KATA PENGANTAR - bi.go.id · KATA PENGANTAR Puji syukur kami ... 1.3.2 Industri Pengolahan 1.3.3...

96
Wuryanto Deputi Direktur KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Februari 2019 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian ini disusun sebagai upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dalam memberikan informasi terkait perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, baik untuk stakeholders internal Bank Indonesia maupun eksternal. Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia memanfaatkan data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta, serta pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi dimaksud. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran agar dapat lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh stakeholders. Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya, 22 Februari 2019 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Transcript of KATA PENGANTAR - bi.go.id · KATA PENGANTAR Puji syukur kami ... 1.3.2 Industri Pengolahan 1.3.3...

WuryantoDeputi Direktur

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat-Nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

(KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Februari 2019 ini dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian ini disusun sebagai

upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

dalam memberikan informasi terkait perkembangan ekonomi,

moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah,

ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan

Tengah, baik untuk stakeholders internal Bank Indonesia maupun

eksternal.

Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia memanfaatkan data dan

informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan

instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta,

serta pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan

data dan informasi dimaksud. Harapan kami, hubungan kemitraan

yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di masa

yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran agar

dapat lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan

manfaat yang maksimal bagi seluruh stakeholders.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk

dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung

kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Palangka Raya, 22 Februari 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

TABEL INDIKATOR

RINGKASAN UMUM

Daftar IsiI

ii

v

v

vi

viii

x

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional & Nasional

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

1.2.1 Konsumsi

1.2.2 Investasi

1.2.3 Ekspor

1.2.4 Impor

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

1.3.1 Pertanian

1.3.2 Industri Pengolahan

1.3.3 Perdagangan

1.3.4 Pertambangan

BOKS 1. Penelitian Peningkatan Daya Saing Ekspor Kalimantan Tengah

Keuangan Pemerintah

BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO DAERAH

2

4

5

7

8

11

12

13

14

15

16

18

BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan

IV 2018

2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota

Triwulan IV 2018

22

24

26

BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI

3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum

3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan

3.2.3 Kelompok Lainnya

3.3 Inflasi Berdasarkan Kota

3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian Inflasi

Daerah

3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

30

31

31

32

33

34

36

36BAB IVSTABILITAS KEUANGANDAERAH PENGEMBANGAN UMKM

4.1 Kondisi Umum

4.2 Asesmen Sektor Perbankan

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

4.2.4 Suku Bunga Perbankan

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

4.3 Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

BOKS 2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui

Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Daerah

40

40

40

41

41

42

43

43

43

44

46

46

47

48

48

48

51

iiiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019ii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

TABEL INDIKATOR

RINGKASAN UMUM

Daftar IsiI

ii

v

v

vi

viii

x

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional & Nasional

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

1.2.1 Konsumsi

1.2.2 Investasi

1.2.3 Ekspor

1.2.4 Impor

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

1.3.1 Pertanian

1.3.2 Industri Pengolahan

1.3.3 Perdagangan

1.3.4 Pertambangan

BOKS 1. Penelitian Peningkatan Daya Saing Ekspor Kalimantan Tengah

Keuangan Pemerintah

BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO DAERAH

2

4

5

7

8

11

12

13

14

15

16

18

BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan

IV 2018

2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota

Triwulan IV 2018

22

24

26

BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI

3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum

3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan

3.2.3 Kelompok Lainnya

3.3 Inflasi Berdasarkan Kota

3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian Inflasi

Daerah

3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

30

31

31

32

33

34

36

36BAB IVSTABILITAS KEUANGANDAERAH PENGEMBANGAN UMKM

4.1 Kondisi Umum

4.2 Asesmen Sektor Perbankan

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

4.2.4 Suku Bunga Perbankan

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

4.3 Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

BOKS 2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui

Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Daerah

40

40

40

41

41

42

43

43

43

44

46

46

47

48

48

48

51

iiiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019ii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan

Nasional

7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

7.3 Prospek Inflasi Daerah

78

78

79

82

83

BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN

6.1 Ketenagakerjaan

6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

6.2 Kesejahteraan

6.2.1 Kemiskinan

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

6.2.3 Nilai Tukar Petani

72

72

73

74

74

75

76

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di

Kalimantan

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan

Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

Sisi Penawaran (%)

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-

IV 2018 (Rp Miliar)

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

Tabel 3.2 Komoditas penyumbang Inflasi kelompok

Bahan Makanan

Daftar Tabel3

4

13

24

25

26

27

27

31

32

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi

Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

Tabel 5.2 Kegiatan kas keliling

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit

Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota

Pangkalan Bun

Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara

Teweh

Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok

Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga

Bulik

Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk

Cahu

Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala

Kapuas

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut

Jenis Kegiatan Utama

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis

Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia

59

60

61

61

62

63

64

65

66

67

72

73

73

75

78

BAB VPENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAHG

5.1 Kondisi Umum

5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

5.2.3 Layanan Keuangan Digital

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi

5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak

Layak Edar (UTLE)

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang Palsu

56

56

56

53

53

58

58

58

60

68

68

69

vKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan

Nasional Maret 2019

Daftar Gambar34

BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan

Nasional

7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

7.3 Prospek Inflasi Daerah

78

78

79

82

83

BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN

6.1 Ketenagakerjaan

6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

6.2 Kesejahteraan

6.2.1 Kemiskinan

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

6.2.3 Nilai Tukar Petani

72

72

73

74

74

75

76

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di

Kalimantan

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan

Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

Sisi Penawaran (%)

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-

IV 2018 (Rp Miliar)

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp

Miliar)

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

Tabel 3.2 Komoditas penyumbang Inflasi kelompok

Bahan Makanan

Daftar Tabel3

4

13

24

25

26

27

27

31

32

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi

Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

Tabel 5.2 Kegiatan kas keliling

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit

Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota

Pangkalan Bun

Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara

Teweh

Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok

Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga

Bulik

Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk

Cahu

Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala

Kapuas

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut

Jenis Kegiatan Utama

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis

Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia

59

60

61

61

62

63

64

65

66

67

72

73

73

75

78

BAB VPENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAHG

5.1 Kondisi Umum

5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

5.2.3 Layanan Keuangan Digital

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi

5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak

Layak Edar (UTLE)

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang Palsu

56

56

56

53

53

58

58

58

60

68

68

69

vKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan

Nasional Maret 2019

Daftar Gambar34

Daftar GrafikGrafik 1.22. Perkembangan Komoditas Impor Utama

Grafik 1.23. Perkembangan Produksi TBS

Grafik 1.24. Perkembangan Produksi Karet

Grafik 1.25. Perkembangan Produksi Padi

Grafik 1.26. Perkembangan Curah Hujan

Grafik 1.27. Perkembangan Produksi CPO

Grafik 1.28. Perkembangan Harga CPO

Grafik 1.29. Kredit LU Perdagangan

Grafik 1.30 IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan

Lama Hasil SK Bank Indonesia

Grafik 1.31. Perkembangan Produksi Batu Bara

Kalimantan Tengah

Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju

Jepang

Grafik 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan

Tengah

Grafik 2.5. Komponen Pendapatan Daerah

Grafik 2.6. Kontribusi Komponen Pendapatan

Grafik 2.7. Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -

2018

Grafik 2.8. Kontribusi Komponen Belanja Daerah

Grafik 3.1. Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

Grafik 3.2. Inflasi Tahun Berjalan

Grafik 3.3. Perkembangan Harga Komoditas Mingguan

(PIHPS)

2

2

5

5

6

6

6

6

7

7

8

8

9

9

10

10

10

10

11

11

12

12

14

14

14

14

15

15

16

16

17

17

22

22

23

23

25

25

26

26

30

30

32

Daftar GrafikGrafik 1.1 . Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

dan Nasional

Grafik 1.2. Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan

Grafik 1.3 . ITK Bahan Makanan

Grafik 1.4 . Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng

Grafik 1.5 . Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah

Grafik 1.6 . Perkembangan Kredit Konsumsi

Grafik 1.7 . Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 1.8 . Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

Grafik 1.9 . Likert Scale Investasi

Grafik 1.10. Perkembangan Volume Bongkar Barang

Konstruksi

Grafik 1.11 . Nominal Impor Barang Industri

Grafik 1.12. Volume Impor Barang Industri

Grafik 1.13. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.14. Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.15. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama

Grafik 1.16. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Utama

Grafik 1.17. Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang

Utama

Grafik 1.18. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Negara Mitra Dagang

Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Impor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.20. Perkembangan Volume Impor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.21. Perkembangan Negara Asal Impor LN

Grafik 3.4. Inflasi Tahunan Kota Sampel

Grafik 3.5. Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok

Komoditas

Grafik 3.6. Inflasi Kota-kota di Kalimantan

Grafik 3.7. Inflasi Provinsi di Kalimantan

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 4.2. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.3. Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.4. Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 4.5. Komposisi Kredit Perbankan

Grafik 4.6. Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan

Penggunaan

Grafik 4.7. Suku Bunga Komponen DPK (Giro,

Tabungan, dan Deposito)

Grafik 4.8. NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.9. NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 4.10. Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.11. Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 4.12. Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

Grafik 4.13. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.14. Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.15. Indeks Tendensi Konsumen

Grafik 4.16. Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang

Akan Datang

Grafik 4.17. Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Grafik 4.18. Ekspektasi Harga Survei Konsumen

Grafik 4.19. Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

Grafik 4.20. Komposisi Kredit RT

Grafik 4.21. NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.22. DPK Perseorangan

Grafik 4.23. Komposisi DPK Perseorangan

Grafik 4.24. Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

Grafik 4.25. Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

Grafik 5.1. Transaksi Kliring

Grafik 5.2. Pertumbuhan Transaksi Kliring

Grafik 5.3. Transaksi RTGS

Grafik 5.4. Pertumbuhan Transaksi RTGS

Grafik 5.5. Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang

Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

Grafik 5.6. Transaksi Uang Kartal

Grafik 5.7. Tren Net Outflow

Grafik 5.8. Perkembangan Inflow Uang Kartal

Grafik 5.9. Perkembangan Outflow Uang Kartal

Grafik 5.10. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Sampit

Grafik 5.11. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Sampit

Grafik 5.12. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Pangkalan Bun

Grafik 5.13. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Pangkalan Bun

Grafik 5.14. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Muara Teweh

Grafik 5.15. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Muara Teweh

Grafik 5.16. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Buntok

Grafik 5.17. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Buntok

Grafik 5.18. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Nanga Bulik

Grafik 5.19. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Nanga Bulik

Grafik 5.20. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Puruk Cahu

49

56

56

57

57

57

59

59

59

59

62

62

63

63

64

64

65

65

66

66

67

35

35

35

35

41

41

41

42

42

43

43

43

43

45

45

45

46

46

46

46

47

47

47

48

48

48

48

49

viiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019vi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Daftar GrafikGrafik 1.22. Perkembangan Komoditas Impor Utama

Grafik 1.23. Perkembangan Produksi TBS

Grafik 1.24. Perkembangan Produksi Karet

Grafik 1.25. Perkembangan Produksi Padi

Grafik 1.26. Perkembangan Curah Hujan

Grafik 1.27. Perkembangan Produksi CPO

Grafik 1.28. Perkembangan Harga CPO

Grafik 1.29. Kredit LU Perdagangan

Grafik 1.30 IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan

Lama Hasil SK Bank Indonesia

Grafik 1.31. Perkembangan Produksi Batu Bara

Kalimantan Tengah

Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju

Jepang

Grafik 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Kalimantan Tengah

Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan

Tengah

Grafik 2.5. Komponen Pendapatan Daerah

Grafik 2.6. Kontribusi Komponen Pendapatan

Grafik 2.7. Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -

2018

Grafik 2.8. Kontribusi Komponen Belanja Daerah

Grafik 3.1. Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

Grafik 3.2. Inflasi Tahun Berjalan

Grafik 3.3. Perkembangan Harga Komoditas Mingguan

(PIHPS)

2

2

5

5

6

6

6

6

7

7

8

8

9

9

10

10

10

10

11

11

12

12

14

14

14

14

15

15

16

16

17

17

22

22

23

23

25

25

26

26

30

30

32

Daftar GrafikGrafik 1.1 . Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

dan Nasional

Grafik 1.2. Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan

Grafik 1.3 . ITK Bahan Makanan

Grafik 1.4 . Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng

Grafik 1.5 . Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah

Grafik 1.6 . Perkembangan Kredit Konsumsi

Grafik 1.7 . Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 1.8 . Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

Grafik 1.9 . Likert Scale Investasi

Grafik 1.10. Perkembangan Volume Bongkar Barang

Konstruksi

Grafik 1.11 . Nominal Impor Barang Industri

Grafik 1.12. Volume Impor Barang Industri

Grafik 1.13. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.14. Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.15. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama

Grafik 1.16. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Utama

Grafik 1.17. Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang

Utama

Grafik 1.18. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Negara Mitra Dagang

Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Impor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.20. Perkembangan Volume Impor Kalimantan

Tengah

Grafik 1.21. Perkembangan Negara Asal Impor LN

Grafik 3.4. Inflasi Tahunan Kota Sampel

Grafik 3.5. Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok

Komoditas

Grafik 3.6. Inflasi Kota-kota di Kalimantan

Grafik 3.7. Inflasi Provinsi di Kalimantan

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 4.2. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.3. Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.4. Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 4.5. Komposisi Kredit Perbankan

Grafik 4.6. Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan

Penggunaan

Grafik 4.7. Suku Bunga Komponen DPK (Giro,

Tabungan, dan Deposito)

Grafik 4.8. NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.9. NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 4.10. Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.11. Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 4.12. Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

Grafik 4.13. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.14. Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.15. Indeks Tendensi Konsumen

Grafik 4.16. Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang

Akan Datang

Grafik 4.17. Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Grafik 4.18. Ekspektasi Harga Survei Konsumen

Grafik 4.19. Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

Grafik 4.20. Komposisi Kredit RT

Grafik 4.21. NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.22. DPK Perseorangan

Grafik 4.23. Komposisi DPK Perseorangan

Grafik 4.24. Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

Grafik 4.25. Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

Grafik 5.1. Transaksi Kliring

Grafik 5.2. Pertumbuhan Transaksi Kliring

Grafik 5.3. Transaksi RTGS

Grafik 5.4. Pertumbuhan Transaksi RTGS

Grafik 5.5. Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang

Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

Grafik 5.6. Transaksi Uang Kartal

Grafik 5.7. Tren Net Outflow

Grafik 5.8. Perkembangan Inflow Uang Kartal

Grafik 5.9. Perkembangan Outflow Uang Kartal

Grafik 5.10. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Sampit

Grafik 5.11. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Sampit

Grafik 5.12. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Pangkalan Bun

Grafik 5.13. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Pangkalan Bun

Grafik 5.14. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Muara Teweh

Grafik 5.15. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Muara Teweh

Grafik 5.16. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Buntok

Grafik 5.17. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Buntok

Grafik 5.18. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Nanga Bulik

Grafik 5.19. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Nanga Bulik

Grafik 5.20. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Puruk Cahu

49

56

56

57

57

57

59

59

59

59

62

62

63

63

64

64

65

65

66

66

67

35

35

35

35

41

41

41

42

42

43

43

43

43

45

45

45

46

46

46

46

47

47

47

48

48

48

48

49

viiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019vi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Tabel IndikatorPEREKONOMIAN DAERAH

INDIKATORIV

2017

I II

2018

MAKRO EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)

BERDASARKAN SEKTORAL

1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3 . INDUSTRI PENGOLAHAN

4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

6 . KONSTRUKSI

7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI

11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

12 . REAL ESTATE

13 . JASA PERUSAHAAN

14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

15 . JASA PENDIDIKAN

16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

17 . JASA LAINNYA

BERDASARKAN PERMINTAAN

1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT

2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT

3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH

4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

5 . PERUBAHAN INVENTORI

6 . EKSPOR LUAR NEGERI

7 . IMPOR LUAR NEGERI

INFLASI (%, YOY)

1. KOTA PALANGKA RAYA

2 . KOTA SAMPIT

5,28

5,43

3,45

5,31

6,57

4,44

3,26

3,29

6,72

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

4,46

(18,86)

4,47

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

4,50

2,30

2,32

5,57

(15,58)

738,22

2,23

2017III

6,40

14,28

11,52

11,86

5,56

186,85

5,57

IV2018

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

1,83

165,57

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

INDIKATORI II III IV

2016

I II III IV

2017

I II

2018

PERBANKAN

DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)

1 . GIRO

2 . TABUNGAN

3 . DEPOSITO

KREDIT (%, YOY)

1 . MODAL KERJA

2 . INVESTASI

3 . KONSUMSI

KREDIT UMKM (%, YOY)

NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)

SISTEM PEMBAYARAN

TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)

11,68

12,89

11,08

11,42

-2,64

-8,26

-6,07

9,24

17,10

2,67

31,24

7,66

-3,69

22,62

-4,90

-0,61

5,32

-8,79

8,17

21,70

2,74

16,45

0,04

-12,37

13,71

-10,02

-3,61

8,42

-16,07

7,04

20,47

2,72

-20,77

11,91

11,39

10,83

15,21

0,91

15,47

-11,86

9,40

19,94

2,86

2,92

9,48

-1,04

12,39

16,97

21,61

18,70

31,37

9,39

20,83

2,58

16,80

16,65

23,96

12,09

17,85

23,72

19,41

35,51

10,24

22,84

2,28

11,03

18,90

34,12

48,79

16.33

22,25

11,95

37,02

11,60

23,63

1,42

1,45

12,66

9,78

12,16

16,49

38,42

45,15

51,78

13,93

19,95

1,12

15,63

7,84

6,39

14,38

-3,82

15,62

51,76

-4,00

17,02

19,13

0,94

-2,02

4,07

(7,60)

10,86

4,87

21,89

63,42

3,12

15,30

13,42

1,25

25,81

III

6,89

(14,32)

13,20

19,54

22,56

55,12

7,19

17,18

7,62

1,18

16,64

IV

ixKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

67

68

68

68

68

69

73

73

74

74

75

76

76

76

76

Grafik 5.21. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Puruk Cahu

Grafik 5.22. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Kuala Kapuas

Grafik 5.23. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Kuala Kapuas

Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan

Tengah

Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu

Grafik 5.26. Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

Grafik 6.1. Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan

Tenaga Kerja

Grafik 6.2. Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason

Bank Indonesia

Grafik 6.3. Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

dan Kondisi Usaha

Grafik 6.4. Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah

Secara Spasial

Grafik 6.5. Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank

Indonesia

Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.8. NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

Grafik 6.9. Pergerakan Nilai Tukar Petani

Tabel IndikatorPEREKONOMIAN DAERAH

INDIKATORIV

2017

I II

2018

MAKRO EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)

BERDASARKAN SEKTORAL

1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3 . INDUSTRI PENGOLAHAN

4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

6 . KONSTRUKSI

7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI

11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

12 . REAL ESTATE

13 . JASA PERUSAHAAN

14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

15 . JASA PENDIDIKAN

16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

17 . JASA LAINNYA

BERDASARKAN PERMINTAAN

1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT

2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT

3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH

4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

5 . PERUBAHAN INVENTORI

6 . EKSPOR LUAR NEGERI

7 . IMPOR LUAR NEGERI

INFLASI (%, YOY)

1. KOTA PALANGKA RAYA

2 . KOTA SAMPIT

5,28

5,43

3,45

5,31

6,57

4,44

3,26

3,29

6,72

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

4,46

(18,86)

4,47

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

4,50

2,30

2,32

5,57

(15,58)

738,22

2,23

2017III

6,40

14,28

11,52

11,86

5,56

186,85

5,57

IV2018

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

1,83

165,57

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

INDIKATORI II III IV

2016

I II III IV

2017

I II

2018

PERBANKAN

DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)

1 . GIRO

2 . TABUNGAN

3 . DEPOSITO

KREDIT (%, YOY)

1 . MODAL KERJA

2 . INVESTASI

3 . KONSUMSI

KREDIT UMKM (%, YOY)

NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)

SISTEM PEMBAYARAN

TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)

11,68

12,89

11,08

11,42

-2,64

-8,26

-6,07

9,24

17,10

2,67

31,24

7,66

-3,69

22,62

-4,90

-0,61

5,32

-8,79

8,17

21,70

2,74

16,45

0,04

-12,37

13,71

-10,02

-3,61

8,42

-16,07

7,04

20,47

2,72

-20,77

11,91

11,39

10,83

15,21

0,91

15,47

-11,86

9,40

19,94

2,86

2,92

9,48

-1,04

12,39

16,97

21,61

18,70

31,37

9,39

20,83

2,58

16,80

16,65

23,96

12,09

17,85

23,72

19,41

35,51

10,24

22,84

2,28

11,03

18,90

34,12

48,79

16.33

22,25

11,95

37,02

11,60

23,63

1,42

1,45

12,66

9,78

12,16

16,49

38,42

45,15

51,78

13,93

19,95

1,12

15,63

7,84

6,39

14,38

-3,82

15,62

51,76

-4,00

17,02

19,13

0,94

-2,02

4,07

(7,60)

10,86

4,87

21,89

63,42

3,12

15,30

13,42

1,25

25,81

III

6,89

(14,32)

13,20

19,54

22,56

55,12

7,19

17,18

7,62

1,18

16,64

IV

ixKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

67

68

68

68

68

69

73

73

74

74

75

76

76

76

76

Grafik 5.21. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Puruk Cahu

Grafik 5.22. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan

Kuala Kapuas

Grafik 5.23. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan

Kuala Kapuas

Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan

Tengah

Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu

Grafik 5.26. Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

Grafik 6.1. Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan

Tenaga Kerja

Grafik 6.2. Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason

Bank Indonesia

Grafik 6.3. Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

dan Kondisi Usaha

Grafik 6.4. Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah

Secara Spasial

Grafik 6.5. Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank

Indonesia

Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.8. NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

Grafik 6.9. Pergerakan Nilai Tukar Petani

PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian tertahan perlambatan

kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan. Di sisi permintaan,

pertumbuhan permintaan domestik yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi

faktor utama yang menahan pertumbuhan.

Sementara itu, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 secara keseluruhan

tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar

6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang

mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi

penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I 2019 diprakirakan akan

meningkat didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan dan

pertanian seiring dengan peningkatan permintaan negara mitra dagang utama. Lebih

lanjut, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tetap terjaga akan

mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Ringkasan Umum

Realisasi pendapatan pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami peningkatan didorong oleh pendapatan transfer.

Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah tumbuh positif didorong oleh komponen

belanja operasional. Secara wilayah, peningkatan belanja pemerintah daerah terutama

didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Laju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya didorong oleh meningkatnya tekanan harga administered prices

yaitu kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan

makanan. Lonjakan permintaan selama periode perayaan Natal dan Tahun Baru yang

tidak disertai dengan pasokan yang cukup, menjadi salah satu penyebab utama

kenaikan tekanan harga. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019

diperkirakan akan mereda seiring dengan normalisasi pola konsumsi pasca perayaaan

hari Natal dan libur akhir tahun.

Perekonomian

Kalimantan Tengah

tumbuh melambat pada

triwulan IV 2018. Namun,

ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan I

2019 diprakirakan akan

meningkat didorong oleh

permintaan domestik

dan ekspor.

Peningkatan realisasi

pendapatan daerah

disertai dengan

pertumbuhan realisasi

belanja pemerintah

daerah

Inflasi Kalimantan Tengah

meningkat pada triwulan

IV 2018 seiring dengan

lonjakan permintaan

selama periode perayaan

Natal dan Tahun Baru.Inflasi triwulan I 2019

diperkirakan akan

mereda.

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kinerja perbankan di

triwulan IV 2018

mengalami perlambatan,

ketahanan terjaga di

level yang baik

Volume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan IV 2018 melalui kliring

menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan

deselerasi konsumsi rumah tangga di Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih masih melanjutkan tren net

outflow pada triwulan IV 2018 dengan tren meningkat disebabkan adanya momentum

perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru yang mendorong terjadinya peningkatan

aliran dana tunai keluar dari Bank Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan.

Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Agustus 2018 mengalami

perbaikan tercermin dari penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, terjadi perbaikan angka

kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017.

Transaksi sistem

pembayaran non tunai

menunjukkan perlambatan

di triwulan IV 2018. Di sisi

lain, transaksi tunai

mengalami peningkatan

sejalan dengan momentum

perayaan hari raya Natal

dan Tahun Baru.

Kondisi ketenagakerjaan

mengalami perbaikan.

Kesejahteraan Kalimantan

Tengah membaik.

STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAHKinerja perbankan mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018 sejalan dengan

perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan kredit yang mengalami deselerasi di tengah akselerasi penghimpunan

DPK. Tendensi peningkatan simpanan DPK ini mengindikasikan sektor swasta memilih

untuk menahan konsumsi/ekspansinya seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.

Deselerasi penyaluran kredit disertai oleh penurunan kualitas kredit yang tercermin

dari peningkatan rasio NPL. Meskipun demikian, ketahanan perbankan di wilayah

Kalimantan Tengah masih terjaga di bawah threshold 5%.

Di sisi lain, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah

telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan

Tengah.

xiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian tertahan perlambatan

kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan. Di sisi permintaan,

pertumbuhan permintaan domestik yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi

faktor utama yang menahan pertumbuhan.

Sementara itu, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 secara keseluruhan

tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar

6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang

mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi

penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I 2019 diprakirakan akan

meningkat didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan dan

pertanian seiring dengan peningkatan permintaan negara mitra dagang utama. Lebih

lanjut, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tetap terjaga akan

mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Ringkasan Umum

Realisasi pendapatan pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami peningkatan didorong oleh pendapatan transfer.

Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah tumbuh positif didorong oleh komponen

belanja operasional. Secara wilayah, peningkatan belanja pemerintah daerah terutama

didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Laju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya didorong oleh meningkatnya tekanan harga administered prices

yaitu kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan

makanan. Lonjakan permintaan selama periode perayaan Natal dan Tahun Baru yang

tidak disertai dengan pasokan yang cukup, menjadi salah satu penyebab utama

kenaikan tekanan harga. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019

diperkirakan akan mereda seiring dengan normalisasi pola konsumsi pasca perayaaan

hari Natal dan libur akhir tahun.

Perekonomian

Kalimantan Tengah

tumbuh melambat pada

triwulan IV 2018. Namun,

ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan I

2019 diprakirakan akan

meningkat didorong oleh

permintaan domestik

dan ekspor.

Peningkatan realisasi

pendapatan daerah

disertai dengan

pertumbuhan realisasi

belanja pemerintah

daerah

Inflasi Kalimantan Tengah

meningkat pada triwulan

IV 2018 seiring dengan

lonjakan permintaan

selama periode perayaan

Natal dan Tahun Baru.Inflasi triwulan I 2019

diperkirakan akan

mereda.

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kinerja perbankan di

triwulan IV 2018

mengalami perlambatan,

ketahanan terjaga di

level yang baik

Volume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan IV 2018 melalui kliring

menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan

deselerasi konsumsi rumah tangga di Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih masih melanjutkan tren net

outflow pada triwulan IV 2018 dengan tren meningkat disebabkan adanya momentum

perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru yang mendorong terjadinya peningkatan

aliran dana tunai keluar dari Bank Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan.

Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Agustus 2018 mengalami

perbaikan tercermin dari penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, terjadi perbaikan angka

kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017.

Transaksi sistem

pembayaran non tunai

menunjukkan perlambatan

di triwulan IV 2018. Di sisi

lain, transaksi tunai

mengalami peningkatan

sejalan dengan momentum

perayaan hari raya Natal

dan Tahun Baru.

Kondisi ketenagakerjaan

mengalami perbaikan.

Kesejahteraan Kalimantan

Tengah membaik.

STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAHKinerja perbankan mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018 sejalan dengan

perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan kredit yang mengalami deselerasi di tengah akselerasi penghimpunan

DPK. Tendensi peningkatan simpanan DPK ini mengindikasikan sektor swasta memilih

untuk menahan konsumsi/ekspansinya seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.

Deselerasi penyaluran kredit disertai oleh penurunan kualitas kredit yang tercermin

dari peningkatan rasio NPL. Meskipun demikian, ketahanan perbankan di wilayah

Kalimantan Tengah masih terjaga di bawah threshold 5%.

Di sisi lain, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah

telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan

Tengah.

xiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan II

2019 diperkirakan akan

tumbuh positif,

sedangkan inflasi

diperkirakan cenderung

lebih rendah dari

triwulan sebelumnya.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif di

kisaran 6,30% - 6,70% (yoy). Di sisi penawaran, perbaikan kinerja industri pengolahan

yang didorong oleh adanya potensi membaiknya harga CPO global diprakirakan akan

menjadi motor penggerak perekonomian. Sementara itu di sisi permintaan,

meningkatnya konsumsi rumah tangga khususnya pada Ramadhan dan Idul Fitri

diperkirakan akan memberikan andil positif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II

2019. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019

diprakirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018, dikisaran

5,80% - 6,20% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan ditopang oleh

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.

Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diprakirakan akan berada pada rentang 3,25% -

3,65% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah dipengaruhi oleh

membaiknya pasokan komoditas daging ayam ras. Secara keseluruhan, diprakirakan

inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90% - 3,30% (yoy)

dengan kecenderungan menuju batas bawah.

PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018 tumbuh melambat sebesar 6,12% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 6,40% (yoy).

Di sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan yang tumbuh tidak sekuat triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, melambatnya kinerja investasi, dan konsumsi RT menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Secara keseluruhan, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.

Memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan akan meningkat didorong oleh normalisasi kinerja LU pertambangan, dan tumbuhnya LU pertanian di sisi penawaran. Disamping itu, konsumsi RT, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga akan mendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah di sisi permintaan.

xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan II

2019 diperkirakan akan

tumbuh positif,

sedangkan inflasi

diperkirakan cenderung

lebih rendah dari

triwulan sebelumnya.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif di

kisaran 6,30% - 6,70% (yoy). Di sisi penawaran, perbaikan kinerja industri pengolahan

yang didorong oleh adanya potensi membaiknya harga CPO global diprakirakan akan

menjadi motor penggerak perekonomian. Sementara itu di sisi permintaan,

meningkatnya konsumsi rumah tangga khususnya pada Ramadhan dan Idul Fitri

diperkirakan akan memberikan andil positif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II

2019. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019

diprakirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018, dikisaran

5,80% - 6,20% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan ditopang oleh

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.

Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diprakirakan akan berada pada rentang 3,25% -

3,65% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah dipengaruhi oleh

membaiknya pasokan komoditas daging ayam ras. Secara keseluruhan, diprakirakan

inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90% - 3,30% (yoy)

dengan kecenderungan menuju batas bawah.

PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018 tumbuh melambat sebesar 6,12% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 6,40% (yoy).

Di sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan yang tumbuh tidak sekuat triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, melambatnya kinerja investasi, dan konsumsi RT menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Secara keseluruhan, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.

Memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan akan meningkat didorong oleh normalisasi kinerja LU pertambangan, dan tumbuhnya LU pertanian di sisi penawaran. Disamping itu, konsumsi RT, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga akan mendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah di sisi permintaan.

xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018

tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

IV 2018 tumbuh sebesar 6,12% (yoy), atau lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar

6,40% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha (LU) pertanian,

dan industri pengolahan yang tidak sekuat triwulan

sebelumnya menjadi faktor utama yang menahan laju

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di sisi

penawaran. Di sisi permintaan, pertumbuhan permintaan

domestik yakni investasi, dan konsumsi rumah tangga (RT)

yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor

yang menahan pertumbuhan. Meskipun secara umum

tumbuh melambat, kinerja LU pertambangan dan

konstruksi yang meningkat pasca mengalami kontraksi

pada triwulan sebelumnya menjadi faktor yang menopang

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tetap tumbuh

positif pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.1).

Berbeda arah dengan pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah yang melambat, pertumbuhan

ekonomi nasional mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Ekonomi nasional tercatat tumbuh

sebesar 5,18% (yoy) pada triwulan IV 2018, atau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 5,17% (yoy).

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi nasional pada

triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh permintaan

domestik yang tetap kuat. Peran permintaan domestik

yang besar dipengaruhi oleh konsumsi RT, maupun

konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).

Tercatat konsumsi RT mengalami peningkatan dari 5,00%

(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,08% (yoy) pada

triwulan IV 2018 yang didukung oleh pendapatan

masyarakat yang membaik, inflasi yang terkendali, dan

tingkat keyakinan konsumen yang meningkat. Konsumsi

LNPRT meningkat dari 8,59% (yoy) pada triwulan III 2018

menjadi 10,79% (yoy) yang dipengaruhi oleh peningkatan

belanja konsumsi terkait persiapan penyelenggaraan

pemilu 2019. Permintaan domestik yang kuat juga

dipengaruhi kinerja investasi yang masih tinggi.

Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh

kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, seperti LU Jasa

Keuangan yang tumbuh sebesar 6,27% (yoy), setelah pada

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,14% (yoy). Di

sektor sekunder, LU Industri Pengolahan tetap tumbuh

kuat sebesar 4,25% (yoy), meskipun capaian ini tidak

sekuat triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar

4,35% (yoy).

Kinerja ekonomi regional Kalimantan tercatat

mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2018,

ekonomi regional Kalimantan tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 5,49% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 3,52% (yoy). Meningkatnya ekonomi regional

didorong oleh ekonomi Kalimantan Utara, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat yang

1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV 2018

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2013-2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

8

16

24

32

0

2

4

6

8

10

12RP. TRILIUN %YOY

PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA

Grafik 1.2 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan IV 2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

KALTENG

KALTARA

11,32

7,20

KALSEL

13,73

KALBAR

15,96

KALTIM

51,79

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di Kalimantan

PROVINSI

KALTENG

KALBAR

KALSEL

KALTARA

KALTIM

KALIMANTAN

IV

2017

I II

2018

5,28

5,81

4,46

7,04

1,62

3,37

4,47

5,06

4,98

5,76

1,77

3,24

5,57

5,15

4,60

5,00

1,92

3,35

III

6,40

4,97

5,14

5,62

1,83

3,52

IV

mengalami pertumbuhan meningkat di regional. Keempat

provinsi tersebut tercatat mengalami pertumbuhan

masing-masing sebesar 7,69% (yoy), 5,78% (yoy), 5,14%

(yoy), dan 5,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

capaian triwulan III 2018 sebesar 5,62% (yoy), 5,14%

(yoy), 1,83% (yoy), dan 4,97% (yoy). Di sisi lain,

Kalimantan Tengah tercatat menjadi satu-satunya provinsi

yang mengalami pertumbuhan melambat di regional, hal

ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha utama

Kalimantan Tengah seperti pertanian dan industri

pengolahan yang tumbuh melambat pada triwulan IV

2018. Meskipun melambat, capaian pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

merupakan yang tertinggi kedua setelah Kalimantan Utara

(Tabel 1.1).

Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

IV 2018 sebesar 11,32% terhadap total ekonomi

Kalimantan. Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian

triwulan III 2018 yang memiliki pangsa sebesar 11,24%.

Sementara Kalimantan Timur masih menjadi provinsi

dengan pangsa ekonomi tertinggi di regional Kalimantan

yakni sebesar 51,79% (Grafik 1.2).

Secara tahunan, ekonomi Kalimantan Tengah tahun

2018 tumbuh melambat dibandingkan tahun

sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat

dibandingkan dengan capaian tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 6,72% (yoy). Melambatnya pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 disebabkan

oleh terkontraksinya LU pertambangan dan melambatnya

LU industri pengolahan di sisi penawaran. Kinerja kedua LU

tersebut menyebabkan melambatnya kinerja ekspor,

khususnya ekspor Luar Negeri (LN) di sisi permintaan.

Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh LU

pertanian dan LU perdagangan yang mengalami

peningkatan kinerja di sisi penawaran, dan kinerja

permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi yang

juga meningkat di sisi permintaan.

Secara keseluruhan, ekonomi nasional tahun 2018

tumbuh meningkat d ibandingkan tahun

sebelumnya. Ekonomi nasional pada tahun 2018 tumbuh

sebesar 5,17% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

capaian tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,07% (yoy),

capaian pertumbuhan pada tahun 2018 merupakan yang

tertinggi dalam lima tahun terakhir. Di sisi permintaan,

meningkatnya ekonomi nasional didorong oleh kuatnya

permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi.

Sementara di sisi penawaran, ekonomi nasional tumbuh

didorong oleh kinerja sektor primer, yakni LU pertanian dan

pertambangan yang meningkat, serta sektor tersier yakni

jasa yang tetap kuat.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I

2019 diprakirakan akan meningkat. Di sisi penawaran,

baiknya curah hujan pada akhir tahun akan mendorong

kinerja LU pertanian tetap kuat pada triwulan I 2019,

produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen komoditas

tabama periode tanam Oktober-Maret akan mendorong

LU ini untuk tumbuh. Disamping itu, kinerja LU

pertambangan khususnya sub LU pertambangan batu bara

diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi

produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya

pertumbuhan pada awal tahun 2018, yang merupakan

dampak surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan

kuota produksi di awal tahun. Di sisi permintaan,

permintaan domestik diperkirakan tetap kuat didukung

oleh konsumsi RT dan investasi yang tetap terjaga.

33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018

tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

IV 2018 tumbuh sebesar 6,12% (yoy), atau lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar

6,40% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha (LU) pertanian,

dan industri pengolahan yang tidak sekuat triwulan

sebelumnya menjadi faktor utama yang menahan laju

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di sisi

penawaran. Di sisi permintaan, pertumbuhan permintaan

domestik yakni investasi, dan konsumsi rumah tangga (RT)

yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor

yang menahan pertumbuhan. Meskipun secara umum

tumbuh melambat, kinerja LU pertambangan dan

konstruksi yang meningkat pasca mengalami kontraksi

pada triwulan sebelumnya menjadi faktor yang menopang

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tetap tumbuh

positif pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.1).

Berbeda arah dengan pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah yang melambat, pertumbuhan

ekonomi nasional mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Ekonomi nasional tercatat tumbuh

sebesar 5,18% (yoy) pada triwulan IV 2018, atau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 5,17% (yoy).

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi nasional pada

triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh permintaan

domestik yang tetap kuat. Peran permintaan domestik

yang besar dipengaruhi oleh konsumsi RT, maupun

konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).

Tercatat konsumsi RT mengalami peningkatan dari 5,00%

(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,08% (yoy) pada

triwulan IV 2018 yang didukung oleh pendapatan

masyarakat yang membaik, inflasi yang terkendali, dan

tingkat keyakinan konsumen yang meningkat. Konsumsi

LNPRT meningkat dari 8,59% (yoy) pada triwulan III 2018

menjadi 10,79% (yoy) yang dipengaruhi oleh peningkatan

belanja konsumsi terkait persiapan penyelenggaraan

pemilu 2019. Permintaan domestik yang kuat juga

dipengaruhi kinerja investasi yang masih tinggi.

Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh

kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, seperti LU Jasa

Keuangan yang tumbuh sebesar 6,27% (yoy), setelah pada

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,14% (yoy). Di

sektor sekunder, LU Industri Pengolahan tetap tumbuh

kuat sebesar 4,25% (yoy), meskipun capaian ini tidak

sekuat triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar

4,35% (yoy).

Kinerja ekonomi regional Kalimantan tercatat

mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2018,

ekonomi regional Kalimantan tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 5,49% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 3,52% (yoy). Meningkatnya ekonomi regional

didorong oleh ekonomi Kalimantan Utara, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat yang

1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV 2018

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2013-2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

8

16

24

32

0

2

4

6

8

10

12RP. TRILIUN %YOY

PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA

Grafik 1.2 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan IV 2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

KALTENG

KALTARA

11,32

7,20

KALSEL

13,73

KALBAR

15,96

KALTIM

51,79

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di Kalimantan

PROVINSI

KALTENG

KALBAR

KALSEL

KALTARA

KALTIM

KALIMANTAN

IV

2017

I II

2018

5,28

5,81

4,46

7,04

1,62

3,37

4,47

5,06

4,98

5,76

1,77

3,24

5,57

5,15

4,60

5,00

1,92

3,35

III

6,40

4,97

5,14

5,62

1,83

3,52

IV

mengalami pertumbuhan meningkat di regional. Keempat

provinsi tersebut tercatat mengalami pertumbuhan

masing-masing sebesar 7,69% (yoy), 5,78% (yoy), 5,14%

(yoy), dan 5,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

capaian triwulan III 2018 sebesar 5,62% (yoy), 5,14%

(yoy), 1,83% (yoy), dan 4,97% (yoy). Di sisi lain,

Kalimantan Tengah tercatat menjadi satu-satunya provinsi

yang mengalami pertumbuhan melambat di regional, hal

ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha utama

Kalimantan Tengah seperti pertanian dan industri

pengolahan yang tumbuh melambat pada triwulan IV

2018. Meskipun melambat, capaian pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

merupakan yang tertinggi kedua setelah Kalimantan Utara

(Tabel 1.1).

Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

IV 2018 sebesar 11,32% terhadap total ekonomi

Kalimantan. Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian

triwulan III 2018 yang memiliki pangsa sebesar 11,24%.

Sementara Kalimantan Timur masih menjadi provinsi

dengan pangsa ekonomi tertinggi di regional Kalimantan

yakni sebesar 51,79% (Grafik 1.2).

Secara tahunan, ekonomi Kalimantan Tengah tahun

2018 tumbuh melambat dibandingkan tahun

sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat

dibandingkan dengan capaian tahun 2017 yang tumbuh

sebesar 6,72% (yoy). Melambatnya pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 disebabkan

oleh terkontraksinya LU pertambangan dan melambatnya

LU industri pengolahan di sisi penawaran. Kinerja kedua LU

tersebut menyebabkan melambatnya kinerja ekspor,

khususnya ekspor Luar Negeri (LN) di sisi permintaan.

Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh LU

pertanian dan LU perdagangan yang mengalami

peningkatan kinerja di sisi penawaran, dan kinerja

permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi yang

juga meningkat di sisi permintaan.

Secara keseluruhan, ekonomi nasional tahun 2018

tumbuh meningkat d ibandingkan tahun

sebelumnya. Ekonomi nasional pada tahun 2018 tumbuh

sebesar 5,17% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

capaian tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,07% (yoy),

capaian pertumbuhan pada tahun 2018 merupakan yang

tertinggi dalam lima tahun terakhir. Di sisi permintaan,

meningkatnya ekonomi nasional didorong oleh kuatnya

permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi.

Sementara di sisi penawaran, ekonomi nasional tumbuh

didorong oleh kinerja sektor primer, yakni LU pertanian dan

pertambangan yang meningkat, serta sektor tersier yakni

jasa yang tetap kuat.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I

2019 diprakirakan akan meningkat. Di sisi penawaran,

baiknya curah hujan pada akhir tahun akan mendorong

kinerja LU pertanian tetap kuat pada triwulan I 2019,

produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen komoditas

tabama periode tanam Oktober-Maret akan mendorong

LU ini untuk tumbuh. Disamping itu, kinerja LU

pertambangan khususnya sub LU pertambangan batu bara

diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi

produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya

pertumbuhan pada awal tahun 2018, yang merupakan

dampak surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan

kuota produksi di awal tahun. Di sisi permintaan,

permintaan domestik diperkirakan tetap kuat didukung

oleh konsumsi RT dan investasi yang tetap terjaga.

33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAANDi sisi permintaan, permintaan domestik yang tidak

sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor yang

menahan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018. Investasi dan konsumsi RT

tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar

4,16% (yoy) dan 4,48% (yoy), melambat dibandingkan

dengan capaian triwulan III 2018 sebesar 5,56% (yoy) dan

4,75% (yoy) (Tabel 1.2).

Meskipun mengalami perlambatan, ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 tetap tumbuh positif

ditopang oleh kinerja ekspor yang meningkat. Ekspor

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar

17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).

Komponen ekspor LN pada triwulan IV 2018 tumbuh

sebesar 30,33% (yoy) meningkat dari 20,70% (yoy) pada

triwulan III 2018, dan menjadi pendorong utama

tumbuhnya ekspor Kalimantan Tengah. Demikian juga

komponen ekspor Antar Daerah (AD) yang tercatat

tumbuh sebesar 9,00% (yoy) pada triwulan IV 2018,

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,93%

(yoy) (Tabel 1.2).

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah tahun 2018 tidak setinggi tahun sebelumnya,

disebabkan oleh kinerja ekspor yang melambat

ditengah impor yang meningkat. Tercatat ekspor

Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar

11,06% (yoy), melambat dibandingkan capaian tahun

sebelumnya sebesar 11,43% (yoy). Kinerja ekspor yang

melambat utamanya disebabkan oleh komponen ekspor

LN yang tumbuh sebesar 1,83% (yoy) pada tahun 2018,

melambat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar

60,26% (yoy). Disamping itu, impor mengalami

pertumbuhan sebesar 10,29% (yoy) pada tahun 2018,

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar

5,28% (yoy). Meningkatnya impor pada tahun 2018

didorong oleh komponen impor LN yang tumbuh

signifikan sebesar 165,57% (yoy) dibandingkan capaian

tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -5,00% (yoy)

(Tabel 1.2).

Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah

pada tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh

permintaan domestik yang meningkat. Komponen

permintaan domestik, yakni konsumsi RT dan investasi

mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,66%

(yoy) dan 5,73% (yoy), meningkat dibandingkan capaian

tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,46% (yoy) dan

4,02% (yoy) (Tabel 1.2).

Ekonomi Kalimantan diprakirakan meningkat pada

triwulan I 2019 didorong oleh permintaan domestik

dan eksternal yang tetap terjaga. Ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh positif

**DATA SANGAT SEMENTARASUMBER : BPS, DATA DIOLAH

*DATA SEMENTARA

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

KOMPONEN PERMINTAANI** II** III ** IV**

2017

I** II**

2018

KONSUMSI RT

KONSUMSI LNPRT

KONSUMSI PEMERINTAH

PMTB

PERUBAHAN INVENTORI

EKSPOR

EKSPOR LN

EKSPOR AD

IMPOR

IMPOR LN

IMPOR AD

PDRB

4,68

2,82

23,34

(11,25)

5,03

73,28

4,34

4,07

8,22

3,27

4,07

3,28

4,35

4,50 4,91

12,38

(15,58)

13,30

738,22

III**

4,75

5,56

186,85

IV**

4,46

(18,86)

11,43

5,28

5,53

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

12,36

1,83

165,57

6,83

Grafik 1.3 ITK Bahan Makanan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI LEVEL OPTIMISME

80

85

90

95

100

105

110

115

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

INDEKS INDEKS

tercatat sebesar 200,01 juta kWh atau tercatat tumbuh

sebesar 6,52% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 6,54% (yoy) (Grafik 1.5).

Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi

perbankan di Kalimantan Tengah mengkonfirmasi

perlambatan konsumsi RT pada triwulan IV 2018.

Tercatat pertumbuhan kredit konsumsi perbankan di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,40%

(yoy), melambat dibandingkan dengan capaian triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,18% (yoy). Secara

nominal, kredit konsumsi perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp13,67 triliun

(Grafik 1.6).

Namun secara tahunan, konsumsi RT di Kalimantan

Tengah tahun 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2017. Tercatat konsumsi

RT pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar

4,66% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang

tumbuh sebesar 4,46% (yoy). Meningkatnya konsumsi RT

pada tahun 2018 didorong oleh meningkatnya UMP

Kal imantan Tengah sebesar 8,70% (yoy) , dan

meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar

41,74% (yoy). Disamping itu peningkatan ini juga

terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi

perbankan yang tumbuh sebesar 14,40% (yoy),

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 13,97% (yoy) (Tabel 1.2).

ditopang oleh terjaganya pertumbuhan komponen

permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi,

serta komponen eksternal yakni ekspor yang tetap terjaga.

1.2.1 KonsumsiKonsumsi Rumah Tangga (RT) pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan positif, meskipun sedikit

melambat dibandingkan dengan capaian triwulan

sebelumnya. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2018 tumbuh sebesar 4,48% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 sebesar

4,75% (yoy). Melambatnya pertumbuhan konsumsi

rumah tangga pada triwulan IV 2018 terkonfirmasi dari

hasil survei Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Badan Pusat

Statistik (BPS). Angka ITK menunjukkan adanya penurunan

level di triwulan IV 2018, yakni dari 106,65 pada triwulan III

2018 menjadi 105,39 di triwulan IV 2018 (Grafik 1.3).

Menurunnya ITK didorong oleh Indeks Pengaruh Inflasi

Terhadap Tingkat Konsumsi, dimana pada triwulan IV

2018 indeks ini tercatat sebesar 103,58, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar 110,87 (Grafik 1.4). Menurunnya ITK yang

didorong oleh pengaruh inflasi menunjukkan bahwa

melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh tingginya inflasi.

Melambatnya pertumbuhan konsumsi RT sejalan

dengan konsumsi listrik RT yang tercatat mengalami

sedikit perlambatan pada triwulan IV 2018. Konsumsi

listrik segmen RT Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 berdasarkan data PT. PLN Distribusi Kalselteng

5KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAANDi sisi permintaan, permintaan domestik yang tidak

sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor yang

menahan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018. Investasi dan konsumsi RT

tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar

4,16% (yoy) dan 4,48% (yoy), melambat dibandingkan

dengan capaian triwulan III 2018 sebesar 5,56% (yoy) dan

4,75% (yoy) (Tabel 1.2).

Meskipun mengalami perlambatan, ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 tetap tumbuh positif

ditopang oleh kinerja ekspor yang meningkat. Ekspor

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar

17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).

Komponen ekspor LN pada triwulan IV 2018 tumbuh

sebesar 30,33% (yoy) meningkat dari 20,70% (yoy) pada

triwulan III 2018, dan menjadi pendorong utama

tumbuhnya ekspor Kalimantan Tengah. Demikian juga

komponen ekspor Antar Daerah (AD) yang tercatat

tumbuh sebesar 9,00% (yoy) pada triwulan IV 2018,

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,93%

(yoy) (Tabel 1.2).

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah tahun 2018 tidak setinggi tahun sebelumnya,

disebabkan oleh kinerja ekspor yang melambat

ditengah impor yang meningkat. Tercatat ekspor

Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar

11,06% (yoy), melambat dibandingkan capaian tahun

sebelumnya sebesar 11,43% (yoy). Kinerja ekspor yang

melambat utamanya disebabkan oleh komponen ekspor

LN yang tumbuh sebesar 1,83% (yoy) pada tahun 2018,

melambat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar

60,26% (yoy). Disamping itu, impor mengalami

pertumbuhan sebesar 10,29% (yoy) pada tahun 2018,

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar

5,28% (yoy). Meningkatnya impor pada tahun 2018

didorong oleh komponen impor LN yang tumbuh

signifikan sebesar 165,57% (yoy) dibandingkan capaian

tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -5,00% (yoy)

(Tabel 1.2).

Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah

pada tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh

permintaan domestik yang meningkat. Komponen

permintaan domestik, yakni konsumsi RT dan investasi

mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,66%

(yoy) dan 5,73% (yoy), meningkat dibandingkan capaian

tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,46% (yoy) dan

4,02% (yoy) (Tabel 1.2).

Ekonomi Kalimantan diprakirakan meningkat pada

triwulan I 2019 didorong oleh permintaan domestik

dan eksternal yang tetap terjaga. Ekonomi Kalimantan

Tengah pada triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh positif

**DATA SANGAT SEMENTARASUMBER : BPS, DATA DIOLAH

*DATA SEMENTARA

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

KOMPONEN PERMINTAANI** II** III ** IV**

2017

I** II**

2018

KONSUMSI RT

KONSUMSI LNPRT

KONSUMSI PEMERINTAH

PMTB

PERUBAHAN INVENTORI

EKSPOR

EKSPOR LN

EKSPOR AD

IMPOR

IMPOR LN

IMPOR AD

PDRB

4,68

2,82

23,34

(11,25)

5,03

73,28

4,34

4,07

8,22

3,27

4,07

3,28

4,35

4,50 4,91

12,38

(15,58)

13,30

738,22

III**

4,75

5,56

186,85

IV**

4,46

(18,86)

11,43

5,28

5,53

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

12,36

1,83

165,57

6,83

Grafik 1.3 ITK Bahan Makanan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI LEVEL OPTIMISME

80

85

90

95

100

105

110

115

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

INDEKS INDEKS

tercatat sebesar 200,01 juta kWh atau tercatat tumbuh

sebesar 6,52% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 6,54% (yoy) (Grafik 1.5).

Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi

perbankan di Kalimantan Tengah mengkonfirmasi

perlambatan konsumsi RT pada triwulan IV 2018.

Tercatat pertumbuhan kredit konsumsi perbankan di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,40%

(yoy), melambat dibandingkan dengan capaian triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,18% (yoy). Secara

nominal, kredit konsumsi perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp13,67 triliun

(Grafik 1.6).

Namun secara tahunan, konsumsi RT di Kalimantan

Tengah tahun 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2017. Tercatat konsumsi

RT pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar

4,66% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang

tumbuh sebesar 4,46% (yoy). Meningkatnya konsumsi RT

pada tahun 2018 didorong oleh meningkatnya UMP

Kal imantan Tengah sebesar 8,70% (yoy) , dan

meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar

41,74% (yoy). Disamping itu peningkatan ini juga

terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi

perbankan yang tumbuh sebesar 14,40% (yoy),

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 13,97% (yoy) (Tabel 1.2).

ditopang oleh terjaganya pertumbuhan komponen

permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi,

serta komponen eksternal yakni ekspor yang tetap terjaga.

1.2.1 KonsumsiKonsumsi Rumah Tangga (RT) pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan positif, meskipun sedikit

melambat dibandingkan dengan capaian triwulan

sebelumnya. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2018 tumbuh sebesar 4,48% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 sebesar

4,75% (yoy). Melambatnya pertumbuhan konsumsi

rumah tangga pada triwulan IV 2018 terkonfirmasi dari

hasil survei Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Badan Pusat

Statistik (BPS). Angka ITK menunjukkan adanya penurunan

level di triwulan IV 2018, yakni dari 106,65 pada triwulan III

2018 menjadi 105,39 di triwulan IV 2018 (Grafik 1.3).

Menurunnya ITK didorong oleh Indeks Pengaruh Inflasi

Terhadap Tingkat Konsumsi, dimana pada triwulan IV

2018 indeks ini tercatat sebesar 103,58, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar 110,87 (Grafik 1.4). Menurunnya ITK yang

didorong oleh pengaruh inflasi menunjukkan bahwa

melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh tingginya inflasi.

Melambatnya pertumbuhan konsumsi RT sejalan

dengan konsumsi listrik RT yang tercatat mengalami

sedikit perlambatan pada triwulan IV 2018. Konsumsi

listrik segmen RT Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 berdasarkan data PT. PLN Distribusi Kalselteng

5KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.8 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah (%)

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Grafik 1.7 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah (Miliar Rp)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH

BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA

-50

-30

-10

10

30

50

0

4000

8000

12000

16000

20000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah (Juta Kwh)

SUMBER : PLN DISTRIBUSI KALSELTENG, DATA DIOLAH

PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4

8

12

16

20

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

-5

0

5

10

15

-

40

80

120

160

200

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

menunjukkan tingginya realisasi belanja yang dilakukan

pemerintah pada triwulan IV 2018. Secara nominal, total

belanja pemerintah daerah pada triwulan IV, atau pada

tahun 2018 sebesar Rp17,26 triliun. Realisasi belanja

pemerinta daerah Kalimantan Tengah tersebut mencapai

90,88% dari pagu belanja APBD 2018 (Grafik 1.7).

Sejalan dengan realisasi belanja pemerintah daerah

yang meningkat, pertumbuhan deposito pemerintah

pada perbankan mengalami penurunan. Deposito

pemerintah daerah pada triwulan IV 2018 mengalami

pertumbuhan yang menurun sebesar -2,65% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 77,76% (yoy). Total deposito pemerintah daerah

Kalimantan Tengah di perbankan pada triwulan IV 2018

mencapai Rp0,53 triliun, menurun dibandingkan posisi

pada triwulan III 2018 yakni sebesar Rp1,05 triliun.

Menurunnya deposito pemerintah pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh tingginya realisasi belanja pemerintah

daerah Kalimantan Tengah (Grafik 1.8).

Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan

konsumsi RT tetap kuat. Peningkatan konsumsi RT pada

triwulan mendatang terindikasi dari meningkatnya

perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS pada

triwulan I 2019 yakni sebesar 109,07, lebih tinggi dari

capaian triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 105,39.

Pertumbuhan konsumsi RT ini akan didorong oleh masih

tingginya permintaan masyarakat pada momen libur di

awal tahun, dan adanya persiapan pemilu presiden

maupun pemilu legislatif.

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018 tumbuh

meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018

tercatat tumbuh sebesar 5,50% (yoy) atau meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 4,62% (yoy) (Tabel 1.2) Meningkatnya konsumsi

pemerintah terkonfirmasi dari serapan belanja pemerintah

daerah pada triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar

2,78% (yoy) secara tahunan, atau 58,74% (qtq) secara

triwulanan. Tingginya pertumbuhan secara triwulanan

Grafik 1.10 Perkembangan Volume Bongkar Barang Konstruksi (Ribu ton)

SUMBER : PELINDO III SAMPIT, DATA DIOLAH

VOLUME BONGKAR BARANG (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-80

0

80

160

240

320

Grafik 1.9 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

LIKERT SCALE INVESTASI

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,0

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

10

20

30

40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Sejalan dengan pertumbuhan investasi, likert scale

investasi hasil liaison Bank Indonesia mengalami

penurunan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan hasil

liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia ke sejumlah

kontak, baik perusahaan maupun pelaku usaha di

Kalimantan Tengah, diketahui bahwa secara umum

aktivitas investasi di Kalimantan Tengah mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2018. Hal ini ditunjukkan

oleh nominal likert scale investasi yang mengalami

penurunan menjadi sebesar 0,50 pada triwulan IV 2018,

setelah sebelumnya pada triwulan III 2018 tercatat sebesar

1,29 (Grafik 1.9).

Melambatnya investasi juga terkonfirmasi dari

pertumbuhan impor barang industri secara nominal

yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor barang-

barang industri Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

tercatat tumbuh sebesar 172,24% (yoy) atau mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat tumbuh sebesar 285,40% (yoy). Impor barang

industri di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

sebesar USD24,75 juta. Mesin pabrik/pesawat mekanik

menjadi impor barang industri utama pada triwulan IV

2018, dengan pangsa sebesar 45,96% dari impor barang

industri secara keseluruhan (Grafik 1.11).

Berdasarkan volume, impor barang industri juga

tercatat mengalami pertumbuhan melambat pada

triwulan IV 2018. Volume impor barang-barang industri

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 52,05% (yoy) atau

Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi pemerintah

pada tahun 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat

konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar

4,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun

2017 sebesar 3,79% (yoy). Hal ini disebabkan oleh realisasi

belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada tahun

2018 sebesar Rp17,26 triliun atau sebesar 90,88% dari

pagu anggaran. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp16,79 triliun

atau sebesar 87,20% dari pagu anggaran.

Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan

konsumsi pemerintah akan mengalami perlambatan.

Masih rendahnya tren realisasi belanja pemerintah daerah

Kalimantan Tengah di awal tahun akan menahan

pertumbuhan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi.

1.2.2 Investasi Komponen investasi pada triwulan IV 2018 tetap

tumbuh positif, meski melambat dari capaian

triwulan sebelumnya. Investasi pada triwulan IV 2018

tumbuh sebesar 4,16% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56% (yoy).

Telah selesainya pembangunan pabrik turunan kelapa

sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku usaha di 1Kabupaten Kotawaringin Barat disinyalir menjadi

penyebab melambatnya pertumbuhan investasi di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018. Hal ini

terkonfirmasi dari impor barang modal yang melambat

pada triwulan IV 2018 (Tabel 1.2).

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah1.

7KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.8 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah (%)

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Grafik 1.7 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah (Miliar Rp)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH

BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA

-50

-30

-10

10

30

50

0

4000

8000

12000

16000

20000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah (Juta Kwh)

SUMBER : PLN DISTRIBUSI KALSELTENG, DATA DIOLAH

PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4

8

12

16

20

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

-5

0

5

10

15

-

40

80

120

160

200

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

menunjukkan tingginya realisasi belanja yang dilakukan

pemerintah pada triwulan IV 2018. Secara nominal, total

belanja pemerintah daerah pada triwulan IV, atau pada

tahun 2018 sebesar Rp17,26 triliun. Realisasi belanja

pemerinta daerah Kalimantan Tengah tersebut mencapai

90,88% dari pagu belanja APBD 2018 (Grafik 1.7).

Sejalan dengan realisasi belanja pemerintah daerah

yang meningkat, pertumbuhan deposito pemerintah

pada perbankan mengalami penurunan. Deposito

pemerintah daerah pada triwulan IV 2018 mengalami

pertumbuhan yang menurun sebesar -2,65% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 77,76% (yoy). Total deposito pemerintah daerah

Kalimantan Tengah di perbankan pada triwulan IV 2018

mencapai Rp0,53 triliun, menurun dibandingkan posisi

pada triwulan III 2018 yakni sebesar Rp1,05 triliun.

Menurunnya deposito pemerintah pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh tingginya realisasi belanja pemerintah

daerah Kalimantan Tengah (Grafik 1.8).

Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan

konsumsi RT tetap kuat. Peningkatan konsumsi RT pada

triwulan mendatang terindikasi dari meningkatnya

perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS pada

triwulan I 2019 yakni sebesar 109,07, lebih tinggi dari

capaian triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 105,39.

Pertumbuhan konsumsi RT ini akan didorong oleh masih

tingginya permintaan masyarakat pada momen libur di

awal tahun, dan adanya persiapan pemilu presiden

maupun pemilu legislatif.

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018 tumbuh

meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018

tercatat tumbuh sebesar 5,50% (yoy) atau meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 4,62% (yoy) (Tabel 1.2) Meningkatnya konsumsi

pemerintah terkonfirmasi dari serapan belanja pemerintah

daerah pada triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar

2,78% (yoy) secara tahunan, atau 58,74% (qtq) secara

triwulanan. Tingginya pertumbuhan secara triwulanan

Grafik 1.10 Perkembangan Volume Bongkar Barang Konstruksi (Ribu ton)

SUMBER : PELINDO III SAMPIT, DATA DIOLAH

VOLUME BONGKAR BARANG (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-80

0

80

160

240

320

Grafik 1.9 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

LIKERT SCALE INVESTASI

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,0

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

10

20

30

40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Sejalan dengan pertumbuhan investasi, likert scale

investasi hasil liaison Bank Indonesia mengalami

penurunan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan hasil

liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia ke sejumlah

kontak, baik perusahaan maupun pelaku usaha di

Kalimantan Tengah, diketahui bahwa secara umum

aktivitas investasi di Kalimantan Tengah mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2018. Hal ini ditunjukkan

oleh nominal likert scale investasi yang mengalami

penurunan menjadi sebesar 0,50 pada triwulan IV 2018,

setelah sebelumnya pada triwulan III 2018 tercatat sebesar

1,29 (Grafik 1.9).

Melambatnya investasi juga terkonfirmasi dari

pertumbuhan impor barang industri secara nominal

yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor barang-

barang industri Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

tercatat tumbuh sebesar 172,24% (yoy) atau mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat tumbuh sebesar 285,40% (yoy). Impor barang

industri di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

sebesar USD24,75 juta. Mesin pabrik/pesawat mekanik

menjadi impor barang industri utama pada triwulan IV

2018, dengan pangsa sebesar 45,96% dari impor barang

industri secara keseluruhan (Grafik 1.11).

Berdasarkan volume, impor barang industri juga

tercatat mengalami pertumbuhan melambat pada

triwulan IV 2018. Volume impor barang-barang industri

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 52,05% (yoy) atau

Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi pemerintah

pada tahun 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat

konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar

4,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun

2017 sebesar 3,79% (yoy). Hal ini disebabkan oleh realisasi

belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada tahun

2018 sebesar Rp17,26 triliun atau sebesar 90,88% dari

pagu anggaran. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp16,79 triliun

atau sebesar 87,20% dari pagu anggaran.

Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan

konsumsi pemerintah akan mengalami perlambatan.

Masih rendahnya tren realisasi belanja pemerintah daerah

Kalimantan Tengah di awal tahun akan menahan

pertumbuhan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi.

1.2.2 Investasi Komponen investasi pada triwulan IV 2018 tetap

tumbuh positif, meski melambat dari capaian

triwulan sebelumnya. Investasi pada triwulan IV 2018

tumbuh sebesar 4,16% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56% (yoy).

Telah selesainya pembangunan pabrik turunan kelapa

sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku usaha di 1Kabupaten Kotawaringin Barat disinyalir menjadi

penyebab melambatnya pertumbuhan investasi di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018. Hal ini

terkonfirmasi dari impor barang modal yang melambat

pada triwulan IV 2018 (Tabel 1.2).

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah1.

7KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.11 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Grafik 1.12 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-200

200

400

600

800

0

%

-

20

40

60

80

100

120

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

-

5

10

15

20

25

30

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan investasi

diprakirakan tetap kuat. Berdasarkan hasil liaison Bank

Indonesia, beberapa kontak yang bergerak di LU industri

kelapa sawit optimis terhadap pertumbuhan investasi di

Kalimantan Tengah seiring terdapatnya berbagai proyek

pembangunan infrastruktur pemerintah. Seperti perluasan

dermaga Pelabuhan Bagendang di Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pelabuhan Bumiharjo di

Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan akan

memberikan sentimen positif terhadap investasi usaha

yang dilakukan oleh pelaku usaha kelapa sawit di

Kalimantan Tengah.

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 271,00% (yoy).

Volume impor barang industri di Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar 13,66 ribu ton (Grafik

1.12).

Volume bongkar barang konstruksi di Pelabuhan

Kalimantan Tengah juga tercatat mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS), volume bongkar barang di 4

pelabuhan Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan sebesar 17,43% (yoy) melambat

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 68,37% (yoy). Volume

bongkar barang pada triwulan IV 2018 mencapai 29,64

ribu ton. Melambatnya pertumbuhan volume bongkar

barang disebabkan oleh telah selesainya aktivitas investasi

pembangunan pabrik turunan kelapa sawit tahap pertama

oleh salah satu pelaku usaha di Kabupaten Kotawaringin 2Barat (Grafik 1.10).

Secara tahunan, investasi mengalami pertumbuhan

yang meningkat pada tahun 2018. Tercatat pada tahun

2018 investasi tumbuh sebesar 5,73% (yoy), meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,02% (yoy).

Terdapatnya aktivitas investasi pembangunan pabrik

turunan kelapa sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku 3usaha di Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi

penyebab tumbuhnya investasi di Kalimantan Tengah pada

tahun 2018.

1.2.3 Ekspor Kinerja ekspor Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Ekspor Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh sebesar

17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).

Pertumbuhan kinerja ekspor pada triwulan IV 2018

didorong oleh komponen ekspor luar negeri (LN) yang

tumbuh sebesar 30,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

20,70% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara

disinyalir menjadi penyebab tumbuhnya ekspor LN pada

triwulan IV 2018, peningkatan ini didorong oleh

penambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah di

akhir tahun. Disamping itu, komponen ekspor antar

daerah (AD) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan TengahHasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

2.3.

Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-50

-25

0

25

50

75

100

125

150

175

0

75

150

225

300

375

450

525

600

Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

-150

0

150

300

450

600

750

900

0

2

4

6

8

10

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

triwulan IV 2018. Disamping itu, komoditas karet tercatat

mengalami perbaikan kinerja pada triwulan IV 2018, meski

masih tercatat mengalami kontraksi sebesar -31,47%

(yoy). Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan III 2018

yang terkontraksi sebesar -38,50% (yoy). Di sisi lain,

komoditas CPO mengalami kontraksi pada triwulan IV

2018 yakni sebesar -6,58% (yoy), menurun dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,85% (yoy) (Grafik

1.15). Melemahnya harga CPO global menjadi penyebab

terkontraksinya ekspor LN CPO pada triwulan IV 2018. Di

sisi pangsa ekspor LN, komoditas batu bara memberikan

kontribusi sebesar 58,96%, CPO mencapai 16,21%, dan

karet sebesar 5,31% (Grafik 1.16).

Ekspor LN Kalimantan Tengah ke negara India

mengalami peningkatan cukup signifikan pada

triwulan IV 2018. Pertumbuhan ekspor LN ke India pada

triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 17,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang terkontraksi sebesar -10,04% (yoy).

Pertumbuhan ekspor LN ke negara Jepang dan Tiongkok

tetap kuat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar

11,19% (yoy) dan 45,80% (yoy), meskipun capaian ini

dibawah triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

11,35% (yoy) dan 224,97% (yoy) (Grafik 1.17).

Meningkatnya permintaan batu bara menjadi penyebab

tumbuhnya ekspor LN menuju India, demikian juga

dengan permintaan batu bara menuju Jepang yang relatif

terjaga. Sedangkan melambatnya ekspor LN menuju

Tiongkok disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO.

9,00% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,93% (yoy).

Meningkatnya kinerja ekspor AD ini disinyalir didorong

oleh tetap terjaganya perdagangan CPO domestik

ditengah ekspor LN CPO yang melambat (Tabel 1.2).

Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal

ekspor luar negeri (LN) Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan. Nominal ekspor LN

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 19,34% (yoy) atau

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 19,24% (yoy). Secara nominal,

ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

tercatat sebesar USD472,42 juta (Grafik 1.13). Sejalan

dengan nominal yang meningkat, volume ekspor LN

Kalimantan Tengah tercatat juga mengalami peningkatan

sebesar 24,43% (yoy) dibandingkan dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Total

volume ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar 3,53 juta ton (Grafik 1.14).

Komoditas batu bara menjadi pendorong utama

meningkatnya kinerja ekspor luar negeri (LN) pada

triwulan IV 2018. Komoditas batu bara tercatat

mengalami pertumbuhan ekspor LN sebesar 28,30% (yoy)

sete lah pada tr iwulan sebelumnya mengalami

pertumbuhan sebesar 13,04% (yoy). Tetap tingginya

permintaan Jepang, meningkatnya permintaan India, serta

adanya tambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah

menjadi penyebab pertumbuhan ekspor LN batu bara pada

9KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.11 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Grafik 1.12 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-200

200

400

600

800

0

%

-

20

40

60

80

100

120

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

-

5

10

15

20

25

30

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan investasi

diprakirakan tetap kuat. Berdasarkan hasil liaison Bank

Indonesia, beberapa kontak yang bergerak di LU industri

kelapa sawit optimis terhadap pertumbuhan investasi di

Kalimantan Tengah seiring terdapatnya berbagai proyek

pembangunan infrastruktur pemerintah. Seperti perluasan

dermaga Pelabuhan Bagendang di Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pelabuhan Bumiharjo di

Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan akan

memberikan sentimen positif terhadap investasi usaha

yang dilakukan oleh pelaku usaha kelapa sawit di

Kalimantan Tengah.

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 271,00% (yoy).

Volume impor barang industri di Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar 13,66 ribu ton (Grafik

1.12).

Volume bongkar barang konstruksi di Pelabuhan

Kalimantan Tengah juga tercatat mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS), volume bongkar barang di 4

pelabuhan Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan sebesar 17,43% (yoy) melambat

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 68,37% (yoy). Volume

bongkar barang pada triwulan IV 2018 mencapai 29,64

ribu ton. Melambatnya pertumbuhan volume bongkar

barang disebabkan oleh telah selesainya aktivitas investasi

pembangunan pabrik turunan kelapa sawit tahap pertama

oleh salah satu pelaku usaha di Kabupaten Kotawaringin 2Barat (Grafik 1.10).

Secara tahunan, investasi mengalami pertumbuhan

yang meningkat pada tahun 2018. Tercatat pada tahun

2018 investasi tumbuh sebesar 5,73% (yoy), meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,02% (yoy).

Terdapatnya aktivitas investasi pembangunan pabrik

turunan kelapa sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku 3usaha di Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi

penyebab tumbuhnya investasi di Kalimantan Tengah pada

tahun 2018.

1.2.3 Ekspor Kinerja ekspor Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Ekspor Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh sebesar

17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).

Pertumbuhan kinerja ekspor pada triwulan IV 2018

didorong oleh komponen ekspor luar negeri (LN) yang

tumbuh sebesar 30,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

20,70% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara

disinyalir menjadi penyebab tumbuhnya ekspor LN pada

triwulan IV 2018, peningkatan ini didorong oleh

penambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah di

akhir tahun. Disamping itu, komponen ekspor antar

daerah (AD) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan TengahHasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

2.3.

Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-50

-25

0

25

50

75

100

125

150

175

0

75

150

225

300

375

450

525

600

Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

-150

0

150

300

450

600

750

900

0

2

4

6

8

10

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

triwulan IV 2018. Disamping itu, komoditas karet tercatat

mengalami perbaikan kinerja pada triwulan IV 2018, meski

masih tercatat mengalami kontraksi sebesar -31,47%

(yoy). Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan III 2018

yang terkontraksi sebesar -38,50% (yoy). Di sisi lain,

komoditas CPO mengalami kontraksi pada triwulan IV

2018 yakni sebesar -6,58% (yoy), menurun dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,85% (yoy) (Grafik

1.15). Melemahnya harga CPO global menjadi penyebab

terkontraksinya ekspor LN CPO pada triwulan IV 2018. Di

sisi pangsa ekspor LN, komoditas batu bara memberikan

kontribusi sebesar 58,96%, CPO mencapai 16,21%, dan

karet sebesar 5,31% (Grafik 1.16).

Ekspor LN Kalimantan Tengah ke negara India

mengalami peningkatan cukup signifikan pada

triwulan IV 2018. Pertumbuhan ekspor LN ke India pada

triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 17,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang terkontraksi sebesar -10,04% (yoy).

Pertumbuhan ekspor LN ke negara Jepang dan Tiongkok

tetap kuat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar

11,19% (yoy) dan 45,80% (yoy), meskipun capaian ini

dibawah triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

11,35% (yoy) dan 224,97% (yoy) (Grafik 1.17).

Meningkatnya permintaan batu bara menjadi penyebab

tumbuhnya ekspor LN menuju India, demikian juga

dengan permintaan batu bara menuju Jepang yang relatif

terjaga. Sedangkan melambatnya ekspor LN menuju

Tiongkok disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO.

9,00% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,93% (yoy).

Meningkatnya kinerja ekspor AD ini disinyalir didorong

oleh tetap terjaganya perdagangan CPO domestik

ditengah ekspor LN CPO yang melambat (Tabel 1.2).

Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal

ekspor luar negeri (LN) Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan. Nominal ekspor LN

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 19,34% (yoy) atau

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 19,24% (yoy). Secara nominal,

ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

tercatat sebesar USD472,42 juta (Grafik 1.13). Sejalan

dengan nominal yang meningkat, volume ekspor LN

Kalimantan Tengah tercatat juga mengalami peningkatan

sebesar 24,43% (yoy) dibandingkan dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Total

volume ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar 3,53 juta ton (Grafik 1.14).

Komoditas batu bara menjadi pendorong utama

meningkatnya kinerja ekspor luar negeri (LN) pada

triwulan IV 2018. Komoditas batu bara tercatat

mengalami pertumbuhan ekspor LN sebesar 28,30% (yoy)

sete lah pada tr iwulan sebelumnya mengalami

pertumbuhan sebesar 13,04% (yoy). Tetap tingginya

permintaan Jepang, meningkatnya permintaan India, serta

adanya tambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah

menjadi penyebab pertumbuhan ekspor LN batu bara pada

9KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

JEPANG INDIA TIONGKOK

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (% yoy)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

PAKISTAN

MALAYSIA

5,31

17,98

TIONGKOK

20,54

INDIA

21,70

JEPANG

29,35

-

-

Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)

Grafik 1.18

CPO BATU BARA KARET

Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (% yoy)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-150

0

150

300

450

600

750

900

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

KAYU

LAINNYA

4,64

14,88

KARET

5,31

BATU BARA

58,96

CPO

16,21

Grafik 1.16 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

sebesar 11,06% (yoy), melambat dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 11,46% (yoy). Dilihat dari komponen

penyusunnya, ekspor LN mengalami perlambatan paling

dalam yakni sebesar 1,83% (yoy), setelah pada tahun 2017

mampu tumbuh sebesar 60,26% (yoy). Melambatnya

ekspor LN merupakan dampak terkontraksinya kinerja LU

batu bara akibat surutnya debit air Sungai Barito, dan

melemahnya harga CPO global. Di sisi lain, ekspor AD

mengalami pertumbuhan sebesar 6,83% (yoy), meningkat

dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,53%

(yoy). Pertumbuhan ekspor AD ini menjadi penopang

kinerja ekspor Kalimantan Tengah secara keseluruhan

tetap tumbuh positif pada tahun 2018.

Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan tetap kuat

pada triwulan I 2019. Kinerja LU pertambangan

diprakirakan tetap terjaga seiring masih tingginya

permintaan negara mitra dagang di awal tahun sesuai tren

historisnya. Disamping itu perdagangan CPO domestik

yang tetap terjaga seiring tingginya serapan produksi CPO

domestik dampak kebijakan B20 pemerintah diperkirakan

akan menjaga ekspor Kalteng tetap tumbuh.

Meningkatnya ekspor batu bara menuju India didorong

oleh kebutuhan batu bara kalori rendah oleh negara

tersebut sebagai bahan bakar pembangkit untuk

memenuhi kebutuhan listrik industri semen dan bijih besi

yang sedang dikembangkan. Demikian pula permintaan

batu bara menuju Jepang tetap terjaga didorong oleh

musim dingin dan baru beroperasinya sejumlah

pembangkit listrik tenaga batu bara. Sementara

menurunnya permintaan CPO menuju T iongkok

disebabkan oleh meningkatnya produksi kacang kedelai

Argentina yang di impor oleh Tiongkok, dimana hal ini

menjadikan kacang kedelai sebagai subtitusi impor

Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan terhadap minyak

nabati.

Dari sisi pangsa ekspor LN pada triwulan IV 2018, Jepang

memiliki peran sebesar 29,35% dari keseluruhan ekspor

Kalimantan Tengah, disusul oleh India sebesar 21,70%,

dan Tiongkok 20,54% (Grafik 1.18).

Secara tahunan ekspor Kalimantan Tengah tetap

kuat, meskipun sedikit melambat pada tahun 2018.

Tercatat ekspor Kalimantan Tengah tahun 2018 tumbuh

1.2.4 ImporSejalan dengan nominal impor, volume impor LN

Kalimantan Tengah juga mengalami pertumbuhan

yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor LN

Kalimantan Tengah tercatat sebesar 15,86 juta ton atau

tumbuh melambat sebesar 45,47% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

217,61% (yoy) (Grafik 1.20).

Adapun asal impor barang LN Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 didominasi dari negara Malaysia dengan

pangsa sebesar 42,55%. (Grafik 1.21).

Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat

mekanik merupakan komoditas impor terbesar ke

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 (Grafik

1.22). Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari

negara Malaysia dengan pangsa mencapai 81,11%.

Mesin/pesawat mekanik yang diimpor merupakan mesin

industri pengolahan kelapa sawit yang sebagian besar

dipergunakan bagi perusahaan-perusahaan CPO di

Kalimantan Tengah.

Impor Kalimantan Tengah secara keseluruhan pada

tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat impor

Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 10,29% (yoy) pada

tahun 2018, meningkat dibandingkan capaian tahun

sebelumnya sebesar 5,28% (yoy). Dilihat dari komponen

penyusunnya, impor LN meningkat signifikan sebesar

165,57% (yoy) pada tahun 2018, setelah pada tahun

sebelumnya terkontraksi sebesar -5,00% (yoy). Komponen

impor AD juga tercatat mengalami peningkatan sebesar

6,83% (yoy), setelah pada tahun 2017 tumbuh sebesar

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami peningkatan. Pertumbuhan impor

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,42%

(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya

yang tercatat sebesar 10,26% (yoy) (Tabel 1.2).

Meningkatnya pertumbuhan impor pada triwulan IV 2018

didorong oleh meningkatnya komponen impor barang AD

yang tumbuh sebesar 12,36% (yoy) dibandingkan triwulan

III 2018 yang tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Namun di sisi

lain, komponen impor LN mengalami pertumbuhan yang

melambat sebesar 122,29% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 186,85% (yoy). Lebih dominannya komponen

impor AD dalam struktur impor Kalimantan Tengah

menyebabkan impor Kalimantan Tengah secara

keseluruhan tetap meningkat meskipun komponen impor

LN mengalami perlambatan.

Sejalan dengan melambatnya komponen impor LN

pada triwulan IV 2018, nominal impor barang LN di

Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Berdasarkan

data Ditjend Bea dan Cukai, tercatat nominal impor barang

LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

pertumbuhan sebesar 215,32% (yoy), melambat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 313,33% (yoy). Total nominal impor

barang LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

adalah sebesar USD30,72 juta (Grafik 1.19). Melambatnya

aktivitas impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 didorong oleh telah selesainya realisasi investasi

pembangunan pabrik turunan kelapa sawit di Kabupaten

Kotawaringin Barat pada awal Semester II 2018.

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-300

0

300

600

900

1200

1500

1800

0

20

40

60

80

100

120

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

02468

101214161820222426

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)Grafik 1.19

11KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

JEPANG INDIA TIONGKOK

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (% yoy)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

PAKISTAN

MALAYSIA

5,31

17,98

TIONGKOK

20,54

INDIA

21,70

JEPANG

29,35

-

-

Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)

Grafik 1.18

CPO BATU BARA KARET

Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (% yoy)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-150

0

150

300

450

600

750

900

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

KAYU

LAINNYA

4,64

14,88

KARET

5,31

BATU BARA

58,96

CPO

16,21

Grafik 1.16 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

sebesar 11,06% (yoy), melambat dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 11,46% (yoy). Dilihat dari komponen

penyusunnya, ekspor LN mengalami perlambatan paling

dalam yakni sebesar 1,83% (yoy), setelah pada tahun 2017

mampu tumbuh sebesar 60,26% (yoy). Melambatnya

ekspor LN merupakan dampak terkontraksinya kinerja LU

batu bara akibat surutnya debit air Sungai Barito, dan

melemahnya harga CPO global. Di sisi lain, ekspor AD

mengalami pertumbuhan sebesar 6,83% (yoy), meningkat

dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,53%

(yoy). Pertumbuhan ekspor AD ini menjadi penopang

kinerja ekspor Kalimantan Tengah secara keseluruhan

tetap tumbuh positif pada tahun 2018.

Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan tetap kuat

pada triwulan I 2019. Kinerja LU pertambangan

diprakirakan tetap terjaga seiring masih tingginya

permintaan negara mitra dagang di awal tahun sesuai tren

historisnya. Disamping itu perdagangan CPO domestik

yang tetap terjaga seiring tingginya serapan produksi CPO

domestik dampak kebijakan B20 pemerintah diperkirakan

akan menjaga ekspor Kalteng tetap tumbuh.

Meningkatnya ekspor batu bara menuju India didorong

oleh kebutuhan batu bara kalori rendah oleh negara

tersebut sebagai bahan bakar pembangkit untuk

memenuhi kebutuhan listrik industri semen dan bijih besi

yang sedang dikembangkan. Demikian pula permintaan

batu bara menuju Jepang tetap terjaga didorong oleh

musim dingin dan baru beroperasinya sejumlah

pembangkit listrik tenaga batu bara. Sementara

menurunnya permintaan CPO menuju T iongkok

disebabkan oleh meningkatnya produksi kacang kedelai

Argentina yang di impor oleh Tiongkok, dimana hal ini

menjadikan kacang kedelai sebagai subtitusi impor

Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan terhadap minyak

nabati.

Dari sisi pangsa ekspor LN pada triwulan IV 2018, Jepang

memiliki peran sebesar 29,35% dari keseluruhan ekspor

Kalimantan Tengah, disusul oleh India sebesar 21,70%,

dan Tiongkok 20,54% (Grafik 1.18).

Secara tahunan ekspor Kalimantan Tengah tetap

kuat, meskipun sedikit melambat pada tahun 2018.

Tercatat ekspor Kalimantan Tengah tahun 2018 tumbuh

1.2.4 ImporSejalan dengan nominal impor, volume impor LN

Kalimantan Tengah juga mengalami pertumbuhan

yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor LN

Kalimantan Tengah tercatat sebesar 15,86 juta ton atau

tumbuh melambat sebesar 45,47% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

217,61% (yoy) (Grafik 1.20).

Adapun asal impor barang LN Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 didominasi dari negara Malaysia dengan

pangsa sebesar 42,55%. (Grafik 1.21).

Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat

mekanik merupakan komoditas impor terbesar ke

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 (Grafik

1.22). Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari

negara Malaysia dengan pangsa mencapai 81,11%.

Mesin/pesawat mekanik yang diimpor merupakan mesin

industri pengolahan kelapa sawit yang sebagian besar

dipergunakan bagi perusahaan-perusahaan CPO di

Kalimantan Tengah.

Impor Kalimantan Tengah secara keseluruhan pada

tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat impor

Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 10,29% (yoy) pada

tahun 2018, meningkat dibandingkan capaian tahun

sebelumnya sebesar 5,28% (yoy). Dilihat dari komponen

penyusunnya, impor LN meningkat signifikan sebesar

165,57% (yoy) pada tahun 2018, setelah pada tahun

sebelumnya terkontraksi sebesar -5,00% (yoy). Komponen

impor AD juga tercatat mengalami peningkatan sebesar

6,83% (yoy), setelah pada tahun 2017 tumbuh sebesar

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

mengalami peningkatan. Pertumbuhan impor

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,42%

(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya

yang tercatat sebesar 10,26% (yoy) (Tabel 1.2).

Meningkatnya pertumbuhan impor pada triwulan IV 2018

didorong oleh meningkatnya komponen impor barang AD

yang tumbuh sebesar 12,36% (yoy) dibandingkan triwulan

III 2018 yang tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Namun di sisi

lain, komponen impor LN mengalami pertumbuhan yang

melambat sebesar 122,29% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 186,85% (yoy). Lebih dominannya komponen

impor AD dalam struktur impor Kalimantan Tengah

menyebabkan impor Kalimantan Tengah secara

keseluruhan tetap meningkat meskipun komponen impor

LN mengalami perlambatan.

Sejalan dengan melambatnya komponen impor LN

pada triwulan IV 2018, nominal impor barang LN di

Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Berdasarkan

data Ditjend Bea dan Cukai, tercatat nominal impor barang

LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

pertumbuhan sebesar 215,32% (yoy), melambat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 313,33% (yoy). Total nominal impor

barang LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

adalah sebesar USD30,72 juta (Grafik 1.19). Melambatnya

aktivitas impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 didorong oleh telah selesainya realisasi investasi

pembangunan pabrik turunan kelapa sawit di Kabupaten

Kotawaringin Barat pada awal Semester II 2018.

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-300

0

300

600

900

1200

1500

1800

0

20

40

60

80

100

120

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

02468

101214161820222426

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)Grafik 1.19

11KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah

tetap tumbuh positif ditopang oleh kinerja sejumlah

LU. LU perdagangan menjadi sumber pertumbuhan

ekonomi paling dominan pada triwulan IV 2018, dimana LU

ini tumbuh sebesar 13,37% (yoy) (Tabel 1.3). Walaupun

melambat, pertumbuhan LU perdagangan memberikan

andil pertumbuhan terbesar, yakni 1,52% (yoy) dari total

6,12% (yoy) pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Disamping itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

juga ditopang oleh meningkatnya kinerja LU transportasi

sebesar 26,61% (yoy). Kinerja LU transportasi memberikan

andil pertumbuhan sebesar 1,44% (yoy) dari total

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya

kinerja LU transportasi didorong oleh masuknya transportasi

online di Kota Palangka Raya. Selain dua LU tersebut, kinerja

LU pertambangan yang mengalami normalisasi kinerja

pasca terkontraksi pada triwulan sebelumnya juga menjadi

penopang tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah.

Tercatat LU pertambangan tumbuh sebesar 1,33% (yoy)

dan memberikan andil 0,20% (yoy) dari total pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada tahun 2018 juga mengalami

perlambatan. Tercatat ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh

sebesar 6,72% (yoy). Kinerja LU pertambangan yang

terkontraksi, dan kinerja LU industri pengolahan yang

melambat menjadi penyebab utama tertahannya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2018.

5,53% (yoy). Meningkatnya impor LN yang sangat

signifikan pada tahun 2018 didorong oleh aktivitas

investasi yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha

industri kelapa sawit.

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019

diprakirakan mengalami perlambatan. Melambatnya

pertumbuhan komponen investasi pada beberapa triwulan

terakhir diperkirakan akan berdampak terhadap

melambatnya realisasi impor pada triwulan I 2019. Impor

diperkirakan hanya bersumber dari kegiatan investasi

swasta yang bersifat rutin (maintenance mesin), dan

mesin-mesin pendukung dengan nilai yang tidak terlalu 4besar .

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah4.

Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah

LAINNYA

11,24

AUSTRALIA

19,43

TIONGKOK

26,78

MALAYSIA

42,55

Grafik 1.21 Perkembangan Negara Asal Impor LN(%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

Grafik 1.22 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

3,25

1.3 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARANDi sisi penawaran, melambatnya perekonomian

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh kinerja beberapa lapanga usaha

(LU) utama yang tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Tercatat LU pertanian sebagai LU dengan pangsa terbesar

di Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan yang tidak

sekuat triwulan sebelumnya pada triwulan IV 2018.

Melambatnya LU pertanian juga diikuti oleh kinerja LU

industri pengolahan yang juga melambat pada triwulan IV

2018 dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya.

Disamping itu LU perdagangan juga tercatat mengalami

sedikit perlambatan kinerja, meskipun capaiannya masih

cukup kuat yang didukung oleh tingginya permintaan

masyarakat di akhir tahun.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)

KOMPONEN PENAWARAN

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

PDRB

*DATA SEMENTARA

**DATA SANGAT SEMENTARA

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

IV** I** II**

2018

5,43

3,45

5,31

6,57

4,44

3,26

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

III**

14,28

11,52

11,86

IV**

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

2017

1.26). Melambatnya produksi padi disebabkan oleh

produksi padi yang baru memasuki masa tanam di bulan

Oktober 2018.

Produksi komoditas perkebunan Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan yang baik pada triwulan IV

2018. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 21,13% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 10,19% (yoy) (Grafik 1.24). Sementara

produksi karet tercatat mengalami kontraksi sebesar -

33,86% (yoy), namun capaian ini membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -39,19%

(yoy) (Grafik 1.25). Tercatat produksi TBS dan karet

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 5,99

juta ton, dan 17,17 ton. Puncak produksi TBS yang jatuh

p a d a t r i w u l a n I V 2 0 1 8 , a t a u s e k i t a r b u l a n 5Oktober/November menjadi penyebab tetap terjaganya

produksi TBS.

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertanian

pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU

pertanian tumbuh sebesar 6,94% (yoy) pada tahun 2018,

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 4,52% (yoy). Pertumbuhan ini didorong

meningkatnya luas lahan produktif perkebunan kelapa

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tr iwulan I 2019 diproyeksikan mengalami

peningkatan didorong oleh LU pertambangan, dan

LU pertanian. Baiknya curah hujan menjelang akhir tahun

akan mendorong kinerja LU pertanian tetap kuat pada

triwulan I 2019, produksi TBS yang tetap terjaga, dan

panen komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret

pada bulan Maret 2019 akan mendorong LU ini untuk

tumbuh. Disamping itu, kinerja LU pertambangan

diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi

produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya

pertumbuhan pada tahun 2018, dampak surutnya debit air

Sungai Barito.

1.3.1 PertanianKinerja LU pertanian tumbuh positif pada triwulan IV

2018, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.

LU pertanian tumbuh sebesar 6,32% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

7,56% (yoy). Meskipun tidak tumbuh sekuat triwulan III

2018, LU pertanian dapat tumbuh positif ditopang oleh

terjaganya produksi TBS. Di sisi lain, produksi komoditas

tabama utama yaitu padi mengalami kontraksi yang lebih

dalam yakni sebesar -37,98% (yoy), setelah pada triwulan

sebelumnya terkontraksi sebesar -22,76% (yoy) (Grafik

Hasil FGD dengan GAPKI dan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.5.

13KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah

tetap tumbuh positif ditopang oleh kinerja sejumlah

LU. LU perdagangan menjadi sumber pertumbuhan

ekonomi paling dominan pada triwulan IV 2018, dimana LU

ini tumbuh sebesar 13,37% (yoy) (Tabel 1.3). Walaupun

melambat, pertumbuhan LU perdagangan memberikan

andil pertumbuhan terbesar, yakni 1,52% (yoy) dari total

6,12% (yoy) pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Disamping itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

juga ditopang oleh meningkatnya kinerja LU transportasi

sebesar 26,61% (yoy). Kinerja LU transportasi memberikan

andil pertumbuhan sebesar 1,44% (yoy) dari total

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya

kinerja LU transportasi didorong oleh masuknya transportasi

online di Kota Palangka Raya. Selain dua LU tersebut, kinerja

LU pertambangan yang mengalami normalisasi kinerja

pasca terkontraksi pada triwulan sebelumnya juga menjadi

penopang tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah.

Tercatat LU pertambangan tumbuh sebesar 1,33% (yoy)

dan memberikan andil 0,20% (yoy) dari total pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada tahun 2018 juga mengalami

perlambatan. Tercatat ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh

sebesar 6,72% (yoy). Kinerja LU pertambangan yang

terkontraksi, dan kinerja LU industri pengolahan yang

melambat menjadi penyebab utama tertahannya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2018.

5,53% (yoy). Meningkatnya impor LN yang sangat

signifikan pada tahun 2018 didorong oleh aktivitas

investasi yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha

industri kelapa sawit.

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019

diprakirakan mengalami perlambatan. Melambatnya

pertumbuhan komponen investasi pada beberapa triwulan

terakhir diperkirakan akan berdampak terhadap

melambatnya realisasi impor pada triwulan I 2019. Impor

diperkirakan hanya bersumber dari kegiatan investasi

swasta yang bersifat rutin (maintenance mesin), dan

mesin-mesin pendukung dengan nilai yang tidak terlalu 4besar .

Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah4.

Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah

LAINNYA

11,24

AUSTRALIA

19,43

TIONGKOK

26,78

MALAYSIA

42,55

Grafik 1.21 Perkembangan Negara Asal Impor LN(%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

Grafik 1.22 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

3,25

1.3 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARANDi sisi penawaran, melambatnya perekonomian

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

disebabkan oleh kinerja beberapa lapanga usaha

(LU) utama yang tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Tercatat LU pertanian sebagai LU dengan pangsa terbesar

di Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan yang tidak

sekuat triwulan sebelumnya pada triwulan IV 2018.

Melambatnya LU pertanian juga diikuti oleh kinerja LU

industri pengolahan yang juga melambat pada triwulan IV

2018 dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya.

Disamping itu LU perdagangan juga tercatat mengalami

sedikit perlambatan kinerja, meskipun capaiannya masih

cukup kuat yang didukung oleh tingginya permintaan

masyarakat di akhir tahun.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)

KOMPONEN PENAWARAN

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

PDRB

*DATA SEMENTARA

**DATA SANGAT SEMENTARA

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

IV** I** II**

2018

5,43

3,45

5,31

6,57

4,44

3,26

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

III**

14,28

11,52

11,86

IV**

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

2017

1.26). Melambatnya produksi padi disebabkan oleh

produksi padi yang baru memasuki masa tanam di bulan

Oktober 2018.

Produksi komoditas perkebunan Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan yang baik pada triwulan IV

2018. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 21,13% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 10,19% (yoy) (Grafik 1.24). Sementara

produksi karet tercatat mengalami kontraksi sebesar -

33,86% (yoy), namun capaian ini membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -39,19%

(yoy) (Grafik 1.25). Tercatat produksi TBS dan karet

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 5,99

juta ton, dan 17,17 ton. Puncak produksi TBS yang jatuh

p a d a t r i w u l a n I V 2 0 1 8 , a t a u s e k i t a r b u l a n 5Oktober/November menjadi penyebab tetap terjaganya

produksi TBS.

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertanian

pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU

pertanian tumbuh sebesar 6,94% (yoy) pada tahun 2018,

meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 4,52% (yoy). Pertumbuhan ini didorong

meningkatnya luas lahan produktif perkebunan kelapa

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tr iwulan I 2019 diproyeksikan mengalami

peningkatan didorong oleh LU pertambangan, dan

LU pertanian. Baiknya curah hujan menjelang akhir tahun

akan mendorong kinerja LU pertanian tetap kuat pada

triwulan I 2019, produksi TBS yang tetap terjaga, dan

panen komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret

pada bulan Maret 2019 akan mendorong LU ini untuk

tumbuh. Disamping itu, kinerja LU pertambangan

diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi

produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya

pertumbuhan pada tahun 2018, dampak surutnya debit air

Sungai Barito.

1.3.1 PertanianKinerja LU pertanian tumbuh positif pada triwulan IV

2018, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.

LU pertanian tumbuh sebesar 6,32% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

7,56% (yoy). Meskipun tidak tumbuh sekuat triwulan III

2018, LU pertanian dapat tumbuh positif ditopang oleh

terjaganya produksi TBS. Di sisi lain, produksi komoditas

tabama utama yaitu padi mengalami kontraksi yang lebih

dalam yakni sebesar -37,98% (yoy), setelah pada triwulan

sebelumnya terkontraksi sebesar -22,76% (yoy) (Grafik

Hasil FGD dengan GAPKI dan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.5.

13KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

1.3.2 Industri PengolahanLU industri pengolahan pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan positif, meskipun relatif

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan LU industri pengolahan pada triwulan IV

2018 sebesar 0,50% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,05% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan LU industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh

melemahnya harga CPO global, yang berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan kelapa sawit di Kalimantan

Tengah.

Melemahnya harga CPO global pada triwulan IV 2018

disinyalir menjadi penyebab terhambatnya

pertumbuhan LU industri pengolahan. Harga CPO

pada triwulan IV 2018 terkontraksi sebesar -19,54% (yoy),

lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar -14,89% (yoy). Tercatat

harga CPO global pada triwulan IV 2018 sebesar 503,51

USD/mt atau menurun dibandingkan dengan triwulan III

2018 yang tercatat sebesar 535,04 USD/mt (Grafik 1.29).

Grafik 1.24 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

5

10

15

20

25

30

35

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-40

-50

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

1

2

3

4

5

6

7

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi Padi (Ribu Ton)

SUMBER : DINAS TPHP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, DATA DIOLAH

%

PRODUKSI PADI (RIBU TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

0

150

300

450

600

-40

-25

-10

5

20

35

50

Grafik 1.26 Perkembangan Curah Hujan (mm)

SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH

CURAH HUJAN (MM)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

75

150

225

300

375

450

0

10

20

30

40

-40

-50

sawit sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2017, dan

meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Kalimantan Tengah sebesar 12,46% (yoy). Disamping itu

pencetakan sawah baru dan program budidaya

pemerintah pusat dan daerah (program UPSUS) berupa

peningkatan luas sawah baru sebesar 6 ribu Ha di

Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau juga berdampak

positif terhadap terhadap pertumbuhan LU pertanian pada

tahun 2018.

Pertumbuhan LU pertanian pada triwulan I 2019

diprakirakan akan meningkat. Peningkatan LU

pertanian pada triwulan I 2019 diprakirakan akan

didorong oleh produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen

komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret yang

akan panen di bulan Maret 2019. Tingginya curah hujan

pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.27) diperkirakan akan

memberikan dampak baik terhadap produksi komoditas

pertanian pada triwulan I 2019.

Grafik 1.27 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

Grafik 1.28 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH

HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

10

20

30

40

-

1,20

1,40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Meskipun harga CPO global melemah, produksi CPO

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi

Kalimantan Tengah, produksi CPO Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 sebesar 1,33 juta ton atau tumbuh

meningkat sebesar 19,01% (yoy) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,31% (yoy)

(Grafik 1.28). Tingginya produksi TBS pada triwulan IV

2018 menjadi penyebab tingginya produksi CPO

Kalimantan Tengah.

LU industri pengolahan tumbuh positif pada tahun

2018, meskipun tidak sekuat tahun sebelumnya.

Tercatat LU industri pengolahan tumbuh sebesar 5,03%

(yoy) pada tahun 2018, melambat dibandingkan tahun

2017 yang tumbuh sebesar 9,06% (yoy). Melemahnya

harga CPO global sepanjang tahun 2018 menjadi

penyebab utama melambatnya kinerja LU industri

pengolahan. Gejolak perang dagang dan oversupply CPO

global menjadi faktor utama penyebab melemahnya harga

CPO global tahun 2018. Disamping itu, serangkaian black

campaign yang dilakukan oleh Eropa dan Amerika

terhadap produk kelapa sawit, dan penerapan bea masuk

produk sawit oleh India juga memberikan tekanan

tambahan terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada tahun 2018.

LU industri pengolahan diprakirakan akan mulai

menguat pada triwulan I 2019. Terjaganya produksi TBS

dampak baiknya curah hujan pada akhir tahun 2018, dan

penyerapan CPO domestik yang meningkat dampak

kebijakan B20 pemerintah diperkirakan akan memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri

pengolahan Kalimantan Tengah.

1.3.3 PerdaganganKinerja LU perdagangan pada triwulan IV 2018 tetap

kuat. Pertumbuhan LU perdagangan pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar 13,37% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 14,28% (yoy). Tetap tingginya permintaan

masyarakat pada momen Natal, dan libur akhir tahun

menjadi penopang tumbuhnya LU ini pada triwulan IV

2018. Capaian pertumbuhan pada triwulan IV 2018 sedikit

melambat disebabkan oleh konsumsi RT yang juga

melambat di sisi permintaan.

Kredit yang disalurkan oleh perbankan ke LU

perdagangan tumbuh positif pada triwulan IV 2018,

meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Tercatat

kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 0,76% (yoy), atau

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 10,78% (yoy) (Grafik 1.31). Nominal kredit

perdagangan pada triwulan IV 2018 adalah sebesar

Rp6,06 triliun. Adapun kredit perdagangan tersebut

didominasi oleh kredit perdagangan eceran berupa

makanan dan minuman dengan nilai kredit sebesar Rp1,85

triliun.

Menurunnya komponen Indeks Tendensi Konsumen

(ITK), yakni kaitan inflasi dengan konsumsi menjadi

indikasi melambatnya konsumsi masyarakat pada

triwulan IV 2018. Komponen kaitan inflasi dengan

konsumsi masyarakat hasil survei ITK BPS tercatat

15KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

1.3.2 Industri PengolahanLU industri pengolahan pada triwulan IV 2018

mengalami pertumbuhan positif, meskipun relatif

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan LU industri pengolahan pada triwulan IV

2018 sebesar 0,50% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,05% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan LU industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh

melemahnya harga CPO global, yang berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan kelapa sawit di Kalimantan

Tengah.

Melemahnya harga CPO global pada triwulan IV 2018

disinyalir menjadi penyebab terhambatnya

pertumbuhan LU industri pengolahan. Harga CPO

pada triwulan IV 2018 terkontraksi sebesar -19,54% (yoy),

lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar -14,89% (yoy). Tercatat

harga CPO global pada triwulan IV 2018 sebesar 503,51

USD/mt atau menurun dibandingkan dengan triwulan III

2018 yang tercatat sebesar 535,04 USD/mt (Grafik 1.29).

Grafik 1.24 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

5

10

15

20

25

30

35

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-40

-50

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

1

2

3

4

5

6

7

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi Padi (Ribu Ton)

SUMBER : DINAS TPHP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, DATA DIOLAH

%

PRODUKSI PADI (RIBU TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

0

150

300

450

600

-40

-25

-10

5

20

35

50

Grafik 1.26 Perkembangan Curah Hujan (mm)

SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH

CURAH HUJAN (MM)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

75

150

225

300

375

450

0

10

20

30

40

-40

-50

sawit sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2017, dan

meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Kalimantan Tengah sebesar 12,46% (yoy). Disamping itu

pencetakan sawah baru dan program budidaya

pemerintah pusat dan daerah (program UPSUS) berupa

peningkatan luas sawah baru sebesar 6 ribu Ha di

Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau juga berdampak

positif terhadap terhadap pertumbuhan LU pertanian pada

tahun 2018.

Pertumbuhan LU pertanian pada triwulan I 2019

diprakirakan akan meningkat. Peningkatan LU

pertanian pada triwulan I 2019 diprakirakan akan

didorong oleh produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen

komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret yang

akan panen di bulan Maret 2019. Tingginya curah hujan

pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.27) diperkirakan akan

memberikan dampak baik terhadap produksi komoditas

pertanian pada triwulan I 2019.

Grafik 1.27 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

Grafik 1.28 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH

HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

10

20

30

40

-

1,20

1,40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Meskipun harga CPO global melemah, produksi CPO

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi

Kalimantan Tengah, produksi CPO Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 sebesar 1,33 juta ton atau tumbuh

meningkat sebesar 19,01% (yoy) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,31% (yoy)

(Grafik 1.28). Tingginya produksi TBS pada triwulan IV

2018 menjadi penyebab tingginya produksi CPO

Kalimantan Tengah.

LU industri pengolahan tumbuh positif pada tahun

2018, meskipun tidak sekuat tahun sebelumnya.

Tercatat LU industri pengolahan tumbuh sebesar 5,03%

(yoy) pada tahun 2018, melambat dibandingkan tahun

2017 yang tumbuh sebesar 9,06% (yoy). Melemahnya

harga CPO global sepanjang tahun 2018 menjadi

penyebab utama melambatnya kinerja LU industri

pengolahan. Gejolak perang dagang dan oversupply CPO

global menjadi faktor utama penyebab melemahnya harga

CPO global tahun 2018. Disamping itu, serangkaian black

campaign yang dilakukan oleh Eropa dan Amerika

terhadap produk kelapa sawit, dan penerapan bea masuk

produk sawit oleh India juga memberikan tekanan

tambahan terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada tahun 2018.

LU industri pengolahan diprakirakan akan mulai

menguat pada triwulan I 2019. Terjaganya produksi TBS

dampak baiknya curah hujan pada akhir tahun 2018, dan

penyerapan CPO domestik yang meningkat dampak

kebijakan B20 pemerintah diperkirakan akan memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri

pengolahan Kalimantan Tengah.

1.3.3 PerdaganganKinerja LU perdagangan pada triwulan IV 2018 tetap

kuat. Pertumbuhan LU perdagangan pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar 13,37% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 14,28% (yoy). Tetap tingginya permintaan

masyarakat pada momen Natal, dan libur akhir tahun

menjadi penopang tumbuhnya LU ini pada triwulan IV

2018. Capaian pertumbuhan pada triwulan IV 2018 sedikit

melambat disebabkan oleh konsumsi RT yang juga

melambat di sisi permintaan.

Kredit yang disalurkan oleh perbankan ke LU

perdagangan tumbuh positif pada triwulan IV 2018,

meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Tercatat

kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 0,76% (yoy), atau

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 10,78% (yoy) (Grafik 1.31). Nominal kredit

perdagangan pada triwulan IV 2018 adalah sebesar

Rp6,06 triliun. Adapun kredit perdagangan tersebut

didominasi oleh kredit perdagangan eceran berupa

makanan dan minuman dengan nilai kredit sebesar Rp1,85

triliun.

Menurunnya komponen Indeks Tendensi Konsumen

(ITK), yakni kaitan inflasi dengan konsumsi menjadi

indikasi melambatnya konsumsi masyarakat pada

triwulan IV 2018. Komponen kaitan inflasi dengan

konsumsi masyarakat hasil survei ITK BPS tercatat

15KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.29 Kredit LU Perdagangan

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

10

20

30

40

50

60

70

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

Grafik 1.30

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Hasil SK Bank Indonesia

KAITAN INFLASI DENGAN KONSUMSI MAKANAN SEHARI-HARI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

90

95

100

105

110

115

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -0,77% (yoy). Capaian produksi batu

bara yang lebih baik, dan kembali normalnya debit air

Sungai Barito menjadi penyebab tumbuhnya LU

pertambangan pada triwulan IV 2018.

Produksi batu bara pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan. Produksi batu bara Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 sebesar 4,06 juta ton atau

meningkat sebesar 68,40% (yoy), dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,55% (yoy)

(Grafik 1.32). Produksi batu bara yang yang lebih baik

disebabkan oleh baseline effect terkontraksinya produksi

batu bara pada triwulan IV 2017, yang merupakan dampak

berakhirnya kontrak salah satu perusahaan di Kabupaten

Murung Raya. Disamping itu kembali normalnya debit air

Sungai Barito akibat curah hujan yang cukup baik pada

daerah hulu sungai menyebabkan kapal tongkang dapat

kembali beroperasi dan mendukung naiknya produksi batu

bara Kalimantan Tengah.

Sejalan dengan produksi yang meningkat, kinerja

ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah juga

meningkat pada triwulan IV 2018. Ekspor LN batu bara

Kalimantan Tengah tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 28,30% (yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat

dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 13,04% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara

Kalimantan Tengah didorong oleh meningkatnya

permintaan India yang meningkat seiring dengan

penggunaan batu bara kalori rendah untuk pembangkit

listrik sejumlah industri. Tercatat ekspor batu bara menuju

mengalami penurunan pada triwulan IV 2018, yakni

sebesar 103,58 setelah sebelumnya tercatat sebesar

110,87 pada triwulan sebelumnya. Menurunnya

komponen ini menunjukkan adanya pengaruh inflasi

terhadap melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV

2018, dan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan

LU perdagangan.

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU perdagangan

pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU

perdagangan tumbuh sebesar 11,30% (yoy) pada tahun

2018, meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 8,02% (yoy). Meningkatnya konsumsi

masyarakat akibat perbaikan pendapatan pada tahun

2018 menjadi penyebab utama tumbuhnya LU

perdagangan. Peningkatan UMP sebesar 8,70% (yoy), dan

meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar

41,74% (yoy) mendorong LU perdagangan untuk tumbuh

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan LU perdagangan

diprakirakan tetap positif. Pertumbuhan LU

perdagangan diperkirakan tetap terjaga dengan konsumsi

RT yang diperkirakan tetap kuat. Hal ini sejalan dengan

perkiraan konsumsi RT yang juga meningkat, terindikasi

dari adanya peningkatan perkiraan Indeks Tendensi

Konsumen (ITK) BPS pada triwulan I 2019.

1.3.4 PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2018 mengalami

pen ingkatan . LU pe r tambangan menga lam i

pertumbuhan sebesar 1,33% (yoy), meningkat

Grafik 1.31 Perkembangan Produksi Batu Bara Kalimantan Tengah (Juta Ton)

SUMBER : DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI (METRIC TON) GROWTH

-100

0

100

200

300

400

500

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

EKSPOR KE JEPANG (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

0

50

100

150

200

250

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertambangan

pada 2018 melambat. Terkontraksinya LU pertambangan

pada tahun 2018 sebesar -0,02% (yoy) dibandingkan

tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,75% (yoy) disebabkan

oleh surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan

kuota produksi batu bara di Kalimantan Tengah hingga

semester I 2018.

LU pertambangan pada triwulan I 2019 diprakirakan

masih tumbuh kuat. Permintaan yang tetap terjaga dari

sejumlah negara mitra dagang seperti India dan Tiongkok

terhadap batu bara kalori rendah, dan musim dingin yang

masih berlangsung di Jepang akan menjadi faktor

pendorong pertumbuhan LU pertambangan pada triwulan

I 2019.

India tumbuh sebesar 94,14% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang terkontraksi

sebesar -36,00% (yoy).

Namun, ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah menuju

Jepang yang merupakan negara mitra dagang utama

komoditas batu bara mengalami perlambatan. Tercatat

ekspor batu bara menuju Jepang tumbuh sebesar 18,27%

(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 23,97% (yoy) (Grafik 1.33). Adapun

nominal ekspor batu bara menuju Jepang sebesar

USD134,82 juta. Permintaan Jepang yang tidak sekuat

sebelumnya merupakan dampak musim dingin yang relatif

lebih hangat dibandingkan biasanya di akhir tahun.

17KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 1.29 Kredit LU Perdagangan

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

10

20

30

40

50

60

70

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

Grafik 1.30

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Hasil SK Bank Indonesia

KAITAN INFLASI DENGAN KONSUMSI MAKANAN SEHARI-HARI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

90

95

100

105

110

115

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -0,77% (yoy). Capaian produksi batu

bara yang lebih baik, dan kembali normalnya debit air

Sungai Barito menjadi penyebab tumbuhnya LU

pertambangan pada triwulan IV 2018.

Produksi batu bara pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan. Produksi batu bara Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 sebesar 4,06 juta ton atau

meningkat sebesar 68,40% (yoy), dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,55% (yoy)

(Grafik 1.32). Produksi batu bara yang yang lebih baik

disebabkan oleh baseline effect terkontraksinya produksi

batu bara pada triwulan IV 2017, yang merupakan dampak

berakhirnya kontrak salah satu perusahaan di Kabupaten

Murung Raya. Disamping itu kembali normalnya debit air

Sungai Barito akibat curah hujan yang cukup baik pada

daerah hulu sungai menyebabkan kapal tongkang dapat

kembali beroperasi dan mendukung naiknya produksi batu

bara Kalimantan Tengah.

Sejalan dengan produksi yang meningkat, kinerja

ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah juga

meningkat pada triwulan IV 2018. Ekspor LN batu bara

Kalimantan Tengah tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 28,30% (yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat

dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 13,04% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara

Kalimantan Tengah didorong oleh meningkatnya

permintaan India yang meningkat seiring dengan

penggunaan batu bara kalori rendah untuk pembangkit

listrik sejumlah industri. Tercatat ekspor batu bara menuju

mengalami penurunan pada triwulan IV 2018, yakni

sebesar 103,58 setelah sebelumnya tercatat sebesar

110,87 pada triwulan sebelumnya. Menurunnya

komponen ini menunjukkan adanya pengaruh inflasi

terhadap melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV

2018, dan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan

LU perdagangan.

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU perdagangan

pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU

perdagangan tumbuh sebesar 11,30% (yoy) pada tahun

2018, meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang

tumbuh sebesar 8,02% (yoy). Meningkatnya konsumsi

masyarakat akibat perbaikan pendapatan pada tahun

2018 menjadi penyebab utama tumbuhnya LU

perdagangan. Peningkatan UMP sebesar 8,70% (yoy), dan

meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar

41,74% (yoy) mendorong LU perdagangan untuk tumbuh

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan LU perdagangan

diprakirakan tetap positif. Pertumbuhan LU

perdagangan diperkirakan tetap terjaga dengan konsumsi

RT yang diperkirakan tetap kuat. Hal ini sejalan dengan

perkiraan konsumsi RT yang juga meningkat, terindikasi

dari adanya peningkatan perkiraan Indeks Tendensi

Konsumen (ITK) BPS pada triwulan I 2019.

1.3.4 PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2018 mengalami

pen ingkatan . LU pe r tambangan menga lam i

pertumbuhan sebesar 1,33% (yoy), meningkat

Grafik 1.31 Perkembangan Produksi Batu Bara Kalimantan Tengah (Juta Ton)

SUMBER : DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI (METRIC TON) GROWTH

-100

0

100

200

300

400

500

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

EKSPOR KE JEPANG (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

0

50

100

150

200

250

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertambangan

pada 2018 melambat. Terkontraksinya LU pertambangan

pada tahun 2018 sebesar -0,02% (yoy) dibandingkan

tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,75% (yoy) disebabkan

oleh surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan

kuota produksi batu bara di Kalimantan Tengah hingga

semester I 2018.

LU pertambangan pada triwulan I 2019 diprakirakan

masih tumbuh kuat. Permintaan yang tetap terjaga dari

sejumlah negara mitra dagang seperti India dan Tiongkok

terhadap batu bara kalori rendah, dan musim dingin yang

masih berlangsung di Jepang akan menjadi faktor

pendorong pertumbuhan LU pertambangan pada triwulan

I 2019.

India tumbuh sebesar 94,14% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang terkontraksi

sebesar -36,00% (yoy).

Namun, ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah menuju

Jepang yang merupakan negara mitra dagang utama

komoditas batu bara mengalami perlambatan. Tercatat

ekspor batu bara menuju Jepang tumbuh sebesar 18,27%

(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 23,97% (yoy) (Grafik 1.33). Adapun

nominal ekspor batu bara menuju Jepang sebesar

USD134,82 juta. Permintaan Jepang yang tidak sekuat

sebelumnya merupakan dampak musim dingin yang relatif

lebih hangat dibandingkan biasanya di akhir tahun.

17KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

PENELITIAN PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR KALIMANTAN TENGAHBoks 1

ekspor melainkan lebih disebabkan penurunan ekspor

provinsi lain yang lebih dalam, sedangkan peningkatan

pada 2016 – 2017 lebih disebabkan perbaikan harga batu

bara internasional yang terjadi sejak triwulan IV-2016

(Grafik 2).

Dalam rangka menemukan jenis komoditas yang

berpotensi untuk dikembangkan di provinsi Kalimantan

Tengah, dilakukan pendekatan Trade Outcome Analysis.

Pendekatan ini merupakan pengukuran historis kinerja

perdagangan suatu wilayah yang di analisis baik dari sisi

kuantitatif maupun kualitatif-nya. Pendekatan ini terdiri

dari 6 determinan yaitu RCA & Import Growth, Intensive &

Extensive Margin, Product Staging, Export Growth &

Market Share, Firm Participation/Survival, dan Quality

Shopistication. Jika dilihat dari Story Ekspor Kalimantan

Tengah Kinerja ekspor Kalteng lebih dipicu oleh kenaikan

harga dan bukan kenaikan volume ekspor. Perkembangan

ekspor berfluktuasi mengikuti kecenderungan pergerakan

harga komoditas internasional ekspor utama yaitu batu

bara dan CPO. Sejak akhir tahun 2010, kinerja ekspor

berfluktuasi dengan tren menurun dan mencapai

penurunan terdalamnya di tahun 2016 sebelum

meningkat kembali pada tahun 2017 (Grafik 3).

KALSEL

2013 2014 2015 2016 20172012

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2011

KALSEL

2013 2014 2015 2016 2017

95

5

1.8

00

1.3

60

65

7

5.3

31

13.3

81

Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspornya, provinsi

Kalimantan Tengah perlu untuk meningkatkan daya saing

ekspor. Saat ini, peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap

nasional dan wilayah Kalimantan, masih rendah dan belum

menunjukkan peningkatan yang signifikan selama satu

dasawarsa terakhir. Kontribusi ekspor Kalimantan Tengah

terhadap total ekspor Indonesia hanya sebesar 1,18%.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan,

ekspor Kalimantan Tengah menduduki peringkat ke-3 (dari

total 4 provinsi) dengan kontribusi hanya sebesar 7,54%

dari jumlah keseluruhan ekspor di regional Kalimantan

(Grafik 1).

Mesin penggerak pertumbuhan ekspor Kalteng masih

didominasi oleh pertambangan dan industri pengolahan.

Dalam satu dasawarsa terakhir, diversifikasi struktur ekspor

Kalteng masih sangat terbatas. Konsentrasi ekspor utama

masih didominasi oleh raw material yaitu hasil tambang

batu bara, diikuti oleh industri pengolahan yaitu minyak

kelapa sawit, karet alam olahan, dan kayu olahan.

Peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap regional tidak

terlalu signifikan mengalami perubahan. Ekspor

Kalimantan Tengah sedikit meningkat dari tahun

sebelumnya, bukan disebabkan oleh peningkatan nilai

2014 2015 2016 2017

2016 2017

-40%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

200

400

600

800

1.200

1.400

1.800

EKSPOR G. EKSPOR

201520142013201220112010 2013 2014 2015 2016 2017

-

100

200

300

400

500

600

700

800 USD MILLIONS

Dari sisi Perkembangan Trade Balance di Kalimantan

Tengah. Neraca perdagangan Kalimantan Tengah secara

konsisten selalu mengalami surplus. Mulai pada tahun

2017 ada kenaikan surplus yang meningkat dari tahun

2016 walaupun tidak sebesar di tahun 2013 (Grafik 4). Dari

sisi lain nya Peran Sektor Komoditas terhadap Ekspor

dalam lima tahun terakhir didominasi oleh LU pertanian hal

itu dikarenakan luasnya wilayah Kalteng yang didominasi

oleh perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit, dan

karet yang mencapai 1,9 juta Ha menjadikan LU ini sebagai

yang terbesar di Kalteng (Tabel 1).

Sedangkan Pemanfaatan teknologi dalam produk hasil

ekspor Kalimatan tengah masih tergolong rendah,

kecenderungan ini sejalan dengan wilayah lainnya

diregional Kalimantan dimana primary products dan

resource based manufacture mendominasi (Grafik 5), hal

ini disebabkan oleh melimpahnya sumber daya alam dan

kebijakan yang kurang memadai untuk mendorong dan

meningkatkan system pengetahuan, inovasi dan

kemampuan produksi. Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan pendekatan Trade Outcome Analysis,

komoditas ekspor Kalimantan Tengah yang memiliki

potensi yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut adalah

komoditas minyak kelapa sawit. Namun demikian,

pengembangan komoditas ekspor minyak kelapa sawit di

Kalimantan Tengah masih memiliki beberapa kendala dan

rintangan masih memiliki beberapa kendala dan rintangan

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3.

KALSEL

100%

80%

60%

40%

20%

0%

19KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

PENELITIAN PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR KALIMANTAN TENGAHBoks 1

ekspor melainkan lebih disebabkan penurunan ekspor

provinsi lain yang lebih dalam, sedangkan peningkatan

pada 2016 – 2017 lebih disebabkan perbaikan harga batu

bara internasional yang terjadi sejak triwulan IV-2016

(Grafik 2).

Dalam rangka menemukan jenis komoditas yang

berpotensi untuk dikembangkan di provinsi Kalimantan

Tengah, dilakukan pendekatan Trade Outcome Analysis.

Pendekatan ini merupakan pengukuran historis kinerja

perdagangan suatu wilayah yang di analisis baik dari sisi

kuantitatif maupun kualitatif-nya. Pendekatan ini terdiri

dari 6 determinan yaitu RCA & Import Growth, Intensive &

Extensive Margin, Product Staging, Export Growth &

Market Share, Firm Participation/Survival, dan Quality

Shopistication. Jika dilihat dari Story Ekspor Kalimantan

Tengah Kinerja ekspor Kalteng lebih dipicu oleh kenaikan

harga dan bukan kenaikan volume ekspor. Perkembangan

ekspor berfluktuasi mengikuti kecenderungan pergerakan

harga komoditas internasional ekspor utama yaitu batu

bara dan CPO. Sejak akhir tahun 2010, kinerja ekspor

berfluktuasi dengan tren menurun dan mencapai

penurunan terdalamnya di tahun 2016 sebelum

meningkat kembali pada tahun 2017 (Grafik 3).

KALSEL

2013 2014 2015 2016 20172012

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2011

KALSEL

2013 2014 2015 2016 2017

95

5

1.8

00

1.3

60

65

7

5.3

31

13.3

81

Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspornya, provinsi

Kalimantan Tengah perlu untuk meningkatkan daya saing

ekspor. Saat ini, peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap

nasional dan wilayah Kalimantan, masih rendah dan belum

menunjukkan peningkatan yang signifikan selama satu

dasawarsa terakhir. Kontribusi ekspor Kalimantan Tengah

terhadap total ekspor Indonesia hanya sebesar 1,18%.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan,

ekspor Kalimantan Tengah menduduki peringkat ke-3 (dari

total 4 provinsi) dengan kontribusi hanya sebesar 7,54%

dari jumlah keseluruhan ekspor di regional Kalimantan

(Grafik 1).

Mesin penggerak pertumbuhan ekspor Kalteng masih

didominasi oleh pertambangan dan industri pengolahan.

Dalam satu dasawarsa terakhir, diversifikasi struktur ekspor

Kalteng masih sangat terbatas. Konsentrasi ekspor utama

masih didominasi oleh raw material yaitu hasil tambang

batu bara, diikuti oleh industri pengolahan yaitu minyak

kelapa sawit, karet alam olahan, dan kayu olahan.

Peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap regional tidak

terlalu signifikan mengalami perubahan. Ekspor

Kalimantan Tengah sedikit meningkat dari tahun

sebelumnya, bukan disebabkan oleh peningkatan nilai

2014 2015 2016 2017

2016 2017

-40%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

200

400

600

800

1.200

1.400

1.800

EKSPOR G. EKSPOR

201520142013201220112010 2013 2014 2015 2016 2017

-

100

200

300

400

500

600

700

800 USD MILLIONS

Dari sisi Perkembangan Trade Balance di Kalimantan

Tengah. Neraca perdagangan Kalimantan Tengah secara

konsisten selalu mengalami surplus. Mulai pada tahun

2017 ada kenaikan surplus yang meningkat dari tahun

2016 walaupun tidak sebesar di tahun 2013 (Grafik 4). Dari

sisi lain nya Peran Sektor Komoditas terhadap Ekspor

dalam lima tahun terakhir didominasi oleh LU pertanian hal

itu dikarenakan luasnya wilayah Kalteng yang didominasi

oleh perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit, dan

karet yang mencapai 1,9 juta Ha menjadikan LU ini sebagai

yang terbesar di Kalteng (Tabel 1).

Sedangkan Pemanfaatan teknologi dalam produk hasil

ekspor Kalimatan tengah masih tergolong rendah,

kecenderungan ini sejalan dengan wilayah lainnya

diregional Kalimantan dimana primary products dan

resource based manufacture mendominasi (Grafik 5), hal

ini disebabkan oleh melimpahnya sumber daya alam dan

kebijakan yang kurang memadai untuk mendorong dan

meningkatkan system pengetahuan, inovasi dan

kemampuan produksi. Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan pendekatan Trade Outcome Analysis,

komoditas ekspor Kalimantan Tengah yang memiliki

potensi yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut adalah

komoditas minyak kelapa sawit. Namun demikian,

pengembangan komoditas ekspor minyak kelapa sawit di

Kalimantan Tengah masih memiliki beberapa kendala dan

rintangan masih memiliki beberapa kendala dan rintangan

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3.

KALSEL

100%

80%

60%

40%

20%

0%

19KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Dari hasil penelitian menggunakan pendekatan AHP dan

hasil FGD dengan pelaku usaha serta dinas-dinas terkait,

diperoleh kesimpulan bahwa akses pasar dan insentif

makro merupakan permasalahan yang paling utama.

Berikut adalah kesimpulan dari masing-masing faktor:

KESIMPULAN

1.

2.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH02

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan terutama didorong oleh peningkatan komponen pendapatan transfer.

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan

IV 2018, namun masih tumbuh positif yang didorong oleh komponen belanja operasional.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Dari hasil penelitian menggunakan pendekatan AHP dan

hasil FGD dengan pelaku usaha serta dinas-dinas terkait,

diperoleh kesimpulan bahwa akses pasar dan insentif

makro merupakan permasalahan yang paling utama.

Berikut adalah kesimpulan dari masing-masing faktor:

KESIMPULAN

1.

2.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH02

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami

peningkatan terutama didorong oleh peningkatan komponen pendapatan transfer.

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan

IV 2018, namun masih tumbuh positif yang didorong oleh komponen belanja operasional.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

2.1 REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi

maupun Pemerintah Kabupaten mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi

pendapatan Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 sebesar Rp20,38 triliun atau tumbuh

sebesar 7,23% (yoy), meningkat dibandingkan capaian

triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 0,23% (yoy) (Grafik

2.1). Pertumbuhan realisasi pendapatan pemerintah

daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

didorong oleh komponen pendapatan transfer yang

tercatat mengalami peningkatan signifikan dibandingkan

dengan posisi triwulan sebelumnya. Secara wilayah,

peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kapuas. Tercatat sampai dengan triwulan IV 2018, realisasi

pendapatan telah mencapai 98,00% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen pendapatan transfer tumbuh meningkat

dibandingkan triwulan III 2018, dan menjadi

komponen pendapatan dengan peningkatan

tertinggi pada triwulan IV 2018. Realisasi Pendapatan

Transfer pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp17,17

triliun, atau tumbuh 2,50% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan

sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar

-0,25% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan komponen

pendapatan transfer ini utamanya didorong oleh transfer

dana pemerintah pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU)

yang tercatat naik sebesar Rp2,29 triliun, dana bagi hasil

pajak dan SDA yang tercatat naik sebesar Rp1,55 triliun,

dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tercatat naik sebesar

Rp1,04 triliun. Meningkatnya transfer dana dari

Pemerintah Pusat pada ketiga komponen ini disebabkan

oleh realisasi pemerintah menjelang akhir tahun, setelah

pada triwulan sebelumnya sempat mengalami

keterlambatan transfer. Tercatat hingga akhir triwulan IV

2018, realisasi pendapatan transfer mencapai 99,09% dari

pagu yang dianggarkan.

Di sisi lainnya, pertumbuhan komponen Pendapatan

Asli Daerah (PAD) juga mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Realisasi PAD pada triwulan IV tercatat

sebesar Rp2,76 triliun, atau tumbuh sebesar 9,88% (yoy),

meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,66% (yoy).

Pertumbuhan PAD didorong oleh peningkatan komponen

pendapatan pajak daerah sebesar Rp580,78 miliar.

Tercatat hingga akhir triwulan IV 2018, realisasi PAD telah

mencapai 98,58% dari pagu yang dianggarkan.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.

Pendapatan transfer pada triwulan IV 2018 mendominasi

realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 84,22%. Selanjutnya PAD dan pendapatan

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

2,21%

PENDAPATAN TRANSFER

84,22%

PAD

13,57%

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

4000

8000

12000

16000

20000

24000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA MODAL

27,13%

BELANJA NON MODAL

72,87%

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

pegawai yang meningkat sebesar Rp2,49 triliun dan

belanja barang yang meningkat sebesar Rp1,80 triliun.

Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi belanja

operasional mencapai 91,12% dari pagu yang

dianggarkan.

Di sisi lainnya, komponen belanja modal Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 juga mengalami

pertumbuhan yang melambat. Realisasi belanja modal

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp4,68 triliun, atau

tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dibandingkan

dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 10,30%

(yoy). Meskipun melambat, pertumbuhan belanja modal

tetap positif didorong oleh peningkatan komponen

belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang meningkat sebesar

Rp1,50 triliun. Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi

belanja modal telah mencapai 90,70% dari pagu yang

dianggarkan.

Belanja non modal masih menjadi komponen belanja

daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan IV

2018. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja

tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

memiliki pangsa mencapai 72,87% dibanding total

belanja daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non

modal pada triwulan IV 2018 ditopang oleh aktivitas

belanja pegawai dan belanja barang yang mendominasi

90,73% dari komponen belanja non modal. Di sisi lain,

belanja modal menyusul dengan pangsa sebesar 27,13%

terhadap total belanja daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 (Grafik 2.4).

lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar

13,57% dan 2,21% terhadap total pendapatan daerah di

Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Kabupaten mengalami pertumbuhan

positif pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi belanja

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar Rp17,26 triliun atau tumbuh sebesar 2,78%

(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan III 2018

yang tumbuh sebesar 7,71% (yoy) (Grafik 2.3). Tercatat

komponen belanja operasional menjadi pendorong utama

tumbuhnya belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018. Secara wilayah,

peningkatan belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Barat. Tercatat pada triwulan IV 2018,

realisasi belanja mencapai 90,88% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen belanja operasional tumbuh melambat

pada triwulan IV 2018. Realisasi belanja operasional

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp12,57 triliun,

atau tumbuh sebesar 2,42% (yoy), melambat jika

dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 7,08% (yoy). Meskipun melambat,

belanja operasional tetap tumbuh positif dan merupakan

komponen utama pendorong belanja. Meningkatnya

belanja operasional didorong oleh komponen belanja

23KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

2.1 REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi

maupun Pemerintah Kabupaten mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi

pendapatan Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 sebesar Rp20,38 triliun atau tumbuh

sebesar 7,23% (yoy), meningkat dibandingkan capaian

triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 0,23% (yoy) (Grafik

2.1). Pertumbuhan realisasi pendapatan pemerintah

daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

didorong oleh komponen pendapatan transfer yang

tercatat mengalami peningkatan signifikan dibandingkan

dengan posisi triwulan sebelumnya. Secara wilayah,

peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kapuas. Tercatat sampai dengan triwulan IV 2018, realisasi

pendapatan telah mencapai 98,00% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen pendapatan transfer tumbuh meningkat

dibandingkan triwulan III 2018, dan menjadi

komponen pendapatan dengan peningkatan

tertinggi pada triwulan IV 2018. Realisasi Pendapatan

Transfer pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp17,17

triliun, atau tumbuh 2,50% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan

sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar

-0,25% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan komponen

pendapatan transfer ini utamanya didorong oleh transfer

dana pemerintah pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU)

yang tercatat naik sebesar Rp2,29 triliun, dana bagi hasil

pajak dan SDA yang tercatat naik sebesar Rp1,55 triliun,

dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tercatat naik sebesar

Rp1,04 triliun. Meningkatnya transfer dana dari

Pemerintah Pusat pada ketiga komponen ini disebabkan

oleh realisasi pemerintah menjelang akhir tahun, setelah

pada triwulan sebelumnya sempat mengalami

keterlambatan transfer. Tercatat hingga akhir triwulan IV

2018, realisasi pendapatan transfer mencapai 99,09% dari

pagu yang dianggarkan.

Di sisi lainnya, pertumbuhan komponen Pendapatan

Asli Daerah (PAD) juga mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Realisasi PAD pada triwulan IV tercatat

sebesar Rp2,76 triliun, atau tumbuh sebesar 9,88% (yoy),

meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,66% (yoy).

Pertumbuhan PAD didorong oleh peningkatan komponen

pendapatan pajak daerah sebesar Rp580,78 miliar.

Tercatat hingga akhir triwulan IV 2018, realisasi PAD telah

mencapai 98,58% dari pagu yang dianggarkan.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.

Pendapatan transfer pada triwulan IV 2018 mendominasi

realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 84,22%. Selanjutnya PAD dan pendapatan

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

2,21%

PENDAPATAN TRANSFER

84,22%

PAD

13,57%

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

4000

8000

12000

16000

20000

24000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA MODAL

27,13%

BELANJA NON MODAL

72,87%

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

pegawai yang meningkat sebesar Rp2,49 triliun dan

belanja barang yang meningkat sebesar Rp1,80 triliun.

Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi belanja

operasional mencapai 91,12% dari pagu yang

dianggarkan.

Di sisi lainnya, komponen belanja modal Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 juga mengalami

pertumbuhan yang melambat. Realisasi belanja modal

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp4,68 triliun, atau

tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dibandingkan

dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 10,30%

(yoy). Meskipun melambat, pertumbuhan belanja modal

tetap positif didorong oleh peningkatan komponen

belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang meningkat sebesar

Rp1,50 triliun. Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi

belanja modal telah mencapai 90,70% dari pagu yang

dianggarkan.

Belanja non modal masih menjadi komponen belanja

daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan IV

2018. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja

tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

memiliki pangsa mencapai 72,87% dibanding total

belanja daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non

modal pada triwulan IV 2018 ditopang oleh aktivitas

belanja pegawai dan belanja barang yang mendominasi

90,73% dari komponen belanja non modal. Di sisi lain,

belanja modal menyusul dengan pangsa sebesar 27,13%

terhadap total belanja daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 (Grafik 2.4).

lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar

13,57% dan 2,21% terhadap total pendapatan daerah di

Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Kabupaten mengalami pertumbuhan

positif pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi belanja

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar Rp17,26 triliun atau tumbuh sebesar 2,78%

(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan III 2018

yang tumbuh sebesar 7,71% (yoy) (Grafik 2.3). Tercatat

komponen belanja operasional menjadi pendorong utama

tumbuhnya belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018. Secara wilayah,

peningkatan belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Barat. Tercatat pada triwulan IV 2018,

realisasi belanja mencapai 90,88% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen belanja operasional tumbuh melambat

pada triwulan IV 2018. Realisasi belanja operasional

pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp12,57 triliun,

atau tumbuh sebesar 2,42% (yoy), melambat jika

dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 7,08% (yoy). Meskipun melambat,

belanja operasional tetap tumbuh positif dan merupakan

komponen utama pendorong belanja. Meningkatnya

belanja operasional didorong oleh komponen belanja

23KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)

KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI IV 2017

(Rp. MILIAR)

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK

RETRIBUSI DAERAH

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN PAD YANG SAH

PENDAPATAN TRANSFER

DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK

DANA BAGI HASIL SDA

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

DANA PENYESUAIAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

HIBAH

DANA INSENTIF DAERAH

PENDAPATAN LAINNYA

4082,81

11,50

123,27

5,23

-

REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN III 2018

% PERUBAHAN IV 2018

2810,68

8,32

-

4797,13

12,55

882,26

6,39

-

(9,00)

8,31

18,57

-

17,50

18,57

-

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan IV 2018

Realisasi transfer dana dari pemerintah pusat di akhir

tahun menyebabkan komponen pendapatan

transfer mengalami pertumbuhan meningkat pada

triwulan IV 2018. Tercatat komponen pendapatan

transfer terealisasi sebesar Rp3,17 triliun pada akhir

triwulan IV 2018, atau tumbuh meningkat sebesar

16,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi

sebesar -20,87% (yoy). Melihat lebih dalam pada

komponen pendapatan transfer, tingginya Dana Alokasi

Umum (DAU) menjadi penyebab meningkatnya

pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018.

Struktur pembentuk pendapatan daerah Provinsi

Kalimantan Tengah tidak mengalami perubahan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi

pendapatan tertinggi masih berasal dari komponen

pendapatan transfer sebesar Rp3,17 triliun, diikuti

komponen PAD sebesar Rp1,60 triliun. Berdasarkan

pangsanya, pendapatan transfer mendominasi

pendapatan daerah provinsi Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 66,14%, diikuti oleh PAD sebesar 33,36%,

dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,49% (grafik

2.6).

Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Realisasi pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp4,79 triliun atau mengalami

pertumbuhan sebesar 17,50% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar -9,00% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya

realisasi transfer dana dari pemerintah pusat menjadi

penyebab meningkatnya pertumbuhan pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018. Secara keseluruhan pada triwulan IV 2018 realisasi

pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

tercatat sebesar 104,46%.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami

pertumbuhan meningkat pada triwulan IV 2018.

Tercatat PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

terealisasi sebesar Rp1,60 triliun pada triwulan IV 2018, atau

tumbuh sebesar 19,25% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 17,45% (yoy). Komponen pajak tumbuh sebesar

24,09% (yoy) atau tercatat sebesar Rp1354,67 miliar, dan

menjadi penyumbang utama komponen PAD Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)

KOMPONEN BELANJA DAERAH

TOTAL BELANJA + TRANSFER

SUBSIDI

REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

3687,52

775,59

445,57

38,46

-

REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN III 2018

% PERUBAHAN IV 2018

2791,70

948,38

-

4548,05

-

24,50

1,44

-

-

23,34

53,48

-

-

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

0,49%

PENDAPATAN TRANSFER

66,14%

PAD

33,36%

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-20

-10

0

10

20

30

40

50

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

sebesar 8,82% (yoy) atau sebesar Rp2,78 triliun, melambat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 13,19% (yoy) atau sebesar Rp1,80 triliun. Melihat

komponennya lebih dalam, belanja barang dan belanja

pegawai mengalami peningkatan realisasi tertinggi pada

triwulan IV 2018 yakni sebesar Rp551,46 miliar dan

Rp412,34 miliar.

Sejalan dengan komponen belanja operasional,

komponen belanja modal mengalami pertumbuhan

yang melambat pada triwulan IV 2018. Belanja modal

pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 87,59% (yoy) atau sebesar Rp1,06 triliun,

melambat dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 112,47% (yoy). Melihat komponennya

lebih dalam, belanja jalan dan irigasi mengalami

peningkatan realisasi tertinggi sebesar Rp204,44 miliar,

diikuti dengan belanja gedung dan bangunan sebesar

Rp127,37 miliar.

Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak

tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp3,84 triliun atau mengalami

pertumbuhan 22,94% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 28,07% (yoy) (Tabel 2.2). Pertumbuhan

realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh komponen

belanja operasional. Sampai dengan akhir triwulan IV

2018, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah telah mencapai 96,62% dari pagu yang

dianggarkan.

Pertumbuhan komponen belanja operasional

Pemerintah Provinsi pada triwulan IV 2018

mengalami perlambatan. Belanja operasional pada

triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

25KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)

KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI IV 2017

(Rp. MILIAR)

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK

RETRIBUSI DAERAH

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN PAD YANG SAH

PENDAPATAN TRANSFER

DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK

DANA BAGI HASIL SDA

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

DANA PENYESUAIAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

HIBAH

DANA INSENTIF DAERAH

PENDAPATAN LAINNYA

4082,81

11,50

123,27

5,23

-

REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN III 2018

% PERUBAHAN IV 2018

2810,68

8,32

-

4797,13

12,55

882,26

6,39

-

(9,00)

8,31

18,57

-

17,50

18,57

-

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan IV 2018

Realisasi transfer dana dari pemerintah pusat di akhir

tahun menyebabkan komponen pendapatan

transfer mengalami pertumbuhan meningkat pada

triwulan IV 2018. Tercatat komponen pendapatan

transfer terealisasi sebesar Rp3,17 triliun pada akhir

triwulan IV 2018, atau tumbuh meningkat sebesar

16,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi

sebesar -20,87% (yoy). Melihat lebih dalam pada

komponen pendapatan transfer, tingginya Dana Alokasi

Umum (DAU) menjadi penyebab meningkatnya

pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018.

Struktur pembentuk pendapatan daerah Provinsi

Kalimantan Tengah tidak mengalami perubahan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi

pendapatan tertinggi masih berasal dari komponen

pendapatan transfer sebesar Rp3,17 triliun, diikuti

komponen PAD sebesar Rp1,60 triliun. Berdasarkan

pangsanya, pendapatan transfer mendominasi

pendapatan daerah provinsi Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 66,14%, diikuti oleh PAD sebesar 33,36%,

dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,49% (grafik

2.6).

Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Realisasi pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp4,79 triliun atau mengalami

pertumbuhan sebesar 17,50% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar -9,00% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya

realisasi transfer dana dari pemerintah pusat menjadi

penyebab meningkatnya pertumbuhan pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018. Secara keseluruhan pada triwulan IV 2018 realisasi

pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

tercatat sebesar 104,46%.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami

pertumbuhan meningkat pada triwulan IV 2018.

Tercatat PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

terealisasi sebesar Rp1,60 triliun pada triwulan IV 2018, atau

tumbuh sebesar 19,25% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 17,45% (yoy). Komponen pajak tumbuh sebesar

24,09% (yoy) atau tercatat sebesar Rp1354,67 miliar, dan

menjadi penyumbang utama komponen PAD Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)

KOMPONEN BELANJA DAERAH

TOTAL BELANJA + TRANSFER

SUBSIDI

REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

3687,52

775,59

445,57

38,46

-

REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN III 2018

% PERUBAHAN IV 2018

2791,70

948,38

-

4548,05

-

24,50

1,44

-

-

23,34

53,48

-

-

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan IV 2018 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

0,49%

PENDAPATAN TRANSFER

66,14%

PAD

33,36%

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-20

-10

0

10

20

30

40

50

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

sebesar 8,82% (yoy) atau sebesar Rp2,78 triliun, melambat

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 13,19% (yoy) atau sebesar Rp1,80 triliun. Melihat

komponennya lebih dalam, belanja barang dan belanja

pegawai mengalami peningkatan realisasi tertinggi pada

triwulan IV 2018 yakni sebesar Rp551,46 miliar dan

Rp412,34 miliar.

Sejalan dengan komponen belanja operasional,

komponen belanja modal mengalami pertumbuhan

yang melambat pada triwulan IV 2018. Belanja modal

pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 87,59% (yoy) atau sebesar Rp1,06 triliun,

melambat dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang

tumbuh sebesar 112,47% (yoy). Melihat komponennya

lebih dalam, belanja jalan dan irigasi mengalami

peningkatan realisasi tertinggi sebesar Rp204,44 miliar,

diikuti dengan belanja gedung dan bangunan sebesar

Rp127,37 miliar.

Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak

tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp3,84 triliun atau mengalami

pertumbuhan 22,94% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 28,07% (yoy) (Tabel 2.2). Pertumbuhan

realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh komponen

belanja operasional. Sampai dengan akhir triwulan IV

2018, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah telah mencapai 96,62% dari pagu yang

dianggarkan.

Pertumbuhan komponen belanja operasional

Pemerintah Provinsi pada triwulan IV 2018

mengalami perlambatan. Belanja operasional pada

triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan

25KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

1288,20

1126,50

1164,48

913,50

REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

1261,83

1123,82

-2,05

6,40

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan IV 2018

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TAK TERDUGA

0.00%

BELANJA MODAL

27,55%

BELANJA OPERASI

72,45%

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2018 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

yakni sebesar 17,25% (yoy). Meningkatnya pendapatan

transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum

(DAU) menjadi faktor pendorong tingginya pertumbuhan

pendapatan daerah tersebut. Di sisi lain, Kabupaten

Gunung Mas menjadi kabupaten dengan realisasi

pertumbuhan pendapatan negatif sekaligus terendah di

Kalimantan Tengah dengan penurunan sebesar -6,33%

(yoy). Rendahnya realisasi PAD, dan pendapatan transfer

pada triwulan IV 2018 di Kabupaten Gunung Mas menjadi

faktor penahan pertumbuhan pendapatan daerah

tersebut.

Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan

belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah

mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar -1,11% (yoy), melambat dibandingkan

dengan rata-rata pertumbuhan belanja kabupaten/kota di

Komponen belanja operasional menjadi komponen

dengan pangsa terbesar dalam belanja Pemerintah

Provinsi pada triwulan IV 2018. Tercatat belanja

operasional Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 sebesar Rp2,78 triliun, atau sebesar

72,45% dari total belanja. Sementara itu, komponen

belanja modal berada pada urutan selanjutnya dengan

pangsa sebesar 27,55%. Hingga akhir triwulan IV 2018

tidak terdapat komponen belanja tak terduga (Grafik 2.8).

2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Triwulan IV 2018Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah mengalami

pertumbuhan positif pada triwulan IV 2018.

Rata–rata pertumbuhan pendapatan kabupaten/kota di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 4,89%

(yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten Barito Timur tercatat menjadi

kabupaten dengan realisasi pertumbuhan pendapatan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN

179,33

46,43

1261,83

1123,82

14,21

3,87

PAD

REALISASI PAD S/D IV 2018

96,70

91,20

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

1176,26

945,32

1119,66

821,33

-4,81

13,56

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah sebesar

7,28%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 6,34% (Tabel 2.5). Kabupaten

Kotawaringin Barat menjadi kabupaten dengan rasio

kemandirian tertinggi hingga akhir triwulan IV 2018

sebesar 14,21%. T ingginya realisasi komponen

pendapatan yaitu komponen pendapatan pajak daerah

mendorong realisasi PAD Kabupaten Kotawaringin Barat

mencapai sebesar 96,70% dari pagu yang dianggarkan

pada tahun 2018. Di sisi lain, Kabupaten Kapuas menjadi

kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di

Kalimantan Tengah sebesar 3,02%. Rendahnya realisasi

komponen pendapatan PAD lainnya hingga akhir triwulan

IV 2018 menahan realisasi PAD Kabupaten Kapuas pada

angka 49,19% dari pagu yang dianggarkan.

Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018 sebesar 4,94%

(yoy) (Tabel 2.4). Kabupaten Kapuas menjadi kabupaten

dengan realisasi pertumbuhan belanja terendah pada

triwulan IV 2018 yakni sebesar -20,50% (yoy). Rendahnya

realisasi belanja operasional pada triwulan IV 2018

menyebabkan realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten

Kapuas tercatat lebih rendah dibandingkan dengan daerah

lain. Di sisi lain, realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten

Barito Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah

dengan pertumbuhan sebesar 17,85% (yoy). Hal ini

dikarenakan meningkatnya realisasi belanja operasional

khususnya belanja pegawai.

Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 masih tergolong

rendah. Rata-rata rasio kemandirian kabupaten/kota di

27KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

1288,20

1126,50

1164,48

913,50

REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

1261,83

1123,82

-2,05

6,40

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan IV 2018

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TAK TERDUGA

0.00%

BELANJA MODAL

27,55%

BELANJA OPERASI

72,45%

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2018 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018

yakni sebesar 17,25% (yoy). Meningkatnya pendapatan

transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum

(DAU) menjadi faktor pendorong tingginya pertumbuhan

pendapatan daerah tersebut. Di sisi lain, Kabupaten

Gunung Mas menjadi kabupaten dengan realisasi

pertumbuhan pendapatan negatif sekaligus terendah di

Kalimantan Tengah dengan penurunan sebesar -6,33%

(yoy). Rendahnya realisasi PAD, dan pendapatan transfer

pada triwulan IV 2018 di Kabupaten Gunung Mas menjadi

faktor penahan pertumbuhan pendapatan daerah

tersebut.

Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan

belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah

mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 sebesar -1,11% (yoy), melambat dibandingkan

dengan rata-rata pertumbuhan belanja kabupaten/kota di

Komponen belanja operasional menjadi komponen

dengan pangsa terbesar dalam belanja Pemerintah

Provinsi pada triwulan IV 2018. Tercatat belanja

operasional Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 sebesar Rp2,78 triliun, atau sebesar

72,45% dari total belanja. Sementara itu, komponen

belanja modal berada pada urutan selanjutnya dengan

pangsa sebesar 27,55%. Hingga akhir triwulan IV 2018

tidak terdapat komponen belanja tak terduga (Grafik 2.8).

2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Triwulan IV 2018Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah mengalami

pertumbuhan positif pada triwulan IV 2018.

Rata–rata pertumbuhan pendapatan kabupaten/kota di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 4,89%

(yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten Barito Timur tercatat menjadi

kabupaten dengan realisasi pertumbuhan pendapatan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN

179,33

46,43

1261,83

1123,82

14,21

3,87

PAD

REALISASI PAD S/D IV 2018

96,70

91,20

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

1176,26

945,32

1119,66

821,33

-4,81

13,56

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah sebesar

7,28%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 6,34% (Tabel 2.5). Kabupaten

Kotawaringin Barat menjadi kabupaten dengan rasio

kemandirian tertinggi hingga akhir triwulan IV 2018

sebesar 14,21%. T ingginya realisasi komponen

pendapatan yaitu komponen pendapatan pajak daerah

mendorong realisasi PAD Kabupaten Kotawaringin Barat

mencapai sebesar 96,70% dari pagu yang dianggarkan

pada tahun 2018. Di sisi lain, Kabupaten Kapuas menjadi

kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di

Kalimantan Tengah sebesar 3,02%. Rendahnya realisasi

komponen pendapatan PAD lainnya hingga akhir triwulan

IV 2018 menahan realisasi PAD Kabupaten Kapuas pada

angka 49,19% dari pagu yang dianggarkan.

Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018 sebesar 4,94%

(yoy) (Tabel 2.4). Kabupaten Kapuas menjadi kabupaten

dengan realisasi pertumbuhan belanja terendah pada

triwulan IV 2018 yakni sebesar -20,50% (yoy). Rendahnya

realisasi belanja operasional pada triwulan IV 2018

menyebabkan realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten

Kapuas tercatat lebih rendah dibandingkan dengan daerah

lain. Di sisi lain, realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten

Barito Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah

dengan pertumbuhan sebesar 17,85% (yoy). Hal ini

dikarenakan meningkatnya realisasi belanja operasional

khususnya belanja pegawai.

Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 masih tergolong

rendah. Rata-rata rasio kemandirian kabupaten/kota di

27KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

PERKEMBANGANINFLASI DAERAH03

Pada triwulan IV 2018, realisasi inflasi di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan terutama

didorong oleh kelompok administered prices dan volatile foods seiring dengan lonjakan permintaan

pada momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru khususnya tarif angkutan udara dan bahan

makanan.

Tekanan inflasi Kalimantan Tengah diperkirakan akan mereda pada triwulan I 2019 sebagai

dampak normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca perayaaan hari Natal dan libur akhir tahun.

PERKEMBANGANINFLASI DAERAH03

Pada triwulan IV 2018, realisasi inflasi di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan terutama

didorong oleh kelompok administered prices dan volatile foods seiring dengan lonjakan permintaan

pada momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru khususnya tarif angkutan udara dan bahan

makanan.

Tekanan inflasi Kalimantan Tengah diperkirakan akan mereda pada triwulan I 2019 sebagai

dampak normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca perayaaan hari Natal dan libur akhir tahun.

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

% (YOY)

KALTENG

NASIONAL

0

1

2

3

4

5

6

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YTD

2015 2016 2017 2018

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II2016

III IV I II2017

III IV I II2018

III IV

4,57 3,81 2,31 4,52

4,45 3,45 3,40 2,88

FEB MAR APR MEI

2018

SEP OKT DES

Inflasi Kalimantan Tengah secara keseluruhan tahun

2018 berada sedikit di atas sasaran yang ditetapkan

oleh pemerintah di awal tahun 2018, yaitu sebesar

4,52% (yoy). Inflasi tersebut berada sedikit di atas

sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% dengan dinamika yang

cukup dinamis sepanjang tahun 2018. Laju inflasi tersebut

tidak sejalan dengan laju inflasi di tingkat nasional yang

tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

(Grafik 3.1). Peningkatan tekanan inflasi terjadi pada

hampir seluruh kelompok, terutama dari kelompok

transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok

bahan makanan yang masing-masing tercatat sebesar

8,88% (yoy) dan 5,09% (yoy), lebih tinggi dari tahun 2017

masing-masing sebesar 3,70% (yoy) dan -1,09% (yoy).

Berdasarkan jenis komoditasnya, angkutan udara

dan daging ayam ras menjadi komoditas utama

yang memiliki andil inflasi tertinggi di Palangka

Raya dan Sampit. Komoditas utama yang menyumbang

terjadinya inflasi di Palangka Raya adalah angkutan udara

(andil inflasi sebesar 0,56), bensin (0,29), daging ayam ras

(0,26), dan bahan bakar rumah tangga (0,24). Sementara

komoditas yang menyumbang inflasi di Sampit adalah

angkutan udara (1,35), bahan bakar rumah tangga (0,45),

daging ayam ras (0,34), dan rokok kretek filter (0,33).

Tingginya andil inflasi angkutan udara dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya kenaikan harga minyak,

tingginya permintaan terutama menjelang libur hari besar

keagamaan nasional, dan pengurangan frekuensi

penerbangan oleh beberapa maskapai. Sementara

kenaikan harga daging ayam ras terutama dipengaruhi

oleh peningkatan harga bibit day old chicken dan harga

pakan.

Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi

pada seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka

Raya dan Sampit. Inflasi di kota Palangka Raya tercatat

sebesar 3,68% (yoy), meningkat dari tahun 2017 sebesar

3,11% (yoy), sedangkan kota Sampit tercatat sebesar

6,02% (yoy), meningkat dari 3,29% (yoy). Kelompok yang

menyumbang inflasi tertinggi baik di kota Palangka Raya

maupun Sampit adalah kelompok transportasi dan bahan

makanan dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar

7,01% (yoy) dan 4,61% (yoy) serta 11,95% (yoy) dan

5,89% (yoy). Apabila dibandingkan dengan kota sampel

lain di pulau Kalimantan, kota Sampit merupakan kota

yang memiliki tingkat inflasi tertinggi, sedangkan

pencapaian inflasi kota Palangka Raya berada pada level

yang moderate.

Tekanan inflasi pada triwulan I 2019 diprakirakan

akan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata

historisnya. Prakiraan tersebut sejalan dengan realisasi

inflasi Januari 2019 yang tercatat sebesar 0,45% (mtm),

lebih rendah dari pencapaian rata-rata historis 3 tahun

kebelakang sebesar 0,56% (mtm). Kecenderungan

penurunan tekanan inflasi terjadi di Februari 2019

didukung oleh normalisasi pola konsumsi masyarakat

paska libur tahun baru dan tekanan inflasi administered

prices yang lebih rendah seiring dengan minimalnya

kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang

3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMTekanan inflasi kelompok bahan makanan

meningkat dibandingkan dengan tr iwulan

sebelumnya. Kelompok bahan makanan mengalami

tekanan peningkatan harga dari inflasi sebesar 4,78%

(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,09%(yoy) pada

triwulan IV 2018. Komoditas daging ayam ras merupakan

penyumbang andil inflasi tertinggi terhadap laju inflasi

kelompok bahan makanan pada triwulan IV 2018. Inflasi

daging ayam ras tercatat sebesar 15,29% (yoy) dengan

andil 0,27%. Lonjakan permintaan selama periode

perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu

penyebab utama kenaikan tekanan harga. Selain itu,

dampak pelarangan penggunaan Antibiotik Growth

Promoter (AGP) masih berlanjut. Metode lain untuk

mengganti penggunaan AGP masih belum optimal

sehingga berdampak pada meningkatnya kasus kematian

dan menganggu pasokan daging ayam ras Kalimantan

Tengah. Selain komoditas daging ayam ras, komoditas

utama lain yang mendorong terjadinya inflasi pada

kelompok bahan makanan adalah bawang merah, ikan

patin, pisang, dan ikan nila (Tabel 3.2). Kenaikan curah

hujan pada Desember 2018 menganggu produksi

beberapa tanaman hortikultura seperti bawang merah,

dan cabai rawit. Peningkatan curah hujan juga

memberikan pengaruh terhadap turunnya produksi ikan

sungai serta terganggunya proses tangkap ikan oleh

nelayan di laut.

diatur Pemerintah. Lebih lanjut, upaya koordinasi

pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) senantiasa dilakukan dengan fokus mengendalikan

sejumlah risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yaitu masih

tingginya ketergantungan pasokan bahan makanan dari

luar wilayah Kalimantan Tengah, anomali cuaca yang

berpotensi mengganggu kinerja produksi pangan, dan

struktur pasar yang masih belum efisien sehingga rentan

terhadap gejolak harga.

3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOKTekanan inflasi triwulan IV 2018 didorong oleh

hampir seluruh kelompok pengeluaran. Peningkatan

tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 terjadi pada sebagian

besar kelompok pengeluaran, dengan penyumbang

peningkatan inflasi terbesar dari kelompok transportasi,

komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan

makanan. Kelompok transportasi mengalami peningkatan

tekanan inflasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sejalan dengan tingginya permintaan angkutan udara

pada momen libur perayaan hari raya Natal dan Tahun

Baru. Sementara itu, peningkatan tekanan inflasi pada

kelompok bahan makanan terutama disebabkan kenaikan

harga komoditas daging ayam ras. Tingginya preferensi

masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam ras pada

perayaan hari besar keagamaan nasional mendorong laju

inflasi komoditas ini. Selain kelompok tersebut, kelompok-

kelompok lain juga mengalami peningkatan laju inflasi

kecuali kelompok kesehatan yang sedikit mengalami

penurunan.

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

KELOMPOKI II III IV

2017

I II

2018

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA

TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN

UMUM/TOTAL

2,54

3,65

6,60

2,19

5,33

4,99

3,54

4,10

0,52

2,38

10,54

2,33

3,07

4,40

9,15

4,97

0,74

2,79

9,20

2,08

2,22

2,61

3,89

3,81

-1,09

2,16

9,12

3,07

2,00

2,38

3,70

3,18

-0,49

1,75

5,84

4,92

2,89

2,73

1,16

2,31

5,63

2,05

2,06

4,72

4,22

3,09

1,08

3,08

%, YOY

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

III

4,78

2,23

2,87

4,16

4,30

3,14

5,16

3,72

IV

2,25

3,25

4,43

3,45

8,88

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

31KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

% (YOY)

KALTENG

NASIONAL

0

1

2

3

4

5

6

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YTD

2015 2016 2017 2018

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II2016

III IV I II2017

III IV I II2018

III IV

4,57 3,81 2,31 4,52

4,45 3,45 3,40 2,88

FEB MAR APR MEI

2018

SEP OKT DES

Inflasi Kalimantan Tengah secara keseluruhan tahun

2018 berada sedikit di atas sasaran yang ditetapkan

oleh pemerintah di awal tahun 2018, yaitu sebesar

4,52% (yoy). Inflasi tersebut berada sedikit di atas

sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% dengan dinamika yang

cukup dinamis sepanjang tahun 2018. Laju inflasi tersebut

tidak sejalan dengan laju inflasi di tingkat nasional yang

tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

(Grafik 3.1). Peningkatan tekanan inflasi terjadi pada

hampir seluruh kelompok, terutama dari kelompok

transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok

bahan makanan yang masing-masing tercatat sebesar

8,88% (yoy) dan 5,09% (yoy), lebih tinggi dari tahun 2017

masing-masing sebesar 3,70% (yoy) dan -1,09% (yoy).

Berdasarkan jenis komoditasnya, angkutan udara

dan daging ayam ras menjadi komoditas utama

yang memiliki andil inflasi tertinggi di Palangka

Raya dan Sampit. Komoditas utama yang menyumbang

terjadinya inflasi di Palangka Raya adalah angkutan udara

(andil inflasi sebesar 0,56), bensin (0,29), daging ayam ras

(0,26), dan bahan bakar rumah tangga (0,24). Sementara

komoditas yang menyumbang inflasi di Sampit adalah

angkutan udara (1,35), bahan bakar rumah tangga (0,45),

daging ayam ras (0,34), dan rokok kretek filter (0,33).

Tingginya andil inflasi angkutan udara dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya kenaikan harga minyak,

tingginya permintaan terutama menjelang libur hari besar

keagamaan nasional, dan pengurangan frekuensi

penerbangan oleh beberapa maskapai. Sementara

kenaikan harga daging ayam ras terutama dipengaruhi

oleh peningkatan harga bibit day old chicken dan harga

pakan.

Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi

pada seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka

Raya dan Sampit. Inflasi di kota Palangka Raya tercatat

sebesar 3,68% (yoy), meningkat dari tahun 2017 sebesar

3,11% (yoy), sedangkan kota Sampit tercatat sebesar

6,02% (yoy), meningkat dari 3,29% (yoy). Kelompok yang

menyumbang inflasi tertinggi baik di kota Palangka Raya

maupun Sampit adalah kelompok transportasi dan bahan

makanan dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar

7,01% (yoy) dan 4,61% (yoy) serta 11,95% (yoy) dan

5,89% (yoy). Apabila dibandingkan dengan kota sampel

lain di pulau Kalimantan, kota Sampit merupakan kota

yang memiliki tingkat inflasi tertinggi, sedangkan

pencapaian inflasi kota Palangka Raya berada pada level

yang moderate.

Tekanan inflasi pada triwulan I 2019 diprakirakan

akan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata

historisnya. Prakiraan tersebut sejalan dengan realisasi

inflasi Januari 2019 yang tercatat sebesar 0,45% (mtm),

lebih rendah dari pencapaian rata-rata historis 3 tahun

kebelakang sebesar 0,56% (mtm). Kecenderungan

penurunan tekanan inflasi terjadi di Februari 2019

didukung oleh normalisasi pola konsumsi masyarakat

paska libur tahun baru dan tekanan inflasi administered

prices yang lebih rendah seiring dengan minimalnya

kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang

3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMTekanan inflasi kelompok bahan makanan

meningkat dibandingkan dengan tr iwulan

sebelumnya. Kelompok bahan makanan mengalami

tekanan peningkatan harga dari inflasi sebesar 4,78%

(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,09%(yoy) pada

triwulan IV 2018. Komoditas daging ayam ras merupakan

penyumbang andil inflasi tertinggi terhadap laju inflasi

kelompok bahan makanan pada triwulan IV 2018. Inflasi

daging ayam ras tercatat sebesar 15,29% (yoy) dengan

andil 0,27%. Lonjakan permintaan selama periode

perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu

penyebab utama kenaikan tekanan harga. Selain itu,

dampak pelarangan penggunaan Antibiotik Growth

Promoter (AGP) masih berlanjut. Metode lain untuk

mengganti penggunaan AGP masih belum optimal

sehingga berdampak pada meningkatnya kasus kematian

dan menganggu pasokan daging ayam ras Kalimantan

Tengah. Selain komoditas daging ayam ras, komoditas

utama lain yang mendorong terjadinya inflasi pada

kelompok bahan makanan adalah bawang merah, ikan

patin, pisang, dan ikan nila (Tabel 3.2). Kenaikan curah

hujan pada Desember 2018 menganggu produksi

beberapa tanaman hortikultura seperti bawang merah,

dan cabai rawit. Peningkatan curah hujan juga

memberikan pengaruh terhadap turunnya produksi ikan

sungai serta terganggunya proses tangkap ikan oleh

nelayan di laut.

diatur Pemerintah. Lebih lanjut, upaya koordinasi

pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) senantiasa dilakukan dengan fokus mengendalikan

sejumlah risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yaitu masih

tingginya ketergantungan pasokan bahan makanan dari

luar wilayah Kalimantan Tengah, anomali cuaca yang

berpotensi mengganggu kinerja produksi pangan, dan

struktur pasar yang masih belum efisien sehingga rentan

terhadap gejolak harga.

3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOKTekanan inflasi triwulan IV 2018 didorong oleh

hampir seluruh kelompok pengeluaran. Peningkatan

tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 terjadi pada sebagian

besar kelompok pengeluaran, dengan penyumbang

peningkatan inflasi terbesar dari kelompok transportasi,

komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan

makanan. Kelompok transportasi mengalami peningkatan

tekanan inflasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sejalan dengan tingginya permintaan angkutan udara

pada momen libur perayaan hari raya Natal dan Tahun

Baru. Sementara itu, peningkatan tekanan inflasi pada

kelompok bahan makanan terutama disebabkan kenaikan

harga komoditas daging ayam ras. Tingginya preferensi

masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam ras pada

perayaan hari besar keagamaan nasional mendorong laju

inflasi komoditas ini. Selain kelompok tersebut, kelompok-

kelompok lain juga mengalami peningkatan laju inflasi

kecuali kelompok kesehatan yang sedikit mengalami

penurunan.

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

KELOMPOKI II III IV

2017

I II

2018

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA

TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN

UMUM/TOTAL

2,54

3,65

6,60

2,19

5,33

4,99

3,54

4,10

0,52

2,38

10,54

2,33

3,07

4,40

9,15

4,97

0,74

2,79

9,20

2,08

2,22

2,61

3,89

3,81

-1,09

2,16

9,12

3,07

2,00

2,38

3,70

3,18

-0,49

1,75

5,84

4,92

2,89

2,73

1,16

2,31

5,63

2,05

2,06

4,72

4,22

3,09

1,08

3,08

%, YOY

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

III

4,78

2,23

2,87

4,16

4,30

3,14

5,16

3,72

IV

2,25

3,25

4,43

3,45

8,88

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

31KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

RP/KG %, WTW

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)

RP/KG %, WTW

RP/KG %, WTWRP/KG %, WTW

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00BERAS MEDIUM

0

40.000

80.000

120.000

160.000 CABAI RAWIT

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 DAGING AYAM RAS

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 BAWANG MERAH

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

-50,00

-30,00

-10,00

10,00

30,00

50,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH

yang tidak setinggi triwulan sebelumnya didukung oleh

masuknya periode panen komoditas pangan dan

hortikultura di sentra produksi nasional. Meski demikian,

risiko terkait anomali cuaca dan tinggi gelombang laut di

awal tahun perlu diwaspadai karena dapat menganggu

produksi dan kelancaran distribusi pasokan bahan

makanan dari luar Kalimantan Tengah.

Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan I

2019, diprakirakan berada dalam tren yang

melandai. Penurunan tekanan harga komoditas bahan

makanan terkonfirmasi dari hasil pemantauan harga 6PIHPS . Berdasarkan pemantauan, harga rata-rata daging

ayam ras pada Minggu III Februari 2019 berada pada

kisaran Rp36.550/kg di Palangka Raya dan Rp32.150/kg di

Sampit, turun dari Rp46.650/kg di Palangka Raya dan

Rp46.100/kg di Sampit pada Minggu IV Desember 2018.

Sementara itu, harga rata-rata bawang merah di Palangka

Raya dan Sampit juga mengalami penurunan yaitu menjadi

Rp27.950/kg pada Minggu III Februari 2019 dari

Rp33.950/kg pada Minggu IV Desember 2018. Meredanya

tekanan inflasi dipengaruhi oleh terjaganya pasokan serta

normalisasi pola konsumsi masyarakat paska perayaan hari

raya Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, tekanan inflasi

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, dapat diakses di hargapangan.id6.

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa KeuanganLaju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan

jasa keuangan mengalami peningkatan. Kelompok ini

tercatat mengalami inflasi sebesar 8,88% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

5,16% (yoy) – Tabel 3.1. Komponen utama penyumbang

tekanan harga pada triwulan IV 2018 bersumber dari

kelompok transportasi dan komunikasi. Komoditas yang

mendorong peningkatan tekanan harga kelompok ini

adalah komoditas angkutan udara, bensin, dan tarif pulsa

ponsel yang masing-masing mengalami inflasi sebesar

73,53% (yoy), 8,77% (yoy), dan 8,86% (yoy) dengan andil

inflasi masing-masing sebesar 1,06% (yoy), 0,27% (yoy)

dan 0,19% (yoy). Peningkatan tekanan harga komoditas

angkutan udara disebabkan oleh lonjakan permintaan

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan

bakar meningkat dari triwulan sebelumnya.

Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 3,25%

(yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 2,87% (yoy) –Tabel 3.1. Inflasi

kelompok ini utamanya didorong oleh tekanan harga pada

sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta sub

kelompok perlengkapan rumah tangga. Adapun

komoditas pada sub kelompok tersebut yang memberikan

andil inflasi terbesar adalah bahan bakar rumah tangga,

biaya sewa rumah, dan seng dengan andil inflasi masing-

masing sebesar 0,31% (yoy), 0,09% (yoy) dan 0,05%

(yoy). Peningkatan tekanan harga pada komoditas bahan

bakar rumah tangga utamanya disebabkan oleh

terganggunya ketersediaan pasokan pada pedagang

ditingkat eceran terdampak peraturan daerah yang

membatasi distribusi gas LPG 3kg hanya sampai pedagang

di tingkat agen. Pada triwulan I 2019, tekanan inflasi

kelompok ini diperkirakan akan mereda seiring dengan

kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan tarif listrik di

awal tahun.

Inflasi kelompok sandang meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018,

kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy)

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat inflasi

sebesar 4,16% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada

triwulan IV 2018 didorong oleh meningkatnya tekanan

inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah

emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar

0,11% (yoy). Laju inflasi pada kelompok ini diperkirakan

akan mengalami peningkatan pada triwulan I 2019

didorong oleh membaiknya harga komoditas emas dunia.

Tekanan inflasi kelompok kesehatan lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar

4,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian

triwulan sebelumnya yang sebesar 4,30% (yoy).

Meredanya tekanan inflasi utamanya dipengaruhi oleh

penurunan tekanan inflasi sub kelompok jasa kesehatan

tiket pesawat pada momen hari raya Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, kecenderungan harga tiket pesawat yang

meningkat hingga menyentuh level tarif batas atas

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kenaikan

harga bahan bakar avtur, pengurangan frekuensi

penerbangan yang dilakukan oleh beberapa maskapai,

dan naiknya biaya bandara yang meningkatkan beban

operasional maskapai. Sementara peningkatan tekanan

harga komoditas bensin didorong oleh adanya kebijakan

kenaikan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertalite dan

Dexlite) yang terjadi pada 1 Juli 2018.

Tren inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa

keuangan pada triwulan I 2019 diperkirakan akan

melandai. Prakiraan ini sejalan dengan realisasi inflasi

komoditas angkutan udara pada Januari 2019 yang

mengalami penurunan dari sebelumnya inflasi sebesar

47,29% (mtm) di Desember 2018 menjadi deflasi sebesar

-7,48% (mtm). Tekanan inflasi komoditas angkutan udara

yang lebih rendah ini seiring dengan selesainya momen

libur akhir tahun serta tidak adanya momen libur panjang

akhir pekan yang berdampak pada penurunan permintaan

tiket pesawat.

3.2.3 Kelompok LainnyaInflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau mengalami peningkatan. Kelompok ini

tercatat mengalami inflasi sebesar 2,25% (yoy) pada

triwulan IV 2018, meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,23% (yoy).

Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini utamanya

didorong oleh peningkatan tekanan inflasi sub kelompok

makanan jadi. Adapun komoditas-komoditas yang

memberikan andil inflasi terbesar adalah rokok kretek

filter, ayam goreng, dan rokok kretek, yang masing-masing

tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,24% (yoy),

0,07% (yoy) dan 0,05% (yoy). Pada triwulan I 2019,

tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda

yang disebabkan oleh adanya normalisasi pola konsumsi

paska perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru serta

keputusan Pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai

rokok di tahun 2019.

33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

RP/KG %, WTW

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)

RP/KG %, WTW

RP/KG %, WTWRP/KG %, WTW

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00BERAS MEDIUM

0

40.000

80.000

120.000

160.000 CABAI RAWIT

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 DAGING AYAM RAS

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 BAWANG MERAH

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

-50,00

-30,00

-10,00

10,00

30,00

50,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH

yang tidak setinggi triwulan sebelumnya didukung oleh

masuknya periode panen komoditas pangan dan

hortikultura di sentra produksi nasional. Meski demikian,

risiko terkait anomali cuaca dan tinggi gelombang laut di

awal tahun perlu diwaspadai karena dapat menganggu

produksi dan kelancaran distribusi pasokan bahan

makanan dari luar Kalimantan Tengah.

Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan I

2019, diprakirakan berada dalam tren yang

melandai. Penurunan tekanan harga komoditas bahan

makanan terkonfirmasi dari hasil pemantauan harga 6PIHPS . Berdasarkan pemantauan, harga rata-rata daging

ayam ras pada Minggu III Februari 2019 berada pada

kisaran Rp36.550/kg di Palangka Raya dan Rp32.150/kg di

Sampit, turun dari Rp46.650/kg di Palangka Raya dan

Rp46.100/kg di Sampit pada Minggu IV Desember 2018.

Sementara itu, harga rata-rata bawang merah di Palangka

Raya dan Sampit juga mengalami penurunan yaitu menjadi

Rp27.950/kg pada Minggu III Februari 2019 dari

Rp33.950/kg pada Minggu IV Desember 2018. Meredanya

tekanan inflasi dipengaruhi oleh terjaganya pasokan serta

normalisasi pola konsumsi masyarakat paska perayaan hari

raya Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, tekanan inflasi

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, dapat diakses di hargapangan.id6.

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa KeuanganLaju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan

jasa keuangan mengalami peningkatan. Kelompok ini

tercatat mengalami inflasi sebesar 8,88% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

5,16% (yoy) – Tabel 3.1. Komponen utama penyumbang

tekanan harga pada triwulan IV 2018 bersumber dari

kelompok transportasi dan komunikasi. Komoditas yang

mendorong peningkatan tekanan harga kelompok ini

adalah komoditas angkutan udara, bensin, dan tarif pulsa

ponsel yang masing-masing mengalami inflasi sebesar

73,53% (yoy), 8,77% (yoy), dan 8,86% (yoy) dengan andil

inflasi masing-masing sebesar 1,06% (yoy), 0,27% (yoy)

dan 0,19% (yoy). Peningkatan tekanan harga komoditas

angkutan udara disebabkan oleh lonjakan permintaan

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan

bakar meningkat dari triwulan sebelumnya.

Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 3,25%

(yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 2,87% (yoy) –Tabel 3.1. Inflasi

kelompok ini utamanya didorong oleh tekanan harga pada

sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta sub

kelompok perlengkapan rumah tangga. Adapun

komoditas pada sub kelompok tersebut yang memberikan

andil inflasi terbesar adalah bahan bakar rumah tangga,

biaya sewa rumah, dan seng dengan andil inflasi masing-

masing sebesar 0,31% (yoy), 0,09% (yoy) dan 0,05%

(yoy). Peningkatan tekanan harga pada komoditas bahan

bakar rumah tangga utamanya disebabkan oleh

terganggunya ketersediaan pasokan pada pedagang

ditingkat eceran terdampak peraturan daerah yang

membatasi distribusi gas LPG 3kg hanya sampai pedagang

di tingkat agen. Pada triwulan I 2019, tekanan inflasi

kelompok ini diperkirakan akan mereda seiring dengan

kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan tarif listrik di

awal tahun.

Inflasi kelompok sandang meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018,

kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy)

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat inflasi

sebesar 4,16% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada

triwulan IV 2018 didorong oleh meningkatnya tekanan

inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah

emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar

0,11% (yoy). Laju inflasi pada kelompok ini diperkirakan

akan mengalami peningkatan pada triwulan I 2019

didorong oleh membaiknya harga komoditas emas dunia.

Tekanan inflasi kelompok kesehatan lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar

4,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian

triwulan sebelumnya yang sebesar 4,30% (yoy).

Meredanya tekanan inflasi utamanya dipengaruhi oleh

penurunan tekanan inflasi sub kelompok jasa kesehatan

tiket pesawat pada momen hari raya Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, kecenderungan harga tiket pesawat yang

meningkat hingga menyentuh level tarif batas atas

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kenaikan

harga bahan bakar avtur, pengurangan frekuensi

penerbangan yang dilakukan oleh beberapa maskapai,

dan naiknya biaya bandara yang meningkatkan beban

operasional maskapai. Sementara peningkatan tekanan

harga komoditas bensin didorong oleh adanya kebijakan

kenaikan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertalite dan

Dexlite) yang terjadi pada 1 Juli 2018.

Tren inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa

keuangan pada triwulan I 2019 diperkirakan akan

melandai. Prakiraan ini sejalan dengan realisasi inflasi

komoditas angkutan udara pada Januari 2019 yang

mengalami penurunan dari sebelumnya inflasi sebesar

47,29% (mtm) di Desember 2018 menjadi deflasi sebesar

-7,48% (mtm). Tekanan inflasi komoditas angkutan udara

yang lebih rendah ini seiring dengan selesainya momen

libur akhir tahun serta tidak adanya momen libur panjang

akhir pekan yang berdampak pada penurunan permintaan

tiket pesawat.

3.2.3 Kelompok LainnyaInflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau mengalami peningkatan. Kelompok ini

tercatat mengalami inflasi sebesar 2,25% (yoy) pada

triwulan IV 2018, meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,23% (yoy).

Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini utamanya

didorong oleh peningkatan tekanan inflasi sub kelompok

makanan jadi. Adapun komoditas-komoditas yang

memberikan andil inflasi terbesar adalah rokok kretek

filter, ayam goreng, dan rokok kretek, yang masing-masing

tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,24% (yoy),

0,07% (yoy) dan 0,05% (yoy). Pada triwulan I 2019,

tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda

yang disebabkan oleh adanya normalisasi pola konsumsi

paska perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru serta

keputusan Pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai

rokok di tahun 2019.

33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Pada triwulan IV 2018, tekanan inflasi di kedua kota

sampel inflasi yaitu Palangka Raya dan Sampit

meningkat. Inflasi di kota Palangka Raya (bobot kota :

0,65) dan kota Sampit (bobot kota : 0,35) pada triwulan IV

2018 masing-masing sebesar 3,68% (yoy) dan 6,02%

(yoy). Realisasi inflasi Palangka Raya berada dalam sasaran

inflasi nasional, namun lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,69%(yoy). Sejalan

dengan Palangka Raya, capaian inflasi kota Sampit juga

tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 5,57%(yoy), dan berada di atas

sasaran inflasi nasional. Pergerakan inflasi kedua kota

sampel inflasi Kalimantan Tengah menunjukkan arah

pergerakan yang sama dengan pergerakan inflasi kota-

kota sampel inflasi di pulau Kalimantan dengan tren

meningkat sejalan dengan peningkatan pola konsumsi

masyarakat pada momen perayaan hari raya Natal dan

Tahun Baru.

Inflasi Palangka Raya pada triwulan IV 2018 didorong

oleh kelompok transportasi dan bahan makanan

(Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka Raya

mengalami inflasi sebesar 7,01% (yoy), meningkat dari

sebesar 3,19% (yoy) di triwulan III 2018. Peningkatan laju

inflasi terutama didorong oleh tekanan harga angkutan

udara yang mengalami inflasi sebesar 33,54% (yoy), dari

triwulan sebelumnya sebesar 4,79% (yoy) seiring dengan

lonjakan permintaan tiket pesawat pada momen hari raya

terutama komoditas perawatan jasmani dan kosmetik.

Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil

deflasi terbesar pada kelompok ini adalah shampo,

parfum, dan sabun mandi cair yang tercatat masing-

masing memberikan andil deflasi sebesar 0,04% (yoy),

0,03% (yoy), dan 0,02% (yoy). Pada triwulan I 2019,

capaian inflasi kelompok ini diperkirakan akan tetap

terkendali disebabkan oleh normalisasi permintaan paska

libur hari raya Natal dan Tahun Baru.

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga

meningkat dibandingkan dengan tr iwulan

sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi

sebesar 3,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 3,14% (yoy).

Peningkatan capaian inflasi kelompok ini utamanya

didorong oleh peningkatan tekanan harga pada sub

kelompok rekreasi dan olahraga didorong oleh

peningkatan aktivitas rekreasi dan olahraga selama

periode liburan perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.

Komoditas yang mengalami peningkatan tekanan inflasi

adalah raket, surat kabar harian, dan televisi berwarna

yang masing-masing tercatat inflasi sebesar 26,23% (yoy),

10,30% (yoy) dan 2,78% (yoy). Pada triwulan I 2019,

tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda

seiring dengan selesainya periode liburan perayaan hari

raya Natal dan Tahun Baru.

3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA

Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional Maret 2019

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-IV (2015-2017) IV-2018

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Palangka Raya

Sampit

Pontianak

Singkawang

Banjarmasin

Tanjung

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA (TW-IV) 2015-2017 IV-18

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Kalimantan

Nasional

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Dua Kota Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YOY

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan IV 2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

DEFLASI

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

INFLASI

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transpor

PALANGKA RAYASAMPIT

(%,YOY)

2,50

3,80

3,58

5,89

3,28

4,20

II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

harga pada sub kelompok transportasi sebesar 15,10%

(yoy). Peningkatan tekanan sub kelompok transportasi

didorong oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara

yang terjadi akibat dari masih terbatasnya rute

penerbangan dari dan menuju kota Sampit. Tekanan inflasi

juga terjadi pada kelompok lain yaitu pada kelompok

bahan makanan terutama komoditas daging ayam ras.

Realisasi inflasi Palangka Raya dan Sampit di atas

rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam tiga

tahun terakhir (Grafik 3.5). Pada triwulan IV 2018,

tingkat inflasi Palangka Raya dan Sampit tercatat berada di

atas inflasi rata-ratanya selama tiga tahun terakhir yaitu

masing-masing sebesar 3,07%(yoy) dan 3,82% (yoy).

Lebih lanjut, Sampit tercatat sebagai kota yang memiliki

realisasi inflasi tertinggi di antara kota-kota lain di

Kalimantan. Di level provinsi, Kalimantan Tengah tercatat

sebagai provinsi ke-2 dengan tingkat inflasi tertinggi se-

Kalimantan setelah Kalimantan Utara (Grafik 3.6). Seluruh

provinsi di pulau Kalimantan tercatat berada di atas inflasi

nasional sebesar 3,13% (yoy), kecuali Kalimantan Selatan

yang tercatat berada di bawah inflasi nasional.

Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kelompok bahan

makanan mencatatkan inflasi sebesar 4,61% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar

3,97% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut utamanya

masih disebabkan oleh tekanan harga pada sub kelompok

daging dan ikan segar yang masing-masing tercatat inflasi

sebesar 10,08% (yoy) dan 8,55% (yoy). Tekanan harga

yang terjadi pada sub kelompok daging disebabkan oleh

peningkatan harga yang terjadi pada komoditas daging

ayam ras, sedangkan tekanan harga pada sub kelompok

ikan segar terjadi pada komoditas ikan patin dan nila. Di sisi

lain, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya

mengalami deflasi sebesar -0,11% (yoy) menahan laju

inflasi Palangka Raya.

Sejalan dengan inflasi Palangka Raya, peningkatan

tekanan inflasi Sampit didorong oleh kelompok

transportasi dan bahan makanan (Grafik 3.5). Laju

inflasi kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan

sebesar 11,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

periode sebelumnya tercatat inflasi sebesar 8,43% (yoy).

Tekanan inflasi pada kelompok ini didorong oleh tekanan

35KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Pada triwulan IV 2018, tekanan inflasi di kedua kota

sampel inflasi yaitu Palangka Raya dan Sampit

meningkat. Inflasi di kota Palangka Raya (bobot kota :

0,65) dan kota Sampit (bobot kota : 0,35) pada triwulan IV

2018 masing-masing sebesar 3,68% (yoy) dan 6,02%

(yoy). Realisasi inflasi Palangka Raya berada dalam sasaran

inflasi nasional, namun lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,69%(yoy). Sejalan

dengan Palangka Raya, capaian inflasi kota Sampit juga

tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 5,57%(yoy), dan berada di atas

sasaran inflasi nasional. Pergerakan inflasi kedua kota

sampel inflasi Kalimantan Tengah menunjukkan arah

pergerakan yang sama dengan pergerakan inflasi kota-

kota sampel inflasi di pulau Kalimantan dengan tren

meningkat sejalan dengan peningkatan pola konsumsi

masyarakat pada momen perayaan hari raya Natal dan

Tahun Baru.

Inflasi Palangka Raya pada triwulan IV 2018 didorong

oleh kelompok transportasi dan bahan makanan

(Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka Raya

mengalami inflasi sebesar 7,01% (yoy), meningkat dari

sebesar 3,19% (yoy) di triwulan III 2018. Peningkatan laju

inflasi terutama didorong oleh tekanan harga angkutan

udara yang mengalami inflasi sebesar 33,54% (yoy), dari

triwulan sebelumnya sebesar 4,79% (yoy) seiring dengan

lonjakan permintaan tiket pesawat pada momen hari raya

terutama komoditas perawatan jasmani dan kosmetik.

Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil

deflasi terbesar pada kelompok ini adalah shampo,

parfum, dan sabun mandi cair yang tercatat masing-

masing memberikan andil deflasi sebesar 0,04% (yoy),

0,03% (yoy), dan 0,02% (yoy). Pada triwulan I 2019,

capaian inflasi kelompok ini diperkirakan akan tetap

terkendali disebabkan oleh normalisasi permintaan paska

libur hari raya Natal dan Tahun Baru.

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga

meningkat dibandingkan dengan tr iwulan

sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi

sebesar 3,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 3,14% (yoy).

Peningkatan capaian inflasi kelompok ini utamanya

didorong oleh peningkatan tekanan harga pada sub

kelompok rekreasi dan olahraga didorong oleh

peningkatan aktivitas rekreasi dan olahraga selama

periode liburan perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.

Komoditas yang mengalami peningkatan tekanan inflasi

adalah raket, surat kabar harian, dan televisi berwarna

yang masing-masing tercatat inflasi sebesar 26,23% (yoy),

10,30% (yoy) dan 2,78% (yoy). Pada triwulan I 2019,

tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda

seiring dengan selesainya periode liburan perayaan hari

raya Natal dan Tahun Baru.

3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA

Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional Maret 2019

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-IV (2015-2017) IV-2018

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Palangka Raya

Sampit

Pontianak

Singkawang

Banjarmasin

Tanjung

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA (TW-IV) 2015-2017 IV-18

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Kalimantan

Nasional

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Dua Kota Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YOY

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan IV 2018

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

DEFLASI

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

INFLASI

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transpor

PALANGKA RAYASAMPIT

(%,YOY)

2,50

3,80

3,58

5,89

3,28

4,20

II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

harga pada sub kelompok transportasi sebesar 15,10%

(yoy). Peningkatan tekanan sub kelompok transportasi

didorong oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara

yang terjadi akibat dari masih terbatasnya rute

penerbangan dari dan menuju kota Sampit. Tekanan inflasi

juga terjadi pada kelompok lain yaitu pada kelompok

bahan makanan terutama komoditas daging ayam ras.

Realisasi inflasi Palangka Raya dan Sampit di atas

rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam tiga

tahun terakhir (Grafik 3.5). Pada triwulan IV 2018,

tingkat inflasi Palangka Raya dan Sampit tercatat berada di

atas inflasi rata-ratanya selama tiga tahun terakhir yaitu

masing-masing sebesar 3,07%(yoy) dan 3,82% (yoy).

Lebih lanjut, Sampit tercatat sebagai kota yang memiliki

realisasi inflasi tertinggi di antara kota-kota lain di

Kalimantan. Di level provinsi, Kalimantan Tengah tercatat

sebagai provinsi ke-2 dengan tingkat inflasi tertinggi se-

Kalimantan setelah Kalimantan Utara (Grafik 3.6). Seluruh

provinsi di pulau Kalimantan tercatat berada di atas inflasi

nasional sebesar 3,13% (yoy), kecuali Kalimantan Selatan

yang tercatat berada di bawah inflasi nasional.

Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kelompok bahan

makanan mencatatkan inflasi sebesar 4,61% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar

3,97% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut utamanya

masih disebabkan oleh tekanan harga pada sub kelompok

daging dan ikan segar yang masing-masing tercatat inflasi

sebesar 10,08% (yoy) dan 8,55% (yoy). Tekanan harga

yang terjadi pada sub kelompok daging disebabkan oleh

peningkatan harga yang terjadi pada komoditas daging

ayam ras, sedangkan tekanan harga pada sub kelompok

ikan segar terjadi pada komoditas ikan patin dan nila. Di sisi

lain, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya

mengalami deflasi sebesar -0,11% (yoy) menahan laju

inflasi Palangka Raya.

Sejalan dengan inflasi Palangka Raya, peningkatan

tekanan inflasi Sampit didorong oleh kelompok

transportasi dan bahan makanan (Grafik 3.5). Laju

inflasi kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan

sebesar 11,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

periode sebelumnya tercatat inflasi sebesar 8,43% (yoy).

Tekanan inflasi pada kelompok ini didorong oleh tekanan

35KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHSecara umum tantangan pengendalian inflasi di

Kalimantan Tengah sepanjang triwulan IV 2018

bersumber dari momen perayaan Natal dan Tahun

Baru. Selain itu, faktor kebijakan pemerintah pusat terkait

harga sejumlah kelompok barang seperti tarif angkutan

dan BBM serta faktor cuaca dan tinggi gelombang laut

juga turut memengaruhi laju inflasi di Kalimantan Tengah.

Faktor lainnya, distribusi komoditas pangan strategis

Kalimantan Tengah dinilai masih belum efisien dan

sebagian besar bahan makanan dipasok dari luar wilayah

(Kalimantan Selatan dan pulau Jawa), sementara produksi

yang dihasilkan sendiri belum mampu memenuhi

kebutuhan konsumsi masyarakat Kalimantan Tengah. Di

sisi lain, efektivitas pengendalian inflasi terutama bagi

Pemerintah Daerah maupun instansi terkait lainnya masih

memiliki tantangan diantaranya:

B e l um op t ima ln ya pe l ak sanaan p rog ram

pengendalian inflasi yang telah dirumuskan dalam

roadmap pengendalian inflasi.

Program kerja pengendalian inflasi di masing-masing

lembaga/instansi belum bersinergi sehingga dampak

dari program tersebut belum optimal.

Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap program

pengendalian inflasi.

3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHBerbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan

oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi kenaikan

harga bahan makanan. Keg ia tan -keg ia tan

pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID Kalimantan

Tengah sepanjang tahun 2018 berupa pemantauan

harga, penguatan kerjasama dan koordinasi baik di TPID

Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota se-Kalimantan

Tengah. Sebagai tindak lanjut terhadap risiko dan

tantangan pengendalian inflasi Kalimantan Tengah, TPID

se-Kalimantan Tengah akan terus melanjutkan upaya

pengendalian harga baik melalui forum koordinasi

maupun tindak lanjut nyata dengan instansi daerah

terkait. Program kerja TPID difokuskan meliputi produksi,

distribusi, dan menjaga ekspektasi masyarakat melalui

sosialisasi dan publikasi terkait upaya menjaga stabilitas

harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar

murah, dan operasi pasar insidentil juga akan terus

dilanjutkan sehingga dapat menahan laju inflasi yang

bersumber dari sisi permintaan, penawaran, dan

ekspektasi masyarakat.

High Level Meeting Terbatas “Pengendalian Harga Daging Ayam Ras Melalui Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku sebagai Buffer Stock Terjaganya Ketersediaan Pasokan dan Kewajaran Harga Daging Ayam”

Merupakan high level meeting tindak lanjut dari rapat terbatas tanggal 29

Agustus 2018 serta beberapa rangkaian koordinasi teknis antara KPw BI

Prov. Kalimantan Tengah, Bulog Divre Kalimantan Tengah dan SKPD

Provinsi Kalimantan Tengah terkait dalam mewujudkan program inovasi

pembentukan supply chain daging ayam beku.

Output HLM merupakan rekomendasi teknis kepada masing-masing

instansi terkait untuk segera mengimplementasikan terbentuknya supply

chain daging ayam beku di Kalimantan Tengah.

LOKASI TANGGAL

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan

Tengah

19 Oktober 2018

Tabel 3.2 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

KEGIATAN

1.

Bulog Divre Kalimantan Tengah, KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah, dan

Pemprov Kalimantan Tengah (Biro Ekonomi, Dinas TPHP, Dinas Ketahanan

Pangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian).

Peserta

Pembahasan teknis terkait implementasi penerapan rantai pasokan daging

ayam segar beku kepada Bulog melalui Rumah Pangan Kita, dan pemasok

daging ayam segar beku di Kalimantan Tengah.

Output

Rapat Koordinasi Penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi, Kota, dan Kabupaten Se-Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Sampit 11 - 12 Desember

2018

2.

Penyusunan roadmap pengendalian inflasi tahun 2019-2021 masing-

masing TPID Kota/Kabupaten se-Kalimantan Tengah.

Capacity building TPID terkait inflasi dan pengendaliannya.

Update perkembangan realisasi inflasi dan program pengendalian inflasi di

provinsi Kalimantan Tengah.

TPID Kota dan Kabupaten se-Kalimantan Tengah, perwakilan Tim Pengendalian

Inflasi Pusat (TPIP) serta Kepala Unit Fungsi Advisory Ekonomi dan Surveilans

Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia.

Peserta

Peluncuran Program Inovasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah “Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku”

Tujuan Kegiatan

Rumah Pangan Kita

“Asri Sayur”,

Palangka Raya

Kalimantan Tengah

4 Desember 20193.

Tindak lanjut HLM terbatas TPID Provinsi Kalimantan Tengah pada 29

Agustus 2018.

Peluncuran program supply chain daging ayam beku melalui Rumah

Pangan Kita.

37KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHSecara umum tantangan pengendalian inflasi di

Kalimantan Tengah sepanjang triwulan IV 2018

bersumber dari momen perayaan Natal dan Tahun

Baru. Selain itu, faktor kebijakan pemerintah pusat terkait

harga sejumlah kelompok barang seperti tarif angkutan

dan BBM serta faktor cuaca dan tinggi gelombang laut

juga turut memengaruhi laju inflasi di Kalimantan Tengah.

Faktor lainnya, distribusi komoditas pangan strategis

Kalimantan Tengah dinilai masih belum efisien dan

sebagian besar bahan makanan dipasok dari luar wilayah

(Kalimantan Selatan dan pulau Jawa), sementara produksi

yang dihasilkan sendiri belum mampu memenuhi

kebutuhan konsumsi masyarakat Kalimantan Tengah. Di

sisi lain, efektivitas pengendalian inflasi terutama bagi

Pemerintah Daerah maupun instansi terkait lainnya masih

memiliki tantangan diantaranya:

B e l um op t ima ln ya pe l ak sanaan p rog ram

pengendalian inflasi yang telah dirumuskan dalam

roadmap pengendalian inflasi.

Program kerja pengendalian inflasi di masing-masing

lembaga/instansi belum bersinergi sehingga dampak

dari program tersebut belum optimal.

Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap program

pengendalian inflasi.

3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHBerbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan

oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi kenaikan

harga bahan makanan. Keg ia tan -keg ia tan

pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID Kalimantan

Tengah sepanjang tahun 2018 berupa pemantauan

harga, penguatan kerjasama dan koordinasi baik di TPID

Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota se-Kalimantan

Tengah. Sebagai tindak lanjut terhadap risiko dan

tantangan pengendalian inflasi Kalimantan Tengah, TPID

se-Kalimantan Tengah akan terus melanjutkan upaya

pengendalian harga baik melalui forum koordinasi

maupun tindak lanjut nyata dengan instansi daerah

terkait. Program kerja TPID difokuskan meliputi produksi,

distribusi, dan menjaga ekspektasi masyarakat melalui

sosialisasi dan publikasi terkait upaya menjaga stabilitas

harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar

murah, dan operasi pasar insidentil juga akan terus

dilanjutkan sehingga dapat menahan laju inflasi yang

bersumber dari sisi permintaan, penawaran, dan

ekspektasi masyarakat.

High Level Meeting Terbatas “Pengendalian Harga Daging Ayam Ras Melalui Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku sebagai Buffer Stock Terjaganya Ketersediaan Pasokan dan Kewajaran Harga Daging Ayam”

Merupakan high level meeting tindak lanjut dari rapat terbatas tanggal 29

Agustus 2018 serta beberapa rangkaian koordinasi teknis antara KPw BI

Prov. Kalimantan Tengah, Bulog Divre Kalimantan Tengah dan SKPD

Provinsi Kalimantan Tengah terkait dalam mewujudkan program inovasi

pembentukan supply chain daging ayam beku.

Output HLM merupakan rekomendasi teknis kepada masing-masing

instansi terkait untuk segera mengimplementasikan terbentuknya supply

chain daging ayam beku di Kalimantan Tengah.

LOKASI TANGGAL

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan

Tengah

19 Oktober 2018

Tabel 3.2 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

KEGIATAN

1.

Bulog Divre Kalimantan Tengah, KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah, dan

Pemprov Kalimantan Tengah (Biro Ekonomi, Dinas TPHP, Dinas Ketahanan

Pangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian).

Peserta

Pembahasan teknis terkait implementasi penerapan rantai pasokan daging

ayam segar beku kepada Bulog melalui Rumah Pangan Kita, dan pemasok

daging ayam segar beku di Kalimantan Tengah.

Output

Rapat Koordinasi Penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi, Kota, dan Kabupaten Se-Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Sampit 11 - 12 Desember

2018

2.

Penyusunan roadmap pengendalian inflasi tahun 2019-2021 masing-

masing TPID Kota/Kabupaten se-Kalimantan Tengah.

Capacity building TPID terkait inflasi dan pengendaliannya.

Update perkembangan realisasi inflasi dan program pengendalian inflasi di

provinsi Kalimantan Tengah.

TPID Kota dan Kabupaten se-Kalimantan Tengah, perwakilan Tim Pengendalian

Inflasi Pusat (TPIP) serta Kepala Unit Fungsi Advisory Ekonomi dan Surveilans

Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia.

Peserta

Peluncuran Program Inovasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah “Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku”

Tujuan Kegiatan

Rumah Pangan Kita

“Asri Sayur”,

Palangka Raya

Kalimantan Tengah

4 Desember 20193.

Tindak lanjut HLM terbatas TPID Provinsi Kalimantan Tengah pada 29

Agustus 2018.

Peluncuran program supply chain daging ayam beku melalui Rumah

Pangan Kita.

37KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

LOKASI TANGGALKEGIATAN

Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya

beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil

deflasi terdalam.

Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah

dibandingkan dengan capaian inflasi regional.

Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi

peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.

Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota

TPID selama periode kedepan.

Tujuan Kegiatan

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

1 Oktober 2018

1 November 2018

3 Desember 2018

4.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan kepada

media, dalam rangka untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat

Kalimantan Tengah.

Tujuan Kegiatan

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal

Kalimantan Tengah

Peserta

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

2 Oktober 2018

2 November 2018

4 Desember 2018

5.

STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM

04

Indikator aset perbankan pada triwulan IV 2018 menunjukkan peningkatan didorong oleh

peningkatan pertumbuhan DPK.

Ketahanan sistem keuangan relatif masih terjaga, meskipun sedikit menurun seiring dengan

peningkatan risiko kredit bermasalah.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2018

melebihi target minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan Tengah.

Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah tahun 2018 masih terjaga

ditengah melambatnya intermediasi.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

LOKASI TANGGALKEGIATAN

Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya

beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil

deflasi terdalam.

Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah

dibandingkan dengan capaian inflasi regional.

Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi

peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.

Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota

TPID selama periode kedepan.

Tujuan Kegiatan

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

1 Oktober 2018

1 November 2018

3 Desember 2018

4.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan kepada

media, dalam rangka untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat

Kalimantan Tengah.

Tujuan Kegiatan

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal

Kalimantan Tengah

Peserta

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

2 Oktober 2018

2 November 2018

4 Desember 2018

5.

STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM

04

Indikator aset perbankan pada triwulan IV 2018 menunjukkan peningkatan didorong oleh

peningkatan pertumbuhan DPK.

Ketahanan sistem keuangan relatif masih terjaga, meskipun sedikit menurun seiring dengan

peningkatan risiko kredit bermasalah.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2018

melebihi target minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan Tengah.

Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah tahun 2018 masih terjaga

ditengah melambatnya intermediasi.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

4.1 KONDISI UMUMpada tabungan dan deposito perbankan. Meskipun

demikian, perlambatan penyaluran kredit ke rumah

tangga disertai perbaikan kualitas kredit seiring dengan

proses restrukturisasi yang dilakukan oleh perbankan.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level yang

baik dengan tren rasio NPL yang menurun dan terjaga di

bawah threshold 5%.

Di tengah perlambatan penyaluran kredit secara

umum, laju pertumbuhan kredit UMKM mengalami

peningkatan. Penyaluran kredit UMKM tumbuh lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya seiring dengan upaya

perbankan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia

mengenai rasio penyaluran kredit UMKM minimum

sebesar 20% di akhir tahun 2018. Secara umum, rasio

penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah tercatat

sebesar 20,10% di atas batas minimum.

Secara umum, pada tahun 2018 tekanan terhadap

stabilitas sistem keuangan meningkat seiring

dengan perlambatan kinerja intermediasi yang

disertai dengan peningkatan risiko kredit. Kinerja

intermediasi perbankan melambat tertahan oleh kinerja

lapangan usaha utama dan rumah tangga Kalimantan

Tengah yang mengalami perlambatan. Total kredit bank

umum di Kalimantan Tengah mengalami deselerasi di

tengah peningkatan pertumbuhan DPK terutama pada

jenis simpanan tabungan dan deposito sejalan dengan

kenaikan suku bunga simpanan. Risiko kredit bermasalah

perbankan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan

tercermin dari tren rasio NPL yang meningkat meskipun

masih terjaga dibawah ambang batas 5%.

Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi

mengalami deselerasi sejalan dengan perlambatan

perekonomian Kalimantan Tengah. Deselerasi

penyaluran kredit terutama terjadi pada korporasi yang

bergerak di sektor pertambangan sejalan dengan

penurunan harga komoditas batubara dunia di triwulan IV

2018. Lebih lanjut, penyaluran pendanaan di sektor

pertanian mengalami penurunan dampak dari

perlambatan kinerja korporasi kelapa sawit yang

terpengaruh oleh tren penurunan harga komoditas CPO

internasional, dan peningkatan tarif impor dari negara

mitra dagang. Perlambatan penyaluran kredit korporasi ini

disertai dengan penurunan kualitas kredit yang

diindikasikan dari peningkatan rasio NPL korporasi yang

mencapai 2,37% dari tahun 2017 tercatat 0,83%. Namun,

rasio NPL korporasi masih terjaga di bawah threshold 5%.

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat

sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Rumah tangga diindikasikan cenderung

menahan kegiatan konsumsinya dan memilih untuk

menabung. Tendensi ini tercermin dari peningkatan DPK

rumah tangga yang cukup signifikan. Tingginya inflasi dan

peningkatan suku bunga simpanan, mendorong rumah

tangga untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya

4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN4.2.1 Kinerja Perbankan Secara UmumIntermediasi perbankan tumbuh melambat sejalan

dengan perlambatan laju perekonomian Kalimantan

Tengah. Penyaluran kredit tumbuh melambat di tengah

peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV 2018

secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di

lapangan usaha pertanian, perdagangan dan

pertambangan. Perlambatan kredit disertai dengan

penurunan kualitas kredit tercermin dari tren rasio NPL

yang meningkat, namun masih terjaga di bawah level

indikatifnya.

Total aset bank umum tumbuh positif didorong oleh

peningkatan pertumbuhan DPK. Total aset bank umum

pada triwulan IV 2018 tercatat Rp35,62 triliun, meningkat

dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,57

triliun (Grafik 4.1). Secara tahunan, pertumbuhan aset

bank umum triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 9,45%

(yoy), lebih tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 0,22% (yoy).

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

III 2018 IV 2018

27,98%54,52%17,49%DEPOSITOTABUNGANGIRO

25,71%51,67%22,62%DEPOSITOTABUNGANGIRO

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ASET G.ASET

RP TRILIUN %, YOY

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak KetigaDPK pada triwulan IV 2018 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK

perbankan pada triwulan IV 2018 tumbuh 13,13% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada

triwulan III 2018 yang tercatat tumbuh 6,89% (yoy).

Berdasarkan jenisnya, peningkatan kinerja DPK

dipengaruhi oleh percepatan pertumbuhan simpanan

dalam bentuk deposito yang tumbuh 34,70%(yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar

19,54%(yoy) - Grafik 4.2. Di sisi lain, tabungan melambat

dari sebelumnya 13,20% (yoy) menjadi 8,90% (yoy) di

triwulan IV 2018, sedangkan giro tercatat masih

mengalami kontraksi sebesar 0,36% (yoy), menahan laju

pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih tinggi lagi.

Berdasarkan komposisinya, tabungan masih mendominasi

total keseluruhan DPK perbankan sebesar 54,52% (Grafik

4.3).

Akselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik

di level korporasi maupun rumah tangga sejalan

dengan peningkatan suku bunga simpanan.

Percepatan pertumbuhan simpanan deposito mendorong

DPK tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Peningkatan deposito diindikasikan sebagai dampak dari

kenaikan suku bunga deposito yang terjadi pada triwulan

IV 2018. Kenaikan suku bunga ini ditengarai sebagai

respon dari perbankan atas kenaikan suku bunga acuan

yang telah naik sebanyak 6 kali selama tahun 2018 dari

4,25% di awal tahun hingga mencapai 6,00% di akhir

tahun. Di sisi lain, giro masih mengalami kontraksi seiring

dengan peningkatan aktivitas pembayaran korporasi di

akhir tahun. Perlambatan tabungan ditengarai sebagai

dampak dari shifting dana rumah tangga dari simpanan

tabungan ke simpanan deposito.

4.2.3 Penyaluran Kredit dan PembiayaanSejalan dengan pergerakan perekonomian

Kalimantan Tengah, penyaluran kredit perbankan di

Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Pertumbuhan

kredit di Kalimantan Tengah tercatat tumbuh melambat

dari triwulan sebelumnya sebesar 22,56% (yoy) menjadi

10,67% (yoy) (Grafik 4.4). Tren pertumbuhan kredit

Kalimantan Tengah juga sejalan dengan pergerakan

pertumbuhan kredit nasional yang mengalami deselerasi

yaitu dari triwulan III 2018 sebesar 12,69% menjadi

sebesar 11,75%. Secara nominal, penyaluran kredit di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar

Rp53,01 triliun, naik dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp51,21 triliun. Berdasarkan jenisnya,

pertumbuhan kredit Kalimantan Tengah utamanya

41KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

4.1 KONDISI UMUMpada tabungan dan deposito perbankan. Meskipun

demikian, perlambatan penyaluran kredit ke rumah

tangga disertai perbaikan kualitas kredit seiring dengan

proses restrukturisasi yang dilakukan oleh perbankan.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level yang

baik dengan tren rasio NPL yang menurun dan terjaga di

bawah threshold 5%.

Di tengah perlambatan penyaluran kredit secara

umum, laju pertumbuhan kredit UMKM mengalami

peningkatan. Penyaluran kredit UMKM tumbuh lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya seiring dengan upaya

perbankan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia

mengenai rasio penyaluran kredit UMKM minimum

sebesar 20% di akhir tahun 2018. Secara umum, rasio

penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah tercatat

sebesar 20,10% di atas batas minimum.

Secara umum, pada tahun 2018 tekanan terhadap

stabilitas sistem keuangan meningkat seiring

dengan perlambatan kinerja intermediasi yang

disertai dengan peningkatan risiko kredit. Kinerja

intermediasi perbankan melambat tertahan oleh kinerja

lapangan usaha utama dan rumah tangga Kalimantan

Tengah yang mengalami perlambatan. Total kredit bank

umum di Kalimantan Tengah mengalami deselerasi di

tengah peningkatan pertumbuhan DPK terutama pada

jenis simpanan tabungan dan deposito sejalan dengan

kenaikan suku bunga simpanan. Risiko kredit bermasalah

perbankan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan

tercermin dari tren rasio NPL yang meningkat meskipun

masih terjaga dibawah ambang batas 5%.

Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi

mengalami deselerasi sejalan dengan perlambatan

perekonomian Kalimantan Tengah. Deselerasi

penyaluran kredit terutama terjadi pada korporasi yang

bergerak di sektor pertambangan sejalan dengan

penurunan harga komoditas batubara dunia di triwulan IV

2018. Lebih lanjut, penyaluran pendanaan di sektor

pertanian mengalami penurunan dampak dari

perlambatan kinerja korporasi kelapa sawit yang

terpengaruh oleh tren penurunan harga komoditas CPO

internasional, dan peningkatan tarif impor dari negara

mitra dagang. Perlambatan penyaluran kredit korporasi ini

disertai dengan penurunan kualitas kredit yang

diindikasikan dari peningkatan rasio NPL korporasi yang

mencapai 2,37% dari tahun 2017 tercatat 0,83%. Namun,

rasio NPL korporasi masih terjaga di bawah threshold 5%.

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat

sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Rumah tangga diindikasikan cenderung

menahan kegiatan konsumsinya dan memilih untuk

menabung. Tendensi ini tercermin dari peningkatan DPK

rumah tangga yang cukup signifikan. Tingginya inflasi dan

peningkatan suku bunga simpanan, mendorong rumah

tangga untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya

4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN4.2.1 Kinerja Perbankan Secara UmumIntermediasi perbankan tumbuh melambat sejalan

dengan perlambatan laju perekonomian Kalimantan

Tengah. Penyaluran kredit tumbuh melambat di tengah

peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV 2018

secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di

lapangan usaha pertanian, perdagangan dan

pertambangan. Perlambatan kredit disertai dengan

penurunan kualitas kredit tercermin dari tren rasio NPL

yang meningkat, namun masih terjaga di bawah level

indikatifnya.

Total aset bank umum tumbuh positif didorong oleh

peningkatan pertumbuhan DPK. Total aset bank umum

pada triwulan IV 2018 tercatat Rp35,62 triliun, meningkat

dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,57

triliun (Grafik 4.1). Secara tahunan, pertumbuhan aset

bank umum triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 9,45%

(yoy), lebih tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh

sebesar 0,22% (yoy).

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

III 2018 IV 2018

27,98%54,52%17,49%DEPOSITOTABUNGANGIRO

25,71%51,67%22,62%DEPOSITOTABUNGANGIRO

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ASET G.ASET

RP TRILIUN %, YOY

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak KetigaDPK pada triwulan IV 2018 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK

perbankan pada triwulan IV 2018 tumbuh 13,13% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada

triwulan III 2018 yang tercatat tumbuh 6,89% (yoy).

Berdasarkan jenisnya, peningkatan kinerja DPK

dipengaruhi oleh percepatan pertumbuhan simpanan

dalam bentuk deposito yang tumbuh 34,70%(yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar

19,54%(yoy) - Grafik 4.2. Di sisi lain, tabungan melambat

dari sebelumnya 13,20% (yoy) menjadi 8,90% (yoy) di

triwulan IV 2018, sedangkan giro tercatat masih

mengalami kontraksi sebesar 0,36% (yoy), menahan laju

pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih tinggi lagi.

Berdasarkan komposisinya, tabungan masih mendominasi

total keseluruhan DPK perbankan sebesar 54,52% (Grafik

4.3).

Akselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik

di level korporasi maupun rumah tangga sejalan

dengan peningkatan suku bunga simpanan.

Percepatan pertumbuhan simpanan deposito mendorong

DPK tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Peningkatan deposito diindikasikan sebagai dampak dari

kenaikan suku bunga deposito yang terjadi pada triwulan

IV 2018. Kenaikan suku bunga ini ditengarai sebagai

respon dari perbankan atas kenaikan suku bunga acuan

yang telah naik sebanyak 6 kali selama tahun 2018 dari

4,25% di awal tahun hingga mencapai 6,00% di akhir

tahun. Di sisi lain, giro masih mengalami kontraksi seiring

dengan peningkatan aktivitas pembayaran korporasi di

akhir tahun. Perlambatan tabungan ditengarai sebagai

dampak dari shifting dana rumah tangga dari simpanan

tabungan ke simpanan deposito.

4.2.3 Penyaluran Kredit dan PembiayaanSejalan dengan pergerakan perekonomian

Kalimantan Tengah, penyaluran kredit perbankan di

Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Pertumbuhan

kredit di Kalimantan Tengah tercatat tumbuh melambat

dari triwulan sebelumnya sebesar 22,56% (yoy) menjadi

10,67% (yoy) (Grafik 4.4). Tren pertumbuhan kredit

Kalimantan Tengah juga sejalan dengan pergerakan

pertumbuhan kredit nasional yang mengalami deselerasi

yaitu dari triwulan III 2018 sebesar 12,69% menjadi

sebesar 11,75%. Secara nominal, penyaluran kredit di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar

Rp53,01 triliun, naik dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp51,21 triliun. Berdasarkan jenisnya,

pertumbuhan kredit Kalimantan Tengah utamanya

41KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KONSUMSI

25,78%INVESTASI

44,10%MODAL KERJA

30,12%KONSUMSI

25,87%INVESTASI

40,67%MODAL KERJA

33,46%

IV 2018III 2018

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI G. KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

menunjukkan peningkatan meskipun masih terbatas. Suku

bunga kredit tercatat sebesar 9,78% di triwulan IV 2018,

sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar

9,61%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga

jenis kredit investasi dan kredit modal kerja mengalami

kenaikan yaitu masing-masing dari 8,58% dan 8,74%

menjadi 8,75% dan 9,17% di triwulan IV 2018 (Grafik 4.6).

Peningkatan suku bunga kredit dilakukan perbankan untuk

menjaga intermediation spread di tengah kenaikan suku

bunga DPK dan suku bunga acuan.

Sejalan dengan suku bunga kredit, rata-rata suku

bunga DPK juga mengalami kenaikan. Suku bunga DPK

meningkat di level 2,77% dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada suku bunga giro

dan deposito masing-masing meningkat ke level 2,06%

dan 6,07% dari triwulan sebelumnya masing-masing

sebesar 1,94% dan 5,69% (Grafik 4.7). Peningkatan suku

bunga DPK seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.

Selama triwulan IV 2018, suku bunga acuan BI 7-DRR

telah mengalami peningkatan dari 5,75% di Oktober

2018 menjadi 6,00% di November 2018. Peningkatan

suku bunga acuan ini merupakan salah satu langkah

lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive menjaga

daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan

kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian

pasar keuangan global yang masih tinggi. Lebih lanjut,

kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah yang

perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar

Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia.

disumbang oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Kredit investasi memiliki pangsa tertinggi dalam

penyaluran kredit bank umum di Kalimantan Tengah yang

mencapai 44,10% (Grafik 4.5).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, perlambatan

kredit ditahan sektor pertanian, perdagangan dan

pertambangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian

dan perdagangan masing-masing turun dari -2,11% (yoy)

dan 41,29% (yoy) di triwulan III 2018, menjadi -11,77%

(yoy) dan -22,64% (yoy) di triwulan IV 2018. Penurunan

penyaluran kredit sejalan dengan perlambatan kinerja

lapangan usaha pertanian dan perdagangan yang masing-

masing dipengaruhi oleh pernurunan harga komoditas

CPO dan perlambatan konsumsi rumah tangga. Selain itu,

penurunan penyaluran kredit juga disebabkan oleh

pelunasan kredit beberapa debitur yang telah jatuh tempo.

Kredit pertambangan mengalami perlambatan dari

triwulan sebelumnya 286,41% (yoy) menjadi 220,15%

(yoy) dampak dari kinerja pertambangan yang mengalami

kontraksi selama tahun 2018 yang antara lain dipengaruhi

oleh penurunan harga komoditas batubara dunia serta

hambatan transportasi perdagangan batubara akibat dari

surutnya debit air Sungai Barito.

4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan

sedikit peningkatan sejalan dengan peningkatan

suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR).

Peningkatan BI 7-DRR memberikan dampak lanjutan pada

perbankan tercermin dari suku bunga kredit yang

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) NPL TOTAL (%)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

4

6

8

10

12

14

16

18

20

KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

lapangan usaha pertambangan. Peningkatan nominal

kredit bermasalah lapangan usaha pertambangan

mencapai Rp150,38 M (qtq) dari Rp184,20 miliar pada

triwulan III 2018 menjadi Rp334,60 miliar sehingga rasio

NPL pertambangan naik dari 6,02% menjadi 12,91% pada

triwulan IV 2018. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan

sektor industri pengolahan terjaga di level yang rendah

dengan tren yang menurun (Grafik 4.9).

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan PerbankanKualitas kredit bank umum di Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 meningkat, namun masih

terjaga pada level yang aman. Rasio NPL naik dari

1,18% pada triwulan III 2018 menjadi 1,60% pada

triwulan IV 2018. Berdasarkan jenis penggunaan,

peningkatan risiko kredit terjadi pada kredit investasi yang

tercatat sebesar 1,86%, lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya 0,62%. (Grafik 4.8). Sektor utama

penyumbang peningkatan rasio NPL terbesar di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah 4.3 Asesmen Sektor Korporasi4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor KorporasiKinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi

oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari

domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi

global diprakirakan lebih rendah dari proyeksi semula,

namun ketidakpastian pasar keuangan dunia berkurang.

Pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan

yang semakin konvergen melambat didorong oleh revisi

ekonomi Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Perkembangan ini berdampak pada penurunan harga

komoditas dunia dan harga minyak dunia. Sementara itu,

ketidakpastian pasar keuangan global berkurang

disebabkan kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang

lebih dovish sehingga aliran modal ke negara emerging

market sejak akhir 2018 diprakirakan akan terus berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama

mengalami perlambatan. Negara tujuan ekspor utama

provinsi Kalimantan Tengah diantaranya Jepang,

Tiongkok, dan India. Pertumbuhan ekonomi Jepang

43KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KONSUMSI

25,78%INVESTASI

44,10%MODAL KERJA

30,12%KONSUMSI

25,87%INVESTASI

40,67%MODAL KERJA

33,46%

IV 2018III 2018

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI G. KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

menunjukkan peningkatan meskipun masih terbatas. Suku

bunga kredit tercatat sebesar 9,78% di triwulan IV 2018,

sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar

9,61%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga

jenis kredit investasi dan kredit modal kerja mengalami

kenaikan yaitu masing-masing dari 8,58% dan 8,74%

menjadi 8,75% dan 9,17% di triwulan IV 2018 (Grafik 4.6).

Peningkatan suku bunga kredit dilakukan perbankan untuk

menjaga intermediation spread di tengah kenaikan suku

bunga DPK dan suku bunga acuan.

Sejalan dengan suku bunga kredit, rata-rata suku

bunga DPK juga mengalami kenaikan. Suku bunga DPK

meningkat di level 2,77% dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada suku bunga giro

dan deposito masing-masing meningkat ke level 2,06%

dan 6,07% dari triwulan sebelumnya masing-masing

sebesar 1,94% dan 5,69% (Grafik 4.7). Peningkatan suku

bunga DPK seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.

Selama triwulan IV 2018, suku bunga acuan BI 7-DRR

telah mengalami peningkatan dari 5,75% di Oktober

2018 menjadi 6,00% di November 2018. Peningkatan

suku bunga acuan ini merupakan salah satu langkah

lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive menjaga

daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan

kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian

pasar keuangan global yang masih tinggi. Lebih lanjut,

kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah yang

perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar

Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia.

disumbang oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Kredit investasi memiliki pangsa tertinggi dalam

penyaluran kredit bank umum di Kalimantan Tengah yang

mencapai 44,10% (Grafik 4.5).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, perlambatan

kredit ditahan sektor pertanian, perdagangan dan

pertambangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian

dan perdagangan masing-masing turun dari -2,11% (yoy)

dan 41,29% (yoy) di triwulan III 2018, menjadi -11,77%

(yoy) dan -22,64% (yoy) di triwulan IV 2018. Penurunan

penyaluran kredit sejalan dengan perlambatan kinerja

lapangan usaha pertanian dan perdagangan yang masing-

masing dipengaruhi oleh pernurunan harga komoditas

CPO dan perlambatan konsumsi rumah tangga. Selain itu,

penurunan penyaluran kredit juga disebabkan oleh

pelunasan kredit beberapa debitur yang telah jatuh tempo.

Kredit pertambangan mengalami perlambatan dari

triwulan sebelumnya 286,41% (yoy) menjadi 220,15%

(yoy) dampak dari kinerja pertambangan yang mengalami

kontraksi selama tahun 2018 yang antara lain dipengaruhi

oleh penurunan harga komoditas batubara dunia serta

hambatan transportasi perdagangan batubara akibat dari

surutnya debit air Sungai Barito.

4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan

sedikit peningkatan sejalan dengan peningkatan

suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR).

Peningkatan BI 7-DRR memberikan dampak lanjutan pada

perbankan tercermin dari suku bunga kredit yang

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) NPL TOTAL (%)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

4

6

8

10

12

14

16

18

20

KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

lapangan usaha pertambangan. Peningkatan nominal

kredit bermasalah lapangan usaha pertambangan

mencapai Rp150,38 M (qtq) dari Rp184,20 miliar pada

triwulan III 2018 menjadi Rp334,60 miliar sehingga rasio

NPL pertambangan naik dari 6,02% menjadi 12,91% pada

triwulan IV 2018. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan

sektor industri pengolahan terjaga di level yang rendah

dengan tren yang menurun (Grafik 4.9).

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan PerbankanKualitas kredit bank umum di Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 meningkat, namun masih

terjaga pada level yang aman. Rasio NPL naik dari

1,18% pada triwulan III 2018 menjadi 1,60% pada

triwulan IV 2018. Berdasarkan jenis penggunaan,

peningkatan risiko kredit terjadi pada kredit investasi yang

tercatat sebesar 1,86%, lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya 0,62%. (Grafik 4.8). Sektor utama

penyumbang peningkatan rasio NPL terbesar di

Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah 4.3 Asesmen Sektor Korporasi4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor KorporasiKinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi

oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari

domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi

global diprakirakan lebih rendah dari proyeksi semula,

namun ketidakpastian pasar keuangan dunia berkurang.

Pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan

yang semakin konvergen melambat didorong oleh revisi

ekonomi Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Perkembangan ini berdampak pada penurunan harga

komoditas dunia dan harga minyak dunia. Sementara itu,

ketidakpastian pasar keuangan global berkurang

disebabkan kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang

lebih dovish sehingga aliran modal ke negara emerging

market sejak akhir 2018 diprakirakan akan terus berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama

mengalami perlambatan. Negara tujuan ekspor utama

provinsi Kalimantan Tengah diantaranya Jepang,

Tiongkok, dan India. Pertumbuhan ekonomi Jepang

43KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Indonesia triwulan IV 2018 tercatat 5,18% (yoy), sedikit

naik dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya

sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan menunjukkan permintaan yang kuat

didorong oleh konsumsi swasta maupun pemerintah.

Selanjutnya di 2019, konsumsi swasta diprakirakan tetap

baik seiring dengan terjaganya daya beli dan keyakinan

konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Namun

demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi

pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. Hal ini

menjadi tantangan bagi kinerja korporasi, terutama yang

berorientasi ekspor.

diprakirakan tumbuh melambat seir ing dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra utama Jepang

(Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok). Di Tiongkok,

perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus berlanjut,

terutama disebabkan perlambatan kinerja investasi seiring

dengan kebijakan deleveraging yang semakin ketat dan

ekskalasi trade war. Di sisi lain, perekonomian India

diprakirakan akan tumbuh lebih kuat sejalan dengan

kinerja konsumsi dan investasi yang masih kuat didukung

oleh net ekspor yang membaik.

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan volume

perdagangan dunia, harga komoditas utama dunia

diprakirakan juga menurun. Harga komoditas ekspor

utama Kalimantan Tengah selama tahun 2018 tumbuh

melambat dan diprakirakan berlanjut hingga 2019

terutama komoditas batubara. Penurunan harga batubara

disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi

batubara Tiongkok, serta melambatnya permintaan

global. Disamping itu, kebijakan Tiongkok untuk

mengurangi penggunaan batubara secara bertahap

memberikan tekanan pada harga batubara dunia. Di sisi

lain, harga komoditas CPO dan karet diprakirakan akan

membaik di tahun 2019 setelah sebelumnya di 2018

melambat akibat melemahnya permintaan dan

meningkatnya pasokan. Pada 2019, harga CPO

diprakirakan membaik ditopang oleh meningkatnya

permintaan seiring dengan penurunan pajak impor CPO di

India. Harga karet juga diprakirakan membaik di 2019

sejalan dengan menurunnya pasokan karet, adanya

kebijakan penggunaan karet oleh beberapa negara

(Indonesia, Malaysia, dan Thailand), serta upaya Tiongkok

untuk mendorong konsumsi domestik. Harga minyak pada

2019 diprakirakan masih dalam tekanan seiring dengan

meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat di tengah

rencanan penurunan produksi OPEC dan melambatnya

permintaan.

Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada triwulan IV 2018 tetap kuat didukung oleh

permintaan domestik. Perkembangan ekonomi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiPerkembangan intermediasi perbankan kepada

korporasi melambat seiring dengan deselerasi

perekonomian Kalimantan Tengah. Pada triwulan IV

2018, penyaluran kredit kepada korporasi mengalami

perlambatan yang disertai dengan peningkatan kredit

bermasalah, tercermin dari peningkatan rasio NPL

korporasi khususnya di sektor pertambangan dan

transportasi & komunikasi. Di sisi lain, DPK korporasi

tercatat mengalami akselerasi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Pada triwulan IV 2018, pertumbuhan kredit kepada

debitur korporasi melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Kredit korporasi tercatat tumbuh

sebesar 4,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan di triwulan III 2018 sebesar 19,23% (yoy).

Deselerasi terjadi pada kredit modal kerja yang hanya

tumbuh sebesar 8,17% (yoy), lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebesar 82,28%. Di sisi lain, kredit investasi

tercatat mengalami peningkatan menahan laju

perlambatan yang lebih dalam. Kredit investasi tumbuh

sebesar 2,09% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang

mengalaim penurunan sebesar -6,84% (yoy) - Grafik 4.10.

Kredit investasi memiliki pangsa paling tinggi dalam

penyaluran kredit korporasi di Kalimantan Tengah yang

mencapai 63,48%.

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

kredit korporasi perbankan, diikuti oleh pertambangan,

industri pengolahan dan perdagangan dengan pangsa

masing-masing sebesar 11,10%, 5,63% dan 5,02%.

Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh

NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan III

2018. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada

tr iwulan IV 2018 tercatat sebesar 2,37%, naik

dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat 0,99%.

Peningkatan NPL terutama didorong oleh pemburukan

kualitas kredit korporasi pertambangan khususnya

per tambangan batubara . Ras io NPL korporas i

pertambangan naik dari 4,38% di triwulan III 2018 menjadi

11,31% di triwulan IV 2018. Di sisi lain, LU perdagangan

menunjukkan perbaikan kualitas kredit yang signifikan yaitu

dari 4,40% menjadi 0,81% di triwulan IV 2018 sejalan

dengan perbaikan kinerja LU perdagangan yang tercermin

dari akselerasi PDRB Lapangan Usaha Perdagangan

sepanjang tahun 2018 (Grafik 4.12). Berdasarkan

komposisinya, pangsa kredit korporasi bermasalah

didominasi dari sektor pertambangan yang mencapai

53,06% terhadap total kredit korporasi bermasalah.

Perlambatan penyaluran kredit korporasi terutama

t e r j a d i p a d a l a p a n g a n u s a h a p e r t a n i a n ,

perdagangan dan pertambangan. Kredit debitur

korporasi pertanian mengalami penurunan penyaluran

kredit sebesar -11,77% (yoy), turun lebih dalam dari

triwulan III 2018 sebesar -2,11% (yoy). Penurunan

penyaluran kredit lapangan usaha pertanian sejalan

dengan perlambatan pertumbuhan PDRB LU Pertanian.

Meningkatnya ketidakpastian seperti tren penurunan

harga CPO internasional, peningkatan tarif impor dari

negara mitra dagang (a.l. India dan Tiongkok), dan

meningkatnya pasokan komoditas substitusi menjadi salah

satu faktor penahan laju lapangan usaha ini. Kredit

debitur perdagangan juga mengalami kontraksi sebesar -

22,64% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 41,29% (yoy). Perlambatan di lapangan usaha

perdagangan sejalan dengan upaya restrukturisasi yang

dilakukan perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit.

Sementara itu, penyaluran kredit kepada sektor

pertambangan melambat dari tumbuh 325,76% (yoy),

menjadi 236,83% (yoy) dampak dari kontraksi lapangan

usaha pertambangan selama tahun 2018 yang

dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas batubara

dunia serta hambatan transportasi perdagangan batubara

akibat dari surutnya debit air Sungai Barito. Di sisi lain,

lapangan usaha industri dan pertambangan tumbuh tinggi

menahan laju penurunan kredit korporasi yang semakin

dalam (Grafik 4.11). Berdasarkan komposisinya, sektor

pertanian masih tercatat sebagai sektor ekonomi utama

dengan pangsa kredit korporasi terbesar di Kalimantan

Tengah yaitu mencapai 64,72% dari total penyaluran

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

45KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Indonesia triwulan IV 2018 tercatat 5,18% (yoy), sedikit

naik dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya

sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan menunjukkan permintaan yang kuat

didorong oleh konsumsi swasta maupun pemerintah.

Selanjutnya di 2019, konsumsi swasta diprakirakan tetap

baik seiring dengan terjaganya daya beli dan keyakinan

konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Namun

demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi

pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. Hal ini

menjadi tantangan bagi kinerja korporasi, terutama yang

berorientasi ekspor.

diprakirakan tumbuh melambat seir ing dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra utama Jepang

(Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok). Di Tiongkok,

perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus berlanjut,

terutama disebabkan perlambatan kinerja investasi seiring

dengan kebijakan deleveraging yang semakin ketat dan

ekskalasi trade war. Di sisi lain, perekonomian India

diprakirakan akan tumbuh lebih kuat sejalan dengan

kinerja konsumsi dan investasi yang masih kuat didukung

oleh net ekspor yang membaik.

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan volume

perdagangan dunia, harga komoditas utama dunia

diprakirakan juga menurun. Harga komoditas ekspor

utama Kalimantan Tengah selama tahun 2018 tumbuh

melambat dan diprakirakan berlanjut hingga 2019

terutama komoditas batubara. Penurunan harga batubara

disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi

batubara Tiongkok, serta melambatnya permintaan

global. Disamping itu, kebijakan Tiongkok untuk

mengurangi penggunaan batubara secara bertahap

memberikan tekanan pada harga batubara dunia. Di sisi

lain, harga komoditas CPO dan karet diprakirakan akan

membaik di tahun 2019 setelah sebelumnya di 2018

melambat akibat melemahnya permintaan dan

meningkatnya pasokan. Pada 2019, harga CPO

diprakirakan membaik ditopang oleh meningkatnya

permintaan seiring dengan penurunan pajak impor CPO di

India. Harga karet juga diprakirakan membaik di 2019

sejalan dengan menurunnya pasokan karet, adanya

kebijakan penggunaan karet oleh beberapa negara

(Indonesia, Malaysia, dan Thailand), serta upaya Tiongkok

untuk mendorong konsumsi domestik. Harga minyak pada

2019 diprakirakan masih dalam tekanan seiring dengan

meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat di tengah

rencanan penurunan produksi OPEC dan melambatnya

permintaan.

Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada triwulan IV 2018 tetap kuat didukung oleh

permintaan domestik. Perkembangan ekonomi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiPerkembangan intermediasi perbankan kepada

korporasi melambat seiring dengan deselerasi

perekonomian Kalimantan Tengah. Pada triwulan IV

2018, penyaluran kredit kepada korporasi mengalami

perlambatan yang disertai dengan peningkatan kredit

bermasalah, tercermin dari peningkatan rasio NPL

korporasi khususnya di sektor pertambangan dan

transportasi & komunikasi. Di sisi lain, DPK korporasi

tercatat mengalami akselerasi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Pada triwulan IV 2018, pertumbuhan kredit kepada

debitur korporasi melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Kredit korporasi tercatat tumbuh

sebesar 4,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan di triwulan III 2018 sebesar 19,23% (yoy).

Deselerasi terjadi pada kredit modal kerja yang hanya

tumbuh sebesar 8,17% (yoy), lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebesar 82,28%. Di sisi lain, kredit investasi

tercatat mengalami peningkatan menahan laju

perlambatan yang lebih dalam. Kredit investasi tumbuh

sebesar 2,09% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang

mengalaim penurunan sebesar -6,84% (yoy) - Grafik 4.10.

Kredit investasi memiliki pangsa paling tinggi dalam

penyaluran kredit korporasi di Kalimantan Tengah yang

mencapai 63,48%.

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

kredit korporasi perbankan, diikuti oleh pertambangan,

industri pengolahan dan perdagangan dengan pangsa

masing-masing sebesar 11,10%, 5,63% dan 5,02%.

Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh

NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan III

2018. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada

tr iwulan IV 2018 tercatat sebesar 2,37%, naik

dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat 0,99%.

Peningkatan NPL terutama didorong oleh pemburukan

kualitas kredit korporasi pertambangan khususnya

per tambangan batubara . Ras io NPL korporas i

pertambangan naik dari 4,38% di triwulan III 2018 menjadi

11,31% di triwulan IV 2018. Di sisi lain, LU perdagangan

menunjukkan perbaikan kualitas kredit yang signifikan yaitu

dari 4,40% menjadi 0,81% di triwulan IV 2018 sejalan

dengan perbaikan kinerja LU perdagangan yang tercermin

dari akselerasi PDRB Lapangan Usaha Perdagangan

sepanjang tahun 2018 (Grafik 4.12). Berdasarkan

komposisinya, pangsa kredit korporasi bermasalah

didominasi dari sektor pertambangan yang mencapai

53,06% terhadap total kredit korporasi bermasalah.

Perlambatan penyaluran kredit korporasi terutama

t e r j a d i p a d a l a p a n g a n u s a h a p e r t a n i a n ,

perdagangan dan pertambangan. Kredit debitur

korporasi pertanian mengalami penurunan penyaluran

kredit sebesar -11,77% (yoy), turun lebih dalam dari

triwulan III 2018 sebesar -2,11% (yoy). Penurunan

penyaluran kredit lapangan usaha pertanian sejalan

dengan perlambatan pertumbuhan PDRB LU Pertanian.

Meningkatnya ketidakpastian seperti tren penurunan

harga CPO internasional, peningkatan tarif impor dari

negara mitra dagang (a.l. India dan Tiongkok), dan

meningkatnya pasokan komoditas substitusi menjadi salah

satu faktor penahan laju lapangan usaha ini. Kredit

debitur perdagangan juga mengalami kontraksi sebesar -

22,64% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 41,29% (yoy). Perlambatan di lapangan usaha

perdagangan sejalan dengan upaya restrukturisasi yang

dilakukan perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit.

Sementara itu, penyaluran kredit kepada sektor

pertambangan melambat dari tumbuh 325,76% (yoy),

menjadi 236,83% (yoy) dampak dari kontraksi lapangan

usaha pertambangan selama tahun 2018 yang

dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas batubara

dunia serta hambatan transportasi perdagangan batubara

akibat dari surutnya debit air Sungai Barito. Di sisi lain,

lapangan usaha industri dan pertambangan tumbuh tinggi

menahan laju penurunan kredit korporasi yang semakin

dalam (Grafik 4.11). Berdasarkan komposisinya, sektor

pertanian masih tercatat sebagai sektor ekonomi utama

dengan pangsa kredit korporasi terbesar di Kalimantan

Tengah yaitu mencapai 64,72% dari total penyaluran

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

45KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 4.15 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

OPTIMIS

PESIMIS

IKE PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

EKSPEKTASI KONDISI EKONOMI 6 BLN YADEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD

EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

49.49%TABUNGAN

12.61%GIRO

37.89%

III 2018

35.39%GIRO

45.32%

IV 2018

dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap

kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Survei

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa secara

umum keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi

saat ini masih cukup optimis dengan derajat keyakinan

meningkat dari triwulan sebelumnya yang dipengaruhi

oleh peningkatan indeks keyakinan ketersediaan lapangan

pekerjaan dan pembelian barang tahan lama (Grafik 4.15).

Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2018 tumbuh positif meski sedikit melambat dari

triwulan sebelumnya. Berdasarkan PDRB, kinerja

konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy),

sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 4,75% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi dari 7Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang mengalami

penurunan dari 106,65 menjadi 105,39. Penurunan ITK

ditekan oleh penurunan pendapatan dan pengaruh inflasi

terhadap tingkat konsumsi (Grafik 4.17).

Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan IV 2018

tercatat mengalami peningkatan. Kinerja DPK

korporasi mengalami peningkatan pada triwulan IV 2018

yaitu naik sebesar 45,33% (yoy) dari triwulan sebelumnya

yang tercatat 24,30%(yoy). Peningkatan ini terjadi pada

jenis simpanan tabungan dan deposito masing-masing

tumbuh 75,70% (yoy), dan 93,24% (yoy) dari triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 37,63% (yoy), dan

19,43% (yoy) - Grafik 4.13. Berdasarkan komposisinya,

deposito mendominasi jenis simpanan korporasi mencapai

sebesar 49,49%, diikuti oleh giro sebesar 37,89% dan

tabungan sebesar 12,61%.

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga berperan da lam

perekonomian dan menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada

triwulan IV 2018, pertumbuhan konsumsi rumah tangga

menyumbang 40,11% dari total pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah. Kinerja konsumsi rumah tangga

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Indeks ini dihasilkan Badan Pusat Statistik.

7.

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

50

100

150

200

250

EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INDEKS

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

perlambatan pada triwulan IV 2018 yaitu tercatat tumbuh

sebesar 13,80% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 2018

sebesar 16,61% (yoy). Perlambatan terjadi seiring dengan

melambatnya konsumsi rumah tangga. Perlambatan kredit

rumah tangga utamanya ditekan oleh Kredit Properti (KPR

dan Ruko) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Penurunan kredit rumah tangga disertai dengan perbaikan

kualitas kredit rumah tangga. Rasio NPL kredit rumah

tangga menunjukkan perbaikan dari 0,86% pada triwulan

III 2018 menjadi 0,71% pada triwulan IV 2018 (Grafik

4.19). Ketahanan sektor rumah tangga masih tergolong

berada pada level yang baik tercermin dari rasio NPL di

bawah threshold 5%.

Perlambatan kredit rumah tangga ditekan oleh

kredit properti dan kredit kendaraan bermotor. KPR

dan KKB mengalami deselerasi yaitu dari masing-masing

tumbuh 21,80% (yoy) dan 45,04% (yoy) menjadi tumbuh

18,25% (yoy) dan 41,14% (yoy) pada triwulan IV 2018

(Grafik 4.20). Perlambatan ini sejalan dengan perlambatan

konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 (Grafik

Keyakinan konsumen meningkat di tengah

perlambatan konsumsi rumah tangga. Keyakinan

konsumen akan kondisi ekonomi saat ini maupun yang

akan datang memengaruhi pola belanja rumah tangga.

Dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme

konsumen saat ini maupun 6 bulan yang akan datang

terhadap kondis i perekonomian menunjukkan

peningkatan sehingga tingkat kerentanan pada rumah

tangga tergolong membaik (Grafik 4.15 dan 4.16).

Ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan

kerja meningkat.

Tren inflasi yang meningkat pada triwulan IV 2018,

berpotensi menahan laju konsumsi masyarakat lebih

dalam dan meningkatkan risiko kerentanan. Pada

triwulan IV 2018, inflasi Kalimantan Tengah meningkat

dari 3,72% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi sebesar

4,52% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

komoditas angkutan udara dan komoditas daging ayam

ras. Tekanan harga ke depannya diperkirakan akan mereda

seiring dengan normalisasi pola konsumsi masyarakat

pasca perayaan Natal dan Tahun Baru. Di samping itu,

meredanya tekanan harga dipengaruhi oleh terjaganya

pasokan didukung oleh masuknya periode panen

komoditas pangan dan hortikultura di sentra produksi

nasional.

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat

sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) RP TRILIUN

TOTAL KREDIT NPL (%)

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

2

4

6

8

10

12

14

16

47KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 4.15 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

OPTIMIS

PESIMIS

IKE PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

EKSPEKTASI KONDISI EKONOMI 6 BLN YADEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD

EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

49.49%TABUNGAN

12.61%GIRO

37.89%

III 2018

35.39%GIRO

45.32%

IV 2018

dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap

kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Survei

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa secara

umum keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi

saat ini masih cukup optimis dengan derajat keyakinan

meningkat dari triwulan sebelumnya yang dipengaruhi

oleh peningkatan indeks keyakinan ketersediaan lapangan

pekerjaan dan pembelian barang tahan lama (Grafik 4.15).

Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2018 tumbuh positif meski sedikit melambat dari

triwulan sebelumnya. Berdasarkan PDRB, kinerja

konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy),

sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 4,75% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi dari 7Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang mengalami

penurunan dari 106,65 menjadi 105,39. Penurunan ITK

ditekan oleh penurunan pendapatan dan pengaruh inflasi

terhadap tingkat konsumsi (Grafik 4.17).

Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan IV 2018

tercatat mengalami peningkatan. Kinerja DPK

korporasi mengalami peningkatan pada triwulan IV 2018

yaitu naik sebesar 45,33% (yoy) dari triwulan sebelumnya

yang tercatat 24,30%(yoy). Peningkatan ini terjadi pada

jenis simpanan tabungan dan deposito masing-masing

tumbuh 75,70% (yoy), dan 93,24% (yoy) dari triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 37,63% (yoy), dan

19,43% (yoy) - Grafik 4.13. Berdasarkan komposisinya,

deposito mendominasi jenis simpanan korporasi mencapai

sebesar 49,49%, diikuti oleh giro sebesar 37,89% dan

tabungan sebesar 12,61%.

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga berperan da lam

perekonomian dan menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada

triwulan IV 2018, pertumbuhan konsumsi rumah tangga

menyumbang 40,11% dari total pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah. Kinerja konsumsi rumah tangga

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Indeks ini dihasilkan Badan Pusat Statistik.

7.

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

50

100

150

200

250

EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INDEKS

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

perlambatan pada triwulan IV 2018 yaitu tercatat tumbuh

sebesar 13,80% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 2018

sebesar 16,61% (yoy). Perlambatan terjadi seiring dengan

melambatnya konsumsi rumah tangga. Perlambatan kredit

rumah tangga utamanya ditekan oleh Kredit Properti (KPR

dan Ruko) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Penurunan kredit rumah tangga disertai dengan perbaikan

kualitas kredit rumah tangga. Rasio NPL kredit rumah

tangga menunjukkan perbaikan dari 0,86% pada triwulan

III 2018 menjadi 0,71% pada triwulan IV 2018 (Grafik

4.19). Ketahanan sektor rumah tangga masih tergolong

berada pada level yang baik tercermin dari rasio NPL di

bawah threshold 5%.

Perlambatan kredit rumah tangga ditekan oleh

kredit properti dan kredit kendaraan bermotor. KPR

dan KKB mengalami deselerasi yaitu dari masing-masing

tumbuh 21,80% (yoy) dan 45,04% (yoy) menjadi tumbuh

18,25% (yoy) dan 41,14% (yoy) pada triwulan IV 2018

(Grafik 4.20). Perlambatan ini sejalan dengan perlambatan

konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 (Grafik

Keyakinan konsumen meningkat di tengah

perlambatan konsumsi rumah tangga. Keyakinan

konsumen akan kondisi ekonomi saat ini maupun yang

akan datang memengaruhi pola belanja rumah tangga.

Dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme

konsumen saat ini maupun 6 bulan yang akan datang

terhadap kondis i perekonomian menunjukkan

peningkatan sehingga tingkat kerentanan pada rumah

tangga tergolong membaik (Grafik 4.15 dan 4.16).

Ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan

kerja meningkat.

Tren inflasi yang meningkat pada triwulan IV 2018,

berpotensi menahan laju konsumsi masyarakat lebih

dalam dan meningkatkan risiko kerentanan. Pada

triwulan IV 2018, inflasi Kalimantan Tengah meningkat

dari 3,72% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi sebesar

4,52% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

komoditas angkutan udara dan komoditas daging ayam

ras. Tekanan harga ke depannya diperkirakan akan mereda

seiring dengan normalisasi pola konsumsi masyarakat

pasca perayaan Natal dan Tahun Baru. Di samping itu,

meredanya tekanan harga dipengaruhi oleh terjaganya

pasokan didukung oleh masuknya periode panen

komoditas pangan dan hortikultura di sentra produksi

nasional.

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat

sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) RP TRILIUN

TOTAL KREDIT NPL (%)

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

0

2

4

6

8

10

12

14

16

47KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

III 2018 IV 2018

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

22.83%TABUNGAN

73.00%GIRO

4.17%71.81%GIRO

5.28%

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

GROWTH % RP TRILIUN

-20

-10

0

10

20

30

40

DPK PERSEORANGAN g. DPK Perseorangan G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat

tumbuh meningkat dari triwulan sebelumnya. Total

DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh

17,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

III 2018 yang tercatat tumbuh sebesar 16,60% (yoy).

Secara nominal, total DPK pada triwulan IV 2018 sebesar

Rp17,73 triliun, tumbuh dari triwulan III 2018 sebesar

Rp16 ,60 t r i l i un . Be rdasa rkan komponennya ,

meningkatnya DPK rumah tangga terjadi pada deposito.

Deposito tercatat tumbuh sebesar 20,38% (yoy), lebih

tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,21%

(yoy) (Grafik 4.22). Meningkatnya pertumbuhan DPK

antara lain disebabkan oleh meredanya tingkat konsumsi

dan tendensi pola menabung rumah tangga sejalan

dengan peningkatan suku bunga DPK. Adapun komponen

DPK rumah tangga didominasi oleh tabungan yang

mencapai 73,00% diikuti oleh deposito sebesar 22,83%

dan giro sebesar 4,17% (Grafik 4.23).

4.20). Rumah tangga diindikasikan menahan kegiatan

konsumsinya khususnya untuk pembelian rumah

tinggal/properti serta kendaraan bermotor dan memilih

untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk

ditabung di simpanan deposito perbankan sejalan dengan

peningkatan suku bunga deposito perbankan.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level

yang aman dengan tren rasio NPL yang menurun.

Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga pada level dibawah

threshold 5% yaitu 0,71% lebih rendah dari triwulan III

2018 sebesar 0,86%. Perbaikan terjadi pada seluruh jenis

kredit rumah tangga (Grafik 4.21). Peningkatan kualitas

kredit ini sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi yang

dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan komposisi, pangsa

kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas berasal

dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar 46,37% dari

total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti oleh kredit

multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang masing-

masing sebesar 29,49% dan 18,74%.

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

RP TRILIUN

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% (GROWTH YOY, NPL) RP TRILIUN

0

2

4

6

8

10

12

0

5

10

15

20

25

30

K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan

dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,

berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia

senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan

diantaranya kepada UMKM. Untuk mendukung tujuan

tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan

melalui Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015

mengenai ketentuan penyaluran kredit atau pembiayaan

UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini mensyaratkan bank

umum untuk menjaga rasio penyaluran kredit UMKM

secara bertahap yaitu sejak tahun 2015 sebesar 5%, tahun

2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar 15%, dan tahun

2018 sebesar 20%. Peningkatan akses keuangan UMKM

terhadap layanan jasa keuangan perbankan ini ditujukan

untuk mengatasi kesenjangan informasi antara pelaku

UMKM dengan penyedia jasa keuangan perbankan.

Perbankan memiliki keterbatasan informasi perihal

kelayakan UMKM, sedangkan pelaku UMKM memiliki

keterbatasan informasi mengenai produk-produk bank,

terutama prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi

dalam mengakses layanan perbankan. Sampai dengan

akhir tahun 2018, rasio penyaluran kredit atau

pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai

20,10% terjaga di atas ambang batas 20%.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indones ia P rov ins i Ka l imantan Tengah untuk

meningkatkan akses keuangan dan daya saing UMKM di

Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor

UMKM meningkat di tengah perlambatan kredit

secara umum. Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan

IV 2018 sebesar 7,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan III 2018 sebesar 7,62% (yoy) dengan

nominal sebesar Rp10,65 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan

jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit

UMKM terjadi pada kredit modal kerja sebesar 9,86% (yoy)

dari triwulan sebelumnya sebesar 9,44% (yoy) (Grafik

4.25). Berdasarkan komposisinya, kredit UMKM

Kalimantan Tengah utamanya disalurkan untuk sektor

perdagangan yang mencapai Rp4,8 triliun, dengan pangsa

sebesar 46,27%, diikuti oleh sektor pertanian yang

mencapai Rp2,56 triliun, (pangsa 22,97%).

Kualitas kredit UMKM mengalami perbaikan di

tengah meningkatnya penyaluran kredit. Pada

triwulan IV 2018, rasio NPL UMKM sebesar 1,68%

membaik dari triwulan sebelumnya sebesar 2,17%.

Perbaikan rasio NPL terutama disumbang oleh sektor

perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Ketahanan

sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan

baik dengan tolak ukur tingkat NPL yang masih di bawah

5%. Kredit UMKM bermasalah mayoritas berasal dari

sektor perdagangan dengan pangsa 66,18% terhadap

total kredit UMKM bermasalah, selanjutnya berturut-turut

konstruksi, pertanian dan industri pengolahan masing-

masing sebesar 9,41%, 7,24% dan 3,92%.

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

49KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

III 2018 IV 2018

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

22.83%TABUNGAN

73.00%GIRO

4.17%71.81%GIRO

5.28%

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

GROWTH % RP TRILIUN

-20

-10

0

10

20

30

40

DPK PERSEORANGAN g. DPK Perseorangan G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat

tumbuh meningkat dari triwulan sebelumnya. Total

DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh

17,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

III 2018 yang tercatat tumbuh sebesar 16,60% (yoy).

Secara nominal, total DPK pada triwulan IV 2018 sebesar

Rp17,73 triliun, tumbuh dari triwulan III 2018 sebesar

Rp16 ,60 t r i l i un . Be rdasa rkan komponennya ,

meningkatnya DPK rumah tangga terjadi pada deposito.

Deposito tercatat tumbuh sebesar 20,38% (yoy), lebih

tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,21%

(yoy) (Grafik 4.22). Meningkatnya pertumbuhan DPK

antara lain disebabkan oleh meredanya tingkat konsumsi

dan tendensi pola menabung rumah tangga sejalan

dengan peningkatan suku bunga DPK. Adapun komponen

DPK rumah tangga didominasi oleh tabungan yang

mencapai 73,00% diikuti oleh deposito sebesar 22,83%

dan giro sebesar 4,17% (Grafik 4.23).

4.20). Rumah tangga diindikasikan menahan kegiatan

konsumsinya khususnya untuk pembelian rumah

tinggal/properti serta kendaraan bermotor dan memilih

untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk

ditabung di simpanan deposito perbankan sejalan dengan

peningkatan suku bunga deposito perbankan.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level

yang aman dengan tren rasio NPL yang menurun.

Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga pada level dibawah

threshold 5% yaitu 0,71% lebih rendah dari triwulan III

2018 sebesar 0,86%. Perbaikan terjadi pada seluruh jenis

kredit rumah tangga (Grafik 4.21). Peningkatan kualitas

kredit ini sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi yang

dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan komposisi, pangsa

kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas berasal

dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar 46,37% dari

total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti oleh kredit

multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang masing-

masing sebesar 29,49% dan 18,74%.

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

RP TRILIUN

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% (GROWTH YOY, NPL) RP TRILIUN

0

2

4

6

8

10

12

0

5

10

15

20

25

30

K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan

dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,

berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia

senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan

diantaranya kepada UMKM. Untuk mendukung tujuan

tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan

melalui Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015

mengenai ketentuan penyaluran kredit atau pembiayaan

UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini mensyaratkan bank

umum untuk menjaga rasio penyaluran kredit UMKM

secara bertahap yaitu sejak tahun 2015 sebesar 5%, tahun

2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar 15%, dan tahun

2018 sebesar 20%. Peningkatan akses keuangan UMKM

terhadap layanan jasa keuangan perbankan ini ditujukan

untuk mengatasi kesenjangan informasi antara pelaku

UMKM dengan penyedia jasa keuangan perbankan.

Perbankan memiliki keterbatasan informasi perihal

kelayakan UMKM, sedangkan pelaku UMKM memiliki

keterbatasan informasi mengenai produk-produk bank,

terutama prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi

dalam mengakses layanan perbankan. Sampai dengan

akhir tahun 2018, rasio penyaluran kredit atau

pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai

20,10% terjaga di atas ambang batas 20%.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indones ia P rov ins i Ka l imantan Tengah untuk

meningkatkan akses keuangan dan daya saing UMKM di

Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor

UMKM meningkat di tengah perlambatan kredit

secara umum. Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan

IV 2018 sebesar 7,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan III 2018 sebesar 7,62% (yoy) dengan

nominal sebesar Rp10,65 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan

jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit

UMKM terjadi pada kredit modal kerja sebesar 9,86% (yoy)

dari triwulan sebelumnya sebesar 9,44% (yoy) (Grafik

4.25). Berdasarkan komposisinya, kredit UMKM

Kalimantan Tengah utamanya disalurkan untuk sektor

perdagangan yang mencapai Rp4,8 triliun, dengan pangsa

sebesar 46,27%, diikuti oleh sektor pertanian yang

mencapai Rp2,56 triliun, (pangsa 22,97%).

Kualitas kredit UMKM mengalami perbaikan di

tengah meningkatnya penyaluran kredit. Pada

triwulan IV 2018, rasio NPL UMKM sebesar 1,68%

membaik dari triwulan sebelumnya sebesar 2,17%.

Perbaikan rasio NPL terutama disumbang oleh sektor

perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Ketahanan

sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan

baik dengan tolak ukur tingkat NPL yang masih di bawah

5%. Kredit UMKM bermasalah mayoritas berasal dari

sektor perdagangan dengan pangsa 66,18% terhadap

total kredit UMKM bermasalah, selanjutnya berturut-turut

konstruksi, pertanian dan industri pengolahan masing-

masing sebesar 9,41%, 7,24% dan 3,92%.

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

49KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kalimantan Tengah telah ditempuh melalui berbagai

macam cara, yaitu diantaranya melalui penyelenggaraan

temu akbar 1000 UMKM yang mempertemukan penyedia

jasa keuangan perbankan dengan pelaku UMKM,

pembentukan klaster pengendalian inflasi, memfasilitasi

UMKM binaan pada berbagai pameran berskala nasional,

membantu pemasaran UMKM binaan melalui berbagai

kanal, memfasilitasi studi banding kerajinan rotan untuk

meningkatkan daya saing produk, dan pembentukan

Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai bentuk

pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi dengan

sawit.

51KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI AKSELERASIPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH

Boks 2

amenitas, pelaku usaha dan promosi destinasi wisata.

Salah satu aspek yang perlu untuk diperbaiki dan

ditingkatkan adalah ketersediaan fasilitas dan jasa-jasa

pendukung dalam rangka meningkatkan kenyamanan

pengunjung, terutama wisatawan mancanegara.

Diperlukan sinergi dan koordinasi kelembagaan baik di

tingkat pusat maupun daerah, serta masyarakat, pelaku

usaha dan sektor swasta.

Industri pariwisata memiliki pengaruh yang positif

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, baik terhadap

sektor riil maupun neraca pembayaran. Pengembangan

pariwisata mampu mendorong pertumbuhan investasi,

dan penyerapan tenaga kerja sehingga berkontribusi

positif terhadap sektor riil. Di sisi lain, pengembangan

pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap

neraca pembayaran melalui ekspor jasa dan investasi yang

berorientasi ekspor.

Perkembangan pariwisata di Kalimantan Tengah

menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam 4 tahun

terakhir. Tingkat kunjungan wisatawan mengalami

pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2014

(Grafik 1). Sampai dengan Agustus 2018, jumlah

kunjungan wisatawan ke Kalimantan Tengah mencapai

670 ribu wisatawan, tumbuh 165,21% dari tahun 2014.

Jumlah pemesanan hotel (bintang dan non bintang) di

Kalimantan Tengah juga menunjukkan peningkatan dari

585 ribu orang selama tahun 2015 menjadi 1 juta orang

pada tahun 2018, dengan rata-rata lama menginap selama

1 sampai dengan 3 hari. Mayoritas wisatawan masih

didominasi oleh wisatawan domestik, namun demikian

dalam 4 tahun terakhir wisatawan mancanegara telah

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini

menunjukkan adanya potensi ekonomi dan devisa yang

Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi

daerah yang berkelanjutan dan resilien, diperlukan

stabilitas makroekonomi yang didukung oleh struktur

neraca pembayaran yang kuat. Saat ini, surplus neraca

pembayaran Kalimantan Tengah seluruhnya masih

disumbang oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya

alam. Meski memiliki nilai ekspor yang besar, komoditas

berbasis sumber daya alam rentan terhadap pergerakan

harga komoditas dunia. Untuk itu, perlu dikembangkan

sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya

diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat

mendukung neraca pembayaran.

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya

yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penerimaan

devisa dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih

inklusif. Di beberapa provinsi di Indonesia, penerimaan

devisa dari sektor pariwisata sudah setara dengan hasil

ekspor komoditas-komoditas berbasis sumber daya alam

yang menjadi komoditas ekspor utama nasional. Di

provinsi Kalimantan Tengah, kontribusi pariwisata

terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja maupun

penerimaan devisanya masih relatif rendah bila

dibandingkan dengan beberapa daerah di wilayah

Kawasan Timur Indonesia. Namun, saat ini Pemerintah

Daerah tengah mendorong pengembangan 4 destinasi

pariwisata utama, yaitu Taman Nasional Tanjung Puting,

Taman Nasional Sebangau, Pantai Gosong Senggora dan

Pantai Ujung Pandaran.

Untuk mengoptimalkan destinasi-destinasi tersebut

sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan

penerimaan devisa daerah, masih terdapat tantangan-

tantangan yang harus segera diselesaikan. Tantangan

tersebut mencakup tantangan baik dari sisi atraksi,

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kalimantan Tengah telah ditempuh melalui berbagai

macam cara, yaitu diantaranya melalui penyelenggaraan

temu akbar 1000 UMKM yang mempertemukan penyedia

jasa keuangan perbankan dengan pelaku UMKM,

pembentukan klaster pengendalian inflasi, memfasilitasi

UMKM binaan pada berbagai pameran berskala nasional,

membantu pemasaran UMKM binaan melalui berbagai

kanal, memfasilitasi studi banding kerajinan rotan untuk

meningkatkan daya saing produk, dan pembentukan

Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai bentuk

pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi dengan

sawit.

51KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI AKSELERASIPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH

Boks 2

amenitas, pelaku usaha dan promosi destinasi wisata.

Salah satu aspek yang perlu untuk diperbaiki dan

ditingkatkan adalah ketersediaan fasilitas dan jasa-jasa

pendukung dalam rangka meningkatkan kenyamanan

pengunjung, terutama wisatawan mancanegara.

Diperlukan sinergi dan koordinasi kelembagaan baik di

tingkat pusat maupun daerah, serta masyarakat, pelaku

usaha dan sektor swasta.

Industri pariwisata memiliki pengaruh yang positif

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, baik terhadap

sektor riil maupun neraca pembayaran. Pengembangan

pariwisata mampu mendorong pertumbuhan investasi,

dan penyerapan tenaga kerja sehingga berkontribusi

positif terhadap sektor riil. Di sisi lain, pengembangan

pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap

neraca pembayaran melalui ekspor jasa dan investasi yang

berorientasi ekspor.

Perkembangan pariwisata di Kalimantan Tengah

menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam 4 tahun

terakhir. Tingkat kunjungan wisatawan mengalami

pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2014

(Grafik 1). Sampai dengan Agustus 2018, jumlah

kunjungan wisatawan ke Kalimantan Tengah mencapai

670 ribu wisatawan, tumbuh 165,21% dari tahun 2014.

Jumlah pemesanan hotel (bintang dan non bintang) di

Kalimantan Tengah juga menunjukkan peningkatan dari

585 ribu orang selama tahun 2015 menjadi 1 juta orang

pada tahun 2018, dengan rata-rata lama menginap selama

1 sampai dengan 3 hari. Mayoritas wisatawan masih

didominasi oleh wisatawan domestik, namun demikian

dalam 4 tahun terakhir wisatawan mancanegara telah

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini

menunjukkan adanya potensi ekonomi dan devisa yang

Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi

daerah yang berkelanjutan dan resilien, diperlukan

stabilitas makroekonomi yang didukung oleh struktur

neraca pembayaran yang kuat. Saat ini, surplus neraca

pembayaran Kalimantan Tengah seluruhnya masih

disumbang oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya

alam. Meski memiliki nilai ekspor yang besar, komoditas

berbasis sumber daya alam rentan terhadap pergerakan

harga komoditas dunia. Untuk itu, perlu dikembangkan

sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya

diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat

mendukung neraca pembayaran.

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya

yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penerimaan

devisa dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih

inklusif. Di beberapa provinsi di Indonesia, penerimaan

devisa dari sektor pariwisata sudah setara dengan hasil

ekspor komoditas-komoditas berbasis sumber daya alam

yang menjadi komoditas ekspor utama nasional. Di

provinsi Kalimantan Tengah, kontribusi pariwisata

terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja maupun

penerimaan devisanya masih relatif rendah bila

dibandingkan dengan beberapa daerah di wilayah

Kawasan Timur Indonesia. Namun, saat ini Pemerintah

Daerah tengah mendorong pengembangan 4 destinasi

pariwisata utama, yaitu Taman Nasional Tanjung Puting,

Taman Nasional Sebangau, Pantai Gosong Senggora dan

Pantai Ujung Pandaran.

Untuk mengoptimalkan destinasi-destinasi tersebut

sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan

penerimaan devisa daerah, masih terdapat tantangan-

tantangan yang harus segera diselesaikan. Tantangan

tersebut mencakup tantangan baik dari sisi atraksi,

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

-

2018*)2014 2015 2016 2017 20182015 2016 2017

- -

cukup besar ke depan apabila pariwisata dapat dikelola

secara maksimal.

Dilihat dari sebaran daerah, Kabupaten Kotawaringin

Barat menjadi pintu gerbang pariwisata yang paling

diminati oleh wisatawan mancanegara. Destinasi wisata

utama yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara

adalah Taman Nasional Tanjung Puting yang berlokasi di

Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung

Puting merupakan salah satu wilayah hutan konservasi

terbesar di dunia dan menjadi destinasi eco-tourism paling

diminati oleh wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pusat

aktivitas pariwisata bagi wisatawan domestik berada di

Kota Palangka Raya, disusul oleh Kabupaten Kotawaringin

Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Tabel 1).

SUKAMARA 21.500

21.855

59

35

10

-

50

130

10

56

112

32

-

-

3.810

Tingginya kunjungan wisatawan domestik tersebut

ditengarai didorong oleh kunjungan MICE, adanya

pelaksanaan pembangunan proyek pemerintah dan/atau

perjalanan transit menuju daerah lain. Hal ini didukung

oleh keberadaan bandara di Kota dan Kabupaten tersebut.

Taman Nasional Tanjung PutingTaman Nasional Tanjung Puting memiliki potensi

pengembangan wisata berbasis eco-tourism yang besar,

mengingat Tanjung Puting merupakan kawasan konservasi

orang utang terbesar di dunia. Taman Nasional Tanjung

Puting merupakan destinasi wisata andalan provinsi

Kalimantan Tengah khususnya dalam menarik wisatawan

asing. Jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting

mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir

dengan mayoritas berasal dari mancanegara yang

mencapai 60,32% dari keseluruhan pengunjung (Grafik

3). Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Taman

Nasional Tanjung Puting umumnya berkebangsaan

Spanyol, diikuti negara Amerika Serikat, Jerman, dan

Inggris (Grafik 4). Selain sebagai tujuan rekreasi, Taman

Nasional Tanjung Puting juga menjadi pusat penelitian

terkait rehabilitasi orang utan, serta flora dan fauna lainnya

bagi peneliti mancanegara (Grafik 5).

Potensi pengembangan pariwisata Kalimantan Tengah

masih terbuka luas. Pariwisata di Kalimantan Tengah

memiliki keunggulan komparatif yang tersebar di berbagai

wilayah kabupaten dan masih dapat dioptimalkan.

53KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 3 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)

2013 2014

-

2015 2016 20172012

DOMESTIK MANCANEGARA

Grafik 4 Share Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Menurut Kebangsaan

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)

SPANYOL

INGGRIS

PERANCIS

Kalimantan Tengah menyandang status sebagai paru-paru

dunia, memiliki kawasan konservasi hutan yang luas yang

dihuni oleh flora dan fauna yang beragam. Potensi ini

dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengembangan

eco-tourism yang dapat menarik minat wisatawan

mancanegara.

Ketersediaan infrastruktur konektivitas menjadi salah satu

kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Tanjung Puting. Saat ini pintu masuk

wisatawan mancanegara menuju Tanjung Puting adalah

melalui Bandar Udara Iskandar di kota Pangkalan Bun.

Masih terdapat tantangan untuk meningkatkan

aksesibilitas Tanjung Puting, diantaranya kapasitas Bandar

Udara Iskandar yang masih terbatas, keberadaan Tourist

Information Center yang masih perlu ditingkatkan,

ketersediaan transportasi publik menuju dermaga kumai,

serta kondisi dermaga yang masih perlu ditingkatkan agar

lebih representatif bagi wisatawan mancanegara.

Sinergi antara pelaku usaha, masyarakat di sekitar

destinasi, dan otoritas pengelola kawasan Taman Nasional

Tanjung Puting sangat diperlukan untuk meningkatkan

pener imaan devisa dar i kunjungan wisatawan

mancanegara. Penguatan integrasi antara otoritas

pengelola kawasan dengan pelaku usaha dan masyarakat

sekitar masih perlu untuk diperkuat dan ditingkatkan

untuk mendorong pengelolaan destinasi wisata yang lebih

profesional.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

-

2018*)2014 2015 2016 2017 20182015 2016 2017

- -

cukup besar ke depan apabila pariwisata dapat dikelola

secara maksimal.

Dilihat dari sebaran daerah, Kabupaten Kotawaringin

Barat menjadi pintu gerbang pariwisata yang paling

diminati oleh wisatawan mancanegara. Destinasi wisata

utama yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara

adalah Taman Nasional Tanjung Puting yang berlokasi di

Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung

Puting merupakan salah satu wilayah hutan konservasi

terbesar di dunia dan menjadi destinasi eco-tourism paling

diminati oleh wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pusat

aktivitas pariwisata bagi wisatawan domestik berada di

Kota Palangka Raya, disusul oleh Kabupaten Kotawaringin

Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Tabel 1).

SUKAMARA 21.500

21.855

59

35

10

-

50

130

10

56

112

32

-

-

3.810

Tingginya kunjungan wisatawan domestik tersebut

ditengarai didorong oleh kunjungan MICE, adanya

pelaksanaan pembangunan proyek pemerintah dan/atau

perjalanan transit menuju daerah lain. Hal ini didukung

oleh keberadaan bandara di Kota dan Kabupaten tersebut.

Taman Nasional Tanjung PutingTaman Nasional Tanjung Puting memiliki potensi

pengembangan wisata berbasis eco-tourism yang besar,

mengingat Tanjung Puting merupakan kawasan konservasi

orang utang terbesar di dunia. Taman Nasional Tanjung

Puting merupakan destinasi wisata andalan provinsi

Kalimantan Tengah khususnya dalam menarik wisatawan

asing. Jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting

mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir

dengan mayoritas berasal dari mancanegara yang

mencapai 60,32% dari keseluruhan pengunjung (Grafik

3). Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Taman

Nasional Tanjung Puting umumnya berkebangsaan

Spanyol, diikuti negara Amerika Serikat, Jerman, dan

Inggris (Grafik 4). Selain sebagai tujuan rekreasi, Taman

Nasional Tanjung Puting juga menjadi pusat penelitian

terkait rehabilitasi orang utan, serta flora dan fauna lainnya

bagi peneliti mancanegara (Grafik 5).

Potensi pengembangan pariwisata Kalimantan Tengah

masih terbuka luas. Pariwisata di Kalimantan Tengah

memiliki keunggulan komparatif yang tersebar di berbagai

wilayah kabupaten dan masih dapat dioptimalkan.

53KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 3 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)

2013 2014

-

2015 2016 20172012

DOMESTIK MANCANEGARA

Grafik 4 Share Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Menurut Kebangsaan

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)

SPANYOL

INGGRIS

PERANCIS

Kalimantan Tengah menyandang status sebagai paru-paru

dunia, memiliki kawasan konservasi hutan yang luas yang

dihuni oleh flora dan fauna yang beragam. Potensi ini

dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengembangan

eco-tourism yang dapat menarik minat wisatawan

mancanegara.

Ketersediaan infrastruktur konektivitas menjadi salah satu

kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Tanjung Puting. Saat ini pintu masuk

wisatawan mancanegara menuju Tanjung Puting adalah

melalui Bandar Udara Iskandar di kota Pangkalan Bun.

Masih terdapat tantangan untuk meningkatkan

aksesibilitas Tanjung Puting, diantaranya kapasitas Bandar

Udara Iskandar yang masih terbatas, keberadaan Tourist

Information Center yang masih perlu ditingkatkan,

ketersediaan transportasi publik menuju dermaga kumai,

serta kondisi dermaga yang masih perlu ditingkatkan agar

lebih representatif bagi wisatawan mancanegara.

Sinergi antara pelaku usaha, masyarakat di sekitar

destinasi, dan otoritas pengelola kawasan Taman Nasional

Tanjung Puting sangat diperlukan untuk meningkatkan

pener imaan devisa dar i kunjungan wisatawan

mancanegara. Penguatan integrasi antara otoritas

pengelola kawasan dengan pelaku usaha dan masyarakat

sekitar masih perlu untuk diperkuat dan ditingkatkan

untuk mendorong pengelolaan destinasi wisata yang lebih

profesional.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

PENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARANPENGELOLAAN UANG RUPIAH

05

Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net outflow pada triwulan IV

2018 dengan kecenderungan meningkat sejalan dengan pola musiman lonjakan kebutuhan

uang kartal masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru.

Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Terjadi peningkatan temuan jumlah uang palsu yang ditemukan di Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

PENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARANPENGELOLAAN UANG RUPIAH

05

Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net outflow pada triwulan IV

2018 dengan kecenderungan meningkat sejalan dengan pola musiman lonjakan kebutuhan

uang kartal masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru.

Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Terjadi peningkatan temuan jumlah uang palsu yang ditemukan di Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

5.1 KONDISI UMUMPenurunan ini, mengindikasikan sebagian besar transaksi

non tunai di Kalimantan Tengah cenderung menggunakan

RTGS.

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank

Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai

dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh

tiga pilar dimana salah satunya adalah mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem

pembayaran terdiri dari sistem pembayaran non tunai dan

tunai. Pengelolaan sistem pembayaran non tunai memiliki

tujuan untuk menyediakan infrastruktur pembayaran yang

handal dan aman dalam rangka mendukung aktivitas

perekonomian. Sementara pengelolaan s istem

pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

uang Rupiah dalam jumlan nominal yang cukup, jenis

pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang

layak edar.

Secara umum, perputaran uang pada triwulan IV

2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sesuai dengan pola musimannya. Total

transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh lonjakan

kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode libur

Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, perkembangan kinerja

transaksi uang kartal masih mengalami net outflow

dengan kecenderungan naik. Di sisi lain, transaksi

pembayaran non tunai melalui kliring mengalami

penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di

tengah peningkatan transaksi pembayaran non tunai

melalui RTGS, baik secara nilai maupun volume.

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.

8.

5.2 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

8Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI

menunjukkan penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018, transaksi

melalui SKNBI menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Perputaran kliring secara nominal pada triwulan IV 2018

mencapai Rp2,17 triliun, turun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun.

Sejalan dengan nominal transaksi, volume transaksi juga

menunjukkan penurunan pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 64.857 lembar dibandingkan dengan triwulan III

2018 yang mencapai 69.639 lembar (Grafik 5.1).

Penurunan transaksi kliring pada triwulan IV 2018

mengindikasikan sebagian besar transaksi non tunai di

Kalimantan Tengah cenderung menggunakan RTGS. Di

provinsi Kalimantan Tengah, penyelenggaraan kegiatan

kliring dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota Palangka Raya

sedangkan di wilayah Sampit dan Pangkalan Bun

diselenggarakan oleh bank umum yang ditunjuk oleh Bank

Indonesia.

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)

VOLUME NILAI

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

0

500

1000

1500

2000

2500

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.2 Pertumbuhan Transaksi Kliring

YOY %

G-NILAI G-VOLUME

-50

0

50

100

150

200

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.3 Transaksi RTGS

RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)

VOLUME NILAI

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Grafik 5.4 Pertumbuhan Transaksi RTGS

YOY %

G-NILAI G-VOLUME

I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

-

(100)

(50)

50

100

150

200

250

300

JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

Grafik 5.5 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

IV

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real 9 Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan

IV 2018 menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Transaksi RTGS pada

triwulan IV 2018 mencapai Rp13,89 triliun, naik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp7,57 triliun. Sejalan dengan nominal transaksi,

volume transaksi juga menunjukkan peningkatan pada

triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 1.229 lembar

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang mencapai

1.189 lembar (Grafik 5.3). Penggunaan RTGS yang lebih

tinggi dibandingkan dengan SKNBI mencerminkan

preferensi/alternatif pilihan masyarakat yang memilih

menggunakan fasilitas RTGS untuk transaksi yang lebih

cepat dan efisien.

BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.

9.

5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah

melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Nominal transaksi

yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp1,29 miliar dengan

frekuensi transaksi sebanyak 12.133 kali, meningkat

dibandingkan dengan frekuensi transaksi pada triwulan III

2018 yang tercatat sebanyak 11.193 kali dengan nominal

transaksi sebesar Rp841,05 juta. Transaksi di agen LKD

pada triwulan IV 2018 tersebut didominasi oleh transaksi

pembayaran atas tagihan yang bersifat rutin atau berkala

sebanyak 7.397 kali dengan nominal transaksi sebesar

Rp399,62 juta dan transaksi pembayaran pengisian ulang

(top up) uang elektronik sebanyak 2.412 kali dengan

nominal transaksi sebesar Rp503,86 juta. Peningkatan

transaksi tersebut didorong oleh semakin luasnya cakupan

layanan keuangan digital yang ditandai dengan adanya

kenaikan jumlah agen LKD yang terbentuk. Kemajuan

teknologi, perkembangan instrumen pembayaran non

tunai dewasa ini, serta peningkatan pengetahuan

masyarakat mengenai manfaat pembayaran secara non

tunai menjadi faktor yang mendorong peningkatan

tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah sampai dengan

triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 3.282, meningkat

dibandingkan dengan jumlah agen LKD pada triwulan III

2018 yang tercatat sebanyak 2.256 agen.

57KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

5.1 KONDISI UMUMPenurunan ini, mengindikasikan sebagian besar transaksi

non tunai di Kalimantan Tengah cenderung menggunakan

RTGS.

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank

Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai

dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh

tiga pilar dimana salah satunya adalah mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem

pembayaran terdiri dari sistem pembayaran non tunai dan

tunai. Pengelolaan sistem pembayaran non tunai memiliki

tujuan untuk menyediakan infrastruktur pembayaran yang

handal dan aman dalam rangka mendukung aktivitas

perekonomian. Sementara pengelolaan s istem

pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

uang Rupiah dalam jumlan nominal yang cukup, jenis

pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang

layak edar.

Secara umum, perputaran uang pada triwulan IV

2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sesuai dengan pola musimannya. Total

transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh lonjakan

kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode libur

Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, perkembangan kinerja

transaksi uang kartal masih mengalami net outflow

dengan kecenderungan naik. Di sisi lain, transaksi

pembayaran non tunai melalui kliring mengalami

penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di

tengah peningkatan transaksi pembayaran non tunai

melalui RTGS, baik secara nilai maupun volume.

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.

8.

5.2 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

8Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI

menunjukkan penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018, transaksi

melalui SKNBI menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Perputaran kliring secara nominal pada triwulan IV 2018

mencapai Rp2,17 triliun, turun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun.

Sejalan dengan nominal transaksi, volume transaksi juga

menunjukkan penurunan pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 64.857 lembar dibandingkan dengan triwulan III

2018 yang mencapai 69.639 lembar (Grafik 5.1).

Penurunan transaksi kliring pada triwulan IV 2018

mengindikasikan sebagian besar transaksi non tunai di

Kalimantan Tengah cenderung menggunakan RTGS. Di

provinsi Kalimantan Tengah, penyelenggaraan kegiatan

kliring dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota Palangka Raya

sedangkan di wilayah Sampit dan Pangkalan Bun

diselenggarakan oleh bank umum yang ditunjuk oleh Bank

Indonesia.

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)

VOLUME NILAI

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

0

500

1000

1500

2000

2500

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.2 Pertumbuhan Transaksi Kliring

YOY %

G-NILAI G-VOLUME

-50

0

50

100

150

200

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.3 Transaksi RTGS

RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)

VOLUME NILAI

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Grafik 5.4 Pertumbuhan Transaksi RTGS

YOY %

G-NILAI G-VOLUME

I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

-

(100)

(50)

50

100

150

200

250

300

JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

Grafik 5.5 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

IV

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real 9 Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan

IV 2018 menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Transaksi RTGS pada

triwulan IV 2018 mencapai Rp13,89 triliun, naik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp7,57 triliun. Sejalan dengan nominal transaksi,

volume transaksi juga menunjukkan peningkatan pada

triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 1.229 lembar

dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang mencapai

1.189 lembar (Grafik 5.3). Penggunaan RTGS yang lebih

tinggi dibandingkan dengan SKNBI mencerminkan

preferensi/alternatif pilihan masyarakat yang memilih

menggunakan fasilitas RTGS untuk transaksi yang lebih

cepat dan efisien.

BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.

9.

5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah

melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2018. Nominal transaksi

yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp1,29 miliar dengan

frekuensi transaksi sebanyak 12.133 kali, meningkat

dibandingkan dengan frekuensi transaksi pada triwulan III

2018 yang tercatat sebanyak 11.193 kali dengan nominal

transaksi sebesar Rp841,05 juta. Transaksi di agen LKD

pada triwulan IV 2018 tersebut didominasi oleh transaksi

pembayaran atas tagihan yang bersifat rutin atau berkala

sebanyak 7.397 kali dengan nominal transaksi sebesar

Rp399,62 juta dan transaksi pembayaran pengisian ulang

(top up) uang elektronik sebanyak 2.412 kali dengan

nominal transaksi sebesar Rp503,86 juta. Peningkatan

transaksi tersebut didorong oleh semakin luasnya cakupan

layanan keuangan digital yang ditandai dengan adanya

kenaikan jumlah agen LKD yang terbentuk. Kemajuan

teknologi, perkembangan instrumen pembayaran non

tunai dewasa ini, serta peningkatan pengetahuan

masyarakat mengenai manfaat pembayaran secara non

tunai menjadi faktor yang mendorong peningkatan

tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah sampai dengan

triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 3.282, meningkat

dibandingkan dengan jumlah agen LKD pada triwulan III

2018 yang tercatat sebanyak 2.256 agen.

57KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan ElektronifikasiPada triwulan IV 2018, pengembangan layanan

keuangan non tunai dan elektronifikasi telah

dilakukan melalui edukasi kepada masyarakat dan

koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Program

pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan

Elektronifikasi merupakan upaya mensinergikan kebijakan

keuangan inklusif dan elektronifikasi. Adapun tujuan dari

program tersebut adalah meningkatkan akses masyarakat

kepada layanan keuangan formal, mendorong masyarakat

menggunakan sistem pembayaran dan instrumen

pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi

pembayaran, dan mengubah kebiasaan masyarakat dalam

bertransaksi yang sebelumnya tunai menjadi non tunai,

dari yang sifatnya manual menjadi elektronik. Dalam

mencapai tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank

I ndones i a P rov in s i Ka l iman tan Tengah t e l ah

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan antara lain:

Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai

Edukasi diberikan kepada setiap kunjungan yang

dilakukan stakeholders kepada Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. Disamping

itu, sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

turut diberikan kepada masyarakat umum, pegawai

perbankan dan instansi, pelajar dan mahasiswa di Kota

Palangka Raya untuk memberikan informasi serta

manfaat bertransaksi secara non tunai.

Memberikan edukasi tentang Gerbang Pembayaran

Nasional (GPN) kepada seluruh lapisan masyarakat

melalui media elektronik seperti iklan videotron dan

media sosial. Hal ini diharapkan agar masyarakat lebih

familiar dan mengetahui tentang GPN serta dapat ikut

serta untuk mendukung program pemerintah melalui

pemakaian kartu ATM berlogo GPN pada setiap

transaksi yang dilakukan.

Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai

Penerapan elektronifikasi dengan Cash Management

System (CMS) dalam pengelolaan anggaran biaya pada

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Monitoring penerapan CMS, Bank Indonesia juga akan

melaksanakan Focus Group Discussion dengan

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota terkait

penerapan CMS bersama dengan PT.BPD Kalimantan

Tengah sebagai penyedia layanan tersebut.

5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat. Total

perputaran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp4,94 triliun, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar Rp3,83

triliun (Grafik 5.6). Meningkatnya perputaran uang kartal

pada triwulan IV 2018 merupakan pola musiman dimana

terdapat lonjakan aliran dana tunai keluar dari Bank

Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan yang

dipengaruhi oleh periode libur Natal dan Tahun Baru.

Kondisi ini, terkonfirmasi dari perkembangan kinerja

transaksi uang kartal pada triwulan IV 2018 yang 10menunjukkan terjadinya net outflow sebesar Rp3,33

triliun naik dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,67 triliun

(Grafik 5.7).

Peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018

sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan

masyarakat pada perayaan hari raya Natal dan Tahun

Baru. Dari hasil analisa aliran uang kartal di provinsi

Kalimantan Tengah terkonfirmasi bahwa terjadi

Net Outflow merupakan kondisi dimana jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia melalui sistem perbankan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk.

10.

5.3.1 Aliran Uang Kartal

Grafik 5.7 Tren Net Outflow

RP MILIAR

(4.000)

(3.500)

(3.000)

(2.500)

(2.000)

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500 Net Inflow

Net Outflow

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.6 Transaksi Uang Kartal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

INFLOW TOTALOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Apabilia dilihat dari aliran uang masuk/keluar

(inflow/outflow), nominal inflow Kalimantan Tengah

tercatat turun pada triwulan IV 2018. Secara nominal,

total inflow pada triwulan IV 2018 tercatat Rp805,92

miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,08 triliun (Grafik 5.8). Di

sisi lain, nominal total outflow meningkat menjadi Rp4,93

triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp3,82 triliun

(Grafik 5.9). Penurunan inflow yang disertai dengan

peningkatan outflow utamanya disebabkan oleh tingginya

aliran uang kartal dari provinsi Kalimantan Tengah ke luar

daerah sebagai dampak dari peningkatan aktivitas bisnis

menjelang akhir tahun dan peningkatan kebutuhan

masyarakat dalam menyambut momen libur hari raya

Natal dan Tahun Baru.

peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018 yang

tercatat Rp3,33 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan

net outflow pada triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,67

triliun (Tabel 5.1). Peningkatan tersebut searah dengan laju

inflasi Kalimantan Tengah yang meningkat pada triwulan

IV sebesar 4,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat 3,72% (yoy).

Kebutuhan masyarakat akan uang kartal didorong oleh

peningkatan konsumsi barang dan jasa, terutama yang

berkaitan dengan kebutuhan hari raya Natal dan Tahun

Baru, sepert i bahan makanan, tar i f angkutan

antarkota/provinsi dan tarif angkutan udara.

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

INDIKATORI II III IV

2017

INFLOW

OUTFLOW

NET INFLOW/OUTFLOW

PEMUSNAHAN UTLE (BILYET)

1.193.532

1.765.682

-572.150

212.332

613.996

3.778.220

-3.164.224

270.407

1.185.552

2.094.885

-909.333

296.781

662.060

4.072.026

-3.409.966

229.358

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II III IV

2018

Grafik 5.8 Perkembangan Inflow Uang Kartal

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.9 Perkembangan Outflow Uang Kartal

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

59KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan ElektronifikasiPada triwulan IV 2018, pengembangan layanan

keuangan non tunai dan elektronifikasi telah

dilakukan melalui edukasi kepada masyarakat dan

koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Program

pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan

Elektronifikasi merupakan upaya mensinergikan kebijakan

keuangan inklusif dan elektronifikasi. Adapun tujuan dari

program tersebut adalah meningkatkan akses masyarakat

kepada layanan keuangan formal, mendorong masyarakat

menggunakan sistem pembayaran dan instrumen

pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi

pembayaran, dan mengubah kebiasaan masyarakat dalam

bertransaksi yang sebelumnya tunai menjadi non tunai,

dari yang sifatnya manual menjadi elektronik. Dalam

mencapai tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank

I ndones i a P rov in s i Ka l iman tan Tengah t e l ah

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan antara lain:

Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai

Edukasi diberikan kepada setiap kunjungan yang

dilakukan stakeholders kepada Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. Disamping

itu, sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

turut diberikan kepada masyarakat umum, pegawai

perbankan dan instansi, pelajar dan mahasiswa di Kota

Palangka Raya untuk memberikan informasi serta

manfaat bertransaksi secara non tunai.

Memberikan edukasi tentang Gerbang Pembayaran

Nasional (GPN) kepada seluruh lapisan masyarakat

melalui media elektronik seperti iklan videotron dan

media sosial. Hal ini diharapkan agar masyarakat lebih

familiar dan mengetahui tentang GPN serta dapat ikut

serta untuk mendukung program pemerintah melalui

pemakaian kartu ATM berlogo GPN pada setiap

transaksi yang dilakukan.

Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai

Penerapan elektronifikasi dengan Cash Management

System (CMS) dalam pengelolaan anggaran biaya pada

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Monitoring penerapan CMS, Bank Indonesia juga akan

melaksanakan Focus Group Discussion dengan

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota terkait

penerapan CMS bersama dengan PT.BPD Kalimantan

Tengah sebagai penyedia layanan tersebut.

5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat. Total

perputaran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 tercatat sebesar Rp4,94 triliun, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar Rp3,83

triliun (Grafik 5.6). Meningkatnya perputaran uang kartal

pada triwulan IV 2018 merupakan pola musiman dimana

terdapat lonjakan aliran dana tunai keluar dari Bank

Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan yang

dipengaruhi oleh periode libur Natal dan Tahun Baru.

Kondisi ini, terkonfirmasi dari perkembangan kinerja

transaksi uang kartal pada triwulan IV 2018 yang 10menunjukkan terjadinya net outflow sebesar Rp3,33

triliun naik dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,67 triliun

(Grafik 5.7).

Peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018

sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan

masyarakat pada perayaan hari raya Natal dan Tahun

Baru. Dari hasil analisa aliran uang kartal di provinsi

Kalimantan Tengah terkonfirmasi bahwa terjadi

Net Outflow merupakan kondisi dimana jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia melalui sistem perbankan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk.

10.

5.3.1 Aliran Uang Kartal

Grafik 5.7 Tren Net Outflow

RP MILIAR

(4.000)

(3.500)

(3.000)

(2.500)

(2.000)

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500 Net Inflow

Net Outflow

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.6 Transaksi Uang Kartal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

INFLOW TOTALOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Apabilia dilihat dari aliran uang masuk/keluar

(inflow/outflow), nominal inflow Kalimantan Tengah

tercatat turun pada triwulan IV 2018. Secara nominal,

total inflow pada triwulan IV 2018 tercatat Rp805,92

miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,08 triliun (Grafik 5.8). Di

sisi lain, nominal total outflow meningkat menjadi Rp4,93

triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp3,82 triliun

(Grafik 5.9). Penurunan inflow yang disertai dengan

peningkatan outflow utamanya disebabkan oleh tingginya

aliran uang kartal dari provinsi Kalimantan Tengah ke luar

daerah sebagai dampak dari peningkatan aktivitas bisnis

menjelang akhir tahun dan peningkatan kebutuhan

masyarakat dalam menyambut momen libur hari raya

Natal dan Tahun Baru.

peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018 yang

tercatat Rp3,33 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan

net outflow pada triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,67

triliun (Tabel 5.1). Peningkatan tersebut searah dengan laju

inflasi Kalimantan Tengah yang meningkat pada triwulan

IV sebesar 4,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat 3,72% (yoy).

Kebutuhan masyarakat akan uang kartal didorong oleh

peningkatan konsumsi barang dan jasa, terutama yang

berkaitan dengan kebutuhan hari raya Natal dan Tahun

Baru, sepert i bahan makanan, tar i f angkutan

antarkota/provinsi dan tarif angkutan udara.

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

INDIKATORI II III IV

2017

INFLOW

OUTFLOW

NET INFLOW/OUTFLOW

PEMUSNAHAN UTLE (BILYET)

1.193.532

1.765.682

-572.150

212.332

613.996

3.778.220

-3.164.224

270.407

1.185.552

2.094.885

-909.333

296.781

662.060

4.072.026

-3.409.966

229.358

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II III IV

2018

Grafik 5.8 Perkembangan Inflow Uang Kartal

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 5.9 Perkembangan Outflow Uang Kartal

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

59KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Tengah, kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan

kas titipan di sejumlah kabupaten.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling

untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang

berkualitas baik dan layak edar di masyarakat.

Kegiatan kas keliling dilaksanakan di tempat keramaian

masyarakat seperti pasar tradisional dan pasar modern,

baik di dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada

triwulan IV 2018 telah dilakukan 14 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 8 kegiatan kas keliling dalam kota

(KKDK) dan 6 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain

itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tercatat

sebesar Rp3,85 miliar. Dengan bertambahnya 14 kali

kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tersebut, maka

sepanjang tahun 2018 telah dilakukan 58 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 29 kali kas keliling dalam kota

(KKDK) dan 29 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK)

dengan modal kerja yang dikeluarkan mencapai sebesar

Rp18,21 miliar.

Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi

uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas

Titipan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas

titipan yakni Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),

Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun),

Kabupaten Barito Selatan (Buntok), Kabupaten Barito

Utara (Muara Teweh), Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik),

Kabupaten Murung Raya (Puruk Cahu) dan Kabupaten

Kapuas (Kuala Kapuas). Kegiatan Kas Titipan ini dilakukan

melalui pola kerja sama dengan perbankan setempat

dalam pelaksanaannya.

Secara karakteristik, transaksi pembayaran tunai di

Kalimantan Tengah selama tahun 2018 masih

mengikuti pola yang sama dengan tahun-tahun

s e b e l u m n y a , y a i t u n e t o u t f l o w d e n g a n

kecenderungan meningkat. Total net outflow tahun

2018 meningkat d ibandingkan dengan tahun

sebelumnya, dari sebesar Rp8,07 triliun pada tahun 2017

menjadi sebesar Rp9,04 triliun. Dalam 5 tahun terakhir,

transaksi pembayaran tunai Kalimantan Tengah selalu

mengalami net outflow dengan kecenderungan

meningkat terutama pada periode hari besar keagamaan

nasional seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal serta

periode libur akhir tahun. Dari hasil focus group discussion

dengan beberapa bank utama di Kalimantan Tengah,

kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh preferensi sebagian

besar masyarakat yang memilih untuk membelanjakan

sebagian penghasilannya diluar wilayah Kalimantan

Tengah. Selain itu, masih tingginya transaksi ekonomi

berbasis uang tunai yang dilakukan masyarakat terutama

di daerah-daerah yang jauh dari akses sistem perbankan

(ATM, Kantor Cabang Bank dan mes in EDC)

mengakibatkan kebutuhan akan uang kartal selalu

meningkat setiap tahun.

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak EdarKegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)

dilaksanakan di dalam maupun di luar kota KPwBI

Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan

pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah ini ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan uang Rupiah dalam jumlah nominal yang

cukup, jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat,

dan dalam kondisi yang layak edar. Distribusi ULE

dilaksanakan dengan mekanisme penukaran uang di loket

Bank Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan

2014 2015 2016I II III IV

2017

I II

2018

10

22

12,54

9

14

8,57

1

6

1,58

10

6

5,81

III

8

11

5,85

IV

6

8

3,85

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp353,87 miliar, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar Rp209,77 miliar. Sacara tahunan, pada tahun

2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp1.229,77

miliar,meningkat dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar

Rp996,87 miliar dan penarikan UTLE sebesar Rp247,91

miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa

masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan

29,29%.

Secara keseluruhan total perputaran uang kartal

yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di

7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Total perputaran uang kartal pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp3,28 triliun, atau

meningkat dibandingkan dengan total perputaran uang

kartal Kas Titipan pada triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar Rp2,86 triliun. Adapun total perputaran uang

kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota Sampit yang

tercatat sebesar Rp1,31 triliun pada triwulan IV 2018, yang

mengalami peningkatan dari sebelumnya tercatat sebesar

Rp1,17 triliun pada triwulan III 2018.

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

NAMA KAS TITIPANIII 2018 IV 2018

TOTAL

SAMPIT

MUARA TEWEH

PANGKALAN BUN

BUNTOK

NANGA BULIK

PURUK CAHU

KUALA KAPUAS

TOTAL

1.166.445,0 1.306.705,0

686.222,3

III 2018 IV 2018

OUTFLOW

766.245,00 846.800,00

III 2018 IV 2018

INFLOW

400.200,0

3.346,5

459.905,0

(DALAM JUTA RUPIAH)

Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Timur(Sampit)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 9 kali dan 7 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Sampit. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Sampit pada triwulan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit

140.000

-

-

100.000

70.000

90.000

-

100.000

-

80.000

76.000

50.000

706.000

10

5

-

10

-

-

-

5

-

5

-

-

35

200.630

7.575

-

144.118

114.900

198.920

-

209.765

-

116.890

129.540

107.435

1.229.773

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

60.000

-

-

40.000

40.000

100.000

-

100.000

-

30.000

50.000

50.000

470.000

-

4.000

-

2.000

4.000

3.600

-

6.000

-

-

3.200

-

22.800

-

2.000

-

1.000

600

1.800

-

2.000

-

4.000

-

4.000

15.400

-

1.000

-

500

100

2.200

-

1.000

-

2.000

-

3.000

9.800

400

400

-

400

200

1.080

-

600

-

800

200

400

4.480

-

-

-

-

-

60

-

-

-

-

-

-

60

150

100

-

150

-

150

-

100

-

50

50

25

775

50

50

-

38

-

20

-

50

-

25

50

-

283

20

20

-

20

-

10

-

10

-

10

40

10

140

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

9

61KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Tengah, kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan

kas titipan di sejumlah kabupaten.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling

untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang

berkualitas baik dan layak edar di masyarakat.

Kegiatan kas keliling dilaksanakan di tempat keramaian

masyarakat seperti pasar tradisional dan pasar modern,

baik di dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada

triwulan IV 2018 telah dilakukan 14 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 8 kegiatan kas keliling dalam kota

(KKDK) dan 6 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain

itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tercatat

sebesar Rp3,85 miliar. Dengan bertambahnya 14 kali

kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tersebut, maka

sepanjang tahun 2018 telah dilakukan 58 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 29 kali kas keliling dalam kota

(KKDK) dan 29 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK)

dengan modal kerja yang dikeluarkan mencapai sebesar

Rp18,21 miliar.

Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi

uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas

Titipan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas

titipan yakni Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),

Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun),

Kabupaten Barito Selatan (Buntok), Kabupaten Barito

Utara (Muara Teweh), Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik),

Kabupaten Murung Raya (Puruk Cahu) dan Kabupaten

Kapuas (Kuala Kapuas). Kegiatan Kas Titipan ini dilakukan

melalui pola kerja sama dengan perbankan setempat

dalam pelaksanaannya.

Secara karakteristik, transaksi pembayaran tunai di

Kalimantan Tengah selama tahun 2018 masih

mengikuti pola yang sama dengan tahun-tahun

s e b e l u m n y a , y a i t u n e t o u t f l o w d e n g a n

kecenderungan meningkat. Total net outflow tahun

2018 meningkat d ibandingkan dengan tahun

sebelumnya, dari sebesar Rp8,07 triliun pada tahun 2017

menjadi sebesar Rp9,04 triliun. Dalam 5 tahun terakhir,

transaksi pembayaran tunai Kalimantan Tengah selalu

mengalami net outflow dengan kecenderungan

meningkat terutama pada periode hari besar keagamaan

nasional seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal serta

periode libur akhir tahun. Dari hasil focus group discussion

dengan beberapa bank utama di Kalimantan Tengah,

kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh preferensi sebagian

besar masyarakat yang memilih untuk membelanjakan

sebagian penghasilannya diluar wilayah Kalimantan

Tengah. Selain itu, masih tingginya transaksi ekonomi

berbasis uang tunai yang dilakukan masyarakat terutama

di daerah-daerah yang jauh dari akses sistem perbankan

(ATM, Kantor Cabang Bank dan mes in EDC)

mengakibatkan kebutuhan akan uang kartal selalu

meningkat setiap tahun.

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak EdarKegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)

dilaksanakan di dalam maupun di luar kota KPwBI

Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan

pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah ini ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan uang Rupiah dalam jumlah nominal yang

cukup, jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat,

dan dalam kondisi yang layak edar. Distribusi ULE

dilaksanakan dengan mekanisme penukaran uang di loket

Bank Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan

2014 2015 2016I II III IV

2017

I II

2018

10

22

12,54

9

14

8,57

1

6

1,58

10

6

5,81

III

8

11

5,85

IV

6

8

3,85

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp353,87 miliar, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar Rp209,77 miliar. Sacara tahunan, pada tahun

2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp1.229,77

miliar,meningkat dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar

Rp996,87 miliar dan penarikan UTLE sebesar Rp247,91

miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa

masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan

29,29%.

Secara keseluruhan total perputaran uang kartal

yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di

7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2018. Total perputaran uang kartal pada

triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp3,28 triliun, atau

meningkat dibandingkan dengan total perputaran uang

kartal Kas Titipan pada triwulan III 2018 yang tercatat

sebesar Rp2,86 triliun. Adapun total perputaran uang

kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota Sampit yang

tercatat sebesar Rp1,31 triliun pada triwulan IV 2018, yang

mengalami peningkatan dari sebelumnya tercatat sebesar

Rp1,17 triliun pada triwulan III 2018.

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

NAMA KAS TITIPANIII 2018 IV 2018

TOTAL

SAMPIT

MUARA TEWEH

PANGKALAN BUN

BUNTOK

NANGA BULIK

PURUK CAHU

KUALA KAPUAS

TOTAL

1.166.445,0 1.306.705,0

686.222,3

III 2018 IV 2018

OUTFLOW

766.245,00 846.800,00

III 2018 IV 2018

INFLOW

400.200,0

3.346,5

459.905,0

(DALAM JUTA RUPIAH)

Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Timur(Sampit)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 9 kali dan 7 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Sampit. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Sampit pada triwulan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit

140.000

-

-

100.000

70.000

90.000

-

100.000

-

80.000

76.000

50.000

706.000

10

5

-

10

-

-

-

5

-

5

-

-

35

200.630

7.575

-

144.118

114.900

198.920

-

209.765

-

116.890

129.540

107.435

1.229.773

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

60.000

-

-

40.000

40.000

100.000

-

100.000

-

30.000

50.000

50.000

470.000

-

4.000

-

2.000

4.000

3.600

-

6.000

-

-

3.200

-

22.800

-

2.000

-

1.000

600

1.800

-

2.000

-

4.000

-

4.000

15.400

-

1.000

-

500

100

2.200

-

1.000

-

2.000

-

3.000

9.800

400

400

-

400

200

1.080

-

600

-

800

200

400

4.480

-

-

-

-

-

60

-

-

-

-

-

-

60

150

100

-

150

-

150

-

100

-

50

50

25

775

50

50

-

38

-

20

-

50

-

25

50

-

283

20

20

-

20

-

10

-

10

-

10

40

10

140

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

9

61KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.10 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Sampit

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

4,87%

50.000

40,17%

100.000

30,17%

2.000

9,57%

5.000

8,38%

10.000

6,58%

1.000

0,26%

Grafik 5.11 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Sampit

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

29,29%

500

23,64%

1.000

32,43%

50

0,00%

100

14,64%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Barat(Pangkalan Bun)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 4 kali dan 4 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Pangkalan Bun.

Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Pangkalan

Bun pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp690 juta,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

yang tidak dilakukannya kegiatan dropping. Sacara

tahunan, pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE

sebesar Rp205,73 mil iar,mengalami penurunan

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar Rp927,20 miliar

dan penarikan UTLE sebesar Rp93,07 miliar meningkat

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 73,87 miliar.

Terjadinya penurunan dropping kas titipan Pangkalan Bun

di tahun 2018 disebabkan oleh perubahan transaksi

keuangan dari outflow menjadi inflow. Hal tersebut sejalan

dengan meningkatnya penarikan UTLE yang terjadi pada

kas titipan Pangkalan Bun.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,89%, diikuti oleh

pecahan Rp2.000,- dan Rp100.000,- dengan pangsa

masing-masing 19,33% dan 14,87% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Pangkalan Bun. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 45,12% dan

23,17%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Pangkalan Bun

-

-

-

-

40.000

40.000

-

-

-

-

-

-

80.000

-

-

-

4

-

-

-

-

-

5

-

-

9

-

-

-

2.896

106.939

95.200

-

-

-

690

-

-

205.725

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

-

-

60.000

50.000

-

-

-

-

-

-

110.000

-

-

-

800

4.000

2.000

-

-

-

-

-

-

6.800

-

-

-

1.000

1.000

1.000

-

-

-

-

-

-

3.000

-

-

-

500

1.400

1.400

-

-

-

-

-

-

3.300

-

-

-

480

400

600

-

-

-

600

-

-

2.080

-

-

-

-

-

40

-

-

-

-

-

-

40

-

-

-

90

110

120

-

-

-

50

-

-

370

-

-

-

15

25

30

-

-

-

25

-

-

95

-

-

-

6

4

10

-

-

-

10

-

-

30

-

1

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

4

Grafik 5.12 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Pangkalan Bun

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

5,58%

50.000

40,89%

100.000

14,87%

2.000

19,33%

5.000

12,27%

10.000

6,58%

1.000

0,74%

Grafik 5.13 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Pangkalan Bun

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

18,29%

500

23,17%

1.000

45,12%

50

2,44%

100

10,98%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Barito Utara(Muara Teweh)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 8 kali dan 2 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Muara Teweh. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Muara Teweh pada

triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp264,62 miliar,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

tercatat sebesar Rp149,61 miliar. Sacara tahunan, pada

tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp619,41 miliar, mengalami penurunan dibandingkan

2017 yang tercatat sebesar Rp1.053,73 miliar dan

penarikan UTLE sebesar Rp13,73 miliar meningkat

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 9,14 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 36,39%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp5.000,- dengan pangsa

masing-masing 20,56% dan 14,17% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Muara Teweh. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 54,90% dan

29,41%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara Teweh

-

-

42.000

-

20.000

20.000

40.000

38.000

-

48.000

38.000

50.000

296.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

75.070

-

88.239

41.875

87.550

62.062

-

84.040

94.575

86.000

619.411

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

30.000

-

64.000

-

46.000

21.000

-

30.000

51.000

20.000

262.000

-

-

2.000

-

2.000

19.600

-

2.000

-

2.000

2.000

4.000

33.600

-

-

-

-

1.000

1.000

1.000

400

-

2.000

2.000

8.000

15.400

-

-

1.000

-

1.000

1.000

500

200

-

1.000

1.500

4.000

10.200

-

-

-

-

200

200

-

400

-

1.000

-

-

1.800

-

-

-

-

-

-

-

-

-

40

-

-

40

-

-

50

-

30

50

50

50

-

-

50

-

280

-

-

10

-

5

25

-

10

-

-

25

-

75

-

-

10

-

4

-

-

2

-

-

-

-

16

1

1

1

1

1

1

1

1

8

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

63KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.10 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Sampit

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

4,87%

50.000

40,17%

100.000

30,17%

2.000

9,57%

5.000

8,38%

10.000

6,58%

1.000

0,26%

Grafik 5.11 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Sampit

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

29,29%

500

23,64%

1.000

32,43%

50

0,00%

100

14,64%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Barat(Pangkalan Bun)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 4 kali dan 4 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Pangkalan Bun.

Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Pangkalan

Bun pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp690 juta,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

yang tidak dilakukannya kegiatan dropping. Sacara

tahunan, pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE

sebesar Rp205,73 mil iar,mengalami penurunan

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar Rp927,20 miliar

dan penarikan UTLE sebesar Rp93,07 miliar meningkat

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 73,87 miliar.

Terjadinya penurunan dropping kas titipan Pangkalan Bun

di tahun 2018 disebabkan oleh perubahan transaksi

keuangan dari outflow menjadi inflow. Hal tersebut sejalan

dengan meningkatnya penarikan UTLE yang terjadi pada

kas titipan Pangkalan Bun.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,89%, diikuti oleh

pecahan Rp2.000,- dan Rp100.000,- dengan pangsa

masing-masing 19,33% dan 14,87% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Pangkalan Bun. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 45,12% dan

23,17%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Pangkalan Bun

-

-

-

-

40.000

40.000

-

-

-

-

-

-

80.000

-

-

-

4

-

-

-

-

-

5

-

-

9

-

-

-

2.896

106.939

95.200

-

-

-

690

-

-

205.725

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

-

-

60.000

50.000

-

-

-

-

-

-

110.000

-

-

-

800

4.000

2.000

-

-

-

-

-

-

6.800

-

-

-

1.000

1.000

1.000

-

-

-

-

-

-

3.000

-

-

-

500

1.400

1.400

-

-

-

-

-

-

3.300

-

-

-

480

400

600

-

-

-

600

-

-

2.080

-

-

-

-

-

40

-

-

-

-

-

-

40

-

-

-

90

110

120

-

-

-

50

-

-

370

-

-

-

15

25

30

-

-

-

25

-

-

95

-

-

-

6

4

10

-

-

-

10

-

-

30

-

1

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

4

Grafik 5.12 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Pangkalan Bun

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

5,58%

50.000

40,89%

100.000

14,87%

2.000

19,33%

5.000

12,27%

10.000

6,58%

1.000

0,74%

Grafik 5.13 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Pangkalan Bun

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

18,29%

500

23,17%

1.000

45,12%

50

2,44%

100

10,98%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Barito Utara(Muara Teweh)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 8 kali dan 2 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Muara Teweh. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Muara Teweh pada

triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp264,62 miliar,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

tercatat sebesar Rp149,61 miliar. Sacara tahunan, pada

tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp619,41 miliar, mengalami penurunan dibandingkan

2017 yang tercatat sebesar Rp1.053,73 miliar dan

penarikan UTLE sebesar Rp13,73 miliar meningkat

dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 9,14 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 36,39%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp5.000,- dengan pangsa

masing-masing 20,56% dan 14,17% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Muara Teweh. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 54,90% dan

29,41%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara Teweh

-

-

42.000

-

20.000

20.000

40.000

38.000

-

48.000

38.000

50.000

296.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

75.070

-

88.239

41.875

87.550

62.062

-

84.040

94.575

86.000

619.411

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

30.000

-

64.000

-

46.000

21.000

-

30.000

51.000

20.000

262.000

-

-

2.000

-

2.000

19.600

-

2.000

-

2.000

2.000

4.000

33.600

-

-

-

-

1.000

1.000

1.000

400

-

2.000

2.000

8.000

15.400

-

-

1.000

-

1.000

1.000

500

200

-

1.000

1.500

4.000

10.200

-

-

-

-

200

200

-

400

-

1.000

-

-

1.800

-

-

-

-

-

-

-

-

-

40

-

-

40

-

-

50

-

30

50

50

50

-

-

50

-

280

-

-

10

-

5

25

-

10

-

-

25

-

75

-

-

10

-

4

-

-

2

-

-

-

-

16

1

1

1

1

1

1

1

1

8

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

63KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.14 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Muara Teweh

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

11,67%

50.000

36,39%

100.000

20,56%

2.000

6,25%

5.000

14,17%

10.000

10,69%

1.000

0,28%

Grafik 5.15 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Muara Teweh

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

15,69%

500

29,41%

1.000

54,90%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Barito Selatan(Buntok)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 11 kali dan 3 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Buntok. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp263,26 miliar, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat

sebesar Rp182 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018

telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp843,17 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat

sebesar Rp938,05 miliar dan penarikan UTLE sebesar

Rp4,93.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 45,05%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 26,01% dan 8,30% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Buntok. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 40,16% dan

30,33%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok

-

30.000

60.000

50.000

40.000

20.000

40.000

-

60.000

60.000

28.000

38.000

426.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

1

-

56.070

82.930

122.600

90.080

46.238

100.000

-

82.000

83.255

92.000

88.000

843.173

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

24.000

19.000

65.000

50.000

10.000

60.000

-

21.000

20.000

50.000

50.000

369.000

-

2.000

1.200

2.000

-

14.000

-

-

-

-

8.000

-

27.200

-

-

2.000

3.000

-

1.000

-

-

600

2.000

4.000

-

12.600

-

-

500

2.000

-

1.000

-

-

300

1.000

1.500

-

6.300

-

-

200

600

-

200

-

-

80

200

400

-

1.680

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20

-

-

20

-

50

20

-

60

25

-

-

20

-

70

-

245

-

20

10

-

20

13

-

-

-

-

30

-

93

-

-

-

-

-

-

-

-

-

34

-

-

34

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

11

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Kas Titipan Kabupaten Lamandau(Nanga Bulik)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 4 kali di Kas Titipan Nanga Bulik. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Nanga Bulik pada

triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp112 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2018

tercatat sebesar Rp194,06 miliar. Sacara tahunan, pada

tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp426,62.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 48,06%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 33,33% dan 5,56% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Nanga Bulik. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu

sebesar 50,00%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga Bulik

-

-

-

70.000

-

-

30.000

-

80.000

-

-

60.000

240.000

-

-

-

120.555

-

-

100.460

-

93.600

-

-

112.000

426.615

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

-

50.000

-

-

60.000

-

13.000

-

-

50.000

173.000

-

-

-

-

-

-

8.000

-

-

-

-

-

8.000

-

-

-

200

-

-

1.000

-

400

-

-

2.000

3.600

-

-

-

200

-

-

1.000

-

-

-

-

-

1.200

-

-

-

80

-

-

400

-

200

-

-

-

680

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

50

-

-

40

-

-

-

-

-

90

-

-

-

25

-

-

20

-

-

-

-

-

45

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grafik 5.16 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Buntok

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

8,30%

50.000

45,05%

100.000

26,01%

2.000

5,13%

5.000

7,69%

10.000

7,69%

1.000

0,12%

Grafik 5.17 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Buntok

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

27,87%

500

30,33%

1.000

40,16%

50

0,00%

100

1,64%

26

0,00%

65KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.14 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Muara Teweh

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

11,67%

50.000

36,39%

100.000

20,56%

2.000

6,25%

5.000

14,17%

10.000

10,69%

1.000

0,28%

Grafik 5.15 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Muara Teweh

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

15,69%

500

29,41%

1.000

54,90%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Barito Selatan(Buntok)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 11 kali dan 3 kali penarikan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Buntok. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp263,26 miliar, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat

sebesar Rp182 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018

telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp843,17 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat

sebesar Rp938,05 miliar dan penarikan UTLE sebesar

Rp4,93.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 45,05%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 26,01% dan 8,30% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Buntok. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 40,16% dan

30,33%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok

-

30.000

60.000

50.000

40.000

20.000

40.000

-

60.000

60.000

28.000

38.000

426.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

1

-

56.070

82.930

122.600

90.080

46.238

100.000

-

82.000

83.255

92.000

88.000

843.173

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

24.000

19.000

65.000

50.000

10.000

60.000

-

21.000

20.000

50.000

50.000

369.000

-

2.000

1.200

2.000

-

14.000

-

-

-

-

8.000

-

27.200

-

-

2.000

3.000

-

1.000

-

-

600

2.000

4.000

-

12.600

-

-

500

2.000

-

1.000

-

-

300

1.000

1.500

-

6.300

-

-

200

600

-

200

-

-

80

200

400

-

1.680

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20

-

-

20

-

50

20

-

60

25

-

-

20

-

70

-

245

-

20

10

-

20

13

-

-

-

-

30

-

93

-

-

-

-

-

-

-

-

-

34

-

-

34

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

11

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Kas Titipan Kabupaten Lamandau(Nanga Bulik)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 4 kali di Kas Titipan Nanga Bulik. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Nanga Bulik pada

triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp112 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2018

tercatat sebesar Rp194,06 miliar. Sacara tahunan, pada

tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp426,62.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 48,06%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 33,33% dan 5,56% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Nanga Bulik. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu

sebesar 50,00%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga Bulik

-

-

-

70.000

-

-

30.000

-

80.000

-

-

60.000

240.000

-

-

-

120.555

-

-

100.460

-

93.600

-

-

112.000

426.615

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

-

50.000

-

-

60.000

-

13.000

-

-

50.000

173.000

-

-

-

-

-

-

8.000

-

-

-

-

-

8.000

-

-

-

200

-

-

1.000

-

400

-

-

2.000

3.600

-

-

-

200

-

-

1.000

-

-

-

-

-

1.200

-

-

-

80

-

-

400

-

200

-

-

-

680

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

50

-

-

40

-

-

-

-

-

90

-

-

-

25

-

-

20

-

-

-

-

-

45

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grafik 5.16 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Buntok

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

8,30%

50.000

45,05%

100.000

26,01%

2.000

5,13%

5.000

7,69%

10.000

7,69%

1.000

0,12%

Grafik 5.17 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Buntok

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

27,87%

500

30,33%

1.000

40,16%

50

0,00%

100

1,64%

26

0,00%

65KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kas Titipan Kabupaten Murung Raya(Puruk Cahu)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 6 kali di Kas Titipan Puruk Cahu. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp131,90 miliar, mengalami

penurunan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat sebesar

Rp269,27 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018 telah

dilakukan dropping ULE sebesar Rp587,29 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat

sebesar Rp938,05 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp100,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-

masih merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam

(UL) yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp100,000,- memilki pangsa sebesar 37,41%, diikuti oleh

pecahan Rp50.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 33,69% dan 11,85% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Puruk Cahu. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu

sebesar 50,00%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk Cahu

-

-

88.000

-

20.000

-

100.000

-

78.000

-

96.000

-

382.000

-

-

131.300

-

54.820

-

162.675

-

106.600

-

131.900

-

587.295

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

41.000

-

33.000

-

40.000

-

28.000

-

30.000

-

172.000

-

-

1.200

-

1.000

-

20.000

-

-

-

2.000

-

24.200

-

-

600

-

400

-

1.000

-

600

-

2.000

-

4.600

-

-

300

-

300

-

1.000

-

-

-

1.500

-

3.100

-

-

200

-

120

-

600

-

-

-

400

-

1.320

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

50

-

-

-

-

-

50

-

-

-

-

-

-

25

-

-

-

-

-

25

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

2

1

1

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grafik 5.18 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Nanga Bulik

20.000

5,56%

50.000

48,06%

100.000

33,33%

2.000

4,72%

5.000

3,33%

10.000

5,00%

1.000

0,00%

Grafik 5.19 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Nanga Bulik

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

0,00%

500

50,00%

1.000

50,00%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.20 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Puruk Cahu

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

11,85%

50.000

33,69%

100.000

37,41%

2.000

6,46%

5.000

6,07%

10.000

4,51%

1.000

0,00%

Grafik 5.21 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Puruk Cahu

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

0,00%

500

50,00%

1.000

50,00%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Kota Kapuas(Kuala Kapuas)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 10 kali di Kas Titipan Kuala Kapuas.

Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Kuala Kapuas

pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp249,28 miliar,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

yang tercatat sebesar Rp218,42 miliar. Sacara tahunan,

pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp773,75 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa

masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan

29,29%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala Kapuas

-

70.000

60.000

62.000

20.000

-

30.000

24.000

40.000

68.000

20.000

34.000

428.000

-

79.045

84.000

93.000

50.000

-

71.340

86.040

61.040

83.200

82.085

84.000

773.750

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

9.000

24.000

31.000

30.000

-

30.000

62.000

20.000

15.000

58.000

50.000

329.000

-

-

-

-

-

-

10.000

-

-

-

-

-

10.000

-

-

-

-

-

-

600

-

400

-

3.000

-

4.000

-

-

-

-

-

-

500

-

300

-

1.000

-

1.800

-

-

-

-

-

-

200

-

320

200

-

-

720

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20

20

20

-

50

-

110

-

25

-

-

-

-

20

20

-

-

25

-

90

-

10

-

-

-

-

-

-

-

-

10

-

20

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10

67KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kas Titipan Kabupaten Murung Raya(Puruk Cahu)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 6 kali di Kas Titipan Puruk Cahu. Secara

nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan

ke IV 2018 tercatat sebesar Rp131,90 miliar, mengalami

penurunan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat sebesar

Rp269,27 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018 telah

dilakukan dropping ULE sebesar Rp587,29 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat

sebesar Rp938,05 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp100,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-

masih merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam

(UL) yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp100,000,- memilki pangsa sebesar 37,41%, diikuti oleh

pecahan Rp50.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa

masing-masing 33,69% dan 11,85% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Puruk Cahu. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu

sebesar 50,00%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk Cahu

-

-

88.000

-

20.000

-

100.000

-

78.000

-

96.000

-

382.000

-

-

131.300

-

54.820

-

162.675

-

106.600

-

131.900

-

587.295

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

-

41.000

-

33.000

-

40.000

-

28.000

-

30.000

-

172.000

-

-

1.200

-

1.000

-

20.000

-

-

-

2.000

-

24.200

-

-

600

-

400

-

1.000

-

600

-

2.000

-

4.600

-

-

300

-

300

-

1.000

-

-

-

1.500

-

3.100

-

-

200

-

120

-

600

-

-

-

400

-

1.320

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

50

-

-

-

-

-

50

-

-

-

-

-

-

25

-

-

-

-

-

25

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

2

1

1

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grafik 5.18 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Nanga Bulik

20.000

5,56%

50.000

48,06%

100.000

33,33%

2.000

4,72%

5.000

3,33%

10.000

5,00%

1.000

0,00%

Grafik 5.19 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Nanga Bulik

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

0,00%

500

50,00%

1.000

50,00%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.20 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Puruk Cahu

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

11,85%

50.000

33,69%

100.000

37,41%

2.000

6,46%

5.000

6,07%

10.000

4,51%

1.000

0,00%

Grafik 5.21 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Puruk Cahu

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

0,00%

500

50,00%

1.000

50,00%

50

0,00%

100

0,00%

26

0,00%

Kas Titipan Kabupaten Kota Kapuas(Kuala Kapuas)

Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping

ULE sebanyak 10 kali di Kas Titipan Kuala Kapuas.

Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Kuala Kapuas

pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp249,28 miliar,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018

yang tercatat sebesar Rp218,42 miliar. Sacara tahunan,

pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar

Rp773,75 miliar.

Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,

uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih

merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)

yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan

Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh

pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa

masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang

disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL

pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling

banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan

29,29%.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala Kapuas

-

70.000

60.000

62.000

20.000

-

30.000

24.000

40.000

68.000

20.000

34.000

428.000

-

79.045

84.000

93.000

50.000

-

71.340

86.040

61.040

83.200

82.085

84.000

773.750

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOV

DES

SUB TOTAL

BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

TOTALFREK-UENSI

UANG KERTAS UL PECAHAN

-

9.000

24.000

31.000

30.000

-

30.000

62.000

20.000

15.000

58.000

50.000

329.000

-

-

-

-

-

-

10.000

-

-

-

-

-

10.000

-

-

-

-

-

-

600

-

400

-

3.000

-

4.000

-

-

-

-

-

-

500

-

300

-

1.000

-

1.800

-

-

-

-

-

-

200

-

320

200

-

-

720

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20

20

20

-

50

-

110

-

25

-

-

-

-

20

20

-

-

25

-

90

-

10

-

-

-

-

-

-

-

-

10

-

20

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10

67KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu

LEMBAR

0

100

200

300

400

500

600

700

489

177

42 25

611

138

211

132 108

42

175

333 28 21 37 17 7 12

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

38

Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah

RP MILIAR %

0

10

20

30

40

50

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean

money policy untuk menjaga kualitas uang kartal

yang beredar di tengah masyarakat. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu

melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang

rupiah (disebut dengan soil level) di masyarakat.

Pelaksanaan kebijakan clean money policy yang dilakukan

secara rutin untuk melakukan pemusnahan terhadap Uang

UTLE yang dilakukan secara governance sehingga dapat

dipertanggungjawabkan.

Bank Indonesia juga terus meningkatkan efektifitas

penarikan UTLE yang beredar di masyarakat. Kegiatan

penarikan ULTE yang dilakukan oleh Bank Indonesia

diantaranya dengan layanan kas di dalam kantor serta

penukaran, layanan kas keliling baik di dalam kota maupun

di luar kota, serta penarikan ULTE yang dilakukan di 7 kas

titipan yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang PalsuTerjadi peningkatan jumlah uang palsu yang

ditemukan di Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018. Jumlah temuan uang palsu pada triwulan IV 2018

tercatat sebanyak 38 lembar, baik yang dilaporkan

perbankan maupun masyarakat. Jumlah uang palsu yang

d i t emukan te r sebut menga lami pen ingka tan

dibandingkan jumlah temuan pada triwulan III 2018 yang

Grafik 5.22 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Kuala Kapuas

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

4,01%

50.000

52,72%

100.000

34,29%

2.000

2,88%

5.000

2,88%

10.000

3,21%

1.000

0,00%

Grafik 5.23 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Kuala Kapuas

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

20,41%

500

36,73%

1.000

22,45%

50

0,00%

100

20,41%

26

0,00%

Provinsi Kalimantan Tengah. Efektifitas penarikan UTLE

yang beredar di masyarakat terlihat dengan meningkatnya

rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap

UTLE yang masuk ke khasanah Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah yaitu sebesar 18,61% pada triwulan IV

2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018

yang tercatat sebesar 3,73%. Sepanjang tahun 2018, rasio

PTTB terhadap UTLE mencapai 14,23%, turun

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai

27,59%.

Grafik 5.26 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

LEMBAR

0

5

10

15

20

25

30

35

100000 50000 20000 5000

29

3

21

7

18

2 1

28

8

1

16

1

6

1

57

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

24

12

1

TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018 TWII-2018 TWIII-2018

2000

tercatat sebanyak 12 lembar. Pecahan Rp100.000,- dan

pecahan Rp50.000,- merupakan pecahan yang dominan

dari uang palsu yang beredar di Kalimantan Tengah. Uang

palsu pecahan Rp100.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 24 lembar, atau meningkat dari triwulan III 2018

yang tercatat sebanyak 5 lembar. Sementara uang palsu

pecahan Rp50.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 12 lembar, atau meningkat dibandingkan

dengan triwulan III 2018 tercatat sebanyak 7 lembar.

Secara tahunan, temuan uang palsu mengalami

penurunan yaitu dari sebanyak 119 lembar pada tahun

2017 menjadi sebesar 74 lembar. Penurunan ini sejalan

dengan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

untuk menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan

melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan pihak -

pihak terkait.

5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang PalsuKPwBI Provinsi Kalimantan Tengah berusaha untuk

menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan

melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan

pihak terkait. Sebagai upaya untuk mengurangi serta

menanggulangi peredaran uang palsu di wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah

terus meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan

terhadap peredaran uang palsu dengan melaksanakan

berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang).

Pada triwulan IV 2018, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah

telah melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang

Rupiah dan sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana

pemalsuan uang Rupiah, dengan cara edukasi kepada

masyarakat umum, pedagang, pegawai perbankan,

instansi, pelajar serta mahasiswa guna mempermudah

masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah baik melalui

media elektronik maupun sosialisasi secara langsung.

Selain itu, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga

bersinergi dengan para penegak hukum dalam rangka

mengawal proses hukum dan bekerjasama dengan

kepolisian dalam mempercepat proses klarifikasi uang

palsu maupun penyerahan bukti uang palsu untuk

mempercepat penyelesaian di pengadilan. Bank Indonesia

telah memiliki sistem counterfeit analysis center generasi

ke II dimana dapat menghimpun berbagai data terkait

peredaran uang palsu. Perorangan dan perbankan bisa

segera melakukan klarifikasi jika menemukan dan

menerima uang palsu. Setiap uang palsu yang

diklarifikasikan ke Bank Indonesia akan diinput. Data base

itu menjadi salah satu trigger bagi Bank Indonesia di bantu

kepolisian dalam memulai pengungkapan kasus peredaran

uang palsu.

69KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu

LEMBAR

0

100

200

300

400

500

600

700

489

177

42 25

611

138

211

132 108

42

175

333 28 21 37 17 7 12

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

38

Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah

RP MILIAR %

0

10

20

30

40

50

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IV

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean

money policy untuk menjaga kualitas uang kartal

yang beredar di tengah masyarakat. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu

melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang

rupiah (disebut dengan soil level) di masyarakat.

Pelaksanaan kebijakan clean money policy yang dilakukan

secara rutin untuk melakukan pemusnahan terhadap Uang

UTLE yang dilakukan secara governance sehingga dapat

dipertanggungjawabkan.

Bank Indonesia juga terus meningkatkan efektifitas

penarikan UTLE yang beredar di masyarakat. Kegiatan

penarikan ULTE yang dilakukan oleh Bank Indonesia

diantaranya dengan layanan kas di dalam kantor serta

penukaran, layanan kas keliling baik di dalam kota maupun

di luar kota, serta penarikan ULTE yang dilakukan di 7 kas

titipan yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang PalsuTerjadi peningkatan jumlah uang palsu yang

ditemukan di Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018. Jumlah temuan uang palsu pada triwulan IV 2018

tercatat sebanyak 38 lembar, baik yang dilaporkan

perbankan maupun masyarakat. Jumlah uang palsu yang

d i t emukan te r sebut menga lami pen ingka tan

dibandingkan jumlah temuan pada triwulan III 2018 yang

Grafik 5.22 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Kuala Kapuas

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

20.000

4,01%

50.000

52,72%

100.000

34,29%

2.000

2,88%

5.000

2,88%

10.000

3,21%

1.000

0,00%

Grafik 5.23 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Kuala Kapuas

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

200

20,41%

500

36,73%

1.000

22,45%

50

0,00%

100

20,41%

26

0,00%

Provinsi Kalimantan Tengah. Efektifitas penarikan UTLE

yang beredar di masyarakat terlihat dengan meningkatnya

rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap

UTLE yang masuk ke khasanah Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah yaitu sebesar 18,61% pada triwulan IV

2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018

yang tercatat sebesar 3,73%. Sepanjang tahun 2018, rasio

PTTB terhadap UTLE mencapai 14,23%, turun

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai

27,59%.

Grafik 5.26 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

LEMBAR

0

5

10

15

20

25

30

35

100000 50000 20000 5000

29

3

21

7

18

2 1

28

8

1

16

1

6

1

57

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

24

12

1

TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018 TWII-2018 TWIII-2018

2000

tercatat sebanyak 12 lembar. Pecahan Rp100.000,- dan

pecahan Rp50.000,- merupakan pecahan yang dominan

dari uang palsu yang beredar di Kalimantan Tengah. Uang

palsu pecahan Rp100.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 24 lembar, atau meningkat dari triwulan III 2018

yang tercatat sebanyak 5 lembar. Sementara uang palsu

pecahan Rp50.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat

sebanyak 12 lembar, atau meningkat dibandingkan

dengan triwulan III 2018 tercatat sebanyak 7 lembar.

Secara tahunan, temuan uang palsu mengalami

penurunan yaitu dari sebanyak 119 lembar pada tahun

2017 menjadi sebesar 74 lembar. Penurunan ini sejalan

dengan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

untuk menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan

melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan pihak -

pihak terkait.

5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang PalsuKPwBI Provinsi Kalimantan Tengah berusaha untuk

menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan

melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan

pihak terkait. Sebagai upaya untuk mengurangi serta

menanggulangi peredaran uang palsu di wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah

terus meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan

terhadap peredaran uang palsu dengan melaksanakan

berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang).

Pada triwulan IV 2018, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah

telah melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang

Rupiah dan sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana

pemalsuan uang Rupiah, dengan cara edukasi kepada

masyarakat umum, pedagang, pegawai perbankan,

instansi, pelajar serta mahasiswa guna mempermudah

masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah baik melalui

media elektronik maupun sosialisasi secara langsung.

Selain itu, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga

bersinergi dengan para penegak hukum dalam rangka

mengawal proses hukum dan bekerjasama dengan

kepolisian dalam mempercepat proses klarifikasi uang

palsu maupun penyerahan bukti uang palsu untuk

mempercepat penyelesaian di pengadilan. Bank Indonesia

telah memiliki sistem counterfeit analysis center generasi

ke II dimana dapat menghimpun berbagai data terkait

peredaran uang palsu. Perorangan dan perbankan bisa

segera melakukan klarifikasi jika menemukan dan

menerima uang palsu. Setiap uang palsu yang

diklarifikasikan ke Bank Indonesia akan diinput. Data base

itu menjadi salah satu trigger bagi Bank Indonesia di bantu

kepolisian dalam memulai pengungkapan kasus peredaran

uang palsu.

69KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06

Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Tengah Agustus 2018 tercatat sebesar

4,01%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 membaik dibandingkan periode

yang sama tahun 2017. Angka kemiskinan Kalimantan Tengah September 2018 tercatat sebesar

5,10% atau sebanyak 136.446 penduduk.

KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06

Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Tengah Agustus 2018 tercatat sebesar

4,01%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 membaik dibandingkan periode

yang sama tahun 2017. Angka kemiskinan Kalimantan Tengah September 2018 tercatat sebesar

5,10% atau sebanyak 136.446 penduduk.

6.1 KETENAGAKERJAAN

Angka TPT pada bulan Agustus 2018 tercatat

menurun dibandingkan dengan bulan Agustus 2017.

Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Provinsi

Kalimantan Tengah merupakan salah satu faktor penyebab

turunnya tingkat pengangguran terbuka pada Agustus

2018 yang tercatat sebesar 4,01%. Perbaikan kondisi

ketenagakerjaan didorong adanya peningkatan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2018 yang

tercatat sebesar 70,03%. (Tabel 6.1).

Peningkatan kondisi ketenagakerjaan pada Agustus

2018 juga tercermin pada indeks ketersediaan

lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) Bank

Indonesia. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK Bank

Indonesia pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 109,83

atau meningkat secara signifikan dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 101,00. Perbaikan

kondisi ketenagakerjaan sejalan dengan masih baiknya

kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 yang tercatat tumbuh sebesar 6,12% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh

peningkatan lapangan usaha transportasi, pergudangan

perdagangan besar dan eceran.

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA

BEKERJA

PENGANGGURAN

BUKAN ANGKATAN KERJA

PENDUDUK USIA KERJA

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)

BEKERJA TIDAK PENUH

SETENGAH MENGANGGUR

PARUH WAKTU

1.397.187

1.352.812

44.416

517.574

1.914.762

72,97

3,18

421.942

99.296

322.646

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

1.327.871

42.895

490.771

1.861.537

73,64

3,13

402.625

115.524

287.101

1.276.669

1.222.707

53.962

608.088

1.884.757

67,74

4,23

376.140

111.920

264.220

FEB AGS

2016

1.285.916

1.238.677

47.239

526.089

1.812.005

70,97

3,67

377.811

129.915

247.896

1.311.427

1.248.189

63.238

527.784

1.839.221

71,30

4,82

394.068

111.733

282.335

AGS

1.355.400

1.301.000

54.400

579.920

1.935.320

70,03

4,01

399.927

94.062

305.865

6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaAngka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2018

tercatat meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. TPAK Kalimantan Tengah pada bulan

Agustus 2018 adalah sebesar 70,03% lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

sebelumnya sebesar 67,74%. Pertumbuhan jumlah

penduduk angkatan kerja yang tercatat sebesar 6,17%

(yoy) atau lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan

jumlah penduduk usia kerja sebesar 2,68% (yoy) (Grafik

6.1) mendorong peningkatan TPAK. Sejalan dengan hal

tersebut, pertumbuhan serapan tenaga kerja pada

Agustus 2018 tercatat meningkat dibandingkan dengan

Agustus 2017 menjadi sebesar 6,40% (yoy) dari

sebelumnya kontraksi sebesar -2,04% (yoy). (Tabel 6.2).

Tingkat serapan tenaga kerja tertinggi di Kalimantan

Tengah berasal dari sektor pertanian. Sampai dengan

Agustus 2018 total tenaga kerja yang bekerja pada sektor

pertanian mencapai 499.194 orang atau sebesar 38,37%

dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Selanjutnya,

di posisi kedua dan ketiga serapan tenga kerja berasal dari

sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa masing-

masing 21,57% dan 17,74% (Tabel 6.3). Membaiknya

tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan usaha

perdagangan dan pertanian sejalan dengan capaian

kinerja kedua lapangan usaha tersebut sebagai pendorong

utama sumber pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah

triwulan III 2018 yang masing-masing memberikan andil

pertumbuhan sebesar 1,89% (yoy) dan 1,48% (yoy).

Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei Liaison Bank

Indonesia juga mengkonfirmasikan adanya

peningkatan partisipasi angkatan kerja secara

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

FEB AGS

2013

FEB AGS

2014

FEB AGS

2015

FEB AGS

2016

FEB AGS

2017

FEB

2018

AGS

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia

SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

keseluruhan pada triwulan III 2018 dibandingkan

triwulan sebelumnya. Meningkatnya partisipasi

angkatan kerja terindikasi dari naiknya angka likert scale

penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan Liaison Bank

Indonesia pada triwulan III 2018. Angka likert scale

penggunaan tenaga kerja pada triwulan III 2018 tercatat

sebesar 0,30, atau meningkat dibandingkan posisi

triwulan sebelumnya yang sebesar -0,55. Angka 0.30 pada

likert scale ini menandakan adanya peningkatan

optimisme pelaku usaha terhadap kondisi penggunaan

tenaga kerja di Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018

(Grafik 6.2).

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

SEKTORAGS

2018

PERTANIAN

INDUSTRI

PERDAGANGAN

PERTAMBANGAN

JASA

LAINNYA

TOTAL

521.915

66.288

228.896

102.408

249.729

183.577

1.352.812

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

554.126

51.466

250.492

83.405

244.187

144.195

1.327.871

490,428

53,310

240,384

77,520

218,375

142,690

1,222,707

FEB AGS

2016

506.976

57.255

247.881

78.010

216.835

132.170

1.239.127

451.873

62.230

247.390

128.708

216.664

141.324

1.248.189

SHARE

AGS 2018

38,37%

5,53%

17,74%

6,28%

21,57%

10,51%

100,00%

FEB

499.194

71.945

230.797

81.703

280.626

136.735

1.301.000

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA

GROWTH ANGKATAN KERJA

SERAPAN TENAGA KERJA

GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

1.397.187

1,93

1.352.803

1,88

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

6,60

1.327.871

7,20

1.276.669

(2,65)

1.222.707

(2,04)

FEB AGS

2016

1.285.916

(0,17)

1.238.677

(0,72)

1.311.427

3,06

1.248.189

2,76

AGS

1.355.400

6,17

1.301.000

6,40

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan

Tengah te rpantau menga lami penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada bulan Agustus 2018 angka TPT Provinsi Kalimantan

Tengah tercatat sebesar 4,01% atau lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 4,23%. Angka pertumbuhan angkatan kerja yang

tercatat sebesar 6,17% (yoy), lebih besar dibandingkan

dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang

menganggur yang tercatat hanya sebesar 0,81% (yoy)

menyebabkan penurunan angka TPT.

Angka TPT pada Februari 2019 diperkirakan akan

meningkat seiring dengan hasil Survei Konsumen

Bank Indonesia yaitu terjadi peningkatan pada pada

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks

Kondisi Usaha Triwulan IV 2018. Angka indeks

ketersediaan lapangan kerja triwulan IV 2018 tercatat

sebesar 109,83 atau naik dari 101,00 pada triwulan

sebelumnya. Perbaikan kondisi ketersediaan lapangan

73KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

6.1 KETENAGAKERJAAN

Angka TPT pada bulan Agustus 2018 tercatat

menurun dibandingkan dengan bulan Agustus 2017.

Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Provinsi

Kalimantan Tengah merupakan salah satu faktor penyebab

turunnya tingkat pengangguran terbuka pada Agustus

2018 yang tercatat sebesar 4,01%. Perbaikan kondisi

ketenagakerjaan didorong adanya peningkatan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2018 yang

tercatat sebesar 70,03%. (Tabel 6.1).

Peningkatan kondisi ketenagakerjaan pada Agustus

2018 juga tercermin pada indeks ketersediaan

lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) Bank

Indonesia. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK Bank

Indonesia pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 109,83

atau meningkat secara signifikan dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 101,00. Perbaikan

kondisi ketenagakerjaan sejalan dengan masih baiknya

kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV

2018 yang tercatat tumbuh sebesar 6,12% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh

peningkatan lapangan usaha transportasi, pergudangan

perdagangan besar dan eceran.

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA

BEKERJA

PENGANGGURAN

BUKAN ANGKATAN KERJA

PENDUDUK USIA KERJA

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)

BEKERJA TIDAK PENUH

SETENGAH MENGANGGUR

PARUH WAKTU

1.397.187

1.352.812

44.416

517.574

1.914.762

72,97

3,18

421.942

99.296

322.646

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

1.327.871

42.895

490.771

1.861.537

73,64

3,13

402.625

115.524

287.101

1.276.669

1.222.707

53.962

608.088

1.884.757

67,74

4,23

376.140

111.920

264.220

FEB AGS

2016

1.285.916

1.238.677

47.239

526.089

1.812.005

70,97

3,67

377.811

129.915

247.896

1.311.427

1.248.189

63.238

527.784

1.839.221

71,30

4,82

394.068

111.733

282.335

AGS

1.355.400

1.301.000

54.400

579.920

1.935.320

70,03

4,01

399.927

94.062

305.865

6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaAngka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2018

tercatat meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. TPAK Kalimantan Tengah pada bulan

Agustus 2018 adalah sebesar 70,03% lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

sebelumnya sebesar 67,74%. Pertumbuhan jumlah

penduduk angkatan kerja yang tercatat sebesar 6,17%

(yoy) atau lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan

jumlah penduduk usia kerja sebesar 2,68% (yoy) (Grafik

6.1) mendorong peningkatan TPAK. Sejalan dengan hal

tersebut, pertumbuhan serapan tenaga kerja pada

Agustus 2018 tercatat meningkat dibandingkan dengan

Agustus 2017 menjadi sebesar 6,40% (yoy) dari

sebelumnya kontraksi sebesar -2,04% (yoy). (Tabel 6.2).

Tingkat serapan tenaga kerja tertinggi di Kalimantan

Tengah berasal dari sektor pertanian. Sampai dengan

Agustus 2018 total tenaga kerja yang bekerja pada sektor

pertanian mencapai 499.194 orang atau sebesar 38,37%

dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Selanjutnya,

di posisi kedua dan ketiga serapan tenga kerja berasal dari

sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa masing-

masing 21,57% dan 17,74% (Tabel 6.3). Membaiknya

tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan usaha

perdagangan dan pertanian sejalan dengan capaian

kinerja kedua lapangan usaha tersebut sebagai pendorong

utama sumber pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah

triwulan III 2018 yang masing-masing memberikan andil

pertumbuhan sebesar 1,89% (yoy) dan 1,48% (yoy).

Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei Liaison Bank

Indonesia juga mengkonfirmasikan adanya

peningkatan partisipasi angkatan kerja secara

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

FEB AGS

2013

FEB AGS

2014

FEB AGS

2015

FEB AGS

2016

FEB AGS

2017

FEB

2018

AGS

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia

SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

keseluruhan pada triwulan III 2018 dibandingkan

triwulan sebelumnya. Meningkatnya partisipasi

angkatan kerja terindikasi dari naiknya angka likert scale

penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan Liaison Bank

Indonesia pada triwulan III 2018. Angka likert scale

penggunaan tenaga kerja pada triwulan III 2018 tercatat

sebesar 0,30, atau meningkat dibandingkan posisi

triwulan sebelumnya yang sebesar -0,55. Angka 0.30 pada

likert scale ini menandakan adanya peningkatan

optimisme pelaku usaha terhadap kondisi penggunaan

tenaga kerja di Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018

(Grafik 6.2).

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

SEKTORAGS

2018

PERTANIAN

INDUSTRI

PERDAGANGAN

PERTAMBANGAN

JASA

LAINNYA

TOTAL

521.915

66.288

228.896

102.408

249.729

183.577

1.352.812

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

554.126

51.466

250.492

83.405

244.187

144.195

1.327.871

490,428

53,310

240,384

77,520

218,375

142,690

1,222,707

FEB AGS

2016

506.976

57.255

247.881

78.010

216.835

132.170

1.239.127

451.873

62.230

247.390

128.708

216.664

141.324

1.248.189

SHARE

AGS 2018

38,37%

5,53%

17,74%

6,28%

21,57%

10,51%

100,00%

FEB

499.194

71.945

230.797

81.703

280.626

136.735

1.301.000

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA

GROWTH ANGKATAN KERJA

SERAPAN TENAGA KERJA

GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

1.397.187

1,93

1.352.803

1,88

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

6,60

1.327.871

7,20

1.276.669

(2,65)

1.222.707

(2,04)

FEB AGS

2016

1.285.916

(0,17)

1.238.677

(0,72)

1.311.427

3,06

1.248.189

2,76

AGS

1.355.400

6,17

1.301.000

6,40

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan

Tengah te rpantau menga lami penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada bulan Agustus 2018 angka TPT Provinsi Kalimantan

Tengah tercatat sebesar 4,01% atau lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 4,23%. Angka pertumbuhan angkatan kerja yang

tercatat sebesar 6,17% (yoy), lebih besar dibandingkan

dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang

menganggur yang tercatat hanya sebesar 0,81% (yoy)

menyebabkan penurunan angka TPT.

Angka TPT pada Februari 2019 diperkirakan akan

meningkat seiring dengan hasil Survei Konsumen

Bank Indonesia yaitu terjadi peningkatan pada pada

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks

Kondisi Usaha Triwulan IV 2018. Angka indeks

ketersediaan lapangan kerja triwulan IV 2018 tercatat

sebesar 109,83 atau naik dari 101,00 pada triwulan

sebelumnya. Perbaikan kondisi ketersediaan lapangan

73KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

40,00

80,00

120,00

160,00

200,00

KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA

ANGKA KEMISKINAN

2018

MAR SEP

pada bulan September 2018. Apabila dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,

jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan turun

sebanyak 1.228 jiwa atau sebesar -1,37% (yoy).

Sementara jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan

turun sebanyak 210 jiwa atau sebesar -0,43% (yoy). Saat

ini jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan mencapai

88.319 jiwa atau 64,73% dari total penduduk miskin di

Kalimantan Tengah. Sejalan dengan penurunan di daerah

pedesaan, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan

pada bulan September 2018 juga mengalami penurunan

sebesar 0,43% menjadi sebanyak 48.127 jiwa (Grafik 6.3).

Terdapat peningkatan garis kemiskinan di

Kalimantan Tengah pada September 2018. Dalam

satu tahun terakhir garis kemiskinan di Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi

sebesar Rp427.494,00 per kapita per bulan. Garis

kemiskinan di wilayah perkotaan tercatat meningkat lebih

tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Garis

kemiskinan perkotaan mengalami peningkatan sebesar

6,67% (yoy) menjadi Rp403.547,00 per kapita per bulan,

sedangkan garis kemiskinan di pedesaan hanya

mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,20% (yoy)

menjadi Rp.440.649,00 per kapita per bulan di periode

September 2018. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan

yang diikuti dengan membaiknya tingkat kemiskinan,

mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan

pendapatan masyarakat Kalimantan Tengah dibandingkan

dengan periode sebelumnya.

kerja juga didorong oleh membaiknya indeks kondisi usaha

yang juga mengalami peningkatan dari sebelumnya

tercatat sebesar 108,33 menjadi sebesar 114,00 pada

triwulan IV 2018. (Grafik 6.2).

6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data rilis terakhir BPS bulan Sepember

2018, terjadi perbaikan tingkat kemiskinan

Kalimantan Tengah. Tingkat kemiskinan Kalimantan

Tengah pada September 2018 tercatat sebesar 136.446

jiwa atau 5,10% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah, atau lebih rendah dari tingkat kemiskinan pada

periode September 2017 yang tercatat sebesar 137.884

jiwa atau 5,26% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan pada September

2018 dibandingkan periode September 2017 didukung

oleh tren meningkatnya pendapatan masyarakat yang

terjadi seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi

provinsi Kalimantan Tengah secara kumulatif dan

meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kalimantan Tengah

sebesar 8,73% pada awal tahun 2018. Membaiknya

tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah sejalan dengan

membaiknya tingkat kemiskinan secara nasional yang

tercatat sebesar 9,66% pada September 2018, lebih

rendah dari tingkat kemiskinan pada periode September

2017 sebesar 10,12%.

Secara spasial, jumlah penduduk miskin di daerah

perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan

Indeks kedalaman kemiskinan pada September 2018

mengalami penurunan seiring dengan membaiknya

tingkat kemiskinan secara keseluruhan. Indeks

kedalaman kemiskinan Kalimantan Tengah turun menjadi

0,819 pada September 2018 dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,840.

Turunnya indeks kedalaman kemiskinan merupakan

indikasi bahwa secara umum rata-rata pengeluaran

masing-masing penduduk miskin di provinsi Kalimantan

Tengah mulai mendekati angka garis kemiskinan (Grafik

6.5).

Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinan pada

September 2018 justru mengalami peningkatan.

Indeks keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada

September 2018 tercatat 0,200 atau naik dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

0,197. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi perluasan

penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin di

tengah perbaikan hampir di seluruh indikator kemiskinan

lainnya pada periode antara September 2017 dan

September 2018 (Grafik 6.6).

Pada September 2018, komoditas makanan masih

menjadi kelompok komoditas yang memberikan

sumbangan terbesar pada garis kemiskinan yaitu

komoditas beras, sedangkan komoditi bukan

makanan yang memberi sumbangan terbesar

terhadap garis kemiskinan adalah perumahan.

Komoditi beras tercatat memberikan sumbangan sebesar

20,56% di perkotaan dan 27,20% di perdesaan.

Sementara untuk komoditi bukan makanan yang

memberikan sumbangan terbesar untuk garis kemiskinan

adalah perumahan sebesar 6,75% persen di perkotaan

dan 6,71% di perdesaan (Tabel 6.4).

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

Membaiknya tingkat kemiskinan juga terkonfirmasi

oleh indeks penghasilan saat ini, hasil Survei

Konsumen (SK) Bank Indonesia. Angka indeks

penghasilan saat ini mengalami peningkatan dari 115,83

pada periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi

117,50 pada triwulan IV 2018. Terjadinya peningkatan

indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya

optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan

masyarakat di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018,

dan menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat

kemiskinan Kalimantan Tengah. (Grafik 6.4).

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

(1) (2) (3) (4)

KOMODITI

MAKANAN

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

AIR

PENDIDIKAN

75,63

16,20

5,23

4,34

3,52

3,29

2,54

2,22

1,53

14,56

3,80

1,50

1,38

MAKANAN

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

PENDIDIKAN

81,01

3,55

3,48

1,56

3,40

%

PERKOTAAN

KOMODITI

PERDESAAN

%

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

75KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

40,00

80,00

120,00

160,00

200,00

KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA

ANGKA KEMISKINAN

2018

MAR SEP

pada bulan September 2018. Apabila dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,

jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan turun

sebanyak 1.228 jiwa atau sebesar -1,37% (yoy).

Sementara jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan

turun sebanyak 210 jiwa atau sebesar -0,43% (yoy). Saat

ini jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan mencapai

88.319 jiwa atau 64,73% dari total penduduk miskin di

Kalimantan Tengah. Sejalan dengan penurunan di daerah

pedesaan, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan

pada bulan September 2018 juga mengalami penurunan

sebesar 0,43% menjadi sebanyak 48.127 jiwa (Grafik 6.3).

Terdapat peningkatan garis kemiskinan di

Kalimantan Tengah pada September 2018. Dalam

satu tahun terakhir garis kemiskinan di Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi

sebesar Rp427.494,00 per kapita per bulan. Garis

kemiskinan di wilayah perkotaan tercatat meningkat lebih

tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Garis

kemiskinan perkotaan mengalami peningkatan sebesar

6,67% (yoy) menjadi Rp403.547,00 per kapita per bulan,

sedangkan garis kemiskinan di pedesaan hanya

mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,20% (yoy)

menjadi Rp.440.649,00 per kapita per bulan di periode

September 2018. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan

yang diikuti dengan membaiknya tingkat kemiskinan,

mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan

pendapatan masyarakat Kalimantan Tengah dibandingkan

dengan periode sebelumnya.

kerja juga didorong oleh membaiknya indeks kondisi usaha

yang juga mengalami peningkatan dari sebelumnya

tercatat sebesar 108,33 menjadi sebesar 114,00 pada

triwulan IV 2018. (Grafik 6.2).

6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data rilis terakhir BPS bulan Sepember

2018, terjadi perbaikan tingkat kemiskinan

Kalimantan Tengah. Tingkat kemiskinan Kalimantan

Tengah pada September 2018 tercatat sebesar 136.446

jiwa atau 5,10% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah, atau lebih rendah dari tingkat kemiskinan pada

periode September 2017 yang tercatat sebesar 137.884

jiwa atau 5,26% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan pada September

2018 dibandingkan periode September 2017 didukung

oleh tren meningkatnya pendapatan masyarakat yang

terjadi seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi

provinsi Kalimantan Tengah secara kumulatif dan

meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kalimantan Tengah

sebesar 8,73% pada awal tahun 2018. Membaiknya

tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah sejalan dengan

membaiknya tingkat kemiskinan secara nasional yang

tercatat sebesar 9,66% pada September 2018, lebih

rendah dari tingkat kemiskinan pada periode September

2017 sebesar 10,12%.

Secara spasial, jumlah penduduk miskin di daerah

perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan

Indeks kedalaman kemiskinan pada September 2018

mengalami penurunan seiring dengan membaiknya

tingkat kemiskinan secara keseluruhan. Indeks

kedalaman kemiskinan Kalimantan Tengah turun menjadi

0,819 pada September 2018 dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,840.

Turunnya indeks kedalaman kemiskinan merupakan

indikasi bahwa secara umum rata-rata pengeluaran

masing-masing penduduk miskin di provinsi Kalimantan

Tengah mulai mendekati angka garis kemiskinan (Grafik

6.5).

Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinan pada

September 2018 justru mengalami peningkatan.

Indeks keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada

September 2018 tercatat 0,200 atau naik dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

0,197. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi perluasan

penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin di

tengah perbaikan hampir di seluruh indikator kemiskinan

lainnya pada periode antara September 2017 dan

September 2018 (Grafik 6.6).

Pada September 2018, komoditas makanan masih

menjadi kelompok komoditas yang memberikan

sumbangan terbesar pada garis kemiskinan yaitu

komoditas beras, sedangkan komoditi bukan

makanan yang memberi sumbangan terbesar

terhadap garis kemiskinan adalah perumahan.

Komoditi beras tercatat memberikan sumbangan sebesar

20,56% di perkotaan dan 27,20% di perdesaan.

Sementara untuk komoditi bukan makanan yang

memberikan sumbangan terbesar untuk garis kemiskinan

adalah perumahan sebesar 6,75% persen di perkotaan

dan 6,71% di perdesaan (Tabel 6.4).

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III

Membaiknya tingkat kemiskinan juga terkonfirmasi

oleh indeks penghasilan saat ini, hasil Survei

Konsumen (SK) Bank Indonesia. Angka indeks

penghasilan saat ini mengalami peningkatan dari 115,83

pada periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi

117,50 pada triwulan IV 2018. Terjadinya peningkatan

indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya

optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan

masyarakat di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018,

dan menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat

kemiskinan Kalimantan Tengah. (Grafik 6.4).

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

(1) (2) (3) (4)

KOMODITI

MAKANAN

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

AIR

PENDIDIKAN

75,63

16,20

5,23

4,34

3,52

3,29

2,54

2,22

1,53

14,56

3,80

1,50

1,38

MAKANAN

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

PENDIDIKAN

81,01

3,55

3,48

1,56

3,40

%

PERKOTAAN

KOMODITI

PERDESAAN

%

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

75KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 6.8 NTP Kalimantan Tengah dan Komponen Penyusunnya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 6.9 Pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP)

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN

(P1)

Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

KOTA+DESA

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP

Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

KOTA+DESA

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0,300

0,350 (P2)

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP

-2,4% dari 87,98 pada triwulan III 2018 menjadi 86,01

pada triwulan IV 2018. Belum pulihnya harga komoditas

CPO dunia yang berdampak pada masih rendahnya harga

jual TBS di level petani menyebabkan penurunan NTP

subsektor perkebunan rakyat. Disisi lain, masih terdapat

tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP yaitu

subsektor hortikultura, peternakan dan perikanan yang

masing-masing meningkat sebesar 1,27% (qtq), 0,89%

(qtq) dan 0,34% (qtq). Membaiknya NTP subsektor

hortikultura dan perikanan didiorong oleh peningkatan

konsumsi masyarakat menjelang hari raya Natal dan Tahun

Baru pada triwulan IV 2018. Sementara peningkatan NTP

subsektor peternakan masih disebabkan oleh tingginya

harga jual komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras

yang terjadi sejak hari raya idul fitri hingga akhir triwulan IV

2018. (Grafik 6.8).

Nilai Tukar Petani kembali mengalami penurunan

pada triwulan IV 2018. NTP gabungan Kalimantan

Tengah triwulan IV 2018 tercatat sebesar 95,56, atau turun

dari triwulan III 2018 sebesar 95,84. Penurunan NTP

gabungan sejalan dengan melambatnya lapangan usaha

pertanian, kehutanan dan pertanian pada triwulan IV

2018. Penurunan NTP ini didorong oleh penurunan indeks

yang harus diterima petani (IT) yang terjadi seiring dengan

tingginya tingkat inflasi konsumsi rumah tangga di

Pedesaan yang tercatat sebesar 4,48% (yoy) pada triwulan

IV tahun 2018 (Grafik 6.7). Penurunan NTP Kalimantan Tengah triwulan IV 2018

terutama didorong oleh penurunan pada NTP

subsektor perkebunan rakyat. Subsektor perkebunan

rakyat tercatat mengalami penurunan terdalam

dibandingkan dengan subsektor lainnya, yakni sebesar

6.2.3 Nilai Tukar Petani

PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07

Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif,

sementara inflasi diprakirakan relatif rendah dan stabil dalam sasaran target 3,5% ± 1

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada

kisaran 5,80% hingga 6,20% (yoy).

Inflasi Kalimantan Tengah di tahun 2019 diprakirakan berada pada rentang 2,90% hinggga 3,30%

(yoy), dengan kecenderungan menuju batas atas.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Grafik 6.8 NTP Kalimantan Tengah dan Komponen Penyusunnya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

Grafik 6.9 Pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP)

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

I II

2014

III IV I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN

(P1)

Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

KOTA+DESA

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP

Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

KOTA+DESA

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0,300

0,350 (P2)

MAR SEP

2012 2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP

-2,4% dari 87,98 pada triwulan III 2018 menjadi 86,01

pada triwulan IV 2018. Belum pulihnya harga komoditas

CPO dunia yang berdampak pada masih rendahnya harga

jual TBS di level petani menyebabkan penurunan NTP

subsektor perkebunan rakyat. Disisi lain, masih terdapat

tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP yaitu

subsektor hortikultura, peternakan dan perikanan yang

masing-masing meningkat sebesar 1,27% (qtq), 0,89%

(qtq) dan 0,34% (qtq). Membaiknya NTP subsektor

hortikultura dan perikanan didiorong oleh peningkatan

konsumsi masyarakat menjelang hari raya Natal dan Tahun

Baru pada triwulan IV 2018. Sementara peningkatan NTP

subsektor peternakan masih disebabkan oleh tingginya

harga jual komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras

yang terjadi sejak hari raya idul fitri hingga akhir triwulan IV

2018. (Grafik 6.8).

Nilai Tukar Petani kembali mengalami penurunan

pada triwulan IV 2018. NTP gabungan Kalimantan

Tengah triwulan IV 2018 tercatat sebesar 95,56, atau turun

dari triwulan III 2018 sebesar 95,84. Penurunan NTP

gabungan sejalan dengan melambatnya lapangan usaha

pertanian, kehutanan dan pertanian pada triwulan IV

2018. Penurunan NTP ini didorong oleh penurunan indeks

yang harus diterima petani (IT) yang terjadi seiring dengan

tingginya tingkat inflasi konsumsi rumah tangga di

Pedesaan yang tercatat sebesar 4,48% (yoy) pada triwulan

IV tahun 2018 (Grafik 6.7). Penurunan NTP Kalimantan Tengah triwulan IV 2018

terutama didorong oleh penurunan pada NTP

subsektor perkebunan rakyat. Subsektor perkebunan

rakyat tercatat mengalami penurunan terdalam

dibandingkan dengan subsektor lainnya, yakni sebesar

6.2.3 Nilai Tukar Petani

PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07

Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif,

sementara inflasi diprakirakan relatif rendah dan stabil dalam sasaran target 3,5% ± 1

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada

kisaran 5,80% hingga 6,20% (yoy).

Inflasi Kalimantan Tengah di tahun 2019 diprakirakan berada pada rentang 2,90% hinggga 3,30%

(yoy), dengan kecenderungan menuju batas atas.

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL

Pertumbuhan ekonomi dunia melandai ditengah

ketidakpastian pasar keuangan global. Melandainya

pertumbuhan ekonomi dunia utamanya dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi negara maju yang diproyeksi lebih

rendah dari prakiraan awal (Tabel 7.1). Pertumbuhan

ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar

tenaga kerja yang semakin ketat, dan dukungan fiskal

yang terbatas. Stance kebijakan moneter Bank Sentral

Amerika Serikat The Fed diperkirakan lebih dovish, yakni

condong untuk menunda kenaikan suku bunga atau

melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar,

sehingga diprakirakan The Fed akan menurunkan

kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).

Pertumbuhan ekonomi Eropa juga diprakirakan melambat

pada 2019, sehingga akan memengaruhi kecepatan

normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa,

European Central Bank (ECB). Di negara berkembang,

pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat

dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto,

dampak perang dagang dengan Amerika Serikat dan

proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan

prospek pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas

global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak

dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara

ketidakpastian pasar keuangan global masih dipengaruhi

masalah geopolitik dunia ditengah perang dagang yang

masih berlangsung.

Pertumbuhan ekonomi global yang melandai serta

ketidakpastian pasar keuangan global mendorong

pertumbuhan volume perdagangan dunia

melambat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia

diprakirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Hal

tersebut disebabkan oleh realisasi volume perdagangan

dunia tahun 2018 yang lebih rendah dari perkiraan, sejalan

dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, serta

meningkatnya isu proteksionisme seperti penetapan tarif

impor oleh AS dan sentimen brexit yang masih menghantui

kondisi geopolitik global. Hal ini menyebabkan aktivitas

ekspor dan impor di negara maju mengalami penurunan

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang

melandai. Perlambatan volume perdagangan diprakirakan

terus berlanjut pada tahun 2019. Hal tersebut juga

terindikasi dari beberapa indikator perdagangan dari

World Trade Organization (WTO) dan IFO World Economic

Survey.

Pertumbuhan ekonomi Nasional diprakirakan tetap

kuat ditopang permintaan domestik. Ekonomi

Nasional diproyeksikan tetap kuat ditopang oleh

konsumsi, baik konsumsi RT maupun konsumsi

Pemerintah. Konsumsi RT diprakirakan tetap baik seiring

terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen, yang juga

merupakan dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi

Pemerintah akan tumbuh ditopang oleh belanja barang,

khususnya dalam rangka persiapan pemilu, dan juga

belanja dalam rangka bantuan sosial. Namun, kinerja

ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas dipengaruhi

pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga

komoditas ekspor utama Indonesia yang menurun.

Sementara itu, impor diperkirakan mulai menurun sejalan

dengan kebijakan yang ditempuh.

SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF OKTOBER 2018

Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia

KATEGORI

DUNIA

AMERIKA SERIKAT

EROPA

JEPANG

TIONGKOK

INDIA

2018 2019

PROYEKSI

3,70

2,80

1,80

0,90

6,60

7,30

3,50

2,50

1,60

1,10

6,20

7,50

2020

7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan

II 2019 diprakirakan berada pada kisaran 6,30% -

6,70% (yoy). Dari sisi permintaan, meningkatnya

konsumsi RT diperkirakan akan menjadi sumber

pertumbuhan yang didorong oleh tren historis

meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadhan

dan Idul Fitri. Adanya penyelengaraan pemilu pada

masyarakat pada kondisi ekonomi triwulan II 2019

mengalami peningkatan. Tercatat Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) hasil SK Bank Indonesia triwulan IV 2018

yang menggambarkan ekspektasi kondisi ekonomi

triwulan II 2019 berada pada angka 127,67, nilai yang

diatas 100 menandakan kuatnya ekspektasi masyarakat

terhadap aktivitas konsumsi pada 6 bulan mendatang,

atau triwulan II 2019.

Konsumsi RT diprakirakan akan meningkat pada

tahun 2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan

pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi

masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh

rencana naiknya UMP Kalimantan Tengah tahun 2019

sebesar 5-10%. Disamping itu pagu anggaran bantuan

sosial (bansos) nasional yang direncanakan meningkat

pada tahun 2019 diperkirakan juga memberikan dampak

positif terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Kinerja LU

utama Kalimantan Tengah yang diprakirakan akan

membaik pada tahun 2019, khususnya LU pertanian juga

diperkirakan akan memperbaiki daya beli masyarakat.

Pada triwulan II 2019 kinerja konsumsi pemerintah

diprakirakan akan meningkat. Konsumsi Pemerintah

diperkirakan akan mulai meningkat sesuai dengan tren

historisnya memasuki triwulan II 2019, didorong oleh

realisasi sejumlah proyek dan program kerja. Disamping itu

adanya penyelenggaraan Pemilu 2019 diperkirakan akan

menjadi pendorong utama tumbuhnya konsumsi

Pemerintah pada triwulan II 2019.

Secara keseluruhan konsumsi pemerintah

diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi pada tahun

2019. Rencana pagu anggaran belanja Pemerintah Provinsi

sebesar ±Rp5,33 triliun pada tahun 2019 merupakan

sebuah peningkatan dan diperkirakan akan memberikan

dampak posit if terhadap tumbuhnya konsumsi

pemerintah pada tahun 2019. Penyelenggaraan Pemilu

pada pertengahan tahun juga akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan konsumsi Pemerintah di

tahun 2019.

triwulan II juga diperkirakan memberikan dampak positif

terhadap pertumbuhan konsumsi RT dan konsumsi

Pemerintah. Disamping itu kinerja investasi diperkirakan

akan mengalami peningkatan seiring realisasi proyek

swasta. Kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat meskipun

terdapat risiko bias bawah yang disebabkan oleh perkiraan

harga komoditas utama Kalimantan Tengah yang

melemah di pasar global pada tahun 2019. Dari sisi

penawaran, LU industri pengolahan diperkirakan

mengalami peningkatan didorong oleh adanya potensi

membaiknya harga CPO global dan terjaganya serapan

CPO domestik seiring kebijakan B20 Pemerintah.

Disamping itu LU perdagangan diperkirakan mengalami

peningkatan didorong oleh tingginya konsumsi RT dari sisi

permintaan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2018, berada pada

kisaran 5,80% - 6,20% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan

investasi diprakirakan masih menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2019. Sementara dari sisi penawaran, LU pertanian,

industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami

pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan di sisi penawaran

juga didukung oleh membaiknya LU pertambangan yang

mengalami normalisasi paska terjadinya tekanan pada

tahun 2018.

7.2.1 Prospek Sisi PermintaanKonsumsi RT pada triwulan II 2019 diprakirakan

mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi RT

diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya

permintaan masyarakat pada momen perayaan Ramadhan

dan Idul Fitri. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang

didorong oleh adanya pencairan tunjangan hari raya

diperkirakan memberikan pengaruh baik terhadap

konsumsi RT di Kalimantan Tengah. Hasil Survei Konsumen

(SK) Bank Indonesia menunjukkan ekspektasi konsumsi

79KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL

Pertumbuhan ekonomi dunia melandai ditengah

ketidakpastian pasar keuangan global. Melandainya

pertumbuhan ekonomi dunia utamanya dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi negara maju yang diproyeksi lebih

rendah dari prakiraan awal (Tabel 7.1). Pertumbuhan

ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar

tenaga kerja yang semakin ketat, dan dukungan fiskal

yang terbatas. Stance kebijakan moneter Bank Sentral

Amerika Serikat The Fed diperkirakan lebih dovish, yakni

condong untuk menunda kenaikan suku bunga atau

melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar,

sehingga diprakirakan The Fed akan menurunkan

kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).

Pertumbuhan ekonomi Eropa juga diprakirakan melambat

pada 2019, sehingga akan memengaruhi kecepatan

normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa,

European Central Bank (ECB). Di negara berkembang,

pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat

dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto,

dampak perang dagang dengan Amerika Serikat dan

proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan

prospek pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas

global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak

dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara

ketidakpastian pasar keuangan global masih dipengaruhi

masalah geopolitik dunia ditengah perang dagang yang

masih berlangsung.

Pertumbuhan ekonomi global yang melandai serta

ketidakpastian pasar keuangan global mendorong

pertumbuhan volume perdagangan dunia

melambat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia

diprakirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Hal

tersebut disebabkan oleh realisasi volume perdagangan

dunia tahun 2018 yang lebih rendah dari perkiraan, sejalan

dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, serta

meningkatnya isu proteksionisme seperti penetapan tarif

impor oleh AS dan sentimen brexit yang masih menghantui

kondisi geopolitik global. Hal ini menyebabkan aktivitas

ekspor dan impor di negara maju mengalami penurunan

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang

melandai. Perlambatan volume perdagangan diprakirakan

terus berlanjut pada tahun 2019. Hal tersebut juga

terindikasi dari beberapa indikator perdagangan dari

World Trade Organization (WTO) dan IFO World Economic

Survey.

Pertumbuhan ekonomi Nasional diprakirakan tetap

kuat ditopang permintaan domestik. Ekonomi

Nasional diproyeksikan tetap kuat ditopang oleh

konsumsi, baik konsumsi RT maupun konsumsi

Pemerintah. Konsumsi RT diprakirakan tetap baik seiring

terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen, yang juga

merupakan dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi

Pemerintah akan tumbuh ditopang oleh belanja barang,

khususnya dalam rangka persiapan pemilu, dan juga

belanja dalam rangka bantuan sosial. Namun, kinerja

ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas dipengaruhi

pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga

komoditas ekspor utama Indonesia yang menurun.

Sementara itu, impor diperkirakan mulai menurun sejalan

dengan kebijakan yang ditempuh.

SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF OKTOBER 2018

Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia

KATEGORI

DUNIA

AMERIKA SERIKAT

EROPA

JEPANG

TIONGKOK

INDIA

2018 2019

PROYEKSI

3,70

2,80

1,80

0,90

6,60

7,30

3,50

2,50

1,60

1,10

6,20

7,50

2020

7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan

II 2019 diprakirakan berada pada kisaran 6,30% -

6,70% (yoy). Dari sisi permintaan, meningkatnya

konsumsi RT diperkirakan akan menjadi sumber

pertumbuhan yang didorong oleh tren historis

meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadhan

dan Idul Fitri. Adanya penyelengaraan pemilu pada

masyarakat pada kondisi ekonomi triwulan II 2019

mengalami peningkatan. Tercatat Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) hasil SK Bank Indonesia triwulan IV 2018

yang menggambarkan ekspektasi kondisi ekonomi

triwulan II 2019 berada pada angka 127,67, nilai yang

diatas 100 menandakan kuatnya ekspektasi masyarakat

terhadap aktivitas konsumsi pada 6 bulan mendatang,

atau triwulan II 2019.

Konsumsi RT diprakirakan akan meningkat pada

tahun 2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan

pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi

masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh

rencana naiknya UMP Kalimantan Tengah tahun 2019

sebesar 5-10%. Disamping itu pagu anggaran bantuan

sosial (bansos) nasional yang direncanakan meningkat

pada tahun 2019 diperkirakan juga memberikan dampak

positif terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Kinerja LU

utama Kalimantan Tengah yang diprakirakan akan

membaik pada tahun 2019, khususnya LU pertanian juga

diperkirakan akan memperbaiki daya beli masyarakat.

Pada triwulan II 2019 kinerja konsumsi pemerintah

diprakirakan akan meningkat. Konsumsi Pemerintah

diperkirakan akan mulai meningkat sesuai dengan tren

historisnya memasuki triwulan II 2019, didorong oleh

realisasi sejumlah proyek dan program kerja. Disamping itu

adanya penyelenggaraan Pemilu 2019 diperkirakan akan

menjadi pendorong utama tumbuhnya konsumsi

Pemerintah pada triwulan II 2019.

Secara keseluruhan konsumsi pemerintah

diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi pada tahun

2019. Rencana pagu anggaran belanja Pemerintah Provinsi

sebesar ±Rp5,33 triliun pada tahun 2019 merupakan

sebuah peningkatan dan diperkirakan akan memberikan

dampak posit if terhadap tumbuhnya konsumsi

pemerintah pada tahun 2019. Penyelenggaraan Pemilu

pada pertengahan tahun juga akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan konsumsi Pemerintah di

tahun 2019.

triwulan II juga diperkirakan memberikan dampak positif

terhadap pertumbuhan konsumsi RT dan konsumsi

Pemerintah. Disamping itu kinerja investasi diperkirakan

akan mengalami peningkatan seiring realisasi proyek

swasta. Kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat meskipun

terdapat risiko bias bawah yang disebabkan oleh perkiraan

harga komoditas utama Kalimantan Tengah yang

melemah di pasar global pada tahun 2019. Dari sisi

penawaran, LU industri pengolahan diperkirakan

mengalami peningkatan didorong oleh adanya potensi

membaiknya harga CPO global dan terjaganya serapan

CPO domestik seiring kebijakan B20 Pemerintah.

Disamping itu LU perdagangan diperkirakan mengalami

peningkatan didorong oleh tingginya konsumsi RT dari sisi

permintaan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2018, berada pada

kisaran 5,80% - 6,20% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan

investasi diprakirakan masih menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun

2019. Sementara dari sisi penawaran, LU pertanian,

industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami

pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan di sisi penawaran

juga didukung oleh membaiknya LU pertambangan yang

mengalami normalisasi paska terjadinya tekanan pada

tahun 2018.

7.2.1 Prospek Sisi PermintaanKonsumsi RT pada triwulan II 2019 diprakirakan

mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi RT

diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya

permintaan masyarakat pada momen perayaan Ramadhan

dan Idul Fitri. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang

didorong oleh adanya pencairan tunjangan hari raya

diperkirakan memberikan pengaruh baik terhadap

konsumsi RT di Kalimantan Tengah. Hasil Survei Konsumen

(SK) Bank Indonesia menunjukkan ekspektasi konsumsi

79KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Sumatera dan Jawa. Disamping itu adanya proyeksi harga

CPO global oleh IMF yang diperkirakan mengalami

perbaikan pada tahun 2019 juga memberikan sentimen

positif terhadap perkiraan kinerja ekspor Kalimantan

Tengah.

Pertumbuhan investasi pada triwulan II 2019

diprakirakan tetap tumbuh positif. Investasi

diperkirakan mengalami peningkatan memasuki triwulan II

2019 sesuai dengan tren historisnya. Realisasi sejumlah

proyek oleh pihak swasta di sektor industri kelapa sawit

akan memengaruhi pertumbuhan investasi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019.

Kinerja investasi diprakirakan akan mengalami

peningkatan didukung oleh proyek infrastruktur

pemerintah pada tahun 2019. Sejumlah proyek

infrastruktur pemerintah yang mulai berangsur rampung

seperti Bandar Tjilik Riwut, dan adanya perluasan dermaga

pelabuhan Bagendang di Sampit, dan Bumiharjo di

Pangkalan Bun diperkirakan akan memberikan sentimen

positif terhadap masuknya investasi di Kalimantan Tengah

di tahun 2019.

Ekspor diprakirakan tetap tumbuh pada triwulan II

2019. Kinerja ekspor diperkirakan tetap mengalami

pertumbuhan positif dan menjadi sumber pertumbuhan

pada triwulan II 2019, meskipun capaiannya diperkirakan

tidak sekuat triwulan I 2019. Ekspor CPO domestik yang

tetap terjaga, dan potensi permintaan batu bara kalori

rendah I nd i a y ang mu l a i men ingka t s e i r i ng

pengembangan berbagai industri yang dilakukan

diperkirakan akan menjaga ekspor batu bara tetap

tumbuh. Meskipun terdapat potensi proyeksi permintaan

batu bara tersebut bias bawah seiring dengan sinyal

melemahnya harga global.

Kinerja ekspor diprakirakan tetap tumbuh positif

pada tahun 2019. Kembali normalnya kinerja LU

pertambangan setelah mengalami kontraksi pada tahun

2018 diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor batu

bara. Adanya kebijakan Pemerintah yakni penerapan B20

dalam campuran bahan bakar domestik diperkirakan akan

mendorong ekspor antar daerah komoditas CPO. Peran

Kalimantan Tengah sebagai salah satu sentra produksi CPO

nasional diperkirakan akan mendorong ekspor antar

daerah CPO untuk memenuhi kebutuhan input B20 di

7.2.2 Prospek Sisi PenawaranLU pertanian diprakirakan tetap tumbuh positif pada

triwulan II 2019. Produksi komoditas utama perkebunan

yakni TBS diperkirakan tetap terjaga seiring semakin

produktifnya usia tanaman, yang juga didorong oleh masih 11baiknya curah hujan hingga awal triwulan I 2019 . Di sisi

lainnya, produksi komoditas tabama diperkirakan akan

melambat paska panen raya musim tanam periode

Oktober-Maret di beberapa daerah sentra produksi.

LU pertanian diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi

pada tahun 2019. Meningkatnya produksi TBS

Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun

2018 diperkirakan masih dapat meningkat pada tahun 122019 seiring semakin produktifnya usia tanaman .

LU industri pengolahan diprediksi mengalami

pertumbuhan meningkat pada triwulan II 2019.

Terjaganya produktivitas TBS diprakirakan akan

mendorong LU industri pengolahan yang merupakan LU

turunan pertanian untuk tetap tumbuh pada triwulan II

2019. Adanya sinyal harga CPO global yang mulai

membaik memasuki triwulan II 2019, dan tetap terjaganya 13perdagangan CPO domestik yang didorong oleh

mandatory B20 diperkirakan akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan.

LU industri pengolahan diprediksi tumbuh lebih baik

pada tahun 2019. Harga CPO global yang diproyeksikan

membaik di tahun 2019 oleh IMF dapat memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri

pengolahan di Kalimantan Tengah. Disamping itu, semakin

baiknya produksi TBS Kalimantan Tengah seiring umur

tanaman yang semakin dewasa diperkirakan akan

memberikan pengaruh positif terhadap input industri

Hasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank Indonesia

11.12.13.

Pada triwulan II 2019 diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah akan berada pada rentang 3,25%-3,65%

(yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah.

Prakiraan ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan

inflasi triwulan I 2019 sebesar 4,10%-4,50% (yoy).

Proyeksi diperkirakan memiliki kecenderungan menuju

batas bawah seiring dengan membaiknya supply

komoditas daging ayam ras. Tekanan inflasi pada triwulan

II 2019 utamanya akan dipengaruhi oleh permintaan

masyarakat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90%

- 3,30% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan

menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun

2018. Hal ini didorong oleh baseline effect tingginya

realisasi pada tahun 2018, normalisasi harga akan

mendorong capaian inflasi lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya. Konsumsi diperkirakan tetap kuat

namun relatif terbatas seiring dengan pengetatan

kebijakan moneter yang dilakukan. Disamping itu upaya

pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah

be r sama dengan Pemer in tah P rov in s i da l am

mengendalikan harga, khususnya komoditas daging ayam

ras diperkirakan akan meredam tekanan inflasi pada tahun

2019.

pengolahan dan mendorong pertumbuhan. Terdapatnya

mandatory B20 juga diperkirakan akan memberikan

sentimen positif terhadap penyerapan produksi CPO

Kalimantan Tengah oleh pasar domestik.

LU pertambangan dan penggalian diprakirakan

tetap tumbuh pada triwulan II 2019. Normalisasi

produksi komoditas batu bara yang mengalami kontraksi

pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mendorong

pertumbuhan LU pertambangan dan penggalian pada

triwulan II 2019 (baseline effect). Disamping itu

terdapatnya potensi permintaan batu bara yang tetap

terjaga dari India yang baru mengembangkan sejumlah

industri baru diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan LU

pertambangan.

LU pertambangan dan penggalian diprakirakan akan

mengalami perbaikan pada tahun 2019. Produksi

komoditas batu bara diperkirakan akan membaik, setelah

pada tahun 2018 mengalami kontraksi dampak rendahnya

kuota produksi, surutnya debit air Saungai Barito, dan

baseline effect berakhirnya operasional salah satu

perusahaan batu bara pada akhir tahun 2017. Namun

terdapat potensi proyeksi bias bawah seiring dengan

melemahnya proyeksi batu bara global pada tahun 2019

oleh IMF.

Pertumbuhan LU perdagangan diperkirakan

meningkat pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli

masyarakat seiring adanya momen perayaan Ramadhan

dan hari raya Idul Fitri akan mendorong meningkatnya

pertumbuhan LU perdagangan. Disamping itu terdapatnya

pelaksanaan pemilu pada triwulan II 2019 juga dapat

mendorong konsumsi RT maupun Pemerintah yang dapat

berdampak terhadap kinerja perdagangan.

Pertumbuhan LU perdagangan diprakirakan tetap

positif. Prakiraan kondisi ekonomi Kalimantan Tengah

yang membaik pada tahun 2019 juga akan mendorong LU

perdagangan tumbuh positif. Terdapatnya peningkatan

daya beli masyarakat seiring adanya perbaikan

pendapatan masyarakat dampak meningkatnya UMK

akan mendorong pertumbuhan LU perdagangan.

7.3 PROSPEK INFLASI DAERAH

Kelompok Bahan MakananTekanan inflasi dari kelompok bahan makanan

diprakirakan akan sedikit meningkat pada triwulan II

tahun 2019. Tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan

akan meningkat pada triwulan II didorong oleh tingginya

permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Secara

historis, komoditas daging ayam ras menjadi penyumbang

andil inflasi terbesar pada momen HBKN seperti Idul Fitri di

Kalimantan Tengah. Namun diperkirakan tekanan inflasi

dari komoditas tersebut tidak akan setinggi historisnya

yang didukung oleh adanya program inovasi TPID

81KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Sumatera dan Jawa. Disamping itu adanya proyeksi harga

CPO global oleh IMF yang diperkirakan mengalami

perbaikan pada tahun 2019 juga memberikan sentimen

positif terhadap perkiraan kinerja ekspor Kalimantan

Tengah.

Pertumbuhan investasi pada triwulan II 2019

diprakirakan tetap tumbuh positif. Investasi

diperkirakan mengalami peningkatan memasuki triwulan II

2019 sesuai dengan tren historisnya. Realisasi sejumlah

proyek oleh pihak swasta di sektor industri kelapa sawit

akan memengaruhi pertumbuhan investasi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019.

Kinerja investasi diprakirakan akan mengalami

peningkatan didukung oleh proyek infrastruktur

pemerintah pada tahun 2019. Sejumlah proyek

infrastruktur pemerintah yang mulai berangsur rampung

seperti Bandar Tjilik Riwut, dan adanya perluasan dermaga

pelabuhan Bagendang di Sampit, dan Bumiharjo di

Pangkalan Bun diperkirakan akan memberikan sentimen

positif terhadap masuknya investasi di Kalimantan Tengah

di tahun 2019.

Ekspor diprakirakan tetap tumbuh pada triwulan II

2019. Kinerja ekspor diperkirakan tetap mengalami

pertumbuhan positif dan menjadi sumber pertumbuhan

pada triwulan II 2019, meskipun capaiannya diperkirakan

tidak sekuat triwulan I 2019. Ekspor CPO domestik yang

tetap terjaga, dan potensi permintaan batu bara kalori

rendah I nd i a y ang mu l a i men ingka t s e i r i ng

pengembangan berbagai industri yang dilakukan

diperkirakan akan menjaga ekspor batu bara tetap

tumbuh. Meskipun terdapat potensi proyeksi permintaan

batu bara tersebut bias bawah seiring dengan sinyal

melemahnya harga global.

Kinerja ekspor diprakirakan tetap tumbuh positif

pada tahun 2019. Kembali normalnya kinerja LU

pertambangan setelah mengalami kontraksi pada tahun

2018 diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor batu

bara. Adanya kebijakan Pemerintah yakni penerapan B20

dalam campuran bahan bakar domestik diperkirakan akan

mendorong ekspor antar daerah komoditas CPO. Peran

Kalimantan Tengah sebagai salah satu sentra produksi CPO

nasional diperkirakan akan mendorong ekspor antar

daerah CPO untuk memenuhi kebutuhan input B20 di

7.2.2 Prospek Sisi PenawaranLU pertanian diprakirakan tetap tumbuh positif pada

triwulan II 2019. Produksi komoditas utama perkebunan

yakni TBS diperkirakan tetap terjaga seiring semakin

produktifnya usia tanaman, yang juga didorong oleh masih 11baiknya curah hujan hingga awal triwulan I 2019 . Di sisi

lainnya, produksi komoditas tabama diperkirakan akan

melambat paska panen raya musim tanam periode

Oktober-Maret di beberapa daerah sentra produksi.

LU pertanian diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi

pada tahun 2019. Meningkatnya produksi TBS

Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun

2018 diperkirakan masih dapat meningkat pada tahun 122019 seiring semakin produktifnya usia tanaman .

LU industri pengolahan diprediksi mengalami

pertumbuhan meningkat pada triwulan II 2019.

Terjaganya produktivitas TBS diprakirakan akan

mendorong LU industri pengolahan yang merupakan LU

turunan pertanian untuk tetap tumbuh pada triwulan II

2019. Adanya sinyal harga CPO global yang mulai

membaik memasuki triwulan II 2019, dan tetap terjaganya 13perdagangan CPO domestik yang didorong oleh

mandatory B20 diperkirakan akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan.

LU industri pengolahan diprediksi tumbuh lebih baik

pada tahun 2019. Harga CPO global yang diproyeksikan

membaik di tahun 2019 oleh IMF dapat memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri

pengolahan di Kalimantan Tengah. Disamping itu, semakin

baiknya produksi TBS Kalimantan Tengah seiring umur

tanaman yang semakin dewasa diperkirakan akan

memberikan pengaruh positif terhadap input industri

Hasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank Indonesia

11.12.13.

Pada triwulan II 2019 diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah akan berada pada rentang 3,25%-3,65%

(yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah.

Prakiraan ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan

inflasi triwulan I 2019 sebesar 4,10%-4,50% (yoy).

Proyeksi diperkirakan memiliki kecenderungan menuju

batas bawah seiring dengan membaiknya supply

komoditas daging ayam ras. Tekanan inflasi pada triwulan

II 2019 utamanya akan dipengaruhi oleh permintaan

masyarakat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90%

- 3,30% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan

menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun

2018. Hal ini didorong oleh baseline effect tingginya

realisasi pada tahun 2018, normalisasi harga akan

mendorong capaian inflasi lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya. Konsumsi diperkirakan tetap kuat

namun relatif terbatas seiring dengan pengetatan

kebijakan moneter yang dilakukan. Disamping itu upaya

pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah

be r sama dengan Pemer in tah P rov in s i da l am

mengendalikan harga, khususnya komoditas daging ayam

ras diperkirakan akan meredam tekanan inflasi pada tahun

2019.

pengolahan dan mendorong pertumbuhan. Terdapatnya

mandatory B20 juga diperkirakan akan memberikan

sentimen positif terhadap penyerapan produksi CPO

Kalimantan Tengah oleh pasar domestik.

LU pertambangan dan penggalian diprakirakan

tetap tumbuh pada triwulan II 2019. Normalisasi

produksi komoditas batu bara yang mengalami kontraksi

pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mendorong

pertumbuhan LU pertambangan dan penggalian pada

triwulan II 2019 (baseline effect). Disamping itu

terdapatnya potensi permintaan batu bara yang tetap

terjaga dari India yang baru mengembangkan sejumlah

industri baru diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan LU

pertambangan.

LU pertambangan dan penggalian diprakirakan akan

mengalami perbaikan pada tahun 2019. Produksi

komoditas batu bara diperkirakan akan membaik, setelah

pada tahun 2018 mengalami kontraksi dampak rendahnya

kuota produksi, surutnya debit air Saungai Barito, dan

baseline effect berakhirnya operasional salah satu

perusahaan batu bara pada akhir tahun 2017. Namun

terdapat potensi proyeksi bias bawah seiring dengan

melemahnya proyeksi batu bara global pada tahun 2019

oleh IMF.

Pertumbuhan LU perdagangan diperkirakan

meningkat pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli

masyarakat seiring adanya momen perayaan Ramadhan

dan hari raya Idul Fitri akan mendorong meningkatnya

pertumbuhan LU perdagangan. Disamping itu terdapatnya

pelaksanaan pemilu pada triwulan II 2019 juga dapat

mendorong konsumsi RT maupun Pemerintah yang dapat

berdampak terhadap kinerja perdagangan.

Pertumbuhan LU perdagangan diprakirakan tetap

positif. Prakiraan kondisi ekonomi Kalimantan Tengah

yang membaik pada tahun 2019 juga akan mendorong LU

perdagangan tumbuh positif. Terdapatnya peningkatan

daya beli masyarakat seiring adanya perbaikan

pendapatan masyarakat dampak meningkatnya UMK

akan mendorong pertumbuhan LU perdagangan.

7.3 PROSPEK INFLASI DAERAH

Kelompok Bahan MakananTekanan inflasi dari kelompok bahan makanan

diprakirakan akan sedikit meningkat pada triwulan II

tahun 2019. Tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan

akan meningkat pada triwulan II didorong oleh tingginya

permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Secara

historis, komoditas daging ayam ras menjadi penyumbang

andil inflasi terbesar pada momen HBKN seperti Idul Fitri di

Kalimantan Tengah. Namun diperkirakan tekanan inflasi

dari komoditas tersebut tidak akan setinggi historisnya

yang didukung oleh adanya program inovasi TPID

81KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kalimantan Tengah, yakni penambahan suplai daging

ayam ras, melalui pembentukan supply chain daging ayam

ras beku. Diperkirakan keberadaan supply chain daging

ayam ras beku ini dapat meredam tekanan inflasi

komoditas daging ayam ras pada hari raya Idul Fitri, seperti

yang telah berhasil dilakukan pada hari raya Natal tahun

2018.

Inflasi kelompok bahan makanan diprakirakan akan

relatif terkendali pada tahun 2019. Tingginya inflasi

kelompok bahan makanan pada tahun 2018 disebabkan

oleh tekanan dari komoditas daging ayam ras. Adanya

upaya pengendalian daging ayam ras dari TPID Kalimantan

Tengah berupa penambahan suplai daging ayam ras dalam

bentuk daging ayam beku yang telah dilakukan pada akhir

tahun 2018 diperkirakan dapat berdampak terhadap

menurunnya tekanan dari kelompok ini di tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan pada kelompok transportasi dan bahan

bakar diprakirakan akan meningkat pada triwulan II

2019. Tingginya tekanan kelompok ini diperkirakan

bersumber dari tarif angkutan udara yang mengalami

kenaikan sejak akhir tahun 2018. Penyesuaian tarif

angkutan udara oleh sejumlah maskapai , dan

berkurangnya frekuensi penerbangan dari dan menuju

Kalimantan Tengah menjadi penyebab tingginya tarif

angkutan udara. Tingginya permintaan masyarakat pada

momen Ramadhan dan Idul Fitri terhadap moda

transportasi udara akan memberikan sumbangan

terhadap tekanan inflasi Kalimantan Tengah secara

keseluruhan.

Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar

diprakirakan meningkat pada tahun 2019.

Penyesuaian tarif angkutan udara dan berkurangnya

frekuensi penerbangan dari dan menuju Kalimantan

Tengah diperkirakan akan memberikan tekanan inflasi

kelompok ini pada tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat

pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli masyarakat

seiring perayaan Ramadhan dan Idul Fitri akan

memberikan tekanan lebih tinggi terhadap kondisi inflasi

kelompok ini. Disamping itu, tingginya kebergantungan

Kalteng terhadap pasokan makanan jadi dari luar daerah

juga terekspos risiko terpengaruhi oleh meningkatnya

ongkos logistik yang didorong oleh inflasi tarif angkutan

udara.

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat

namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan

inflasi kelompok ini diprakirakan akan dipengaruhi oleh

meningkatnya UMK Kalimantan Tengah pada tahun 2019.

Namun pengaruhnya diperkirakan akan relatif terkendali

seiring dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada

tahun 2019.

Daftar Istilah dan Singkatan

Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.

quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

PDRB

mtm

yoy

Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)

Indeks Harga Konsumen(IHK)

Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks EkspektasiKonsumen

Pendapatan Asli Daerah(PAD)

Dana Perimbangan

Indeks PembangunanManusia (IPM)

Inflasi

Volatile Foods

Administered Price

qtq

83KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Kalimantan Tengah, yakni penambahan suplai daging

ayam ras, melalui pembentukan supply chain daging ayam

ras beku. Diperkirakan keberadaan supply chain daging

ayam ras beku ini dapat meredam tekanan inflasi

komoditas daging ayam ras pada hari raya Idul Fitri, seperti

yang telah berhasil dilakukan pada hari raya Natal tahun

2018.

Inflasi kelompok bahan makanan diprakirakan akan

relatif terkendali pada tahun 2019. Tingginya inflasi

kelompok bahan makanan pada tahun 2018 disebabkan

oleh tekanan dari komoditas daging ayam ras. Adanya

upaya pengendalian daging ayam ras dari TPID Kalimantan

Tengah berupa penambahan suplai daging ayam ras dalam

bentuk daging ayam beku yang telah dilakukan pada akhir

tahun 2018 diperkirakan dapat berdampak terhadap

menurunnya tekanan dari kelompok ini di tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan pada kelompok transportasi dan bahan

bakar diprakirakan akan meningkat pada triwulan II

2019. Tingginya tekanan kelompok ini diperkirakan

bersumber dari tarif angkutan udara yang mengalami

kenaikan sejak akhir tahun 2018. Penyesuaian tarif

angkutan udara oleh sejumlah maskapai , dan

berkurangnya frekuensi penerbangan dari dan menuju

Kalimantan Tengah menjadi penyebab tingginya tarif

angkutan udara. Tingginya permintaan masyarakat pada

momen Ramadhan dan Idul Fitri terhadap moda

transportasi udara akan memberikan sumbangan

terhadap tekanan inflasi Kalimantan Tengah secara

keseluruhan.

Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar

diprakirakan meningkat pada tahun 2019.

Penyesuaian tarif angkutan udara dan berkurangnya

frekuensi penerbangan dari dan menuju Kalimantan

Tengah diperkirakan akan memberikan tekanan inflasi

kelompok ini pada tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat

pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli masyarakat

seiring perayaan Ramadhan dan Idul Fitri akan

memberikan tekanan lebih tinggi terhadap kondisi inflasi

kelompok ini. Disamping itu, tingginya kebergantungan

Kalteng terhadap pasokan makanan jadi dari luar daerah

juga terekspos risiko terpengaruhi oleh meningkatnya

ongkos logistik yang didorong oleh inflasi tarif angkutan

udara.

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat

namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan

inflasi kelompok ini diprakirakan akan dipengaruhi oleh

meningkatnya UMK Kalimantan Tengah pada tahun 2019.

Namun pengaruhnya diperkirakan akan relatif terkendali

seiring dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada

tahun 2019.

Daftar Istilah dan Singkatan

Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.

quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

PDRB

mtm

yoy

Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)

Indeks Harga Konsumen(IHK)

Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks EkspektasiKonsumen

Pendapatan Asli Daerah(PAD)

Dana Perimbangan

Indeks PembangunanManusia (IPM)

Inflasi

Volatile Foods

Administered Price

qtq

83KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019

Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.

Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Selisih antara outflow dan inflow.

Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.

Uang Giral

NIM

NPLs

Restrukturisasi kredit

UMKM

UYD

Inflow

Outflow

Netflow

PTTB

Uang Kartal

84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019