KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit...

18
RAK Revisi I 2015 - 2019 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmatnya, sehingga Rencana Aksi Kegiatan BTKL PP Kelas II Ambon Tahun 2015 2019 Revisi pertama dapat diselesaikan. Rencana Aksi Kegiatan ini sebagai penjabaran dalam Rencana Aksi Program (RAP) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 dan sekaligus merupakan perencanaan yang bersifat indicator dan memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang tercantum dalam “RENSTRA KEMENKES TAHUN 2015-2019”. Semoga Rencana Aksi Kegiatan BTKL PP Kelas II Ambon ini bermanfaat dalam penyusunan Rencana Kegiatan tahunan kearah peningkatan cakupan, realisasi kegiatan dan penigkatan serapan anggaran. Masukan , saran dan kritik sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan penyusunan RAK Revisi I BTKL PP Kelas II Ambon, dan atas perhatian dan kerjasama selama ini, kami ucapkan terima kasih

Transcript of KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit...

Page 1: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmatnya,

sehingga Rencana Aksi Kegiatan BTKL PP Kelas II Ambon Tahun 2015 – 2019 Revisi pertama

dapat diselesaikan.

Rencana Aksi Kegiatan ini sebagai penjabaran dalam Rencana Aksi Program (RAP)

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 dan sekaligus

merupakan perencanaan yang bersifat indicator dan memuat berbagai program pembangunan

kesehatan yang tercantum dalam “RENSTRA KEMENKES TAHUN 2015-2019”.

Semoga Rencana Aksi Kegiatan BTKL PP Kelas II Ambon ini bermanfaat dalam penyusunan

Rencana Kegiatan tahunan kearah peningkatan cakupan, realisasi kegiatan dan penigkatan

serapan anggaran.

Masukan , saran dan kritik sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan penyusunan RAK

Revisi I BTKL PP Kelas II Ambon, dan atas perhatian dan kerjasama selama ini, kami ucapkan

terima kasih

Page 2: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar

masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sebagai salah satu pilar utama

dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Untuk itu Pembangunan

Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang sebagai bagian dari Pembangunan Nasional, pembangunagn

kesehatan hendaklah dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.

Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes tahun

2015-2019, kontribusi keberhasilan Program Pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan antara lain ditandai dengan meningkatnya penemuan kasus TB secara aktif

disertai pengobatan, program eliminasi Malaria, Filariasis dan kusta, penemuan dan

pengobatan HIV/AIDS secara intensif, Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak

Menular dan meningkatnya Akses Air minum yang berkualitas serta Sanitasi dasar yang

layak.

Tentunya dalam upaya peningkatan keberhasilan program seperti tersebut diatas,

Pembangunan kesehatan masih dihadapkan pada isu-isu yang belum terselesaikan

seperti penurunan angka kematian ibu dan bayi, penaggulangan penyakit menular dan

tidak menular, peningkatan upaya promotif dan preventif dan peningkatan akses Air

minum dan sanitasi.

Tantangan lain terkait dalam perubahan struktur penduduk di ikuti dengan transisi

Epidemiologi yang mendorong peningkatan prevalensi dan kematian akibat PTM,

sementara permasalahan penyakit menular masih cukup besar dan diperburuk dengan

pengaruh perubahan iklim disertai dengan penurunan kualitas / daya dukung

lingkungan.

Oleh karena itu peran Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

Ambon (BTKL PP Ambon) sangat penting dalam melakukan Pencegahan,

Penanggulangan Penyakit yang berkaitan dengan lingkungan. Sebagai UPT Ditjen PP

dan PL Kementrian Kesehatan, BTKL PP Ambon merupakan Unit terdepan dalam

Pencegahan, Penanggulangan Penyakit dan Pengawasan Pemantauan Kualitas

Page 3: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 3

Lingkungan lebih Memfokuskan pada Kajian Cepat dan Reaksi cepat dengan

mengutamakan Surveilans Epidemiologi dan Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan

dengan penggunaan hasil berbasis laboratorium.

Rencana Aksi Kegiatan ( RAK – BTKL-PP Ambon) merupakan Dokumen Perencanaan

yang bersifat Indikatif, menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan secara

berkelanjutan dalam kurun waktu tahun 2015-2019. RAK – BTKL-PP Ambon secara

terperinci dilengkapi pencapaian terhadap target, yang disusun berdasarkan tugas

pokok dan fungsi teknis beserta dukungan Administrasi Manajemen.

B. GAMBARAN UMUM

1. Kedudukan dan Wilayah Pelayanan.

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon

secara Yuridis berkedudukan di Ambon dan bertanggung jawab dibidang

Pengendalian Penyakit dan Peyehatan Lingkungan membawahi 3 Propinsi yaitu ;

Provinsi Maluku dengan 9 Kabupaten dan 2 Kota, Provinsi Papua dengan 28

Kabupaten dan 1 Kota dan Provinsi Papua Barat dengan 12 Kabupaten dan 1 Kota.

2. Sumber Daya Manusia

a. Jumlah Pegawai sampai dengan saat ini pada BTKLPP Kelas II Ambon adalah

sebanyak 49 Orang

b. Strata Pendidikan :

S2, 4 Orang

S1, 29 Orang

D-III, 13 Orang

SMA/D-I, 3 Orang

Page 4: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 4

c. Fugsional

d. Menurut Disiplin Ilmu :

3. Sarana dan Fasilitas Kerja

Epidemiologi, 4 Orang

Sanitarian,8 Orang

Pranata Laboratorium,

22 Orang

Penata Laporan

Keuangan, 4 Orang

Penata BMN,

3 Orang

Analis Kepegawaian,

2 Orang

Bendahara, 2 Orang

Perencana, 2 Orang

Penyusun Laporan, 2 Orang

Manajemen Rumah Sakit,

1 Orang

Magister Kesehatan,

3 Orang

S1 Kesehatan Masyarakat,

13 Orang

S1 Non Kesehatan,

6 Orang

S1 Sains, 10 Orang

D-III, 13 Orang

SMA/D-I, 3

Orang

Peralatan Laboratorium Kimia, 16 Unit

Peralatan Laboratorium Fisika, 10 Unit

Peralatan Laboratorium

Biologi, 10 Unit

Teknologi Tepat Guna, 4

Unit

Alat Pengendalian Vektor, 4 Unit

Page 5: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 5

4. Norma, Standar, Pedoman, Kriteria ( NSPK ).

Operasional Kegiatan BTKL-PP Ambon mengacu pada peraturan Perundangan

yang berlaku baik tingkat Pusat maupun tingkat Daerah, antara lain :

a. Pedoman Kerja Teknis BTKL- PP Ambon

b. Protap

c. Standar /Kualitas/ Kriteria SDM BTKL – PP Ambon

5. Kemitraan ( Jejaring Kerja ),

Pergerakan Organisasi dalam mengoperasionalkan kegiatan dilapangan bersinergis

secara lintas sector maupun lintas program dengan melibatkan

a. Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten/Kota (Maluku, Papua, Papua Barat)

b. Bapedalda Provinsi / Kabupaten/kota (Maluku, Papua, Papua Barat )

c. Dinas Peternakan

d. PDAM Pemerintah / Swasta

e. PT. PLN / PT. Angkasa Pura

f. Stakeholder lainnya

Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit yang dilaksanakan oleh Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon di 3 Provinsi Regional

(Maluku, Papua, Papua Barat) pada prinsipnya masih kedapatan Permasalahan /

Hambatan antara lain :

1. Jejaring kerja secara de facto sudah dilaksanakan namun secara yuridis formal

belum semuanya di bakukan dalam bentuk kesepakatan bersama

2. Pada tataran pelaksanaan kegiatan masih ditemukan kesulitan koordinasi karna

masih adanya perbedaan persepsi, kedudukan tugas fungsi pengambilan keputusan

tingkat pimpinan dalam wilayah administrasi Pemerintah.

3. Frekwensi pertemuan tim jejaring surveilans dan ADKL belum maksimal di tingkat

pembagian program.

4. Geografis wilayah Papua, Papua Barat dengan tingkat kesulitan cukup tinggi

berpengaruh pada waktu penyelesaian kegiatan dilapangan dan oleh petugas yang

secara tidak langsung berdampak pada realisasi cakupan kegiatan

5. Dari 21 kabupaten/kota di provinsi Papua 11 Kabupaten/Kota belum dapat

dilaksanakan kegiatan

Page 6: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 6

Diawali dengan Tahun 2015 sesuai Tupoksi BTKL-PP Kelas II Ambon telah melakukan

kegiatan di 3 provinsi ( Maluku, Papua, Papua Barat ) yang dalam penerapannya melalui

kegiatan Surveilans Epidemiologi dan Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan.

Surveilans Epidemiologi di fokuskan pada kajian-kajian factor risiko penyakit menular

(Malaria, TB Paru, Filariasis, Vektor, Kecacingan pada anak usia sekolah), Penyakit

Tidak Menular di fokuskan pada kajian factor risiko PTM-Diabetes Melitus (DM).

Kajian Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan lebih difokuskan pada kualitas

lingkungan pemukiman, pengawasan/pemeriksaan sampel Air minum, kualitas sumber

air bersih ( 23 Kabupaten ), Kajian Kualitas Lingkungan Pemukiman (3 Lokasi),

Pengawasan Sanitasi Hotel di Kota Ambon ( 4 Hotel ), Kajian Kualitas TTU ( 5Lok)

Pengembangan Teknologi dan Laboratorium lebih difokuskan pada Peningkatan

pelayanan Laboratorium dalam rangka pengujian sampel air bersih dan Sampel Air

Minum, Uji Petik/Sampling Kualitas Udara Ambien, Sistem Kalibrasi Peralatan

Laboratorium dan Akreditasi pelayanan Laboratorium dengan 10 Parameter

Operasional Kegiatan tahun 2015 didukung dengan total Anggaran Rp.

11.878.893.000,- dengan Target PNBP 2015 sebesar Rp. 105.000.000,-

C. DASAR HUKUM

1. Kepmenkes No.266/MENKES/SK/2004 tentang kriteria unit pelaksana teknis

dibidang teknik kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular

2. Permenkes N0.1144/Menkes/Per/VIII/2004 tentang organisasi dan tata kerja

kementerian kesehatan

3. PermenPAN dan RB No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4. Permenkes RI No. 2349/Menkes/Per/XI/2011 tentang organisasi dan tata kerja unit

pelaksana teknis di bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit.

D. STRUKTUR ORGANISASI

BTKL-PP Kelas II Ambon merupakan UPT Kementerian Kesehatan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyaakit dan

Penyehatan Lingkungan sesuai Permenkes RI. Nomor 2349/Menkes/Per/XI/2011

tentang Organisasi dan tata kerja UPT dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit sebagai berikut

Page 7: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 7

KEPALA KANTOR

NURYANTO,SKM.,MARS NIP.196307061987031008

Ka Sub Bagian TU

SEMUEL NOYA,S.Sos NIP.196509161988031001

Ka Sie SE dan ADKL

F. ADRIAANSZ, SKM

NIP.196310281989031002

Ka Sie PTL

CHRESTIAN TANIHATU,AMKL

NIP. 196109091988031001

JABATAN FUNGSIONAL

INSTALASI

Page 8: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 8

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN NILAI

A. VISI DAN MISI

Sejalan dengan Rencara Strategis Kementerian Kesehatan RI 2015-2019, Visi dan Misi

Kemenerian Kesehatan mengikuti Visi dan Misi Presiden RI yaitu “ Terwujudnya

Indonesia yang beraulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong “

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu :

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berdasarkan

negara hukum

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai

negara maritim

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

B. TUJUAN

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu ;

1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan ;

2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyakarat

terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan

a. Tujuan Umum :

Terselanggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya

guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –

tingginya

b. Tujuan Khusus :

Terselenggaranya pengujian laboratorium dan pemantauan lingkungan sebagai

factor risiko penyakit potensial wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas

Page 9: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 9

untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya

C. SASARAN

1) Meningkatnya persentasi investigasi, respon cepat dan penanggulanan KLBdari

20 kegiatan menjadi 35 kegiatan.

2) Meningkatnya jumlah jejaring dan advokasi SKD, penanggulangan KLB dan

kejadian bencana pada kab/kota dari 15 Kegiatan menjadi 27 Kegiatan

3) Meningkatnya persentasi kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular

penyakit menular dan tidak menular lainnya pada Kab/Kota dari 30% menjadi

75%.

4) Meningkatnya jumlah hasil uji laboratorium penyakit potensial wabah, penyakit

menular/tidak menular prioritas dan factor risikonya dari 1600 sampel menjadi

4500 sampel.

5) Meningkatnya jumlah rancang bangun model teknologi tepat guna pengandalian

penyakit dan penyehatan lingkungan dari 2 jenis menjadi 5jenis

6) Meningkatnya Jumlah pengujian Laboratorium dan Kalibrasi dari 112 pengujian

sampai dengan 140 Pengujian

7) Jumlah Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang

mendukung perolehan SAKIP dengan hasil minimal AA dari 91% sampai 99%

D. NILAI – NILAI

1. Pro Rakyat :

Pembangunan Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan Rakyat dan

Menghasilkan yang terbaik untuk Rakyat menikamati derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya sebagai hak asasi manusia.

2. Inklusif :

Semua Program Pembangunan Kesehatan melibatkan semua pihak berpartisifasi

Aktif, bersinegis secara lintas sector, Organisasi profesi, Organisasi masyarakat

pengusaha, masyarakat madani.

3. Responsif :

Program kesehatan diharuskan sesuai kebutuhan Rakyat, petugas memiliki Daya

tanggap yang cepat mengatasi permasalahan dilapangan sesuai kondisi setempat

dengan memperhatikan cultur budaya, social dan kondisi geografis.

Page 10: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 10

4. Efektif :

Program Kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target dan bersifat

efisien

5. Bersih :

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari KKN, Transparan dan

Akuntabel.

Page 11: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 11

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN

Mempedomani Permenkes No 2349 / Menkes / Per / XI / 2011 tentang Organisasi dan

Tata Kerja UPT di bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit,

yang Penyebarannya sesuai Tugas dan Fungsi BTKL PP, maka Arah Kebijakan yang di

tempuh adalah :

1. Meningkatkan kemampuan surveilans berbasis laboratorium

2. Meningkatkan kemampuan analisis dampak kesehatan lingkungan

3. Meningkatkan kemampuan sebagai laboratorium lingkungan

4. Meningkatkan kemampuan kendali mutu dan kalibrasi

5. Mengembangkan model dan TTG

6. Meningkatkan dukungan manajemen dan pembiayaan

B. STRATEGI

1. Mengoptimalkan surveilans Epidemiologi

Penerapan Sistem Surveilans Epidemiologi yang efektif akan sangat bermanfaat

dalam melaksanakan Sisitem Kewaspadaan Dini dan Upaya penanggulangan Faktor

risiko Penyakit Menular / Penyakit Tidak Menular maupun yang berpotensi wabah.

Fokus perhatian adalah Tenaga yang terampil dan Fasilitas yang memadai untuk

tindakan pengamatan, pengawasan, pengumpulan data, pengolahan data dan

Analisa serta penajian data.

2. Mengoptimalkan ADKL

Penerapan Sistem Analisa Dampak Kesehatan lingkungan (ADKL) yang

tersistematis, terukur akan sangat bermanfaat dalam menganalisa Dampak

Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat dengan menetralisir tingkat kerugian

akibat dampak.

Focus perhatian adalah tenaga yang terampil dengan fasilitas memadai untuk

tindakan kajian, peemantauan, pengukuirann parameter kualitas lingkungan sesuai

Standar Baku Mutu.

Page 12: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 12

3. Mengoptimalkan Fungsi Laboratorium

Penerapan pola kerja cepat dan tepat akan sangat bermanfaat dalam menyajikan

hasil uji laboratorium untuk ditindak lanjuti sesuai program dilapangan

Focus perhatian adalah pranata laboratorium yang terampil dengan fasilitas kerja

memadai, ruang kerja cukup dan Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Penguji.

4. Melaksanakan jejaring kemitraan dengan lintas program maupun lintas sektor.

Jejaring kemitraan dibangun dengan stakeholder diantarannya Dinas Kesehatan

Provinsi, Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Perusahaan swasta.

5. Memperbaiki Manajemen Program

Manajemen program merupakan Alat dalam mencapai Tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

Focus perhatian adalah Keputusan dalam Penyusunan Rencana secara

tersistematis, berkelanjutan dengan skala Prioritas jangka pendek, menengah dan

panjang.

Monitoring dan Evaluasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap

kegiatan secara tertulis untuk dijadikan acuan sekaligus mutu pelayanan dapat

ditingkatkan.

6. Melengkapi sarana dan Prasarana

Keberhasilan Program perlu ditunjang dengan ketersediaan Sarana Prasarana kerja

yang memadai

Focus perhatian adalah Pembangunan Sarana Fisik (Kantor) termasuk laboratorium

sesuai Standar beserta pengadaan Fasilitas kerja baru yang memadai sesuai tugas

fungsi organisasi

7. Peningkatan Kualitas SDM Teknis

Perencanaan Kebutuhan dan penempatan tenaga yang tepat, diikuti dengan

kesempatan mengikuti studi lanjut atau Diklat Bersertifikasi bagi tenaga fungsional.

Page 13: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 13

BAB IV

RENCANA KERJA DAN PENDANAAN

A. RENCANA KEGIATAN

No Indikator Kinerja DO Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentasi investigasi,

respon cepat dan

penanggulanan KLB

Persentasi respons cepat

dan Penanggulangan KLB

kurang dari 24 jam dan

lainnya

20

23

27

30

35

2 Jumlah jejaring dan

advokasi SKD,

penanggulangan KLB

dan kejadian bencana

pada kab/kota

Jumlah pertemuan baik yang

diselenggarakan maupun

yang dihadiri atau

peyebarluasan informasi

tentang survailans faktor

risiko penyakit atau

penyehatan lingkungan

15

18

21

24

27

3 Persentasi kajian dan

monitoring faktor risiko

sumber penular dan

penyakit menular/tidak

menular lainnya

Jumlah kajian dan monitoring

faktor risiko sumber

penularan penyakit menular

dan penyakit tidak menular

30%

40%

50%

60%

70%

4 Jumlah hasil uji

laboratorium penyakit

potensial wabah,

penyakit menular/tidak

menular prioritas dan

faktor risikonya

Jumlah hasil uji laboratorium

dalam rangka mendukung

penyakit berpotensi wabah,

penyakit menular dan

penyakit tidak menular

1600

3300

3750

4100

4500

5 Jumlahpengujian

kendali Mutu dan

Kalibrasi laboratorium

Jumlah laporan hasil uji

laboratorium dan kalibrasi

dalam rangka pengendalian

faktor risiko lingungan dan

penyakit berpotensi wabah,

112

120

128

131

140

Page 14: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 14

penyakit menular dan tidak

menular

6 Meningkatnya jumlah

rancang bangun model

TTG pengendalian

penyakit penyehatan

lingkungan

Jumlah rancang bangun

model TTG pengendalian

penyakit dan penyehatan

lingkungan

2 3 3 4 5

7 Jumlah Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya yang

mendukung perolehan

SAKIP dengan hasil

minimal AA

Jumlah kegiatan dukungan

manajemen yang mendukung

perolehan SAKIP BTKLPP

Ambon.

91

93

95

97

99

Page 15: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 15

B. RENCANA PENDANAAN

No Indikator Kegiatan Rencana Pendanaan (dlm Rp.000)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentasi

investigasi,

respon cepat dan

penanggulanan

KLB

Surveilans dan

Karantina

Kesehatan

375.000 537.730 2.057.003 2.262.000 2.500.000

2 Jumlah jejaring

dan advokasi

SKD,

penanggulangan

KLB dan kejadian

bencana pada

kab/kota

Pencegahan

dan

pengendalian

Penyakit Tular

Vektor dan

Zoonotik

296.696 318.290 62.740 70.000 90.000

Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

Menular

Langsung

74.193 151.410 168.370 184.000 203.000

Pencegahan

dan

pengendalian

Penyakit Tidak

Menular

63.582 69.300 76.230 82.753 91.000

3 Persentasi

kajian dan

monitoring

faktor risiko

sumber penular

penyakit

menular dan

tidak menular

lainnya pada

Kab/Kota.

Pencegahan

dan

pengendalian

Penyakit Tular

Vektor dan

Zoonotik

899.304 891.910 1.462.660 1.645.000 1.880.000

Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

Menular

56.107 618.400 586.430 670.900 756.800

Page 16: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 16

Langsung

Pencegahan

dan

pengendalian

110.111 297.000 117.578 125.789 135.650

4 Jumlah hasil uji

laboratorium

penyakit

potensial

wabah, penyakit

menular/tidak

menular

prioritas dan

faktor risikonya

131.000 142.000 258.000 270.000 300.000

5 Jumlah rancang

bangun model

teknologi tepat

guna

pengandalian

penyakit dan

penyehatan

lingkungan

40.000 44.000 49.400 54.000 60.000

6 Jumlah

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya yang

mendukung

perolehan

SAKIP dengan

hasil minimal AA

6.510.668

9.799.430 10.256.374 12.550.000 14.000.000

Page 17: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 17

BAB V

PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

A. Pemantauan

Pencapaian target indikator kinerja kegiatan dipantau melalui evaluasi kinerja berkala

setiap triwulan dan semester. Evaluasi kinerja berkala per triwulan dilakukan berdasarkan

laporan eksekutif bulanan yang di dalamnya memuat pencapaian target tiap indikator kinerja.

Sedangkan evaluasi kinerja berkala per semester memantau pencapaian target indikator

kegiatan yang diakumulasikan dari hasil evaluasi kinerja berkala selama dua triwulan.

B. Penilaian

Untuk menilai pencapaian target indikator kinerja kegiatan, maka harus disusun

terlebih dahulu defenisi operasional dari masing-masing indikator dan satuan ukurnya. Pada

tabel 5.1 berikut ini tercantum definisi operasional dan satuan ukur indikator kinerja kegiatan.

Tabel 5.1 Defenisi Operasional dan Satuan Ukur Indikator Kinerja Kegiatan

No Indikator Kinerja DO Satuan

Ukur

1 Jumlah investigasi, respon

cepat dan penanggulanan KLB

Jumlah respons cepat dan

Penanggulangan KLB kurang dari 24 jam

dan lainnya

Kali

2 Jumlah jejaring dan advokasi

SKD, penanggulangan KLB

dan kejadian bencana pada

kab/kota

Jumlah pertemuan baik yang

diselenggarakan maupun yang dihadiri atau

peyebarluasan informasi tentang survailans

faktor risiko penyakit atau penyehatan

lingkungan

Kali

3 Persentasi kajian dan

monitoring faktor risiko sumber

penular dan efektifitas

intervensi DBD, Malaria, TB

dan penyakit menular/tidak

menular lainnya pada

Kab/Kota.

Jumlah kajian dan monitoring faktor risiko

sumber penularan penyakit menular dan

penyakit tidak menular

Kali

Page 18: KATA PENGANTAR - e-renggar.kemkes.go.id · Sebagaimana tercantum dalam RAP Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 yang merupakan penyebaran Renstra Kemenkes

RAK Revisi I 2015 - 2019 18

4 Jumlah hasil uji laboratorium

penyakit potensial wabah,

penyakit menular/tidak

menular prioritas dan faktor

risikonya

Jumlah hasil uji laboratorium dalam rangka

mendukung penyakit berpotensi wabah,

penyakit menular dan penyakit tidak

menular

Sampel

5 Jumlah rancang bangun model

teknologi tepat guna

pengandalian penyakit dan

penyehatan lingkungan

Jumlah model atau teknologi tepat guna

bidang PP PL yang dihasilkan

Jenis

6 Jumlahpengujian kendali Mutu

dan Kalibrasi laboratorium

Jumlah laporan hasil uji laboratorium dan

kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor

risiko lingungan dan penyakit berpotensi

wabah, penyakit menular dan tidak menular

Kali

7 Jumlah Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya yang

mendukung perolehan SAKIP

dengan hasil minimal AA

Jumlah kegiatan dukungan manajemen

yang mendukung perolehan SAKIP

BTKLPP Ambon.

Kali

C. Pelaporan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran sesuai dengan

undang-undang No 17 Tahun 2003 dan peraturan menteri keuangan yang berkaiatan maka

BTKL PP Ambon menyusun laporan secara berkala.

Selain itu BTKL PP Ambon juga menyusun laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI

No 53 Tahun 2014 yang merupakan perwujudan akintabilitas pada pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dimandatkan kepada satuan kerja atas penggunaan anggaran berdasarkan

target indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan.