KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat...

48

Transcript of KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat...

Page 1: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian
Page 2: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

11

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin dan karunia-NYA

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 dapat diselesaikan.

Laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 disusun sebagai

wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah

ditetapkan. Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Laporan kinerja merupakan media pertanggungjawaban dan sebagai wujud

transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Selain

itu laporan kinerja merupakan salah satu kendali sekaligus alat untuk memacu

peningkatan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di tahun 2019 memiliki

berbagai inovasi dan terobosan, namun tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Untuk

itu, atas nama Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, saya berterima kasih atas saran

dan masukan perbaikan bagi penyempurnaan dokumen perencanaan serta

pelaksanaan program dan kegiatan di periode berikutnya.

Bengkulu, Februari 2020 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu H.Herwan Antoni,SKM,M.Kes,M.Si NIP. 19731008 199702 1 001

Page 3: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

22

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 disusun

sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis

yang telah ditetapkan. Laporan kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Pada

dasarnya laporan ini menginformasikan pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu Tahun 2019 sebagai bagian dari pencapaian sasaran strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Bengkulu pada Rencana Stategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan 2015-2019.

Page 4: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

33

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam

pelayanan kesehatan dan digunakan pada upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan penyakit. Obat adalah

bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan

dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Akses terhadap obat terutama obat

esensial merupakan salah satu hak azasi manusia sehingga penyediaan obat

esensial tersebut merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga

pelayanan kesehatan publik maupun swasta.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian

perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah

ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian Kesehatan menyusun

Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan

dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program

pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.

Penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui

pendekatan: teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan

bawah-atas (bottom-up).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status

gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan

pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1)

meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya

pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan

perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui

Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5)

Page 5: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

44

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6)

meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan

yang meliputi peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana

pelayanan kesehatan dasar, peningkatan mutu dan keamanan alat kesehatan

dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), peningkatan penggunaan

obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas, peningkatan

produksi bahan baku dan obat lokal serta mutu sarana produksi dan

distribusi kefarmasian, peningkatan kualitas produksi dan distribusi

kefarmasian dan peningkatan produksi bahan baku obat dan obat tradisional

produksi di dalam negeri.

Tujuan pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomi.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2017 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, serta Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu,

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ini ditujukan untuk menjamin

ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan

kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga

dan kosmetika.

Adapun Tugas dan Kegiatan Pokok Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT

adalah:

1. Menyusun rencana kegiatan program, bimbingan, pembinaan,

pengendalian farmasi serta pendistribusian obat, kosmetik, makanan,

suplemen makanan, obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, zat

adiktif dan bahan berbahaya bagi kesehatan serta SIPNAP menurut skala

provinsi.

2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan

pelayanan kefarmasian antara lain:

a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian di bidang Penggunaan

Obat Rasional dan Obat Esensial

b. melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelayanan

kefarmasian di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kab/Kota

c. melaksanakan promosi Penggunaan Obat Rasional

Page 6: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

55

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

d. melakukan pemantauan dan evaluasi dalam Penggunaan Obat Rasional

3. Menyelenggarakan program farmasi di bidang Pelayanan Farmasi

Komunitas dan Klinik

4. Menyelenggarakan program farmasi di bidang Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan, antara lain: pelaksanaan teknis dibidang

penyediaan dan pengelolaan obat publik untuk pelayanan kesehatan

dasar, serta pengadaan perbekalan kesehatan dan pemantauan evaluasi

kebijakan teknis.

5. Menyelenggarakan program farmasi di bidang Pengawasan dan Penilaian

Alat Kesehatan.

6. Menyelenggarakan program farmasi di bidang Makanan dan Minuman di

Prodis Kefarmasian

7. Melakukan proses perizinan di bidang kefarmasian dan alat

kesehatan/pembekalan kesehatan pada sarana produksi / distribusi dan

profesi antara lain:

a. sebagai Tim Teknis dalam proses perizinan dan rekomendasi untuk PBF

(Pedagang Besar Farmasi) dan Cabang PBF.

b. sebagai Tim Teknis dalam proses perizinan dan rekomendasi untuk PAK

(Penyalur Alat Kesehatan), dan Cabang PAK yang dikeluarkan oleh

Kemenkes RI.

c. sebagai Tim Teknis dalam proses perizinan dan rekomendasi untuk IOT

(Industri Obat Tradisional) dan IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional)

yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI.

d. melakukan registrasi terhadap lulusan Tenaga Teknis Kefarmasian

yang baru dengan menerbitkan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis

Kefarmasian (STRTTK) yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi.

8. Memberikan bimbingan, pengawasan teknis dan operasional kegiatan

pengelolaan farmasi (sarana distribusi) di Provinsi Bengkulu dengan cara

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Mengadakan pelatihan untuk menunjang tercapainya misi organisasi

farmasi.

10. Melaksanakan pengelolaan dan distribusi obat buffer stock, obat program

(obat KIA, Gizi, Filariasis, TB Paru, Malaria, Pengendalian Penyakit

Menular) dan Vaksin.

Page 7: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

66

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

11. Membuat laporan berkala dengan cara mempelajari, mengolah dan

menganalisis hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengendalian

farmasi kepada seluruh satuan organisasi di Provinsi Bengkulu.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan laporan kinerja ini adalah :

1. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

yaitu dalam melaksanakan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dan

Program Kefarmasian dan Alkes, pada sub Program:

a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

b. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes

c. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

d. Peningkatan Penilaian Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT)

e. Peningkatan Pengawasan Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT)

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

2. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan bimbingan, pengawasan

teknis dan operasional kegiatan program kefarmasian dan alat kesehatan

Provinsi terhadap Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu TA 2019.

3. Memberikan gambaran pelaksanaan fungsi pembinaan Provinsi kepada

Kabupaten/Kota untuk menunjang tercapainya visi dan misi Kementerian

Kesehatan, khususnya di bidang farmasi, TA 2019.

Tabel 1.1 Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019

Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

No Sasaran yang akan dicapai

1 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.

2 Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.

3 Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 83%.

Sumber: Renstra Kemenkes RI Tahun 2015-2019

Page 8: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

77

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

C. SISTEMATIKA

Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi

Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT Tahun 2019 sebagai berikut:

1. BAB I (PENDAHULUAN)

Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang program

kefarmasian, alkes dan perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

serta berisi tentang maksud dan tujuan penerbitan Laporan Kinerja

Tahun 2019 yang terdiri dari:

a. Latar Belakang

b. Tujuan

c. Sistematika

d. Permasalahan

2. BAB II (GAMBARAN UMUM)

a. Organisasi

b. Sumber daya manusia

c. Sarana dan Prasarana

d. Langkah – Langkah ( Strategi )

3. BAB III (PERENCANAAN KINERJA )

a. Program Kefarmasian dan Alkes (Dekonsentrasi)

b. Program Obat dan Perbekkes (APBD)

4. BAB IV (AKUNTABILITAS KINERJA)

Realisasi pelaksanaan program tentang pelaksanaan kegitan, hasil

kegiatan serta realisasi keuangan, baik yang bersumber oleh DIPA

Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019 maupun DPA Program Obat

dan Perbekkes Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

5. BAB V (PENUTUP)

a. Kesimpulan

b. Saran

D. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan secara umum dalam pelaksanaan kegiatan pada

Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT tahun 2019 diantaranya:

1. Masih terbatasnya jumlah tenaga kefarmasian dan belum lengkapnya

sarana dan prasarana di Puskesmas Kabupaten/Kota, sehingga

Page 9: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

88

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

pelayanan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kesehatan belum

maksimal.

2. Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota tidak

sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan Puskesmas di

Kabupaten/Kota.

3. Masih kurangnya dukungan Pemerintah Daerah terhadap

pengembangan usaha Obat Tradisional.

4. Masih belum tersosialisasi secara masif kepada masyarakat

mengenai Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA

CERMAT) dan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Alkes

(GERMAS ALKES).

5. Masih lemahnya pembinaan terhadap Sarana Penyalur Alat

Kesehatan.

6. Masih belum maksimalnya pencatatan dan pelaporan kegiatan

program kefarmasian di Kabupaten/Kota.

7. Masih minimnya dukungan anggaran APBD terhadap kegiatan

rutin/administrasi/operasional di Seksi Kefarmasian, Alkes dan

PKRT Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Page 10: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

99

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

BAB II GAMBARAN UMUM

A. ORGANISASI

Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan PKRT

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu:

- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu:

- Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan SDK

- Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan PKRT

- Jabatan Fungsional:

- Fungsional Apoteker

- Fungsional Asisten Apoteker

- Fungsional Administrasi Kesehatan

- Staf Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT

- Pelaksana

B. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk melaksanakan kegiatan, tugas pokok dan fungsi Seksi

Kefarmasian, Alkes dan PKRT memiliki 18 (delapan belas) orang SDM

dengan rincian sebagai berikut:

1. Tenaga dengan pendidikan S1 sebanyak 14 orang dengan rincian:

a. Apoteker sebanyak 8 (delapan) orang.

b. Kesehatan Masyarakat sebanyak 6 orang (SMF, D3 Farmasi,

Bidan).

2. Tenaga dengan pendidikan S2 sebanyak 6 (enam) orang dengan

rincian:

a. Kesehatan sebanyak 2 (dua) orang

b. Administrasi Keuangan sebanyak 4 (empat) orang

Adapun jumlah tenaga keseluruhan adalah sebanyak 18 (Delapan

Belas) orang, terdiri dari:

1. Apoteker sebanyak 8 (delapan) orang

2. Administrasi keuangan sebanyak 4 (empat) orang

3. Kesehatan masyarakat sebanyak 6 (enam) orang.

Page 11: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1010

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

C. SARANA DAN PRASARANA

Adapun sarana dan prasarana pada Seksi Kefarmasian, Alkes dan

PKRT Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut:

No. Sarana Jumlah

1. Penyimpanan

a. Rak 37

b. Pallet 14

c. Lemari Narkotika & Psikotropika 1

d. Lemari Vaksin/Cold Chain 1

e. Lemari Es 3

2. Pengamanan

a. Teralis Ada

b. Pagar Ada

c. APAR 3

d. CCTV Ada

3. Distribusi

a. Roda 2 2

b. Roda 4 2

4. Administrasi

a. Komputer 9

b. Laptop 8

c. Printer 10

d. Telepon 1

e. Fax 1

f. Sistem Elektronik Obat Ada

g. Koneksi Internet Ada

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota

se Provinsi Bengkulu terdapat sarana pelayanan kesehatan, seperti pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2.1 Sarana Kefarmasian

No Kab/Kota PKM.

Perawatan

PKM. NP

RSU/ TNI/

swasta Apotik

Toko Obat

Toko Alkes

PBF Cab. PBF

PAK Cab. PAK

Page 12: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1111

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

1 Bengkulu Utara 7 15 2 21 6 2 Bengkulu Selatan 3 11 2 28 3 3 Rejang Lebong 7 14 1 27 10 4 Seluma 3 19 1 10 4 5 Kepahiang 3 11 1 13 4 6 Lebong 3 10 1 6 4 7 Mukomuko 6 11 1 23 21 8 Kaur 4 12 1 14 4 9 Kota 3 17 6 115 53 3 15 22 10 Bengkulu Tengah 3 17 1 9 3 11 RS Rujukan Prov 2 JUMLAH 42

137 19 266 112 3 15 22

Catatan untuk di kota: - RSU kota : 1 unit - RS Swasta : 3 unit - RS TNI : 1 unit - RS Polisi : 1 unit Catatan RS Rujukan Provinsi : RS M.Yunus dan RS Jiwa Ketergantungan Obat.

D. LANGKAH–LANGKAH

Adapun langkah–langkah yang dilaksanakan dalam menjalankan

organisasi ini dengan metoda 4 M dan 1 W:

1. Man : Manusia (SDM ada 18 orang)

2. Money : Dana kegiatan (bersumber dari APBD, APBN, dll)

3. Machine : Sarana dan prasarana yang ada

4. Methode : Cara melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana masing-masing program yang telah ditetapkan.

5. What : Program yang akan dilaksanakan sesuai Dengan target Telah ditetapkan , yaitu :

a. Program Kefarmasian dan Alkes

b. Program Obat dan Perbekkes

Beberapa langkah kegiatan yang dilaksanakan :

1. Membuat rencana kegiatan (jenis, jadwal kegiatan, dll)

2. Melaksanakan apa yang sudah ditulis dan menulis apa yang sudah

dilaksanakan.

3. Membangun komunikasi dan kerjasama tim yang baik.

4. Membangun komunikasi yang efektif ke Kabupaten/Kota untuk

mendapatkan data dan informasi lainnya.

5. Melaksanakan pertemuan sesuai rencana program masing-masing.

6. Melaksanakan rapat terbuka seksi untuk pelaksanaan kegiatan

program.

7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada sasaran yang sudah

ditetapkan.

Page 13: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1212

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

8. Membuat laporan feed back hasil monitoring dan evaluasi kepada

sasaran.

9. Melaksanakan diskusi bila ada masalah dalam pelaksanakan

kegiatan sehingga ditemukan solusi yang baik.

10. Melaksanakan kegiatan sesuai aturan yang telah ditetapkan.

11. Melaporkan semua kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-

masing program dengan penuh tanggung jawab.

Page 14: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1313

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

BAB III PERENCANAAN KINERJA

PROGRAM KEFARMASIAN, ALKES DAN PKRT

A. PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Semua kegiatan telah dilaksanakan selama Tahun Anggaran 2019 sesuai

dengan DIPA Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Anggaran 2019.

Tabel 3. 1. Daftar Rincian Pelaksanaan Kegiatan

Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1 Sosialisasi, Evaluasi Pelaksanaan Gema Cermat, dan

Optimalisasi AoC dalam rangka mendukung Germas di Kabupaten Kota Provinsi

23 s/d 25 Juni 2019

2 Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolaan Vaksin dan Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

18 s/d 20 Juni 2019

3 Workshop E-Monev Katalog dalam Mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) dan SIPNAP untuk Unit Layanan

31 Maret s/d 02 April 2019

4 Melaksanakan Monitoring Ketersediaan Obat dan Vaksin serta Hasil Capaian Program Pelayanan Kefarmasian di Fasyankes

1 (satu) TA 2019

5 Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi

1 (satu) TA 2019

6 Peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan monitoring perizinan sarana produksi dan distribusi kefarmasian

09 s/d 11 April 2019

7 Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

1 (satu) TA 2019

8 Melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

20 s/d 23 Maret 2019

9 Melaksanakan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian dan Reviu Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes

23 s/d 25 April 2019

10 Memberikan dukungan administrasi kegiatan dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

1 (satu) TA 2019

11 Melaksanakan Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalan Negeri Dalam Implementasi Instruksi Presiden

26 s/d 28 April 2019

12 Melaksanakan Sampling Produk Alkes dan PKRT Maret s/d Juni TA 2019

13 Melaksanakan Inspeksi Sarana Produksi Alkes dan PKRT dan Sarana Penyalur Alat Kesehatan

1 (satu) TA 2019

Page 15: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1414

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

14 Peningkatan Kemampuan SDM Dalam Melakukan Inspeksi Sarana, Surveilence Produk dan Pengawasan Perizinan Sarana

02 s/d 04 September 2019

B. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN Semua kegiatan telah dilaksanakan selama Tahun Anggaran 2019

sesuai dengan DPA Program Obat dan Perbekkes Tahun Anggaran 2019.

Tabel 3.2. Daftar Rincian Pelaksanaan Kegiatan Program Obat dan Perbekkes TA 2019

NO KEGIATAN Waktu Pelaksanaan

1

Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan

02 s/d 03 Mei 2019

Page 16: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1515

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

A. PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES (DEKONSENTRASI)

1. SOSIALISASI, EVALUASI PELAKSANAAN GEMA CERMAT, DAN OPTIMALISASI AOC DALAM RANGKA MENDUKUNG GERMAS DI KABUPATEN KOTA PROVINSI A. Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 25 Juni 2019

bertempat di Hotel Raffles City Jln. Pariwisata No. 01 Pantai

Panjang Bengkulu Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Nala

Sea Side Jln. Pariwisata Pantai Panjang Bengkulu

b. Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Direktorat Pelayanan

Kefarmasian, Dinkes Provinsi Bengkulu, Dinkes Kota Bengkulu,

BPOM, PD IAI Bengkulu serta PTSP Kota Bengkulu

c. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 155

(seratus lima puluh lima) adapun rincian peserta pertemuan

sebagai berikut:

No Peserta Jumlah

1 Dinas Kesehatan Kab. Kepahiang 12 orang

2 Dinas Kesehatan Kab. Bengkulu Utara 11 orang

3 Dinas Kesehatan Kab. Seluma 12 orang

4 Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 77 orang

5 Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 3 orang

6 Biro Kesra Provinsi Bengkulu 1 orang

B. Hasil Kegiatan

1. Peserta akan melaporkan hasil kegiatan kepada atasan dan akan

mensosialisasikan di lingkungan kerja masing - masing.

Page 17: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1616

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

2. Melakukan perencanaan kegiatan GEMA CERMAT melalui dana

BOK Puskesmas.

3. Peserta kegiatan ini akan mendukung mempercepat pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan penggunaan obat

rasional melalui Gema Cermat dengan mempersiapkan segala hal

terkait pelaksanaannya di lingkungan kerja masing – masing

seperti media sosial, darma wanita, majelis taklim, TP – PKK,

arisan, APOCIL, sekolah, Puskesmas

4. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu akan mempercepat pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan penggunaan obat

rasional melalui Gema Cermat dengan mempersiapkan segala hal

terkait pelaksanaannya (Anggaran, SDM dan hal lainnya).

5. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu akan secara kontinyu

melaksanakan kegiatan terkait GeMa CerMat di Kab lainnya di

Provinsi Bengkulu

6. Organisasi Profesi dapat dengan aktif mensosialisasikan kegiatan

ini ke seluruh anggota organisasinya

7. Bekerjasama dengan IAI Bengkulu untuk melaksanakan kegiatan

ini secara berkelanjutan.

C. Anggaran

Sumber dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

sebesar Rp. 180.024.000 (Seratus Delapan Puluh Juta Dua Puluh

Empat Ribu Rupiah).

2. MENINGKATKAN KAPASITAS SDM DALAM PENGELOLAAN VAKSIN

DAN PENERAPAN E-LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PROVINSI / KAB / KOTA

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 20 Juni 2019

dengan jumlah jam belajar 10 JPL dengan lama 1 JPL @ 60

menit dengan jumlah jam belajar 10 JPL @60 menit.

Page 18: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1717

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

2. Pertemuan Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Pengelolaan

Vaksin dan Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi

Provinsi/Kabupaten/Kota, tanggal 18 s.d 20 Juni 2019

dilaksanakan di Hotel Nala Sea Side Jl. Pantai Pariwisata no. 13

Bengkulu.

3. Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Direktorat Tata

Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Tim E-Logistik

dan Pejabat yang Membidangi Pengelolaan Vaksin) dan Dinas

Kesehatan Provinsi (Bidang Yankes dan P2P)

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1. Masih terdapat kendala dalam penerapan aplikasi e-logistik di

Kabupaten/Kota diantaranya adalah aplikasi e-logistik sulit

untuk di install, aplikasi sering error (tidak bisa mem-back-

up/merestore data), Laporan indikator Output tidak bisa keluar.

2. Fasilitas yang kurang mendukung seperti tidak adanya

komputer/laptop di unit layanan, sehingga harus menggunakan

fasilitas pribadi milik pengelola SIPNAP dan jaringan internet

yang kurang bagus.

3. Terjadinya pergantian staf sehingga petugas yang sudah dilatih

menggunakan aplikasi e-logistik berganti.

4. Anggaran DAK Non Fisik untuk Honor Pengelola e-Logistik tidak

bisa direalisasikan karena kebijakan anggaran daerah.C. Anggaran

Sumber dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

sebesar Rp. 102.406.000 (Seratus Dua Juta Empat Ratus Enam

Ribu Rupiah).

3. WORKSHOP E-MONEV KATALOG DALAM MENDUKUNG

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT (RKO) DAN SIPNAP UNTUK UNIT LAYANAN

A. Pelaksanakan Kegiatan

1. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 31 Maret s.d 02 April

2019 di Hotel Nala Sea Side Bengkulu.

2. Peserta dalam pertemuan Melaksanakan Workshop E- Monev

Katalog Dalam Mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO)

& SIPNAP untuk Unit Layanan Tahun 2019 berjumlah 86

Orang, terdiri dari :

a. Peserta Kabupaten berjumlah 52 orang, dengan kriteria :

Page 19: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1818

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

• 1 (satu) orang Kepala Seksi/UPTD Farmasi Dinas

Kesehatan Kabupaten.

• 1 (satu) orang Petugas Kefarmasian yang menangani

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) Dinas Kesehatan

Kabupaten

• 1 (satu) orang Petugas Pengelola SIPNAP Dinas

Kesehatan Kabupaten

• 1 (satu) orang Petugas Kefarmasian yang Menangani

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) Rumah Sakit

Kabupaten

• 1 (satu) orang petugas SIPNAP Rumah Sakit Kabupaten

• 1 (satu) orang petugas Kefarmasian yang Menangani

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) Apotek/Klinik yang

bekerjasama dengan BPJS

b. Peserta Kota/Provinsi berjumlah 34 orang, dengan kriteria :

• 1 (satu) orang Kepala UPTD Farmasi Dinas Kesehatan

Kota.

• 1 (satu) orang petugas Kefarmasian yang menangani

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) Dinas Kesehatan

Kota Bengkulu.

• 1 (satu) orang petugas Pengelola SIPNAP Dinas

Kesehatan Kota Bengkulu.

• 1 (satu) orang petugas Kefarmasian yang Perencanaan

Kebutuhan Obat (RKO) Rumah sakit/Apotek/Klinik

Kota Bengkulu.

• 17 (tujuhbelas) orang petugas Kefarmasian yang

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) dan Pengelola

SIPNAP Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

3. Menyiapkan Narasumber Workshop E- Monev Katalog Dalam

Mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) & SIPNAP

untuk Unit Layanan Tahun 2019 di Provinsi Bengkulu sesuai

dengan Kualifikasi dan materi pertemuan yang dibutuhkan

dengan Narasumber berasal dari Dinkes Provinsi Bengkulu,

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI dan UKPBJ Kab. Bengkulu Utara

4. Materi :

Page 20: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

1919

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

a. Optimalisasi Peran daerah dalam Peningkatan Program

Kefarmasian Menuju UHC

b. Perencanaan Kebutuhan Obat Melalui Pengelolaan Obat

Satu Pintu (One Gate Policy) di Instalasi Farmasi Provinsi

Bengkulu

c. Kebijakan Perencanaan Kebutuhan Obat dan Tantangan

Pengadaan Obat Tahun 2019

d. Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

e. Perencanaan Kebutuhan dan Penggunaan Obat Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

f. Evaluasi Ketersediaan Obat dan Vaksin serta Implementasi

Pelaksanaan SIPNAP dan RKO di Provinsi Bengkulu

g. Implementasi Pengadaan Obat Melalui e-katalog di Kab.

Bengkulu Utara

B. Hasil Kegiatan

1. Pelaksanaan Workshop E- Monev Katalog Dalam Mendukung

Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO) & SIPNAP untuk Unit

Layanan Tahun 2019 penting untuk dilaksanakan secara

bersinambung, mengingat perlu data dan informasi terkait

Rencana Kebutuhan Obat tingkat Kab/Kota maupun di Provinsi

yang tepat dan akurat.

2. Penyampaikan usulan RKO harus disampaikan tepat waktu dan

data yang disampaikan telah terkoordinasi antara pengelola

Program dan pengelola farmasi.

3. Pelaporan SIPNAP agar disampaikan tepat waktu, paling lambat

tanggal 10 setiap bulannya

4. Agar Dinkes Kab/Kota dan unit layanan (IF, RS, Apotek dan

klinik) dapat melakukan up date data, agar dihasilkan data

pelaporan Narkotika dan Psikotropika yang akurat

5. Perlunya peningkatan koordinasi antara pengelola obat di

instalasi farmasi dan pemegang program sehingga terbentuk

persamaan persepsi dalam pengelolaan obat program

6. Perlunya penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur)

dalam melakukan pengelolaan obat yang melibatkan

pengelolaan instansi farmasi dan penglola program

7. Dilakukan pembinaan yang berjenjang terhadap unit layanan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang software SIPNAP

Page 21: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2020

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

pada unit layanan yang berada diwilayah kerjanya masing-

masing.

8. Untuk masalah fasilitas, diharapkan adanya komitmen bersama

untuk melakukan pengadaan sarana prasarana penunjang

seperti laptop/PC dan Modem/jaringan.

9. Untuk masalah kesadaran pengelola, diharapkan kepada

Dinkes Provinsi dan Dinkes Kab/Kota untuk sering

mengingatkan kapada pengelola SIPNAP di unit layanan akan

pentingnya pelaporan SIPNAP yang dilakukan unit layanan.

10. Perlu dilakukan evaluasi pelaporan SIPNAP oleh Dinkes

Kab/Kota untuk mengetahui kendala dan permasalahan yang

ada

C. Anggaran

Sumber dana adalah DIPA Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

sebesar Rp. 169.234.000 (Seratus Enam Puluh Sembilan Juta Dua

Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah).

4. MELAKSANAKAN MONITORING KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN SERTA PELAYANAN KEFARMASIAN DI FASYANKES A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan ini berupa dilakukan sebanyak satu kali dalam

setahun ke Kab/Kota melalui metode observasi dan wawancara.

2. Tempat Tujuan adalah :

a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se Provinsi Bengkulu

b. Puskesmas di Kabupaten/Kota yang terdiri dari :

- Puskesmas Kab sebanyak 20 (dua puluh ) Puskesmas

- Puskesmas Kota sebanyak 20 (dua puluh) Puskesmas

B. Hasil Kegiatan

1. Instalasi Farmasi di Kab/Kota melakukan Manajemen

Pengelolaan Obat dan Vaksin sesuai standar sebesar 80 %.

2. Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Tengah belum

melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin sesuai

standar

3. Pemantauan ketersediaan Obat Esensial (150 item) di Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota sebesar 66.26 %

Page 22: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2121

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

4. Puskesmas di Kabupaten yang dilakukan monitoring telah

mencapai target 85 % (telah memiliki 80% (18 item obat ) dari

20 item indikator Puskesmas)

5. Puskesmas Cahaya Negeri, Puskesmas Keban Agung dan Tebat

Karai belum memiliki 80% (18 item obat) dari 20 item indikator

Puskesmas

6. Puskesmas di Kota Bengkulu yang dilakukan monitoring telah

mencapai target 95 % (telah memiliki 80% (18 item obat ) dari

20 item indikator Puskesmas)

7. Puskesmas Lingkar Barat belum memiliki 80% (18 item obat)

dari 20 item indikator Puskesmas

8. Puskesmas yang telah memiliki tenaga Apoteker sebanyak 12

(dua belas)Puskesmas

9. Puskesmas yang tidak memiliki tenaga kefarmasian (Apoteker

maupun Tenaga Tekhnis Kefarmasian) sebanyak 5 (lima)

Puskesmas

10. Puskesmas yang telah melaksanakan Pelayanan Kefarmasian

dengan kategori baik sebanyak 2 (dua) Puskesmas.

11. Puskesmas yang telah melaksanakan Pelayanan Kefarmasian

dengan kategori cukup sebanyak 37 (tiga puluh tujuh)

Puskesmas.

12. Puskesmas yang telah melaksanakan Pelayanan Kefarmasian

dengan kategori kurang sebanyak 1 (satu) Puskesmas.

13. Rerata Pesentase evaluasi penerapan FORNAS di Puskesmas

sebesar 92.14 %

C. Anggaran

Sumber dana adalah DIPA Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

sebesar Rp. 52.902.000 (Lima Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Dua

Ribu Rupiah).

5. MEMBIAYAI PENDISTRIBUSIAN DAN PENGEMASAN KEMBALI

OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI A. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam rangka mendukung pengelolaan obat satu pintu (one

gate policy) Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan telah melakukan

pengelolaan obat buffer dan obat Program.

Obat buffer terdiri dari obat PKD dan Alkes sedangkan obat

program terdiri dari obat TB, HIV AIDS, malaria, KIA, saluran

Page 23: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2222

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

cerna, filariasis dan kecacingan, gizi dan keswa tetapi pengelolaan

vaksin masih dikelola oleh bidang P2P. Koordinasi lintas program

sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan harmonisasi dan

integrasi dalam pengelolaan obat di instalasi farmasi terutama

dalam hal perencanaan dan pendistribusian.

Prinsip dalam pendistribusian obat dari Dinas Kesehatan

Provinsi ke Kab/Kota atau unit layanan dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu:

1. Pull Distribution, yaitu kab/Kota/unit layanan mengajukan

permintaan kebutuhan kepada provinsi.

2. Push Distribution, artinya provinsi secara pro-aktif melakukan

pengiriman obat tanpa menunggu permintaan dari kab/kota

yang membutuhkan.

Pada kondisi normal pendistribusian dilakukan secara pull

distribution sedangkan pada saat bencana kedua cara distribusi

tersebut dapat dilakukan.

Tata cara Pendistribusian obat buffer stok dan program:

1. Kab/Kota/unit layanan yang mengalami kekurangan atau

kekosongan obat mengajukan permohonan permintaan obat ke

Dinkes Provinsi Bengkulu.

2. Permohonan harus ditanda tangani atau diketahui oleh Ka.

Dinkes Kab/Kota.

3. IF Dinkes Provinsi akan melakukan penilaian terhadap

permintaan obat dari Kab/Kota dengan memperhatikan jumlah

permintaan, sisa stok Kab/Kota, ketersediaan obat buffer stok

provinsi.

4. Khusus obat program, IF Provinsi akan berkoordinasi dengan

pengelola program terkait.

5. Khusus obat program HIV AIDS pengajuan permintaan selain

secara tertulis juga mengajukan permintaan melalui aplikasi

SIHA, Pengelola program dan petugas IF Provinsi akan

berkoordinasi dengan merespon/menyetujui proses permintaan

pada aplikasi SIHA tersebut.

6. Selanjutnya Ka.Dinkes Provinsi akan menyampaikan perintah

kepada petugas pengelola untuk mengirimkan obat kepada

Kab/Kota.

Page 24: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2323

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

7. Petugas pengelola mengirimkan obat buffer/program kepada

Kab/Kota dengan mengacu pada perintah Ka.Dinkes Provinsi

Bengkulu.

Metode distribusi

1. Obat langsung diantar oleh Dinkes Provinsi Bengkulu ke

Kabupaten

2. Obat diambil sendiri oleh Kab/Kota/unit layanan di IF Dinkes

Provinsi Bengkulu.

Distribusi obat dilakukan ke Kabupaten yaitu sebanyak 2 periode

per kabupaten atau menyesuaikan, sedangkan pengiriman obat

dalam wilayah kota Bengkulu anggaran pendistribusian tidak

tersedia.

Anggaran

DIPA Program Kefarmasian dan Alkes tahun 2019 menyediakan

anggaran Distribusi Obat sebesar Rp. 59.864.000 (Lima Puluh

Sembilan Juta Delapan Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah).

Diagram Frequensi Distribusi Obat Buffer Stock Tahun 2019

Page 25: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2424

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Tabel 3.3 Jumlah Distribusi Obat ke Kabupaten/Kota

No

Nama Kabupaten

Jumlah Distribusi

1 Kota Bengkulu 9

2 Kab. Rejang Lebong 1

3 Kab. Bengkulu Utara 4

4 Kab. Kaur 3

5 Kab. Seluma 7

6 Kab. Mukomuko 4

7 Kab. Lebong 2

8 Kab. Kepahiang 5

9 Kab. Bengkulu Tengah 3

10 Kab. Bengkulu Selatan 4

11 Lain-lain 12 Total 54

B. Hambatan dan masalah:

1. Permintaan obat Kab/Kota umumnya belum mencantumkan

sisa stok pada daftar permintaan sehingga IF Provinsi Bengkulu

kesulitan melakukan penilaian pemenuhan permintaan dan

penyesuaian stok IF Provinsi.

2. Permintaan obat Kab/Kota disampaikan bersamaan dengan

pengambilan oleh Kab/Kota sehingga alur dan disposisi belum

sepenuhnya sesuai protap yang tersedi

Stok Opname

Stok opname obat merupakan proses yang dilakukan secara berkala

untuk menghitung fisik obat dan persediaan yang sebenarnya.

Tujuan:

1. Untuk memantau ketersediaan obat secara berkala.

2. Untuk mengetahui kesesuaian jumlah fisik obat dengan catatan

dalam pembukuan dan kartu stok.

Pelaksanaan:

Stok opname untuk obat buffer stok dan program tahun 2019 telah

dilaksanakan per tgl 31 Desember 2019.

Page 26: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2525

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

6. PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM DALAM MELAKUKAN MONITORING PERIZINAN SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pertemuan dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas SDM

Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota agar siap dalam melakukan

monitoring dan pembinaan terhadap sarana Prodis Kefarmasian,

sehingga kegiatan monitoring dapat menghasilkan solusi dalam

permasalahan perizinan, dilaksanakan pada tanggal 09 sampai

dengan 11 April 2019 di Hotel Nala Sea Side Jl. Pantai

Pariwisata No. 13 Bengkulu.

2. Peserta dalam pertemuan Meningkatkan Kemampuan SDM

Dalam Melakukan Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan

Distribusi Kefarmasian berjumlah 33 Orang.

a. Peserta Kabupaten berjumlah 18 orang, dengan kriteria :

• 1 (satu) orang Kepala Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT

• 1 (Satu) orang Penanggungjawab Perizinan OT, Kosmetika

dan Distribusi Obat atau seksi yang membawahi perizinan

tersebut

b. Peserta Kota berjumlah 15 orang, dengan kriteria :

• 1 (satu) orang Kepala Seksi Kefarmasian

• 1 (satu) orang Penanggungjawab Obat Tradisonal,

Kosmetik dan Distribusi Obat atau Seksi yang

membawahi

• 1 (Satu) orang Pimpinan / Penanggungjawab PD IA I

• 1 (Satu) orang Pimpinan / Penanggungjawab PC IA I

• 1 (Satu) orang Penanggungjawab perwakilan Apotek

• 8 (delapan) orang Peserta Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu

B. Hasil Kegiatan

Page 27: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2626

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

1. Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik

diatur dalam PP 24/2018 dan Permenkes 26/2018 (sektor

Kesehatan) dimana terdapat 33 jenis perizinan termasuk

perizinan Industri Farmasi, PBF, SPP-PIRT,IOT,IKOS,IEBA.

2. Kedepan akan dikembangkan suatu sistem monitoring untuk

mendukung implementasi Monev Perizinan ke sarana Prodis

Kefarmasian melalui Monev E-Licensing.

3. Perlunya Kerjasama dan Integrasi yang baik antara Pelaku

Usaha, Masyarakat dan Pemerintah dalam meningkatkan

keamanan pangan di Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

4. Pembinaan Sarana Prodis Kefarmasian merupakan tugas dari

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi dan Pengawasan

merupakan tugas dari BPOM.

5. Dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian agar sarana

pelayanan kesehatan mengacu kepada Permenkes No 72/73/74

tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS,

Apotek dan Puskesmas.

6. Dalam upaya meningkatkan Pelayanan Kefarmasian di Sarana

Pelayanan Kesehatan agar dilakukan advokasi terhadap stake

holder dalam pemenuhan SDM kefarmasian mengingat jumlah

tenaga kefarmasian yang sangat minim di terutama di

Puskesmas.

7. Kedepannya akan dikembangkan suatu aplikasi SIMONA yang

memuat tentang sistem perizinan, monitoring dan pembinaan

apotek, dan data apotek yang dapat diakses kab/kota/provinsi

dan pusat.

8. Penggunaan Bahan Tanbahan Pangan (BTP) diatur dalam

Permenkes No 033/2012 tentang BTP dan Perka BPOM tentang

batas maksimum penggunaan BTP.

9. Hygiene Sanitasi merupakan factor penting dalam keamanan

pangan.

10. Sejak dikeluarkannya PP No 24/2018 dan Permenkes No

26/2018 (sektor kesehatan) semua perizinan dilakukan melalui

Online Submission System (OSS) kecuali Pertambangan,

Keuangan, Properti dan Perumahan.

C. Anggaran

Page 28: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2727

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Sumber dana adalah DIPA Program Kefarmasian dan Alkes TA 2019

sebesar Rp. 79.152.000 (Tujuh Puluh Sembilan Juta Seratus Lima

Puluh Dua Ribu Rupiah).

7. MONITORING PERIZINAN SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

KEFARMASIAN A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan monitoring perizinan produksi dan distribusi

kefarmasian dilaksanakan terhadap sarana PBF di wilayah Kota

Bengkulu dan Sarana IRTP di Kabupaten/Kota di Provinsi

Bengkulu.

2. Kegiatan Monitoring terhadap PBF dilakukan dengan melakukan

penilaian terhadap aspek:

a. Perizinan

b. Aktifitas Penyaluran/Distribusi

c. Pelaporan e-report PBF

d. Pengelolaan produk

3. Kegiatan Monitoring Perizinan dan Pembinaan Industri Rumah

Tangga Pangan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Mei 2019

sampai dengan Minggu ke-2 bulan November 2019 di 36 Sarana

IRTP yang ada di Provinsi Bengkulu. 36 Sarana IRTP tersebut

terdiri dari 16 sarana yang ada di kabupaten dan 20 Sarana yang

ada di kota Bengkulu.

B. Hasil Kegiatan

1. Pembinaan Sarana PBF

Pembinaan Sarana PBF dilakukan terhadap 15 Sarana PBF

yang ada di Kota Bengkulu, dengan hasil:

a. Alamat, Direktur dan APJ sesuai dengan izin PBF yang

masih berlaku

b. Aktifitas penyaluran masih berjalan sesuai dengan

ketentuan

c. Pelaporan e- report PBF aktif

Page 29: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2828

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

d. Sarana dan prasarana seperti pengatur suhu, kelembaban

ruangan serta kontrol hama tersedia dan ada kartu

kontrolnya.

e. Stok persediaan obat masih ada

f. Berkas Administrasi lengkap

g. sudah melakukan Pemutakhiran data melalui OSS

2. Pembinaan Sarana IRTP

a. IRTP yang telah memiliki Sertifikat SPP-IRT sebanyak 27

sarana (75 %)

b. IRTP yang telah memiliki Sertifikat PKP sebanyak 28 sarana

(77.8 %)

c. IRTP yang telah menerapkan CPPB-IRT sebanyak 8 sarana

(22.2 %)

d. IRTP yang belum sepenuhnya menerapkan CPPB-IRT

sebanyak 28 sarana (77.8 %)

e. IRTP yang menyediakan kotak P3K sebanyak 12 sarana

(33.3 %)

C. Anggaran

Sumber dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. 44.712.000,- (Empat Puluh Empat Juta Tujuh Ratus

Dua Belas Ribu Rupiah).

8. MELAKSANAKAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PROGRAM

KEFARMASIAN DAN ALKES A. Pelaksanaan Kegiatan

ii. Kegiatan dilaksanakan tgl 20 s/d 23 Maret 2019 di Provinsi

Lampung.

iii. Peserta Kegiatan adalah Pejabat Struktural di Dinas Kesehatan

Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

iv. Materi yang disampaikan adalah:

a. Prioritas Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019.

b. Penguatan Dukungan Manajemen Kefarmasian dan Alkes di

Era Digital.

Page 30: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

2929

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

c. Optimalisasi Peran Daerah dalam Rangka Peningkatan

Pelayanan Kefarmasian Menuju Universal Health Coverage

(UHC).

d. Prioritas Kegiatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2019.

e. Penerapan Pengawasan Alkes dan PKRT di Daerah.

f. Kolaborasi Pusat dan Daerah dalam Rangka Monitoring

Sertifikat Produksi dan Distribusi Kefarmasian serta

Kemandirian Bahan Baku Obat.

g. UHC dalam Pembangunan Kesehatan

h. Implementasi SPM Bidang Kesehatan dalam Upaya

Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Daerah.

i. Rencana Aksi Program PTM, TB dan Imunisasi, serta

Dukungan Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang

Dibutuhkan.

j. Pokok-pokok Draft Awal Rancangan RPJMN Teknokratik

2020-2024 Pembangunan Kesehatan.

k. Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan

2020-2024.

l. Rencana Aksi Penurunan AKI-AKN dan Stunting , serta

Dukungan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

B. Hasil Kegiatan

Berdasarkan pembahasan selama RAKONAS, kami peserta Rakonas

Regional Barat bersepakat untuk sungguh–sungguh melaksanakan

Kolaborasi Pusat dan Daerah dalam Rangka Peningkatan Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menuju Universal Health Coverage

(UHC) melalui:

1. Mendukung Program Indonesia Sehat dan penanganan 5

masalah prioritas bidang kesehatan tahun 2019, yaitu

percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI)/ angka

kematian neonatal (AKN), penurunan stunting, percepatan

eliminasi tuberculosis (TBC), pencegahan dan pengendalian

Penyakit Tidak Menular (PTM) serta peningkatan cakupan dan

mutu imunisasi dasar lengkap melalui jaminan akses terhadap

sediaan farmasi dan alat kesehatan serta berupaya mendorong

perubahan paradigma menuju paradigma sehat.

Page 31: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3030

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

2. Menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai dasar

perencanaan, pengganggaran dan pelaksanaan kegiatan prioritas

di bidang pembangunan kesehatan, dengan berpedoman pada

UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, PP Nomor 2

Tahun 2018 tentang SPM, Permendagri No 100 Tahun 2018

tentang Penerapan SPM dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019

tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar

Bidang Kesehatan.

Selain itu juga akan memanfaatkan SPM sebagai bahan advokasi

dan meningkatkan integrasi lintas program untuk mendukung

perencanaan – penganggaran bidang kesehatan, terutama untuk

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Pusat dan Daerah.

3. Menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan fokus

pada mutu pelayanan yang sejalan dengan indikator WHO yakni

effective coverage (EC) sehingga berdampak pada meningkatnya

usia harapan hidup. Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota akan berperan

menjamin akses terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan

serta dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian sesuai

standar di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini sebagai salah

satu dukungan dalam penguatan layanan primer guna mencapai

Universal Health Coverage (UHC).

4. Mewujudkan jaminan akses terhadap sediaan farmasi dan alat

kesehatan, dan mendorong paradigma sehat, dalam

pembangunan kesehatan menuju Universal Health Coverage

(UHC), secara terintergrasi antara Ditjen Kefarmasian dan Alat

Kesehatan dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinkes

Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota melalui:

a. Jaminan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan vaksin

yang berkualitas;

b. Berperan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif dalam penanggulangan penyakit tidak menular;

c. Melakukan pelayanan kefarmasian yang bermutu, dan

melakukan langkah-langkah spesifik untuk memperkuat

pengendalian resistensi antimikroba;

Page 32: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3131

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

d. Peningkatan daya saing industri dan kepedulian penggunaan

sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri;

e. Peningkatan mutu pelayanan publik di bidang sediaan

farmasi dan alat kesehatan; serta

f. Penguatan SDM dalam pengawasan alat kesehatan dan PKRT

di daerah

5. Meningkatkan komitmen dan kolaborasi Pusat dan Daerah serta

penguatan inovasi pemanfaatan teknologi digital dalam

menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk menjamin akses sediaan

farmasi dan alat kesehatan bagi pembangunan kesehatan.

C. Anggaran

Sumber dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. 68.264.000,- (Enam Puluh Delapan Juta Dua Ratus

Enam Puluh Empat Ribu Rupiah).

9. MELAKSANAKAN REVIU DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN DAN REVIU PEMUTAKHIRAN DATA KEFARMASIAN DAN ALKES A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pertemuan Reviu Dana Alokasi Khusus (Dak) Sub Bidang

Pelayanan Kefarmasian Dan Reviu Pemutakhiran Data

Kefarmasian Dan Alkes, dilaksanakan selama 3 (tiga) hari

efektif tanggal 23 s.d 25 April 2019 dengan jumlah jam

belajar 12 JPL @60 menit di Hotel Nala Sea Side Jl. Pantai

Pariwisata No. 13 Bengkulu.

2. Peserta dalam pertemuan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK)

Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian Dan Reviu Pemutakhiran

Data Kefarmasian Dan Alkes berjumlah 32 Orang.

Peserta Kabupaten berjumlah 18 orang, dengan kriteria:

a. 1 (satu) orang Pengelola Data Kefarmasian dan Alkes Dinas

Kesehatan Kabupaten

b. 1 (satu) orang Penanggungjawab Kegiatan DAK kefamasian

Dinas Kesehatan Kabupaten

c. Peserta Kota berjumlah 3 orang

Peserta Provinsi berjumlah 11 orang

B. Hasil Kegiatan

Page 33: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3232

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

1. Kegiatan Pertemuan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub

Bidang Pelayanan Kefarmasian dan Reviu Pemutahiran Data

Kefarmasian dan Alkes tahun 2019 telah terlaksana dengan

baik sesuai dengan rencana dan tujuan yang ditetapkan.

2. Meningkatkan Koordinasi secara berjenjang untuk

menghasilkan data yang akurat dan valid.

3. Meningkatkan Koordinasi dan sinergi antara Dinas kesehatan

Kab/Kota dan Provinsi dalam melakukan perencanaan melalui

e- Desk DAK sub Bidang Pelayanan Kefarmasian

4. Dihasilkannya pemutakhiran data kefarmasian melalui aplikasi

SIMADA.

5. Adanya komitmen dari peserta kabupaten/ kota untuk

melakukan e- desk DAK tahun 2020 , melakukan pendataan

dan verifikasi serta update Kefarmasian melalui SIMADA secara

realtime

6. Agar Dinas Kesehatan Kab/Kota dapat melaporkan realisasi

DAK setiap triwulan melalui Aplikasi SIMADA

7. Narasumber Pusat bersedia untuk menjadi narasumber baik di

tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam memberikan

bimbingan teknis tentang kendala serta permasalahan yang

ada.

8. Peserta telah sepakat untuk meningkatkan kepatuhan dalam

pelaporan data kefarmasian sehingga proses pelaporan dapat

lebih cepat dan tepat waktu.

C. Anggaran

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp 78.824.000 (Tujuh Puluh Delapan Juta Delapan Ratus

Dua Puluh Empat Ribu Rupiah).

10. ADMINISTRASI KEGIATAN DEKONSENTRASI PROGRAM KEFARMASIAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2019 A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Administrasi Kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan

Alat Kesehatan terdiri dari:

a. Pembayaran Honor Operasional Satker:

- Honor KPA

- Honor PPK

Page 34: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3333

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

- Honor PPSPM

- Honor Bendahara Pengeluaran

- Honor Staf Pengelola Keuangan

- Honor Petugas SAI

b. Belanja Barang Persediaan dan Konsumsi, berupa ATK

penunjang pelaksanaan kegiatan selama 12 bulan.

c. Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka pelaksanaan fungsi

program, keuangan dan perbendaharaan.

d. Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk

Diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

2. Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Dekonsentrasi Program

Kefarmasian dilaksanakan selama 12 bulan.

B. Hasil Kegiatan

1. Terselenggaranya Pembayaran Honor Operasional Satker selama

12 bulan.

2. Tercukupinya ATK penunjang pelaksanaan kegiatan

dekonsentrasi selama 12 bulan.

3. Terlaksananya fungsi program, keuangan dan perbendaharaan

Satker selama 12 bulan.

4. Terlaksananya kegiatan belanja barang penunjang

dekonsentrasi untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah

dalam bentuk penyerahan BAST antara Pusat dan Daerah.

C. Anggaran

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. 174.640.000 (Seratus Tujuh Puluh Empat Juta Enam

Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).

11. WORKSHOP PENINGKATAN PENGGUNAAN ALKES DALAM NEGERI

DALAM IMPLEMENTASI INSTRUKSI PRESIDEN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan dilaksanakan berupa pertemuan dilaksanakan pada

tanggal 26 s.d 28 Februari 2019 dengan jumlah jam belajar 12

JPL dengan lama 1 JPL @ 60 menit. Kegiatan ini dilaksanakan

di Hotel Raffles City Jalan Pariwisata No 1 Pantai Panjang

Bengkulu

2. Peserta berjumlah 34 peserta

3. Narasumber berjumlah 7 orang berasal dari :

Page 35: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3434

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

- Direktorat Penilaian Alkes dan PKRT

- Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

- RS. M. Yunus

- Unit Layanan Pengadaan Provinsi Bengkulu

4. Materi

- Implementasi Kebijakan Rencana Aksi Pengembangan Industri

Alat Kesehatan

- Upaya Peningkatan Penggunaan Alkes Dalam Negeri

- Evaluasi Program Alkes dan PKRT Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu

- Pemenuhan dan Pengelolaan Sarana Prasarana dan Alkes Sesuai

Standar dalam Mendukung Akreditasi Fasyankes

- Gerakan Masyarakat Penggunaan Alkes & PKRT yang Baik

- Tatacara Pengadaan Alkes melalui e-Catalog

- Pengadaan Alkes dan Persediaan Farmasi dengan e-Catalog

B. Hasil Kegiatan

1. Sesuai dengan Inpres No. 6 Tahun 2016, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit agar meningkatkan

pengadaan dan penggunaan alat kesehatan produkasi dalam

negeri (AKD).

2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit wajib

mengadakan alat kesehatan dari sumber resmi yaitu penyalur

alat kesehatan maupun cabang penyalur alat kesehatan sesuai

dengan kapasitasnya masing-masing.

3. Alat kesehatan yang diadakan wajib memiliki izin edar, hal ini

perlu dipastikan terutama saat pengadaan di luar e catalog.

4. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota melakukan

pengawasan dan pengendalian terhadap produksi, distribusi,

serta penggunaan alat kesehatan sesuai dengan kewenangan

masing-masing.

5. Sistem e-katalog yang diterapkan dalam proses tender obat dan

alat kesehatan diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi

perkembangan industri alat kesehatan dalam negeri.

C. Anggaran

Page 36: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3535

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. 81.250.000 (Delapan Puluh Satu Juta Dua Ratus Lima

Puluh Ribu Rupiah).

12. MELAKSANAKAN SAMPLING PRODUK ALKES DAN PKRT

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan Sampling Alkes dan PKRT Program Kefarmasian dan

Alkes Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2019 dilaksanakan di

wilayah kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Rejang

Lebong, dan Kota Bengkulu.

2. Sampel yang diuji sebanyak 36 jenis yang terdiri dari 26 sampel

Alkes dan 10 jenis sampel PKRT. Sampel alat kesehatan yang

diuji adalah alkes yang banyak dipakai oleh tenaga kesehatan

maupun masyarakat yaitu disposable syringe, infusion set, dan

foley catheter dengan parameter uji sterilitas, serta pantyliner

dan pembalut wanita dengan parameter uji fluorosensi. Untuk

sampel PKRT yang diuji yaitu handwash (uji antibakteri) dan

diapers anak (uji daya serap dan fluorosensi)

3. Pengujian dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Jakarta dan Laboratorium Sucofindo Bekasi

B. Hasil Kegiatan

Hasil uji menunjukkan bahwa dari 26 jenis sampel Alkes ada 2 jenis

yang tidak memenuhi syarat uji sterilitas. Untuk hasil uji 10 jenis

PKRT seluruh sampel memenuhi syarat. Hasil pengujian dikirimkan

ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT Kementerian Kesehatan

RI.

C. Anggaran

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. Rp. 80.232.000 (Delapan Puluh Dua Ratus Tiga Puluh

Dua Ribu Rupiah).

13. MELAKSANAKAN INSPEKSI SARANA PRODUKSI ALKES DAN PKRT

DAN SARANA PENYALUR ALAT KESEHATAN A. Pelaksanaan Kegiatan

Page 37: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3636

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Inspeksi dilaksanakan melalui kunjungan pemeriksaan langsung ke

sarana PAK dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Pembukaan

Tim inseksi memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan

tujuan kunjungan

2. Proses pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan

cara/metode wawancara dan observasi

3. Penutup

Tim inspeksi menyampaikan hasil inspeksi terkaiT temuan yang

memerlukan perbaikan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan

yang ditandatangani seluruh anggota tim dan perwakilan PAK

B. Hasil Kegiatan

Hasil inspeksi menunjukkan bahwa dari 22 sarana yang diinspeksi:

Ø Memenuhi Syarat : 6 sarana

Ø TIdak Memenuhi Syarat : 16 sarana

C. Anggaran

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. Rp. 11.700.000 (Sebelas Juta Tujuh Ratus Ribu

Rupiah).

14. MENINGKATKAN KEMAMPUAN SDM DALAM MELAKUKAN INSPEKSI

SARANA, SURVEILANCE PRODUK DAN PENGENDALIAN PERIZINAN SARANA A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan dilaksanakan berupa pertemuan dilaksanakan pada

tanggal 2-4 September 2019 bertempat di Hotel Raffles City

dengan jumlah jam belajar 12 JPL dengan lama 1 JPL @ 60

menit. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Raffles City Jalan

Pariwisata No 1 Pantai Panjang Bengkulu

2. Peserta berjumlah 42 orang

3. Narasumber terdiri dari Narasumber yang berasal dari:

1. Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT

2. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

3. DPMPTSP Kota Bengkulu

4. Materi:

1. Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam Pengawasan Alkes

dan PKRT

Page 38: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3737

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

2. Kebijakan Pengawasan Alkes & PKRT

3. Pelaksanaan Sampling dan Pengujian

4. Reformasi Perizinan Sertifikat Produksi & Distribusi Alat

Kesehatan & PKRT

5. Tata Cara Perizinan Bidang Kesehatan di Kota Bengkulu

6. Pengenalan Produk Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan

Rumah Tangga

7. Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

8. Pelaporan KTD dengan Aplikasi E-Watch.

B. Hasil Kegiatan

1. Pengawasan Alkes dan PKRT bertujuan untuk menjamin

keamanan, mutu, manfaat Alkes dan PKRT yang beredar di

masyarakat.

2. Pengawasan dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi

serta pengawasan produk Alkes dan PKRT

3. Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam pelaksanaan

pengawasan adalah :

1. Memberikan izin Cabang PAK

2. Melakukan Inspeksi Sarana Prodis Alkes dan PKRT

3. Melaksanakan Sampling

4. Melakukan Sosialisasi Regulasi

Peran Dinkes Kab/Kota dalam Pengawasan Alkes adalah :

1. Memberikan izin Toko Alkes

2. Memberikan Izin Perusahaan Rumah Tangga Alkes dan

PKRT

3. Melakukan Inspeksi Sarana Toko Alkes

4. Melakukan Sosialisasi Regulasi Kepada Toko Alkes

5. Mengupayakan penganggaran kegiatan Program Alkes dan

PKRT serta melakukan koordinasi yang baik antara

DPMPTSP dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam hal

perizinan bidang kesehatan terutama dalam hal perizinan

Alkes dan PKRT.

C. Anggaran

Page 39: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3838

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Sumber Dana DIPA Program Kefarmasian dan Alkes Tahun 2019

sebesar Rp. 110.311.000,- (Seratus Sepuluh Juta Tiga Ratus Sebelas

Ribu Rupiah).

B. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN (APBD)

1. MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI

SARANA KESEHATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian di

Sarana Kesehatan dilaksanakan pada tanggal 02 s.d 03 Mei

2019 di Aula Dua Putri Jln. Lintas Kepahiang Pagar Alam

Kel. Pasar Ujung Kab. Kepahiang.

2. Peserta dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelayanan

Kefarmasian di Sarana Kesehatan berjumlah 22 (dua puluh

dua) orang peserta dengan rincian sebagai berikut:

Peserta Puskesmas Kab. Kepahiang

No Peserta Jumlah

1 Tenaga Kesehatan di Puskesmas 21 (dua puluh satu) orang

Peserta Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

No Peserta Jumlah

1 Dinas Kesehatan Kab. Kepahiang 1 (satu) orang

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1. Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas melakukan advokasi

kepada stakeholder agar mendukung kegiatan dalam

peningkatan Pelayanan Kefarmasian dan POR baik dalam

Page 40: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

3939

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

bentuk kebijakan (regulasi) maupun pengalokasian anggaran

dalam APBD kabupaten/kota

2. Meningkatkan koordiinasi antara Dokter Penulis Resep dan

tenaga Teknis Kefarmasian dalam meningkatkan Pelayanan

Kefarmasian dengan berbagai inovasi dan melakukan edukasi

dalam penggunaan obat secara bijak pada masyarakat (

Gema Cermat)

3. Tenaga Kefarmasian di Puskesmas membuat rekapan

kegiatan PIO dan Konseling serta pemantauan Penggunaan

Obat Rasional (POR) di Puskesmas setiap bulan sesuai format

dari Kemenkes RI dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten / Kota dan selanjutnya Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi laporan POR dan

dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap Triwulan.

4. Dokter Penulis Resep di Puskesmas agar menandai setiap

resep dengan kode / tanda untuk 3 (tiga) indikasi penyakit

yakni ISPA Non Pneumonia, Diare Non Spesifik dan Myalgia

yang telah disepakati dengan Apoteker/ Tenaga Teknis

Kefarmasian di Puskesmas untuk memudahkan dalam

pencatatan dan pelaporan POR

5. Pencatatan dan Pelaporan POR dilakukan dengan cara

mengumpulkan lembar resep minimal 25 lembar tiap indikasi

penyakit setiap bulannya (75 lembar resep) untuk

mendapatkan data yang valid sebagai bahan perencanaan

dan pengambilan kebijakan.

C. Anggaran

Sumber Dana DPA Program Obat dan Perbekkes Tahun 2019

sebesar Rp.

C. REALISASI ANGGARAN 1. PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES (DEKONSENTRASI)

Pada Tahun 2019, Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT mendapat

alokasi Anggaran Program Kefarmasian dan Alkes yang bersumber

APBN (Dana Dekonsentrasi) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

sebesar Rp. 1.293.515.000,-. Realisasi anggaran Tahun 2019 adalah

sebesar Rp. 1.282.063.900,- atau sebesar 99,11 %. Realisasi

Anggaran secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 41: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4040

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Tabel 4.2. Realisasi Anggaran yang Bersumber

Dana Dekonsentrasi Tahun 2019 NO. PROGRAM/KEGIATAN PAGU REALISASI

(Rp) (Rp) (%)

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

180,024,000 179,828,300 99.89

2.

Peningkatan Tata Kelola Obat Publik & Perbekalan Kesehatan

384,406,000 381,491,400 99.24

3.

Peningkatan Produksi & Distribusi Kefarmasian

123,864,000 122,542,200 98.93

4.

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Pada Progam Kefarmasian & Alat kesehatan

321,728,000 321,595,500 99.96

5.

Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

81,250,000 81,248,800 99.99

6.

Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan & Pebekalan Kesehatan Rumah Tangga

202,243,000 195,357,700 96.60

JUMLAH 1.293.515.000 1.282.063.900 99.11

Page 42: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4141

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

2. PROGRAM OBAT DAN PERBEKKES (ABPD PROVINSI)

Kegiatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2019,

terealisasi sebesar Rp. 119.162.500 atau 95,33 % dari total anggaran

sebesar Rp. 125.000.000,- dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.3. Realisasi Anggaran yang Bersumber APBD Provinsi Tahun 2019

NO KEGIATAN PAGU REALISASI REALISASI

Rp. Keu (%)

Fisik (%)

1 Monev Yanfar di Sarana Kesehatan

125,000,000 119,162,500 95,33 95,33

D. PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA

1. SASARAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN Tabel 4.4. Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Tata Kelola Obat

Publik Dan Perbekalan Kesehatan

Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja

Target dan Capaian

Target Capaian

Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial

100 95

Instalasi Farmasi yang menerapkan sistem Informasi logistik obat dan BMHP

Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kab/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan BMHP

40 63,63

Instalasi Farmasi Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

Persentase Instalasi Farmasi Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

75 80

2. SASARAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET PELAYANAN KEFARMASIAN

Page 43: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4242

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Tabel 4.5 Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Pelayanan

Kefarmasian

Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja

Target dan Capaian

Target Capaian

Peningkatan Pelayanan

Kefarmasian

Meningkatnya Pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

60 45.19

Meningkatnya Penggunaan Obat Rasional di Fasilitas Kesehatan

Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

40 80

Terjaminnya mutu pelayanan kefarmasian yang bermutu dan terlaksananya penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan setiap tahap kehidupan

Persentase fasilitas kesehatan pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

65 50

Persentase kesesuaian obat di rumah sakit dengan FORNAS dalam JKN

90 96.08

3. SASARAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET PENGAWASAN ALKES DAN PKRT

Tabel 4.6 Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Pengawasan Alkes dan PKRT

Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja

Target dan Capaian

Target Capaian

Peningkatan Pengawasan Alkes dan

PKRT

Produk dan Sarana Distribusi Alkes dan PKRT yang diuji

Persentase Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

90 95

Kegiatan Tujuan Produk/Sarana Hasil

Sampling Melindungi 36 jenis produk Memenuhi syarat 34 jenis

Page 44: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4343

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Alkes dan

PKRT

masyarakat dari penggunaan produk yang tidak sesuai persyaratan keamanan manfaat dan mutu

alkes produk

Tidak memenuhi syarat 2 jenis produk

Inspeksi sarana

distribusi alkes

Memastikan bahwa penyalur alkes tetap memenuhi syarat perizinan dan memenuhi cara distribusi alat kesehatan yang baik

22 sarana penyalur alkes

Memenuhi syarat: Ada 6 sarana

Tidak memenuhi syarat: Ada 16 sarana

E. HAMBATAN/MASALAH Adapun hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain adalah:

1. Program Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

permasahannya adalah ketersediaan Obat di IFK tidak sepenuhnya bisa

memenuhi kebutuhan Kab/Kota dikarenakan obat yang dikirim pusat

kurang & pengadaan obat di Kabupaten/Kota gagal.

2. Program Peningkatan Pelayanan Kefarmasian, permasalahannya adalah

Kurangnya SDM (Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) dan sarana

prasarana di Fasyankes/Puskesmas yang masih minim tingkat

kepatuhan penulis resep terhadap pedoman pengobatan masih rendah

sehingga penggunaan antibiotik masih tinggi.

3. Program Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian,

permasalahannya adalah PED dan P4TO di Kabupaten Kaur belum

mendapat perhatian Pemerintah Daerah, kurangnya dukungan

Pemerintah dalam pengembangan usaha obat tradisional, masih banyak

PBF yang terkendala pembayaran, terutama dengan Instansi Pemerintah

(RS).

4. Program Peningkatan Pengawasan Alkes dan PKRT, permasalahannya

adalah perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap Penyalur Alat

Kesehatan (PAK), serta anggaran kegiatan sampling alkes masih terbatas

untuk melakukan kegiatan sampling di seluruh kabupaten/kota

Page 45: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4444

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

5. Program Peningkatan Penilaian Alkes dan PKRT, permasalahannya

adalah Pelaksanaan GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN

ALKES belum begitu tersosialisasi kepada masyarakat serta kesadaran

masyarakat terhadap penggunaan Alkes dalam negeri masih kurang.

6. Program Dukungan Manajemen dan Keuangan, permasalahannya adalah

masih seringnya melakukan reschedule pelaksanaan kegiatan bersumber

Dana Dekonsentrasi dikarenakan menyesuaikan antara Kegiatan di

Pusat dan Daerah, baik dari segi waktu maupun ketersediaan

Narasumber Pusat. Selain itu, masih minimnya dukungan anggaran

biaya administrasi perkantoran/operasional/pemeliharaan, terutama

untuk pengurusan perizinan STR Tenaga Teknis Kefarmasian.

Sementara, Dari hasil Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan, maka dapat disimpulkan permasalahan antara lain :

1. Masih sangat minimnya SDM tenaga kefarmasian di Puskesmas. serta

tingkat mutasi pegawai yang tinggi untuk pegawai yang telah

mendapatkan pelatihan.

2. Belum ada koordinasi antara penulis resep dengan tenaga kefarmasian

di Puskesmas terkait indikator peresepan (ISPA NP, Diare NS dan

Myalgia)

3. Masih sangat diperlukannya pembinaan secara berkesinambungan dari

Dinkes Kab/Kota terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas terkait

Penggunaan Obat Rasional.

4. Minimnya sarana dan prasarana di Puskesmas sehingga program

pelayanan kefarmasian belum berjalan maksimal.

5. Masih kurangnya eduksi kepada masyarakat tentang penggunaan obat

secara bijak sehingga masyarakat masih sangat responsive terhadap

pemakaian antibiotik. Hal ini menyebabkan tingkat penggunaan

antibiotik di masyarakat sangat tinggi.

6. Tidak adanya alokasi anggaran untuk kegiatan POR baik dari tingkat

Puskesmas sampai ke tingkat Dinkes Kab/Kota

7. Pengadaan obat buffer stok yang tidak dilaksanakan dikarenakan

lamanya turun DPA APBD Perubahan mengingat pengadaan melalui e-

Page 46: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4545

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

catalogue obat sehingga proses pengadaan semestinya dilakukanb

diawal tahun

8. Proses pengajuan/pencairan anggaran yang membutuhkan waktu

sehingga terkadang tidak sesuai dengan rencana jadwal kegiatan yang

telah disusun di arus kas dan kegiatan menjadi tertunda

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai upaya kesehatan di bidang kefarmasian dilakukan untuk dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui berbagai kebijakan dan

reformasi program-program pembangunan di bidang kefarmasian sehingga

tercapai visi dan misi serta tujuan dari pembangunan kesehatan.

Laporan Pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan ini

merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan dan pencapaian yang telah

diraih oleh Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu. Hal ini juga merupakan wujud dari pertanggungjawaban terhadap

kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu sehingga dapat diketahui baik oleh

pelaksana di bidang kesehatan khususnya maupun masyarakat luas pada

umumnya.

Patut disadari bahwa sistem informasi yang ada saat ini masih belum

dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi secara optimal sehingga data

dan informasi yang ditampilkan masih terasa kurang dan lengkap. Meskipun

demikian diharapkan agar Laporan ini dapat menjadi salah satu referensi dan

informasi yang dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan program

Page 47: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4646

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

kefarmasian dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan serta bahan untuk evaluasi bagi pimpinan.

B. SARAN Adapun saran perbaikan atas hambatan/masalah dalam pelaksanaan

kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain adalah: 1. Perlunya peningkatan kompetensi dan pemahaman Petugas di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dalam hal pemahaman terhadap target

kinerja dan indikator Program Kefarmasian dan Alkes.

2. Perlunya peningkatan kompetensi dan pemahaman SDM melalui

Pertemuan dan pelatihan (DEKON dan APBD) & Pelatihan Pengelolaan

Obat untuk Tenaga Kefarmasian di Puskesmas (BOK Kefarmasian

Kab/Kota)

3. Perlunya koordinasi dengan Petugas Penanggung Jawab di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota agar pengelolaan program kefarmasian dan

alkes di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaras dengan pengelolaan

program kefarmasian dan alkes di Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat.

4. Perlunya sosialiasi secara menyeluruh terkait program baru di Pusat

yang belum tersosialisasi ke seluruh Kabupaten/Kota, sehingga

pemahaman masyarakat terhadap penggunaan alkes dan PKRT yang

baik dan benar dapat ditingkatkan.

5. Perlunya advokasi kepada Pemerintah Daerah mengenai kebutuhan

tenaga kefarmasian di Fasyankes dan update pemetaan tenaga

kefarmasian

6. Perlunya peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam hal

sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antara di Pusat dan Daerah, baik

dari segi waktu maupun ketersediaan Narasumber Pusat.

7. Perlunya sinergitas dengan Institusi Pendidikan melalui Koordinasi

antara Perguruan Tinggi Farmasi dan Organisasi Profesi Farmasi untuk

peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian dan perizinan tenaga

8. Perlunya pemantapan jejaring kerja lintas sektor (Instansi Pemerintah

lainnya, terutama BPOM, DPMPTSP dan Organisasi Profesi (IAI dan

PAFI).

Page 48: KATA PENGANTAR - kemkes.go.id...2. Menyelenggarakan fungsi farmasi di bidang penggunaan obat rasional dan pelayanan kefarmasian antara lain: a. melakukan bimbingan teknis dan pengendalian

4747

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi TA 2019

Adapun saran perbaikan atas hambatan/masalah dalam pelaksanaan

kegiatan Program Obat dan Perbekkes antara lain adalah:

1. Perlunya sinergitas dan koordinasi antara Kefarmasian

Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam peningkatan pencapaian indikator

Program mengingat minimnya anggaran, SDM maupun sarana di Unit

Layanan (Puskesmas) dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Diperlukan kegiatan yang mendorong peningkatan pelayanan

kefarmasian di Puskesmas dan Kabupaten/Kota karena didasarkan

hasil Monitoring evaluasi di Kabupaten/Kota masih tingginya angka di

3 indikasi penyakit dalam Penggunaan Obat Rasional.

3. Perlunya kegiatan inovasi dalam program kefarmasian dan dapat

dialokasikan di APBD untuk mendorong meningkatnya upaya

pelayanan kefarmasian di Kabupaten/Kota.

4. Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat mengacu pada jadwal yang

telah ditentukan termasuk arus kas yang ada sehingga pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan maksimal.