KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun...

88

Transcript of KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun...

Page 1: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019
Page 2: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019
Page 3: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

i

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Deputi Koordinasi Bidang Kebudayaan sebagai salah

satu bagian dari satuan kerja Pemerintah, memiliki tanggung

jawab untuk melaksanakan kinerjanya secara akuntabel.

Akuntabel yang dimaksud adalah dapat dipertanggung

jawabkannya segala kegiatan yang dilakukan dalam rangka

melaksanakan tugas dan fungsinya. Dalam konteks

substansial yang artinya adanya keterkaitan logis antara

sasaran-sasaran pembangunan dan kegiatan yang dilakukan,

dan dalam konteks administrasi yang artinya terdapat alur

keterkaitan antar dokumen-dokumen perencanaan hingga

dokumen pertanggung jawaban. Oleh karena itu, baik secara

administratif maupun secara substansial, penyusunan Laporan Kinerja (LAKIP), adalah hal

yang wajib dilakukan sebagai dokumen yang dapat menunjukan sejauh mana akuntabilitas

pelaksanaan kegiatan sudah diterapkan.

Laporan Kinerja ini merupakan hasil capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi

Kebudayaan periode Januari sampai dengan Desember 2018 dengan mengacu pada

Perjanjian Kinerja (PK) yang sudah disepakati. Laporan kinerja ini akan menjadi pedoman dan

acuan dalam melakukan evaluasi kinerja dan perencanaan program dan target kinerja pada

tahun berikutnya, sehingga diharapkan kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

semakin meningkat dan dapat mencapai apa yang sudah ditargetkan.

Jakarta, Januari 2019

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan,

Nyoman Shuida

Page 4: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

ii

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

DAFTAR ISI Halaman

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................. ii

Ringkasan Eksekutif .................................................................................................................... iii

Daftar Tabel ................................................................................................................................. v

Daftar Gambar ............................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Maksud dan Tujuan ......................................................................................................... 1

C. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi .......................................................................... 2

D. Sumber Daya Manusia .................................................................................................... 2

E. Sistematika Penyajian ..................................................................................................... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................................ 5

A. Rencana Strategis Kemenko PMK Tahun 2015-2019 ..................................................... 5

B. Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2015-2019 .............. 9

C. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2018 ........................ 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................................. 24

A. Pengukuran Kinerja ......................................................................................................... 24

B. Capaian Kinerja ................................................................................................................ 24

C. Realisasi Anggaran .......................................................................................................... 75

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 77

LAMPIRAN

Page 5: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

iii

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2018 disusun dalam rangka pemenuhan kewajiban atas mandat yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2018 ini merupakan laporan kinerja tahun keempat atas pelaksanaan rencana strategis Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2015-2019. Laporan kinerja ini memberikan informasi tingkat pencapaian sasaran strategis beserta indikator kinerjanya sebagaimana ditetapkan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2018.

Sesuai data pengukuran kinerja tahun 2018, dari sebanyak delapan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis, Satu program tersebut adalah Program Koordinasi Pengembangan kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Satker Revolusi Mental. Dari delapan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis, sebanyak enam IKSS atau 75% telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP) merupakan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK. Sehingga baseline target 5,11 telah terlampaui capaiannya, untuk target 2019 sebesar 5,20. Oleh karena itu target IKU ini akan direviu kembali pada penetapan kinerja berikutnya.

Namun dua IKSS atau 25% belum ada capaian target yang ditetapkan (SS3 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong, IKSS 3.2. Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) sampai dengan tahun 2018 masih proses persiapan, rencana pengukurannya dilaksanakan tahun 2019; dan SS4 Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada bidang koordinasi kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan dan Revolusi Metal, IKSS4 Nilai SAKIP belum ada hasil evaluasi SAKIP dari Inspektorat Kemenko PMK Tahun 2018).

Sedangkan untuk kinerja keuangan, dari total pagu anggaran sebesar Rp90.423.000.000,00 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yaitu; Kedeputian V dari pagu Rp15.423.000.000,00 telah terserap mencapai Rp11.589.314.235,00 atau 75,09%; dan Satker Revolusi Mental dari pagu Rp75.000.000.000,00 mencapai Rp. 32.674.591.503,00 atau 43,57%. Penyerapan seluruhnya (Kedeputian V dan Satker Revolusi Mental) lebih rendah (48,95%).

Realiasi pengelolaan anggaran secara umum telah berjalan dengan baik dengan realisasi sebesar 75,09% telah dapat mendukung pelaksanaan kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan sebesar 100%. Namun khusus Revolusi Mental hanya bisa merealisasikan serapan anggaran sebesar 43,57%. Keseluruhan penyerapan anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang masih di bawah 80% dan lebih rendah dari penyerapan Kemenko PMK disebabkan di antaranya: (1) Adanya perubahan bentuk kegiatan yang membutuhkan revisi dan izin pimpinan yang akhirnya baru diputuskan berupa revisi kegiatan pada akhir tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan terbatasnya waktu pelaksanaan KSP kebijakan bidang kepemudaan, berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (2) Tingginya intensitas dukungan KSP penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games Tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatan KSP kebijakan bidang keolahragaan di pusat dan daerah tidak optimal, yang berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (3) Adanya perubahan output

Page 6: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

iv

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

kegiatan Satker Revolusi Mental yang memerlukan persetujuan pimpinan dan revisi anggaran yang melibatkan pihak Kemenkeu dan Bappenas terkait dengan revisi pada KRISNA, yang berdampak pada keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan (4) Satker Revolusi Mental mengalami kegagalan dalam proses lelang pengadaan paket Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) melalui Televisi yang memiliki anggaran relatif besar dan berakibat tidak terlaksananya paket pekerjaan tersebut.

Keberhasilan atau kegagalan yang ada pada tahun keempat atau tahun keempat pelaksanaan Renstra Deputi V Kemenko PMK tahun 2015-2019, merupakan dasar bagi Deputi V Kemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019 dapat tercapai. Pada tahun mendatang Deputi V Kemenko PMK akan mengambil langkah-langkah strategis, baik berupa perubahan, penyesuaian, dan pembaharuan program dan anggaran dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Adapun pada anggaran 2019 yang sedang berjalan ini, program dan anggaran Deputi V Kemenko PMK lebih diprioritaskan kepada Program Koordinasi Pengembangan kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di bidang kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan, dan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Satker Revolusi Mental.

Dalam upaya pencapaian indikator kinerja dijumpai beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi di antaranya adalah “belum optimalnya data kuantitatif” dalam meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar, kemantapan pemberdayaan, dan kemantapan gotong royong bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan. Melihat permasalahan-permasalahan dan kendala yang dihadapi tersebut beberapa upaya penyelesaikan permasalahan dan tantangan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan tidak hanya dapat diselesaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan sendiri, tapi perlu melibatkan semua pihak baik pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Untuk itu setiap orang, baik dari internal maupun eksternal Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan diharapkan menjadi penggerak lingkungan sekitarnya dalam penyelesaian masalah kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan. Dengan dukungan dari semua pihak, semoga Deputi Bidang Koordinasi dapat menjadi koordinator dalam penyelesaian masalah kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan, serta dapat melaksanakan program pembangunan di bidang kebudayaan dengan lebih efektif dan akuntabel, sehingga visi dan misi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Page 7: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

v

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Postur SDM Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan .................................................. 3

Tabel 2.1 Keterkaitan Nawacita dengan Agenda Pembangunan Kemenko PMK ................... 5

Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis Kemenko PMK ............................................................ 7

Tabel 2.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Indikator Kinerja Tujuan ......................................................... 11

Tabel 2.4 Tujuan, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target ......................................... 12

Tabel 2.5 Outcome Program dan Indikator Kinerja Program ................................................... 15

Tabel 2.6 Program/Kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2018 .................. 16

Tabel 2.7 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ...................................................................................... 20

Tabel 2.8 Program/Kegiatan dan Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2018 ..... 23

Tabel 3.1 Hasil Capaian Kinerja Kedeputian V Kemenko PMK Tahun 2018 .............................. 24

Tabel 3.2 SS1, IKSS 1.1., IKSS1.2., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018 ................................... 26

Tabel 3.3 Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS1 ...................................................... 27

Tabel 3.4 SS2, IKSS 2.1., IKSS2.2., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018 ................................. 37

Tabel 3.5 Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS2 ..................................................... 38

Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pemberdayaan Kepemudaan Tahun 2017-2018 ....................... 46

Tabel 3.7 Target dan Realisasi Kewirausahaan Pemuda RKP Tahun 2017-2018 ....................... 46

Tabel 3.8 SS3, IKSS 3.1., IKSS 3.3., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018 ................................ 53

Tabel 3.9 Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS3 ..................................................... 54

Tabel 3.10 Target dan Realisasi Museum Yang direvitalisasi Tahun 2016-2018 ........................ 59

Tabel 3.11 Hasil Indeks Pembangunan Mansyarakat (IPMas) ................................................... 68

Tabel 3.12 SS4, IKSS4 Target dan Realisasi Tahun 2017-2018 .................................................... 73

Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Triwulan IV Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan T.A. 2018 75

Tabel 3.14 Pagu, Realisasi dan Sisa Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2017 .. 76

Tabel 3.15 Capaian Kemenko PMK Tahun Anggaran 2017-2018 ................................................ 76

Page 8: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

vi

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan .......................... 4

Gambar 2.1 Tahapan pencapaian sasaran strategis penyusunan rekomendasi

kebijakan ........................................................................................................... 14

Gambar 3.1 Hasil Survei Eksternal Indeks Kepuasan Stakeholders Kedeputian V

Kemenko PMK Tahun 2018 .............................................................................. 25

Gambar 3.2 Naskah Akademik Rancangan Perubahan UU Nomor 12 Tahun 2010

Tentang Gerakan Pramuka ............................................................................... 28

Gambar 3.3 Konsep Perubahan UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka ... 31

Gambar 3.4 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) bersama

Menteri Pemuda dan Olahraga R.I. (Iman Nahrawi) Pembukaan Munas X

Gerakan Pramuka Tahun 2018 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara . 32

Gambar 3.5 Keputusan Presiden R.I. Nomor 67 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan

Pengurus Kwartir Nasional; Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023 .......... 32

Gambar 3.6 Keputusan Presiden R.I. Nomor 68 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan

Sususnan Anggota Majelis Pembimbing Nasional Dan Dewan Penasihat

Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023 ......................................................... 32

Gambar 3.7 Presiden Joko Widodo melantik Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso

sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ........................................ 33

Gambar 3.8 Berita Acara Rapat Koordinasi Tk. Eselon I Evaluasi Penyelenggaraan

PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2020 ............................................. 35

Gambar 3.9 Inpres Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pembangunan/

Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta Prasarana dan Sarana

Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Para Games XVIII

Tahun 2018 dan Asian Para Games Tahun 2018 .............................................. 39

Gambar 3.10 Raihan Medali Indonesia di Asian Games 1951 – 2018 ..................................... 41

Gambar 3.11 Capaian Prestasi Asian Para Games III 2018 .................................................... 42

Gambar 3.12 Infografis Hasil evaluasi capaian prestasi Asian Games 2018 ......................... 43

Gambar 3.13 Draf Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengembangan Kewirausahaan;

draf PP tentang Pedoman Pengembangan Kewirausahaan Nasional; dan

Inpres tentang Percepatan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru Untuk

Mempercepat Pencapaian Target RPJMN 2015-2019 ..................................... 44

Gambar 3.14 Pedoman Aplikasi Wibsite Database Wirausaha Pemula ............................... 45

Gambar 3.15 Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Penguatan

Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019 .................................... 47

Gambar 3.16 Draf Kepmenko PMK Revisi Tim Koordinasi Nasional Pelestarian dan

Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan

26 Kementerian/Lembaga ................................................................................ 48

Gambar 3.17 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan dan Pengelolaan Warisan Dunia .. 49

Gambar 3.18 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan

Kota Warisan/Pusaka ........................................................................................ 49

Page 9: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

vii

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018

Gambar 3.19 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan

Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Yang Penting Secara Nasional dan

Global ................................................................................................................. 49

Gambar 3.20 Menko PMK (Puan Maharani) menerima kunjungan Raja Salman di Paviliun

Indonesia pada Festival Janadriyah ke-33 ....................................................... 49

Gambar 3.21 Menko PMK (Puan Maharani didampingi Dubes RI Arab Saudi mengantar

Raja Salman meninjau oameran budaya di pavilion Indonesia ...................... 50

Gambar 3.22 Draf PP Tentang Ekspresi Budaya Tradisional ................................................ 55

Gambar 3.23 Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan

Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah .................................................................. 56

Gambar 3.24 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) Pimpinan

Rakornas Pemajuan Kebudayaan dengan K/L dan Pemda ............................. 57

Gambar 3.25 Infografis Keterkaitan PPKD dengan Pembangunan Nasional ...................... 57

Gambar 3.26 Buku Museum Galeri - Monumen - Jakarta (MuGaleMon) ............................ 59

Gambar 3.27 Keppres Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional .................... 61

Gambar 3.28 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) memimpin

Rakor Untuk Peringati Satu Abad Kongres Kebudayaan Indonesia ............. 61

Gambar 3.29 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) Menabuh

Gendang Bersama Dirjen Kebudayaan Tanda Pembukaan Kongres

Kebudayaan Indonesia Tahun 2018 ................................................................. 62

Gambar 3.30 Strategi Kebudayaan Indonesia ...................................................................... 62

Gambar 3.31 Presiden Joko Widodo Menerima Dokumen Strategi Kebudayaan

Nasional ............................................................................................................. 63

Gambar 3.32 Realisasi Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan ........................................ 63

Gambar 3.33 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) Pimpin Rakornis

dengan K/L ....................................................................................................... 64

Gambar 3.34 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2018 Tentang

Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun

2018 –2025, dan draf Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor ….

Tahun …. Tentang Sanksi Administratif Perfilman......................................... 66

Gambar 3.35 Staf Ahli Bidang Multikulturalisme, Restorasi Sosial, Dan Jati Diri Bangsa

Menko PMK (Haswan Yunaz) didampingi Plt. Asdep Nilai dan Kerativitas

Budaya (R. Alfredo Sani Fenat) Photo Bersama Peserta Gema Budaya

di Kabupaten Buleleng-Bali ............................................................................. 67

Gambar 3.36 Infografis Capaian GNRM 2018 ........................................................................ 69

Gambar 3.37 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) Pimpin Rakornis

Pembahasan Indikator IPK bersama Dirjen Kebudayaan Kemdikbud .......... 70

Gambar 3.38 Cara Menyusun Indeks Pemajuan Kebudayaan 2.0 ........................................ 70

Page 10: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional di bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan diarahkan agar mampu mengakomodasi tantangan-tantangan baru seperti: pembinaan generasi muda, pemberdayaan keluarga, dan pemberdayaan perempuan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dan membangun karakter serta jati diri bangsa melalui pelestarian kebudayaan Indonesia.

Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, maka Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menetapkan Visi Kemenko PMK tahun 2015-2019 yaitu: “Menjadi Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”.

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan tugas Kemenko PMK untuk membantu Presiden dalam mengkoordinasikan, menyinkronkan, mengendalikan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di K/L terkait, secara substansi telah dibagi habis dalam struktur Kemenko PMK. Khusus untuk Bidang Koordinasi Kebudayaan dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dibantu oleh 4 (empat) Asisten Deputi, yaitu Asisten Deputi Kepemudaan, Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya, Asisten Deputi Warisan Budaya, dan Asisten Deputi Keolahragaan. Pada masing Asisten Deputi dibantu Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang dan staf.

Sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK yang dipercayakan atas penggunaan anggaran, yang berkewajiban menyusun laporan hasil capaian kinerjanya sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi dan Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK perlu menyusun Laporan Kinerja Tahun 2018.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atas pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian pada program/ kegiatan dan pengelolaaan anggaran guna mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel.

Penyusunan Laporan ini bertujuan untuk menyampaikan capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan pada kurun waktu tertentu sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan dijadikan bahan evaluasi bagi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk memberikan supervisi yang diperlukan guna mewujudkan visi dan misi Kemenko PMK yaitu “Menjadi Koordinator

Page 11: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 2

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”.

C. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2015 Tentang Kementerian Koordinator Bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kebudayaan.

Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kebudayaan; 2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di

bidang kebudayaan; 3. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengelolaan cagar budaya,

museum sejarah, dan warisan budaya; 4. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengembangan nilai budaya

dan kreativitas; 5. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kepemudaan dan karakter

bangsa; 6. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang keolahragaan dan revolusi

mental; 7. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang kebudayaan, pemuda, dan olah

raga; dan 8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

Untuk menjalankan tugas tersebut, telah ditetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dibantu oleh 4 Asisten Deputi, yaitu: 1. Asisten Deputi Kepemudaan

2. Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya 3. Asisten Deputi Warisan Budaya 4. Asisten Deputi Keolahragaan.

D. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan memiliki postur Sumber Daya Manusia sampai dengan tahun 2018 berdasarkan jabatan, eselon, staf dan pendidikan yang sebanyak 56 pegawai. Dari komposisi tersebut sebanyak 38 pegawai melaksanakan tugas dan fungsi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dan sebanyak 18 pegawai diperbantukan untuk melaksanakan kegiatan pada Sekretariat Revolusi Mental. Adapun secara rinci pada Tabel 1.1. berikut:

Page 12: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 3

Tabel 1.1. Postur SDM Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

NO JABATAN ESELON JUMLAH

1 Deputi I 1

2 Asisten Deputi II 3

3 Kepala Bidang III 9

4 Kepala Sub Bidang IV 7

5 Fungsional Umum 12 12

6 Tenaga Substansi 7 7

7 Tenaga Administrasi 18 18

Total 57

Komposisi Pegawai Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Menurut Pendidikan Tahun 2018

NO JABATAN JUMLAH

1 Strata 3 1

2 Strata 2 18

3 Strata 1 32

4 Sarjana Muda/Diploma 1

5 Sekolah Menengah Atas 5

Total 57

Sumber: Bidang Penguatan Kegiatan dan Tata Kelola Deputi V

Page 13: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 4

Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Gambar 1.1. STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN

E. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2018 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan ini disusun sebagai

bentuk pertanggungjawaban Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. Ringkasan Eksekutif 2. BAB I PENDAHULUAN, Pada bab ini dijelaskan latar belakang, tugas, fungsi, dan

struktur organisasi, postur SDM dan sistematika penyajian. 3. BAB II PERENCANAAN KINERJA, pada bab ini memuat penjelasan singkat Penetapan

Kinerja, Rencana Aksi terhadap penetapan kinerja. 4. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA, pada bab ini berisi uraian pengukuran kinerja yang

dijelaskan melalui pencapaian rencana aksi. Dijelaskan pula kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian rencana aksi dimaksud, kendala dan upaya tindak lanjut dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi. Pada bab ini ditampilkan juga realisasi anggaran unit kerja.

5. BAB IV PENUTUP 6. LAMPIRAN

(………….)

Page 14: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 5

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Kemenko PMK Tahun 2015-2019

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 mengacu kepada dokumen RPJMN 2015-2019. Delapan dari sembilan Agenda Pembangunan Nasional (Nawacita) dalam RPJMN 2015-2019 terkait langsung dengan bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Keterkaitan antara agenda pembangunan nasional dan Agenda Koordinasi Kemenko PMK dijelaskan dalam Tabel 2.1.

Selain agenda pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019, sasaran dan arah kebijakan nasional pun diselaraskan dengan sasaran dan arah kebijakan yang tertuang dalam Renstra Kemenko PMK 2015-2019, penyelarasan dilakukan dengan membatasi ruang lingkupnya, sehingga hanya fokus pada bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

Tabel 2.1. Keterkaitan Nawacita dengan Agenda Pembangunan Kemenko PMK

NO. NAWACITA SASARAN ARAH KEBIJAKAN AGENDA PEMBANGUNAN

KEMENKO PMK

1 Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warganya.

• Meningkatkan kualitas perlindungan warga negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di luar negeri

• Melindungi hak dan keselamatan pekerja migran

• Memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama global dan regional

• Perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri

• Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian

• Penguatan diplomasi inklusif Indonesia di ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang aman, stabil, dan sejahtera sesuai kepentingan nasional

• Meningkatkan perlindungan dan

pemajuan hak-hak pekerja

migran di luar negeri

• Pencegahan dan penanganan

tindak pidana perdagangan

orang (TPPO)

• Peningkatan peran serta

Indonesia di ASEAN

• Pemberdayaan pekerja migran

dan Keluargannya

2 Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peran Perempuan.

Meningkatkan kualitas hidup, peran politik, dan penagrusutamaan gender.

Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan pembangunan.

3 Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan.

• Meningkatkan Pembangunan Kawasan Perbatasan.

• Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (IPM, SPM, Kemiskinan).

Meningkatkan pemba-ngunan kawasan perbatasan, kesejahteraan masyarakat, SDM, serta penguatan keberdaya-an masyarakat.

• Peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris.

• Pengurangan ketimpangan antar kelompok ekonomi masyarakat.

• Penanggulangan kemiskinan.

4 Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Tersedianya sistem perlindungan.

Memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan.

Melindungi anak, perempuan, dan kelompok marjinal.

5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Kualitas hidup: ibu, anak, pendidikan, kesehatan, pemenuhan gizi.

Penguatan kebijakan keluarga berencana dan sejahtera, penguatan kebijakan pemenuhan hak pendidikan, akses, mutu, peran masyarakat dalam pendidikan, pemenuhan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat, mutu pelayanan, gizi, dan pemerataan kualitas pelayanan dasar.

• Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana.

• Pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Pintar.

• Pembangunan kesehatan khusunya pelaksanaan Program Indonesia Sehat.

Page 15: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 6

NO. NAWACITA SASARAN ARAH KEBIJAKAN AGENDA PEMBANGUNAN

KEMENKO PMK

6 Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

Daya Saing Peningkatan penelitian pengembangan, pelayanan perekayasaan teknologi, penguatan sumber daya informasi dan pengetahuan, peningkatan mutu SDM Iptek dan penciptaan taman sains dan teknologi nasional.

Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi

7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Menurunkan indeks risiko bencana pada pusat pertumbuhan berisiko tinggi.

Mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah daerah dan masya-rakat dalam menghadapi bencana.

Penanggulangan dan pengurangan risiko bencana.

8 Melakukan revolusi karakter bangsa

Kualitas pendidikan, wawasan kebangsaan

Pengembangan pendidikan, kewarganegaraan, pendidikan agama, penguatan budaya pro-duksi dan inovasi.

Revolusi Mental

9 Memperteguh kebhi nekaan dan memper kuat restorasi sosial Indonesia.

Terbangunnya modal sosial, penguatan lem baga budaya, keru-kunan beragama.

Penguatan dan pengem bangan pendidikan kebhinekaan dan pekerti, modal dan kelembagaan sosial, kepatuhan hukum, budaya lokal, kerukunan antar umat beragama, peran kepemudaan serta kesetiakawanan sosial

• Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

• Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

1. Visi dan Misi Kemenko PMK

Visi Kemenko PMK tahun 2015-2019 adalah “Menjadi Koordinator Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan Untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong.”

Pada hakekatnya Misi Kemenko PMK harus bisa menjawab “Untuk apa kehadiran atau eksistensi Kemenko PMK di tengah eksistensi K/L lainnya?” Dengan demikian, pernyataan misi Kemenko PMK yang dikaitkan dengan visi Kemenko PMK dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Mengoordinasikan dan menyinkronisasikan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan.

2) Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan.

2. Tujuan dan Sasaran Kemenko PMK

Tujuan ditetapkan untuk memberikan arah pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi Kemenko PMK. Sedangkan Sasaran Strategis merupakan penjabaran dari tujuan Kemenko PMK yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program, dan kegiatan prioritas dalam upaya pencapaian visi dan misi Kemenko PMK dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan pada tabel 2.2. berikut.

Page 16: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 7

Tabel 2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kemenko PMK

TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS

T1 Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pe ngendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan.

SS1 Meningkatnya kualitas ko ordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

1. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Pendidikan.

2. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Kesehatan.

3. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

SS2 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendu kung kemantapan pember dayaan.

4. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan.

SS3 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pe laksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa untuk mendukung kemantapan gotong royong.

5. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong.

6. Tingkat capaian K/L terhadap Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK)

2 Tercapainya birokrasi yang handal, terpercaya dan akuntabel.

SS4 Meningkatnya efektivitas birokrasi Kemenko PMK.

7. Nilai Reformasi Birokrasi (RB).

SS5 Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Kemenko PMK.

8. Opini BPK terhadap laporan keuangan.

9. Nilai SAKIP.

3. Arah Kebijakan dan Strategi Kemenko PMK

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, serta mengacu pada RPJMN 2015−2019, maka Kemenko PMK menetapkan arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategisnya sebagai berikut: 1) Untuk mencapai sasaran strategis “Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar”, ditetapkan arah kebijakan “Peningkatan peran koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian untuk perumusan, penetapan, dan pelaksanaan pembangunan manusia dan kebudayaan Pemenuhan Kebutuhan dasar dan Pelayanan Dasar’’, dengan strategi sebagai berikut:

Page 17: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 8

a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan serta meningkatkan keterlibatan K/L dalam pelaksanaan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan pemenuhan dasar serta pelayanan dasar masyrakat.

b. Meningkatkan Keterlibatan serta kualitas pengendalian dengan K/L dalam pengedalian kebijakan pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan dasar masyarakat.

2) Untuk mencapai sasaran strategis “Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan”, ditetapkan arah kebijakan “Peningkatan peran koordinasi, sinkronisasi, pengendalian untuk perumusan, penetapan dan pelaksanaan pembangunan manusia dan kebudayaan pemberdayaan masyarakat, perempuan, dan generasi muda’’ dengan strategi sebagai berikut: a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan serta meningkatkan keterlibatan K/L dalam

pelaksanaan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat (ibu dan keluarga), perempuan, dan generasi muda.

b. Meningkatkan Keterlibatan serta kualitas pengendalian dengan K/L dalam pengedalian kebijakan pemberdayaan masyarakat (ibu dan keluarga), perempuan, dan generasi muda.

3) Untuk mencapai sasaran strategis “Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong”, ditetapkan arah kebijakan “Peningkatan peran koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian untuk perumusan, penetapan, dan pelaksanaan pembangunan manusia dan kebudayaan penguatan kesetiawanaan sosial dan kebudayaan”, dengan strategi sebagai berikut: a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan serta meningkatkan keterlibatan K/L dalam

pelaksanaan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan untuk memperkuat kesetiakawanan sosial, peran lembaga sosial, serta partisipasi masyarakat dalam penemuan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Meningkatkan keterlibatan serta kualitas pengendalian dengan K/L dalam pengendalian kebijakan penguatan kesetiakawanan sosial, peran lembaga sosial, serta partisipasi masyarakat dalam penemuan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Untuk mencapai sasaran “Meningkatnya efektivitas manajemen organisasi Kemenko PMK”, ditetapkan arah kebijakan “Memperkuat sistem tata kelola organisasi”, dengan strategi melanjutkan dan memperkuat penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

5) Untuk mencapai sasaran “Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada kemenko PMK”, ditetapkan arah kebijakan “Penguatan manajamen anggaran untuk mendukung keseluruhan kegiatan Kemenko PMK”, dengan strategi sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu perencanaan dan penganggaran. b. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dan

penggunaan anggaran. c. Memperkuat sistem pengawasan internal.

Page 18: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 9

B. Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2015-2019 1. Visi dan Misi

Untuk lebih menajamkan pemahaman visi Kemenko PMK tersebut, dalam pelaksanaan tugas koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan secara efektif dan efisien, maka Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan telah merumuskan visi Tahun 2015-2019, sebagai berikut:

“Menjadi Koordinator Pembangunan Bidang Kebudayaan untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”

Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta dinamika lingkungan strategis. Untuk menjadikan penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu bidang kebudayaan; b. pengendalian pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu bidang kebudayaan; c. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan bidang program kepemudaan; d. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan bidang nilai dan kreativitas budaya; e. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan bidang Warisan Budaya; f. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan bidang keolahragaan; g. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan bidang kebudayaan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

“Pembangunan Bidang Kebudayaan” merupakan upaya, kebijakan, program, dan kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang sejahtera, maju, berkarakter Pancasila, dan bermartabat. Dengan demikian, urusan kebudayaan adalah segala hal yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhan dasar rakyat, melaksanakan pemberdayaan rakyat agar memiliki kapabilitas kehidupan sosial ekonomi yang mandiri dan memperteguh kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kebudayaan Indonesia yang berbhinneka tunggal ika dan berlandaskan Pancasila.

Pembangunan bidang kebudayaan yang tercapai akan berkontribusi pada terwujudnya “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong royong”. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar Trisakti yang menjadi basis sekaligus arah perubahan berdasarkan mandat konstitusi dan menjadi pilihan dalam pengembangan berbangsa dan bernegara yang menolak diskriminasi dan ketergantungan, serta setara dalam membangun kerjasama internasional. Apabila dijabarkan, maka Trisakti dapat diwujudkan ke dalam bentuk: 1) Kedaulatan dalam politik, dapat diwujudkan dalam pembangunan demokrasi politik

yang berdasarkan hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan. Dalam hal ini Kedaulatan rakyat menjadi karakter, nilai, dan semangat yang dibangun melalui gotong royong dan persatuan bangsa;

Page 19: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 10

2) Berdikari dalam ekonomi, dapat diwujudkan dalam pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam pembentukan produksi dan distribusi nasional. Dalam hal ini Negara memiliki karakter kebijakan, dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi rakyat. Melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran Negara, untuk memenuhi hak dasar warga Negara; dan

3) Kepribadian dalam kebudayan yang dapat diwujudkan melalui pembangunan karakter berdasarkan pancasila dan kegotongroyongan yang berdasar pada realitas kebhinnekaan dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implementasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia ke depan.

Demi upaya mewujudkan visinya, maka Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan perlu menjalankan misi yang tepat, yaitu: 1) Mengoordinasikan dan mensinkronisasikan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan; 2) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan pembangunan kebudayaan, kepemudaan, dan

keolahragaan; 3) Mendorong perwujudan manusia dan kebudayaan Indonesia yang berkualitas melalui

peningkatan kualitas kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan; dan 4) Mendukung akuntabilitas kapasitas kelembagaan.

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukungnya, untuk mencapai 3 (tiga) Sasaran Reformasi Birokrasi Kemenko PMK adalah terwujudnya aparat yang Berintegritas, Berkinerja tinggi, dan Melayani secara prima dengan birokrasi yang profesional, akuntabel, dan transparan, sehingga Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK memperoleh kepercayaan publik. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai yang diutamakan meliputi 3 (tiga) nilai perubahan pada Renstra Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2015-2019, antara lain sebagai berikut: a. Jujur, dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sehingga penyimpangan dapat

diminimalkan. b. Disiplin, dalam aspek presensi, waktu, metodologi, regulasi, indikator dan prestasi kerja,

sehingga kinerja meningkat. c. Tulus, dalam melayani publik, baik eksternal maupun domestik internal, sehingga

terwujud pelayanan prima. 2. Tujuan dan Sasaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurung waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga perumusan tujuan strategis ini juga akan dapat memungkinkan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.

Dalam Rencana Strategis Deputi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2015 – 2019 telah ditetapkan tujuan dan indikator kinerja tujuan sebagaimana dalam tabel di bawah ini:

Page 20: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 11

Tabel 2.3. Visi, Misi, Tujuan, dan Indikator Kinerja Tujuan

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK 2015-2019

Visi Misi Tujuan Indikator Kinerja Tujuan

Menjadi Koordinator Pembangunan Bidang Kebudayaan, Kepemudaan, dan Keolahragaan untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong

Mengoordinasikan dan mensinkronisasikan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan.

Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan.

Tingkat kemantapan Pelayanan Dasar 5,18 (Skala 6), dan Pemberdayaan 5,20 (Skala 6)

Mengendalikan pelaksanaan kebijakan pembangunan kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan

Jumlah Rekomendasi Kebijakan 3 (tiga) dokumen

Mendorong perwujudan manusia dan kebudayaan Indonesia yang berkualitas melalui peningkatan kualitas kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan

Meningkatnya kualitas hidup, keberdayaan, dan budaya gotong royong manusia Indonesia melalui perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan.

Tingkat kemantapan Gotong Royong 5,18 (Skala 6)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan 1 (satu) dokumen

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) 100%

Mendukung akuntabilitas kapasitas kelembagaan

Meningkatnya kualitas akuntabilitas dukungan program dan administrasi kegiatan KSP di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan

Nilai SAKIP 75,01

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

dijabarkan sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan di bidang kepemudaan.

2. Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan di bidang nilai dan kreativitas budaya.

3. Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan di bidang warisan budaya.

4. Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan di bidang keolahragaan.

5. Meningkatnya kualitas akuntabilitas dukungan program dan administrasi kegiatan KSP di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan.

Sasaran strategis Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) tahun periode secara tahunan melalui serangkaian program, dan kegiatan prioritas yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan focus pada penyusunan

Page 21: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 12

program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Tujuan, sasaran strategis, Indikator Sasaran Strategis (indikator kinerja utama), dan Target Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut.

Tabel 2.4. Tujuan, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target

Tujuan Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Target

T.1. Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pada perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan

SS.1. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

5,18 (Skala 6)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar di Bidang Kebudayaan, Kepemudaan, dan Keolahragaan yang dihasilkan

1 dok

SS.2. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

5,20 (Skala 6)

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Pemberdayaan di Bidang Kebudayaan, Kepemudaan, dan Keolahragaan yang dihasilkan

2 dok

T.2. Meningkatnya kualitas hidup, keberdayaan dan budaya gotong royong manusia Indonesia melalui perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan

SS.3. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan gotong royong

5,18 (Skala 6)

Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK)

100%

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Gotong Royong di Bidang Kebudayaan, Kepemudaan, dan Keolahragaan yang dihasilkan

1 dok

T.3. Meningkatnya kualitas akuntabilitas dukungan program dan administrasi kegiatan KSP di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan

SS.4. Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental

Nilai SAKIP 75,01

“Indikator kinerja masing-masing Sasaran Strategis tersebut merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan”.

Page 22: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 13

Sasaran Strategis Pertama (SS.1.) dan Sasaran Strategis Kedua (SS.2.) adalah kondisi yang ingin dicapai oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK secara nyata terkait dengan tercapainya koordinasi, sinkronisasi kelembagaan yang mantap dan pengendalian yang efektif dalam perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan. Ketercapaian koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian yang semakin meningkat dapat diindikasikan pada konteks seberapa besar tingkat realisasi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dibandingkan dengan yang telah direncanakan. Selain itu ketercapaian juga diindikasikan dari seberapa besar tingkat kepuasan stakeholders Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian pada pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan yang dijalankan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK. Tercapainya sasaran pertama dan kedua akan memfasilitasi keharmonisan, keselarasan dalam perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan.

Sasaran Strategis Ketiga (SS.3.) adalah untuk menerjemahkan tujuan kedua. Sasaran tersebut secara berurutan adalah meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan meningkatnya kemantapan kegotongroyongan masyarakat Indonesia. Sasaran ketiga, yaitu meningkatnya kemantapan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat ketercapaiannya akan tercermin pada indikasi semakin profesionalnya upaya-upaya pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan pelayanan-pelayanan dasar yang diselenggarakan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Tercapainya suatu kondisi di mana nilai-nilai genuine yang melembaga semakin diakui dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa. Secara faktual ketercapaiannya akan ditandai dengan meningkatnya soliditas sosial, partisipasi budaya dan upaya-upaya secara sadar dalam memperkuat kebudayaan dalam pemanfaatan iptek.

Sasaran Strategis Keempat (SS.4.) adalah untuk menerjemahkan tujuan ketiga. Sasaran ini memfokuskan pada perbaikan integritas ASN dan mewujudkan peningkatan akuntabilitas kinerja. Keberhasilan Deputi Bidang Koordinati Kebudayaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bergantung kepada peningkatan integritas dan peningkatan akuntabilitas kinerja Kemenko PMK. Upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan peningkatan integritas adalah dengan melakukan penguatan terhadap Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), peningkatan kompetensi dan kesanggupan menjalankan peran, tugas, dan fungsi yang telah diamanatkan dan meningkatkan mutu organisasi pada aspek-aspek SDM, kelembagaan, dan manajemen.

Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pemerintah sebagaimana dimaksud pada sasaran strategis di atas difokuskan beberapa bidang yang menjadi core business Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan terkait pembangunan manusia dan kebudayaan adalah; 1) Bidang Koordinasi Kebijakan Kepemudaan; 2) Bidang Koordinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya; 3) Bidang Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya; dan 4) Bidang Koordinasi Kebijakan Keolahragaan.

Proses pencapaian sasaran strategis pelaksanaan program dan kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian (KSP) penyusunan rekomendasi kebijakan di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dengan pentahapan pada gambar 2.1. berikut:

Page 23: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 14

Gambar 2.1. Tahapan pencapaian sasaran strategis penyusunan rekomendasi kebijakan

Sumber: Biro Perencanaan dan Kerjasama, Kemenko PMK (2017)

Tahap Pertama, KSP pelaksanaan kegiatan bulan Januari s.d. Maret penyusunan Rekomendasi Kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan adalah Isu Kebijakan (Policy Issue) melalui identifikasi isu dan permasalahan atau pemetaan isu-isu dan permasalahan publik dan prioritas dalam agenda publik dengan K/L terkait. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan. Capaiannya meliputi; Pemetaan isu strategis, dan penetuan isu kebijakan bidang PMK dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder.

Tahap Kedua, KSP pelaksanaan kegiatan bulan April s.d. Juni penyusunan Rekomendasi Kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan adalah Analisis Kebijakan (Policy Analysis) melalui analisis dan pemutahiran data atau dengan kerangka analisis dan kuesioner. Masalah-masalah publik dan prioritas dalam agenda publik didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik dengan K/L terkait. Capaiannya meliputi pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada sesuai kondisi riil bidang PMK. Data yang komprehensif sebagai bahan pemodelan.

Tahap Ketiga, KSP pelaksanaan kegiatan bulan Juli s.d. September penyusunan Rekomendasi Kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan adalah Alternatif opsi kebijakan (Policy Option Alternatives) melalui pemodelan kebijakan atau modelling-titik intervensi kebijakan antara lain dengan menggunakan metode pemodelan Interpretative Structural Modelling (ISM) adalah proses pembelajaran interaktif dimana terdapat serangkaian elemen yang berbeda dan mempunyai hubungan secara langsung yang disusun menjadi model sistematis yang komprehensif. Metode interpretatif ini sebagai penilaian kelompok dalam memutuskan apakah dan bagaimana variabel terkait dengan keputusan yang akan diambil. Struktur sebagai dasar hubungan adalah struktur keseluruhan yang diekstraksi dari seperangkat variabel yang kompleks. Sehingga hal ini

Page 24: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 15

merupakan suatu teknik pemodelan karena adanya hubungan yang spesifik dan keseluruhan struktur yang digambarkan dalam model diagraph penentuan perumusan rekomendasi kebijakan bidang PMK (kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan).

Tahap Keempat, KSP pelaksanaan kegiatan bulan Oktober s.d. Desember penyusunan Rekomendasi Kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan adalah Pernyataan Kebijakan (Policy Statement) melalui rekomendasi kebijakan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK. Rumusan rekomendasi dalam produk kebijakan bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan (Rumusan Draf Permenko, dll.).

Dalam rangka mendukung capaian kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan disamping telah menetapkan Sasaran Strategis, juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019, serta Indikator Kinerja Program (IKP) merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu program pada unit kerja Eselon I. Sasaran Strategis dan IKU dengan rincian Tabel 2.5. sebagai berikut:

Tabel 2.5. Outcome Program dan Indikator Kinerja Program

No Outcome Program Indikator Kinerja Program Target Penanggung

Jawab

1 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

5,18 (Skala 6)

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar di bidang kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan yang dihasilkan

1 Dok

2 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

5,20 (Skala)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan pemberdayaan di bidang pembangunan kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan yang dihasilkan

2 Dok

3 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan kebudayaan, dan keolahragaan dalam mendukung kemantapan gotong royong

5,18 (Skala)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan gotong royong di bidang pembangunan kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan yang dihasilkan

1 Dok

Tingkat capaian K/L terhadap Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK)

100%

4 Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental

Nilai SAKIP 75,01

Guna mencapai tujuan, strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Program (IKP) yang ditetapkan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Page 25: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 16

menjalankan 1 (satu) program dan 5 (lima) kegiatan, setiap kegiatan dijalankan oleh satu unit kerja eselon II. Berikut 1 (satu) program dan 5 (lima) kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang dijalankan unit kerja eselon II Tabel 2.6. sebagai berikut:

Tabel 2.6. Program/Kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2018

No. Program/Kegiatan Unit Eselon II Pelaksana

I Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (036.01.06) Satker (427768) Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

1 Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542) Asdep Warisan Budaya

2 Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553) Asdep Keolahragaan

3 Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554) Asdep Nilai dan Kreativitas Budaya

4 Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557) Asdep Kepemudaan

II Satuan Kerja (419372) Revolusi Mental (036.01.1)

5 Satuan Kerja (419372) Revolusi Mental (036.01.1) Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554) Gerakan Nasional Revolusi Mental

Asdep Nilai dan Kreativitas Budaya

3. Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Arah kebijakan dan strategi Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

berpedoman pada RPJMN 2015−2019 dan Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2018. Berdasarkan sembilan agenda (Nawacita) jalan menuju perubahan pada pemerintahan Presiden Jokowi, maka agenda yang terkait bidang kebudayaan adalah Nawacita ke-8 yaitu melakukan revolusi karakter bangsa, dan Nawacita ke-9 yaitu memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam melakukan revolusi karakter bangsa sesuai Nawacita ke-8 adalah: 1) Meningkatnya kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti, membangun

watak, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik; 2) Meningkatnya wawasan kebangsaan dikalangan anak usia sekolah yang berdampak

pada menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air sebagai cerminan warga negara yang baik;

3) Meningkatnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan keberagaman budaya dalam masyarakat, yang berdampakpadakesediaanmembangun harmoni sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman;

4) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah yang tercermin pada peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran-ajaran agama dikalangan pelajar di sekolah;

5) Meningkatnya budaya dan aktivitas riset serta pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

6) Meningkatnya lulusan-lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, menguasai teknologi, dan berketerampilan sehingga lebih cepat terserap oleh pasar kerja;

7) Meningkatnya budaya produksi sehingga lebih kuat dari budaya konsumsi; 8) Meningkatnya budaya inovasi di masyarakat.

Page 26: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 17

Sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam meneguhkan kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial sesuai Nawacita ke-9 adalah: 1) Terbangunnya modal sosial guna mewujudkan kepedulian sosial, gotong royong,

kepercayaan antarwarga, perlindungan lembaga adat, serta kehidupan bermasyarakat tanpa diskriminasi dan penguatan nilai kesetiakawanan sosial;

2) Terbangunnya kesadaran kolektif untuk menjunjung tertib sosial; 3) Meningkatnya peran pranata sosial-budaya untuk memperkuat kohesi, harmoni, dan

solidaritas sosial berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; 4) Meningkatnya ketaatan semua unsur didalam masyarakat terhadap hukum sesuai

amanat konstitusi; 5) Menguatnya lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan karakter

bangsa; 6) Meningkatnya promosi dan diplomasi kebudayaan sebagai upaya pertukaran budaya

untuk meningkatkan pemahaman kemajemukan dan penghargaan terhadap perbedaan antarsuku-bangsa secara nasional maupun internasional;

7) Meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda, yang ditandai dengan: (i) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pendidikan kepramukaan; dan (ii) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pengembangan wawasan kebangsaan, bela negara, dan ketahanan nasional;

8) Meningkatnya partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama yang ditandai dengan: (i) meningkatnya partisipasi kader pemuda kepeloporan, kepemimpinan, dan kewirausahaan; dan (ii) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam kegiatan organisasi kepemudaan;

9) Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional yang ditandai dengan: (i) meningkatnya prosentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga; (ii) posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA) Games dan ASEAN Para Games 2015, 2017, dan 2019; dan (iii) meningkatnya perolehan medali pada kejuaraan SEA Games dan ASEAN Para Games 2018, serta Olympic Games dan Paralympic Games 2016.

Adapun arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang lingkup kebudayaan adalah sebagai berikut:

1.1. Pembangunan Bidang Kebudayaan Arah kebijakan dan strategi terdiri dari:

1) Memperkukuh karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dinamis, dan berorientasi iptek melalui: a. pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal; b. penegakan hukum dalam rangka peningkatan disiplin dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan; c. pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan; d. pelindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka

memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa; e. pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya; f. peningkatan sensor film dan media informasinya;

Page 27: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 18

g. pembinaan dan pengembangan dan perlindungan bahasa untuk mendukung berkembangnya budaya ilmiah, kreasi sastra, dan seni;

h. pembangunan proyek percontohan ruang-ruang terbuka nonton bersama film/video bertema revolusi mental;

i. penayangan film/video bertema revolusi mental di layar videotrone atau tancap di tiap kecamatan

j. penerbitan atau pemberian subsidi penerbitan buku-buku edukasi pendidikan mental; dan

k. pemberian penghargaan dan fasilitasi prestasi seniman yang mengukir prestasi di tingkat nasional dan internasional serta pahlawan-pahlawan perubahan sosial budaya.

2) Meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya melalui: a. peningkatan aktivitas seni dan karya budaya yang diinisiasi oleh masyarakat; b. penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran

seni dan karya budaya; c. pengembangan kesenian dan perfilman nasional; d. peningkatan apresiasi dan promosi karya seni dan karya budaya lainnya; e. pemberian insentif kepada para pelaku seni dalam pengembangan kualitas karya

budaya dalam bentuk fasilitasi, pendukungan dan penghargaan; f. fasilitasi pengembangan kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya kreatif; g. pembuatan film, atau pemberian subsidi bagi produksi film yang mengandung

pesan-pesan revolusi mental dan restorasi sosial; h. pencanangan pilot project dan inisiasi percontohan komunitas berkarakter; dan i. penghargaan kepada tokoh-tokoh yang menjadi role model dalam revolusi mental.

3) Melestarikan warisan budaya baik bersifat benda (tangible) maupun tak benda

(intangible). a. peninggalan purbakala, termasuk peninggalan bawah air; b. pengembangan permuseuman sebagai sarana edukasi dan rekreasi; c. pencatatan warisan budaya tak benda; d. penguatan sistem registrasi warisan budaya yang terstruktur dan akurat; e. peningkatan sosialisasi dan advokasi nilai positif warisan budaya nasional dan

warisan budaya dunia; dan f. sinergitas antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam

pelestarian warisan budaya. 4) Mengembangkan promosi dan diplomasi budaya melalui:

a. pengembangan rumah budaya nusantara di dalam negeri dan pengembangan rumah budaya Indonesia di luar negeri;

b. peningkatan promosi budaya antarprovinsi dan promosi budaya Indonesia ke mancanegara;

c. pertukaran karya budaya dan pelaku budaya; dan d. peningkatan informasi dan publikasi budaya Indonesia.

5) Mengembangkan sumber daya kebudayaan melalui: a. peningkatan kualitas SDM kebudayaan; b. peningkatan dukungan sarana dan prasarana untuk pengembangan karya budaya

masyarakat;

Page 28: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 19

c. peningkatan penelitian dan pengembangan kebudayaan; d. peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan; e. penelitian dan pengembangan arkeologi nasional; dan f. pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku

kepentingan lainnya baik masyarakat maupun dunia usaha.

3.2. Pembangunan Bidang Kepemudaan Arah kebijakan dan strategi terdiri dari:

1) Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan melalui: a. perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan; b. peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi,

budaya, dan agama; c. peningkatan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan

kepemimpinan dalam pembangunan; dan d. pelindungan generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan napza, minuman

keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda.

2) Meningkatnya pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas, serta untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan melalui: a. bela negara; b. kompetisi dan apresiasi pemuda; c. peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan keahlian

yang dimiliki; d. pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi, beraktivitas, dan

berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda; f. pendampingan pemuda; g. perluasan kesempatan memperoleh dan meningkatkan pendidikan serta

keterampilan; h. penyiapan kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi yang

dibutuhkan lingkungannya; dan i. pengembangan Pendidikan Kepramukaan.

3.3. Pembangunan Bidang Keolahragaan

Arah kebijakan dan strategi terdiri dari: 1) Menumbuhkan budaya olahraga dan prestasi melalui:

a. pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan;

b. peningkatan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa;

c. peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga;

d. peningkatan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan;

Page 29: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 20

e. peningkatan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga; dan

f. pengembangan sistem dan penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.

2) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga melalui: a. peningkatan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha/swasta

dalam pembudayaan kegiatan olahraga, termasuk media massa; b. pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan

olahraga bagi masyarakat berkebutuhan khusus; dan c. pemberdayaan masyarakat yang berperan sebagai sumber, pelaksana, tenaga

sukarela, penggerak, pengguna hasil, dan/atau pelayanan kegiatan olahraga. 3) Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional melalui:

a. penyelenggaraan kejuaraan keolahragaan secara berjenjang dan berkelanjutan; b. penguatan pembinaan dan pengembangan olahragawan andalan; c. pengembangan dan penerapan iptek keolahragaan; d. pengembangan sentra keolahragaan untuk pembibitan olahragawan; dan e. peningkatan dukungan industri olahraga dalam pembinaan, pengembangan dan

penyelenggaraan kejuaraan olahraga prestasi.

C. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2018

Untuk lebih mengarahkan upaya pencapaian tujuan sebagaimana dimaksud di atas, maka tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran beserta indikatornya. Pada tahun 2018, target-target setiap indikator sasaran diperjanjikan dalam perjanjian kinerja sebagaimana tabel berikut.

Tabel. 2. 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Sasaran Strategis Target 2018

Target 2019

SS.1. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

5,08 (Skala 6)

5,18 (Skala 6)

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar di Bidang Kebudayaan

1 dok 1 dok

SS.2. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

5,11 (Skala 6)

5,20 (Skala 6)

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Pemberdayaan di Bidang Kebudayaan 2 dok 2 dok

SS.3. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan gotong royong

5,05 (Skala 6)

5,18 (Skala 6)

Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) - 100%

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Gotong Royong di Bidang Kebudayaan 2 dok 1 dok

SS.4. Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental

Nilai SAKIP 73,51 75,01

Page 30: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 21

Page 31: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 22

Page 32: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 23

Dalam rangka mencapai target-target tersebut, telah dirancang Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, dan Satker Revolusi Mental) dengan kegiatan-kegiatan dan pembiayaan sebagaimana tabel 2.8. berikut.

Tabel 2.8. Program/Kegiatan dan Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2018

NO.

NAMA PROGRAM/KEGIATAN

UNIT KERJA ANGGARAN

I

Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (036.01.06) Satker (427768) Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

15.423.000.0000

1 Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542) Asdep Warisan Budaya 2.712.450.000

2 Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553) Asdep Keolahragaan 3.548.000.000

3 Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554)

Asdep Nilai dan Kreativitas Budaya

3.262.550.000

4 Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557) Asdep Kepemudaan 5.900.000.000

II Satuan Kerja (419372) Revolusi Mental (036.01.1)

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

75.000.000.000

5

Satuan Kerja (419372) Revolusi Mental (036.01.1) Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554) Gerakan Nasional Revolusi Mental

Asdep Nilai dan Kreativitas Budaya

75.000.000.000

Jumlah (I+II) 90.423.000.000

Page 33: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 24

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja

Setiap target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun. Sesuai target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2018, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK berupaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran kepada masyarakat. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) dari setiap target kinerja yang ditetapkan serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan analisis capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis beserta indikator kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut Tahun Anggaran 2018.

B. Capaian Kinerja

Sesuai perjanjian kinerja tahun 2018, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan menetapkan empat sasaran strategis dengan tujuh indikator kinerja untuk dicapai. Secara umum capaian kinerja yang telah dihasilkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 adalah sebagaimana pada Tabel 3.1. berikut.

Gambar 3.1. Hasil Capaian Kinerja Kedeputian V Kemenko PMK Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Target 2018 Relaisasi Capaian

SS.1. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

5,08 (Skala 6)

5,22 (Skala 6)

102.76%

Jumlah Rekomendasi Kebijakan (RK) Mendukung Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar di Bidang Kebudayaan

1 dok 4 dok 400%

SS.2. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

5,11 (Skala 6)

5,24 (Skala 6)

102,54%

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Pemberdayaan di Bidang Kebudayaan 2 dok 10 dok 500%

SS.3. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan gotong royong

5,05 (Skala 6)

5,22 (Skala 6)

103,37%

Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) - - -

Jumlah RK Mendukung Kemantapan Gotong Royong di Bidang Kebudayaan 2 dok 7 dok 350%

SS.4. Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental

Nilai SAKIP 73,51 - -

Rata-Rata

194,83%

Page 34: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 25

Gambar 3.1. Hasil Survei Indeks Kepuasan Stakeholders Kedeputian V Kemenko PMK Tahun 2018

Page 35: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 26

Uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan target-target pencapaian sasaran dan analisisnya disajikan pada bagian di bawah ini.

CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 (SS1)

Pencapaian sasaran ini diindikasikan dari tingkat kepuasan stakeholder kepada kinerja

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam menjalankan fungsi KSP terhadap kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, berdampak pada peningkatan pencapaian program-program penanggulangan kemiskinan khususnya upaya-upaya dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan-pelayanan dasar pada masyarakat.

Pada Tabel 3.2. SS1 menunjukan tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar Tahun Anggaran 2018 didukung melalui ketercapaian dua indikator kinerja, yaitu: 1. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar;

2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar di bidang kebudayaan.

Tabel 3.2. SS1, IKSS 1.1., IKSS 1.2., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi % Capaian Status

2017 2018 2019 2017 2018 2017 2018

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

4,70 (Skala 6)

5,08 (Skala 6)

5,18 (Skala 6)

4,94 (Skala6)

5,22 (Skala 6)

105,11 102,76 Tercapai

Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar di bidang kebudayaan

1 dok 1 dok 2 dok 4 dok 200 400 Tercapai

Rata-rata 152,56

251,38

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar”

Page 36: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 27

Tabel 3.2. IKSS 1.1 “Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar” untuk tahun 2018 target akhir adalah angka indeks 5,08 (skala 6). Berdasarkan hasil survei eksternal tahun 2018 Kemenko PMK, capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan diperoleh nilai 5,22. Berarti jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 Deputi V 4,94, dan capaian Kemenko PMK 2018 sebesar 5,13 (85,50%), capaian terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang ditetapkan sebesar 5,08 (skala 6) atau terealisasi mencapai lebih dari 100%, atau tepatnya 102,6%. Maka baseline target 5,08 yang ditetapkan telah terlampauhi, bahkan untuk target tahun 2019 yang sebesar 5,18. Oleh karena itu, target IKSS 1.1. ini akan direviu kembali pada penetapan kinerja tahun berikutnya.

Pencapaian IKSS 1.1 ini menandakan bahwa persepsi pemangku kepentingan terhadap efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian (KSP) program/kegiatan yang mendukung kemantapan pelayanan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan, telah berhasil sesuai target dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP). Merupakan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK.

Tabel 3.2. IKSS 1.2 Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar di bidang kebudayaan, untuk tahun 2018 target akhir adalah 1 (satu) dokumen. Berdasarkan hasil capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK Tahun 2018 adalah 4 (empat) dokumen (400%). Berarti, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 2 (dua) dokumen (200%). Capaian terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP) sebesar 1 (satu) dokumen. Merupakan keberhasilan KSP program/kegiatan yang mendukung kemantapan pelayanan yang dilakukan di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan, merupakan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, yaitu:

Tabel. 3.3. Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS1

No Rekomendasi Kebijakan Perkembangan 1 Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka dan Draf Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor … Tahun …. Tentang Gerakan Pramuka

- Draf Perubahan UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka dari Kemenpora dan Kwarnas Geraka Pramuka, dan Usul Inisiatif DPR.

- Harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM

2 Pengukuhan Susunan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti Tahun 2018-2023

Selesai dan ditetapkan dengan Keppres Nomor 67 / M Tahun 2018

3 Pengukuhan Susunan Anggota Majelis Pembimbing Nasional dan Dewan Penasihat Gerakan Pramuka Masa Bakti Tahun 2018-2023

Selesai dan ditetapkan dengan Keppres Nomor 68 / M Tahun 2018

4 Berita Acara Rapat Koordinasi Tk. Eselon I Evaluasi Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2020

Menguatkan Surat Rekomendasi dari Kemendagri terkait pencairan Dana Tambahan Infrastruktur Otsus Papua untuk pembangunan venue PON & PEPARNAS 2020 di Papua

Page 37: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 28

Upaya pencapaian sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi pada meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar. Dalam rangka tersebut dilakukan upaya-upaya adanya dukungan program/kegiatan yang dijalankan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di antaranya, yaitu Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557); dan Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553); terkait “Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia” merupakan salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam RPJMN 2015-2019, dengan meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda, yang ditandai dengan: (i) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pendidikan kepramukaan; dan (ii) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pengembangan wawasan kebangsaan, bela negara dan ketahanan nasional. Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional yang ditandai dengan meningkatnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga. Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557)

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK juga melakukan KSP terhadap program prioritas kepemudaan dengan K/L terkait, di antaranya: Revitalisasi Gerakan Pramuka, yang sudah dicanangkan sejak tanggal 14 Agustus 2006, namun sampai saat ini Gerakan Pramuka belum optimal dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan dan pendidikan karakter. Komisi X DPR RI mendorong Kwarnas Gerakan Pramuka dan Kementerian/ Lembaga terkait melalui koordinasi Kemenko PMK, percepatan pelaksanaan revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, dalam rangka penyesuaian perkembangan generasi milenial atau generasi Y sekarang ini.

Capaian pada penyusunan usulan rekomendasi peningkatan peran gerakan pramuka dalam pembangunan telah melakukan koordinasi dalam rangka merumuskan upaya peningkatan partisipasi pemuda dalam kegiatan kepramukaan dan bagaimana menyusun mekanisme koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian pada kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan oleh kementerian dan lembaga, baik Saka dan nonSaka.

Sedangkan proses revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka saat ini masih berproses. Untuk revisi proses yang dilakukan ada dua upaya yang ditempuh, pertama revisi akan menjadi inisiatif DPR RI yang sudah diajukan Badan Legislatif DPR RI, kedua revisi melalui usulan pemerintah yang telah disiapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Capaian KSP Tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 3.2. dan gambar 3.3. berikut.

Gambar: 3.2. Naskah Akademik Rancangan Perubahan UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

Adapun draf usulan revisi/ perubahan sebagaimana gambar berikut.

N A S K A H A K A D E M I K

R A N C A N G A N U N D A N G - U N D A N G T E N T A N G P E R U B A H A N A T A S U N D A N G - U N D A N G N O M O R 1 2 T A H U N 2 0 1 0

T E N T A N G G E R A K A N P R A M U K A

Page 38: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 29

Page 39: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 30

Page 40: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 31

Gambar 3.3. Konsep Perubahan UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di bidang Kepemudaan terkait dengan Rekomendasi Kebijakan (RK) Peningkatan Peran Serta Pemuda dalam Pembangunan Sosial, Politik, Ekonomi, Budaya dan Agama “Peningkatan Peran Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Pemuda” dan dukungan program strategis kegiatan bidang kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement).

Page 41: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 32

Munas X Kwarnas ini mengusung tema “Gerakan Pramuka Wadah Utama Pembentukan Kader Pemimpin Bangsa”. Munas X Gerakan Pramuka diikuti oleh delegasi Kwarnas dan 34 delegasi Kwarda seluruh Indonesia. Jumlah peserta keseluruhan adalah 280 orang. Peserta peninjau dari Kwarda berjumlah 58 orang, ditambah peserta peninjau dari Kwarnas yakni Andalan Nasional, Pimpinan Saka Tingkat Nasional 11 orang, dan Pimpinan Sako Tingkat Nasional sebanyak 5 orang.

Agenda Musyawarah Nasional tahun 2018, yaitu pemilihan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Hasilnya, Budi Waseso (Buwas) terpilih menjadi Ketua Kwarnas Pramuka (Ka Kwarnas). Pengukuhan Susunan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti Tahun 2018-2023 tanggal 27 Desember 2018 oleh Bapak Presiden RI, sesuai Keppres Nomor 67 / M Tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 3.5.

Pengukuhan Susunan Anggota Majelis Pembimbing Nasional dan Dewan Penasihat Gerakan Pramuka Masa Bakti Tahun 2018-2023 tanggal 27 Desember 2018 oleh Bapak Presiden RI, sesuai Keppres Nomor 68 / M Tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 3.6. berikut.

Gambar 3.6. Keputusan Presiden R.I. Nomor 68 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan Sususnan Anggota Majelis Pembimbing Nasional Dan Dewan Penasihat Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023

Gambar 3.4. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) bersama Menteri Pemuda dan Olahraga R.I. (Iman Nahrawi) Pembukaan

Munas X Gerakan Pramuka Tahun 2018 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 3.5. Keputusan Presiden R.I. Nomor 67 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan Pengurus Kwartir Nasional; Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023

Page 42: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 33

Presiden Joko Widodo melantik Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso sebagai ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023. Pelantikan berlangsung di halaman Istana Kepresidenan Jakarta. Bersama Budi Waseso, dilantik juga pengurus kwartir Pramuka yang berjumlah 86 orang. Pelantikan pengurus Kwarnas Pramuka ini menandai pergantian dari pengurus lama masa bakti 2013-2018 yang dipimpin Adhyaksa Dault. Sebelum melantik para pengurus Kwartir Pramuka yang baru, Presiden Joko Widodo terlebih dulu memastikan bahwa mereka sudah membaca dan memahami Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Sebab, ketentuan tersebut merupakan landasan hukum bagi gerakan Pramuka, dan membaca dan memahami isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan Pramuka. Setelah semua pengurus baru yang hadir menyatakan memahami UU serta AD/ART Gerakan Pramuka. Presiden Joko Widodo selaku ketua majelis pembimbing nasional Gerakan Pramuka baru secara resmi melantik mereka. "Saya lantik saudara-saudara sebagai ketua dan anggota pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023."

Pengurus baru Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023, akan berdampak lebih bersinergi antara pemerintah dengan Kwarnas Pramuka dalam membangun karakter bangsa melalui Pramuka untuk mengoptimalkan peran pramuka dalam pembangunan karakter bangsa. Gerakan Pramuka merupakan salah satu instrumen strategis dalam pembangunan sumber daya manusia unggul, beriman, bertakwa, dan berkarakter. Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553)

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di bidang Keolahragaan pada Tahun 2018 terkait dengan “Analisis rekomendasi kebijakan peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga” dan dukungan program strategis kegiatan bidang kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar adalah telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement), meliputi: a. Jakabaring Sporty City dikelola oleh PT. Jakabaring Sport City yang merupakan BUMD,

yang pendiriannya didasarkan pada Perda Provinsi Sumatera Selatan No. 8 Tahun 2017 (12 Juni 2017), tentang BUMD PT Jakabaring Sport City.

b. Terdapat 2 fungsi utama dari Jakabaring Sport City yang menjadi tanggung jawab dari PT Jakabaring Sport City yaitu fungsi sosial terkait dengan pembudayaan olahraga dimasyarakat dan pemanfaatan venue, dan fungsi kontributor PAD Sumsel.

Gambar 3.7. Presiden Joko Widodo melantik Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso sebagai

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Page 43: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 34

c. Untuk fungsi sosial, Jakabaring Sport City dibuka untuk masyarakat sebagai kawasan olahraga. Selain itu bagi PB Cabor yang berlatih di venue Jakabaraing Sport City diberikan kebebasan biaya sewa namun tetap harus membiayai operasional venue.

d. Sebagai kontributor PAD. PT Jakabaring Sport City menawarkan 3 hal yaitu, pemanfaatan wisma atlet sebagai sarana akomodasi sebagaimana hotel yang dibuka untuk umum, sekaligus ditawarkan paket-paket sport tourism, peningkatan occupancy venues dengan menyelenggarakan event olahraga nasional maupun internasional, melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga secara professional, dan pengembangan wisata MICE dengan ketersediaan prasarana ruang konvensi yang sudah ada dan rencana pembangunan convention center baru dengan kapasitas besar.

e. Infrastruktur pendukung yang sudah tertanam di Jakabaring Sport City seperti jaringan internet berkekuatan tinggi, air minum, dan dukungan daya listrik yang mumpuni akan menjadi nilai tambah Jakabaring Sport City.

f. Terkait dengan evaluasi penggunaan dana tambahan infrastruktur Otsus Papua untuk PON merupakan ranah dari Kemenkeu dan Kemendagri dan di infokan bahwa akan segera dilaksanakan evaluasi langsung ke lapangan terkait penggunaan dana tambahan Infrastruktur Otsus di Papua yang akan digunakan untuk pembangunan venue PON dan PEPARNAS Papua 2020.

g. Terkait dengan usulan rencana pemindahan venue hoki, dalam Inpres No.10 Tahun 2017 tertulis dengan jelas bahwa venue hoki yang di instruksikan dibangun oleh KemenPUPR dibangun di Kabupaten Jayapura. Sehingga apabila dipindahkan ke Kabupaten Biak Numfor harus menyiapkan Inpres baru.

h. Disisi lain tanah milik Pemerintah Kabupaten Biak Numfor yang ditawarkan sebagai lahan pembangunan venue hoki hanya kurang lebih 1 hektar sedangkan pembangunan venue hoki indoor dan outdoor serta kelengkapan lain seperti parkir membutuhkan kurang lebih 4 hektar. Terkait kejelasan sisa kekurangan luas lahan, diharapkan Kemenpora untuk dapat memastikan hingga akhir November 2018.

i. KemenPUPR tetap melanjutkan proses lelang pembangunan venue hoki di Kabupaten Jayapura, karena memang prosesnya sudah berjalan dan hanya dapat dihentikan dengan dasar hukum yang jelas. Sehingga apabila hingga akhir November 2018 tidak ada kejelasan kesiapan lahan di Kabupaten Biak Numfor, maka pembangunan venue hoki akan tetap dilanjutkan di Kabupaten Jayapura.

j. Dokumen kebijakan Bidang Keolahragaan adalah tersusunnya kesepakatan tentang pemanfaatan Dana Otonomi Khusus tambahan infrastruktur untuk pembangunan venue pada Tahun Anggaran 2018, sebagaimana dokumen pada gambar 3.8. berikut:

Page 44: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 35

Gambar 3.8. Berita Acara Rapat Koordinasi Tk. Eselon I Evaluasi Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2020

Page 45: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 36

Pencapain indikator kinerja SS1 ini, masih menemukan beberapa kendala di antaranya belum optimalnya data kuantitatif. Upaya tindaklanjutknya adalah melakukan penguatan KSP kepada Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah, terhadap pengelolaan data: a. Penyusunan rekomendasi kebijakan revitalisasi gerakan pramuka di Indonesia

a) Revisi UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, saat ini menjadi acuan

kerangka regulasi dalam Gerakan Pramuka, dan pelaksanaan kegiatan pramuka yang

menjadi ekstrakurikuler wajib di setiap sekolah yang tercantum dalam Peraturan

Mendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dibutuhkan

adanya penguatan.

b) Pendataan anggota Gerakan Pramuka di Indonesia mulai dari tingkat Gugus Depan hingga Kwartir Nasional, dilakukan secara sistematis selalu mengalami pembaharuan data secara berkala, baik dalam kurun waktu setahun sekali ataupun setiap enam bulan, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada, perlu dukungan SDM yang memiliki keahlian dalam sistem informasi dan teknologi (IT).

c) Revitalisasi SAKA yang perlu diperhatikan adalah pembenahan dan peningkatan organisasi di dalam Kementerian/Lembaga yang menaungi SAKA, baik dengan cara melakukan perbaikan SOP ataupun dengan restrukturisasi keanggotaan dalam organisasi SAKA.

d) Implementasi Keppres Nomor 67/M Tahun 2018 tentang Pengukuhan Susunan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023, sesuai hasil Munas Gerakan Pramuka tahun 2018 yang merupakan forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka hal ini menjadi landasan dalam merumuskan AD/ART serta program kerja Gerakan Pramuka secara nasional.

b. Penyusunan rekomendasi pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan a) Mengembalikan fungsi PON sebagaimana dalam UU No. 3 Tahun 2005 yaitu terkait

dengan Persatuan dan Kesatuan serta peningkatan prestasi olahraga nasional. b) PON tetap dilaksanakan 4 tahunan namun disela 2 tahunannya dilaksanakan PON

remaja sehingga akan selalu lahir atlet baru untuk meningkatkan kualitas secara nasional.

c) Perlu revitalisasi PON tidak semata dari aspek waktu penyelenggaraan semata namun juga dari aspek cabor yang dipertandingkan, peserta yang diperbolehkan ikut, dan aturan – aturan lainnya. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar adalah impact dari hasil; Keputusan Presiden R.I. Nomor 67 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan Pengurus Kwartir Nasional; Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023; Keputusan Presiden R.I. Nomor 68 / M Tahun 2018 Tentang Pengukuhan Sususnan Anggota Majelis Pembimbing Nasional Dan Dewan Penasihat Gerakan Pramuka Masa Bakti 2018-2023; dan Berita Acara Rapat Koordinasi Tk. Eselon I Evaluasi Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2020.

Page 46: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 37

CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 (SS2) Pencapaian atas sasaran ini diindikasikan dari tingkat kepuasan stakeholders kepada

kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam menjalankan fungsi KSP terhadap kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, berdampak pada peningkatan pencapaian program-program pemberdayaan masyarakat khususnya kaum perempuan, pemuda, dan kelompok-kelompok marginal di Indonesia.

Pada Tabel 3.4. SS2 menunjukan tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan Tahun Anggaran 2018 didukung melalui ketercapaian dua indikator kinerja, yaitu: 1. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan;

2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pemberdayaan di bidang kebudayaan.

Tabel 3.4. SS2, IKSS 2.1., IKSS 2.2., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target Realisasi % Capaian Status

2017 2018 2019 2017 2018 2017 2018

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

4,70 (Skala 6)

5,11 (Skala 6)

5,20 (Skala 6)

5.02 (Skala 6)

5,24 (Skala 6)

106,81 102,54 Tercapai

Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pemberdayaan

1 dok 2 dok 1 dok 2 dok 10 dok 100 500 Tercapai

Rata-rata 103,41

301,27

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

Kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan”

Page 47: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 38

Tabel 3.4. di atas IKSS 2.1 “Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan” untuk tahun 2018 target akhir adalah angka indeks 5,11. Berdasarkan hasil survei eksternal tahun 2018 Kemenko PMK, capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan adalah 5,24. Berarti jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 Deputi V 5,02, dan capaian Kemenko PMK 2018 sebesar 5,18 (86,33%), capaian terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang ditetapkan sebesar 5,11 (skala 6) atau terealisasi mencapai lebih dari 100%, atau tepatnya 102,54%. Maka baseline target 5,11 yang ditetapkan telah terlampauhi, bahkan untuk target tahun 2019 yang sebesar 5,20. Oleh karena itu, target IKSS 2.2. ini akan direviu kembali pada penetapan kinerja tahun berikutnya.

Pencapaian IKSS 2.1 ini menandakan bahwa persepsi pemangku kepentingan terhadap efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian (KSP) program/kegiatan yang mendukung kemantapan pemberdayaan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan, telah berhasil sesuai target dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP). Merupakan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK.

Tabel 3.4. di atas IKSS 2.2 Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan pemberdayaan di bidang kebudayaan, untuk tahun 2018 target akhir adalah 2 (dua) dokumen. Berdasarkan hasil capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK tahun 2018 adalah 10 (sepuluh) dokumen (500%). Berarti, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 5,02, capaian terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang ditetapkan sebesar 2 (dua) dokumen atau terealisasi mencapai lebih dari 100%, atau tepatnya 500%. Maka basline target 2 (dua) dokumen yang ditetapkan telah terlampauhi, bahkan untuk target tahun 2019 yang sebesar 2 (dua) dokumen, sesuai target yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP). Merupakan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, yaitu:

Tabel. 3.5. Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS2

No. Rekomendasi Kebijakan

Perkembangan

1 Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta Prasarana dan Sarana Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 dan Asian Para Games III Tahun 2018

Selesai dan ditetapkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018

2 Draf Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengembangan Kewirausahaan; Draf Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor …. Tahun …. Tentang Pedoman Pengembangan Kewirausahaan Nasional

Penetapannya menunggu terbitnya UU Keweirausahaan

3 Draf Instruksi Presiden Republik Indonesia Tentang Percepatan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru Untuk Mempercepat Pencapaian Target RPJMN 2015-2019

Penetapannya menunggu terbitnya UU Keweirausahaan

4 Draf Instruksi Presiden Republik Indonesia Tentang Percepatan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru Untuk Mempercepat Pencapaian Target RPJMN 2015-2019

Penetapannya menunggu terbitnya UU Keweirausahaan

5 Pedoman Aplikasi Wibsite Database Wirausaha Pemula Sedang diuji coba K/L terkait dan Pemda

6 Rencana Aksi Nasional Penguatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019

Selesai dan ditetapkan Inpres Nomor 6 Tahun 2018

7 Draf Kepmenko PMK Revisi Tim Koordinasi Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 26 Kementerian/Lembaga

Sudah disampaikan ke Ibu Menko PMK melalui Staf Khusus (Pak Dolfie)

8 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan dan Pengelolaan Warisan Dunia Proses pencetakan

9 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Kota Warisan/Pusaka

Proses pencetakan

10 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Yang Penting Secara Nasional dan Global

Proses pencetakan

Page 48: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 39

Upaya pencapaian sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi pada meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan. Dalam rangka tersebut dilakukan upaya-upaya adanya dukungan program/kegiatan yang dijalankan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di antaranya, yaitu Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553), Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557), dan Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542) terkait “Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia” merupakan salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam RPJMN 2015-2019, dengan meningkatnya partisipasi pemuda di berbagi bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama yang ditandai dengan: (i) meningkatnya partisipasi kader pemuda kepeloporan, kepemimpinan, dan kewirausahaan; dan (ii) meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam kegiatan organisasi kepemudaan. Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional yang ditandai dengan: (i) meningkatnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga; (ii) posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA) Games dan ASEAN Para Games 2017 dan 2019; dan (iii) diharapakan meningkatnya perolehan medali pada kejuaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018. Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553)

Meningkatnya Pencapaian pelaksanaan KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2018 terhadap pemberdayaan “Prestasi Olahraga”, berdasarkan evaluasi capaian pada Sea Games 2017, dalam upaya untuk meningkatkan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional melalui: (i) meningkatnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga; (ii) posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA) Games dan ASEAN Para Games 2017 dan 2019; dan (iii) meningkatnya perolehan medali pada kejuaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018. Berdasarkan pada masukan banyak pihak terkait pembinaan prestasi olahraga, telah diterbitkan Perpres Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga, yang pada intinya merupakan upaya menyederhanakan birokrasi pembinaan prestasi olahraga agar lebih efektif dan efisien.

Capaian Tahun 2018 adalah ditetapkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta Prasarana dan Sarana Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Para Games XVIII Tahun 2018 dan Asian Para Games Tahun 2018.

Capaian Kesiapan Infrastruktur: 1. Seluruh venue Asian Games XVIII di Jakarta, Palembang, Jawa Barat sudah siap 100%,

begitu juga dengan infrastruktur pendukung seperti wisma atlet di Jakarta dan

Gambar 3.9. Inpres Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta

Prasarana dan Sarana Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Para Games XVIII Tahun 2018 dan Asian Para Games Tahun 2018

Page 49: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 40

Palembang sudah siap 100%. Sehingga pada saat penyelenggaraan tidak ada masalah yang terkait dengan kesiapan infrastruktur.

2. Pada saat penyelenggaraan Asian Games XVIII, baik di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat semua venue dan infrastruktur berfungsi dengan baik, Venue dapat digunakan sepenuhnya termasuk perlengkapan pertandingan didalamnya, sarana untuk penonton, sarana untuk atlet, seluruhnya dapat digunakan sebagaimana mestinya.

3. Terkait dengan dukungan daya listrik dan dukungan koneksi internet di semua venue sudah siap 100%, sehingga pada saat penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018 mulai dari upcara pembukaan, pelaksanaan pertandingan, dan layanan penginapan, tidak pernah mengalami gangguan listrik dan koneksi internet. Dukungan PLN untuk daya listrik dan dukungan TELKOM untuk koneksi internet semuanya berjalan dengan sangat baik dan memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi sukses penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018.

4. Terkait dengan LRT, LRT Palembang sudah dapat digunakan sebelum penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018, namun masih dalam proses penyempurnaan teknis diberbagai sisi. Oleh karena itu untuk mengantisipasi persoalan transportasi atlet, LRT Palembang tidak digunakan untuk transportasi atlet, namun tetap dapat digunakan untuk transportasi masyarakat Palembang yang ingin menyaksikan Asian Games XVIII 2018. Terkait dengan LRT Jakarta belum dapat digunakan hingga penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018. Namun pada dasarnya kedua LRT tersebut yang dipacu oleh persiapan penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018 akan memberikan manfaat jangka panjang bagi transportasi masyarakat.

Capaian Kesiapan Penyelenggaraan: Penyelenggaraan Asian Games sudah selesai diselenggarakan, berikut adalah rangkaian capaian mulai dari persiapan akhir hingga selesainya penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018: 1. Di minggu terakhir Juli 2018, BPTJ sudah mulai mengimplkementasikan rekayasa lalu

lintas Asian Games XVIII 2018. Mulai dari pemberlakuan ganjil genap, dan penyempurnaan simulasi transportasi secara intensif. Dan hasilnya pada saat penyelenggaraan, tidak terjadi masalah dengan transportasi. Mulai dari layanan transportasi di bandara, menuju wisma atlet, pergerakan atlet venue – wisma atlet, mobilisasi siswa, dan pengkondisian lalu lintas, semuanya berjalan dengan sangat baik. Selanjutnya banyak diusulkan agar rekayasa ganjil genap di Jakarta untuk diberlakukan selamanya, karena sangat signifikan mengurangi kemacetan.

2. Layanan akomodasi di wisma atlet juga sangat meuaskan para kontingen tamu, yang terindikasi dari tidak adanya keluhan yang berarti. Seluruh kontingen dapat dengan nyaman menikmati akomodasi wisma atlet yang selalu diramaikan dengan penampilan– penampinan seni dan budaya yang disediakan oleh INASGOC. Begitu juga dengan layanan konsumsi yang mendapat pujian dari berbagai pihak termasuk media – media internasional.

3. Upacara pembukaan Asian Games XVIII 2018 berlangsung dengan sangat sukses dan fantastis. Dari segi animo masyarakat, tiket terjual habis dan banyak sekali masyarakat yang kecewa karena tiket yang terbatas. Dari aspek penampilan dalam upacara pembukaan, Asian Games XVIII 2018 dianggap merupakan upacara pembukaan yang

Page 50: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 41

terbaik sepanjang sejarah Asian Games, dan bahkan diapresiasi oleh masyarakat internasional.

4. Penyelenggaraan pertandingan berjalan dengan sukses, seluruh pertandingan/kompetisi dapat diselesaikan dengan sempurna baik dukungan IT, wasit, juri, operasional, sarana dan prasarana venue, penyerahan medali, broadcast, semua berjalan dengan sangat baik.

5. Animo masyarakat selama penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018 juga sangat baik. Kawasan GBK selalu dipenuhi masyarakat yang ingin meramaikan Asian Games XVIII 2018. Bahkan untuk tiket – tiket cabang olahraga favorit selalu habis terjual.

Capaian Kesiapan Prestasi: Setelah Tim Indonesia melalui rangkaian pentahapan latihan 100% termasuk tryout dan training camp di luar negeri, seluruh Tim Indonesia memulai latihan lebih awal di venue pertandingan baik di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat untuk lebih dahulu memahami dan menyesuaikan dengan lapangan pertandingan. Seluruh dukungan administrasi dan peralatan juga sudah dipenuhi sehingga dari aspek teknis dan non teknis Tim Indonesia sudah sangat siap.

Pada gambar 3.10 tersebut adalah Raihan medali Indonesia pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, berhasil menduduki peringkat ke-4 besar dibawah China sebagai juara umum, Jepang, dan Korea, dengan perolehan 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu. Berhasil melampaui target 10 besar dengan 16 medali emas”.

Bila dibandingkan dengan prestasi ini merupakan lonjakan besar dibanding Asian Games tahun 2014. Indonesia cuma finis di posisi ke-17 klasemen medali, dengan raihan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu saat berlaga di Incheon.

Saat menjadi tuan rumah pertama di tahun 1962 di Jakarta, Indonesia bisa finis di posisi kedua. Raihannya adalah 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu. Dengan raihan total 98 medali tahun 2018 ini, Indonesia sudah membukukan prestasi terbaik di sepanjang sejarah Asian Games.

Gambar 3.10. Raihan Medali Indonesia di Asian Games 1951 – 2018

Page 51: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 42

Asian Para Games III 2018 Capaian prestasi Asian Para

Games III Tahun 2018, dengan hasil sebagai berikut: a) Kontingen Indonesia sudah

siap untuk mengikuti Asian Para Games III 2018. Terdiri dari 426 orang (300 atlet, 51 pelatih, 18 manajer, 56 pendukung). CDM menyiapkan dokter dan psikolog tambahan untuk meningkatkan prestasi. Target yang disampailkan CDM adalah 8 besar dengan 18 medali emas, 35 medali perak, 34 medali perunggu.

b) Namun pada realisasi capaiannya adalah melebihi target, yaitu berhasil mencapai peringkat 5 besar dengan total raihan 135 medali yang terdiri dari 37 medali emas, 47 perak, dan 51 perunggu, dapat dilihat pada gambar 3.11.

c) Salah satu faktor utama suksesnya capaian prestasi adalah intensifnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian yang dilakukan pada penyiapan sukses prestasi, baik yang terkait dengan atlet, perlengkapan, logistik, dan try out.

d) Seluruh proses persiapan prestasi Asian Para Games III 2018 tidak dibedakan dengan persiapan capaian prestasi pada Asian Games XVIII 2018.

e) Reward atau bonus yang diberikan merupakan bagian dari sistem peningkatan prestasi olahraga melalui motivasi dengan pemberian penghargaan yang dapat menjamin kehidupan atlet berprestasi.

f) Menindaklanjuti hasil capaian prestasi di Asian Games dan Asian Para Games, dilakukan evaluasi sebagai bentuk persiapan capaian prestasi di event selanjutnya.

g) Berikut adalah infografis hasil evaluasi capaian prestasi Asian Games apabila dibandingkan dengan capaian sebelumnya dan cabang olimpiade, sebagaimana pada gambar infografis 3.12. tersebut.

Gambar 3.11. Capaian Prestasi Asian Para Games III 2018

Page 52: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 43

Gambar 3.12. Infografis hasil evaluasi capaian prestasi Asian Games 2018

h) Dilakukan juga KSP persiapan awal Tim Indonesia untuk mengikuti Sea Games 2019 di Manila, dimana direncanakan Tim Indonesia akan banyak menurunkan atlet – atlet yunior yang diorbitkan untuk bersaing di Olimpiade 2020 Tokyo dan 2022 di Asian Games 2022 Hangzou.

Kebijakan Inpres Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pembangunan/ Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta Prasarana dan Sarana Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 dan Asian Para Games Tahun 2018. Dampaknya pada peningkatan sarana prasarana olahraga berstandar internasional cukup siknifikan, membawa Indonesia sudah membukukan prestasi terbaik di sepanjang sejarah Asian Games, dan Asian Para Games Tahun 2018. Koordinasi Kebijakan Kepemudaan (2557)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, yang dimaksud dengan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri dan cita-cita pemuda. Bidang kepemudaan saat ini dihadapkan pada dua fenomena besar, yaitu adanya pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan bonus demografi. Kedua faktor tersebut merupakan peluang dan sekaligus tantangan yang harus dimanfaatkan agar memberikan hasil optimal bagi kemakmuran bangsa. Namun, apabila peluang tersebut tidak dimanfaatkan, maka kita akan menghadapi bahaya. Menurut BPS, jumlah pemuda Indonesia pada tahun 2017 diproyeksikan akan mencapai 24.7% dari total

Page 53: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 44

jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 261,8 juta orang, atau 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah pemuda.

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan melaksanakan KSP dengan K/L terkait penyusunan draf Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengembangan Kewirausahaan; draf PP tentang Pedoman Pengembangan Kewirausahaan Nasional; dan Inpres tentang Percepatan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru Untuk Mempercepat Pencapaian Target RPJMN 2015-2019 sebagaimana pada gambar 3.13. berikut.

Gambar 3.13. draf Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengembangan Kewirausahaan; draf PP tentang Pedoman Pengembangan Kewirausahaan Nasional; dan Inpres tentang Percepatan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru Untuk Mempercepat Pencapaian Target RPJMN

2015-2019

Page 54: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 45

Hasil yang telah dicapai terkait partisipasi pemuda dibidang pembangunan khususnya kewirausahaan bagi pemuda seperti bisnis online, event organizer dikalangan pemuda makin meningkat. Dengan pemuda yang difasilitasi sebagai Kader Wirausaha sebanyak 4.194 orang di tahun 2015, 5.200 orang di tahun 2016, dan 8.340 orang di tahun 2017. Perkembangan teknologi informasi turut mendorong meningkatnya pengembangan pelaku usaha muda melalui internet.

Secara umum terdapat kenaikan pertumbuhan dunia usaha dari 1,6% dari populasi di tahun 2015 menjadi 3,1% di tahun 2017 (BPS). Selanjutnya, sejalan dengan semangat desentralisasi, telah bermunculan peran pemuda dalam kepemimpinan di daerah yang duduk di jajaran legislatif dan pimpinan daerah. Guna peningkatan koordinasi dalam pembangunan kepemudaan, pada tahun 2017 telah dikeluarkan Perpres 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan bidang Kepemudaan Tahun 2018 terkait dengan 2 (dua) rekomendasi kebijakan di bidang pemberdayaan pemuda (Kewirausahaan Pemuda, dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda) dan dukungan program strategis kegiatan bidang kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan adalah telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement). Fungsi inti yang disebut sebagai pilar program yang merupakan program pengembangan kewirausahaan yang mencakup tahap-tahap pengembangan wirausaha mulai dari masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha baru dan wirausaha mapan yang menjadi pelaku utama dan proses pengembangan kewirausahaan. Mendorong kebijakan pembuatan Aplikasi Database Wirausaha Pemula terhadap K/L terkait, sebagai salah satu upaya untuk mengumpulkan data wirausaha pemula secara lengkap dengan statistiknya.

Dampak kebijakan pembuatan Aplikasi Website Database Wirausaha Pemula tersebut, memuat informasi dan profil lengkap para pelaku usaha dan para pendampingnya guna untuk menampilkan data yang bersifat valid, sehingga dapat dilihat dan diakses di http://databasewp.com/ secara luas. Adapun Pedoman Aplikasi Wibsite Database Wirausaha Pemula sebagaimana pada gambar 3.14. berikut.

Gambar 3.14. Pedoman Aplikasi Wibsite Database Wirausaha Pemula

Page 55: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 46

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK juga melakukan KSP terhadap program prioritas kepemudaan dengan K/L terkait, di antaranya: (i) Kader Inti Pemuda Anti Narkoba, dan (ii) Pemuda yang difasilitasi dalam pengembangan Kewirausahaan Pemuda dengan target dan capaian seperti ditunjukkan Tabel 3.6. berikut:

Tabel 3.6. Target dan Realisasi Pemberdayaan Kepemudaan Tahun 2017-2018

Program Prioritas Tahun 2017 Tahun 2018

Target Realisasi % Target Realisasi %

Kader Inti Pemuda Anti Narkoba dan Kader Pemuda Anti Narkoba

30.000 29.967 99,89 6.000 6.000 100

Kewirausahaan Pemuda 11.840 11.131 97,55 4.000 5.962 149,05 Sumber: Kemenpora, 2018

Berdasarkan Tabel 3.6. Target dan Realisasi Pemberdayaan Kepemudaan dengan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba dan Kader Pemuda Anti Narkoba tahun 2018 capaiannya (100%), meningkat dibanding tahun 2017 dimana Kader Inti Pemuda Anti Narkoba dan Kader Pemuda Anti Narkoba (99,89%). Sedangkan persentase untuk Kewirausahaan Pemuda pada tahun 2018 capaiannya (149,05%) meningkat, dibanding pada tahun 2017 (97,55%).

Capaian program prioritas nasional bidang Kewirausahaan Pemuda RPJMN 2015-2019 pada RKP 2017, sebagaimana tabel 3.7. berikut:

Tabel 3.7. Target dan Realisasi Kewirausahaan Pemuda RKP Tahun 2017-2018

Program Prioritas Nasional RKP 2017 RKP 2018

Target Realisasi % Target Realisasi %

Kewirausahaan Pemuda 4.000 11.131

278,28

4.000 5.962 149,05

Sumber: Kemenpora, 2018

Berdasarkan Tabel 3.7. di atas capaian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 bidang Kewirausahaan Pemuda adalah (149,05%), Jika dibandingkan dengan capaian RKP tahun 2017 (278,28%), capaian tahun 2018 mengalami penurunan. Berarti, realisasi terhadap Kewirausahaan Pemuda telah mencapai/melebihi 100% dari target RPJMN 2015-2019.

Pencapaian SS2, Pemberdayaan Pemuda masih menemukan kendala di antaranya, dalam konteks demografi dan antropologis, generasi muda dibagi ke dalam usia persiapan masuk dunia kerja, atau usia produktif antara 15-40 tahun. Saat ini sekitar 65 juta atau 25 persen penduduk Indonesia masuk dalam kategori generasi muda. Sementara dari sudut pandang sosial budaya. Generasi muda dari sudut pandang ini memiliki sifat majemuk dengan aneka ragam etnis, agama, ekonomi, domisili, dan bahasa. Mereka memiliki ciri ekosistem kehidupan yang terbagi ke dalam masyarakat nelayan, petani, pertambangan, perdagangan, perkantoran dan sebagainya. Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan pada pemberdayaan pemuda tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan akan melakukan penguatan KSP kepada Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah.

Page 56: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 47

Sehubungan Rekomendasi Kebijakan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda (Peningkatan Kapasitas Pemuda dalam Rangka Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba). Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, mendorong penyusunan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika di kalangan pemuda yang berusia 16 – 30 tahun sesuai UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan bersama dengan K/L terkait. Pelaksanaan Penguatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement), dengan ditetapkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Penguatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019, sebagaimana pada gambar 3.15. tersebut.

Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tersebut, berdampak pada Rencana Aksi Nasional meliputi: a. Bidang Pencegahan; b. Bidang Pemberantasan; c. Bidang Rehabilitas; dan d. Penelitian dan Pengembangan Penanganan Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika.

a. Bidang Pencegahan

a) Rencana aksi nasional yang akan dilakukan dalam kategori bidang pencegahan, di antaranya: (a) Sosialisasi bahaya Narkotika dan Prekursor Narkotika serta informasi tentang

P4GN kepada pegawai Aparatur Sipil Negara, prajurit TNI, dan Anggota Polri, dengan penanggung jawab BNN, Kementerian PANRB, dan Kemendagri;

(b) Penyelenggaraan Hari Remaja Internasional pada tingkat pusat dan provinsi; dan (c) Pendirian 5 (lima) Pusat Informasi Edukasi Narkotika, Psikotropika, dan Zat

Adiktif (PIE NAPZA) di 5 wilayah rawan dan rentan Narkotika dan Prekursor Narkotika.

b) Masih dalam kategori Bidang Pencegahan, juga ada rencana aksi nasional dalam bentuk: (a) Pelaksanaan tes urine kepada seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara, termasuk

calon Aparatur Sipil Negara; (b) Pembentukan Satuan Tugas/Relawan Anti Narkotika dan Prekursor Narkotika;

dan

Gambar 3.15. Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Penguatan Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019

Page 57: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 48

(c) Pelaksanaan pelatihan kader pemuda anti Narkotika dan Prekursor Narkotika.

b. Bidang Pemberantasan Dalam Bidang Pemberantasan, beberapa rencana aksi nasional telah disiapkan di antaranya: a) Penyelamatan aset yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan Prekursor

Narkotika dan/atau tindak pidana pencucian uang terkait Narkotika dan Prekursor Narkotika;

b) Pengawasan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika; dan c) Pembentukan rumah tahanan Narkotika.

c. Bidang Rehabilitasi

Rencana aksi nasional Bidang Rehabilitasi dalam P4GN Tahun 2018-2019 di antaranya adalah: a) Penyediaan layanan rehabilitasi di setiap provinsi, kabupaten, dan kota; dan b) Pendampingan Anak Korban, Anak Saksi, dan Anak Penyalahguna Narkotika dan

Prekursor Narkotika.

d. Penelitian dan Pengembangan Penanganan Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika Rencana aksi nasional bidang Penelitian dan Pengembangan Penanganan Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika yang telah disiapkan di antaranya: a) Survei prevalensi penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika; b) Penyediaan data terkait P4GN; dan c) Penyediaan aplikasi integrasi data terkait P4GN

Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542)

Fokus KSP Deputi Bidang

Koordinasi Kebudayaan Tahun

2018 terkait dengan 2 (dua)

rekomendasi kebijakan di bidang

pemberdayaan dan dukungan

program strategis kegiatan

bidang kebudayaan, bidang

Warisan Budaya (Rekomendasi

Kebijakan Pengelolaan dan

Pelestarian Rumah Budaya

Indonesia di Luar Negeri) untuk

mendukung kemantapan

pemberdayaan adalah telah

mencapai pada pernyataan

kebijakan (Policy Statement),

Gambar 3.16. Draf Kepmenko PMK Revisi Tim Koordinasi Nasional Pelestarian

dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 26 Kementerian/Lembaga

Page 58: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 49

Yaitu percepatan penerbitan revisi SK Menko PMK No 20 Tahun 2016 tentang Tim Koordinasi Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 12 Kementerian/Lembaga menjadi SK Menko PMK tentang Tim Koordinasi Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 26 Kementerian/Lembaga. Draf revisi Kepmenko PMK tersebut sebagaimana pada gambar 3.16.

KSP kebijakan Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya Dunia meliputi penyiapan data dan laporan keterawatan dalam Pengelolaan Warisan Budaya Benda dan Warisan Budaya Takbenda Dunia di Indonesia. Pada Tahun 2018 meliputi tersusunnya; Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan dan Pengelolaan Warisan Dunia; Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Kota Warisan/Pusaka; dan Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Yang Penting Secara Nasional dan Global sebagaimana pada gambar 3.17., 3.18, dan 3.19. berikut.

Kebijakan tersebut,

dampaknya adalah Indonesia telah ditunjuk oleh Kerajaan Arab Saudi sebagai Tamu Kehormatan (Guest of Honor/GoH) pada pelaksanaan kegiatan Festival Janadriyah ke-33, di Riyadh Arab Saudi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 20 Desember 2018 – 9 Januari 2019 (21 hari) dengan tema “Unity in Diversity for Strengthening Moderation and Global Peace”.

Gambar. 3.17 Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan dan Pengelolaan Warisan Dunia

Gambar 3.18. Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan,

Penetapan dan Pengelolaan Kota Warisan/Pusaka

Gambar 3.19. Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan,

Penetapan dan Pengelolaan arisan Sistem Pertanian dan

Pangan Yang Penting Secara Nasional dan Global

Gambar 3.20. Menko PMK (Puan Maharani) menerima kunjungan Raja Salman

di Paviliun Indonesia pada Festival Janadriyah ke-33.

Page 59: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 50

Pada acara pembukaan Festival Janadriyah Ke-33, Delegasi RI dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta didampingi oleh Sekretaris Jenderal; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil Ketua MPR RI (Bapak Ahmad Basarah dan Bapak A. Muhaimin lskandar). Pembukaan Festival Janadriyah ke-33 ditandai dengan kunjungan dari Raja Salman bin Adbulaziz Al Saud ke Paviliun Indonesia. Sebagaimana pada gambar 3.20., dan 3.21 tersebut.

Pencapain indikator kinerja SS2 ini mempunyai beberapa kendala di antaranya

belum optimalnya data kuantitatif. Upaya tindaklanjutknya adalah melakukan penguatan KSP kepada Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah, pengelolaan data: a. Penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatansarana dan prasarana olahraga yang

sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga, terkait isu strategis pengembangan prasarana dan sarana olahraga nasional adalah: a) Mengingat keterbatasan anggaran maka proses pembangunannya harus bertahap

per daerahnya sesuai dengan prioritas kebutuhan, yang ditentukan atas dasar pertimbangan bersama dengan Kemenpora.

b) Perlu juga dipertimbangkan pusat – pusat pelatihan untuk cabang olahraga tertentu sesuai unggulan di daerah yang kemudian dijadikan pusat pelatihan regional atau nasional.

c) Perlu mengembangkan model yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menyediakan prasarana dan sarana olahraga yang lengkap dan berstandar internasional. Perlibatan swasta perlu dioptimalkan mengingat masing – masing daerah memiliki perusahaan swasta nasional dan internasional yang dapat diandalkan untuk kemajuan pembangunan daerah.

d) Optimalisasi infrastruktur AG untuk PPON e) Persiapan multievent fokus pada Cabor Olympic f) Optimalisasi momentum AG untuk Bidding Olimpiade 2032

b. Mendorong K/L, penyusunan rekomendasi kebijakan revitalisasi kebijakan

kewirausahaan pemuda a) Program/kegiatan kepemudaan (termasuk kewirausahaan) belum menjadi

mainstreaming bagi kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya, pada hal semua pihak setuju bahwa pemuda merupakan harapan bangsa, penerus cita-cita bangsa dan negara serta pemimpin masa depan;

b) Kementerian dan lembaga telah melaksanakan program/kegiatan pengembangan kewirausahaan (termasuk didalamnya sasaran pemuda pelajar dan mahasiswa, dan putus tidak sekolah), namun pelaksanaan program tersebut belum terkoordinasi

Gambar 3.21. Menko PMK (Puan Maharani didampingi

Dubes RI Arab Saudi mengantar Raja Salman meninjau oameran budaya di pavilion Indonesia

Page 60: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 51

dengan baik, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan tersebut belum memberikan dampak yang signifikan dalam pertambahan jumlah wirausaha;

c) Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan, terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan dan ketenagakerjaan, relatif masih belum menggembirakan, begitu pula kualitas pemuda dalam pendidikan. Data Susenas 2016 menunjukan, sekitar 0,46% jumlah pemuda belum/tidak pernah sekolah; 27,28% masih/sedang bersekolah; dan 72,26% sudah tidak bersekolah lagi. Penyalahgunaan obat-obatan psikotropika dan narkotika, premanisme, radikalisme serta minimnya sarana dan prasarana kepemudaan dalam beraktifitas merupakan faktor yang turut memperbesar masalah kepemudaan.

d) Pentingnya ketersediaan database kewirausahaan baik jumlah wirausaha, jenis usaha, potensi usaha, potensi pasar, potensi ketersediaan tenaga kerja, dan lain-lain termasuk sistem aplikasi informasi yang terintegrasi untuk seluruh sistem pendataan bagi pemangku kepentingan.

e) Penyediaan kebijakan regulasi/peraturan perundang-undangan terkait pengembangan kewirausahaan nasional beserta peraturan pelaksanaan sebagai dasar pada pemangku kepentingan untuk menyusun program dan anggaran serta justifikasi dalam mendapatkan persetujuan dana atau pengesahan dari legislator. Disamping itu hal yang sangat mendesak, bahkan yang menjadi prioritas utama adanya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Pengembangan Kewirausahaan Nasional untuk menjadi panduan dan pedoman bagi para pemangku kepentingan dalam merencanakan pelaksanaan pengembangan kewirausahaan.

c. Penyusunan Kebijakan Peningkatan Kapasitas Pemuda dalam Rangka Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba a) Mendorong pemangku kepentingan baik pusat dan daerah untuk menerapkan

Implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Penguatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019. Bertujuan untuk mewujudkan upaya “Indonesia Negeri Bebas Narkoba”. Maka dari itu harapan dari kebijakan ini ialah untuk meminimalisir jumlah penyalahguna dan pengedar serta pemakai narkoba yang ada di Indonesia;

b) Mendorong K/L dan Pemda menjadikan sebagai mainstreaming program pencegahan penyalagunaan bahaya narkoba.

d. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan dan Pelestarian Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri a) Percepatan penerbitan revisi SK Menko PMK No 20 Tahun 2016 tentang Tim

Koordinasi Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 12 Kementerian/Lembaga menjadi SK Menko PMK tentang Tim Koordinasi Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia yang melibatkan 26 Kementerian/Lembaga.

b) Melakukan Peningkatan Peran Tim Koordinasi dalam Pengelolaan dan Pelestarian Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri;

c) Melakukan Peningkatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian dalam Pengelolaan dan Pelestarian Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri;

Page 61: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 52

d) Berperan aktif untuk memperjuangkan pengakuan budaya Indonesia di dunia Internasional;

e) Berperan aktif dalam setiap diplomasi dan event kebudayaan Internasional.

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan adalah impact dari hasil; Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga Serta Prasarana dan Sarana Pendukung Dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 dan Asian Para Games III Tahun 2018; Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Penguatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019; Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan dan Pengelolaan Warisan Dunia; Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Kota Warisan/Pusaka; dan Pedoman Umum Koordinasi Pengusulan, Penetapan dan Pengelolaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Yang Penting Secara Nasional dan Global.

Page 62: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 53

CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 (SS3)

Pencapaian atas sasaran ini, dari tingkat kepuasan stakeholder terhadap kinerja

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam menjalankan fungsi KSP terhadap kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, berdampak pada peningkatan soliditas sosial dan keterlibatan para pelaku budaya, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam memperkuat kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan.

Pada Tabel 3.8. SS3 menunjukan tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong Tahun Anggaran 2018 didukung melalui ketercapaian dua indikator kinerja, yaitu: 1. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan gotong royong;

2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan gotong royong di bidang kebudayaan.

Tabel 3.8. SS3, IKSS 3.1., IKSS 3.3., Target dan Realisasi Tahun 2017-2018

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi

% Capaian Status

2017 2018 2019 2017 2018 2017

2018

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan gotong royong

4,70 (Skala 6)

5,05 (Skala 6)

5,18 (Skala 6)

4,91 (Skala 6)

5,22 (Skala 6)

104,47 103,37 Tercapai

Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan gotong royong di bidang kebudayaan

2 dok 2 dok 1 dok 4 dok 7 dok 100 350 Tercapai

Rata-rata 102,24

226,69

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong”

Page 63: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 54

Tabel 3.8. IKSS 3.1 “Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan dalam mendukung kemantapan gotong royong” untuk tahun 2018 target akhir adalah angka indeks 5,05 (skala 6). Berdasarkan hasil survei eksternal tahun 2018 Kemenko PMK, capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan adalah 5,22. Berarti jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 Deputi V sebesar 4,91, dan capaian Kemenko PMK 2018 sebesar 5,18 (86,33%), capain terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang ditetapkan sebesar 5,11 (skala 6) atau terealisasi mencapai lebih dari 100%, atau tepatnya 103,37%. Maka baseline target 5,05 yang ditetapkan telah terlampauhi, bahkan untuk target tahun 2019 yang sebesar 5,18. Oleh karena itu, target IKSS 3.1. ini akan direviu kembali pada penetapan kinerja tahun berikutnya.

Pencapaian IKSS 3.1 ini menandakan bahwa persepsi pemangku kepentingan terhadap efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian (KSP) program/kegiatan yang mendukung kemantapan gotong royong yang dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK di bidang kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan, telah berhasil sesuai target dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP). Merupakan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK.

Tabel 3.8. di atas IKSS 3.3. Jumlah Rekomendasi Kebijakan mendukung kemantapan

pemberdayaan di bidang kebudayaan, untuk tahun 2018 target akhir adalah 2 (dua) dokumen.

Berdasarkan hasil capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK tahun 2018

adalah 7 (tujuh) dokumen (350%). Berarti, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2017 4

(empat) dokumen, capaian terhadap indikator ini melebihi dari target, sesuai target yang

ditetapkan sebesar 2 (dua) dokumen atau terealisasi mencapai lebih dari 100%, atau tepatnya

350%. Maka baseline target 2 (dua) dokumen yang ditetapkan telah terlampauhi, bahkan untuk

target tahun 2019 yang sebesar 1 (satu) dokumen, sesuai target yang ditetapkan dalam

Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Indikator Kinerja Program (IKP). Merupakan keberhasilan

pencapaian hasil (outcome) dari Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, yaitu:

Tabel 3.9. Rekomendasi Kebijakan dan Perkembangan SS3

No. Rekomendasi Kebijakan

Perkembangan

1 Draft Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor …. Tahun …. Tentang Ekspresi Budaya Tradisional

Proses Harmonisasi Kemhukham

2 Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025 Selesai dan diundangkan dengan Perpres Nomor 142 Tahun 2018 tgl. 31 Desember 2018

3 Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Selesai dan diundangkan dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2018

4 Buku Museum Galeri - Monumen - Jakarta (MuGaleMon) Sudah terbit, dan distribusi

5 Hari Wayang Nasional Selesai ditetapkan setiap tanggal 7 November dengan Keppres Nomor 30 Tahun 2018 tgl. 17 Desember 2018

6 Strategi Kebudayaan Indonesia (Strategi Kebudayaan Nasional) Sudah diserahkan kepada Presiden R.I. Joko Widodo tgl. 9 Desember 2018 pada acara Kongres Kebudayaan Indonesia Tahun 2018

7 Draf Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor …. Tahun …. Tentang Sanksi Administratif Perfilman

Proses Paraf Koordinasi

Page 64: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 55

Upaya pencapaian sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi pada meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan kebudayaan, kepemudaan, dan keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong. Dalam rangka tersebut dilakukan upaya-upaya adanya dukungan program/kegiatan yang dijalankan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di antaranya, yaitu: Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542); Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553), Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554); dan Satuan Kerja (419372) Revolusi Mental (036.01.1) Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554) Gerakan Nasional Revolusi Mental terkait, Nawacita 8 Melakukan Revolusi Karakter Bangsa yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam RPJMN 2015-2019, dengan meningkatnya wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah yang berdampak pada menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air sebagai cerminan warga negara yang baik; dan Meningkatnya budaya dan aktivitas riset serta pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

Nawacita 9. Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam RPJMN 2015-2019, dengan terbangunnya modal sosial guna mewujudkan kepedulian sosial, gotong-royong, kepercayaan antarwarga, dan perlindungan lembaga adat, serta kehidupan bermasyarakat tanpa diskriminasi dan penguatan nilai kesetiakawanan sosial; Meningkatnya peran pranata sosial-budaya untuk memperkuat kohesi, harmoni dan solidaritas sosial berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; Menguatnya lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan dan karakter bangsa; Meningkatnya promosi dan diplomasi kebudayaan sebagai upaya pertukaran budaya untuk meningkatkan pemahaman kemajemukan dan penghargaan terhadap perbedaan antar suku-bangsa secara nasional dan internasional; dan Meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam pengembangan wawasan kebangsaan, bela negara dan ketahanan nasional.

Koordinasi Kebijakan Warisan Budaya (2542)

Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia dilaksanakan berlandaskan Pancasila,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Asas Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia adalah toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berekspresi, keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong.

Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan

Gambar 3.22. Draf PP Nomor …. Tahun …. Tentang

Ekspresi Budaya Tradisional

Page 65: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 56

masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa, dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia sehingga Kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan melaksanakan KSP dengan K/L terkait implementasi UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta perlu penetapan Peraturan Pemerintah tentang Ekspresi Budaya Nasional, sebagaimana pada gambar 3.22. tersebut.

Dalam upaya pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian (KSP) Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan di Bidang Warisan Budaya tahun 2018 untuk mendukung kemantapan gotong royong. Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan terkait dengan 2 (dua) rekomendasi kebijakan di bidang pemberdayaan dan dukungan program strategis kegiatan bidang kebudayaan bidang Warisan Budaya (Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Museum dan Pusat Kesenian, dan Peningkatan Promosi Budaya Antar Provinsi dan Promosi Budaya Indonesia) untuk mendukung kemantapan gotong royong dengan K/L/Pemda adalah telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement), yaitu diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah, sebagaimana pada gambar 3.23. berikut.

Pengesahan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan sebagai implementasi Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan membawa semangat baru dalam upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional. Setelah puluhan tahun merdeka, akhirnya Republik Indonesia memiliki sebuah panduan dalam upaya menjalankan amanat Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 untuk memajukan kebudayaan. Hal ini sejalan pula dengan amanat Presiden Republik Indonesia agar memberikan peran strategis bagi kebudayaan nasional dalam pembangunan.

Dampak dari kebijakan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, dalam rangka percepatan penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Pemajuan Kebudayaan Tahun 2018. Untuk mensosialisasikan penyusunan PPKD sekaligus menampung aspirasi dari para kepala daerah. Selanjutnya disampaikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan strategi kebudayaan dengan mendorong Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia.

Menindaklanjuti hasil Rakornas di Kemenko PMK, maka sejumlah 31 (tiga puluh satu) PPKD tingkat pemerintah provinsi telah berhasil disusun (91,18%) dari 34 Provinsi, dan 312 (tiga ratus dua belas) dokumen PPKD Kabupaten/Kota (60,70%) dari 514 Kabupaten/KOTA.

Gambar 3.23. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah

Page 66: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 57

Sejumlah 3 (tiga) Provinsi (8,82%), dan 202 Kabupaten/Kota (39,39,30%) masih dalam proses penyusunan PPKD, dan diharapkan seluruh PPKD akan selesai pada tahun 2019.

Dokumen PPKD Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi acuan dalam penyusunan Strategi Kebudayaan yang selanjutnya menjadi dasar Penyusunan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK) sebagai arah dalam penyusunan dokumen RPJPN dan RPJMN bidang kebudayaan seperti ditunjukan pada Gambar 3.25.

Sebagai negara adidaya di bidang kebudayaan, Indonesia berpotensi besar dalam mempengaruhi peradaban dunia. Pemerintah daerah diharapkan berkontribusi penuh dalam memajukan kebudayaan daerahnya. Tahun 2019, pemerintah pusat akan menggulirkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk bidang kebudayaan untuk penguatan museum dan taman budaya.

Gamabr 3.25. Infografis Keterkaitan PPKD dengan Pembangunan Nasional

Gambar 3.24. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida) Pimpinan

Rakornas Pemajuan Kebudayaan dengan K/L dan Pemda

Page 67: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 58

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengoptimalkan fungsi Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian dalam pengelolaan museum untuk Generasi Milenial bersama dengan Kementerian/ Lembaga terkait, Komunitas Pemerhati dan Penggiat Museum di tingkat pusat dan daerah. a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan:

a) Pengusulan Izin Prinsip dan Penetapan Hari Museum melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia.

b) Surat Edaran Wajib Kunjung Museum melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

c) Penguatan program dan kegiatan permuseuman bagi Generasi Milenial secara berkesinambungan.

d) Dana Alokasi Khusus (DAK) terkait Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) dapat dimanfaatkan untuk pengembangan museum Pemerintah dan Swasta.

e) Optimalisasi pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mendukung kegiatan pendidikan di museum.

f) Mengkaji penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan terkait dengan pemberian keringanan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang peduli pada Pengembangan Kebudayaan termasuk museum.

b. Kementerian Dalam Negeri memfasilitasi Surat Edaran kepada Gubernur/Bupati/Walikota se-Indonesia tentang: a) Wajib Kunjung Museum kepada Pelajar dan Mahasiswa di wilayahnya masing-masing. b) Peningkatan keterlibatan perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta di

daerah melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengembangan museum.

c. Kementerian Pemuda dan Olahraga memfasilitasi keterlibatan Generasi Milenial melalui program-program kepemudaan dan keolahragaan di museum.

d. Kementerian Komunikasi dan Informatika memfasilitasi penyusunan strategi komunikasi dan diseminasi informasi museum kepada Generasi Milenial.

e. Kementerian Pariwisata memfasilitasi promosi museum melalui program Wonderful Indonesia dan Indonesia.travel di dalam dan luar negeri.

f. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan perencanaan dan pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan museum.

g. Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyediakan sarana dan prasarana pemberdayaan masyarakat, desa dan kawasan di sekitar museum.

h. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia mengimplementasikan Surat Edaran Wajib Kunjung Museum di wilayahnya.

i. Peningkatan kerjasama pengelola museum dengan Lembaga Pendidikan setempat melalui Program Magang/Penelitian/Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa dan pelajar di museum.

j. Asosiasi Museum Indonesia menindaklanjuti pendataan ulang profile Museum Negeri dan Museum Swasta sesuai dengan format yang disusun oleh AMI antara lain Status Kepemilikan, Status Pengelolaan, Jumlah Koleksi, Program Kegiatan, Jumlah dan Uraian Tugas SDM, rencana aksi 2019 paling lambat 30 November 2018 untuk diserahkan kepada Kemendikbud cq. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Page 68: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 59

k. Peningkatan keterlibatan Komunitas Pemerhati dan Penggiat Museum dalam Program Pengembangan Museum yang dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam Indonesia (SK Menko PMK Nomor 20 Tahun 2016).

l. Museum diwajibkan untuk menyediakan sarana dan prasarana serta informasi bagi Generasi Milenial.

m. Dalam rangka percepatan terwujudnya Gerakan Cinta Museum untuk Generasi Milenial, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Inisiasi dan Sosialisasi Tahun Kunjungan Museum 2019 melalui kegiatan pilot project

di Museum Provinsi Sulawesi Tenggara, Museum Soesilo Soedarman Kabupaten Cilacap, Museum Negeri Kabupaten Sintang dan Museum di Kawasan Taman Mini Indonesia Indah yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK.

b) Menerapkan pengelolaan Museum Negeri bukan sebagai non rofit tetapi menjadi not for profit dimana keuntungan yang diperoleh untuk digunakan sebagai dana operasional museum sehingga tetap eksis dan menarik bagi kaum milenial. Dalam upaya pengembangan dan

penyebarluasan informasi permuseuman di Indonesia sekaligus memperingati Hari Museum Nasional setiap tanggal 12 Oktober, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK telah mendorong dilakukannya penyusunan dan peluncuran buku Museum, Galeri dan Monumen (MUGALEMON) Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dan Asosiasi Museum Daerah (AMIDA) DKI Jakarta Paramitha Jaya. Kegiatan peluncuran buku dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober di Museum Seni dan Keramik Jakarta; dan Buku Museum Galeri - Monumen - Jakarta (MuGaleMon) seperti ditunjukan pada gambar 3.26

Buku MUGALEMON ini akan menjadi panduan bagi masyarakat khususnya yang akan berkunjung ke DKI Jakarta. Agar mempermudah dalam mengetahui lokasi dari museum, galeri dan monumen yang ada di DKI Jakarta, yang pada akhirnya akan meningkatkan kunjungan wisata.

Jumlah museum yang telah direvitalisasi berdasarkan target yang ditetapkan tahun 2016-2018 dapat dilihat pada Tabel 3.10. berikut.

Tabel 3.10. Target dan Realisasi Museum Yang direvitalisasi Tahun 2016-2018

Kegiatan

Satuan

2016 2017 2018

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Museum yang direvitalisasi

Museum 25 20 17 17 15 Kegiatan ditunda dan diganti mengoptimalkan museum yang belum selesai dibangun

Gambar 3.26. Buku Museum Galeri - Monumen - Jakarta

(MuGaleMon)

Page 69: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 60

Pada tabel 3.10. menunjukan bahwa revitalisasi museum tahun 2018 tidak terealisasi dari target 15 (lima belas) museum, hal ini disebabkan kegiatannya ditunda dengan mengoptimalkan museum yang belum selesai dibangun, bila dibandingkan tahun 2017 yang terealisasi 100%.

Namun Sampai dengan akhir Tahun 2018, terkait pendirian Patung Soekarno di Meksiko masih belum dapat direalisasikan. Hal ini dikarenakan terjadinya pergantian pemerintahan dan masih dalam tahap finalisasi dan penyesuaian atas peraturan yang berlaku di Meksiko. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, telah dilakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui atase pendidikan dan kebudayaan di Meksiko dan melalui Duta Besar Luar Biasa berkuasa penuh di Meksiko untuk mempercepat proses pendirian patung Soekarno di Meksiko pada tahun 2019.

KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan terkait Peningkatan Promosi Budaya Antar Provinsi dan Promosi Budaya Indonesia Pada tahun 2018, mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan satu platform event kebudayaan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia yang dikemas dalam Platform Indonesiana. Tujuan kegiatan Indonesiana adalah untuk menciptakan sinergi dalam rangka memaksimalkan pendayagunaan sumber daya kebudayaan untuk pembangunan nasional dalam bidang kebudayaan. Salah satu kegiatan yang masuk ke dalam platform Indonesiana adalah kegiatan Festival Fulan Fehan yang puncak acaranya dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2018 di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dampak kegiatan ini adalah meningkatnya minat dan kunjungan para wisatawan ke Indonesia. Namun demikian, dengan kondisi infrastruktur pendukung yang masih terbatas, diperlukan dukungan Pemerintah Provinsi dan Kementerian/Lembaga terkait.

Wayang merupakan seni pertunjukan asli milik Indonesia yang telah berkembang pesat baik itu di Jawa dan di Bali. Selain hal itu, juga beberapa daerah misalnya Semenanjung Sumatera, serta Malaya. Beberapa wilayah ini juga memiliki beberapa dari budaya wayang yang terpengaruh kebudayaan Hindu dan Jawa. UNESCO yaitu lembaga yang membawahi kebudayaan dan pendidikan dari PBB tahun 2003 menetapkan bahwa wayang adalah merupakan pertunjukan bayangan boneka yang tersohor dari Indonesia.

Wayang merupakan sebuah warisan dari mahakarya dunia yang mana tak ternilai dalam seni bertutur manusia (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Berbicara tentang pertunjukan boneka, tak hanya Indonesia yang punya. Negara lainpun juga punya, Jepang misalnya. Namun, wayang yang dimiliki oleh Indonesia memiliki gaya tutur yang khas dan unik semakin menambah nilai estetika tersendiri. Tidak salah jika UNESCO menetapkan Wayang sebagai warisan budaya dunia pada tanggal 4 November 2008.

Secara tertulis tak ada memang bukti yang mengatakan bahwa wayang menunjukan ada sebelum agama Hindu mulai menyebar di daerah Asia Selatan. Diperkirakan pula, seni pertunjukan ini dibawa masuk oleh pedagang dari India. Meskipun demikian, kejeniusan dari lokal serta kebudayaan yang ada ternyata sebelum masuknya Hindu menyatu dulu dengan perkembangan seni pada pertunjukan yang masuk serta memberi warna khas atau tersendiri pada seni di Indonesia. Sampai saat inipun, catatan awal yang dapat didapat tentang wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang mempunyai bunyi si Galigi mawayang. Saat agama Hindu memasuki Indonesia, dan menyesuaikannya dengan kebudayaan yang telah ada, seni pertunjukan ini atau wayang menjadi media yang sangat

Page 70: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 61

efektif untuk menyebarkan agama Hindu ini. Pertunjukan wayang disetting dengan menggunakan cerita Ramayana serta Mahabharata.

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK memandang perlunya mendorong K/L terkait bersama-sama dengan komunitas wayang (senawangi) dan persatuan dalang Indonesia (pepadi) dalam pengusulan Hari Wayang Nasional untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden tentang Hari Wayang Nasional. Pengusulan ini berdasarkan pertimbangan bahwa wayang telah tumbuh dan berkembang menjadi aset budaya nasional yang memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa Indonesia, dan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap wayang Indonesia.

Atas pertimbangan tersebut, pada tanggal 17 Desember 2018, Presiden Joko Widodo “Menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional,” dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional.

Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 didesain sebagai forum perumusan Strategi Kebudayaan yang akan menjadi pedoman dalam menjalankan kebijakan pengarusutamaan kebudayaan melalui pendidikan. Forum ini merupakan puncak dari proses pembacaan keadaan faktual, pemetaan masalah dan perumusan rekomendasi di bidang pemajuan kebudayaan yang telah diawali dengan penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Dengan dasar permusyawaratan yang luas diharapkan forum KKI 2018 ini dapat menghasilkan Strategi Kebudayaan untuk menjawab tantangan pemajuan kebudayaan di lapangan dan menetapkan arah bagi upaya kita bersama mengarusutamakan kebudayaan melalui pendidikan.

Pemajuan kebudayaan dalam rangka UU Nomor 5 Tahun 2017 bertujuan meningkatkan ketahanan dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia. Proses pemajuan dilakukan melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional. Sesuai undang-undang, ada 10 objek pemajuan kebudayaan, yakni tradisi lisan, manuskrip, adat- istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

Gambar 3.27. Keppres Nomor 30 Tahun 2018

tentang Hari Wayang Nasional

Gambar 3.28. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida)

memimpin Rakor Untuk Peringati Satu Abad Kongres Kebudayaan Indonesia

Gambar 3.27. Keppres Nomor 30 Tahun 2018

tentang Hari Wayang Nasional

Page 71: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 62

Pemajuan kebudayaan dilaksanakan dengan berpedoman pada Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) kabupaten/kota, Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Provinsi, dan Strategi Kebudayaan yang akan ditetapkan saat Kongres Kebudayaan.

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK mendorong Pelaksanaan Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) tahun 2018 merupakan salah satu implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan yang

mengamanatkan untuk menyusun PPKD untuk menjadi dasar Strategi Kebudayaan dan Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) selanjutnya untuk di usulkan kedalam RPJMN 2020-2024. Pelaksanaan KKI 2018 selama 5 (lima) hari yakni dari tanggal 5 – 9 Desember 2018 di Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan Jakarta.

Adapun hasil Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 adalah dokumen strategi kebudayaan nasional yang memuat tujuh agenda strategis, yaitu: a. Penyediaan ruang bagi keragaman

ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif;

b. Perlindungan dan pengembangan nilai, ekspresi, dan praktik kebudayaan tradisional;

c. Pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional;

d. Pemanfaatan obyek pemajuan kebudayaan untuk kesejahteraan masyarakat;

e. Pemajuan kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem;

f. Reformasi kelembagaan dan penganggaran kebudayaan untuk mendukung pemajuan kebudayaan; dan

g. Peningkatan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan.

Gambar 3.30. Strategi Kebudayaan Indonesia

Gambar 3.29. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida)

Menabuh Gendang Bersama Dirjen Kebudayaan Tanda Pembukaan Kongres Kebudayaan Indonesia Tahun 2018

Page 72: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 63

Puncak acara kongres kebudayaan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia serta para Menteri Kabinet Kerja serta Gubernur, Bupati/ Walikota seluruh Indonesia, Pejabat Kementerian/ Lembaga, Budayawan dan Pemangku Kepentingan lainnya. Pada kegiatan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan Dokumen Strategi Kebudayaan yang merupakan hasil dari pembahasan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah yang sudah dimulai dari bulan April – Desember 2018. Strategi Kebudayaan ini akan di masukan kedalam RPJMN untuk dijadikan acuan dalam Pembangunan Kebudayaan di Indonesia.

Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini juga didasari oleh keyakinan bahwa pengelolaan kebudayaan tidak akan berjalan apabila pemerintah ditempatkan sebagai pelaksana kebijakan dan masyarakat sebagai objek pelaksanaan kebijakan. Alasannya jelas, bukan pemerintah yang menciptakan kebudayaan, tetapi masyarakat. Pemerintah mesti berperan sebagai pemberdaya atau fasilitator, yakni mendorong partisipasi masyarakat untuk memajukan kebudayaannya sendiri. Usaha pemajuan kebudayaan tidak bisa diwujudkan tanpa melalui perluasan partisipasi masyarakat dengan cara meningkatkan kompetensi tenaga kebudayaan di masyarakat dan mewujudkan akses masyarakat yang meluas, merata dan berkeadilan dalam segala urusan menyangkut kebudayaan.

Substansi Strategi Kebudayaan (SK) dan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK) selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dokumen RPJPN dan RPJMN akan dijabarkan ke dalam dokumen perencanaan daerah secara berjenjang.

Adapun capaian KSP Deputi Bidang Kebudayaan Kemenko PMK Tahun 2018, dengan K/L terkait, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelestarian dan pengelolaan warisan budaya dan alam nasional dan dunia sebagaimana ditunjukan pada gambar 3.32.

Gambar 3.31. Presiden Joko Widodo Menerima

Dokumen Strategi Kebudayaan Nasional

Sumber: Kemendikbud, 2018

Gambar 3.32. Realisasi Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan

Page 73: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 64

Koordinasi Kebijakan Keolahragaan (2553)

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan terkait dengan 1 (satu) rekomendasi kebijakan di bidang keolahragaan dan serta program strategis kegiatan bidang kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong. Sehubungan penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pembudayaan Olahraga yang fokus pada Peningkatan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga.

Melalui pengembangan industri olahraga adalah telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement), yaitu: Peningkatan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga, yang fokus pada pemanfaatan dampak penyelenggaraan Asian Games terhadap industri olahraga dan pembudayaan olahraga, antara lain sebagai berikut:

Salah satu bentuk pengembangan industri yang memanfaatkan legacy Asian Games adalah pengelolaan Jakabaring Sport City secara profesional untuk mencari keuntungan yang kemudian dapat diarahkan kembali untuk pembinaan olahraga. a. Berdasarkan rangkaian rakornis dapat diidentifikasi kebijakan-kebijakan nasional yang

dapat mendukung pengembangan industri olahraga, dan harus dioptimalkan, yaitu: a) Pasal 74 ayat (1) UU PT berbunyi, “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya

di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.” Bila ketentuan ini tidak dijalankan, maka ada sanksi yang akan dijatuhkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas)

b) Pasal 4 ayat (1) PP No. 47 Tahun 2012 menyebutkan, “Tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan Perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.” (Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas)

c) Pasal 65 ayat (2) huruf b berbunyi: “Dalam pelaksanaan pelenyelenggaraaan Panas Bumi masyarakat berhak untuk: memperoleh manfaat atas kegiatan pengusahaan Panas Bumi melalui kewajiban perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat sekitar.” (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi)

d) Pasal 108 yang berbunyi, “Setiap pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan realisasi program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setiap 6 (enam) bulan kepada menteri, gubernur, atau

Gambar 3.33. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

(Nyoman Shuida) Pimpin Rakornis dengan K/L

Page 74: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 65

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. (Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara)

e) Pasal 108 ayat (1) UU Minerba menyebutkan bahwa “Pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.” (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara)

b. Berikut ini adalah analisi koneksi peluang pengembangan industri olahraga terkait dukungan kebijakan yang ada.

Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554)

Koordinasi Sinkronisasi dan Pengendalian (KSP) Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan bidang Nilai dan Kreativitas Budaya dengan K/L terkait Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia dilaksanakan berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Asas Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia adalah toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berekspresi, keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa, dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia sehingga Kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional.

Page 75: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 66

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan pada rekomendasi kebijakan di bidang nilai dan kreativitas budaya, dan program strategis kegiatan bidang kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong adalah analisis kebijakan bidang PMK.

Upaya meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya, mendorong K/L terkait percepatan penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025, dan draf Peraturan Pemerintah tentang Sanksi Administratif Perfilman, sebagai salah satu peraturan turunan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman telah mencapai pada pernyataan kebijakan (Policy Statement), yaitu: Selesai diundangkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025, dan draf Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor …. Tahun …. Tentang Sanksi Administratif Perfilman sebagaimana pada gambar 3.34. tersebut.

Sumber: https://ainamulyana.blogspot.com

Gambar 3.34. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025, dan draf Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor

…. Tahun …. Tentang Sanksi Administratif Perfilman

Page 76: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 67

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK mendorong K/L dan Pemerintah Daerah tentang pelaksanaan Gerakan Masyarakat Berbasis Budaya (Gema Budaya) adalah gerakan bersama yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah yang menjadikan kebudayaan sebagai dasar dalam melakukan pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Gema budaya secara konsep adalah mensinergikan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat didalamnya dalam pelaksanaan kegiatan bidang kebudayaan yang dilakukan dengan bentuk dukungan ekspresi budaya pada kegiatan yang sudah menjadi angenda tetap pemerintah daerah dengan melibatkan sebanyak mungkin pelaku budaya.

Kegiatan Gerakan Masyarakat Berbasis Budaya Pentas Tari Bersama ini berdampak, menyangkut salah satu objek pemajuan kebudayaan, yaitu obyek seni yang artinya ekspresi artistik individu, kolektif atau komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film dan seni media. Seni pertunjukan antara lain seni tari, seni teater atau seni musik. Gema Budaya Pentas Tari Bersama sangat efektif sebagai sarana mewujudkan keativitas masyarakat utamanya bagi para Seniman pelaku seni dalam berkarya untuk melestarikan dan mengembangkan Seni Budaya Tradisional khususnya Seni Tari, Karawitan, sekaligus sebagai pembelajaran dan promosi budaya maupun pariwisata serta pendidikan.

Oleh karena itulah pengembengan nilai dan kreativitas budaya dalam bentuk Gerakan Masyarakat Berbasis Budaya menjadi penting dan dapat menjadi salah satu pendorong dalam pembangunan suatu Bangsa, terutama dalam pengembangan karakter untuk menciptakan bangsa yang lebih beradab dan lebih berkualitas. Disamping itu juga dapat memberikan dampak sumbangan yang besar pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Koodinasi Kebijakan Nilai dan Kreativitas Budaya (2554) Gerakan Nasional Revolusi Mental

Fokus KSP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan bidang Nilai dan Kreativitas Budaya terkait dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dukungan program strategis kegiatan bidang kebudayaan adalah pemetaan isu strategis dan penentuan isu kebijakan bidang PMK terkait Perencanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental terdiri dari 2 tahapan. Pertama, tahapan persiapan (2015-2016) dan tahapan pelaksanaan (2017-2019). Pada tahun 2015 telah dilaksanakan konsultasi publik dalam rangka penyusunan pedoman dan peraturan. Tahun 2016 telah dilakukan penyusunan pedoman dan peraturan, sosialisasi dan diseminasi di seluruh wilayah Indonesia dan melakukan inisiasi pembentukan Gugus Tugas Nasional dan Daerah. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Gambar 3.35. Staf Ahli Bidang Multikulturalisme, Restorasi Sosial, Dan Jati Diri Bangsa Menko PMK (Haswan Yunaz) didampingi Plt. Asdep Nilai dan Kerativitas Budaya

(R. Alfredo Sani Fenat) Photo Bersama Peserta Gema Budaya di Kabupaten Buleleng-Bali

Page 77: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 68

GNRM, rencana kerja pelaksanaan GNRM tahun 2017-2019 adalah penguatan 5 program perubahan: Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu, serta meningkatnya kualitas penyelenggara negara dan masyarakat yang melayani, bersih, tertib, mandiri dan bersatu. Tahun 2019 terwujudnya perilaku penyelenggara negara dan masyarakat yang melayani, bersih, tertib, mandiri dan bersatu, serta terwujudnya penyelenggara negara dan masyarakat yang berintegritas, etos kerja dan semangat gotong royong.

Salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2015-2019 adalah pembangunan manusia, yang tidak hanya melihat manusia sebagai sumberdaya pembangunan tetapi juga sebagai insan yang berkarakter. Revolusi Mental menjadi salah satu upaya untuk memastikan masyarakat Indonesia menjadi manusia yang lebih baik, yang patuh terhadap hukum, dan memiliki rasa toleransi dalam bermasyarakat dan lingkungan yang majemuk. Progres dari pembangunan masyarakat tersebut salah satunya dituangkan dalam Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMas), dengan variabel yang digunakan adalah toleransi, gotong royong, dan rasa aman. Hasil pengukuran IPMas dapat dilihat pada Tabel 3.11. berikut:

Tabel 3.11. Hasil Indeks Pembangunan Mansyarakat (IPMas)

Dimensi/Komponen

Nilai Indeks

IPMas 2015

RPJMN)

IPMas 2016

(Reviu RPJMN)

Gotong Royong 0.55 0.49

Tingkat Kepercayaan 0.61 0.56

Tolong Menolong 0.55 0.45

Aksi Kolektif 0.56 0.53

Jejaring Sosial 0.47 0.42

Toleransi 0.49 0.48

Antar Suku 0.52 0.55

Antar Umat Beragama 0.46 0.41

Rasa Aman 0.61 0.67

IPMas (Indonesia) 0.55 0.55

*Keterangan: IPMas 2015 dihitung menggunakan Data Susenas Tahun 2012 IPMas 2016 dihitung menggunakan Data Susenas Tahun 2014

Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMas) dijadikan sebagai tolok ukur (benchmark)

dalam mengukur kemajuan capaian pembangunan masyarakat dan gambaran mengenai kondisi pembangunan masyarakat Indonesia. Selain pengukuran Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMas), capaian GNRM juga diukur dari perbaikan kualitas pelayanan publik melalui pengukuran Indeks Pelayanan Publik yang disusun oleh Kementerian PAN RB. Tujuannya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik Penyelenggara Pelayanan Publik dan Instansi Pemerintah lainnya yang dapat memberi dampak bagi masyarakat akan peningkatan pelayanan.

Evaluasi pelayanan publik tahun 2017 dilakukan pada 34 Provinsi, 72 Kab/Kota dan Kementerian/Lembaga. Proses evaluasi ini mendorong lahirnya inovasi pelayanan publik. Sinergitas program inovasi pelayanan publik dalam agenda Revolusi Mental melahirkan

Page 78: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 69

Top 40 Inovasi Pelayanan Publik, sebagai bentuk penghargaan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang menghadirkan inovasi pelayanan publik. Tahun 2016, kepesertaan inovasi pelayanan publik berjumlah 2.476 peserta terdiri dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan kepesertaan inovasi pelayanan publik tahun 2017 meningkat menjadi 3.054 inovasi dari K/L/D dan BUMN/D. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilaksanakan BPS tahun 2018, hasilnya baru dapat dipublish pada bulan Maret 2019.

Upaya percepatan pembangunan karakter bangsa melalui Revolusi Mental masih menemui Tantangan dan permasalahan pelaksanaan GNRM adalah Komitmen Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Revolusi Mental, dan Belum terbentuknya dan/atau belum berjalannya Gugus Tugas Daerah. Dari 34 Prov. terdapat 13 Provinsi atau (38,24%) yang telah memiliki SK Gubernur dan Pergub tentang Gugus Tugas GNRM, dan 43 dari 514 Kab/Kota yang memiliki SK Walikota/Bupati (8,37%).

Capaian sampai dengan tahun 2018 berdampak sebagaimana pada gambar infografis berikut.

Gambar 3. 36. Infografis Capaian GNRM 2018

Page 79: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 70

Adapun capaian SS3 terkait Indikator Kinerja Utama (IKSS 3.2.), Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK)” yang sebelumnya “Indeks Pembangunan Kebudayaan” sampai dengan tahun 2018 masih dalam proses persiapan termasuk perbaikan metode pengukuran dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Kebudayaan yang telah diukur tahun 2013 dan 2016. Pengukuran IPK akan dilaksanakan tahun 2019.

Permasalahan umum Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). 1.0, diantaranya; a) Belum selaras dengan UUPK. Isu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan serta pendekatan ekosistemik belum tercermin dalam IPK 1.0; b) Belum optimal dalam memanfaatkan berbagai indikator statistik kebudayaan; dan c) Susenas, banyak instrumen statistik lain.

Ukuran pemajuan kebudayaan bukan hanya Culture for Development Indicators (CDIs) yaitu instrumen pengukur peran kebudayaan dalam pembangunan yang dikeluarkan UNESCO meliputi 22 indikator yang digolongkan dalam 7 dimensi: a) Ekonomi, b), Pendidikan, c) Pemerintahan, d) Partisipasi Sosial, e) Kesetaraan Gender, f) Komunikasi, dan g) Warisan Budaya).

Pengukuran dengan CDIs belum mencerminkan prioritas pembangunan nasional. yaitu Nawacita sebagai agenda pembangunan nasional. Dalam rangka pelaksanaan pengukuran Indeks Pemajuan Kebudayaan tahun 2019, perlu penyesuaian dengan Indikator Pembangunan Kebudayaan (IPK). KSP telah dilakukan dengan Ditjen kebudayaan untuk mendiskusikan metode dan indikator yang tepat dalam penyusunan Indeks Pemajuan Kebudayaan yang selanjutnya secara teknis akan dilakukan pembahasan dengan BPS, sebagaimana pada gambar 3.38. tersebut.

Pencapain indikator kinerja SS3 ini, mempunyai beberapa kendala di antaranya belum optimalnya data kuantitatif. Upaya tindaklanjutnya adalah melakukan penguatan KSP kepada Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah, melalui:

Gambar 3.37. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Nyoman Shuida)

Pimpin Rakornis Pembahasan Indikator IPK bersama Dirjen Kebudayaan Kemdikbud

Sumber: Paparan Dirjen Kebudayaan, Kemdikbud

Gambar 3.38. Cara Menyusun Indeks Pemajuan Kebudayaan 2.0

Page 80: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 71

a. Penyusnan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Museum dan Pusat Kesenian a) Melakukan Peningkatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian dalam

Pembangunan Museum dan Pusat Kesenian; b) Mengadakan kerjasama dengan dunia pendidikan dan swasta untuk kemajuan

permuseuman dan pusat kesenian c) Mengadakan pelatihan SDM permuseuman dan pusat kesenian dengan melibatkan

mitra; d) Mempromosikan museum dan pusat kesenian sebagai ruang publik yang dapat

dijadikan sebagai tempat bersosialisasi dan berapresiasi serta berekspresi seperti tempat workshop, seminar, pameran, pertunjukan seni dll;

e) melakukan koordinasi perencanaan, monitoring dan evaluasi baik dari aspek administrasi, substansi, fisik dan penganggaran terhadap Pembangunan Museum dan Pusat Kesenian.

b. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Promosi Budaya Antar Provinsi dan Promosi Budaya Indonesia a) Melakukan inisiasi penyusunan Pedoman Umum Promosi Budaya Antar Provinsi dan

Promosi Budaya Indonesia; b) Mengadakan event nasional bahkan internasional yang melibatkan berbagai

stakeholders sehingga dapat menjadi sarana promosi budaya Indonesia; c) Melakukan optimalisasi promosi budaya dalam setiap penyelenggaraan event

nasional yang melibatkan berbagai stakeholder; d) Memanfaatkan media sosial masa kini secara maksimal untuk promosi budaya antar

provinsi dan promosi budaya Indonesia di mancanegara; e) Melakukan koordinasi perencanaan, monitoring dan evaluasi baik dari aspek

administrasi, substansi, fisik dan penganggaran terhadap Promosi budaya antar provinsi dan promosi budaya Indonesia;

f) Melakukan koordinasi penyusunan RPJMN 2020-2024 Bidang Kebudayaan; g) Penguatan Tim Koordinasi Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya dan Alam

Indonesia (12 KL menjadi 25 K/L); h) Finalisasi PP turunan dari UU terkait dengan Kebudayaan (Cagar Budaya dan

Pemajuan Kebudayaan); i) Penyusunan Peta Jalan wardun (model TRHS) kerjasama dengan FES untuk

pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan; j) Mendorong pelaksanaan pengukuran tingkat capaian K/L terhadap target Indeks

Pemajuan Kebudayaan (IPK); k) Mendorong Program dan Kegiatan K/L terkait sinergis dan terintegrasi.

c. Penyusunan Rekomendasi kebijakan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat

dan daerah serta tokoh budaya terkait pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya berbasis nilai-nilai kearifan lokal.

a. Mensinergikan kebijakan Pembangunan karakter dan jati diri bangsa melalui pemanfaatan objek budaya dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah.

b. Melaksanakan koordinasi intensif antara anggota Gugus Tugas Nasional, khususnya dengan 5 Koordinator Program Gerakan.

Page 81: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 72

a) Pelibatan dunia usaha dalam pelaksanaan Revolusi Mental; b) Sosialisasi intensif nilai-nilai Revolusi Mental kepada berbagai pihak.

c. Penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatan pola kemitraan dan kewirausahaan

dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga dan kewirausahaan di bidang olahraga, yaitu: a) Pengembangan merek apparel nasional milik Pemerintah; b) Mendorong UMKM apparel olahraga untuk berkembang melalui berbagai dukungan

kebijakan afirmatif; c) Mengembangkan kebijakan yang mendorong pengembangan merek apparel

nasional yang sudah ada. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan, Kepemudaan, dan Keolahragaan untuk mendukung kemantapan gotong royong adalah impact dari hasil; Perpres Nomor 65 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah; Buku Museum Galeri - Monumen - Jakarta (MuGaleMon); Keppres Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional; dan Strategi Kebudayaan Indonesia (Strategi Kebudayaan Nasional); dan Perpres Nomor 142 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025.

Page 82: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 73

CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 (SS4)

Sasaran meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Kemenko PMK

sesuai Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang merupakan salah satu unit kerja eselon I. Implementasinya adalah sasaran strategis “meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental”. Untuk mewujudkan secara nyata birokrasi yang handal, terpercaya, dan akuntabel yang memunculkan kesanggupan dan kompetensi Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dalam menjalankan peran, tugas, dan fungsinya.

Pada Tabel 3.12. SS4 menunjukan ketercapaian indikator kinerja Nilai SAKIP yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK diperlihatkan pada tabel 3.11. berikut.

Tabel 3.12. SS4, IKSS4 Target dan Realisasi Tahun 2017-2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target Realisasi

% Capaian Status

2017 2018 2019 2017 2018 2017

2018

Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada bidang koordinasi kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan dan Revolusi Metal

Nilai SAKIP 73,51 73,51 75,01 78,54 n.a. 106,84 -

Menunggu proses penilaian SAKIP T.A. 2018 Inspektorat Kemenko PMK

Berdasarkan Tabel 3.12. di atas IKSS4 belum dilaksanakan evaluasi SAKIP tahun

anggaran 2018 oleh Inspektorat Kemenko PMK. Sesuai hasil evaluasi SAKIP Tahun Anggaran 2017 capaiannya adalah 78,54. Jika dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar 73,51, hasil evaluasi tahun 2016 sebesar 48,01, dan target 2018 73,51, maka perolehan nilai SAKIP realisasi capaiannya 106,84%. Hasil penilaian tersebut menunjukan bahwa tingkat akuntabilitas kinerja, kualitas pembangunan kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil, serta efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran sudah menunjukkan hasil yang lebih baik.

Hasil evaluasi SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun 2017 terhadap 5 (lima) komponen manajemen kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja, mengalami peningkatan

“Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada Bidang Koordinasi

Kebudayaan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan Revolusi Mental”

Page 83: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 74

yang cukup signifikan dibandingkan sebelumnya (Tahun 2016) dan dengan nilai yang diperoleh unit kerja eselon I di lingkungan Kemenko PMK pada tahun 2017 sebagaimana berikut ini.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran kegiatan ini antara lain,

Peningkatan nilai (kategori) akuntabilitas kinerja dapat menggambarkan peningkatan akuntabilitas deputi dalam mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada pemangku kepentingan. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan penerapan perencanaan kinerja berdasarkan Rencana Kerja Bulanan (RKB) yang terukur, memperketat penerapan sistem pengukuran secara berkala, meningkatkan sistem pelaporan kinerja masing-masing unit eselon II melalui Laporan Kemajuan Kegiatan Bulanan (LKKB), mendorong pencapaian kinerja di setiap unit sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, serta mendorong upaya setiap unit menghasilkan outcome dari setiap kegiatan yang dilaksanakan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Kemenko PMK Tahun 2017, telah memberikan predikat BB atas pelaksanaan akuntabilitas kinerja di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, dengan Nomor Nota Dinas Nomor 34/INSP/WAS.03/04/2018 tanggal 11 April 2018.

Meningkatkan pelayanan Kedeputian V, sesuai dengan hasil pengukuran indeks pelaksanaan RB di Kemenko PMK. Indikator Tingkat kepuasan stakeholder terhadap pelayanan Kedeputian V diperoleh dari Indeks Kualitas Pelayanan (IKP) berdasarkan hasil pengukuran survei yang dilakukan Kemenko PMK 2018, diketahui bahwa Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan untuk IKP mendapatkan nilai indeks 5,23 dari skala 6. Capaian ini berada di atas rata – rata capaian tingkat Eselon 1 Kemenko PMK, dengan nilai indeks rata-rata 5,13 (skala 6).

Meningkatkan kepatuhan pengelolaan anggaran, untuk capaian nilai dan Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK), Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan berhasil meraih indeks 5,51 (skala 6) dari rata – rata raihan Eselon 1 Kemenko PMK yaitu 5,43 (skala 6). Selain untuk mempertahankan Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kemenko PMK (WTP), Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan juga melakukan upaya untuk selalu memenuhi kepatuhan

Sumber: Inspektorat Kemenko PMK, 2018

Page 84: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 75

terhadap aturan keuangan. Selama jangka waktu pelaksanaan anggaran tahun 2018 tidak menunjukkan temuan yang material. Dari hasil audit kinerja atas pelaksanaan anggaran pada Kedeputian V dan Satker Revolusi Mental Tahun Anggaran 2018 yang dilakukan oleh Inspektorat Kemenko PMK, dengan nomor laporan nomor: Lap-17/INSP/PMK/XII/2018 tanggal 21 Desember 2018.

C. Realisasi Anggaran Tahun 2018

Pagu anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK dalam DIPA tahun 2018 sebesar Rp90.423.000.000. Anggaran tersebut dialokasikan pada 1 program dan 5 kegiatan yang dilaksanakan oleh empat unit kerja eselon II di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan. Pagu sebesar tersebut dilaksanakan untuk membiayai pencapaian 4 (empat) sasaran strategis dengan delapan indikator kinerjanya yang terdistribusi ke dalam satu Program Koordinasi Pengembangan kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Satker Revolusi Mental.

Alokasi anggaran sebesar tersebut di atas dialokasikan untuk merealisasikan 4 (empat) sasaran strategis dengan 8 indikator kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2018. Realisasi anggaran selama T.A. 2018 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dapat dilihat pada tabel 3.13. berikut.

Tabel 3.13. Realisasi anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan T.A. 2018

No Uraian Pagu T.A. 2018 Sisa

Anggaran Awal Revisi Realisasi %

1 Koordinasi Kebijakan

Warisan Budaya (2542) 4.200.000.000 2.712.450.000 2.229.036.345 82,18 483.413.655

2 Koordinasi Kebijakan

Keolahragaan (2553) 3.548.000.000 3.548.000.000 2.533.347.585 71,40 1.014.652.415

3

Koodinasi Kebijakan Nilai

dan Kreativitas Budaya

(2554)

1.775.000.000 3.262.550.000 2.718.764.395 83,33 543.785.605

4 Koordinasi Kebijakan

Kepemudaan (2557) 5.900.000.000 5.900.000.000 4.108.765.910 69,64 1.791.234.090

I Deputi Bidang Koordinasi

Kebudayaan (1+2+3+4) 15.423.000.000 15.423.000.000 11.589.314.235 75,09 3.833.685.765

II Satker RM 75.000.000.000 75.000.000.000 32.674.591.503 43,57 42.325.408.497

Total (I+II) 90.423.000.000 90.423.000.000 44.263.905.738 48,95 46.159.094.262

Sumber: Bagian Keuangan Kemenko PMK, 2018

Dari pagu anggaran sebesar Rp90.423.000.000,00 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yaitu; Kedeputian V dari pagu Rp15.423.000.000,00 telah terserap mencapai Rp11.589.314.235,00 atau 75,09%; dan Satker Revolusi Mental dari pagu Rp75.000.000.000,00 mencapai Rp. 32.674.591.503,00 atau 43,57%. Sebagaimana pada Tabel 3.13.

Page 85: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 76

Capaian Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Tahun Anggaran 2017 dengan rincian pada table 3.14. berikut. Tabel 3.14. Pagu, Realisasi dan Sisa Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan 2017

No Uraian Pagu T.A. 2017 Sisa

Anggaran Awal Revisi Realisasi %

1 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

12.705.118.000 9.969.846.000 8.243.384.456 82,68 1.726.461.544

2 Satker RM 132.000.000.000 88.500.000.000 56.817.190.947 64,19 31.682.809.053

Total (1+2) 144.705.118.000 98.469.846.000 65.060.575.403 66,07 33.409.270.597

Sumber: Bagian Keuangan Kemenko PMK, 2018

Capaian Kemenko PMK Tahun Anggaran 2017-2018 dengan rincinan pada tabel 3.15. berikut:

Tabel 3.15. Capaian Kemenko PMK Tahun Anggaran 2017-2018

Tahun Pagu Realisasi Capaian (%)

2017 321.535.133.000 265.030.473.911 82,43

2018 382.103.310.000 269.130.310.000 70,43

Sumber: Bagian Keuangan Kemenko PMK, 2018

Berdasarkan Tabel 3.13. di atas bila dibandingkan dengan serapan anggaran pada

tahun 2017 sesuai Tabel 3.14 di atas, maka secara nominal jumlah serapan tahun 2018 lebih kecil, namun karena Pagu DIPA juga lebih kecil maka persentase realisasinya lebih rendah 48,95%. Bila dibandingkan terhadap penyerapan anggaran 2017 sebesar 66,07% lebih tinggi. Apabila dibandingkan penyerapan anggaran Kemenko PMK Tahun 2018 pada Tabel 3.15 sebesar 70,43%, maka total penyerapan anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan (Kedeputian V dan Satker Revolusi Mental) lebih rendah (48,95%).

Rendahnya penyerapan anggaran T.A. 2018 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan dan Satker Revolusi Mental disebabkan, di antaranya; (1) Adanya perubahan bentuk kegiatan yang membutuhkan revisi dan izin pimpinan yang akhirnya baru diputuskan berupa revisi kegiatan pada akhir tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan terbatasnya waktu pelaksanaan KSP kebijakan bidang kepemudaan, berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (2) Tingginya intensitas dukungan KSP penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games Tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatan KSP kebijakan bidang keolahragaan di pusat dan daerah tidak optimal, yang berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (3) Adanya perubahan output kegiatan Satker Revolusi Mental yang memerlukan persetujuan pimpinan dan revisi anggaran yang melibatkan pihak Kemenkeu dan Bappenas terkait dengan revisi pada KRISNA, yang berdampak pada keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan (4) Satker Revolusi Mental mengalami kegagalan dalam proses lelang pengadaan paket Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) melalui Televisi yang memiliki anggaran relatif besar dan berakibat tidak terlaksananya paket pekerjaan tersebut.

Page 86: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 77

BAB IV

PENUTUP

Laporan kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan tahun 2018 merupakan laporan pertanggungjawaban Deputi atas pelaksanaan Perjanjian Kinerja tahun 2018. Laporan ini menyajikan capaian kinerja atas satu program yang dilaksanakan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, yang mencakup tingkat capaian empat sasaran strategis dengan delapan indikator kinerja sesuai dokumen perjanjian kinerja tahun 2018. Satu program tersebut adalah Program Koordinasi Pengembangan kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Satker Revolusi Mental. Dari delapan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis, sebanyak enam IKSS atau 75% telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, dua IKSS atau 25% belum ada capaian target yang ditetapkan (SS3 Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kebudayaan untuk mendukung kemantapan gotong royong, IKSS 3.2. Tingkat Capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) sampai dengan tahun 2018 masih proses persiapan, rencana pengukurannya dilaksanakan tahun 2019; dan SS4 Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada bidang koordinasi kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan dan Revolusi Metal, IKSS4 Nilai SAKIP belum ada hasil evaluasi SAKIP dari Inspektorat Kemenko PMK Tahun 2018).

Sedangkan untuk kinerja keuangan, dari total pagu anggaran sebesar Rp90.423.000.000,00 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yaitu; Kedeputian V dari pagu Rp15.423.000.000,00 telah terserap mencapai Rp11.589.314.235,00 atau 75,09%; dan Satker Revolusi Mental dari pagu Rp75.000.000.000,00 mencapai Rp. 32.674.591.503,00 atau 43,57%. Penyerapan seluruhnya (Kedeputian V dan Satker Revolusi Mental) lebih rendah (48,95%).

Realiasi pengelolaan anggaran secara umum telah berjalan dengan baik dengan realisasi sebesar 75,09% telah dapat mendukung pelaksanaan kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan sebesar 100%. Namun khusus Revolusi Mental hanya bisa merealisasikan serapan anggaran sebesar 43,57%. Keseluruhan penyerapan anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang masih di bawah 80% dan lebih rendah dari penyerapan Kemenko PMK disebabkan di antaranya: (1) Adanya perubahan bentuk kegiatan yang membutuhkan revisi dan izin pimpinan yang akhirnya baru diputuskan berupa revisi kegiatan pada akhir tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan terbatasnya waktu pelaksanaan KSP kebijakan bidang kepemudaan, berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (2) Tingginya intensitas dukungan KSP penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games Tahun 2018. Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatan KSP kebijakan bidang keolahragaan di pusat dan daerah tidak optimal, yang berdampak pada rendahnya penyerapan anggaran; (3) Adanya perubahan output kegiatan Satker Revolusi Mental yang memerlukan persetujuan pimpinan dan revisi anggaran yang melibatkan pihak Kemenkeu dan Bappenas terkait dengan revisi pada KRISNA, yang berdampak pada keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan (4) Satker Revolusi Mental mengalami kegagalan dalam proses lelang pengadaan paket Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) melalui Televisi yang

Page 87: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEBUDAYAAN, LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2018 78

memiliki anggaran relatif besar dan berakibat tidak terlaksananya paket pekerjaan tersebut.

Keberhasilan atau kegagalan yang ada pada tahun keempat atau tahun keempat pelaksanaan Renstra Deputi V Kemenko PMK tahun 2015-2019, merupakan dasar bagi Deputi V Kemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehinga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019 dapat tercapai. Pada tahun mendatang Deputi V Kemenko PMK akan mengambil langkah-langkah strategis, baik berupa perubahan, penyesuaian, dan pembaharuan program dan anggaran dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Adapun pada anggaran 2019 yang sedang berjalan ini, program dan anggaran Deputi V Kemenko PMK lebih diprioritaskan kepada Program Koordinasi Pengembangan kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di bidang kebudayaan, kepemudaan, keolahragaan, dan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Satker Revolusi Mental.

Page 88: KATA PENGANTAR - Kemenko PMK 5.pdfKemenko PMK dalam menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019