KATA PENGANTAR -...

97
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan inayahNya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada manusia agung, yaitu Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dengan dien yang diridhai olehNya. Dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan, tidak sedikit hambatan dan cobaan yang penulis hadapi, namun semua bisa terlalui asalkan ada kemauan. Alhamdulillah, berkat pertolonganNya segala hambatan dan cobaan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat penulis atasi dengan penuh ketabahan dan kesabaran hati. Disamping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, do’a dan bantuan senantiasa mengalir dari orang-orang disekeliling penulis. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan untaian kata terimakasih kepada: 1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Azharuddin Latif, M.Ag. Sekretaris Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Hasanudin. M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 4. Segenap Ibu/Bapak Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi ilmu yang tidak ternilai kepada penulis. 5. Pimpinan dan Karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan referensi yang diperlukan penulis. 6. Almarhum Ayahanda tercinta KH. Muhammad Ali. Terimakasih banyak atas diberikannya kesempatan ananda menuntut ilmu di UIN Syarif Hidatullah. Semoga ilmu yang ananda dapatkan disini bermanfaat. i

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Page 1: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan inayahNya tugas

akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada

manusia agung, yaitu Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia dari

alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dengan dien yang diridhai olehNya.

Dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan, tidak sedikit hambatan dan cobaan

yang penulis hadapi, namun semua bisa terlalui asalkan ada kemauan. Alhamdulillah,

berkat pertolonganNya segala hambatan dan cobaan yang penulis hadapi dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat penulis atasi dengan penuh ketabahan dan

kesabaran hati. Disamping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya

motivasi, bimbingan, do’a dan bantuan senantiasa mengalir dari orang-orang disekeliling

penulis. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan

untaian kata terimakasih kepada:

1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Azharuddin Latif,

M.Ag. Sekretaris Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hasanudin. M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Segenap Ibu/Bapak Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

ilmu yang tidak ternilai kepada penulis.

5. Pimpinan dan Karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pelayanan referensi yang diperlukan penulis.

6. Almarhum Ayahanda tercinta KH. Muhammad Ali. Terimakasih banyak atas

diberikannya kesempatan ananda menuntut ilmu di UIN Syarif Hidatullah.

Semoga ilmu yang ananda dapatkan disini bermanfaat.

i

Page 2: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

7. Untuk Ibundaku Hj. Murifah terimakasih atas do’a yang slalu dipanjatkan disetiap

solat malamnya dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan SI.

8. Untuk seseorang spesial di hati penulis Khairul Fahmi, terimakasih telah

memberikan semangat moril dan materil kepada penulis dalam menyelesikan

skripsi ini.

9. Putri kecilku Zalfa Al-Kachla selamat ulang tahun sayang, skripsi ini umi

persembahkan dihari ulang tahunmu. Terimakasih sudah sering menemani penulis

di setiap waktu.

10. Kepada teman-temanku, mba Azza yang telah memberi motivasi dan informasi

buat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta segenap teman-teman

angkatan 2003, yang telah setia menjadi teman seperjuangan, khususnya teman-

teman Fakultas Syariah dan Hukum Konsentrasi Perbankan Syariah serta semua

pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan,

informasi serta motivasi yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya dengan penuh kerendahan hati, penulis haturkan terimakasih yang

mendalam atas segala keikhlasan dukungan, motivasi, pengarahan, serta bantuan baik

moril maupun materiil. Penulis hanya mampu berdo’a semoga Allah membalas semua

amal perbuatan dengan kasih sayang-Nya. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini

bisa memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Amin

Jakarta, 19 November 2010

Penulis

Siti Nurlaila

ii

Page 3: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan Islam sekarang telah menjadi istilah yang terkenal luas baik

di dunia Muslim maupun di dunia Barat. Istilah tersebut mewakili suatu

bentuk perbankan dan pembiayaan yang berusaha menyediakan layanan-

layanan bebas ‘bunga’ kepada para nasabah. Para pendukung perbankan Islam

berpendapat bahwa bunga adalah riba dan karenanya, menurut hukum Islam

bunga bank diharamkan. Sikap terhadap bunga yang seperti ini mendorong

beberapa sarjana dan praktisi perbankan Muslim untuk menemukan sejumlah

cara dan alat guna mengembangkan sistem perbankan alternative yang sesuai

dengan ajaran-ajaran hukum Islam, khususnya, aturan-aturan yang terkait

dengan pengharaman riba.1

Sebelum penulis mengupas lebih dalam masalah bunga bank, penulis

terlebih dahulu membahas asal mula berdiri atau terbentuknya bank, karena

sistem bunga muncul ketika bank itu terbentuk. Salah satu kegiatan usaha

yang paling dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya didunia ekonomi

dewasa ini adalah kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan, karena bank

adalah salah satu lembaga ekonomi yang sudah sangat tua keberadaannya.

1 Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-

Revivalis, cet.III, (Jakarta: Paramadina, 2004), h. Xiii.

Page 4: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

2

Kita tidak tahu sejak kapan bank pertama diorganisir, dan bukti-bukti sejarah

menunjukkan bahwa usaha-usaha perbankan telah ada dalam peradaban kuno.

Lempengan-lempengan tanah liat di puing-puing kota Babylonia pada tahun

2000 SM, telah ada pelayanan seperti bank yaitu untuk menyimpan harta, dan

berkembangnya perekonomian uang dan kredit. Lempengan-lempengan tanah

liat tersebut merupakan bentuk-bentuk janji dan perintah untuk membayar

mata uang atau perak, mirip dengan promes dan cek yang kita kenal saat ini.

Misalnya, salah satu lempengan tanah liat kuno tersebut merupakan sebuah

prasasti yang jelas mencerminkan promes oleh seorang petani kepada bank

sebagai tanda terima pinjaman yang diterimanya.

Inskripsi tersebut berbunyi:

“Warad-Ilish, anak laki-laki dari Taribaum, telah menerima dari pendeta

wanita matahari, puteri dari Ibbatum, satu shekel perak menurut timbangan

dewa matahari. Jumlah ini akan digunakan untuk membeli wijen, pada waktu

panen wijen, ia akan membayar kembali dalam bentuk wijen menurut harga

pasar yang berlaku kepada pembawa dokumen ini”.2

Prasasti tersebut telah secara jelas menunjukkan adanya transaksi

pinjam meminjam dan bentuk promes yang dapat diperjual belikan.

Tampaknya pada awal perkembangannya kegiatan usaha perbankan

dimonopoli oleh organisasi-organisasi keagamaan seperti kuil-kuil di

Babylonia tersebut. Terdapat alasan yang kuat mengapa kegiatan usaha

2 Bank Indonesia, “Sistem Perbankan dan Peran Perbankan dan Dampaknya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi. Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan”, Safari Garden Hotel, Cisarua – Bogor, 19-22 Agustus 1990, h. 1.

Page 5: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

3

perbankan tersebut hanya dapat dilakukan oleh organisasi-organisasi

keagamaan. Organisasi keagamaan pada masa itu memiliki tanah-tanah yang

luas yang dapat menjadi sumber penghasilan besar bagi organisasi.

Disamping itu karena kuil-kuil dianggap suci dan dapat menyimpan

rahasia, maka sangat dipercaya oleh masyarakat. Dengan demikian wajarlah

bila masyarakat Babylonia menganggap kuil-kuil itu sebagai tempat yang

aman untuk menyimpan emas, perak dan uang mereka. Dalam perkembangan

selanjutnya kuil-kuil tersebut selain menerima tabungan dari masyarakat dan

menyediakan kredit, mereka juga menyediakan fasilitas penyimpanan barang-

barang berharga (safe deposit). Praktek-praktek perbankan tampaknya telah

dilaksanakan pula dikerajaan Romawi kuno, dimana para banker telah

menerima simpanan, mengeluarkan promes, menyediakan pinjaman, membeli

dan menjual surat-surat hipotik serta mengeluarkan L/C.3

Kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan sangat dibutuhkan

didalam dunia perekonomian karena jika kita melihat fungsinya yaitu sebagai

pengumpul dana yang sangat berperan demi menunjang pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa. Selain alat penghimpun dana, lembaga keuangan ini

mampu melancarkan gerak pembangunan dengan menyalurkan dananya ke

berbagai proyek penting di berbagai sektor usaha yang dikelola oleh

pemerintah. Demikian pula lembaga keuangan ini dapat menyediakan dana

3 Ibid., h. 2

Page 6: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

4

bagi pengusaha-pengusaha swasta atau kalangan rakyat pengusaha lemah

yang membutuhkan dana bagi kelangsungan usahanya. Dan juga sebagai

fungsi lain yang berupa jasa bagi kelancaran lalu lintas dan peredaran uang

baik nasional maupun antar Negara4.

Permasalahan muncul dipertengahan tahun 1990 yaitu masalah bunga

bank, yang terjadi setelah pemerintah menempuh kebijaksanaan baru dalam

masalah perbankan, karena itu banyak bermunculan di mana-mana bak jamur

musim hujan. Yang menjadi permasalahan di kalangan ulama dan bahkan

menjadi polemik berkepanjangan adalah tentang penentuan bunga pada

lembaga keuangan yang berkembang selama ini. Apakah bunga yang

diperlakukan didalam lembaga keuangan termasuk di dalam unsur riba, atau

bahkan praktik riba itu sendiri? Bunga dijadikan sebagai penopang hidup dan

berkembangnya lembaga keuangan. Oleh para kaum kapitalis dianggap

sebagai penggerak ekonomi, tanpa bunga perekonomian dunia tidak akan

pernah berkembang. Para ulama dan cendikia muslim berbeda pendapat dalam

memahami dan menentukan apakah bunga boleh diperlakukan dalam kegiatan

ekonomi dengan dikaitkan pada nash tentang riba.5

Masalah status hukum bunga bank apakah termasuk kategori riba

ataukah tidak sampai saat ini masih kontroversial. Ada yang mengatakan,

4 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia, cet.II, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 53.

5 Nadratuzzaman Hosen, dkk, Menjawab Keraguan Umat Islam Terhadap Bank Syariah, cet.I, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2007), h. 3.

Page 7: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

5

bunga bank termasuk kategori riba yang hukumnya haram. Dipihak lain, ada

pula yang mentolelir bahkan memperbolehkan bunga bank dengan berbagai

alasan.6

Kata riba telah disebutkan secara umum dalam Al-Qur’an atau hadits.

Maka konotasinya tidak lain dari riba yang hakiki, yaitu apa yang dikenal

pada era jahiliyah, dan yang populer dengan istilah “ riba nasi’ah” ‘riba

utang’. Namun ada lagi jenis riba lain dalam hadits disebut “riba fadl” ‘riba

jual beli’. Jenis ini diharamkan oleh Sunnah melalui pintu “sadd az-zara’i”

tindakan preverentif bagi terjadinya riba yang asli. Jadi ini diharamkan,

karena fungsinya sebagai mediator (wasilah), bukan karena substansinya.7

Sebenarnya inti permasalahan yang disini adalah masalah prinsip.

Yang menjadi prinsip bank adalah “bunga” (interest). Yakni, tambahan uang

yang sudah ditetapkan sebelumnya berapapun besarnya, apapun jenis

uangnya, dan dalam kondisi apapun.

Dalam riba jahiliyah mereka yang meminjamkan uang pada awalnya

tidak memakai riba (tambahan). Riba baru muncul bila jangka waktu

pembayaran yang telah ditentukan semula telah berakhir, sementara peminjam

belum juga melunasi utangnya. Jadi konsekuensinya, orang yang menetapkan

sejak awal bahwa pihaknya tidak akan memberi pinjaman, kecuali dengan

6 Yusuf Al-Qardawi, Bunga Bank, Haram, cet.III, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003),

h. 4. 7 Ibid., h.33

Page 8: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

6

memakai riba (bunga), berarti lebih bejat dan lebih haram lagi, ketimbang

praktik yang terjadi pada riba jahiliyah. Inilah praktek-praktek yang berlaku

pada bank sekarang ini. Karena bunga bank dihitung bagi peminjam sejak hari

pertama seseorang mengambil uang dari bank.8

Akan tetapi menurut ulama lainnya bunga bank itu tidak termasuk ke

dalam umumnya lafadh riba. Sebab bank adalah badan hukum, bukan

perorangan, di mana sistem perbankan pada waktu itu (zaman jahiliyah/

permulaan Islam) belum ada.9 Apabila kita melihat semangat ayat-ayat riba

maka dapat kita fahami bahwa riba yang dilarang itu adalah yang dilakukan

oleh perorangan. Mari kita renungkan secara seksama ayat riba dalam surat al-

Baqarah ayat 278-280:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.maka jika kamu tidak megerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak boleh menganiaya dan tidak boleh dianiaya. Dan jika (orang yang berhutang itu)

8 Ibid., h. 77 9 Ibrahim Hosen, Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam, makalah disampaikan

pada “Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan”. Cisarua-Bogor, 19-22 Agustus 1990, h. 27.

Page 9: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

7

dalam kesukaran maka berilah tagguh waktu sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Dalam ayat diatas nampak jelas bahwa khitab riba itu ditujukan

kepada pribadi/perorangan tidak lembaga atau badan hukum. Memang,

melihat lafadh riba yang bersifat umum itu semestinya tercakuplah di

dalamnya pribadi/perorangan dan badan hukum. Akan tetapi karena melihat

fakta yang ada, dimana waktu itu badan hukum, yaitu bank belum ada maka

jelas bank belum tercakup di dalamnya.

Dengan adanya beberapa pendapat mengenai bunga bank dan riba,

maka di sini penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi tentang bunga bank

apakah termasuk riba atau bukan. Dalam hal ini penulis akan membandingkan

pendapat Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi mengenai status hukum

tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul

“Pandangan Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi Mengenai Status

Hukum Bunga Bank”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pembatasan pada skripsi ini hanya dibatasi pada pandangan

Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi mengenai status hukum bunga bank.

Dari uraian latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka yang

dikaji penulis dalam skripsi ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

Page 10: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

8

1. Bagaimana pandangan atau pemikiran Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi

terhadap status hukum bunga bank?

2. Apa persamaan dan perbedaan pandangan hukum bunga bank antara

keduanya?

3. Bagaimana konstribusinya terhadap pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang pandangan Ibrahim Hosen dan Yusuf al-

Qaradhawi.

2. Menganalisis persamaan dan perbedaan pandangan status hukum bunga bank

yang dipaparkan oleh Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi.

3. Untuk mengetahui konstribusi yang diberikan dari kedua pemikiran Ibrahim

Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi terhadap pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia.

Dari tujuan penelitian tersebut diharapkan akan memberikan konstribusi

positif bagi umat islam dan menambah pemahaman mengenai bunga bank dan

riba.

Page 11: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

9

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini berupa penelitian kepustakaan (library research) dengan data

dan cara analisa kualitatif,10 dengan mendeskripsikan dan menganalisis obyek

penelitian yaitu membaca dan menelaah berbagai sumber yang berkaitan

dengan topik, untuk kemudian dilakukan analisis dan akhirnya mengambil

kesimpulan yang akan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Skripsi ini juga menggunakan metode analisa komparasi11 yaitu

dengan membandingkan pandangan status hukum bunga bank Ibrahim Hosen

dan Pandangan status hukum bunga bank Yusuf al-Qaradhawi dengan

demikian akan menghasilkan pemahaman yang obyektif dan utuh.

2. Tingkat Penelitian

Tingkat penelitian mengarah pada deskriptif (Taksonomik) dan

eksploratif, yaitu ingin menggambarkan sekaligus menggali secara luas

tentang sebab atau hal-hal yang mempengaruhi latar belakang pemikiran

tokoh ini.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kualitatif

yang diperoleh dari sumber-sumber otentik yang terdiri atas sumber data

10 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, cet.X, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 160.

11 Abudin Nata, Metodelogi Studi Islam, cet.IX, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 160.

Page 12: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

10

primer dan sumber data skunder. Dalam penelitian ini, sumber data primer

yang digunakan adalah makalah lokakarya yang ditulis Ibrahim Hosen dan

buku karya Yusuf al-Qaradhawi yang berjudul Bunga Bank, Haram terjemah

dari Fawaid al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Haram yang diterbitkan oleh Akbar

Eka Media Sarana tahun 2003.

Sedangkan sumber data skunder yang digunakan adalah berbagai

tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini, baik langsung maupun tidak

langsung, seperti buku Bunga Itu Bukan Riba dan Bank Itu Tidak Haram

karya Prof.MR.R.H. Kasman Singodimedjo, Bantahan Atas Kebohongan-

kebohongan Seputar Hukum Riba dan Bunga Bank karya M. Ahmad ad-

Da’ur, Doktrin Ekonomi Islam jilid 3 karya Afzalur Rahman. Menyoal Bank

Syariah: Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis karya

Abdullah Saeed.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca, memahami dan

menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literature yang ada

relevansinya dengan pembahasan ini, serta literature lain sebagai penunjang

untuk dikaji lebih jauh guna mencari landasan pemikiran dalam upaya

pemecahan masalah.

Page 13: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

11

5. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang terkumpul pandangan tokoh Ibrahim

Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi yang menjadi objek penulisan ini penulis

memakai metode analisis wacana (Discourse), karena pengumpulan data dan

informasi akan dilakukan pengujian arsip dan data dokumen, naskah atau

literatur lainnya yang tidak mengadakan perhitungan melainkan penekanan

ilmiah, dengan mengikuti alur pemikiran Ibrahim Hosen dan Yusuf al-

Qaradhawi.

6. Teknik Penarikan Kesimpulan

Metode induksi-deduksi dilakukan untuk menelaah pemikiran sang

tokoh yang dihadapinya dapat diambil kesimpulan umum mengenai status

hukum bunga bank untuk kemudian diambil kembali dengan menerapkannya

kepada pemikiran-pemikiran lain dari kedua tokoh ini demi melihat sejauh

mana ketepatan kesimpulan yang diambil pertama.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penelitian oleh Jaenudin Kurniawan pada tahun 2007 yaitu penelitian

tentang “Pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap penetapan nisbah bagi hasil

deposito mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk” hasil

penelitiannya adalah yang pertama, dampak dari tingkat suku bunga yang tinggi

adalah tingkat bunga yang tinggi juga untuk para debitur. Bank tidak mau rugi.

Jika mereka memberikan bunga yang tinggi untuk mereka yang menyimpan

Page 14: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

12

uangnya maka mereka akan menuntut bunga yang lebih tinggi lagi bagi mereka

yang meminjam dari bank. Selisih diantara keduanya adalah keuntungan bank dan

inilah yang menjadi salah satu sumber penghasilan bank, bagi hasil merupakan

salah satu prinsip yang dapat digunakan perbankan sebagai pengganti bunga

dalam memberi dan menerima imbalan atas jasa yang dilakukan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi suku bunga BI adalah kebutuhan dana, Target laba yang

diinginkan, Kualitas jaminan, Kebijaksanaan pemerintah, Jangka waktu, Reputasi

perusahaan, Produk yang kompetitif, hubungan baik persaingan.

Kedua, penentuan bagi hasil yang diterima nasabah dipengaruhi oleh pendapatan

yang diperoleh bank dari bagi hasil dengan nasabah pembiayaan. Target

perolehan dana bank, hal ini di kondisikan dengan tingkat FDR, tingkat bagi hasil

competitor. Nisbah yang ada pada Bank Muamalat itu ada dua, ada yang disebut

dengan nisbah conter dan juga nisbah spesial yang ternyata pelayanannya pun

berbeda.12

F. Kerangka Teori

Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain,

secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membesar. Adapun menurut istilah

teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara

berlebihan. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum

12 Jaenudin Kurniawan, “Pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap penetapan nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk,” ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 103.

Page 15: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

13

terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan

tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil

atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam.

Dalam kaitannya dengan pengertian al-bathil, Ibnu al-Arabi al-Maliki

dalam kitabnya, Ahkam al-Qur’an, menjelaskan; “pengertian riba secara bahasa

adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap

penambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau

penyeimbang yang dibenarkan syariah.“

Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu

transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut

secara adil, seperti transaksi jual beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek. Dalam

transaksi sewa si penyewa membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa

yang dinikmati, termasuk menurunnya nilai ekonomis suatu barang karena

penggunaan si penyewa. Mobil misalnya, sesudah dipakai maka nilai

ekonomisnya pasti menurun jika dibandingkan sebelumnya. Dalam hal jual beli,

si pembeli membayar harga atas imbalan barang yang diterimanya. Demikian juga

dalam hal bagi hasil, para peserta perkongsian berhak mendapat keuntungan

karena di samping menyertakan modal juga turut serta menanggung kemungkinan

risiko yang bisa saja muncul setiap saat.

Dalam transaksi simpan pinjam dana, secara konvensional, si pemberi

pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu

penyeimbang yang diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu

Page 16: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

14

yang berjalan selama proses peminjaman tersebut. Yang tidak adil disini adalah si

peminjam diwajibkan untuk selalu, tidak boleh tidak, harus, mutlak, dan pasti

untung dalam setiap penggunaan kesempatan tersebut. 13

Asal usul ataupun sebab-sebab bunga sebagaimana dinyatakan dalam

kutipan berikut oleh Haberler menuliskan :14

“teori bunga telah lama muncul secara lemah dalam ilmu ekonomi,

sedangkan penjelasan dan ketentuann tingkat bunga masih tetap memperlebar

jurang ketidaksamaan pendapat antara pakar ekonomi dari pada cabang-cabang

ekonomi lain pada umumnya”.

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar

kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh

nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).15

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan

kepada nasabahnya yaitu:

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang

menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus

13 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Gema Insani: Jakarta, 2001), h. 37-38.

14 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid III, cet.II, (PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 2002), h.13.

15 “Proposal Tingkat Suku Bunga”, info skripsi diakses pada 11 oktober 2010 dari http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Tingkat-Suku-Bunga.html.

Page 17: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

15

dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan

dan bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang

harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga

kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan

pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana

yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman

merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan

maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama

lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara

otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula

sebaliknya.

Al-Qur’an dan Sunnah adalah dua sumber pokok hukum Islam

melarang keras adanya bunga karena kezalimannya (Q.S, Al Muzzammil dan

Q.S, Al Baqarah)16. Dan Islampun mengecam bunga, tetapi bersamaan dengan

itu menciptakan kondisi di dalam masyarakat sehingga pinjaman bebas bunga

tersedia bagi orang yang membutuhkannya. Bahkan orang miskin yang

16 M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Prima Yasa, 1997), h.164.

Page 18: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

16

meminjam diberi kelonggaran disaat mengalami kesulitan keuangan

sebagaimana dinyatakan pada surat al-Baqarah ayat 280.

Hukum Islam secara tegas melarang memberikan pinjaman uang

tabungan melipatgandakan bunga. Orang secara bebas dapat menabung

sesukanya tetapi akumulasi tabungann tersebut tidak boleh menumbuhkan

bunga dalam sistem ekonomi Islam.17

Beberapa ulama serta pakar ekonomi banyak yang berbeda pendapat

mengenai bunga bank, diantaranya Yusuf al-Qaradhawi yang menyatakan

bahwa bunga bank itu termasuk riba, dan juga mengatakan secara tegas bahwa

Islam telah mengharamkan riba dan secara keras melarangnya.18 Sedangkan

pendapat yang kedua dikemukakan oleh Ibrahim Hosen, beliau mengatakan

bahwa bunga bank itu tidak termasuk ke dalam umumnya lafadh riba. Sebab

bank adalah badan hukum, bukan perorangan, di mana sistem perbankan pada

waktu itu (zaman jahiliyah/ permulaan Islam) belum ada. Apabila kita melihat

semangat ayat-ayat riba maka dapat kita fahami bahwa riba yang dilarang itu

adalah yang dilakukan oleh perorangan.

Alasan pendapat yang mengharamkan karena di dalam bunga bank

terdapat unsur-unsur riba, yaitu: Unsur tambahan (ziyadah) pembayaran atas

modal yang dipinjamkan. Tambahan tersebut tanpa iwadh/moqobil (risiko),

hanya karena adanya tenggang waktu pembayaran kembali. Tambahan itu

17 Ibid., h. 7 18 Qardawi, Bunga Bank, Haram, h. 28

Page 19: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

17

diisyaratkan di dalam akad. Dapat menimbulkan adanya unsur pemerasan

(dzulm).

Alasan pendapat yang menghalalkan bunga bank ialah: adanya

kesukarelaan kedua belah pihak dalam akad. Tidak adanya unsur pemerasan

(zulm). Mengandung manfaat untuk kemaslahatan umum.

G. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”

yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

H. Sistematika Penulisan

Merujuk pada semua yang telah diuraikan diatas dan metode yang

digunakan serta untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka pembahasan

dibagi menjadi lima bab yang disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodelogi penelitian, tinjauan kajian terdahulu, kerangka teori,

tekhnik penulisan, sistimatika penulisan.

Page 20: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

18

BAB II PEMIKIRAN IBRAHIM HOSEN DAN YUSUF AL-

QARADHAWI TERHADAP STATUS HUKUM BUNGA

BANK

Bab ini mengungkapkan biografi Ibrahim Hosen, dan biografi

Yusuf al-Qaradhawi, pemikiran Ibrahim Hosen dan Yusuf al-

Qaradhawi terhadap status hukum bunga bank, persamaan dan

perbedaan pemikiran antara keduanya.

BAB III ARGUMEN IBRAHIM HOSEN DAN YUSUF AL-

QARADHAWI TERHADAP STATUS HUKUM BUNGA

BANK

Bab ini mengungkapkan beberapa pendapat ulama dan para ahli

sekitar masalah status hukum bunga bank, argumen Ibrahim Hosen

Yusuf al-Qaradhawi terhadap status hukum bunga bank dari

pendapat ulama dan para ahli.

BAB IV KONTRIBUSINYA TERHADAP PERTUMBUHAN

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Bab ini mengungkapkan kontribusi yang diberikan kepada Ibrahim

Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi terhadap pertumbuhan perbankan

syariah di Indonesia.

Page 21: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

19

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan yang

merupakan jawaban dari perumusan masalah, saran-saran dan

selanjutnya disebutkan daftar pustaka.

Page 22: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

20

BAB II

PEMIKIRAN IBRAHIM HOSEN DAN YUSUF AL-QARADHAWI

TERHADAP STATUS HUKUM BUNGA BANK

A. Biografi Kedua Tokoh

1. Biografi Ibrahim Hosen

Ibrahim Hosen dilahirkan pada tanggal 01 Januari 19171 di sebuah dusun

perbatasan kota Tanjung Agung Bengkulu. Ia dilahirkan dari perkawinan seorang

ulama sekaligus saudagar besar keturunan Bugis, KH. Hosen dengan anak bangsawan

dari keluarga ningrat Kerajaan Salebar Bengkulu bernama Siti Zawiyah. Ia adalah

anak kedelapan dari dua belas bersaudara.2

Ibrahim Hosen kecil tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang religius

tradisional dan disiplin. Oleh sebab itu, ayahnya tidak memasukkan Ibrahim Hosen

kesekolah Belanda (HIS), meskipun secara materi mampu membiayainya. Karena

belajar pada sekolah Belanda, termasuk mempelajari bahasanya, bagi Ayahnya dan

umumnya yang dianut para ulama waktu itu masih dianggap tabu. Ibrahim Hosen

dididik Ayahnya sendiri dengan pemberlakuan jadwal yang ketat baginya. Pagi hari

ia harus bangun sebelum Subuh, lalu shalat dan terus belajar mengaji, begitu juga

1 Tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya ini menurut penuturan Ibrahim kepada anak-

anaknya adalah berdasarkan perkiraannya saja, yang pastinya ia tidak tahu karena dahulu tidak ada catatan (akte lahir) dari orang tuanya. Hasil wawancara Toha Andiko dengan Nadratuzzaman, Jakarta, 14 Januari 2008.

2 Panitia Penyusun Biografi, Prof. KH. Ibrahim Hosen dan Pembaharuan Hukum Islam di

Indonesia,. (Jakarta: Putra Harapan, 1990), h.1- 4.

Page 23: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

21

sore harinya hingga tengah malam. Sedangkan siang harinya ia belajar di Madrasah.

Disamping itu, ia juga sering dibawa ayahnya berdakwah dari satu surau ke surau

lainnya dan diajak mengunjungi para ulama terkenal yang ada pada masa itu.3

Secara formal, Ibrahim Hosen melalui pendidikannya pada Madrasah As-

Sagaf, tinggkat ibtidaiyah di Singapura tahun 1925. Menjelang duduk di kelas IV, ia

mengikuti ayahnya dan seluruh keluarganya pindah ke Tanjung Karang. Di kota ini,

ia melanjutkan pendidikannya di Mu’awanatul Khair Arabische School (MAS),

sekolah yang didirikan ayahnya pada tahun 1922. Pada kedua sekolah tersebut,

prestasi Ibrahim Hosen tidak terlalu istimewa. Kalaupun ada kelebihan dalam

beberapa mata pelajaran, seperti bahasa Arab dan penguasaan kitab kuning, ini karena

ayah dan kakaknya Oesman Hosen secara khusus mengajarinya dirumah.

Setelah Ibrahim Hosen melanjutkan pendidikannya ke tingkat Tsanawiyah

mulai tahun 1932-1934 di Teluk Betung, mulailah terlihat perbedaannya dibanding

dengan kawan-kawannya. Ia sangat tekun dalam belajar. Diluar waktu sekolah, ia

menggunakan kesempatan untuk belajar agama dan bahasa Arab lewat kajian kitab-

kitab kuning kepada Kyai Nawawi.4 Dirumah Kyai Nawawi ini pula ia menamatkan

kitab nahw, sharf, dan fiqih, termasuk Minhaj al-Abidin dalam bidang tasawuf. Jadi

dari Kyai inilah Ibrahim Hosen secara serius lebih memperdalam penguasaannya

terhadap ilmu-ilmu agama, terutama bahasa arab dan fiqih.

3 Ibid., h.5 4 Kyai Nawawi (bukan Nawawi al-Bantani) adalah seorang ulama besar yang pernah belajar

dan menjadi guru di Mekkah selama kurang lebih 12 tahun. Murid-muridnya, baik sewaktu di Makkah maupun setelah berada di Teluk Betung, bannyak yang menjadi ulama terpandang. Ibid., h.8.

Page 24: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

22

Setelah menyelesaikan jenjang Tsanawiyah, Ibrahim Hosen merasa bahwa

ilmu yang didapatnya belum memadai. Oleh sebab itu, iapun bertekad harus

mengelana mencari ilmu dengan memburu guru ke tempat asalnya. Hal itu ia lakukan

demi mencapai cita-cita hidupnya, belajar untuk menjadi orang alim dalam bidang

agama. Karena itu pula, pada tahun 1934 ia menuju pulau jawa. Tempat pertama yang

ditujunya adalah pesantren Cibeber, Cilegon di kawasan Banten yang dipimpin oleh

KH. Abdul Latif. Di Pesantren ini, Ibrahim Hosen hanya tinggal 2 bulan. Sebab apa

yang diajarkan di Pesantren Cibeber ini tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah

diterimanya sewaktu di Teluk Betung dari Kyai Nawawi. Selain itu, sistem pesantren

yang sangat tradisional menjadi alasan lain baginya untuk pergi menuju Jami’at Khair

Tanah Abang, sekolah semi Pesantren yang sangat terkenal pada, masa itu.

Tujuan Ibrahim Hosen ke sekolah tersebut ingin belajar langsung kepada

Sayyid Ahmad as-Segaf, seorang ulama yang sangat mahir dalam ilmu bahasa dan

sastra Arab, yang juga pernah menjadi guru kakanya, Otsman Hosen. Namun sayang

sang guru telah pindah ke Solo dan sudah tidak mengajar lagi. Hal menarik terjadi

ketika Ibrahim Hosen datang ke Jami’at Khair, karena saat itu ia disangka datang

akan mengajar. Ini karena perkenalannya dengan para guru dan pengurus sekolah

melalui percakapan yang menggunakan bahasa Arab yang cukup fasih. Berulang kali

ia meyakinkan pihak sekolah bahwa ia ingin belajar, bukan mengajar, tetapi pihak

sekolah tidak percaya, bahkan mereka menawarkan ijazah kepada Ibrahim Hosen

kalau memang membutuhkannya.

Page 25: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

23

Masih ditahun yang sama, Ibrahim Hosen lalu berangkat ke Serang Banten

menuju Pesantren Lontar yang dipimpin oleh KH. TB. Sholeh Ma’mun (Di Arab

Saudi dikenal dengan Syekh Ma’mun al-Khusyairi) yang ahli dalam ilmu qira’at dan

tilawat al-Qur’an. Di sini ia diistimewakan dibanding santri lainnya dengan

menempati sebuah kamar yang serumah dengan Kyai Sholeh dan belajar secara

langsung darinya setiap pagi dan malam hari. Sedangkan siang harinya, ia belajar di

Madrasah Khairul Huda, Kaujon, yang dipimpin Ustadz Khudhari. Walaupun di

pesantren ini ia belajar tidak lebih dari 6 bulan, namun cukup banyak ia mewarisi

ilmu dari gurunya tersebut. Selain ilmu fiqih dan penguasaan kitab-kitab kuning

lainnya, ia juga mewarisi ilmu Qira’ah dan Tilawah serta lagu-lagu berirama qasidah,

termasuk Barzanji, Mawalan, dan lainnya. Ilmu-ilmu inilah kiranya yang telah

mempengaruhi dan memotivasi Ibrahim Hosen di kemudian hari untuk berusaha

mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) yang terwujud tahun 1971 dan

Istitut Ilmu al-Qur’an (IIQ) pada tahun 1977.

Dari Pesantren Lontar, Ibrahim Hosen melanjutkan pengembaraan

intelektualnya ke Cirebon, tepatnya di Pesantren Buntet yang diasuh oleh KH. Abbas,

murid kenamaan Kyai Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Pada saat itu, sebenarnya Kyai

Abbas sudah tidak lagi mengajar secara langsung, tapi mendelegasikannya kepada

adik-adik dan anggota keluarganya yang lain karena jumlah santri-santrinya yang

cukup banyak. Biasanya orang yang datang ke Pesantren tersebut tidak bisa langsung

bertemu Kyai Abbas, apalagi diajarinya. Berbeda halnya yang dialami Ibrahim

Hosen, karena saat itu ia bisa langsung diterima Kyai Abbas dan diperlakukan secara

Page 26: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

24

khusus pula. “ Tuan sama saya saja di sini, di kamar tamu,” kata Kyai Abbas

kepadanya. Di sinilah Ibrahim Hosen belajar dibawah bimbingan langsung Kyai

Abbas secara intensif mulai pagi hari setelah Shubuh, lalu setelah Ashar, dan setelah

Isya setiap harinaya, kecuali hari jum’at. Sehingga dalam waktu singkat, ia mampu

menamatkan beberapa kitab tentang ilmu Manthiq, Fiqh, Ushul al-Fiqh, dan lainnya.5

Begitu dekatnya hubungan Ibrahim Hosen dengan Kyai Abbas, sehingga tidak

tampak lagi seperti hubungan Kyai dengan santrinya, tapi mirip pertemanan, padahal

umur Ibrahim Hosen saat itu baru 18 tahun. Pada bulan puasa misalnya, keduanya

tetap sahur bersama, begitu pula kalau Kyai Abbas pergi untuk mengajar, ceramah,

atau pertemuan para ulama, Ibrahim selalu diajaknya. Kyai Abbas sendiri terkenal

keluhuran ilmunya, prilakunya yang santun, ceramahnya yang memukau, dan kalau

ditanya soal apa saja, selalu bisa menjawabnya dengan tepat dan sempurna,

disamping dianggap keramat karena kalau cincinya tidak ditanggalkan, rambutnya

susah dicukur. Dalam berbagai kesempatan itulah Ibrahim Hosen banyak belajar dari

Kyai Abbas tentang bagaimana memecahkan masalah, berdiskusi, dan sekaligus

bermasyarakat. Setelah 4 bulan, Ibrahim Hosen dianggap Kyai Abbas telah tamat

belajar darinya.

Selanjutnya, Kyai Abbas menganjurkannya agar melanjutkan belajarnya ke

Solo atau ke Gunung Puyuh, Sukabumi. Tapi ia memilih ke Solo untuk menemui

Sayyid Ahmad as-Segaf yang dulu pernah dicarinya di Jami’at Khair. Pada Sayyid

Ahmad as-Segaf inilah ia memperdalam lagi bahasa Arab, sedangkan tentang fiqih, ia

5 Ibid., h. 12

Page 27: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

25

belajar lagi kepada Muhsin as-Segaf, kakaknya Sayyid Ahmad as-Segaf. Setelah

selesai belajar di Solo, ia melanjutkan pendidikannya di Pesantren Gunung Puyuh

pada KH. Sanusi yang dikenal tinggi ilmunya dan sangat pandai dalam berdebat.

Sama seperti di pesantren sebelumnnya, di Gunung Puyuh inipun Ibrahim Hosen

mendapat perlakuan istimewa. Ia tidak tinggal di pesantren, melainkan di rumah salah

seorang keluarga Kyai Sanusi. Di pesantren inilah ia belajar ilmu Balaghah, yakni

Ma’ani, Bayan, Badi, dan kitab-kitab lainnya selama kurang dari 5 bulan.6

Totalnya, kurangnya dari setahun Ibrahim Hosen menghabiskan waktunya

untuk pengembaraan intelektualnya ke berbagai pesantren dari satu Kyai ke Kyai-

Kyai lainnya. Hasilnya, Ibrahim dapat menguasai berbagai ilmu agama dan

kemasyarakatan yang menjadi bekal dalam perjalanan hidupnya di kemudian hari

sebagai ulama yang disegani karena kedalaman pemahamannya dan keluasan dan

wawasannya.

Ketika Ibrahim Hosen dipercaya menjabat sebagai Imam Besar di Bengkulu

tahun 1942, Jepang memberinya kesempatan melanjutkan belajar ke Batu Sangkar

untuk bersekolah di Gunsei Gakko (sebelumnya bernama Jakiyu Kanri Gakko) yang

mendidik para pelajarnya yang sudah menjadi pegawai untuk menjadi asisten wedana

(Fuku Guncho). Tapi karena Ibrahim bukan seorang pegawai, maka ia dipersiapkan

menjadi Syukiyo Gakari (Pimpinan Urusan Agama) pada Bun Kyoka (Departemen

6 Ibid., h.14

Page 28: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

26

P&K) Keresidenan Bengkulu.7 Disekolah inilah tampaknya ia mulai mengenal dan

banyak menimba ilmu pemerintahan dan persoalan-persoalan administrasi serta

organisasi yang berperan besar dan sangat membantunya dalam pengembangan

karirnya kelak sebagai pegawai pemerintah, baik pada Departemen Agama maupun

dalam jabatan-jabatan struktural lainnya dalam organisasi kemasyarakatan dan

keagamaan.

Ketika Pemilu I RI baru saja selesai, tepatnya pada bulan September 1955,

walaupun dalam keadaan sakit, Ibrahim Hosen yang selalu haus akan ilmu

meneruskan kembali pengembaraan intelektualnya menuju Mesir. Sesampainya di

Mesir, ia tidak dapat langsung kuliah, sebab peraturan yang berlaku saat itu

mengharuskan semua mahasiswa asing yang tidak memiliki ijazah Madrasah Aliyah

yang salah satu gurunya harus ada utusan dari al-Azhar, tidak bisa kuliah langsung di

Universitas al-Azhar. Jadi harus melewati jenjang Aliyah di Mesir terlebih dahulu.

Namun demi menjaga nama baik dan citranya sebagai ulama Ibrahim Hosen

menempuh cara lain dengan menimba ilmu secara sorogan dari Syaikh Ied Washif

dalam bidang fiqih dan belajar pada Prof. Dr. Hasan Jad dalam bidang sastra.

Sehingga dalam waktu setahun, ia pun tercatat sebagai satu-satunya mahasiswa

“mustami” yang mendapat beasiswa di Fakultas Sastra Universitas al-Azhar.8

Selama 4 tahun menempuh kuliah di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir,

Ibrahim Hosen tidak hanya berkutat di bidang akademis dengan menimba ilmu

7 Ibid., h. 22-23 8 Ibid., h. 42-43

Page 29: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

27

sebanyak-banyaknya dari berbagai ulama di sana, mamun ia juga berusaha

mendalami adat istiadat yang berlaku di Mesir dan mencoba menyatu dengan

masyarakatnya. Karena pergaulannya yang luas dan senioritasnya, iapun terpilih

sebagi Ketua Umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) di Kairo saat itu. Maka tak

heran kiranya jika Ibrahim Hosen sangat dikenal oleh para mahasiswa Indonesia di

Mesir dan orang-orang yang bekerja di Kedutaan Besar Indonesia.9

Ibrahim Hosen menamatkan pendidikan formalnya dan mendapat ijazah dari

Universitas al-Azhar Kairo berupa Syahadat al-Aliyah li Kuliyat al-Syari’ah pada

bulan Desember tahun 1960 M/ Rajab 1380 H. Yang menurut Undang-Undang

Mesir, sama derajatnya dengan Licence dalam bidang syari’ah (hukum Islam).

Prestasinya sangat memuaskan (mumtaz), sebab ia tercatat telah lulus dari semua

ujian pada tahun 1959 M/1379 H dengan nilai ushul al-fiqh mencapai 39 dan fiqih 38

dari nilai tertinggi 40. Iapun berada pada rangking ketiga dari keseluruhan mahasiswa

al-Azhar dari Fakultas Syariah masa itu yang berjumlah 87 orang. Dan menurut

ketentuan UU Mesir tahun 1936 yang berlaku hingga saat itu, bagi yang telah

mendapatkan gelar Licence diperbolehkan langsung promosi doktor tanpa harus

melewati jenjang S2. Dengan syarat, yang bersangkutan harus kuliah tiga tahun dan

ditambah dua tahun untuk menyusun disertasi. Atau, bisa juga dengan mengajar

selama lima tahun. Setelah lima tahun, lalu harus kembali lagi ke Mesir dengan

9 Toha Andiko, “Ijtihad Ibrahim Hosen Dalam Dinamika Pemikiran Hukum Islam di

Indonesia,” (Disertasi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.29.

Page 30: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

28

membawa disertasi yang siap diuji, untuk meraih gelar doktor dari Universitas al-

Azhar.10

Bekal dari pendidikannya dari Fakultas Syari’ah di al-Azhar inilah kiranya

yang telah mengubah pandangan Ibrahim Hosen tentang syari’ah dan fiqih. Ia yang

sebelumnya sangat fanatik pada kebenaran pendapat dari mazhab Syafi’I kini mulai

membuka diri terhadap kebenaran pendapat dari mazhab-mazhab lainnya. Di sini

mulai terbuka cakrawala berfikirnya tentang keaneka ragaman fiqih dan kewajaran

perbedaan pendapat yang terjadi dikalangan imam mazhab dan pengikutnya karena

memang watak fiqih itu sendiri “berbeda pendapat” sebagai hasil dari seorang

mujtahid yang hanya mengikat bagi mujtahidnya saja, tapi tidak terhadap yang

lainnya. Oleh sebab itu, iapun tidak terikat lagi hanya pada satu madzhab tertentu.

Ibrahim Hosen lalu memutuskan untuk memilih alternatif kedua yaitu dengan

pulang ke tanah air untuk mengajar di Universitas Islam Sumatra Utara (UISU)

Medan, Jami’ah al-Washliyah, dan IAIN Raden Fatah Palembang. Disela-sela

kesibukannya mengajar, ia tetap terus menulis disertasi untuk meraih gelar doktornya.

Tapi, baru saja dua tahun berjalan pengabdiannya, tepatnya pada tanggal 17 Juli

tahun 1962, Ibrahim Hosen mendapat anugerah gelar Profesor. Maka menurut

kelaziman Universitas, promosi doktornya tidak perlu lagi diteruskan, sebab yang

memberi gelar doktor adalah Profesor. Walupun demikian, tulisan untuk disertasinya

tetap ia teruskan penyelesaiannya yang sebagiannya belakangan diterjemahkan ke

10 Panitia Penyusun Biografi, Prof. KH. Ibrahim Hosen, h. 46.

Page 31: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

29

dalam bahasa Indonesia dengan judul “Fiqh Perbandingan Dalam Masalah Nikah,

Thalaq, Ruju’ Dan Kewarisan” Jilid I .

Tabel: Pendidikan Ibrahim Hosen

No Nama/Tempat Tingkat Tahun Keterangan 1 Madrasah As-Sagaf Singapura Ibtidaiyah 1925-1930 2 Muawanatul Khair Arabische

School (MAS) Teluk Betung Tsanawiyah 1932-1934

3 Pesantren Cibeber Cilegon - 1934 2 bulan 4 Pesantren Lontar Serang Banten - 1934 6 bulan 5 Pesantren Buntet Cirebon - 1934 4 bulan 6 Jami’at Khaer Solo - 1935 +1 bulan 7 Pesantren Gunung Puyuh

Sukabumi - 1942

8 Gunsei Gakko Batu Sangkar Tanah Datar Sumatra Barat

Sekolah Karir 1942

9 Universitas Al-Azhar, Mesir Licence 1955-1959

Karya-Karyanya

Ibrahim Hosen adalah seorang ulama yang aktif berdakwah melalui lisan dan

tulisan. Namun kapasitasnya sebagai ulama ilmuwan lebih menonjol daripada sebagai

ulama mubaligh. Terbukti, ia sangat produktif untuk masanya dalam hal penyampaian

ide-idenya melalui berbagai tulisan, seperti dalam bentuk buku, tulisan di jurnal

ilmiah, makalah-makalah seminar, maupun artikel ilmiah populer yang dimuat

dimajalah dan koran. Tulisan-tulisannya mayoritas adalah counter dan tanggapan

terhadap pendapat umum yang berkembang saat itu yang dianggapnya kurang sesuai,

baik tidak sesuai dalam tujuan secara kebahasaan, dalil hukum dan kaedah-

kaedahnya, maupun yang bertentangan dengan maqasid al-syari’ah dikaitkan dengan

sosio kultural dan politik pada masa itu yang perlu diluruskan. Ada kalanya sebagai

Page 32: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

30

solusi untuk menjawab permasalahan yang masih samar sehingga terjadi kesimpang-

siuran karena belum ditemukan jawabannya yang meyakinkan masyarakat, dan ada

pula sebagai tawaran ilmiah yang lebih bersifat akademis.

Tabel: Klasifiksi Karya-karya Ibrahim Hosen

No Judul Jenis Tahun Tempat &

Penerbit Keterangan

A. IBADAH 1 Sahkah Khutbah dengan bahsa

‘Ajam? Buku 1940 Bengkulu Belum

ditemukan 2 Tuntutan Sabil Buku - Bengkulu Belum

ditemukan 3 “Hukum Memakai

Jilbab/Kerudung Bagi Muslimah Menurut Hukum Islam”

Artikel 1989 Jakarta Tempo

4 “Modernisasi Pengembangan dan Pemberdayagunaan Zakat”

MDT 1991 Jakarta

5 “Sekitar Pengertian Islam dan Aurat Wanita (Catatan Buat Dr. Nurcholis Madjid)”

MDT 1992 Jakarta Komisi Fatwa MUI

6 “Peranan Zakat Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan: Peningkatan Wawasan dan Pemahaman Terhadap Pensyari’atan Zakat”

MDT 1993 Jakarta

7 “Hikmah Puasa dan Kaitannya Dengan Pemerataan Kesejahteraan Sosial”

Artikel 1993 Jakarta Media Al-Furqan

8 “Konstribusi Ibadah Haji Bagi Kesejahteraan Umat (Analisis Terhadap Pensyari’atan al-Hadyu) ”

MDT 1993 Jakarta Komisi Fatwa MUI

9 “Penetapan Awal Bulan Qaamariah Menurut Islam dan Permasalahannya”

Artikel 1994 Jakarta Mimbar Hukum

10 “Pandangan Islam Tentang Patung”

MDT - - Belum Ditemukan

Page 33: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

31

B. MU’AMALAH 1 Penjelasan Tentang Hukum Bir Buku 1969 Jakarta

Depag RI

2 “Status Hukum Transplantasi Kornea Mata, Katub Jantung dan Ginjal ”

MDT - Jakarta

3 “Hubungan Muslim Dengan Non Muslim Di Atas Dasar Kerukunan”

Artikel 1976 Jakarta Mimbar Ulama

4 “Ukhuwah Islamiyah Jangan Menjadi Retak Dikarenakan Masalah Khilafiyah”

MPGB 1981 Jakarta IAIN Syahid

5 Ma Huwal Maisir, apakah Judi itu?

Buku 1987 Jakarta LKI IIQ

6 Keluarga Berencana Menurut Islam

Buku 1987 Jakarta LKI IIQ

7 “Tuntutan Islam Dalam Masalah Kependudukan Dan Lingkungan Hidup”

MDT 1988 Jakarta

8 “Konsep Keluarga Sejahtera Menurut Pandangan Islam”

MDT 1989 Jakarta

9 “Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam”

Msn 1990 Bogor Lokakarya MUI

10 “Sumpah Jabatan Dalam Pandangan Islam”

MDT 1995 Jakarta

11 “KB Sebagai Ikhtiar Manusia Menuju Terbentuknya Keluarga Bahagia”

MDT 1996 Jakarta

12 “Perluasan Bidang Usaha Bank Syariah Ditinjau dari Hukum Fiqih”

MDT 1997 Jakarta

13 “Hukum Islam Tentang Beberapa Bahan Produk Makanan”

MSN 1998 Jakarta LP-POM MUI

14 “Urgensi Labelisasi Halal (Kewajiban adanya lembaga yang menjamin kehalalan produk bagi Muslim )”

MDT - Jakarta

15 “Bunga Bank Dalam Hubungannya Dengan Ongkos Naik Haji (ONH) Cicilan”

MDT - Jakarta Belum Ditemukan

Page 34: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

32

16 “Perempuan Sah Menjadi Hakim” MDT - Jakarta C. MUNAKAHAT 1 Fiqih Perbandingan Dalam

Masalah Nikah, Ruju’, dan Kewarisan

Buku 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

2 “Tinjauan Perbandingan Mazhab Fiqih Tentang Nikah, Talak, Rudju’ dan Kearisan”, Bagian I

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

3 “Tinjauan perbandingan Mazhab Fiqih Tentang Nikah, Talak, Rudju’ dan Kewarisan”, Bagian IV

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

4 “Tinjauan Perbandingan Mazhab Fiqh Tentang Nikah, Talak, Rudju’ dan Kewarisan”, Bagian V

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

5 “Tinjauan Perbandingan Mazhab Fiqh Tentang Nikah, Talak, Rudju’ dan Kewarisan”, Bagian VI

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

6 “Tinjauan Perbandingan Mazhab Fiqh Tentang Nikah, Talak, Rudju’ dan Kewarisan”, Bagian VII

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulimuddin

7 “Hukum Nikah Dari Segi Perseorangan”

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

8 “Kedudukan Wali Dalam Aqad Nikah”

Artikel 1972 Jakarta Ihya Ulumuddin

D. JINAYAH DAN SIYASAH 1 “Jenis-jenis Hukuman Dalam

Hukum Pidana Islam Dan Perbedaan Ulama Dalam Penerapannya”

MSN 1993 Jkarta IAIN Syahid

2 “Konsep Hukum Islam Tentang Penanggulangan AIDS (Sebuah Alternatif) ”

Artikel 1993 Jakarta Mimbar Hukum

3 “Fiqh Siyasah Dalam Tradisi Pemikiran Islam Klasik”

MSN 1993 Jakarta UQ-ICMI

Page 35: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

33

E. PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

1 Fiqh Mazhab Pemerintah Buku 1982 Jakarta PKPQ

2 “Sampai Dimana Ijtihad Dapat Berperan”

MSN 1983 Bandung IAIN Sunan Gunung Jati

3 “Kerangka Landasan Pemikiran Islam”

MSN 1984 Jakarta Depag RI

4 “Masa Depan Hukum Islam di Indonesia”

MSN 1985 Padang IAIN Imam Bonjol

5 “Pemahaman Al-Qur’an” Artikel 1985 Jakarta Mimbar Ulama

6 “Ulama Ikut Yang Awam; Bagaimana Berijtihad ?”

Artikel 1987 Jakarta Mimbar Ulama

7 “Perbandingan Mazhab” MDT 1987 Jakarta 8 “Kajian Tentang Imam Ahmad

Bin Hanbal Sebagai Mujtahid/Faqih”

MDT 1987 Jakarta

9 Sekitar Masalah Syubhat Buku 1989 Jakarta LPPI IIQ

10 “Peranan Lembaga Ijtihad Dalam Pengembangan Hukum Islam”

MDT 1989 Jakarta

11 “Mujtahid Jama’i Dan Implementasinya Dalam Perkembangan Hukum Islam di Indonesia”

MSN 1991 Jakarta Litbang Depag RI

12 “Ijtihad Jama’I dan Implikasinya Dalam Perkembangan Hukum Islam di Indonesia ”

MSN 1991 Jakarta Litbang Depag RI

13 “Menyongsong Abad ke-21: Dapatkah Hukum Islam Direaktualisasikan? ”

Artikel 1992 Jakarta Pelita

14 “Memecahkan Permasalahan Hukum Baru”, dalam Jalaludin Rahmat (ed.) Ijtihad Dalam Sorotan

Artikel 1992 Bandung Mizan

Page 36: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

34

15 “Pokok-pokok Pemikiran Hukum Islam Sebuah Kerangka Konseptual”

Artikel 1994 Jakarta Media al-Furqan

16 “Sekitar Fatwa Majelis Ulama Indonesia”

MSN 1995 Jakarta MUI

17 “Beberapa Catatan Tentang Reaktualisasi Hukum Islam”. Dalam Wahyuni Nafis et, al, Kontekstualisasi Ajaran Islam

Artikel 1995 Jakarta IPHI – Paramadina

18 “Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam dalam Kehidupan Umat Islam”, dalam Amrullah (ed) Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional

Artikel 1996 Jakarta Gema Insani Press

19 Bunga Rampai dari Percikan Filsafat Hukum Islam

Buku 1997 Jakarta YIIQ

F. SOSIAL KEAGAMAAN 1 Jadikanlah Islam Agama

Masyarakat Buku 1969 Jakarta

Arinayudi

2 “Mengapa Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah Tersebar Luas di Dunia Islam?” Bagian IV

Artikel 1970 Jakarta Ihya Ulumuddin

3 “Mengapa Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah Tersebar Luas di Dunia Islam?” Bagian VII

Artikel 1971 Jakarta Ihya Ulumuddin

4 “Peningkatan Pengalaman Ajaran Islam”

Artikel 1985 Jakarta Mimbar Ulama

5 “Ulama Adalah Pelita Di Zamannya”

Artikel 1985 Jakarta Mimbar Ulama

6 “Benarkah Pemerintah Saudi Arabia Mengikuti Mazhab Wahabi”

Artikel 1989 Jakarta Mimbar Ulama

7 “Peran Ulama Dalam Memasyarakatkan Keluarga Berencana di Indonesia”

MSI 1990 Jakarta

8 “Peran Ulama Dalam Mensukseskan KB”

MSI 1990 Aceh

Page 37: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

35

9 Benarkah Ahmadiyah Qadian (Mirza Ghulam Ahmad) Menerima Wahyu?

Buku 1994 Jakarta LPPI IIQ

10 “Upaya Pelayanan Kesehatan Dipandang Dari Segi Hukum Islam”

Artikel 1996 Jakarta Media al-Furan

11 “Menangkap Rasa Keadilan Masyarakat Oleh Penegak Hukum”

MDT - Jakrta

Keteranagan :

MPGP : Makalah Pengukuhan Guru Besar

MSI : Makalah Seminar Internasional

MSN : Makalah Seminar Nasional

MDT : Makalah Diskusi Terbatas

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ibrahim Hosen termasuk faqih

Indonesia yang progresif, proaktif, dan produktif dalam berkarya, ia tidak hanya

menyampaikan ide-idenya secara lisan, tapi juga melalui tulisan.

Karir Dan Aktifitas Sosial Keagamaannya

Tabel: Karir dan Aktifitas Sosial Keagamaan Ibrahim Hosen

No Karir/Aktivitas Tahun Tempat 1 Muballigh 1938 Bengkulu 2 Imam Besar 1942 Bengkulu 3 Komandan Hizbullah (pejuang senior)

Pada Perang Grilya Melawan Belanda 1944 Bengkulu

4 Anggota Komisi Nasional Indonesia (KNI) Daerah Bengkulu

1945 Bengkulu

5 Wakil Ketua Masyumi Daerah Bengkulu 1946 Bengkulu

Page 38: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

36

6 Juru bicara Delegasi Residen Hazairin dalam perundingan dengan pemberontak (ikut menyelesaikan konflik perbatasan)

1946 Muara Saung (Perbatasan Bengkulu-

Palembang) 7 Anggota tim perunding dengan Belanda 1948 Bengkulu 8 Anggota Badan Pekerja DPRD 1948 Bengkulu 9 Koordinator Urusan Agama 1950-1955 Bengkulu 10 Anggota Tim Kecil pada sidang Majlis

Tarjih Muhammadiyah mewakili Bengkulu 1954 Yogyakarta

11 Dosen di Fakultas Dakwah Al-Washliyah 1960-1961 Medan Sumut 12 Pegawai Tinggi Depag RI Pusat 1961-1964 Jakarta 13 Dosen Terbang di UISU 1961-1969 Medan Sumut 14 Guru Besar Luar Biasa IAIN Palembang 1962 Palembang 15 Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Palembang

marangkap IAIN Jambi 1962-1964 Palembang

16 Rektor IAIN Raden Fatah 1964-1966 Palembang 17 Ketua Umum Majlis Ulama Daerah

Sumatra Selatan 1964-1966 Palembang

18 Ketua Yayasan Baitul Mal Sumsel 1964-1966 Palembang 19 Kepala Biro Hubbungan Masyarakat dan

Luar Negeri Depag RI 1966-1971 Jakarta

20 Penggagas dan salah satu pendiri PTIQ bersama KH. Muhammad Dahlan, KH. Zaini Miftah, dan KH. Mukti Ali

1971 Jakarta

21 Menggags perlunya UU Perkawinan bagi umat Islam Indonesia yang disampaikan dalam berbagai forum dan seminar, menulis buku fiqh Perbandingan dan membuat draft yang dijadikan pegangan bagi Fraksi PPP

1971-1974 Jakarta

22 Penasehat Ahli Mentri Agama RI 1971-1982 Jakarta 23 Rektor PTIQ 1972-1976 Jakarta 24 Pendiri dan Rektor IIQ 1977-2001 Jakarta 25 Anggota Komisi Fatwa MUI 1975-1980 Jakarta 26 Guru Besar Fakultas Syari’ah IAIN Syarif

Hidayatullah 1979-1982 Jakarta

27 Salah satu Ketua MUI merangkap Ketua Komisi Fatwa MUI

1980-1995 Jakarta

28 Penatar pada Pelatihan Ketua Pengadilan Tinggi Agama

1982 Pontianak

29 Penatar Hakim Pengadilan Agama 1983 Bukit Tinggi Sumbar

Page 39: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

37

30 Konsultan BKKBN 1983-1986 Jakarta 31 Guru Besar Hukum Islam di UNISBA 1984 Bandung 32 Salah satu nara sumber KHI (pelaksana

bid. Kitab-kitab/yursprudensi) dan berperan aktif dalam mensosialisasikannya ke berbagai daerah

1985-1991 Jakarta, Jatim, Jateng, Medan,

Aceh, dan Kalimantan

33 Ikut mendukung dan meyakinkan DPR, konsultan Fraksi PPP tentang arti penting RUUPA agar disahkan menjadi UUPA

1989 Jakarta

34 Anggota Dewan Pengawas Syari’ah BMI 1991 Jakarta 35 Anggota Dewan Pertimbangan Agung RI Jakarta 36 Pembicara dalam berbagai Seminar,

Simposium, Lokakarya, dan Konferensi Islam di dalam dan luar negeri

1971-1998 Jakarta, Bogor, Bandung, Padang,

Aceh, Kairo, Islamabad,

Moskwa dan Malaysia

37 Dewan Pembina LP.POM MUI Pusat 1998-2002 Jakarta 38 Guru Besar Hukum Islam di IAIN Sumatra

Utara, IAIN Sultan Syarif Qasim, dan IAIN Sunan Gunung Djati

Medan, Pekan Baru, Bandung

Walaupun sederet jabatan penting pernah dijabat, begitu banyak prestasi yang

telah diraih, dan besarnya konstribusi yang telah ditorehkannya bagi bangsa

Indonesia, namun Ibrahim Hosen tetap bersifat humanis dengan tampilan rapi,

bersahaja, sederhana, santun, rendah hati, dan suka menolong kepada siapa saja yang

memerlukan bantuan. Ia juga tidak malu untuk belajar kepada orang lain walaupun

orang lain itu sebenarnya selevel dengan dirinya. Ini terlihat misalnya sewaktu Kyai

Rohim dari Jawa Barat berkunjung kerumahnya. Sebelum membaca kitab kuning

Page 40: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

38

yang akan dibahas, ia meminta sang Kyai untuk bersedia mengoreksi bacaannya

kalau salah, karena Kyai tersebut hafal kitab Alfiyah ibn Malik.11

Dalam kesehariannya, Ibrahim Hosen dikenang anak-anaknya sebagai Bapak

yang disiplin dan tegas tapi tetap demokratis. Ia selalu mengajak anak-anaknya

berdoa sebelum makan dan mensyukuri nikmat Tuhan karena masih bisa makan

sampai hari itu. Pada kesempatan lain, ia juga tak ragu untuk berdiskusi dan bertanya

pada anak-anaknya jika ada hal-hal yang belum ia ketahui betul masalahnya. Ketika

akan membahas masalah KB dalam perspektif hukum Islam misalnya, ia bertanya

dahulu kepada anaknya Nadratuzzaman tentang masalah anatomi tubuh manusia, dan

minta diterangkan ilmu biologi serta hal-hal yang berkaitan erat dengannya. Begitu

juga saat akan menullis makalah tentang ekonomi syari’ah dan beberapa bahan

produk makanan yang diragukan kehalalannya, Ibrahim Hosen sering bertanya

kepada Nadratuzzaman yang memang ahli di kedua bidang tersebut.12

Ibrahim Hosen selalu menekankan kepada anak-anaknya agar gemar

membaca. Dan dalam mempelajari sesuatu, ia berpesan: “kalau belajar itu harus

paham betul, jangan terang-terang kain.” Maksudnya supaya anak-anaknya jika ingin

menguasai sesuatu ilmu harus mendalam, tidak setengah-setengah atau tanggung-

tanggung. Pada kesempatan lain ia juga mengatakan: “Ulama itu kalu ditanya jangan

buka buku dulu baru menjawab. Ulama itu ada dua macam: pertama, ulama tabel

11 Nadratuzzaman, disampaikan pada “Memorial Conference Refleksi Pemikiran Al-

Magfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML (1971-2001)”. Gedung MUI Jakarta, 21 Oktober 2008. 12 Ibid.,

Page 41: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

39

yang bisa buat kalender sendiri (mandiri dan benar-benar ahli). Kedua, ulama jendela,

yaitu ulama yang menunggu lebih dahulu bagaimana orang lain berpendapat, baru ia

berani mengeluarkan pendapatnya.” Dan Ibrahim Hosen selalu memotivasi anaknya

agar menjadi ulama tabel13 (ahli, pelopor, dan responsif).

Walaupun beberapa pemikiran Ibrahim Hosen dianggap liberal, melawan

arus, dan terkadang dikonotasikan negatif, ternyata dalam beribadah ia termasuk

orang yang sangat taat. Zikirnya setelah salat cukup panjang dan diakhiri dengan

membaca Al-Qur’an kecil yang selalu berada disakunya kemanapun ia pergi.14

Pada tahun 1998, ia termasuk menjadi sebagai salah satu dewan pembina di

Lembaga Pangkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia

(LP.POM MUI) pada kepengurusan periode 1998-2002. Dan pada periode

kepengurusan 2000-2005 ia terpilih kembali dan menjabat sebagai ketua dewan

pembina pada lembaga yang sama, yang tugasnya antara lain melakukan sosialisasi

dan komunikasi pada masyarakat tentang perlu dan pentingnya sertifikasi halal agar

masyarakat muslim mendapat keamanan, kenyamanan dan ketentraman dalam

mengkonsumsi makanan dan minuman serta menggunakan obat-obatan dan

kosmetika.15

Sejak delapan bulan sebelum ajal menjemput Ibrahim Hosen, ia banyak

menghabiskan waktunya dengan khusyu’ membaca al-Qur’an. Lalu enam bulan

13 Hasil wawancara Toha Andiko dengan Nadratuzzaman, Jakarta 23 Februari 2008 14 Risman Musa, Pribadi KH. Ibrahim Hosen Yang Kukenal, h.3. 15 LPPOM MUI, Dari Sertifikasi Menuju Liberalisasi Halal, (Jakarta: Pustaka Jurnal

Halal,2008), h.147, 150, 158.

Page 42: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

40

sebelum meninggal dunia, Ibrahim Hosen bermimpi bertemu dengan sesosok

makhluk yang diduganya adalah malaikat. Ia bertanya: “kapan saya akan menghadap

Allah? Makhluk itu menjawab: “tidak lama lagi” sebab berjuang selama 8 hari

melawan penyakit jantungnya yang kambuh, maka pada hari Rabu tanggal 07

Nopember 2001 Allah SWT menepati janjinya dengan memanggil Ibrahim Hosen di

usianya 84 tahun untuk kembali ke pagkuannya di Rumah Sakit Elizabeth Singapura.

Jenazahnya kemudiah dikuburkan pada kamis siang di pemakaman IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Biografi Yusuf al-Qaradhawi

Nama lengkapnya adalah Yusuf Abdullah al-Qaradhawi, disingkat Yusuf al-

Qaradhawi. Ia digelari juga dengan “Abu Muhammad”, karena anaknya yang terbesar

bernama Muhammmad. Kapasitas keilmuan al-Qaradhawi sesungguhnya tak lepas

dari latar belakang pendidikan dan keluarganya. Ia dilahirkan dari keluarga sederhana

pada 9 September 1926 di Desa Shafth Turab, Provinsi Manovia, yang masih ikut

pada Pusat Distrik Besar, dan merupakan bagian dari aktivitas Propinsi Barat di

Mesir.16 Sejak kecil al-Qaradhawi sarat dengan pendidikan keagamaan. Tidak heran

pada umur sembilan tahun, dia sudah hafal 30 juz Al-Qur’an.

16 Yusuf al-Qardawi, Perjalanan Hidupku,. Terj. H. Cecep Taufiqurrahma, Lc. Dan H.

Nandang Burhanuddin. Lc., (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), h.1-2.

Page 43: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

41

Ketika ia menginjak usia dua tahun ayahnya yang seorang petani meninggal

dunia, maka ia sebagai anak yatim diasuh dan dididik oleh pamannya.17 Walaupun al-

Qaradhawi tidak pernah mendapat bimbingan dan didikan langsung dari ayahnya,

namun pamannya ini cukup banyak memperhatikan pendidikannya dengan baik

sebagaimana terhadap anak-anaknya sendiri al-Qaradhawi pun menganggap

pamannya ini seperti orang tuanya sendiri. Keluarga pamannya merupakan keluarga

yang teguh dan tekun menjalankan ajaran Islam. Sehingga al-Qaradhawi ikut

dibesarkan dan dididik dalam lingkungan yang agamis.

Pada waktu berusia lima tahun, al-Qaradhawi dimasukkan kepada salah satu

kuttab di desanya.18 Ketika berusia tujuh tahun, ia diserahkan ke Madrasah Ilzamiyah

yang berada di bawah Departemen Pendidikan Mesir. Disekolah ini ia mempelajari

ilmu pengetahuan seperti, matematika, sejarah, ilmu kesehatan, dan sebagainya. Sejak

saat itu, al-Qaradhawi bersekolah dua kali sehari, pagi hari di Madrasah Ilzamiyah,

sedangkan sore harinya di pendidikan kuttab.

Al-Qaradhawi telah berhasil menghafal seluruh Al-Qur’an pada usia sepuluh

tahun, suaranya merdu dan bacaannya fasih. Sejak saat itu al-Qaradhawi kecil sering

diangkat menjadi imam salat oleh penduduk desanya, terutama dalam salat berjamaah

jahriyah (magrib, isya dan subuh). Tidak sedikit orang yang menangis ketika

mengikuti salat bersama al-Qaradhawi. Penduduk desa menyebutnya Syeikh Yusuf.

17 Yusuf Al-Qardawi, Pokok-pokok Pikiran Nasyid Islami, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), h. 2

18Kuttab adalah semacam pesantren di Indonesia atau pendidikan non formal di masjid-masjid yang terdapat hampir di setiap pelosok Mesir. Lihat kupaasan ‘Biografi singkat Dr. yusuf Qaradhawi dan Karya-Karyanya’ dalam buku Pemikiran Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam timbangan, karangan Sulaiman bin Shallih Al-Khuraisyi.

Page 44: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

42

Penghargaan ini menyebabkan al-Qaradhawi kecil tidak bisa banyak bermain seperti

anak-anak lain sebayanya. Dari sini dapat dipahami bahwa al-Qardhawi berasal dari

keluarga yang taat beragama, kondisi tersebut tidak lepas dari lingkungan desanya

yang agamis.

Setamat dari Madrasah Ilzamiah, al-Qaradhawi berkeinginan kuat untuk

melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah di Thanta. Namun, pamannya yang berekonomi

lemah merasa keberatan. Karena perjalanan menuntut ilmu adalah perjalanan panjang

yang membutuhkan biaya besar. Pamannya mengusulkan agar al-Qaradhawi remaja

menempuh jalan pintas dengan memilih sekolah keterampilan (kejuruan). Karena

kuatnya kemauan al-Qaradhawi dan kesediannya untuk bersekolah secara prihatin,

akhirnya ia direstui pamannya untuk bersekolah di Thanta. Madrasah Ibtidaiyah

diselesaikannya selama lima tahun. Karena kecerdasannya yang luar biasa ia selalu

mendapatkan rangking pertama, maka guru-gurunya memberi gelar ‘Allamah.19

Kecintaannya terhadap lembaga pendidikan Islam ternama, Al-Azhar,

membuat tekat bulatnya menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tingginya di

lembaga ini. “Saya cinta Al-Azhar sejak kecil, saya bercita-cita untuk menjadi salah

satu ulamanya. Al-Azhar menurut hemat saya adalah benteng pertahanan agama dan

ilmu pengetahuan. Atas bimbingan ulama Al-Azhar, orang-orang bodoh bisa belajar

19‘Allamah adalah sebuah gelar yang biasanya diberikan kepada seseorang yang memiliki

ilmu yang sangat luas. Lihat ‘Isam Talimah, dalam Manhaj Yusuf al-Qardhawi, tej. Samson Rahman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 4.

Page 45: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

43

dan para pelaku maksiat mau bertaubat.” Katanya dalam satu kesempatan ceramah di

Kairo, Mesir beberapa waktu lalu.20

Pendidikan yang ditempuhnya dalam waktu yang relatif singkat dengan

prestasi yang rata-rata terbaik. Kecerdasannya mulai tampak ketika ia berhasil

menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ushuluddin al-Azhar Kairo, dengan predikat

terbaik yang diraihnya pada tahun 1952-1953. Kemudian ia melanjutkan pendidikan

kejurusan Bahasa Arab selama dua tahun. Tidak berbeda ketika ia lulus dari Fakultas

Ushuluddin, dan ia berhasil mendapatkan ijazah pengajaran bahasa Arab dengan

peringkat pertama dari lima ratus orang mahasiswa al-Azhar.21

Pada tahun 1957 ia melanjutkan studinya di Lembaga Tinggi Riset dan

Penelitian Masalah-Masalah Islam dan Perkembangannya (Ma’had al-Buhuts wa al-

Dirasah al-‘Arabiyah al-‘Aliyah) yang berada di bawah Liga Arab dan berhasil

mendapat diploma tinggi dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Pada tahun 1957 M itu

pula al-Qaradhawi mengikuti kuliah pada Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar

untuk tingkat pascasarjana (S2, Magister) oleh dekan fakultasnya ia disarankan untuk

memilih salah satu jurusan yaitu Tafsir Hadits atau jurusan Akidah Filsafat, karena al-

Qaradhawi dipandang memenuhi syarat untuk kedua jurusan tersebut.

Untuk itu ia minta pendapat seniornya Dr. Muhammad Yusuf Musa. Dia

memberikan penjelasan tentang kelebihan jurusan tafsir hadits dan menyatakan

20 Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi,

(Jakarta: PT.Mizan Publika, 2003), cet.I, h.360. 21 Muhammad al-Mahjub, ‘Ulama wa Mutafakkiruun ‘Araftuhum, (Beirut: Dar al-Nafais,

1977), h.442.

Page 46: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

44

bahwa al-Quran dan Sunnah merupakan sumber utama syari’at Islam, walaupun ia

sendiri adalah dosen senior di jurusan Akidah Filsafat, sehingga al-Qaradhawi

memilih Jurusan Tafsir Hadits. Menurut Muhammad Yusuf Musa, jurusan Akidah

Filsafat sebenarnya hanya untuk mengikuti perkembangan pemikiran filsafat

internasional dan filsafat kontemporer secara radikal serta meluruskan kesalahan-

kesalahan menurut pandangan Islam.22

Ia menyelesaikan program magisternya selama tiga tahun dan berakhir pada

tahun 1960 M. Setelah itu ia melanjutkan ketingkat doktor (S3) pada fakultas dan

spesialisasi yang sama. Disertasi yang diajukan berjudul “al-Zakat fi al-Islam”.

Disertasi itu direncanakan akan selesai dalam waktu dua tahun, tetapi karena terjadi

krisis politik di Mesir sehingga penyelesaiannya tertunda selama tiga belas tahun dan

baru berhasil mendapat gelar doktor pada tahun 1973 M dengan peringkat cumlaude.

Dalam suasana gejolak politik Mesir yang tidak menentu, beliau aktif berdakwah

meneruskan cita-cita gerakan Ikhwanul Muslimin dan menulis buletin, majalah dan

lain sebagainya. Klimaksnya tahun 70-an beliau sempat meninggalkan Mesir menuju

Doha, Qatar.

Aktivitasnya setelah menyelesaikan studinya (S1), tahun 1956 M Yusuf al-

Qaradhawi pernah bekerja dibagian pengawasan pendidikan agama pada Kementrian

Wakaf, Mesir. Kemudian pada tahun 1959 M, ia pindah kebiro umum bidang

22Terjemah; Faridh Uqbah KK, (jakarta: Madia Dakwah, 1987), h.153.

Page 47: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

45

kebudayaan Islam al-Azhar bagian pembinaan dakwah. Pada saat yang sama pula ia

pun menjadi dosen pada Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar.

Kendati demikian, beliau sosok yang banyak terlibat intens dalam bidang

dakwah dan anggota pergerakan yang kemudian membawa beliau masuk dalam

kegiatan gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh tokoh gerakan mesir,

Hassan al-Banna. Perjalanan beliau sebagai anggota Ikhwanul Muslimin banyak

mengalami rintangan dari pemerintah Mesir yang waktu itu dipimpin oleh Jamal

Abdul Annaser. Klimaksnya terjadi pada tahun 1954 M ketika pemerintah Mesir

membubarkan gerakan ini.

Implikasi dari keputusan tersebut kekayaan Ikhwanul Muslimin dirampas,

para pengikutnya disiksa dan sebagian dijebloskan kedalam penjara, termasuk

dilamnya Yusuf al-Qaradhawi bersama beberapa orang kawan pengikut gerakan

Ikhwanul Muslimin.10 Pada tahun 1956 M, beliau masih menulis makalah di majalah

mimbar Islam dengan nama samaran Yusuf Abdalah. Hal itu beliau lakukan untuk

menghindari intel yang terus mengikuti dan mengawasi beliau.11

Sekitar tahun 70 an akibat kejamnya rezim pada masa itu al-Qaradhawi

meninggalkan Mesir menuju Doha, Qatar. Disana beliau diangkat menjadi Direktur

Yusuf al-Qaradhawi, Pokok-pokok Pikiran Nasyid Islami, (Bandung: Sinar Algesindo, 1995), h.3.

Jhon L. Esposito (ed.), Ensiklopedi Oxford; Dunia Islam Modern, cet.I, (Bandung: Mizan, 2001), jilid 1, h.271.

10 Yusuf al-Qaradhawi, Syaikh Muhammad al-Ghazali yang Saya Kenal: Setengah Abad

Perjalanan Pemikiran dan Gerakan Islam, cet.I, (Jakarta: Robbani, Press, 1997), h.14. 11 Yusuf Qardawi, Membangun Masyarakat Baru,terj. Rusydi Helmi, cet.II, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2000), h.10.

Page 48: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

46

lembaga pendidikan agama tingkat lanjut atas (Aliyah). Ia melaksanakan kerangka

dasar materi pelajaran agama sehingga menjadi model bagi sekolah sekolah lainnya.

Sekolah ini merupakan cikal bakal lahirnya Fakultas Syariah yang didirikannya

bersama Ibrahim Qadim, dan kemudian di perluas menjadi Unversitas Qatar dengan

beberapa Fakultas. Pada tahun 1977 M al-Qaradhawi di tugaskan untuk memimpin

pendirian dan sekaligus menjadi dekan pertama Fakultas Syariah dan Studi Islam di

Universitas Qatar. Beliau menjadi dekan di fakultas itu hingga akhir tahun ajaran

1989-1990 M, dan sekarang menjadi Dewan Pendiri dari Pusat Riset Sunnah dan

Sirah Nabi di universitas Qatar.12

Beliau kini menjadi anggota di berbagai lembaga ilmiah, dakwah, bahasa

Arab, bidang keislaman, baik dikalangan nasional maupun internasional. Diantaranya

adalah Lembaga Fiqh di Rabithah al-Alam al-Islami, Lembaga kerajaan Bidang Studi

Peradaban Islam di Yordania, Pusat Studi Islam di Oxford, Majelis Sekretaris Islam

Dunia di Islamabad, Lembaga Dakwah Islam di Khortum, beliau juga mengepalai

Unit Pengawasan Syariah di berbagai bank Islam.

Beliau pernah menguji berbagai wilayah dunia Islam, diundang di berbagai

forum seminar kampus maupun di luar kampus dan terkenal dengan sebutan “Dai

Moderat” karena beliau mendakwahkan Islam dengan format menghimpun antara

12 Muhammad al-Mahjub, ‘Ulama wa Mutafakkirun ‘Araftuhum, h. 452.

Page 49: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

47

semangat salaf dan pembaharuan, antara pemikiran dan gerakan, antara teks dan

konteks serta antara kebekuan hukum dan elastisitas zaman.13

Karya dan Produktivitasnya

Al-Qaradhawi merupakan tokoh, ulama, ilmuan dan cendikiawan yang

mumpuni, berwawasan luas dan memiliki produktivitas yang tinggi dalam menulis

melalui artikel dan majalah, buletin maupun dalam bentuk buku. Bila masa

produktivitasnya dimulai pasca beliau lulus S1 tahun 1953 M, terbentang waktu 51

tahun, namun tentunya harus difahami pula aktivitas beliau dalam pergerakan

Ikhwanul Muslimin dan dunia pendidikan yang telah menyita waktu. Pada tahun

1997 saja, buku-buku karyanya sudah mencapai 73 judul dan memasuki tahun 2003

karyanya telah bertambah menjadi 96 judul buku. Al-Qaradhawi termasuk ulama

yang berwawasan luas, karya-karyanya banyak membahas masalah-masalah syariah

(fiqh, ushul al-fiqh), tafsir, hadits, tauhid (al-‘aqidah), pemikiran politik (fiqh al-

siyasah) dan gerakan dakwah. Fantastisnya buku-buku Qaradhawi banyak

diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dunia Islam.

Namun menurut komentar Sulaiman bin Shalih al-Khurasyi dalam bukunya

Al-Qaradhawi fi al-Mizan, karya al-Qaradhawi terbilang banyak dibanding waktu

luang yang dimilikinya untuk menulis. Tetapi jika diperhatikan secara seksama,

niscaya pemikiran-pemikiran yang disampaikan dalam buku-buku tersebut banyak

13 ‘Isam Talimah, Manhaj Fiqh Yusuf al-Qaradhawi, h. 4-5.

Page 50: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

48

bersifat pengulangan. Bahkan sebagian kitab hanya sebatas pembahasan terhadap bab

tersendiri dari kitab lain.14

Berikut ini beberapa judul buku yang ditulis oleh Yusuf al-Qaradhawi:

1. Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam

2. Al-‘Ibadah fi al-Islam

3. Al-Iman wa al-Hayat

4. Al-Khasha-ish al-‘Ammah li al-Islam

5. Musyqilat al-Faqr wa Kayfa ‘Alajah al-Islam

6. Fiqh al-Zakat

7. Bai’ al-Murabahah li al-Amir bi as-Syira’

8. Al-Jihad Fi al-Syari’ah al-Islamiyyah ma’a Nazharat Tahliliyyah fi al-Ijtihad

al-Mu’ashir

9. Al-Fatwa Baina Al-Indhibath wa Tasayyub

10. Hady Al-Islam Fatawa Mu’ashirah

11. ‘Awamil al-Syi’ah wa Murunah fi al-Syari’ah al-Islamiyyah

12. Kayfa Nata’amal ma’a al-Sunnah an-Nabawiyyah

13. Taisir al-Fiqh fi Dhau’I al-Qur’an wa al-Sunnah

14. Saur al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtishad al-Islami

15. Qadlaya Mu’ashirah ‘ala Bahshat al-Bahts

16. Fawa’id al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Muharram

14 Sulaiman bin Shahih Al-khuraisyi, Pemikiran Dr.Yusuf Al-Qaradhawi Dalam Timbangan,

terj. M. Abdul Ghofar, cet.I, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003), h. pendahuluan.

Page 51: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

49

17. Al-Hulu al-Mustauridah wa Kayfa Janat ‘ala Ummatina?

18. Al-Hal al-Islami Faridlatan wa Dlaruratan

19. Bayanat al-Hal al-Islami wa Syubuhat al-‘Ilmaniyyin wa al-Mutagharribin

20. Asy-Syab fi al-Qur’an al-Karim

21. An-Nas wa al-Haq

22. Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama’I al-Islami

23. Darsun Naqbah ats-Tsaniyah

24. Tsaqafatu al-Da’iyyah

25. At-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Madrast al-Hasan al-Banna

26. Risalat al-Azhar bain al-Amsi wa al-Yaum wa al-Ghad

27. Jilu an-Nashr al-Masyud

28. Zhahirat al-Ghuluw fi at-Takfir

29. Ash-Shahwah al-Islamiyyah bain al-Juhud wa at-tatharruf

30. Ash-Shahwah al-Islamiyyah wa Humun al-Wathan al-‘Arabi wa al-Islami

31. Ash-Shahwah al-Islamiyyah bain al-Ikhtilaf al-Masyru’ wa at-Tafarruq al-

Mazmum

32. Min Ajli Shalawatin Rasyidatin, Tujaddidu al-Din wa Tanhadlu bi-al-Dunya

33. Aulawiyyat al-Harakah al-Islamiyyah fi al-Marhalat al-Qadimah

34. Al-Islam al-‘Ilmaniyyah Wajhan li Wajhin

35. Ar-Rasul wa ‘Ilm

36. Al-Waqt fi Hayat al-Muslim

37. Wujud al-Allah

Page 52: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

50

38. Haqiqat al-Tauhid

39. Nisa’un Mu’minatun

40. Al-Fiqh al-Islam bain al-Shalah wa al-Tajdid

41. Al-‘Aql wa al-‘Ilm fi Al-Qur’an al-Karim

42. Syari’at al-Islam Shalihatun li kulli Zamanin wa Makanin

43. Madkhal li Dirasat al-Sunnah an-Nabawiyyah

44. Taisir al-Fiqh: Fiqh as-Shiyam

45. Al-Imam al-Ghazali baina Madihi wa Naqihi

46. Al-Ummah al-Slamiyah Haqiqah La Wahm

Penulis hanya mencantumkan sebagian dari karya beliau dan masih banyak

lagi kurang lebih masih ada sekitar 50 judul. Mengingat wawasan beliau yang cukup

luas, meskipun usianya sudah lanjut penulis yakin al-Qaradhawi masih akan cukup

produktif untuk terus berkarya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan

peradaban Islam dengan buku-bukunya yang mayoritas berisi komentar problematika

kehidupan kontemporer.

B. Pemikiran Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi Terhadap Status Hukum

Bunga Bank

1. Pemikiran Ibrahim Hosen

Menurut Ibrahim Hosen, menentukan status hukum bunga bank apakah termasuk

kategori riba yang dilarang ataukah tidak, dapat dilakukan lewat dua pendekatan,

sebagai berikut.

Page 53: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

51

1. Mengaplikasikan kaidah Al-Ibrah Bikhususissabab La Bi’umumilafdhi (yang

dijadikan pedoman atau pegangan adalah khususnya sebab, bukan umumnya

lafadh).

Menurut Ibrahim Hosen mempelajari ayat yang menerangkan haramnya riba

latar belakang turunya adalah karena ada sebab, yaitu praktek riba di zaman jahiliyah

yang dilakukan perorangan yang didalamnya terjadi praktek penindasan terselubung

yang dilakukan oleh orang-orang kaya yang memberi pinjaman terhadap orang-orang

lemah yang mendapatkan pinjaman yang seharusnya dibantu. Atas dasar ini maka

ayat riba tersebut hanya berlaku untuk praktik riba di zaman jahiliyah yang dilakukan

oleh perorangan dan praktik lain yang bisa dikiaskan seperti renternir atau lintah

darat.

Mengenai bunga bank tidak termasuk kedalam umumnya lafadh riba. Sebab

bank adalah badan hukum, bukan perorangan, dimana sistem perbankan pada waktu

itu (zaman jahiliyah atau permulaan Islam) belum ada.

Menurutnya jika melihat ayat-ayat riba maka dapat dipahami bahwa riba yang

dilarang itu adalah yang dilakukan oleh perorangan. Seperti salah satu ayat riba yang

ada dalam surat al-Baqarah ayat 278-280:

Page 54: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

52

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.maka jika kamu tidak megerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak boleh menganiaya dan tidak boleh dianiaya. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran maka berilah tagguh waktu sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Dalam ayat-ayat diatas nampak jelas bahwa khitab riba itu ditujukan

kepada pribadi atau perorangan tidak kepada lembaga atau badan hukum. Menurut

beliau melihat lafadh riba yang bersifat umum itu semestinya tercakuplah di

dalamnya pribadi atau perorangan dan badan hukum. Akan tetapi karena melihat

fakta yang ada, di mana waktu itu badan hukum, yaitu bank belum ada maka jelas

bank belum tercakup di dalamnya. Karena itu dalam hal ini tidak berlaku kaidah “AL

‘IBRAH BI’ UMUMILLAFDHI LA BIKHUSUSISSABAB.” Seandainya bank tercakup

dalam umumnya lafadh riba tentu untuk mengeluarkannya atau mengecualikannya

diperlukan takhsis. Menurut beliau takhsis ini tidak diperlukan, karena tidak termasuk

dalam umumnya lafadh riba tersebut.

Jadi yang berlaku dalam ayat ini adalah kaidah AL ‘IBRAH

BIKHUSUSISSABAB LA BI’UMUMILLAFDHI, artinya ayat riba itu hanya berlaku

untuk riba yang karenanya ayat itu diturunkan, yaitu riba jahiliyah dan yang sejenis

seperti renternir atau lintah darat. Dengan demikian maka bank tidak tercakup dalam

ayat-ayat riba tersebut maka status hukumnya maskut ‘anhu, menurut Ibrahim Hosen

dalam hal ini ijtihad memainkan peranannya.

Page 55: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

53

2. Adakah Fiqh Mengenal Badan Hukum Ataukah Tidak?

Menurut Ibrahim Hosen, berdasarkan kaidah-kaidah Ushul Fiqih

Ushuliyyin Mutaqaddimin dapat diketahui bahwa Fiqih tidak mengenal badan hukum

(badan hukum adalah badan atau lembaga yang oleh undang-undang dianggap seperti

manusia dalam tindak-tindak perdata tertentu) dengan pengertian bahwa badan

hukum bebas dari tuntutan khitab taklif, dengan uraian sebagai berikut:

1. Mahkum ‘alaih (pelaku hukum yang terkena khitab) adalah manusia dewasa

yang memiliki ahliyah wujub dan ahliyah al-ada’.

2. Ahliyah wujud adalah kepatutan manusia untuk menerima hak dan kewajiban

yang bersendikan pada sifat-sifat khas yang diciptakan oleh Allah untuk

manusia dan dengan sifat khasnya itu manusia dibedakan dari hewan. Sifat-

sifat khas yang ada pada manusia itu menurut fuqaha disebut zimmah

(tanggung jawab) yaitu sifat-sifat dasar yang terdapat pada manusia, di mana

dengan adanya sifat-sifat itu manusia berhak menerima hak dari yang lain dan

kewajiban-kewajiban terhadap yang lain.

3. Ahliyah Wujub tersebut layak diterima oleh manusia dipandang dari sisi

bahwa ia adalah manusia baik lelaki, perempuan, janin, anak kecil yang telah

mumayyiz atau belum, telah dewasa atau belum, bodoh atau pandai, sehat

atau sakit. Sebab ‘illat kenapa manusia itu dipandang layak atau pantas

menerima kewajiban adalah insaniyahnya. Oleh karena itu semua manusia

dipandang sebagai Ahliyah Wujub.

Page 56: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

54

4. Ahliyah ada’ adalah kepatutan manusia untuk di anggap atau dibenarkan oleh

Agama ucapan dan perbuatannya, sehingga apabila orang tersebut melakukan

sesuatu, transaksi atau tindakan hukum maka apa yang dilakukan itu dinilai

oleh agama dan akan ada hukumnya. ‘Illat ahliyah ada’ pada manusia adalah

akal dan dewasa.23

5. Hukum adalah Khitab Allah yang berhubungan dengan tingkah laku atau

perbuatan orang-orang dewasa. Hukum dalam definisi ini erat hubungannya

dengan mahkum ‘alaih. Karena itu dapat diketahui bahwa objek hukum adalah

perbuatan yang pelakunya adalah manusia sebagai mahkum ‘alaih.

Dari uraian di atas maka secara jelas dapat dipahami bahwa sesusai dengan

pengertian mahkum ‘alaih dan definisi hukum menurut rumusan Ushuliyyin, fiqh

tidak mengenal badan hukum dengan arti bahwa badan hukum tidak terkena atau

bebas dari tuntutan khitab taklif. Kalau seandainya fiqh mengenal badan hukum tentu

berkewajiban melakukan kewajiban-kewajiban sebagaimana mukallaf, seperti shalat,

zakat, puasa, ibadah haji dan lain-lain. Hal ini jelas mustahil.

Ibrahim Hosen juga mengungkapkan adanya pandangan pujangga-pujangga

fiqih angkatan baru pendidikan Barat seperti Mustafa az-Zarqa’ dan Yusuf Musa

yang menyatakan bahwa fiqih mengenal badan hukum yang dalam bahasa Arabnya

dikenal dengan istilah “Syakhsiyah Ma’nawiyah” atau “Syakhsiyah I’tibariyah”.

Akan tetapi menurut penelitian Ibrahim, yang kuat adalah pendapat yang mengatakan

23 Abd Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqhi, cet.II, (Kuwait: al-Dar al-Kuwaitiyah, 1986), h. 135-

136. dan lihat juga Abu Zahroh, Ushul Al-Fiqh, h. 327-333.

Page 57: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

55

bahwa fiqih tidak mengenal badan hukum. Sebab, hal ini sejalan dengan kaidah-

kaidah Ushul Fiqih yang telah disepakati. Sementara itu dalil yang dijadikan alasan

oleh ulama yang menyatakan bahwa fiqih mengenal badan hukum, menurut Ibrahim

Hosen banyak mengandung kelemahan-kelemahan.24

Bank konvensional adalah badan hukum. Oleh karena itu fiqih tidak

mengenal badan hukum, bank statusnya adalah bebas dari tuntutan khitab taklif.

Demikian menurut pandangan Ibrahim Hosen.

Hukum umum mengakui adanya dua manusia. Pertama, manusia dalam arti

sebenarnya dan kedua, sesuatu yang dianggap sebagai manusia, yaitu badan hukum.

Badan hukum adalah persekutuan sekelompok manusia yang berdasarkan undang-

undang dapat bertindak sebagai manusia dalam pergaulan hukum. Ia dapat melakukan

jual-beli, sewa-menyewa, bisa memiliki, berhutang, mempunyai hak, dan kewajiban-

kewajiban. Badan hukum ini dalam istilah fiqih baru disebut dengan Syakhsiyah

Ma’nawiyah atau Syakhsiyah I’tibariyah.

Bagaimana mengenai fiqih? Fiqih sesuai dengan kaidah-kaidah Ushul Fiqih

di atas memandang manusia menjadi dua kategori, yaitu:

1. Manusia muslim (akil baligh/manusia dewasa yang beriman).

2. Manusia non muslim.

Manusia muslim tidak bebas dari khitab taklif, dengan arti di pundaknya

terpikul pembebanan-pembebanan hukum (taklif). Mengenai non muslim, ia belum

24 Panitia Penyusun Biografi, Prof. KH. Ibrahim Hosen dan Pembaharuan Hukum Islam di

Indonesia, (Jakarta: Putra Harapan, 1990), h.196.

Page 58: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

56

terkena khitab (pembebanan hukum). Ia baru dituntut untuk beriman terlebih dahulu

atas dasar prinsip tanpa ada paksaan sejalan dengan penegasan al-Qur’an “La ikraha

fi ad-din”.25

Demikian juga, menurut kaidah Ushul Fiqih, badan hukum yang dianggap

sebagai manusia tersebut adalah bebas dari tuntutan taklif, sekalipun ia tidak bebas

dari tuntutan undang-undang. Nah, sekarang bagaimana mengenai bank Islam

berbeda dengan bank konvensional. Dalam bank Islam, pemegang saham memberi

kuasa atau berwakil kepada pengurus bank untuk menjalankan bank tersebut menurut

peraturan dan hukum Islam. Pengurusan bank itu tidak boleh menyimpang dari

hukum dan tata aturan Islam. Di sinilah letak perbedaan antara bank konvensional

dan bank Islam, bank konvensional hanya terikat dan tunduk pada peraturan atau

perundang-undang yang berlaku di suatu negeri, sedangkan bank Islam, selain terikat

dan harus tunduk dengan peraturan atau perundang-undang yang berlaku, harus

dijalankan sesuai dengan hukum dan tata aturan Islam.

2. Pemikiran Yusuf al-Qaradhawi

Lain halnya dengan Ibrahim Hosen, menurut Yusuf al-Qaradhawi telah

lahir sebuah kesepakatan ulama (ijma) dari berbagai lembaga, pusat penelitian,

muktamar, dan seminar-seminar Fikih dan Ekonomi Islam, yang mengharamkan

25 Ibid., h.197

Page 59: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

57

bunga bank, dan bunga bank itulah riba yang haram tanpa diragukan lagi.

Kesepakatan itu telah lahir sejak tahun 1965 sampai sekarang.26

Menurutnya ijma yang keluar dari tiga lembaga ilmiah internasional yang

sangat kondang, telah cukup dijadikan standar.

1. Pusat Riset Islam (institute of Islamic Research) Al-Azhar, Mesir.

2. Lembaga Fikih (Al-Majma’ Al-Fiqihi) Rabithah Alam Islami, Mekah.

3. Lembaga Fikih Islam, Organisasi Konferensi Islam (OKI), Jeddah, Arab

Saudi.

Dahulu, ulama ushul fikih pernah berbeda pendapat mengenai bisa atau

tidaknya ijma dihapuskan (mansukh). Sebagian ulama berpendapat bahwa ijma tidak

dapat dihapuskan. Sebagian lagi berpendapat bahwa ijma yang bersumber dari

pendapat dan bersifat ijtihad bisa dihapuskan, ijma tidak dapat dibatalkan kecuali

oleh ijma lain yang setara dengan yang pertama.27

Jika aturan ini kita terapkan dalam masalah bunga bank, dalam arti bahwa

ijma ulama yang mengharamkan bunga bank kita anggap sebagai ijma ijtihadi

meskipun itu mungkin secara berlebihan, maka ijma tersebut tidak bisa dihapuskan

atau dibatalkan hanya oleh pendapat segelintir orang.

Memang sekiranya timbul masalah baru dalam hal yang telah disepakati,

maka lembaga-lembaga tersebut perlu mengadakan pertemuan untuk menganalisis

perkembangan-perkembangan baru tadi. Akan tetapi, dalam perkembangan riba ini,

26 Yusuf Al-Qaradhawi, Bunga Bank, Haram, cet.IV, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,

2003), h. 83. 27 Ibid., h. 84

Page 60: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

58

tidak ada sesuatu yang baru. Banknya tetap sama, sistemnya tidak berubah, serta

filosofi dan paradigmanya sama seperti yang lama.

Syekh Al-Azhar, Jadal Haq Ali Jadal-Haq mengatakan dalam surat kabar Al-

Ahram adisi 18 Agustus 1989 dengan lugas dan telak. Kata kunci yang ditegaskan

dalam masalah bunga bank, yang merupakan isu kontroversial. Ia menyebutkan

bahwa muktamar ulama-ulama Islam sedunia yang berlangsung pada bulan

Muharram 1385 H/ Mei 1965M. Diselenggarakan oleh Lembaga Riset Islam (Majma’

Al-Buhuts Al-Islamiayah), Al-Azhar. Di antara tugas-tugasnya berdasarkan undang-

undang Al-Azhar dan pengaturan pelaksanaannya yang ditetapkan berdasarkan surat

keputusan Republik Mesir, ialah melahirkan keputusan menyangkut berbagai masalah

yang timbul, baik yang berkaitan dengan masalah mazhab, ekonomi, maupun masalah

sosial.28

Dalam muktamar diatas telah hadir sejumlah ahli dan pakar dari berbagai

disiplin ilmu dan bidang hukum, ekonomi, dan sosial dari seluruh penjuru dunia. Di

antara hasil keputusannya ialah sebagai berikut.

1. Bunga dari berbagai jenis pinjaman adalah “riba”, yang diharamkan. Tidak

ada perbedaan dalam masalah ini, antara apa yang dikenal dengan “pinjaman

konsumtif” dan “pinjaman produktif”. Karena, nash-nash Al-Qur’an dan

Sunnah secara keseluruhan menetapkan haramnya kedua jenis tersebut.

2. Banyak dan sedikitnya riba, adalah haram, sebagaimana isyarat firman Allah

dalam surat Ali Imran ayat 130, yang dipahami secara benar, “Wahai orang-

28 Ibid., h. 85

Page 61: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

59

orang yang beriman, janganlah kau memakan riba dengan berlipat ganda.

takutilah Allah, semoga kamu beruntung.”

3. Meminjamkan sesuatu dengan bunga (riba) hukumnya haram, dan tidak

boleh walaupun karena darurat ataupun keperluan. Bahkan, meminjam dengan

bunga (riba) diharamkan juga. Dosanya tidak terangkat kecuali karena

kebutuhan yang benar-benar mendesak. Dalam menentukan sejauh mana batas

darurat disini, seseorang sangat tergantung pada imannya.

4. Aktivitas-aktivitas bank—seperti giro, membayar cheque, leter of credit, draft

(bill of exchange)—dalam negeri yang bebas bunga, yang merupakan dasar

hubungan bank dengan pengusaha dalam negeri, merupakan praktik-praktik

kegiatan usaha bank yang boleh. Uang yang diambil sebagai fee jasa

perbankan di atas bukanlah riba.

5. Deposito berjangka, membuka giro dengan memakai “bunga”, dan semua

bentuk pinjaman berbunga merupakan bentuk muamalah riba.

6. Sedangkan yang menyangkut praktik bank yang berkaitan dengan draft (bill

of exchange) luar negeri, maka keputusannya ditangguhkan sampai

pembahasan masalah ini rampung.

- Mengenai keresahan masyarakat perihal deposito mereka yang ada di

bank-bank konvensional dan status hukumnya, apakah halal atau haram,

Syekh Jadal Haq Ali Jadal-Haq menjawab tandas, “itu termasuk butir 1

dari keputusan ini, yang menerangkan bahwa pinjaman dengan tambahan

tertentu adalah “bunga” dalam istilah “hukum syariat Islam”.

Page 62: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

60

- Tentang cara-cara memodali proyek-proyek negara dengan uang yang

halal, Syekh Azhar menghimbau, “Bank seharusnya turut bersama untuk

melakukan kontrak kemitraan syariah dengan pemerintah dengan proyek-

proyek itu—yang dananya berasal dari pinjaman-pinjaman yang diberikan

bank, yang berasal dari deposito dan tabungan masyarakat—ketimbang

bank memberikan pinjaman dengan bunga yang jelas riba kemudian

membagikan sebagian bunga itu kepada deposan.”

- Menyangkut status proyek-proyek pelayanan publik (public services),

dimana pihak bank turut memodali sebagian dari investsi-investasinya, ia

menjelaskan, “Ketika membicarakan hukum sertifikat-sertifikat deposito”,

pihak yang berwenang dalam masalah ini menjelaskan kepada kami,

bahwa dana dari “setrifikat deposito” disalurkan kepada proyek-proyek

pelayanan umum dan negara membayar deviden dari sertivikat ini dari

rekeningnya sendiri. Dalam peraturan-peraturan mentri sebagai peraturan

pelaksana dari undang-undang, dijelaskan bahwa negara membayar

deviden atau bagi hasil kepada pemilik-pemilik sertifikat.”

Itulah teks ucapan Syekh Al-Azhar, Syeikh Jadal Haq Ali Jadal-Haq yang

dijadikan pedoman bagi Yusuf al-Qaradhawi dalam mengambil keputusan hukum

bunga bank.

Menurut Yusuf al-Qaradhawi dalam hukum bunga bank itu mutlak haram

karena sudah jelas sumber keharamannya dari Al-Qur’an dan Sunnah dan tidak ada

lagi jalan ijtihad dalam keputusan pengambilan hukum. Karena menurut Yusuf al-

Page 63: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

61

Qaradhawi setiap upaya yang bertujuan menghalalkan apa yang sudah jelas

diharamkan Allah atau menjustifikasi pelanggaran hukum Allah dengan cara apapun

karena dalil menyesuaikan diri dengan kondisi moderen atau pola Barat sehingga

melepaskan kepribadian Islam, adalah sikap tidak sopan kepada Allah dan lancang

kepada-Nya, lemah imannya dan kegoncangan dalam akidah serta keyakinan.29

C. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Antara keduanya

Persamaan dalam pemikiran dari kedua tokoh ini dalam menyikapi berbagai

macam pendapat ulama dan para ahli tentang status hukum yang menghalalkan bunga

bank adalah mereka sama-sama menyikapinya berdasarkan analisis fikih, al-Qur’an

dan sunnah serta pendapat para ulama klasik dan modern. Dan karena mereka berdua

adalah seorang yang faqih tentunya faham betul pokok dari permasalahan yang terjadi

yaitu dengan melihat mafhum mukhalafah dan mentaksis inti dari permasalan, dan

merekapun sangat berhati-hati agar tidak melanggar kaidah hukum islam yang telah

disepakati oleh Ushuliyyin.

Sedangkan perbedaannya adalah, dalam menyikapi status hukum bunga bank

Ibrahahim Hosen, menurut hemat penulis terjadi pergeseran pemikiran yaitu

pandangan pertama berpendapat bahwa bunga bank adalah bukan riba dan karena itu

hukumnya halal dan dalam pandangan kedua berpendapat bahwa bunga bank riba,

dan karena itu hukumnya haram. Sedangkan Yusuf al-Qaradhawi dalam menyikapi

29 Ibid., h.143.

Page 64: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

62

status hukum bunga bank, menurut hemat penulis beliau konsisten mengatakan

bahwa bunga bank itu riba dan hukumnya mutlak haram.

Menurut hemat penulis yang melatarbelakangi perbedaan pemikiran dari

kedua tokoh ini adalah keadaan dan kenyataan hidup yang terjadi pada saat itu, serta

kondisi masyarkat yang berbeda, kondisi masyarakat di Indonesia pada saat itu hanya

menggunakan bank konvensional dan memang belum terdapat bank syariah, sehingga

Ibrahim Hosen menurut asumsi penulis berdasarkan qaidah fiqih pada permasalahan

ini, yaitu Tagayyarul ahkam bitayyarul azminah, walamkinah, walahwal. Artinya

Berubahnya hukum karena berubahnya zaman, tempat dan keadaan. Dan dari sinilah

Ibrahim Hosen mengalami transformasi pemikiran yang beliau bahasakan sebagai

ijtihad. Bahwa bunga bank bukan termasuk riba.

Page 65: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

63

BAB III

ARGUMEN IBRAHIM HOSEN DAN YUSUF AL-QARADHAWI

TERHADAP STATUS HUKUM BUNGA BANK

A. Pendapat Ulama dan Para Ahli Terhadap Status Hukum Bunga Bank

Dalam pembahasan bab ini penulis akan memaparkan pendapat status hukum

bunga bank dari berbagai macam pendapat ulama dan para ahli, kemudian Ibrahim

Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi memberikan argumen dari pendapat itu.

1. Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Bunga Bank Tidak Termasuk Kategori

Riba Yang Terlarang.

Sebab yang dilarang adalah pinjaman yang bunganya berlipat ganda

sebagaimana yang terjadi di zaman Jahiliyah, sejalan dengan mafhum mukhalafah

ayat:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Ali Imran, 130)

Demikian pandangan Syekh Abdul Aziz Jawaisy. 1 Sementara kalangan

masyarakat kita juga ada yang berpendapat demikian.

1 Ibrahim Hosen, Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam, makalah disampaikan

pada “Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan”. Cisarua-Bogor, 19-22 Agustus 1990, h. 13.

63

Page 66: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

64

B. Argumen Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi

Menurut Ibrahim Hosen ushuliyyin telah konsensus bahwa qaid atau

keterangan yang sudah ada faidahnya tidak ada mafhum mukhalafah. Qaid atau

keterangan yang sudah ada faedahnya antara lain:

a. Untuk menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan.

Misalnya seorang mahasiswa bertanya kepada dosen: “ Apakah

mahasiswa yang berbaju putih itu boleh masuk?”. Maka dosen menjawab:

“ Oh ya, mahasiswa yang bajunya putih itu boleh masuk”. Ucapan dosen ini

tidak bisa dipahami ( sebagai mafhum mukhalafahnya) bahwa yang bajunya

tidak putih tidak boleh masuk, itu tidak. Karena keterangan yang berbaju

putih tadi sudah ada faedahnya, yaitu sekedar untuk menyesuaikan dengan

pertanyaan yang diajukan.

b. Menerangkan fakta atau kejadian yang terjadi

Contohnya seperti ayat 130 Ali Imran diatas. Kata “Adl’afan

Mudla’afah”, yang artinya “berlipat ganda” dalam ayat tersebut sudah ada

faedahnya, yaitu menerangkan fakta atau kejadian yang terjadi, dimana riba

yang terjadi di zaman jahiliyah itu pada umumnya bunganya berlipat ganda.

Oleh karena itu “Adl’afan Mudha’afah” tidak ada mafhum mukhalafahnya,

sehingga tidak dapat dipahami bahwa riba yang bunganya tidak berlipat ganda

maka hukumnya halal atau boleh. Itu tidak. Dalam hal ini Ulama telah

konsensus.

Page 67: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

65

Kalau seandainya ayat 130 Ali Imran di atas ada mafhum mukhalafahnya

maka nash-nash lain yang senada atau sejenis harus pula dipahami demikian (ada

mafhum mukhalafahnya). Misalnya:

1. Al-Isra’, 31:

“ Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan”. Sebagai mafhum mukhalafahnya maka kita tidak boleh membunuh anak-anak

kita kalau motivasinya bukan karena khawatir miskin atau tidak bisa memberi makan.

Nah apakah memang demikian?

2. Al-Nisa’, 101:

“Apabila kamu berpergian di muka bumi maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalat, jika kamu takut di serang orang-orang kafir”. Sebagai mafhum mukhalafahnya berarti dalam kondisi aman kita tidak

dibenarkan mengqasar shalat dalam berpergian. Nah apakah memang demikian?

Ulama’ telah konsensus bahwa kebolehan mengqashar sholat bagi musafir adalah

mutlak, baik -dalam kondisi khawatir diserang musuh atau dalam keadaan aman.

Page 68: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

66

3. Al-Nisa’, 23:

“Dan haram menikahi anak-anak istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaan atau asuhanmu dari istri yang telah kamu campuri”.

Sebagai mafhum mukhalafahnya berarti boleh menikahi anak tiri, kalau anak

tiri itu tidak dalam pemelliharaan atau asuhan kita. Nah, apakah memang demikian?

4. Hadits Nabi

Ǽǵǟ ǢȽǽ ǟǽǟǿǠȞǹǟ ǦǭɎǮǣ ǢȖǪȆɆȲȥ ȔǝǠȢȱǟ ȴȭ

“Apabila salah satu diantara kamu pergi buang air besar maka hendaklah bersuci dengan tiga batu”.

Mafhum mukhalafahnya berarti kita tidak boleh atau tidak sah beristinjak

dengan selain tiga batu.

Hal ini menunjukkan bahwa ayat-ayat atau hadits semacam itu memang tidak

ada mafhum mukhalafahnya. Dalam hal ini Ulama telah konsensus. Jadi kalau kita

mengatakan bahwa “Adl-’fan Mudla’afah ada mafhum mukhalafahnya, sehingga

difahami bahwa riba yang bunganya tidak berlipat ganda halal atau mubah, maka

berarti kita melanggar kaidah hukum Islam yang telah disepakati oleh Ushuliyyin.

Page 69: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

67

Disamping itu juga pemahaman tersebut Adl’afan Mudla’afah ada mafhum

mukhalafahnya juga kontra dengan mantuq (pengesahan tekstual) ayat 279 Al-

Baqarah:

“ Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu, tidak boleh menganiaya dan tidak boleh dianiaya” Menurut kaidah Ushul Fiqih apabila mafhum (pemahaman kontekstual atau

pengertian tersirat) berlawanan dengan mantuq (pengesahan tekstual atau pengertian

tersurat) maka yang dimenangkan adalah mantuq. Pemahaman mafhum semacam itu

menjadi gugur.

Atas dasar itu semua maka sekali lagi pendapat yang mengatakan bahwa

bunga bank itu boleh atau halal apabila tidak berlipat ganda adalah tidak benar. Hal

itu muncul dari orang-orang yang tidak memahami metodelogi pengambilan hukum

Islam sebagaimana diuraikan dalam buku-buku Ushul Fiqh. Dengan tidak

berpedoman dan tidak mengikuti kaidah-kaidah hukum yang telah disepakati oleh

para ulama tersebut akibatnya akan merusak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Ini

berbahaya.

Argumen Yusuf al-Qaradhawi

Menurut Yusuf al-Qaradhawi orang-orang yang memiliki kemampuan

memahami cita rasa bahasa Arab yang tinggi dan memahami retrorikanya, sangat

Page 70: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

68

memaklumi bahwa sifat riba yang disebutkan dalam ayat ini “adh’afan mudha’afah”

adalah dalam konteks menerangkan kondisi objektif dan sekaligus mengecamnya.

Mereka telah sampai pada tingkat ini dengan cara melipat gandakan bunga. Pola

berlipat ganda ini tidak dianggap sebagai kriteria (syarat) dalam pelarangan riba.

Dalam arti bahwa yang tidak berlipat ganda, hukumnya boleh.

Jika kita mau berpegang kepada makna eksplisit ayat, maka yang disebut

berlipat ganda itu besarnya 600% sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Prof. Dr.

Muhammad Daraz kata “adh’af” itu sendiri bentuk jamak, paling sedikitnya tiga.

Maka, jika tiga dilipatgandakan walau sekali, maka akan menjadi enam. Adakah yang

membenarkan hal ini? Dalam surat al-Baqarah, yaitu pada ayat terakhir turun dari Al-

Qur’an, terdapat penghapusan riba secara total,2

“Wahai orang yang beriman, takutlah kepada Allah, dan tinggalkanlah semua sisa atau peninggalan-peningggalan riba, jika kamu orang yang beriman. Jika kamu tidak melepaskan seluruh sisa riba, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Jika kamu bertobat, maka bagimu modalmu. Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (al-Baqarah: 278-279) 2. Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Bunga Bank Untuk Tujuan Produktif

Halal/Boleh, Sedangkan Untuk Tujuan Konsumtif Haram.

2 Yusuf al-Qaradhawi, Bunga Bank, Haram, cet III, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,

2003), h.75.

Page 71: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

69

Menurut Wahbah al-Zuhaili sebab riba yang dilarang pada zaman Jahiliyah

adalah bersifat konsumtif.3

Argumen Ibrahim Hosen

Menurut Ibrahim Hosen Tepatkah pendapat yang mengatakan bahwa bunga

bank untuk tujuan produktif boleh atau halal dan untuk tujuan konsumtif haram,

dengan alasan karena riba di zaman Jahiliyah adalah bersifat komsumtif?

Pendapat ini menurut pendapat Ibrahim Hosen juga tidak tepat. Kenapa?

Karena kata RIBA dalam ayat Al-Qur’an adalah memakai al (AL-RIBA). Al disini

adalah Liljinsi atau Lil-Istighraq yang berarti umum. Jadi mencangkup yang

produktif dan konsumtif. Keduanya sama-sama tidak ada bedanya, yakni sama-sama

haram.

Menurut kaidah-kaidah hukum Islam untuk mengeluarkan atau

mengecualikan sesuatu diperlukan dalil yang mentakhsis atau mengecualikannya baik

naqli maupun aqli. Disini tidak ada dalil yang mentakhis baik naqli maupun aqli.

Mengadakan pentakhsisan (pengecualian) tanpa dalil adalah Tahakkum (membuat-

buat hukum sendiri atau mengada-ngada). Hal ini sangat berbahaya.

Demikian juga apabila Al yang ada di kata RIBA tersebut dimaksudkan

sebagai Al-Lil’ahdi, yang berarti menunjuk kepada riba yang berlaku dizaman

Jahilliyah maka kesimpulannya juga sama saja, yakni tidak dapat dikatakan bahwa

riba atau bunga produktif itu boleh. Sebab tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa

3 Wahbah al-Zuhaili, Nadzariyah al-Dlarurah al-Syar’iyah, (Beirut: Muassasah al-Risalah,

1985), h. 232.

Page 72: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

70

riba Jahiliyah yang dilarang itu adalah bersifat konsumtif saja, sedangkan yang

produktif boleh atau halal. Itu tidak.

Argumen Yusuf al-Qaradhawi

Menurut Yusuf al-qaradhawi, pada tahapan justifikasi sistem bunga yang

konvensional, ada sementara orang berdalih bahwa riba yang diharamkan Allah dan

Rasul-Nya, adalah jenis yang dikenal sebagai bunga konsumtif. Yaitu bunga yang

khusus dibebankan bagi orang yang berutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari, seperti makan, minum, dan pakaiannya serta orang yang berada dalam

tanggungannya. Hal ini terjadi karena dalam jenis riba tersebut terdapat unsur

pemerasan (eksploitasi) terhadap kepentingan orang yang sedang membutuhkan.

Karena itu, ia terpaksa meminjam. Namun sipemilik uang menolak untuk memberi

pinjaman, kecuali dengan riba (bunga), agar jumlah uang yang dikembalikan nanti

bertambah.4

Menurut Yusuf Qardhawi ungkapan ini tidak pernah keluar dari mulut

seorang faqih (ahli syariah) pun sepanjang tiga belas abad yang silam. Ini jelas

merupakan pembatasan terhadap nash-nash yang umum berdasarkan selera dan

asumsi belaka. Perbuatan ini sangat dikecam Allah dalam firman-Nya.

4 Al-Qardhawi, Bunga Bank, Haram, h.47

Page 73: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

71

“Mereka tidak lain hanya mengikut perasangka dan kecendrungan selera (nafsu). Padahal telah datang kepada mereka petunjuk dari Rabb mereka.” (an-Najm:23) Fakta sejarah membantah penafsiran ngawur seperti ini. Karena jenis riba

yang dominan pada era jahiliah bukanlah riba konsumtif. Sebab, waktu itu tidak ada

orang yang berutang karena untuk makan. Juga tidak pernah dikenal bahwa seorang

arab yang kaya menimpakan riba kepada orang yang datang kepadanya untuk

mendapatkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya seperti

makan dan minum. Kalaupun ada, kasusnya amat langka sehingga tidak dapat

dijadikan tolok ukur.5

Sekiranya jenis riba yang diharamkan Allah dan Rasul itu hanyalah riba

konsumtif-maksudnya, bunga yang dikenakan bagi orang yang berutang untuk

kebutuhan pribadi dan keluarganya, seperti yang dilontarkan sebagian orang sekarang

ini tentu saja Rasulullah saw. Tidak perlu melaknat si debitor pemberi bunga (orang

yang berutang), sebagai mana beliau melaknat kreditor pemakan riba (pihak yang

menerima bunga). Karena, bagaimana mungkin seseorang bisa dilaknat karena

berutang untuk makan, padahal Allah dan Rasul sendiri membolehkan memakan

bangkai, darah, dan daging babi dalam kondisi terpaksa akibat lapar yang sangat.

Firman Allah.

5 Ibid., h.48

Page 74: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

72

“Tetapi, barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya), sedang ia tidak ingin dan tidak melampaui batas, maka tidaklah ia berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (al-Baqarah:173) Akan tetapi, Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Jabir r.a. Ia

berkata, “Rasulullah saw. Melaknat pemakan riba, pemberi riba, pencatat

(administrasi), dan para saksinya (notariat).” Dan katanya, “Status hukum mereka

sama.”

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Rasulullah saw, melaknat penerima bunga dan

pemberinya.” Hadits ini diriwayatkan juga oleh sahabat-sahabat lain.6

3. Ada Yang Benpendapat Bahwa Bunga Bank itu Bukan Riba. Sebab Pada

Hakikatnya Sistem Yang Ada Pada Bank Itu Adalah Sewa-menyewa.

Pendapat ini berdasarkan pandangan kepada pengertian bahasa dan

perkembangan perekonomian yang menhendaki adanya pasar uang di samping pasar

barang. Hal mana yang menunjukkan bahwa uang termasuk kategori komoditi.7

Argumen Ibrahim Hosen

Menurut Ibrahim Hosen Berdasarkan kaidah-kaidah ilmu Fiqih, pendapat ini

juga tidak tepat. Sebab dalam ilmu Fiqih disebutkan bahwa di antara syarat sewa-

menyewa adalah hendaknya barang yang disewakan zatnya tetap (Baqa’ ‘ainihi).

Untuk itu maka tidak sah menyewakan makanan atau minuman. Sebab makanan atau

minuman bila diambil manfaatnya (dimakan atau diminum) barangnya atau zatya

6 Ibid., h.50 7 Hosen, Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam, h.14.

Page 75: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

73

menjadi abis. Demikian juga uang zatnya atau bendanya tidak tetap, sebab ia berputar.

Karena itu tidak sah ntuk disewakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu fiqih.

Atas dasar ini maka tidak tepat kalau hal itu dijadikan argumentasi bagi

halalnya atau bolehnya melakukan bunga bank.

Argumen Yusuf al-Qaradhawi

Dalam menyikapi pendapat ini Yusuf al-Qaradhawi menyinggung sewa tanah.

Sebagian pihak pembela riba mengatakan bahwa orang yang menyerahkan uangnya

kepada bank untuk didagangkan kemudian mengambil bunga tertentu, sama seperti

seseorang yang menyewakan tanahnya kepada orang lain yang menanaminya, dan

mengambil sewa dengan jumlah tertentu. Baginya tidak menjadi persoalan, apakah

pertanian itu menghasilkan atau tidak. Yang jelas, ia berhak menerima upah/sewa

sebagai imbalan dari penyerahan tanah tersebut. Sedangkan, risiko bukanlah

tanggungannya.

Ungkapan ini menurut Yusuf al-Qaradhawi mengandung kekeliruan yang

sangat besar. Kalau kita mau menggunakan “bahasa fikih”, maka analogi di atas

adalah “mengkiaskan uang dengan tanah” dan “mengkiaskan bunga dengan sewa”.

Analogi seperti ini batal dari asasnya. Karena syarat sahnya kias (analogi), mesti

terdapat persamaan “illat”. Dalam kasus ini persamaan itu tidak ditemukan.

“illat” dalam menyewakan tanah, adalah memanfaatkan tanah itu sendiri

dengan menanaminya. Sedangkan, uang itu sendiri (bendanya) tidak dimanfaatkan.

Tidak ada orang yang berkeinginan dengan benda “uang” itu, seperti yang dikatakan

Page 76: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

74

Imam al-Ghazali. Oleh sebab itu, berbeda sekali antara “uang” dan “tanah pertanian”.

Selama ada perbedaan, maka tidak bisa dikiaskan.

Sejak dahulu kala, kaum filsuf telah membantah riba dan menganggapnya

suatu kejahatan. Karena, riba adalah menyewakan uang, yakni menyewakan benda

yang tidak mungkin disewakan (bukan objek sewa). Meskipun demikian, sebenarnya

masalah menyewakan tanah dengan imbalan uang bukanlah suatu masalah yang

disepakati secara konsensus (ijma) tentang bolehnya oleh seluruh ulama.

Ada diantara dua salaf (terdahulu) yang tidak menyetujui masalah penyewaan

tanah dengan emas atau perak. Mazhab ini dilakukan oleh Ibnu Hazm dalam kitab Al-

Muhalla. Ia berpendapat bahwa mu’ajarah ‘sewa-menyewa’ dan menyewakan tanah

itu hukumnya haram. Yusuf al-Qaradhawi cenderung kepada pendapat ini.

Ada pula diantara fuqaha yang membolehkan sewa-menyewa tanah dengan

imbalan uang, dengan syarat wajib memperhitungkan kerugian pihak penyewa.

Maksudnya, pemilik tanah rela mengurangi sewa yang disepakati semula, sebesar

kerugian yang menimpa tanaman karena hama. Pendapat inilah yang dilakukan oleh

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ah Fatawa-nya.8

4. Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Bunga Bank Bukan Riba, Karena itu

Hukumnya Halal/Boleh. Sebab Bunga Bank itu Adalah Pemanfaatan Uang.

8 Al-Qaradhawi, Bunga Bank, Haram, h.78

Page 77: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

75

Argumen Ibrahim Hosen

Tepatkah pendapatkan ini untuk dijadikan alasan bagi pembenaran bunga

bank? Menurut Ibrahim Hosen, pendapat ini juga tidak tepat. Sebab berlawanan

dengan Hadits Nabi:

ǠǣǿɀȾȥ ǦȞȦȺȵ ȀDZ ȏȀȩ Ȱȭ

“Setiap pinjaman yang menarik manfaat adalah riba ” (Al-Harts dari Ali, Sunan Sa’id bin Manshur). Hadits diatas sekalipun keshahihannya diperselisihkan, namun telah menjadi

kaidah fiqhiyah yang diakui kebenarannya oleh para Ulama. Berdasarkan hadits

tersebut secara jelas dapat kita fahami bahwa pemanfaatan uang di balik pinjaman

atau hutang piutang itulah yang namanya riba yang dilarang oleh Islam.

Selain itu, pendapat di atas juga berlawann dengan fatwa Syekh Jadal Haq Ali

Jadal Haq ketika itu menjadi Mufti Besar Mesir (Sekarang Syaikhul Azhar) yang

mengatakan bahwa setiap pinjaman atau hutang yang menarik manfaat adalah riba

dan hukumnya haram, sejalan dengan pengertian Hadits diatas.9

Beberapa alasan yang dijadikan alasan oleh sementara kalangan untuk

menghalalkan bunga bank sebagaimana disebutkan diatas mengingatkan kita terhadap

alasan orang-orang Arab Jahiliyah yang mengatakan bahwa riba itu sama dengan jual

beli (Innamal Ba”u Mitslurriba). Struktur kalimat (Uslub) yang mereka pergunakan

9 Bayanun Linnas Minal Azhar Al-Syarif, Juz II, h. 386-388.

Page 78: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

76

ini merupakan tasybih maqlub menutut Ilmu Balaghah untuk menunjukkan (menurut

mereka) bahwa riba itu sama atau persis dengan jual beli, tidak ada bedanya.

Ungkapan mereka yang menyamakan, riba dengan jual beli itu jelas tidak

benar. Dan untuk itulah Allah membantah dengan penegasannya:

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al-Baqarah.275) Artinya riba itu tidak sama dengan jual beli, sebab riba itu haram sedangkan jual beli itu hukumnya halal.

Pandangan Jahiliyah ini rupanya sampai hari ini masih ada yang meneruskan,

mereka menyatakan bahwa bunga bank itu halal dengan alasan karena hal itu

termasuk bisnis atau perniagaan yang dilakukan atas dasar saling ridla sama ridla

(suka sama suka), sejalan dengan ayat “ ILAA ANTAKUNA TIJARATAN

‘ANTARAADLIN” . Pandangan ini sama saja dengan pandangan orang-orang

Jahiliyah yang mengatakan bahwa riba sama dengan jual beli. Sebab tijarah atau

bisnis atau perdagangan itu sinonim dengan jual beli atau bai’.

Perlu diketahui bahwa ridla sama ridla atau suka sama suka hanyalah

merupakan salah satu syarat sahnya tijarah atau perdagangan atau jual beli. Selain itu

masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yang dapat kita ketahui dari Hadits

Nabi. Kalau ridla sama ridla atau suka sama suka ini merupakan satu-satunya syarat

syahnya akad maka zina bisa jadi halal kalau dilakukakan atas dasar suka sama suka.

Page 79: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

77

Nah, apakah demikian? Istisna’ dalam ayat ini (ILLAA ANTAKUNA TIJARATAN

‘ANTARADLIN) adalah istisna’ munqathi’ (mustasna atau yang dikecualikan

bukan jenisnya mustasna minhu atau sesuatu dari mana mustasna itu dikecualikan).

Artinya janganlah kamu memakan harta orang lain dengan cara batil seperti menipu,

mencuri, riba, berkhianat, merampok, dan lain-lain, kecuali harta yang diperoleh

lewat perdagangan atau jual beli yang didasari ridla sama ridla. Dalam hal ini kita

tentu harus menyadari bahwa syarat sahnya perdagangan atau jual beli itu bukan

hanya ridla sama ridla, tetapi masih ada beberapa syarat lain yang mesti dipenuhi

yang dapat kita ketahui dari Hadits Nabi.

Mengenai perbedaan jual beli dengan riba ini pengarang Tafsir Al-Manar

menyebutkan antara lain bahwa jual beli adalah trasaksi dalam bentuk penukaran

barang yang satu dengan barang yang lain, sedangkan riba adalah tambahan yang

diambil dari orang yang berhutang sebagai imbalan dari tempo penundaan

pembayaran hutangnya. Jadi tidak sama. Sisi lain, Islam hanya menghalalkan suatu

keuntungan yang diperoleh lewat usaha, seperti keuntungan jual beli. Islam melarang

menarik keuntungan dari orang lain yang tidak ada imbalan yang kongkrit, yang pada

hakikatnya hal ini adalah memakan harta benda orang lain dengan cara batil, seperti

yang terjadi pada praktek riba.10

Argumen Yusuf al-Qaradhawi

10 Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar. Juz III, (Kairo: al-Manar, 1954), h.97 dan

108.

Page 80: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

78

Yusuf al-Qaradhawi memiliki beberapa alasan dari pendapat yang

menyatakan bahwa bunga bank boleh atau halal karena adanya pemanfaatan uang

tersebut. Alasanya antara lain:

1. Orang yang mengamati secara cermat hukum-hukum syariat, akan mengetahui

secara yakin bahwa Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang tidak akan

mengharamkan bagi manusia terhadap sesuatu yang baik dan dapat mendatangkan

manfaat yang sesungguhnya. Akan tetapi, Allah mengharamkan bagi manusia

semua yang keji, yang bisa mendatangkan bahaya (mudharat) terhadap mereka,

baik secara pribadi atau komunitas. Oleh karena itu, sifat Rasulullah saw. Yang

tercantum dalam kitab-kitab suci terdahulu yang dicatat oleh Al-Qur’an adalah,

Artinya: “Menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang keji.”

Ada sebagian orang yang berkata bahwa “di mana ada maslahat, maka di

sana terdapat hukum Allah”. Ungkapan ini benar tetapi hanya mengenai

kasus-kasus yang tidak ditegaskan oleh Allah dan kasus-kasus yang untuk

mengambil keputusannya diserahkan kepada kebijaksanaan ijtihad dan

intelektualitas kita. Sedangkan, masalah-masalah yang di luar cakupan itu,

kaidah yang tepat adalah “ di mana ada hukum Allah, maka pasti terdapat

Page 81: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

79

maslahat (kebaikan)”. Inilah yang sudah dibuktikan oleh sejarah, dikuatkan

oleh fakta, dan dikukuhkan oleh hasil penelitian yang objektif.

2. Dari sudut pandang teori ekonomi, banyak ahli di bidang ekonomi dan

politik menguatkan pendapat bahwa bunga bank merupakan faktor penyebab

mayoritas krisis yang menimpa dunia. Perekonomian dunia tidak akan membaik

sampai tingkat bunga dapat ditekan menjadi nol, artinya penghapusan bunga

secara total.

3. Dari sisi empiris praktik ekonomi, dalam konteks negara-negara Arab dan

negara muslim, perlu kita bertanya, “Selama menganut sistem bunga, apa

yang mereka hasilkan dari riba, yang mereka sebut ‘bunga’ ini?” Di dalam

negeri ia (riba) merugikan banyak pengusaha kecil yang mempunyai

kemampuan terbatas, sehingga yang kaya semakin kaya. Karena bank-bank

itu memberikan kepada si kaya modal yang besar untuk memperluas

usahanya dengan aset yang bukan miliknya, dengan mengorbankan

mayoritas besar konsumen dan kaum lemah.

Sejak masuknya kolonialisme ke negeri kita, kita telah bertransaksi dengan riba.

Namun, selama itu pula kita belum pernah keluar dari lingkaran “keterbelakangan” ke

tingkat “kemajuan”. Maka kita juga belum juga sampai pada era “kemandirian”

dalam bidang pertanian, industri sipil atau militer. Kita masih terus dilanda oleh

kutukan berupa “peperangan dari Allah dan Rasul-Nya” yang telah dimaklumatkan

Allah sebelumnya bagi pelaku riba dengan firman-Nya,

“Allah mamusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (al-Baqarah: 276)

Page 82: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

80

Memang, riba benar-benar seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang pakar

ekonomi bahwa riba merupakan AIDS dalam kehidupan dunia ekonomi yang bisa

merontokkan kekebalan dan mengancamnya dengan kemusnahan serta keruntuhan.

.

Page 83: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

81

BAB IV

KONTRIBUSINYA TERHADAP PERTUMBUHAN PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Dalam meningkatkan dan melestarikan pembangunan dan hasil pembangunan,

semakin disadari arti penting pendekatan peran serta masyarakat dalam pembangunan

nasional. Suatu sasaran penting dalam pembangunan nasional ialah pembangunan

sosial ekonomi masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi keuangan.

Upaya intensif pendirian bank Islam (disebut oleh peraturan perundang-

undangan Indonesia sebagai “Bank Syariah”) di Indonesia dapat ditelusuri sejak

tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober

(Pakto) yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia.1 Tanpa menafikan

dua tokoh penting yang merupakan sumber inspirasi dari perkembangan Ekonomi

secara global yaitu Ibarhim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi, Para ulama waktu itu

telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tapi tidak ada satupun perangkat

hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang-

undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0% (nol

persen).

1 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah- Linkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta:

Penerbit Alfabet, Desember 1999), h. 191-192.

Page 84: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

82

A. Kontribusi Yang Diberikan Ibrahim Hosen

Setelah adanya rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang Bunga Bank

dan Perbankan di Cisarua (Bogor) pada 19-22 Agustus 1990. Dalam kokakarya

tersebut Ibrahim Hosen memegang peranan yang penting, beliau membuat pemikiran

tentang “Kajian Bunga Bank Menurut Hukum Islam”, apa yang dituangkan Ibrahim

Hosen dalam tulisannya itu benar-benar merupakan kajian baru yang belum

ditemukan dalm buku-buku fiqih manapun, baik yang klasik maupun yang dikarang

pada abad waktu itu, yang pembahasannya telah penulis paparkan sebelumnya.

Dan hasil pemikirannya disampaikan pada lokakarya tersebut, yang kala itu

beliau menjabat sebagai ketua MUI atau Ketua Komisi Fatwa MUI, Menurut

pandangan Ibrahim Hosen bahwa bunga bank halal karena khitab dalam surat al-

Baqarah ayat 278-280 ditujukan kepada pribadi/perorangan bukan untuk lembaga

atau badan hukum, hal ini berlaku untuk bank pemerintah pada waktu itu.

Dan menurut beliau bunga bank itu boleh atau halal dengan alasan darurat

adalah tidak tepat. Sebab apa yang mereka katakan sebagai darurat itu berlawanan

dengan pengertian darurat yang dikehendaki dalam dunia hukum Islam, yang

rumusannya sebagai berikut:

منوع ھلك او قاربمبلو غھ حدا ان لم یتنا ول ال

“ Sampainya seorang pada batas suatu kondisi yang apabila orang itu tidak melakukan hal-hal yang dilarang maka akan binasa ( rusak atau mati) atau mendekatinya”.2

2 Jalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthi, Al-Asybah wa Al-Nadzair, (Beirut: Dar al-Fikri,

1996), h. 61

Page 85: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

83

Sesuai dengan definisi darurat diatas maka menurut pandangan Ibrahim Hosen

adalah tidak tepat kalau darurat dijadikan argumentasi untuk menghalalkan bunga

bank. Apakah mereka yang mendirikan bank itu kondisinya sudah sampai batas itu?

Apakah mereka-mereka yang meminjamkan uang di bank itu kondisinya sudah

sampai batas tersebut? Dan seandainya hal itu bisa diterima, juga tetap tidak dapat

dipertahankan. Sebab yang namanya darurat tentu ada batasan-batasannya dan ada

masa berlakunya, sejalan dengan kaidah:

“ Masa berlakunya darurat harus dibatasi atau diperkirakan sesuai dengan batasan-

batasan atau ukurannya”.3

Atas dasar ini seharusnya kalau pemerintah sudah mendirikan bank maka

pihak swasta tidak dibenarkan untuk mendirikan bank lagi. Disamping itu kebolehan

mendirikan bank bagi pemerintah pun tidak selamanya, dengan pengertian

pemerintah harus mengusahakan berdirinya bank yang serupa tanpa bunga. Demikian

juga dalam kaitannya dengan orang yang bermuamalah dengan bank, tentu

kebolehannya ada batas-batasnya, tidak terus menerus. Di samping itu untuk

mengetahui kapan limit darurat itu selesai atau berhenti menurut Ibrahim Hosen juga

sulit.

Atas dasar alasan tersebut beliau menfatwakan mendirikan bank islam

hukumnya adalah fardu kifayah dengan pengertian bila dalam suatu wilayah atau

daerah tidak ada bank Islam, semuanya berdosa. Sebab bank Islam inilah yang akan

3 Ibid., h. 61 dan lihat juga Wahbah al-Zukhaili, Nadzariyah al-Dlarurah al-Syar’iyah,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1985), h.68 dan h.240.

Page 86: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

84

menyelamatkan umat dari segala macam praktek riba. Untuk itu, umat islam harus

berusaha secara bersungguh-sungguh bagaimana agar umat Islam sanggup

mendirikan bank Islam atau bank tanpa bunga. Karena kehadiran lembaga perbankan

telah dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengembangkan berbagai usaha, baik

dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan.

Dan hasil lokakarya tersebut di bahas lebih mendalam pada Musyawarah

Nasional IV Majelis Ulama Nasional (MUI) yang berlangsung di hotel Sahid Jaya,

Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas tersebut, maka

dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia. Bank

Muamalat Indonesia lahir sebagai kerja tim Perbankan MUI tersebut, akta pendirian

PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Pada

saat itu terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp. 84 miliar. Pada tanggal

3 November 1991, pada acara silaturrahmi presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi

total komitmen modal disetor awal sebesar Rp. 106.126.382,-. Dana tersebut dari

presiden dan wakil presiden, sepuluh mentri kabinet pembangunan V, juga Yayasan

Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dakab, Supersemar, Darmais, Purna Bhakti

Pertiwi, PT PAL, dan PINDAD.

Selanjutnya Yayasan Dana Dhakwah Pembangunan ditetapkan sebagai

yayasan penopang bank syariah. Dengan terkumpulnya modal awal tersebut, pada

tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai beroprasi. Namun,

sebelum pendirian BMI tersebut, sebenarnya bank syariah yang pertama kali

memperoleh izin usaha adalah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Berkah

Page 87: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

85

Amal Sejahtera dan BPRS Dana Mardatillah pada tanggal 19 Agustus 1991, serta

BPRS Amanah Rabanish pada tanggal 24 Oktober 1991 yang ketiganya beroprasi di

Bandung dan BPRS Hareukat pada tanggal 10 November 1991 di Aceh.4

Yang kemudian diikuti dengan kemunculan UU No.7/1992 tentang Perbankan

di mana perbankan bagi hasil mulai diakomodasi. Dalam UU tersebut pada pasal 13

ayat (c) menyatakan bahwa salah satu usaha BPR menyediakan pembiayaan bagi

nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan

Prinsip Bagi Hasil dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 1992 dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia No.119 Tahun 1992.

Setelah dua tahun beroperasi, Bank Muamalat mensponsori pendirian asuransi

Islam pertama di Indonesia, yaitu; Syarikat Takaful Indonesia,dan menjadi salah satu

pemegang sahamnya. Selanjutnya pada tahun 1997, Bank Muamalat mensponsori

Lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah yang kemudian diikuti dengan

beroperasinya lembaga reksadana syariah oleh PT. Danareksa. Pada tahun yang sama,

berdiri pula sebuah lembaga pembiayaan (Multifinance) Syariah, yaitu BNI-Faisal

Islamic Finance Company.

Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam tersebut tergolong cepat,

terbukti per Desember 2008 tercatat ada lima bank syariah (Bank Muamalat

4 Zainul Arifin, “Menguntip Peluang Pengembangan Perbankan Syariah Pasca Pemberlakuan UU Perbankan Syariah”. (Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Menggagas Ekonomi Syariah yang mantap dengan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang Baik, Depok, 25-27 Februari 2003), h. 1.

Page 88: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

86

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI,

dan Bank Syariah Bukopin), 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 131 Bank Perkreditan

Rakyat Syariah.5 Dari jumlah ini, terdapat 951 kantor jaringan, belum termasuk

kantor Office Channeling yang jumlahnya hampir mencapai 1.500 (Desember 2008).

Sementara disektor asuransi, per 10 Juli 2008 terdapat 42 asuransi syariah

(unit maupun yang berdiri sendiri), 3 lembaga reasuransi syariah, dan 6 broker

asuransi dan reasuransi. 6 Banyaknya pendirian bank syariah karena salah satu

alasannya ialah adanya keyakinan kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa

perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.

Rekomendasi hasil lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan tersebut

ditujukan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada pemerintah dan kepada

seluruh umat Islam.7

Dalam keputusan lokarya tersebut juga terdapat pengakuan adanya dua

pandangan yang berbeda terhadap bunga bank. Seperti yang telah penulis uraikan

diatas. Pendapat pertama berpendapat bahwa bunga itu bukan riba, karena itu

hukumnya halal. Sedang pandangan yang ke dua, berpendapat bahwa bunga bank itu

riba, oleh karena itu hukumnya haram.

5 Statistik Perbankan Syariah Desember 2008. 6 MUI. “Product-product”. Info lembaga keuangan syariah diakses pada 9 Februari 2009 dari

http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/lks_lbs.php?id=67 7 H. M Amin Aziz, “Mengembangkan Bank Islam di Indonesia”. Lampiran 3: Keputusan

Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan MUI, 19-22 Agustus 1990 (Jakarta: Penerbit Bangkit, h. 126-144.

Page 89: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

87

Meski diakui oleh Lokakarya bahwa pandangan kedua tersebut adalah

Rukhsoh (penyimpangan) dari ketentuan baku, namun dengan melihat kenyataan

hidup yang ada dan untuk menghindari kesulitan yang ada, karena sebagian umat

Islam terlibat dalam sistem bunga bank, maka hal itu dapat dimungkinkan ditempuh

sepanjang dapat dipastikan adanya kebutuhan umum demi kelanjutan pembangunan

nasional, dan secara khusus untuk mempertahankan kehidupan pribadi pada tingkat

kecukupan. Oleh karena itu usaha pengembangan perbankan yang sistem operasinya

tidak menggunkan bunga (interst free banking sistem) lebih ditujukan kepada

pemantapan pengerahan dana bangunan dari masyarakat yang menganggap bunga

bank adalah riba dan meragukan.8

B. Kontribusi Yang Diberikan Yusuf al-Qaradhawi

Sedangkan kontribusi secara global yang diberikan oleh Yusuf Qardhawi

melalui pemikirannya terhadap hukum bunga bank yang beliau tuangkan dalam

bukunya yang berjudul “fawaid al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Haram”, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “Bunga Bank, Haram” Dalam pemikirannya

ini dijadikan acuan untuk menjawab keraguan oleh kalangan akademisi, cendikiawan,

ekonom, ulama dan masyarakat Indonesia secara umum akan keharaman bunga bank.

Demi tumbuh kembangnya perbankan syariah di Indonesia.

8 Zainul Arifin, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”, (Jakarta: Pustaka Alfabet, 2005),

cet. Ke III, h.6-7.

Page 90: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas tentang status hukum bunga bank dalam pandangan

Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi, berikut ini penulis dapat memberikan

kesimpulan, bahwa:

1. Dalam menyikapi status hukum bunga bank Ibrahim Hosen berijtihad dengan

melakukan pendekatan kajian ilmu fiqh dan ushul fiqh, yaitu: lewat dua

pendekatan. a. Kaidah “Al-Ibrah Bikhususissabab La Bi ‘umumillafdhi”

(yang dijadikan pedoman adalah khususnya sebab, bukan umumnya lafadh). b.

Adakah fiqh mengenal badan hukum ataukah tidak. Secara normatif

(berdasarkan kaidah-kaidah ushul fiqh) menurut Ibrahim Hosen yang kuat

adalah pandangan yang mengatakan bahwa fiqh tidak mengenal badan hukum,

karena itu badan hukum bebas dari tuntutan hukum atau khitab taklif.

Lain halnya dengan Yusuf al-Qaradhawi menurutnya ijma ulama yang

mengharamkan bunga bank dianggap sebagai ijma ijtihadi, maka ijma

tersebut tidak bisa dihapuskan atau dibatalkan oleh pendapat segelintir orang.

2. Persamaan dalam pemikiran dari kedua tokoh ini dalam menyikapi berbagai

macam pendapat ulama dan para ahli tentang status hukum yang

menghalalkan bunga bank adalah mereka sama-sama menyikapinya

berdasarkan analisis fikih, al-Qur’an dan sunnah serta pendapat para ulama

Page 91: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

89

klasik dan modern. Sedangkan perbedaannya adalah dalam menyikapi status

hukum bunga bank Ibrahim Hosen, menurut hemat penulis terjadi pergeseran

pemikiran yaitu pandangan pertama berpendapat bahwa bunga bank adalah

bukan riba dan karena itu hukumnya halal dan dalam pandangan kedua

berpendapat bahwa bunga bank riba, dan karena itu hukumnya haram.

Sedangkan Yusuf al-Qaradhawi dalam menyikapi status hukum bunga bank,

menurut hemat penulis beliau konsisten mengatakan bahwa bunga bank itu

riba dan hukumnya haram.

3. Kontribusi dari Ibrahim Hosen beliau tampak pada setelah adanya

rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang Bunga Bank dan Perbankan di

Cisarua (Bogor) pada 19-22 Agustus 1990. Dalam kokakarya tersebut Ibrahim

Hosen memegang peranan yang penting beliau membuat pemikiran tentang

“Kajian Bunga Bank Menurut Hukum Islam”, apa yang dituangkan Ibrahim

Hosen dalam tulisannya itu benar-benar merupakan kajian baru yang belum

ditemukan dalm buku-buku fiqih manapun, baik yang klasik maupun yang

dikarang pada abad waktu itu. Dan hasil pemikirannya disampaikan pada

lokakarya tersebut, pada waktu itu beliau menjabat sebagai ketua MUI atau

Ketua Komisi Fatwa MUI, menurutnya bunga bank halal khitab dalam surat

al-Baqarah ayat 278-280 untuk individu bukan untuk badan hukum dalam hal

ini bank. Halal bunga bank ini ditujukan untuk bank pemerintah pada waktu

itu. Dan menurutnya kehalalan bunga bank pada bank pemerintah tidak

selamanya karena itu beliau menfatwakan mendirikan bank islam hukumnya

Page 92: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

90

adalah fardu kifayah. Dan hasil lokakarya tersebut di bahas lebih mendalam

pada Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Nasional (MUI) yang

berlangsung di hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990.

Berdasarkan amanat Munas tersebut, maka terbentuklah kelompok kerja untuk

mendirikan bank syariah di Indonesia. Dan Bank Muamalat Indonesia lahir

sebagai kerja tim Perbankan MUI tersebut, akta pendirian PT Bank Muamalat

Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Sedangkan

kontribusi secara global yang diberikan oleh Yusuf al-Qaradhawi melalui

pemikirannya terhadap hukum bunga bank yang beliau tuangkan dalam

bukunya yang berjudul “fawaid al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Haram”, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “Bunga Bank, Haram” Dalam

pemikirannya ini dijadikan acuan untuk menjawab keraguan oleh kalangan

akademisi, cendikiawan, ekonom, ulama dan masyarakat Indonesia secara

umum akan keharaman bunga bank. Demi tumbuh kembangnya perbankan

syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk

memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara

optimal bagi perekonomian nasional.

B. Saran-Saran

1. Indonesia adalah sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Walaupun bukan negara islam, sudah selayaknya negara ini menerapkan

Page 93: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

91

hukum Islam dalam setiap sendi kehidupan termasuk di dalamnya yang

mengatur tentang perekonomian yaitu dalam bidang perbankan.

2. Satu hal yang dianggap sangat perlu oleh negara (pemerintah) untuk saat ini

adalah memberikan dukungan sepenuhnya untuk perkembangan lembaga

keuangan yang berlandaskan pada hukum Islam yang bebas dari sistem bunga

(riba).

3. Bagi para pengusaha, khususnya pengusaha muslim sudah selayaknya

menerapkan sistem hukum islam dalam setiap kegiatan perekonomian atau

bisnis yang dijalankannya seperti mengharamkan sistem bunga (riba) yang

sudah jelas dikecam oleh Allah dan Rasul-Nya.

4. Bagi para cendikiawan dan ulama diharapkan dapat selalu membantu dan

memberikan penjelasan, arahan dan masyakat umum tentang perekonomian

yang berlandaskan kepada hukum Islam, seperti diharamkannya riba atau

bunga bank dan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan riba. Dengan

begitu, diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang

sistem ekonomi syariah kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui

bahwa sistem ekonomi syariah adalah sebuah alternatif yang lebih baik dari

sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis dan layak diperhitungkan dalam

kancah perekonomian nasional maupun internasional.

Page 94: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Da’ur, M. Ahmad. Bantahan Atas Kebohongan-kebohongan Hukum Seputar Riba

dan Bunga Bank. Bogor: Al-Azhar Press, 2004.

Amin, R. Riawan. Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional.

Disampaikan pada Sidang Senat Terbuka Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sabtu, 11 Juli 2009.

Andiko, Toha. “Ijtihad Ibrahim Hosen Dalam Dinamika Pemikiran Hukum Islam di Indonesia” Disertasi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani:

Jakarta 2001.

Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah- Linkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. Jakarta: Penerbit Alfabet, Desember 1999.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, cet.III. Jakarta: Pustaka

Alfabet, 2005. Aziz, M. Amin. “Mengembangkan Bank slam di Indonesia”. Lampiran 3: Keputusan

Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan MUI, 19-22 Agustus 1990 Jakarta: Penerbit Bangkit.

Bank Indonesia. Sistem Perbankan dan Peran Perbankan dan Dampaknya Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi. Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan, Safari Garden Hotel, Cisarua – Bogor, 19-22 Agustus 1990.

Bayanun Linnas Minal Azhar Al-Syarif, Juz II. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Al-Qur’an,

2007. Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah

Di Indonesia, cet.II. Jakarta: Kencana, 2004.

Page 95: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

Hosen, Ibrahim. Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam, Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan, Safari Garden Hotel, Cisarua – Bogor, 19-22 Agustus 1990.

Hosen, Nadratuzzaman. dkk, Menjawab Keraguan Umat Islam Terhadap Bank

Syariah, cet.I. Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2007. Hosen, Nadratuzzaman. Disampaikan pada “Memorial Conference Refleksi

Pemikiran Al-Magfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML (1971-2001)”. Gedung MUI Jakarta, 21 Oktober 2008.

Jalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthi, Al-Asybah wa Al-Nadzair. Beirut: Dar al-Fikri,

1996 Jhon L. Esposito ed., Ensiklopedi Oxford; Dunia Islam Modern, jilid 1, cet.I.

Bandung: Mizan, 2001. Al-Khuraisyi, bin Sulaiman. Pemikiran Dr.Yusuf Al-Qaradhawi Dalam Timbangan,

terj. M. Abdul Ghofar, cet.I. Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003. LPPOM MUI. Dari Sertifikasi Menuju Liberalisasi Halal. Jakarta: Pustaka Jurnal

Halal, 2008. Mannan, M. Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Prima Yasa, 1997. al-Mahjub, Muhammad. ‘Ulama wa Mutafakkiruun ‘Araftuhum. Beirut: Dar al-

Nafais, 1977. Musa, Risman. Pribadi KH. Ibrahim Hosen Yang Kukenal MUI. “Product-product”. Info lembaga keuangan syariah diakses pada 9 Februari

2009 dari http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/lks_lbs.php?id=67 Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, cet.X. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999. Nata, Abudin. Metodelogi Studi Islam, cet.IX. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004. Panitia Penyusun Biografi, Prof. KH. Ibrahim Hosen dan Pembaharuan Hukum

Islam di Indonesia. Jakarta: Putra Harapan, 1990.

Page 96: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis

“Proposal Tingkat Suku Bunga”. Proposal Skripsi diakses pada 11 Oktober 2010 dari http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Tingkat-Suku-Bunga.html.

Al-Qardawi, Yusuf. Bunga Bank, Haram, cet.III. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,

2003. Qardawi, Yusuf. Perjalanan Hidupku,. Terj. H. Cecep Taufiqurrahma, Lc. Dan H.

Nandang Burhanuddin. Lc. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001. Qardawi, Yusuf. Pokok-pokok Pikiran Nasyid Islami. Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 1995. Qaradhawi, Yusuf. Syaikh Muhammad al-Ghazali yang Saya Kenal: Setengah Abad

Perjalanan Pemikiran dan Gerakan Islam, cet.I. Jakarta: Robbani, Press, 1997.

Qardawi, Yusuf. Membangun Masyarakat Baru, terj. Rusydi Helmi, cet.II. Jakarta:

Gema Insani Press, 2000. Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam Jilid III, cet.II. Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Prima Yasa, 2002. Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir al-Manar. Juz III. Kairo: al-Manar, 1954.

Saeed, Abdullah. Menyoal Bank Syariah Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, cet.II. Jakarta: Paramadina, 2004.

Sucipto, Hery. Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi,

cet.I. Jakarta: PT.Mizan Publika, 2003. Talimah, ‘Isam. Manhaj Yusuf al-Qardhawi. Penerjemah Rahman, Samson. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2001. Terjemah; Faridh Uqbah KK. Jakarta: Madia Dakwah, 1987. Al-Wahab Khalaf, Abd, Ilmu Ushul al-Fiqhi, cet.II, Kuwait: al-Dar al-Kuwaitiyah, 1968. al-Zukhaili, Wahbah. Nadzariyah al-Dlarurah al-Syar’iyah. Beirut: Muassasah al-

Risalah, 1985.

Page 97: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4158/1/SITI... · Keputusan dan Makalah Lokakarya Bunga Bank dan ... jual beli’. Jenis