KATA PENGANTAR - Web viewAkhirnya fungsi-fungsi dalam layanan BK bisa diwujudkan. Misalnya...
-
Upload
hoangthuan -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of KATA PENGANTAR - Web viewAkhirnya fungsi-fungsi dalam layanan BK bisa diwujudkan. Misalnya...
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai “JENIS-JENIS METODE ALAT TES, INSTRUMEN NON
TES SERTA PENGGUNAANNYA”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Baubau, Mei 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertiaan Instrumen Non-Tes...........................................................2
B. Hakikat Instrumentasi dalam layanan BK............................................2
C. Jenis-Jenis Instrumen Non-Tes.............................................................2
D. Instrumen Tes.....................................................................................10
E. Metode Kueosioner (Questionare)......................................................12
F. MEDIA BIMBINGAN KONSELING...............................................16
G. Fasilitas Bimbingan dan Konseling....................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan.........................................................................................20
B. Saran...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instrumentasi adalah alat untuk mengungkapkan masalah. Instrument terbagi
dua, yaitu tes dan non-tes. Suatu instrument dinamakan tes apabila jawaban
responden atas soal-soal yang ada diperiksa berdasarkan benar salahnya jawaban.
Sedangkan instrumentasi non-tes adalah tidak diperiksa benar salahnya melainkan
untuk melihat gambaran tentang kondisi responden tanpa menekankan apakah
kondisi itu mutunya tinggi atau rendah.
Dengan diadakan instrumentasi Non-Tes ini peserta atau klien dapat
mengungkapkan permasalahannya. Maka dari itu klien dalam mengerjakan
instrumen Non-Tes ini dengan kesukarelaan dan keterbukaan. Akhirnya fungsi-
fungsi dalam layanan BK bisa diwujudkan. Misalnya dikaitkan dengan fungsi
pemahaman, individu akan memahami potensi dirinya sendiri dan lingkungannya,
bakat, minat, masalah yang dialaminya. Dalam fungsi pencegahan individu dapat
mencegah masalah lain yang akan timbul dan agar individu mengembangkan
potensinya dan menjadi kondisi yang baik sehingga akan terwujud fungsi
pemeliharaan dan pengembangan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengemukakan masalah diantaranya:
1. Apa itu Instrumentasi Tes dan Non-Tes ?
2. Bagaimana hakikat instrumentasi dalam layanan BK?
3. Apa saja jenis-jenis instrumentasi Tes dan Non-Tes?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, disamping untuk memenuhi tugas
terstruktur dalam mata kuliah Instrumentasi BK, juga memberi wawasan tentang:
1. Instrumen Non-Tes
2. Hakikat Instrumentasi dalam layanan BK
3. Jenis-jenis Instrumentasi Tes dan non-Tes
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan Instrumen Non-Tes
Instrumentasi non-tes adalah alat yang digunakan untuk melihat gambaran
tentang kondisi responden (mereka yang mengerjakan instument melalui
pengadministrasiaan yang dilakukan oleh penyelenggara/konselor) sebagaimana
apa adanya tanpa menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah,
benar atau salah. Instrumen non tes dapat diselenggarakan melalui tulisan atau
lisan, secara individual atau kelompok. Teknik Non-Tes lebih sesuai digunakan
untuk menilai aspek tingkah laku seperti, sikap, minat, perhatian, karakteristik dan
lain-lain.
B. Hakikat Instrumentasi dalam layanan BK
Bimbingan dan konseling merupakan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan
membantu pengembangan diri manusia. Untuk membantu pengembangan diri
profesi ini memerlukan alat ungkap diri yaitu dengan menggunakan instrumen.
Hakekat instrumen dalam pekerjaan bimbingan dan konseling adalah:
1. Sebagai alat bantu sahih dan terpercaya untuk mengumpulkan data yang
dipergunakan guna mendukung akuntabilitas konseling. Spektrum instrumen
itu sangat luas, mencakup instrumentasi tes dan non tes.
2. Peran instrumentasi terkait erat dengan setiap unsur hakekat konseling yaitu
penaksiran, diagnosis, dan rencana terapi
3. Tes standarisasi dalam perspekstif konseling digunakan untuk mendukung
akuntabilitas baik dalam penafsiran, diagnosis, dan rencana terapi.
C. Jenis-Jenis Instrumen Non-Tes
1. Wawancara
a. Pengertian wawancara
Wawancara merupakan suatu instrumen pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengemukakan pertanyaan kepada klien, dan dijawab pula oleh klien
2
secara lisan. Wawancara dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Wawancara langsung adalah apabila data yang ingin dikumpulkan diperoleh
langsung dari individu yang bersangkutan. Misalnya, untuk memperoleh data
tentang pribadi seorang peserta didik, konselor atau guru pembimbing langsung
mewawancarai siswa tersebut. Sedangkan wawancara yang tidak langsung adalah
apabila wawancara dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh data tentang
orang lain, misalnya seorang konselor atau guru pembimbing mewawancarai
seorang ibu untuk memperoleh keterangan mengenai diri pribadi anaknya.
b. Bentuk wawancara ditinjau dari pelaksanaannya
· Wawancara yang bersifat insidentil
Wawancara yang bersifat insidentil yaitu wawancara yang dilakukan
pada waktu-waktu yang dianggap perlu saja.
· Wawancara yang bersifat terencana
Wawancara yang bersifat terencana pada waktu-waktu yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara
Untuk dapat melaksanakan wawancara dengan baik, konselor atau guru
pembimbing hendaknya dapat menciptakan suatu situasi yang bebas, terbuka dan
menyenangkan, sehingga klien yang diwawancarai dapat dengan bebas dan
terbuka memberikan keterangan yang diperlukan secara gamblang. Begitu juga
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diharapkan tersusun dengan baik sehingga
dapat dengan mudah dipahami dan dapat pula dijawab dengan baik oleh individu
yang diwawancarai. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melaksanakan
wawancara, konselor arat guru pembimbing telah mempersiapkan terlebih dahulu
pedoman wawancara (inter view).
Didalam pedoman wawancara itu telah tersusun daftar pokok-pokok
masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara berurutan sedemikian
rupa sehingga pelaksanaan wawancara tidak bertele-tele dan dapat dilaksanakan
dengan tertib sesuai dengan jenis daftar yang ingin diketahui dari orang yang
3
diwawancarai itu, sehingga dengan demikian wawancara akan berjalan dengan
baik, efektif dan efisien.
d. Kegunaan wawancara bagi klien
· Seorang klien dengan secara langsung bisa mengetahui dan memahami
masalah yang sedang dialaminya pada saat wawancara dilakukan.
· Klien akan mendapatkan pemecahan masalah yang dialaminya.
· Wawancara secara langsung, klien akan lebih terbuka menceritakan
permasalahan dirinya.
2. Angket
a. Pengertian angket
Beberapa pengertian angket menurut para pakar:
· W.S. Winkel (1987)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus
dijawab secara tertulis juga.
· Dewa Ketut Sukardi (1983)
Angket adalah teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan
langsung dari sumber data.
· Djumhur (1985)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan sumber data.
· Depdikbud
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mendapat jawaban.
· Bimo Walgito (1987)
Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau
dikerjakan oleh orang yang ingin diselidiki yang disebut responden.
Jadi angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subjek untuk mendapatkan jawaban
secara tertulis juga.
b. Jenis atau bentuk angket
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, angket terbagi dua:
4
· Angket langsung
Dikatan langsung jika angket tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
· Angket tidak langsung
Angket tidak langsung adalah angket yang tidak dikirim dan diisi bukan oleh
orang yang dimintai keterangannya. Angket ini biasanya digunakan untuk
mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan lain-lain.
2) Ditinjau dari segi cara menjawabnya
· Angket terbuka
Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk bentuk
sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum
dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang
ada pada responden.
· Angket tertutup
Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada
jawaban yang dipilih.
· Angket campuran
Yaitu gabungan antara angket tertutup dan terbuka.
c. Kegunaan Angket bagi klien
· Agar klien dapat mengetahui bagaimana hasil belajar efektif.
· Klien memahami apa-apa saja yang terbekali dalam dirinya, baik dalam
lingkungan sosial, masyarakat dan lingkungan belajarnya.
3. Pengamatan (observasi)
a. Pengertian observasi
Pengamatan merupakan teknik untuk merekam secara langsung atau tidak
langsung peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi. Teknik ini
merupakan teknik yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa.
Pengamatan dapat dilakukan secara terencana atau insidentil.
5
Pengamatan yang berencana biasanya dilakukan dengan persiapan yang
sistematis baik mengenai waktunya, alat yang digunakan maupun aspek-aspek
yang diamati. Sedangkan pengamatan yang insidentil dilakukan sewaktu-waktu
bila terjadi sesuatu yang menarik perhatian.
b. Tujuan dilakukannya observasi
· Mendeskripsikan setting yang dipelajari
· Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang berlangsung
· Mendeskripsikan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas
· Mendeskripsikan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat
dalam kejadian yang diamati tersebut.
c. Kegunaan observasi bagi klien
· Klien mengetahui perkembangan dirinya pada tahap-tahap tertentu.
· Klien memahami tentang kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
· Klien mengetahui sikap dan prilaku dalam proses belajar berlangsung.
4. Inventori
Inventori merupakan suatu alat untuk mengungkap keadaan pribadi siswa
yang bentuk pengadministrasiannya serta pengolahan hasil-hasilnya lebih
sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan tes terstandar. Sedangkan isinya
mencakup aspek-aspek yang lebih luas, sehingga memungkinkan pemakaian yang
luwes sesuai dengan permasalahan yang ditangani dalam pelayanan BK. Data
keadaan pribadi yang dapat diungkap melalui inventori ini antara lain seperti
minat, kebiasaan, sikap, kegiatan sehari-hari dan lain sebagainya.
Inventori yang saat ini digunakan dalam pelayanan BK adalah AUM UMUM
dan AUM PTSDL. Yang dimasud dengan AUM UMUM adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengungkapkan masalah-masalah umum. Sedangkan AUM
PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar.
5. Sosiometri
a. Pengertian Sosiometri
6
Secara umum sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data
tentang hubungan sosial seseorang individu dengan individu lain, struktur
hubungan dan arah hubungan sosial individu tersebut dalam suatu kelompok.
b. Tujuan sosiometri adalah:
· Dari data sosiometri individu kita dapat mengetahui frekuensi pemilihan
yaitu banyaknya yang memilih intensitas pergaulan, status
pemilihan/penolakan popularitas dalam pergaulan.
· Meningkatkan jaringan hubungan sosial seorang individu dengan individu
lainnya, meningkatkan hubungan sosial kelompok dan memperbaiki
hubungan insani.
· Menentukan kelompok kerja
· Meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok sosial
tertentu.
· Mengetahui bagaimana hubungan sosial berteman seseorang individu
· Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu
· Menemukan mana individu yang ditolak atau diterima dalam linkungan sosial
tertentu.
c. Penggunaan sosiometri untuk kepentingan klien
1) Mempelajari akibat-akibat praktik terhadap hubungan social
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik menjalankan hubungan
interpersonal maupun social, seseorang tidak akan terlepas dari praktek ataupun
pelaksanaan proses interaksi yang diiringi tingkah laku dan sikap tertentu. Selama
menjalankan interaksi dan pengalaman tingkah laku itu seseorang akan
mengalami beberapa hambatan dalam praktek nya sehingga bias saja
menimbulkan kesalahan dalam praktek untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Kita kadang kurang merenungi dan mengetahui tingkah laku dan sikap kita dalam
praktek hubungan social. dengan melaksanakan sosiometri ini maka seseorang
atau klien dapat mengetahui pola hubungan praktek dalam hubungan social.
Sehingga klien dapat merubah tingkah laku dan sikapnya selama ini kearah yang
lebih baik dan disukai oleh orang lain.
7
2) Memperbaiki struktur hubungan social
Pada dasarnya manusia itu adalah makhluk social, yang dapat diartikan
bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri. Jadi kita membutuhkan orang lain
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melakukan hubungan sosial ini tentu ada
permasalahan yang dihadapi. Dengan dilaksanakan sosiometri ini seorang klien
akan dapat mengetahui kekurangan yang dimiliki dalam melakukan hubungan
social. Sehingga klien tersebut dapat mengatasi permasalahannya setelah itu klien
dapat memperbaiki hubungan sosialnya. Akhirnya klien tersebut dapat menjalani
hubungan sosialnya dengan baik.
3) Memperbaiki akibat-akibat praktek terhadap hubungan social.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dalam menjalankan
hubungan interpersonal ataupun sosial, seseorang tidak akan terlepas dari praktek
ataupun pelaksanaan proses interaksi yang diiringi tingkah laku dan sikap tertentu.
Selama menjalankan interaksi dan pengalaman tingkah laku itu seseorang akan
mengalami beberapa hambatan dalam prakteknya sehingga biasa saja
menimbulkan kesalahan dalam praktek menjalani kehidupan sehari-hari.
4) Mempelajari mutu kepemimpinan dalam situasi yang bermacam-macam
Pada dasarnya kepemimpinan itu adalah keadaan dimana seseorang mampu
menunjukkan bahwa dia biasa memahami dan mengenali dirinya sendiri maupun
orang lain sehingga dia mwnunjukkan sikap-sikap yang pantas ditampilkan yang
hal itu akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadap dirinya. Melalui hasil
sosiometri akan diketahui kualitas kepemimpinan seseorang dalam berbagai
situasi sehingga dia menempati posisi yang sesuai dengan pandangan orang lain
terhadapnya.
5) Menemukan individu mana yang diterima dan ditolak dalam kelmpok sosial
Sehingga dapat dijadikan acuan untuk dapat mmemperbaiki hubungan sosial dan
interaksi sosial dalam kehidupannya. jika kenyataan individu itu diterima dalam
kelompok sosial itu artinya individu tersebut harus berusaha lebih baik lagi dalam
melakukan hubungan sosialnya atau mampu mempertahankannya. Jika individu
tersebut pada kenyataannya ditolak dalam hubungan sosialnya dalam masyarakat
nya, sehingga terbentuklah kehidupan yang mantap dan serasi.
8
6) Menemukan norma yang diinginkan dalam kelompok yang bersangkutan
Dalam hal ini sosiometri berfungsi memunculkan pendekatan-pendekatan yang
memungkinkan untuk dilakukan seseorang terhadap suatu kelompok tertentu
sehingga ia mampu menyesuaikan dan menemukan aturan-aturan dalam
kelompok yang dituju dengan memperhatikan segenap bentuk dan tingkat
hubungan social masing-masing individu dalam kelompoknya.
7) Bagi siswa, maka hasil sosiometri berguna untuk membantunya dalam
menjalankan interaksinya dengan teman-temannya.
Karena melaui hasil sosiometri akan diperoleh gambaran mengenai tingkat
kemampuan seorang siswa dalam memahami diri dan mengarahkan dirinya dalam
berkomunikasi, bersikap, dan bertingkah laku dengan teman-temannya.
8) Siswa akan sadar dan memahami nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
Termasuk dilingkungan sekolahnya sehingga siswa tersebut mampu bertingakah
laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang akan
menimbulkan terciptanya hubungan sosial yang baik.
9) Dapat menemukan hambatan-hambatan yang sifatnya dari dirinya dan dapat
mengatasi hambatan-hambatan itu melalui bimbingan dari konselor dan guru
pembimbingnya.
6. Otobiografi (catatan harian)
a. Pengertian
Catatan harian merupakan suatu metode pengukuran kepribadian dengan jalan
mempelajari catatan harian orang tersebut. Catatan harian adalah catatan tentang
peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh seseorang yang dipandang sangat
berarti dalam kehidupan orang tersebut dan bersifat sangat pribadi. Oleh karena
itu apa yang ditulis merupakan curahan perasaan yang sejujurnya tanpa satupun
yang ditutupi.
Dalam proses konseling, apabila konselor biasa mendapat kepercayaan dari
konseli untuk membaca catatan hariannya, maka catatan harian tersebut akan
menjadi sumber informasi yang sangat berharga untuk memahami latar belakang
masalah yang sedang dihadapi oleh klien.
b. Kegunaan otobiografi bagi klien adalah:
9
· Klien mengetahui tentang hidupnya pada masa lampau
· Klien mudah mengingat apa-apa saja yang telah terjadi pada masa lampau.
D. Instrumen Tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam :
1. Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah
pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan lingkungan,
masalah prestasi atau hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran;
2. Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;
3. Mengenali individu (misalnya peserta didik) yang memiliki kemampuan
yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4. Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan
seseorang individu dalam bidang tertentu.
Persyaratan instrumen tes yang baik :
Penyusunan tes dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes, penulisan tes
dan analisis tes. Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah :
1. Menetapkan tujuan tes
2. Menetapkan hasil belajar yang akan diukur
3. Mempersiapkan tabel spesifikasi
4. Menetapkan isi materi tes
5. Menetapkan butir tes
6. Menyiapkan norma aturan
7. Mempersiapkan kunci scoring
Berbagai hal yang diperoleh konselor dari hasil tes dipergunakan konselor
untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang
dimaksudkan.
Setelah diketahui bahwa tes yang hendak digunakan merupakan tes standar
maka dalam bimbingan konseling ada beberapa instrument atau alat tes yang
dapat di gunakan untuk kepentingan penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling. jensi-jensi tersebut antara lain adalah :
1. Tes Kecerdasan
10
Tes kecerdasan digunakan untuk mengukur kemampuan akademik, kemampuan
mental dan kemampuan kecerdasan, yang paling populer dari tes ini adalah
digunakan untuk mengukur IQ atau sering dikenal dengan nama tes kecerdasan
Stanford-Binet, sesuai dengan nama perancang yakni Alfred Binet pada tahun
1900-an. Selain itu ada pun tes lain yang bisa digunakan yakni skala Wechsler
yang dirancang oleh David Wechsler. Skala Wecshler dirancang berbdasarkan
perbedaan usia antara lain Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence
III (WPPSI-III) dirancang khusus untuk anak-anak usia 2 Tahun 6 Bulan sampai
7 Tahun 3 Bulan. Wichsler Intelligence Scale for Cildren-Fourt Edition (WISC-
IV) dirancang untuk anak-anak usia 6 Tahu sampai remaja usia 16 tahun dan
Wechsler Adult Intelligence Scale-Third Edition (WAIS-III) dirancang untuk
remaja usia 16 tahun hingga manula usia 89 Tahun
2. Tes Bakat
Tes bakat banyak digunakan oleh para konselor dan tenaga professional
lainnya untuk mengidentifikasi (a) kemampuan potensial yang tidak disadari
individu, (b) mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial
individu tertentu, (c) menyediakan informasi untuk membantu individu membuat
keputusan pendidikan dan karir atau alternative pilihan yang ada (d) membantu
memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa di antisipasi
individu dan (e) berguna bagi mengelompokkan individu dengan bakat serupa
bagi tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan. Tes bakat dapat dilakukan
untuk mengungkapkan antara lain bakat Khusus, tes bakat umum, tes bakat unik
tes bakat skolastik dan lainnya.
3. Inventori Minat
Inventori minat dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pada setiap
individu ada perbedaan dalam minat baik secara umum maupun minat pekerjaan
tertentu. Karena itu inventori minat dirancang untuk menilai minat-minat pribadi
dan mengaitkan minat-minat tersebut dengan wilya kerja yang lain.
11
4. Tes Kepribadian
Anastasi dan Urbina, 1997 berpendapat bahwa tes kepribadian merupakan
instrument untuk mengukur karakteristik emosi, motivasi, hubungan antar pribadi
dan sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat atau ketrampilan. Tes kepribadaian
yang standard an popular digunakan antara lain Indikator Tipe Kepribadian
Myers-Briggs (MBTI), Jadwal Preferensi Pribadi Edwards (EPPS) dan Inventori
Multifase Minesota (MMPI).
5. Tes Prestasi
Tes prestasi belajar berhubungan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan atau
pencapaian dalam suatu bidang sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
prestasi anak-anak, mengelompokkan siswa menurut tingkat pengetahuannya dan
memberikan informasi pada orang tua tentang kelemahan dan kelebihan bidang
akademik anaknya.
E. Metode Kueosioner (Questionare)
Pengertian
Kueosioner atau angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan
mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada individu dan individu yang
diberikan daftar pertanyaan tersebut diminta untuk menjawab secara
tertulis.Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi
tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan responden.Angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya Perbedaan dengan teknik lain. Berbeda dengan wawancara di mana
penilai (evaluator) berhadapan secara alangsung (face to face) dengan peserta
didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket,
pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis,
menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan
acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga
12
memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang diperkirakan
akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai
Jenis-jenis
1. Menurut subyek yang dikirimi kuesioner
Dibagi menjadi dua yaitu kuesionar langsung dan tidak langsung.Kuesioner secara
langsung apabila peneliti meminta data dari responden. Sedangkan kuesioner
secara tidak langsung apabila peneliti memperoleh data dari orang lain.
2. Menurut bentuk pertanyaan yang digunakan
Dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup.Kuesioner terbuka
apabila responden diberikan kesempatan untuk menuliskan jawaban seluas-
luasnya.Sedangkan kuesioner tertutup apabila pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan sudah tersedia jawabannya.Responden tinggal memilih salah satu
jawaban.
Fungsi angket
Kuesioner sebagai alat evaluasi sangat berguna untuk mengungkap latar belakang
orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, di mana data yang
berhasil diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, terutama
apabila terjadi kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik. Pada
umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
mereka.
4. Inventori
Pengertian
Tes inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes
inventori merupakan self report Questionnare, untuk menentukan karakteristik-
karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude), dan nilai-nilai
(value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian
13
seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu di ingat
bahwa alat-alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan
masing-masing tes hanya menjelaskan satu atau beberapa aspek kepribadian.
Macam-macam Tes Inventori
A. Tes Inventori kepribadian
• MMPI (minnesota Personality Inventory)
• CPI (california Psychological Inventory)
• PIC (Personality Inventory for Children)
• MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)
• 16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire)
• EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule)
• PRF (Personality Research Form)
• Jackson Personality Inventory
B. Tes Inventory Minat
• SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
• JVIS (Jackson Vocationalinterest Survey)
• KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational)
• CAI (Career Assessment Inventory)
• RMIB (The rothwell-Miller Interest Blank)
C. Tes Inventori Nilai
• Study OF Value
• WVI (Work Value Inventory)
Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:
• Definisi kepribadian sedemikian banyak (defenisi konseptual), sehingga
seleksi yang tepat dari macam-macam definisi kepribadian perlu mendasari
pemakaian tes inventori.
• Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu
aspek kultural harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kulturselalu berubah.
Sedangkan di sisi lain tes inventori diharapkan dapat memberikan profil
kepribadian yang stabil.
14
• Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadap perubahan, maka sulit
memperoleh reliabilitas yang tinggi.
Secara umum tes inventori kepribadian memiliki beberapa kelemahan, seperti;
1. Aitemnya ambigu dan perintah tidak jelas.
2. Subjek ingin menunjukkan kesan-kesan tertentu kepada penguji.
3. Kesukaran semantik, penafsiran yang berbeda
4. Sikap subjek yang tak kooperatif/defensif
5. Faking atau tidak jujur.
6. Acquiscence; bila aitem yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban
tertentu.
5. Sosiometri
Pengertian
Metode sosiometri dikembangkan oleh Moreno dan Jenning ( Purwoko,
2007) metode ini didasrkan atas asumsi bahwa kelompok memiliki pola-pola
struktur hubungan yang komplek, hubungan-hubungan ini dapat diungkap dengan
menerapkan pengukuran baik kuantitatif maupun kulalitatif.
Sosiometri adalah adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola
dan struktur hubungan antara individu dalam suatu kelompok, dengan cara
menelaah relasi sosial, status sosial. Dengan demikian sosiometri dapat
mengugkap dinamika sosial, popularitas individu dalam kelompok, serta untuk
mengenali kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok.Situasi sosial
kelompok dapat berupa kelompok belajar, bermain, pertemanan, kerja kelompok
dll.
Proses pembuatan sosiometri dilakukan dengan jalan meminta kepada setiap
individu dalam kelompok lainnya untuk memilih anggota kelompok lainnya (tiga
orang) yang disenagi atau tidak dalam bekerjasama, yang masing-masing nama
disusun menurut nomor urut yang paling disenagi atau paling tidak disenagi. Atas
dasar saling pilihan atara anggota kelompok ini inilah dapat diketahui banyak
tidaknya seorang individu dipilih oleh anggota kelompoknya, bentuk-bentuk
hubungan dalam kelompok, kepopuleran dan keterasingan individu
Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:
15
sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan
baik dengan kelompok
petunjuk diberikan dengan jelas
penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri
sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak
saling mengetahui jawabannya
menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
individu harus saling mengenal
Kegunaan
Kegunaan sosiometri adalah:
Memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok
Menentukan keanggotaan kelompok kerja
Meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
Mengatur tempatduduk dalam kelas
Mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok
Jenis-jenis
Nominatif
Skala bertingkat (Rating Scale)
Siapa Dia
Data hasil sosiometri digambarkan dalam Sosiogram (Teknik Lingkaran, Lajur,
Bebas)
F. MEDIA BIMBINGAN KONSELING
Tugas Konselor adalah menyusun dan melaksanakan program BK. program BK
terdiri dari program tahunan, program semester, program bulanan, program
mingguan, dan program harian. Program BK yang utama adalah pemberian
layanan BK, kegiatan pendukung dan program penunjang.
16
Dalam melaksanakan kegiatan layanan BK memerlukan alat dan media,
misalnya dalam melaksanakan layanan informasi mengenal arti dan tujuan ibadah
alat yang digunakan LCD, media yang digunakan selebaran. melaksanakan
kegiatan pendukung juga perlu media misalnya, angket, pedoman interview.
Apakah media itu? Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”
yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Sumber
pesan dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan penerima pesan adalah siswa
atau peserta didik.
Menurut Yuliani Nurani Sujiono Media adalah:” segala sesuatu yang
dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian
dan kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar
mengajar pada anak”.(2005-8.12). Pengertian media menurut Masitoh, dkk adalah
:” peralatan yang dapat mendukung anak secara komprehensip yang meliputi
perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa”.
(2006:5.19). Sementara itu Badru Zaman (2005:4.11) mendifinisikan media:“
sebagai wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada
penerima pesan (anak)”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
peralatan yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan
fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa anak sehingga ia
mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak.
Bagaimana arti media bagi konselor yang mempunyai tugas special yaitu
memberikan layanan bimbingan dan konseling ?. Pengertian media dalam
bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau
pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK. Namun dalam
perkembanganya MEDIA BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika
guru BK (konselor) melaksanakan program BK tetapi memiliki makna yang lebih
luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program
BK (Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008). misalnya konselor ketika
melaksanakan konseling individu memerlukan ruang konseling, meja kursi, alat
17
perekam/pencatat. ketika konselor pada akhir minggu/bulan/semester/tahun akan
melaporkan kegiatan kepada Kepala Sekolah memerlukan media. setelah sudah
selesai masih memerlukan media lagi misalnya rak penyimpan data.
Ada beberapa jenis media dalam program BK yaitu
1. Media untuk menyampaikan informasi
2. Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
3. Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
4. Media sebagai Biblioterapi
5. Media sebagai alat menyampaikan laporan
Contoh media
1. Media untuk menyampaikan informasi
Selebaran, leaflet, booklet, dan papan bimbingan
2. Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
Media Pengumpul data: Angket, pedoman wawancara, lembaran observasi berupa
anekdo record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal device, camera, tape, daftar
cek masalah, lembar isian pilihan teman (semua dapat dibuat sendiri kecuali
mekanikal device, camera, tape)
Media penyimpan data: kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing
cabinet, almari, rak dll
3. Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
Media auditif,: radio, tape
media visual: gambar, foto, tranparansi, lukisan, dll
audio visual: film yang ada suaranya.
4. Media sebagai Biblioterapi
Buku-buku, majalah, komik ( yang penting di dalamnya berisi cara-cra atau tips )
misalnya cara beternak ayam, cara cepat membaca Alquran, cara mengatasi
rendah diri end so on)
5. Media sebagai alat menyampaikan laporan
18
Berupa laporan kegiatan BK kepada boz kita. Laporan bisa mingguan, bulanan,
semesteran and tahunan
G. Fasilitas Bimbingan dan Konseling
Untuk kelancaran pelaksanaan program bimbingan dan konseling diperlakukan
prasarana dan sarana yang memadai. Fasilitas untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1999); antara lain:
1. Ruang Bimbingan dan Konseling, meliputi : (1) Ruangan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh terdiri dari, letaknya, bentuknya, ukuran dan
suasananya, (2) Ruangan kerja masing-masing guru pembimbing bentuknya
menurut system TU atau system kotak atau lainnya sesuai dengan ukuran dan
suasananya, (3) Ruangan layanan khusus, seperti ruangan konseling perorangan,
konseling kelompok dan bimbingan kelompok suasana dan ukurannya disesuaikan
dengan jenis layanan tersebut;
2. Perlengkapan administrasi bimbingan dan konseling, meliputi : (1)
Himpinan data, (2) Instrumentasi bimbingan konseling, (3) Kelengkapan
kantor/kerja, (4) Kelengkapan elektronik, (5) Kelengkapan tertulis.
3. Mengumpulkan dan mengelola data, meliputi : (1) Kegiatan bimbingan dan
konseling tersebar pada empat bidang, yaitu bidang pribadi, social, belajar dan
kerier, (2) Satuan layanan bimbingan dan konseling disertai bukti fisik, (3) Satuan
layanan pendukung bimbingan dan konseling disertai bukti fisik, (4) Laporan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disertai bukti fisik.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumentasi non-tes adalah alat yang digunakan untuk melihat gambaran
tentang kondisi responden (mereka yang mengerjakan instument melalui
pengadministrasiaan yang dilakukan oleh penyelenggara/konselor) sebagaimana
apa adanya tanpa menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah,
benar atau salah.
Jenis-jenis Instrumen Tes dan Non-Tes diantaranya adalah:
1. Wawancara, merupakan suatu instrumen pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengemukakan pertanyaan kepada klien, dan dijawab pula oleh
klien secara lisan.
2. Angket, merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subjek untuk mendapatkan jawaban
secara tertulis juga.
3. Observasi, merupakan teknik untuk merekam secara langsung atau tidak
langsung peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi.
4. Inventori, merupakan suatu alat untuk mengungkap keadaan pribadi siswa
yang bentuk pengadministrasiannya serta pengolahan hasil-hasilnya lebih
sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan tes terstandar.
5. Sosiometri, merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang
hubungan sosial seseorang individu dengan individu lain, struktur hubungan
dan arah hubungan sosial individu tersebut dalam suatu kelompok.
6. Otobiografi (catatan harian), merupakan suatu metode pengukuran
kepribadian dengan jalan mempelajari catatan harian orang tersebut.
7. Instrument Tes, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes,
penulisan tes dan analisis tes.
20
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis telah berusaha menyelesaikannya
dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwasanya makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, terutama dosen pembimbing mata kuliah Instrumentasi BK dan
umumnya kepada rekan mahasiswa.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Sukardi, Dewa. 1994. Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha
Nasional.
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syamsudin, Abin. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Karya.
W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
22