KATA PENGANTAR -...

76

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Page 1: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan
Page 2: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayah-Nya

sehingga Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif

Gender bagi SKPD ini dapat diselesaikan. Pedoman ini disusun dalam rangka

penguatan pengendalian dan evaluasi perencanaan guna mendukung Percepatan

Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Blitar.

Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor:

270/M.PPN/11/2012; Nomor: SE-33/MK.02/2012; Nomor: 050/4379A/SJ; Nomor:

SE 46/MPP-PA/11/2012 tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan

Gender (PUG) Melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender

(PPRG), pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi SKPD di Lingkup

Pemerintah Kabupaten Blitar agar penyusunan instrumen PPRG SKPD dapat lebih

terarah dan sistematis.

Akhir kata, semoga pedoman ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

dalam rangka percepatan penerapan PUG Kabupaten Blitar melalui PPRG.

Blitar, Oktober 2017

Kepala Bappeda Kabupaten Blitar

Ir. SUWANDITO

Page 3: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………….........……………………………………i

Daftar Isi…………………………………………………….........……………………………..ii

Daftar Gambar……………………………………………………........…...…………………iii

Daftar Tabel……………………………………………………………........………………....iii

Daftar Lampiran.………………………………………………………........…………………iii

Daftar Istilah dan Singkatan…………………………………………………........……..……iv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

I.2 Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan Terkait ............................... 2

I.3 Tujuan....................................................................................................... 3

I.4 Sasaran ...................................................................................................... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER

2.1 Perencanaan dan Penganggaran Daerah ...................................................... 5

2.2 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender .............................. 7

2.3 Prinsip-Prinsip PPRG .................................................................................. 7

2.4 Tahapan dan Instrumen PPRG .................................................................... 9

BAB III PENERAPAN INSTRUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG

RESPONSIF GENDER

3.1 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Perencanaan ............................... 19

3.2 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Penganggaran ............................ 27

3.3 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Pelaksanaan Kegiatan dan

Pertanggungjawaban ................................................................................ 30

3.4 Peran Kelembagaan Pengarusutamaan (PUG) dalam PPRG ........................ 30

3.5 Pengawasan PPRG .................................................................................... 31

BAB IV PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

4.1 Pengertian Pengendalian dan Evaluasi PPRG ............................................. 33

4.2 Indikator Pengendalian dan Evaluasi PPRG ............................................... 34

4.3 Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi ............................................... 36

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

Page 4: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah .............. 5

Gambar 2.2 Alur Perencanaan dan Penganggaran Desa dan Daerah .......................... 6

Gambar 2.3 Posisi GAP dan GBS dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran Responsif Gender Desa ............................................. 9

Gambar 2.4 Posisi GAP dan GBS dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan dan

Penganggaran Responsif Gender Daerah ................................................ 10

Gambar 4.1 Alur Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi .................................... 36

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Hasil Analisis GAP .............................................................................. 12

Tabel 2.2 Format GBS dengan Analisis Menggunakan GAP ............................................. 15

Tabel 2.3 Format GBS dengan Analisis Menggunakan Instrumen Selain GAP.................... 16

Tabel 3.1 Integrasi Gender dalam Dokumen Renstra PD ................................................. 20

Tabel 3.2 Integrasi Gender dalam Dokumen Renja PD ................................................... 25

Tabel 3.3 Integrasi Gender dalam Dokumen RKA SKPD.................................................. 28

Tabel 3.4 Peran Kelembagaan PUG dalam Penyusunan PPRG ......................................... 30

Tabel 4.1 Indikator Pengendalian dan Evaluasi PPRG Berbasis Dokumen ......................... 34

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Contoh GAP Bidang Pekerjaan Umum ............................................................... 40

Tabel 2 Contoh GBS Bidang Pekerjaan Umum ............................................................... 42

Tabel 3 Contoh GAP Bidang Kesehatan ......................................................................... 44

Tabel 4 Contoh GBS Bidang Kesehatan .......................................................................... 49

Tabel 5 Contoh GAP Bidang Tenaga Kerja ..................................................................... 52

Tabel 6 Contoh GBS Bidang Tenaga Kerja ..................................................................... 56

Tabel 7 Formulir Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan Renja SKPD .................. 59

Tabel 8 Kesimpulan Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan RKPD

dan Renja SKPD ................................................................................................. 61

Page 5: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

iv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Analisis Gender : Identifikasi secara sistematis tentang isu-isu gender yang

disebabkan karena adanya pembe- daan peran serta

hubungan sosial antara perem- puan dan laki-laki.

Analisis gender perlu dilaku- kan, karena pembedaan-

pembedaan ini bukan hanya menyebabkan adanya

pembedaan diantara keduanya dalam pengalaman,

kebutuhan, penge- tahuan, perhatian, tetapi juga

berimplikasi pada pembedaan antara keduanya dalam

memperoleh akses dan manfaat dari hasil

pembangunan, berpartisipasi dalam pembangunan

serta pengua- saan terhadap sumberdaya

pembangunan.

Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD)

: Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah

dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN)

: Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan

ditetapkan dengan Undang-Undang.

Anggaran Responsif Gender

(ARG)

: Anggaran yang merespon kebutuhan, permasala- han,

aspirasi dan pengalaman perempuan dan laki-laki yang

tujuannya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan

gender.

Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

(BAPPEDA)

: Unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang

melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan

penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksa- naan

rencana pembangunan daerah.

Bias Gender : Suatu pandangan yang membedakan peran,

kedudukan, hak serta tanggung jawab perempuan dan

laki-laki dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan

pembangunan serta memihak kepada salah satu jenis

Page 6: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

v

kelamin.

Data Terpilah : Data terpilah menurut jenis kelamin, status dan kondisi

perempuan dan laki-laki di seluruh bidang

pembangunan yang meliputi kesehatan, pendidikan,

ekonomi dan ketenagakerjaan, bidang politik dan

pengambilan keputusan, bidang hukum dan sosial

budaya dan kekerasan.

Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD)

: Lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

Dokumen Pelaksanaan

Anggaran SKPD (DPA SKPD)

: Dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksa- naan

anggaran oleh Kepala SKPD sebagai pengguna

anggaran.

Focal Point Pengarusutamaan

Gender (Focal Point PUG)

: Individu-individu yang telah sensitif gender yang

berasal dari instansi/lembaga/organisasi/unit organisasi

yang mampu melaksanakan pengarus- utamaan gender

ke dalam setiap kebijakan, program, proyek dan

kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di

wilayah masing- masing.

Forum SKPD : Wahana antar pihak yang langsung atau tidak langsung

mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan

kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD

Gender : Perbedaan sifat, peranan, fungsi, dan status antara

perempuan dan laki-laki yang bukan berdasarkan pada

perbedaan biologis, tetapi berdasarkan relasi sosial

budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat

yang lebih luas. Jadi, gender merupakan konstruksi

sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan

zaman.

Gender Analysis Pathway

(GAP)

: Disebut juga alur kerja analisis gender, merupakan

model/alat analisis gender yang dikembangkan oleh

Bappenas bekerjasama dengan Canadian International

Development Agency (CIDA), dan Kementerian

Page 7: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

vi

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(KPP&PA) untuk membantu para perencana melakukan

pengarusutamaan gender.

Gender Budget Statement

(GBS)

: Pernyataan anggaran responsif gender atau Lembar

Anggaran Responsif Gender adalah dokumen

pertanggungjawaban spesifik gender yang disusun

pemerintah yang menunjukkan kesediaan instansi

untuk melakukan kegiatan berdasarkan kesetaraan

gender dan mengaloka- sikan anggaran untuk kegiatan-

kegiatan tersebut.

Hasil (Outcome) : Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

Indikator Kinerja : Instrumen untuk mengukur kinerja, yaitu alat ukur

spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk

masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau

dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja

suatu program atau kegiatan. Untuk mengukur output

pada tingkat Kegiatan digunakan instrumen Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK), untuk mengukur hasil pada

tingkat Program digunakan instrumen Indikator Kinerja

Program, bisa juga dengan Indikator Kinerja Utama

(IKU).

Isu Gender : Suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan

perempuan dan laki-laki atau ketimpangan gender.

Kondisi ketimpangan gender ini diperoleh dengan

membandingkan kondisi yang dicita- citakan (kondisi

normatif) dengan kondisi gender sebagaimana adanya

(kondisi subyektif).

Isu Strategis : Kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan

daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah

dengan karakteristik bersifat penting, mendasar,

mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan

Page 8: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

vii

penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang

akan datang.

Keadilan Gender (Gender

Equity)

: Perlakuan adil bagi perempuan dan laki-laki dalam

keseluruhan proses kebijakan pembangu- nan nasional,

yaitu dengan mempertimbangkan pengalaman,

kebutuhan, kesulitan, hambatan sebagai perempuan

dan sebagai laki-laki untuk mendapat akses dan

manfaat dari usaha-usaha pembangunan; untuk ikut

berpartisipasi dalam mengambil keputusan (seperti

yang berkaitan dengan kebutuhan, aspirasi) serta dalam

memperoleh penguasaan (kontrol) terhadap

sumberdaya seperti dalam mendapatkan/ penguasaan

keterampilan, informasi, pengetahuan, kredit dan lain-

lain

Kebijakan Umum Anggaran

(KUA)

: Dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan,

belanja, dan pembiayaan serta

asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu)

tahun.

Kebijakan/ Program yang

Responsif Gender

: Kebijakan/program yang responsif gender berfokus

kepada aspek yang memperhatikan kondisi

kesenjangan dan kepada upaya

mengangkat isu ketertinggalan dari salah satu jenis

kelamin.

Kegiatan : Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau

beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran

terukur pada suatu program, dan terdiri dari

sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik

yang berupa personil (sumber daya manusia), barang

modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber

daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk

menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk

barang/jasa.

Page 9: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

viii

Kegiatan Prioritas : Kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara

langsung sasaran program prioritas.

Keluaran (output) : Barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang

dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran

dan tujuan program dan kebijakan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

/ Term of Reference (TOR)

: KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai

dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/

Lembaga. Dalam KAK tercakup latar belakang, maksud

dan tujuan, indikator keluaran dan keluaran, cara

pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan

penanggungjawab kegiatan, jadwal kegiatan, dan biaya

kegiatan.

Kesenjangan Gender (gender

gap)

: Ketidakseimbangan atau perbedaan kesempatan, akses,

partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan

laki-laki yang dapat terjadi dalam proses

pembangunan.

Kesetaraan Gender (gender

equality)

: Kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-

laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya

sebagai manusia, agar mampu ber- peran dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial

budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan nasional

dan kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya

seimbang.

Kinerja : Prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau

hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas

terukur.

Millenium Development

Goals (MDG's)

: Disebut juga Tujuan Pembangunan Milenium adalah

hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari

189 negara Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang

mulai dijalankan pada September 2000, dan mencakup

delapan sasaran untuk dicapai pada 2015, yaitu: (1)

Page 10: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

ix

mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, (2) pendidikan

universal, (3) kesetaraan gender, (4) kesehatan anak,

(5) kesehatan ibu, (6) , penanggulangan HIV/AIDS, (7)

kelestarian lingkungan, dan (8) kemitraan global.

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) : Forum antar pemangku kepentingan dalam rangka

menyusun rencana pembangunan.

Netral Gender : Kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak

memihak kepada salah satu jenis kelamin.

Pemangku Kepentingan : Pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan

manfaat atau dampak dari perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan daerah antara lain unsur

DPRD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, POLRI,

Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat

provinsi dan kabupaten/kota/desa, pengusaha/

investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi,

kabupaten/kota, pemerintahan desa, dan kelurahan

serta keterwakilan perempuan dan kelompok

masyarakat rentan termajinalkan.

Pembangunan Daerah : Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,

baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,

lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan

kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia.

Pengarusutamaan Gender

(PUG)

: Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender

menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.

Perencanaan

: Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan

yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan

memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Page 11: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

x

Perencanaan dan

Penganggaran Responsif

Gender (PPRG)

: Instrumen untuk mengatasi adanya perbedaan atau

kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat

pembangunan bagi perempuan dan laki- laki dengan

tujuan untuk mewujudkan anggaran yang lebih

berkeadilan.

Perencanaan yang Responsif

Gender

: Perencanaan yang dibuat oleh seluruh lembaga

pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan lainnya

yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek

seperti: peran, akses, manfaat dan kontrol yang

dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki.

Artinya adalah bahwa perencanaan tersebut perlu

mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan

permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik

dalam proses penyusunannya maupun dalam

pelaksanaan kegiatan.

Penganggaran Berbasis

Kinerja (PBK)

: Pendekatan dalam sistem penganggaran yang

memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan

kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi

dalam pencapaian kinerja tersebut.

Perencanaan Pembangunan

Daerah : Suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan

yang melibatkan berbagai unsur pemangku

kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu

lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu

tertentu.

Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS)

: Rancangan program prioritas dan patokan batas

maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk

setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA

SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.

Problem Base Approach

(PROBA)

: Teknik analisis yang dikembangkan melalui kerja sama

antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan,

BKKBN, dan UNFPA, dengan pendekatan yang

Page 12: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

xi

berbasis masalah.

Program : Bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau

masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah

daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan

pembangunan daerah.

Rencana Kerja : Dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai sasaran

pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan

kerangka anggaran.

Rencana Kerja dan Anggaran

SKPD (RKA SKPD)

: Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi

rencana pendapatan, rencana belanja program dan

kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar

penyusunan APBD.

Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD)

: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)

tahun atau disebut dengan rencana pem- bangunan

tahunan daerah.

Rencana Kerja PD (Renja PD) : Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)

tahun.

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima)

tahun.

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional

(RPJMN)

: Dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk

periode 5 (lima) tahun.

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah

(RPJPD)

: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua

puluh) tahun.

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional

(RPJPN)

: Dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk

periode 20 (dua puluh) tahun.

Rencana Strategis PD (Renstra

PD)

: Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima)

tahun.

Page 13: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

xii

Responsif Gender : Perhatian dan kepedulian yang konsisten dan sistematis

terhadap perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-

laki di dalam masyarakat yang disertai upaya

menghapus hambatan- hambatan struktural dan

kultural dalam mencapai kesetaraan gender.

Sasaran : Target atau hasil yang diharapkan dari suatu program

atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD)

: Perangkat daerah pada pemerintah daerah provinsi

dan kabupaten/kota

Sensitif Gender : Kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat

dan menilai hasil-hasil pembangunan serta relasi antara

perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal

(SPM)

: Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar

yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak

diperoleh setiap warga secara minimal.

Statistik Gender : Kumpulan data dan informasi terpilah menurut jenis

kelamin yang memperlihatkan realitas kehidupan

perempuan dan laki-laki yang mengandung isu gender.

Statistik gender biasanya dipakai dalam konteks

kebijakan, dengan tujuan untuk (1) melihat adanya

ketimpangan gender secara komprehensif; (2)

membuka wawasan para penentu kebijakan atau

perencana tentang kemungkinan adanya isu gender

dan; (3) bermanfaat untuk melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap kebijakan/program yang responsif

gender.

SWOT Analysis : Suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara

mengidentifikasi secara internal faktor kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weakness) dan secara

eksternal mengenai peluang (opportunities) dan

ancaman (threats), untuk menyusun program aksi

sebagai tindakan dalam mencapai sasaran dan tujuan

Page 14: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

xiii

dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta

meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Tim Anggaran Pemerintah

Daerah (TAPD)

: Tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah

dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai

tugas menyiapkan serta melaksana- kan kebijakan

kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang

anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah,

BPKAD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Page 15: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan
Page 16: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi yang dibangun untuk

mengintegrasikan perpektif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran

diharapkan dapat mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih

efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam memberikan manfaat pembangunan

bagi seluruh penduduk, baik perempuan maupun laki-laki.

Pelaksanaan PUG harus terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan yang

menjadi acuan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin program dan kegiatan

yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah menjadi responsif gender. Perencanaan dan

Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan perencanaan yang disusun

dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat

yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki. Hal ini berarti bahwa

perencanaan dan penganggaran tersebut mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan

permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunan maupun

dalam pelaksanaan kegiatan.

PPRG bukanlah suatu proses yang terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan

pula penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari laki-

laki. Di samping itu penyusunan PPRG bukanlah tujuan akhir, melainkan merupakan

sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk mewujudkan keadilan dalam penerimaan

manfaat pembangunan.

Secara spesifik, PPRG juga merupakan bentuk implementasi dari Penganggaran

Berbasis Kinerja (PBK) yang menjadi filosofi dasar sistem penganggaran di Indonesia di

mana pengelolaan anggaran memperhitungkan komponen gender pada input, output, dan

outcome pada perencanaan dan penganggaran, serta mengintegrasikan indikator keadilan

(equity) sebagai indikator kinerja, setelah pertimbangan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Dengan demikian, Anggaran Responsif Gender (ARG) menguatkan secara signifikan

kerangka penganggaran berbasis kinerja menjadi lebih berkeadilan.

Page 17: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

2

1.2 Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan Terkait

Beberapa peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait dengan PPRG

adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai

Penghapusan Segala Bentuk Diskiriminasi Terhadap Wanita (Convention on The

Elimination of All Forms of Discrimination Against Women);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

11. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional;

12. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang

Berkeadilan;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas

Page 18: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

3

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pembangunan Desa;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5

Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa;

19. Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS,

Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012; Nomor: SE-

33/MK.02/2012; Nomor: 050/4379A/SJ; Nomor: SE 46/MPP-PA/11/2012 tentang

Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Perencanaan

dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021; dan

21. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah.

1.3 Tujuan

1. Memberi rujukan bagi SKPD dalam menyusun PPRG agar lebih terarah, sistematis,

dan implementatif;

2. Menjadi panduan awal dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG SKPD.

1.4 Sasaran

1. Seluruh SKPD dalam menyusun dan merencanakan anggaran yang responsif gender;

2. Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam melakukan pengendalian dan evaluasi

perencanaan dan penganggaran daerah.

Page 19: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

4

Page 20: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

5

BAB II

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER

2.1 Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari empat

tahapan, yaitu 1) tahap penyusunan yang terdiri dari perencanaan dan penganggaran, 2)

tahap pembahasan dan penetapan, 3) tahap pelaksanaan, dan 4) tahap

pertanggungjawaban APBD. Dari keseluruhan tahapan ini, tahap pertama dan kedua

sangat menentukan bentuk atau profil APBD.

Gambar 2.1 Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah

Pada gambar di atas, dapat dilihat sinkronisasi perencanaan dan penganggaran

pusat dan daerah, dimana terdapat keterkaitan antara beberapa tingkatan perencanaan

serta keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran. Perencanaan terkait dengan

penentuan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan penganggaran

menggambarkan bagaimana alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan

tersebut. Perencanaan pembangunan di daerah tidak terpisah dari perencanaan

pembangunan di tingkat nasional, sebagaimana disebutkan Pasal 2 Ayat (1) Peraturan

Page 21: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

6

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.

Sementara itu, proses perencanaan desa sebagaimana diamanatkan dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pembangunan Desa Pasal 10 bahwa penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJM Desa) diselaraskan dengan arah kebijakan pembangunan

kabupaten/kota dalam hal ini yang telah tertuang dalam RPJMD. Pasal 36 juga

menyebutkan bahwa penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

diselaraskan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Begitu pula hasil

Musyawarah Desa (Musdes) yang berupa penetapan prioritas kegiatan dan belanja desa

ditindaklanjuti secara lebih teknis dan lebih terperinci pada Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang selanjutnya menjadi input untuk Musrenbang

Kecamatan hingga Musrenbang RKPD. Hubungan perencanaan dan penganggaran desa

dan daerah ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Alur Perencanaan dan Penganggaran Desa dan Daerah

Page 22: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

7

2.2 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender

Perencanaan Responsif Gender (PRG) dilakukan untuk menjamin keadilan dan

kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan

manfaat pembangunan dengan melakukan analisis gender. Perencanaan ini dibuat

dengan mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan, permasalahan dan pengalaman

perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannya maupun dalam pelaksanaan

kegiatan. Dalam konteks perencanaan daerah, PRG ini direfleksikan dalam dokumen

RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, dan Renja SKPD.

Perencanaan Responsif Gender yang dilanjutkan dengan Penganggaran Responsif

Gender diharapkan dapat menghasilkan Anggaran Responsif Gender (ARG), dimana

kebijakan pengalokasian anggaran disusun untuk mengakomodasi kebutuhan yang

berbeda antara perempuan dan laki-laki. ARG ini direfleksikan dalam dokumen KUA-

PPAS, RKA SKPD, dan DPA SKPD.

Dengan mengimplementasikan PPRG, diharapkan perencanaan dan penganggaran

daerah dapat:

a. lebih efektif, dan efisien;

Manfaat ini dapat diperoleh karena pada analisis situasi/analisis gender dilakukan

pemetaan peran, kondisi, kebutuhan serta permasalahan perempuan dan laki-laki.

Dengan demikian analisis gender akan memberikan jawaban yang lebih tepat atas

permasalahan untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan laki-laki dalam

penetapan program/kegiatan dan anggaran, menetapkan kegiatan apa yang perlu

dilakukan untuk mengatasi kesenjangan gender, dan siapa yang sebaiknya dijadikan

target sasaran dari sebuah program/kegiatan, kapan dan bagaimana

program/kegiatan akan dilakukan.

b. mengurangi kesenjangan tingkat penerima manfaat pembangunan (equity); Manfaat

ini bisa diperoleh karena analisis situasi/analisis gender dapat mengidentifikasikan

adanya perbedaan permasalahan dan kebutuhan antara perempuan dan laki-laki,

sehingga membantu para perencana maupun pelaksana untuk menemukan solusi

dan sasaran yang tepat dalam rangka menjawab permasalahan dan kebutuhan yang

berbeda, sehingga hasil pembangunan dapat bermanfaat secara lebih adil.

2.3 Prinsip-Prinsip PPRG

a. Syarat utama untuk melaksanakan PPRG adalah kemauan politik dan komitmen dari

pembuat kebijakan publik.

b. Penerapan PPRG fokus pada program dan kebijakan dalam rangka:

Page 23: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

8

1) penugasan prioritas pembangunan daerah yang mendukung prioritas

pembangunan nasional dan pencapaian MDG’s/ SDG’s;

2) pelayanan kepada masyarakat (service delivery) berdasarkan pencapaian SPM;

dan/atau

3) pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.

c. ARG bukan fokus pada perencanaan dan penyediaan anggaran dengan jumlah

tertentu untuk pengarusutamaan gender saja, tapi lebih luas lagi, bagaimana

perencanaan dan anggaran keseluruhan dapat memberikan manfaat yang adil untuk

perempuan dan laki-laki. Prinsip tersebut mempunyai arti:

1) ARG bukanlah program dan anggaran yang terpisah untuk perempuan dan laki-

laki;

2) ARG sebagai pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan status, peran

dan tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki;

3) ARG bukanlah dasar yang dapat dijadikan untuk meminta tambahan alokasi

anggaran;

4) ARG tidak selalu berarti penambahan program dan anggaran yang dikhususkan

untuk program perempuan; dan

5) ARG bukan berarti ada jumlah program dan alokasi dana 50% untuk

perempuan dan 50% untuk laki-laki dalam setiap kegiatan.

Dengan demikian, ARG yang diharapkan adalah setiap program/kegiatan yang

terkait dengan pelayanan (service delivery), mendukung prioritas pembangunan daerah

dan nasional, serta percepatan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan

MDGs/SDGs, sebagaimana termuat dalam dokumen pembangunan daerah, haruslah

responsif gender. Sedangkan program/kegiatan responsif gender yang dimaksud adalah:

1) program/kegiatan yang dalam proses penyusunannya dilakukan analisis gender,

yaitu:

a) menggunakan data pembuka wawasan;

b) program/kegiatan yang disusun terkait secara logis dengan masalah yang

ingin diatasi; dan

c) mengakomodasi kebutuhan praktis dan strategis gender.

2) program/kegiatan yang memiliki indikator kinerja yang memenuhi criteria

SMART (Specific, Measurable, Achieveble, Realistic, Timebound).

3) program/kegiatan yang memiliki alokasi anggaran memadai dan menerapkan

prinsip ekonomis, efisien, efektif dan berkeadilan dalam penyusunan anggarannya.

4) program/kegiatan responsif gender ditandai dengan adanya Gender Budget

Statement (GBS) pada tahap penganggarannya.

Page 24: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

9

2.4 Tahapan dan Instrumen PPRG

PPRG dilakukan melalui analisis gender dan penyusunan GBS. Hasil analisis gender

dijadikan acuan dalam menyusun seluruh dokumen perencanaan dan penganggaran.

Analisis gender diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan baik itu yang berada di

tingkat pemerintah daerah seperti RPJMD dan RKPD, di tingkat SKPD seperti Renstra

SKPD dan Renja SKPD, maupun di tingkat Desa seperti RPJM Desa dan RKP Desa. Hasil

analisis gender secara konsisten mempengaruhi dan dijabarkan dalam dokumen lainnya.

Dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah (lima tahunan), hasil

analisis gender dalam RPJMD dan dijabarkan lebih lanjut dalam Renstra SKPD. Dalam

dokumen perencanaan pembangunan tahunan, isu gender yang ada dalam RPJMD

dijabarkan yang selanjutnya dijabarkan pula dalam Renja SKPD. Selanjutnya hasil analisis

gender dalam dokumen perencanaan dituangkan dalam dokumen penganggaran sebagai

respon dari sisi alokasi anggaran, RKPD dituangkan dalam KUA-PPAS dan Renja SKPD

dituangkan dalam RKA SKPD. KUA-PPAS kemudian dijabarkan dalam RKA SKPD. Untuk

memastikan bahwa penganggaran sudah merespon kesenjangan dalam analisis gender,

dibutuhkan satu pernyataan bahwa ada alokasi anggaran dalam program dan kegiatan

untuk untuk mengatasi permasalahan kesenjangan gender. Pernyataan ini dituangkan

dalam GBS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari RKA-SKPD. Kumpulan RKA dari

seluruh SKPD menjadi dokumen APBD. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar

2.4.

Senada dengan daerah, Desa juga diarahkan untuk menyusun PPRG melalui analisis

gender dan GBS. Mulai dari Analisis gender dalam RPJM Desa yang selanjutnya

dijabarkan dalam RKP Desa, hingga GBS yang menyertai Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hubungan ini ditunjukkan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 2.3. Posisi GAP dan GBS dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan dan

Penganggaran Responsif Gender Desa

RPJM Desa

RKP Desa

GAP

RAB Desa

APB Desa GBS

Perencanaan Desa

Penganggaran Desa

Page 25: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

10

Gambar 2.4. Posisi GAP dan GBS dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan dan

Penganggaran Responsif Gender Daerah

Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam penyusunan PPRG:

a. Analisis Gender

Dalam melakukan proses perencanaan dan penganggaran agar responsif gender, yang

harus dilakukan pertama adalah menganalisis adanya isu kesenjangan gender dalam

output kegiatan. Pada proses ini diperlukan piranti untuk melakukan analisis gender,

seperti model Harvard, Moser, SWOT, PROBA, GAP, dan lain sebagainya. Alat analisis

GAP (Gender Analysis Pathway) merupakan instrumen yang saat ini digunakan oleh

KPP-PA. Komponen dari GAP antara lain:

1) Nama Kebijakan/ Program/ Kegiatan : Merupakan langkah 1;

Berisi nama kebijakan/program/kegiatan yang dipilih untuk dianalisis berikut tujuan

dan sasaran. Kebijakan/ program/ kegiatan yang dipilih merupakan

kebijakan/program/kegiatan yang:

ANALISIS GENDER GAP

RPJMD RENSTRA SKPD

RKPD RENJA SKPD

KUA

PPAS

GBS

RKA SKPD

APBD

Dokumen Perencanaan dan Penganggaran di

Tingkat Pemda

Dokumen Perencanaan dan Penganggaran di

Tingkat SKPD

Page 26: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

11

a) Mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional dan target-target

SPM dan MDGs.

b) Merupakan prioritas pembangunan daerah

c) Mempunyai alokasi anggaran yang besar

d) Penting terkait isu gender.

2) Data Pembuka Wawasan : Merupakan langkah 2;

Berisi data terpilah menurut jenis kelamin dan usia atau data terkait isu gender. Data

dapat berupa hasil kajian, riset, dan evaluasi yang digunakan sebagai pembuka

wawasan untuk melihat apakah ada kesenjangan gender (baik data kualitatif

maupun kuantitatif). Jika data terpilah tidak tersedia, dapat menggunakan data-data

proksi dari sumber lainnya.

3) Faktor Kesenjangan : Merupakan Langkah 3;

Berisi hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan berdasarkan:

a) Akses, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program pembangunan telah

memberi ruang dan kesempatan yang adil bagi perempuan dan laki-laki;

b) partisipasi, yaitu identifikasi apakah kebijakan atau program pembangunan

melibatkan secara adil bagi perempuan dan laki-laki dalam menyuarakan

kebutuhan, kendala, termasuk dalam pengambilan keputusan;

c) kontrol, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program memberikan kesempatan

penguasaan yang sama kepada perempuan dan laki-laki untuk mengontrol

sumberdaya pembangunan

d) manfaat, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program memberikan manfaat

yang adil bagi perempuan dan laki- laki

4) Sebab Kesenjangan Internal : Merupakan Langkah 4;

Berisi sebab kesenjangan di internal lembaga (budaya organisasi) yang

menyebabkan terjadinya isu gender.

5) Sebab Kesenjangan Eksternal : Merupakan Langkah 5;

Berisi sebab kesenjangan di eksternal lembaga, yaitu di luar unit kerja pelaksana

program, sektor lain, dan masyarakat/lingkungan target program.

6) Reformulasi Tujuan : Merupakan Langkah 6;

Berisi reformulasi tujuan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan menjadi

responsif gender (bila tujuan yang ada belum responsif gender). Reformulasi ini

Page 27: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

12

harus menjawab kesenjangan dan penyebabnya yang diidentifikasi di langkah3,

4, dan 5.

7) Rencana Aksi : Merupakan Langkah 7;

Berisi rencana aksi yang mencakup prioritas, output dan hasil yang diharapkan

dengan merujuk isu gender yang telah diidentifikasi. Rencana aksi tersebut

merupakan rencana kegiatan untuk mengatasi kesenjangan gender.

8) Basis Data : Merupakan Langkah 8;

Berisi base-line atau data dasar yang dipilih untuk mengukur suatu kemajuan atau

progres pelaksanaan kebijakan atau program. Data dasar tersebut dapat diambil dari

data pembuka wawasan yang relevan dan strategis untuk menjadi ukuran.

9) Indikator Kinerja : Merupakan Langkah 9;

Berisi indikator kinerja yang mencakup capaian output maupun outcome yang

mengatasi kesenjangan gender di langkah 3, 4, dan 5.

Untuk mempermudah pemahaman dan alur pikir, hasil analisis GAP

disusun dalam matriks seperti tersebut dibawah ini:

Tabel 2.1 Matriks Hasil Analisis GAP

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9

Nama Kebijakan/

Program/ Kegiatan

Data Pembuka Wawasan

Isu Gender Kebijakan dan Rencana

Kedepan Pengukuran Hasil

Faktor Kesenjangan

Sebab

Kesenjangan Internal

Sebab

Kesenjangan Eskternal

Reformulasi Tujuan

Rencana Aksi

Basis Data (Base-line)

Indikator Kinerja

Berisi nama, tujuan dan sasaran dari Kebijakan/Program/ Kegiatan yang terpilih.

Berisi data pembuka wawasan, yang terpilah jenis kelamin dan usia, kuantitatif dan kualitatif, atau data terkait isu gender.

Berisi isu gender di proses perencanaan dengan memperhatikan faktor-faktor kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat (hanya mencantumkan faktor kesenjangan yang relevan).

Berisi penyebab faktor kesenjangan gender yang datang dari internal pelaksanaan program.

Berisi penyebab faktor kesenjangan gender yang datang dari lingkungan eksternal lembaga pada proses pelaksanaan program.

Berisi reformulasi tujuan kebijakan bila tujuan yang ada saat ini belum responsif gender. Tujuan ini harus menjawab sebab

kesejangan yang diidentifikasi di langkah 3,

4, dan 5.

Berisi rencana aksi kegiatan yang merujuk pada tujuan yang responsif gender untuk mengatasi kesenjangan dan

penyebabnya yang ada di langkah 3, 4, dan 5. Mencakup

juga rencana aksi prioritas berikut

output dan hasil kegiatan.

Berisi Base-Line yang diambil dari data pembuka wawasan pada langkah 2 yang relevan dengan tujuan dan dapat diukur.

Berisi indikator kinerja (baik capaian output maupun outcome) yang mengatasi kesenjangan gender di langkah 3, 4, dan 5.

Page 28: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

13

Catatan :

A. Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai pola pikir

dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan, atau sebagai dokumen pendamping

suatu rencana kebijakan atau program atau kegiatan tertentu yang dipilih sesuai

dengan prioritas.

B. GAP di tingkat program dapat dilakukan apabila kegiatan-kegiatan yang ada

didalamnya berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 merupakan kegiatan dengan ciri dan atau lokasi yang sama.

C. Apabila kegiatan-kegiatan dalam sebuah program sangat beragam, atau sangat

banyak, berbeda ciri dan atau lokasi maka analisis gender menggunakan GAP

berbasis kegiatan.

b. Gender Budget Statement

Gender Budget Statement (GBS) adalah Pernyataan Anggaran Gender yang disebut

juga dengan Lembar Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG). GBS merupakan

dokumen akuntabilitas yang berperspektif gender dan disusun oleh lembaga

pemerintah untuk menginformasikan suatu kegiatan telah responsif terhadap isu

gender yang ada, dan apakah telah dialokasikan dana yang memadai pada kegiatan

bersangkutan untuk menangani permasalahan gender tersebut. Dalam proses

penganggaran daerah, GBS disusun pada saat persiapan penyusunan RKA SKPD. GBS

memuat komponen-komponen sebagai berikut:

1) Kebijakan/Program/Kegiatan

Merupakan informasi mengenai kebijakan/program/kegiatan telah dianalisis dan

dialokasikan anggarannya untuk merespon isu gender, dimana rumusannya sesuai

hasil restrukturisasi program/kegiatan yang tercantum dalam dokumen perencanaan

(RKA). Jika program yang dicantumkan merupakan program multi years, maka GBS

disusun cukup satu saja, tetapi setiap tahun dilakukan penyesuaian sesuai dengan

capaian program.

2) Analisis Situasi

Berisi uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan

ditangani/dilaksanakan oleh kegiatan yang menghasilkan output. Analisis ini

mencakup data pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan penyebab

permasalahan kesenjangan gender, serta menerangkan bahwa keluaran dan hasil

kegiatan yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok sasaran

Page 29: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

14

tertentu. Pengambilan butir-butir dari langkah GAP disusun dalam bentuk narasi

yang singkat, padat dan mudah dipahami. Isu gender dapat diidentifikasi melalui

aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat.

3) Rencana Aksi

Terdiri atas kegiatan, berikut masukan, keluaran, dan hasil yang diharapkan. Tidak

semua kegiatan dicantumkan. Kegiatan yang dicantumkan merupakan kegiatan

prioritas yang secara langsung mengubah kondisi ke arah kesetaraan gender.

4) Indikator Kinerja

Merupakan indikator-indikator kinerja yang akan dicapai dengan adanya kegiatan-

kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan program. Capaian program terdiri

dari tolok ukur serta indikator dan target kinerja yang diharapkan.

5) Anggaran

Merupakan jumlah keseluruhan alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk

pencapaian tujuan dari program yang dianalisis.

6) Tanda Tangan

Penandatangan GBS adalah Kepala SKPD.

Beberapa komponen GBS bisa diambilkan dari substansi analisis sebagaimana yang

telah dirumuskan dalam format GAP. Di bawah ini adalah contoh format GBS dengan

analisis gender menggunakan GAP:

Page 30: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

15

Tabel 2.2 Format GBS dengan Analisis Menggunakan GAP

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER (GENDER BUDGET STATEMENT)

SKPD

: (Nama SKPD)

TAHUN ANGGARAN

: (Tahun Anggaran) PROGRAM Nama Program (GAP langkah 1)

KODE PROGRAM Kode Program (Sesuai dengan Form RKA 2.2.1) ANALISIS SITUASI 1. Data Pembuka Wawasan (Data Pilah Gender)

(Diambil dari GAP langkah 2)

2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender

a. Faktor Kesenjangan (Diambil dari GAP langkah 3)

b. Penyebab Internal (Diambil dari GAP langkah 4)

c. Penyebab Eksternal (Diambil dari GAP langkah 5)

CAPAIAN PROGRAM 1. Tolok Ukur Tujuan Program yang telah diformulasi (Diambil dari GAP langkah 6) 2. Indikator dan Target Kinerja (Diambil dari GAP langkah 9)

JUMLAH ANGGARAN PROGRAM Informasinya kemudian dituangkan dalam Form RKA SKPD 2.2

RENCANA AKSI

Keg

iata

n 1

(Diambil dari GAP langkah 7)

Informasinya kemudian dituangkan dalam Form RKA SKPD 2.2.1

MASUKAN Rp.

KELUARAN

HASIL

Keg

iata

n 2

Sama dengan penjelasan di kegiatan 1

MASUKAN Rp.

KELUARAN

HASIL

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 31: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

16

Sedangkan jika analisis tidak menggunakan GAP, maka isi komponen GBS dapat

dijelaskan dengan format di bawah ini:

Tabel 2.3 Format GBS dengan Analisis Menggunakan Instrumen Selain GAP

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER (GENDER BUDGET STATEMENT)

SKPD : (Nama SKPD)

TAHUN ANGGARAN : (Tahun Anggaran)

PROGRAM Nama program

KODE PROGRAM Kode Program (Sesuai dengan Form RKA 2.2.1)

ANALISIS SITUASI Berisi informasi sebagai berikut :

1. Capaian dan gap antara target capaian dan kondisi saat ini

2. Kendala dan Hambatan dalam mencapai target

3. Identifikasi isu gender, dengan melihat beberapa aspek sebagai berikut:

Perbedaan pelayanan yang diterima antara laki-laki danperempuan dan anak laki-laki dan anak perempuan.

Perbedaan akses antara perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan layanan tersebut

Perbedaan manfaat atas layanan yang diterima oleh perempuan dan laki-laki.Kebutuhan spesifik gender sudah terakomodasi atau belum

4. Identifikasi faktor-faktor penyebab atas terjadinya isu gender yang telah teridentifikasi baik internal maupun eksternal, terutama di tingkat penerima layanan (masyarakat).

Untuk memperkuat informasi, sertakan Data Statistik Gender yang relevan. Data statistik gender dapat berupa data terpilah dan data spesifik gender yang relevan.

CAPAIAN PROGRAM

Tolok Ukur Tolok ukur kinerja yang ingin dicapai di tingkat Tujuan (outcome)

Indikator dan Target Kinerja

Indikator hasil (outcome) yang sesuai dengan yang ada dalam Form RKA 2.2.1.

JUMLAH ANGGARAN PROGRAM

Informasinya kemudian dituangkan dalam dalam form RKA SKPD 2.2

Page 32: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

17

RENCANA

AKSI

Rencana aksi yang dilakukan untuk mengatasi masalah dan faktor penyebab yang telah teridentifikasi di analisis situasi. Perlu dipastikan:

- Ada hubungan yang logis antara analisis situasi, rencana aksi dan indikator kinerja

- Kegiatan yang dipilih adalah kegiatan prioritas

Isi dari bagian ini kemudian dituangkan dalam Form RKA SKPD 2.2.1

MASUKAN Rp.

KELUARAN

HASIL

Sama dengan penjelasan di kegiatan 1

MASUKAN Rp.

KELUARAN

HASIL

Keg

iata

n 2

K

egia

tan

1

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 33: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

18

Page 34: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

19

BAB III

PENERAPAN INSTRUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

YANG RESPONSIF GENDER

Dalam melakukan integrasi gender, instrumen GAP digunakan untuk penyusunan

PRG (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD), sedangkan instrumen GBS digunakan

untuk penyusunan ARG (KUA-PPAS, RKA dan DPA SKPD).

3.1 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Perencanaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang baru saja diundangkan pada 25 September

2017 sebagai pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah,

juga mengamanatkan bahwa keadilan gender menjadi salah satu prinsip perencanaan

pembangunan daerah.

3.1.1. Integrasi Gender dalam Dokumen Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD)

Gender diintegrasikan dalam dokumen Renstra PD dengan mengacu kepada

hasil analisis gender melalui metode GAP. Dalam hal ini, GAP diintegrasikan sebagai

pola pikir penyusunan dalam setiap struktur Renstra PD sebagaimana tabel 3.1.

Page 35: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

20

Tabel 3.1 Integrasi Gender dalam Dokumen Renstra PD

Tahapan Penyusunan Rancangan Awal Renstra PD Struktur Renstra PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Pengolahan data dan informasi:

Hasil evaluasi Renstra PD periode sebelumnya merupakan informasi

utama bagi penyusunan Renstra PD periode berikutnya. Mengingat

bahwa pada saat rancangan Renstra PD disusun, hasil evaluasi

pelaksanaan Renstra PD sampai dengan tahun ke-5 belum diperoleh,

maka digunakan hasil evaluasi sementara Renstra PD yang memuat

hasil evaluasi Renstra PD sampai dengan pelaksanaan Renja PD

sampai dengan tahun berjalan (periode sebelum tahun rencana).

Gambaran umum

Kondisi Pelayanan

SKPD

Memasukkan data

kesenjangan terpilah

gender berdasarkan

wilayah, usia, status sosial,

dan perbedaan

kemampuan yang menjadi

fokta dalam pelayanan

SKPD.

Data Pembuka

Wawasan

Analisis Gambaran pelayanan SKPD :

Analisis gambaran pelayanan SKPD diharapkan mampu

mengidentifikasi tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan

sasaran/target Renstra PD periode sebelumnya, menurut SPM

(Standar Pelayanan Minimal) untuk urusan wajib, dan indikator

sesuai urusan yang menjadi tugas dan fungsi SKPD, Potensi dan

permasalahan pelayanan SKPD, Potensi dan permasalahan aspek

pengelolaan keuangan SKPD.

Isu Strategis

Berdasarkan Tugas

dan Fungsi SKPD

Memasukan faktor

penyebab kesenjangan dan

ketidakadilan gender yang

merupakan akar persoalan

ketidakadilan gender

dalam pelayanan SKPD

sebagai isu strategis

Analisis isu

kesenjangan

Faktor

penyebab

kesenjangan

internal dan

eksternal

Page 36: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

21

Tahapan Penyusunan Rancangan Awal Renstra PD Struktur Renstra PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Analisis isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD :

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi

atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi

SKPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu

strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan

menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal

tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk

meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis

internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun

analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan

ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang.

Page 37: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

22

Tahapan Penyusunan Rancangan Awal Renstra PD Struktur Renstra PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Perumusan penjelasan tujuan dan sasaran pelayanan SKPD:

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu

dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi Kepala Daerah,

memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah

yang dihadapi.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang

diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, dan

tepat waktu (untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 [lima]

tahun ke depan). Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator

kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD atau kelompok sasaran yang

dilayani, serta jenis pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja.

Tujuan dan Sasaran Memasukkan rumusan

penyelesaian masalah

kesenjangan dan

ketidakadilan gender

dalam penjelasan tujuan

dan sasaran pelayanan

Reformulasi

Tujuan

Page 38: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

23

Tahapan Penyusunan Rancangan Awal Renstra PD Struktur Renstra PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Perumusan strategi dan arah kebijakan :

Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang

menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta

selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan

strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana

SKPD menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder

layanan

Kebijakan dirumuskan untuk membantu menghubungkan strategi

kepada sasaran secara lebih rasional; memperjelas strategi sehingga

lebih spesifik/fokus, konkrit, dan operasional; mengarahkan

pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan

fungsi SKPD yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang

dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu

keberhasilan untuk mencapai sasaran; dan mengarahkan pemilihan

kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan fungsi SKPD

agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan

melanggar kepentingan umum.

Kebijakan dan

Program

Memasukkan rencana aksi

responsif gender yang

tujuan akhirnya adalah

mencapai keadilan dan

kesetaraan gender sesuai

isu yang dianalisis.

Rencana Aksi

Page 39: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

24

Tahapan Penyusunan Rancangan Awal Renstra PD Struktur Renstra PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran

dan pendanaan indikatif:

Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan tersebut

merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program.

Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka

menengah untuk beneficiaries/ penerima manfaat tertentu yang

mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam

satu program.

Perumusan Rencana

Kegiatan, Indikator

Kinerja, Kelompok

Sasaran dan

Pendanaan Indikatif

Memasukkan ukuran

kuantitatif maupun

kualitatif berupa output

dari setiap rencana aksi

hasil analisis gender dan

outcome (hasil atas

pengaruh adanya output].

Hal itu untuk menunjukkan

kinerja pelayanan yang

mengurangi atau

menghapuskan

kesenjangan gender

Pengukuran

Hasil

Page 40: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

25

3.1.2. Integrasi Gender dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD)

Pengintegrasian gender ke dalam format dokumen Renja PD dari hasil analisis

gender menggunakan GAP dituangkan dalam tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Integrasi Gendel dalam Dokumen Renja PD

Struktur Renja PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah

Dan Program/Kegiatan

Urusan pemerintahan daerah dan uraian nama

bidang urusan pemerintahan daerah sesuai dengan

UU 23 Tahun 2014

Indikator Kinerja

Program (outcome)/

Kegiatan (output)

Uraian indikator hasil program yang akan dicapai

selama periode Renstra PD yang direncanakan

sebagaimana tercantum dalam Renstra PD, atau yang

telah disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi.

Indikator kinerja kegiatan (output/keluaran), adalah

sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai

suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik,

yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan

gender. Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan

untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu

kegiatan.

Indikator kinerja kegiatan yang memuat ukuran

spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif

masukan, keluaran yang akan dicapai dari kegiatan

yang menampilkan data terpilah, jika kegiatan

tersebut melibatkan perempuan dan laki-laki. Tetapi

jika hasil dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka

target kinerjanya disesuaikan dengan volume hasil

kegiatan, dengan mempertimbangkan aspek

konsistensi dan rumusan indikator dan kerangka

kinerja logis, sejak dari input, kegiatan, keluaran,

hasil, dan dampak.

Indikator

Kinerja

(Langkah 9)

Rencana

Tahun ...

(tahun

rencana)

Lokasi lokasi dari kegiatan untuk tahun rencana, yang

penentuannya mengacu pada analisis gender yang

mempertimbangkan keterlibatan perempuan dan

laki-laki atau kelompok rentan lainnya. Selain itu

penentuan lokasi harus mempertimbangkan tingkat

kesenjangan gender atau prevalensi kasus berbasis

gender yang tinggi.

Rencana Aksi

(Langkah 7)

Page 41: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

26

Struktur Renja PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Target

capaian

kinerja

Target kinerja capaian program/kegiatan pada tahun

rencana yang memuat ukuran spesifik secara

kuantitatif dan/atau kualitatif hasil yang akan dicapai

dari program.

Target capaian harus menampilkan data terpilah, jika

program/kegiatan tersebut tersebut melibatkan

perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil dari

kegiatan tersebut berupa fisik, maka target

kinerjanya disesuaikan dengan apa yang menjadi

target dari hasil pembangunan fisik tersebut, dengan

mempertimbangkan aspek konsistensi dan rumusan

indikator dengan kerangka kinerja logis.

Indikator

Kinerja

(Langkah 9)

Kebutuhan

Dana/

pagu

indikatif

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai

program/kegiatan pada tahun rencana Memuat

kebutuhan dana untuk tahun berikutnya dari tahun

anggaran yang direncanakan, guna memastikan

kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk

setiap program dan kegiatan, yang mempertimbang-

kan aspek ekonomi, efisien, dan efektif.

Sumber

Dana

Diisi dengan obyek pendapatan daerah dan

penerimaan pembiayaan daerah yang dapat

dijadikan sebagai sumber pendanaan program dan

kegiatan, antara lain:

PAD, terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-

lain pendapatan asli daerah yang sah.

Dana Perimbangan, terdiri dari: dana bagi hasil

pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum,

dana alokasi khusus.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri dari:

pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil

pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya,

dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan

keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah

lainnya. Penerimaan pembiayaan, terdiri dari: sisa

lebih perhitungan anggaran tahun anggaran

sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah.

Catatan : obyek pendapatan daerah dan penerimaan

pembiayaan daerah sesuai dengan kewenangan

provinsi /kabupaten/kota.

Page 42: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

27

Struktur Renja PD Langkah Integrasi Gender GAP

(langkah 1-9)

Catatan Penting Catatan atas program/kegiatan yang diusulkan

(program/ kegiatan lanjutan, program/kegiatan

mendesak, rancangan awal RKPD, prioritas hasil

analis kebutuhan, dsb.), dengan tetap mengacu pada

analisis gender, yang bertujuan untuk mengurangi

kesenjangan gender.

Data

Pembuka

Wawasan

(Langkah 2)

Isu

Kesenjangan

(Langkah 3-5)

Reformulasi

Tujuan

(Langkah 6)

Rencana Aksi

(Langkah 7)

Prakiraan Maju Rencana Tahun .......

Target

capaian

kinerja

Target kinerja terukur dari capaian program/

kegiatan untuk prakiraan maju pada tahun

berikutnya sesudah tahun rencana, yang

mempertimbangkan aspek keberlanjutan dari

program tahun sebelumnya berdasarkan analisis

gender untuk mengurangi kesenjangan gender.

Data Dasar

(Langkah 8)

Indikator

Kinerja

(Langkah 9)

Kebutuhan

Dana/

pagu

indikatif

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai

program/kegiatan prakiraan maju, dengan

mempertimbangkan aspek ekonomis, efektif, dan

efisien.

3.2 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Penganggaran

3.2.1. Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA

SKPD)

Integrasi gender dalam dokumen RKA SKPD ditunjukkan melalui langkah-

langkah yang disajikan pada tabel 3.3 di bawah ini.

Page 43: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

28

Tabel 3.3 Integrasi Gender dalam Dokumen RKA SKPD

Struktur Langkah Integrasi Gender Kesesuaian dengan

GBS Urusan

pemerintahan

Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah.

Organisasi Sesuai PP tentang Organisasi Perangkat

Daerah dan Permendagri tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Program Pada bagian Program, harus diperhatikan

apakah program tersebut spesifik,

afirmatif, dan mendorong kesetaraan

ataukah kegiatan secara umum. Program

ini harus dipertimbangkan untuk

menyelesaikan satu isu gender tertentu,

sesuai Renja PD.

Sama dengan baris

Program

Kegiatan Penentuan kegiatan, memperhatikan

apakah kegiatan tersebut spesifik, afirmasi,

dan mendorong kesetaraan ataukah

kegiatan secara umum yang bertujuan

menyelesaikan kesenjangan gender.

Kegiatan ini harus strategis untuk

menyelesaikan satu isu gender tertentu.

Diambilkan dari Rencana

Aksi

Lokasi Kegiatan Penentuan lokasi kegiatan

mempertimbangkan keterlibatan

perempuan dan laki-laki atau kelompok

rentan lainnya. Selain itu penentuan

wilayah harus mempertimbangkan tingkat

kesenjangan gender atau prevalensi kasus

berbasis gender yang tinggi.

Informasinya sesuai

dengan hasil analisis

situasi

Jumlah tahun

Capaian program Capaian program mempertimbangkan

aspek konsistensi dan rumusan indikator

dengan kerangka kinerja logis, serta

sejauhmana kontribusinya untuk

penyelesaian isu gender yang ada di

daerah. Capaian program merupakan

outcome RPJMD pada tahun berjalan.

Sama dengan baris

Capaian Program

Page 44: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

29

Struktur Langkah Integrasi Gender Kesesuaian dengan

GBS Masukan Berupa dana, SDM (fasilitator/

narasumber) atau hasil pelaksanaan

kegiatan tahun sebelumnya, jika

merupakan program multiyears (tahun

jamak).

Masukan (input), diisi berupa jumlah dana,

SDM (fasilitator/ narasumber) atau hasil

pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya,

jika merupakan program multiyears.

Informasinya sama

dengan baris Masukan

pada kegiatan yang sama

Keluaran Pada bagian keluaran, diisi dengan

indikator yang jelas sesuai dengan jenis

kegiatan yang dilaksanakan dan target

kinerja yang menampilkan data terpilah,

jika kegiatan tersebut melibatkan

perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil

dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka

target kinerjanya disesuaikan dengan

volume hasil kegiatan, dengan

mempertimbangkan aspek konsistensi dan

rumusan indikator dan kerangka kinerja

logis.

Informasinya sama

dengan baris Keluaran

pada kegiatan yang sama

Hasil Hasil, diisi dengan indikator yang jelas

sesuai dengan jenis kegiatan yang

dilaksanakan dan target kinerja yang

menampilkan data terpilah, jika kegiatan

tersebut melibatkan perempuan dan laki-

laki. Tetapi jika hasil dari kegiatan tersebut

berupa fisik, maka target kinerjanya

disesuaikan dengan apa yang menjadi

target dari hasil pembangunan fisik

tersebut, dengan mempertimbangkan

aspek konsistensi dan rumusan indikator

dengan kerangka kinerja logis.

Informasinya sama

dengan baris Hasil pada

kegiatan yang sama

Kelompok

Sasaran Kegiatan

Mempertimbangkan keterlibatan

perempuan, laki-laki, dan kelompok rentan

lainnya.

Informasinya sesuai

dengan hasil analisis

situasi

Rincian Anggaran

Belanja Langsung

Menurut Program

dan Per Kegiatan

SKPD

Alokasi anggaran per jenis belanja

berdasarkan perhitungan yang rasional

dengan memperhatikan aspek efisiensi,

efektifitas, ekonomis, dan kontribusinya

untuk pencapaian manfaat sesuai dengan

indikator kegiatan.

Page 45: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

30

3.3 Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Pelaksanaan Kegiatan dan Pertanggungjawaban

Setelah pengintegrasian gender dalam dokumen perencanaan dan penganggaran,

tahapan penting selanjutnya adalah memastikan pengintegrasian gender dalam dokumen

pelaksanaan kegiatan. Analisis gender yang telah dicantumkan dalam dokumen

perencanaan dan penganggaran harus dijabarkan selanjutnya dalam dokumen-dokumen

pelaksanaan pembangunan seperti KAK, DPA-SKPD, dokumen-dokumen pengadaan dan

laporan pertanggungjawaban hasil pembangunan.

3.4 Peran Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Penyusunan Perencanaan dan

Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)

Tabel 3.4 Peran Kelembagaan PUG dalam Penyusunan PPRG

Nama Dokumen Peran Kelembagaan PUG

RENSTRA PD • Kepala SKPD selaku Anggota Pokja PUG memastikan tersedianya data

terpilah gender berdasarkan isu strategis.

• Kepala SKPD selaku Anggota Pokja PUG memastikan isu strategis

berdasarkan prioritas nasional dan daerah, MDGs/SDGs, SPM, dan lain-

lain telah menggunakan analisis gender.

• SKPD pengampu Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam

penyusunan Renstra PD responsif gender.

RENJA PD • Focal Point PUG (Perencana SKPD) memastikan ketersediaan data

terpilah gender.

• Kepala SKPD selaku Anggota Pokja PUG memastikan bahwa program dan

kegiatan yang disusun perencana SKPD berdasarkan isu strategis telah

menggunakan analisis gender.

• SKPD pengampu Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam

penyusunan Renja PD responsif gender.

RKA SKPD • Kepala SKPD memastikan program prioritas sudah menggunakan GBS

• Kepala SKPD Keuangan memastikan bahwa pedoman penyusunan RKA

SKPD dilampiri dengan GBS

• Tim ARG dan TAPD memastikan bahwa program prioritas responsif

gender mendapat pagu indikatif yang proporsional

• SKPD pengampu Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam

penyusunan GBS dan RKA SKPD responsif gender.

DPA SKPD TAPD dan SKPD pengampu Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak mengkompilasi program/kegiatan yang telah

menggunakan GBS dan anggarannya telah disetujui oleh DPRD

Page 46: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

31

3.5 Pengawasan PPRG

Pengawasan terhadap PPRG secara keseluruhan merupakan upaya penguatan

pelaksanaan dan pelembagaan PPRG dalam sistem perencanaan dan penganggaran di

daerah. Pengawasan ini menjadi bagian yang sangat penting dalam PPRG untuk

menguatkan pelaksanaan PPRG di daerah dengan mengoptimalkan peran Inspektorat

sebagai institusi yang memiliki peran melakukan pengawasan.

Lingkup pengawasan PPRG sampai kepada output kegiatan, untuk memastikan

bahwa indikator kinerja output yang terdapat isu gender di dalamnya telah tercapai

dan berkontribusi kepada kesetaraan dan keadilan gender yang dalam pelaksanaannya

akan dilakukan oleh Inspektorat. Hal ini sejalan dengan reformasi pengelolaan

keuangan negara, baik di tingkat pusat dan tingkat daerah yang salah satunya

menekankan penguatan pengendalian intern instansi pemerintah.

Page 47: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

32

Page 48: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

33

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

4.1 Pengertian Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif

Gender

Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk

menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

ditetapkan. Sedangkan evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

Dalam konteks PPRG, pengendalian terhadap PPRG mencakup seluruh proses dan

substansi penetapan dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran. Pengendalian

PPRG dilakukan melalui pemantauan dan pengawasan mulai dari tahap penyusunan

hingga penetapan dokumen-dokumen tersebut. Hasil dari pemantauan dan pengawasan

digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa proses dan substansi dokumen

perencanaan dan penganggaran sudah responsif gender.

Agar pengendalian dan evaluasi PPRG dimaksud dapat dilaksanakan secara efesien

dan efektif maka digunakan strategi sebagai berikut :

1. Generik dan fleksibel. Panduan ini bersifat generik atau umum, sehingga masing-

masing SKPD diberikan kebebasan untuk menyusun dan menyesuaikan kembali

dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi di masing-masing SKPD.

2. Dilakukan secara mandiri melalui koordinasi internal. Bahwa pelaksanaan

pengendalian dan evaluasi dilaksanakan oleh masing-masing SKPD, baik yang

berfungsi sebagai penggerak (driver) maupun sebagai penyedia pelayanan (service

delivery) secara mandiri namun dilakukan melalui koordinasi internal antar

komponen.

3. Dilakukan dengan observasi dan pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan

program/kegiatan (direct observation) dengan pendekatan sistem (systemic approach)

dan berorientasi pada tujuan (output based orientation).

4. Changing based orientation (berorientasi kepada perubahan) artinya kegiatan

pengendalian dan evaluasi diarahkan untuk melihat setiap perubahan yang terjadi

pada setiap proses dengan mencatat dan mengamati setiap indikator (indikator input,

proses, output dan outcomes) pada tahapan pelaksanaan PPRG.

Page 49: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

34

5. Objective and accountable. Data dan informasi sebagai hasil pengendalian dan

evaluasi, didokumentasikan secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Reguler dan berjenjang. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi serta pelaporan PPRG

dilaksanakan secara berjenjang di provinsi dan kabupaten/kota.

Pengendalian dan Evaluasi PPRG yang dimaksud dalam buku ini adalah

pengendalian dan evaluasi terhadap penyusunan dokumen perencanaan dan

penganggaran yang dilakukan oleh SKPD, TAPD, dan bisa juga digunakan oleh Tim

Evaluator.

4.2 Indikator Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif

Gender

Indikator yang dimaksud merupakan indikator PPRG berbasis dokumen yang

menekankan pada kualitas penggunaan instrumen PPRG, meliputi penggunaan tools

analisis gender (GAP) dan GBS.

Tabel 4.1 Indikator Pengendalian dan Evaluasi PPRG Berbasis Dokumen

No Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi

1 RENSTRA PD Sistematika Renstra PD dan

konsistensi isu gender dengan

RPJMD

Analisis gender pada tujuan,

strategi, kebijakan, program,

dan kegiatan berdasarkan

tugas dan fungsi SKPD

Penetapan indikator kinerja

SKPD menggunakan data

terpilah

• Memastikan tujuan,

strategi, kebijakan SKPD

sudah responsif gender

• Tingkat realisasi

pencapaian program dan

kegiatan responsif gender

masing-masing SKPD

berdasarkan indikator

kinerja dan data terpilah

Page 50: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

35

No Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi

2 RENJA PD Sistematika Renja PD dan

konsistensi isu gender dengan

Renstra PD dan RKPD serta

RPJMD

Analisis gender pada program

dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran,

lokasi, dan pagu indikatif serta

prakiraan maju

• Tingkat realisasi

pencapaian program dan

kegiatan responsif gender

berdasarkan indikator

kinerja

• Penetapan kelompok

sasaran dan lokasi

kegiatan berdasarkan

tingkat kesenjangan

gender

• Tingkat akomodasi

program/kegiatan

alternatif dan baru yang

lebih responsif gender

3 RKA SKPD Penggunaan GBS dalam

penyusunan RKA SKPD

Penetapan indikator kinerja

dalam menyusun

program/kegiatan agar

responsif gender

Jumlah anggaran program/

kegiatan responsif gender

• Jumlah program/ kegiatan

yang dibuat GBS-nya

• Tingkat realisasi

pencapaian program dan

kegiatan berdasarkan

indikator kinerja

• Penetapan kelompok

sasaran dan lokasi

berdasarkan kesenjangan

gender dan data terpilah

• Jumlah/trend serapan

dana yang benar-benar

menyasar kelompok dan

lokasi berdasarkan

kesenjangan gender dan

data terpilah

Page 51: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

36

No Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi

4 DPA Penetapan indikator kinerja

dalam menyusun

program/kegiatan agar

responsif gender

Jumlah anggaran program/

kegiatan responsif gender

• Tingkat realisasi

pencapaian program dan

kegiatan berdasarkan

indikator kinerja

• Penetapan kelompok

sasaran dan lokasi

berdasarkan kesenjangan

gender dan data terpilah

• Jumlah/tren serapan dana

yang benar-benar

menyasar kelompok dan

lokasi berdasarkan

kesenjangan gender dan

data terpilah

4.3 Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Pelaporan hasil pengendalian dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang. Laporan

hasil pengendalian dan evaluasi PPRG masing-masing SKPD dikirimkan kepada Bupati

melalui Bappeda. Selanjutnya Gubernur merangkum laporan dari Bupati dan Walikota

serta SKPD provinsi dan mengirimkan kepada instansi yang berwenang di tingkat Pusat

yaitu Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, dan KPPPA.

Gambar 4.1 Alur Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Page 52: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

37

BAB V

PENUTUP

Mengingat bahwa kesinambungan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif

Gender (PPRG) sangat penting dalam pencapaian keadilan dan kesetaraan gender, maka

analisis gender dalam berbagai kebijakan, program, kegiatan, dan sub kegiatan perlu

diintensifkan. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PPRG seperti lemahnya

komitmen para penentu kebijakan baik di lingkungan eksekutif, legislatif dan yudikatif,

minimnya pakar analisis gender karena kurangnya alokasi dana untuk peningkatan kapasitas,

dan terbatasnya informasi dan data terpilah berdasar jenis kelamin, perlu mendapat perhatian

secara seksama agar pelaksanaan strategi PUG dapat berjalan secara efektif dan

berkesinambungan di masa yang akan datang.

Buku ini diharapkan dapat dipahami dengan mudah oleh perencana di SKPD sehingga

dalam menyiapkan dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender tidak

mendapatkan kesulitan. Buku ini menjelaskan metode penyusunan Perencanaan dan

Penganggaran yang Responsif Gender yang dilakukan dengan analisis gender, penyusunan

GBS, penyusunan KAK dan pengintegrasian hasil analisis gender dalam RKA SKPD. Pelaksanaan

pedoman ini dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing SKPD. Selanjutnya, dengan

diterbitkannya buku ini, diharapkan membantu menyusun anggaran responsif gender dalam

konteks anggaran berbasis kinerja untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja yang responsif

gender.

Page 53: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

38

Page 54: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

39

LAMPIRAN

Page 55: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

40

Tabel 1 Contoh GAP Bidang Pekerjaan Umum

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5

KEBIJAKAN/ PROGRAM/ KEGIATAN

DATA PEMBUKA WAWASAN

ISU GENDER

FAKTOR KESENJANGAN

SEBAB INTERNAL SEBAB

ESKTERNAL

Program: Pembangunan Jalan dan Jembatan Kegiatan: 1. Pembangunan Jalan 2. Pembangunan Jembatan Tujuan: Membangun sarana penghubung untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

1.

2.

Jumlah penduduk di dua Desa A dan B7158 Jiwa dan 1242 KK.

Jumlah penduduk Kec. X Laki-laki 38.034 dan perempuan 35.734 (berdasarkan data SIAK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2016)

Tidak adanya sarana jembatan penghubung berdampak terhadap kehidupan kesejahteraan masyarakat (akses terhadap sarana kesehatan, pendidikan, ekonomi)

Jumlah jembatan di Kabupaten XXX sebanyak 100 unit dan khususnya di Kec. X 7 Unit jembatan (Data LPPD Dinas PU Kab. XXX Tahun 2016)

Tidak ada sarana penghubung yang menghubungkan dusun terpencil dengan sarana publik (puskesmas, pasar, sekolah)

Jumlah kematian ibu di Kab. XXX 13 kasus terdapat 2 kasus di Kec. X Jumlah kematian anak di Kab. XXX 92 kasus , teradapat 14 kasus di Kec. X. Jumlah ibu hamil di Kab. XXX 8.153 orang, khususnya di Kec. X berjumlah 1.991 orang, data tersebut diambil dari Dinas Kesehatan Kab. XXX tahun 2016

Studi kelayakan seperti penentuan lokasi tidak dilakukan karena belum ada anggaran dari pemerintah daerah.

Rumusan kegiatan pada program pembangunan jalan dan jembatan belum didasari analisis (termasukanalisis gender)

Pembangunan sarana seperti pembuatan jalan dan jembatan belum didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Sebagian besar SDM Dinas PU Kab. XXX belum mengetahui tentang perspektif gender, sebab itu gender belum dianggap isu penting yang perlu ditangani secara serius.

Kurangnya komunikasi antara para pemangku kepentingan dengan unsur-unsur masyarakat yang ada di dua dusun terkait dengan kebutuhan/ aspirasi masyarakat.

Tidak ada akses pendukung yang menghubungkan dua dusun sehingga jika ada yang sakit utamanya perempuan sulit untuk menjangkau puskesmas yang terdekat.

Kondisi geografis yang kurang mendukung (banyak anak sungai yang membutuhkan intervensi insfrakstuktur yang memadai).

Semangat keswadayaan masyarakat masih belum terbangun.

Page 56: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

41

Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9

KEBIJAKAN DAN RENCANA KEDEPAN PENGUKURAN HASIL

REFORMULASI TUJUAN

RENCANA AKSI BASIS DATA (BASELINE) INDIKATOR KINERJA

Pemetaan Lokasi Kebutuhan Pembangunan Jalan dan Jembatan penghubung dua dusun

- Keluaran Adanya peta lokasi kebutuhan jalan dan jembatan

- Hasil Didapatkannya rekomendasi mengenai mengenai lokasi pembangunan jalan dan jembatan yang dapat menjadi solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

Pembangunan jembatan penghubung antar dua desa

- Keluaran Terbangunnya jembatan yang menghubungkan antara Desa A dan Desa B yang terdapat di Kec. X

- Hasil Digunakannya jembatan oleh masyarakat (terutama ibu hamil dan anak-anak) untuk memperpendek waktu waktu tempuh mendapatkan layanan.

Pembangunan jalan penghubung antara dua desa

- Keluaran Terbangunnya jalan penghubung antara dua desa

- Hasil Digunakannya jalan oleh masyarakat (erutama ibu hamil dan anak-anak) dalam memudahkan mendapatkan layanan.

Tidak adanya sarana jembatan penghubung berdampak terhadap kehidupan kesejahteraan mayarakat (akses terhadap sarana kesehatan, pendidikan, ekonomi).

Persentase jalan dan jembatan yang memadai bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dari 0 % tahun 2017 menjadi 100% tahun 2018

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 57: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

42

Tabel 2 Contoh GBS Bidang Pekerjaan Umum

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER

(GENDER BUDGET STATEMENT)

SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten XXX Tahun Anggaran : 2018

PROGRAM Pembangunan Jalan dan Jembatan

KODE

PROGRAM

x x x xx xx

ANALISIS

SITUASI

1. Data Pembuka Wawasan (Data Pilah Gender).

a. Jumlah Penduduk di dua Desa A dan B 7.168 Jiwa dan 1.242 KK;

b. Jumlah penduduk Kec. X : Laki-laki 38.034 dan Perempuan 35.734

(berdasarkan data SIAK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ,

Tahun 2016);

c. Tidak adanya sarana jembatan penghubung berdampak terhadap

kehidupan kesejahteraan masyarakat (akses terhadap sarana

kesehatan, pendidikan, ekonomi);

d. Jumlah jembatan yang ada di Kab. XXX sebanyak 109 unit dan

khususnya di Kec. X 7 unit jembatan (Data LPPD Dinas PU Kab. XXX

Tahun 2016);

e. Panjang jalan penghubung antar desa dan kecamatan yang layak

digunakan oleh kelompok rentan, saat ini terdapat jalan seluas 125

Km antar desa seluas 75 km dan antar kecamatan seluas 50 km (Data

LPPD Dinas PU Kab. XXX Tahun 2016);

f. Tidak ada sarana penghubung yang menghubungkan dusun terpencil

dengan sarana publik (puskesmas, pasar, sekolah);

g. Jumlah kematian ibu di Kab. XXX 13 kasus, terdapat 2 kasus di Kec.

X;

h. Jumlah kematian anak di Kab. XXX 92 kasus, 14 diantaranya di Kec. X;

i. Jumlah ibu hamil di Kab. XXX 8.153 orang, khususnya di Kec. X

berjumlah 1.991 orang (Dinas Kesehatan kab. XXX, 2016);

j. Panjang jalan penghubung antar desa dan kecamatan yang layak

digunakan oleh kelompok rentan, saat ini terdapat jalan seluas 125

km antar desa seluas 75 km dan antar kecamatan seluas 50 km (Data

LPPD Dinas PU Kab. XXX, 2016)

2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender

a. Faktor Kesenjangan

1) Studi kelayakan seperti penentuan lokasi tidak dilakukan karena

belum ada anggaran dari pemerintah daerah;

2) Rumusan kegiatan pada program pembangunan jalan dan

jembatan belum didasari analisis (termasuk analisis gender);

3) Pembangunan sarana seperti pembuatan jalan dan jembatan

belum didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Page 58: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

43

b. Penyebab Internal

Sebagian besar SDM Dinas PU Kab. XXX belum mengetahui perspektif

gender, sebab itu isu gender belum dianggap sebagai isu penting yang

perlu ditangani secara serius.

c. Penyebab Eksternal

1. Kurangnya komunikasi antara para pemangku kepentingan

dengan unsur-unsur masyarakat yang ada di dua dusun berkaitan

dengan identifikasi kebutuhan/ aspirasi masyarakat;

2. Tidak ada akses pendukung yang menghubungkan dua dusun

sehingga jika ada yang sakit terutama perempuan sulit untuk

menjangkau puskesmas yang terdekat;

3. Kondisi geografis yang kurang mendukung (banyak anak sungai yang

membutuhkan intervensi infrastruktur yang memadai);

4. Semangat keswadayaan masyarakat yang masih belum terbangun.

CAPAIAN

PROGRAM

Tolok Ukur

Membangun sarana penghubung untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat

Indikator dan Target Kinerja

Persentase jalan dan jembatan yang memadai bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat dari 0% tahun 2017 menjadi 100% di tahun 2018

JUMLAH

ANGGARAN

PROGRAM

Rp. 11.104.650.000,-

RENCANA

AKSI

Ke

gia

tan

1

Pembangunan jembatan penghubung antara dua desa

Masukan Rp. 800.000.000,-

Keluaran Jembatan yang menghubungkan antar Desa A dan

Desa B yang terdapat di Kec. X berfungsi baik

Hasil

Digunakannya jembatan oleh masyarakat (terutama

ibu hamil dan anak-anak) untuk memperpendek waktu

tempuh mendapatkan layanan

Ke

gia

tan

2

Pembangunan jalan penghubung antar desa

Masukan Rp. 325.000.000,-

Keluaran

Panjang jalan yang dibangun melintasi Desa A, Desa

C, dan Desa B di Kec. X sepanjang 5 km dan lebar 3 m

Hasil

Digunakannya jalan oleh masyarakat (terutama

ibu hamil dan anak-anak) dalam memudahkan

mendapatkan layanan

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 59: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

44

Tabel 3 Contoh GAP Bidang Kesehatan

Langkah 1

SKPD Dinas Kesehatan

Program

Tujuan

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

dan Anak

Menurunkan tingkat kematian ibu melahirkan

Langkah 2 Data Pembuka Wawasan Capaian SPM Pelayanan bagi Ibu Hamil dan bayi

baru lahir:

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun

2012 sebesar 75,59% dan target di tahun

2015 sebesar 95%.

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani di tahun2012 sebesar 58,84% dan

target di tahun 2015 sebesar 80%.

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di tahun 2012

sebesar 77,14% dan target di tahun 2015

sebesar 90%.

4. Cakupan pelayanan nifas di tahun 2012

sebesar 85,44% dan target di tahun 2015

sebesar 90%.

5. Angka kematian Ibu di tahun 2012: 9 kasus,

terdiri dari 8 kasus ibu bersalin dan 1 kasus

ibu nifas.

Langkah 3

ISU

GEN

DER

Faktor

Kesenjangan/

Permasalahan

Akses, Partisipasi,

Kontrol, Manfaat

Terdapat 2 faktor penyebab kematian ibu

melahirkan, yaitu faktor klinis dan faktor non klinis.

Faktor Klinis:

Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh

penyebab langsung yaitu pendarahan, infeksi,

eklampsia (darah tinggi), persalinan lama dan

abortus.

Faktor non klinis:

1. Ibu hamil tidak bisa mengakses layanan

kesehatan yang tersedia;

2. Ibu hamil terlambat mendapatkan

pertolongan petugas medis.

Page 60: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

45

Langkah 4

Sebab Kesenjangan

Internal (di SKPD)

• Minimnya kapasitas petugas kesehatan di

Puskesmas dalam menangani komplikasi

kebidanan;

• Kemitraan bidan-dukun belum berjalan secara

optimal padahal masih banyak ibu hamil yang

persalinannya ditolong oleh dukun karena alasan

ketiadaan biaya maupun kultural.

• Sebaran bidan desa tidak merata yang

mengakibatkan ibu hamil di daerah terpencil dan

kepulauan sulit mengakses layanan kesehatan.

Langkah 5 Sebab Kesenjangan

Eksternal

1. Faktor ekonomi menyebabkan ibu hamil dari

keluarga kurang mampu sangat bergantung pada

layanan yang berkualitas dengan harga

terjangkau;

2. Tingkat pendidikan yang rendah sehingga ibu

hamil kurang peduli untuk menjaga kesehatan

selama kehamilan;

3. Kedudukan dan peran perempuan di masyarakat

mengakibatkan ibu hamil harus melaksanakan

peran domestik mengurus rumah tangga. Bagi

ibu hamil dengan risiko tinggi, tugas domestik

rumah tangga semakin memperbesar risiko. Bagi

ibu hamil yang memiliki anak kecil, alasan

tidak/jarang memeriksakan kehamilan karena

tidak ada yang menjaga anaknya di rumah;

4. Kedudukan dan peran laki-laki/suami di

masyarakat dalam mengambil keputusan

mengakibatkan ibu hamil terlambat dibawa ke

penyedia layanan kesehatan;

5. Minimnya transportasi untuk rujukan kasus,

khususnya di daerah terpencil dan kepulauan

sehingga banyak kasus kematian ibu melahirkan

disebabkan terlambat mendapatkan pertolongan

medis karena jarak yang jauh.

Page 61: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

46

Langkah 6

Keb

ijaka

n d

an R

enca

na

Ked

epan

Tujuan Responsif Gender Menurunkan tingkat kematian ibu

melahirkan melalui :

1. Meningkatkan cakupan pelayanan

kunjungan ibu hamil K4;

2. Meningkatkan cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan;

3. Meningkatkan peran aktif suami

dan masyarakat dalam mencegah

kematian ibu melahirkan.

Langkah 7 Rencana Aksi

Prioritas/Kegiatan/Indikator

1. Pelatihan Pelayanan Obstetri dan

Neonatal Emergensi Dasar (PONED) bagi

petugas medis Puskesmas dengan

memberikan kesempatan yang setara

kepada petugas medis laki-laki dan

perempuan

Keluaran: jumlah petugas medis terlatih,

baik petugas medis laki-laki maupun

perempuan.

Hasil: Petugas medis di Puskesmas

mampu menangani komplikasi kebidanan.

2. Penyuluhan kesehatan reproduksi kepada

pasangan suami-istri

Keluaran: jumlah pasanagan suami istri

(kondisi istri hamil) yang mengikuti

penyuluhan kesehatan reproduksi.

Hasil: Meningkatnya peran suami dalam

memberikan dukungan kepada istri

selama hamil dan persalinan.

Page 62: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

47

3. Penyuluhan kesehatan reproduksi

kepada tokoh masyarakat dan kepala

desa

Keluaran: jumlah tokoh masyarakat dan

kepala desa yang mengikuti penyuluhan.

Hasil: Meningkatnya peran tokoh

masyarakat dan kepala desa dalam

mencegah kematian ibu melahirkan.

4. Pelayanan “mobile service” oleh Bidan

Desa

Keluaran: jumlah ibu hamil yang

dilayani oleh bidan desa dengan sistem

‘jemput bola’.

Hasil: Meningkatnya cakupan pelayanan

ibu hamil.

5. Kemitraan Dukun-Bidan

Keluaran: jumlah dukun yang menjalin

kemitraan dengan bidan dalam proses

menolong persalinan.

Hasil: Meningkatnya jumlah persalinan

yang ditolong oleh bidan.

Langkah 8

Pen

guku

ran

Has

il

Baseline Data capaian tahun 2012:

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

tahun 2012 sebesar 75,59%;

Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani di tahun 2012 sebesar

58,84%;

Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di tahun 2012

sebesar 77,14%;

Cakupan pelayanan nifas di tahun 2012

sebesar 85,44%.

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 63: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

48

Langkah 9

Pen

guku

ran

Has

il

Indikator Kinerja Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2013

sebesar 82,06%; tahun 2014 sebesar 88,53%

dan tahun 2015 sebesar 95%.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

di tahun 2013 sebesar 65,89%; tahun 2014

sebesar 72,94% dan tahun 2015 sebesar 80%.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan di tahun 2013 sebesar 81,42%;

tahun 2014 sebesar 85,7% dan tahun 2015

sebesar 90%.

Cakupan pelayanan nifas di tahun 2013

sebesar 86,96%, tahun 2014 sebesar 88,48%

dan tahun 2015 sebesar 90%.

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 64: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

49

Tabel 4 Contoh GBS Bidang Kesehatan

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER (GENDER BUDGET STATEMENT)

SKPD : DINAS KESEHATAN KABUPATEN XXX

TAHUN ANGGARAN : 2014

Program Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Kode

Program

x.xx.xx.xx

Analisis Situasi

1. Data Pembuka Wawasan

Capaian SPM Pelayanan bagi Ibu Hamil :

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2012 sebesar 75,59% dan target

di tahun 2015 sebesar 95%;

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di tahun 2012 sebesar

58,84% dan target di tahun 2015 sebesar 80%;

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di tahun 2012 sebesar 77,14% dan target di tahun

2015 sebesar 90%;

Cakupan pelayanan nifas di tahun 2012 sebesar 85,44% dan target di

tahun 2015 sebesar 90%;

Angka kematian Ibu di tahun 2012: 9 kasus, terdiri dari 8 kasus ibu

bersalin dan 1 kasus ibu nifas.

2. Faktor Penyebab Kematian Ibu Melahirkan

Terdapat 2 faktor penyebab kematian ibu melahirkan, yaitu faktor klinis dan

faktor non klinis.

Faktor Klinis:

Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu

pendarahan, infeksi, eklampsia (darah tinggi), persalinan lama dan abortus.

Faktor non klinis:

a. Ibu hamil tidak bisa mengakses layanan kesehatan yang tersedia;

b. Ibu hamil terlambat mendapatkan pertolongan petugas medis.

3. Kendala Upaya Mengatasi Kematian Ibu Melahirkan

Minimnya kapasitas petugas kesehatan di Puskesmas dalam menangani

komplikasi kebidanan.

Page 65: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

50

Kemitraan bidan-dukun belum berjalan secara optimal padahal masih

banyak ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh dukun karena alasan

ketiadaan biaya maupun kultural.

Sebaran bidan desa tidak merata yang mengakibatkan ibu hamil di

daerah terpencil dan kepulauan sulit mengakses layanan kesehatan

4. Isu Gender

a. Faktor ekonomi menyebabkan ibu hamil dari keluarga kurang mampu

sangat bergantung pada layanan yang berkualitas dengan harga

terjangkau;

b. Tingkat pendidikan yang rendah sehingga ibu hamil kurang peduli untuk

menjaga kesehatan selama kehamilan;

c. Kedudukan dan peran perempuan di masyarakat mengakibatkan ibu

hamil harus melaksanakan peran domestik mengurus rumah tangga. Bagi

ibu hamil dengan risiko tinggi, tugas domestik rumah tangga semakin

memperbesar risiko. Bagi ibu hamil yang memiliki anak kecil, alasan

tidak/jarang memeriksakan kehamilan karena tidak ada yang menjaga

anaknya di rumah;

d. Kedudukan dan peran laki-laki/suami di masyarakat dalam mengambil

keputusan mengakibatkan ibu hamil terlambat dibawa ke penyedia

layanan kesehatan;

e. Minimnya transportasi untuk rujukan kasus, khususnya di daerah terpencil

dan kepulauan sehingga banyak kasus kematian ibu melahirkan

disebabkan terlambat mendapatkan pertolongan medis karena jarak yang

jauh.

Capaian Program

1. Tolok Ukur

Turunnya kasus kematian ibu melahirkan

2. Indikator Kinerja dan Target Kinerja

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2013 sebesar 82,06%; tahun 2014

sebesar 88,53% dan tahun 2015 sebesar 95%.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di tahun 2013 sebesar65,89%;

tahun 2014 sebesar 72,94% dan tahun 2015 sebesar 80%.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di tahun 2013 sebesar 81,42%; tahun 2014 sebesar

85,7% dan tahun 2015 sebesar 90%.

Cakupan pelayanan nifas di tahun 2013 sebesar 86,96%, tahun 2014

sebesar 88,48% dan tahun 2015 sebesar 90%.

Jumlah Anggaran Program

Rp 2.115.000.000

Page 66: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

51

Rencana Aksi

Kegiatan 1 Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) bagi petugas medis Puskesmas dengan memberikan

kesempatan yang setara kepada petugas medis laki-laki dan

perempuan.

Masukan : Rp. 225.000.000,-

Keluaran : 45 petugas medis terlatih, baik petugas medis laki-

laki maupun perempuan

Hasil : Petugas medis di Puskesmas mampu menangani komplikasi

kebidanan

Kegiatan 2 Penyuluhan kesehatan reproduksi kepada pasangan suami-istri

Masukan : Rp 160.000.000

Keluaran : 400 jumlah pasangan suami istri (kondisi istri hamil) yang

mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi.

Hasil : Meningkatnya peran suami dalam memberikan dukungan

kepada istri selama hamil dan persalinan

Kegiatan 3 Penyuluhan kesehatan reproduksi kepada tokoh masyarakat dan

kepala desa

Masukan : Rp 180.000.000

Keluaran : 500 tokoh masyarakat dan kepala desa yang mengikuti

penyuluhan

Hasil : Meningkatnya peran tokoh masyarakat dan kepala desa

dalam mencegah kematian ibu melahirkan

Kegiatan 4 Pelayanan “mobile service” oleh Bidan Desa

Masukan : Rp 1.000.000.000

Keluaran : 2000 ibu hamil di desa terpencil yang dilayani oleh

bidan desa dengan sistem ‘jemput bola’

Hasil : Meningkatnya cakupan pelayanan ibu hamil

Kegiatan 5 Kemitraan Dukun-Bidan

Masukan : Rp 550.000.000

Keluaran : 200 dukun yang menjalin kemitraan dengan bidan

dalam proses menolong persalinan

Hasil : meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh

bidan

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 67: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

52

Tabel 5 Contoh GAP Bidang Tenaga Kerja

Langkah 1

SKPD Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan

Kependudukan

Program

Kegiatan

Tujuan

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga

Kerja

Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM

Meningkatkan ketrampilan dan keahlian tenaga

kerja di bidang pertanian untuk berkembangnya

usaha mikro/kecil atau usaha mandiri

Langkah 2 Data Pembuka Wawasan • Pada 2011, BLK Pertanian telah melatih 400 orang

peserta pelatihan dalam 25 paket pelatihan.

• Tahun 2011-2012, terjadi kenaikan dalam: (1)

jumlah anggaran; (2) jenis paket pelatihan; (3)

jumlah peserta, termasuk peserta perempuan.

• BLK Pertanian mendapatkan anggaran untuk

menyelenggarakan 69 paket pelatihan dari APBD

dan APBN.

• Pada Januari hingga Juni 2012, telah 528 orang

peserta yang telah dilatih (dari target 1104 orang).

• Data rekruitmen dan seleksi peserta pelatihan

Pertanian dan UKM, peserta rekrutmen dan seleksi

merupakan pendaftar di tahun berjalan dan tahun

sebelumnya yang belum dilatih.

• Persentase jumlah peserta pelatihan Tahun 2011:

peserta laki-laki 80,50% dan perempuan 19,50%,

serta Tahun 2012: peserta laki-laki 82,01% dan

perempuan 17,99 %.

• Data kuisioner terhadap 16 orang peserta

pelatihan, baik laki-laki maupun perempuan

menunjukkan bahwa peserta tidak memiliki

kewenangan untuk memilih jenis pelatihan yang

sesuai dengan minat dan Kebutuhannya.

• Jenis pelatihan ditentukan oleh desa atau

kelompok tani pengusul .

Page 68: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

53

Langkah 3

ISU

GE

ND

ER

Faktor

Kesenjangan/

Permasalahan

Akses, Partisipasi,

Kontrol, Manfaat

• Minimnya jenis pelatihan yang sesuai dengan

potensi dan kebutuhan perempuan.

• Sebagian besar pendaftar perempuan cenderung

memilih kejuruan Pengolahan Hasil Pertanian, dan

sedikit yang memilih kejuruan lain, kecuali pada

kasus pelatihan Budidaya Tanaman Obat

(Kejuruan Perkebunan).

• Peserta pelatihan baik laki-laki maupun

perempuan tidak memiliki kewenangan dalam

menentukan jenis pelatihan sesuai dengan minat

dan kebutuhannya.

• Jumlah peserta pelatihan masih didominasi oleh

laki-laki.

Langkah 4 Sebab Kesenjangan

Internal (di SKPD)

• Sebagian bidang kejuruan yang tersedia adalah

kejuruan yang lebih diminati oleh peserta laki-

laki.

• SKPD belum melihat / mempertimbangkan

potensi dan kebutuhan calon peserta baik

perempuan ataupun laki-laki.

• BLK sebagai unit pelaksana pelatihan belum

melakukan sosialisasi program secara efektif

sehingga tidak tepat sasaran.

Langkah 5 Sebab Kesenjangan

Eksternal

• Masih ada bias gender dalam proses seleksi

peserta karena diajukan di tingkat desa atau

kelompok tani .

• Kelompok sasaran yang diajukan bersifat agregat,

tidak terpilah menurut jenis kelamin.

• Masih ada anggapan kuat masyarakat bahwa laki-

laki sebagai kepala keluarga dan pencari utama.

Langkah 6 Tujuan Responsif Gender Meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga

kerja di bidang pertanian, baik perempuan maupun

laki-laki, untuk berkembangnya usaha mikro/kecil

atau usaha mandiri.

Page 69: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

54

Langkah 7 Rencana Aksi Prioritas/

Kegiatan/ Indikator

a) Perbaikan prosedur identifikasi dan rekruitmen

peserta pelatihan yang mengakomodir

kebutuhan peserta perempuan dan laki-laki.

- Keluaran: Adanya prosedur identifikasi dan

rekrutmen yang memberikan akses setara bagi

calon peserta perempuan dan laki-laki

- Hasil: Adanya perbaikan prosedur identifikasi

dan rekrutmen peserta pelatihan yang

memberikan akses setara bagi calon peserta

perempuan dan laki-laki.

b) Penyusunan modul pelatihan yang responsif

gender

- Keluaran: Tersusunnya modul pelatihan yang

sesuai dengan minat, kebutuhan, dan

kemampuan calon peserta, baik perempuan

maupun laki-laki.

- Hasil: Meningkatnya partisipasi peserta dalam

pelatihan, baik perempuan maupun laki-laki.

c) Pelatihan di bidang pertanian dan UKM

- Keluaran: Meningkatnya kapasitas peserta

pelatihan di bidang pelatihan dan usaha kecil

menengah

- Hasil: Digunakannya kemampuan yang

didapatkan dari pelatihan, baik oleh peserta

perempuan maupun laki-laki.

d) Monitoring dan evaluasi pelatihan dan paska

pelatihan

- Keluaran: Teridentifikasi tingkat keberhasilan

pelaksanaan pelatihan.

- Hasil: Adanya umpan balik dan rekomendasi

terhadap pelatihan dan tindak lanjut paska

pelatihan.

Page 70: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

55

Langkah 8

Pen

guku

ran

Has

il

Baseline • Pada 2011, BLK Pertanian telah melatih 400 orang

peserta pelatihan dalam 25 paket pelatihan.

• Tahun 2011-2012, terjadi kenaikan dalam: (1)

jumlah anggaran; (2) jenis paket pelatihan; (3)

jumlah peserta, termasuk peserta perempuan.

• Pada Januari hingga Juni 2012, 528 orang peserta

yang telah dilatih (dari dari target 1104 orang).

• Persentase jumlah peserta pelatihan Tahun 2011:

peserta laki-laki 80,50% dan perempuan 19,50%,

serta Tahun 2012: peserta laki-laki 82,01% dan

perempuan 17,99%.

Langkah 9 Indikator Kinerja Peningkatan ketrampilan dan keahlian 5000

tenaga kerja terlatih di bidang pertanian, baik

perempuan dan laki-laki secara proporsioanl (30%

perempuan dan 70% laki-laki), untuk

berkembangnya usaha mikro/kecil atau usaha

mandiri sampai Tahun 2015.

• Tahun 2011: 500 orang peserta (perempuan

10%, laki-laki 90%)

• Tahun 2012: 1000 orang peserta (perempuan

15%, laki-laki 15%)

• Tahun 2013: 1500 orang dengan proporsi

(perempuan 20%, laki-laki 80%)

• Tahun 2014: 1000 orang dengan proporsi

(perempuan 25%, laki-laki 75%)

• Tahun 2015: 1000 orang dengan proporsi

(perempuan 30%, laki-laki 70%)

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 71: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

56

Tabel 6 Contoh GBS Bidang Tenaga Kerja

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER

(GENDER BUDGET STATEMENT)

SKPD : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan

Tahun Anggaran : 2013

PROGRAM Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

KODE PROGRAM

x x x xx xx

ANALISIS

SITUASI

1. Data Pembuka Wawasan (Data Pilah Gender).

a. Pada 2011, BLK Pertanian Kelompok telah melatih 400 orang

peserta (perempuan 78 orang dan laki-laki 332 orang) pelatihan

dalam 25 paket pelatihan.

b. Tahun 2011-2012, terjadi kenaikan dlm (1) jumlah anggaran; (2)

jenis paket pelatihan; (3) jumlah peserta, termasuk peserta

perempuan.

c. BLK Pertanian Kelompok mendapatkan anggaran untuk

menyelenggarakan 69 paket pelatihan dari APBD dan APBN.

d. Januari - hingga Juni 2012, ada 528 orang peserta yang telah

dilatih (perempuan 116 orang dan laki-laki 412 orang) dari dari

target 1104 orang.

e. Data rekruitmen dan seleksi peserta pelatihan Pertanian dan UKM,

peserta rekrutmen dan seleksi merupakan pendaftar di tahun

berjalan dan tahun sebelumnya yang belum dilatih.

f. Persentase jumlah peserta pelatihan Tahun 2011: peserta laki-laki

80,50% dan perempuan 19,50%; serta Tahun 2012: peserta laki-

laki 82,01% dan perempuan 17,99%

g. Data kuisioner terhadap 16 orang peserta pelatihan, baik laki-laki

maupun perempuan menunjukkan bahwa peserta tidak memilik i

kewenangan untuk memilih jenis pelatihan yang sesuai dengan

minat dan Kebutuhannya.

h. Jenis pelatihan ditentukan oleh desa atau kelompok tani pengusul.

2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender

a. Faktor Kesenjangan

1) Minimnya jenis pelatihan yang sesuai dengan potensi dan

kebutuhan perempuan.

2) Sebagian besar pendaftar perempuan cenderung memilih

kejuruan Pengolahan Hasil Pertanian, dan sedikit yang memilih

kejuruan lain, kecuali pada kasus pelatihan Budidaya Tanaman

Obat (Kejuruan Perkebunan).

3) Peserta pelatihan baik perempuan maupun laki-laki tidak memiliki

kewenangan dalam menentukan jenis pelatihan sesuai dengan

minat dan kebutuhannya.

4) Jumlah peserta pelatihan masih didominasi oleh laki-laki

Page 72: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

57

b. Penyebab Internal

1) Sebagian bidang kejuruan yang tersedia adalah kejuruan yang

lebih diminati oleh peserta laki-laki;

2) SKPD belum melihat / mempertimbangkan potensi dan kebutuhan

calon peserta baik perempuan ataupun laki-laki;

3) BLK sebagai unit pelaksana pelatihan belum melakukan sosialisasi

program secara efektif sehingga tidak tepat sasaran.

c. Penyebab Eksternal

1. Masih ada bias gender dalam proses seleksi peserta karena

diajukan di tingkat desa atau kelompok tani;

2. Kelompok sasaran yang diajukan bersifat agregat, tidak terpilah

menurut jenis kelamin;

3. Masih ada anggapan kuat masyarakat bahwa laki-laki sebagai

kepala keluarga dan mata pencaharian utama.

CAPAIAN

PROGRAM

Tolok Ukur

Meningkatkan ketrampilan dan keahlian tenaga kerja di bidang pertanian, baik

perempuan maupun laki-laki, untuk berkembangnya usaha mikro/kecil atau

usaha mandiri.

Indikator dan Target Kinerja

Peningkatan ketrampilan dan keahlian 5000 tenaga kerja terlatih di bidang

pertanian, baik perempuan dan laki-laki secara proporsioanl (30% perempuan

dan 70%laki-laki), untuk berkembangnya usaha mikro/kecil atau usaha mandiri

sampai Tahun 2015.

- Tahun 2013: 1500 orang dengan proporsi (perempuan 20%, laki- laki 80%)

JUMLAH

ANGGARAN

PROGRAM

Rp. 300.000.000,-

RENCANA

AKSI

Ke

gia

tan

1

Perbaikan prosedur identifikasi dan rekruitmen peserta pelatihan yang

mengakomodir kebutuhan peserta perempuan dan laki-laki

Masukan Rp. 50.000.000,-

Keluaran Penyediaan prosedur identifikasi dan rekrutmen yang

memberikan akses setara bagi calon peserta

perempuan dan laki-laki

Hasil

Adanya perbaikan prosedur identifikasi dan

rekrutmen peserta pelatihan yang memberikan akses

setara bagi calon peserta perempuan dan laki-laki

Ke

gia

tan

2

Penyusunan modul pelatihan yang sesuai dengan minat, kebutuhan,

dan kemampuan calon peserta, baik perempuan maupun laki-laki.

Masukan Rp. 20.000.000,-

Page 73: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

58

Keluaran

Modul pelatihan yang sesuai dengan

minat, kebutuhan, dan kemampuan calon peserta, baik

perempuan maupun laki-laki.

Hasil

Meningkatnya partisipasi peserta dalam pelatihan,

baik perempuan maupun laki-laki.

K

egia

tan

3

Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM

Masukan Rp. 180.000.000,-

Keluaran Peningkatan kapasitas peserta pelatihan di bidang

pelatihan dan usaha kecil menengah.

Hasil Adanya perbaikan prosedur identifikasi dan

rekruitmen peserta pelatihan yang memberikan akses

setara bagi calon peserta perempuan dan laki-laki.

Keg

iata

n 4

Monitoring dan evaluasi pelatihan dan paska pelatihan

Masukan Rp. 50.000.000,-

Keluaran a. Identifikasi tingkat keberhasilan pelaksanaan

pelatihan.

b. Identifikasi jumlah peserta yang menindaklanjuti

hasil pelatihan.

Hasil Adanya umpan balik dan rekomendasi terhadap

pelatihan dan tindak lanjut paska pelatihan.

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 74: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

59

Tabel 7 Formulir Pengendalian dan Evaluasi

terhadap Kebijakan Renja SKPD ..... Tahun......

Kabupaten Blitar

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian/ Ketersediaan

Faktor Penyebab

Ketidaksesuaian Tindak Lanjut

Ada Tidak

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pembentukan tim penyusun Renja

SKPD

2. Pengolahan data dan informasi

2.a.

Pengolahan data dan informasi

berdasarkan analisis kebutuhan

perempuan dan laki-laki.

3. Analisis gambaran pelayanan

SKPD

4.

Mengkaji hasil evaluasi Renja

SKPD tahun lalu berdasarkan

Renstra PD

5.

Penentuan isu-isu penting

penyelenggaraan tugas dan fungsi

SKPD

6. Penelaahan rancangan awal RKPD

Kabupaten

7. Perumusan tujuan dan sasaran

7.a.

Perumusan tujuan dan sasaran

berdasarkan analisis kebutuhan

perempuan dan laki-laki

8.

Penelaahan usulan masyarakat,

termasuk kelompok-kelompok

perempuan dan kelompok

marginal lainnya

9. Perumusan kegiatan prioritas

10. Pelaksanaan forum SKPD

10.a.

Menyelaraskan program dan

kegiatan SKPD dengan usulan

program dan kegiatan hasil

Musrenbang

Page 75: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

60

No Jenis Kegiatan

Hasil Pengendalian dan Evaluasi

Kesesuaian/ Ketersediaan

Faktor Penyebab

Ketidaksesuaian Tindak Lanjut

Ada Tidak

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10.b.

Mempertajam indikator dan

target kinerja program dan

kegiatan SKPD sesuai dengan

tugas dan fungsi SKPD

10.c.

Mensinkronkan program dan

kegiatan antar SKPD dalam rangka

optimalisasi pencapaian sasaran

sesuai dengan kewenangan dan

sinergitas pelaksanaan.

10.d.

Menyesuaikan pendanaan

program dan kegiatan prioritas

berdasarkan pagu indikatif untuk

masing-masing SKPD

11.

Sasaran program dan kegiatan

SKPD disusun berdasarkan

pendekatan kinerja, perencanaan

dan penganggaran terpadu, serta

mempertimbangkan kebutuhan

yang berbeda antara perempuan

dan laki-laki

12.

Program dan kegiatan antar SKPD

dengan SKPD lainnya dalam

rangka optimalisasi pencapaian

sasaran prioritas pembangunan

daerah telah dibahas dalam forum

SKPD

13.

Pendanaan program dan kegiatan

prioritas berdasarkan pagu

indikatif untuk masing- masing

SKPD telah menyusun dan

memperhitungkan prakiraan maju

14. Dokumen Renja SKPD yang telah

disyahkan

_______, _____________

Kepala SKPD

( ________________ )

Page 76: KATA PENGANTAR - kominfo.blitarkab.go.idkominfo.blitarkab.go.id/.../uploads/2017/11/Pedoman-PPRG-Bagi-SKP… · Dengan didasarkan pada Surat Edaran Bersama Kementerian Perencanaan

61

Tabel 8 Kesimpulan Pengendalian dan Evaluasi

terhadap Kebijakan RKPD dan Renja SKPD Tahun..........

di Lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar

No Aspek Penjelasan Hasil Pengendalian dan

Evaluasi

(1) (2) (3)

1. Perumusan prioritas dan sasaran

pembangunan daerah tahunan lingkup

kabupaten telah berpedoman pada kebijakan

umum dan program pembangunan jangka

menengah daerah kabupaten serta mengacu

pada RKP

2. Perumusan rencana program dan kegiatan

prioritas daerah lingkup kabupaten dalam

rangka pencapaian sasaran pembangunan

jangka menengah daerah serta pencapaian

sasaran pembangunan tahunan nasional

_______, _____________

Kepala Bappeda

( ________________ )