KATA PENGANTAR · KATA PENGANTAR ... Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan...
Transcript of KATA PENGANTAR · KATA PENGANTAR ... Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan...
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus i
KATA PENGANTAR
Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada Peserta
Pelatihan tentang pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman, serta substansi dan pelaksanaan pembinaan teknis dan kelembagaan
dalam penyelenggaraan Rumah Khusus.
Buku Modul ini disusun dalam 4 (empat) bab, meliputi Pendahuluan, Pembinaan
Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, Pembinaan Kelembagaan dalam
Penyelenggaraan Rumah Khusus, serta Penutup. Modul ini disusun secara sistematis
agar Peserta Pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus
pembelajaran diarahkan pada peran aktif Peserta Pelatihan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun atas
tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan Modul Pembinaan Teknis
dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini. Penyempurnaan, maupun
perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus
menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
peningkatan kompetensi para Aparatur di Pusat dan Daerah dalam bidang
perumahan dan kawasan permukiman, khususnya dalam penyelenggaraan rumah
khusus.
Bandung, September 2017
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
ii Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .......................................................................... vi
A. Deskripsi ..................................................................................................... vi
B. Persyaratan ................................................................................................. vi
C. Metode ...................................................................................................... vii
D. Alat Bantu/Media....................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 2
B. Deskripsi Singkat .......................................................................................... 3
C. Kompetensi Pembelajaran ........................................................................... 3
D. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 3
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok............................................................ 3
F. Estimasi Waktu ............................................................................................ 4
BAB 2 PEMBINAAN TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS ............ 5
A. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 6
B. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ........ 6
C. Pelaksanaan Pembinaan Teknis Dalam Penyelengaraan Rumah Khusus ... 11
D. Latihan Soal ................................................................................................ 18
E. Rangkuman ................................................................................................ 18
BAB 3 PEMBINAAN KELEMBAGAAN DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS..................................................................................................................... 19
A. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 20
B. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ........................................................................................................ 20
C. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ................................................................................................................... 30
D. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ........................................................................................................ 35
E. Latihan Soal ................................................................................................ 37
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus iii
F. Rangkuman ................................................................................................ 37
BAB 4 PENUTUP ..................................................................................................... 39
A. Simpulan .................................................................................................... 40
B. Tindak Lanjut.............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 42
GLOSARIUM ............................................................................................................ 43
BAHAN TAYANG ...................................................................................................... 45
iv Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan Pengaturan .............. 7
Gambar 2 Skema Ruang Lingkup Pembinaan Teknis ............................................. 10
Gambar 3 Skema Pelaksanaan Pembinaan Teknis Rumah Khusus ......................... 12
Gambar 4 Skema Tata Cara Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus .......... 15
Gambar 5 Skema Tipologi Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus ................ 22
Gambar 6 Skema Jenis Lembaga Perumahan Khusus ............................................ 24
Gambar 7 Skema Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus .................... 31
Gambar 8 Skema Pembinaan Unsur Kelembagaan dan Hierarki Pemda ................ 32
Gambar 9 Skema Hubungan Kemitraan, Kelembagaan dan Pembinaan Teknis ..... 33
Gambar 10 Skema Pembinaan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus .... 37
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keterkaitan Antara Unsur Perumahan dengan Perangkat Pengendalian ..... 8
Tabel 2 Skema Lingkup Substansi Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus .. 11
vi Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
A. Deskripsi
Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah
Khusus. Mata pelatihan ini disajikan melalui metode ceramah, dan diskusi interaktif.
Penilaian Peserta dilakukan berdasarkan kecakapan dan keaktifan selama
melakukan diskusi dalam pembelajaran pembinaan teknis dan kelembagaan dalam
penyelenggaraan rumah khusus.
Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
ini terdiri atas 2 (dua) kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama yaitu
menyajikan topik Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang
membahas mengenai substansi pembinaan teknis, serta menjelaskan bagaimana
pelaksanaan pembinaan teknis dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Adapun
kegiatan belajar kedua yaitu menyajikan topik Pembinaan Kelembagaan dalam
Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang menjelaskan mengenai substansi pembinaan
kelembagaan, serta bagaimana pelaksanaan pembinaan kelembagaan dalam
penyelenggaraan Rumah Khusus.
Seluruh Peserta Pelatihan dapat mempelajari keseluruhan Modul ini dengan cara
yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada Modul ini sangat diperlukan karena
materi Modul ini menjadi dasar pemahaman untuk melakukan pembinaan teknis
dan kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus. Untuk lebih
memahami dan mendalami setiap materi pada Modul ini, maka setiap kegiatan
belajar dilengkapi dengan latihan soal atau evaluasi, untuk mengukur tingkat
penguasaan para Peserta Pelatihan setelah mempelajari materi pada Modul
Pelatihan ini.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyeleng-
garaan Rumah Khusus ini, Peserta Pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundang-undangan dan pedoman yang terkait dengan materi pembinaan teknis
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus vii
dan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. Di samping itu, disediakan
juga bahan ajar yang dilengkapi dengan gambar-gambar dan tabel-tabel, yang
difungsikan untuk memudahkan para Peserta Pelatihan agar lebih memahami
materi yang terdapat dalam Modul ini.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pemberi Materi (Widyaiswara/
Narasumber). Dalam kegiatan pembelajaran ini, Peserta Pelatihan juga diberikan
kesempatan untuk melakukan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, maka diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/ Projector;
2. Laptop;
3. Papan Tulis atau Whiteboard dengan spidol dan penghapusnya;
4. Flip chart;
5. Modul dan/atau Bahan Ajar.
6. Bahan tayang dan film singkat (animasi visual); serta
7. Laser pointer.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 1
BAB 1
PENDAHULUAN
2 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia masih menghadapi permasalahan perumahan
dan kawasan permukiman yang cukup berat, antara lain bertambahnya kebutuhan
rumah setiap tahun yang menyebabkan backlog perumahan juga selalu meningkat
setiap tahun. Ditambah lagi, permasalahan permukiman kumuh dan rumah tidak
layak huni yang belum dapat diselesaikan secara tuntas. Salah satu permasalahan
yang juga dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut karena yang
menjadi sasaran adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) dan
memiliki kebutuhan khusus sehingga masih sulit (belum mampu) untuk
mendapatkan rumah secara mandiri (swadaya), maupun melalui Kredit Pemilikan
Rumah (KPR).
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat dengan
kebutuhan khusus adalah melalui penyelenggaraan Rumah Khusus.
Melalui program bantuan pembangunan Rumah Khusus ini diharapkan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki kebutuhan khusus ini akan memiliki
peluang untuk mendapatkan rumah yang sehat dan layak huni, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Agar program penyediaan rumah khusus bagi masyarakat (MBR) ini dapat
dilaksanakan dengan optimal dan berkelanjutan, maka perlu didukung dan
dilengkapi juga dengan perangkat Pembinaan Teknis dan Pembinaan Kelembagaan
yang baik dan tepat. Secara umum, kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Rumah
Khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya
tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Dengan melakukan kegiatan Pembinaan
Penyelenggaraan Rumah Khusus ini diharapkan dapat memberikan arahan dan
pedoman, bagaimana penyelenggaraan rumah khusus, terutama yang terkait
dengan bantuan pembangunan rumah khusus, dapat dilaksanakan di daerah-daerah
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan melakukan pembelajaran terhadap kegiatan Pembinaan Teknis dan
Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus tersebut, maka harapannya adalah
Aparatur Sipil Negara (Pemerintah) di Pusat maupun di Daerah, yang melaksanakan
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 3
program dan kegiatan pembangunan rumah khusus dapat melakukan kegiatan
pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyeleng-garaan Rumah Khusus;
Kelembagaan/ Unit Kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan Rumah Khusus, baik
di Pusat maupun Daerah, juga dapat mengikuti kegiatan Pembinaan Teknis dan
Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus untuk kepentingan lembaga/ unit
kerja yang bersangkutan; dan pada akhirnya, masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) yang memiliki kebutuhan khusus akan lebih mudah untuk mendapatkan
rumah layak huni dan terjangkau, sehingga diharapkan dapat menjadi pendorong
untuk pemenuhan Program Sejuta Rumah, termasuk mengurangi jumlah rumah
tidak layak huni, dan backlog perumahan.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah
Khusus. Mata pelatihan ini disajikan melalui metode ceramah, dan diskusi interaktif.
Penilaian Peserta dilakukan berdasarkan kecakapan dan keaktifan selama
melakukan diskusi dalam pembelajaran pembinaan teknis dan kelembagaan dalam
penyelenggaraan rumah khusus.
C. Kompetensi Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, peserta pelatihan mampu memahami lingkup dan
substansi pembinaan teknis dan pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan
rumah khusus.
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan Mata Pelatihan ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan menentukan lingkup substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus
2. Menjelaskan dan menentukan lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi pokok dan sub materi dalam Mata Pelatihan Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini adalah sebagai berikut:
4 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
1. Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
a. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
b. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
2. Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
a. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
b. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
c. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
F. Estimasi Waktu
Untuk mempelajari Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus, pada Pelatihan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini, dialokasikan waktu sebanyak 3 (tiga) Jam Pelajaran (135 Menit).
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 5
BAB 2
PEMBINAAN TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN
RUMAH KHUSUS
6 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dalam
Penyelenggaraan Rumah Khusus
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang
mencakup substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus, serta
pelaksanaan pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus.
B. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
Mengacu pada Undang Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman dan Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa
pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
rumah khusus. Hal ini sesuai pula dengan pengertian pembinaan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan sebagai usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Pembinaan dilakukan atas aspek:
1. Perencanaan;
2. Pengaturan;
3. Pengendalian, dan;
4. Pengawasan.
Adapun pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu
upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
rumah khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek teknis. Adapun pengertian teknis
menurut KKBI adalah bersifat atau mengenai (menurut) teknik, atau secara teknik.
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan didalam pelaksanaan
program bantuan pembangunan rumah khusus. Pelaksana pembinaan di tingkat
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 7
pusat dilakukan oleh Menteri bersama dengan pimpinan Instansi Pusat terkait;
sedangkan pelaksana pembinaan di tingkat daerah dilakukan oleh:
a. gubernur pada tingkat provinsi; dan
b. bupati/walikota pada tingkat kabupaten/kota.
Pelaksanaan pembinaan teknis yang dilakukan di tingkat pusat meliputi:
a. pengaturan dan pemberian pedoman perencanaan pembangunan rumah
khusus dan pengelolaan rumah khusus; dan
b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi bantuan rumah khusus serta serah
terima aset rumah khusus.
Pembinaan perencanaan meliputi penyusunan perencanaan program dan kegiatan
serta perencanaan pembangunan dan pengembangan.
Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan Pengaturan
Dalam hal penyediaan rumah khusus, penyediaan tanah dilakukan oleh pemerintah
daerah, pembangunan dilakukan oleh pihak ketiga, pemanfaatan oleh masyarakat
yang membutuhkan rumah khusus, sedangkan pemeliharaan dilakukan oleh
pemerintah daerah dan/atau masyarakat, sedangkan pendanaan dapat bersumber
dari APBN, dan/ atau APBD.
RPJP
RPJMN
RPJMD Provinsi
RPJMD Kabupaten/Kota
PembinaanPerencanaan
Program dan Kegiatan
Pembangunan danPengembangan
PembinaanPengaturan
Penyediaan Tanah
Pemanfaatan
Pembangunan
Pemeliharaan
Pendanaandan
Pembiayaan
8 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan pengendalian dilakukan atas rumah dan perumahan, sedangkan pada
skala permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman, perumahan
khusus merupakan bagian daripadanya.
Pada kenyataannya tidak mungkin pada skala permukiman, skala lingkungan hunian
dan apalagi skala kawasan permukiman, seluruhnya berisi rumah khusus. Sebagai
contoh, pada skala permukiman, sesungguhnya sudah dimungkinkan adanya
tempat kegiatan usaha untuk dimana pemilik atau penghuni rumah khusus bekerja
pada sarana perekonomian atau sarana usaha yang yang skalanya terbatas.
Pembinaan pengendalian dilakukan melalui perizinan, penertiban dan penataan
perumahan khusus. Ketiga perangkat tersebut (perizinan, penertiban dan
penataan) merupakan perangkat pengendalian pembangunan dengan keterkaitan
pada proses pembangunan dan pengembangan sebagai berikut:
Tabel 1 Keterkaitan Antara Unsur Perumahan dengan Perangkat Pengendalian
BIDANG UNSUR Perizinan Penertiban Penataan
Pembangunan
Penyediaan Tanah √ √ √
Pelaksanaan √ √ Χ
Pemanfaatan √ √ √
Pemeliharaan Χ √ Χ
Pengembangan
Penyediaan Tanah √ √ √
Pelaksanaan √ Χ √
Pemanfaatan √ √ √
Pemeliharaan Χ √ Χ
Pembinaan pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan
tindakan koreksi, dimana kegiatan pemantauan dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan, kegiatan evaluasi dilakukan melalui penilaian dan pengukuran hasil
penyelenggaraan rumah khusus, sedangkan tindakan koreksi dilakukan untuk
memberikan rekomendasi perbaikan atas hasil evaluasi.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh masyarakat melalui
pengamatan dan pencatatan, dimana jika terjadi penyimpangan baik atas
pelaksanaan pembangunan maupun pemanfaatan rumah khusus dapat dilaporkan
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 9
kepada pemerintah daerah. masyarakat yang lebih terdidik, misalnya profesional
maupun kalangan perguruan tinggi dapat melakukan evaluasi melallui penilaian dan
pengukuran hasil, dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, maupun
pemanfaatan dan hasilnya disampaikan kepada pemerintah daerah, sedangkan
tindakan koreksi dilakukan oleh pemerintah daerah berdasarkan hasil evaluasi
pemerintah daerah sendiri, maupun hasil evaluasi masyarakat.
Dengan demikian pemerintah dan pemerintah daerah memperoleh masukan untuk
perbaikan kebijakan, program dan kegiatan penyediaan perumahan khusus.
Pelaksanaan pembinaan teknis yang dilakukan di tingkat daerah meliputi:
1. pendampingan kepada Penerima Manfaat dalam hal penghunian dan
pengelolaan;
2. pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan rumah
khusus, serta serah terima aset rumah khusus;
3. pemeriksaan secara berkala terhadap rumah khusus, termasuk fungsi rumah
khusus sebagai sarana hunian;
4. penjaminan berfungsinya bangunan rumah khusus secara optimal melalui
kegiatan pemeliharaan dan perawatan; serta
5. pengawasan pelaksanaan kepenghunian sesuai dengan sasaran Penerima
Manfaat.
Pelaksanaan pembinaan teknis dilakukan oleh pemerintah daerah dan/ atau
masyarakat maupun pihak-pihak lain, seperti perguruan tinggi dan Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang perduli terhadap pemanfaatan perumahan
yang dibiayai melalui APBN dan/ atau APBD.
Oleh karena itu, substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus
ini adalah yang mencakup kegiatan-kegiatan teknis (yang bersifat teknis) dalam
rangka pelaksanaan program penyediaan rumah khusus, terutama lebih difokuskan
pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan Program Bantuan Penyediaan Rumah Khusus.
2. Pelaksanaan Pembangunan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus.
3. Serah terima Aset Rumah Khusus.
4. Pemanfaatan (Penghunian dan Pengelolaan)
10 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Gambar 2 Skema Ruang Lingkup Pembinaan Teknis
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Dari peraturan di atas, maka dapat dijabarkan mengenai lingkup substansi
pembinaan teknis penyediaan rumah khusus yang meliputi :
1. Pembinaan teknis pada tahap perencanaan penyediaan rumah khusus
a. Gambaran umum struktur organisasi, tugas dan fungsi Direktorat Rumah
Khusus, serta Rencana Strategis Direktorat Rumah Khusus, yang dilengkapi
dengan Program dan Kegiatan (RPJM) Direktorat Rumah Khusus Tahun 2015
– 2019.
b. Pengaturan dan pemberian pedoman pengajuan usulan bantuan rumah
khusus;
c. Penyiapan Rencana Teknis, meliputi penyusunan Detailed Engineering
Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB);
d. Tata Cara Pengurusan Perizinan.
2. Pembinaan teknis pada tahap pembangunan penyediaan rumah khusus
a. Pelaksanaan pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan pasca-konstruksi;
PerencanaanP
emb
inaa
nTe
knis
Pengaturan(Pedoman
Perencanaan)
Pengawasan & Pengendalian
Pemantauan & Evaluasi
Pengaturan(Pedoman Pengelolaan)
Pelaksanaan, Pengawasan, Pengendalian
(Serah Terima Aset)
Pendampingan & PengawasanKepenghunian
Pemeriksaan & Penjaminan FungsiBangunan
Oleh Pemerintah Pusat
Oleh Pemerintah Daerah
Pembangunan Pemanfaatan
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 11
b. Pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan rumah
khusus;
c. Pemantauan dan evaluasi pembangunan (penyediaan) rumah khusus;
d. Kegiatan serah terima dari Kontraktor (Developer).
3. Pembinaan teknis pada tahap serah terima rumah khusus
a. Pelaksanaan serah terima aset rumah khusus;
b. Pengawasan dan pengendalian dalam serah terima aset rumah khusus.
4. Pembinaan teknis pada tahap pemanfaatan rumah khusus
a. Pengaturan dan pemberian pedoman pengelolaan rumah khusus;
b. Pendampingan kepada Penerima Manfaat dalam penghunian dan
pengelolaan;
c. Pemeriksaan secara berkala terhadap rumah khusus; dan
d. Pengawasan pelaksanaan kepenghunian sesuai dengan peruntukkan
Penerima Manfaat.
Tabel 2 Skema Lingkup Substansi Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
C. Pelaksanaan Pembinaan Teknis Dalam Penyelengaraan Rumah Khusus
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan sebagaimana dijelaskan di atas, dilaksanakan dengan cara:
12 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
a. Koordinasi.
b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan.
c. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi.
d. Pendidikan dan pelatihan.
e. Penelitian dan pengembangan.
f. Pendampingan dan pemberdayaan.
g. Pengembangan sistem layanan informasi dan komunikasi.
Gambar 3 Skema Pelaksanaan Pembinaan Teknis Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Sosialisasi kegiatan penyelenggaraan rumah khusus, bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah, bahwa terdapat
masyarakat yang tidak mampu menghuni rumah, tanpa memperoleh bantuan
pemerintah sepenuhnya, karena sama sekali tidak memiliki rumah maupun
tanah, sehingga tidak dapat dilakukan pendekatan melalui penyediaan rumah
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 13
swadaya, baik untuk membangun rumah baru maupun peningkatan kualitas
rumah;
2. Memberikan kesadaran kepada pemerintah daerah untuk menganggarkan
pendanaan rumah khusus melalui APBD, sehingga dapat disediakan cukup
banyak rumah khusus bagi masyarakat;
3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat, bahwa rumah khusus dibiayai
melalui APBN dan/ atau APBD, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh masyarakat dengan menghuni sendiri rumah yang disediakan;
4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berusaha lebih keras dan
lebih baik, sehingga minimal mampu membeli tanah, dan pembangunan
rumahnya dilakukan melalui pendekatan swadaya.
Fasilitasi diberikan pemerintah kepada pemerintah daerah yang belum mampu
menyediakan rumah khusus, dengan tujuan mendorong pemerintah daerah,
berkontribusi menyediakan rumah bagi masyarakatnya melalui APBD dan
memberikan pemahaman bahwa di samping memfasilitasi penyediaan rumah susun
sederhana sewa (dengan biaya konstruksi lebih besar dari rumah khusus) dan
memfasilitasi penyediaan rumah swadaya, pemerintah juga membangun rumah
khusus, untuk kebutuhan khusus.
Di samping itu pemerintah juga memfasilitasi masyarakat untuk dapat menghuni
rumah khusus, dan diharapkan masyarakat memanfaatkan rumah khusus dengan
sebaik-baiknya.
Dalam rangka pembinaan teknis, Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada
pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan konsultasi, baik dalam hal
penyediaan tanah, perencanaan rumah khusus maupun pembangunan dan
pemanfaatan rumah khusus sesuai dengan karakter masyarakat dan karakter
daerah dimana rumah khusus akan dibangun;
Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang termasuk kedalam substansi pembinaan
teknis diberikan kepada Aparatur sipil Negara (ASN) melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) secara terjadwal dan terus menerus, seiring dengn telah
terbentuknya Dinas yang menangani perumahan dan kawasan permukiman di
provinsi maupun kabupaten/ kota.
14 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan bagi pemanfaatan bahan
bangunan dan teknologi konstruksi yang bersifat lokal dengan tujuan efisiensi biaya
pembangunan rumah khusus. Barkaitan dengan hal ini, tetap terbuka peluang untuk
memasukkan unsur lokal (daerah) dalam desain rumah khusus. Kegiatan penelitian
dan pengembangan dapat dilakukan oleh pemerintah daerah melalui kerjasama
dengan Pusat penelitian dan Pengembangan perumahan dan Kawasan Permukiman,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Kegiatan penelitian dan pengembangan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat
teknis semata, melainkan dapat juga melibatkan lembaga lain yang berminat,
berpengalaman dan mempunyai kompetensi untuk penelitian dan pengembangan
sosial dan budaya serta ekonomi masyarakat.
Koordinasi
Koordinasi merupakan kegiatan sinkronisasi dan evaluasi antar-pemerintahan
dalam penyelenggaraan perumahan. Koordinasi dalam penyelenggaraan
perumahan dilakukan dalam rangka:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang
perumahan;
b. Mengawasi dan mengendalikan kebijakan di bidang perumahan;
c. Pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan, serta
pemanfaatan industri bahan bangunan yang mengutamakan sumber daya
dalam negeri dan kearifan lokal.
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman dilakukan oleh Menteri kepada Gubernur dan/atau Bupati/ Walikota.
Sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut dilakukan terhadap:
a. Peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman, sinkronisasi peraturan perundang-
undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.
b. Standar pelayanan minimal di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
c. Sinkronisasi kebijakan tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa
teknologi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 15
Gambar 4 Skema Tata Cara Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi dilakukan terhadap kebijakan di
bidang perumahan. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi tersebut
dilakukan dalam rangka:
a. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perumahan;
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang
perumahan dan kawasan permukiman di daerah;
c. Melakukan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh;
d. Mengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum;
e. Mengelola bagian bersama dan benda bersama;
f. Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah dan Badan Hukum di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
16 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman. Pendidikan dan pelatihan tersebut mencakup materi:
a. Teknis manajerial.
b. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
c. Keahlian perencanaan dan perancangan rumah serta perencanaan prasarana,
sarana, dan utilitas umum.
Keahlian dalam perencanaan dan perancangan rumah serta perencanaan prasarana,
sarana, dan utilitas umum akan diberikan sertifikat keahlian, kualifikasi, klasifikasi,
dan registrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan dan pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan penelitian dan pengembangan dimaksudkan untuk:
a. Menganalisis pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman.
b. Menghasilkan teknologi perumahan dan kawasan permukiman yang
bermanfaat, aplikatif, inovatif, dan kompetitif serta berwawasan lingkungan.
c. Memberikan acuan terhadap substansi penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan. Selain itu,
penelitian dan pengembangan dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi atau Lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pendampingan dan Pemberdayaan
Kegiatan pendampingan dan pemberdayaan dilakukan dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pelaksanaan kebijakan tingkat nasional dan/atau tingkat daerah.
Pendampingan tersebut dilakukan melalui penyusunan petunjuk pelaksanaan atau
petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman. Adapun pemberdayaan dilakukan untuk peningkatan kapasitas dan
kompetensi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 17
Pemberdayaan terhadap Pemangku Kepentingan dilakukan melalui:
a. Fasilitasi forum pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
b. Mengakomodasi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman.
c. Meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.
Pengembangan Sistem Layanan Informasi dan Komunikasi
Pengembangan sistem layanan informasi dan komunikasi perlu dilakukan dalam
rangka memberikan informasi di bidang perumahan dan kawasan permukiman
kepada Pemangku Kepentingan. Adapun informasi publik yang perlu disampaikan,
meliputi:
a. Teknologi rancang bangun.
b. Bahan bangunan.
c. Produk hukum.
d. Program dan kegiatan.
e. Pengaduan masyarakat.
f. Informasi publik lainnya.
Pengembangan sistem informasi dan komunikasi dilakukan melalui penyusunan dan
penyediaan basis data, pemutakhiran data, jaringan, perangkat keras, dan
perangkat lunak. Adapun pengembangan sistem informasi dan komunikasi tersebut
perlu didukung oleh sumber daya manusia serta prasarana dan sarana kerja yang
memadai.
Sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan
kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian masing-masing sesuai dengan
fungsi dan kewenangannya, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah non-
kementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga
pemerintah non-kementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya untuk melaksanakan pembinaan teknis dan dilaksanakan secara
efisien dan efektif serta koordinatif,dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta
koordinatif.
18 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
D. Latihan Soal
Setelah Anda mempelajari materi di atas, selanjutkan untuk memantapkan
pemahaman Anda tentang topik tersebut, silakan kerjakan beberapa soal latihan
berikut ini.
1. Apa yang dimaksud dengan aspek teknis pada pembinaan teknis penyediaan
rumah khusus?
2. Jelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka
pembinaan teknis!
E. Rangkuman
Pengertian pembinaan teknis dalam penyediaan rumah khusus adalah suatu upaya
yang dilakukan secara teknik untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyediaan
rumah khusus. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan berkaitan dengan aspek-aspek
teknis dalam penyediaan rumah khusus.
Lingkup substansi pembinaan teknis penyediaan rumah khusus yang meliputi
pembinaan teknis pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan aset
penyediaan rumah khusus.
Sedangkan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
teknis, antara lain fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian
dan pengembangan.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 19
BAB 3
PEMBINAAN KELEMBAGAAN DALAM
PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS
20 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu
merancang dan melaksanakan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan
Rumah Khusus, yang mencakup kelembagaan/unit kerja yang terlibat dalam
penyelenggaraan rumah khusus, substansi pembinaan kelembagaan dalam
penyelenggaraan rumah khusus, serta pelaksanaan kegiatan pembinaan
kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus.
B. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
rumah khusus.1 Hal ini didukung pula oleh penjelasan pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), yang mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Adapun pengertian lembaga menurut KKBI adalah badan (organisasi) yang
tujuannya melakukan suatu usaha, sedangkan kelembagaan adalah yang bersifat
lembaga. Jadi, pengertian pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah
khusus adalah suatu upaya yang dilakukan secara kelembagaan untuk mewujudkan
tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Dalam hal ini, kegiatan
pembinaan dilakukan terhadap lembaga-lembaga yang terlibat (dilibatkan) dalam
penyelenggaraan rumah khusus.
Menurut Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pasal 541, Subdirektorat
Standardisasi dan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
1 Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 21
penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pembinaan
pemberdayaan masyarakat, pembinaan kelembagaan, pembinaan sumber daya
manusia di bidang kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman
perdesaan, dan kawasan permukiman khusus. Salah satu fungsinya adalah fasilitasi
pembinaan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat bidang
penyelenggaraan pengembangan kawasan kawasan permukiman perkotaan,
kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus.
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, serta Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dijelaskan
bahwa pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman ini pada
dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/
Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Oleh karena itu,
penanggung jawab kegiatan pembinaan dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman ini secara umum adalah:
a. Menteri pada tingkat nasional.
b. Gubernur pada tingkat provinsi.
c. Bupati/ Walikota pada tingkat kabupaten/kota.
Pembinaan penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman tersebut
dilaksanakan secara berjenjang dari:
a. Menteri kepada Gubernur, Bupati/ Walikota, dan Pemangku Kepentingan.
b. Gubernur kepada Bupati/ Walikota dan Pemangku Kepentingan.
c. Bupati/ Walikota kepada Pemangku Kepentingan.
22 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Gambar 5 Skema Tipologi Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus selama ini, ada beberapa Lembaga
atau Unit Kerja yang terlibat atau dilibatkan dalam penyelenggaraan rumah khusus,
sebagaimana dijelaskan pada uraian berikut ini.
1. Kelembagaan di Tingkat Pusat
❖ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meliputi:
♦ Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, mencakup:
▪ Direktorat Pengembangan Perumahan.
▪ Direktorat Rumah Susun.
▪ Direktorat Rumah Swadaya.
▪ Direktorat Rumah Umum dan Komersial.
▪ Direktorat Rumah Khusus.
❖ POKJA PKP Nasional, meliputi:
♦ Tim Pengarah POKJA.
♦ Tim Pelaksana.
❖ Kementerian/ Lembaga Lainnya, meliputi:
♦ Kementerian Transmigrasi.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 23
♦ Kementerian Kelautan.
♦ Kementerian Sosial.
♦ Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
♦ Badan Pertanahan Nasional (BPN).
♦ Dan lain-lain.
❖ Kelembagaan Swasta di Pusat, meliputi:
♦ Real Estate Indonesia (REI).
♦ APERSI.
♦ Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer).
♦ Dan lain-lain.
2. Kelembagaan di Tingkat Provinsi
❖ Satuan Kerja (Satker) Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi.
❖ POKJA PKP Provinsi, meliputi:
♦ Tim Pengarah POKJA.
♦ Tim Pelaksana.
❖ Pemerintahan Provinsi, meliputi:
♦ Dinas (SKPD) bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
♦ Dinas-dinas (SKPD) lainnya yang terkait.
❖ Kantor Pertanahan Provinsi.
❖ Kelembagaan Swasta di Provinsi, meliputi:
♦ Real Estate Indonesia (REI).
♦ APERSI.
♦ Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer).
♦ Dan lain-lain.
3. Kelembagaan di Tingkat Kabupaten/Kota
❖ POKJA PKP Kabupaten/Kota, meliputi:
♦ Tim Pengarah POKJA.
♦ Tim Pelaksana.
❖ Pemerintahan Kabupaten/Kota, meliputi:
24 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
♦ Dinas (SKPD) bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
♦ Dinas-dinas (SKPD) lainnya yang terkait.
❖ Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
❖ Kelembagaan Swasta di Kabupaten/Kota, meliputi:
♦ Real Estate Indonesia (REI).
♦ APERSI.
♦ Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer).
♦ Dan lain-lain.
❖ Kelembagaan Masyarakat di Lokasi/ Kawasan Pembangunan Rumah Khusus,
meliputi:
♦ KSM-1.
♦ KSM-2.
Gambar 6 Skema Jenis Lembaga Perumahan Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Kerangka Kelembagaan di Direktorat Rumah Khusus berdasarkan Peraturan Menteri
PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Direktorat Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 25
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
di bidang pembinaan penyelenggaraan rumah tapak khusus, perencanaan teknik,
penyusunan standar dan pedoman, pengelolaan, pemantauan dan evaluasi
penyediaan rumah tapak khusus, serta penyediaan rumah tapak khusus dan rumah
tapak negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Rumah Khusus
menyelenggarakan fungsi : 2
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan rumah tapak
khusus;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan rumah tapak
khusus;
c. penyiapan penyusunan rencana teknik di bidang penyelenggaraan rumah tapak
khusus;
d. penyiapan penyusunan norma, standar, pedoman, dan kriteria di bidang
penyelenggaraan rumah tapak khusus;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan rumah tapak
khusus;
f. pelaksanaan pengelolaan rumah tapak khusus;
g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi rumah tapak khusus;
h. pelaksanaan penyediaan rumah tapak khusus dan rumah tapak Negara; dan
i. pelaksanaan tata usaha Direktorat.
c). Contoh Kelembagaan Dinas pada Kabupaten/ Kota
Dengan mengambil contoh pada Kabupaten Malang, organisasi Dinas yang
menangani perumahan dan kawasan permukiman, tertuang dalam Peraturan
daerah Kabupaten Malang 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Malang Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya.
Tugas Pokok Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten
Malang :
2 Renstra Direktorat Rumah Khusus 2015-2019
26 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
1. Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman serta Bidang Cipta karya berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan; dan
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.
Fungsi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Malang
:
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base
serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan;
2. Perencanaan strategis pada Dinas;
3. Perumusan kebijakan teknis bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya;
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Cipta Karya;
6. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya;
7. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas;
8. Penyelenggaraan koordinasi, perencanaan, pengendalian, kebijakan, strategi
serta sosialisasi pembangunan Permahan, Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya;
9. Pelaksanaan dan fasilitasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Cipta Karya;
10. Pelaksanaan sertifikasi bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya;
11. Penyediaan informasi data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya;
12. Pelaksanaan pengesahan pemanfaatan ruang perumahan dan kawasan
permukiman serta perizinan bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Cipta Karya;
13. Pelaksanaan pengawasan atas pemanfaatan tata ruang perumahan dan
kawasan permukiman serta pertimbangan teknik sesuai perizinan dan
peraturan yang berlaku; dan
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 27
14. pelaksanaan koordinasi dan pembinaan serta pemantauan dan evaluasi
terhadap perkembangan perumahan dan kawasan permukiman terhadap
pelaku perumahan.
Selanjutnya Peraturan Bupati Malang Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Cipta Karya ditetapkan susunan organisasi, yang terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Perumahan;
d. Bidang Permukiman;
e. Bidang Penataan Ruang dan Penataan Bangunan;
f. UPT; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bidang Perumahan mempunyai tugas:
a. merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi terhadap pelaksanaan
rumah umum, rumah komersial, rumah susun dan rumah khusus;
b. melaksanakan pendataan rumah dan kawasan permukiman; dan
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Bidang Perumahan mempunyai fungsi:
a. pengumpulan dan penyediaan data, informasi sebagai bahan pengendalian
pelaksanaan dan pengelolaan rumah umum, rumah komersial, rumah susun,
dan rumah khusus;
b. perencanaan pencadangan lahan rumah umum dan rumah komersial;
c. pelaksanaan fasilitasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas rumah umum,
rumah komersial, rumah susun dan rumah khusus;
d. pelaksanaan fasilitasi perencanaan dan pembangunan, rumah umum dan
komersial, rumah susun dan rumah khusus;
e. fasilitasi penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
f. pemeliharaan dan peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU)
Perumahan;
28 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
g. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan, kebijakan strategis,
program dan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) dan Norma Standar
Prosedur dan Kriteria (NSPK) rumah umum dan rumah komersial, pembiayaan,
rumah susun dan rumah khusus;
h. pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penyusunan prosedur
pengelolaan, pemanfaatan dan perizinan perumahan dan kawasan
permukiman; dan
i. perencanaan program dan administrasi kerja sama kegiatan tanggung jawab
sosial badan usaha/Corporate Social Responsibility (CSR).
Jika ditelusuri lebih dalam lagi, Bidang Perumahan membawahi 3 (tiga) seksi yaitu
Seksi Rumah Umum, Rumah Khusus dan Komersial, Seksi Rumah swadaya dan seksi
Pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan.
Seksi Rumah Umum, Rumah Khusus dan Komersial mempunyai tugas:
b. mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan pengendalian Rumah
Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial;
c. melakukan koordinasi, perencanaan, pengendalian, kebijakan, strategi
pembangunan Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah
Komersial;
d. melaksanakan fasilitasi dan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas Rumah
Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial;
e. melaksanakan pengendalian pembangunan perumahan sesuai peraturan yang
berlaku;
f. melaksanakan fasilitasi dan perencanaan pembangunan Rumah Umum, Rumah
Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial;
g. menyediakan informasi data Perumahan PNS dan rumah komersial;
h. melaksanakan fasilitasi dan perencanaan pembangunan, evaluasi serta
koordinasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Perumahan PNS;
i. melakukan evaluasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Rumah Umum,
Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial;
j. melaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan rumah umum dan
komersial, kebijakan strategis, program dan Norma Standar Pedoman dan
Manual (NSPM) dan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) rumah
umum, susun dan khusus, dan Komersial;
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 29
k. melaksanakan fasilitasi, koordinasi, dan kemitraan untuk memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM) rumah umum, rumah susun dan rumah khusus;
l. menyediakan informasi data Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan
Rumah Komersial;
m. menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi rumah negara; dan
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sementara itu Seksi Pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan mempunyai
tugas:
a. mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan, tata cara dan
prosedur pengawasan dan pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan;
b. melaksanakan pengawasan atas pemanfaatan tata ruang sesuai ketentuan dan
perizinan pemanfaatan tata ruang yang berlaku;
c. melaksanakan koordinasi dalam rangka pengendalian terhadap perubahan dan
penyimpangan penggunaan lahan berdasarkan tata ruang yang ada;
d melaksanakan koordinasi dan pembinaan terhadap perkembangan
pemanfaatan ruang dalam rangka penerapan dan penegakan ketentuan
peraturan penataan ruang;
e. melaksanakan evaluasi dan pemantauan terhadap perkembangan
pemanfaatan ruang serta mengembangkan sistem informasi dan ragam bentuk
sarana pengawasan serta pengendalian pemanfaatan ruang;
f. melaksanakan inventarisasi terhadap bangunan gedung Daerah/peninggalan;
g. memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya Izin
Mendirikan Bangunan;
h. memberikan kajian teknis atau telaah dan meneliti terhadap kelayakan
struktur teknis bangunan;
i. melaksanakan pengendalian tertib bangunan dan keselamatan gedung;
j. penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah perkotaan dan Sertifikat Layak
Fungsi dan Sertifikat Kelayakan Bangunan Gedung (SKBG); dan
k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Berdasarkan contoh di atas, maka penyelenggaraan rumah khusus pada Kabupaten
Malang dapat disimpulkan bahwa:
30 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
1) rumah khusus ditangani oleh Seksi rumah umum, rumah khusus dan rumah
komersial, dengan tugas antara lain pendataan, koordinasi, perencanaan,
pengendalian, kebijakan, strategi pembangunan, fasilitasi dan perencanaan
pembangunan, evaluasi serta koordinasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas
Perumahan PNS dan melakukan evaluasi bantuan prasarana, sarana dan
utilitas;
2) pengawasan dan pemanfaatan tata ruang, kajian teknis dan pengendalian
tertib bangunan dan keselamatan bangunan berada pada seksi Pengendalian
Perumahan, Ruang dan Bangunan;
Berdasarkan simpulan tersebut, maka pembinaan kelembagaan yang akan
diselenggarakan paling tidak harus melibatkan 2 (dua) seksi ini, tidak cukup hanya
diikuti oleh kepala dinas saja.
C. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa
pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
rumah khusus. Adapun pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah
khusus adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan rumah khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek manajemen
dan kelembagaan.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 31
Gambar 7 Skema Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Pembinaan lembaga kepemerintahan ke dalam (internal) paling tidak meliputi 3
(tiga) aspek, yaitu aspek organisasi, aspek SDM dan aspek tata kelola, yang
ditetapkan melalui peraturan dimana pengangkatan SDMnya dilakukan melalui
keputusan. Dalam lembaga pemerintahan seperti Dinas, Badan atau Kantor tidak
tergambar dengan jelas bagaimana hubungan kerja antar Dinas, antara Dinas
dengan Badan maupun Kantor, karena di setiap pemerintah daerah ada unsur
desentralisasi dan tugas pembantuan
Kelancaran dan keharmonisan hubungan kerja acapkali hanya ditentukan oleh
kebiasaan yang bersifat rutin, misalnya pada saat penyusunan program dan
anggaran, dan kepemimpinan daerah, sehingga jika seorang pemimpin daerah tidak
mengetahui organisasi dan hubungan kerja internal di pemerintahan daerah dengan
baik, apalagi jika tidak ada SOP untuk setiap penyusunan program dan kegiatan,
yang terjadi adalah kesulitan untuk melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi,
program maupun kegiatan, yang terbawa bahkan hingga ke level Musrenbang.
Oleh karena itu dalam rangka pembinaan kelembagaan, kegiatan yang dilakukan
harus berkaitan dengan level atau hierarki pemerintah daerah.
32 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Gambar 8 Skema Pembinaan Unsur Kelembagaan dan Hierarki Pemda
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Pembinaan kelembagaan dan pembinaan teknis perlu dilakukan beberapa kali,
mengingat ada kemungkinan besar terjadi penggantian pejabat atau mutasi PNS di
daerah. Materi sosialisasi, bimbingan teknis dapat pula dimasukkan ke dalam
Website Direktorat Jenderal yang dapat diakses dengan mudah di daerah.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman
Bantuan Pembangunan Rumah Khusus, dan Peraturan Menteri PUPR No. 20 Tahun
2017 Tentang Pembangunan Rumah Khusus, memuat sebagian substansi
pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus yang lebih
mencakup kegiatan-kegiatan manajemen dan pengelolaan (yang bersifat non
teknis) dalam rangka pelaksanaan bantuan penyediaan rumah khusus, terutama
yang lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus.
2. Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
3. Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 33
Gambar 9 Skema Hubungan Kemitraan, Kelembagaan dan Pembinaan Teknis
Sumber : Hasil Analisa, 2017
Substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus secara
keseluruhan dapat dicermati pada penjelasan berikut ini.
Pembinaan Kelembagaan pada Tahap Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah
Khusus
Substansi pembinaan kelembagaan pada tahap pemanfaatan bantuan penyediaan
rumah khusus ini adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan organisasi pengelola di tingkat pemanfaat dan pembinaan yang
dilakukan oleh unsur Dinas (seksi) pada pemerintah kabupaten/ kota;
2. Penyusunan SOP pemanfaatan rumah khusus dan PSU;
3. Proses pendampingan dan pelatihan kegiatan penghunian dalam
memanfaatkan bangunan rumah khusus yang telah dibangun.
4. Proses pendampingan dan pelatihan kegiatan pengelolaan dalam
memanfaatkan bangunan rumah khusus yang telah dibangun.
34 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Kelembagaan pada Kegiatan Kemitraan dalam Penyelenggaraan
Rumah Khusus
Substansi pembinaan kelembagaan pada kegiatan kemitraan (melalui kelompok
masyarakat yang terorganisir) dalam penyelenggaraan rumah khusus ini adalah
sebagai berikut:
1. Konsep kemitraan dalam penyelenggaraan rumah khusus.
2. Bentuk kemitraan dalam penyelenggaraan rumah khusus.
Pembinaan Kelembagaan pada Tahap Pelibatan Masyarakat dalam Penyeleng-
garaan Rumah Khusus
Substansi pembinaan kelembagaan pada tahap pelibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan rumah khusus ini adalah sebagai berikut:
1. Konsep pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus.
2. Bentuk pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus, meliputi:
a. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap perencanaan.
b. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap pelaksanaan pembangunan.
c. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap pemanfaatan.
Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional mengenai
kerangka kelembagaan, dijelaskan bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan
memerlukan kerangka kelembagaan pemerintah yang efektif dan akuntabel sebagai
pelaksana dari program pembangunan yang telah ditetapkan. Kelembagaan
merujuk kepada organisasi, pengaturan hubungan inter dan antar organisasi, serta
sumber daya manusia aparatur.
Organisasi mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur.
Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi mencakup aturan main dan/atau
tata hubungan kerja inter dan antar organisasi/ lembaga pemerintah, sedangkan
sumber daya manusia aparatur negara mencakup para pejabat negara dan aparatur
sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut.
Dengan demikian, lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam
penyelenggaraan rumah khusus lebih difokuskan pada:
1. Organisasi, yang mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan
struktur.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 35
2. Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi, yang mencakup aturan main
dan/atau tata hubungan kerja inter dan antar organisasi/ lembaga pemerintah.
3. Sumber daya manusia (aparatur negara), yang mencakup para pejabat dan
aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut.
D. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus
Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus,
Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas, diselenggarakan dengan melakukan berbagai kegiatan ke
Daerah-daerah (Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/ Kota, dan para
Pemangku Kepentingan lainnya). Beberapa strategi yang dilaksanakan antara lain :
1. Memanfaatkan kelembagaan pemerintah yang sudah ada, seperti lembaga
negara, kementerian, lembaga pemerintah non-kementerian, dan lembaga non-
struktural. Apabila diperlukan, dapat dibentuk institusi koordinasi untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang
bersifat lintas sektor, lintas K/L, dan/atau lintas daerah.
2. Mengupayakan penguatan kelembagaan pemerintah melalui :
a. Koordinasi antar instansi yang terkait dengan fungsi penataan kelembagaan
instansi pemerintah, yang dikoordinasikan oleh kementerian yang
membidangi pendayagunaan aparatur negara.
b. Penataan tugas, fungsi, dan kewenangan lembaga pemerintah untuk
menghindari multi-tafsir dan duplikasi fungsi, serta benturan kewenangan.
c. Penyederhanaan struktur baik secara horizontal maupun vertikal untuk
mengurangi fragmentasi organisasi dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
d. Penyempurnaan bisnis proses inter maupun antar lembaga agar tercipta
tata laksana pemerintahan dan pembangunan yang lebih transparan,
sinergis, harmonis, efektif, dan efisien.
e. Penyediaan aparatur sipil negara yang profesional, berintegritas, dan
berkinerja sehingga dapat melaksanakan visi dan misi lembaganya dengan
baik.
f. Penguatan kelembagaan dalam rangka mendukung kinerja pengelolaan
program prioritas pembangunan.
36 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
3. Kebijakan pembangunan, yang meliputi sasaran, arah kebijakan, strategi,
program dan kegiatan pembangunan, untuk memastikan bahwa kelembagaan
pemerintah yang diperkuat dan/atau dibentuk sejalan dan mendukung
pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien, dan akuntabel.
4. Dukungan dari peraturan perundangan yang berlaku, termasuk peraturan
perundangan tentang desentralisasi dan otonomi daerah, untuk memastikan
keserasian antara tugas, fungsi, dan kewenangan setiap lembaga dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah.
5. Penerapan prinsip transparan, efektif, dan efisien, untuk memastikan bahwa
hasil penataan kelembagaan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Oleh karena itu, analisis
biaya dan manfaat dalam penataan kelembagaan perlu dilakukan dengan
cermat.
Untuk memperlancar kegiatan pembinaan lembaga di daerah, pelaksanaan kegiatan
pembinaan dilakukan antara lain melalui :
1. Penyusunan modul atau pedoman;
2. Pembentukan dan Pendampingan Lembaga terkait Penyelenggaraan Rumah
Khusus;
3. Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ke Daerah-daerah;
4. Pembimbingan;
5. Review/evaluasi dan monitoring;
6. Kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ini akan dilakukan oleh
Menteri kepada Gubernur dan/atau Bupati/ Walikota. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ini akan dilakukan sebagai
berikut.
a. Kegiatan Sosialisasi di Pusat.
b. Kegiatan Sosialisasi di Daerah.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 37
Gambar 10 Skema Pembinaan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Sumber : Hasil Analisa, 2017
E. Latihan Soal
Setelah Anda mempelajari materi di atas, selanjutkan untuk memantapkan
pemahaman Anda tentang topik tersebut, silakan kerjakan beberapa soal latihan
berikut ini
1. Jelaskan, sajakah substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan
rumah khusus.
2. Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus,
maka dilaksanakan juga Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan
Rumah Khusus yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan ke Daerah-daerah
(Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/ Kota, dan para Pemangku
Kepentingan lainnya). Apa saja yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya?
F. Rangkuman
1. Dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus Lembaga atau Unit Kerja yang
terlibat dalam penyelenggaraan rumah khusus, terdiri dari :
a. Kelembagaan di Pusat
b. Kelembagaan di Daerah (Provinsi dan Kota/ Kabupaten)
c. Kelembagaan Swasta
1. Penyusunan Modul/Pedoman
2. Pembentukan & Pendampingan
Lembaga3. Pembimbingan
4. Review/Evaluasi
& Monitoring
5. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan Sosialiasi di pusat
Kegiatan sosialisasi di daerah
38 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
2. Substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus
adalah yang mencakup kegiatan-kegiatan manajemen dan pengelolaan,
terutama yang lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan :
a Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus.
b Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
c Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.
3. Lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah
khusus lebih difokuskan pada:
a Organisasi
b Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi
c Sumber daya manusia (aparatur negara), yang mencakup para pejabat dan
aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 39
BAB 4
PENUTUP
40 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Penutup
A. Simpulan
Pengertian pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya
yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan
kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah
khusus.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa
pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
rumah khusus. Hal ini sesuai pula dengan pengertian pembinaan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan sebagai usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah
khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek manajemen dan kelembagaan.
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, Peserta diharapkan dapat mempelajari lebih
mendalam mengenai:
a. Berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dan mendukung
tentang Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah
Khusus.
b. Berbagai studi literatur yang terkait dan mendukung Pembinaan Teknis dan
Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus.
c. Program Nasional terkait Pembinaan Teknis dan Kelembagaan
penyelenggaraan Rumah Khusus.
d. Buku-buku literatur mengenai Pembinaan Teknis dan Kelembagaan
penyelenggaraan Rumah Khusus.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 41
e. Berbagai kebijakan dan program yang terkait dengan Pembinaan Teknis dan
Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus.
42 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
Rencara Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
2015-2019
Rencana Strategis Direktorat Penyediaan Perumahan 2015-2019
Rencana Strategis Direktorat Rumah Khusus 2015-2019
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI Online), Tahun 2016.
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 43
GLOSARIUM
Backlog Kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan
jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat
Masyarakat Ber-
penghasilan Rendah
(MBR)
Masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli
sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk
memperoleh rumah yang layak huni
Developer Orang atau Perusahan yang bergerak di bisnis properti
sebagai pengembang (pembangun dan pemasar properti)
baik itu berupa perumahan dalam skala besar maupun kecil
Perumahan Khusus Pembangunan perumahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan khusus.
44 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 45
BAHAN TAYANG
46 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 47
48 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 49
50 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 51
52 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 53
54 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 55
56 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus
Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 57