PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI filePENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI filePENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE REVIEW HORAY
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK N JUMANTONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
DIYAN RUKMANAWATI
K7408204
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE REVIEW HORAY
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK N JUMANTONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
DIYAN RUKMANAWATI
K 7408204
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd. Sri Sumaryati, S.Pd., M,Pd.
NIP.19630520 198903 1 005 NIP.19691229 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Witurachmi,MM ______________
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ______________
Anggota I : Drs. Wahyu Adi,M.Pd ______________
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ______________
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Witurachmi,MM ______________
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ______________
Anggota I : Drs. Wahyu Adi,M.Pd ______________
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ______________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRAK
Diyan Rukmanawati. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE REVIEW
HORAY PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK N JUMANTONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X Akuntansi SMK N Jumantono dengan penerapan kolaborasi model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi SMK N
Jumantono yang berjumlah 34 siswa. Objek penelitian ini adalah segala kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan berkolaborasi antara guru, peneliti, dan siswa
kelas X Akuntansi. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi
proses pembelajaran, kesulitan guru dan siswa dalam pembelajaran dan prestasi
belajar siswa. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah informan, tempat
atau lokasi, dan dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber
dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tahap
pengenalan masalah, persiapan tindakan, penyusunan rencana tindakan,
implementasi tindakan, observasi, refleksi dan penyusunan laporan. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi, dan tahap refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan kolaborasi model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari prasiklus ke siklus I
dan dari siklus I ke siklus II. Sebelum diterapkan kolaborasi model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay nilai
rata-rata kelas adalah 66 atau dengan presentase ketuntasan 35,29%. Pada siklus I
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata 74,4 dengan
presentase ketuntasan 58,83%. Pada siklus II prestasi belajar siswa diperoleh
peningkatan rata-rata menjadi 83,6 atau dengan prosentase ketuntasan 85,3%.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan kolaborasi model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay
meningkatkan prestasi belajar siswa Akuntansi SMK N Jumantono.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, Student Facilitator And Explaining,
Course Review Horay, prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRACT
Diyan Rukmanawati. THE IMPROVEMENT OF LEARNING
ACHIEVEMENT THROUGH APPLICATION OF ACCOUNTING
STUDENT COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT
FACILITATOR AND EXPLAINING AND COURSE REVIEW HORAY OF
GRADE X STUDENT IN ACCOUNTING SMK N JUMANTONO
LESSONS OF 2011/2012, Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.
The purpose of this research is to improve student achievement of grade X
Accounting SMK N Jumantono collaboration with the implementation of
cooperative learning model of type Student Facilitator And Explaining and Course
Review Horay.
This kind of research is the Classroom Action Research. The subject of
this research is the class X Accounting SMK N Jumantono which amounts of 34
students. Object of this research is all activities that occur in the classroom during
the learning process. The research was carried out in collaboration between
teachers, researchers, and students in grade X Accounting. Required data in this
research is the information of learning process, the difficulties of teachers and
students in learning and student achievement. While the data sources used were
informers, place or location, and documents. Data was collected through
interviews, observation, documentation and testing. The validity of using
triangulation of data sources and methods. Analysis of the data using descriptive
statistical analysis techniques of comparative and critical analysis. Research
procedures performed included the introduction stage of the problem, preparation
of action, action planning, implementation measures, observation, reflection and
preparation of reports. The experiment was conducted in two cycles with each
cycle consisting of four stages of action planning phase, implementation phase of
the action, the stage of observation, and reflection phases.
The results of this research showed that through the implementation of
cooperative learning collaborative model of type Student Facilitator And
Explaining and Course Review Horay can improve student achievement of
prasiklus to first cycle and from first cycle to second cycle. Before
implementation of cooperative learning collaborative model of type Student
Facilitator And Explaining and Course Review Horay the average grade is 66 or
35.29% with the percentage of completeness. First cycle on student achievement
has increased the average value of 74.4 with a percentage of 58.83%
completeness. In the second cycle of student achievement obtained an average
increase to 83.6 percent or by 85.3% completeness.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
collaborative model of type Student Facilitator And Explaining and Course
Review Horay improve student achievement Accounting SMK N Jumantono.
Keywords : cooperative learning model, Student Facilitator And Explaining,
Course Review Horay, student achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
“Sesungguhnya barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka
mencari ilmu, maka ALLAH SWT akan melapangkan jalannya ke surga”
(H. R. Muslim)
Hidup adalah” pilihan”, segeralah tentukan “pilihanmu” atau “pilihan” akan
menentukan hidupmu
(Nicholas Cage – Death Racer)
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
menyelesaikan (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam ber-
ibadah), dan hanya kepada Tuhanmulah berharap
(Al-Insyirah : 6 – 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan karya ini
untuk :
“Ibunda Muryati dan Ayahanda Suyoto tercinta”
Doa yang selalu kau panjatkan, pengorbanan yang tak pernah henti dan kasih
sayang yang tiada putus dari mu lah yang membuat ku seperti ini. Aku bangga
memiliki kalian. Engkaulah orang yang selalu ku sayang dan ku cinta. Terima
kasih atas segalanya.
“Kakak ku Joko Purnomo dan Adik ku Yunita”
Walau kadang kalian menyebalkan, tapi kasih sayang dan dukungan kalian lah
yang selalu membuat ku bertahan dan kalian lah yang selalu menemani ku
dalam suka maupun duka
“Nicko Susandi”
Walau dikau nan jauh di sana, tapi perhatian dan kasih sayang mu lah yang
membuat ku semangat dan tegar untuk menjalani hidup ini.
“Sahabat ku tercinta Wahyu Herlani Khoirul Huda, Aprilia, Nova”
Terima kasih atas ketulusan persahabatan kita dan terima kasih kalian telah
menemani hari-hari ku mengerjakan skripsi ini
“Cumil Umi dan Bu Bambang Putri”
Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Akuntansi
Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator And
Explaining Dan Course Review Horay Pada Siswa Kelas X Akuntansi Smk N
Jumantono Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya ke-
sulitan-kesulitan dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, di-
sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
01. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah mem-
berikan ijin untuk penelitian.
02. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
03. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku pembimbing I dan ketua BKK Pendidikan
Akuntansi Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
04. Sri Sumaryati, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyususn skripsi ini hingga
selesai.
05. Elvia Ivada, SE., M.Si., Akt., selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing dan memberi motivasi kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
06. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, membimbing dan memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
07. Dra. Titik Marfiati Kurniasih, selaku Guru mata pelajaran Mengelola Doku-
men Kas Bank SMK N Jumantono, yang telah memberi bimbingan dan
bantuan dalam penelitian.
08. Para siswa kelas X Akuntansi SMK N Jumantono yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
09. Teman-teman Program Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat di sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia kependidikan dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini, peneliti
menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran peneliti nantikan dengan
hormat.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………... i
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………........ ii
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………...……..... iii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………...…. iv
HALAMAN REVISI …………………………………..................…. v
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..... vi
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………. vii
HALAMAN MOTTO …………………………………….…………. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….. x
KATA PENGANTAR ……………………………………………..... xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………... xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….. xvi
DAFTAR TABEL ……………………………………………….…... xvii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………...………………..…. 1
B. Rumusan Masalah ……………...……………………. 7
C. Tujuan Penelitian ………………...………………….. 8
D. Manfaat Hasil Penelitian ……………..……………… 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pendidikan ………………………...…..... 10
a. Pengertian Pendidikan ……………………..... 10
b. Tujuan Pendidikan ……….………………..… 11
2. Hakikat Belajar ……….………………..………... 11
a. Pengertian Belajar ……….……………...…… 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .… 12
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi ………...…… 13
a. Pengertian Prestasi Belajar ………...………... 13
b. Prestasi Belajar Akuntansi …….…..……….... 14
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ….…… 14
a. Pengertian Pembelajaran .…..………………... 14
b. Pengertian Model Pembelajaran ….…..…….... 15
c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ….…...… 16
d. Unsur Penting Pembelajaran Kooperatif …....... 17
e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ….………..… 19
f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Kooperatif ……………………..……………... 19
g. Tipe Pembelajaran dalam Pembelajaran
Kooperatif …………………....………….…… 20
h. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ..... 21
5. Hakikat Tipe Pembelajaran Student Fasilitator And
Explaining …………………………...……............ 22
a. Pengertian Student Fasilitator And Explaining 22
b. Langkah-langkah Student Fasilitator And
Explaining ........................................................ 23
c. Kelebihan dan Kelemahan Student Fasilitator
And Explaining …………………...…….......... 23
6. Hakikat Tipe Pembelajaran Course Review Horay 25
a. Pengertian Course Review Horay ………..…... 25
b. Langkah-langkah Course Review Horay …..… 26
c. Kelebihan dan Kelemahan Course Review
Horay ............................................................... 26
7. Kolaborasi Tipe Pembelajaran Student Fasilitator
And Explaining dan Course Review ….….........… 27
a. Rancangan Pelaksanaan .....................……..… 27
b. Langkah-langkah Pelaksanaan ..........….…..… 27
B. Penelitian yang Relevan ….……………………….… 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
C. Kerangka Berpikir .........................................….…..… 30
D. Hipotesis Tindakan .......................................….…..… 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ………………………. 37
C. Data dan Sumber Data …………………………….. 37
D. Pengumpulan Data ……………………………….... 38
E. Validitas Data …………..…………………………. 39
F. Analisis Data ………………………………………. 40
G. Pendekatan Penelitian …………………………….... 41
H. Indikator Kinerja Penelitian ………………………... 45
I. Prosedur Penelitian ………………………………… 46
J. Proses Penelitian ………………………………….... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ……………………………… 51
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ……………... 52
1. Siklus 1 ………………………………………… 52
2. Siklus II ………………………………………... 67
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ………… 81
D. Pembahasan ………………………………………... 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………… 86
A. Implikasi …………………………………………... 86
B. Saran ……………………………………………….. 88
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 90
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….…. 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ……………...……………..………………. 32
2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ………………...……… 43
3. Prosentase Penerapan Model Student Facilitator And Explaining
dan Course Review Horay Siklus I ……………………………… 64
4. Prosentase Penerapan Model Student Facilitator And Explaining
dan Course Review Horay Siklus II ………………………….….. 79
5. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus ….……... 82
6. Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Tiap Siklus ……..…... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif …………….…….. 22
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Peneliti .………...………….. 36
3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ………..………………... 45
4. Prestasi Belajar Siswa Siklus I …………………………………. 65
5. Prestasi Belajar Siklus II..………………………………………. 80
6. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus ………… 81
7. Peningkatan Prestasi Belajar ……………………….…………… 84
8. Peningkatan Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator
And Explaining Dan Course Review Horay ……………………... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. Survey Awal
1. Observasi Awal …………………………………………………. 093
2. Daftar Siswa …………………………………………………….. 095
3. Daftar Nilai Awal Siswa ………………………………………... 096
4. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X..……. 097
5. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ……………………... 098
6. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas X ……………………..... 100
7. Silabus ………………………………………………………….. 104
8. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru ……………………… 107
9. Lembar Pengamatan Pembelajaran siswa ……….…………….. 109
II. Siklus I
10. Observasi Mendalam …………………………………………... 110
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………......... 115
12. Soal Latihan Siswa Siklus I ……………………………….…… 134
13. Kunci Jawaban Soal Latahan Siklus I ………………….……… 143
14. Daftar Kelompok Siswa Siklus I …………………….………... 156
15. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus I …..….……... 157
16. Lembar Pengamatan Pembelajaran siswa Siklus I ……...……... 160
17. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ………………………………… 162
18. Dokumentasi Pelaksanaan Siklus I .……………….……….…. 164
III. Siklus II
19. Observasi Mendalam …………………………………………... 166
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……………………. 171
21. Soal Latihan Siswa Siklus II ……………….…………….......... 188
22. Kunci Jawaban Soal Latihan Siswa Siklus II ……..…………... 200
23. Daftar Kelompok Siklus II …………………………………….. 204
24. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus II ………….…. 205
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xix
25. Lembar Pengamatan Pembelajaran Siswa Siklus II ……………. 208
26. Prestasi Belajar Siswa Siklus II ……………………………….. 210
27. Dokumentasi Pelaksanaan Siklus II ……………………………. 212
IV. Data setelah Tindakan
28. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X …... 214
29. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi …………………….. 215
30. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas X …………..…………. 217
31. Permohonan Izin Menyusun Skripsi …….……………………... 220
32. Permohonan Izin Penelitian ………………………………...…. 221
33. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMK
Negeri Jumantono ……………………………………………… 223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin
hebat. Fenomena tersebut memunculkan adanya persaingan dalam berbagai
bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan
hal yang sangat penting bagi manusia, karena membantu manusia dalam me-
ngembangkan diri dan untuk meningkatkan harkat serta martabatnya, sehingga
manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju arah
yang lebih baik. UU No 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa :
“Pada hakekatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan negara”. Berdasarkan pengertian pendidikan diatas, maka pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pembangunan bidang
pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya
manusia. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang-
nya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut dapat melalui
proses belajar, dan proses belajar ini dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur
pendidikan non formal (luar sekolah) dan jalur pendidikan formal (sekolah).
Pendidikan di luar sekolah hanyalah menyiapkan sumber daya manusia agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memiliki ketrampilan untuk masuk dunia kerja. Sedangkan pendidikan di sekolah
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan kualitas sumber daya
manusia yang handal dalam pembangunan yaitu selain menyiapkan lulusan untuk
siap kerja juga menyiapkan lulusan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi. Adapun jenjang pendidikan formal tersebut diantaranya TK, SD, SMP,
SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Di sekolah ini siswa mempunyai kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai cita-cita
yang diinginkan. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat penanganan dan
prioritas utama baik oleh pemerintah, para pengelola pendidikan maupun
masyarakat, sehingga mutu pendidikan meningkat dan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan
yang mengorentasikan siswa lulusannya segera dapat bekerja, sehingga lulusan
harus disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja. Demikian juga dengan SMK N
Jumantono merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki tiga program
keahlian salah satunya adalah program keahlian akuntansi. Tujuan program ke-
ahlian ini adalah membekali lulusan dengan berbagai kemampuan, dan pemaham-
an, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip
dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi ataupun terjun ke dunia kerja serta ke masyarakat,
sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Dalam proses pendidikan guru merupakan ujung tombak dari setiap
kegiatan belajar, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina,
dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas,
terampil, dan bermoral tinggi selain itu guru juga dituntut memiliki kemampuan
dasar sebagai pendidik dan pengajar. Kemampuan tersebut tercermin dalam
kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
Sesuai dengan kompetensi pedagogik guru diharapkan mampu memahami ber-
macam-macam model pembelajaran, karena dengan semakin mengerti banyak
model pembelajaran, maka guru akan lebih mudah mengajar pada anak sesuai
dengan situasi anak didiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan agar proses
pembelajaran efektif yaitu dapat melalui penerapan pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Ibrahim (2000) mengemukakan bahwa ”Pembelajaran
kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan ketrampilan-ketrampilan
kerjasama dan kolaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan tanya jawab”
(Trianto, 2010 : 60). Johnson & johnson (1994) menyatakan bahwa “tujuan pokok
belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok” (Trianto,
2010 : 57). Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu
pembelajaran kooperatif tipe Student Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay.
Pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining merupakan
suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk mem-
presentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya, sehingga menuntut siswa
untuk berpikir secara kreatif dalam mengembangkan materi yang dipelajari. Tipe
ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam berpendapat, ber-
komunikasi antar siswa dan berkarya yang mana hasilnya nanti akan diperlihat-
kan kepada teman-temannya. Sedangkan tipe Course Review Horay dapat men-
dorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Pada hakikatnya pembelajaran tipe
ini menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan dengan menyelesaikan
soal-soal yang ada dalam kotak yang telah diberi nomor untuk menuliskan
jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung
berteriak horay atau yel-yel lainnya. Selain itu tipe ini juga dapat melatih siswa
dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil dan suasana
belajar serta interaksi yang terjalin akan terasa lebih menyenangkan sehingga
membuat siswa lebih menikmati pelajaran dan siswa tidak mudah bosan untuk
belajar. Hal ini dapat memupuk minat serta perhatian siswa dalam mempelajari
akuntansi, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap prestasi belajar
siswa.
Dalam rangka penelitian, kedua tipe tersebut akan dikolaborasikan, yang
mana siswa akan membentuk kelompok 5-6 siswa. Siswa akan bekerja kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memahami materi yang dipelajari. Setelah diskusi, guru menunjuk siswa secara
acak dengan menggunakan “Talking Stick”. Siswa yang mendapatkan stick maju
kedepan untuk mempresentasikan ide atau pendapatnya tentang materi yang
dipelajari. Kelompok lain menanggapi dan guru hanya memberi penguatan.
Setelah presentasi guru memberikan latihan soal dengan tipe Course Review
Horay, dimana guru menyebut nomor kotak dan semua kelompok harus mengerjakan
soal yang ada, bagi kelompok yang paling cepat menyelesaikan soal, salah satu
anggota kelompok mempresentasikan jawabannya, jika jawaban benar maka
kotak diberi tanda benar.
Menurut peneliti dengan adanya kolaborasi kegiatan belajar mengajar
akan lebih baik dan menyenangkan sehingga dapat memicu keaktifan siswa dan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dikelas X Akuntansi. Selain itu, tujuan
diadakannya kolaborasi ini adalah agar tercipta keharmonisan dalam proses
pembelajaran yaitu interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan
siswa. Kolaborasi ini juga dapat meningkatkan kesiapan dan tanggung jawab
individual dalam melaksanakan tugas belajar, walaupun siswa bekerja secara
kelompok. Interaksi antar siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam kerja
sama, bertukar pikiran dan memecahkan masalah. Selain itu dengan cara seperti
pembelajaran akan lebih menyenangkan, karena adanya kerja sama yang akan
membangun semangat, kekompakan dan keseriusan belajar, sehingga mengakibat-
kan maksimalnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Pada program keahlian akuntansi, materi mengenai akuntansi terpecah
menjadi beberapa mata pelajaran, salah satunya mengelola dokumen dana kas di
bank. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang sulit, sehingga menuntut
pemahaman dan penalaran yang mendalam, selain itu juga termasuk mata pelajaran
yang berkelanjutan sehingga membutuhkan ketelitian, ketekunan dan kesabaran
yang tinggi dari siswa. Maka dari itu, sejak awal guru harus mampu menanamkan
konsep dasar dari mata pelajaran mengelola dokumen dana kas di bank kepada
siswa. Selain hal itu siswa juga dituntut untuk berpikir kritis, kreatif dan aktif
untuk dapat memahami pelajaran tersebut dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka pengkolaborasian tipe Student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay cocok diterapkan pada mata
pelajaran mengelola dokumen dana kas di bank, karena melalui pengkolaborasian
kedua tipe tersebut siswa akan belajar dengan bekerja sama dan siswa akan
merasa lebih mudah dalam memahami materi dan menyelasesaikan soal-soal
hitungan yang telah diberikan, sehingga dengan ini prestasi belajar siswa dapat
meningkat. Hal ini terbukti dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Yeni
Saraswati dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student
Facilitator And Explaining (SFAE) untuk meningkatkan Minat Belajar Fisika dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri I Singosari”. Penelitian ini
dilaporkan bahwa telah terjadi peningkatan pada minat belajar siswa dan prestasi
belajar, dengan nilai rata-rata minat belajar yang cukup baik yaitu pada siklus I
sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89 dan peningkatan nilai rata-rata
prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 66 pada siklus I meningkat
menjadi 76, pada siklus II meningkat menjadi 87. Selain itu, juga terbukti dari
penelitian Mey Saptaningrum dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Course Review Horay Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Ajaran 2010/2011”. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay ditinjau dari prestasi belajar indikatornya adalah hasil evaluasi
yang ditunjukkan dengan peningkatan pencapain prestasi belajar siswa yang
sudah mencapai KKM pada siklus 1 sebanyak 28,86% atau 29 siswa dari 35
siswa, sedangkan pada siklus 2 sebanyak 94,28% atau 33 siswa. Sesuai hasil pe-
nelitian tersebut, maka pengkolaborasian tipe Student Facilitator And Explaining
dan Course Review Horay dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi dan
diharapkan akan mampu meningkatkan prestasi yang dicapai oleh siswa.
Saat ini guru cenderung pada pencapaian target materi kurikulum saja,
guru lebih mementingkan penghafalan konsep dan kurang memperhatikan
pemahaman siswa, sehingga keaktifan dan rendahnya prestasi belajar siswa
merupakan fenomena yang umum terjadi didalam pembelajaran. Hal ini tunjukkan
oleh sikap, perilaku dan prestasi belajar (nilai) siswa secara umum. Banyak siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang masih kesulitan dalam mengerjakan PR, tugas maupun soal ulangan, dan
masih banyak juga siswa mengacuhkan penjelasan materi dari guru. Jika hal ini
tidak segera diatasi, pembelajaran lebih lanjut tidak akan memberikan hasil yang
optimal dan makin lama akan semakin buruk hasilnya.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, di SMK N
Jumantono guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak pernah menggunakan
model-model pembelajaran baru, karena guru merasa kesulitan untuk menerapkan
model-model pembelajaran dengan materi yang diajarkannya. Selain itu guru juga
beranggapan penggunaan model pembelajaran itu membutuhkan waktu yang
lama. Jadi selama ini guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran berpusat pada guru
(Teacher Centered). Pada saat guru menjelaskan banyak siswa yang diam dan
kurang aktif bertanya. Guru beranggapan bahwa apabila siswa duduk diam sambil
mendengarkan berarti mereka telah mengerti dan memahami materi yang
disampaikan. Padahal anggapan tersebut tidak tepat karena siswa yang duduk
diam dan mendengarkan belum tentu mengerti serta memahami materi yang telah
disampaikan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan pra siklus mengelola dokumen
dana kas di bank diketahui tidak semua siswa memenuhi standar nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
Berdasarkan ulangan pra siklus menunjukkan bahwa 61,76% atau 21
siswa dari 34 siswa mendapatkan nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yakni 75, sedangkan siswa yang dinyatakan lulus hanya 38,24%
atau 12 anak. Selain hal itu, siswa juga masih merasa kesulitan mengerjakan soal
jika mendapat tugas dari guru. Siswa beranggapan bahwa mata pelajaran
mengelola dokumen dana kas di bank sulit dipahami, dan membingungkan,
bahkan untuk dapat mengerjakan soal-soal diperlukan waktu yang lama karena
mereka harus memahami, menghitung, mencatat transaksi-transaksi yang ada
dengan teliti dan benar dan apabila salah dalam mencatat harus mengulang
pencatatan dari awal.
Melihat berbagai permasalahan diatas, salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
model pembelajaran baru di kelas X Akuntansi SMK N Jumantono. Oleh karena
itu, peneliti ingin mencoba mengadakan penelitian dengan menggunakan tipe
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay, dimana kedua
model ini nantinya akan dikolaborasikan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE
REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK N JUMANTONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat di-rumuskan
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator And Explaining
dan Course Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X
Akuntansi SMK N Jumantono tahun pelajaran 2011/2012?”
Secara operasional, pembatasan masalah yang menitikberatkan pada
peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan pembelajaran kooperatif Student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay yaitu:
1. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dan diakui oleh orang lain
menurut kemampuan siswa melalui usaha-usaha belajar secara maksimal
diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining merupakan
suatu model dimana siswa mempresentasikan ide/pendapat pada siswa
lainnya.
3. Pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay merupakan suatu pem-
belajaran pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak
yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa
yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay, penelitian ini bertujuan untuk me-
ngetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMK N Jumantono
tahun pelajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran mengelola dokumen dana kas di
bank melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay
D. Manfaat Penelitian
Setiap orang melakukan penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu,
sehingga kegiatan yang mengandung manfaat baik bagi diri sendiri maupun pihak
lain. Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan memberikan
salah satu contoh model pengajaran yaang efektif. Selain itu untuk me-
ngembangkan kemampuan dan ketrampilan dibidang penelitian dan ilmu
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dapat memperbaiki prestasi belajar dengan lebih konsentrasi, dapat
meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling
peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
b. Bagi Guru
Guru sebagai pelaksana dan pendukung kegiatan pembelajaran di sekolah
maka diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran kooperatif
dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran
yang dapat memberikan manfaat bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku
kuliah yang berkaitan dengan akuntansi serta untuk membekali peneliti
menjadi calon guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan membantu manusia dalam me-
ngembangkan diri dan meningkatkan harkat serta martabatnya, sehingga
manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju
arah yang lebih baik. Syah (2005) berpendapat, ”Pendidikan adalah tahap-
an kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah)
yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam
menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya”(hlm. 11).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sagala (2009) juga bahwa,
“Pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya
dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan
sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat”
(hlm. 4).
Sejalan dengan definisi pendidikan dua ahli tersebut, Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-
didikan Nasional menyebutkan:
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud-
kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang bersifat kelembagaan yang dilakukan
secara sadar dan terencana oleh pendidik dalam rangka mempengaruhi
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
peserta didik agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
mampu mengembangkan potensi dirinya berupa pengetahuan, ketrampil-
an, sikap, dan kepribadian sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Tujuan Pendidikan
Pada dasarnya pemerintah menyelenggarakan pendidikan diarah-
kan untuk mencapai target tertentu yaitu tujuan pendidikan. Hamalik
(2001) mendefinisikan, “Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil
pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan
kegiatan pendidikan” (hlm. 3).
Tujuan pendidikan tersusun bertingkat yaitu dimulai dari tujuan
pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang
spesifik dan operasional. Tingkat-tingkat dari tujuan pendidikan tersebut
meliputi:
1) Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam
sistem pendidikan nasional.
2) Tujuan Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
3) Tujuan Kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
program studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun
berdasarkan tujuan institusional.
4) Tujuan Pembelajaran (instruksional) adalah tujuan yang hendak
dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran.
Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan kurikulum.
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, belajar merupakan kegiatan yang
sangat penting bagi setiap individu, karena dengan belajar manusia akan
mampu membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang
seharusnya dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari. Belajar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dilakukan dimana saja, dapat di sekolah, lingkungan masyarakat maupun
lingkungan keluarga. Pengertian belajar menurut Hamalik (2001) adalah
“Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan” (hlm. 3).
Senada dengan pendapat Hamalik, Slameto (2003) mendefinisi-
kan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan-
nya” (hlm. 2). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Syah (2005) bahwa,
“Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif” (hlm. 92).
Sejalan dengan pendapat ketiga ahli di atas, Aunurrahman (2009)
mengatakan, “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mem-
peroleh tujuan tertentu” (hlm 35).
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang secara sadar untuk mem-
peroleh perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa banyak faktor yang
mempengaruhi. Slameto (2003) menggolongkan faktor-faktor tersebut
menjadi dua golongan saja, yaitu :
1) Faktor Intern (faktor dari dalam individu siswa), diantaranya
faktor jasmani, psikologi, dan kelelahan.
a) Faktor jasmani, meliputi: faktor kesehatan dan cacat
tubuh.
b) Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Faktor Eksternal (faktor yang ada di luar individu), diantara-
nya faktor keluarga, sekolah, masyarakat.
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi
antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi ke-
luarga, dan pengertian orang tua.
b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam ma-
syarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk ke-
hidupan masyarakat (hlm.54).
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar,
karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah
hasil dari proses pembelajaran tersebut. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu
sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-
beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat
yang berbeda itu dapat ditemukan satu titik persamaan.
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Arifin (2011) mengemukakan bahwa istilah “prestasi belajar”
(achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi
belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan
hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik (hlm. 12).
Hamdani (2011) menyebutkan, “Prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak pada periode tertentu” (hlm. 138). Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Gunarso (1993) bahwa, “Prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar” (Hamdani, 2011: 138). Sejalan dengan pendapat ketiga ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tersebut, Djamarah (2002) mengemukakan, “Prestasi belajar merupakan
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar” (hlm. 88).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai dan diakui oleh orang lain menurut
kemampuan siswa melalui usaha-usaha belajar secara maksimal diwujud-
kan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang diberikan.
b. Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting untuk me-
ngukur tingkat keberhasilan pendidikan dan pembelajaran. Uraian ter-
dahulu telah menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai dan diakui oleh orang lain menurut kemampuan siswa melalui
usaha-usaha belajar secara maksimal diwujudkan dalam bentuk angka,
simbol, huruf maupun kalimat yang diberikan. Dalam kaitannya dengan
prestasi belajar akuntansi, prestasi yang maksimal merupakan tujuan
utama bagi setiap individu dalam proses belajar akuntansi.
Prestasi belajar akuntansi ini dapat diketahui setelah diadakannya
evaluasi terhadap mata pelajaran program keahlian akuntansi. Jadi, pada
hakekatnya prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran akuntansi yang diwujudkan dalam
bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat.
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran
Dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
kegiatan yang sangat fundamental. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada bagaimana guru me-
lakukan pembelajaran di sekolah dengan baik. Gino (1999) menyatakan,
“Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar” (hlm. 32).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Arifin (2011) bahwa,
“Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan” (hlm. 12). Dari makna ini
jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari
seorang guru dan peserta didik, dimana keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sejalan dengan pendapat kedua ahli tersebut, Undang-undang RI
No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 20 menyebutkan, “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pem-
belajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh guru (pendidik)
untuk membantu siswa (anak didiknya) melakukan kegitan belajar.
Pembelajaran berupaya mengubah siswa yang belum terdidik, menjadi
siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan, menjadi
siswa yang memiliki pengetahuan. Jadi, pembelajaran wajib dilakukan
pendidik dan diberikan kepada anak didik karena anak didik merupakan
kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan tinggi.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka guru harus selalu me-
ngembangkan sikap kreatifnya dalam memilih dan menetapkan berbagai
model pembelajaran yang relevan dan disesuaikan dengan tipe belajar
siswa serta kondisi siswa.
Suprijono (2011) mengemukakan bahwa, “Model pembelajaran
adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial” (hlm. 46). Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Joyce bahwa, “Model pembelajaran adalah suatu pe-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
rencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalam-
nya buku-buku, film, komputer, kurikulun, dan lain-lain” (Trianto, 2010:
22).
Sejalan dengan pendapat kedua ahli tersebut, Winataputra men-
definisikan, “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang me-
lukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran” (Sugiyanto,
2009: 3).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh
guru untuk merancang perangkat pembelajaran dan membimbing siswa
guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Istilah pembelajaran kooperatif dalam bahasa Inggris dikenal
dengan nama “Cooperative Learning”. Isjoni (2011) mengatakan bahwa,
“Cooperative Learning” berasal dari kata cooperative yang artinya me-
ngerjakan sesuatu secara bersama-sama lainnya sebagai satu kelompok
atau satu tim” (hlm. 15).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Slavin (2008) bahwa,
“Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pe-
ngajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran” (hlm. 4). Sejalan dengan pendapat kedua ahli diatas Suprijono
(2011) menyatakan bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru dan diarahkan oleh guru” (hlm. 54).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari berbagai pengertian diatas dapat simpulkan bahwa pem-
belajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain
dalam mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur.
d. Unsur Penting Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar
belajar dalam kelompok (Lie, 2007: 29). Ada unsur-unsur dalam pem-
belajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran
Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan pendidik me-
ngelola kelas dengan lebih efektif.
Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) menyebutkan ada
lima unsur dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2010: 60), yaitu: 1)
Saling ketergantungan positif; 2) Interaksi antara siswa; 3) Tanggung
jawab individual; 4) Ketrampilan interpersonal dan kelompok kecil; 5)
Proses kelompok
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang
bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.
Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga
sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
Suprijono (2011) menyebutkan beberapa cara membangun saling
ketergantungan positif yaitu :
1) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya ter-
integrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika
semua anggota kelompok mencapai tujuan. Tanpa ke-
bersamaan, tujuan mereka tidak tercapai.
2) Menugaskan agar semua anggota kelompok mendapatkan
penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil
mencapai tujuan.
3) Mengatur sedemikian rupa sehingga setip peserta didik dalam
kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan
tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelsaikan
tugas, sebelum mereka menjadi satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang
saling mendukung dan saling berhubungan, saling me-
lengkapi, dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam
kelompok (hlm. 59) Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal
ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk
sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan
berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa
yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman sekelompok-
nya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal
tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa
tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang membutuhkan
bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada
hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
Suprijono (2011) menyebutkan ada beberapa cara untuk me-
numbuhkan tanggung jawab individual yaitu:
1) Kelompok belajar siswa jangan terlalu besar
2) Melakukan assesmen terhadap setiap siswa
3) Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru
maupun kepada seluruh peserta didik di depan kelas
4) Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu
dalam membantu kelompok
5) Menugasi seseorang peserta didik untuk berperan sebagai
pemeriksa di kelompoknya
6) Menugasi peserta didik mengajar temanya (hlm. 60). Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari
materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana
berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa ber-
sikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok
akan menuntut ketrampilan khusus.
Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok.
Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja
yang baik.
e. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Setiap kegiatan sudah pasti memiliki tujuan tertentu, begitu juga
dengan pembelajaran kooperatif. Johnson & Johnson menyatakan bahwa,
“Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman, baik individual
maupun secara kelompok” (Trianto, 2010: 57).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Trianto (2010) bahwa,
“Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberi-kan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya” (hlm. 57).
Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupun sebagai guru, dimana dengan bekerja secara kolaboratif
untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan me-ngembangkan
keterampilan berhubungan dengan suasana manusia yang akan sangat ber-
manfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
f. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Model, metode, strategi pengajaran dan pembelajaran itu pada
umumnya baik, hanya saja semua tergantung bagaimana guru mampu
mengelola proses pelaksanaannya atau tidak. Akan tetapi, model, metode
maupun strategi juga memiliki keunggulan dan kelemahan.
Jarolimek dan parker menyebutkan pembelajaran kooperatif
memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain:
1) Keunggulan pembelajaran kooperatif
Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif
adalah:
(a) Saling ketergantungan yang positif
(b) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
(c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(d) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
(e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara
siswa dengan guru
(f) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pe-
ngalaman emosi yang menyenangkan
2) Kelemahan pembelajaran kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif adalah :
(a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikir-
an dan waktu.
(b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai.
(c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada ke-
cenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas
meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
(d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang,
hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
(Isjoni, 2011: 24-25) Melihat kelemahan-kelemahan ini maka dalam pelaksanaan pem-
belajaran kooperatif diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan kondisi
belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai tentang pembelajaran
kooperatif sehingga proses pelaksanaannya akan menjadi lancar dan siswa
dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dapat
berkembang secara positif.
g. Tipe Pembelajaran dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada berbagai tipe pembelajaran kooperatif yang sering di-
pergunakan di dalam kelas, antara lain:
1) Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Tipe ini dikembang-
kan oleh Slavin dan merupakan salah satu model kooperatif yang me-
nekankan adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk saling me-
motivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal. Belajar kooperatif tipe STAD ini
melalui lima tahapan yang meliputi : a) tahap penyajian materi, b)
tahap kegiatan kelompok, c) tahap tes individual, d) tahap peng-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
hitungan skor perkembangan individu, dan e) tahap pemberian peng-
hargaan kelompok.
2) Jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Terdapat tahap-tahap penyelenggaraannya, antara lain siswa dikelompok-
kan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota kelompok
ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu, kemudian siswa-siswa atau
perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-
anggota dan kelompok yang mempelajari materi yang sama.
3) Group Resume. Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih
baik, kelas dibagi ke dalam kelompok kecil ysng terdiri dari 3-6 orang
siswa. Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang
bagus, baik bakat maupun kemampuannya di dalam kelas. Dan
terakhir kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas.
4) Student Fasilitator And Explaining. Model ini merupakan salah satu dari
tipe model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa ke-sempatan
untuk menyampaikan ide atau pendapat tentang materi yang dipelajari
kepada siswa lainnya. Guru hanya akan memberikan penguatan terhadap
apa yang sudah disampaikan siswa.
5) Course Review Horay. Tipe ini merupakan suatu metode pembelajaran
dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan
nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan
tanda benar langsung berteriak horay.
h. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran sudah pasti
harus melalui tahapan atau langkah-langkah tertentu secara terstruktur.
Seperti halnya dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif, juga harus
melalui langkah-langkah tertentu. Suprijono (2010) menyebutkan ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
enam langkah dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang ditunjuk-
kan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 1 : Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Aktiviitas/Kegiatan Guru
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
peserta secara verbal
Fase 3 : organize student into
learnig teams
Mengorganisai peserta didik ke
dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada pe-
serta didik tentang cara pembentukan
tim belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien
Fase 4 : assist team work and
study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelaja-
ran atau kelompok-kelompok mem-
presentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok (Sumber : Agus Suprijono, 2010: 65)
5. Hakikat Tipe Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining
a. Pengertian Student Fasilitator And Explaining
Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu dari
tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok
kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen. Tipe ini memberikan kesempatan siswa atau peserta didik
untuk mempresentasikan ide, pendapat, atau gagasan pada rekan peserta
lainnya.
Terkait dengan pengertian tipe pembelajaran Student Facilitator
And Explaining, Sims and Demediuk (1995) dalam artikelnya menjelaskan
bahwa guru akan menyiapkan calon fasilitator yang diambil secara acak
untuk dipersiapkan secara efektif sebelum memimpin diskusi. Pe-
ngambilan secara acak dapat diberitahukan atau tidak siapakah yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
membawakan diskusi atau menjadi presenter (discussion leaders) dengan
siswa lain aktif dan partisipasif. Dengan demikian siswa akan termotivasi
dan mempersiapkan dengan membaca dan memahami materi terlebih
dahulu.
Selain hal tersebut, Sims and Demediuk (1995) juga mengatakan
siswa dijadikan sebagai fasilitator yaitu dengan mencalonkan siswa
sebagai fasilitator akan membuat siswa lebih percaya diri dan mem-
persiapkan materi serta mendalaminya dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Fasilitator diberi petunjuk, isyarat dan pendekatan
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan teman-
nya. Fasilitator bukan hanya bertugas sebagai penjawab pertanyaan saja,
namun fasilitator disini lebih kepada proses penyampaian materi dan
mengatur jalannya diskusi atau proses pembelajaran. Disini tugas guru
meyakinkan siswa lain tentang yang disampaikan fasilitator dengan mem-
berikan penguatan terhadap pendekatan yang disampaikan fasilitator dan
mengamati sekaligus sebagai pengarah proses pembelajaran agar tidak
melenceng dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
b. Langkah-langkah Student Fasilitator And Explaining
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan ter-
struktur, Suprijono (2010) menyebutkan langkah-langkah dari pelaksanaan
Student Fasilitator And Explaining sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya misalnya melalui bagan/ peta konsep
4) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa guru menerang-
kan semua materi yang disajikan saat itu
5) Penutup (hlm. 128).
c. Kelebihan dan Kelemahan Student Fasilitator And Explaining
Setiap tipe yang sudah ada selama ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan, begitu juga dengan tipe Student Facilitator And Explaining
memiliki kedua hal tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Adapun kelebihan tipe Student Facilitator And Explaining,
menurut Prasetiya dalam Inayatul (2010), antara lain:
1) Dapat mendorong tumbuh dan kembangnya potensi berpikir kritis siswa
secara optimal.
2) Melatih siswa aktif, kreatif dan menghadapi setiap permasalahan.
3) Mendorong tumbuhnya tenggang rasa atau mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain.
4) Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat
secara objektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja
sama anggota kelompok.
6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutamakan pendapat siswa secara
terbuka.
7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.
8) Melatih kepemimpinan siswa.
9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,
pendapat dan pengalaman mereka.
Beberapa kelebihan yang sudah dipaparkan memiliki satu
persamaan yaitu tipe Student Facilitator And Explaining memudahkan
siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar yang selama ini
prestasi belajar siswa dalam materi akuntansi belum mencapai ke-
berhasilan yang maksimal. Selain kelebihan tipe Student Facilitator And
Explaining juga memiliki kelemahan yang berpengaruh pada pencapaian
tujuan belajar.
Prasetiya dalam Inayatul (2010) juga menyebutkan kelemahan-
kelemahan tersebut antara lain :
1) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya.
2) Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pe-
kerjaannya pada teman yang pandai.
3) Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4) Metode Student Facilitator And Explaining memerlukan persiapan-
persiapan agak rumit disbanding dengan metode lain, misalnya metode
ceramah.
5) Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan akan mem-
buruk.
6) Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya
sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal.
Kelemahan dari tipe Student Facilitator And Explaining yang
sudah dipaparkan tersebut bukanlah hal yang membuat peneliti menjadi
patah harapan, dengan mengetahui kelemahan tersebut peneliti akan
meminimkan terajadinya kekurangan ketika melakukan penelitian.
6. Hakikat Tipe Pembelajaran Course Review Horay
a. Pengertian Course Review Horay
Tipe pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara
pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pada hakikat-
nya tipe pembelajaran ini adalah untuk menguji pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan dengan cara menyelesaikan soal-soal
yang ada dalam kotak yang yang sudah diberi nomor untuk menuliskan
jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar
langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih
banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru
hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing.
Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih
menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar.
Melalui Pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih
siswa dalam menyelesaikan masalah dan memberikan kontribusi yang
cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
b. Langkah-langkah Course Review Horay
Untuk memperlancar jalannya pembelajaran, Suprijono (2010)
menyebutkan langkah-langkah dari pelaksanaan Course Review Horay
sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemontrasikan atau menyajikan materi
3) Memberi kesempatan untuk siswa tanya jawab
4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing
5) Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis
jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan
langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan
salah diisi silang (x).
6) Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical, horizontal
atau diagonal harus berteriak horey … atau yel-yel yang lain
7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horey yang
diperoleh
8) Penutup (hlm. 129).
c. Kelebihan dan Kelemahan Course Review Horay
Setiap tipe pembelajaran sudah pasti memiliki kelebihan dan
kelemahan. Ismawanti (2011) menyebutkan berbagai macam kelebihan
dan kelemahan tipe pembelajaran Course Review Horay, antara lain:
1) Kelebihan
Kelebihan yang diperoleh dalam tipe pembelajaran Course
Review Horay adalah (1) Pembelajarannya menjadi menarik dan
mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya, (2) Pembelajarannya
tidak monoton karena proses belajar seperti permainan, dan (3)
Melatih kerjasama
2) Kelemahan
Ada dua sumber yang menjadi sumber kelemahan tipe
pembelajaran Corse Review Horay yaitu : (1) Siswa aktif dan pasif
nilainya disamakan, dan (2) Adanya peluang untuk curang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
7. Kolaborasi Tipe Pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay
a. Rancangan Pelaksanaan
Penelitian ini menerapkan kolaborasi dari dua tipe pembelajaran,
yaitu Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay. Ke-
dua tipe pembelajaran yang digunakan nantinya akan dikolaborasikan
menjadi sebuah kesatuan. Kolaborasi tipe-tipe pembelajaran menjadi
inovasi tersendiri dalam dunia pendidikan yaitu sebagai cara untuk mem-
perbaharui model belajar yang terdahulu. Penerapan kolaborasi tipe
pembelajaran ini, diharapkan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat berdampak pada prestasi
belajar siswa.
Dalam kolaborasi ini siswa akan diberi tugas dengan menerapkan
tipe Student Facilitator And Explaining yaitu siswa mendiskusikan materi
pelajaran bersama kelompoknya, lalu mempresentasikan ide atau pen-
dapatnya kepada siswa lain di depan kelas. Setelah itu siswa akan diberi
latihan soal dengan menerapkan tipe Course Review Horay yaitu guru
menyediakan kotak 5x5 yang sudah terisi angka 1-25 dengan acak beserta
soal. Guru menunjuk angka dan siswa langsung mendiskusikan soal yang
ada didalamnya. Siswa yang dapat menjawab benar langsung memberi
kotak dengan tanda benar (v). Kelompok yang dapat membentuk garis
diagonal, vertikal, maupun horizontal akan mendapatkan reward dari guru.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay, sebagai berikut :
1) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok bisa 5-6 siswa.
2) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan materi pelajaran.
3) Guru memantau diskusi siswa untuk memastikan pembelajaran sesuai
rencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Guru menunjuk siswa secara acak dengan menggunakan “Talking
Stick.
5) Siswa yang mendapatkan stick maju kedepan untuk presentasi ide atau
pendapat tentang materi yang dipelajari bersama kelompoknya.
6) Kelompok lain bertanya atau menanggapi apa yang sudah disampaikan
temannya.
7) Guru memberikan penguatan terhadap pendapat atau ide yang sudah
disampaikan siswa.
8) Guru memberikan latihan soal. (Guru menyebut nomor kotak dan
semua kelompok harus mengerjakan soal yang ada, bagi kelompok
yang paling cepat menyelesaikan soal, salah satu anggota kelompok
boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada kelompok lain,
jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar (v) dan berteriak
horey atau yel-yel lain).
9) Guru memberikan evaluasi individu/ ulangan untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang dipelajarinya.
Kolaborasi model pembelajaran ini mempunyai tujuan selain
melatih kerjasama, kekompakan, rasa saling menghormati antar siswa,
juga melatih kesiapan individual siswa walaupun mereka belajar secara
berkelompok. Hal ini dikarenakan penunjukan dengan talking stick, me-
nyebabkan siswa mempunyai peluang untuk memaparkan hasil belajarnya.
Meningkatnya kesiapan siswa akan menumbuhkan keberanian dalam me-
nunjukkan kemampuan dan partisipasi siswa dalam bertanya maupun ber-
pendapat di depan banyak orang. Penerapan kolaborasi ini diharapkan
meratakan kegiatan siswa, terutama bagi siswa yang kurang berpartisipasi
dalam proses pembelajaran.
B. Penelitian yang Relevan
Mey Saptaningrum (2011) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Ajaran 2010/2011” Penelitian ini
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di-
tunjukkan pada nilai yang sudah mencapai KKM pada siklus 1 sebanyak
82,86% atau 29 siswa dari 35 siswa, sedangkan pada siklus 2 sebanyak
94,28% atau 33 siswa. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay. Selain itu, penelitian ini sama-sama mengkaji
prestasi belajar akuntansi. Perbedaannya adalah subjek penelitian yang
digunakan peneliti siswa SMK kelas X Akuntansi, sedangkan Mey
Saptaningrum siswa kelas XI IPS.
Yeni Saraswati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator And
Explaining (SFAE) untuk meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri I Singosari”. Penelitian ini
dilaporkan bahwa telah terjadi peningkatan pada minat belajar siswa dan
prestasi belajar, dengan nilai rata-rata minat belajar yang cukup baik yaitu
pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89 dan
peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan
sebesar 66 pada siklus I meningkat menjadi 76, pada siklus II meningkat
menjadi 87. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sama-sama menggunakan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Student Facilitator And Explaining. Perbedaannya adalah peneliti meng-
kaji prestasi belajar akuntansi, sedangkan Yeni saraswati mengkaji minat
belajar fisika dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, maka dapat disimpul-
kan bahwa penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Kerelevansian tersebut ditunjukkan dengan adanya peng-
gunaan tipe pembelajaran yang sama dan mengkaji hal yang sama yaitu
prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Mey Saptaningrum
dan Yeni Saraswati tersebut telah mengalami keberhasilan, sehingga hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
ini dapat digunakan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu: “Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Akuntansi
Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator And Explaining
Dan Course Review Horay Pada Siswa Kelas X Akuntansi Smk N Jumantono
Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Siswa belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan melalui segenap
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dalam proses belajar ini, keberhasilan
siswa sangat diharapkan. Maka dari itu, untuk mengukur tingkat keberhasilan
siswa prestasi belajar akan digunakan sebagai tolok ukur.
Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar mem-
punyai pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa. Proses belajar mengajar dengan
model mengajar yang kurang tepat dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai optimal. Untuk itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi di
SMK N Jumantono adalah pembelajaran masih berpusat pada guru dimana guru
dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran seperti ini
menyebabkan suasana kelas tegang, siswa menjadi kurang aktif dan partisipasi
dalam proses belajar mengajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi
kurang optimal dan saat mengerjakan tugas maupun ulangan masih merasa
kesulitan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pemilihan model
pembelajaran yang tepat. Untuk itu, peneliti menawarkan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dalam tipe ini, pembelajaran akan berpusat pada siswa bukan lagi pada guru.
Siswa akan dikelompokkan untuk membahas suatu materi dan siswa akan
ditunjuk secara individu untuk mempresentasikan hasil diskusi selayaknya guru di
depan kelas. Penunjukan dilakukan dengan menggunakan “talking stick” yaitu
stick diputar dengan iringan musik, ketika musik berhenti siswa yang memegang
stick maju untuk presentasi. Jadi, semua siswa harus benar-benar siap dan belajar
sungguh-sungguh karena dituntut untuk menguasai materi. Setelah dilakukan
presentasi, guru hanya akan memberikan penguatan saja terhadap materi yang
sudah disampaikan siswa dan guru akan memberikan evaluasi untuk menguji pe-
mahaman siswa dengan memberi soal-soal yang dikerjakan bersama kelompok-
nya, bagi kelompok yang menjawab benar wajib berteriak “hore!” atau yel-yel
lain yang disukai. Kelompok yang menjawab soal paling banyak akan diberi
hadiah.
Kolaborasi tipe Student Fasilitator And Explaining dan Course Review
Horay diharapkan dapat memotivasi siswa dalam mengemukakan pendapat,
menyajikan pertanyaan-pertanyaan, dan menjawab pertanyaan saat diskusi ber-
langsung atau dengan kata lain siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar
mengajar, hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesenangan siswa terhadap
materi, sehingga akan berpengaruh juga pada peningkatan prestasi belajar
akuntansi siswa.
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 1 : Kerangka pemikiran peningkatan prestasi belajar siswa akuntansi
melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay pada siswa kelas X
Akuntansi
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka
berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar pada
siswa kelas X Akuntansi SMK N Jumantono tahun pelajaran 2011/2012”.
Kondisi Awal Suasana belajar siswa tegang
Tindakan
Kondisi akhir
Prestasi belajar akuntansi rendah
Penerapan pembelajaran kooperatif student
Fasilitator And Explaining dan Course Review Horay
Siswa melakukan diskusi sehingga siswa termotivasi
dalam mengemukankan pendapat, menyajikan
pertanyaan-pertanyaan dan menjawab pertanyaan
saat diskusi berlansung atau dengan kata lain siswa
dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar
Pemahaman dan kesenangan siswa terhadap materi
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat
Siswa cenderung pasif dan malas dalam kegiatan
belajar mengajar dikelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N Jumantono yang beralamat-
kan di Dusun Jurug, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono. Sekolah ini
dipimpin oleh Drs. Mulyadi, MM. Alasan peneliti melakukan penelitian di
SMK N Jumantono dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK N Jumantono secara
umum masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu
ceramah.
b. Kurangnya keaktifan siswa kelas X Akuntansi SMK N Jumantono dalam
mengikuti proses pembelajaran akuntansi.
c. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi pada kelas X
Akuntansi SMK N Jumantono belum optimal.
d. Model pembelajaran kooperatif Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay belum pernah dilalukan di SMK N Jumantono.
Adapun deskripsi mengenai tempat penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Sejarah Singkat SMK N Jumantono
SMK Negeri Jumantono berdiri pada tanggal 20 Oktober 1999
dengan mendapat SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
291/O/1999. Pertama kali berdiri sekolah ini diberi nama SMA Negeri
Jumantono dan dikepalai oleh Drs. H. Sobirin M, M,Pd.
1) Perkembangan Sekolah
Pada tahun 2006 an, sekolah ini mendapat ijin dari dinas
pendidikan dan kebudayaan kabupaten karanganyar menjadi Sekolah
Menengah Terpadu dengan dikeluarkannya SK Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab.Karanganyar No. 421/492/2006 pada tanggal 17 Juni
2006. Pada sekolah menengah terpadu ini, siswa memiliki dua pilihan
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
program kelas yaitu SMA dan SMK dengan jurusan Teknik Komputer
Jaringan (TKJ).
Pada tahun 2009-an, SMA Negeri Jumantono beralih fungsi
menjadi SMK Negeri Jumantono dengan dikeluarkannya SK Bupati
Kab.Karanganyar No. 421.5/769/2009 pada tanggal 7 Juli 2009. Mulai
tahun ini, sekolah sudah tidak membuka program kelas SMA, namun
program jurusan kelas SMK bertambah satu yaitu Teknik Kendaraan
Ringan (TKR).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan jaman, serta
harapan masyarakat, maka SMK Negeri Jumantono pada tahun 2011
menambah satu program kejuruan, yaitu akuntansi. Oleh karena itu,
pada tahun 2011 program jurusan yang ditawarkan di SMK Negeri
Jumantono menjadi 3 yaitu Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Teknik
Kendaraan Ringan (TKR), dan akuntansi.
2) Nama-nama Kepala Sekolah
Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Negeri
Jumantono adalah :
1) Drs. H. Sobirin M, M.Pd.
2) Drs. M. Nur Hidayat, M.Pd.
3) Drs. Krisno Anggoro, M.Pd.
4) Dra. Suliyastuti, MM
5) Drs. Mulyadi, MM
b. Data Sekolah
1) Nama Sekolah : SMK NEGERI JUMANTONO
2) No Identitas Sekolah : 3003
3) No Statistik Sekolah : 301031304034
4) Alamat Sekolah : Dusun Jurug, Desa Blorong
5) Kecamatan : Jumantono
6) Kabupaten : Karanganyar
7) Propinsi : Jawa Tengah
8) Kode Pos : 57782
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
9) Telepon : (0271) 7003760
10) E-mail : [email protected]
11) No Akte Pendirian : 291/0/1999
12) Luas tanah Sekolah : 15.255 m2
13) Luas Bangunan Sekolah : 2.102 m2
14) Status Tanah : Milik Sendiri
c. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri Jumantono
1) Visi
(a) Unggul Dalam Prestasi, berwawasan kebangsaan yang tinggi
(b) Sehat Jasmani dan Rohani, terampil dalam penguasaan IPTEK
yang di landasi oleh Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Misi
(a) Menumbuhkan kecerdasan emosional, etos kerja yang profesional
kepada seluruh warga sekolah.
(b) Menumbuhkan kecerdasan spiritual dengan melaksanakan pem-
belajaran dan bimbingan secara efektif
(c) Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengenal potensinya,
sehingga bisa bertanggung jawab kepada dirinya, Bangsa dan
Negara.
3) Tujuan
(a) Mempersiapkan anak didik untuk dapat melanjutkan pendidikan-
nya di Perguruan Tinggi sesuai dengan bakat dan minatnya
(b) Memberi bekal ketrampilan tepat guna yang dapat digunakan se-
bagai bekal hidup mandiri
(c) Mendidik siswa agar setelah tamat dapat hidup di masyarakat
dengan mengembangkan ketrampilan dan kemampuan yang di-
perolehnya
(d) Mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengembangkan sikap
hidup dan perilaku hidup yang dilandasi nilai-nilai Agama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Waktu Penelitian
Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan Januari
2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Waktu ini meliputi kegiatan pe-
laksanaan penelitian, pelaksanaan tindakan, serta analisis data dan penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Pelaksaan Kegiatan dan Penelitian
Kegiatan Penelitian Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Pelaksanaan Penelitian
a. Koordinasi dengan
kepala sekolah dan guru
b. Diskusi dengan guru
mengenai permasalahan
pembelajaran
c. Mengajukan judul dan
mini proposal
d. Menyusun proposal
e. Menyiapkan instrumen
penelitian
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
b.Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
3. Analisis Data dan
Penyusunan Laporan
1. Analisis Data
2. Penyusunan Skripsi
3. Ujian dan Revisi
4. Penggandaan dan
Pengumpulan Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas X Akuntansi SMK N Jumantono tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri
dari 34 siswa dengan komposisi 1 siswa laki-laki dan 33 siswa perempuan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari :
a. Pemilihan model pembelajaran
b. Pelaksanaan model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining Dan
Course Review Horay
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
d. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
e. Materi pelajaran
f. Prestasi belajar
C. Data dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi tentang
proses pembelajaran, kesulitan guru dan siswa dalam pembelajaran serta prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran mengelola dokumen dana kas bank, sedangkan
sumber data yang digunakan adalah:
1. Informan, yaitu guru mata pelajaran mengelola dana kas bank dan siswa-siswi
kelas X Akuntansi.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran dengan tipe
Stufent Facilitator And Explaining dan Course Review Horay.
3. Dokumen dan arsip yang dipergunakan dalam penelitian adalah video proses
pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pekerjaan
siswa (daftar nilai siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
D. Pengumpulan Data
Memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan
dengan permasalahan, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan
teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan
dapat dipercaya. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa teknik pe-ngumpulan data ada
lima macam yaitu wawancara, angket, observasi, dokumen-tasi dan tes (hlm. 15).
Namun, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :
1. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
untuk memperoleh informasi yang diperlukan peneliti. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara mem-
berikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara
menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijakan pewawancara.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui
proses belajar mengajar yang diterapkan, dan karakteristik siswa pada kelas
yang digunakan untuk penelitian. Selain itu, peneliti juga mewawancarai
siswa untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa mengenai proses
pembelajaran di kelas yang dilakukan guru.
2. Observasi
Obeservasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara me-
ngadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran
akuntansi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Pengamatan akan dilaksanakan
sebelum, ketika dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi
yang digunakan adalah observasi partisipan artinya peneliti ikut terlibat dalam
proses pembelajaran (tindakan). Data yang dihasilkan dari kegiatan observasi
berupa catatan lapangan yang mendiskripsikan tentang keadaan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran baik pada pra siklus maupun selama siklus
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-
hal yang berupa catatan, transkip buku, agenda dan sebagainya. Dalam pe-
nelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah,
data identitas siswa, silabus, RPP, hasil pekerjaan siswa dan daftar nilai
belajar siswa yang berupa nilai ulangan harian mata pelajaran mengelola
dokumen kas bank.
4. Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan/ alat lain yang di-
gunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
bakat yang dipilih oleh individu/kelompok. Data yang didapatkan dari ke-
giatan ini adalah tabel pengamatan berupa hasil belajar atau nilai ulangan
siswa. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal obektif dan uraian.
E. Validitas Data
Dalam suatu penelitian, validitas data sangat diperlukan yaitu untuk
mempertanggung jawabkan kebenaran/keakuratan data dan informasi yang
diperolehnya. Sutopo (2002) mengemukakan bahwa, “Validitas data merupakan
jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”
(hlm. 78). Dalam penelitian terdapat beberapa cara untuk pengembangan validitas
data, yaitu dengan teknik trianggulasi dan review informan.
Patton (1984) menyatakan bahwa ada empat macam teknik
trianggulasi, yaitu (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi
metode, dan (4) trianggulasi teori (Sutopo, 2002: 78). Namun, dalam penelitian
ini, trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi
metode.
Trianggulasi data yaitu suatu teknik untuk mencapai validitas data
dimana peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda untuk me-
ngumpulkan data atau informasi yang sejenis, sehingga informasi yang diperoleh
dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari
narasumber lain. Dalam penelitian ini, misalnya untuk mengetahui kesulitan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dan siswa dalam pembelajaran, maka peneliti menguji keabsahan datanya meng-
gunakan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandang guru, siswa dan observer.
Informasi dari ketiga sudut pandang ini, nantinya akan dibandingkan, dicari
kesamaan dan perbedaannya lalu hasilnya disimpulkan.
Trianggulasi metode yaitu menguji keabsahan data dengan me-
ngumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan
data yang berbeda. Contohnya dalam penelitian ini, untuk mengetahui proses
pembelajaran dan prestasi belajar siswa, data yang diperoleh melalui wawancara
dicek dengan kenyataan yang ada selama observasi dan dokumentasi. Untuk
prestasi belajar siswa diuji lagi dengan tes. Jika data yang diperoleh dari
wawancara hasilnya sama dengan kenyataan hasil observasi, dokumentasi dan tes
maka data tersebut sudah benar. Namun bila data yang diperoleh hasilnya tidak
sama, maka peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan untuk mendapatkan data mana yang dianggap benar.
F. Analisis Data
Tahapan setelah pengumpulan data adalah teknis analisis data. Data
yang tersedia dari pengumpulan data perlu dilakukan analisis agar data yang ada
dapat dimanfaatkan dengan baik. Suwandi (2011) menyebutkan bahwa “Untuk
menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik
deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis”
(hlm. 66).
Dalam penelitian ini, teknik statistik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa), yaitu membandingkan antara
kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh pada
siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukannya tindakan. Selain itu analisis data ini juga digunakan untuk
menghitung nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan presentase jumlah
siswa yang mencapai batas ketuntasan. Berdasarkan Informasi ini dapat diketahui
sampai sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Teknik analisis kritis digunakan untuk data kualitatif, yaitu memapar-
kan deskripsi mengenai hasil wawancara dan catatan lapangan yang diperoleh dari
observasi, sekaligus mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis ini akan dijadikan bahan
untuk menyusun rencana memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus berikut-
nya.
G. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research (CAR). PTK
pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt
Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inikah yang selajutnya dikembangkan
oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri PTK baru dikenalkan pada akhir
dekade 80-an.
Arikunto (2008), menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pe-
ngertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih dpesifik. Seperti yang sudah
lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula (hlm. 2).
Berdasarkan penggabungan pengertian tiga kata tersebut dapat di-
simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang disengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Menurut Elliot, “PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya” (Aqib, 2009: 87).
Aqib (2009) menyebutkan PTK memiliki karakteristik antara lain :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional.
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaan.
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
intruksional.
5. Dilaksanakn dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan
yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakkukan
tindakan (hlm. 16).
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu
hasil intruksional; mengembangkan ketrampilan guru; meningkatkan relevansi;
meningkatkan efisiensi pengelolaan intruksional serta menumbuhkan budaya
meneliti pada komunitas guru.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah
utama yang saling berkaitan, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan,
dan 4) refleksi.
Untuk lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Siklus II
Siklus I
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan /
pengumpulan
data
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan /
pengumpulan
data II
Refleksi II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
Refleksi I
Gambar 2 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Suhardjono
Sumber: Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 74)
Keterangan :
Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan
Tahap awal dari PTK adalah mengidentifikasi permasalahan yang
timbul dalam proses pembelajaran. Masalah ini harus benar-benar faktual
terjadi di lapangan dan bersifat umum di kelas. Selain itu masalah juga harus
dalam jangkauan kemampuan peneliti. Untuk menetapkan masalah, peneliti
berkolaborator dengan guru mata pelajaran dokumen dana kas bank.
2. Perencanaan Tindakan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
b. Menentukan cara untuk memecahkan masalah/ menetapkan cara yang
akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis
tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif
tindakan pemecahan masalah, yaitu menetapkan model pembelajaran yang
akan digunakan.
c. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalilsis indikator keberhasilan itu.
d. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pem-
belajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilaku-
kan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang di-
harapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran
yang akan digunakan, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pe-
ngumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana
menggunakannya.
4. Pengamatan / Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi ke-
duanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melaku-
kan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan
menggunkan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu
serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes) atau data kuantitatif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilaku-
kan, dan lain sebagainya.
Data yang dikumpulkan hendaknya di cek untuk mengetahui ke-
absahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk
mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal
ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
5. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang,
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
H. Indikator Ketercapaian Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi sebelum
diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan, sehingga
dapat diketahui seberapa besar ketercapaian tujuan tersebut. Indikator tersebut,
dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukur Target
Capaian Cara Mengukur
Ketuntasan hasil belajar
(kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal dan
mendapat nilai 75 keatas)
Penerapan Student
Fasilitator And Explaining
dan Course Review Horay
80%
80%
Dihitung dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai 75 keatas untuk
ketepatan siswa yang mendapat nilai
75 atau lebih dinyatakan telah men-
capai ketuntasan belajar
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi oleh
peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan, yaitu:
1. Tahapan pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini antara lain:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori yang
relevan.
2. Tahapan Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas.
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Penyusunan soal tes sebagai bentuk evaluasi disertai kunci jawabannya.
d. Penyusunan instrumen penilaian lain yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas.
3. Tahapan Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi dan tahap refleksi.
4. Tahapan Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif Student Fasilitator And Explaining Dan Course
Review Horay, yakni untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
diukur dari tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa
dalam kelompok kooperatif dan prestasi belajar siswa.
5. Tahap Observasi
Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan proses pembelajaran di bawah bimbingan guru. Pengamatan di-
lakkukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Semua hal yang berkaitan
dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6. Tahap Refleksi
Tahap ini, peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
kemudian bersama guru mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
7. Tahapan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan dari semua kegiatan
yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung. Penyusunan laporan
penelitian didasarkan atas data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian
berlangsung.
J. Proses Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II, yang masing-masing direncanakan dalam tahapan (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) evaluasi dan refleksi.
Kalau belum terbukti dan belum optimal hasilnya, harus dilanjut siklus III dan
seterusnya.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini perencanaan tindakan adalah menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam tindakan dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay yang meliputi :
1) Peneliti bersama guru menentukan jadwal pelaksanaan penelitian
2) Menyiapkan RPP mata pelajaran akuntansi. Adapun skenario pembelajaran
sebagai berikut :
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih dahulu
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa
(d) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat belajar
siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(e) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran yang
akan dilaksankan
(f) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
(g) Guru menyajikan materi secara singkat dengan peta konsep
(h) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan ber-
sama kelompoknya tentang materi yang dipelajari kemudian me-
nunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya di
depan kelas misalnya melalui bagan/ peta konsep
(i) Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab
(j) Guru menyediakan media untuk menguji pemahaman siswa
dengan membuat kotak 25 dalam karton, kotak diberi nomor 1
sampai 25 secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan siswa.
(k) Guru menyebutkan nomor secara acak, kemudian kelompok yang
minat menjawab langsung angkat tangan dan mengambil soal yang
ada dalam kotak sesuai nomor.
(l) Siswa mendiskusikan soal bersama kelompoknya. Saat diskusi
guru memberi waktu sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Jika
kelompok sampai batas waktu tidak menemukan jawaban, maka
soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika kelompok sampai
batas waktu sudah menemukan jawaban salah satu anggota
kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada
kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar
(v) dan berteriak horey atau yel-yel lain. Jika jawaban salah, soal
akan dilempar ke kelompok lain.
(m) Guru bersama siswa menghitung skor kelompok, yaitu menghitung
tanda benar yang dapat membentuk vertical, horizontal atau
diagonal maka akan diberi hadiah. Namun jika jawaban kelompok
tidak dapat membentuk vertical, horizontal maupun diagonal,
hadiah akan diberikan kepada kelompok yang dapat menjawab soal
terbanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(n) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat pem-
belajaran.
(o) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan.
(p) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi.
(q) Guru memberikan motivasi dan menutup pembelajaran dengan
salam penutup.
(r) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan ulangan.
(s) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut
(t) Guru menutup pelajaran dan memberi salam
3) Menyusun instrumen untuk evaluasi siswa yang berupa tes tertulis
4) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dan dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan.
c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan
aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay pada proses pembelajaran akuntansi
tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama untuk men-
dapatkan data.
d. Tahap Refleksi
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki/ di-
sempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai
pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelaran akuntansi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, obsernasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan penelitian kegiatan awal yang dilakukan adalah
mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran akuntansi. Proses
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan melakukan observasi awal pada kelas
X Akuntansi SMK Negeri Jumantono. Observasi awal perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan. Hal ini terkait dengan hal-hal
yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam prosses belajar mengajar.
Hasil identifikasi masalah pada proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa masih kesulitan saat mengerjakan soal latihan maupun ulangan
Kejenuhan siswa pada saat pembelajaran salah satunya disebab-
kan karena penggunaan metode ceramah yang terus menerus oleh guru,
siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelas-
kan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan materi yang
dipelajari. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugas maupun ulangan yang diberikan guru karena selain pemahaman
siswa kurang, siswa juga menganggap bahwa mata pelajaran mengelola
dokumen dana kas di bank sulit dipahami, dan membingungkan, bahkan
untuk dapat mengerjakan soal-soal diperlukan waktu yang lama karena
mereka harus memahami, menghitung, mencatat transaksi-transaksi yang
ada dengan teliti dan benar dan apabila salah dalam mencatat harus me-
ngulang pencatatan dari awal. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan
aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas
dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
b. Prestasi belajar siswa belum maksimal
Prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi dapat dikatakan belum
merata karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti dari hasil ulang-
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
an siswa pra siklus pada mata pelajaran mengelola dokumen kas bank dari
34 siswa terdapat 61,76% atau 21 siswa mendapatkan nilai dibawah
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75, dan 38,24% atau 12
siswa memperoleh nilai diatas KKM, hal ini menunjukkan belum merata-
nya pencapaian prestasi siswa dikelas tersebut.
2. Ditinjau dari segi guru
a. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar
Pada saat pembelajaran guru masih menggunakan metode ce-
ramah sehingga membuat siswa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Saat guru menjelaskan banyak siswa yang diam dan kurang
aktif bertanya. Guru beranggapan bahwa apabila siswa duduk diam sambil
mendengarkan berarti mereka telah mengerti dan memahami materi yang
disampaikan. Padahal anggapan tersebut tidak tepat karena siswa yang
duduk diam dan mendengarkan belum tentu mengerti serta memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru.
b. Guru masih kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Guru sebenarnya dalam hal ini sudah berusaha mencoba melaku-
kan pendekatan secara langsung kepada siswa dengan memberikan mo-
tivasi, nasihat dan teguran kepada siswa yang tidak mau memperhatikan.
Namun, cara ini masih kurang berhasil membangkitkan antusias siswa
untuk mau memperhatikan guru saat menjelaskan materi.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 9
April 2012 di ruang guru SMK N Jumantono. Guru bersama peneliti men-
diskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian
ini. Berdasarkan hasil diskusi disepakati bahwa pelaksanaan tindakan
siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu setiap hari Kamis
tanggal 12, 19 danl 26 April 2012 di ruang kelas X Akuntansi SMK N
Jumantono. Siklus pertama dimulai dari materi pembelajaran menyususn
laporan rekonsiliasi bank.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan
seperti berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa
(4) Guru menjelasakan indikator dan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa
(5) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran
yang akan dilaksankan
(6) Guru menyajikan materi secara singkat
(7) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 5-6 orang
(8) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
bersama kelompoknya tentang materi yang dipelajari
(9) Guru mengawasi jalannya diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(10) Guru menunjuk beberapa siswa dengan metode talking stick
untuk menjelaskan kepada siswa lainnya di depan kelas
(11) Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab
(12) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang disampai-
kan siswa
(13) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
pembelajaran
(14) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan
(15) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(16) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang
telah dicapai siswa
(17) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
(18) Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut.
(19) Guru menutup pelajaran dan memberi salam.
b) Pertemuan kedua
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
(4) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran
yang akan dilaksankan.
(5) Guru mengajak siswa untuk mengulang pelajaran pada per-
temuan sebelumnya secara singkat.
(6) Guru mempersilahkan siswa untuk berformasi dengan ke-
lompoknya masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.
(7) Guru menyediakan media untuk menguji pemahaman siswa
dengan membuat kotak 25 dalam karton, kotak diberi nomor 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
sampai 25 secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan
siswa.
(8) Guru menyebutkan nomor secara acak, kemudian kelompok
yang minat menjawab langsung angkat tangan dan mengambil
soal yang ada dalam kotak sesuai nomor.
(9) Siswa mendiskusikan soal bersama kelompoknya. Saat diskusi
guru memberi waktu sesuai dengan tingkat kesukaran soal.
Jika kelompok sampai batas waktu tidak menemukan jawaban,
maka soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika sampai
batas waktu sudah menemukan jawaban, salah satu anggota
kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya ke-
pada kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi
tanda benar (v) dan berteriak horey atau yel-yel lain. Jika
jawaban salah, soal akan dilempar ke kelompok lain.
(10) Guru bersama siswa menghitung skor kelompok, yaitu meng-
hitung tanda benar yang dapat membentuk vertical, horizontal
atau diagonal maka akan diberi hadiah. Namun jika jawaban
kelompok tidak dapat membentuk vertikal, horizontal maupun
diagonal, hadiah akan diberikan kepada kelompok yang dapat
menjawab soal terbanyak.
(11) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
pembelajaran.
(12) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan.
(13) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(14) Guru memberikan motivasi dan rewad atas hasil belajar yang
telah dicapai siswa.
(15) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan ulangan.
(16) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut.
(17) Guru menutup pelajaran dan memberi salam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
c) Pertemuan ketiga
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
(4) Siswa mengumpulkan tugas.
(5) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
belajar siswa
(6) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes
individu.
(7) Guru membagikan soal tes individu dan lembar jawaban
kepada siswa.
(8) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri.
(9) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil tes
individu dapat mencerminkan kemampuan siswa.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab soal
tes individu
(11) Guru bersama siswa mengkoreksi dan menganalisa hasil tes
individu.
(12) Guru menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.
(13) Menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
2) Peneliti bersama guru menetapkan indikator ketercapaian yang akan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian berupa :
a) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar
mengajar. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan ter-
hadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru.
b) Menyiapkan soal tes dan latihan yang akan diberikan pada siswa
sebagai penilaian ketuntasan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan, seperti yang telah direncanakan guru dan peneliti, yaitu setiap
hari Kamis tanggal 12, 19 dan 26 April 2012 di ruang kelas X Akuntansi
SMK N Jumantono. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 3 x 45 menit,
pertemuan kedua 2 x 45 menit dan pertemuan ketiga 2 x 45 menit sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi pada pelaksana-
an tindakan pertama ini adalah menyusun laporan rekonsiliasi bank.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 12 April 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas sudah bersih dan rapi.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama ini
semua siswa hadir.
(d) Guru menjelasakan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa
(e) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Semua siswa memperhatikan, namun ada
beberapa siswa yang belum paham mengenai proses pembelajaran-
nya.
(f) Guru menyajikan materi secara singkat
(g) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 5-6 orang. Saat
pembentukan kelompok kondisi kelas ramai dan ada dua siswa
yang belum mendapat kelompok.
(h) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan ber-
sama kelompoknya tentang materi yang dipelajari. Ada satu
kelompok yang duduknya tidak menyatu dan mereka berdiskusi
dengan teman semeja. Kelompok yang lain duduknya sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
menyatu, namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam
berdiskusi.
(i) Guru mengawasi jalannya diskusi. Pada saat mengawasi guru
menemukan beberapa kelompok yang masih bingung cara melaku-
kan diskusi dan materi yang dipelajari.
(j) Guru menunjuk beberapa siswa dengan metode talking stick untuk
menjelaskan kepada siswa lainnya di depan kelas. Siswa kebanya-
kan menghindari stick, sehingga stick diputar dengan terburu-buru.
(k) Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab. Siswa masih
pasif, hanya satu siswa yang bertanya.
(l) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang disampaikan
siswa
(m) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat pem-
belajaran. Siswa belum percaya diri untuk mengeluarkan pendapat-
nya.
(n) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan. Tidak ada siswa yang ber-tanya.
(o) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(p) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah
dicapai siswa
(q) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan se-
lanjutnya
(r) Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut. Siswa disuruh
mengerjakan soal-soal LKS.
(s) Guru menutup pelajaran dan memberi salam.
2) Pertemuan kedua (Kamis, 19 April 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas sudah terlihat bersih dan
rapi.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir pada per-
temuan kedua.
(d) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran yang
akan dilaksankan
(e) Guru mengajak siswa untuk mengulang pelajaran pada pertemuan
sebelumnya secara singkat. Terdapat beberapa siswa yang diam
saja dan ada siswa yang masih ngobrol.
(f) Guru mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam kelompoknya
masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.
(g) Guru menyediakan media untuk menguji pemahaman siswa dengan
membuat kotak 25 dalam karton, kotak diberi nomor 1 sampai 25
secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan siswa. Guru
menempel karton di papan tulis.
(h) Guru menyebutkan nomor secara acak, kemudian kelompok yang
minat menjawab langsung angkat tangan dan mengambil soal yang
ada dalam kotak sesuai nomor. Semua kelompok antusias ingin
menjawab soal yang disebutkan guru. Guru kesulitan menentukan
kelompok yang harus menjawab, karena secara serentak semua
kelompok angkat tangan.
(i) Siswa mendiskusikan soal bersama kelompoknya. Saat diskusi
guru memberi waktu sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Jika
kelompok sampai batas waktu tidak menemukan jawaban, maka
soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika kelompok sampai
batas waktu sudah menemukan jawaban salah satu anggota
kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada
kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar
(v) dan berteriak horey atau yel-yel lain. Jika jawaban salah, soal
akan dilempar ke kelompok lain. Kelompok yang menjawab rata-
rata mampu menyelesaikan soal sebelum batas waktu habis, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ada beberapa kelompok yang menjawab salah sehingga dilempar
ke kelompok lain.
(j) Guru bersama siswa menghitung skor kelompok, yaitu menghitung
tanda benar yang dapat membentuk vertikal, horizontal atau diagonal
maka akan diberi hadiah. Namun jika jawaban kelompok tidak dapat
membentuk vertical, horizontal maupun diagonal, hadiah akan diberi-
kan kepada kelompok yang dapat menjawab soal terbanyak. Tidak ada
kelompok yang bisa membentuk garis vertical, horizontal maupun
diagonal. Hadiah diberikan kepada kelompok yang menjawab soal
terbanyak, yaitu kelompok 3.
(k) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat pem-
belajaran. Guru kesulitan mengelola kondisi kelas yang ramai.
(l) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan. Tidak ada siswa yang bertanya.
(m) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
(n) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah
dicapai siswa
(o) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan ulangan.
(p) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut. Guru me-nyuruh
semua kelompok untuk mengerjakan kembali soal latihan yang
diberikan hari ini.
(q) Guru menutup pelajaran dan memberi salam
3) Pertemuan ketiga (Kamis, 26 April 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas bersih dan rapi.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir.
(d) Siswa mengumpulkan tugas.
(e) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat belajar
siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(f) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes individu.
(g) Guru membagikan soal tes individu dan lembar jawaban kepada
siswa.
(h) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri. Masih ada
siswa yang mencontek.
(i) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil tes individu
dapat mencerminkan kemapuan siswa. Guru kurang tegas pada saat
mengawasi.
(j) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab soal tes
individu
(k) Guru bersama siswa mengkoreksi dan menganalisa hasil tes
individu.
(l) Guru menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.
(m) Menutup pelajaran dan memberi salam
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses jalannya pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay di kelas X Akuntansi SMK N Jumantono. Peneliti
bertindak sebagai pengamat dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
terkait, yaitu ibu Titik Marfiati,S.Pd. Hal ini dilakukan agar peneliti dan
guru dapat bersama-sama mengamati langsung proses pembelajaran
akuntansi materi mengelola dokumen dana kas bank.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12
April 2012. Pada pertemuan ini semua siswa hadir. Sebelum memulai
pelajaran guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa. Setelah itu guru menjelaskan model pembelajaran yang di-
gunakan, semua siswa memperhatikan, tapi tidak semua siswa paham
dengan penjelasan guru. Agar siswa cepat paham, guru langsung mem-
praktikkan dengan meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan
anggota 5-6 orang setiap kelompok. Pada pembentukan kelompok ada dua
anak yang belum mendapat kelompok, karena mereka tidak berani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bergabung dengan kelompok lain tanpa diajak terlebih dahulu. Setelah itu
guru memerintahkan setiap kelompok untuk mendiskusikan materi me-
nyusun laporan rekonsiliasi bank. Ada satu kelompok yang duduknya
tidak menyatu. Kelompok yang lain duduknya sudah menyatu, namun ada
beberapa siswa yang tidak aktif dalam berdiskusi. Sebagian besar
kelompok masih kesulitan dan bingung apa yang harus didiskusikan,
karena mereka belum terbiasa dengan kegiatan diskusi, sehingga siswa
kebanyakan malah ramai sendiri.
Guru membatasi waktu untuk diskusi 1 jam, setelah waktu
diskusi selesai siswa ditunjuk secara individu untuk mempresentasikan
hasil diskusinya. Penunjukan dilakukan dengan menggunakan “talking
stick” yaitu stick diputar dengan iringan musik, ketika musik berhenti
siswa yang memegang stick maju untuk presentasi. Kelompok lain mem-
perhatikan, lalu memberi tanggapan atau pertanyaan kepada siswa yang
maju ke depan. Siswa kebanyakan menghindari stick, sehingga stick
diputar dengan terburu-buru. Siswa yang mendapat stick ada lima anak,
yaitu Dewi Apriani, Suci Ernawati, Jehan Nur Afita, Titik Nurhayati dan
Wahyuni. Dari kelima siswa tersebut yang presentasinya bagus yaitu Jehan
dan Titik. Pada saat presentasi mereka sangat percaya diri, walaupun
masih membaca buku tapi ada penjelasan dengan bahasa sendirinya.
Sedangkan, ketiga siswa yang lain, percaya dirinya masih kurang, mereka
kurang berani menyatakan pendapat dan presentasi hanya membaca buku
tanpa ada pengembangan. Ketika guru menawarkan ada pertanyaan, sama
sekali tidak ada siswa yang bertanya, kemudian guru memberikan tugas
rumah mengerjakan soal-soal yang ada di LKS.
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis 19 April 2012, pada
pertemuan kedua ini semua siswa hadir. Setelah mengabsen, guru men-
jelaskan model pembelajaran yang digunakan, lalu guru mengajak siswa
untuk mengulangi materi sebelumnya dan guru meminta setiap siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Guru menyedia-
kan media untuk menguji pemahaman siswa dengan membuat kotak 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dalam karton, kotak diberi nomor 1 sampai 25 secara acak dan diisi soal
yang harus dikerjakan siswa. Guru menyebutkan nomor secara acak,
kemudian kelompok yang minat menjawab langsung angkat tangan dan
mengambil soal yang ada dalam kotak sesuai nomor. Pada pertemuan
kedua ini semua kelompok sangat antusias ingin mengerjakan soal yang
disebutkan guru, ketika guru menyebut nomor kotak, secara serentak
semua kelompok mengangkat tangan, kelompok saling berebut soal
hingga kondisi kelas terlihat sangat ramai, pada saat ini guru kesulitan
menentukan kelompok mana yang harus menjawab. Bagi yang mendapat
kesempatan menjawab akan diberi waktu untuk mendiskusikan jawabanya
terlebih dahulu. Rata-rata kelompok mampu mengerjakan soal sebelum
waktu selesai, namun ada beberapa kelompok yang menjawab salah
sehingga soal dilempar ke kelompok lain. Kelompok yang menjawab
benar langsung berteriak horay, hal ini menambah keramaian kelas. Yel-
yel setiap kelompok semuanya horay. Diakhir pertemuan guru bersama
siswa menghitung skor kelompok, hasilnya tidak ada kelompok yang
jawabannya membentuk vertikal, horizontal dan diagonal, maka hadiah
diberikan kepada kelompok yang menjawab soal terbanyak, yaitu kelompok 3.
Setelah itu, guru memberikan tugas rumah kepada semua kelompok untuk
mengerjakan kembali semua soal latihan yang diberikan hari ini.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis 26 April 2012
dan semua siswa hadir. Pada hari ini guru melaksanakan tes evaluasi dari
siklus I. Tes evaluasi dilakukan untuk memperoleh prestasi blajar. Ketika
mengerjakan soal masih ada siswa yang mencontek dan guru tidak begitu
ketat dalam mengawasi tes.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses
belajar mengajar, maka diperoleh gambaran tentang ketercapaian prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran mengelola dokumen kas bank selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1) Hasil Pengamatan Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay
Hasil pengamatan penerapan kolaborasi model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review
Horay dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi guru dan dari segi
siswa. Berikut merupakan hasil pengamatan penerapan kolaborasi
model pembelajaran tipe Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay pada siklus I.
Gambar 3. Prosentase Penerapan Model Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay Siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa
target indikator ketercapaian dalam penerapan model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay belum
tercapai pada pelaksanaan tindakan siklus I. Hal ini dapat dilihat pada
gambar diatas bahwa ketercapaian pelaksanaan model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dari
segi guru hanya memperoleh 74,66% dan dari segi siswa hanya 72%
padahal target prosentase ketercapaian adalah 80%. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan model pembelajaran Student
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay belum memperoleh
hasil yang maksimal.
2) Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan penerapan kolaborasi model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. Prestasi Belajar Siklus I
Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase Indikator
Ketercapaian
Tuntas:
80%
95,00-100 4 11,76%
90,00-94,99 2 5,88%
85,00-89,99 1 2,94%
80,00-84,99 7 20,59%
75,00-79,99 6 17,65%
Tidak Tuntas
<75,00 14 41,18%
Total 34 100%
Tuntas 20 58,82%
Tidak Tuntas 14 41,18%
Berdasarkan dari hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa
siswa yang sudah mampu memahami dan menganalisis soal menyusun
laporan rekonsiliasi bank dengan mendapat nilai diatas KKM yaitu 75
sebanyak 58,83% atau 20 siswa. Sisanya yaitu 41,17% atau 14 siswa
masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Dilihat dari hasil tersebut prestasi
belajar siswa belum mencapai indikator ketercapaian yang telah direncana-
kan yaitu 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami
dan kurang teliti dalam mengerjakan soal menyusun laporan rekonsiliasi
bank, sehingga pembelajaran perlu diadakan perbaikan lagi melalui siklus
II.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, dapat di-
lihat bahwa penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay pada siklus I dapat meningkat-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar ini menyebabkan
rata-rata kelas X Akuntansi juga mengalami peningkatan. Sebelum pe-
nerapan kolaborasi model pembelajaran, nilai rata-rata kelas X Akuntansi
adalah 66, setelah adanya penerapan kolaborasi model pembelajaran nilai
rata-rata kelas menjadi 74,4.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
I ini, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru pada saat siklus I adalah:
(a) Kontrol guru dalam pembelajaran masih kurang maksimal se-
hingga ada siswa yang tidak aktif berdiskusi.
(b) Guru masih belum bisa membangkitkan minat dan semangat siswa
untuk berani mengajukan pertanyaan.
(c) Guru dalam membuat media untuk latihan soal masih terlalu kecil,
sehingga media terkesan rumit.
(d) Pada saat penerapan Course Review Horay guru kesulitan me-
ngatasi keramaian siswa, karena pembelajaran dibuat seperti
permainan dimana kelompok saling memperebutkan soal.
(e) Guru juga kurang memperhatikan siswa secara seksama pada saat
tes evaluasi berlangsung, karena masih ada anak yang berusaha
berbuat curang dengan cara bertanya jawaban kepada temannya,
terutama siswa yang berada di bagian belakang.
2) Beberapa kelemahan siswa pada saat siklus I adalah:
(a) Kekompakan siswa pada saat diskusi kelompok masih kurang. Hal
ini bisa dilihat dari adanya siswa yang tidak fokus terhadap pe-
lajaran, cenderung banyak melamun, dan masih ada siswa yang
mengobrol sendiri dengan temannya
(b) Siswa belum terbiasa presentasi di depan kelas, sehingga rasa
percaya diri siswa masih kurang dan bahkan dalam berpresentasi-
pun siswa masih membaca buku pegangan.
(c) Siswa masih segan dan tidak memiliki keberanian untuk me-
ngajukan pertanyaan atau tanggapan kepada teman yang presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(d) Beberapa siswa pada saat tes evaluasi masih ada yang mencoba
untuk bertanya dengan temannya.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru sebaiknya mengganti media yang digunakan untuk latihan soal
menjadi lebih besar, agar tidak terlihat rumit.
2) Guru sebaiknya mengubah cara menunjuk kelompok yang akan maju
mengerjakan soal latihan di depan, agar tidak menimbulkan kegaduhan
lagi.
3) Guru harus mampu melakukan pendekatan yang lebih intensif lagi
kepada siswa yang masih kurang antusias dalam proses pembelajaran
dan kegiatan diskusi, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan
lebih baik lagi.
4) Sebaiknya guru terus berusaha untuk membangkitkan minat dan
semangat siswa untuk belajar serta membuat suasana belajar lebih
nyaman
5) Guru harus lebih cermat dalam menjaga tes evaluasi, sehingga me-
ngurangi tindakan kecurangan yang dilakukan oleh siswa pada saat tes
evaluasi berlangsung.
2. Siklus II
Penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay pada siklus I masih terdapat beberapa
kekurangan baik dari segi guru maupun dari segi siswa, sehingga hasil belajar
yang diharapkan belum maksimal terutama hasil belajar ranah kognitif.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I maka diperlukan perbaikan
pada siklus II. Langkah-langkah penerapan kolaborasi model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay pada siklus II
sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa
(4) Guru menjelasakan indikator dan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa
(5) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pem-
belajaran yang akan digunakan agar siswa paham dengan
pembelajaran yang akan dilaksankan
(6) Guru menyajikan materi secara singkat
(7) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 5-6 orang
(8) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
bersama kelompoknya tentang materi yang dipelajari
(9) Guru mengawasi jalannya diskusi
(10) Guru menunjuk beberapa siswa dengan metode talking stick
untuk menjelaskan kepada siswa lainnya di depan kelas
(11) Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab
(12) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang di-
sampaikan siswa
(13) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
pembelajaran
(14) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan
(15) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(16) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar
yang telah dicapai siswa
(17) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada per-
temuan selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(18) Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut.
(19) Guru menutup pelajaran dan memberi salam.
b) Pertemuan kedua
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
(4) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pem-belajaran
yang akan digunakan agar siswa paham dengan pembelajaran
yang akan dilaksankan.
(5) Guru mengajak siswa untuk mengulang pelajaran pada pertemu-
an sebelumnya secara singkat.
(6) Guru mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam kelompok-
nya masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.
(7) Guru menyediakan media untuk menguji pemahaman siswa
dengan membuat kotak 25 dalam karton, kotak diberi nomor 1
sampai 25 secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan siswa.
(8) Guru memutar stick yang diiringi dengan musik. Ketika musik
berhenti siswa yang memegang stick mengambil soal yang
disediakan secara bebas.
(9) Siswa mendiskusikan soal bersama kelompoknya. Saat diskusi
guru memberi waktu sesuai dengan tingkat ke-sukaran soal. Jika
kelompok sampai batas waktu tidak menemukan jawaban, maka
soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika kelompok sampai
batas waktu sudah me-nemukan jawaban salah satu anggota
kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada
kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar
(v) dan berteriak horey atau yel-yel lain. Jika jawaban salah, soal
akan dilempar ke kelompok lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(10) Guru bersama siswa menghitung skor kelompok, yaitu meng-
hitung tanda benar yang dapat membentuk vertical, horizontal
atau diagonal maka akan diberi hadiah. Namun jika jawaban
kelompok tidak dapat membentuk vertical, horizontal maupun
diagonal, hadiah akan diberikan kepada kelompok yang dapat
menjawab soal terbanyak.
(11) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
pembelajaran.
(12) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan.
(13) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(14) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang
telah dicapai siswa.
(15) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan ulangan.
(16) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut.
(17) Guru menutup pelajaran dan memberi salam
c) Pertemuan ketiga
(1) Guru memeriksa kebersihan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam ter-lebih
dahulu
(3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
(4) Siswa mengumpulkan tugas.
(5) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
belajar siswa
(6) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes
individu.
(7) Guru membagikan soal tes individu dan lembar jawaban ke-
pada siswa.
(8) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(9) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil tes
individu dapat mencerminkan kemampuan siswa.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab
soal tes individu
(11) Guru bersama siswa mengkoreksi dan menganalisa hasil tes
individu.
(12) Guru menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.
(13) Menutup pelajaran dan memberi salam
2) Peneliti bersama guru menetapkan indikator ketercapaian yang akan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian berupa :
(a) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar
mengajar. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru.
(b) Menyiapkan soal tes dan latihan yang akan diberikan pada siswa
sebagai penilaian ketuntasan belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan, seperti yang telah direncanakan guru dan peneliti, yaitu setiap
hari Kamis tanggal 3, 10 dan 16 Mei 2012 di ruang kelas X Akuntansi
SMK N Jumantono. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 x 45 menit,
pertemuan kedua 2 x 45 menit dan pertemuan ketiga 2 x 45 menit sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi pada pelaksana-
an tindakan siklus II ini adalah menyusun jurnal penyesuaian.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 3 Mei 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas terlihat bersih dan rapi.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Pada pertemuan ini semua siswa
hadir
(d) Guru menjelasakan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa
(e) Guru menjelaskan kembali secara singkat tentang model pem-
belajaran yang akan digunakan. Dalam siklus II ini siswa sudah
paham mengenai proses model pembelajarannya.
(f) Guru menyajikan materi secara singkat. Tidak semua siswa mem-
perhatikan, masih ada siswa yang ngobrol sendiri dengan teman
sebangkunya.
(g) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 5-6 orang. Anggota
kelompok pada siklus II harus berbeda dengan siklus I. Pem-
bentukan kelompok sudah berjalan tertib.
(h) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan bersama
kelompoknya tentang materi yang dipelajari. Pada siklus ini masih
ada siswa yang ngobrol sendiri dengan teman, namun kondisi kelas
sudah jauh lebih baik daripada siklus II. Rata-rata siswa sudah
membaca materi terlebih dahulu dari rumah dan waktu diskusi
tinggal menyamakan pendapat dengan anggota yang lain.
(i) Guru mengawasi jalannya diskusi. Guru berkeliling ke setiap
kelompok dan bertanya kesulitan apa yang dialaminya. Guru juga
menegur siswa yang ramai sendiri.
(j) Guru menunjuk beberapa siswa dengan metode talking stick untuk
menjelaskan kepada siswa lainnya di depan kelas. Dalam memutar
stick siswa sudah jauh lebih santai, tidak terburu-buru lagi, karena
rata-rata siswa sudah menyiapkan materi dengan baik. Pada
pertemuan ini ada dua siswa yang presentasi.
(k) Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab. Keaktifan dan
keberanian siswa sudah mulai terlihat. Ada 4 siswa yang bertanya
kepada siswa yang presentasi, dan ada 2 siswa dari kelompok lain
yang membantu menjawab pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(l) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang disampaikan
siswa.
(m) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
pembelajaran. Seperti siklus I, siswa masih malu bertanya sehingga
guru masih harus memotivasi.
(n) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan. Tidak ada siswa yang bertanya.
(o) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
(p) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah
dicapai siswa. Siswa yang mendapat hadiah senang.
(q) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan se-
lanjutnya
(r) Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut. Siswa disuruh
mengerjakan soal-soal LKS.
(s) Guru menutup pelajaran dan memberi salam.
2) Pertemuan kedua (Kamis, 10 Mei 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas rapi dan bersih.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir pada per-
temuan kedua.
(d) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan agar siswa lebih paham dengan pembelajaran
yang akan dilaksankan
(e) Guru mengajak siswa untuk mengulang pelajaran pada pertemuan
sebelumnya secara singkat
(f) Guru mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam kelompoknya
masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.
(g) Guru menyediakan media untuk menguji pemahaman siswa dengan
membuat kotak 25 dalam karton, kotak diberi nomor 1 sampai 25
secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(h) Guru memutar stick yang diiringi dengan musik. Ketika musik ber-
henti siswa yang memegang stick mengambil soal yang disediakan
secara bebas. Dalam hal ini tidak ada kelompok yang saling
berebut soal, sehingga tidak terjadi kegaduhan.
(i) Siswa mendiskusikan soal bersama kelompoknya. Saat diskusi
guru memberi waktu sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Jika
kelompok sampai batas waktu tidak menemukan jawaban, maka
soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika kelompok sampai
batas waktu sudah menemukan jawaban salah satu anggota
kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada
kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar
(v) dan berteriak horey atau yel-yel lain. Jika jawaban salah, soal
akan dilempar ke kelompok lain. Tidak beda dengan siklus I,
kelompok yang menjawab rata-rata mampu menyelesaikan soal
sebelum batas waktu habis, namun tak semua kelompok mampu
menjawab dengan benar, sehingga pada waktu ini kelompok lain
sangat antusias ingin menjawab dan terjadilah perebutan soal lagi.
(j) Guru bersama siswa menghitung skor kelompok, yaitu menghitung
tanda benar yang dapat membentuk vertical, horizontal atau
diagonal maka akan diberi hadiah. Namun jika jawaban kelompok
tidak dapat membentuk vertical, horizontal maupun diagonal,
hadiah akan diberikan kepada kelompok yang dapat menjawab soal
terbanyak. Tidak ada kelompok yang bisa membentuk garis
vertical, horizontal maupun diagonal, karena setiap kelompok
saling menghalang-halangi. Hadiah diberikan kepada kelompok 1.
(k) Guru dan siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat pem-
belajaran. Masalah yang dihadapi masih sama dengan pertemuan-
pertemuan sebelumnya, yaitu tingkat percaya diri siswa masih
kurang.
(l) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang pem-
belajaran yang telah dilaksanakan. Tidak ada siswa yang bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
(m) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
(n) Guru menberikan motivasi dan rewad atas hasil belajar yang telah
dicapai siswa. Kelompok yang mendapat hadiah sangat senang.
(o) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan ulangan.
(p) Guru memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut. Seperti pada
siklus I, guru menyuruh semua kelompok untuk mengerjakan
kembali soal latihan yang diberikan hari ini.
(q) Guru menutup pelajaran dan memberi salam
3) Pertemuan ketiga (Kamis, 16 Mei 2012)
(a) Guru memeriksa kebersihan kelas. Kelas bersih dan rapi.
(b) Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam terlebih
dahulu
(c) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir.
(d) Siswa mengumpulkan tugas kelompok.
(e) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat belajar
siswa.
(f) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes individu.
(g) Guru membagikan soal tes individu dan lembar jawaban kepada
siswa.
(h) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri. Masih ada
siswa yang mencoba mencontek.
(i) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil tes individu
dapat mencerminkan kemampuan siswa. Guru mengawasi dengan
ketat, sehingga siswa susah untuk mencontek.
(j) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab soal tes
individu
(k) Guru bersama siswa mengkoreksi dan menganalisa hasil tes
individu.
(l) Guru menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.
(m) Menutup pelajaran dan memberi salam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II
Peneliti mengamati proses jalannya pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay di kelas X Akuntansi SMK N
Jumantono.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Mei
2012 dan semua siswa hadir. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama ini tidak jauh beda dengan pertemuan pertama pada siklus I, yaitu
setelah membuka pelajaran guru menjelaskan indikator dan tujuan pem-
belajaran yang harus dicapai, kemudian guru menjelaskan kembali model
pembelajaran yang akan digunakan agar siswa lebih paham lagi. Setelah
itu, guru langsung meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan
anggota 5-6 orang setiap kelompok. Anggota kelompok pada siklus II ini
harus berbeda dengan anggota kelompok pada siklus I. Guru juga
memerintahkan setiap kelompok untuk mendiskusikan materi jurnal
penyesuaian. Diskusi berjalan dengan baik, siswa rata-rata sudah me-
nyiapkan diri dengan membaca materi terlebih dahulu di rumah, sehingga
saat diskusi di kelas tinggal menyatukan pendapat. Walaupun keadaan
diskusi sudah jauh lebih baik dari siklus I, masih ada siswa yang ngobrol
sendiri dengan temannya.
Setelah waktu diskusi selesai, siswa akan ditunjuk secara
individu untuk mempresentasikan hasil diskusinya, penunjukan dilakukan
dengan menggunakan talking stick. Pada pertemuan ini ada dua siswa
yang mendapat stick, yaitu Jehan dan Tri Handayani. Mereka presentasi
dengan bagus, bisa mengungkapkan materi dengan bahasa sendiri, sedang-
kan siswa yang lain mulai terlihat aktif. Ketika Jehan presentasi ada dua
siswa yang bertanya, yaitu Dinik dan Yuni. Jehan mampu menjawab
pertanyaan dengan baik. Ketika Tri Rahayu presentasi juga ada dua siswa
yang bertanya, yaitu Niki dan Dian. Pertanyaan Niki dapat dijawab oleh
Tri, namun pertanyaan dari Dian tidak dijawab, sehingga Tri meminta
bantuan dari kelompok lain. Ada dua siswa yang membantu menjawab,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
yaitu Kristya dan Rena. Setelah pesentasi selesai, guru memberi penguatan
terhadap jawaban yang disampaikan siswa. Guru menawarkan pertanyaan,
namun tidak ada siswa yang bertanya. Lalu guru bersama siswa me-
nyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Selanjutnya, guru memberi
hadiah kepada siswa yang sudah aktif dalam pembelajaran. Sebelum
pelajaran ditutup guru memberikan tugas rumah mengerjakan LKS untuk
tindak lanjut.
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis tanggal 10 Mei
2012, semua siswa hadir. Pertemuan kedua ini sedikit berbeda dengan
pertemuan kedua pada siklus I. Awal pelajaran guru menjelaskan lagi
model pembelajaran yang digunakan, lalu guru meminta setiap siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing seperti pada per-
temuan pertama. Sambil menunggu siswa membentuk kelompok guru me-
nyiapkan media untuk menguji pemahaman siswa bersama kelompoknya
dengan membuat kotak sebanyak 25 kotak dalam karton, kotak diberi
nomor 1 sampai 25 secara acak dan diisi soal yang harus dikerjakan siswa.
Pada pertemuan ini aturan main mengerjakan soal dibuat berbeda dengan
siklus I, karena untuk mengurangi keramaian siswa. Aturan mainnya, guru
memutar stick diiringi dengan musik, ketika musik berhenti siswa yang
memegang stick maju kedepan mengambil soal. Siswa dibebaskan untuk
memilih soal, kemudian soal tersebut didiskusikan bersama kelompoknya.
Guru tetap memberikan batas waktu untuk diskusi, batas waktu sesuai
dengan tingkat kesukaran soal. Jika kelompok sampai batas waktu tidak
menemukan jawaban, maka soal dilempar ke kelompok lain. Namun, jika
kelompok sampai batas waktu sudah menemukan jawaban salah satu
anggota kelompok boleh langsung mempresentasikan jawabannya kepada
kelompok lain, jika jawaban benar maka kotak diberi tanda benar (v) dan
berteriak horey atau yel-yel lain. Jika jawaban salah, soal akan dilempar ke
kelompok lain. Seperti siklus I, semua kelompok mampu menyelesaikan
soal sebelum waktu habis, namun tidak semua kelompok mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
menjawab dengan benar, sehingga pada waktu ini kelompok lain sangat
antusias ingin menjawab dan terjadilah perebutan soal kembali.
Diakhir pertemuan guru menghitung skor kelompok, tidak ada
kelompok yang bisa membentuk garis vertical, horizontal maupun diagonal,
karena setiap kelompok saling menghalang-halangi. Hadiah di-berikan kepada
kelompok 1. Masalah yang dihadapi saat pembelajaran masih sama dengan
petemuan-pertemuan sebelumnya, yaitu tingkat percaya diri siswa masih
kurang. Sebelum menutup pelajaran, guru menawarkan pertanyaan, namun
tidak ada siswa yang bertanya. Lalu guru memberi tugas kepada setiap
kelompok untuk mengerjakan kembali semua soal latihan hari ini. Setelah itu
guru mengajak siswa menyimpulkan hasil pelajaran dan guru memotivasi siswa
agar lebih giat belajar. Guru menyerahkan hadiah kepada kelompok 1.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis 16 Mei 2012,
semua siswa hadir. Pada pertemuan ini guru melaksanakan tes evaluasi
dari siklus II dengan materi jurnal penyesuaian. Tes evaluasi dilakukan
untuk memperoleh prestasi belajar siswa. Pengawasan tes pada siklus II ini
jauh lebih ketat daripada siklus I, sehingga kemungkinan siswa mencontek
sangat tipis. Namun juga masih ada siswa yang berusaha mencontek.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses
belajar mengajar akuntansi materi jurnal penyesuaian, maka diperoleh
gambaran tentang ketercapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
mengelola dokumen kas bank selama kegiatan belajar mengajar ber-
langsung, yaitu sebagai berikut:
1) Hasil Pengamatan Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay
Hasil pengamatan penerapan kolaborasi model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review
Horay dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi guru dan dari segi
siswa. Berikut merupakan hasil pengamatan penerapan kolaborasi
model pembelajaran tipe Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Gambar 4. Prosentase Penerapan Model Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay Siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dapat diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay sudah mencapai target indikator ketercapai-an. Hal
ini dapat dilihat pada gambar diatas bahwa ketercapaian pelaksanaan
model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay dari segi guru prosentasenya sudah mencapai 86,60%,
sedangkan dari segi siswa mencapai 88%, angka presentase ini telah
melebihi indikator ketercapaian yaitu 80%.
2) Prestasi Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan penerapan kolaborasi model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan
Course Review Horay prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 5. Prestasi Belajar Siklus II
Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase Indikator
Ketercapaian
Tuntas:
80%
95,00-100 4 11,76%
90,00-94,99 10 29,41%
85,00-89,99 7 20,59%
80,00-84,99 4 11,76%
75,00-79,99 4 11,76%
Tidak Tuntas
<75,00
5 14,7%
Total 34 100%
Tuntas 29 85,3%
Tidak Tuntas 5 14,7%
Berdasarkan dari hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan
bahwa siswa yang sudah mendapat nilai diatas KKM yaitu 75
sebanyak 85,3% atau 29 siswa, sedangkan 14,71% atau 5 siswa belum
mencapai KKM. Siswa yang belum mencapai KKM tersebut harus
mengikuti remidi untuk mendapatkan nilai tuntas. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada silkus II ini semua siswa sudah mencapai
KKM, sehingga tidak perlu di adakan silklus berikutnya.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, dapat di-
lihat bahwa penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay pada siklus II dapat meningkat-
kan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar ini menyebabkan
rata-rata kelas X Akuntansi juga mengalami peningkatan. Pada siklus I,
nilai rata-rata kelas X Akuntansi adalah 74,4, setelah adanya penerapan
kolaborasi model pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi
83,6.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Kelemahan guru dalam siklus II adalah:
Guru masih kurang merata dalam memantau jalannya diskusi yang
terjadi pada masing-masing kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2) Kelemahan siswa dalam siklus II adalah:
Siswa masih malu ketika diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan
dan analisis yang telah dilakukan adalah:
1) Melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga ketika anak me-
ngalami kesulitan akan mudah teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Setelah menganalisis dan mengolah data hasil observasi serta
refleksi siklus II diperoleh kesimpulan bahwa kedua indikator ketercapaian
tujuan penelitian sudah terpenuhi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa tindakan kelas telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan
tindakan perbaikan siklus berikutnya.
C. Perbandingan Hasil Antar Siklus
Kegiatan yang dilakukan setelah melakukan deskripsi tiap siklus adalah
melakukan perbandingan hasil tindakan tiap siklus. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui peningkatan yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Perbandingan hasil tindakan tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus
Rentang Nilai
Indikator Ketercapaian 80,00%
Siklus I Siklus II Peningkatan
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas:
95,00-100 4 11,76% 4 11,76% - -
90,00-94,99 2 5,88% 10 29,41% 8 23,53%
85,00-89,99 1 2,94% 7 20,59% 6 17,65%
80,00-84,99 7 20,59% 4 11,76% -3 -8,83%
75,00-79,99 6 17,65% 4 11,76% -2 -5,89%
Tidak Tuntas
<75,00
14 41,18% 5 14,72% -9 -26,47%
Total 34 100% 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai ulangan harian siswa pada
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan penurunan. Pada siklus I, siswa
yang tuntas paling banyak pada rentang nilai antara 80,00-84,99, yaitu 20,59%.
Pada rentang nilai ini dari siklus I ke siklus II terjadi penurunan jumlah siswa
yang tuntas sebesar 8,83%. Sedangkan pada siklus II nilai siswa kebanyakan me-
ningkat, siswa yang nilainya tuntas paling banyak pada rentang nilai antara 90,00-
94,99, yaitu 29,41%. Pada rentang nilai ini dari siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebesar 23,53%. Selain itu nilai siswa
yang <75,00 pada siklus I ada 41,18%, sedangkan siklus II ada 14,72%. Terjadi
penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas sebesar 26,47%.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai ulangan harian pada siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus
Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa, jumlah siswa
pada rentang nilai 90,00-94,99 pada siklus I ada 2 siswa sedangkan siklus II ada
10 siswa, sehingga ada peningkatan jumlah siswa sebanyak 8 siswa. Pada rentang
nilai 80,00-84,99 jumlah siswa menurun dari 7 siswa menjadi 4 siswa. Selain itu
siswa yang mendapat nilai <75,00 juga mengalami penurunan yaitu dari 14 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
menjadi 5 siswa. Penurunan ini menunjukkan bahwa pada siklus II siswa yang
mencapai batas tuntas KKM mengalami peningkatan.
Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan prestasi belajar siswa pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6. Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Tiap Siklus
Gambar 6 menunjukkan perbandingan ketuntasan prestasi belajar pada
siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya peningkat-
an ketuntasan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I terdapat 20
siswa (58,82%) yang mendapat nilai tuntas atau di atas 75, sedangkan pada siklus
II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 29 siswa (85,29%).
D. Pembahasan
Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, seharusnya berpusat pada
siswa bukan pada guru. Siswa harus dijadikan sebagai subjek belajar dan dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay. Penerapan model
pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dalam
proses pembelajaran, menuntut guru untuk membangkitkan antusias siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai aktor yang memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
motivasi dan membangkitkan minat belajar siswa dalam berdiskusi kelompok, dengan
peran guru yang seperti itu diharapkan hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar yang sebelumnya yang masih menggunakan metode
ceramah yang lebih berpusat pada guru.
Penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Facilitator And Explaining
dan Course Review Horay menghadapkan siswa untuk berani menunjukkan
kemampuan yang dimilikinya didepan semua temannya. Penerapan kolaborasi model
pembelajaran ini nantinya akan meningkatkan kesiapan siswa dan menumbuhkan
rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan hasil belajar yang diperoleh selama
berdiskusi dengan kelompok. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap sikap dan
keterampilan siswa yang menjadikan siswa lebih aktif dan berpartisipatif dalam proses
pembelajaran karena siswa merasa tertantang untuk mampu memahami materi yang
diberikan guru kepadanya dan hal ini juga akan mempengaruhi peningkatan prestasi
siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menerapkan model
pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay yang
dilakukan dalam dua siklus telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut akan dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar
Aspek Prestasi
Belajar
Indikator
Ketercapaian Siklus I Siklus II
Prosentase
Peningkatan
Ulangan Harian 80% 58,82% 85,29% 26,47%
(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Secara umum maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining dan Course Review Horay dalam pelajaran mengelola dokumen kas
bank. Keberhasilan penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Mey
Saptaningrum (2011) dengan judul penerapan model pem-belajaran Course Review
Horay untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Gemolong menyimpulkan bahwa terjadi pe-ningkatan prestasi belajar, pada
siklus I prestasi belajar siswa yang mencapai KKM sebanyak 82,86% (29 siswa), siklus
II meningkat menjadi 94,28% (33 siswa). Selain itu penelitian Yeni Saraswati (2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif model Student Facilitator And
Explaining untuk meningkatkan minat belajar fisika dan prestasi belajar siswa kelas VII
B SMP N I Singosari juga menyimpulkan bahwa pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa
sebesar 66, pada siklus I meningkat menjadi 76, dan pada siklus II meningkat
menjadi 87.
Selain prestasi belajar siswa yang meningkat, penerapan model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay yang dilaksanakan oleh
guru dan siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan penerapan model
pembelajaran tersebut akan dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 8. Peningkatan Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining Dan Course Review Horay
Aspek yang
diamati
Indikator
Ketercapaian Siklus I Siklus II
Prosentase
Peningkatan
Segi Guru 80% 74,66% 86,66% 12%
Segi Siswa 80% 72% 88% 16%
(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan tindakan tersebut, maka akan membuat siswa menjadi lebih
mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru, sehingga akan
berdampak pada meningkatnya hasil prestasi belajar siswa. Dampak positif lain
yang terlihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay adalah:
1. Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran akuntasi.
2. Siswa lebih percaya diri dan berani dalam menyampaikan pendapat pada saat
diskusi kelompok dan kegiatan presentasi.
3. Siswa menjadi pribadi yang mampu bekerja sama satu sama lain terutama
dalam kegiatan diskusi kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X Akuntansi SMK
N Jumantono dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Facilitator And Explaining dan Course Review Horay telah dilakukan dalam dua
siklus. Setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 7 x 45
menit. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksana-
an tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X Akuntansi SMK N Jumantono. Hal tersebut dibuktikan dengan fakta yang
diperoleh selama penelitian, yaitu nilai ulangan harian siswa tiap akhir siklus me-
ngalami peningkatan. Prestasi belajar siswa terlihat dari nilai evaluasi yang di-
dapatkan siswa yang semakin baik dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan
tindakan bahkan setelah pelaksanaan tindakan banyak siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Pada siklus I nilai rata-rata
siswa 74,4 dengan tingkat ketuntasan 58,82% (20 siswa), sedangkan siklus II nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 83,6 dengan tingkat ketuntasan 85,29% (29
siswa).
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining dan Course Review Horay secara rinci terbukti dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa akuntansi dalam pembelajaran mengelola dokumen kas
bank.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Review Horay di kelas X Akuntansi SMK N Jumantono, maka implikasi yang
dapat dikaji adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pem-
belajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa
kelas X Akuntansi SMK N Jumantono. Berdasarkan simpulan hasil peneliti-
an tersebut membuktikan bahwa penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh Sims and Demediuk (1995) yang menyatakan bahwa
dalam proses pembelajaran guru akan menyiapkan siswa sebagai fasilitator
yang diambil secara acak untuk dipersiapkan secara efektif sebelum me-
mimpin diskusi, dengan dibentuknya siswa sebagai fasilitator maka akan
membuat siswa lebih percaya diri dan siswa akan termotivasi untuk mem-
persiapkan diri dengan membaca dan memahami materi terlebih dahulu,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran
mengelola dokumen dana kas di bank.
Selain mendukung teori yang dikemukakan diatas, simpulan hasil
penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mey
Saptaningrum (2011) dan Yeni Saraswati (2009). Mey Saptaningrum (2011)
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sedangkan hasil penelitian Yeni
Saraswati (2009) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat belajar dan
prestasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining dan Course
Review Horay dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran mengelola dokumen dana kas bank yang dapat dilihat dari
keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran serta ketuntasan
prestasi belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi lebih antusias dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, selain itu siswa juga dapat
mudah memahami materi karena siswa terlibat aktif dalam diskusi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka model pembelajaran kooperatif
tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dapat
dijadikan alternatif atau variasi proses pembelajaran akuntansi di kelas X
Akuntansi SMK N Jumantono.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay dalam
proses belajar mengajar sehari-hari, mengingat keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa akuntansi.
b. Diharapkan guru lebih mampu meningkatkan antusias siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Facilitator And Explaining dan Course Review Horay
c. Guru seharusnya juga meningkatkan kemampuannya dalam menyampai-
kan materi kepada siswa serta dalam mengelola kelas pada saat proses
belajar mengajar berlangsung.
d. Guru seharusnya mampu mengembangkan model dan metode pem-belajaran
yang lebih inovatif lagi yang mendorong siswa untuk berpartisipasi akitif dalam
proses belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
a. Siswa lebih meningkatkan antusias siswa selama proses belajar mengajar
dengan memperhatikan dan bertanya kepada guru jika merasa kesulitan
dalam memahami materi.
b. Siswa harus meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian dalam me-
ngajukan pendapat dan bertanya pada saat kegiatan pembelajaran, karena
hal ini akan berdampak pada diri siswa ke arah yang lebih positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
c. Hendaknya siswa senantiasa berusaha mencari sumber-sumber materi
pelajaran lain untuk menambah pengetahuannya.
3. Bagi Sekolah
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar seperti memperbanyak buku paket untuk pegangan
belajar siswa dan LKS untuk latihan soal bagi siswa.
b. Hendaknya memotivasi guru untuk selalu mengembangkan model pem-
belajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada guru-guru mata
pelajaran untuk mengikuti workshop dan diklat yang berhubungan dengan
model dan metode pembelajaran yang inovatif.