KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014...

20

Transcript of KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014...

Page 1: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas
Page 2: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

KATA PENGANTAR

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur telah

menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban atas seluruh kinerja yang

telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian

Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Laporan ini menyajikan analis capaian kinerja

sasaran strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, sekaligus sebagai bahan untuk

mengupayakan perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Pelaksanaan

kegiatan pembangunan kehutanan di Jawa Timur sebagaimana telah diketahui merupakan

bagian integral dari kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan yang

secara hirarkis berpedoman dan terkait dengan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.

Dengan laporan kinerja ini, diharapkan adanya peningkatan efisiensi, efektivitas dan

produktivitas kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur pada tahun-tahun selanjutnya.

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018, kiranya

dapat memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun bahan evaluasi kinerja.

Sidoarjo, Februari 2019

KEPALA DINAS KEHUTANAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Ir. DEWI J. PUTRIATNI, M.Sc

Pembina Utama Madya NIP 19600627 198610 2 001

i

Page 3: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

I

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

mempunyai tugas membantu Gubernur

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang

kehutanan serta tugas pembantuan. Untuk itu,

seluruh kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur didasarkan pada tujuan dan sasaran

strategis dan target kinerja yang tertuang dalam

Renstra Dinas Kehutanan Tahun 2014-2019 dan

Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur.

Untuk mencapai target kinerja tersebut

telah dilakukan berbagai upaya antara lain :

1) Nilai produksi hutan dan penebangan kayu

dapat didongkrak malalui peningkatan produksi

hasil hutan kayu yang berasal dari hutan

produksi dan hutan rakyat. Kondisi ini seiring

dengan kebutuhan kayu bulat sebagai bahan

baku industri primer hasil hutan kayu yang

cenderung mengalami peningkatan sejalan

dengan semakin bertambahnya jumlah Industri

Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK).

Secara umum, Tahun 2018 Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur telah mencapai

target kinerja. Dua indikator kinerja utama

dinyatakan berhasil dengan capaian kinerja >

100% (kategori sangat baik) dari target yang

ditetapkan. Berikut rincian capaian indikator kinerja

utama dan capaian anggaran Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Timur Tahun 2018:

2) Persentase tutupan hutan dapat ditingkatkan

melalui optimalisasi pemanfaatan lahan

marjinal dengan tanaman yang sesuai dengan

kareakteristik lahan (tanaman pionir)

diantaranya dengan kegiatan rehabilitasi hutan

melalui pengembangan hutan rakyat

Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2018

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1 Optimalnya Produksi

Hasil Hutan

Nilai Produksi Hutan dan

Penebangan Kayu (x Rp. Juta)

7,486,774.50 9,938,020.00 132.74 6,125,000,000 5,938,067,211 96.95 35.79

2 Meningkatnya Luas

Tutupan Hutan

Persentase tutupan hutan 35.81 - 36.35 35.94 100.36 30,756,074,000 27,907,147,194 90.74 9.62

No Sasaran Indikator KinerjaKinerja Anggaran

Efisiensi

Page 4: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

KATA PENGANTAR

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….. i

IKHTISAR EKSEKUTIF………………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………... 1

A Kedudukan, Tugas dan Fungsi……………………………………………………. 1 B Susunan Organisasi…………………………………………………………………... 1

C Aspek Strategis…………………………………………………………………………. 2

BAB II PERENCANAAN KINERJA…………………………………………………………………. 4 A Perubahan Rencana Strategis 2014-2019…………………………………….. 4

B Perjanjian Kinerja Tahun 2018……………………………………………………. 4

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……………………………………………………………….. 6 A Capaian Kinerja ………………………………………………………………………… 6

B Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja………………………………………….. 7

C Realisasi Anggaran…………………………………………………………………….. 12 D Prestasi…………………………………………………………………………………….. 14

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………….... 10

A Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 15 B Permasalahan dan Solusi……………………………………………………………. 15

iii

Page 5: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur

Nomor : 84 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kedudukan

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah Provinsi.

2. Tugas

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memiliki

tugas membantu Gubernur dalam urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Provinsi di bidang kehutanan serta

tugas pembantuan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang

kehutanan.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang

kehutanan.

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di

bidang kehutanan.

d. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang

kehutanan.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan

Gubernur terkait dengan tugas dan

fungsinya.

B. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Timur terdiri atas :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, dan

mengendalikan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, penyusunan

program, keuangan, hubungan masyarakat

dan protokol.

2. Bidang Planologi Kehutanan

Bidang Planologi Kehutanan mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan dan pengelolaan

pembangunan kehutanan serta pengendalian

perubahan iklim, pengumpulan dan

pengelolaan data, publikasi, informasi dan

kerjasama bidang kehutanan serta

inventarisasi potensi kehutanan , koordinasi,

monitoring, evaluasi dan pelaporan

pembangunan kehutanan.

3. Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan

Konservasi Alam

Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan

Konservasi Alam mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, monitoring dan evaluasi

kegiatan pemantapan kawasan hutan dan

konservasi alam.

4. Bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, monitoring

dan evaluasi kegiatan pengelolaan hutan

produksi lestari.

Page 6: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

2

5. Bidang Rehabilitasi, Kelembagaan dan

Perhutanan Sosial

Bidang Rehabilitasi, Kelembagaan dan

Perhutanan Sosial mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, monitoring dan evaluasi

kegiatan Rehabilitasi, Kelembagaan dan

Perhutanan Sosial.

6. UPT Peredaran Hasil Hutan

UPT Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas

melaksanakan sebagaian tugas dinas di

bidang teknis pengawasan dan pengendalian

peredaran hasil hutan, ketatausahaan dan

pelayanan masyarakat

7. UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo

UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo

mempunayi tugas melaksanakan sebagaian

tugas teknis dinas di bidang konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,

serta tugas ketatausahaan dan pelayanan

masyarakat.

8. UPT Perbenihan Tanaman Hutan

UPT Perbenihan Tanaman Hutan mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas teknis

dinas kehutanan di bidang perbenihan

tanaman hutan, serta tugas ketatausahaan

dan pelayanan masyarakat.

9. UPT Pengelolaan Hutan Kewilayahan

UPT Pengelolaan Hutan Kewilayahan

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

teknis operasional dan/atau kegiatan teknis

penunjang tertentu dibidang teknis rehabilitasi

lahan kritis, pengelolaan hutan, pengolahan

hasil hutan, penyuluhan kehutanan,

pengelolaan DAS, pemberdayaan masyarakat,

ketatausahaan dan pelayanan masyarakat di

wilayah kerjanya.

C. Aspek Strategis

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memiliki

peran strategis dalam mewujudkan visi dan misi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu :

1. Optimalisasi potensi sumber daya hutan baik

kayu maupun bukan kayu.

2. Rehabilitasi hutan dan lahan.

3. Perlindungan dan konservasi sumber daya

hutan termasuk di dalamnya perlindungan

tumbuhan dan satwa liar yang tidak

dilindungi/ tidak masuk dalam lampiran

appendix CITES.

4. Pembinaan sumber daya manusia (Kelompok

Tani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan,

Penyuluh Swadaya Masyarakat, dll).

5. Jejaring informasi dan kerjasama dengan

stakeholder.

6. Pengawasan dan pengendalian peredaran

hasil hutan

7. Pengembangan Kawasan Tuhara R Soerjo

sebagai kawasan pelestarian

plasma nutfah, hidroorologi, pendidikan dan

OWA (Objek Wisata Alam)

8. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

pengada dan/atau penangkar serta pengedar

benih dan / atau bibit tanaman hutan terkait

dengan kegiatan sertifikasi, produksi dan

pemasaran benih dan / atau bibit tanaman

hutan serta pembangunan sumber benih.

Page 7: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

3

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Thn 2018

Page 8: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

4

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Perubahan Rencana Strategis 2014-2019

1. Visi

Visi pembangunan Jawa Timur berdasarkan

Perubahan RPJMD 2014-2019, yaitu : “lebih

sejahtera, berkeadilan, mandiri, berdaya

saing dan berakhlak”.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan

melalui misi : “Makin Mandiri dan

Sejahtera bersama Wong Cilik” yang

dijabarkan ke dalam 5 sub misi. Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur sebagai

Perangkat Daerah yang memiliki kewenangan

dalam pengelolaan hutan Jawa Timur dalam

menjalankan tugas dan fungsinya mendukung

misi kedua dan ketiga, yaitu :

Misi 2 : meningkatkan pembangunan

ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya

saing, berbasis agrobisnis/agroindustri dan

industrialisasi

Misi 3 : meningkatkan pembangunan yang

berkelanjutan dan penataan ruang

3. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Timur (Perubahan Renstra)

Tahun 2014-2019 adalah :

a. Meningkatkan kontribusi sub sektor

kehutanan dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi (sejalan dengan

dengan sasaran RPJMD pada sub misi 2

yaitu : meningkatnya kontribusi sektor-

sektor unggulan dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi). Adapun indikator

tujuannya adalah : persentase kontribusi

sub sektor kehutanan dan penebangan

kayu terhadap PDRB.

b. Meningkatkan kelestarian sumber daya

hutan (sejalan dengan sasaran RPJMD

pada sub misi 3, yaitu meningkatnya

kualitas lingkungan hidup serta

melestarikan ketersediaan sumber daya

alam dan fungsi lingkungan hidup).

Adapun indikator tujuannya adalah indek

tutupan hutan

4. Sasaran

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,

maka ditetapkan sasaran pembangunan

kehutanan, yaitu :

a. Optimalnya produksi hasil hutan dengan

dengan indikator sasaran adalah nilai

produksi hutan dan penebangan kayu

b. Meningkatnya luas tutupan hutan dengan

indikator sasaran adalah persentase

tutupan hutan.

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur memuat sasaran, program, kegiatan yang

disertai dengan indikator kinerja dan target.

Melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2018, hasil

kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

dapat diukur sesuai dengan tugas, fungsi dan

sumber daya yang mendukung. Perjanjian Kinerja

Tahun 2018 telah selaras dengan Rencana Kinerja

Tahun 2018 yang merupakan penjabaran dari

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur dalam mewujudkan visi dan misi yang

dijabarkan melalui sasaran yang akan dicapai.

Page 9: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

5

No Program Keterangan

1 Pelayanan administrasi Perkantoran Rp. 4,835,141,600 APBD

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp. 2,346,324,400 APBD

3 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Rp. 533,924,000 APBD

Daerah

4 Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Dokumen Rp. 1,106,091,000 APBD

Penyelenggaraan Pemerintahan

5 Pemanfaatan Potensi Perbenihan Tanaman Hutan Rp. 1,025,000,000 APBD

6 Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Rp. 2,090,000,000 APBD

7 Pemanfaatan Potensi dan Pemantauan Peredaran Rp. 1,800,000,000 APBD

Hasil Hutan

8 Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Kelembagaan serta Rp. 2,235,000,000 APBD

Pemberdayaan Masyarakat

9 Tata Hutan dan Pemantauan Kawasan Hutan Rp. 1,100,000,000 APBD

10 Pemantapan Kawasan Hutan dan Konservasi Alam Rp. 1,750,000,000 APBD

11 Pengelolaan Hutan Kewilayahan Rp. 22,648,592,000 APBD

12 Perlindungan Pelestarian dan Pemanfaatan Kawasan Rp. 4,232,482,000 APBD

Tahura R. Soerjo

13 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Rp. 2,172,727,000 APBD

Teknis Lainnya Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

Anggaran

No Sasaran Strategis Target

(1) (2) (4)

1 Optimalnya produksi hasil hutan Nilai produksi hutan dan penebangan 7,486,774.50

kayu (x juta rupiah)

2 Meningkatnya luas tutupan hutan % tutupan hutan 35.81-36.35

Indikator Kinerja Utama

(3)

Tabel 1. Perjanjian Kinerja TA 2018

Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 sebagai berikut :

Page 10: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

6

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang

terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, serta memperhatikan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Akuntabilitas kinerja Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Timur merupakan bentuk

pertanggungjawaban kinerja yang memuat

realisasi dan tingkat capaian kinerja yang

diperjanjikan Tahun 2018. Pengukuran

dilakukan dengan cara membandingkan antara

target indikator kinerja sasaran yang ditetapkan

dalam perjanjian kinerja dengan realisasinya.

A. Capaian Kinerja

Capaian kinerja merupakan dasar dalam menilai

tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang diperjanjikan.

Secara keseluruhan capaian kinerja Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur dinyatakan

berhasil dengan kategori Sangat Baik (> 100%)

dengan rincian sebagai berikut :

2016 2017 2018

Optimalnya produksi hasil hutan Nilai produksi hutan 120.36 133.36 132.74

dan penebangan kayu

Meningkatnya luas tutupan hutan % tutupan hutan 32.25 35.59 35.94

Capaian IndikatorSasaran Indikator Kinerja

Tabel 2 Capaian Kinerja TA 2018

Tabel 3 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

1 Optimalnya Produksi Hasil Hutan Nilai Produksi Hutan dan

Penebangan Kayu (x Rp. Juta)

7,486,774.50 9,938,020.00 132.74

2 Meningkatnya Luas Tutupan Hutan Persentase tutupan hutan 35.81 - 36.35 35.94 100.36

Page 11: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

7

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja masing-

masing sasaran strategis Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :

1. Sasaran Pertama : Optimalnya produksi hasil

hutan dengan indikator kinerja nilai produksi

hutan dan penebangan kayu

Realisasi indikator nilai produksi hutan dan

penebangan kayu Tahun 2018

Rp. 9.938.020.000.000,00 dengan tingkat

capaian 132,74% (sangat baik). Nilai

tersebut diperoleh dari produksi kayu bulat yang

dihasilkan di Jawa Timur. Kayu yang ada saat ini

berasal dari Hutan Produksi (Hutan Negara) yang

dikelola oleh Perhutani Divre Jawa Timur dan

hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat di

lahan yang dibebani hak atas tanah.

Nilai produksi hutan dan penebangan kayu ADHB

selama 3 tahun terakhir sebagai berikut :

1. Tahun 2016 senilai Rp. 9.010.800.000.000,-

2. Tahun 2017 senilai Rp. 9.977.310.000.000,-

3. Tahun 2018 senilai Rp. 9.938,020.000.000,-

Gambar 2. Produksi kayu bulat hutan negara

Produksi kayu di Jawa Timur dalam 3 tahun

terakhir sebagai berikut :

Tabel 4. Produksi kayu di Jawa Timur

Gambar 3. Perbandingan Produksi Kayu terhadap

Nilai Produksi Hutan dan Penebangan

Kayu

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Nilai

produksi hutan dan penebangan kayu mengalami

penurunan pada tahun 2018 sedangkan produksi

kayu mengalami kenaikan s.d. tahun 2018. Dari

kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai produksi hutan dan penebangan kayu

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

volume produksi dan biaya antara

2. Biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan

untuk mendapatkan nilai tambah. Biaya

antara di sub kategori kehutanan adalah

biaya pemupukan, sewa peralatan

penebangan, biaya BBM, biaya angkutan dll

(tanpa perhitungan biaya tenaga kasar)

Penyelenggaraan kehutanan di Jawa Timur tidak

terlepas dari 3 (tiga) aspek, yaitu :

a. sosial (masyarakat sekitar hutan/kelompok

tani hutan, pelaku usaha hasil hutan dan

stakeholder terkait lainnya),

b. lingkungan (unsur-unsur hayati di alam yang

terdiri dari sumber daya alam nabati dan

sumber daya alam hewani yang bersama

dengan unsur non hayati di sekitarnya secara

keseluruhan membentuk ekosistem), dan

Page 12: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

8

c. ekonomi (hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta pemanfaatan jasa lingkungan).

Pemanfaatan jasa lingkungan dapat berupa :

usaha wisata alam, usaha pemanfaatan air,

usaha perdagangan karbon (Carbon trade).

Kegiatan kehutanan di Jawa Timur yang

diselenggarakan bersama-sama dengan

stakeholder terkait baik di dalam kawasan

maupun di luar kawasan hutan dapat

menghasilkan beberapa produk kehutanan yang

bernilai ekonomis baik yang bersifat tangible

maupun intangible, antara lain:

a. Hasil hutan baik kayu (hutan produksi dan

hutan rakyat) maupun bukan kayu (getah

pinus, getah damar, daun kayu putih, seed

lak)

b. Hasil hutan lanjutan di tingkat industri primer

(gondorukem, terpentin, minyak kayu putih,

venir dll)

c. Pemanfaatan jasa lingkungan (obyek wisata

alam di Tahura R. Soerjo, TN Bromo Tengger

Semeru, TN Meru Betiri, TN Alas Purwo, TN

Baluran dll)

(a)

(b)

(c)

(d)

Page 13: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

9

(e)

(f)

(f)

Gambar 4. (a) Kolam Air Panas Cangar

(b) Akar Seribu

(c) Bumi Perkemahan Claket

(d) Petung Sewu

(e) Watu Lumpang

(f) Watu Ondo

Beberapa hal yang menjadi perhatian saat ini

terkait dengan kontribusi kehutanan bagi

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah :

a. Belum adanya standar baku penghitungan

nilai ekonomi pemanfaatan air dan

perdagangan karbon.

b. Standing stock / tegakan kayu yang ada baik

di hutan produksi maupun hutan rakyat yang

memiliki nilai ekonomis belum diperhitungkan

dalam PDRB

Gambar 5. Standing Stock/ tegakan pohon

c. beberapa produk kehutanan yang bernilai

ekonomi tidak masuk dalam sub kategori

kehutanan dalam PDRB (obyek wisata alam

dan industri hasil hutan kayu)

Dalam perhitungan PDRB, untuk obyek wisata

alam yang berada di dalam kawasan hutan masuk

dalam kategori jasa lainnya dan untuk industri

hasil hutan masuk dalam kategori industri

pengolahan sub kategori industri kayu, barang

dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari

bamboo rotan dan sejenisnya

Ke depan diharapkan para pemangku kepentingan

secara bersama-sama membangun komitmen

untuk meningkatkan kontribusi sub kategori

kehutanan dengan memasukkan nilai-nilai

ekonomis yang belum diperhitungkan dalam PDRB.

Tingkat capaian indikator nilai produksi hutan dan

penebangan kayu sebesar 132,74% di dukung

oleh anggaran (PAPBD) sebesar

Rp. 6.125.000.000,00 dengan realisasi

Rp. 5.938.067.211,00 (96,95%) dengan program:

a. Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam

program tersebut adalah :

Page 14: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

10

1) monitoring dan evaluasi hasil hutan baik

kayu maupun bukan kayu dari hutan

negara maupun hutan rakyat

2) monitoring, evaluasi dan pembinaan

industri primer hasil hutan kayu terkait

dengan perizinan, ketatausahaan, dan

sumber bahan baku kayu bulat baik yang

berasal dari hutan negara, hutan hak dan

luar Jawa

3) penatausahaan hasil hutan terkait dengan

PNBP (iuran hasil hutan/Provisi Sumber

Daya Hutan) atas hasil hutan baik kayu

maupun bukan kayu yang telah dipungut

dari hutan negara

b. Program Pemanfaatan Potensi dan

Pemantauan Peredaran Hasil Hutan dengan

melakukan kegiatan pengawasan dan

pengendalian kayu yang beredar di pelabuhan,

tempat penimbunan kayu, tempat

penampungan hasil hutan, industri pengolahan

hasil hutan dan perajin/masyarakat

c. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan,

Kelembagaan serta Pemberdayaan Masyarakat

dengan kegiatan monitoring potensi hutan

rakyat.

2. Sasaran Kedua : meningkatnya luas tutupan

hutan dengan indikator kinerja persentase

tutupan hutan

Realisasi indikator persentase tutupan hutan

sebesar 35,94 % melebihi target yang ditetapkan

sebesar 35,81% dengan tingkat capaian

100,36% (sangat baik). Tutupan hutan yang

ada di Jawa Timur seluas 1.722.316,68 Ha atau

35,94 % dari luas Jawa Timur sebesar 4.779.975

Ha.

Luas tutupan hutan memiliki tren meningkat

setiap tahunnya. Kondisi ini dapat dilihat dari

upaya rehabilitasi baik di dalam hutan maupun di

luar hutan. Rehabilitasi di luar kawasan hutan

melalui pembangunan hutan rakyat yang

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang

disebabkan oleh beberapa hal:

1. Meningkatkan fungsi lahan terutama pada

lahan marginal sehingga daya dukung

produktivitas dan peranannya dalam

mendukung sistem penyangga kehidupan

tetap terjaga.

2. Seiring dengan semakin berkurangnya

pasokan kayu dari hutan alam untuk

kebutuhan bahan baku industri primer hasil

hutan kayu, pasokan kayu dari hutan rakyat

menjadi solusinya. Dengan semakin besarnya

kebutuhan kayu dari hutan rakyat,

pengembangan areal hutan rakyat mutlak

dibutuhkan.

Persentase tutupan hutan selama 3 tahun terakhir

sebagai berikut :

1. Tahun 2018 % tutupan hutan 35,94

2. Tahun 2017 % tutupan hutan 35,59

3. Tahun 2016 % tutupan hutan 35,25

Luas pengembangan hutan rakyat selama 3

tahun terakhir sebagai berikut :

1. Tahun 2018 luas hutan rakyat 662.877,97 Ha

(data sementara) atau bertambah 1.985,5 Ha

2. Tahun 2017 luas hutan rakyat 660.892,47 Ha

atau bertambah 1.897,18 Ha

3. Tahun 2016 luas hutan rakyat 658.995,29 Ha

atau bertambah 1.530,79 Ha

4. Tahun 2015 luas hutan rakyat 657.464,50 Ha

Gambar 6. Perbandingan luas hutan rakyat terhadap persentase tutupan hutan

Page 15: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

11

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan

luas tutupan hutan dapat mengalami penurunan

disebabkan oleh beberapa gangguan hutan

(faktor alam), antara lain :

a. Kebakaran hutan :

Tabel 5. Kebakaran Hutan

No

Lokasi

Luas Kebakaran

Hutan (Ha)

2017 2018

(1) (2) (3) (4)

1 Perum Perhutani Divre Jatim 1,090.00 5,898.36

2 Balai Besar KSDA Jatim (SM/TWA/CA)

42.00 297.30

3 Balai Taman Nasional Baluran 283.00 587.22

4 Balai Taman Nasional Alas Purwo

0.45 31.10

5 Balai Taman Nasional Meru Betiri

5.37 9.66

6 Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

76.00 69.95

7 UPT. Tahura R. Soeryo (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur)

410.40

588.43

Jumlah 1,907.22 7,482.02

Gambar 7. kebakaran hutan

b. Bencana alam

1) Tahun 2017 seluas 1.723 Ha

2) Tahun 2018 seluas 1.034 Ha

c. Pencurian kayu

1) Tahun 2017 sejumlah 24.422 pohon

2) Tahun 2018 sejumlah 21.532 pohon

Gambar 8. Tanah longsor Gambar 9. Pencurian kayu

Tingkat capaian indikator persentase tutupan hutan

sebesar 100,36% didukung oleh anggaran PAPBD

sebesar Rp. 30.756.074.000 dengan realisasi sebesar

Rp. 27.907.147.194 (90,74%) dengan program :

a. Pemanfaatan potensi perbenihan tanaman hutan

dengan melaksanakan:

1) Sertifikasi sumber benih tanaman hutan

2) Sertifikasi mutu benih tanaman hutan

3) Sertifikasi mutu bibit tanaman hutan

b. Tata hutan dan pemantauan kawasan hutan

dengan melaksanakan :

1) Koordinasi mitigasi dan adaptasi perubahan

iklim

2) Bimbingan teknis perhitungan karbon sektor

kehutanan

c. Pemantapan kawasan hutan dan konservasi alam

dengan melaksanakan :

1) peningkatan Kapasitas Petugas Pengaman

Hutan Tingkat Lanjutan, koordinasi Brigade

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

(Brigdalkarhutla), kampanye Perlindungan

Hutan, dan Pencegahan, penanggulangan

dan penanganan gangguan keamanan hutan

2) Pembinaan Kader Konservasi Alam dan

Kelompok Pecinta Alam

Page 16: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

12

d. Perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan

kawasan Tahura R. Soerjo, dengan

melaksanakan :

1) Pemeliharaan persemaian

2) Koordinasi Pengelolaan dan Pengamanan

Kawasan Tahura R. Soerjo

3) Penyuluhan Masyarakat Desa penyangga

Tahura R. Soerjo

4) Penyuluhan Siswa Sekolah dan Generasi

Muda sekitar Desa penyangga Tahura R.

Soerjo

5) Pemeliharaan sarpras Obyek Wisata Alam

e. Pengelolaan hutan kewilayahan dengan

melaksanakan pengembangan hutan rakyat atau

penanaman pohon di lahan milik (luar kawasan

hutan)

Tabel 6. Penanaman Pohon

No

Uraian

Jumlah bibit yang ditanam

di lahan milik (batang)

2017 2018

1 2 3 4

A. Sumber Dana APBD

1 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah I

28,500

11,400

2 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah II

114,000

45,600

3 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah III

31,000

12,400

4 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah IV

78,000

60,000

5 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah V

245,000

150,000

6 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VI

177,000

70,800

7 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VII

338,500

186,400

8 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VIII

108,000

82,500

9 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah IX

93,000

34,200

C. Realisasi Anggaran

Anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Tahun 2018 terdiri atas :

1. Sumber dana APBN

Dengan program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian

LHK dengan kegiatan Koordinasi Kegiatan

Perencanaan dan Evaluasi. Adapun pagu

anggaran Tahun 2018 sebesar Rp. 2.172.727.000

dengan realisasi sebesar Rp. 1.883.276.400

(86,68%). Adapun realisasi output sebagai

berikut :

a. Jumlah laporan pengendalian kegiatan

rehabilitasi hutan dan lahan oleh Tim Provinsi

dengan target 4 laporan dan terealisasi 4

laporan (100%)

b. Jumlah laporan pembinaan dan pengendalian

pelaksanaan urusan perbenihan tanaman

hutan oleh Tim Provinsi dengan target 1

laporan dan terealisasi 1 laporan (100%)

c. Jumlah laporan pengembangan usaha

perhutanan sosial dengan target 2 laporan

dan terealisasi 2 laporan (100%)

d. Jumlah laporan sekolah lapang penyuluhan

kehutanan mendukung perhutanan sosial

dengan target 5 laporan dan terealisasi 4

laporan (80%)

e. Jumlah laporan administrasi kegiatan dengan

target 1 laporan dan realisasi 1 laporan

(100%)

Page 17: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

13

2. Sumber dana APBD

No Program/Kegiatan Target Realiasai Capaian

I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4,835,141,600 4,781,695,987 98.89

1 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 4,835,141,600 4,781,695,987 98.89

II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2,346,324,400 2,225,716,025 94.86

1 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan 581,700,000 504,249,462 86.69

Sarana dan Prasarana

2 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan 1,764,624,400 1,721,466,563 97.55

Sarana dan Prasarana

III Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 533,924,000 506,192,372 94.81

Perangkat Daerah

1 Konsultasi Kelembagaan Perangkat Daerah 222,214,000 221,681,622 99.76

2 Pembinaan Sumber Daya Aparatur Perangkat 311,710,000 284,510,750 91.27

Daerah

IV Program Penyusunan, Pengendalian dan 1,106,091,000 1,065,833,089 96.36

Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan

1 Penyusunan Dokumen Perencanaan 364,266,000 354,931,830 97.44

2 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan 623,825,000 612,870,221 98.24

Rencana Program dan Anggaran

3 Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan 90,800,000 73,229,038 80.65

dan Pelaksanaan Sistem Informasi Data

4 Penyusunan Laporan Pengelolaan Keuangan 27,200,000 24,802,000 91.18

V Program Pemanfaatan Potensi Perbenihan 1,025,000,000 982,130,272 95.82

Tanaman Hutan

1 Sertifikasi Perbenihan Tanaman Hutan 413,120,000 385,926,369 93.42

2 Inventarisasi Sumber Benih Tanaman Hutan 611,880,000 596,203,903 97.44

VI Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 2,090,000,000 2,018,311,467 96.57

1 Penatausahaan dan Pengawasan Pungutan 565,000,000 554,624,650 98.16

Iuran Kehutanan

2 Pembinaan dan Pengendalian Produksi Hasil 545,000,000 519,291,487 95.28

Hutan

3 Ekolabeling Hutan Rakyat 465,000,000 450,569,600 96.90

4 Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil 515,000,000 493,825,730 95.89

Hutan

VII Program Pemanfaatan Potensi dan 1,800,000,000 1,778,957,173 98.83

Pemantauan Peredaran Hasil Hutan

1 Pemantauan Peredaran Hasil Hutan 1,800,000,000 1,778,957,173 98.83

Tabel 7. Sumber Dana APBD

Page 18: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

14

D. Prestasi

Juara I Tingkat Nasional Kategori Kelompok

Pecinta Alam (KPA) Tingkat Nasional diraih oleh

SAHABAT MENANAM, Desa Kalipang, Kecamatan

Sutojayan, Kabupaten Blitar

No Program/Kegiatan Target Realiasai Capaian

VIII Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, 2,235,000,000 2,140,798,571 95.79

Kelembagaan serta Pemberdayaan

Masyarakat

1 Pembinaan SDM dan Kelembagaan Kehutanan 625,000,000 613,796,600 98.21

2 Perhutanan Sosial 775,000,000 724,601,381 93.50

3 APP Bidang Kehutanan 350,000,000 345,754,200 98.79

4 Rehabilitasi Hutan dan Lahan 485,000,000 456,646,390 94.15

IX Program Tata Hutan dan Pemantauan 1,100,000,000 1,078,750,100 98.07

Kawasan Hutan

1 Pemantauan Kawasan Hutan dan 400,000,000 391,369,250 97.84

Pengendalian Perubahan Iklim

2 Pemantauan dan Evaluasi Tata Kelola Hutan 300,000,000 288,711,050 96.24

3 Penyusunan Data Statistik dan Informasi 400,000,000 398,669,800 99.67

Bidang Kehutanan

X Program Pemantapan Kawasan Hutan dan 1,750,000,000 1,689,087,300 96.52

Konservasi Alam

1 Perlindungan Hutan 600,000,000 579,023,050 96.50

2 Konservasi dan Wisata Alam 500,000,000 483,075,450 96.62

3 Pemantapan dan Perpetaan Kawasan Hutan 650,000,000 626,988,800 96.46

XI Program Pengelolaan Hutan Kewilayahan 22,648,592,000 20,837,247,589 92.00

1 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah I 500,850,000 488,748,571 97.58

2 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah II 1,575,650,000 1,527,583,809 96.95

3 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah III 616,500,000 604,101,921 97.99

4 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah IV 922,800,000 891,863,406 96.65

5 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah V 1,344,825,000 1,318,267,125 98.03

6 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VI 2,323,875,000 2,191,974,226 94.32

7 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VII 1,786,775,000 1,705,300,448 95.44

8 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah VIII 595,275,000 561,855,759 94.39

9 Konservasi dan Usaha Kehutanan Wilayah IX 840,000,000 757,742,467 90.21

10 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah I 1,769,850,000 1,757,739,800 99.32

11 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah II 3,384,200,000 3,245,216,500 95.89

12 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah III 1,793,800,000 1,613,065,700 89.92

13 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah IV 1,704,500,000 1,562,040,900 91.64

14 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah V 865,442,000 209,230,000 24.18

15 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah VIII 309,000,000 262,302,000 84.89

16 Pengelolaan Hutan Rakyat (DAK) Wilayah IX 2,315,250,000 2,140,214,957 92.44

XII Program Perlindungan, Pelestarian dan 4,232,482,000 3,319,931,933 78.44

Pemanfaatan Kawasan Tahura R Soerjo

1 Pemanfaatan Potensi Kawasan Tahura 2,539,912,000 2,464,874,883 97.05

R Soerjo

2 Perlindungan dan Pelestarian Kawasan 634,270,000 623,466,350 98.30

Tahura R Soerjo

3 Pengelolaan Taman Hutan Raya 1,058,300,000 231,590,700 21.88

(Tahura) (DAK)

45,702,555,000 42,424,651,878 92.83JUMLAH BL

Page 19: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

15

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2018 menyajikan pencapaian dari

sasaran strategis yang tercermin pada capaian 2

(dua) indikator kinerja yang termuat dalam

Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Secara umum,

sasaran strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur berhasil dicapai. Hal ini terlihat dari 2 (dua)

indikator, yaitu :

1) Nilai produksi hutan dan penebangan kayu

dengan tingkat capaian kinerja sebesar

132,74% (sangat baik).

2) Persentase tutupan hutan dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 100,36% (sangat

baik).

B. Permasalahan dan Solusi

Beberapa masalah yang menjadi perhatian Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur beserta

tindaklanjutnya sebagai berikut :

1. Adanya lahan marjinal yang belum

dimanfaatkan secara optimal. Lahan marjinal

adalah lahan yang memiliki mutu rendah

karena memiliki beberapa faktor pembatas

jika digunakan untuk suatu keperluan

tertentu. Untuk memanfaatkan lahan marjinal

tersebut seyogyanya ditanami dengan jenis

tanaman yang sesuai dengan karakteristik

lahan (tanaman pionir) sehingga angka

pertumbuhan tanaman cukup tinggi. Setelah

tanaman pionir dapat tumbuh dengan baik

dapat diganti sebagaian dan bertahap dengan

pohon lain yang lebih kuat dan bermanfaat.

Sebagai contoh, tanaman jambu mete dapat

ditanam di lahan yang tandus. Mikroba yang

hidup pada wilayah perakaran mampu

menambat N dari udara, melarutkan P dan

unsur hara lain dari mineral serta

mempercepat proses pembentukan tanah

sehingga media tersebut lebih sesuai untuk

pertumbuhan tanaman.

2. Adanya gangguan hutan yang dilakukan oleh

masyarakat sekitar hutan. Tingginya

ketergantungan masyarakat terhadap

keberadaan hutan memberikan dampak

besarnya tekanan terhadap kawasan hutan

berupa pencurian hasil hutan (illegal logging).

Untuk meminimalisir terjadinya pencurian

kayu, beberapa upaya telah dilakukan, antara

lain :

Page 20: KATA - dishut.jatimprov.go.idKATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem ... 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas

16

a) Penyuluhan terhadap masyarakat di sekitar

hutan.

b) Pencegahan, penanggulangan dan

penanganan gangguan keamanan hutan.

c) Peningkatan kesejahteraan masyarakat di

sekitar hutan melalui pendampingan dan

pola kemitraan.

3. Untuk mendirikan Industri Primer Hasil Hutan

Kayu (IPHHK) pelaku usaha harus memiliki Izin

Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu

(IUIPHHK). Begitu juga bagi yang telah

memiliki IUIPHHK, apabila ingin memperluas

usahanya harus tetap memperoleh Izin

Perluasan. Jenis IPHHK dengan kapasitas

produksi 2.000 s/d. 6.000 M3 per tahun

diajukan kepada Gubernur melalui Pelayanan

Perizinan Terpadu (P2T) dengan rekomendasi

teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Timur. Kondisi yang terjadi di Jawa Timur saat

ini, masih banyak IPHHK yang belum berizin.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur untuk

memberikan pemahaman dan kesadaran bagi

pelaku usaha untuk segera mengurus IUIPHHK

dan upaya tersebut direspon positif. Namun

demikian, upaya yang telah dilakukan oleh

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tersebut

tidak serta merta menyelesaikan masalah bagi

pelaku usaha IPHHK yang belum berizin untuk

mengurus IUIPHHK. Karakter masyarakat yang

berbeda-beda (khususnya masyarakat Madura

dan daerah tapal kuda) menuntut pendekatan

yang berbeda pula dalam menumbuhkan

kesadaran pengurusan IUIPHHK dan kondisi

tersebut membutuhkan waktu yang relatif

lama.

Untuk permasalahan yang terjadi di Madura dan

daerah tapal kuda, dalam upaya memberikan

pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk

mengurus IUIPHHK seyogyanya mengajak ulama

agama yang menjadi panutan masyarakat selama

ini.