KATA PENGANTAR · Jasa harus meminta Surat Pernyataan Jaminan Masa Purna Jual atas barang kepada...

55

Transcript of KATA PENGANTAR · Jasa harus meminta Surat Pernyataan Jaminan Masa Purna Jual atas barang kepada...

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT segala Karunia dan bimbingan-Nya maka Dokumen Tata Cara Pemeriksaan, Penerimaan dan Penyimpanan

Barang Milik negara dan Prosedur Operasional Standar (POS) Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari Periode

Tahun 2017 - 2021 dapat tersusun Dokumen Tata Cara Pemeriksaan, Penerimaan dan Penyimpanan

Barang Milik negara dan Prosedur Operasional Standar (POS) Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari Periode Tahun 2017 - 2021 dapat tersusun bertujuan untuk memberikan

pemahaman dan dijadikan pedoman bagi seluruh unit kerja khususnya yang menangani pengelolaan Barang Milik Negara. Agar dalam

pelaksanaan anggaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu dengan melaksanakan

mekanisme/Prosedur yang ada dalam petunjuk teknis ini transparansi, ketertiban admnistrasi dan akuntabilitas pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Negara di harapkan akan dapat tercapai.

Penyusunan dokumen ini dilakukan oleh tim terdiri dari unsur keuangan, pengelolaan BMN dan perencanaan, sehinga diharapkan isinya

yang ada dalam petunjuk teknis ini sudah sesuai dengan mekanisme pengelolaan Barang Milik Negara yang terintegritas. Berkenaan dengan

ditetapkannya Dokumen Tata Cara Pemeriksaan, Penerimaan dan Penyimpanan Barang Milik negara dan Prosedur Operasional Standar (POS) Peneglolaan Barang Milik Negara di lingkungan Poltekkes Kemenkes

Kendari Periode Tahun 2017 - 2021 ini, seluruh unit kerja di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari mengikuti mekanisme/prosedur

dan dokumen-dokumen yang di isyaratkan dalam pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Negara Periode Tahun 2017 -2021

Kendari, Januari 2018

PENYUSUN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 3

TATA CARA

PEMERIKSAAN, PENERIMAAN, DAN PENYIMPANAN

BARANG MILIK NEGARA (BMN)

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

1. Definisi

Proses Pemeriksaan kesesuain kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan

garansi/masa purna jual barang dari rekanan dibandingkan denagn

spesifikasi barang dalam kontrak. Menerima dan menyimpan barang

yang sudah sesuai ke dalam gudang.

2. Tujuan

Memastikan barang yang diterima dan yang akan disimpan ke gudang

adalah barang yang sudah sesuai dengan spesifikasi barang dalam

kontrak.

3. Pelaksana

Penangung jawab kegiatan ini adalah Panitia penerima Barang

Poltekkes Kemenkes Kendari. Pihak Lain yang terkait ini adalah

Penyedia Barang, Urusan pengadministrasi dan pengelola Barang

milik Negara.

Tanggung Jawab Personil yang terlibat dalam kegiatan ini sebagai

berikut:

No Personil Tanggung Jawab

1 Penyedia Barang Mengirim Barang sesuai spesifikasi dalam

Kontrak

2 Panitia Penerima

Barang

Membuat daftar Pemeriksaan dan

Penerima Barang

Membuat Mekanisme pemeriksaan

dan Penerimaan Barang

Memeriksa kemasan, Kuatitas,

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 4

spesifikasi, dan garansi/jaminan

purna jual barang yang di terima

dari penyedia barang

Membuat Berita Acara serah terima

barang dari penyedia

Meyerahkan Barang yang terlah di

periksa dan di terima kepada

Urusan pengadministrasi dan

pengelola barang

3 Pengadministrasi

dan pengelola

Barang

Mencatat dan menerima barang dari

panitia penerima barang

Membuat berita acara serah terima

barang dari panitia penerima barang

Melakukan Penyimpanan barang

dengan baik

Menyerahkan barang kepada

pengguna (Unit-Unit

direktorat/Jurusan) dengan

Membuat berita acara serah terima

barang

4. Kebijakan

4.1 Waktu Pelaksanaan

Proses Kegiatan ini dilakasanakan ketika barang yang dikirim

oleh penyedia barang sampai di urusan pengadministrasi dan

pengelola barang.

4.2 Input

Kontrak ( dari Panitia barang dan jasa )

Surat Jalan atau sejenisnya ( dari penyedia barang )

4.3 Output

Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran

Berita acara pemeriksaan pekerjaan

Berita acara pemeriksaan Barang

Bukti serah terima barang

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 5

4.4 Standar waktu pelaksanaan

Seluruh proses dilakukan selama 1 hari segera setelah barang

tiba

5. Prosedur

Proses ini dilakukan oleh Panitia Penerima barang dan jasa poltekkes

kemenkes kendari. Panitia ini bekrja hingga penyedia barang telah

mengirimkan barang sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan.

Prosedur pemeriksaan dan penerimaan barang sebagai berikut:

a. Setelah berakhirnya proses evaluasi penawaran yang

dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, maka

Panitia Pengadaan harus menyerahkan BoQ (Bill of Quantity)

definitif kepada Panitia Penerimaan Barang dan Jasa. Hal ini

diperlukan, agar Panitia Penerima Barang dan Jasa memiliki

acuan awal dalam melaksanakan proses pemeriksaan dan

penerimaan barang, sebelum kontrak selesai diproses.

b. Berpedoman pada BoQ (Bill of Quantity) definitif tersebut, Panitia

Penerima Barang dan Jasa membuat daftar pemeriksaan barang

dan daftar penerimaan barang.

c. Setelah proses pembuatan kontrak selesai dilaksanakan, Panitia

Pengadaan Barang dan Jasa harus menyerahkan 1 (satu) copy

kontrak kepada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, sebagai

dasar dalam melaksanakan proses pemeriksaan dan penerimaan

barang.

d. BoQ (Bill of Quantity) definitif yang sebelumnya diserahkan oleh

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa harus dicocokkan oleh

Panitia Penerima Barang dan Jasa dengan BoQ (Bill of Quantity)

dalam kontrak untuk menghindari adnya ketidakstabilan

spesifikasi barang yang akan diterimanya. Apabila terjadi

perbedaan antara BoQ (Bill of Quantity) definitif dengan dengan

BoQ (Bill of Quantity) dalam kontrak, maka Panitia Penerima

Barang dan Jasa harus menjadikan BoQ (Bill of Quantity) dalam

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 6

kontrak sebagai acuan dalam proses pemeriksaan dan

penerimaan barang, dengan selanjutnya merubah daftar

penerimaan barang yang sebelumnya telah dibuat.

e. Setelah Panitia Penerima Barang dan Jasa menerima kontrak

dari Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, maka Panitia Penerima

Barang dan Jasa harus mempelajari dan memahami substansi

(isi) dari kontrak bersangkutan, untuk dibuatkan suatu

mekanisme pemeriksaan dan penerimaan barang.

f. Apabila penyedia barang telah memulai pengiriman barang,

maka barang-barang yang dikirim oleh penyedia barang harus

diperiksa terlebih dahulu oleh Panitia Penerima Barang dan

Jasa. Dalam proses pemeriksaan barang harus berpedoman

pada spesifikasi dan kuantitas (jumlah) barang sebagaimana

tercantum dalam daftar pemeriksaan barang. Sebelum

dilaksanakan proses pemeriksaan barang, Panitia Penerima

Barang dan Jasa harus meminta surat jalan (atau sejenisnya)

dari penyedia barang.

g. Jika dari proses pemeriksaan barang terdapat spesifikasi barang

yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum

dalam daftar pemeriksaan barang, maka barang yang tidak

sesuai spesifikasi tersebut harus ditolak oleh Panitia Penerima

Barang dan Jasa dan dikembalikan kepada penyedia barang

untuk diganti sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya.

Penolakan dan pengembalian barang harus disertai dengan

daftar penolakan dan pengembalian barang.

h. Apabila barang yang dikirim oleh penyedia barang menyertakan

masa garansi, maka Panitia Panitia Barang dan Jasa harus

meminta Kartu Garansi atas barang kepada penyedia barang.

Apabila barang yang dikirim oleh penyedia barang menyertakan

jaminan masa purna jual, maka Panitia Penerima Barang dan

Jasa harus meminta Surat Pernyataan Jaminan Masa Purna

Jual atas barang kepada penyedia barang.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 7

i. Apabila barang yang diperiksa oleh Panitia Penerima Barang dan

Jasa telah sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum

dalam daftar pemeriksaan barang, Panitia Penerima Barang dan

Jasa harus menerima barang yang telah diperiksa, untuk

dicantumkan dalam daftar Penerima Barang sementara. Setelah

itu Panitia Barang dan Jasa memberi paraf pada surat jalan

untuk selanjutnya dijadikan sebagai lampiran daftar penerimaan

barang sementara.

j. Barang-barang yang telah diterima oleh Panitia Penerima Barang

dan Jasa selanjutnya diserahkan kepada unit Pengadministrasi

dan Pengelola Barang untuk disimpan dalam gudang

penyimpanan barang.

k. Setelah seluruh proses pengiriman barang selesai dilaksanakan

oleh penyedia barang, Panitia Penerima Barang dan Jasa

mengumpulkan seluruh daftar penolakan dan pengembalian

barang, daftar penerimaan barang sementara dan daftar

penyerahan barang untuk Gudang, untuk dilakukan proses

rekapitulasi sebagai berikut:

1. Panitia Penerima Barang dan Jasa harus melakukan

pengecekan kembali atas seluruh proses pemeriksaan dan

penerimaan barang yang telah dilakukan. Apabila proses

penerimaan barang telah 100% (seratus persen)

dilaksanakan, maka Panitia Penerima Barang dan Jasa

harus membuat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan

Berita Acara Serah Terima Barang.

2. Panitia Penerima Barang dan Jasa harus melakukan

pengecekan kembali atas seluruh proses serah terima

barang untuk Gudang (melalui Urusan Pengadministrasi

dan Pengelola Brang). Apabila proses serah terima barang

untuk Gudang telah 100% (seratus persen) dilaksanakan,

maka Panitia Penerima Barang dan Jasa harus Membuat

Berita Acara Serah Terima Barang dengan Unit

Pengadministrasi dan Pengelola Barang.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 8

6. Pengendalian Barang

Dalam proses pengendalian barang, dapat diklasifisikan menjadi 2

(dua) kategori jenis pengendalian barang, yakni:

1. Barang dengan status melalui penyimpangan di gudang sebelum

didistribusikan ke unit

2. Barang dengan status tidak melalui penyimpanan di gudang

sebelum didistribusikan ke unit. Status barang seperti ini sangat

tidak memungkinkan untuk disimpan di gudang, mengingat jenis

barang tersebut sangat rentan rusak apabila tidak disimpan

ditempat yang sesuai dengan kondisinya dan atau menyangkut

jenis barang berat dan klasifikasi barang lain yang memerlukan

perlakuan khusus.

Walaupun ada pengklasifikasian 2 (dua) kategori jenis pengendalian

barang di atas, proses pemeriksaan dan penerimaan barang tetap

harus melalui prosedur pemeriksaan dan penerimaan barang

sebagaimana tertuang dalam Standar Operasional Prosedur

Pemeriksaan dan Penerimaan Barang.

6.1. Proses Pengendalian Barang

6.1.1 Proses Pengendalian Barang Dengan Status Barang yang

Melalui Penyimpanan di Gudang Sebelum Didistribusikan ke

Unit

1. Setelah Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang

menerima barang sesuai Daftar Penyerahan Barang,

selanjutnya Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang

Harus memasukkan seluruh data barang tersebut satu per

satu kedalam system pencatatan stock barang di Gudang.

Sistem pencatatan stock barang di Gudang berupa

pencatatan secara manual.

2. Setelah dilakukan pencatatan data barang pada sistem

pencatatan secara manual, selanjutnya Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang melakukan proses

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 9

penyimpanan barang pada tempat yang telah disediakan

dengan mengklasifikasikan masing-masing item barang,

sehingga dapat mempermudah proses identifikasi barang

dan proses pencarian barang apabila akan didistribusikan.

Setelah seluruh barang disimpan, maka pada setiap

kelompok barang yang sudag diklasifikasikan, harus

tersedia kartu stock barang yang didalamnya menunjukkan

nama barang, spesifikasi barang, tanggal penerimaan

barang, jumlah barang, tanggal pengeluaran barang dan sisa

akhir barang.

3. Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang harus

senantiasa memiliki data yang valid dan akurat menegenai

posisi barang, khususnya menyangkut: jumlah seluruh

barang yang ada di Gudang dan jenis barang apa saja yang

ada di persediaan Gudang. Dimana data ini harus tercatat

dengan baik pada sistem pencatatan stok barang dan pada

kartu stock barang. Media pencatatan tersebut harus

terintegrasi dan menunjukkan data yang sesuai dengan

kenyataan stock barang yang ada di Gudang.

4. Apabila ada permintaan dari pengguna akan sejumlah

barang tertentu, maka urusan Pengadministrasi dan

Pengelola Barang mengeluarkan barang sesuai list

permintaan, unutk selanjutnya diserahkan kepada

pengguna. Pengguna harus menandatangani Tanda Terima

Barang yang dibuat oleh Urusan Pengadministrasi dan

Pengelola Barang.

5. Setelah proses penyerahan barang berakhir, selanjutnya

Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang harus

menyimpan dokumen pengeluaran barang dalam 1 (satu)

file, yang terdiri dari: Daftar Pengeluaran Barang, dengan

dilampirkan Tanda Terima Barang.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 10

6. Berdasarkan dokumen pengeluaran barang tersebut,

selnjutnya Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang

menyesuaikan datap pengeluaran barang dengan sistem

pencatatan stock barang. Langka pertama, dilakukan

penyesuaian data stock barang pada sistem pencatatan

barang secara manual, kemudian merubah posisi stock

barang pada kartu stock barang.

6.1.2. Proses Pengendalaian Barang Dengan Status Barang yang Tidak

Melalui Penyimpanan di Gudang Sebelum Didistribusikan ke

Unit.

1. Setelah Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang

menerima barang sesuai Daftar Penyerahan Barang,

selanjutnya Urusan Pengadministrasi dan Pengelola

Barang harus memasukkan seluruh data barang tersebut

satu per satu ke dalam sistem pencatatan stock barang di

Gudang. Sistem pencatatan stock barang di Gudang

dilakukan secara manual.

2. Mengingat barang-barang yang diterima oleh Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang, tidak melalui

proses penyimpanan di gudang, maka langkah selanjutnya

Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang harus

berkoordinasi dengan pengguna perihal penitipan barang-

barang tersebut ke masing-masing unit yang bertindak

selaku pengguna barang-barang dimaksud. Dimana status

pengguna dari barang sudah harus diketahui oleh bagian

Distribusi, dari Bill of Quantity definitif (yang disampaikan

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa sebelum kontrak

pengadaan barang tersebut selesai diproses), atau apabila

kontrak sudah selesai diproses, maka urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang berpedoman pada

Bill of Quantity dalam kontrak untuk mengetahui status

pengguna dari barang bersangkutan.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 11

3. Apabila sudah ada kejelasan mengenai status pengguna

dari barang tersebut, selanjutnya Urusan Pengadministrasi

dan Pengelola Barang harus mempersiapkan Daftar

penitipan Barang yang akan ditandatangani oleh Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang dengan perwakilan

unit (pengguna).

4. Berbekal Daftar Penitipan Barang, maka Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang dan Pengguna

harus mendampingi rekanan penyedia barang untuk

menitipkan barang pada unit (pengguna) yang di tunjuk

pada Bill of Quantity. Selanjutnya unit (pengguna)

menerima barang dengan status dititipkan tersebut,

ditandai dengan penandatanganan Daftar Penitipan oleh

Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang dan

perwakilan unit (pengguna).

5. Daftar Penitipan barang harus disimpan oleh Penyedia

Barang (Asli), Urusan Pengadministrasi dan Pengelola

Barang (Copy 1) dan unit/pengguna (Copy 2).

6. Setelah URusan Pengadministrasidan Pengelola Barang

menerima perintah pengiriman barang dari Kepala Urusan

Umum, Selanjutnya Urusan Pengadministrasi dan

Pengelola Barang menandatangani Daftar Pengeluaran

Barang dan Tanda Terima Barang.

7. Dengan ditandatanganinya Daftar Pengeluaran Barang dan

Tanda Terima Barang, maka status barang yang dititipkan

telah menjadi barang keluar. Agar status ini diketahui oleh

unit/pengguna yang dititipkan barang, maka Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang harus

menyampaikan surat pemberitahuan perubahan status

barang kepada unit/pengguna bersangkutan.

8. Langkah selanjutnya, Urusan Pengadministrasi dan

Pengelola Barang harus menyimpan data perubahan status

barang dalam 1 (satu) file yang terdiri dari: Daftar

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 12

Penitipan Barang, Daftar Pengeluaran Barang, Tanda

Terima Barang dan surat pemberutahuan perubahan

status barang.

9. Langkah terakhir, bagian Gudang harus menyesuaikan

data pengeluaran barang dengan sistem pencatatan stock

barang. Penyesuaian data stock barang harus dilakukan

pada sistem pencatatan barang secara manual dan sistem

on line

6.2. Proses Pengendalaian Barang rusak/cacat dan yang

sejenis

Apabila terjadi kerusakan, cacat dan kondisi sejenis pada

stock barang di Gudang, maka Urusan Pengadministrasi

dan Pengelola Barang harus melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi barang-barang yang rusak/cacat

menganalisa penyebabnya, mengklasifikasikan jenis

barang yang rusak/cacat sesuai kelompoknya,

menghitung jumlah barang yang rusak/cacat untuk

2. Selanjutnya dilakukan pencatatan

3. Setelah dilakukan pencatatan, Urusan Pengadministrasi

dan Pengelola Barang harus melaporkan perihal

kejadian tersebut secara tertulis kepada Sub bagian

Administrasi Umum (tembusan: Pembantu Direktur II),

dengan melampirkan Form Pencatatan Barang

Rusak/Cacat yang telah diisi dengan data yang valid

dan akurat.

4. Kepala Sub Bagian Administrasi Umum harus

melakukan proses cek fisik terhadap laporan yang

diterimanya. Apabila data yang dialporkan tidak sesuai,

maka Sub Bagian Administrasi Umum harus

memerintahkan Urusan Pengadministrasi dan Pengelola

Barang melakukan proses identifikasi ulang. Setelah

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 13

proses identifikasi ulang selesai, maka proses pelaporan

harus kembali dilaksanakan. Jika data yang dilaporkan

telah sesuai, maka Sub Bagian Administrasi Umum

secara tertulis memerintahkan Urusan

Pengadministrasi dan Pengelola Barang untuk membuat

Berita Acara Penghapusan Stock Barang (Surat

perintah pembuatan Berita Acara Penghapusan Stock

Barang harus ditembuskan kepada Pembantu Direktur

II). Pihak yang menandatangani Berita Acara adalah

Urusan Pengadministrasi dan Pengelola Barang dan Sub

Bagian Administrasi Umum dengan diketahui oleh

pembantu Direktur II. Yang harus menjadi lampiran

Berita Acara: Form Pencatatan Barang Rusak/Cacat

dan surat perintah pembuatan Berita Acara

Penghapusan Stock Barang.

5. Berita Acara Penghapusan Stock Barang harus dibuat

dalam rangkap 3 (tiga), untuk masing-masing

diserahkan kepada Urusan Pengadministrasi dan

Pengelola Barang, Sub Bagian Administrasi Umum dan

Pembantu Direktur II (Sebagai bahan laporan di

atasnya)

6. Berdasarkan Berita Acara Penghapusan Stock Barang

dan lampirannya, selanjutnya Urusan Pengadministrasi

dan Pengelola Barang harus menyesuaikan data stock

barang dengan sistem pencatatan stock barang.

Penyesuaian stock barang harus dilakukan pada sistem

pencatatatn barang secara manual dan kartu stock

barang.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 14

7. Flowchart

Flowchart berikut menunjukan alur pemeriksaan, penerimaan,

dan penyim,panan barang.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 15

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 16

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)

1. Defenisi :

Prosedur Operasional Standar (Pos) adalah dokumen yang berkaitan

dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh

hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang

serendah-rendahnya. Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar

Operasional Prosedur (SOP) atau Prosedur Operasional Standar (Pos)

merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas

pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi

pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan

prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada

unit kerja yang bersangkutan.

2. Tujuan dan Fungsi POS

Tujuan pembuatan POS adalah untuk menjelaskan perincian atau

standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang

yang diselenggarakan dalam suatu organisasi.

Tujuan Prosedur Operasional Standar (POS) adalah sebagai berikut

a. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau

kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam

melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.

b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi

sesama pekerja, dan supervisor.

c. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan

demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan,

duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan

kegiatan.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 17

d. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

e. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya

secara efisien dan efektif.

f. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab

dari petugas yang terkait.

g. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai

pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau

dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya,

sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.

h. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.

i. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang

baru.

3. Fungsi POS

Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut :

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah

dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin

dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

4. Manfaat SOP

POS atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah

penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan,

dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya

variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan

mengganggu kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara

keseluruhan. POS memiliki manfaat bagi organisasi antara lain

(Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 18

a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan

kelalaian.

b. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung

pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi

keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

c. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan

tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.

d. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan

pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta

membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.

e. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu

pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya.

f. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola

dengan baik.

g. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan

dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

h. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian

pelayanan.

i. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan

prosedural dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses

pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.

5. Prinsip-prinsip SOP

Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa

penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain:

kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan,

keterukuran, dimanis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan

hukum, dan kepastian hukum.

a. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu

ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh

seluruh jajaran organisasi pemerintahan.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 19

b. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh

dari seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah

dan tertinggi.

c. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka

terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh

prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.

d. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah

ditetapkan.

e. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran

tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika

pegawai tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik,

maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya

juga berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan.

f. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah

distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga

dapat selalu dijadikan referensi bagi setiap mereka yang

memerlukan.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 20

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/001

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Penerimaan

dan Pemeriksaan Barang Milik Negara

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Keppres 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah; 4. PP No. 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara Daerah;

5. PP No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

6. tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Daerah;

7. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 96/PMK.06/2007 tentang

Tatacara Pelaksanaan 8. Penggunaan Pemanfaatan,

Penghapusan dan

Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

9. PMK No. 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan

Kodefikasi Barang Milik Negara; 10. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik

Negara.

Tujuan Prosedur adalah : Memastikan barang yang diterima

dari Penyedia Barang Jasa yang akan didistribusikan ke

Direktorat/Jurusan/Unit Kerja Sesuai dengan spesifikasi barang dalam kontrak dan berfungsi dengan

baik.

Definisi Proses pemeriksaan kesesuaian

kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi/masa purna jual barang dari Penyedia Barang Jasa

dibandingkan dengan spesifikasi barang yang tertera dalam

kontrak untuk diserahkan pada masing-masing Jurusan/unit kerja.

Ruang Lingkup SOP ini meliputi: 1. Penyedia Barang;

2. Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang;

3. Sub.Bagian Umum dan Perlengkapan pada fakultas/unit

kerja; 4. Panitia/Pejabat Pengadaan

Barang dan Jasa;

5. Pihak-pihak lain yang terkait dalam pengadaan barang dan

jasa. 6. Pengguna

7. POS ini berlaku bagi seluruh unit kerja di lingkungan Poltekkes

Kemenkes Kendari dengan 1. proses Penerimaan Barang Milik

Negara dari Penyedia Barang dan Jasa.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 21

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. -

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

-

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 22

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)

NO KEGIATAN

PELAKSANA MUTU BAKU

KET PANITIA/PEJABAT

PENGADAAN

PENERIMAAN/ PEMERIKSAAN

BARANG OPERATOR

PERLENGKAPAN UNIT KERJA

KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

1. Panitia/Pejabat Pengadaan harus menyerahkan BoQ

(Bill Of Quantity) definitive

kepada Panitia Pemeriksa/Penerima

Barang.

Dokumen Kontrak, dan BoQ;

Daftar Distribusi Barang;

Dokumen

Pendukung lain; - Hard dan

softcopy.

2. Panitia Pemeriksa / Penerima Barang memeriksa Kelengkapan

Dokumen.

Jika dokumen tidak lengkapan maka akan dikembalikan ke

Panitia Pengadaan.

3. Memeriksa BoQ awal dengan BOQ dalam kontrak jika berbeda, maka yang

digunakan adalah BoQ dalam kontrak.

Jika dokumen tidak valid makan dikembalikan ke PPK

Pengadaan.

4. Dokumen yang sudah valid diserahkan ke operator untuk diinput ke sistem

informasi perlengkapan.

Dokumen Kontrak

5. Operator menginput data

penyedia barnag dan jasa ke dalam sistem informasi perlengkapan dan mencetak label barang

pemeriksaan.

Label Barang

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 23

6. Panitia penerima dan

pemeriksaan memeriksa kesesuaian kemasan, kuantitas, spesifikasi, berfungsi

dengan baik dan garansi/ masa purna jual barang dibandingkan dengan spesifikasi barang dalam kontrak dan menfoto

barang serta menempelkan label barang pemeriksaan.

Daftar Barang

yang diterima;

Daftar enolakan dan pengembalian

Barang;

Kartu Garansi dan Jaminan

Purna Jual.

7. Barang-barang yang telah

diterima oleh Panitia Pemeriksa / Penerima

Barang selanjutnya diserahkan kepada subbag perlengkapan unit kerja.

Berita Acara Serah

Terima Barang Unit Kerja

8. Memebuat dan mendatangani Berita Acara Kemajuan dan

Pemeriksaan Barang.

Daftar Distribusi Barang;

• Berita Acara

Pemeriksaan.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 24

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/002

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Pemeriksaan

Kondisi Barang Milik Negara (BMN)

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Keppres 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

4. PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara

Daerah; 5. PP No. 38 Tahun 2008 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

6. tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara Daerah; 7. Peraturan Menteri Keuangan RI

Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Pelaksanaan

8. Penggunaan Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik

Negara; 9. PMK No. 29/PMK.06/2010

tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang

Penatausahaan Barang Milik Negara.

Tujuan Prosedur adalah memberikan penjelasan mengenai:

1. Tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang

milik/kekayaan Negara; 2. Mempermudah pengawasan dan

penyelamatan barang

milik/kekayaan Negara; 3. Mempermudah dalam menghitung

kekayaan Negara; 4. Tercapainya penghematan

keuangan Negara; 5. Menjamin keamanan Barang Milik

Negara : fisik, administratif,

hukum; 6. Memperbaiki dan Melengkapi SOP

sebelumnya.

Definisi SIMAK-BMN adalah sub sistem dari SAI yang merupakan serangkaian

prosedur pengolahan dokumen sumber dalam rangka menghasilkan

informasi yang tepat dan valid untuk penyusunan neraca dan laporan

BMN sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku. Laporan tersebut meliputi semua

laporan barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 25

Ruang Lingkup POS ini meliputi: 1. Menyediakan data sebagai bahan

pijakan untuk merencanakan dan

menentukan kebutuhanbarang-barang milik/kekayaan Negara;

2. Memberikan informasi sebagai bahan masukan untuk pengadaan

barang milik/kekayaan Negara; 3. Menjadi pedoman dalam

pendistribusian barang

milik/kekayaan Negara; 4. Memberikan informasi dalam

pemeliharaan barang milik/kekayaan Negara;

5. Menyediakan data/informasi dalam menentukan kondisi barang milik/ kekayaan negara

(rusak/ berlebih) dan penghapusan serta pertanggung

jawabannya; 6. Membina katalogisasi dan

standarisasi barang milik/kekayaan Negara.

Pengguna POS ini berlaku bagi seluruh

Jurusan / Unit Kerja di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari

melaksanakan Pemeriksaan Kondisi Fisik Barang Milik Negara.

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

-

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

-

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 26

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PEMERIKSAAN KONDISI BARANG MILIK NEGARA (BMN)

NO KEGIATAN

PELAKSANA MUTU BAKU

KET PETUGAS

BMN UNIT

KERJA PANITIA

PERLENGKAPAN UNIT KERJA

KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

11. Membuata daftar barang dan menyusun rencana dan jadwal kegiatan pemeriksaan

kondisi barang milik negara

Jadwal kegiatan stock opname fisik

1 hari

2. Membuat dan

mendistribusikan surat edaran pemeriksaan kondisi fisik BMN kepada Unit Kerja

Surat pemberitahuan

pelaksanaan pemeriokjsaan kondisi BMN

2 hari

3. Mengumpulkan data barang inventaris

Daftar barang inventaris

30

4. Melakukan pengecheckan kondisi barang dan lokasi penemptan BMN di lapanagn

Laoran kondisi barang 15 hari

5 Melakukan update DBR dalam

Simak BMN

Data Barang ruangan 15 hari

6 Operator melakukan Back up data pada aplikasi SIMAK

BMN

Back up data 1 hari

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 27

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/003

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Peminjaman

Peralatan/penggunaan Kerumatanggaan

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Peraturan Pemerintah R.I. No. 4 Tahun 2014 tentang

penyelenggaraan pendidikan tinggi

2. dan pengelolaan perguruan tinggi;

3. PP No 6 Tahun 2006 tentang

pengelolaan barang milik negara/daerah;

4. PP No. 38 tahun 2008 tentang perubahan atas PP no. 6 tahun

2006 tentang pengelolaan 5. barang milik negara/daerah; 6. PMK no. 96/PMK.06/2007

tentang tata cara pelaksanaan penggunaan pemanfaatan

7. penghapusan dan pemindah tanganan barang milik negara.

POS ini bertujuan untuk: Memberikan panduan bagi sivitas

akademika dalam peminjaman/ penggunaan Peralatan Kerumah-

tanggaan pada Poltekkes Kemenkes Kendari.

Definisi Peralatan Kerumahtanggan adalah

semua barang-barang/peralatan kerumahtanggaan yang

bergerak yang dapat dipinjamkan dan tersedia pada kerumahtanggaan Poltekkes Kemenkes Kendari, untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan resmi institusi.

Ruang Lingkup POS ini meliputi:

1. Tata cara dan prosedur peminjaman/penggunaan peralatan kerumahtanggaan

pada Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Pihak-pihak yang terkait dalam proses peminjaman dan

penggunaan peralatan kerumah tanggaan pada Poltekkes Kemenkes Kendari.

Pengguna POS ini berlaku bagi

sivitas akademika Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah

mendapat izin/persetujuan peminjaman/penggunaan peralatan kerumahtanggaan Poltekkes

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 28

Kemenkes Kendari untuk mendukung kegiatan institusi.

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

-

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

-

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 29

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PEMINJAMAN/PENGGUNAAN PERALATAN KERUMATANGGAHAN

NO KEGIATAN

PELAKSANA MUTU BAKU

KET

PENGUSUL UNIT

PEMELIHARAAN & PERBAIKAN

SUBABG ADUM

PUDIR II KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

11. Pemohon mengajukan surat kepada Direktur

Surat dan berkas lampiran

2 Pudir II dan Subag ADUM

meneruskan surat pormohonan

Surat dan berkas

lampiran

3. Memeriksa kelayakan

persyaratan peminjaman Peralatan

kerumahtanggaan

Surat dan berkas

lampiran

4. Memberikan ijin

peminjaman peralatan

kerumah-tanggaan

Surat dan berkas

lampiran

5. Rekomendasi ijin penggunaan peralatan

kerumah-tanggaan

Surat dan berkas lampiran

6. Memberikan izin

penggunaan peralatan

kerumah-tanggaan

Surat izin

penggunaan

7. Mengunakan peralatan

kerumahtaggana

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 30

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/004

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Pengkodean

BMN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17 Tahun

2013 tentang Keuangan Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Miliuk Negara/Daerah

4. Peraturan Menteri Keuangan Republiik Indonesia Nomor

120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik

Negara 5. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 2010 tentang Penggolongan dan Pengkodean

barang Milik Negara.

POS ini bertujuan untuk:

1. Untuk memahami penatausahaan Barang Milik

Negara 2. Menguasai aplikasi SIMSAK

BMN 3. Memahami tentang kodefikasi

Barang Milik Negara Definisi Peralatan Kerumahtanggan adalah

semua barang-barang/peralatan kerumahtanggaan yang

bergerak yang dapat dipinjamkan dan tersedia pada kerumahtanggaan Poltekkes Kemenkes Kendari, untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan resmi institusi.

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Penyusunan Laporan BMN dan Rekonsiliasi Internal SIMAK-

SAIBA 2. POS Penetapan Status

Penggunaan Barang Milik Negara 3. POS Penghapusan Barang Milik

Negara

- Peralatan Komputer

- Aplikasi SIMSAK BMN

- Daftar barang Inventaris

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan kodefikasi

BMN, maka BMN di Poltekkes Kemnkes Kendari akan sulit

terdeteksi jumlah maupun keberadaannya, sehingga

menimbulkan kesulitan ketika dilakukan inventarisasi.

Pencatan secara manual dan

menggunakan aplikasi SIMAS BMN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 31

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 32

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/005

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Pelaksanaan

Lelang BMN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor : 96/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindah

tanganan Barang Milik negara. 2. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 4/PMK.06/2015 tentang

Pendelegasian Kewenangan dan Tanggungjawab Tertentu dari

Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara

POS ini bertujuan untuk:

1. Memahami tentang penata usahaan Barang Milik negara

2. Menguasai Aplikasi SIMAK BMN 3. Memahmi pelaksanaan Lelang

dan aturannya

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

4. POS Kodefikasi BMN

5. POS Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara

6. POS Penghapusan Barang Milik Negara

- Peralatan Komputer

- Daftar barang yang akan

dilelang

- Ijin prinsip persetujuan

penghapusann, Rekomendasi

penghapusan

- Penguman lelang

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan maka akan terjadi penumpukan BMN dalam kondisi rusak berak yang tidak dapat

digunakan yang berpotensi menimbulkan kerugian terhadap

negara.

Pencatan secara manual dan elektronik

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 33

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAKSANAAN LELANG BARANG MILIK NEGARA

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 34

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/006

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Pentapan

Penggunaan Barang Milik Negara BMN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Miliuk Negara/Daerah

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewnangan dan

Tanggungjawab Tertentu dan Pengelola Barang Kepada

Pengguna barang 6. Peraturan Menteri Keuangann

Republik Indonesia Nomor 246/PMK.06 tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Penggunaan barang Milik Negara

POS ini bertujuan untuk: 1. Memahami tentang penata

usahaan Barang Milik negara 2. Menguasai Aplikasi SIMAK BMN

3. Menguasai database BMN

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

POS Penyusunan Laporan

Barang Milik negara dan Rekonsiliasi Intgernal SIMAK

BMN-SAIBA

- Peralatan Komputer

- Lporan SIMAK BMN

- Dokumen Bukti Kepemilikan

- Dokumen Pereolehan barang

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka akan menghambat pelaksanaan Pengelolaan BMN yang

dapat mengganggu fungsi dan tugas pokok Poltekkes Kemenkes Kendari.

Pencatan secara manual dan menggunakan aplikasi SIMAK

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 35

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 36

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 37

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/007

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Penyusunan

Laporan Barang Milik Negara Dan Rekonsiliasi Internal

SIMAK BMN-SAIBA

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Miliuk Negara/Daerah 4. Peraturan Menteri Keuangan

Republiik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik

Negara 5. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan, Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik

negara.

POS ini bertujuan untuk: 4. Memahami tentang penata

usahaan Barang Milik negara 5. Menguasai Aplikasi SIMAK BMN 6. Memiliki ketelitian yang tinggi

tentang Tata Cara Pelaksanaan, Penggunaan, Pemanfaatan,

Penghapusan dan Pemindah tanganan Barang Milik negara.

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Penyusunan Laporan

Persediaan 2. POS Rekonsiliasi Internal

Pesediaan 3. POS Eksternal Persediaan

4. POS Kodefikasi BMN

- Peralatan Komputer

- Lporan SIMAK BMN

- Aplikasi Persediaan

- Laporan BMN dan Persediaan

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 38

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan penyusunan laporan BMN dan rekonsiliasi internal SIMAK-SAIBA,

maka akan menghambat proses penyusunan dan laporan keuangan

secara keseluruhan .

Pencatan secara manual dan menggunakan aplikasi SIMAK

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 39

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN REKONSILIASI INTERNAL SIMAK-SAIBA

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 40

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/008

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Penyusunan

Laporan Pesediaan

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17 Tahun

2013 tentang Keuangan Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Miliuk Negara/Daerah

4. Peraturan Menteri Keuangan Republiik Indonesia Nomor

120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik

Negara 5. Surat Edaran Menteri Kesehatan

Nomor

KU/Menkes/471/VIII/2013 tentang Kebijakan Akuntansi

Penatausahaan Persediaan Kementerian Kesehatan

POS ini bertujuan untuk:

1. Memahami tentang penata usahaan Barang Milik negara

2. Memahami tentang jenis barang persediaan

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Rekonsiliasi Internal

Persediaan

- Peralatan Komputer

- Aloat Tulis Kantor

- Dokumen Sumber, diantaranya

Data kwitansi Pengadaan ULP,

Rekap Keuangan, Bon

Pengeluaran, kartu stok gudang

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 41

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan pencatatan

dan penyusunan laporan, maka keluar masuknya barang persediaan

menjadi tidak terkontrol dan mengakibatkan kesediaan barang

persediaan tidak diketahui

Pencatan secara manual dan

menggunakan aplikasi Persediaan

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 42

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENYUSUNAN LAPORAN PERSEDIAAN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 43

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/009

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Rekonsiliasi

Eksternal Laporan Sistem Manajemen Akuntansi Keuangan

Barang Milik Negara

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Miliuk Negara/Daerah 4. Peraturan Menteri Keuangan

Republiik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik

Negara 5. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata

Cara Rekonsiliasi Barang Milik negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat.

POS ini bertujuan untuk: 1. Memahami tentang penata

usahaan Barang Milik negara 2. Menguasai Aplikasi SIMAK

BMN

3. Menguasai Aplikasi SIMAN.

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Penyusunan Laporan Barang Milik Negara

2. POS Penyusunan Laporan Persediaan

3. POS Rekonsiliasi Internal Persediaan

- Peralatan Komputer

- Internet/ Modem

- ADK (File Kirim, backup)

- Laporan BMN dan Persediaan

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila kegiatan ini tidak

dilakukan, maka akan menghambat proses penyusunan dan laporan keuangan secara keseluruhan

Pencatan menggunakan aplikasi

SIMAN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 44

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) REKONSILIASI EKSTERNAL LAPORAN SISTEM MANAJEMEN AKUNTANSI KEUANGAN

BARANG MILIK NEGARA

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 45

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 46

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/010

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Rekonsiliasi

Internal Persediaan

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17 Tahun

2013 tentang Keuangan Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang perbendaharaan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Miliuk Negara/Daerah

4. Peraturan Menteri Keuangan Republiik Indonesia Nomor

120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik

Negara 5. Surat Edaran Menteri Kesehatan

Nomor

KU/Menkes/471/VIII/2013 tentang Kebijakan Akuntansi

Penatausahaan Persediaan Kementerian Kesehatan

POS ini bertujuan untuk:

1. Memahami tentang penata usahaan Barang Milik negara

2. Memahami tentang jenis barang persediaan

3. Memiliki ketelitian yang tinggi

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

POS Penyusunan Laporan

Pesediaan

- Peralatan Komputer

- Aplikasi Pesediaan

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila kegiatan ini tidak dilakukan rekonsiliasi inetrnal persediaan,

maka akan mengakibatkan terhambatnya penyusunan dan

pelaporan BMN dan Lapaoran Keuangan secara keseluruhan

Pencatan secara manual dan menggunakan aplikasi persediaan

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 47

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) REKONSILIASI INTERNAL PERSEDIAAN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 48

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/011

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Stock

Opname Pesediaan

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Undang-undang nomor 17

Tahun 2013 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan

Negara 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Miliuk Negara/Daerah

4. Peraturan Menteri Keuangan Republiik Indonesia Nomor

120/PMK.06/2017 tentang Penatausahaan barang Milik Negara

5. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor

KU/Menkes/471/VIII/2013 tentang Kebijakan Akuntansi

Penatausahaan Persediaan Kementerian Kesehatan

POS ini bertujuan untuk:

1. Memahami tentang penata usahaan Barang Milik negara

2. Memahami tentang jenis barang persediaan

3. Memiliki ketelitian yang tinggi

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Penyusunan Laporan

Pesediaan 2. POS Rekonsiliasi Internal

Persediaan

1. Peralatan Komputer

2. Aplikasi Pesediaan

3. Laporan Pesediaan

4. Laporan Stock Opname

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan stock opname persediaan, kesdiaan

barang persediaan secara fisik tidak Keuangan secara keseluruhan

Pencatan secara manual dan menggunakan aplikasi persediaan

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 49

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) STOCK OPNAME FISIK PERSEDIAAN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 50

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

Kode/No : KU.04.01/1/2018/012

Tanggal :

PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

Revisi :

Nama

POS

: Prosedur Pelaksanaan

Penghapusan Barang Milik Negara

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANAAN

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Pemanfaat,

Penghapusan dan Pemindatanganan Barang Milik Negara

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015 tentang

Pendelegasian Kewenangan dan Tanggungjwab Tertentu dari

Pengelola Barangt Kepada Pengguna Barang

3. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata

cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara

POS ini bertujuan untuk: 1. Memahami tentang penata

usahaan Barang Milik negara 2. Menguasai aplikasi SIMASK

BMN

KETERKAITAN PERALATAN /PERLENGKAPAN

1. POS Kodefikasi BMN

2. POS Penetapan Status Penggunaan Barang Milik

Negara

1. Peralatan Komputer

2. Laporan SIMAK BMN

3. Data Usulan Penghapusan

4. Dokumen bukti kepemilikan :

sertifikat tanah, IMB, BPKP,

STNK, BAST, Bukti Pembelian

barang, foto barang yang akan

dihapus.

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 51

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila tidak dilakukan penghapusan, maka akan terjadi

penumpukan BMN dalam kondisi rusak berat yang tidak dapat digunakan dan menghambat proses

perenvcanaan pengadaan BMN berikutnya.

Pencatan secara manual dan menggunakan aplikasi SIMAK

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 52

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) STOCK OPNAME FISIK PERSEDIAAN

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 53

Prosedur Operasional Standar Barang Milik Negara 54