KATA PENGANTAR - disnaker.bandaacehkota.go.iddisnaker.bandaacehkota.go.id/wp-content/uploads/... ·...

59
i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan mengucap syukur dan puji kepada Allah SWT serta dengan izin-Nya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh tahun 2017- 2022 telah selesai disusun. Maksud penyusunan dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) Disnaker Kota Banda Aceh untuk memberikan gambaran dan arah yang jelas dalam pemanfaatan secara optimal sumber daya yang dimiliki Disnaker Kota Banda Aceh untuk mencapai tujuan, visi, dan misi yang telah ditetapkan. Substansi Renstra ini mencakup indikasi rencana pokok kegiatan yang akan dilakukan dengan sumber dana APBK Banda Aceh. Renstra merupakan langkah awal yang dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis baik lokal, nasional maupun global dengan tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Dengan pendekatan Rencana Strategis (Renstra) yang jelas dan sinergis, Disnaker akan dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja. Banda Aceh, 14 Maret 2018 Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, Ir. Sofyanuddin Pembina Utama Muda Nip. 19591121 199102 1 001

Transcript of KATA PENGANTAR - disnaker.bandaacehkota.go.iddisnaker.bandaacehkota.go.id/wp-content/uploads/... ·...

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucap syukur dan puji kepada Allah SWT serta dengan

izin-Nya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh tahun 2017-

2022 telah selesai disusun.

Maksud penyusunan dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) Disnaker Kota

Banda Aceh untuk memberikan gambaran dan arah yang jelas dalam pemanfaatan

secara optimal sumber daya yang dimiliki Disnaker Kota Banda Aceh untuk mencapai

tujuan, visi, dan misi yang telah ditetapkan. Substansi Renstra ini mencakup indikasi

rencana pokok kegiatan yang akan dilakukan dengan sumber dana APBK Banda Aceh.

Renstra merupakan langkah awal yang dilakukan agar mampu menjawab

tuntutan lingkungan strategis baik lokal, nasional maupun global dengan tetap berada

dalam tatanan sistem manajemen nasional. Dengan pendekatan Rencana Strategis

(Renstra) yang jelas dan sinergis, Disnaker akan dapat menyelaraskan visi dan misinya

dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan

akuntabilitas kinerja.

Banda Aceh, 14 Maret 2018

Kepala Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh,

Ir. Sofyanuddin

Pembina Utama Muda

Nip. 19591121 199102 1 001

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1

1.2. Landasan Hukum............................................................... 2

1.3. Maksud dan tujuan ........................................................... 4

1.4. Sistematika Penulisan ....................................................... 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA

KOTA BANDA ACEH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga

Kerja Kota Banda Aceh ...................................................... 9

2.2. Sumber Daya Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh .................................................................................. 16

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas TenagaKerja Kota

Banda Aceh................................. ...................................... 18

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh ............................... 24

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH

3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan

Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota

Banda Aceh ....................................................................... 26

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih .................................... 27

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kab./

Kota .................................................................................. 30

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis .............................................. 31

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis .............................................. 34

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh ......................................... 37

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1. Strategi dan Kebijakan ....................................................... 39

iii

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN .............................................................................. 41

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG

URUSAN ..................................................................................... 44

BAB VIII PENUTUP .................................................................................... 45

TABEL 6.1. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH

TABEL 7.2. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA

ACEH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh merupakan Struktur Organisasi Tata

Kerja (SOTK) baru terbentuk pada jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh

berdasarkan Qanun Nomor 11 Tahun 2016 tanggal 28 November 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana urusan

Pemerintah dibidang Tenaga Kerja dan dibidang Industri.

Sesuai dengan Qanun tersebut di atas, maka dalam penyelenggaraan

pembangunan Daerah dibidang Ketenagakerjaan dan dibidang Industri

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh. Untuk itu diperlukan

adanya Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-

SKPD) mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional khususnya pasal 7 (1) bahwa Renstra-

SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan yang

disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD, dan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 151 ayat (1) dan (2) telah

ditegaskan bahwa:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis yang

selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

2. Renstra-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan dalam

bentuk Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat

kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan

melibatkan aspirasi masyarakat.

Renstra Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022

merupakan dokumen rencana pembangunan SKPD yang berjangka waktu 5

(lima) tahun, pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi Kota Banda Aceh

Tahun 2017-2022 seperti yang tertuang dalam RPJM Daerah Kota Banda Aceh

Tahun 2017-2022.

2

Renstra Disnaker Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022 akan dijadikan

sebagai pedoman dalam menyusun program dan kegiatan tahunan Disnaker

Kota Banda Aceh yang mengarah pada pencapaian sasaran - sasaran

pembangunan yang dalam penyusunannya juga memperhatikan program dan

kebijakan dari Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah.

Renstra Dinas Tenaga Kerja merupakan langkah awal untuk dilaksanakan

agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis. Dengan pendekatan

Rencana Strategis yang jelas dan sinergis antara visi Dinas Tenaga Kerja Kota

Banda Aceh yaitu: ” Terciptanya Kesempatan Kerja yang Mandiri dan

Berkualitas dalam memperkuat Ekonomi Rakyat” dengan mengacu kepada visi

kota Banda Aceh yaitu “Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang dalam

Bingkai Syariah”

Dinas Tenaga Kerja mempunyai Renstra yang disusun secara integrasi dari

potensi sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya yang diharapkan

mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis yang terus

mengalami perubahan sesuai dengan dinamika sosial kemasyarakatan.

Dengan mengacu kepada ketentuan Undang – Undang Nomor 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan selaras dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Banda Aceh yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 27 Tahun 2017 Tanggal 2

November Tahun 2017, serta dikuatkan dengan Qanun Nomor 11 Tahun 2016

tanggal 28 November 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah sebagai unsur pelaksana urusan Pemerintah dibidang Tenaga Kerja.

serta Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 47 Tahun 2016 tentang tugas

pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh tahun 2017 - 2022 didasarkan pada :

1. Landasan Ideal : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945

3. Landasan Operasional :

a. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);Undang-undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

d. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587

(sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, tambahan

Lembaran Republik Indonesia Nomor 5679);

f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –

2019

g. Inpres Nomor 1 tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur

Pemerintah Kepada Masyarakat;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Nasional;

i. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

k. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

4

Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

m. Keputusan Menpan Nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Tata

Laksana Pelayanan Umum;

n. Kepmenpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknis

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan

Publik;

o. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Banda Aceh

p. Peraturan Walikota Banda Aceh No. 47 Tahun 2016 tentang Susunan,

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Dan Tata Kerja Dinas Tenaga

Kerja Kota Banda Aceh.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dari penyusunan rencana strategi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh adalah :

� Untuk memberikan arah dan gambaran serta landasan yang lebih

konkrit terhadap tujuan dari program kegiatan Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh Tahun 2017 – 2022 dimana penjabaran lebih lanjut

dari sasaran kegiatan diharapkan dapat menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan di Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh pada setiap

anggaran selama 5 (lima) tahun.

� Melakukan penyesuaian arah dan pedoman pelaksanaan pogram dan

kegiatan tahunan bagi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh dalam

melaksanakan tugas dan fungsi khususnya dalam kurun waktu lima

tahun mengacu pada RPJM Kota Banda Aceh tahun 2017-2022

� Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar

dokumen perencanaan kegiatan.

� Memberikan indikator untuk melakukan evaluasi kinerja kegiatan

pada Disnaker.

5

2. Tujuan

Tujuan perencanaan Stratejik Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

adalah :

� Melaksanakan tupoksi guna mendukung tercapainya visi dan misi

Walikota Banda Aceh.

� Menetapkan program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh tahun 2017-2022.

� Sebagai pedoman dalam pelaksanaan program kerja maupun

kegiatan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh.

� Tersedianya dokumen perencanaan jangka menengah yang

merupakan penjabaran visi-misi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan selama periode 5 (lima)

tahun mendatang.

� Mengoptimalkan tugas pokok fungsi dan peran Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh sebagai SOTK baru dalam mencapai target

pencapaian RPJM Kota Banda Aceh tahun 2017-2022.

� Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh.

� Sebagai pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai dan menjadi

pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

� Sebagai landasan pelaksanaan sistem akuntabilitas dan kinerja Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh sesuai dengan prinsip-prinsip

kepemerintahan yang baik (Good Goverment).

� Sebagai rujukan dalam penyusunan Laporan akuntabilitas Kinerja

instansi pemerintah (LAKIP).

� Terciptanya akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Banda Aceh

sebagai akumulasi dari akuntabilitas dan kinerja unit kerja

dilingkungan Kota Banda Aceh.

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh Tahun 2017 -2022 disusun

dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun

2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka

6

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Perangkat Daerah dalam

penyelengaraan urusan pemerintah daerah.

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh

2.2. Sumber Daya Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Aceh

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Aceh

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

7

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

BAB VIII PENUTUP

LAMPIRAN

8

Gambar 1.1

Bagan Alir Penyusunan Renstra

9

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

2.1.1. Tugas Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh merupakan Struktur Organisasi

Tata Kerja (SOTK) baru yang merujuk pada Qanun Nomor 11 Tahun 2016

tanggal 28 November 2016 dan Perwal nomor 47 tahun 2016 tanggal 20

Desember 2016 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Dan

Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kewenangan Walikota di bidang penyelenggaraan

Ketenagakerjaan dan dibidang Perindustrian

Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan Urusan

Pemerintahan bidang Tenaga Kerja dan bidang Perindustrian yang menjadi

kewenangan Kota dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Kota.

2.1.2. Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Untuk penyelenggaraan tugas tersebut diatas, Dinas Tenaga Kerja

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan di bidang Tenaga Kerja dan bidang Perindustrian;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Tenaga Kerja dan bidang Perindustrian;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Tenaga Kerja dan bidang

Perindustrian;

d. Pelaksanaan administrasi Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan lingkup

tugasnya; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas maka Dinas

Tenaga Kerja mempunyai Kewenangan:

a. Urusan Pemerintahan Bidang Tenaga Kerja yaitu :

1) Pelaksanaan pelatihan berdasarkan unit kompetensi;

2) Pembinaaan lembaga pelatihan kerja swasta;

3) Perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja;

4) Konsultansi produktivitas pada perusahaan kecil;

10

5) Pengukuran produktivitas;

6) Pelayanan antar kerja;

7) penerbitan izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta

(LPTKS);

8) Pengelolaan informasi pasar kerja;

9) Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri (pra dan

purna penempatan);dan

10) Penerbitan perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja

Asing (IMTA) yang lokasi kerja.

b. Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian yaitu :

1) Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian

kerja bersama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam

Kota;dan

2) Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial,

mogok kerja dan penutupan perusahaan.

2.1.3 Strukutur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Struktur Organisasi Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan

urusan pemerintahan dibidang Tenaga Kerja dan bidang

Perindustrian yang menjadi kewenangan Kota dan tugas pembantuan

yang diberikan kepada Kota.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,Kepala

Dinas mempunyai fungsi pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas,

penyusunan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang, perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan administrasi dinas bidang

Tenaga Kerja dan bidang Perindustrian.

2. Unsur Pembantu Pimpinan yaitu Sekretariat, yang terdiri dari :

� Subbag Keuangan, Program dan Pelaporan

� Subbagian Umum, Kepegawaian dan Aset

11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi,

pengoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi pelaksanaan tugas dan

fungsi organisasi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja;

b. Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi, keuangan,

kepegawaian, ketatausahaan dan tatalaksana, kearsipan, umum,

perlengkapan dan peralatan, kerumahtanggaan, hukum;

danPemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

administrasi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja.

3. Bidang Produktivitas Dan Penempatan Tenaga Kerja

Bidang Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai

tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Bidang Urusan

Pemerintahan Tenaga Kerja dan Industri dibidang Produktivitas dan

Penempatan Tenaga Kerja, yang terdiri dari :

� Seksi Pembinaan Produktivitas Tenaga Kerja dan Lembaga

Pelatihan Swasta.

� Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,Bidang

Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja

bidang pelatihan berbasis kompetensi, pembinaan lembaga

pelatihan kerja swasta, peningkatan produktifitas tenaga kerja,

pengelolaan informasi pasar kerja serta perluasan kesempatan

kerja, rekomendasi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta

(LPTKS) dan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA),

pelayanan dan pembinaan tenaga kerja dan perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA);

b. penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan

bidangpelatihan berbasis kompetensi,pembinaan lembaga

pelatihan kerja swasta, peningkatan produktifitas tenaga

kerja,pengelolaan informasi pasar kerja serta perluasan

kesempatan kerja, rekomendasi Lembaga Penempatan Tenaga

Kerja Swasta (LPTKS) dan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Asing (RPTKA),

12

pelayanan dan pembinaan tenaga kerja dan perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA sesuai dengan lingkup

tugasnya;

c. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pelatihan

berbasis kompetensi, pembinaan lembaga pelatihan kerja

swasta, peningkatan produktifitas tenaga kerja, pengelolaan

informasi pasar kerja serta perluasan kesempatan kerja,

rekomendasi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)

dan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), pelayanan

dan pembinaan tenaga kerja dan perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA sesuai dengan lingkup

tugasnya;

d. pelaksanaan kebijakan bidang pelatihan berbasis kompetensi,

pembinaan lembaga pelatihan kerja swasta, peningkatan

produktifitas tenaga kerja, pengelolaan informasi pasar kerja

serta perluasan kesempatan kerja, rekomendasi Lembaga

Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dan Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), pelayanan dan

pembinaan tenaga kerja dan perpanjangan Izin Mempekerjakan

Tenaga Kerja Asing (IMTAsesuai dengan lingkup tugasnya;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

pelatihan berbasis kompetensi, pembinaan lembaga pelatihan

kerja swasta, peningkatan produktifitas tenaga kerja,

pengelolaan informasi pasar kerja serta perluasan kesempatan

kerja, rekomendasi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta

(LPTKS) dan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA),

pelayanan dan pembinaan tenaga kerja dan perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sesuai dengan

lingkup tugasnya;dan

f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

13

4. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan

Bidang Urusan Pemerintahan Tenaga Kerja dan Industri dibidang

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang terdiri

dari :

� Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

� Seksi Persyaratan Kerja Perusahaan

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai

fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja

bidang verifikasi peraturan perusahaan dan perjanjian kerja

sama, pendaftaran perjanjian kerja sama, perselisihan hubungan

industrial, fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan lembaga

kerja sama bipartit dan tripartit, rekomendasi perusahaan

penyedia jasa tenaga kerja (outsourcing), pembinaan koperasi

karyawan, pembinaan serikat pekerja/serikat buruh, pembinaan

pengembangan jaminan sosial ketenagakerjaan dan

pengupahan;

b. Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang

verifikasi peraturan perusahaan dan perjanjian kerja sama,

pendaftaran perjanjian kerja sama, perselisihan hubungan

industrial, fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan lembaga

kerja sama bipartit dan tripartit, rekomendasi perusahaan

penyedia jasa tenaga kerja (outsourcing), pembinaan koperasi

karyawan, pembinaan serikat pekerja/serikat buruh, pembinaan

pengembangan jaminan sosial ketenagakerjaan dan pengupahan

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi

peraturan perusahaan dan perjanjian kerja sama,

pendaftaranperjanjian kerja sama, perselisihan hubungan

industrial, fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan lembaga

kerja sama

14

bipartitdan tripartit, rekomendasi perusahaan penyedia jasa

tenaga kerja (outsourcing), pembinaan koperasi karyawan,

pembinaan serikat pekerja/serikat buruh, pembinaan

pengembangan jaminan sosial ketenagakerjaan dan pengupahan

sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi peraturan perusahaan

dan perjanjian kerja sama, pendaftaran perjanjian kerja sama,

perselisihan hubungan industrial, fasilitasi pembentukan dan

pemberdayaan lembaga kerja sama bipartit dan tripartit,

rekomendasi perusahaan penyedia jasa tenaga kerja

(outsourcing), pembinaan koperasi karyawan, pembinaan serikat

pekerja/serikat buruh, pembinaan pengembangan jaminan sosial

ketenagakerjaan dan pengupahan sesuai dengan lingkup

tugasnya;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang verifikasi

peraturan perusahaan dan perjanjian kerja sama, pendaftaran

perjanjian kerja sama, perselisihan hubungan industrial, fasilitasi

pembentukan dan pemberdayaan lembaga kerja sama bipartit

dan tripartit, rekomendasi perusahaan penyedia jasa tenaga

kerja (outsourcing), pembinaan koperasi karyawan, pembinaan

serikat pekerja/serikat buruh, pembinaan pengembangan

jaminan sosial ketenagakerjaan dan pengupahan sesuai dengan

lingkup tugasnya;dan

f. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Perindustrian

Bidang Perindustrian mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

dalam melaksanakan Bidang Urusan Pemerintahan Tenaga Kerja dan

Industri dibidang Perindustrian, yang terdiri dari :

� Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Industri.

� Seksi Pembinaan dan Pengawasan Usaha Industri Kecil dan

Menengah

15

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang

Perindustrian mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja

bidang pengadaan dan penanganan bahan baku maupun bahan

penolong, peralatan, proses pembuatan produk, penerapan

standar mutu, pengawas, pertumbuhan dan pengembangan

sentra industri potensial, klasterisasi, peningkatan kapasitas

iptek serta penataan struktur industri, peningkatan daya beli

masyarakat, pemberdayaan dan sinergisitas pelaku usaha

industri;

b. penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang

pengadaan dan penanganan bahan baku maupun bahan

penolong, peralatan, proses pembuatan produk, penerapan

standar mutu, pengawas, pertumbuhan dan pengembangan

sentra industri potensial, klasterisasi, peningkatan kapasitas

iptek serta penataan struktur industri, peningkatan daya beli

masyarakat, pemberdayaan dan sinergisitas pelaku usaha

industri sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pengadaan dan

penanganan bahan baku maupun bahan penolong, peralatan,

proses pembuatan produk, penerapan standar mutu, pengawas,

pertumbuhan dan pengembangan sentra industri potensial,

klasterisasi, peningkatan kapasitas iptek serta penataan struktur

industri, peningkatan daya beli masyarakat, pemberdayaan dan

sinergisitas pelaku usaha industri sesuai dengan lingkup

tugasnya;

d. pelaksanaan kebijakan bidang pengadaan dan penanganan

bahan baku maupun bahan penolong, peralatan, proses

pembuatan produk, penerapan standar mutu, pengawas,

pertumbuhan dan pengembangan sentra industri potensial,

klasterisasi, peningkatan kapasitas iptek serta penataan struktur

industri, peningkatan daya beli masyarakat, pemberdayaan dan

sinergisitas pelaku usaha industri sesuai dengan lingkup

tugasnya;

16

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

pengadaan dan penanganan bahan baku maupun bahan

penolong, peralatan, proses pembuatan produk, penerapan

standar mutu, pengawas, pertumbuhan dan pengembangan

sentra industri potensial, klasterisasi, peningkatan kapasitas

iptek serta penataan struktur industri, peningkatan daya beli

masyarakat, pemberdayaan dan sinergisitas pelaku usaha

industri sesuai dengan lingkup tugasnya;dan

f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

2.2. Sumber Daya Aparatur Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Sumber daya aparatur merupakan salah satu faktor penunjang untuk

peningkatan kinerja. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Banda

Acehtahun 2017 sebanyak 31 orang PNS dan 3 orang Non PNS. Klasifikasi

pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh berdasarkan jabatan dan tingkat

pendidikan dapat dilihat berikut ini:

- Kepala 1 Orang

- Sekretaris 1 Orang

- Kepala Bidang 3 Orang

- Kepala UPTD 1 Orang

- Kasubbag 2 Orang

- Kasi 6 Orang

- Kepala Subbag TU UPTD 1 Orang

Dari data di atas, semua posisi jabatan struktural telah terisidi tahun 2017.

Eselon Jabatan pada Dinas Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas merupakan jabatan eselon II.b atau jabatan Pimpinan Tinggi

Pratama;

b. Sekretaris merupakan jabatan eselon III.a atau jabatan Administrator;

c. Kepala Bidang merupakan jabatan eselon III.b atau jabatan Administrator;

d. Kepala Subbagian merupakan jabatan eselon IV.a atau jabatan Pengawas;

e. Kepala Seksi merupakan jabatan eselon IV.a atau jabatan Pengawas;dan

f. Jabatan Fungsional Umum atau jabatan Pelaksana.

17

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan adalah sebagai berikut :

Untuk jumlah pegawai menurut jenjang kepangkatan, golongan dan

pendidikan terdiri dari: 4 orang dengan pangkat golongan IV yaitu Kepala Dinas,

Kabid Perindustrian Serta Kabid HI Dan Jamsostek dengan latar belakang

pendidikan S1 dan S2 Sekretaris dengan golongan IV. Untuk Jabatan Kabid

Produktivitas Dan Penempatan Tenaga Kerja dengan pangkat golongan III

berpendidikan S1. Kasubbag Kepegawaian, Umum dan Aset dan Kasubbag

Program, Keuangan dan Pelaporan, Ka. UPTD BLK dan Kasubbag TU BLK, dan 6

Orang Kasie yang keseluruhannya berlatar pendidikan Sarjana dan Golongan III

berjumlah 10 orang. Sedangkan Staf seluruhnya berjumlah 16 Orang, dengan

rincian 10 orang dengan golongan III dan golongan II 6 orang, dimana 8 orang

dengan latar belakang pendidikan S1, 1 orang S2, D3 1 orang dan SLTA 5 orang

dan MTsN 1 Orang.

Untuk Non PNS berjumlah 3 orang dengan latar belakang pendidikan DIII

Komputer Dan SLTA, sehingga total keseluruhan berjumlah 34 orang.

Dilihat dari jumlah pegawai sebagaimana yang diuraikan diatas,

memperlihatkan bahwa pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh relatif

belum begitu memadai. Berhubung saat ini beban kerja yang tinggi, Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh masih membutuhkan tenaga staf, khususnya di

Bidang Sekretariat dan Bidang Ketenaga Kerjaan serta Bidang Industri.

Meskipun demikian, kompetensi aktual pegawai Dinas Tenaga Kerja

masih perlu ditingkatkan lagi. terlihat dengan rendahnya SDM yang ada di

Dinas Tenaga Kerja dan terindikasi masih rendahnya produktifitas dan belum

maksimalnya tingkat pelayanan kepada masyarakat.

- SMP/MTs1 Orang

- SMA/MA5 Orang

- DIPLOMA1 Orang

- SARJANA22 Orang

- PASCA SARJANA2 Orang

18

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Berbagai permasalahan dibidang ketenagakerjaan harus terus menjadi

perhatian pemerintah agar dapat cepat diantisipasi dan diselesaikan.

Permasalahan tersebut diantaranya tingginya tingkat pengganguran, rendahnya

perluasan kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya kompetensi dan

produktifitas tenaga kerja, kasus perselisihan pekerja dengan perusahaaan dan

sebagainya. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus diselesaikan

dalam pembangunan nasional. Sebagai bagian dari pembangunan nasional

bidang ketenagakerjaan berupayamengembangkankualitas sumberdaya

manusia yang lebih produktif. Sumber daya manusia bidang ketenagakerjaan

merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya

proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya

manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai

untuk melaksanakan proses pembangunan.

Oleh karena itu pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan

untuk dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas untuk dapat bersaing

dengan tenaga kerja luar negeri memasuki bursa tenaga kerja bebas ASEAN

tahun 2015.Menyingkapi hal tersebut diatas Pemerintah Kota Banda Aceh

melalui Dinas Tenaga Kerja mengambil langkah-langkah yang strategis untuk

meningkatkan pembangunan dibidang ketenagakerjaan khususnya pada bidang

pengembangan produktifitas Tenaga Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja.

Untuk mengantisipasi masalah dibidang ketenagakerjaan,PemerintahKota

Banda Aceh melalui Dinas Tenaga Kerja mengambil langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan mutu pelatihan kerja dengan mengoptimalkan sarana dan

prasarana yang ada baik di Balai Latihan Kerja Banda Aceh maupun

lembaga pelatihan kerja swasta.

b. Mengoptimalkan pelayanan dibidang ketenagakerjaan dengan

membangun sistem Bursa Kerja Online dimana pencari kerja dan

pengguna tenaga kerja dapat dipertemukan dalam wilayah Provinsi Aceh

maupun wilayah Indonesia pada umumnya.

c. Menciptakan lapangan kerja melalui pelatihan wirausaha baru program

pengembangan dan perluasan kesempatan kerja.

d. Mengupayakan kembali penempatan tenaga kerja melalui program

pemagangan ke luar Negeri.

19

Seiring dengan kebijakan pemerintah khususnya Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dalam menyingkapi besarnya jumlah agkatan kerja

dengan tingkat pendidikan yang rendah telah menyebabkan tingginya

pengangguran berimbas pada kemiskinan dan kemelaratan masyarakat.

Dibidang Pengawasan ketenagakerjaan adalah fungsi publik dari

administrasi ketenagakerjaan yang memastikan penerapan perundang-

undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Peran utamanya adalah untuk

meyakinkan mitra sosial atas kebutuhan untuk mematuhi undang-undang di

tempat kerja dan kepentingan bersama mereka terkait dengan hal ini, melalui

langkah-langkah pencegahan dan edukasi, dan jika diperlukan penegakan

hukum. Dalam dunia kerja, pengawasan ketenagakerjaan adalah instrumen

yang paling penting dari kehadiran negara dalam intervensi untuk merancang,

merangsang, dan berkontribusi kepada pembangunan budaya pencegahan

yang mencakup semua aspek yang secara potensial berada di bawah

pengawasannya: hubungan industrial, upah terkait dengan kondisi kerja secara

umum, keselamatan dan kesehatan kerja, dan isu-isu yang terkait dengan

ketenagakerjaan dan jaminan sosial.

Dalam upaya membangun hubungan industrial yang harmonis, dinamis,

berkeadilan dan bermartabat perlu adanya perhatian yang serius dari berbagi

pihak khususnya Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh sebagai fungsi dan tugas

dalam pemerintahan, untuk itu melalui Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit yang

telah dibentuk oleh Dinas Tenaga Kerja Banda Aceh mengharapkan agar dapat

terwujudnya kerjasama antara pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja

sehingga melalui forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang

masalah ketenagakerjaan dapat memberikan masukan, saran dan pendapat

serta rekomendasi agar permasalahan ketenagakerjaan secara umum dapat

dipecahkan sesuai dengan amanah UU No. 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan.

Dalam hal ini seksihubungan industrial telah melakukan 12 kali

pertemuan/ rapat yang dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

bersama Apindo dan serikat pekerja membahas berbagai masalah di bidang

ketenagakerjaan seperti masalah outsourcing, pembuatan peraturan

perusahaan,UMR, hak normatif pekerja dan lain sebagainya.

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial menurut UU No. 2 Tahun

2004, menganut 2 sistem yaitu penyelesaian diluar pengadilan hubungan

industrial dan didalam pengadilan hubungan industrial. Penyelesaian

20

perselisihan hubungan industrial diluar pengadilan salah satunya melalui

konsiliator dan mediator, agar penyelesaian perselisihan hubungan industrial

dapat terlaksana secara cepat, tepat, adil dan mudah.

Adapun bidang perindustrian dimana perkembangan industri kecil formal

maupun non formal di Kota Banda Aceh hingga tahun 2015 berjumlah 2.834

unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.992 orang. Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kota Banda Aceh terus tumbuh, produktif dan berdaya

saingagar UKM mampu menguasai pasar di daerah maupun nasional, salah satu

bentuk dukunganuntuk meningkatkan promosi UKM adalah melalui keikut

sertaan di pameran-pameran berskala Daerah maupun Nasional.

Bidang industri terus berupaya memberdayakan Ekonomi masyarakat

melalui Usaha Kecil Menengah yang merupakan sumber perekonomian

masyarakat Kota Banda Aceh, sehingga perlu adanya perhatian, pembinaan dan

memfasilitasi prasarana pemasaran produk-produk dari usaha kecil dan

menengah tersebut, dihidupkan pasar perdagangan yang sehat dan bersih serta

membentuk koperasi pelaku industrI kecil yang madani sehingga koperasi yang

telah didirikan tersebut dapat berperan sebagai sarana dan prasarana

pemasaran produk-produk Industri di Kota Banda Aceh, adapun upaya-upaya

yang telah dilakukan antara lain:

1. Peningkatan manajemen usaha bagi perajin industri kecil dan pedagang kecil

2. Peningkatan keterampilan bagi perajin industri kecil dan pedagang kecil

3. Peningkatan kualitas hasil industri kecil

4. Peningkatan standar mutu industri

5. Produk Unggulan Kota Banda Aceh terjamin pemasarannya

6. Menumbuh kembangkan Ekonomi Rakyat

21

Tabel. 2.1

PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 S/D 2017

NO. INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN FUNGSI

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH

TARGET

SPM

TARGET

IKK

TARGET

INDIKATOR

LAINNYA

TARGET RENSTRA TAHUN KE- REALISASI CAPAIAN TAHUN KE- RASIO CAPAIAN TAHUN KE-

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 BIDANG KETENAGAKERJAAN

a. Tingkat partisipasi

angkatan kerja % 58,5 % 59 % 59,5 % 60 % 60,5 % 58,5 % 59, 58 % 61,05 % 61,10 % 60,45 % 100 % 101 % 103% 0 99.9 %

b. pencari kerja yang

ditempatkan (%) Ada 10 15 20 22 25 6,12 17,21 94,09 11,89 32,55 61 % 115% 47 % 54 % 130 %

c.

Besaran kasus yang

diselesaikan dengan

perjanjian bersama (PB)

20 Kasus

30 Kasus

30 Kasus

30 Kasus

20 Kasus

28 Kasus

35Kasus 20 Kasus 57 Kasus

15 Kasus

75% 117% 67% 190%

75%

d. Jumlah Industri Kecil

Menengah produktif 2.000 2.100 2.205 2.315 2.431 1.930 2.020 2.127 2.248 2.404 96,5 % 96,2% 96,5 % 97%

98,9%

e. Jumlah penetapan sentra

industri 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

f.

PersentaseIndustri Kecil

Yang

MemanfaatkanTeknologiI

ndustri

2 % 2 % 2,2 % 2.5% 2.7% 5,18% 0,5 % 1,6 % 2.2% 2.5% 25% 25% 72,7 % 88%

93%

g.

Persentase Produk Yang

Telah Memenuhi

StandarMutuIndustri

0, 5% 0,7 % 1% 1,2 % 1,2% 0,5% 0 % 0, 47 % 0,44 % 0 % 0 % 0 % 47% 44 % 0 %

22

Kepala Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh

Ir. Sofyanuddin

Pembina Utama Muda

NIP. 19591121 199102 1 001

23

TABEL 2.2

ANGGARAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013 S/D 2017

URAIAN

ANGGARAN PADA TAHUN KE- REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE- RASIO ANTARA REALISASI & ANGGARAN TAHUN KE- Rata2 pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 ANGGARAN REALISASI

(1) 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 20

13 2014 2015 2016 2017 17 18

PENDAPATAN ASLI DAERAH - - - - - - - - - - - - - - - - -

Hasil Retribusi Daerah - - - - - - - - - - - - - - - - -

BELANJA DAERAH - - - - 7.622.557.496 - - - - 7.381.499.070 - - - - 97,52 - -

Belanja tidak langsung - - - - 2.455.264.609 - - -

2.324.825.929 - - - - 96,41 - -

- Belanja Pegawai - - - - 2.455.264.609 - - -

2.324.825.929 - - - - 96,41 - -

Belanja Langsung - - - - 5.167.292.887 - - -

5.056.673.141 - - - - 98,04 - -

- Belanja Pegawai - - - - 344.850.000 - - -

327.250.000 - - - - 94,89 - -

- Belanja Barang dan Jasa - - - - 4.554.292.887 - - -

4.461.773.141 - - - - 97,97 - -

- Belanja Modal - - - - 268.150.000 - - -

267.650.000 - - - - 99,81 - -

24

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota

Banda Aceh

Keberhasilan capaian satu program mempunyai tantangan dan peluang

pengembangan untuk mendukung atau memicu keberhasilan dari program-

program yang telah ditetapkan.

Adapun Kondisi yang diinginkan dan Proyeksi kedepan secara umum pada

Dinas Tenaga kerja Kota Kota Banda Aceh, yaitu :

a. Peningkatan pelayanan prima terhadap masyarakat melalui sistem dan

prosedur pelayanan yang yang cepat, akuntabilitas dan transparansi.

b. Tersedianya data objek dan subjek pajak, retribusi daerah serta

penerimaan lainnya yang akurat.

c. Peningkatan Sumber Daya Manusia yang profesional.

d. Peningkatan kemitraan dengan stakeholder dan pihak swasta dalam

pengelolaan investasi dan sumbangan dari lembaga donor.

e. Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung

lainnya.

f. Adanya kesadaran masyarakat pelaku usaha untuk mengurus Wajib lapor

Perusahaan

g. Adanya kemauan dari semua unsur untuk memikirkan upaya peningkatan

Penerimaan Asli Daerah (PAD).

h. Adanya peraturan perundang-undangan yang akurat dan sesuai dengan

perkembangan zaman.

i. Tersedianya kondisi keamanan yang kondusif dalam kehidupan

masyarakat.

Pada Bidang Ketenagakerjaan perlu ditingkatkan mutu pelayanan

penempatan tenaga kerja maupun bidang pelatihan kerja diharapkan

tersedianya tenaga Pengantar Kerja dan Tenaga Instruktur yang cukup

memadai sehingga pelayanan ketenagakerjaan dan penyediaan tenaga terampil

dapat terlaksana dengan baik. Sehingga kemudian jumlah penganggur di kota

Banda Aceh dapat ditanggulangi, sebagaimana kondisi yang diinginkan sebagai

berikut:

a. Tersedianya tenaga terampil (kompeten) sesuai dengan kebutuhan pasar

kerja.

25

b. Tersedianya fasilitas yang memadai seperti touchscreen dan ruangan

yang representatif untuk pelayanan sistem bursa kerja online.

c. Tersedianya lapangan kerja/kesempatan kerja bagi masyarakat.

d. Diberikannya kuota penempatan tenaga kerja pemagangan keluar negeri

(Jepang).

e. Perlu komitmen bersama dan koordinasi lintas sektoral guna

mempercepat proses tindak lanjut.

f. Perlu sosialisasi tentang arti pentingnya Jamsostek dan Asuransi

kecelakaan diri diluar hubungan kerja bagi tenaga kerja yang bekerja di

wilayah Kota Banda Aceh.

g. Harus ada sosialisasi terhadap pengusaha tentang peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan serta dukungan semua pihak yang terkait

(lintas sektoral) khususnya para penguasa di lingkungan Kota Banda Aceh.

26

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS OPD

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Analisis mengenai isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi pada

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh merupakan hal terpenting yang akan

menjadikan visi dan misi dari Dinas Tenaga Kerja dapat berjalan sesuai dengan

program yang telah ditetapkan. Penyajian analisis ini menjelaskan butir-butir

penting isu-isu strategis yang akan menentukan kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota

Banda Aceh selama tahun 2017 - 2022. Penyajian isu-isu strategis meliputi

permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.

Permasalahan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh merupakan

permasalahan yang meliputi penyelenggaraan urusan dibidang

Ketenagakerjaan dan Perindustrian yang relevan sebagai hasil dari identifikasi

permasalahan Pemerintah Kota Banda Aceh. Beberapa permasalahan yang

mengemuka adalah sebagai berikut :

1. Masih terbatasnya kesempatan kerja dan keterampilan pencari kerja

masih terbatas serta kurangnya perlindungan tenaga kerja kerja

2. Tidak adanya kesadaran perusahaan ataupun HRD untuk melaporkan

lowongan ke Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh;

3. Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat,

minat, dan kemampuan pencari kerja;

4. Tingginya pelanggaran norma ketenagakerjaan, dan meningkatnya kasus

perselisihan

5. Belum tersedianya instruktur tetap untuk kejuruan di BLK

6. Masih terbatasnya pembinaan Industri Kecil, Usaha Kecil Menengah

7. Belum tersedianya pusat produksi, promosi dan pemasaran produk

industri kecil, masih belum konsistennya kerja sama kemitraan industri

kecil, menengah dengan BUMN/swasta nasional

8. Terbatasnya pengujian pada Balai Standarisasi Industri terhadap produk

makanan

27

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepada Daerah

Terpilih

A. Visi

Terwujudnya Kota Banda Aceh gemilang dalam bingkai Syariah

Dalam visi Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022 terdapat 3 (tiga) kata penting

yaitu “GEMILANG” dan “BINGKAI SYARI’AH.” Agar tidak multi tafsir, maka

berikut ini dijabarkan arti kata-kata tersebut.

Gemilang adalah suatu kondisi terang, gemerlap, berkilau, mengagumkan, dan

terpandang dalam tiga pilar utama yaitu: agama, ekonomi, dan pendidikan,

menuju kejayaan dan kemasyuran dengan memperhatikan kesetaraan dan

keadilan gender. Sedangkan Bingkai adalah mendasarkan seluruh proses

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan kehidupan

sosial kemasyarakatan, kepada Syariat Islam.

B. Misi

1. Meningkatkan pelaksanaan Syariat Islam dalam bidang penguatan

aqidah, syariah dan akhlak.

Misi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan sosial

kemasyarakatan benar-benar berada dalam bingkai pelaksanaan syariat

Islam secara kaffah.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan, kebudayaan, kepemudaan, dan

olahraga.

Misi ini dimaksudkan untuk memastikan pemerataan kualitas

pendidikan, memajukan seni dan budaya Aceh, melakukan pembinaan

kepemudaan, dan membudayakan olahraga sehat dan rekreasi, serta

memajukan olahraga prestasi dan olahraga pendidikan pada tingkat

regional dan nasional.

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kesejahteraan

masyarakat.

Misi ini dimaksudkan untuk memberikan landasan yang kuat

bagi perbaikan pendapatan masyarakat yang dalam lima tahun ke depan

yang berdampak kepada peningkatan PAD dengan kebijakan dan

28

strategi yang efektif sehingga pada gilirannya akan meningkatkan juga

kesejahteraan masyarakat dan kemandirian daerah.

4. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

Misi ini ditujukan untuk menghasilkan kualitas kesehatan masyarakat

yang lebih baik melalui upaya penguatan pemberdayaan kesehatan

masyarakat yang dicapai dengan kerjasama dan kemitraan, penguatan

pembiayaan dan sumber daya kesehatan serta kebijakan penguatan

manajemen, regulasi, system informasi kesehatan, penelitian dan

pengembangan kesehatan.

5. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik.

Misi ini dimaksudkan untuk memberikan landasasan yang kuat bagi

penyelenggaraan pemerintahan dengan birokrasi yang tidak hanya kuat

dari sisi legalitas, melainkan juga professional, berintegrasi, berkinerja

tinggi, bebas dan bersih KKN, netral, mampu melayani publik, sejahtera,

berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik

aparatur negara.

6. Membangun infrastruktur kota yang ramah lingkungan dan

berkelanjutan.

Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkanpembangunan infrastruktur

yang mengoptimalkan sumber daya tanpa mengakibatkan kerusakan

lingkungan dan memperhatikan keseimbangan antara pembangunan di

masa sekarang dan masa yang akan dating

7. Memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Misi ini bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan dan kemandirian

kelompok perempuan dalam mengejar kemajuannya dan meningkatkan

rasa aman dan nyaman kelompok ibu dalam kehidupannya serta

tumbuh kembang anak yang baik.

Penelaahaan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah yang dikaitkan dengan permasalahan yang timbul dari Dinas Tenaga

Kerja Banda Aceh bertujuan untuk mendukung program-program yang sesuai

dan selaras dengan Program Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh terpilih

periode 2017-2022 yang antara lain termuat dalam misinya di bidang Ekonomi

dan Kesejahteraan, diantara poin-poin tersebut yang berkaitan dengan Bidang

Ketenagakerjaan dan Bidang Perindustrian antara lain:

29

• Meningkatkan perluasan kesempatan kerja formal di sektor-sektor

yang menjadi core competensi kota

• Mendorong tumbuh dan berkembangnya industri kecil (home

industri) untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang berbasis

kerakyatan

• Pemberdayaan kepemudaan dalam bidang peningkatan skill

• Meningkatkan kemampuan teknologi sistem produksi dan penguatan

sentra industri

• Menghubungkan antara hasil produk industri pengolahan

• Meningkatkan pelatihan dan ketrampilan kewirausahaan

Dikaitkan dengan misi tersebut diatas, sasaran yang akan dicapai antara

lain adalah:

a. Membekali keterampilan berbasis kompetensi bagi masyarakat

b. Terserapnya lapangan kerja bagi tenaga kerja penganggur dan

setengah penganggur dalam kegiatan padat karya

c. Membukan peluang kesempatan kerja yang lebih luas bagi pencari

kerja pengangguran dan semi pengangguran

d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan

pekerjaan dan penghasilan untuk kesejahteraan hidup mereka

Adapun Makna yang terkandung dalam visi Dinas Tenaga Kerja adalah:

Pertama, bahwa Terciptanya Kesempatan Kerja Yang Mandiri dan

Berkualitas Dalam Memperkuat Ekonomi Kerakyatan.” mengandung arti

bahwa Dinas Tenaga Kerja adalah suatu lembaga yang harus dapat menyiapkan

tenaga kerja terampil dan produktif, peningkatan keterampilan dan

produktivitas kerja, membina lembaga-lembaga latihan swasta, melakukan

akreditasi lembaga latihan swasta serta sertifikasi kemampuan. Sehingga

tenaga-tenaga tersebut diatas dapat berdayasaing tinggi sesuai dengan

kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar

nasional/internasional.

Kedua, mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja sebagai lembaga

pemerintahan yang mempunyai kewajiban untuk dapat memfasilitasi dan

memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan

memotivasi para pengusaha untuk menciptakan perluasan kerja, serta

30

mengerahkan warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan untuk lebih

banyak memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan Keterampilan

UKM dan Industri rumah tangga dan pelatihan ketrampilan kewirausahaan

yang telah diberikan selama ini.

Ketiga, bahwa Dinas Tenaga Kerja ini sebagai suatu lembaga yang dapat

berperan sebagai fasilitator dalam mewujudkan hubungan industrial yang

harmonis, dinamis, adil dan bermartabat, mencakup pembinaan terhadap

pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan, sosialisasi

perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan permasalahan/perselisihan

ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan upah minimum kota, serta

memberikan perlindungan kesehatan, keselamatan, terhadap pekerja dan

pengusaha, serta meningkatkan kesejahteraan pekerja, melalui program dan

kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan keselamatan kerja, kesehatan

kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja, perumusan dan penyusunan UMK,

serta peningkatan penegakkan hukum ketenagakerjaan.

3.3. Telaahan Renstra K/L Dan Renstra Provinsi / Kabupaten / Kota

Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu lima

( 5 ) tahun yang akan dilaksanakan oleh kementerian/kelembagaan. Renstra K/L

tidak boleh memiliki kebijakan yang bertentangan dengan RPJMN karena

Renstra K/L merupakan kontrak kerja menteri kepada presiden yang seluruh

program dan kegiatannya mencerminkan target kinerja yang akan dicapai oleh

presiden. Renstra K/L bagi lembaga tinggi negara organisasi

kementerian/lembaga tinggi negara dan program teknis dilaksanakan oleh

organisasi lembaga tinggi negara ESELON II.

Dinas Tenaga Kerja dalam penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja sudah

mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019, RPJMD Aceh 2012-2017 dan RPJMD Kota

Banda Aceh 2012-2017.

Adapun program - program yang dilaksanakan oleh Kementerian /

Kelembagaan maupun Provinsi yang searah dengan Program yang akan

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh antara lain adalah:

1. Program Pembangunan Ketenagakerjaan

2. Program Peningaktan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas

3. Program Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja

31

4. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan

Jamsostek

5. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem

Pengawasan Ketenagakerjaan

6. Program layanan dan sistem informasi Ketenagakerjaan

7. Program peningkatan keterampilan dan kapasitas pekerja

Sedangkan untuk bidang Perindustrian program yang selaras dengan

Renstra Kementerian/Kelembagaan Perindustrian antara lain adalah:

Program Penumbuhan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

1. Program Pengembangan Tekhnologi dan Kebijakan Industri

Potensi industri kecil dan menengah di Banda Aceh didominasi oleh

industri yang ditujukan untuk penyediaan dukungan fasilitas bagi industri,

peningkatan nilai tambah produk industry, peningkatan daya saing produk

dalam rangka penguasaan pasar lokal dan domestic, penguasaan teknologi

sehingga dukungan Kementerian Perindustrian terhadap pembangunan industri

dapat menjadi sebuah peluang dan tantangan tersendiri dalam pembangunan

industry kecil menengah serta peningkatan peran industri kecil menengah yang

ada di Daerah.

3.4. Telaahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Banda Aceh di rumuskan untuk

mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus memanfaatkan potensi

yang dimiliki, serta mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran

pembangunan kota dalam jangka panjang.

Permasalahan pokok dalam penataan ruang wilayah Kota Banda Aceh

kedepan adalah:

a. Batasan kondisi fisik dasar kota (letak geografis, hidrologi, klimatologi,

geologi dan oceanografi) yang mempengaruhi daya dukung lahan untuk

pengembangan kegiatan-kegiatan perkotaan;

b. Kerawanan terhadap bencana, terkait dengan jalur patahan dan potensi

gelombang dari laut, yang mempengaruhi pengembangan fisik di

kawasan sepanjang jalur patahan dan di kawasan pesisir pantai;

32

c. Perkembangan kebutuhan Kota Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi

Aceh dan pusat orientasi pembangunan wilayah provinsi.

Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung

penataan ruang wilayah Kota Banda Aceh 20 tahun mendatang adalah:

a. Fungsi Kota Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh;

b. Peranan Kota Banda Aceh sebagai pusat koleksi distribusi barang bagi

kawasan sekitarnya;

c. Kota Banda Aceh sebagai orientasi perkembangan bagi kawasan

sekitarnya;

d. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan, baik

untuk skala kota maupun skala regional;

e. Nilai strategis dan historis Kota Banda Aceh;

f. Ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia yang lebih memadai di

bandingkan dengan daerah sekitar.

Visi Pembangunan Daerah Jangka Panjang Kota Banda Aceh adalah

“Terwujudnya Banda Aceh Sebagai Kota Tamaddun, Modern dan Islami”,

sedangkan sasaran Pembangunan Daerah Jangka Panjang Kota Banda Aceh

yang ingin dicapai terkait dengan penataan ruang wilayah kota adalah:

a. Terwujudnya Pembangunan Kota Banda Aceh yang bersih, indah, teduh,

nyaman, aman, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;

b. Terwujudnya Kota Banda Aceh sebagai pusat perdagangan, industri dan

perikanan;

c. Terwujudnya kehidupan sosial budaya yang bernuansa Islami dan

masyarakat yang beretika.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pokok di atas, dirumuskan

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Banda Aceh adalah “Mewujudkan

Ruang Kota Banda Aceh sebagai Kota Jasa Yang Islami, Tamaddun, Modern

dan Berbasis Mitigasi Bencana”.

Pelaksanaan pembangunan kota Banda Aceh yang menyangkut

pemanfaatan ruang harus mengacu pada RTRW Kota Banda Aceh yang telah

dituangkan dalam Qanun Walikota No. 04 Tahun 2009.

Ruang lingkup koordinasi penataan ruang Kota Banda Aceh meliputi:

33

a. Perencanaan tata ruang;

b. Pemanfaatan ruang; dan

c. Pengendalian pemanfaatan ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan kunci utama dalam

terwujudnya pembangunan sesuai RTRW. Ketentuan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kota berfungsi:

a. Sebagai alat pengendali pengembangan kota;

b. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;

c. menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan

ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang;

d. meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata

ruang;

e. mencegah dampak pembangunan yang merugikan dan melindungi

kepentingan umum.

Secara geografis Banda Aceh yang juga merupakan ibukota Provinsi Aceh,

dengan fungsi pelayanan pemerintahan, perdagangan & jasa, pendidikan,

kesehatan, dan kebudayaan merupakan kota hirarki I di Provinsi Aceh, dengan

wilayah pelayanan Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie dan

Kabupaten Pidie Jaya.

Selain itu Banda Aceh juga berfungsi sebagai pusat pendidikan,

keagamaan dan pusat pengembangan wisata yang berbasis masyarakat dan

budaya Islami.

Rencana Tata Ruang wilayah Kota Banda Aceh direncanakan

dikembangkan dalam 4 Wilayah Pengembangan yaitu : 1) wilayah

pengembangan PK Lama yang meliputi wilayah Kecamatan Baiturrahman, Kuta

Alam dan Kuta Raja, berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan regional

dan pemerintahan; 2) Wilayah Pengembangan PK Baru meliputi wilayah

Kecamatan Banda Raya dan Lueng Bata berfungsi sebagai pusat kegiatan olah

raga (sport center) terminal AKAP dan AKDP, perdagangan dan jasa serta

pergudangan; 3) Wilayah pengembangan Keutapang meliputi wilayah

Kecamatan Meuraxa, Jaya Baru dan sebagian Banda Raya berfungsi sebagai

pusat kegiatan pelabuhan dan wisata; 4) Wilayah Pengembangan Ulee Kareng

meliputi wilayah Kecamatan Syiah Kuala dan Ulee Kareng, berfungsi sebagai

34

pusat pelayanan pendidikan kesehatan dan kegiatan lain yang komplementer

dengan kedua kegiatan tersebut.

Kota Banda Aceh termasuk daerah rawan bencana gempa bumi dan

longsor. Dalam rangka pengurangan risiko bencana dilakukan peningkatan

kapasitas aparatur pemerintah penyelenggara penanggulangan bencana serta

peningkatan kapasitas, partisipasi masyarakat dan para pemangku kepentingan

lain dalam pengurangan risiko bencana melalui kegiatan pencegahan mitigasi

bencana dan kesiapsiagaan dan bahaya kebakaran serta penanganan pada saat

bencana dan pasca bencana melalui kegiatan tanggap darurat, rehabilitasi, dan

rekonstruksi.

Selain rawan terhadap bencana alam Kota Banda Aceh juga rawan

terhadap bencana non alam seperti bencana kebakaran, penanggulangan

bahaya kebakaran yang sampai saat ini wilayah cakupan layanannya selain

Kota Banda Aceh juga melayani sebagian wilayah Aceh Besar.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk

melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu

yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas

pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis

dapat dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu, perhatian kepada mandate dari masyarakat dan lingkungan

eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh

diabaikan. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja

Kota Banda Aceh adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam peningkatan pelayanan yang optimal di bidang

ketenagakerjaan, karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat Kota

Banda Aceh di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis

adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian

yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat

dalam jangka panjang. Penentuan isu-isu strategis adalah salah satu bagian

terpenting yang akan menjadi dasar utama visi dan misi jangka menengah dari

35

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh dalam kurun waktu 2017-2022.

Gambaran isu-isu strategi meliputi permasalahan yang mungkin timbul dalam

pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh ke

depan.

Isu strategis dalam Rencana Strategis Tahun 2017-2022 disusun

berdasarkan beberapa sumber, pertama berdasarkan analisis terhadap situasi

dan kondisi urusan ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh, yang kedua

bersumber dari permasalahan dan isu dalam RPJMD Kota Banda Aceh Tahun

2012-2017, dan ketiga didasarkan pada analisis capaian kinerja pelaksanaan

urusan ketenagakaerjaan sehingga dapat diidentifikasi berbagai permasalahan

umum yang dapat diangkat menjadi agenda atau prioritas pembangunan tahun

2017-2022, dari sejumlah isu dan permasalahan tersebut, yang dapat diangkat

menjadi isu strategis dengan kriteria sebagai berikut :

1. Cakupan masalah yang luas

2. Suatu isu atau masalah cenderung membesar di masa datang dan

berdampak negatif

3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu

Isu strategis adalah merupakan permasalahan utama yang disepakati

untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun

mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya

adalah :

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang

mempengaruhi Kota Banda Aceh;

2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang

mempengaruhi Kota Banda Aceh;

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari RPJMD

Kota Banda Aceh 2012-2017;

Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan,

ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini,

serta kemungkinan kondisinya di masa datang.

Adapun beberapa permasalahan yang mengemuka adalah seperti yang

terdapat berikut ini:

3.5.1 Bidang Ketenagakerjaan

3.5.1.1. Bidang Hubungan Industrial dan Jamsostek

36

Isu strategis pada perusahaan Outsourching perusahaan penyedia Jasa pekerja

buruh dan perusahaan pemborongan pekerjaan :

1. Hak-hak normatif pekerja yang tidak dibayar sesuai dengan aturan

perundangan yang berlaku.

2. Tidak adanya kepastian hukum terhadap jaminan perlindunganterhadap

tenaga kerja.

3. Tuntutan pekerja karena adanya pemotongan gaji terhadap

pekerja.

4. Tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja apabila masa berlanjut.

3.5.1.2. Bidang Produktifitas dan Penempatan Tenaga Kerja

1. Kesempatan kerja dan keterampilan kerja yang masih terbatas

Penempatan Tenaga Kerja.

2. Pengangguran terbuka.

3. Kurangnya kesadaran perusahaan ataupun HRD untuk melaporkan

lowongan ke Dinas Tenaga Kota Banda Aceh.

3.5.1.3. Bidang Perindustrian

Pada bidang Perindustrian isu-isu strategis yang mengemukan antara lain:

1. Rendahnya Pengembangan Industri kecil dan menengah;

2. Kurangnya Pengembangan sentra-sentra Industri potensial;

3. Belum optimalnya pengembangan agro industri;

4. Masih rendahnya produktivitas Industri Kecil dan Menengah;

5. Masih rendahnya Daya saing produk;

6. Rendahnya kewirausahaan baru.

37

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN LIMA TAHUN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran RPJMDperlu ditetapkan tujuan

dan sasaran Dinas Tenaga Kerja dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun ke depan.

Tujuan ini dirumuskan untuk memberikan arah dalam setiap penyusunan

progam/kegiatan yang akan dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja. Sedangkan

sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata,spesifik, terukur dalam

kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan, dalam kurun waktu tertentu atau

tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan. Dalam kurun waktu

1 s.d 5 tahun, penjabaran/implementasi Visi dan Misi tersebut di atas di

arahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Adapun Tujuan dan Sasaran Dinas

Tenaga Kerja 2017-2022 adalah sebagai berikut:

Tujuan Dari Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh adalah:

1. MewujudkanPertumbuhanEkonomiDisektorIndustriKecilMenengah(IKM)

2. PengembanganDanPerluasanKesempatanKerja

3. Mewujudkan Perlindungan Bagi Pengusaha Dan Pekerja

4. PeningkatanKualitasStandarMutuHasilIndustriKecil

Sasaran Dari Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh adalah:

1. MeningkatkanPertumbuhanIndustri Kecil Menengah (IKM)

2. MeningkatnyaPartisipasiAngkatanKerja

3. MeningkatnyaPerlindunganBagi Pekerja

4. MeningkatnyaMutuHasilIndustri

38

Sebagaipenjabaranataupenerapandaripernyataanmisitersebut di atas,

DinasTenagaKerjaKota Banda Aceh menetapkantujuan yang

ingindicapaidalamperiodetahun 2017-2022. Tujuandansasaran yang

ingindicapai/dihasilkan secara nyataseperti yang disajikanpadaTabel berikut ini:

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

No. Tujuan Sasaran Indikator

Tujuan/Sasaran

Target Kinerja Tujuan / Sasaran Pada Tahun Ke-

2018 2019 2020 2021 2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

MewujudkanPertumbuh

anEkonomi Di

SektorIndustri Kecil

Menengah (IKM)

MeningkatnyaPertumbuhanI

ndustri KecilMenengah (IKM)

JumlahIndustri Kecil

Menengah produktif

2.542

2.568

2.594

2.620

2.647

Jumlah penetapan sentra

industri 1 1 1 1 2

2.

PengembanganDanPerlu

asanKesempatanKerja

MeningkatnyaPartisipasiAng

katanKerja

PersentasePencariKerjaYa

ng Ditempatkan

38%

40%

42%

44%

46%

3.

Mewujudkan

Perlindungan Bagi

Pengusaha Dan Pekerja

MeningkatnyaPerlindunganB

agi Pengusaha dan Pekerja

PersentasePenyelesaianPe

rselisihanHubungan

Industrial

80%

85%

88%

91%

95%

4.

PeningkatanKualitasStan

darMutuHasilIndustri

MeningkatnyaMutuHasilIndu

stri

PersentaseIndustri Kecil

Yang

MemanfaatkanTeknologiIn

dustri

0%

0%

14,60%

16,00%

17,60%

PersentaseProduk Yang

TelahMemenuhiStandarM

utuIndustri

3,58%

4,00%

4,40%

4,84%

5,30%

39

BAB V

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Untukmencapaitujuandansasaran yang diinginkandiperlukansuatustrategi,

dimanastrategidijabarkandalamkebijakan, program dankegiatanselama 5 (lima) tahun.

Kebijakanadalahpedomanpelaksanaantertentuuntukmempertajammaknadaristrategida

nmenjadipedomanbagikeputusan-keputusan yang mendukungstrategi.

Dalam RPJMD 2017-2022,

rumusanpernyataandanstrategidanarahkebijakanDinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

termuatdalammisike-IIIyaituMeningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Pariwisata Dan

Kesejahteraan Masyarakat sepertidalam table berikutini:

Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Visi : Terwujudnya Kota Banda Aceh GemilangDalamBingkaiSyariah

Misi III: MeningkatkanPertumbuhanEkonomi, Pariwisatadan

KesejahteraanMasyarakat.

Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan

Tujuan 1 :

MewujudkanP

ertumbuhanE

konomi Di

SektorIndustri

Kecil

Menengah

(IKM)

1.1

Meningkatnya

PertumbuhanI

ndustriKecilM

enengah (IKM)

1.1.1

MewujudkanPe

ngembanganSe

ntra Industry

DenganPemetaa

nTerhadapPote

nsiIndustri

1.1.1.1

MeningkatkanPertum

buhanRiilDanKontribu

siRiilSektorPerekono

mian Kota

1.1.2

MemberikanB

antuanTepatS

asaranSesuaiKl

aster

1.1.2.1

MenyusunRegulasiTe

ntangPenyaluranBant

uan

Tujuan 2 :

Pengembangan

DanPerluasanK

esempatanKerj

a

2.1

Meningkatnya

PartisipasiAng

katanKerja

2.1.1

Peningkatan

Sdm,

Penyediaan

Lapangan Kerja

Dan Lapangan

Usaha Yang

Sesuai

Keahliannya

2.1.1.1

MeningkatkanKualita

sDanProduktivitasTen

agaKerjaDanPeluangK

esempatanKerjaDanJ

umlahPartisipasiAngk

atanKerja

40

Tujuan 3 :

MewujudkanPe

rlindunganBagi

PengusahaDanP

ekerja

3.1.

Meningkatnya

PerlindunganBa

gi Pekerja

3.1.1

MemberikanFasil

itasiTerhadapPer

selisihanHubung

an Industrial

Yang

SesuaiPeraturan

Perundang-

UndanganTentan

gKetenagakerjaa

n

3.1.1.1

MemfasilitasiPenyele

saianPerselisihanHub

ungan Industrial

Yang

SesuaiPeraturanPeru

ndang-

UndanganTentangKet

enagakerjaan (PP no.

13 tahun 2003)

Tujuan 4

:PeningkatanKu

alitasStandarM

utuHasilIndustri

4.1

Meningkatnya

MutuHasilIndus

tri

4.1.1

MemberikanFasli

tasiSarana Dan

PrasaranaSesuai

Kebutuhan IKM

4.1.1.1

MemfasilitasiIKMDala

mMengurusHAKI Dan

Kemasan

41

BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Program adalah instrumen kegiatan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh suatu atau beberapa unit kerja sebagai upaya untuk

mengimplementasikan strategi dan kebijakan serta dalam rangka mencapai suatu tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini menjadi acuan bagi unit kerja dalam

menyusun rencana strategis dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Adapun

program-program yang telah ditetapkan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh untuk

dijabarkan dalam rencana kerja setiap tahunnya dalam bentuk berbagai kegiatan yang

terukur dari pembiayaan APBD

Penjabaran kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, dirumuskan dalam

bentuk program dan kegiatan sebagai kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu

guna mencapai tujuan dan sasaran. Program yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017-

2022 adalah:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

6. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

7. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

8. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

9. Program Penataan Struktur Industri

Sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, program-program tersebut

diatas dijabarkan dalam beberapa kegiatan sebagai tindakan nyata yang dilakukan pada

tahun 2017 sampai dengan tahun 2022 dengan memanfaatkan sumber daya yang ada,

yaitu :

1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan listrik

2. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor

4. Penyediaan Barang Cetakan & Penggandaan

42

5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

6. Penyediaan Makanan dan Minuman

7. Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

8. Penyediaan Jasa Pelelangan/ Pengadaan Barang

9. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran

10. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

11. Pemeliharaa Rutin/Berkala Gedung Kantor

12. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

13. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

14. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya

15. Pengadaan Peralatan Pendidikan Dan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

16. Pendidikan Dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

17. Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Dan Prasarana BLK

18. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

19. Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja

20. Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja

21. Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial

22. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum Dan

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

23. Sosialisasi Berbagai Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan

24. Sosialisasi Tentang Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit

25. Fasilitas Bagi Industri Kecil Dan Menengah Terhadap Pemanfaatan

Sumber Daya

26. Pembinaan Industri Kecil Dan Menengah Dalam Memperkuat Jaringan

Klaster Industri

27. Promosi Hasil Industri

28. Penguatan Kapasitas Pengrajin Melalui Dewan Kerajinan Nasional

29. Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri Kecil

30. Peningkatan Mutu Dan Potensi Industri Kecil

43

Dari 9 program prioritas Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh serta 26 kegiatan

tersebut diatas dapat disajikan pula indikator kerja, kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif selama tahun 2017 – 2022 dalam tabel 6.1 berikut ini:

44

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Indikator Kinerja SKPD merupakan suatu hasil yang direncanakan dalam suatu

program dan kegiatan pada setiap instansi pemerintah dalam kurun waktu lima tahun

Kebijakan pembangunan Pemerintah Kota Banda Aceh yang diwujudkan dalam

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banda Aceh yang

merupakan salah satu dokumen perencanaan untuk melaksanakan sinkronisasi

kebijakan - kebijakan pembangunan yang ada Kota Banda Aceh. Sehingga dengan

adanya kebijakan tersebut akan terjadi integrasi dan sinkronisasi arah pembangunan di

Pemerintah Kota Banda Aceh dalam kapasitas dan perannya masing-masing.

Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh secara rinci untuk masing-masing

kegiatan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam 5 (lima)

tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

RPJM Pemerintah Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel. 7.1

45

BAB VIII

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banda Aceh

merupakan panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda untuk 5 (lima)

tahun kedepan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra ini sangat ditentukan oleh kesiapan

SKPD, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaan serta komitmen pimpinan dan

staf di lingkungan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banda Aceh.

Selain itu untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra Dinas

Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022, setiap tahun akan

dilakukan pengawasan dan evaluasi sebagai wujud penyelenggaraan pemerintahan

yang akuntabel dan transparan. Apabila diperlukan akan dilakukan revisi muatan

Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya yang pelaksanaannya dan

mekanisme yang berlaku tetap mengacu pada RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2017-

2022.

TABEL 4.2.1

POHON KINERJA SASARAN 1 DINAS TENAGA KERJA

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata dan Kesejahteraan Masyarakat

TUJUAN RPJM Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ikslusif dan kesejahteraan yang merata

SASARAN RPJM Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

INDIKATOR RPJM Tingkat Pengangguran Terbuka

TUJUAN SKPD

SASARAN I SKPD

INDIKATOR SASARAN SKPDJumlah Industri Kecil Menengah

ProduktifJumlah Penetapan Sentra Industri

PROGRAM

KEGIATAN

Fasilitasi Bagi Industri Kecil dan

Menengah Terhadap Pemanfaatan

Sumber Daya

Pembinaan Industri Kecil Dan Menengah

Dalam Memperkuat Jaringan Klaster

Industri

Promosi Hasil IndustriPenguatan Kapasitas Pengrajin Melalui

Dewan Kerajinan Nasional

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi di sektor idustri kecil menengah (IKM)

Meningkatnya Pertumbuhan industri kecil menengah (IKM)

TABEL 4.2.2

POHON KINERJA SASARAN 2 DINAS TENAGA KERJA

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata dan Kesejahteraan Masyarakat

TUJUAN RPJM Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ikslusif dan kesejahteraan yang merata

SASARAN RPJM Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

INDIKATOR RPJM Tingkat Pengangguran Terbuka

TUJUAN SKPD

SASARAN II SKPD

INDIKATOR SASARAN SKPD

PROGRAM

KEGIATAN

Pengadaan Peralatan

Pendidikan Dan Ketrampilan

Bagi Pencari Kerja

Pendidikan Dan

Pelatihan Ketrampilan

Bagi Pencari Kerja

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Sarana Dan Prasarana BLK

Monitoring, Evaluasi

dan Pelaporan

Penyusunan Informasi Bursa

Tenaga Kerja

Penyebarluasan Informasi Bursa

Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Persentase Pencari Kerja Yang di tempatkan

Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja

Pengembangan dan perluasan kesempatan kerja

Meningkatnya partisipasi angkatan kerja

TABEL 4.2.3

POHON KINERJA SASARAN 3 DINAS TENAGA KERJA

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata dan Kesejahteraan Masyarakat

TUJUAN RPJM Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ikslusif dan kesejahteraan yang merata

SASARAN RPJM Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

INDIKATOR RPJM Angka kemiskinan

TUJUAN SKPD

SASARAN III SKPD

INDIKATOR SASARAN

SKPD

PROGRAM

KEGIATANSosialisasi Tentang (Lembaga

Kerja Sama) LKS Tripartit

Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial

Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian

Perlindungan Hukum Dan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan

Sosialisasi Berbagai Peraturan

Pelaksanaan Tentang

Ketenagakerjaan

Mewujudkan perlindungan bagi pengusaha dan pekerja

Meningkatnya perlindungan bagi pengusaha dan pekerja

Persentase penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

TABEL 4.2.4

POHON KINERJA SASARAN 4 DINAS TENAGA KERJA

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata dan Kesejahteraan Masyarakat

TUJUAN RPJM Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ikslusif dan kesejahteraan yang merata

SASARAN RPJM Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

INDIKATOR RPJM Tingkat Pengangguran Terbuka

TUJUAN SKPD

SASARAN IV SKPD

INDIKATOR SASARAN SKPD

PROGRAM

KEGIATAN

Peningkatan kualitas standar mutu hasil industri

Meningkatnya mutu hasil industri

Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Peningkatan mutu dan potensi industri kecil

Persentase industri kecil yang memanfaatkan tehnologi industri

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Persentase produk yang telah memenuhi standar mutu industri

Program Penataan Struktur Industri

JALAN

EMAIL : DISNAKERBANDAACEH

KEPUTUSAN

RENCANA STRATEGIS (R

KEPALA

Menimbang

Mengingat

PEMERINTAH KOTA BANDA

DINAS TENAGAALAN SOEKARNO-HATTA KM. 2 NO. 4 MIBO

BANDA ACEH 23238 TELEPON

[email protected], WEBSITE

KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENAGA KERJANOMOR : TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TENAGATAHUN 2017-2022

KEPALA DINAS TENAGA KERJA KOTA

: a. bahwa program Dinas Tenaga KerjaAceh harus di tuangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja

b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 124 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Pengendalian, dan Ecvaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP dan RPJM, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJM, dan RKPD ditegaskan Renstra Perangkat Daerah menjadi Pedoman kepala Perangkat Daerah dalam Menyusun Renja Perangkat Daerah dan di gunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RKPD;

c. bahwa berdasarkan surat Aceh Nomor 050/0803/2017 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2017-2022;

d. bahwa berdasarkan surat Nomor 050/0171/2018Penyelesaian Renstra Kota Banda Aceh 2017 2022;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c diatas perlu ditetapkan keputusan mengenai Rencana(Renstra) Dinas Tenaga KerjaTahun 2017-2022.

: 1. Undang-Undang Nomor (Drt) 8 tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kota Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

BANDA ACEH

TENAGA KERJA IBO KECAMATAN BANDA RAYA

ELEPON (0651) 44391 WEBSITE : DISNAKER.BANDAACEHKOTA.GO.ID

KERJA KOTA BANDA ACEH

TAHUN 2018

TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH2022

KOTA BANDA ACEH,

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda uangkan dalam Rencana Strategis

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh; bahwa berdasarkan ketentuan pasal 124 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Ecvaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP dan RPJM, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJM, dan RKPD ditegaskan Renstra Perangkat Daerah menjadi Pedoman

ah dalam Menyusun Renja Perangkat Daerah dan di gunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RKPD;

urat edaran Walikota Banda 050/0803/2017 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD

surat Keputusan Walikota 050/0171/2018 Tahun 2018 Perihal

Penyelesaian Renstra Kota Banda Aceh 2017 –

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c diatas perlu ditetapkan keputusan mengenai Rencana Strategis

Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Undang Nomor (Drt) 8 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

ID

ACEH

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Menaker Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP dan RPJM, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJM, dan RKPD;

12. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian;

13. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota (RPJKP) Kota Banda Aceh 2007-2027;

14. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 01 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan jangka Menengah Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022.

Menetapkan : KESATU

MEMUTUSKAN

: Penetapan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh dengan nomor 14 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai dokumen perencanaan selama 5 tahun 2017-2022.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan Perbaikan kembali sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di Banda Aceh Pada tanggal : 16 Maret 2018

KEPALA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH, Ir. SOFYANUDDIN Pembina Utama Muda NIP. 195911211991021001

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1 2 6 9 11 13 15 17 19 21

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDA ACEH 1.785.381.147 1.965.044.355 2.461.433.234 2.642.030.450 3.252.485.057 12.106.374.243

Meningkatnya pelayanan

administrasi kantor

Terwujudnya

akuntabilitas kinerja

dan keuangan yang

baik

01 14 1 14 01 Persentase pemenuhan

kebutuhan penunjang

perangkat daerah

100 % 100 % 795.317.047 100 % 658.933.055 100 % 671.035.219 100 % 723.186.980 100 % 759.346.329 100 % 3.607.818.630 B. Aceh

01 14 1 14 01 02 Penyediaan jasa

komunikasi, SDA & listrik

Jumlah waktu jasa

komunikasi, sumber daya

air dan listrik yang

disediakan

100.760.000 102.155.460 62.850.000 65.992.500 69.292.125 401.050.085 B. Aceh

01 14 1 14 01 08 Penyediaan jasa

kebersihan kantor

Jumlah waktu jasa

kebersihan kantor yang

disediakan

9.263.977 10.220.830 13.000.000 13.000.000 13.650.000 59.134.807 B. Aceh

01 14 1 14 01 10 Penyediaan alat tulis

kantor

Jumlah jenis Alat Tulis

Kantor yang disediakan

20.653.820 33.740.915 12.222.719 12.833.855 13.475.548 92.926.857 B. Aceh

01 14 1 14 01 11 Penyediaan Barang

Cetak dan penggandaan

Jumlah jenis cetak dan

penggandaan yang

disediakan

12.037.250 15.912.500 11.542.500 12.119.625 12.725.606 64.337.481 B. Aceh

01 14 1 14 01 12 Penyediaan Komponen

instalasi

listrik/penerangan

bangunan kantor

Jumlah jenis komponen

instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor yang

disediakan

5.800.000 7.989.630 2.200.000 2.310.000 2.425.500 20.725.130 B. Aceh

01 14 1 14 01 17 Penyediaan makanan

dan minuman

Jumlah Porsi Makanan dan

Minuman yang disediakan

61.574.000 64.713.220 77.220.000 81.081.000 85.135.050 369.723.270 B. Aceh

01 14 1 14 01 18 Rapat-rapat Koordiasi

dan Konsultasi ke luar

daerah

Jumlah laporan rapat

koordinasi dan konsultasi

ke luar daerah yang

dilaksanakan

500.000.000 350.000.000 385.000.000 423.500.000 444.675.000 2.103.175.000 B. Aceh

01 14 1 14 01 19 Penyediaan jasa

pelelangan/pengadaan

barang

Jumlah waktu jasa

Pelelangan/pengadaan

barang yang

disediakan

8.500.000 7.320.500 8.000.000 8.400.000 8.820.000 41.040.500 B. Aceh

01 14 1 14 01 20 Penyedian jasa adm

perkantoran

Jumlah waktu Jasa Tenaga

Pendukung

Administrasi/Teknis

perkantoran yang

disediakan

76.728.000 66.880.000 99.000.000 103.950.000 109.147.500 455.705.500 B. Aceh

40 bulan Disnaker

12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 60 bulan Disnaker

8 bulan 8 bulan 8 bulan 8 bulan 8 bulan 8 bulan

31.944 Porsi Disnaker

40 Laporan 44 Laporan 45 Laporan 48 Laporan 50 Laporan 55 Laporan 242 Laporan Disnaker

4. 114 Porsi 4.598 Porsi 4.840 Porsi 5.324 Porsi 6.050 Porsi 7.018 Porsi

42 jenis Disnaker

6 jenis 6 jenis 7 jenis 7 jenis 8 jenis 8 jenis 36 jenis Disnaker

7 jenis 7 jenis 8 jenis 8 jenis 9 jenis 10 jenis

40 Jenis 47 Jenis 55 Jenis 60 Jenis 60 Jenis 70 Jenis 292 Jenis Disnaker

12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan

12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 60 bulan Disnaker

60 bulan Disnaker

20

PROGRAM PELAYANAN

ADMINISTRASI KANTOR

Disnaker

4 5 7 8 10 12 14 16 18

Tabel 6.1

Rencana Program, Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh

Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data Capaian

pada tahun awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Disnaker

penanggung

jawab

Lokasi2018 2019 2020 2021 2022

Kondisis kinerja pada akhir periode

Renstra Disnaker

Target Target Target Target Target Target

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1 2 6 9 11 13 15 17 19 21204 5 7 8 10 12 14 16 18

Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data Capaian

pada tahun awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Disnaker

penanggung

jawab

Lokasi2018 2019 2020 2021 2022

Kondisis kinerja pada akhir periode

Renstra Disnaker

Target Target Target Target Target Target

Meningkatkan pelayanan

dan pemberdayaan

masyarakat

lancarnya kegiatan

adm perkantoran

01 14 1 14 02 Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

100 % 100 % 380.001.000 100 % 516.109.700 100 % 692.482.925 100 % 717.107.071 100 % 752.712.425 100 % 3.058.413.121 B. Aceh

01 14 1 14 02 09 Kegiatan Pengadaan

Peralatan Gedung

Kantor

Jumlah jenis peralatan

gedung kantor yang

disediakan

167.377.000 311.888.500 327.482.925 343.857.071 361.049.925 1.511.655.421 B. Aceh

01 14 1 14 02 22 Kegiatan Pemeliharaan

Rutin/Berkala Gedung

Kantor

jumlah pemeliharaan

gedung kantor yang

dilaksanakan

170.000.000 150.000.000 300.000.000 305.000.000 320.000.000 1.245.000.000 B. Aceh

01 14 1 14 02 24 Kegiatan Pemeliharaan

Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/

Oprasional

Jumlah pemeliharaan

kendaraan

dinas/operasional yang

dilaksanakan

35.324.000 43.221.200 50.000.000 52.500.000 55.125.000 236.170.200 B. Aceh

01 14 1 14 02 28 Kegiatan Pemeliharaan

Rutin/Berkala Peralatan

Gedung Kantor

Jumlah pemeliharaan

peralatan gedung kantor

yang dilaksanakan

7.300.000 11.000.000 15.000.000 15.750.000 16.537.500 65.587.500 B. Aceh

Tertibnya aparatur

pemerintahan

Terpenuhinya

pakaian Dinas bagi

PNS

01 14 1 14 03 Persentase tingkat

kedisiplinan aparatur

perangkat daerah

100 % 100 % 19.980.000 100 % 18.480.000 100 % 19.404.000 100 % 20.374.200 100 % 21.392.910 100 % 99.631.110 B. Aceh

01 14 1 14 03 02 Pengadaan Pakaian

Dinas beserta

perlengkapannya

Jumlah Pakaian Dinas

Beserta Perlengkapan yang

disediakan

29 Stel 32 Stel 19.980.000 33 Stel 18.480.000 35 Stel 19.404.000 35 Stel 20.374.200 40 Stel 21.392.910 175 Stel 99.631.110 B. Aceh

Pengembangan dan

perluasan kesempatan

kerja

Meningkatnya

partisipasi angkatan

kerja

01 14 1 14 15 Persentase peningkatan

kualitas dan produktifitas

pencari kerja

100 % 20 % 712.235.650 20 % 627.250.000 20 % 527.000.000 20 % 578.000.000 20 % 578.000.000 100 % 3.022.485.650 B. Aceh

01 14 1 14 15 03 Pengadaan Peralatan

Pendidikan Dan

Ketrampilan Bagi Pencari

Kerja

Jumlah Unit Peralatan

Pendidikan dan

Ketrampilan Yang

Disediakan Bagi Pencari

Kerja

0 - 0 - 0 116 Unit 183.225.000 116 Unit 191.000.000 116 Unit 150.000.000 116 Unit 150.000.000 464 Unit 674.225.000 B. Aceh

01 14 1 14 15 06 Pendidikan dan

pelatihan ketrampilan

bagi pencari kerja

Jumlah peserta pendidikan

dan pelatihan ketrampilan

bagi pencari kerja

120 Org 215 Org 687.235.650 250 Org 397.000.000 280 Org 286.247.500 330 Org 376.072.250 380 Org 376.072.250 1455 Org 2.122.627.650 B. Aceh

01 14 1 14 15 07 Pemeliharaan rutin/

berkala sarana dan

prasarana BLK

Jumlah sarana / prasarana

BLK yang

dipelihara/dirawat

1 Keg 1 Keg 25.000.000 1 Keg 27.250.000 1 Keg 28.000.000 1 Keg 28.000.000 1 Keg 28.000.000 5 Keg 136.250.000 B. Aceh

01 14 1 14 15 09 Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan

Jumlah peserta pendidikan

dan pelatihan ketrampilan

yang dilakukan monitoring

dan evaluasi

0 - 0 - 0 250 Orang 19.775.000 250 Orang 21.752.500 250 Orang 23.927.750 250 Orang 23.927.750 1000 Org 89.383.000 B. AcehDisnaker

PROGRAM PENINGKATAN

KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

TENAGA KERJA

Disnaker

Disnaker

Disnaker

Disnaker

176 kali Disnaker

PROGRAM PENINGKATAN

DISIPLIN APARATUR

Disnaker

Disnaker

0 kali 20 kali 28 kali 36 kali 36 kali 56 kali

1 Kali Disnaker

60 kali 60 kali 60 kali 60 kali 60 kali 60 kali 300 kali Disnaker

1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali

PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

KANTOR

Disnaker

22 Jenis 22 Jenis 25 Jenis 29 Jenis 29 Jenis 29 Jenis 134 Jenis Disnaker

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1 2 6 9 11 13 15 17 19 21204 5 7 8 10 12 14 16 18

Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data Capaian

pada tahun awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Disnaker

penanggung

jawab

Lokasi2018 2019 2020 2021 2022

Kondisis kinerja pada akhir periode

Renstra Disnaker

Target Target Target Target Target Target

Pengembangan dan

perluasan kesempatan

kerja

Meningkatnya

jumlah partisipasi

angkatan kerja

01 14 1 14 16 Persentase angkatan kerja

(usia kerja 15-64 tahun)

100 % 20 % 256.638.000 20 % 99.000.000 20 % 100.000.000 20 % 100.000.000 20 % 110.000.000 100 % 665.638.000 B. Aceh

01 Penyusunan Informasi

Bursa Tenaga Kerja

Persentase pencapaian

sertifikat ISO 9001:2015

pada pelayanan

penerbitan kartu AK/I

100 % - - - 100 % 49.500.000 100 % 50.000.000 100 % 50.000.000 100 % 55.000.000 100 % 204.500.000 B. Aceh

01 14 1 14 16 02 Penyebarluasan

informasi bursa tenaga

kerja

Jumlah tenaga kerja yang

mendaftar pada bursa

tenaga kerja

670 Org 1.000 Org 256.638.000 1000 Org 49.500.000 1500 Org 50.000.000 1500 Org 50.000.000 1500 Org 55.000.000 6500 Org 461.138.000 B. Aceh

Mewujudkan

perlindungan bagi

pengusaha dan pekerja

Meningkatnya

perlindungan bagi

pekerja

01 14 1 14 17 Persentase penyelesaian

kasus ketenagakerjaan

100 % 20 % 141.591.450 20 % 160.719.600 20 % 166.320.580 20 % 153.979.809 20 % 159.471.433 100 % 782.082.872 B. Aceh

01 14 1 14 17 02 Fasilitas penyelesaian

prosedur penyelesaian

perselisihan hubungan

industrial

jumlah penyelesaian

perselisihan perburuhan

secara tepat dan adil

sesuai ketentuan

20 Kasus 15 Kasus 21.229.150 15 Kasus 26.219.600 15 Kasus 27.530.580 15 Kasus 28.907.109 15 Kasus 30.352.464 75 Kasus 134.238.903 B. Aceh

01 14 1 14 17 03 Fasilitasi penyelesaian

prosedur pemberian

perlindungan hukum

dan jaminan sosial

ketenagakerjaan

Jumlah notulen rapat

fasilitasi penyelesaian

prosedur pemberian

perlindungan hukum dan

jaminan sosial

ketenagakerjaan

12 Notulen 12 Notulen 73.132.500 12 Notulen 74.000.000 12 Notulen 74.000.000 12 Notulen 55.669.300 12 Notulen 54.752.765 60 Notulen 331.554.565 B. Aceh

01 14 1 14 17 04 Sosialisasi berbagai

peraturan pelaksanaan

tentang

Ketenagakerjaan

Jumlah Perusahaan yang

mentaati norma umum

dan norma K3

90 Prsh 90 Prsh 28.602.200 90 Prsh 44.000.000 90 Prsh 46.640.000 90 Prsh 49.438.400 90 Prsh 52.404.704 450 Prsh 221.085.304 B. Aceh

01 14 1 14 17 05 Sosialisasi tentang LKS

Tripartit

Jumlah perusahaan yang

memahami tugas dan

fungsi Tripartit

30 Prsh 30 Prsh 18.627.600 30 Prsh 16.500.000 30 Prsh 18.150.000 30 Prsh 19.965.000 30 Prsh 21.961.500 150 Prsh 95.204.100 B. Aceh

Disnaker

Disnaker

Disnaker

Disnaker

PROGRAM PENINGKATAN

KESEMPATAN KERJA

Disnaker

Disnaker

Disnaker

PROGRAM PERLINDUNGAN

PENGEMBANGAN LEMBAGA

KETENAGAKERJAAN

Disnaker

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1 2 6 9 11 13 15 17 19 21204 5 7 8 10 12 14 16 18

Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data Capaian

pada tahun awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Disnaker

penanggung

jawab

Lokasi2018 2019 2020 2021 2022

Kondisis kinerja pada akhir periode

Renstra Disnaker

Target Target Target Target Target Target

Mewujudkan

pertumbuhan ekonomi di

sektor idustri kecil

menengah (IKM)

Meningkatnya

Pertumbuhan

industri kecil

menengah (IKM)

1.14 2 07 01 16 Persentase Gampong yang

Memiliki Minimal satu

Produk Industri kecil

Menengah

26 % 20 % 6.087.881.740 20 % 2.708.213.248 20 % 2.871.345.235 20 % 3.005.887.759 20 % 5.070.469.104 100 % 19.743.797.086 B. Aceh

1.14 2 07 01 16 01 Fasilitas bagi industri

kecil dan menengah

terhadap pemanfaatan

Sumber Daya

Jumlah perajin yang ikut

pelatihan souvenir dan

yang diberi bantuan

peralatan

30 perajin 50 perajin 4.944.715.200 50 perajin 1.296.831.192 50 perajin 1.248.255.871 50 perajin 1.220.489.458 50 perajin 1.732.694.353 250 perajin 10.442.986.074 B. Aceh

1.14 2 07 01 16 02 Pembinaan industri kecil

dan menengah dalam

memperkuat jaringan

klaster industri

Jumlah perajin yang ikut

pelatihan

50 perajin 197.911.040 277.075.456 318.636.774 350.500.452 888.527.924 2.032.651.646 B. Aceh

1.14 2 07 01 16 07 Promosi hasil industri Jumlah Pameran Produk

IKM

16 kali 16 kali 373.800.000 16 kali 448.560.000 16 kali 515.844.000 16 kali 567.428.400 16 kali 1.073.102.684 80 kali 2.978.735.084 B. Aceh

1.14 2 07 01 16 08 Penguatan Kapasitas

Pengrajin Melalui Dewan

Kerajinan Nasional

Jumlah Perajin Yang Dilatih 70 perajin 80 perajin 571.455.500 80 perajin 685.746.600 80 perajin 788.608.590 80 perajin 867.469.449 80 perajin 1.376.144.143 400 perajin 4.289.424.282 B. Aceh

1.14 2 07 01 17 PROGRAM

PENINGKATAN

KEMAMPUAN

TEKNOLOGI INDUSTRI

Persentase Peningkatan

Kemampuan Teknologi

Industri Perajin Tekstil

0 % 0 % - 0 % - 88 % 200.000.000 100 % 220.000.000 100 % 242.000.000 288 % 662.000.000 B. Aceh

1.14 2 07 01 17 01 Pembinaan Kemampuan

Teknologi Industri Kecil

Jumlah perajin yang ikut

pelatihan tekstil

0 perajin 0 perajin 0 50 perajin 0 50 perajin 200.000.000 50 perajin 220.000.000 50 perajin 242.000.000 200 perajin 662.000.000 B. Aceh

1.14 2 07 01 18 PROGRAM PENATAAN

STRUKTUR INDUSTRI

Persentase Jumlah

Penataan

15 % 20 % 72.477.200 20 % 138.000.000 20 % 158.700.000 20 % 174.570.000 20 % 176.315.700 100 % 720.062.900 B. Aceh

1.14 2 07 01 18 01 Peningkatan mutu dan

potensi industri kecil

Jumlah produk IKM yang

mendapat bantuan

kemasan dan sertifikat HKI

50 produk

IKM

50 produk

IKM

72.477.200 50 produk

IKM

138.000.000 50 produk

IKM

158.700.000 50 produk

IKM

174.570.000 50 produk

IKM

176.315.700 250 perajin 720.062.900 B. Aceh

KEPALA DINAS TENAGA KERJA

KOTA BANDA ACEH

Ir. Sofyanuddin

Pembina Utama Muda

Nip. 19591121 199102 1 001

Disnaker

Disnaker

Peningkatan kualitas

standar mutu hasil

industri

Meningkatnya mutu

hasil industri

Disnaker

Disnaker

Disnaker

Disnaker

Disnaker

50 orang perajin Disnaker50 orang

perajin

50 orang perajin 50 orang perajin 50 orang perajin 250 Orang perajin

500 buku UMKM

PROGRAM PENGEMBANGAN

INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH

Disnaker

NoFokus/aspek/Bidang Urusan/Indikator

Kinerja Pemb

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD

2017 2018 2019 2020 2021 20221 2 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Tingkat Pengangguran Terbuka 11,55% 11,14% 10,73% 10,32% 9,92% 9,92% Disnaker

2 Jumlah Industri Kecil Menengah produktif 2542 2563 2594 2620 2647 2647 Disnaker

3 Jumlah penetapan sentra industri 1 1 1 1 2 2 Disnaker

4 Pencari kerja yang ditempatkan (%) 32,47% 38,00% 40,00% 42,00% 44,00% 46,00% 46,00% Disnaker

5Jumlah penyelesaian perselisihan buruh

dengan pengusaha (%)94,29% 95,71% 95,71% 97,14% 94,29% 94,29% 94,29% Disnaker

Jumlah Pekerja/buruh yang menjadi peserta

Tabel 7.1

Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Capaian kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada

Akhir RPJMDSKPD

6

Jumlah Pekerja/buruh yang menjadi peserta

Jamsostek/BPJS ketenagakerjaan dan BPJS

kesehatan aktif (%)

8.500 8.575 8.602 8.666 8.690 8.715 8715 Disnaker

7 Rasio daya serap tenaga kerja 14,86% 17,95% 21,42% 24,73% 27,16% 30,00% 30,00% Disnaker

8 Angka partisipasi angkatan kerja115676 /

189512119485 / 199497 123295 / 204450 127115/ 209391 131053 / 209391 134937 / 214316 134937 / 214316 Disnaker

9 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 66/1618 66/1640 67/1664 67/1692 68/1727 68/1760 68/1760 Disnaker

10 Angka Pencari kerja yang ditempatkan 375/1155 380/1000 400/1000 420 / 1000 440/ 1000 460 / 1000 460 / 1000 Disnaker

11Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap

kebijakan pemerintah daerah94,29% 95,71% 95,71% 97,14% 98,57% 98,57% Disnaker

12Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis kompetensi72,73 72,73 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 Disnaker

13Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis masyarakat72,00 72,73 72,73 72,73 72,73 72,73 72,73 Disnaker

14Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan

pelatihan Kewirausahaan75,47 75,47 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92 Disnaker

15 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 2,10% 2,10% 2,20% 2,20% 2,20% 2,25% 2,25% Disnaker

16Kontribusi Rumah Tangga terhadap PDRB

sektor Industri25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% Disnaker16

sektor Industri25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% 25,62% Disnaker

17 Pertumbuhan Industri 5,39% 5,39% 5,50% 5,88% 6,20% 6,55% 6,55% Disnaker

18Besaran pekerja/buruh yang menjadi program

JAMSOSTEK30,00% 39,98% 49,99% 59,99% 69,99% 85,99% 94,99% Disnaker

19Besaran kasus yang diselesaikan dengan

perjanjian bersama (PB)93,75% 94,55% 94,86% 95,00% 95,11% 97,14% 97,22% Disnaker

BAB VIII-53