsional ASEAN

dan Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata),

Kementerian Keuangan (Ditjen Bea danCukai), dan Polri.

Rangkaian Pertemuan diawali dengan Pertemuan Persiapan

Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting – Preparation for

AMMDM / SOM-Prep) pada tanggal 2 Desember 2014. Bertindak

selaku pimpinan pertemuan adalah Anggota Tim Ahli BNN, Bali

Moniaga dengan pimpinan Delegasi Republik Indonesia adalah

Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN, Aidil Chandra Salim.

Pada tanggal 3 Desember 2014 3rd AMMDM dibuka secara

resmi oleh Wakil Presiden H. Moh. Jusuf Kalla. Dalam sambutan

pembukaannya menyampaikan antara lain bahwa Indonesia terus

berkomitmen untuk bekerjasama dengan negara-negara ASEAN

lainnya dalam memerangi penyalahgunaan Narkoba. Wakil Presiden

juga kembali menekankan bahwa Indonesia akan tetap bertindak

tegas dalam kasus Narkoba mengingat bahaya dan resiko yang

mengancam rakyat Indonesia.

Dalam pembahasan pertemuan level menteri tersebut, muncul

enam rekomendasi ASEAN Leader, sebagai berikut:

Page 82: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 74

1) Perlunya kerja keras dan tindakan efektif terkoordinasi dalam

menghadapi ancaman Narkoba;

2) Menugaskan ASOD untuk melanjutkan upaya untuk mencapai

Masyarakat ASEAN 2015 yang sehat dan aman;

3) Pentingnya penerapan paradigma baru untuk mengelola

dampak resiko Narkoba, melalui strategi dan pendekatan baru;

4) Pentingnya penyiapan sarana rehabilitasi untuk melibatkan

masyarakat dalam penanganan pengguna Narkoba ke

masyarakat;

5) Menyadari resiko bahwa integrasi regional dapat semakin

meningkat kan aktivitas sindikat Narkoba di kawasan sehingga

memerlukan peningkatan kerjasama yang lebih terkoordinasi

baik pada tataran nasional, bilateral, maupun regional.

6) Pentingnya masing-masing instansi untuk memperoleh

dukungan anggaran yang sesuai pada tataran nasional guna

memutus permintaan dan pasokan Narkoba.

Kepala BNN menggaris bawahi tiga hal penting dari hasil

pertemuan antara lain:

1) Pentingnya keseimbangan antara menekan demand

(permintaan) dan supply (pasokan) secara ideal. Artinya,

penanganan demand harus serius yaitu melalui pelaksanaan

rehabilitasi.

2) Berdasarkan survey UNODC, kerugian yang ditimbulkan dari

narkotika di ASEAN mencapai angka 108 trilyun, dan itu harus

jadi perhatian seluruh negara ASEAN.

3) Dalam era keterbukaan ASEAN 2015, negara ASEAN akan

saling terintegrasi sehingga bisa mendongkrak kemajuan

ekonomi masing-masing pihak, tapi pada sisi lainnya, bisa

menjadi celah bagi sindikat narkotika untuk lebih mudah

memanfaatkan kondisi seperti itu untuk bisnis mereka.

d. Sosialisasi Peraturan Bersama Mahkumjakpol.

Perubahan paradigma terkait penanganan pecandu yang

bermuara pada rehabilitasi medis dan sosial masih menjadi sorotan

utama BNN dalam upaya penanggulangan permasalahan Narkoba di

Indonesia. Hal tersebut diimplemetasikan dengan

diselenggarakannya penandatanganan Peraturan Bersama oleh

Mahkamah Agung, Menkumham, Menkes, Mensos, Kejaksaan,

Kapolri dan BNN, di Istana Presiden pada tanggal 11 Maret 2014.

Page 83: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 75

Untuk itu BNN memberikan sosialisasi terkait hal tersebut

dengan menggelar Sosialisasi Peraturan Bersama Mahkumjakpol.

Kegiatan ini diselenggarakan di 4 kota (Jakarta, Pontianak,

Yogyakarta dan Jambi) dan dihadiri oleh peserta yang berasal dari

perwakilan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Bareskrim, Polda,

Polres, Polsek, Kejari, Kejati, Kemenkumham, Kemenkes, Lembaga

Pemasyarakatan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, RSUD, RSKO, RSJ

dan IPWL seluruh Indonesia.

e. Focus Group Discussion (FGD)

Deputi Hukum dan Kerjasama juga menggelar berbagai forum

diskusi sebagai wadah sosialisasi terkait perubahan paradigma baru

berupa rehabilitasi sebagai proses hukum bagi pecandu Narkoba.

Sepanjang tahun 2014, Deputi Hukum dan Kerja Sama telah

menggelar 10 kegiatan FGD dan dihadiri oleh peserta yang berasal

dari instansi terkait dengan program rehabilitasi.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN P4GN DI KEWILAYAHAN OLEH

BNNP DAN BNNK/KOTA

Tahun 2014 seluruh BNNP yang sudah terbentuk di 33 Provinsi, telah

melaksanakan kegiatan terkait dengan Pencegahan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba, demikian juga halnya Satker BNNK/Kota di 100

Kabupaten/Kota, sudah melaksanakan kegiatan sebagaimana program kerja

dan anggaran yang telah ditetapkan. Satuan Kerja BNN Provinsi dan BNN

Kabupaten/Kota merupakan miniatur BNN Pusat di daerah dengan

melaksanakan satu program yaitu Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.

Penyelenggaraan P4GN ditingkat kewilayahan sudah menunjukkan

perkembangan yang positif. Hal tersebut didukung dengan adanya Inpres

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015, yang

ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 21

Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika. Inpres

dan Permendagri tersebut telah mendorong pemerintah daerah dan komponen

masyarakat melaksanaan program P4GN, hal ini ditandai dengan semakin

banyaknya pemerintah daerah yang mengalokasikan anggaran untuk kegiatan

P4GN (laporan kegiatan BNNP/BNNK terlampir).

Page 84: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 76

Demikian juga pihak komponen masyarakat termasuk perusahaan swasta

di kewilayahan sudah melaksanakan program P4GN bersama dengan

BNNP/BNNK setempat. Pada umumnya pemerintah daerah telah

mengalokasikan anggaran dalam APBD, selain itu ada juga pemerintah daerah

yang mengalokasikan anggaran P4GN dalam bentuk Hibah yang diberikan ke

BNNP/BNNK setempat. Berdasarkan laporan dari BNNP/BNNK pemerintah

daerah dan pihak swasta sudah melaksanakan kerjasama dalam pelaksanaan

program P4GN.

Seperti halnya kegiatan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang di BNN

Pusat, BNNP juga sudah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibidang P4GN

yaitu melaksanakan Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, dan

Pemberantasan, sedangkan BNNK/Kota fungsi pemberantasan belum sampai

tahap pemberkasan, kewenangannya baru pada tahap pemetaan jaringan

Narkoba yang ada diwilayah tersebut, untuk selanjutnya hasil pemetaan

dimaksud sebagai dasar bagi BNN melaksanakan penyelidikan dan penyidikan.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Satker BNN di Provinsi dan

Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pencegahan.

Penyampaian pesan P4GN dengan Wahana desiminasi informasi,

merupakan sarana penyampaian pesan P4GN kepada khalayak ramai.

Sarana dimaksud yaitu terdiri dari berbagai media elektronik (televisi dan

radio), media online (internet), Non elektronik (media cetak), dan sarana

komunikasi tradisional lainnya yang ada di masyarakat yang biasanya

dilakukan melalui berbagai pagelaran seni budaya. Keberhasilan

penyampaian pesan P4GN melalui desiminasi informasi, sejak digulirkan

sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian terkait pengaruh

media dimaksud dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap pelaksanaann P4GN.

Namun demikian dari berbagai pendapat masyarakat, sangat

mengharapkan peningkatan peran media massa dalam penyampaian

pesan terkait dengan upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Oleh

karena sifat media yang langsung ke masyarakat, pesan yang disampaikan

sangat dipengaruhi oleh sumber berita (narasumber) sarana komunikasi

yang digunakan dan kemampuan audiens untuk menangkap pesan yang

diterimanya. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan oleh BNN mulai dari

tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota selalu memberdayakan

keberadaan wahana desiminasi informasi, ini artinya bahwa pesan P4GN

kepada masyarakat sudah tersebar luas, seiring dengan terbenduk di 33

provinsi dan 100 kabupaten/kota.

Page 85: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 77

Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

P4GN, juga dilakukan penguatan melalui pelaksanaan advokasi

pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Advokasi pencegahan yang

dilakukan untuk memperkuat pelaksanaan penyampaian pesan melalui

berbagai wahana desiminasi informasi. Proses komunikasi melalui

wahana desiminasi informasi agak sulit mengetahui respons masyarakat/

khalayak oleh karena sifatnya satu arah, sedangkan pelaksanaan advokasi,

sifatnya lebih komunikatif karena umumnya bersifat dialogis.

Kekurangan pelaksanaan advokasi ini sifatnya terbatas pada waktu

dan lokasi yang sama, namun pada saat itu juga dapat diketahui respon

dari penerima pesan. Karena masing-masing sarana komunikasi tersebut

mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka sarana desiminasi informasi

dan advokasi menjadi pilihan yang dilakukan BNN secara simultan dalam

upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam

upaya pelaksanaan P4GN.

Sasaran advokasi pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang

dilakukan selain kepada individu juga dilakukan melalui pendekatan

kelembagaan. Pendekatan individu dilakukan melalui pelaksanaan

kegiatan yang mengundang orang per orang kedalam satu kegiatan

tertentu seperti pelaksanaan advokasi pembentukan kader, dengan

berbagai target sasaran seperti: Siswa, Mahasiswa, Pekerja baik pegawai

swasta maupun pegawai di instansi pemerintah serta advokasi

pencegahan melalui pendekatan kelembagaan. Hasil nyata pedekatan

advokasi yang dilakukan adalah semakin banyaknya kader anti Narkoba

yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat dan juga semakin

tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pelaksanaan P4GN.

Untuk mengetahui peran pencegahan yang dilakukan selama ini

kepada masyarakat, pada tahun 2014 yang lalu, BNN telah melaksanakan

monitoring dan evaluasi program P4GN di 16 Provinsi, dengan sasaran

adalah masyarakat yang pernah menerima program P4GN yang

dilaksanakan oleh BNN, BNNP dan BNNK/Kota. Hasil kompulir data dari

penerima program (siswa, mahasiswa, pegawai pemerintah, pegawai

swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda) sangat

mendukung keberadaan lembaga BNN dalam memerangi

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Page 86: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 78

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

Maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba ditanah

air, diduga sebagai akibat kurang berdayanya masyarakat untuk

memberikan perlawanan terhadap kejahatan Narkoba. Oleh sebab itulah

perlu dilakukan penguatan kepada masyarakat. Peran penguatan dalam

upaya pemberdayaan masyarakat saat ini juga dilaksanakan oleh Satuan

kerja BNN yang ada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat di kewilayahan juga mengemban tugas dan

fungsi rehabilitasi. Adapun gambaran kegiatan Satker BNN di kewilayahan

adalah sebagai berikut:

a. Penguatan kelembagaan (instansi pemerintah dan swasta)

b. Peningkatan lingkungan bebas Narkoba di lokasi perkotaan maupun

pedesaan.

c. Pemberdayaan untuk masyarakat yang menjadi korban

penyalahgunaan Narkoba, agar melapor diri secara sukarela di

Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) BNN.

d. Pemberian layanan Terapi dan Rehabilitasi bagi korban

penyalahguna Narkoba.

Upaya menciptakan lingkungan/lembaga bersih Narkoba, dilakukan

melalui tahapan pemberian peningkatan kemampuan menangkal

Narkoba dilanjutkan dengan pelaksanaan test urin kepada peserta yang

mengikuti kegiatan pemberdayaan dimaksud. Hasil pelaksanaan tes urin

ini merupakan petunjuk awal suatu lingkungan dikatakan bebas Narkoba.

Berdasarkan hasil laporan dari kewilayahan, kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini, belum bisa berjalan

secara optimal oleh karena keterbatasan anggaran yang ada di Satker

BNNP dan BNNK/Kota, terutama dalam hal penyediaan alat tes urin.

Informasi kurangnya pelaksanaan test urin ini juga diperoleh dari

masyarakat penerima program dari BNN, saat pelaksanaan kegiatan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P4GN yang dilakukan

Tahun 2014.

Pemberdayaan masyarakat baik yang dipedesaan maupun di

perkotaan dilakukan dengan memberikan peningkatan ketrampilan

masyarakat pada berbagai aspek kehidupan seperti ketrampilan teknik

memperbaiki handphone, tehnik perbengkelan untuk pria, sedangkan

untuk wanita dilakukan dengan kemampuan rias (salon), ketrampilan

dibidang jasa boga. Peningkatan ketrampilan ini sifatnya masih terbatas,

oleh karena BNN dihadapkan pada berbagai keterbatasan sumber daya

manusia dan sumber daya keuangan.

Page 87: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 79

3. Bidang Pemberantasan.

Guna mengoptimalkan pemberantasan Narkoba yang disinyalir

melalui berbagai pelabuhan resmi maupun melalui jalur tidak resmi (jalur

tikus), Satker BNN di Provinsi dan Kabupaten/Kota juga telah

melaksanakan peran pemberantasan, yang dilakukan melalui pemutusan

dan pengungkapan jaringan serta pemetaan kasus Narkoba,dengan

gambaran kegiatan sebagai berikut:

a. Pemetaan jaringan Narkoba dan pengungkapan kasus Narkoba yang

ada dikewilayahan.

b. Penanganan kasus Narkoba hingga ke tingkat penuntutan (P21).

Berdasarkan data laporan yang diperoleh dari Satker BNNP, seluruh

BNNP sudah melakukan proses penyelidikan dan penyidikan kasus

Narkoba dan sudah mengajukan para tersangka ke persidangan, ini

artinya fungsi pemberantasan yang ada di kewilayahan sudah melak-

sanakan tugas dan fungsi dibidang pemberantasan dengan menetapkan

target minimal/terbatas, penanganan kasus dalam rencana kerja dan

anggaran Satker. Hal tersebut sebagai akibat masih terbatasnya sumber-

daya manusia dan juga sarana prasarana yang ada di BNNP. Sedangkan

BNNK/Kota sampai saat ini belum punya kewenangan melakukan

penanganan kasus, hasil pemetaan yang dilakukan oleh BNNK/ Kota se-

lanjutnya diserahkan ke BNNP atau BNN Pusat guna proses tindak lanjut.

Belum optimalnya BNNK/Kota dalam pemberantasan Narkoba,

disebabkan kewenangan penyelidikan dan penyidikan belum diperoleh

dari instansi terkait yaitu Kemenpan & RB, hal tersebut juga didukung

masih terbatasnya sarana prasarana dan juga sumber daya manusia yang

melaksanakan tugas pemberantasan. Namun demikian dibeberapa satuan

kerja di Kabupaten/Kota sudah melaksanakan penanganan kasus Narkoba

dengan melaksanakan kerja sama dengan Polisi setempat atau

melaksanakan pemberantasan dengan kerjasama dengan BNNP atau

Deputi Pemberantasan BNN.

Gambaran umum Target dan Realisasi Kegiatan BNNP/BNNK/KOTA Tahun 2014

NO. INDIKATOR OUTPUT TARGET REALISASI %

1. Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21)

138 170 123,19%

2. Berkas Perkara Penyidikan Aset Tersangka Jaringan Sindikat Narkoba yang diselesaikan (P21)

38 11 28,95%

3. Dokumen akuntabilitas kinerja unit kerja 1.395 1.296 92,90%

4. Gedung/Bangunan 1.600 1.600 100,00%

5. Instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN

1.178 1.149 97,54%

Page 88: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 80

NO. INDIKATOR OUTPUT TARGET REALISASI %

6. Instansi swasta yang diadvokasi bidang P4GN 675 688 101,93%

7. Kader anti Narkoba yang terbentuk 32.980 30.245 91,71%

8. Kendaraan Bermotor 16 11 68,75%

9. Bulan layanan dukungan menejemen dan operasional unit kerja

1.606 1.435 89,35%

10. Laporan Kasus Narkoba Hasil Pemetaan 418 821 196,41%

11. Layanan Perkantoran 1.729 1.564 90,46%

12. Wahana desiminasi informasi P4GN 1.031 896 86,91%

13. Penyalah guna dan/atau pecandu Narkoba yang dijangkau layanan terapi dan rehabilitasi

2.046 1.744 85,24%

14. Penyalah guna dan/atau pecandu Narkoba yang melapor di IPWL BNN di daerah

443 411 92,78%

15. Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba yang menerima Layanan Rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi BNN

776 799 102,96%

16. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 1.715 1.514 88,28%

17. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 451 373 82,71%

18. Lokasi (lingkungan masyarakat) di daerah perkotaan yang diberdayakan alternatif

43 38 88,37%

19. Lingkungan kerja yang diberdayakan bidang P4GN

768 763 99,35%

20. Lembaga pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN

1.105 1.101 99,64%

Berdasarkan uraian di atas tergambar beberapa target output/

kegiatan yang telah direncanakan untuk dilaksanakan oleh Satker BNN, di

daerah ada yang tidak mencapai target. Penyebab tidak tercapaianya

target kinerja tersebut, dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah

terkait dengan pemotongan anggaran sebagaimana diatur melalui

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014. E. ANGGARAN

Tahun 2014 BNN mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

735,051,825,000,- (tujuh ratus tiga puluh lima milyar lima puluh satu juta

delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

JENIS BELANJA PAGU (Rp) REALISASI

(Rp) SISA (Rp) %

51 Belanja Pegawai 223.994.354.000 217.255.647.413 6.738.706.587 96,99%

52 Belanja Barang 474.431.180.000 448.930.976.088 25.500.203.912 94,63%

53 Belanja Modal - Transaksi Kas 36.626.291.000 35.060.132.429 1.566.158.571 95,72%

Total 735.051.825.000 702.935.390.255 32.116.434.745 95,63%

Page 89: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 81

Dari segi penyerapan anggaran, BNN telah berupaya melaksanakan

kegiatan sesuai dengan target kinerja anggaran yang tersedia, tidak terserapnya

seluruh anggaran BNN disebabkan adanya sisa anggaran dari belanja pegawai,

belanja barang dan belanja modal. Penghematan anggaran dilakukan melalui

efisesi penggunaan langganan daya dan jasa. pelelangan barang/jasa serta

pengeluaran kegiatan operasional dilakukan se-efisien mungkin. Adanya

kebijakan pemerintah terkait dengan pemotongan anggaran berdampak pada

pencapaian target tidak bisa optimal. sesuai dengan target dalam rencana kerja

yang ditetapkan sebelumnya. Adapun gambaran realisasi anggaran BNN Tahun

2014 tergambar dalam grafik berikut ini.

Realisasi 702.935.390.255

(95,63%) Sisa 32.116.434.745

(4,37%)

Realisasi Sisa

Page 90: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 82

BAB III

PENUTUP

Semangat kebersamaan dan pantang menyerah untuk selalu memberikan

pengabdian yang terbaik kepada masyarakat, merupakan sikap profesional yang

ditumbuh kembangkan pimpinan BNN kepada seluruh personil BNN dalam

melaksanakan tugas P4GN. Hal ini perlu dilakukan mengingat tugas dan

tanggungjawab BNN dalam melakukan perlawanan terhadap kejahatan Narkoba

sangat memerlukan semangat juang tinggi dengan penuh dedikasi.

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada Satker BNN

selama tahun 2014, secara rutin dievaluasi melalui rapat mingguan BNN, begitu juga

realisasi kegiatan dan anggaran dapat termonitor dan dievaluasi melalui

pemanfaatan sistim aplikasi monitoring evaluasi Kementerian Keuangan dan aplikasi

Monitoring dan Evaluasi Kinerja dan Anggaran BNN (Monevgar BNN). Hasil evaluasi

tersebut berdampak pada peningkatan kinerja BNN secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil evaluasi dari Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan

Anggaran (TEPPA) pada semester I Tahun 2014. TEPPA menganugerahkan BNN

sebagai Kementerian/Lembaga yang memperoleh “Terbaik II” dari seluruh K/L, dalam

hal pelaporan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran. Prestasi tersebut

sesuatu yang spektakuler bila dibandingkan pada pelaporan tahun sebelumnya, yang

dilakukan oleh TEPPA, dimana BNN pada saat itu mendapat penilaian terendah

kedua dari seluruh K/L.

Prestasi kegiatan SIMAK BNN Tahun 2014, oleh Kementerian Keuangan

Republik Indonesia telah menganugrahkan perhargaan ke BNN sebagai juara I

Kategori Utilisasi Barang Milik Negara (BMN) dalam acara Refleksi dan Apresiasi

Pengelolaan BMN pada Kementerian atau Lembaga (K/L). Sedangkan penilaian atas

akuntabilitas kinerja BNN tahun 2014, dalam laporan ini belum dapat diinformasikan

karena belum mendapat nilai dari instansi yang kompeten untuk itu. Demikian juga

masalah penilaian laporan keuangan dari BPK, belum dapat diinformasikan karena

laporan keuangan BNN masih dalam tahap pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan RI.

Terkait dengan hasil pelaksanan kegiatan, BNN melaksanakan Monitoring dan

Evaluasi (Monev) ke 16 provinsi. Tujuan pelaksanaan Monev adalah untuk

mengetahui sejauhmana manfaat pelaksanaan kegiatan dan program P4GN yang

telah dilaksanakan BNN selama tahun 2014.

Page 91: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Laporan Tahunan BNN Tahun 2014 83

Sasaran kegiatan adalah masyarakat yang pernah menerima program, yang

terdiri dari: Siswa, Mahasiswa, Guru, Dosen, Pegawai Pemerintah termasuk TNI/Polri,

Pegawai Swasta, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, LSM, mereka

diminta pendapat melalui pengisian kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya,

untuk mengisinya sesuai dengan kenyataan yang ada.

Hasil rekapitulasi data masukan dari masyarakat kemudian dirumuskan sesuai

dengan metode penelitan dan juga dikaitkan dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas pelaksanaan

RKA-KL, hasil evaluasinya bahwa kinerja BNN Tahun 2014 masuk kategori nilai

“Baik”.

Dengan demikian Laporan Tahunan BNN ini, merupakan salah satu bentuk

pertanggung jawaban Badan Narkotika Nasional kepada masyarakat atas

pelaksanaan Program dan kegiatan dibidang P4GN guna mewujudkan masyarakat

Indonesia, menjadi masyarakat yang imun terhadap penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba menuju Indonesia Emas Tahun 2045.

Selain itu, laporan tahunan ini juga menjadi media evaluasi terhadap berbagai

upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dan juga terkait

dengan langkah-langkah operasional P4GN yang telah dilaksanakan selama ini.

Page 92: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

Pelajar Mhs IP Swasta Pok Mas Pelajar Mhs IP Swasta Pelajar Mhs IP SwastaPok

MasPelajar Mhs IP Swasta MO ME MC MLR MA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 DKI Jkt 35 40 40 173 110 55 67 162

BNNK Jaksel 35 120 40 40 150 100 150

BNNK Jaktim 173 0 110 55 0 67 162

2 Banten 21,330 1,790 1,968 3,991 340 0 0 0 0 0 0 0 116 0 0 0 0 0 2,000 0 2 50 0 0

BNNK Tangsel

3 Jabar 8545 345 75 125 100

BNN Kab. Ciamis 967 124 200 400

BNN Kab. Garut 3003 584 375 144 55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BNN Kab. Kuningan 5,500 155 64 - 865 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNNK Depok 850 100 600

BNN Kab. Karawang

BNNK Cimahi 500

BNNK Bandung 3,700 150 60 30 150 100

BNN Kab. Cirebon 2,700 30

BNN Kab. Cianjur 1191 1000 5 2 3

BNN Kab. Bogor 3,225 135 500 5 5 10 3

4 Jateng 700 1,545 500 - 1,434 - - - - - - 90 - - - - - - - - 1 - - -

BNNK Kendal 320 80 200 136 64 6 75 75 60 10 30 30 20 550 2 5

BNNK Batang 1,620 - 315 - 980 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNNK Purbalingga 1,778 0 300 212 325

BNNK Cilacap 1,258 615

BNNK Temanggung 2,260 12 200 70 5,005 - - - - - - - - - - - - - 1,800 2 8 3 0

5 Jatim 27,230 11,400 460 90 6,330 40 - 76 40 - - - - - - - - - - - 1 34 - -

BNN Kab. Tulungagung 8,692 330 555 755 795 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNN Kota Malang 25,602 4,869 3,099 1,700 7,813 50 90 152 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BNN Kota Batu 5,795 100 3 2 3,210 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNNK Nganjuk 9,910 - 2,760 650 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNN Kab. Sidoarjo 29,342 300 30 - 13,400 - 15 - 15 - - 50 50 50 - - - - - 2 132 57 - -

BNN Kota Surabaya 1,590 200 862 552 1,690 - - - - 70 - 6 44 - - - - - 200 - 1 - 55 -

BNN Kota Kediri 24143 2017 553 1113 2898 0 0 0 179 0 0 0 0 2 2 2 5 1400 336 3 46 29 0

BNN Kab. Malang 12,951 1,545 3,059 1,387 13,375 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 - -

BNN Kab. Gresik 6,054 2,105 25 4,062 13

Ssosialisasi Inpres No. 12 FGD Pembentukan Kader

LAMPIRAN RINCIAN KEGIATAN BNNP DAN BNNK/KOTA TAHUN ANGGARAN 2014

Pembentukan Jejaring Pagelaran

Seni

Budaya

MediaNO BNNP BNNK

PENCEGAHAN

Page 93: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

BNN Kab. Trenggalek 5,950 - 950 632 - - - - - 52 - - - - - - - - - 7 - - - -

BNN Kab. Lumajang 8,267 240 90 275 209 54 2 1,000

BNNK Blitar 514 154 1

BNN Kab. Kediri 3,804 320 2,804

6 D.I Yogya 2 4 130 380 1 60 30 120

BNNK Yogyakarta 3 30 275 825 6 12

BNNK Sleman 3 90 50 80 2 60 100 6 2 8

7 Aceh 1,916 417 566 16 310 3 1

BNN Kota Langsa 900 150 3,000 29

BNNK Lhokseumawe 850 1

BNNK Bireun 440

BNN Kab. Aceh Selatan

BNNK Pidie Jaya 4,050 200 640 322 1500 48 1

BNNK Gayo Lues 130

8 Sumut 375 300 530 360 500 75 105 90 90 250 2 4

BNNK Deli Serdang 3295 800 650 300 1060 0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 101 0 0

BNNK Langkat 4812 150 130 270 150 82

BNNK Pematangsiantar 9,312 327 247 342

BNNK Asahan 895 500 40 - 90 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNNK Mandailing Natal 4,390 284 - - 1,715 - - - - - - - - - - - - - 300 - - - - -

BNNK Tapanuli Selatan 2611 1718 150 146 320

BNNK Serdang Bedagai - - - - 150 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNNK Karo 750 375 125 150 10 35 5

BNNK Tanjungbalai 47 2 4 4 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0

BNNK Binjai 860 150 2,470

9 Sumbar 810 525 50 510 50 200

BNNK Payakumbuh 550 150 200 950

10 Sumsel 1220 1748 3278 660 11059 40

BNNK Pagar Alam 842 232 101 1089

BNN Kota Lubuk Linggau 1150 2420 245 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 200 0 0 0 0

BNN Kota Prabumulih 3898 480

BNNK Empat Lawang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 Jambi 100 100 170 160 500 500

BNN Kota Jambi 50 80 4

BNN Kab. Batanghari 2758 104 640

12 Riau 2,350 742 690 10 1,556 2

BNNK Kuansing 715 660 28 80

BNNK Pekanbaru 100 65 30 1,130 1

Page 94: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

13 Bengkulu

14 Lampung 4,145 2,425 1,120 4

BNNK Lampung Selatan 6,781 75 271 - 181

15 Babel

BNNK Pangkalpinang 1,750 138 50 120 175

BNN Kab. Belitung 50 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Kepri 3173 707 100 208 485

BNNK Tanjungpinang 840 1220 60

BNN Kab. Karimun 557 15 79 20 20 116

BNNK Batam 11,813 59 264

17 Bali 900 1,006 1,144 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

BNN Kota Denpasar 1,378 - 210 1,095 - - - - - - - - - - - - - - - - 4 - -

BNN Kab. Gianyar

BNNK Badung 600 40 40

18 Gorontalo

BNN Kota Gorontalo 300 250 76 40 40

BNN Kab. Bone Bolango

19 NTB 5,175 1,200 950 606 675

BNNK Mataram 4,090 290 300 30 100 340 3,000 480

BNNK Sumbawa Barat 2,225 300 190

20 NTT

BNN Kota Kupang 1,073 156 91

BNN Kab. Rote Ndao

21 Kalbar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 28 - -

BNN Kab. Pontianak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 28 - -

BNN Kota Pontianak 905 ORG 500 ORG 300 ORG 80 ORG 1400 ORG - - - - - - - - - - - - - - -6

KALI

20

KALI

10

BUAH-

BNNK Sanggau 1100 30 635

BNNK Bengkayang 300 0 112 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BNNK Singkawang 752 258 365

22 Kalsel

BNN Kota Banjarmasin

BNN Kota Banjarbaru

BNN Kab. Balangan

23 Kalteng 553 4,808 582 157 1,681 167

BNNK Palangkaraya

24 Kaltim

BNNK Samarinda 2872 456 153 164 743 - - - - - - - - -

BNN Kota Balikpapan

BNNK Tarakan 1,606 50 80 0 600 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0

Page 95: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

25 Sulbar 1100 50 0 1060 0 0 0

26 Sulsel 12,445 1,986 1,005 1,517 14,453 105 175 70 70 4 1

BNN Kota Palopo

BNNK Tana Toraja 1,430 100 2,000 5,450 2,000

27 Sulteng

BNNK Palu 1000 300 90

BNNK Morowali 140 239 2,000

BNNK Donggala 130 - - - - - - 240 40 75 - 75 - - - - 500 - - 7 - -

BNN Kab. Poso 774 1100 2,750

BNNK Tojo Una-Una 415 120 200 2

28 Sultra

BNN Kota Kendari 1709 org 16 org 834 org 100 org 731 org

BNN Kota Kolaka

29 Sulut 1,899 322 620 9,680

BN Kota Menado

BNNK Bitung 300 600 3,000

30 Maluku

BNN Kota Tual

31 Malut 350 600 200 130

BNNK Tidor Kepulauan 35 60 40 40 50 50 150

BNN Kab. Halut

32 Papua BNNP Papua 2037 1105 150 1255 1 28

BNNK Jayapura 500 50 50 12

33 Papbar 6 3 2 1 3 2

BNN CEGAH 1,920 300

BNNCEGAH, DAMAS, REHAB,

BRANTAS

352,982 56,026 37,750 24,102 133,409 271 261 1,037 646 1,861 332 2,963 963 337 686 59 286 353 18,932 3,575 788 618 1,174 85

75

JUMLAH

Page 96: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 97: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 98: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 99: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 100: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 101: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 102: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 103: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 104: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.
Page 105: KATA PENGANTAR - ppid.bnn.go.id filepeningkatan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dibidang P4GN terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk.