KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan...

164

Transcript of KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan...

Page 1: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih
Page 2: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

KATA PENGANTAR LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, Laporan Tahunan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2015 ini dapat tersusun.

Laporan tahunan ini disusun sebagai laporan kinerja Balai Besar

Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

selama tahun anggaran 2015.

Dengan tersusunnya laporan ini, diharapkan dapat memberikan informasi

tentang hasil-hasil yang sudah dicapai dan permasalahan yang memerlukan

tindak lanjut serta untuk perbaikan kedepan.

Semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam

meningkatkan kinerja Balai dimasa yang akan datang.

Depok, Januari 2016

Kepala Balai Besar,

Ir. Tri Susetyo, MM NIP 195903111983031022

Page 3: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan tahunan TA. 2015 ini merupakan laporan kinerja Balai Besar PPMB-TPH selama satu tahun anggaran yang menggambarkan latar belakang, tujuan, metode dan hasil kegiatan yang seluruhnya mengacu kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai. Laporan tahunan TA. 2015 ini disusun sebagai bentuk pertangungjawaban dan juga bahan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan/kinerja Balai Besar PPMB-TPH dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dihadapi seperti keterbatasan jumlah pegawai dan kualifikasi pendidikan, peralatan dan sarana kantor dan lain sebagainya, sehingga output yang diharapkan belum maksimal. Dalam rangka mendukung program Ditjen Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, Balai Besar PPMB-TPH pada Tahun anggaran 2015 melaksanakan 15 kegiatan operasional, terdiri dari : A. Aspek Manajemen

1. Rancangan kerja pengembangan pengujian mutu benih TPH 2. Administrasi pelaksana kegiatan 3. Layanan perkantoran 4. Pelatihan teknis, umum dan magang 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan

penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih (Database/website, pameran pertanian, laporan bulanan dan simonev, LAKIP dan laporan tahunan, Sistem Pengendalian Intern, Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha, Laporan SAI dan SABMN)

6. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 7. Gedung dan Bangunan

B. Aspek Teknis

1. Pedoman/Literatur 2. Pengembanganmetode dan validasi metode 3. Pelayanan pengujian mutu benih 4. Koleksi varietas/IPTB/DNA 5. Fasilitasi penerapan sistem mutu 6. Standarisasi laboratorium 7. Uji Petik Mutu Benih Beredar 8. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

Tahun anggaran 2015 berdasarkan pengelolaan anggaran berbasis kinerja, Satker Balai Besar PPMB-TPH mendapat anggaran yang berasal dari anggaran APBN melalui dana dekonsentrasi Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 7.522.818.000,- (Tujuh milyar lima ratus dua puluh dua juta delapan

Page 4: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH iii

ratus delapan belas ribu rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.

Berdasarkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran dari keseluruhan kegiatan, rata-rata sudah mencapai target yang ditetapkan. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran ini terutama, dengan telah diselesaikannya seluruh kegiatan administrasi maupun teknis yang dibiayai dari anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2015 mencapai Rp. 7.449.643.917,- (Tujuh milyar empat ratus empat puluh sembilan juta enam ratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh belas rupiah) atau 99,03%, sedangkan realisasi fisik mencapai 100%. A. AspekManajemen

1. Rancangan kerja pengembangan pengujian mutu benih TPH

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Balai dilakukan penyusunan dokumen perencanaanyang dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana Operasional Kegiatan (ROK) dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) yang mengacu pada DIPA, Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) serta dokumen RKA-KL TA. 2015. Pada tahun 2015 telah dilakukan revisi DIPA sebanyak 1 kali Revisi DIPA dilakukan dalam rangka penyesuaian anggaran antar output dengan pagu tetap untuk memenuhi kekurangan gaji pegawai. Pada perencanaan Tahun Anggaran 2015, Balai Besar PPMB-TPH memperoleh alokasi anggaran Rp. 7.522.818.000,-.

Penyusunan anggaran Balai Besar PPMB-TPH telah melalui proses pembahasan dan penelaahan baik oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian maupun Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Pada dokumen perencanaan tahun 2015, juga telah dilakukan Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang terdiri dari : a. Pengembangan metode pengujian mutu benih 10 metode b. Penerapan sistem mutu 8 laboratorium c. Penyelenggaraan Uji Profisiensi 35 laboratorium

2. Administrasi Pelaksana Kegiatan Berdasarkan pengelolaan anggaran berbasis kinerja, Satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) mendapat anggaran yang berasal dari anggaran pusat melalui dana dekonsentrasi Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 7.522.818.000,- (Tujuh milyar lima ratus dua puluh dua juta delapan ratus delapan belas ribu rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Dari anggaran yang dikelola oleh Satker Balai Besar PPMB-TPH sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 telah terealisasi sebesar Rp. 7.449.643.917,- (Tujuh milyar empat ratus empat puluh sembilan

Page 5: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH iv

juta enam ratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh belas rupiah) atau 99,03%, sedangkan realisasi fisik mencapai 100%.

Dalam Upaya meningkatkan penerimaan negara telah diupayakan melalui aktifitas penerimaan negara bukan pajak. Pada Tahun Anggaran 2015 Balai Besar PPMB-TPH memperoleh pendapatan Negara sebesar Rp. 106.483.500,- (Seratus enam juta empat ratus delapan puluh tiga ribu lima ratus rupiah)yang terdiri dari penerimaan umum sebesar Rp. 3.587.500,- dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 101.811.000,- serta penerimaan kembali belanja pegawai Rp. 1.085.000,-. Nilai tersebut telah di setorkan ke kas Negara.

3. Layanan perkantoran a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil lingkup Balai Besar PPMB-TPH telah dilakukan pembayaran gaji dan tunjangan pada tahun 2015 sebanyak 754 OB, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 telah terealisasi sebesar Rp. 3.528.462,- atau 100%.

b. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik Negara pada Balai Besar PPMB-TPH dan guna mendukung pelaksanaan kegiatan telah dilakukan perawatan gedung kantor berupa perbaikan ruang koleksi benih, perbaikan ruang laboratorium Cendawan, perbaikan ruang dapur, perbaikan plafond, perbaikan kamar mandi, perbaikan ruang arsip, penggantian dan pemasangan lampu penerangan. Untuk perawatan peralatan kantor telah dilakukan kalibrasi dan service/perbaikan alat laboratorium termasuk perawatan kendaraan dinas seperti service dan penggantian spare part dan perpanjangan STNK untuk 24 unit kendaraan roda dua dan 4 unit kendaraan roda empat. Selain itu telah dilaksanakan pula pengadaan pakaian satpam dan pramubakti.

4. Pelatihan teknis, umum dan magang a. Pelatihan Sistem Mutu Petugas Pengambil Contoh Benih

Terlaksananya pelatihan sistem mutu yang diwujudkan adanya peningkatan kompetensi SDM laboratorium penguji benih. Kegiatan pelatihan Sistem Mutu Petugas Pengambil Contoh Benih Tahun 2015 diselenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 18 s.d. 20 Maret 2015 bertempat di Balai Besar PPMB-TPH, Depok. Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta dari Balai Besar PPMB-TPH dan BPSBTPH.

b. Pelatihan Peningkatan SDM Peranan Pegawai Negeri Sipil didalam pelaksanakan Pembangunan Nasional sangat penting, karena kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional tergantung dari kesempurnaan Aparatur Negara.

Page 6: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH v

Pelatihan Peningkatan SDM dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 13 Maret 2015, bertempat di Aula Gedung Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Peserta Pelatihan sebanyak 40 orang terdiri dari Kasubbag dan Staf Subbag Tata Usaha Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan pegawai Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Materi pelatihan terdiri dari : pembinaan pegawai, Tata Naskah Dinas, Penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah), Etika Pegawai dan Pembinaan mental pegawai. Materi pelatihan disampaikan oleh narasumber yang berasal dari Biro Umum dan Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Inspektur II, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dosen IBM ASMI dan Motivator Aris Setyawan, S.TP., C.Ht. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kemampuan dan wawasan pegawai dalam melakukan tugas sehari-harinya dengan menciptakan suasana kerja yang harmonis, selaras serta menjunjung tinggi profesionalisme dan disiplin pegawai.

c. Pelatihan Analis Laboratorium Dalam rangka meningkatkan kompetensi bagi pengawas benih tanaman, peningkatan pengetahuan dan keterampilan Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan pelatihan analis laboratorium (Pengambil Contoh dan Pengenalan Pengujian Mutu Benih) yang diikuti oleh 40 peserta.Kegiatan pelatihan Analis Laboratorium tahun 2015 diselenggarakan tanggal 3-7 Agustus 2015 bertempat di Wisma Tani, Jakarta.

5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

a. Pengelolaan Data Base/Website Pengelolaan data secara sistem komputerisasi dengan pengaplikasian database dan penyebarluasan informasi pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura serta kegiatan lain di Balai Besar PPMB-TPH melalui website. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya dokumentasi data pengembangan metode pengujian benih TPH yang diuji, sisa benih yang dimusnahkan serta koleksi benih/IPTB, tersedianya sistem informasi perbenihan berbasis website di Balai Besar PPMB-TPH. Pada tahun 2015 telah dilakukan updating data secara berkala pada website bbppmbtph.tanamanpangan.deptan.go.id sebanyak 30 materi. Disamping itu juga dilakukan data base tentang data hasil-hasil pengujian mutu benih selama satu tahun sehingga pencarian data pengujian menjadi lebih cepat dan efisien.

Page 7: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH vi

b. Pameran Pertanian Kegiatan pameran bertujuan untuk menginformasikan dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat luas. Pelaksanaan kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk publikasi dari Balai Besar PPMB-TPH. Pada tahun 2015 sebanyak 2 kali, yaitu : 1) Pameran “PANGAN NASIONAL 2015” pada tanggal 28 – 31

Mei 2015 di JEC D.I. Yogyakarta dengan jumlah pengunjung sebanyak 500 orang.

2) Pameran “KTNA Expo 2015” (Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 November 2015 di Boyolali, Jawa Tengah dengan jumlah pengunjung sebanyak 700 orang.

c. Penyusunan Laporan Bulanan dan SIMONEV Terlaksananya penyusunan Laporan Bulanan dan Laporan Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) Balai Besar PPMB-TPH. Laporan bulanan dan SIMONEV ini memberikan informasi tentang capaian pelaksanaan kegiatan dan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja Balai dan mencari solusi pemecahan apabila terdapat hambatan/kendala. Output kegiatan masing-masing sebanyak 12 laporan.

d. Penyusunan LAKIN dan Laporan Tahunan Terlaksananya penyusunan Laporan Kinerja dan Laporan Tahunan Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015 masing-masing sebanyak 1 laporan. Laporan LAKIN dan Laporan Tahunan Balai Besar PPMB-TPH sebagai bentuk laporan pertangungjawaban dan juga bahan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan/kinerja Balai Besar PPMB-TPH dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara tepat waktu.

e. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Mengacu pada amanat Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 menunjuk pada pasal 47 ayat 1, bahwa pemerintah akan berupaya mewujudkan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance). Sistem Pengendalian Intern ditujukan untuk menghindari dan mengurangi terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan/kelayaan negara. Menindaklanjuti amanat peraturan perundang-undangan tersebut Balai Besar PPMB-TPH menetapkan Tim Satlak Pengendalian Intern dengan tugas utama melakukan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan evaluasi bagi pimpinan. Tim Satlak Pengendalian Intern ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar No. 02.RC.110/C3.BBMB/1/2015 tanggal 5 Januari 2015.

Page 8: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH vii

Tugas Satlak Pengendalian Intern tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1) Menyusun program kerja Satlak Pengendalian Intern. 2) Menyusun Petunjuk Teknis Satlak Pengendalian Intern. 3) Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian secara

triwulan. 4) Mendampingi penilaian pembangunan zona integritas dari

Inspektorat Jenderal Kementerian. 5) Melaporkan pengelolaan gratifikasi lingkup Balai Besar PPMB-

TPH.

Pada tahun 2015 Balai Besar PPMB-TPH telah membentuk Tim Pembangunan Zona Integritas No. 11.RC.110/C3.BBMB/11/2015 tanggal 23 November 2015 dengan dasar Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tugas dari Tim Pembangunan Zona Integritas adalah : 1) Mewujudkan wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi

bersih dan melayani 2) Membangun koordinasi, fasilitasi dan pengawasan yang efektif

untuk mempercepat pembangunan zona integritas 3) Melakukan pemantauan terhadap kinerja satlak pengendalian

intern, pengelolaan gratifikasi dan pengaduan masyarakat

f. Pengelolaan Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 75 orang yang terdiri dari : tenaga teknis sebanyak 5 orang, tenaga administrasi 21 orang, tenaga fungsional PBT 34 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 15 orang. Keadaan pegawai sampai Desember 2015 berkurang satu orang karena pensiun dini atas nama Eros Rosita dan penambahan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2 pegawai yaitu Nuning Widya Herdimastuti, A.Md., dan Yani Wiji Lestari, A.Md., serta 1 orang pegawai mutasi yaitu Hari Raharjo. Dari data tersebut terlihat bahwa sebaran pegawai secara kuantitas telah merata. Keadaan pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan terdiri dari S2 sebanyak 12 orang, S1 sebanyak 25 orang, D3 sebanyak 4 orang, SLTA sebanyak 19 orang. Berikut keadaan pegawai Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan Kepangkatan.

Tabel 1. Keadaan pegawai balai Besar PPMB-TPH berdasarkan kepangkatan

No Pegawai/

Tenaga

Golongan

Jml IV III II I

A B C D CPNS A B C D A B C D A B C D

1 Teknis 1 2 2 5

2 Administrasi 1 1 2 5 2 1 1 2 5 1 21

3 Fungsional PBT 2 4 8 9 6 1 30

4 Calon PBT 1 2 1 4

5 TKK 15

Jumlah 2 2 1 6 15 12 9 1 2 7 3 75

Page 9: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH viii

g. Penyusunan Laporan SAI dan SABMN Untuk mencapai akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pengamanan aset negara, telah dilakukan evaluasi sistem akutansi melalui penyusunan neraca keuangan, realisasi anggaran belanja, yang dilakukan secara berkala setiap bulan dan penyusunan laporan berupa Catatan atas Laporan Keuangan dari Kuasa Pengguna Anggaran. Sedangkan evaluasi aset dilakukan melalui penyusunan laporan tentang Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) sebanyak 2 laporan.

6. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana perlengkapan kantor dan alat laboratorium guna mendukung kelancaran tugas Balai. Sarana perlengkapan kantor yang diadakan pada tahun 2015 adalah Kamera CCTV 4 unit, Pompa Air 2 unit, Lemari Pendingin 1 unit, Air Conditioner ½ PK 2 unit, Air Conditioner 1 PK 1 unit, Sound System Conference 1 unit. Sedangkan alat laboratorium sebanyak 5 unit meliputi Meja laboratorium, serutan es elektrik, Mikropipet, Mesin PCR, dan Grinding mill. Inventarisasi Barang dilakukan melalui Sistem SIMAK – BMN yang dilaporkan secara Triwulan, Semester dan tahunan kepada UAPB, UAKPB dan UAKPBW.

7. Gedung dan Bangunan Sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH yang semakin komplek sehingga mampu memenuhi tuntutan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat maka perlu didukung sarana gedung perkantoran dan laboratorium yang memadai seperti pembuatan room germinator, tempat parkir, tempat penampungan air dan pengaspalan jalan. Pembangunan tempat parkir 120 m2, pembangunan tempat penampungan air 72 m2 gedung dan bangunan, pembetonan jalan baru 523 m2 dengan tinggi 10 cm dan pembetonan ulang 753 m2 dengan tinggi 7 cm.

B. Aspek Teknis

Dalam rangka mengembangkan pengujian mutu benih di laboratorium dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium telah ditetapkan sasaranyang hendak dicapai adalah terwujudnya standardisasi laboratorium pengujian benih dan meningkatnya kerja sama dengan instansi terkait dalam pengembangan pengujian mutu benih serta adanya peningkatan SDM di laboratorium.

Sebagai upaya mencapai sasaran tersebut telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti : 1. Penyusunan 1 (satu) buku literatur yang berjudul “Pengujian Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan ISTA Rules 2015”, dan telah dilakukan perbanyakan buku literatur setelah didapatkan nomor ISBN dari Perpustakaan Nasional;

Page 10: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH ix

2. Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih telah terealisasi 12 metode dari 10 metode yang ditargetkan, 2 judul tambahan yang ada karena untuk menindaklanjuti hasil Rapim B serta adanya kerjasama dengan Komite Teknis kesehatan benih organisasi internasional yaitu ISTA (International Seed Testing Association) sebagaimana tertera pada Tabel 2.

3. Pelayanan pegujian mutu benih yang terdiri dari kegiatan pemeliharaan ruang lingkup, uji profisiensi, uji petik benih beredar dan uji service terealisasi 1280 sampel atau 128,0% dari target 1.000 sampel.

4. Pengadaan koleksi benih di Balai Besar PPMB-TPH terdiri atas koleksi varietas dan IPTB (Isolat Patogen Tular Benih). Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya bahan acuan/pembanding bagi pengujian di laboratorium yang sebanyak 151 jenis koleksi dari 90 yang ditargetkan, koleksi terdiri dari terdiri dari 124 sampel koleksi kering benih tanaman pangan dan hortikultura, 2jenis koleksiIPTB (Isolat Patogen Tular Benih), 17 koleksi DNA dan 8 koleksi Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot);

5. Kerjasama penerapan sistem mutu terhadap 8 laboratorium penguji benih di Indonesiayaitu Laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSBTPH) di daerah (provinsi) yang ditentukan berdasarkan kondisi dan kesiapan laboratorium;

6. Laboratorium penguji benih Balai Besar PPMB-TPH diakreditasi oleh KAN pada tahun 2003 dengan nomor akreditasi LP-162-IDN dan re-akreditasi pertama pada tahun 2008 dengan masa berlaku 4 (empat) tahun. Dalam rangka memelihara status akreditasi yang diberikan oleh KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2015 yaitu audit internal, survailen laboratorium, Kaji Ulang Dokumen, dan Kaji Ulang Manajemen.

7. Balai Besar PPMB-TPH merupakan Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) terakreditasi pada bulan Agustus 2011 dengan nomor UPP-001-IDN dengan ruang lingkup kegiatan meliputi benih tanaman pangan dan hortikultura serta parameter penetapan kadar air, analisa kemurnian, pengujian daya berkecambah dan berat 1000 butir. Dalam rangka memelihara status akreditasi pada tahun 2015 PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan audit internal, kaji ulang dokumen, kaji ulang manajemen, sosialisasi dokumen sistem manajemen mutu, dan pelaksanaan re-asesmen;

8. Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2006 menjadi anggota ISTA dengan nomor IDML 01, pada tahun 2010 terakreditasi ISTA dengan masa berlaku akreditasi selama 3 tahun;

9. Uji Petik Mutu Benih Beredar dilakukan untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dengan persyaratan standar mutu benih sehingga menghasilkan data yang menunjukkan kondisi mutu benih yang beredar dibeberapa wilayah di Indonesia dan sebagai bahan masukan untuk menyusun pengembangan metode pengawasan peredaran

Page 11: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH x

benih dipasaran. Sasaran yang ingin dicapai adalah contoh benih tanaman pangan (merupakan komoditi utama dan unggulan nasional seperti padi dan jagung) sebanyak 90 sampel dari 6 provinsi. Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2015, telah dilakukan pengambilan contoh sebanyak 93 sampel dari 7 provinsi. Sebagian besar contoh benih telah dilakukan pengujian pengujian di laboratorium, yang meliputi pengujian : Kadar Air, Daya berkecambah, analisis kemurnian dan kesehatan benih (Cendawan, bakteri, virus dan nematoda).

10. Penyelenggaraan Uji Profisiensi terhadap 45 laboratorium peserta dengan benih yang digunakan adalah benih jagung (Zea mays) varietas BISI 816 dan benih bayam (Amaranthus sp.) varietas Bayam Hijau dengan parameter pengujian kadar air, kemurnian dan daya berkecambah;

11. Penerbitan majalah/buletin vigor sebanyak 3 edisi telah direalisasikan seluruhnyadan didistribusikan keseluruh BPSB di Indonesia. Melalui buletin Vigor, dapat disampaikan hasil pengembangan dan pengujian mutu benih serta informasi berbagai aktivitas Balai Besar;

12. Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen Laboratorium pada tanggal 5-8 Juni bertempat di Wisma Pertanian Cipayung Bogor dengan dihadiri 44 peserta dari BPSB-TPH seluruh Indonesia dan Balai Besar PPMB-TPH. Tujuan sinkronisasi adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai sistem manejemen mutu dalam rangka standardisasi laboratorium pengujian benih, menyamakan persepsi dan pemahaman persyaratan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

Tabel 2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan pengujian mutu benih

No. Jenis Kegiatan Tujuan Hasil/Kesimpulan

A Penentuan Batas Maksimal Nematoda Parasit Aphelenchoides besseyi Pada Benih Padi Untuk Standar Mutu Kesehatan

1) Untuk mengetahui dampak penyakit “white tip” yang disebabkan oleh A. besseyi terhadap hasil dan komponen-komponennya

2) Untuk menentukan jumlah ambang batas aman A. besseyi pada benih padi

1) Penyakit ‘white tip’ atau pucuk putih belum berdampak pada hasil padi per tanaman, meskipun gejala penyakit berupa klorosis

terlihat di daun padi 2) Jumlah ambang maksimum Aphelenchoides

besseyi yang digunakan dalam pengembangan metode ini yaitu 898 spesimen per 400 butir masih aman, karena belum mempengaruhi hasil padi per tanaman

B Penentuan Batas Maksimum Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Untuk Standar Mutu Kesehatan di Laboratorium Pada Benih Padi

Untuk mendapatkan batas maximum status kesehatan benih dengan serangan penyakit di lahan sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan standar mutu laboratorium parameter kesehatan benih padi

Standar maksimal laboratorium parameter kesehatan benih padi yaitu jumlah bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzaesebanyak 7 x 10 8

cfu per gram benih. Dengan jumlah bakteri sebanyak itu sudah mulai berpengaruh nyata pada penurunan hasil panen

Page 12: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xi

No. Jenis Kegiatan Tujuan Hasil/Kesimpulan

C Validasi Trier Dalam Pengambilan Contoh Benih Padi

Untuk Memvalidasi trier yang biasa digunakan oleh Pengawas Benih Tanaman di BPSB dalam pengambilan contoh benih padi dengan trier yang direkomendasikan oleh ISTA (International Seed Testing Association) Rules

Beberapa jenis trier yang dapat digunakan oleh pengawas benih tanaman di beberapa BPSB sebagai alternative apabila trier yang direkomendasikan oleh ISTA, tidak tersedia Sehingga beberapa jenis trier ini dapat digunakan sebagai alat pengambil contoh benih pada proses sertifikasi benih padi

D Verifikasi Pengujian Tetrazolium (Tz) Pada Benih Padi

Untuk mengetahui kemampuan analis benih di laboratorium pengujian benih beberapa BPSB dalam melaksanakan pengujian Tetrazolium sehingga hasil uji tetrazolium valid

Nilai korelasi hasil puji TZ dan DB yang diperoleh pada kegiatan ini masih sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa laboratorium serta analis penguji masih memerlukan peningkatan pemahaman, pengetahuan serta ketrampilan dalam pengujian serta evaluasi hasil uji TZ. Selain itu juga diperlukan kelengkapan peralatan khususnya mikroskop stereo dalam proses evaluasi hasil uji TZ

E Pengembangan Metode Verifikasi Kemurnian Genetik Secara Molekuler (DNA) Benih Padi Hibrida

1) Memperoleh metode dan prosedur uji kemurnian genetik secara biomolekuler (DNA) untuk verifikasi benih padi hibrida

2) Memperoleh penanda DNA (primer) spesifik varietas benih padi hibrida sebagai koleksi pembanding

varietas

Kemurnian genetik benih padi hibrida di laboratorium dapat dilaksanakan dengan berdasarkan metode molekuler (DNA) PCR menggunakan penanda SSR (RM 206 dan RM 346) pada kondisi tahap penempelan primer (annealing) suhu dan waktu yang memberikan hasil optimal yaitu 53°C selama 30 detik dengan komposisi DNA cetakan 3 ul konsentrasi 50x. Penanda SSR yang dapat membedakan

kemurnian genetik hibrida secara molekuler adalah RM 206 karena dapat menunjukkan perbedaan fragmen DNA pada sampel dengan campuran varietas

F Pengembangan Metode Pemanfaatan Penanda DNA Padi Gogo Dan Padi Rawa Dalam Verifikasi Kebenaran Varietas Benih Padi

1) Memperoleh metode dan prosedur uji DNA yang akurat untuk verifikasi varietas benih padi Gogo dan padi Rawa

2) Memperoleh penanda DNA spesifik karakter pada varietas benih padi Gogo dan padi Rawa yang dapat dijadikan sebagai acuan atau pembanding

Aplikasi metode PCR dengan penanda SSR untuk verifikasi varietas memerlukan optimasi metode penempelan primer (annealing) baik suhu dan waktu, hasil amplifikasi yang baik yaitu 58°C selama 30 detik dari RM 223 dan 55°C selama 30 detik dari RM 219 dan RM 589. Penanda SSR yang dapat membedakan suatu karakter pada varietas-varietas yang diuji dapat bermanfaat di dalam kegaiatan verifikasi kebenaran varietas di laboratorium antara lain RM 589 mengindikasikan ketahanan terhadap wereng, RM 223 yang dapat

membedakan varietas padi aromatik, dan RM 220 dapat membedakan beras merah

G Kajian Masa Berlaku Label Benih Jagung Yang Disimpan di Cold Storage

Mengkaji/mengevaluasi masa berlaku label benih jagung hibrida dengan memantau mutu fisik dan fisiologis yang disimpan di cold storage (masa simpan 24 bulan)

Hasil pengujian Kadar Air (KA), Daya Berkecambah (DB) dan Indeks Vigor (IV) daricold storagebelum mengalami perubahan signifikan atau tidak berbeda nyata dengan data Label dan masih sesuai persyaratan berdasarkan Kepmentan No. 355 Tahun 2015 tentang Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih di Laboratorium. Hasil pengujian Kadar Air yang di simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-0 hingga bulan ke-7 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase KA. Hasil pengujian Daya Berkecambah yang di simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-7menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kondisi awal penyimpanan benih pada bulan ke-0

Page 13: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xii

No. Jenis Kegiatan Tujuan Hasil/Kesimpulan

H Verifikasi Penetapan Kadar Air dengan Empat Jenis Alat Ukur (Moisture Meter)

Untuk mendapatkan hasil penetapan kadar air secara cepat dan akurat dengan menggunakan empat tipe moisture meter

Beberapa moisture meter (alat uji cepat penetapan kadar air) yang dapat digunakan oleh laboratorium benih di daerah setelah diverifikasi di Balai BesarPPMB –TPH dan telah dikeluarkan hasil untuk kelebihan dan kekurangan masing-masing alat

I Validasi Metode Penetapan Kadar Air Benih Koro Pedang

Untuk mendapatkan metode baru penetapan kadar air koro pedang yang dapat diterapkan di seluruh laboratorium pengujian benih di Indonesia

Metode penetapan kadar air benih koro pedang dengan menggunakan oven suhu rendah (101-105oC) selama 17 jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia

J Validasi Metode Pengujian Daya Berkecambah Benih Koro Pedang (Canavalia sp.)

Untuk mengetahui metode daya berkecambah pada benih koro pedang yang ditetapkan (hasil pengembangan metode 2014) dapat diaplikasikan dan valid

Metode daya berkecambah untuk benih koro pedang dengan menggunakan media pasir pada suhu terkendali 25oC, dengan evaluasi pertama dilakukan pada hari ke-7 atau ke-8 dan evaluasi terakhir pada hari ke-14 dapat diaplikasikan (valid) sehingga dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia

K Validasi Jumlah Sampel Uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada Benih Padi Berdasarkan ISTA Rules Chapter 7: 7-025

Untuk mendapatkan sampel uji yang memadai sehingga mudah dilaksanakan oleh analis laboratorium pada deteksi Aphelenchoides besseyi benih padi

Jumlah sampel uji dalam ISTA Rules Chapter 7:7-025 tidak aplikatif untuk dilaksanakan di laboratorium. Jumlah benih yang diuji sangat banyak yaitu 30.000 benih (300 ulangan/ subsample @ 100 butir). Metode yang hasilnya valid pada kegiatan validasi di Balai Besar PPMB-

TPH adalah Deteksi Aphelenchoides besseyi dengan jumlah sampel uji 4x1000 butir

L Validasi Metode Percepatan Waktu Pengujian Mutu Benih Kedelai

Untuk membuktikan bahwa pengamatan pertama hari ke-4 tidak berbeda dengan pengamatan pertama hari ke-5 yang mengacu pada ISTA Rules

1) Pengamatan pertama pada hari ke-4 dalam pengujian daya berkecambah benih kedelai belum bisa digunakan sebagai pengganti pengamatan pertama pada hari ke-5 yang telah ditetapkan oleh ISTA Rules dengan persentase keberterimaan 33%

2) Pengujian daya berkecambah benih kedelai di laboratorium tetap dilaksanakan sesuai ISTA Rules dengan pengamatan pertama hari ke-5 dan pengamatan terakhir hari ke-8

M Pengaruh Berbagai Kondisi Penyimpanan pada Kios Benih terhadap Ketahanan Mutu benih

Untuk mengetahui ketahanan mutu benih dalam berbagai kondisi penyimpanan pada kios benih serta menetapkan interval waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan / pengecekan mutu benih beredar

1) Pada kondisi kios konvensional (suhu ruang, tidak tertata dan benih bercampur dengan pupuk dan pestisida) bahan uji megalami penurunan mutu baik KA, DB maupun IV dibanding mutu benih yang tersimpan pada kondisi ruang tertata dan kondisi terkendali

2) Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan/ pengecekan mutu benih beredar, pada padi Ciherang berkadar air awal 11,9 % adalah pada bulan ke-5 benih disimpan dikios konvensional (8 bulan masa berlaku label) karena mutu bahan uji % DB (79%) sudah tidak memenuhi standar mutu benih

3) Sedangkan pada IR 64, dan Bisi-2 interval waktu yang tepat untuk pemeriksaan/penegecekan mutu benih belum dapat ditetapkan karena masih memenuhi standar mutu benih

4) Sebenarnya KA awal benih Bisma cukup tinggi 12,7%, tetapi masih dipertahankan dalam kegiatan ini dikarenakan s.d 7 bulan masa berlaku label DB dan IV masih cukup tinggi (DB : 88% dan IV: 62)

Page 14: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xiii

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

A. KEBERHASILAN 1. Terdapat 7 judul pengembangan metode yang telah ditetapkan melalui

Kepmentan No. 635 tahun 2015 yaitu : a. Penetapan kadar air benih kedelai pada suhu 130 ± 2o C selama 1

jam. b. Penetapan kadar air benih kacang tanah pada suhu 130 ± 2o C

selama 1 jam dengan keseragaman pemotongan. c. Penetapan kadar air benih koro pedang pada suhu rendah (101-

105oC) selama 17 jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar. d. Analisis kemurnian benih kacang tanah yang berbentuk polong

menggunakan PSD 21. e. Pengujian daya berkecambah benih koro pedang (Canavalia sp.)

pada suhu 25o C, menggunakan media pasir dan evaluasi 1 hari ke 7/8 serta evaluasi akhir pada hari ke 14.

f. Uji Tetrazolium benih padi dengan merendam benih pada larutan Tetrazolium 0,5 % selama 3 jam.

g. Uji Tetrazolium benih kacang tanah dengan merendam benih pada larutan Tetrazolium 1 % selama 24 jam.

2. Dukungan anggaran dan sarana/prasarana yang memadai; 3. Dukungan dan kemitraan yang kuat dari pimpinan dalam meningkatkan

kinerja Balai.

B. PERMASALAHAN Kendala-kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan mencakup: 1. Belum dapat menerbitkan Orange International Certificate (OIC) dan

Blue International Certificate (BIC) karena belum ada payung hukum yang jelas, serta pemahaman tentang pentingnya Standar Nasional Indonesia belum tersosialisasi dengan baik.

2. Keterbatasan jumlah sumberdaya manusia khususnya pegawai stuktural, sehingga terdapat pegawai PBT yang diperbantuan di struktural.

3. Kebijakan anggaran nasional yang mengharuskan dilakukannya revisi penghematan anggaran (refocusing), dapat mempengaruhi kinerja Balai.

4. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu atau belum seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

5. Belum lancarnya arus pelaporan dari masing-masing bagian sehingga pelaporan kegiatan tidak tepat waktu.

6. Masih kurangnya sumber daya manusia dengan kualifikasi S3 sehingga perlu mengikutsertakan dalam program tugas belajar.

Page 15: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xiv

B. TINDAK LANJUT Langkah-langkah yang perlu dilakukan di masa mendatang untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain : 1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi

terkait untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan dan tercapainya sasaran/target yang telah ditetapkan.

2. Merencanakan kegiatan dengan lebih matang, sehingga target yang telah ditetapkan baik secara fisik maupun keuangan dapat tercapai tepat waktu dan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait maupun antar bagian lingkup Balai Basar PPMB-TPH dalam rangka mengatasi suatu permasalahan yang harus diselesaikan secara cepat dan mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalian intern agar target dapat dicapai sesuai jadwal yang telah ditentukan.

4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan mengikutsertakan pelatihan-pelatihan baik yang bersifat administrasi maupun teknis dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Balai.

5. Mengusulkan tambahan tenaga kerja struktural dan peningkatan SDM melalui program tugas belajar pendidikan S2 dan S3.

Page 16: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR ISI LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xiv

DAFTAR ISI

BAB Halaman KATA PENGANTAR....................................................................................... RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................. DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................. DAFTAR GAMBAR......................................................................................... I PENDAHULUAN.................................................................................. A. Latar Belakang................................................................................

B. Tujuan.............................................................................................. C. Landasan Hukum ...........................................................................

II. RENCANA STRATEGIS...................................................................... A. Visi .................................................................................................. B. Misi ................................................................................................. C. Tujuan ............................................................................................

D. Indikator Kinerja Utama Balai Besar PPMB-TPH ........................... E. Sasaran Strategis ...........................................................................

F. Kebijakan Umum ............................................................................ G. Program dan Kegiatan ................................................................... H. Struktur Organisasi.......................................................................... I. Tugas Pokok dan Fungsi……………..……………………………..…

III. BAGIAN UMUM .....................................…..………………………….....

A. SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI .....……………….…… 1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja ................................ 1.1. Perjanjian Kinerja ...............................................................

1.2. Penyusunan KAK, ROK dan JUKNIS ................................ 1.3. Revisi Anggaran .................................................................

1.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015............................... 1.5. Penyusunan Anggaran/Renja-KL Tahun 2016................... 2. Monitoring dan Evaluasi ......................………………………….. 2.1. Laporan Bulanan dan Simonev........................................... 2.2. Laporan Tahunan dan LAKIP............................................... 2.3. Sistem Pengendalian Intern.................................................

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA .............................................. 1. Kepegawaian .............................................................................. 1.1. Keadaan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH ......................... 1.2. Mutasi Kepegawaian ............................................................ 1.3. Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala..................... 1.4. Cuti........................................................................................

1.5. Pembinaan dan Pengembangan SDM ............................... 1.5.1. Absensi ....................................................................

i ii xiv xvi xviii 1 - 1 1 - 1 1 - 2 1 - 2 2 - 1 2 - 1 2 - 1 2 - 1 2 - 1 2 - 1 2 - 1 2 - 2 2 - 2 2 - 3 3 - 1

3 - 1 3 - 1 3 - 1 3 - 2 3 - 2 3 - 2 3 - 3 3 - 5 3 - 5 3 - 6 3 - 6 3 - 8 3 - 8 3 - 9 3 - 9 3 - 10 3 - 12

3 - 12

Page 17: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR ISI LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xv

1.5.2. Tugas Belajar ........................................................... 1.5.3. Pelatihan Anlis Laboratorium................................... 1.5.4. Peningkatan Sumberdaya Manusia......................... 1.5.5. Pelatihan Sistem Mutu............................................. 1.5.6. Pelayanan Publik...................................................... 1.5.6. IPNBK.......................................................................

2. Tata Usaha ................................................................................ 2.1. Surat Menyurat .................................................................. 2.2. Langganan Daya dan Jasa ................................................ 3. Ketatausahaan ......................................................................... 4. Keperluan Operasional Perkantoran ........................................

5. Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum ...............................

5.1. Jabatan Fungsional Tertentu (Pengawas Benih Tanaman) .......................................................................... 5.2. Jabatan Fungsional Umum ...............................................

6. Evaluasi Jabatan ....................................................................... 7. Kegiatan Lainnya ......................................................................

C. KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN ..............................................

1. Keuangan ................................................................................... 1.1. Operasional Pengelolaan Satuan Kerja (Satker)............... 1.2. Pendapatan Negara............................................................

2. Perlengkapan ..............................................................................

2.1. Pengadaan Alat Pengolah Data.......................................... 2.2. Pengadaan Meubelair......................................................... 2.3. Pengadaan Peralatan Perkantoran.................................... 2.4. Pengadaan Alat Laboratorium............................................ 2.5. Pengadaan Pembuatan Germinator Room........................ 2.6. Pengadaan Pembangunan Tempat Parkir......................... 2.7. Pengadaan Pembangunan Penampungan Air.................... 2.8. Pengadaan Pembetonan Jalan.......................................... 2.9. Pemeliharaan Gedung Kantor............................................ 2.10. Perbaikan Peralatan Kantor................................................ 2.11. Perawatan Kendaraan Bermotor......................................... 2.12. Operasional dan Pemeliharaan Laboratorium.................. 2.13. Peminjaman Peralatan dan Kendaraan............................

3. Perpustakaan............................................................................... . IV. BIDANG INFORMASI DAN JARINGAN LABORATORIUM.................

A. SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI .................................... 1. Pembuatan Buku Literatur.......................................................... 2. Database/Website......................................................................

3 - 14 3 - 15

3 - 17 3 - 18 3 - 19 3 - 20 3 - 21 3 - 21 3 - 21 3 - 22 3 - 22 3 - 23 3 - 23 3 - 23 3 - 23 3 - 24 3 - 24 3 - 24 3 - 25 3 - 26 3 - 26 3 - 26 3 - 27 3 - 28 3 - 30 3 - 31 3 - 32 3 - 33 3 - 34 3 - 34 3 - 35 3 - 35 3 - 35 3 - 36 3 - 36 4 - 1 4 - 1 4 - 1 4 - 4

Page 18: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR ISI LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xvi

3. Penerbitan Buletin Vigor ........................................................... 4. Pameran Pertanian..................................................................... 5. Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen Laboratorium.... 6. Koleksi Varietas dan IPTB Tanaman Pangan dan Hortikultura.. 7. Uji Petik Mutu Benih yang Beredar............................................. B. SEKSI JARINGAN LABORATORIUM ............................................. 1. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu..............................................

1.1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium........... 2. Uji Profisiensi.............................................................................

3. Standardisasi Laboratorium....................................................... 3.1. Laboratorium Penguji Benih Balai Besar PPMB-TPH......... 3.2. Penyelenggaran Uji Profisiensi (LPUP)…........................... 3.3. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional ….………...

V. KELOMPOK FUNGSIONAL .................................................................

A. Pengembangan Metode/Validasi/Verifikasi Metode........................ 1. Penentuan Batas Maksimal Nematoda Parasit

Aphelenchoides besseyi Pada Benih Padi untuk Standar Mutu Kesehatan.......................................................................

2. Korelasi Status Kesehatan Benih Padi di Laboratorium dengan Serangan Penyakit Bacterial Leaf Blight (BLB) di Rumah Kaca dan Box Pertumbuhan.…...................................

3. Validasi Trier dalam Pengambilan Contoh Benih Padi............. 4. Verifikasi Pengujian Tetrazolium (TZ) pada Benih Padi........... 5. Pengembangan Metode Verifikasi Kemurnian Genetik Secara

Molekuler (DNA) Benih Padi Hibrida........................................ 6. Pengembangan Metode Pemanfaatan Penanda Dna Padi

Gogo Dan Padi Rawa Dalam Verifikasi Kebenaran Varietas Benih Padi.................................................................................

7. Kajian Masa Berlaku Label Benih Jagung yang Disimpan di Cold Storage..............................................................................

8. Verifikasi Penetapan Kadar Air dengan Empat Jenis Alat Ukur (Moisture Meter).......................................................................

9. Validasi Metode Penetapan Kadar Air Metode pada Benih Koro Pedang (Canavalia sp.)....................................................

10. Validasi Metode Pengujian Daya Berkecambah pada Koro Pedang......................................................................................

11. Validasi Jumlah Sampel Uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada Benih Padi Berdasarkan ISTA Rules Chapter 7: 7-025....

12. Validasi Metode Percepatan Waktu Pengujian Mutu Benih Kedelai......................................................................................

B. Pelayanan Pengujian........................................................................

VI. PENUTUP.............................................................................................. A. Kesimpulan...................................................................................... B. Saran...............................................................................................

4 - 5 4 - 5 4 - 6

4 - 9 4 - 11 4 - 13

4 - 13 4 - 13 4 - 16 4 - 17 4 - 17 4 - 20 4 - 23 5 - 1 5 - 2 5 - 3 5 - 12 5 - 14 5 - 16 5 - 22 5 - 25 5 - 27 5 - 32 5 - 39 5 - 44 5 - 50 5 - 52 5 - 62 6 - 1 6 - 1 6 - 1

Page 19: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR TABEL LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xvii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

III.B.1

III.B.2

III.B.3

III.B.4

III.B.5

III.B.6

III.B.7 III.B.8

III.B.9

III.B.10

III.B.11

III.B.12

III.B.13

III.B.14

III.B.15

III.B.16

III.B.17

III.C.1 III.C.2

III.C.3

III.C.4

III.C.5

Keadaan pegawai berdasarkan pendidikan ........................................... Keadaan pegawai Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan kepangkatan.. Keadaan pegawai berdasarkan penempatan pada struktur organisasi.. Tenaga kerja kontrak yang dipekerjakan tahun 2015............................. Nama pegawai yang beralih tugas dari dan ke Balai Besar PPMB- TPH Tahun 2015...................................................................................... Realisasi kenaikan pangkat selama tahun 2015..................................... Pejabat fungsional Pengawas Benih Tanaman s.d tahun 2015............ Realisasi kenaikan gaji berkala selama tahun 2015............................... Data pegawai yang telah melaksanakan cuti selama tahun 2015.......... Rekapitulasi daftar hadir pegawai Balai Besar PPMB-TPH 2015........... Pegawai yang mengikuti tugas belajar….............................……………. Daftar nama peserta pelatihan petugas pengambil contoh benih......... Daftar nama narasumber dan asal instansi............................................. Daftar nama peserta pelatihan Sistem Mutu Petugas Pengambil Contoh Benih........................................................................................... Daftar nama narasumber dan asal instansi............................................. Rekapitulasi surat masuk dan surat keluar tahun 2015.......................... Kegiatan Upacara Bendera selama tahun 2015..................................... Realisasi anggaran per jenis kegiatan.................................................... Realisasi anggaran per jenis belanja...................................................... Realisasi anggaran per jenis output........................................................ Pendapatan Negara tahun 2015............................................................. Pengadaan alat pengolah data...............................................................

3 - 8 3 - 9 3 - 9 3 - 9 3 - 10 3 - 10 3 - 11 3 - 12 3 - 13 3 - 13 3 - 15 3 - 16 3 - 17 3 - 19 3 - 19 3 - 21 3 - 24 3 - 24 3 - 25 3 - 25

3 - 26 3 - 26

Page 20: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR TABEL LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xviii

III.C.6

III.C.7

III.C.8 III.C.9 III.C.10 III.C.11 III.C.12 III.C.13 III.C.14 III.C.15 III.C.16 III.C.17 IV.A.1

IV.A.2

IV.A.3

IV.A.4

IV.A.5

IV.A.6 IV.A.7 IV.B.1 IV.B.2

IV.B.2

V.1.1

Pengadaan Meubelair............................................................................. Pengadaan peralatan perkantoran.......................................................... Pengadaan alat labortorium.................................................................... Pengadaan Pembuatan Germinator Room............................................. Pengadaan pembangunan tempat parkir................................................ Pengadaan pembangunan penampungan air......................................... Pengadaan perlengkapan sarana gedung.............................................. Pemeliharaan gedung dan bangunan kantor TA. 2015........................... Perbaikan peralatan kantor TA. 2015..................................................... Kalibrasi alat laboratorium....................................................................... Daftar peminjaman peralatan dan kendaraan tahun 2015..................... Jumlah buku yang dipinjam, peminjam, pembuatan kliping dan pengunjung perpustakaan tahun 2015.................................................... Data sampel benih dari berbagai kegiatan yang diinput dalam sistem informasi perbenihan tahun 2015............................................................ Pemusnahan arsip sisa contoh kirim tahun 2015.................................... Informasi yang diterbitkan dalam majalah vigor...................................... Koleksi Benih kering benih tanaman pangan tahun 2015..................... Koleksi benih kering tanaman hortikultura tahun 2015........................... Koleksi isolat patogen tular benih tahun 2015......................................... Data koleksi tabulampot tahun 2015....................................................... Hasil Uji Profisiensi Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH yang diselenggarakan ISTA............................................................................. Hasil validasi jumlah sampel uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada benih padi berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025............................. Hasil deteksi Ustilago nuda dengan metode staining pada benih Hordeum vulgare..................................................................................... Komposisi benih steril dan benih yang mengandung Aphelenchoides

3 - 27 3 - 28

3 - 30 3 - 31 3 - 33 3 - 33 3 - 34 3 - 35 3 - 35 3 - 36 3 - 36 3 - 36 4 - 4 4 - 4 4 - 5 4 - 9 4 - 10 4 - 10 4 - 11 4 - 25 4 - 26 4 - 26

Page 21: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR TABEL LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xix

V.1.2 V.1.3 V.1.4 V.1.5 V.1.6 V.1.7 V.1.8 V.1.9 V.1.10 V.1.11 V.1.12 V.1.13 V.1.14 V.1.15 V.1.16 V.1.17 V.1.18 V.1.19 V.1.20 V.1.21 V.1.22

besseyi.......................................……...............................................…... Jumlah ulangan terindikasi gejala ‘White Tip’............................……...... Kesesuaian sebaran A. besseyi dalam sampel....................................... Kesesuaian sebaran A. besseyi dalam sampel........................……...…. Jumlah rerata malai/tanaman.............…...............................………....... Rerata hasil padi / level pada kedua varietas..........................…………. Rerata hasil padi bernas dan hampa / level pada kedua varietas.....…. Hasil pengujian mutu benih.....................................................………….. Hasil uji homogenitas pada tiga lot benih padi.......................…......……. Jumlah sampel dalam kisaran selisihantara uji TZ dan DB di laboratorium............................................................................................ Aplikasi verifikasi kemurnian genetik secara molekuler (DNA) padi hibrida....................................................................................................... Data RH dan suhu saat pengambilan contoh benih di cold storage....... Penentuan jenis benih dan kisaran KA yang diuji................................... Maksimal perbedaan yang dibolehkan antara kadar air yang benar dan hasil dari moisture meter, untuk spesies chaffy dan non chaffy.............. Kesimpulan hasil verifikasi penetapan kadar air pada empat jenis alat ukur......................................................................................................... Hasil penetapan kadar air benih koro pedang varietas Temanggung menggunakan suhu rendah dan suhu tinggi........................................... Tingkat kadar air benih untuk validasi..................................................... Persentase laboratorium yang toleran.................................................... Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang pada uji homogenitas............................................................................................ Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang pada uji stabilitas..... Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang lab peserta validasi.. Data hasil analisis lot A...........................................................................

5 - 6 5 - 7 5 - 8 5 - 8 5 - 9 5 - 9 5 - 10 5 - 15 5 - 18 5 - 20 5 - 38 5 - 23 5 - 29 5 - 33 5 - 34 5 - 38 5 - 41 5 - 42 5 - 43 5 - 45 5 - 45 5 - 45 5 - 46

Page 22: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR TABEL LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xx

V.1.23 V.1.24 V.1.25 V.1.26 V.1.27 V.1.28 V.1.29 V.1.30 V.1.31 V.1.32 V.2.1 V.2.2 V.2.3 V.2.4

Data hasil analisis lot B........................................................................... Data hasil analisis lot C........................................................................... Data hasil analisis lot A........................................................................... Data hasil analisis lot B........................................................................... Data hasil analisis lot C........................................................................... Hasil pengujian kadar air awal benih kedelai.......................................... Hasil uji daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-4................ Hasil uji daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-5................ Persentase keberterimaan metode yang dikembangkan oleh laboratorium............................................................................................ Kelebihan atau kekurangan beberapa moisture meter.......................... Jenis pelayanan dan tarif pengujian per sampel..................................... Jenis komoditi dan jumlah sampel benih hortikultura dan benih tanaman lain............................................................................................ Jenis Komoditas dan Jumlah sampel uji profisiensi................................ Jenis komoditas dan jumlah sampel uji petik..........................................

5 - 46 5 - 47 5 - 47 5 - 47 5 - 48 5 - 57 5 - 57 5 - 57 5 - 58 5 - 60 5 - 66 5 - 65 5 - 65 5 - 66

Page 23: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR GAMBAR LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman II.G.1 III.B.1 IV.A.1 IV.A.2 IV.B.1 IV.B.2 IV.B.3 IV.B.4 IV.B.5 IV.B.6 IV.B.7 IV.B.8 IV.B.9 IV.B.10 IV.B.11 IV.B.12 IV.B.13 V.1 V.2 V.1.1 V.1.2

Bagan struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH............................... Grafik persentase kehadiran pegawai Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015....................................................................................................... Kemasan berlubang dan masih di display............................................. Display benih bersanding dengan pupuk.............................................. Pertemuan Pembukaan Audit Internal Laboratorium............................ Asesor KAN didampingi manajer teknis dan personil laboratorium melakukan pengecekan kondisi laboratorium........................................ Penutupan survailen laboratorium......................................................... Kegiatan Kaji Ulang Dokumen Laboratorium Penguji Benih................ Pembukaan Kaji Ulang Manajemen dipimpin oleh Manajer Puncak..... Salah satu pelaksanaan audit internal PUP oleh auditor....................... Sertifikat LPUP Balai Besar PPMB-TPH................................................ Sertifikat PUP Balai Besar PPMB-TPH...............….………….....……… Pelaksanaan reasesmen PUP Balai Besar PPMB-TPH oleh asesor. Kegiatan sosialisasi dokumen sistem mutu PUP Balai Besar PPMB-TPH........................................................................................................ Pelaksanaan kaji ulang dokumen sistem mutu PUP..........................… Kegiatan Kaji Ulang Manajemen..................................................…...... Pemberian Methyl Blue pada benih Hordeum vulgare.......................... Beberapa metode pengujian terdapat dalam Kepmentan No. 635 tahun 2015............................................................................................. Metode penetapan kadar air kedelai dalam SNI.……................…........ Gejala white tip level 2, level 3 dan level 4........................…….………. Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var. Ciherang level 2,

2 - 3 3 - 14 4 - 12 4 - 12 4 - 17 4 - 18 4 - 18 4 - 19 4 - 19 4 - 20 4 - 21 4 - 21 4 - 22 4 - 22 4 - 23 4 - 23 4 - 27 5 - 1 5 - 2 5 - 4 5 - 6

Page 24: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR GAMBAR LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xxii

V.1.3 V.1.4 V.1.5 V.1.6 V.1.7 V.1.8 V.1.9 V.1.10 V.1.11 V.1.12 V.1.13 V.1.14 V.1.15 V.1.16 V.1.17 V.1.18 V.1.19 V.1.20 V.1.21

Gejala klorosis dan nekrosisi ujung daun padi var. Ciherang level 7..... Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var paktiwi level 4, Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var paktiwi level 2.......... Grafik hasil panen padi varietas Ciherang dan Paktiwi..............…........ Areal pertanaman pengambilan benih bahan uji pengembangan metode................................................................................................... Tanaman padi di box pertumbuhan Balai Besar PPMB-TPH................ Tanaman di lahan Balai Besar POPT..............……….............……...... Trier yang digunakan dalam kegiatan validasi..................................... Grafik kapasitas benih .........................................………………....……. Simulasi keterwakilan posisi benih di dalam karung....….............…….. Grafik persentase benih terwarnai dan tidak terwarnai.......................... Pembelahan benih padi sebelum proses pewarnaan pada pengujian TZ........................................................................................................... Benih non viabel.................................................................................... Hasil uji daya DB dan TZ antar analis Balai Besar PPMB-TPH untuk lot benih varietas Ciherang, Mekongga dan Situ Bagendit ................... Hasil uji daya DB dan TZ Laboratorium BPSBTPH untuk lot benih varietas Mekongga................................................................................. Benih viabel; benih non viabel; benih dengan pembelahan tidak sempurna............................................................................................... Regresi dan korelasi uji TZ dan DB sampel varietas Mekongga, Ciherang dan Situ Bagendit................................................................... Visualisasi hasil PCR SSR RM 206 dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan M DNA 100bp pada kolom 1 sd 11........................................................ Visualisasi hasil PCR SSR RM 346 dari 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan M DNA 100bp pada kolom 1 sd 11............................................ Benih jagung hibrida varietas BISI 816................................................. Alur pengambilan contoh dan pengujian benih jagung dari cold storage dan suhu ruang.........................................................................

5 -7 5 -7 5 - 11 5 - 13 5 - 13 5 - 13 5 - 14 5 - 14 5 - 15 5 - 15 5 - 17 5 - 18 5 - 19 5 - 19 5 - 21 5 - 21 5 - 24 5 - 24 5 - 28 5 - 28

Page 25: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR GAMBAR LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xxiii

V.1.22 V.1.23 V.1.24 V.1.25 V.1.26 V.1.27 V.1.28 V.1.29 V.1.30 V.1.31 V.1.32 V.1.33 V.1.34 V.1.35 V.1.36 V.1.37 V.1.38 V.1.39 V.1.40

Penyimpanan benih di suhu ruang........................................................ Grafik hasil pengujian KA, DB dan IV benih jagung setelah dari cold storage (bulan ke-0)............................................................................... Grafik hasil pengujian KA benih jagung yang disimpan pada suhu ruang selama 7 bulan............................................................................ Grafik Daya Berkecambah benih jagung yang disimpan pada suhu ruang selama 7 bulan............................................................................ Grafik Indeks Vigor benih jagung yang disimpan pada suhu ruang selama 7 bulan....................................................................................... Delmhorst G-7 Grain; Kett PM 600; DMC 500 dan GMK-503............... Trumpeter plot hasil kalibrasi Delmhorst G-7 pada contoh benih jagung.................................................................................................... Pelaksanaan pengukuran KA contoh benih kedelai dengan Kett PM 600......................................................................................................... Trumpeter plot hasil kalibrasi ulang DMC 500 pada contoh benih jagung.................................................................................................... Proses penghancuran benih: Penghancuran benih dengan skala kasar, Pengukuran suhu material hasil penghancuran.......................... Pengecekan mutu grinding: Penyaringan partikel benih secara mekanik, Partikel benih yang tertinggal pada saringan 4 mm, Partikel benih lolos saringan 4,00 dan 2,00 mm................................................. Proses penurunan kadar air: Pemanasan di dalam oven, Penjemuran di bawah panas matahari....................................................................... Nilai H hasil uji daya berkecambah 3 lot benih koro pedang antar laboratorium peserta.............................................................................. Nilai K hasil uji daya berkecambah 3 lot benih koro pedang antar laboratorium peserta.............................................................................. Jumlah nematoda pada beberapa varietas............................................ Jumlah kecambah normal pada setiap hari pengamatan...................... Delapan Varietas kedelai sebagai bahan uji.......................................... Homogenisasi penyiapan bahan uji....................................................... Uji homogenitas.....................................................................................

5 - 29 5 - 30 5 - 30 5 - 31 5 - 31 5 - 33 5 - 36 5 - 36 5 - 37 5 - 40 5 - 40 5 - 41 5 - 46 5 - 46 5 - 51 5 - 53 5 - 55 5 - 55 5 - 56

Page 26: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

DAFTAR GAMBAR LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH xxiv

V.2.1 V.2.2

Pencapaian Jumlah Contoh Benih pelayanan pengujian bulan Januari – Desember 2015.................................................................................. Komoditi dan jumlah benih tanaman pangan........................................

5 - 64 5 - 64

Page 27: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB I LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 1 - 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Benih berperan tidak hanya sebagai bahan tanam, tetapi juga sebagai sarana yang menyalurkan potensi genetik dan varietas yang diwakilinya. Undang-undang Nomor 12/1992 tentang sistem budidaya tanaman mewajibkan semua benih yang diperdagangkan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Pengujian mutu benih umumnya dilakukan oleh laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau laboratorium swasta yang bergerak dibidang perbenihan.

Sertifikat hasil pengujian mempunyai mutu yang tinggi apabila data yang dihasilkan dapat memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek ketelitian dan akurasi data yang dapat dipertanggungjawabkan. Kebenaran hasil pengujian sangat ditentukan oleh kinerja laboratorium pengujinya. Untuk memastikan kesesuaian hasil pengujian dengan persyaratan jaminan penerapan SNI ISO/IEC 17025:2008 harus dilakukan. Oleh karena itu, laboratorium harus selalu mengembangkan dan menerapkan pengendalian mutu dan jaminan mutu dengan menetapkan dan memelihara sistem manajemen mutu yang sesuai dengan jenis, ruang lingkup dan volume kegiatan yang dilaksanakan.

Berdasarkan amanat Keputusan Menteri Pertanian No. 78/Permentan/OT.140/11/2011, Balai Besar PPMB-TPH mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, kegiatan-kegiatan tahun 2014 difokuskan untuk mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, antara lain : 1. Melaksanakan pengembangan metode pengujian mutu benih tanaman

pangan (laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran) 2. Melakukan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu laboratorium

pengujian benih 3. Menyelenggarakan uji profisiensi (uji banding antar laboratorium) 4. Peningkatan kompetensi SDM dan kelembagaan 5. Peningkatan kualitas manajemen teknis, keuangan dan Kepegawaian.

Sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan, Balai Besar PPMB-TPH berupaya menjadi lembaga yang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi laboratorium pengujian benih di daerah (khususnya BPSBTPH), yang berfungsi untuk : 1. Peningkatan pengkajian dan pelaksanaan terapan melalui

pengembangan metode pengujian mutu benih. 2. Peningkatan bimbingan teknis dan penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium. 3. Memfasilitasi hal-hal yang terkait dengan aturan perbenihan nasional

maupun internasional.

Page 28: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB I LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 1 - 2

4. Pembinaan kompetensi (kemampuan profesional) laboratorium pengujian mutu benih dan Pengawas Benih Tanaman.

5. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen Balai.

Keluaran kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, diukur dengan tercapainya 3 (tiga) indikator kegiatan utama yaitu :

1. Jumlah metode yang dikembangkan (metode) 2. Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem mutu (laboratorium) 3. Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi (laboraorium).

Permasalahan yang dihadapi adalah masih ditemukan mutu benih yang beredar belum sesuai standar, belum seluruh laboratorium pemerintah (BPSB) terstandarisasi, dan kompetensi SDM khususnya pengawas benih tanaman baik jumlah maupun kompetensinya masih kurang. Permasalahan tersebut menjadi tugas kita semua baik instusi pusat maupun daerah, dan peran Balai Besar PPMB-TPH diharapkan menjadi bagian untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Laporan tahunan ini merupakan laporan kinerja Balai pada tahun 2015 yang menggambarkan latar belakang, tujuan, metode hasil kegiatan dan evaluasi capaian kegiatan yang seluruhnya mengacu kepada pelaksanaan tugas dan fungsi Balai.

B. Tujuan

Laporan ini disusun dengan tujuan : 1. Sebagai laporan kinerja Balai Besar Pengujian Pengembangan Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2015. 2. Sebagai bahan evaluasi dan tolok ukur penilaian untuk kegiatan tahun

berikutnya. C. Landasan Hukum

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara. 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

junto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Page 29: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB I LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 1 - 3

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. 9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. 10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 102 tahun 2000 tentang

Standarisasi Nasional. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan

Pangan. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu

dan Gizi Pangan. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juncto Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

19. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

20. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

21. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL).

22. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN, sebagaimana telah diubah beberapa kali, junto Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

24. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

25. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

26. Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

28. Peraturan Menteri Pertanian No 39/Permentan/0T.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina.

Page 30: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB I LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 1 - 4

29. Peraturan Menteri Pertanian No 58/Permentan/0T.140/8/2007 tentang Pelaksaanaan Sistem Standardisasi Nasional dibidang Pertanian.

30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar.

31. Peraturan Menteri Pertanian No. 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Tata Kerja dan Organisasi Balai Besar PPMB-TPH.

32. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

33. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

34. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.02/2014 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015.

35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.02/2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.02/2014 Tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2015.

36. SNI ISO/IEC 17025:2008 Tentang Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi.

37. ISO 9001:2008 Tentang Persyaratan Umum Pelayanan Publik. 38. International Seed Testing Association (ISTA) Rules.

Page 31: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB II LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 2 - 1

RENCANA STRATEGIS

Rencana strategis secara umum merupakan rencana kegiatan yang disusun selama lima tahun kedepan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program, sesuai tugas pokok dan fungsinya. Dengan adanya perubahan struktur organisasi, maka telah disusun Renstra Balai Besar PPMB-TPH periode tahun 2015-2019 yang secara garis besarnya meliputi:

A. Visi

Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf internasional untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh dan berdaya saing.

B. Misi

1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih yang valid dan aplikatif 2. Meningkatkan kompetensi kelembagaan Balai Besar PPMB-TPH 3. Mewujudkan standardisasi laboratorium penguji benih diseluruh

Indonesia 4. Melaksanakan sertifikasi benih pada perdagangan internasional

(orange dan blue international certificate)

C. Tujuan

Mengembangkan pengujian mutu benih dan penerapan sistem sertifikasi untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.

D. Indikator Kinerja Utama Balai Besar PPMB-TPH

1. Jumlah metode pengujian mutu benih yang dikembangkan, divalidasi dan disahkan (metode);

2. Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem mutu (laboratorium); 3. Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi (laboratorium); 4. Jumlah pelaksanaan uji petik mutu benih yang beredar (contoh benih).

E. Sasaran Strategis

Berkembangnya metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran serta penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura.

F. Kebijakan Umum

Untuk mencapai keberhasilan tersebut tentu diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat serta tetap berpedoman pada peraturan dan pedoman/standar yang berlaku baik secara nasional maupun internasional.

Page 32: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB II LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 2 - 2

G. Program dan Kegiatan

Program Balai Besar PPMB-TPH mendukung program pembangunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan. Kemudian, program utama tersebut dijabarkan menjadi kegiatan operasional Balai yang merupakan penjabaran secara detail tentang kinerja dalam meningkatkan pelayanan kepada stakeholder di bidang pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Kegiatan operasional Balai Besar PPMB-TPH sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan penyusunan program dan rencana kerja; 2. Peningkatan informasi melalui penerbitan pedoman/literatur 3. Peningkatan pengembangan metode dan validasi metode; 4. Peningkatan pelayanan pengujian mutu benih kepada customer; 5. Peningkatan koleksi varietas/IPTB/DNA; 6. Peningkatan fasilitasi penerapan sistem mutu 7. Peningkatan standarisasi laboratorium; 8. Uji petik mutu benih beredar 9. Peningkatan pelatihan teknis, umum dan magang; 10. Peningkatan administrasi pelaksanaan kegiatan; 11. Peningkatan informasi melalui penerbitan jurnal/majalah vigor; 12. Peningkatan laporan kegiatan pengembangan metode pengujian

mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih; 13. Peningkatan Jumlah Lab yang Melaksanakan Uji Profisiensi 14. Peningkatan kegiatan pelayanan perkantoran; 15. Peningkatan perangkat pengolah data dan komunikasi 16. Peningkatan sarana perangkat dan fasilitas perkantoran; 17. Peningkatan Gedung/Bangunan.

H. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh seorang Kepala dan memiliki 2 (dua) eselon III, yaitu Bagian Umum dan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam melakukan tugas dan fungsinya, Bagian Umum terdiri dari 3 (tiga) unit kerja eselon IV yang meliputi Subbagian Program dan Evaluasi, Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri dari 2 (dua) unit kerja eselon IV yang meliputi, Seksi Informasi dan Dokumentasi dan Seksi Jaringan Laboratorium.

Kelompok Jabatan Fungsional yang terdapat di Balai Besar PPMB-TPH adalah fungsional pengawas benih tanaman (PBT) yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala Balai yang membawahi 8 laboratorium pengujian benih, yaitu laboratorium elektroforesis, laboratorium cendawan, laboratorium bakteri, laboratorium virus, laboratorium kultur jaringan, laboratorium biologi, laboratorium nematoda, dan laboratorium fisika. Bagan struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada gambar II.H.1

Page 33: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB II LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 2 - 3

Gambar II.H.1 Bagan struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015

I. Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 78/Permentan/OT.140/11/2011 tanggal 30 Nopember 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar PPMB-TPH, Tugas Pokok Balai Besar PPMB-TPH adalah melaksanakan pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, sedangkan fungsi Balai Besar PPMB-TPH adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu

benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;

2. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura;

3. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura;

4. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar;

5. Pelaksanaan sertifikasi ISTA (International Seed Testing Association) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura;

KEPALA

SUBBAG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN

TATA USAHA

SUBBAG PROGRAM DAN

EVALUASI

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BAGIAN UMUM

BIDANG INFORMASI DAN JARINGAN

LABORATORIUM

SEKSI JARINGAN

LABORATORIUM

SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI

Page 34: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB II LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 2 - 4

6. Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;

7. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;

8. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;

9. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar PPMB-TPH.

Page 35: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 1

BAGIAN UMUM

Berdasarkan Permentan Nomor : 78/Permentan/OT.140/11/2011, Bagian Umum Balai Besar PPMB-TPH mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan evaluasi dari pelaksanaan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan hortikultura, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Dalam menjalankan tugas tersebut Bagian Umum dibantu oleh 3 (tiga) sub bagian, yaitu Sub Bagian Program dan Evaluasi, Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha dan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan. Secara garis besar kegiatan Bagian Umum yang telah dilaksanakan selama Tahun 2015 adalah sebagai berikut : A. SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI

1. Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Pelaksanaan program dan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015 memerlukan penjelasan sebagai bahan pengendalian untuk mencapai kinerja yang optimal. Penjelasan tersebut harus dapat menjawab nilai strategis dari komponen-komponen yang ditargetkan. Beberapa aspek yang perlu diperjelas adalah indikator kinerja keluaran dan hasil, mekanisme dan jenis belanja barang dan jasa, serta penilaian resiko atas keberhasilan kegiatan.

Kegiatan Balai Besar PPMB-TPH mengacu pada program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu hasil Tanaman Pangan. Untuk mendukung program tersebut pada tahun 2015 ditetapkan kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih.

Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana perlu ditetapkan petunjuk teknis dan kerangka acuan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan dapat berjalan efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.1. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja tahun 2015 merupakan bagian dari dokumen yang diperjanjikan antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan.

Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2015 ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang diulas secara rinci dan mendalam adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai Besar PPMB-TPH dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan yang meliputi :

Page 36: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 2

a. Pengembangan metode pengujian mutu benih 10 metode b. Penerapan sistem mutu 8 laboratorium c. Penyelenggaraan Uji Profisiensi 35 laboratorium

1.2. Penyusunan KAK, ROK dan JUKNIS

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Balai, dokumen perencanaan merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan dan disusun secara cermat. Salah satu pedoman dalam melaksanakan kegiatan adalah KAK, ROK dan JUKNIS disamping peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya. Rencana kegiatan tersebut dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana Operasional Kegiatan (ROK) dan Petunjuk Teknis (JUKNIS). Hal ini diperlukan untuk memberikan pedoman bagi pelaksana kegiatan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai secara optimal. Penyusunan KAK/TOR, ROK dan JUKNIS ini mengacu pada DIPA, Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) serta dokumen RKA-KL TA. 2015. KAK/TOR, ROK dan JUKNIS disusun berama dengan penanggung jawab kegiatan dan pelaksana kegiatan lingkup Balai Besar PPMB-TPH. a. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan

Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference), adalah suatu dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan yang memuat latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, waktu pencapaian, dan biaya yang diperlukan. KAK ini dilengkapi dengan rencana anggaran biaya per jenis belanja dari masing-masing kegiatan.

b. Penyusunan ROK Penyusunan ROK berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ada pada Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015 dengan cara menempatkan kegiatan-kegiatan tersebut pada waktu (bulan) dilaksanakannya kegiatan tersebut. Penempatan tersebut disesuaikan dengan anggaran yang tersedia dari masing-masing kegiatan. ROK pada dasarnya untuk mengetahui alokasi anggaran dan jadwal pelaksanaan kegiatan serta untuk mengetahui target fisik dan keuangan. ROK merupakan penjabaran lebih lanjut dari Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)/ RKA-K/L. Dokumen tersebut berfungsi untuk mengevaluasi pencapaian target sebagai bahan evaluasi kegiatan.

c. Penyusunan JUKNIS JUKNIS disusun secara detil termasuk titik kritis dan resiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada sistem pengendalian intern.

d. Workshop Penyusunan LAKIP Dalam rangka rangka perbaikan dan perumusan LAKIP Ditjen Tanaman Pangan tahun 2015 maka diadakan penyusunan LAKIP Ditjen Tanaman Pangan pada tanggal 13 – 15 Februari 2015 di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (B2P2TP)

Page 37: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 3

peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Perbenihan, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Pascapanen, Balai Besar PPMB-TPH Cimanggis dan Balai Besar POPT Jatisari. Narasumber workshop Inspektorat Jenderal Kementan, dan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

1.3. Revisi Anggaran

Pada tahun 2015 telah dilakukan revisi DIPA sebanyak satu kali dan revisi POK sebanyak tiga kali. Revisi DIPA/POK dilakukan dalam rangka penyesuaian anggaran antara output dengan pagu tetap untuk memenuhi kekurangan gaji pegawai, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 140/PMK.02/2015, tanggal 27 Juli 2015 tentang tata cara revisi anggaran TA. 2015.

1.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Untuk mendukung program Balai TA. 2016 telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab kegiatan lingkup Balai Besar PPMB-TPH. RKT disusun H – 1 sebagai dasar penyusunan anggaran tahun 2016. RKT ini memuat tentang pelaksanaan kegiatan yang mencakup : a. Indikator Kinerja Utama yang berisi program, sasaran, indikator

sasaran, target dan penanggung jawab b. Penetapan Kinerja berisi program utama, sasaran, indikator kinerja

output, indikator kinerja outcome dan anggaran c. Rencana Kinerja Tahunan yang berisi sasaran strategis, indikator

output dan target d. Rencana Kerja dengan program peningkatan produksi, produktivitas

dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan yang terdiri dari 17 kegiatan.

1.5. Penyusunan Anggaran/Renja-KL Tahun 2016

a. Penyusunan Anggaran

Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2016 mempunyai 77 sub kegiatan yang mencakup teknis dan administrasi dengan sasaran yaitu berkembangnya metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan indikator sasaran sebagai berikut : 1) Jumlah metode pengujian mutu benih yang dikembangkan,

divalidasi dan disahkan 2) Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem mutu 3) Jumlah peserta uji profisiensi.

Dengan tersusunnya anggaran ini maka telah memberikan pedoman dan arah bagi pelaksana/penanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan dan memberikan panduan dan acuan dalam melaksanakan

Page 38: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 4

perencanaan kegiatan sehingga memudahkan petugas/pegawai dalam menyusunanggaran/Renja-KL.

Kegiatan operasional yang disusun dalam Rencana Kinerja Anggaran-Kementerian Lembaga (RKA-KL) 2016 adalah sebagai berikut : 1) Rancangan Kerja Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH 2) Pembuatan Buku Literatur 3) Pengembangan Metode dan Validasi Metode 4) Pelayanan Pengujian Mutu Benih 5) Koleksi Varietas 6) Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu 7) Standardisasi Laboratorium 8) Pelatihan Teknis, Umum dan Magang 9) Administrasi Pelaksana Kegiatan 10) Jurnal/Majalah Vigor 11) Laporan Kegiatan Pengembangan Metode 12) Jumlah Laboratorium yang Melaksanakan Uji Profisiensi 13) Pelayanan Perkantoran 14) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 15) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 16) Gedung/Bangunan

b. Penelaahan RKA-K/L

Penelaahan internal lingkup Ditjen Tanaman Pangan dilaksanakan sebanyak 5 kali, penelahaan dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yaitu : 1) Mengikuti penelaahan dan reviu RKA-K/L Ditjen Tanaman Pangan

pagu anggaran TA. 2016 tanggal 30-31 Juli 2015 di Bogor. 2) Mengikuti pertemuan Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja

(ADIK) lingkup Ditjen Tanaman Pangan pada tanggal 11 Agustus 2015 di Jakarta dan tanggal 24 – 26 Agustus 2015 di Bogor.

3) Mengikuti pertemuan pemantapan output dan outcome (tindak lanjut trilateral) berupa perbaikan Renstra, Renja dan RKP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016 pada tanggal 7-8 September 2015 di Bogor.

4) Mengikuti Rapat Penelaahan RKA-K/L Pagu Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2016 oleh Biro Perencanaan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Jakarta.

5) Mengikuti workshop pemantapan kegiatan dan anggaran tahun 2016 pada tanggal 17 – 19 Desember 2015 di Bogor, Jawa Barat.

Selanjutnya penyusunan RKA-KL dan DIPA 2016 mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL 2016. Pembahasan RKA-KL 2016 mencakup usulan kegiatan-kegiatan Balai yang akan dilaksanakan TA. 2016 telah dilakukan melalui sistem aplikasi yang terintegrasi dalam format kertas kerja RKA-KL. Untuk mendukung RKA-KL telah dilakukan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) sesuai format

Page 39: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 5

yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran. Terakhir penelaahan eksternal untuk finalisasi RKA-KL TA. 2016 yang berlangsung di Direktorat Jenderal Anggaran. Penelaahan RKA-KL Balai Besar PPMB-TPH mencakup: 1. Kesesuaian nama Program dan Kegiatan Tahun 2016, yaitu :

a) Nama Program : (018.03.06) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Pangan.

b) Nama Kegiatan : (1767) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih. 2. Kesesuaian Kode Satker dan Pagu Anggaran, yaitu dengan kode

010082 dan pagu anggaran sebesar Rp. 9.900.000.000,-. 3. Kesesuaian Penyusunan Sub Kegiatan, KAK dan RAB 4. Kesesuaian Penggunaan Standar Biaya Umum (SBU) dengan

berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015.

5. Kesesuaian data pendukung kegiatan yang meliputi data peralatan inventaris kantor dan referensi harga dari suplier dan lain-lain.

6. Kelengkapan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

c. Penerbitan DIPA TA. 2016 DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2015 telah diterima berdasarkan surat pengesahan No. SP DIPA-018.03.2.010082/2016 tanggal 7 Desember 2015 dengan total anggaran Rp. 9.900.000.000,-. Dalam rangka pemantapan penggunan anggaran terhadap kegiatan Lingkup Balai Besar PPMB-TPH, serta menyelesaikan perencanaan pencapaian sasaran kerja tersebut maka Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan revisi DIPA TA. 2016. Revisi DIPA dengan mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- yang semula Rp. 9.400.000.000,- menjadi Rp. 9.900.000.000,-. Penambahan anggaran akan digunakan untuk pengawalan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai.

2. Monitoring Dan Evaluasi

2.1. Laporan Bulanan dan Simonev Menyusun laporan bulanan Balai yang secara rutin dilakukan setiap bulannya. Laporan bulanan ini menyajikan kegiatan Bagian Umum, kegiatan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta kegiatan kelompok fungsional Pengawas Benih Tanaman yang mencakup progres seluruh kegiatan baik yang tercantum pada DIPA maupun kinerja lainnya. Sedangkan laporan Simonev disusun secara rutin setiap 1 bulan sekali, yang mencakup realisasi fisik dan keuangan.

Page 40: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 6

2.2. Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja Menyiapkan bahan penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja (LAKIN) yang mencakup realisasi kegiatan Balai Besar PPMB-TPH TA. 2015, permasalahan dan pemecahannya. Penyusunan Laporan Tahunan dan LAKIN ini dilakukan secara konsinyering dengan melibatkan para penanggung jawab kegiatan dan pelaksana kegiatan lingkup Balai Besar PPMB-TPH sesuai dengan Memorandum Kepala Bagian Umum tentang Konsinyasi Penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja. Sehingga pada tanggal 21 – 22 Desember 2015 dilaksanakan konsinyasi dan workshop penyusunan laporan tahunan dan Laporan Kinerja. Laporan Tahunan merupakan kumpulan laporan kegiatan secara rinci yang bertujuan memberikan informasi hasil-hasil yang sudah dicapai dan mengungkap permasalahan yang memerlukan tindak lanjut serta perbaikan sebagai bahan evaluasi. Sedangkan Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan laporan kinerja berdasarkan indikator input, output, dan outcome dengan cara menilai tingkat keberhasilannya sebagai bahan evaluasi dari pihak internal maupun eksternal dalam melakukan penilaian kinerja Balai. Berdasarkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran dari keseluruhan kegiatan, rata-rata hampir mencapai 100%. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran ini terutama, dengan telah diselesaikannya seluruh kegiatan administrasi maupun teknis yang dibiayai dari anggaran DIPA Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015. Kegiatan administrasi yang dimaksud adalah kegiatan yang mendukung kegiatan teknis Balai. Kegiatan ini meliputi kegiatan struktural yang pengelolaannya di bawah Bagian Umum serta Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium telah dilaksanakan secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang tersedia. Selanjutnya, kegiatan teknis Balai adalah kegiatan laboratorium maupun kelembagaan dalam rangka melaksanakan Tupoksi yang meliputi pelayanan pengujian mutu benih kepada masyarakat/stakeholder, validasi dan pengembangan metode pengujian, penerapan sistem manajemen mutu kepada seluruh laboratorium pengujian mutu benih di Indonesia, uji profisiensi untuk mengetahui kompetensi laboratorium daerah, uji petik mutu benih yang beredar, pembuatan buku literatur dan koleksi varietas/IPTB/DNA.

2.3. Sistem Pengendalian Intern

Dalam rangka pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pemerintah lingkup Balai Besar PPMB-TPH, berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar 02.RC.110/C3.BBMB/1/2015 tanggal 5 Januari 2015 telah dibentuk Tim Satuan Pelaksanaan Pengendalian Intern. Salah satu tujuan dari Tim Satlak PI adalah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan masukan bagi pimpinan.

Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan SPI adalah disamping melaksanakan amanat PP No. 60 Tahun 2008 adalah : 1. Melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program dan

kegiatan; 2. Mengetahui sedini mungkin hambatan yan terjadi serta memberikan

Page 41: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 7

masukan alternative pemecahannya; 3. Mencegah atau mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan; 4. Mengevaluasi apakah pencapaian hasil sesuai dengan target yang

ditetapkan; 5. Menggali informasi dan masukan-masukan bagi perbaikan ke depan.

Selanjutnya Tim Satlak Pengendalian Intern berdasarkan surat penugasan melakukan monitoring dan evaluasi setiap triwulan dan melaporkan hasilnya kepada Balai Besar. Dalam penugasan tersebut tim dibagi menjadi tiga yaitu: 1) bertugas mengevaluasi kegiatan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium, 2) bertugas mengevaluasi Kegiatan Fungsional, dan 3) bertugas mengevaluasi kegiatan Bagian Umum.

Impelementasi pelaksanaan SPI pada tahun 2015, adalah: 1. Menyusun program kerja Satlak Pengendalian Intern. 2. Menyusun Petunjuk Teknis Sistem Pengendalian Intern. 3. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian secara

triwulan yang dilaporkan dalam laporan tersendiri : a. Triwulan I berdasarkan Surat Tugas Kepala Balai Besar PPMB-

TPH No. 7.RC.110/C.3.BBMB/04/2015 tanggal 6 April 2015, dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 April 2015.

b. Triwulan II berdasarkan Surat Tugas Kepala Balai PPMB-TPH No. 40.RC.110/C.3.BBMB/07/2015 tanggal 22 juli 2015, dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2015.

c. Triwulan III berdasarkan Surat Tugas Kepala Balai PPMB-TPH No. 10.RC.110/C.3.BBMB/10/2015 tanggal 20 Oktober 2015, dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2015.

d. Triwulan IV berdasarkan Surat Tugas No. 13.RC.110/C.3.BBMB /12/2015 tanggal 4 Desember 2015, dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2014.

4. Mendampingi penilaian pembangunan zona integritas dari Inspektorat Jenderal Kementerian.

5. Melaporkan pengelolaan gratifikasi lingkup Balai Besar PPMB-TPH.

Pada tahun 2015 Balai Besar PPMB-TPH telah membentuk Tim Pembangunan Zona Integritas No. 11.RC.110/C3.BBMB/11/2015 tanggal 23 November 2015 dengan dasar Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014. Tugas dari Tim Pembangunan Zona Integritas adalah : 1. Mewujudkan wilayah bebas dari korupsidan wilayah birokrasi bersih

dan melayani 2. Membangun koordinasi, fasilitasi dan pengawasan yang efektif untuk

mempercepat pembangunan zona integritas. 3. Melakukan pemantauan terhadap kinerja satlak pengendalian intern,

pengelolaan gratifikasi dan pengaduan masyarakat.

Page 42: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 8

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

1. Kepegawaian

1.1. Keadaan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap pelaksanaan pembangunan nasional adalah sangat penting dan menentukan, karena PNS adalah unsur Aparatur Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan Nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional tergantung dari kesempurnaan Aparatur Negara dalam menjalankan tugas kedinasan sehari-hari.

Untuk mewujudkan PNS yang handal dalam melaksanakan tugasnya, maka PNS perlu dibina atas dasar sistem karier dan prestasi kerja. Selanjutnya, PNS juga harus mampu menghayati hak dan kewajibannya serta mentaati segala peraturan dalam menjalankan tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 60 orang yang terdiri dari : tenaga teknis sebanyak 5 orang, tenaga administrasi 21 orang, tenaga fungsional PBT 34 orang termasuk calon fungsional PBT sebanyak 4 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 15 orang.

Keadaan pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan terdiri dari S2 sebanyak 11 orang, S1 sebanyak 27orang, D4 sebanyak 3 orang, SLTA sebanyak 18 orang. Data secara terinci dapat dilihat pada Tabel III.B.1.

Tabel III.B.1. Keadaan pegawai berdasarkan pendidikan per 31 Desember 2015

No UNIT KERJA

PENDIDIKAN Jumlah seluruh

nya PNS TENAGA KERJA KONTRAK

S2 S1 D3 D2 SLTA JML SLTA SLTP SD JML

1 Kepala Balai Besar 1 1

2 KA BAGIAN UMUM 1 1

a. Sub Bag Program dan Evaluasi

1 1 1 3

b. Sub Bag Kepeg dan Tata Usaha

1 7 8 9 4 2 15 23

c. Sub Bag Keuangan dan Perlengkapan

1 2 4 7 7

3 KA BID INFORMASI DAN JARINGAN LABORATORIUM

1 1 1

a. Seksi Informasi dan Dokumentasi

1 1 2 2

b. Seksi Jaringan Laboratorium

2 2 2

4 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

a. Pejabat Fungsional 7 18 2 3 30 29

b. Calon Fungsional PBT 1 2 3 3

c. Staf Administrasi 2 2 2

5 CPNS

JUMLAH 11 27 4 18 60 9 4 2 15 75

Page 43: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 9

Selanjutnya, keadaan pegawai Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan pangkat/golongan dan berdasarkan penempatan pada struktur organisasi dapat dilihat pada Tabel III.B.2. dan Tabel III.B.3.

Tabel III.B.2. Keadaan pegawai Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan pangkat/ golongan per 31 Desember 2015

No

Pegawai/

Tenaga

Golongan

Jml IV III II I

A B C D CPNS A B C D A B C D A B C D

1 Teknis 1 2 2 5

2 Administrasi 1 1 2 5 2 1 1 2 5 1 21

3 Fungsional PBT 2 4 8 9 6 1 30

4 Calon PBT 1 2 1 4

5 TKK 15

Jumlah 2 2 1 6 15 12 9 1 2 7 3 75

Tabel III.B.3. Keadaan pegawai berdasarkan penempatan pada struktur

organisasi per 31 Desember 2015

No Unit Kerja Golongan

TKK Jumlah IV III II I

1 Kepala Balai 1 1

2 Kepala Bagian Umum 1 1

1. Subbag Program dan Evaluasi 2 1 3

2. Subbag Kepegawaian dan Tata

Usaha

4 4 15 23

3. Subbag Keuangan dan Perlengkapan

4 4 8

3 Kepala Bidang Informasi dan Jaringan

Laboratorium

1 1

1. Seksi Informasi dan Dokumentasi 2 2

2. Seksi Jaringan Laboratorium 2 2

4 Kelompok Jabatan Fungsional terdiri

dari :

a. Koordinator Fungsional 1 1

b. Fungsional PBT 1 27 28

c. Calon Fungsional PBT 1 2 3

d. Staf Administrasi 2 2

Jumlah 5 42 13 15 75

1.2. Mutasi Kepegawaian Sehubungan dengan kurangnya tenaga lapangan baik penjaga keamanan, pramubakti maupun pengemudi, maka Balai Besar PPMB-TPH mempekerjakan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 15 orang, seperti pada Tabel III.B.4.

Tabel III.B.4. Tenaga kerja kontrak yang dipekerjakan tahun 2015 No. Nama Pendidikan Tugas TMT

1

2

3 4

5 6

Hasannudin

Didin Samsudin

Slamet Priyanto Ade Komarudin

Misar Dian Hidayat

SLTA

SLTA

SLTA SLTP

SLTP SLTA

Pengemudi

Pengemudi

Satpam Pramubakti

Satpam Satpam

2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014 2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014 2 – 1 – 2014

Page 44: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 10

No. Nama Pendidikan Tugas TMT

7 8

9 10

11

12 13

14 15

M. Saepudin Rian Revaldi

Agus Santoso Udin

Abdul Azis

Encuk Sukara Hana Pertiwi

Andriansyah Deny Ralita

SLTA SLTA

SD SD

SLTA

SLTP SLTA

SLTP SLTA

Satpam Satpam

Pramubakti Pramubakti

Pramubakti

Pramubakti Pramubakti

Satpam Pengemudi

2 – 1 – 2014 2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014 2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014 2 – 1 – 2014

2 – 1 – 2014 2 – 6 – 2014

Pegawai yang mutasi ke Balai Besar PPMB-TPH sebagai CPNS tahun 2015 ada 2 (dua) orang, mutasi dari instansi lain 2 (dua) orang dan mutasi ke instansi lain satu orang seperti pada Tabel III.B.5 berikut.

Tabel III.B.5. Nama pegawai yang beralih tugas dari dan ke Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015

No Nama/NIP Pangkat/

Gol/ Jabatan

Mutasi

Dari Mutasi Ke TMT

1

2

3

4

Yani Wiji Lestari, A.Md.

1982012120015032001 Nuning Widya H, A.Md.

199111192015032002

Safta Wijaya, S.Kom. 1984070920110111007

Hari Raharjo 197002081991031002

Pengatur II/c

Pengatur II/c

Penata Muda

III/a Penata Muda

TK.I/IIIb

CPNS

CPNS

BBPPMB-TPH

Puslitbang

Perkebunan

BBPPMB-TPH

BBPPMB-TPH

Sekditjen TP

BBPPMB-TPH

1-3-2015

1-3-2015

1-4-2015

1-9-2015

1.3. Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang naik pangkat pada tahun 2015 sebanyak 15 orang yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel III.B.6.

Tabel III.B.6. Realisasi kenaikan pangkat selama tahun 2015

No Nama/NIP Pangkat/Golongan

TMT Lama Baru

1 2

3 4

5 6

7

8

9

10

11

Tamil Arif/ 1981110420011011005 Arumasih Prijatin Handajani, A.Md./

197206161994032002

Mansur/197604082002121002 Muntiah/196709172002122002

Irmayanti/197903232007012001 Sri Rahayu PL, SP/

197201282005012001

Siti Nurhaeni, SP/ 197801272008122002

Mekky Kusuma Dewi, SP/ 198212172011012010

Nur Indrayanti Prabaningrum, SP/

198106112011012009 Vine Egistiani Suherman, SP/

198108252011012007 Siti Fadhilah, SP, M.Si/

198103212005012002

Penata Muda/IIIa Penata Muda TK.I/IIIb

Pengatur/IIc Pengatur/IIc

Pengatur Muda TK I/IIb Penata/IIIc

Penata Muda TK.I/IIIb

Penata Muda/IIIa

Penata Muda/IIIa

Penata Muda/IIIa

Penata Muda TK.I/IIIb

Penata Muda TK.I/IIIb Penata/IIIc

Pengatur TK I/IId Pengatur TK I/IId

Pengatur/IIc Penata TK I/IIId

Penata/IIIc

Penata Muda TK.I/IIIb

Penata Muda TK.I/IIIb

Penata Muda TK.I/IIIb

Penata/IIIc

Page 45: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 11

No Nama/NIP Pangkat/Golongan

TMT Lama Baru

12

13

14

15

Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si/

196803261993032001

Munawaroh Na’imatun Dafikah, SP/ 187712012007011001

Alfin Widiastuti, SP, M.Si/ 196803261993032001

Mochamad Shaldan Basari, A.Md. 197712012007011001

Pembina/IVa

Penata/IIIc

Penata Muda TK.I/IIIb

Pengatur/IIc

Pembina TK.I/IVb

Penata TK.I/IIId

Penata/IIIc

Pengatur TK.I/IId

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 30 tenaga fungsional PBT (termasuk CPBT) dan 1 tenaga fungsional Pranata Komputer sebagaimana pada Tabel III.B.7.

Tabel III.B.7 Pejabat fungsional Pengawas Benih Tanaman s.d tahun 2015

No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan

Fungsional No. SK dan Tanggal

Pengangkatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Ir. Herni Susilowati

196611221993032001 Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si

196803261993032001

Sri Budiarti, S.TP, M. Sc 19721002199803 2001

Dina, S.TP, M.Si. 197504251999032001

Eros Rosita

195904231981022001 Iyam

196406051987022001 Umi Sri Rezeki

196603201987032001 Lisa Yuniar

196206021986032001

Siti Fadhilah 198103212005012002

Sri Rahayu Puji Lestari,SP 197201282005012001

Tendy Wijiastuti, SP

197505092005012002 Endang Murwantini, SP

198005122005012002 Munawaroh Na’imatun D, SP

197712122005012002 Ismiatun

197103051994032002

Arumasih Prijatin Handajani 197206161994032002

Nike Fitria Wibawa, S.TP 197908212005012001

Siti Nurhaeni, SP

197801272008012001 Nandy Mardiansyah, S.Si

198703162009122006 Agha Marghapranata, SP

19870316 200912 2 006

Pembina, IV/b

Pembina, IV/b

Penata, III/c

Penata TK I,III/d

Penata TK I,

III/d Penata/IIIc

Penata III/c

Penata, III/c

Penata , III/c

Penata, III/d

Penata Muda

Tk I, III/b Penata Muda

Tk I, III/b Penata Muda

Tk I, III/b Penata III/c

Penata, III/c

Penata Muda Tk I, III/c

Penata Muda,

III/c Penata Muda

Tk I, III/b Penata Muda

Tk I, III/b

PBT Madya

PBT Madya

PBT Muda

PBT Muda

PBT

Penyelia PBT Penyelia

PBTPenyelia

PBT Penyelia

PBT Muda

PBT Muda

PBT Muda

PBT Pertama

PBT Muda

PBT Penyelia

PBT Penyelia

PBT Muda

PBT Muda

PBTPertama

PBT Pertama

4325/Kpts/KP.320/6/2013

3 Juni 2013 612/Kpts/KP.210/A/09/2015

4 September 2015

1334/Kpts/Kp.460/A2.4/X/2012 31 Oktober 2012

404/Kpts/KP.320/A2/II/2013 2 5Februari 2013

511/Kpts/KP.320/A2/II/2012

29 Februari 2012 1696/Kpts/Kp.320/A2/9/2013

16September 2013 417/Kpts/KP.320/A2.4/II/2011

27 Februari 2011 229/Kpts/Kp.320/A2.4/2011

25 Februari 2011

148/Kpts/KP.220/C1.3/04/2015 14 April 2015

59/Kpts/Kp.220/A2./03/2015 16Maret 2015

560/Kpts/KP.460/A2/VII/2013

18Maret 2013 608/Kpts/KP.460/A2/VII/09

21 Juli 2009 559/Kpts/KP.460/A2.4/III/2013

18Maret 2013 1283/Kpts/KP.320/A2.4/VIII/2012,

8 Agustus 2013

89/Kpts/KP.220/C1.3/03/2015 16 Maret2015

63/Kpts/KP.320/A2.4/II/2013 25 Februari 2013

152/Kpts/KP.220/C1.3/04/2015

3April 2015 412/SM.530/J.3.7/10/2011-12,

16 Maret 2015 412/SM.530/J.3.7/10/2011-11,

16 Maret 2015

Page 46: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 12

No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan

Fungsional No. SK dan Tanggal

Pengangkatan

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Aditya Kusuma Wardana, SP

19870316 200912 2 006 Rahayu Nurkartika, SP

19810105 200501 2 002

Alfin Widiastuti, SP 1981122 2009122003

Syakhril Alam, SP 197308262007101001

Vine Egistiani Suherman, SP 198212172011012010 Mekky Kusuma Dewi, S.P.

198212172011012010 Nurul Afifah, SP.

198611232011012020 Nur Indrayanti P, S.P.

198106112011012009

Niluh Putu Ida A, S.P. 198109032011012005

Rachmat Taufan Mulus, S.T. 198702042011011008

Mansyur, SP. 197905132014031001

Unik Nur Rahmawati, SP.

198712152014032003 Mochamad Shaldan Basari, A.Md.

198410272009121003 Yani Wiji Lestari, A.Md.

198201212015032001

Nuning Widya Herdimastuti, A.Md 199111192015032002

Penata Muda

Tk I, III/b Penata, III/c

Penata Muda, III/c

Penata Muda TK I, III/b

Penata Muda TK I, III/b

Penata Muda

TK I, III/b Penata Muda,

III/a Penata Muda

TK I, III/b

Penata Muda TK I, III/b

Penata Muda, III/a

Penata Muda III/a

Penata Muda,

III/a Pengatur TK I,

II/d Pengatur, II/c

Pengatur, II/c

PBT Pertama

Calon PBT

PBTMuda

PBT Pertama

PBT Pertama

PBT Pertama

PBT Pertama

PBT Pertama

PBT Pertama

Prakom Pertama

PBT Pertama

PBT Pertama

PBT Terampil

Pelaksana Calon PBT

Calon PBT

412/SM.530/J.3.7/10/2011-10,

16 Maret 2015 62/Kpts/KP.320/A2.4/II/2013, 25

Februari 2013

463/Kpts/KP.220/C.BBMB/09 /2015, 14 September 2015

02013/Kpts/Kp.460/A2.4/11/2013, 4 November 2013

72/Kpts/KP.220/C1.3/03/2015 16 Maret 2015

71/Kpts/KP.220/C1.3/03/2015, 16

Maret 2015 556/Kpts/KP.460/A2.4/III/2013

18 Maret 2013 73/Kpts/KP.220/C1.3/03/2015

16 Maret 2015

01697/Kpts/KP.320/A2.4/III/2015, 16 September 2015

1603/Kpts/KP.460/A2.4/82013, 30 Agustus 2013

1371/Kpts/KP.240/A2.4/X/2015, 19 Oktober 2015

1373/Kpts/KP.240/A2.4/X/2015, 19

Oktober 2015 462.KP.220/C3.BBMB/9/2015, 14

September 2015 517/Kpts/KP.120/03/2015,

2 Maret 2015

516/Kpts/KP.120/03/2015, 2 Maret 2015

Selama tahun 2015 telah direalisasikan kenaikan gaji berkala sebanyak 46 orang, lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada Tabel III.B.8.

Tabel III.B.8. Realisasi kenaikan gaji berkala selama tahun 2015 No Bulan Jumlah

1 Januari 17

2 Februari 1

3 Maret 8

4 April 4

5 Agustus 8

6 September 3

7 Desember 5

Jumlah 46 Orang

1.4. Cuti Pada tahun 2015 Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang mengambil cuti sebanyak 84 orang, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel III.B.9.

Page 47: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 13

Tabel III.B.9. Data pegawai yang mengambil cuti selama tahun 2015

No Bulan Cuti

Tahunan

(Orang)

Cuti Alasan Penting

(Orang)

Cuti Besar

(Orang)

Cuti DTN (Orang)

Jumlah (Orang)

1 Januari 3 0 0 0 3 2 Februari 2 0 1 0 3

3 Maret 7 1 0 0 8

4 April 7 0 0 0 7

5 Mei 13 0 0 0 13

6 Juni 5 0 0 0 5 7 Juli 3 0 0 0 3

8 Agustus 6 0 0 1 7

9 September 8 0 0 0 8

10 Oktober 2 0 0 0 2

11 November 4 0 1 0 5 12 Desember 18 2 0 0 20 Jumlah 78 3 2 1 84

1.5. Pembinaan dan Pengembangan SDM 1.5.1. Absensi

Dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH khususnya dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai maka telah dilaksanakan Sosialisasi PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan untuk pengawasan kehadiran pegawai telah dilakukan absensi dengan menggunakan finger print pada saat masuk dan pulang. Data absensi pegawai tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel III.B.10.

Tabel III.B.10. Rekapitulasi daftar hadir pegawai Balai Besar PPMB-TPH selama tahun 2015

No Bulan Hadir

%

Sakit

%

Izin

%

Cuti

%

Tanpa Izin

%

1

2 3

4

5 6

7 8

9

10 11

12

Januari

Februari Maret

April

Mei Juni

Juli Agustus

September

Oktober November

Desember

95,70

94,55 94,59

94,50

92,30 95,80

95,05 95,14

93,91

96,11 94,30

88,50

0,60

0,70 1,28

0,20

0,70 0,60

0,71 0,85

0,60

0,46 0,63

0,20

1,10

1,09 0,86

0,80

0,80 0,60

0,82 0,20

0,89

0,13 1,03

1,10

2,60

3,66 3,27

3,00

5,50 3,00

3,42 3,81

4,40

2,20 3,17

10,20

0,00

0,00 0,00

0,00

0,70 0,00

0,00 0,00

0,20

0,10 0,87

0,00

Rata-rata 94,20 0,63 0,87 4,02 0,16

Page 48: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 14

Data tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut : (Jumlah Pegawai x Hari Kerja) – (S+I+C+TI) % Kehadiran : X 100 % (Jumlah Pegawai x Hari Kerja) Keterangan : S : Sakit I : Izin C : Cuti TI : Tanpa Izin

Gambar III.B.1. Grafik presentase kehadiran pegawai Balai Besar

PPMB-TPH tahun 2015

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui kehadiran pegawai tertinggi terdapat pada bulan Oktober 2015 yaitu 96,11%, sedangkan terendah terjadi pada bulan Desember 2015 yaitu 88,50%, hal ini disebabkan adanya adanya pegawai yang mengambil cuti sebanyak 10,20%.

1.5.2. Tugas Belajar

Berdasarkan hasil seleksi yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Pertanian tahun 2015, Balai Besar PPMB-TPH telah mengirim 2 orang pegawai untuk mengikuti pendidikan formal S2 satu orang di Universitas Brawijaya atas nama Agha Margapranata, SP dan satu orang di Universitas Gajah Mada atas nama Susianah, S.TP. Pada tahu 2015 satu orang pegawai telah berhasil menyelesaikan/tamat pendidikan S2 di Universeitas Sebelas Maret perogram studi Agronomi atas nama Nike Firtria Wibawa, S.TP. Adapun data pegawai yang sedang dan telah selesai mengikuti pendidikan tugas belajar dapat dilihat pada Tabel III.B.11.

Page 49: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 15

Tabel III.B.11. Pegawai yang mengikuti tugas belajar No Nama/NIP Perguruan Tinggi Program Studi Keterangan

1 Susianah, S.TP.

Universitas Gajah

Mada

S2 MAP Mulai tahun 2015

2 Agha Margapranata, SP.

Universitas Brawijaya S2 Mulai tahun 2015

3 Rahayu Nurkartika,

SP.

Instutut Pertanian

Bogor

S2 Pemuliaan Tanaman

dan Teknologi Benih Mulai tahun 2013

4 Tendi Wijiastuti, SP. Instutut Pertanian

Bogor

S2 Pemuliaan Tanaman

dan Bioteknologi Mulai tahun 2012

5 Nike Fitria Wibawa, S.TP.,MP.

Universitas Sebelas Maret

S2 Agronomi

Mulai 2013 tamat tahun 2015

1.5.3. Pelatihan Analis Laboratorium (Pengambil Contoh dan Pengenalan Pengujian Mutu Benih)

Untuk dapat menghasilkan pengujian yang berkualitas laboratorium pengujian mutu benih memerlukan petugas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga dapat melaksankan tugas dengan sebaik-baiknya.Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus selalu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan saat ini.Oleh karena itu para Analis dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman terkait dengan pengujian mutu di laboratorium.

Keterbatasan pengetahuan analis benih dalam melaksanakan pengujian dapat menimbulkan kesalahan pada pelaksanaan pengujian di laboratorium dan pengambilan keputusan dalam menentukan kualitas benih.Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan kesalahan atau ketidakakuratan data hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium. Selain itu laporan hasil pengujian juga daat mempengaruhi keakuratan data yang dikeluarkan apabila dibuat tidak sesuai dengan tata cara seharurusnya. Oleh karena itu analis benih juga harus memiliki pengetahuan tentang tata cara pelaporan hasil uji yang baik, benar dan sesuai ketentuan sehingga data hasil uji yang diterima oleh pengguna data tidak salah.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan para analis benih tanaman secara berkelanjutan.Peserta pelatihan mendapatkan bimbingan dari narasumber yang berkompeten di bidangnya yaitudari Balai Pengujian Mutu Barang Kementerian Perdagangan Ciracas dan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Horikultura.

Dengan terlaksananya Pelatihan Analis Laboratorium diharapkan dapat membantu para analis benih dalam melaksanakan pengujian di laboratorium, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

Page 50: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 16

Kegiatan pelatihan Analis Laboratorium tahun 2015 diselenggarakan tanggal 3 - 7 Agustus 2015 bertempat di di Wisma Tani, Jakarta dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang.

Tabel III.B.12. Daftar nama peserta pelatihan petugas pengambil contoh benih dan asal instansinya

No. Nama Instansi

1 Ir. Ni Nyoman Yuliarini UPT BPSB TPH Bali

2 Made Musti UPT BPSB TPH Bali

3 Ir. Siti Saniah UPTD BPSB TPH Kalimantan Selatan

4 Muharyono, SP. UPTD BPSB TPH Kalimantan Selatan

5 Ashraf, SP. UPTD BPSB TPH Nangroe Aceh Darussalam

6 Yulidar, SP. UPTD BPSB TPH Nangroe Aceh Darussalam

7 Rio J. M. Aplugi UPT PSB Nusa Tenggara Timur

8 Rienna A. Hilly, SP. UPT PSB Nusa Tenggara Timur

9 Hasnawaty, SP. UPTD BPSB TPH Sulawesi Selatan

10 Ir. Andi Hasninah UPTD BPSB TPH Sulawesi Selatan

11 Murdiyati, SP. UPSB TPH Kalimantan Barat

12 Ir. TutiDarsini UPTD BPSB Jawa Tengah

13 Imawati Maghfiroh, STP. UPTD BPSB Jawa Tengah

14 Asri Harun, S.TP. UPTD BPSB TPH Gorontalo

15 Endang Laxamiana, SP. UPTD BPSPT Jambi

16 Jerni UPTD BPT Sumatera Selatan

17 Ekanita Suharyati, SP. UPTD BPT Sumatera Selatan

18 Wiwit Nuryanto, S.TP. BPSMB Bangka Belitung

19 Ermayati BPMH TPH DKI Jakarta

20 Hasna Labuna, SP. UPTD BPPMSB TP Maluku Utara

21 Irma Desy Andriani UPTD BPSB TPH Jawa Barat

22 Ir. Hj. Oom Nursamsa UPTD BPSB TPH Jawa Barat

23 Nurhidayah, SP. UPTD BPSB TPH DI Yogyakarta

24 Sarjini UPTD BPSB TPH DI Yogyakarta

25 Juliana Ruspanah UPTD BPSBP Maluku

26 Hamka Effendi, SP. UPTD BPSB TPH Kalimantan Timur

27 Ir. Mimi Lindayanti UPTD BPSB TPH Lampung

28 Eka Kusumawati, S.TP. UPTD BPSB TPH Lampung

29 Sukmandari, S.TP UPTD BPSB TPH JawaTimur

30 Harimah, SP. UPTD BPSB TPH Sulawesi Tenggara

31 Maya Dhelima Prasania, SP UPTD BPSB TPH Bengkulu

32 Selva Iksimilda, SP. UPTD BPSB TPH Bengkulu

33 Maria Ulfa Dewi UPTD BPSB TPH Nusa Tenggara Barat

34 Hj. Noor Hairani UPTD BPSB TPH Kalimantan Tengah

35 Manisah UPTD BPSB TPH Kalimantan Tengah

36 Yuliarti, SP. UPTD BPSB Sumatera Barat

37 Iis Deny Sri Noeryanti, SP. UPTD BPSB TPH Banten

38 Nurhasanah HSB UPTD BPSB TPH Sumatera Utara

39 Suci Islani Pane UPTD BPSB TPH Sumatera Utara

40 Muliani UPTD BPSB TPH Sulawesi Barat

Page 51: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 17

Narasumber dalam kegiatan magang ini berjumlah 5 orang berasal dari Balai Besar PPMB-TPH Balai Pengujian Mutu Barang, Kementerian Perdagangan sebagaimana pada Tabel III.B.14 di bawah ini.

Tabel III.B.13. Daftar nama narasumber dan asal instansi

No Nama Instansi

1 Drs. Bambang Irawan Balai Besar PPMB-TPH

2 Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si. Balai Besar PPMB-TPH

3 Heru Ismoko, S.Si., M.SE. Balai Pengujian Mutu Barang, Kemendag.

4 Ir. Herni Susilowati Balai Besar PPMB-TPH

5 Siti Fadhillah, SP., MS. Balai Besar PPMB-TPH

Hasil nilai pre-test dan post-test dalam pelaksanaan pelatihan Analis Pelatihan Analis Laboratorium diperoleh dengan nilai rata-rata 59,7dan 77,6. Pertambahan nilai yang cukup signifikan diperoleh pada post test mengindikasikan tingkat pemahaman para peserta dalam penerimaan materi dari narasumber semakin tinggi.

1.5.4. Peningkatan Sumberdaya Manusia

Peranan Pegawai Negeri Sipil di dalam pelaksanakan Pembangunan Nasional sangat penting, karena kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional tergantung dari kesempurnaan Aparatur Negara. Sedangkan kesempurnaan Aparatur Negara itu sendiri pada hakekatnya tergantung pada kesempurnaan pegawai. Hal penting bagi Pegawai Negeri Sipil adalah melakukan pekerjaan sehari-harinya dengan menjalin kerja sama antar pegawai, kepada atasan langsung maupun pada bawahan serta disiplin bekerja penuh dengan tanggung jawab. Selain menjalin kerja sama yang baik juga diperlukan penegakkan disiplin bagi PNS. Disiplin pegawai merupakan kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang telah ditentukan dalam PP 53 tahun 2010. Apabila ini dilanggar atau tidak ditaati maka akan dijatuhkan hukuman disiplin baik hukuman disiplin ringan, sedang maupun berat. Untuk mewujudkan pegawai yang handal dalam melakukan tugasnya, maka para pegawai perlu dibina sebaik-baiknya, antara lain dengan melakukan Pelatihan Peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia). Tujuan dari pelatihan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) ini adalah untuk menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan bagi peserta dibidang administrasi perkantoran dan perubahan mental pegawai kearah yang lebih baik. Pelatihan Peningkatan SDM dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 13Maret 2015, bertempat di Aula Gedung Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan peserta pelatihan sebanyak 40 orang terdiri dari Kasubbag dan Staf Subbag Tata Usaha Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan pegawai Balai Besar PPMB-TPH. Materi pelatihan terdiri dari : pembinaan pegawai, tata naskah dinas, penyusunan LAKIP, Etika

Page 52: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 18

Pegawai dan Pembinaan mental pegawai. Biro Umum dan Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dosen IBM ASMI dan Motivator Aris Setyawan, S.TP., C.Ht.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kemampuan dan wawasan pegawai dalam melakukan tugas sehari-harinya dengan menciptakan suasana kerja yang harmonis, selaras serta menjunjung tinggi profesionalisme dan disiplin pegawai.

1.5.5. Pelatihan Sistem Mutu

Seiring dengan perkembangan perbenihan yang semakin pesat maka petugas pengambilan contoh benih tanaman memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan kondisi saat ini agar kualitas pengujian yang dikeluarkan dapat akurat serta kesalahan dalam menentukan tindakan penanganan benih selanjutnya dan kerugian yang ditimbulkan dapat dihindari.

Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petugas pengambil contoh benih dapat menimbulkan ketidakhomogenan contoh benih tanaman yang diambil. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakakuratan data/informasi kelompok benih yang akan diuji. Padahal contoh benih yang tidak homogen tersebut akan dipergunakan untuk pengujian di laboratorium. Akhirnya data yang dikeluarkan dari hasil pengujian tidak akurat.

Kegiatan pelatihan Sistem Mutu Petugas PengambilContoh Benih Tahun 2015 diselenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 18 s.d. 20 Maret 2015 bertempat di Balai Besar PPMB-TPH, Depok. Peserta pelatihan yang hadir adalah PPC Personil Laboratorium dari Balai Besar PPMB-TPH, Pengawas Benih Tanaman dan produsen benih (PT. Sang Hyang Seri), jumlah seluruhnya sebanyak 40 orang.

Tabel III.B.14. Daftar nama peserta pelatihan Sistem Mutu Petugas Pengambil Contoh Benih dan asal instansinya

No. Nama Instansi

1 Ir. Herni Susilowati PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

2 Sri Budiarti, STP, M.Sc. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

3 Eros Rosita PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

4 Lisa Yuniar PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

5 Iyam PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

6 Umi Sri Rezeki PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

7 Ismiatun PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

8 Arumasih Prijatin Handajani, A.Md. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

9 Endang Murwantini, SP, MP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

10 Munawaroh Na’imatun Dafikah, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

11 Sri Rahayu Puji Lestari, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

12 Siti Nurhaeni, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

13 Aditya Kusumawardana, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

Page 53: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 19

No. Nama Instansi

14 Nandy Mardiyansyah, S.Si. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

15 Alfin Widiastuti, SP, M.Si. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

16 Vine Egistiani Suherman, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

17 Niluh Putu Ida Arianingsih, SP, M.Si. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

18 Nur Indrayanti Prabaningrum, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

19 Ir. Endang Eko Retnoati Balai Pengujian Mutu Hasil Provinsi DKI Jakarta

20 Ito Rasito, A.Md. PT. Sang Hyang Seri

21 Nurul Afifah, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

22 Mekky Kusuma Dewi, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

23 Syakhril Alam, SP. PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

24 Muntiah PPC Lab Balai Besar PPMB-TPH

25 Ir. Dewi Taliroso, MM, M.Si. Kepala Bidang Injarlab

26 Drs. Bambang Irawan Kepala Bagian Umum

27 Nyi Suryati, SP. Kasi Jaringan Laboratorium

28 Ir. Heri Adi Setyawan Kasi Informasi dan Dokumentasi

29 Siklis, SP. Kasubbag Kepegawaian dan TU

30 Suharyanto, SP. Kasubbag Program dan Evaluasi

31 Tukiman, S.TP, M.Si. Kasubbag Keuangan dan

Perlengkapan

32 Siti Fadhilah, SP, M.Si. Penyelia Laboratorium Biologi

33 Susianah, S.TP. Staf Jaringan Laboratorium

34 Mansur CPBT

35 Mansyur, SP. CPBT

36 Unik Nur Rahmawati, SP. CPBT

37 Nugraheni, SP CPBT

38 Sinah Staf Subbag Kepegawaian dan

Tata Usaha Balai Besar PPMB-TPH

39 Irmayanti Staf Subbag Kepegawaian dan Tata Usaha Balai Besar PPMB

40 Ade Sukma Staf Subbag Kepegawaian dan

Tata Usaha Balai Besar PPMB

Narasumber dalam kegiatan pelatihan ini berjumlah 5 orang berasal dari Balai Besar PPMB-TPH, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan Balai Besar POPT Jatisari sebagaimana pada Tabel III.B.15 di bawah ini.

Tabel III.B.15. Daftar nama narasumber dan asal instansi

No Nama Instansi

1 Ir. Tri Susetyo, M.M. Balai Besar PPMB-TPH

2 Dr. Bambang Budhianto Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3 Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si Balai Besar PPMB-TPH

4 Ir. Baskoro Sugeng Wibowo Balai Besar POPT Jatisari

5 Agha Margapranata, SP. Balai Besar PPMB-TPH

1.5.7. Pelayanan Publik

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinyadalam hal pelayanan kepada customer/pelanggan, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura telah menetapkan Standar

Page 54: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 20

Pelayanan Publik (SPP) sehingga terwujudnya kepuasan masyarakat pengguna manfaat pelayanan publik. Pada tanggal 3 Juni 2015 telah dikeluarkan Surat Keputusan Nomor 282A.K.P.340/C.3.BBMB/6/2015 tentang Penetapan Standar Pelayanan Publik Pada Jenis Pelayanan Pengujian Mutu Benih Laboratorium, Uji Profisiensi dan Bimbingan Teknis.

Adapun yang menjadi tujuan dari penetapan SPP adalah : 1. Melaksanakan pelayanan pengujian mutu benih sesuai dengan SNI

ISO/IEC 17025:2008; 2. Melaksanakan pelayanan penyelenggaraan uji profisiensi sesuai

dengan SNI ISO/IEC 17043:2010; 3. Melaksanakan pelayanan bimbingan teknis sesuai dengan SNI ISO

9001:2008.

Dalam memberikan pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan kepada prosedur pelayan yang sudah ditetapkan dengan didukung oleh sarana dan prasaran layanan berupa laboratorium pengujian mutu benih sebanyak 8 laboratorium, sarana penanganan pengaduan dalam bentuk kotak saran,pengaduan dan keluhan, telepon, faximili, E-mail, website serta sarana pendukung lainnya seperti ruangpenerimaan tamu, ruang penerima sampel, tempat parkir kendaraan, poskeamanan, sarana ibadah, gudang arsip, sarana olah raga, perpustakaan, generator listrik.

Adapun jaminan pelayanan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah menjamin pengujian yang dilaksanakan secara profesional, cepat, tepat, akurat dengan menerapkan standar yang sesuai dalam pelayanan demi kepuasan pelanggan dengan didukung oleh personil yang memahami dan menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008, ISO 17043:2008 dan ISO 9001:2008. Dari hasil penilaian yang dilakukan terhadap pelaksanaan pelayanan publik tahun 2015 oleh Kementerian Pertanian, Balai Besar PPMB-TPH memperoleh penghargaan Abdibhakti Tani untuk tahun 2015.

1.5.7. IPNBK

Melakukan penilaian terhadap penerapan Budaya Kerja di Lingkungan Balai Besar PPMB-TPH, Cara Penilaiannya adalah masing-masing pegawai diberi daftar kuesioner IPNBK sesuai SK MENPAN No. 25 Tahun 2002 dengan pertanyaan sebanyak 53 buah, jawaban dari pegawai kemudian diolah dan dinilai sesuai ketentuan penilaian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 32/Permentan/OT.140/ 6/2009 tentang indikator Budaya Kerja Aparatur Negara Lingkup Kementerian Pertanian. Hasil Nilai Mutu Budaya Kerja di Balai Besar PPMB-TPH sebesar 80,7 dengan kategori Baik.

Page 55: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 21

2. Tata Usaha 2.1.Surat Menyurat

Dari rekapitulasi surat masuk dan surat keluar selama tahun 2015, surat yang masuk sebanyak 996 dan surat keluar sebanyak 1151 surat, data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel III.B.16.

Tabel III.B.16. Rekapitulasi surat masuk dan surat keluar tahun 2015

No Bulan Masuk Jumlah Surat Masuk Keluar Fax PO. Box Email Bawa Sendiri Jumlah

1 Januari Masuk 40 31 15 11 97 Keluar 72 10 12 46 140

2 Februari Masuk 30 24 30 22 106 Keluar 9 14 7 62 92

3 Maret Masuk 30 24 30 22 106 Keluar 9 14 7 62 92

4 April Masuk 22 16 10 15 63 Keluar 19 50 7 47 123

5 Mei Masuk 31 26 12 5 74 Keluar 15 0 1 18 34

6 Juni Masuk 40 1 6 34 81 Keluar 27 28 14 10 79

7 Juli Masuk 23 15 4 7 49 Keluar 43 45 0 22 110

8 Agustus Masuk 29 35 10 5 79 Keluar 10 37 10 25 82

9 September Masuk 41 9 25 17 92 Keluar 15 66 38 32 151

10 Oktober Masuk 35 38 15 11 99 Keluar 8 20 37 42 107

11 November Masuk 52 16 23 17 108 Keluar 19 46 9 26 100

12 Desember Masuk 27 7 9 9 52 Keluar 5 0 1 35 41

Jumlah Masuk 400 242 189 175 996 Keluar 251 330 143 427 1151

2.2. Langganan Daya dan Jasa

Dengan meningkatnya volume kegiatan kantor sehari-hari perlu didukung oleh sarana listrik dan telepon serta jaringan internet yang memadai. Sarana listrik, telepon dan jaringan internet merupakan kebutuhan mendasar bagi pelaksanaan tugas sehari-hari. Kegiatan ini telah dilaksanakan selama satu tahun dengan cara memantau pemakaian listrik, telepon dan internet setiap bulan. Pemakaian listrik dan telepon serta internet harus dihemat. Untuk pemantauan tagihan rekening petugas pembayar rekening melakukan pembayaran setiap bulannya melalui pembayaran LS dan Kas. Untuk memenuhi kapasitas listrik yang diperlukan kantor maka telah dilakukan penambahan daya.

Page 56: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 22

3. Ketatausahaan a. Pemeliharaan Halaman

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari diperlukan sarana pendukung berupa bangunan gedung kantor dan halaman kantor serta barang inventaris lainnya. Agar sarana dan prasarana tersebut dapat berjalan dengan baik diperlukan pemeliharaan dan perawatan secara teratur setiap bulannya. Kegiatan perawatan gedung dan halaman kantor Balai Besar PPMB-TPH antara lain: 1) Pemupukan pohon induk dan tanaman hias 2) Pemangkasan ranting pohon dan pemotongan rumput 3) Membersihkan ruang kantor, Musolla, dan Halaman Kantor 4) Mengganti tanaman hias yang sudah mati 5) Membuat atau memasang rak besi untuk tanaman hias 6) Memelihara kebersihan pos jaga keamanan 7) Penataan halaman belakang gedung kantor 8) Membuat taman dan kolam 9) Pembuatan pembatas pohon dan pengecetan 10) Membuat rincian pekerjaan sehari-hari, petugas lapangan dan

keamanan kantor Balai Besar PPMB-TPH.

b. Tata Usaha Untuk mendukung kelancaran tugas dibidang tata usaha dilakukan : 1) Membagi tugas kebersihan ruang kantor 2) Melaksanakan cek keamanan lingkungan kantor 3) Menata gudang arsip 4) Membuat jadwal piket SATPAM dalam rangka menjaga keamanan

4. Keperluan Operasional Perkantoran

Dalam rangka pelaksanaan dan kelancaran operasional tugas sehari-hari perkantoran diperlukan tersedianya sarana dan prasarana berupa keperluan sehari-hari perkantoran seperti : Alat tulis kantor, komputer supplies, peralatan kebersihan, kebutuhan pelaksanaan rapat dan lain-lain. Untuk kelancaran tugas sehari-hari perkantoran telah didukung dengan SDM yang mencakup pramubakti, petugas pengaman kantor dan pengemudi. Terselenggaranya operasional perkantoran ini dilaksanakan setiap hari dengan cara mengamati dan memenuhi kebutuhan pegawai dalam melaksanakan aktifitas pekerjaannya, kebutuhan pegawai tersebut termasuk kebutuhan pimpinan yang mendukung kelancaran tugas kedinasan sehari-hari. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain : a. Melakukan/penyiapan konsumsi untuk rapat-rapat internal b. Memfasilitasi kebutuhan dan keperluan tamu kantor c. Menyiapkan keperluan perlengkapan pegawai dan petugas Satpam d. Menyiapkan kebutuhan konsumsi petugas Satpam e. Menyiapkan kebutuhan alat-alat rumah tangga f. Melakukan pelayanan sehari-hari kepada pegawai g. Menyiapkan bahan untuk kebersihan kantor

Page 57: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 23

5. Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum

a. Jabatan Fungsional Tertentu (Pengawas Benih Tanaman)

Jabatan Fungsional Tertentu yang ada pada Balai Besar PPMB-TPH yaitu Pengawas Benih Tanaman terdiri dari 7 jabatan yaitu : 1) Pengawas Benih Tanaman Madya 2) Pengawas Benih Tanaman Muda 3) Pengawas Benih Tanaman Pertama 4) Pengawas Benih Tanaman Penyelia 5) Pengawas Benih Tanaman Pelaksana Lanjutan 6) Pengawas Benih Tanaman Pelaksana 7) Pranata Komputer Pertama

b. Jabatan Fungsional Umum

Jabatan Fungsional Umum adalah jabatan yang untuk pengangkatan dan kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kredit. Jabatan Fungsional Umum yang berada di Balai Besar PPMB-TPH berada dibawah jabatan struktural eselon IV, yang meliputi : 1) Pengadministrasi Kepegawaian 2) Pengemudi 3) Satpam 4) Bendahara UPT 5) Pengadministrasi Keuangan 6) Pembuat Daftar Gaji 7) Petugas SAK 8) Petugas Simak BMN 9) Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran 10) Pengevaluasi Rencana 11) Pengelola Laboratorium 12) Statistisi Pelaksana Lanjutan 13) Agendaris 14) Sekretaris Pimpinan 15) Koordinator Administrasi

6. Evaluasi Jabatan

Evaluasi jabatan ini dilaksanakan dalam rangka mengetahui informasi faktor jabatan baik dari jabatan struktural maupun fungsional yang ada pada Balai Besar PPMB-TPH. Melalui proses perbaikan terhadap penataan administrasi kepegawaian diharapkan akan tercipta aparatur yang handal dan bersemangat dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehingga mampu menghadapi tantangan dimasa depan. Walaupun konsep evaluasi jabatan ini sudah dirumuskan dengan baik, namun apabila tidak ditindaklanjuti dengan remunerasi, maka hasilnya belum dapat mensejahterakan pegawai. Disamping itu, perlu adanya sosialisasi untuk menyampaikan informasi yang jelas kepada pegawai tentang hasil pelaksanaan evaluasi jabatan dalam rangka reformasi birokrasi di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH.

Page 58: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 24

7. Kegiatan Lainnya a. Mengikuti Upacara Bendera dalam rangka perayaan hari besar yang

diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian yaitu sebanyak 8 kali, seperti terlihat pada Tabel III.B.17.

b. Menerima kunjungan tamu dari instansi luar sebanyak 254 orang.

Tabel III.B.17. Kegiatan Upacara Bendera selama tahun 2015

No Bulan Jumlah

Kegiatan

Rincian

Kegaiatan Upacara Tanggal

1 Mei 1 Hari Kebangkitan Nasional ke 107 20 Mei 2015

2 Juni 1 Hari Krida Pertanian ke 43 22 Juni 2015

3 Agustus 1 HUT Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2015

4 Oktober 2 Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2015

Hari Sumpah Pemuda ke 87 28 Oktober 2015

5 November 2 Hari Pahlawan ke 70 10 November 2015

HUT Korpri ke 44 29 November 2015

6 Desember 1 Peringatan Hari Ibu 22 Desember 2015

C. KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

1. Keuangan Tahun anggaran 2015 berdasarkan pengelolaan anggaran berbasis kinerja, Satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) mendapat anggaran yang berasal dari anggaran pusat melalui dana dekonsentrasi Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 7.522.818.000,- (tujuh milyar lima ratus dua puluh dua juta delapan ratus delapan belas ribu rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.

Dari anggaran yang dikelola oleh Satker Balai Besar PPMB-TPH sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 telah terealisasi sebesar Rp. 7.449.743.917,- (Tujuh milyar empat ratus empat puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh belas rupiah) atau 99,03%, sedangkan realisasi fisik mencapai 100%. Secara rinci realisasi anggaran per jenis kegiatan, per jenis belanja dan per jenis output seperti pada Tabel III.C.1 sampai Tabel III.C.3. Tabel III.C.1. Realisasi anggaran per jenis kegiatan

No Uraian Pagu DIPA (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Anggaran

(Rp) %

1 Belanja Pegawai 3,537,009,000 3,519,775,955 17,233,045 99.51

2 Opeasional Perkantoran 1,142,349,000 1,121,981,719 20,367,281 98.22

3 Kegiatan BBPPMB-TPH 2,843,460,000 2,807,986,243 35,473,757 98.75

Jumlah 7,522,818,000 7,449,743,917 73,074,083 99.03

Page 59: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 25

Tabel III.C.2. Realisasi anggaran per jenis belanja

No Uraian Pagu DIPA

(Rp) Realisasi (Rp)

Sisa Anggaran

(Rp) %

1 Belanja Pegawai 3,537,009,000 3,519,775,955 17,233,045 99.51

2 Belanja Barang 2,950,209,000 2,914,653,942 35,555,058 98.79

3 Belanja Modal 1,035,600,000 1,015,314,0200 20,285,980 98.04

Jumlah 7,522,818,000 7,449,743,917 73,074,083 99.03

Tabel III.C.3. Realisasi anggaran per jenis output

NO JENIS BELANJA KODE KEG KEGIATAN/SUB KEGIATAN PAGU REALISASI % PENANGGUNG JAWAB

1767.994.001 Gaji dan Tunjangan 3.537.009.000 3.528.462.437 99,76 Kabag Umum

penyelenggaraan Operasional dan

1767.994.002 Pemerintahan 1.142.349.000 1.121.981.719 98,22 Kabag Umum

JUMLAH 1 4.679.358.000 4.650.444.156 99,38

1767.002.001 Perencanaan Program dan Rencana Kerja 36.640.000 36.636.500 99,99 Kabag Umum

1767.003.001 Pedoman Literatur 25.520.000 24.351.000 95,42 Kabid Injarlab

1767.004.001 Pengembangan Metode/Validasi/verifikasi 366.810.000 366.439.835 99,90 Koordinator Fungsional

1767.005.001 Pelayanan Pengujian Mutu Benih 142.050.000 141.919.900 99,91 Koordinator Fungsional

1767.007.001 Koleksi Varietas/IPTB/DNA 23.550.000 23.194.500 98,49 Kabid Injarlab

1767.008.001 Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Laboratorium 203.317.000 201.425.586 99,07 Kabid Injarlab

1767.009.001 Penguatan Laboratorium Penguji Benih 39.530.000 39.243.840 99,28 Kabid Injarlab

1767.009.002 Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi 42.395.000 42.179.000 99,49 Kabid Injarlab

1767.009.003 Keanggotaan Dalam Organisasi Internasional 9.850.000 9.384.900 95,28 Kabid Injarlab

1767.010.001 Uji Petik Mutu Benih Yang Beredar 34.550.000 34.149.725 98,84 Kabid Injarlab

1767.011.001 Pelatihan Sistem Mutu 17.090.000 17.046.500 99,75 Kabag Umum

1767.011.002 Peningkatan SDM 35.660.000 35.324.400 99,06 Kabag Umum

1767.011.003 Analis Pengujian Laboratorium 104.000.000 103.035.000 99,07 Kabag Umum

1767.012.001 Operasional Pengelola Keuangan 194.358.000 194.248.290 99,94 Kabag Umum

1767.014.001 Buletin Vigor 67.300.000 66.622.000 98,99 Kabid Injarlab

1767.023.001 Data Base/Website 21.300.000 21.092.200 99,02 Kabid Injarlab

1767.023.002 Pameran Pertanian 148.700.000 144.831.150 97,40 Kabid Injarlab

1767.023.003 Laporan Bulanan Dan Simonev 24.800.000 24.763.500 99,85 Kabag Umum

1767.023.004 LAKIP dan Laporan Tahunan 27.620.000 27.531.650 99,68 Kabag Umum

1767.023.005 Sistem Pengendalian Internal 20.010.000 19.945.480 99,68 Kabag Umum

1767.023.006 Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha 103.360.000 102.573.790 99,24 Kabag Umum

1767.023.007 Laporan SAI dan SABMN 28.900.000 28.870.000 99,90 Kabag Umum

1767.024.001 Penyelenggaraan Uji Profisiensi 90.550.000 88.626.995 97,88 Kabid Injarlab

JUMLAH 2 1.807.860.000 1.793.435.741 99,20

1767.996.001 Alat Pengolah Data 100.000.000 99.130.020 99,13 Kabag Umum

1767.997.001 Perlengkapan Saran Gedung dan Inventaris 233.600.000 227.265.000 97,29 Kabag Umum

1767.997.002 Alat Laboratorium 199.000.000 197.650.000 99,32 Kabag Umum

1767.998.001 Pembuatan Room Germinator 195.000.000 179.550.000 92,08 Kabag Umum

1767.998.002 Pembangunan Fasilitas Perkantoran 308.000.000 302.269.000 98,14 Kabag Umum

JUMLAH 3 1.035.600.000 1.005.864.020 97,13

JUMLAH 1+2+3 7.522.818.000 7.449.743.917 99,03

LAYANAN

PERKANTORAN1

Belanja Barang2

Belanja Modal3

1.1 Operasional Pengelolaan Satuan Kerja (Satker)

Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja mengacu pada Pedoman Administrasi Keuangan di Lingkungan Kementerian Pertanian, Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan kegiatan administrasi keuangan, Satker Balai Besar PPMB-TPH selalu melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan KPPN Jakarta V. Pengelolaan Satker meliputi Pengelolaan Keuangan seluruh kegiatan yang ada di Balai Besar PPMB-TPH TA. 2015.

Page 60: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 26

1.2 Pendapatan Negara Dalam Upaya meningkatkan penerimaan negara telah diupayakan melalui aktifitas penerimaan negara bukan pajak. Pada Tahun Anggaran 2014 Balai Besar PPMB-TPH memperoleh Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 106.483.500,- (Seratus enam juta empat ratus delapan puluh tiga ribu lima ratus rupiah) Nilai tersebut merupakan penerimaaan negara bukan pajak (PNBP) yang meliputi penerimaan umum sebesar Rp. 3.587.500,- (Tiga juta lima ratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 101.811.000,- (Seratus satu juta delapan ratus sebelas ribu rupiah) serta penerimaan kembali belanja pegawai Rp. 1.085.000,- (Satu juta delapan puluh lima ribu rupiah). Secara rinci pendapatan negara bukan pajak terlihat pada Tabel III.C.4. Tabel III.C.4. Pendapatan Negara tahun 2015

No Jenis Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp)

I Penerimaan Negara Bukan Pajak

1. Penerimaan Umum 6.660.000

2. Penerimaan Fungsional 99.823.500

Jumlah 106.483.500

2. Perlengkapan

2.1. Pengadaan Alat Pengolah Data Pengadaan alat pengolah data yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.5. Tabel III.C.5. Pengadaan alat pengolah data

No Jenis

Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1

LAPTOP HP Envy 14-

u211TX-Silver

- Platform Notebook, Tipe prosesor Intel core i7 intel core i7-5500U processor (2.4 GHz, 4M cache)

- memory standar 8 GB, tipe grafis Nvidia Gerfoce 850 M 4GB - ukuran layar 14 inc, resolusi layar 1920x1080, tipe layar backlit,

audio integrate

- kapasitas penyimpanan 1 TB, speaker integrate, optical driver type DVD ±RW

- networking integrate, wirelles network type integrate, wirelles network protocol

- IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE 802.11n, wirelles bloetooth integrate

- keyboard standar keyboard, ragam input device touch pad

- Sistem operasi microsoft windows 8, dimensi (PTL) 13.6x9.7x1 in. Berat 4 kg Garansi 12 bulan

Fitur Tambahan : - Mouse logitech wirelles mouse M280

4 Unit

Page 61: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 27

No Jenis

Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

- Mouse pad cliptec the DeXigner

- Pearl tas ransel laptop (T60780) bentuk tas ransel sleep untuk laptop

2 PC-Unit HP

Pavilion 20-211d All-In-

One

- Platform Dekstop PC, tipe prosesor Intel core i3

- processor onboard intel core i3-4 4160T processor (3.1 GHz, 3M cache), chipset intel ® H87, max memory 8 GB

- memory slot 2, display HP LED 20, tipe grafis intel HD graphics, audio integrate,

- speaker integrate, hard drive 500 GB serial ATA, 7200 RPM,

optical drive DVD±RW - networking integrate, kecepatan jaringan 10/100/1000 mbps,

keyboard HP USB standar keyboard - ragam input device HP USB optival mouse, ragam card reader 6

in 1 media reader

4 Unit

3 UPS APC BX1100CI-MS

- Form factor tower, daya keluar 1100 VA/660 W (nominal input voltage 230 V dan input frequency 50/60 Hz + /-3 Hz auto

sensing) - voltase masuk input connection input voltage

range for main operations 150-280 V 230V

- voltase keluar waveform type stepped approximation to a sinewave, surge energy rating 273 joules, dataline protection

RJ-11 modem/fax protection (two wire single line), back-up time half load 11 minutes

5 Unit

2.3. Pengadaan Meubelair

Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.6. Tabel III.C.6. Pengadaan Meubelair

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1 Rak Buku Pameran

/ Rak Display SBW

Tipe rak adalah rak display/rak brosur dengan ukuran A4

material rangka dari polywood dan alumunium, tinggi rak 145 cm , sistem rak dapat dilipat dan mempunyi accesoris

berupa tas.

2 Unit

2 Kursi Tamu Maggio - Terdiri dari satu buah kursi panjang dengan ukuran

80x15x90 cm dan dua buah kursi pendek \ukuran

80x90x90 cm - lapisan luar terbuat dari bahan oskar dan menggunakan

sandaran tangan dengan kaki terbuat dari stainles - satu buah meja tamu dengan rangka terbuat dari

stainless dengan alas kaca dengan ketebalan 1 cm dan

hambalan bawah menggunakan kaca riben - satu buah meja sudut menggunakan hambalan kaca

dengan tebal 1 1/2 cm dengan tiang alumunium dan penyangga bawah menggunakan kaca riben dengan

tebal 1 cm

1 Set

3 Kursi Kerja Subaru Terdapat sandaran tangan (armest), sandaran dan dudukan terbuat dari busa dan dibungkus kain oskar atau

fabric, kaki kursi cantilever powder coating

41 Unit

4 Kardex Brother BS 104

Bahan terbuat dari plat besi, mempunyai kunci sentral, terdiri dari 4 buah laci dengan ukuran 133x45,5x62 bahan

plat dengan ketebalan o,8 mm

3 Unit

Page 62: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 28

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

5 Meja Kerja 1 Biro Bahan kerja multiplek dengan lapisan tekwood, ukuran

160x60x75 cm, lapisan meja terdapat kaca riben 5 mm, fhinising melamic dop

8 Unit

6 Meja Kerja 1/2 Biro Bahan kerja multiplek dengan lapisan tekwood, ukuran

120x60x75 cm, lapisan meja terdapat kaca riben 5 mm, terdapat satu laci sorong dan satu laci ayun (panel) dan

kunci terdapat injakan kaki, fhinising melamic dop

7 Unit

7 Lemari Arsip Brother B- 304

Terdiri dari dua pintu, pintu slediing (geser) kaca, ukuran 183x90x45 cm, ketebalan plat 0,6 mm, mempunyai kunci

sentral, bagian dalam menggunakan tiga hambalan

8 Unit

8 Meja Rapat Bahan dari multiplek, laisan meja terbuat daru bahan HPL, warna meja crime deluxe glose, warna, kaki crime deluxe

dop, ukuran panjang 300 cm, tinggi 75 cm dan lebar 120 cm pada meja, terdapat stop kontak.

Fitur Tambahan : Meja Infocus

1 Unit

2.3. Pengadaan Peralatan Perkantoran

Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.7.

Tabel III.C.7. Pengadaan perlatan perkantoran

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1 Kamera CCTV - CCTV Outdoor Camera Weatherproof lebar 29 cm - Cable CCTV sepanjang 300 m (1 set) merk LG bahan

dari multiplek 18 mm

- Televisi LED 22" merk LG - Anti petir kamera CCTV

4 Unit

2 Pompa Air (Grundfos

JD Basic 4)

- Daya : 0,75 Kw (p2)

- Daya Hisap Maksimal : 20 m - Daya dorong Maksimal : 25 m

- Kapasitas : 25 liter/menit - lengkap dengan otomatic dan pressure tank

- berat 22 kg

2 Unit

3 Lemari Pendingin (SHARP SJ-235MD)

- New Flower Door Design - Fan Cooling System

- Extra Big Freezer - Tempered Glass Tray

- LED Lamp

- Ice Twist - Big Crisper

- Low Wattage and Voltag - Warna Putih

- Ukuran (L x W x H) : 60 x 55 x 140 cm - Berat 50 Kg

- Garansi 1 tahun

1 Unit

4 Air Conditioner ½ PK - Colour : White - Low Wattage

- Turbo Cooling

- Auto Swing Louver - Capacity : ½ PK

- Cool : 1.6 kW - Liquid Side : ¼ inch

- Gas Side : 3/8 inch

- Refrigerant Volume : R22:350

2 Unit

Page 63: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 29

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

- Rated Frequency : 50 hz

- Rated Voltage : 220 volt - Rated Current : 2.6 Ampere

- Rate Input : 572 watt

- Indoor : 710 x 180 x 250 mm - Out Door : 720 x 430 x 260 mm

5 Air Conditioner 1 PK - Model : low Watt

- Capacity : 1 PK - BTU Avearage : 9.000 BTU

- Power Source Voltage : 180 - 240 Volt/50 Hz - Power Consumption : 690 Watt

- E.E.R : 13 - Current Ampere : 3.2

- Gross Weight Indoor : 7.5 Kg

- Gross Weight : 22 Kg - Indoor : 750 x 250 x 190 mm

- Outdoor : 715 x 482 x 240 mm - Noise Level in : 39/37/35

- Noise Level out : 53

- Air Flow m3/Hour : 500 - Refrigerant : R22

1 Unit

6 Sound System Conference

- Power Supply - Mic Chairman + kabel 2,5 meter

- Mic Delegate + kabel 2,5 meter

- Kabel Extension 10 meter - Speaker Aktif

- Mixer Audio - Mic Wirelles Sistem

- Stand Microphone Tinggi

- Stand Mic Meja - Kabel Speaker 100 meter

- Kabel Listrik 50 meter - Megaphone Sirine

- Bracket

- Lemari Sound System - Stabilizer

- Biaya Pengiriman dan Pemasangan/setting

1 Unit

2.4. Pengadaan Alat Laboratorium

Pengadaan perelengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.8.

Tabel III.C.8. Pengadaan alat labortorium No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1 Meja Laboratorium a. Spesifikasi Meja Laboratorium Biologi : - Ukuran 1.5m x 1.5m x 0.8m

- Bahan dasar Multipleks

- Finsihing Laminate HPL - Dilengkapi acsesoris listrik dan kunci

b. Spesifikasi Meja Laboratorium Virus : - Ukuran 1.5m x 1.2m x 0.8m

- Bahan dasar Multipleks

- Finsihing Laminate HPL - Dilengkapi acsesoris listrik dan kunci

1 Unit

2 Serutan Es Listrik - Bahan : Stainless Steel Diameter 200 mm 1 Unit

Page 64: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 30

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

ICH 200 - Voltage (V/Hz) : 220/50 - Power (W) : 200 W

- Kecepatan (Rpm) : 1400 Rpm - Ukuran (cm) : 41 x 25 x 43

- Garansi : 12 Bulan

3 Mikropipet Peqlab a. Single Channel Pipette 0.5 - 10 µl - Keakuratan ±4.0 sampai ±0.5

- Ketelitian ≤2.8 sampai ≤0.4 b. Single Channel Pipette 10 - 100 µl

- Keakuratan ±1.6 sampai ±0.8

- Ketelitian ≤0.8 sampai ≤0.2 - Garansi : 12 Bulan

1 Unit

4

Mesin PCR

PeqSTAR 96X Universal Gradient

- 2 x 8 or 16 powerful Peltier element with Long Life

Technology - 2 x 8 or 16 control circuits with PT 1000 thermal probes

- Max heating and cooling rate: 5°C/s - Block uniformity (at 72°C): ±0.2°C

- Temperature range thermo block: 4 to 105°C - Regulating accuracy thermo block: ± 0.1 °C

- Adjustable ramping:0.1 to 3.0 °C/s

- Increment/decrement time: 0:01 to 9:59 minutes - Increment/decrement temperature: 0.1 to 9.9°C

- Temperature range heatable lid: 40 to 120°C - Programmable lid locking

- 4 x USB, 1 x Ethernet port (MS Windows®, Linux)

- Block with 96 well - Standart Lid with Automatic height adjusment

- Garansi selama 24 bulan termasuk siap melakukan maintenance alat (purna jual) setelah masa garansi habis

- Pelatihan cara menggunakan untuk user

1 Unit

5 Grinding Mill CM 190 Cemotec™

- Sample type : Dry samples prior to moisture analysis, up to 15% Resolution : 0.01 pH; mV; 0.1 Moisture and 10%

Fat - Sample Size : Up to 14 mm Ø

- Grinding principle : Two discs, one rotaring one stationary

- Grinding rate/time : 3 g/s - Grinding speed : Grinding disc 3.000 rpm

- Particle Size : Coarse grist - Timer : No

- Safety : Microswitch

- Cleaning : Low cross contamination - Garansi : 12 bulan termasuk siap melakukan maintenance

alat (purna jual) setelah masa garansi habis

1 Unit

2.5. Pengadaan Pembuatan Germinator Room

Pengadaan pembuatan Germinator Room yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.9. Tabel III.C.9. Pengadaan Pembuatan Germinator Room

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1

Pekerjaan Sipil,

Pengadaan dan Pemasangan Pre

1. EPS Panel Merk Bondor

a. Pekerjaan Pemasangan Dinding tebal 50 mm dengan luas 24,04 m2

1 Paket

Page 65: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 31

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

Insulated Panel System

Expanded Polystyrene (EPS) density 15 kg/m2

lengkap dengan

accessoris

b. Pekerjaan Pemasangan Plapond tebal 50 mm

(dengan luas 7,53 m2) c. Accessoris Merk Bondor

d. Fitur Tambahan : Pemasangan Lantai denaan Vinyl

antibakterial Static dengan tebl 2,5 mm 2. Single Swing Door Merk Bondor

a. Dimensi : 2200 x 900 x 50 mm b. Accessoris : Handle and lock, hinges, seal (raven),

Viewing Laminated Glass (400 x 400 x 8 mm)

2

Pekerjaan elektrikal 1. Pengadaan dan Pemasangan lampu lengkap dengan acrylc standart CPOB

a. Lampu TKI TL 2x 36 watt Merk Phillips b. Saklar tunggal Merk Broco

c. Stop kontak Merk Broco

d. Wiring Kabel NYM 3 x 2,5 mm Merk Supreme 2. Panel Control

a. MCB 35 A 1 Ph : 1 pcs b. MCB 16 A 1 Ph : 3 pcs

c. MCB 10 A 1 Ph : 2 pcs

d. Kelengkapan : Contactor, Push Button, Timer, Relay, Pilot Lamp, Fuse

3 Pekerjaan Ventilasi Udara,

Pengadaan dan

Pemasangan peralatan utama lengkap dengan

support dan accessoris

1. Pemindahan dan cleaning Unit Air Conditioner 2. Merk Daikin

a. Kapasaitas : 18000 btuh

b. Power Input : 2 kw, 220 V, 1 Ph, 50 Hz c. Type : Splite Wall Mounted

3. Exhaust Fan Merk Panasonic FY-25DSF2NET a. Kapasaitas : 600 CMH

b. Power Input : 0,06 kw, 220 V, 1 Ph, 50 Hz

c. Type : Axial fan 4. Heater Elektric Merk Lokal

a. Kapasitas : 0,5 kw b. Lengkap dengan box galvanized isolasi rock wool

density

c. 80 kg/m3 (lengkap thermostat safety dan kontrol) 5. Instalasi Pipa - Pipa Refrigerant

a. Pipa lengkap dengan isolasi 1/4" + 1/2" Merk Fuji b. Pipa drain Pipa u PVC class AW dia 20 mm Merk

Wavin 6. Instalasi Duct

a. Pengadaan dan Pemasangan Duct galvanized sheet

tanpa isolasi b. 250 x 200 mm Merk Lokfom

7. Accessoris a. Exhaust Air Grille (200 x 200 mm) 4 buah dan (300

x 300 mm)

b. Box Chamber (250 x 250 mm) Merk Lokal 8. Cable Power Merk Supreme

a. Dari Panel Control ke Unit AC NYY 3x2,5 mm b. Dari Panel Control ke Exhaust NYY 3x2,5 mm

c. Dari Panel Control ke Heater NYY 3x2,5 mm d. Kabel Kontrol NYMHY 2 (3x0,75 mm)

4. Material Bantu dan

Peralatan Bantu

1 lot

Page 66: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 32

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

5. Testing Commissioning

dan Balancing Sistem

1 lot

6. Transportasi, Akomodasi dan Mobilisasi

1 lot

2.6. Pengadaan Pembangunan Tempat Parkir Pengadaan pembangunan tempat parkir yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.10. Tabel III.C.10. Pengadaan pembangunan tempat parkir

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1

Pembangunan

Tempat Parkir dengan luas

bangunan 120 m2

1. Pembongkaran Kanopi Lama

2. Pekerjaan tanah a. Pekerjaan galian tanah pondasi

b. Urugan tanah kembali 3. Pekerjaan Beton

a. Pondasi strousplite - 150 D30 + D20

b. Pile cap 70 x 70 x 35 4. Pekerjaan Baseplat

a. Platt 12 mm b. Angkur D 16

5. Pekerjaan Kolom

a. Pekerjaan Kolom lwf 200x100x5.5x8 6. Pekerjaan Brecing

a. Plat t 10 mm b. Rangka CNP 100x50x20

c. Baut D 16 d. Pekerjaan Begel Sling Diameter 16

7. Pekerjaan Atap dan Penutup Atap

a. Pekerjaan Atap Spandex 0.3 mm dan Rangka CNP 100 x 50 x 20

8. Pekerjaan Pengecatan Rangka 9. Pekerjaan Pemasangan Lampu

1 Paket

2.7. Pengadaan Pembangunan Penampungan Air

Pengadaan pembangunan penampungan air yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.11. Tabel III.C.11. Pengadaan pembangunan penampungan air

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1

Pembangunan

Tempat Penampungan Air

dengan luas bangunan 72 m2

1. Pekerjaan Tanah

a. Pekerjaan galian tanah pondasi b. Urugan tanah kembali

2. Pekerjaan Beton a. Pondasi strousplite D30

b. Pile cap 700 x 700 x 400

3. Pekerjaan Baseplat a. Plat t 12 mm

b. Angkur D 16 4. Pekerjaan Kolom

a. Pekerjaan Tulang Utama Besi Siku 70 x 70 x 6

b. Pekerjaan Tulang Pembagi Balok Besi Siku 50 x 50 x 5 c. Pekerjaan Tulang Bressing Besi Siku 50 x 50 x 5

1 Paket

Page 67: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 33

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

d. Tulang Pembagi Siku 40 x 40 x 4 e. Pekerjaan Baut D 12

5. Pekerjaan Tangga a. Tulang Utama Tangga Besi Siku 40 x 40 x 5

b. Tulang Anak Tangga Besi Siku 40 x 40 x 5

6. Pekerjaan Toren a. Pekerjaan Tulang Plat Lantai Toren 50 x 50 x 5

b. Pekerjaan Relling Besi Siku 40 x 40 x 4 c. Pekerjaan Plat Bordes Lantai T 2 mm

d. Pekerjaan Toren Staniless Steel 7. Pekerjaan Pengecatan Rangka

2.8. Pengadaan Pembetonan Jalan Pengadaan perelengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel III.C.12. Tabel III.C.12. Pengadaan perlengkapan sarana gedung

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi Jumlah

1

Pembetonan Baru (luasan 523 m2 tinggi 10 cm)

1. Pekerjaan Persiapan a. Administrasi dan dokumentasi b. Pasang Patok dan Pengukuran c. Pembersihan Lapangan

2. Pekerjaan Badan Jalan a. Lapisan LPA (Batu split 5/7) b. Pemasangan Bekisting c. Pekerjaan Bond Breaker d. Penghamparan Beton K-300 Ready Mix e. Finishing Trowel Bergaris dan Curing Beton f. Pekerjaan Cutter Joint dan joint sealent g. Pemasangan cansteen h. Pengecatan cansteen

3. Pekerjaan Penyelesaian a. Pembersihan lapangan

1 Paket

2 Pembetonan Ulang/Over Lay dengan luasan 753 m2 dengan tinggi 7 cm

1. Pekerjaan Persiapan a. Pembersihan lapangan b. Pasang patok dan pengukuran

2. Pekerjaan Badan Jalan a. Lapisan LPA (Batu split 5/7) b. Pemasangan Bekisting c. Pekerjaan Bond Breaker d. Penghamparan Beton K-300 Ready Mix e. Finishing Trowel Bergaris dan Curing Beton f. Pekerjaan Cutter Joint dan joint sealent g. Pekerjaan Pembesian Bak Kontrol h. Pekerjaan Pengecatan Bak Kontrol

3 Pekerjaan Penyelesaian

1. Pembersihan Lapangan

2.9. Pemeliharaan Gedung Kantor

Page 68: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 34

Pemeliharaan gedung kantor telah dilaksanakan dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas. Selama Tahun Angggaran 2015 pemeliharaan gedung kantor yang telah dilaksanakan adalah seperti pada Tabel III.C.13.

Tabel III.C.13. Pemeliharaan gedung dan bangunan kantor TA. 2015 No Uraian Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Perbaikan tanggul penahan air Pengecatan Gedung Kantor Perbaikan atap subbag PE Perbaikan lantai Renovasi gudang ATK Renovasi meja laboratorium fisika Penggantian dan pemasangan lampu penerangan Perbaikan wastafel Perbaikan ruangan laboratorium elektroforesis Jasa pengeboran sumur air Pembuatan dudukan tempat air Instalasi jaringan pipa air Perbaikan pintu pagar kantor Perbaikan lab biologi Pemasangan paving blok 7m

28 m2 244 m2

1 Paket 18 m2

13,02 m3

1 paket 76 buah 2 unit

1 paket 2 titik 2 unit

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

2.10. Perbaikan Peralatan Kantor

Perbaikan peralatan kantor telah dilaksanakan dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH. Selama Tahun Angggaran 2015 perabaikan peralatan kantor yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel III.C.14. Perbaikan peralatan kantor TA. 2015 No Uraian Volume

1 2 3 4 5 6 7 8

Pompa Air Mesin Potong Rumput AC Peralatan Komputer Genset Handkey absen CCTV Perbaikan alat laboratorium

2 unit 5 unit 36 unit 44 unit

40 unit 1 unit 1 unit 13 unit

2.11. Perawatan Kendaraan Bermotor Perawatan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang dilaksanakan meliputi servis, penggantian Spare part dan oli, pembelian bensin dan perpanjangan STNK untuk 24 unit kendaraan roda dua dan 4 unit kendaraan roda empat. Perawatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH.

2.12. Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium

Page 69: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 35

Dalam rangka menjaga kondisi peralatan laboratorium, maka diperlukan perawatan/kalibrasi peralatan laboratorium secara berkala. Untuk itu telah dilakukan perbaikan dan kalibrasi alat laboratorium seperti terlihat pada Tabel III.C.15.

Tabel III.C.15. Kalibrasi alat laboratorium No. Nama Alat Jumlah

1 Thermochyler DCR 1 unit

2 Waterbath 1 unit

3 Electronic Balance 6 unit

4 Freezer 1 unit

5 Oven (2 titik ukur) 1 unit

6 Oven (1 titik ukur) 3 unit

7 Moieture Tester 1 unit

8 E. Analitical Balance 2 unit

9 Inkubator 5 unit 10 Germinator Electrik Suhu Berganti 1 unit 11 pH Meter 1 unit 12 Conductyvity Meter 1 unit 13 Autoclave 2 unit 14 Micropipet 7 unit 15 Weight set 12 pcs 12 unit 16 Thermocople 1 unit 17 Thermometer 2 unit 18 Gelas Ukur 10 ml 1 unit 19 Thermohygrometer 1 unit 20 Timbangan analitik laboratorium Fisika 1 unit

21 Mikoskop laboratorium cendawan 3 unit

22 Mikroskop laboratorium nematoda 1 unit 23 Mikroskop lab. Cendawan, Virus dan Nematoda 6 unit

2.13. Peminjaman Peralatan dan Kendaraan Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan keperluan pribadi pegawai telah dilakukan peminjaman peralatan dan kendaraan. Adapun peminjaman peralatan dan kendaraan selama tahun 2015 dapat terlihat pada Tabel III.C.16.

Tabel III.C.16. Daftar peminjaman peralatan dan kendaraan tahun 2015

No Jenis Peralatan/Kendaraan Keperluan

Kantor Pribadi

1 Kendaraan Dinas Roda 4 92 Kali 5 Kali

2 Infokus 5 kali -

3. Perpustakan

Kegiatan penyelenggaraan perpustakaan Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2014 yaitu telah melakukan inventaris dan arsip buku/laporan kegiatan seperti tertera pada Tabel III.C.18 berikut.

Page 70: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB III LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 3 - 36

Tabel III.C.18. Jumlah buku yang dipinjam, peminjam, pembuatan kliping dan pengunjung perpustakaan tahun 2015

No Uraian Jumlah

16 Buku yang dipinjam 75 buku

2 Jumlah peminjam 45 orang

3 Pengunjung perpustakaan 122 orang

4 Kliping surat kabar 103 buah

Page 71: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 1

BIDANG INFORMASI DAN JARINGAN LABORATORIUM

Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan dan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. Secara Umum pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

A. SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI

1. Pembuatan Buku Literatur

Kegiatan pembuatan buku literatur merupakan salah satu program yang ditujukan untuk menyediakan literatur pendukung pengujian mutu benih dengan cara menyusun dan membuat literatur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan wawasan pengetahuan Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan Analis Benih Laboratorium, khususnya metode pengujian mutu benih yang termutakhir.

Salah satu acuan utama dalam pengujian mutu benih adalah penggunaanbuku ISTA Rules. Mengacu pada buku ISTA Rules termutakhir tahun 2015 dimana telah mengalami beberapa perubahan informasi pada beberapa kajian sehingga diputuskan perlu adanya terjemahan buku ISTA Rules 2015.Kegiatan ini ditujukan untuk mempermudah analis benih dalam menyerap dan mengaplikasikan informasi mutakhir yang tertuang dalam buku ISTA Rules 2015 dalam setiap pengujian mutu benih.

Keakuratan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura merupakan hal penting yang harus selalu dipertahankan dan buku literatur sebagai referensi dalam pengujian mutu benih sangat diperlukan oleh analis laboratorium agar setiap pengujian mutu benih representatif terhadap hasilnya.Sehubungan dengan hal tersebut pada tahun 2015 Balai Besar PPMB-TPH merencanakan untuk menyusun buku literatur sebanyak 1 (satu) buku yang berjudul “Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan ISTA Rules 2015”.

Kegiatan pembuatan buku literatur telah terealisasi tercetak sebanyak 75 buku dan telah terdistribusikan ke 30 BPSB-TPH provinsi di Indonesia. Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

2. Database/Website

Pengelolaan data secara sistem komputerisasi dengan pengaplikasian database dan penyebarluasan informasi pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura serta kegiatan lain di Balai Besar PPMB-TPH melalui website. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya dokumentasi data pengembangan metode pengujian benih TPH yang diuji, sisa benih yang dimusnahkan serta koleksi benih/IPTB, tersedianya sistem informasi perbenihan berbasis website di Balai Besar PPMB-TPH. Pada tahun 2015 telah dilakukan updating data yang ditampilkan dalam website Balai Besar PPMB-TPH: www.deptan.go.id/ditjentan/bbppmbtphcimanggis/, sebanyak 30 materi dengan judul materi sebagai berikut:

Page 72: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 2

• Bimbingan Teknis/Magang/PKL Mahasiswa UNSOED dan Diploma IPB tahun 2015 (upload tanggal 11 Februari 2015)

• Penyelenggaraan Uji Profisiensi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2015 (upload tanggal 13 Februari 2015)

• Seminar Proposal Pengembangan/Validasi/Verifikasi Metode T.A. 2015 (upload tanggal 16 Februari 2015)

• Magang Kerja Industri Politeknik Negeri Jember di Balai Besar PPMB-TPH (upload tanggal 06 Maret 2015)

• Kunjungan Studi Banding UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (upload tanggal 10 Maret 2015)

• Persyaratan dan Prosedur Pembayaran Uji Profisiensi (upload tanggal 29 Juli 2015)

• Melalui Penerapan Sistem Mutu Kita TIingkatkan Kompetensi Laboratorium Pengujian Benih (upload tanggal 31 Juli 2015)

• Persamaan Persepsi Jejaring Laboratorium GMO (Genetically Modified Organisms) di Indonesia (upload tanggal 13 Agustus 2015)

• Penangkar Benih Jambu Biji Varietas Kristal di Bogor menjadi Jutawan Baru (upload tanggal 20 Agustus 2015)

• Pohon Induk Tunggal Jambu Air Deli Hijau Pelopor Dalam Ketersediaan Benih Pokok dan Benih Sebar (upload tanggal 23 Agustus 2015)

• Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya Hasil Tanaman Cabai (Upload tanggal 24 Agustus 2015)

• PT. Dafa Bogor Berkontribusi Dalam Penyediaan Benih Hortikultura Bermutu (Upload tanggal 25 Agustus 2015)

• Penyelenggaraan Pameran Pangan Nusantara ke III Tahun 2015 (upload tanggal 26 Agustus 2015)

• Tata Kelola Informasi Publik Lingkungan Kementerian Pertanian (upload tanggal 27 Agustus 2015)

• Kunj. Peserta Pelatihan Peningkatan Kompetensi Uji Mutu Benih Hortikultura ke Balai Besar PPMB-TPH (upload tanggal 7 September 2015)

• Kunjungan Direktur Jenderal Tanaman Pangan ke Balai Besar PPMB-TPH (upload tanggal 6 Oktober 2015)

• Survailen Penerapan SNI ISO 9001:2008 di Balai Besar PPMB-TPH (upload tanggal 4 November 2015)

• In House Training Petugas Pengambil Contoh DI BPSBBPH Provinsi Maluku (upload tanggal 11 November 2015)

• Komitmen Balai Besar PPMB-TPH pada Penerapan SNI ISO 9001:2008 dalam Penanganan KKN dan Gratifikasi (upload tanggal 13 November 2015)

• Penyelenggaraan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Expo 2015 (upload tanggal 16 November 2015)

• Ekspose Kualitas Pelayanan Publik Unit Kerja Pelayanan Publik Berprestasi Bidang Pertanian Tahun 2015 (upload tanggal 20 November 2015)

• Penerapan SNI ISO 9001 di Balai Besar PPMB-TPH untuk Mempercepat Pembangunan Zona Integritas (upload tanggal 25 November 2015)

• Percepatan Ketersediaan Benih Kentang Bermutu melalui Kepmentan NO : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 (upload tanggal 30 November 2015)

Page 73: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 3

• Asosiasi Penangkar Benih Bawang Merah dalam Bentuk Biji dan Sertifikasi Benih Bawang Merah (upload tanggal 30 November 2015)

• Varietas Baru Bawang Merah dalam Bentuk Biji dan Sertifikasi Benih Bawang Merah (01 Desember 2015)

• Pelatihan Analis Laboratorium 2015 untuk Manajer Teknis, Kepala Laboratorium dan Penyelia (16 Desember 2015)

• Pelayanan Prima Balai Besar PPMB-TPH meraih Penghargaan Lingkup Kementerian Pertanian (16 Desember 2015)

• Peningkatan Pelayanan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Melalui Website pada Balai Besar PPMB-TPH (17 Desember 2015)

• Koleksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Balai Besar PPMB-TPH (17 Desember 2015)

• Pengarusutamaan Gender di Balai Besar PPMB-TPH (17 Desember 2015)

Pengelolaan data lainnya adalah dengan dilakukannya updating data pada media cetak Sinar Tani sebanyak 2 kali penerbitan antara lain : a. Telah terbitnya artikel pada Majalah Sinar Tani dengan judul tulisan : “Hati-

hati benih padi anda terinfeksi penyakit berbahaya”. Sinar Tani edisi 24-30 Juni 2015 No 3612 Tahun XLV.

b. Telah terbitnya artikel pada Majalah Sinar Tani dengan judul tulisan : “Deteksi Cepat Patogen Terbawa Benih Kedelai”. SInar Tani Edisi 18-24 November 2015 No 3631 Tahun XLV.

Salah satu manfaat penyampaian artikel baik melalui media website maupun media cetak Sinar Tani adalah tersedianya informasi termutakhir seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH. Selain itu juga merupakan wahana komunikasi antara Balai Besar PPMB-TPH dengan berbagai stakeholder terkait disamping itu juga dapat merupakan wahana promosi Balai Besar PPMB-TPH sebagai salah satu instansi yang telah terakreditasi baik secara nasional maupun internasional dalam bidang pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

Pengelolaan secara sistematik untuk data perbenihan di lingkup Balai Besar PPMB-TPH telah dilakukan secara bertahap. Pendataan ini bertujuan untuk mempermudah melihat keragaman jumlah sampel serta jenis pengujian yang diterima Balai Besar PPMB-TPH.

Susunan database di Balai Besar PPMB-TPH terdiri dari pendataan pada 3 jenis pengujian mutu benih yaitu uji servis, uji profisiensi dan uji petik. Berkaitan hal tersebut, data realisasi kegiatan pengujian mutu benih tahun 2015 sebanyak 501 sampel pengujian yang berasal dari 20 sampel uji servis, 266 sampel uji profisiensi dan 215 sampel uji petik benih beredar. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel IV.A.1.

Page 74: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 4

Tabel IV.A.1. Data sampel benih dari berbagai kegiatan yang diinput dalam sistem informasi perbenihan tahun 2015

No

Kegiatan Jumlah Sampel

Parameter Pengujian

KA KM DB

1 0 0 0

btr

Heterogenitas

D O S

TZ

D N A

I S

S O

D H L

Kesehatan Benih

K M

D B

C B V N

1 Uji Servis 19 19 9 17 - - - - - - - - - - -

2 Uji Profisiensi (Nasional) -Data awal/Total

a. -Uji Homogenitas b. -Uji Profisiensi c. -Uji Stabilitas d. –Uji Heterogenitas e. –Uji Nilai Acuan

-

60 57 80 42 -

-

60 51 40 - -

- -

21 40 - -

- -

22 40 - -

- - - - - -

- - - -

60

- - - -

60 -

- - - -

- - - - - -

- - - - - -

- - - - - -

- - - - - -

- - - - - -

- - - - - -

- - 5 - - -

- - - - - -

- - 8 - - -

3 Uji Profisiensi ISTA (Internasional)

28 3 6 9 - - - 6 3 - 1 3 - 15 - -

-

4 Uji Petik Benih Beredar 215 204 215 215 - - - - - - - - - 215 142 - 60

Jumlah 501 358 282 286 - 60 60 6 3 - 1 3 - 230 147 - 68

Ket: KA : Kadar Air KM : Kemurnian DB : Daya Berkecambah TZ : Tetrazolium DOS : Determination of Other Seed SO : Sertifikat Orange DHL : Daya Hantar Listrik IS : Identifikasi Spesies C : Pengujian Cendawan B : Pengujian Bakteri V : Pengujian Virus N : Pengujian Nematoda

Salah satu aspek teknis yang berkaitan dengan pengelolaan benih di Balai Besar PPMB-TPH adalah pemusnahan arsip sisa contoh kirim yang telah melebihi batas masa simpan arsip benih (lebih dari 1 tahun) sebanyak 429 sampel telah dimusnahkan pada tahun 2015. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel IV.A.2. Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

Tabel IV.A.2. Pemusnahan arsip sisa contoh kirim tahun 2015

No Bulan Jumlah sampel yang

dimusnahkan

1 Januari 51

2 Pebruari 11

3 Maret 50

4 April 50

5 Mei 74

6 Juni 26

7 Juli 77

8 Agustus -

9 September 27

10 Oktober -

11 Nopember 63

12 Desember -

Jumlah 496

3. Penerbitan Buletin Vigor Kegiatan penerbitan buletin vigor bertujuan menginformasikan dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat pengguna benih, serta kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH seperti hasil-hasil pengembangan metode, validasi, penerapan sistem manajemen mutu laboratorium benih, pelatihan, pameran, sinkronisasi, dll.

Page 75: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 5

Selain itu buletin vigor juga merupakan wahana terbuka untuk umum untuk menuangkan hasil penelitian, hasil pengembangan metode ataupun hasil kegiatan yang diselenggarakan Balai Besar PPMB-TPH terkait pengujian mutu benih.

Dengan target penerbitan buletin vigor di tahun 2015 sebanyak 3 (tiga) edisi. Adapun informasi dan realisasi sampai bulan Desember 2015 yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel IV.A.3.

Tabel IV.A.3. Informasi yang diterbitkan dalam majalah vigor No Volume Majalah Vigor Informasi yang diterbitkan

1 Vigor Volume 1/2015 • Validasi Metode Penepatan Kadar Air Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan kesegaraman ukuran pemotongan

• Pengkajian Spesies Sensitif dari Indonesia untuk Uji Fitotoksisitas Media Perkecambahan Menggunakan Round Up

• Optimasi Konsentrasi Primer pada Identifikasi Xanthomonas campestris pv. campestris dengan PCR

• Kajian Daya Simpan Benih Ubi Jalar : Umbi dan Stek

• Perkembangan Tanaman Transgenik

• Fenologi Benih Oyong (Luffa acutangula)

2 Vigor Volume 2/ 2015 • Perbenihan Masa Kini

• Persyaratan Media Pertumbuhan untuk Pengujian Daya Berkecambah Berdasarkan ISTA Rules

• Identifikasi Fase Vegetatif dan Generatif Dalam RangkaPenyusunan Prosedur Sertifikasi Ganyong (Canna edulis Ker)

• Korelasi Status Kesehatan Benih Padi dengan Serangan Penyakit BLB(Bacterial Leaf Blight) di Lapang

• Perbandingan Metode Isolasi DNA pada Deteksi Fusarium BenihKedelai dengan Teknik PCR

• Kompetensi Laboratorium Penguji Genetic Modified Organism (GMO) di Indonesia

3 Vigor Volume 3/2015 • Poin-Poin Penting Kepmentan No. 635/HK.150/C/07/2015

• Daya Simpan Beberapa Varietas Padi Hibrida Pada Suhu Ruangdan Suhu AC

• Validasi Jumlah Sampel Uji Deteksi Aphelenchoides besseyiPada Benih Padi Berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025

• Pengembangan Metode Pengujian Daya BerkecambahBenih Pepaya Varietas Callina sp

• Koleksi Benih Sebagai Referensi Pengujian Mutu Benih.

Pendistribusian telah dilakukan ke seluruh BPSB di Indonesia. Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

4. Pameran Pertanian

Kegiatan pameran bertujuan untuk menginformasikan dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat luas. Pelaksanaan kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk publikasi dan sarana penyampaian informasi terkait dengan pengembangan pengujian mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, pengembangan metode pengujian mutu benih, peningkatan kompetensi SDM di bidang pengujian benih dan kegiatan lain yang berkaitan dengan Balai Besar PPMB-TPH.Pada tahun 2015 telah melaksanakan kegiatan pameran sebanyak 2 (dua) kali. Realisasi kegiatan tahun 2015 yaitu sebagai berikut : a. Telah mengikuti Pameran “PANGAN NASIONAL 2015” yang

diselenggarakan pada tanggal 28 – 31 Mei 2015 di JEC Yogyakarta sebagai info guide dan peserta pameran. Pameran Pangan Nusantara 2015 dikunjungi tidak kurang 800 pengunjung dari berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, pelajar, mahasiwa dan kalangan masyarakat luas.

Page 76: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 6

Pameran Pangan Nusantara 2015 dibuka oleh Ibu Ir. Yuana Sutyowati, M.M (staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM). Selama 4 hari pameran, stand pameran Balai Besar PPMB-TPH dikunjungi oleh tidak kurang 500 pengunjung. Hal yang banyak menjadi perhatian dan pertanyaan adalah tugas pokok dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan pertanyaan seputar jenis pengujian yang dilakukan oleh Balai Besar PPMB-TPH.

b. Telah mengikuti Pameran “KTNA Expo 2015” (Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) di provinsi Jawa Tengah tepatnya di daerah Boyolali yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 November 2015 sebagai info guide dan peserta pameran.Penyelenggaraan KTNA Expo 2015 menggabungkan Pameran Pembangunan Pertanian serta Gelar Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Koperasi dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) UMKM 2015. Pameran KTNA Expo 2015 dibuka oleh Bapak Joko Sutrisno (Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali). KTNA Expo 2015 dihadiri oleh Menteri Pertanian Bapak Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP ; Staf Ahli Menteri Bidang Tata Hubungan Kerja Kementan Bapak Ir Baran Wirawan, M.Sc dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Bapak Dr. Ir Hasil Sembiring. KTNA Expo 2015. Selama 4 (empat) hari pameran Balai Besar PPMB-TPH dikunjungi oleh kurang lebih 700 pengunjung.

Balai Besar PPMB-TPH dalam pameran tersebut menampilkan materi dan bahan pameran yang meliputi booklet “Profil Balai Besar PPMB-TPH”, buletin vigor, standing poster, aneka koleksi benih kering, dan materi pengujian benih daya berkecambah. Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

5. Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen Laboratorium Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai sistem manajemen mutu dalam rangka standardisasi laboratorium pengujian benih dan menyamakan persepsi dan pemahaman persyaratan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Adapun sasarannya untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan mengenai sistem manajemen mutu di laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan target 40 peserta dari BPSB-TPH seluruh Indonesia dan Balai Besar PPMB-TPH.

Adapun realisasi kegiatan di tahun 2015 adalah telah terlaksananya kegiatan Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen Laboratorium pada tanggal 5-8 Juni bertempat di Wisma Pertanian Cipayung Bogor dengan dihadiri 44 peserta dari BPSB-TPH seluruh Indonesia dan Balai Besar PPMB-TPH, dengan hasil rumusan sebagai berikut : a. Sistem Manajemen Mutu

1) Untuk menghasilkan benih bermutu peranan laboratorium pengujian benih sangat menentukan dalam memberikan hasil uji yang akurat, cepat, tepat dan tak terbantahkan.

2) Sumber utama keragaman dalam hasil pengujian berasal dari keragaman dalam pengambilan contoh benih. Oleh sebab itu pengambilan contoh benih merupakan bagian penting dalam pengujian benih.

Page 77: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 7

3) Penerapan sistem manajemen mutu bertujuan menciptakan laboratorium pengujian yang sesuai standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

4) Sampai saat ini, dari 32 laboratorium penguji benih BPSB TPH yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) berjumlah 23 laboratorium, proses persiapan akreditasi 4 laboratorium dan belum terakreditasi 5 laboratorium.

5) Kendala-kendala yang dihadapi dalam memperoleh akreditasi antara lain dari segi sumber daya manusia (SDM), peralatan, sarana prasarana penunjang serta metode pengujian.

6) Balai Besar PPMB-TPH diharapkan dapat lebih meningkatkan peranannya dalam pemberian fasilitasi/bimbingan teknis pada laboratorium pengujian benih baik pemerintah maupun swasta yang dapat berupa sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2008, konsultasi penyusunan dokumen sistem manajemen mutu dan evaluasi teknis laboratorium.

7) Penerapan ISO 17025:2008 akan memastikan bahwa Laboratorium secara teknis kompeten dan mampu menghasilkan data yang valid (benar, jelas & jujur; accurate & precise). hasil uji lab yang valid merupakan syarat untuk pengambilan keputusan yang benar (“tidak terbantahkan”).

8) Subkontrak mampu memenuhi persyaratan pengujian laboratorium sehingga prosedur subkontrak tetap harus ada untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diduga.

9) Laboratorium harus menetapkan kebijakan dan prosedur tindakan korektif (TK) dan menunjuk petugas untuk melakukan tindakan korektif.

10) Prosedur tindakan korektif harus dimulai dengan analisis akar masalah (root cause analysis, RCA)

11) Penggunaan logo KAN pada surat dinas diperbolehkan selama nomor akreditasi laboratorium tersebut dicantumkan (misal: LP-001-IDN).

12) Dokumen-dokumen yang akan diserahkan ke Assesor KAN selama tindakan perbaikan berupa soft copy dan bukan berupa hard copy (berkas). Soft copy dokumen ditembuskan kepada Sekretariat KAN.

b. Uji Profisiensi 1) Peningkatan jumlah peserta uji profisiensi pada setiap tahunnya

menunjukkan adanya peningkatan yang mencerminkan keinginan laboratorium peserta untuk dapat mengevaluasi unjuk kerja laboratoriumnya dalam menghasilkan keabsahan data hasil pengujian sebagai upaya peningkatan kompetensi laboratorium.

2) Perbaikan unjuk kerja laboratorium dilakukan dengan mencari akar penyebab ketidaksesuaian dan melakukan tindakan perbaikan tahap permasalahan potensial yang mempengaruhi pengujian.

3) Untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium, agar diadakan pelatihan analis dasar dan analis tingkat lanjut, pelatihan PPC, pelatihan audit internal dan pelatihan sistem mutu.

4) Alasan pemilihan komoditas uji profisiensi dilatarbelakangi oleh: keterbatasan anggaran, ketersediaan / kelengkapan peralatan laboratorium, serta usulan penggunaan komoditas hortikultura.

Page 78: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 8

5) Keterlambatan penerimaan bahan uji profisiensi masih terkendala pada pendistribusian.

6) Sistem Informasi PNBP Online, atau SIMPONI, adalah sistem informasi yang dikelola oleh Ditjen Anggaran Kemenkeu, dalam rangka memfasilitasi pengelolaan PNBP, yang meliputi sistem perencanaan PNBP, sistem billing dan sistem pelaporan PNBP. SIMPONI dapat diakses melalui portal Direktorat Jenderal Anggaran atau melalui alamat situs www.simponi.kemenkeu.go.id

7) Tahapan/skema pembayaran melalui SIMPONI yaitu : a) Wajib bayar/setor melalukan pendaftaran/registrasi untuk

perekaman data pembayaran atau penyetoran PNBP. b) Penerbitan kode billing. c) Melakukan pembayaran ke Bank/Pos, teller, ATM, lewat E-

Banking, EDC (Electronic Data Capture). d) Wajib bayar/setor mendapatkan bukti setor dengan NTB/NTP dan

NTPN

c. Pengembangan Metode 1) Konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan

jujur mengenai kondisi barang atau jasa (UU 8/1999 Perlindungan Konsumen).

2) Hasil uji laboratorium memberikan informasi mengenai karakteristik (mutu) benih yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh: a) para peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitian; b) para pelanggan (produsen, pengguna) ketika akan menjual dan

membeli benih; c) penentu kebijakan menolak atau menerima produk untuk

perdagangan, impor/ekspor 3) Media pengujian harus memenuhi syarat. Setiap media yang

digunakan harus divalidasi terlebih dahulu agar data yang diperoleh akurat.

4) Metode hasil validasi dapat diterapkan apabila telah dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui reprodusibilitas. Metode hasil validasi untuk internal lab sendiri dapat diterapkan di laboratorium internal, namun tidak dapat disamakan dengan metode standar.

5) Pengujian daya kecambah (padi) yang telah melebihi 14 hari. Jika hasilnya memenuhi syarat (kecambah normal > 80 %) maka segera dilaporkan, namun jika hasilnya kurang dari 80 % maka terlebih dahulu dilakukan verifikasi (waktu diperpanjang dan dilakukan pematahan dormansi/perlakuan Tetrazolium).

6) Perlu adanya pemahaman terhadap istilah daya tumbuh dengan daya berkecambah. Hasil daya tumbuh yang lebih besar dari daya berkecambah menunjukkan metode yang digunakan tidak valid karena daya berkecambah merupakan potensi maksimal yang dapat muncul.

7) Belum ada referensi yang baku mengenai pengujian kadar air bayam. Dalam referensi ISTA rules, digunakan suhu rendah selama 17 jam. Namun masih memungkinkan dilakukan pengembangan metode untuk mepersingkat waktu pengujian, salah satunya yaitu dengan penggunaan suhu tinggi.

Page 79: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 9

8) Alasan pemakaian komoditas pada pengembangan metode antara lain karena jumlah dana yang tersedia dari masing-masing Instansi terbatas serta kebutuhan mendesak akan metode pengujian yang lebih cepat, efisien dan efektif.

9) Bahan tayangan menggunakan film agar lebih menarik. 10) Diusulkan agar dilaksanakan FGD (Focus Group Discussion) untuk

tahun 2016 yang membahas tentang penerapan sistem manajemen mutu dan metode pengujian mutu benih.

Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

6. Koleksi Varietas dan IPTB Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kegiatan koleksi merupakan kegiatan pengumpulan koleksi varietas/IPTB/DNA yang ditanam maupun disimpan dan terdokumentasi dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan/pembanding dalam pengujian laboratorium bagi Pengawas Benih Tanaman/pihak terkait dalam rangka pengenalan varietas; dan sebagai material acuan yang mampu telusur dan dapat menjelaskan tentang perbedaan hasil pengujian.

Kegiatan koleksi benih selain sebagai bahan acuan juga dapat digunakan sebagai bahan display saat kegiatan pameran untuk memperkenalkan berbagai jenis varietas yang telah dilepas baik dalam bentuk koleksi kering benih dan IPTB. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai cara mengkoleksi benih dan IPTB.

Sasaran kegiatan 90 (sembilan puluh) jenis koleksi. Adapun realisasi pada tahun 2015 tercapai 151 jenis koleksi yang terdiri dari : a. Koleksi kering benih tanaman pangan 84 jenis

b. Koleksi kering tanaman hortikultura 40 jenis

c. Koleksi IPTB (Isolat Patogen Tular Benih) 2 jenis dan

d. Koleksi DNA 17 stock DNA

e. Koleksi Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot) 8 jenis.

Data koleksi benih secara keseluruhan sampai bulan Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel IV.A.4 sampai Tabel IV.A.7.

Tabel IV.A.4. Koleksi benih kering benih tanaman pangan tahun 2015

No Asal Komoditas Nama Varietas Jumlah

1 Provinsi Jawa Timur

Padi

Inpari 31, Chandra, Membramo, Inpari 32, IPB 86, Inpari 26, IPB 3 S, Situ Gintung, Inpari 15, Inpari 17, Inpari sidenuk, Inpari 14, Inpago 10, Inpari 9, Inpari 19, Inpari 27, Inpari 24, Inpari 4, Inpari 6, Inpari 28, Inpari 29, Inpari 33, Inpari 11, Inpari 20, Woyla, Hipa Jatim 2, IPB 4 S, Inpari 30, Sembada 188, Inpari 23, Inpari 25, Sembada B9, Inpari 16, Diasuci, Inpari Mugibat, IR 64, Sulutan Unstrat 1, Ciherang, Inpari 21, Kahayan, Situ bagendit, Sulutan Unstrat 2, Inpari 10, Inpari 22

44

Kedelai

Mutiara 1, Gepak Kuning, Mutiara 2, Rubaru, Burangrang, Wilis, Panderman, Muria, Grobogan, Kaba, Manjung, Sugen 1, Mutiara 3, Argomulyo, Anjasmoro, Tenggamus, Mahameru

17

Kacang Hijau

Murai, Kenari, Sriti, Perkutut, Betet, Kutilang, Vima 7

Page 80: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 10

No Asal Komoditas Nama Varietas Jumlah

2 Provinsi Sumatera Barat Padi

Anak Daro, IR 66, Ciherang, PB 42, Mekongga, IR 64, S. Panuah, Ceredek Merah, Logawa, Junjuang, Cisokan, Bt. Piaman

12

3 Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

Kedelai galur BPT, Merubetiri, galur BP, Baluran 4

Jumlah 84

Tabel IV.A.5. Koleksi benih kering tanaman hortikultura tahun 2015

No Asal Komoditas Nama Varietas Jumlah

1. Provinsi Banten Semangka Redin

Terong Jaguar, Nadia

Paria Hokian F1

Kacang panjang New Jaliteng 10

Pepaya Top Seed

Oyong Azura F1

Selada Kriebo

Jagung manis Mulia, Bonanza F1

2. Provinsi Jawa Timur

Bawang Merah Tuk tuk 30

Seledri Cut green, Celery Green Leaf

Bayam Belang

Semangka Amor F1

Kemangi Komangi

Wortel New Nantes Carrot, Royal Kuroda

Terong Reza, Hijo, Texas Blue

Sawi Hijau Basomi 09, Monaco, Green Eagle, Nauli F1, New Grand Rapid

Tomat Mawar

Paria Lipa F1, Purnama F1

Buncis Cossanostra, Perkasa

Cabai Kawat, Comexio

Mentimun Vanessa, Green King

Blewah Aruna

Sawi Putih Belona F1

Kacang panjang Hitam Putih

Jumlah 40

Tabel IV.A.6. Koleksi isolat patogen tular benih tahun 2015

No Asal IPTB Nama Komoditi Jumlah

1 BB BIOGEN

Bogor

Isolat hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae)

Padi 1

2 Isolat bisul bakteri (Xanthomonas campestris pv. glycines)

Kedelai 1

Jumlah 2

Data koleksi stock DNA tahun 2015 terdapat 17 koleksi DNA dengan rincian: a. Padi tetua A1 Hipa Jatim 2 Penanda DNA RAPD OPA 13

b. Padi tetua PK 88 Hipa Jatim 2 Penanda DNA RAPD OPA 13

c. Padi tetua A2 Hipa 6 Jete Penanda DNA RAPD OPA 13

d. Padi tetua PK 17 Hipa 6 Jete Penanda DNA RAPD OPA 13

e. Padi tetua A1 Hipa 7 Penanda DNA RAPD OPA 13

f. Padi tetua PK 1 Hipa 7 Penanda DNA RAPD OPA 13

g. Padi tetua A1 Hipa 8 Penanda DNA RAPD OPA 13

Page 81: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 11

h. Padi tetua PK 21 Hipa 8 Penanda DNA RAPD OPA 13

i. Padi tetua A1 Hipa 9 Penanda DNA RAPD OPA 13

j. Padi tetua PK 12 Hipa 9 Penanda DNA RAPD OPA 13

k. Padi tetua A1 Hipa 8 Penanda DNA RAPD OPA 13

l. Padi tetua PK 21 Hipa 8 Penanda DNA RAPD OPA 13

m. Padi tetua A1 Hipa 9 Penanda DNA RAPD OPA 13

n. Padi tetua PK 12 Hipa 9 Penanda DNA RAPD OPA 13

o. Kedelai Wilis Penanda DNA RAPD OPA 13

p. Kedelai Dering 1 Penanda DNA RAPD OPA 13

q. Kedelai Panderman Penanda DNA RAPD OPA 13

Tabel IV.A.7. Data koleksi tabulampot tahun 2015

No Asal Komoditas Jumlah

1

Trubus

Pohon bibit bisbol 1

2 Pohon bibit Gandaria 1

3 Pohon bibit Sirsak manis 1

4 Pohon bibit Alpukat sijago 2

5 Pohon bibit Manggis 2

6 Pohon bibit Tin hijau 1

Jumlah 8

Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

7. Uji Petik Mutu Benih yang beredar Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dengan persyaratan standar mutu benih sehingga menghasilkan data yang menunjukkan kondisi mutu benih yang beredar dibeberapa wilayah di Indonesia dan sebagai bahan masukan untuk menyusun pengembangan metode pengawasan peredaran benih di pasaran. Adapun sasaran pada kegiatan ini adalah contoh benih tanaman pangan (merupakan komoditi utama dan unggulan nasional seperti padi dan jagung) sebanyak 90 sampel dari 6 provinsi dan 60 sampel dari 7 provinsi untuk tanaman hortikultura.

Adapun realisasi kegiatan pada tahun 2015 adalah telah dilaksanakannya kegiatan uji petik di beberapa lokasi yaitu: Jawa Timur (8-10 April 2015); Jawa Barat (22-24 April 2015; 7 Desember 2015); Jawa Tengah (20-22 Mei 2015); Sumatera Utara (3-5 Juni 2015), Sumatera Selatan (3-5 Juni 2015); Lampung (15-17 Juni 2015), Banten (8 Juli 2015), Jambi (2-4 Oktober 2015), dan D.I.Yogyakarta (7-8 Desember 2015) dengan jumlah total benih yang telah diperoleh sebanyak 188 sampel yang terdiri dari tanaman pangan sebanyak 93 sampel dari 7 provinsi dan tanaman hortikultura 95 sampel dari 8 provinsi.

Sampel Uji Petik benih Tanaman pangan meliputi padi sebanyak 58 sampel dan jagung 35 sampel. Tanaman hortikultura meliputi: cabai 40 sampel, tomat 16 sampel, sawi 16 sampel, kacang panjang 13 sampel, timun 7 sampel, bayam 1 sampel, kangkung 1 sampel dan wortel 1 sampel.

Dari hasil kegiatan uji petik mutu benih beredar diperoleh data bahwa sampel yang masih memenuhi persyaratan mutu di laboratorium/ SNI mutu benih

Page 82: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 12

tanaman pangan yang memenuhi persyaratan teknis antara lain untuk sampel hortikultura masih cukup tinggi. Pada sampel benih tanaman pangan terdapat 42 sampel (45,2%) tidak memenuhi persyaratan standar mutu benih.Sedangkan pada sampel hortikultura 18 sampel (25,4%) tidak memenuhi persyaratan teknis minimal yaitu kondisi kios penyimpanan benih yang konvensional dimana kondisinya yang tidak tertata rapi (bercampur dengan pupuk dan pestisida), terkena hujan, sinar matahari. Selain itu kondisi kemasan yang tidak sesuai seperti penggunaan kantong plastik, kemasan rusak. Selain itu penyebab ketidaksesuaian mutu benih adalah kondisi benih yang mendekati kadaluarsa.

Pada kegiatan inpeksi ke lapangan ditemukan ada penyalur yang meletakkan benih bersanding dengan pupuk, bahkan ada yang terdata benih yang sudah tidak layak dijual akibat kerusakan kemasan benih masih terdisplay dan masih dijual ke konsumen.

Gambar IV.A.1. Kemasan berlubang dan masih di display

Gambar IV.A.2. Display benih bersanding dengan pupuk

Hasil dari kegiatan ini juga dapat dijadikan dasar dalam penentuan judul pengembangan metode yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Balai Besar PPMB-TPH dimana setiap hasil pengembangan metode yang aplikatif dapat diajukan sebagai rekomendasi dalam penetuan kebijakan yang dibuat oleh Menteri Pertanian dalam mendukung pengembangan pertanian di Indonesia. Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

Page 83: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 13

B. SEKSI JARINGAN LABORATORIUM

1. FASILITASI PENERAPAN SISTEM MUTU 1.1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium bertujuan untuk menciptakan laboratorium penguji benih yang sesuai standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Penerapan sistem manajemen mutu mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 yang merupakan persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Tujuh (7) aspek yang berperan dalam keberhasilan laboratorium adalah sumber daya manusia; kondisi akomodasi dan lingkungan; metode pengujian dan validasi metode; peralatan yang dimiliki untuk menunjang kegiatan pengujian; pengambilan contoh; ketertelusuran pengukuran dan penanganan barang yang diuji.

Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium sebanyak 8 (delapan) laboratorium penguji benih yaitu Laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSBTPH) di daerah (provinsi) yang ditentukan berdasarkan kondisi dan kesiapan laboratorium. Adapun laboratorium yang difasilitasi untuk tahun 2015 yaitu Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Papua, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Gorontalo, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Bali, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (PSBTPH) Provinsi Riau, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Banten, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Sulawesi Barat, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Papua Barat dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSMB-TPH) Provinsi Bangka Belitung.

Hasil fasilitasi yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH adalah: 1 laboratorium telah diasesmen oleh KAN (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Gorontalo), 1 laboratorium pengujian benih dalam proses pengajuan permohonan akreditasi kepada KAN (BPSB-TPH Provinsi Riau), 1 laboratorium dalam tahap penerapan SNI ISO/IEC 17025:2008(BPSB-TPH Provinsi Banten), dan 5 laboratorium dalam tahap sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dan persiapan penyusunan dokumen (BPSB-TPH Provinsi Papua, UPTD BPSB-TPH Provinsi Sulawesi Barat, BPSB-TPH Provinsi Papua Barat, BPSB-TPH Provinsi Bali dan BPSMB-TPH Provinsi Bangka Belitung).

Page 84: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 14

Dari 8 (delapan) laboratorium yang difasilitasi, kondisi laboratorium adalah sebagai berikut :

1.1.1. Asesmen oleh KAN Fasilitasi kegiatan pada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Gorontalo merupakan kelanjutan kegiatan fasilitasi tahun 2014. Laboratorium BPSB-TPH Provinsi Gorontalo telah memiliki Dokumen Sistem Mutu dan telah mengajukan permohonan akareditasi kepada Komite Akreditasi Nasional Tahun 2014 BPSB-TPH Provinsi Gorontalo mengajukan ulang permohonan akreditasi pada bulan Mei 2015. Namun sampai awal bulan Oktober belum ada tindak lanjut proses permohonan akreditasi. Untuk membantu percepatan proses akreditasi telah dilakukan monitoring kegiatan dan memberikan masukan tindakan perbaikan. Pada tanggal 24-25 Nopember 2015 BPSBTPH Provinsi telah diasesmen oleh KAN.

1.1.2. Pengajuan Permohonan Akreditasi ke KAN

UPT BPSBTPH Provinsi Riau telah mengajukan permohonan akreditasi ke KAN sejak tahun 2013 dan pada bulan Januari 2014 telah dilakukan Audit kecukupan oleh KAN dan Asesmen direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 3 – 4 November 2014. Selama proses pengajuan akreditasi ke KAN, UPT PSB-TPH Provinsi Riau telah memiliki dokumen sistem mutu laboratorium berupa Panduan Mutu, Dokumen Prosedur, Instruksi Kerja Pengujian, Intruksi Kerja Alat dan Pedoman Form. Kendala dalam pendanaan menyebabkan proses kembali dilakukan penerapan fasilitasi aspek manajemen dan aspke teknis. Bulan Agustus mengajukan ulang permohonan akreditasi dan sampai saat ini menunggu asesmen oleh KAN. Fasilitasi oleh Balai Besar PPMB-TPH dalam rangka mendaftarkan pengajuan permohonan Akreditasi Laboratorium UPT BPSBTPH Provinsi Riau secara online telah dilakukan pada bulan Nopember 2015.

1.1.3. Penerapan SNI ISO/IEC 17025:200

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Banten secara bertahap menerapkan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium baik dari aspek manajemen maupun teknis. Kondisi akomodasi, personil laboratorium, sarana bangunan dan kelengkapan peralatan cukup memadai untuk penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

1.1.4. Tahap Sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dan Penyusunan

Dokumen a. BPSB-TPH Provinsi Papua

Fasilitasi penerapan sistem menajemen mutu laboratorium BPSB-TPH provinsi Papua dengan bimbingan berupa Sosialisasi Pengenalan SNI ISO/IEC 17025:2008 yaitu persyaratan umum kompetensi laboratorium penguji dan

Page 85: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 15

laboratorium kalibrasi. SNI ISO/IEC 17025:2008 merupakan salah satu sistem manajemen mutu yang berisi tentang pengendalian mutu dan jaminan mutu yang terdiri dari 15 (lima belas) aspek manajemen dan 10 (sepuluh) aspek teknis. BPSBTPH Provinsi Papua masih perlu melengkapi dokumen sistem mutu; melakukan Audit Kecukupan terhadap doksistu yang telah tersusun; perbaikan kondisi dan lingkungan pengujian; pengadaan, perawatan peralatan dan kalibrasi internal/pengecekan dan lain-lain.

b. UPTD BPSB-TPH Provinsi Sulawesi Barat Dalam rangka memfasilitasi Laboratorium BPSBTPH Provinsi Sulawesi Barat maka dilakukan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu melalui kegiatan Sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2008. Kegiatan ini meliputi sosialisasi untuk pengenalan dan pemahaman tentang SNI ISO/IEC 17025:2008 yang berisi butir-butir Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Dalam materi ini dijelaskan tentang persyaratan 15 (lima belas) aspek manajemen dan 10 (sepuluh) aspek teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium. Selain itu, juga diberikan materi tentang Pemahaman dan Penyiapan Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu yang menjelaskan tentang macam dan fungsi, serta teknik menyusun dokumentasi sistem manajemen mutu. Kondisi akomodasi dan lingkungan. Pada saat kunjungan dilakukan, laboratorium sedang dalam proses renovasi. Ruangan ditata dan disesuaikan dengan fungsi dan macam pengujian mutu benih.

c. BPSB-TPH Provinsi Papua Barat Laboratorium pengujian benih BPSB-TPH Provinsi Papua Barat adalah salah satu BPSB yang belum terakreditasi, sehingga dilakukan Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu di BPSB Provinsi Papua Barat melalui penyampaian materi dan diskusi pemahaman penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO/IEC 17025:2008 pada Pertemuan Sosialisasi Peraturan Perbenihan. Terdapat 4 materi yang disampaikan, yaitu: Manajemen Pengujian Mutu Benih dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 pada Laboratorium Pengujian Benih, Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium, dan SNI ISO/IEC 17025:2008 Persayaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

d. BPSB-TPH Provinsi Bali Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Manajemen Mutu laboratorium BPSB-TPH Provinsi Bali meliputi bimbingan penyusunan Dokumen Sistem Mutu baik aspek Manajemen maupun Teknis. Hal ini dikarenakan tahapan sebelumnya yaitu sosialisasi sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 dan pengujian serta pengambilan contoh berdasarkan ISTA Rules telah dilaksanakan. Selain itu

Page 86: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 16

diberikan masukan dalam penyusunan dokumen juga memberikan masukan dalam penerapan sistem manajemen mutu serta Validasi Metode Pengujian Mutu Benih.

e. BPSMB-TPH Provinsi Bangka Belitung UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih (BPSMB) Provinsi Bangka Belitung sudah memiliki bangunan dan peralatan laboratorium serta telah melakukan pengujian. Untuk mempercepat proses penerapan sistem mutu di laboratorium telah dilakukan kunjungan ke BPMSB pada tanggal 15-17 Juni 2015. Selain itu telah dilakukan Sosialisasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (Sosialisasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium dan Praktek Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan, Dokumentasi Sistem Mutu Laboratorium Penguji berdasarkan SNI ISO/IEC 1025:2008, dan Pengujian Mutu Benih) serta Praktek Penggunaan alat pengujian kadar air (Dolle).

2. Uji Profisiensi (UP)

Uji Profisiensi merupakan uji banding antar laboratorium yang bertujuan untuk menilai unjuk kerja labortorium. Pada tahun 2015 PUP Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan uji profisiensi, benih yang digunakan adalah benih jagung (Zea mays) varietas BISI 816 dan benih bayam (Amaranthus sp.) varietas Bayam Hijau dengan parameter pengujian kadar air, kemurnian dan daya berkecambah.

Peserta Uji Profisiensi sebanyak 46 peserta. Adapun peserta Uji Profisiensi yaitu laboratorium pengujian benih BPSBTPH (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) yang ada di setiap provinsi di Indonesia; laboratorium benih di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian; Balai Besar Proteksi Perbenihan Perkebunan; Balai Perbenihan Tanaman Hutan dan laboratorium penguji benih swasta.

Berdasarkan evaluasi terhadap 45 peserta Uji Profisiensi benih jagung pada 3 parameter pengujian menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel IV.B.1. Rekapitulasi hasil evaluasi peserta pada benih jagung

Parameter Pengujian

Jumlah peserta

Kategori

A B C D

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

KA 45 28 62,2 7 15,6 5 11,1 5 11,1

KM 45 37 82,2 3 6,7 2 4,4 3 6,7

DB 45 35 77,8 5 11,1 0 0 5 11,1

Secara umum dapat kami sampaikan dari 45 peserta uji profisiensi benih jagung pada 3 parameter pengujian menunjukkan hasil kategori A berkisar antara 50 - 80 % sedangkan pada kategori D antara 2 - 12 %.

Page 87: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 17

Sedangkan untuk komoditi bayam dari 35 peserta uji profisiensi benih bayam pada 3 parameter pengujian menunjukkan hasil kategori A berkisar antara 50 - 80 % sedangkan pada kategori D antara 2 - 6 %. Hasil tersaji pada Tabel IV.B.2.

Tabel IV.B.2. Rekapitulasi hasil evaluasi peserta pada benih bayam

Parameter Pengujian

Jumlah peserta

Kategori

A B C D

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

KA 34 18 52,9 8 23,5 6 17,6 2 5,9

KM 35 25 71,4 6 17,1 2 5,7 2 5,7

DB 35 28 80 6 17,1 0 0 1 2,9

3. Standardisasi Laboratorium

3.1. Laboratorium Penguji Benih Balai Besar PPMB-TPH Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH diakreditasi oleh KAN pada tahun 2003 dengan nomor akreditasi LP-162-IDN dan re-akreditasi pertama pada tahun 2008 dengan masa berlaku 4 (empat) tahun. Pada tahun 2013 laboratorium Balai Besar PPMB-TPH telah mendapatkan keputusan re-akreditasi kedua pada tanggal 18 April 2013 berlaku sampai dengan 17 April 2017. Pelaksanaan surveilen pertama laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2014.

Dalam rangka memelihara status akreditasi yang diberikan oleh KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2015 yaitu audit internal, survailen laboratorium, Kaji Ulang Dokumen, dan Kaji Ulang Manajemen.

Audit internal dilaksanakan pada tanggal 11 – 12 Juni 2015. Berdasarkan Audit Internal didapat 12 temuan ketidaksesuaian, 9 aspek manajemen dan 3 aspek teknis dengan kategori 2 sebanyak 10 temuan dan kategori 3 sebanyak 2 temuan. Pelaksanaan pembukaan audit internal dapat dilihat pada Gambar IV.B.1.

Gambar IV.B.1. Pertemuan Pembukaan Audit Internal Laboratorium

Page 88: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 18

Survailen pertama dilaksakanan pada tanggal 28 Mei 2014 dan survailen kedua dilaksanakan tanggal 23 Juni 2015. Asesor yang ditunjuk untuk melakukan asesmen dalam rangka survailen kedua yaitu Novianti Wulandari, S.Si, ME (ketua asesor) dan Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, MS (asesor anggota). Berdasarkan hasil survailen terdapat sepuluh temuan ketidaksesuaian yang terdiri dari delapan temuan katagori 2 dan dua temuan katagori 3. Ketidaksesuaian meliputi 5 (lima) temuan aspek manajemen dan 5 (lima) temuan aspek teknis. Pelaksanaan survailen laboratorium dapat dilihat pada Gambar IV.B.2 dan IV.B.3.

Gambar IV.B.2. Asesor KAN didampingi manajer teknis dan personil

laboratorium melakukan pengecekan kondisi laboratorium

Gambar IV.B.3. Penutupan survailen laboratorium

Tindakan perbaikan telah dilakukan dan dikirimkan kepada asesor pada tanggal 11 Agustus 2015 dan tanggal 21 Agustus 2015. Tindakan Perbaikan dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil verifikasi asesor diterima tanggal 14 September 2015, dan semua tindakan perbaikan telah dinyatakan “memenuhi” oleh asesor. Pada tanggal 16 Nopember 2015 Balai Besar PPMB-TPH mengirimkan surat ke KAN tentang

Page 89: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 19

perkembangan keputusan hasil survailen, dikarenakan belum ada keputusan hasil survailen.

Sesuai dengan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008, laboratorium penguji mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kaji ulang dokumen dan Kaji Ulang Manajemen. Kaji Ulang Dokumen dilakukan untuk memastikan kecukupan dan kesesuaian dokumen sistem mutu manajemen. Kaji Ulang Dokumen dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015. Dokumen yang perlu direvisi meliputi Panduan Mutu, Dojumen Prosedur, dan Pedoman Form. Kegiatan Kaji Ulang Dokumen dapat dilihat pada Gambar IV.B.4.

Gambar IV.B.4.Kegiatan Kaji Ulang Dokumen Laboratorium Penguji Benih Kaji Ulang Manajemen tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 2 Nopember 2015. Hasil dari Kaji Ulang Manajemen antara lain mengikuti Uji Profisiensi yang diadakan oleh ISTA, pemeliharaan Ruang Lingkup, dan rencana kegiatan tahun 2016. Proses Kaji Ulang Manajemen dapat dilihat pada Gambar Gambar IV.B.5.

Gambar IV.B.5. Pembukaan Kaji Ulang Manajemen dipimpin oleh Manajer

Puncak

Page 90: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 20

3.2. Penyelenggaran Uji Profisiensi (PUP) PUP adalah Penyelenggara Uji Profisiensi yang diakui kompetensinya dalam penyelenggaraan uji profisiensi. Balai Besar PPMB-TPH merupakan Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) terakreditasi pada bulan Agustus 2011 dengan nomor UPP-001-IDN dengan ruang lingkup kegiatan meliputi benih tanaman pangan dan hortikultura serta parameter penetapan kadar air, analisa kemurnian, pengujian daya berkecambah dan berat 1000 butir.

Dalam rangka memelihara status akreditasi pada tahun 2015 PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan audit internal, kaji ulang dokumen, kaji ulang manajemen, sosialisasi dokumen sistem manajemen mutu, dan pelaksanaan re-asesmen.

3.2.1. Audit Internal

Kegiatan Audit Internal dilaksanakan pada tanggal 16 – 17 Maret 2015. Dari hasil audit internal terdapat 12 temuan ketidaksesuaian yang meliputi aspek manajemen 6 temuan dan aspek teknis 6 temuan dengan kategori 2 sebanyak 7 temuan dan kategori 3 sebanyak 5 temuan. Audit internal dilaksanakan pada seluruh aspek manajemen dan teknis, pelaksanaan pada aspek manajemen dapat dilihat pada Gambar IV.B.6.

Gambar IV.B.6. Salah satu pelaksanaan audit internal PUP oleh

auditor

3.2.2. Re-asesmen (Asesmen ulang) Balai Besar PPMB-TPH terakreditasi oleh KAN sebagai Penyelenggara Uji Profisiensi sejak bulan Agustus 2011 dengan nomor akreditasi UPP-001-IDN dan berlaku sejak 18 Agustus 2011 sampai dengan 17 Agustus 2015. Untuk memperpanjang status akreditasi, pada tahun 2014 telah mengajukan permohonan reakreditasi. Sesuai dengan kebijakan dari KAN ada perubahan nama dan nomor registrasi yang semula Laboratorium Penyelenggara Uji profisiensi dengan Nomor UPP-001-IDN (Gambar IV.B.7) berubah menjadi Penyelenggara Uji Profisiensi dengan Nomor PUP-001-IDN (Gambar IV.B.8).

Page 91: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 21

Gambar IV.B.7. Sertifikat LPUP Balai Besar PPMB-TPH

Gambar IV.B.8. Sertifikat PUP Balai Besar PPMB-TPH

PUP Balai Besar PPMB-TPH diasesmen oleh KAN pada tanggal 29 – 30 April 2015 (Gambar IV.B.9). Ringkasan hasil asesmen yang disampaikan oleh Asesor adalah bahwa secara umum Sistem manajemen telah diterapkan secara berkelanjutan di PUP Balai Besar PPMB-TPH sesuai dengan persyaratan SNI ISO/IEC 17043:2010. Total temuan ketidaksesuaian ada 13 semuanya termasuk ke dalam kategori dua. Tindak lanjut yang dilakukan oleh PUP Balai Besar PPMB-TPH adalah melakukan tindakan perbaikan dan menyampaikan hasilnya ke KAN untuk diverifikasi lebih lanjut, hasil tindakan perbaikan telah dinyatakan memenuhi semua pada tanggal 1 Oktober 2015. Pada tanggal 16 November

Page 92: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 22

2015 PUP Balai Besar PPMB-TPH mengirimkan surat ke KAN tentang perkembangan keputusan hasil reasesmen, dikarenakan belum ada keputusan hasil reasesmen.

Gambar IV.B.9. Pelaksanaan reasesmen PUP Balai Besar PPMB-

TPH oleh asesor

3.2.3. Sosialisasi Dokumen Sistem Manajemen Mutu Sosialisasi dokumen sistem mutu Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2015 terkait perubahan pada dokumen sistem mutu PUP. Sosialisasi dokumen diberikan kepada personil terkait dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan persamaan persepsi terhadap dokumen sistem mutu PUP agar pelaksanaan kegiatan sesuai serta mengacu pada dokumen yang telah ditetapkan. Kegiatan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar IV.B.10.

Gambar IV.B.10. Kegiatan sosialisasi dokumen sistem mutu PUP

Balai Besar PPMB-TPH

3.2.4. Kaji Ulang Dokumen Kaji Ulang Dokumen dilakukan untuk meninjau ulang kesesuaian dokumen terhadap SNI ISO/IEC 17043:2010. Kaji Ulang Dokumen PUP Balai Besar PPMB-TPH di laksanakan pada tanggal 12 – 13

Page 93: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 23

November 2015. Pelaksanaan kegiatan kaji ulang dokumen pada Gambar IV.B.11.

Gambar IV.B.11. Pelaksanaan kaji ulang dokumen sistem mutu PUP

3.2.5. Kaji Ulang Manajemen

Kaji Ulang Manajemen bertujuan untuk menjamin sistem manajemen mutu dilaksanakan secara berkesinambungan, sesuai dan efektif. Kaji Ulang Manajemen dilaksanakan pada tanggal 27 November 2015. Pelaksanaan kegiatan Kaji Ulang Manajemen pada Gambar IV.B.12.

Gambar IV.B.12. Kegiatan Kaji Ulang Manajemen

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan pemahaman tentang Uji Profisiensi, personil PUP Balai Besar PPMB-TPH menghadiri undangan pertemuan Teknis Penyelenggara Uji Profisiensi yang dilaksanakan pada tanggal 4 November 2015 dan 26 November 2015, serta dilakukan review terkait SNI ISO/IEC 17043:2010. Review SNI ISO/IEC 17043:2010 dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2015 dan disampaikan oleh narasumber Dr. Udin Surya Nugraha.

Page 94: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 24

3.3. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional Salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH yaitu melaksanakan sertifikasi benih internasional (orange sertifikat), hal ini dapat dilaksanakan apabila telah terakreditasi oleh International Seed Testing Association (ISTA). Dalam rangka melaksanakan fungsi Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2006 menjadi anggota ISTA dengan nomor IDML 01, pada tahun 2010 terakreditasi ISTA dengan masa berlaku akreditasi selama 3 tahun.

Tujuan dari kegiatan keanggotaan dalam organisasi internasional International Seed Testing Association (ISTA) yaitu mempertahankan status akreditasi dengan menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium sesuai Standar Akreditasi ISTA; meningkatkan kerjasama dengan organisasi perbenihan tingkat internasional dan berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan ISTA serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Balai Besar PPMB-TPH.

Pada tahun 2015 kegiatan yang dilakukan oleh Balai Besar PPMB-TPH terkait dengan keanggotaan dan akreditasi ISTA adalah sebagai berikut :

3.3.1. Dukungan Regulasi Balai Besar PPMB-TPH sebagai laboratorium yang terakreditasi ISTA memiliki kewenangan untuk mengeluarkan hasil pengujian mutu benih dengan sertifikat teregistrasi ISTA. Namun pada pelaksanaannya masih Namun pada pelaksanaannya masih mengalami kendala karena belum dapat menerbitkan hasil pengujian yang berasal dari luar negerimenggunakan Orange International Certificate (OIC) dan Blue International Certificate (BIC) karena belum ada regulasi yang mendukung.

Diperlukan adanya landasan hukum pemasukan benih terkait kegiatan pengambilan sampel dan pengujian mutu benih yang berasal dari luar Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih sebagaimana telah diubah dengan jis Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/OT.140/11/2007 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/OT.140/11/2007 tentang Perubahan Atas Permentan Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih serta Lampiran belum mengakomodir pelaksanaan pengujian terkait penerbitan OIC dan BIC.

Pada tahun 2015, Balai Besar PPMB-TPH menerima permohonan pengujian mutu benih untuk mendapatkan OIC dari produsen yang berasal dari negara Philipina, dengan parameter pengujian kadar air, kemurnian dan daya berkecambah. Dalam rangka terlaksananya kegiatan tersebut, telah diusulkan penambahan klausul pada revisi Permentan tentang pemasukan dan pengeluaran benih terkait pengujian mutu benih dalam rangka menerbitkan OIC dan BIC.

Page 95: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 25

3.3.2. Penguatan Status Kelembagaan Mengikuti Rapat Koordinasi Penyusunan Prosedur Kerjasama Luar Negeri Bidang Tanaman Pangan. Rapat koordinasi diselenggarakan oleh Sekretariat Direktorat Tanaman pangan selama 2 hari, tanggal 26 – 27 Nopember 2015 di Komplek Bumi, PPMKP Ciawi Bogor. Rapat koordinasi membahas pemanfaatan peluang kerjasama luar negeri dan membantu kelancaran pelaksanaan kerjasama yang telah ada, dengan menyusun penyempurnaan dokumen prosedur kerjasama luar negeri bidang tanaman pangan.

3.3.3. Partisipasi Uji Profisiensi Dalam rangka mengevaluasi kinerja dan meningkatkan kompetensi, laboratorium, Balai Besar PPMB-TPH ikut berpartisipasi dalam kegiatan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh ISTA. Adapun hasilnya sebagai berikut. Tabel IV.B.1. Hasil Uji Profisiensi Laboratorium Balai Besar PPMB-

TPH yang diselenggarakan ISTA

No Jenis

Tanaman Periode Parameter Hasil

1 Triticum aestivum

2014-2 • Daya Berkecambah

• Kemurnian

• Uji Tetrazolium

• Penentuan benih tanaman lain

Dihapus karena ada indikasi lot 1 heterogen

2 Poa pratensis

2014-3 • Daya Berkecambah

• Seed mixture

• Penentuan benih tanaman lain

A BMP BMP

3 Glycine max 2015-1 • Daya Berkecambah

• Kadar air

A B

4 Trifolium pratense

2015-2 • Daya Berkecambah

• Kemurnian

• Uji Tetrazolium

• Penentuan benih tanaman lain

A A A A

5 Oryza sativa 2015-3 • Daya Berkecambah

• Kemurnian

• Uji Tetrazolium

• Penentuan benih tanaman lain

Masih dalam proses pengujian

3.3.4. Usulan Validasi Jumlah Sampel Uji Deteksi Aphelenchoides

besseyi pada benih padi berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025 Pada tahun 2015 Validasi metode yang dilakukan adalah validasi jumlah sampel uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada benih padi berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025. Latar belakang pelaksanaan adalah jumlah sampel uji yang tertulis dalam ISTA Rules Chapter 7:7-025 tidak aplikatif untuk dilaksanakan di laboratorium, karena jumlah yang diuji sangat banyak yaitu 30.000 benih (300 ulangan/ sub sample @ 100 Butir). Tujuan pelaksanannya yaitu untuk mendapatkan sampel uji yang memadai sehingga mudah dilaksanakan oleh analis laboratorium pada deteksi Aphelenchoides besseyi benih padi. Validasi

Page 96: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 26

dilaksanakan di Balai Besar PPMB-TPH pada bulan Agustus - September 2015. Benih yang digunakan terdiri dari 3 varietas yaitu: Pak Tiwi, Ciherang, dan Situ Bagendit. Hasil pengujian validasi dapat dilihat pada Tabel IV.B.2. Tabel IV.B.2. Hasil validasi jumlah sampel uji Deteksi Aphelenchoides

besseyi pada benih padi berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025

No Varietas Metode Rata-rata jumlah

nematoda

1 Pak Tiwi

4 x 100 318

4 x 250 853

4 x 1000 1580

2 Ciherang

4 x 100 74

4 x 250 145

4 x 1000 404

3 Situ Bagendit

4 x 100 2

4 x 250 2

4 x 1000 4

Untuk hasil validasi jumlah sampel uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada benih padi berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025.

3.3.5. Pengujian Kesehatan Benih Kegiatan pengujian kesehatan benih yang dilakukan adalah dengan mengikuti Deteksi Ustilago nuda dengan metode staining pada benih Hordeum vulgare. Hasil deteksi dapat dilihat pada Tabel IV.B.3. Tabel IV.B.3. Hasil deteksi Ustilago nuda dengan metode staining pada

benih Hordeum vulgare Result

Lot Number Sample Number Number of Infected embryos

per 1000 examined

1 38 0

1 79 1

1 105 0

2 33 8

2 60 11

2 110 11

3 13 26

3 72 21

3 111 31

Penggunaan Methyl blue membuat benih yang terinfeksi lebih mudah di deteksi, perendaman selama 1 – 2 jam embryo setelah pewarnaan dengan Methyl blue dalam glycerol warna masih terlalu gelap. Jadi perendaman dalam glycerol dilakukan dalam 24 jam (warna tidak terlalu gelap dan lebih transparan), seperti pada Gambar IV.B.13.

Page 97: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB IV LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 - 27

Gambar IV.B.13. Pemberian Methyl Blue pada benih Hordeum vulgare

Page 98: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 1

KELOMPOK FUNGSIONAL

Tahun 2015 merupakan salah tahun yang menggembirakan bagi kegiatan pengembangan dan validasi metode. Setelah pada tahun 2013, salah satu hasil pengembangan dan validasi diakui oleh Organisasi tingkat Internasional yaitu ISTA (Internasional Seed Testing Association) dan dimuat dalam ISTA Rules 2013. Pada tahun ini tepatnya 24 Juli 2015, telah terbit Keputusan Menteri Pertanian No. 635/HK.150/C/07/2015 tentang Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Benih dan Pengujian/Analisis Mutu Benih Tanaman Pangan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan atas nama Menteri Pertanian. Pada Kepmentan ini, hasil pengembangan dan validasi beberapa tahun terakhir tercantum, sehingga dapat digunakan sebagai metode acuan oleh laboratorium BPSB dan laboratorium benih lainnya (Gambar V.1.)

Gambar V.1. Beberapa metode pengujian terdapat dalam Kepmentan No. 635

tahun 2015 Beberapa metode pengujian hasil pengembangan dan validasi metode yang tercantum dalam Kepmentan adalah : 1. Penetapan kadar air benih kedelai pada suhu 130 ± 2º C selama 1 jam 2. Penetapan kadar air benih kacang tanah pada suhu 130 ± 2º C selama 1

jam dengan keseragaman pemotongan 3. Penetapan kadar air benih koro pedang pada suhu rendah (101-105oC)

selama 17 jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar 4. Analisis kemurnian benih kacang tanah yang berbentuk polong

menggunakan PSD 21 5. Pengujian daya berkecambah benih koro pedang (Canavalia sp.) pada suhu

25º C, menggunakan media pasir dan evaluasi 1 hari ke 7/8 serta evaluasi akhir pada hari ke 14.

6. Uji Tetrazolium benih padi dengan merendam benih pada larutan Tetrazolium 0,5 % selama 3 jam.

7. Uji Tetrazolium benih kacang tanah dengan merendam benih pada larutan Tetrazolium 1 % selama 24 jam.

Pada akhir tahun 2015 telah ditetapkan juga oleh Badan Standardisasi Nasional yaitu SNI benih kedelai (SNI 6234-2015). Salah satu metode pengujian benih kedelai di laboratorium yaitu Penetapan kadar air kedelai

Page 99: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 2

selama 1 jam, merupakan hasil kegiatan pengembangan dan validasi metode Balai Besar PPMB-TPH (Gambar V.2).

Gambar V.2. Metode penetapan kadar air kedelai dalam SNI

Kelompok Fungsional yang melaksanakan tupoksi Balai Besar PPMB-TPH salah satunya adalah Fungsional Pengawas Benih Tanaman. Jabatan Fungsional Pengawasa Benih Tanaman merupakan salah satu jabatan fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya, serta peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 59/Permentan/OT.140/9/2011 dan no 38 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas benih Tanaman dan Angka Kreditnya. Sebagai tindak lanjut dari kedua peraturan diatas juga diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/OT.140/2.2012, tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan angka kreditnya. Bidang kegiatan pengawasan benih tanaman terdiri atas unsur pendidikan, kegiatan pengawasan benih tanaman, pengembangan metode mutu benih, pengembangan profesi dan penunjang tugas pengawasan benih tanaman. Pada Tahun Anggaran 2015 tugas yang diberikan terkait dengan tugas dan fungsi Balai adalah sebagai berikut: 1. PENGEMBANGAN METODE /VALIDASI /VERIFIKASI METODE

Kegiatan pengembangan metode/ validasi/verifikasi yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH merupakan visualisai dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yakni Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Pada TA. 2015 Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kegiatan pengembangan/validasi/verifikasi dalam rangka memecahkan permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan teknologi di bidang mutu benih. Kegiatan ini terdiri dari sepuluh (10) judul yang sudah

Page 100: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 3

direncanakan dan dua (2) judul tambahan yang ada karena untuk menindaklanjuti hasil Rapim B serta adanya kerjasama dengan Komite Teknis kesehatan benih organisasi internasional yaitu ISTA (International Seed Testing Association). Realisasi kegiatan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.

a. Penentuan Batas Maksimal Nematoda Parasit Aphelenchoides

besseyi Pada Benih Padi untuk Standar Mutu Kesehatan

Nematoda white tip, Aphelenchoides besseyi Christie adalah nematoda parasit daun yang terbawa benih padi dan banyak ditemukan di areal pertanaman padi di seluruh dunia. Cara penyebaran A. besseyi melalui biji padi dapat menjadi media penyebaran yang sangat efektif. A. besseyi adalah penyebab terjadinya penyakit white tip atau pucuk putih pada tanaman padi. Gejala penyakit yang disebabkan infeksi A. besseyi adalah ujung daun sampai beberapa cm menjadi putih, nekrosis, daun bendera menyimpang dan terpilin, perkembangan malai terhambat dan terdapat stripe/garis coklat pada batas bagian yang sakit dan yang sehat (Song et al., 2004).

Fukano, 1962; Todd and Atkins, 1958 dalam Hoshino and Togashi, 2000 menyatakan tanaman padi yang terinfeksi menyebabkan kekerdilan, daun padi berwarna lebih hijau gelap dan biasanya melintir di pucuk dan bagian daun terminalnya klorosis. Panjang malai padi berkurang dan menghasilkan lebih sedikit biji daripada tanaman padi yang tidak terinfeksi. Selain itu biji padi menjadi lebih tipis, persentase biji hampa meningkat dan terdapat bintik hitam pada gabah. Infeksi A. besseyi menyebabkan kehi-langan hasil dan kualitas gabah menjadi menurun (Hoshino and Togashi, 2000).

Kehilangan hasil akibat infeksi A. besseyi bervariasi antar kultivar, tahun, suhu, praktek budidaya dan faktor lainnya. Kehilangan hasil pada lahan padi yang terinfeksi rata-rata mencapai 10% hingga 30%, sedangkan di lahan yang seluruh populasi tanamannya terserang kehilangan hasil mencapai 70% pada kultivar yang sangat rentan dan 20% pada kultivar yang resisten (Prot, 1992 dalam Tulek and Cobanoglu, 2010). Kerusakan pada tanaman rentan sering berubah sesuai tingkat infeksi pada benih yang disemai (jumlah benih sehat) dan jumlahA. besseyi dalam benih yang terinfeksi (Tulek et al.,2014).

Kepentingan ekonomi terkait adanya infeksi A. besseyi bervariasi antar lokasi, wilayah dan negara. Variasi tahunan dalam populasi A. besseyi dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya dipengaruhi oleh teknik budidaya dan penanaman varietas lokal (Tulek et al., 2014). Tulek (2009, unpublished) dalam Tulek et al., (2014) menyatakan, kehi-langan hasil 57,9% terhadap kultivar “Halilbey” terjadi ketika ditemukan 324 A. besseyiper malai selama periode pembungaan dan rata-rata 233,4 (120,5 - 423,4) per 100 butir benih saat panen. Hasil analisa nematoda setelah panen menunjukkan jumlah nematoda nyata lebih tinggi dari dilaporkan Fukano (1962) yang menetapkan ambang kerusakan ekonomi 30 lebih per 100 benih. Hal ini menunjukkan, jika nematoda white tip tidak dikendalikan, maka kehilangan hasil akan lebih besar

Page 101: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 4

(Tulek et al., 2014).9

Terkait adanya infeksi A. besseyi pada pertanaman padi, sedikit sekali informasi mengenai hal tersebut. Tahun 2012 dari 104 sampel yang diuji ditemukan 47 sampel padi yang terinfeksi (45,2%)dengan jumlah. A besseyi 2-118 spesimen /400 benih, dan tahun 2013, 180 sampel uji ditemukan 64 sampel terdeteksi (32,6%), (46,9% adalah sampel dari kegiatan uji petik) dengan jumlah 2-371/400 benih (BBPPMBTPH, 2014).

Hasil observasi di Balai Besar PPMB-TPH tahun 2014 (Gambar V.1.1) tentang kajian gejala white tip oleh A. besseyi menunjukkan bahwa benih padi yang terinfeksi A. besseyi 76-88 /400 benih (level 2) dapat menunjukkan gejala penyakit white tip, demikian untuk level 3 (101 /400 benih) dan level 4 (180-495 spesimen/400 benih). Hal ini menunjukkan telah terjadi potensi penyakit white tip oleh nematoda parasit terbawa benih padi A. Besseyi.

Gambar V.1.1. a) Gejala white tip level 2(A. besseyi 76-88 /400 benih) b) Gejala white tip level 3 (A. besseyi 101/400 benih) c) Gejala white tip level 4(A. besseyi 180-495 /400 benih)

Hasil analisa A. besseyi pada padi setelah panen menunjukkan adanya peningkatan jumlah spesimen A. besseyi pada benih padi terutama pada level 4 yaitu 416-563 spesimen/400 benih. Namun hasil observasi ini belum diketahui secara detail bagaimana dampaknya terhadap hasil padi dan komponen-komponennya terutama jumlah benih dan beratnya. Hal inilah yang menelatarbelakangi dilakukannya kegiatan ini.

Tujuan kegiatan ini adalah 1) untuk mengetahui dampak penyakit “white tip” yang disebabkan oleh A. besseyi terhadap hasil dan komponen-komponennya, dan 2) untuk menentukan jumlah ambang batas aman A. besseyi pada benih padi. Pengujian dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1) Uji Pendahuluan

a) Pada tahap ini dilakukan pengujian nematoda terbawa benih padi untuk menyeleksi sampel padi yang akan digunakan;

b) Dipilih 2 sampel yang memiliki jumlah A. besseyi paling tinggi diantara sampel-sampel yang terinfeksi A. besseyi;

c) Sampel varietas Paktiwi dan Ciherang yang memiliki jumlahA. besseyi ± 400 spesimen / 400 butir padi;

d) Kedua sampel dibagi menjadi 8 level (0 s.d 7) berdasarkan

b a c

Page 102: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 5

jumlah spesimennya beserta kontrol;

- Level 0 ; 0 spesimen

- Level 1 ; 51 s.d 100

- Level 2 ; 101 s.d 150

- Level 3 ; 151 s.d 200

- Level 4 ; 201 s.d 250

- Level 5 ; 251 s.d 300

- Level 6 ; 301 s.d 350

- Level 7 ; 351 s.d 400

e) Perbedaan level dibentuk dari pencampuran benih yang telah disterilkan (diberi perlakuan panas) dengan yang belum disterilkan (benih awal yang mengandung A. besseyi maksimum) dengan perbandingan tertentu sesuai jumlah spesimen yang diperlukan;

f) Benih steril dibentuk dengan cara merendam setidaknya 300 gram sampel (masing-masing varietas) dalam waterbath selama ± 4 jam, kemudian direndam kembali dalam waterbath pada suhu 50 °C selama 90 menit, selanjutnya benih dikering anginkankan.

2) Uji Daya Tumbuh

a) Benih tiap level ditabur sebanyak ± 100 butir dalam wadah pembibitan selama ± 10 – 21 hari;

b) Kecambah yang terlihat menunjukkan gejala ‘white tip’ (ujung daun putih) dipindahkan ke dalam wadah yang lebih besar;

c) Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dilakukan setidaknya 2 kali dalam seminggu hingga dilakukan panen;

d) Pengamatan meliputi jumlah malai/tanaman dan komponen hasil/tanaman terdiri ; jumlah biji per malai, bobot 1000 butir dan berat biji per malai serta komponen hasil lainnya.

3) Analisa Nematoda Terbawa Benih Benih hasil panen tiap level dilakukan pengujian nematoda terbawa benih untuk mengidentifikasi A. besseyi. Spesimen A. besseyi yang teridentifikasi pada tiap level dihitung jumlahnya beserta multi-plikasinya.

Benih padi yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari 2 varietas yaitu Pak-tiwi dan Ciherang. Hasil uji pendahuluan diketahui bahwa varietas Paktiwi terdeteksi A. besseyi ± 414 spesimen per 400 butir atau eqivalen dengan 400 spesimen per 400 butir. Sedangkan varietas Ciherang terdeteksi A. besseyi ± 400 spesimen per 400 butir.

Untuk mendapatkan level yang diperlukan, maka dilakukan pencampuran benih yang diberi perlakuan panas (steril) dengan benih tanpa perlakuan (utuh) dengan perbandingan atau komposisi tertentu sesuai dengan jumlah spesimen yang diperlukan. Untuk membentuk benih steril, maka sebanyak 400 gram benih masing-masing varietas ditimbang dan dimasukkan ke dalam keranjang atau kain berpori, diikat

Page 103: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 6

dan direndamkan ke dalam wadah (waterbath) selama ± 4 jam, setelah ditiriskan kemudian direndam air bersuhu 50°C dalam waterbath selama 90 menit. Selanjutnya benih dikering-anginkan dan masing-masing varietas dimasukkan ke dalam wadah. Setiap level (level 1 s.d level 8) contoh benih yang digunakan adalah 40 gram. Pencampuran benih steril dan utuh dalam rangka pembentukan level contoh benih yang sesuai dilakukan secara manual, misalnya untuk membentuk level 3 yang setara dengan kadar A. besseyi yang terdeteksi 50%, maka dicampurkan benih steril dan utuh masing-masing 25 gram. Secara teoritis, untuk mendapatkan contoh benih yang sesuai dengan keperluan pengujian, maka cara mencampurkan benih dengan komposisi yang tertera pada Tabel V.1.1. Tabel V.1.1. Komposisi benih steril dan benih yang mengandung

Aphelenchoides besseyi

Level Contoh Benih Komposisi Benih (gram)

Steril Utuh *

Level 1 25 % 30 10

Level 2 37,5% 25 15

Level 3 50% 20 20

Level 4 62,5% 15 25

Level 5 75% 10 30

Level 6 87,5% 5 35

Level 7 100% 0 40

Level 8 0% 40 0

Utuh * = mengandung A. besseyi

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan air panas terhadap A. besseyi, dilakukan pengujian nematoda terhadap 200 butir padi pada kedua varietas. Hasil uji menunjukkan jumlah A. besseyi mengalami penurunan, meskipun masih ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding sebelum diberi perlakuan (Paktiwi ± 400 /400 butir menjadi 7 /100 butir; Ciherang ± 400/400 butir menjadi 11 /200 butir.

Masing-masing level di tabur (100 butir) dalam boks perkecambahan selama 2 - 3 minggu. Hal ini dilakukan agar benih meng-ekspresikan gejala “white tip” sekiranya A. besseyi terbawa dalam benih yang ditabur. Dari 100 butir padi, hanya 6 kecambah (6 ulangan) per level yang dipindahkan ke dalam boks pertumbuhan (ember). Keenam kecambah diseleksi berdasarkan gejala yang mengindikasikan penyakit ‘white tip’ yaitu klorosis pada ujung daunnya. Namun jika tidak menunjukkan gejala tersebut, maka dipilih secara acak. Pengamatan selanjutnya difokuskan terhadap munculnya gejala penyakit ‘white tip’ pada daun padi (Gambar V.1.2 dan V.1.3). Gejala yang dapat diamati adalah munculnya klorosis pada ujung daun padi, necrosis, daun bendera mengkerut dan terpilin serta strip/garis coklat pada perbatasan bagian tanaman yang sakit dan sehat (Song, et al., 2004).

Page 104: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 7

Gambar V.1.2. (a) Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var. Ciherang level 2, (b) Gejala klorosis dan nekrosisi ujung daun padi var. Ciherang level 7

Hampir semua level pada kedua varietas terlihat gejala tersebut di atas.

Gambar V.1.3. (a) Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var paktiwi level 4, (b) Gejala klorosis dan nekrosis ujung daun padi var paktiwi level 2

Pengamatan tanaman secara umum dilakukan terhadap indikasi gejala pada setiap tanaman masing-masing level pada kedua varietas. Tabel V.1.2. Jumlah ulangan terindikasi gejala ‘White Tip’

Level Paktiwi Ciherang

Gejala Non-gejala Gejala Non-gejala

1 25,0 % 6 0 4 2

2 37,5 % 5 1 5 1

3 50,0 % 6 0 3 3

4 62,5 % 6 0 5 1

5 75,0 % 6 0 5 1

6 87,5 % 5 1 6 0

7 100, % 6 0 5 1

8 0 % 6 0 2 4

Pada Tabel V.1.2, jumlah tanaman yang bergejala white tip tidak terlihat berbeda antar level pada kedua varietas, sehingga pembentukan level tampak tidak berpengaruh. Untuk mengetahui kesesuaian penyebaran A. besseyi pada tiap level, dilakukan pengujian nematoda terbawa benih, hasil beberapa data tertera pada Tabel V.1.3.

C-100% b

C-37,5%

a

P-62,5% P-37,5%

Page 105: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 8

Tabel V.1.3. Kesesuaian sebaran A. besseyi dalam sampel

Level Paktiwi Ciherang

Prediksi Hasil Uji Prediksi Hasil Uji

0 0 % 0 0

1 25 % 51 – 100 51 - 100 131

2 32,5 % 101 – 150 101 - 150 409

3 50 % 151 – 200 151 - 200

4 62,5 % 201 – 250 201 - 250 588

5 75% 251 – 300 898 251 - 300

6 87,5 % 301 – 350 301 - 350 203

7 100 % 351 – 400 351 - 400

Pada Tabel V.1.3, jumlah tanaman yang bergejala white tip tidak terlihat berbeda antar level pada kedua varietas, sehingga pembentukan level tampak tidak berpengaruh. Gejala tersebut terbatas pada ujung daun dengan adanya klorosis. Untuk mengetahui kesesuaian penyebaran A. besseyi pada tiap level, dilakukan pengujian nematoda terbawa benih, hasil beberapa data pada Tabel V.1.4 berikut. Tabel V.1.4. Kesesuaian sebaran A. besseyi dalam sampel

Level Paktiwi Ciherang

Prediksi Hasil Uji Prediksi Hasil Uji

0 0 % 0 198 0 171

1 25 % 51 – 100 235 51 – 100 131

2 37,5 % 101 – 150 491 101 – 150 409

3 50 % 151 – 200 289 151 – 200 269

4 62,5 % 201 – 250 603 201 – 250 588

5 75% 251 – 300 898 251 – 300 673

6 87,5 % 301 – 350 301 301 – 350 203

7 100 % 351 – 400 421 351 – 400 309

Pada Tabel V.1.4, hasil pengujian nematoda menunjukkan data yang kurang sesuai antar level seperti halnya pada Tabel 3. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah A. besseyi yang memang tidak merata dalam bulir padi dan sulit diprediksi atau kurang efektifnya proses perlakuan panas pada benih padi dalam membentuk benih yang steril sehingga bulir padi masih mengandung A. besseyi yang aktif atau perbedaan jenjang jumlah A. besseyi dalam level yang belum tepat.

Pembentukan level ini dilakukan berdasarkan pernyataan Fukano (1962) dalam Tulek and Cobanoglu (2010) bahwa ambang kerusakan ekonomi adalah lebih 30 A besseyi per 100 butir padi, meskipun peneliti lain menyebutkan jumlah yang berbeda yaitu 100 atau 2 sampai dengan 400 A. besseyi per 100 butir padi (Mahdavian and Javadi, 2012). Rahman and Miah, (1989) menegaskan bahwa nilai ambang ekonomi yang disebutkan Fukano (1962) yaitu 30 atau lebih A. besseyi per 100 butir padi mungkin untuk varietas yang rentan.

Proses perlakuan panas pada benih padi dalam rangka pengendalian A. besseyi yang terbawa benih dari beberapa penulis cukup bervariasi. Menurut Yoshii dan Yamamoto (1951) dalam Konagaya (1996),

Page 106: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 9

pengendalian ‘white tip’ dapat dilakukan dengan perendaman benih terinfeksi dalam air suhu 20 °C selama 16-20 jam, kemudian direndam dalam air suhu 50-52 oC selama 5-10 menit, sedangkan menurut Mieda (1993) dalam Konagaya (1996), perlakuan perendaman air panas 56oC selama 10-15 menit dan dibilas dalam air dingin segera cukup dapat mengendalikan ‘white tip’. Ada pula yang menyebutkan bahwa perlakuan air panas suhu 52-57°C selama 15 menit setelah sebelumnya direndam dalam air dingin selama 3 jam cukup efisien mengendalikan nematoda, yang sebagian besar merupakan terbawa benih seedborne. Sedangkan menurut Tulek dan Cobanoglu, (2011) dalam Tulek et.al., (2014) untuk membentuk benih steril yaitu direndam selama 3-5 jam dalam air dingin lalu direndam pada 55-60° C selama 15 menit. Tabel V.1.5. Jumlah rerata malai/tanaman

Level Paktiwi Ciherang

0 0 % 20 18

1 25 % 19 19

2 37,5 % 13 18

3 50 % 18 20

4 62,5 % 17 20

5 75% 18 17

6 87,5 % 20 16

7 100 % 18 18

Jumlah malai per tanaman antar level pada kedua varietas tidak menunjukkan perbedaan atau hampir setara. Tetapi pada level 37.5% varietas paktiwi terlihat memiliki jumlah malai per tanaman yang lebih sedikit dibanding dengan varietas Ciherang pada level yang sama (Tabel V.1.5). Pengamatan pada malai padi tidak nampak adanya gejala white tip. Gejala akan timbul dengan adanya migrasi A. besseyi ke dalam malai padi dan hal ini sangat memerlukan kelembaban yang tinggi. A. besseyi sangat aktif menyerang pertanaman padi pada kelembaban relatif diatas 70%. Kelembaban relatif yang tinggi selama fase reproduksi tanaman padi sangat diperlukan untuk melakukan migrasi ke dalam malai padi dan menyebabkan timbulnya gejala penyakit (Bridge et al., 1995). Untuk menciptakan kelembaban tersebut di pertanaman padi telah diupayakan dilakukan penyemprotan air dengan sprayer setiap pagi selama fase pemunculan malai. Namun upaya ini belum berpengaruh terhadap pertanaman. Tabel V.1.6. Rerata hasil padi / level pada kedua varietas

Level Hasil padi (gram)

Paktiwi Ciherang

0 0 % 22.60 27.29

1 25 % 20.15 18.29

2 37,5 % 10.40 25.65

3 50 % 20.87 18.18

4 62,5 % 13.08 13.67

5 75% 21.83 19.29

6 87,5 % 11.40 13.23

7 100 % 19.37 27.80

Page 107: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 10

Pada Tabel V.1.6, terlihat bahwa pada setiap level, pada kedua varietas cenderung memiliki hasil padi yang hampir setara. Namun pada level 37,5% terlihat perbedaan hasil padi antara varietas Paktiwi yang lebih rendah dibandingkan varietas Ciherang. Hal ini sesuai dengan adanya perbedaan jumlah malai per tanaman pada kedua varietas pada level 37.5%, varietas Paktiwi 13 malai per tanaman dan Ciherang 18 malai per tanaman. Hasil padi pada varietas antara level terendah 0% dan tertinggi 100%, nampak tidak berbeda atau hampir setara, yaitu 22,60 gr Paktiwi dan 27,29 gr Ciherang pada level 0% yang mengandung A. besseyi 198 spesimen/400 butir Paktiwi dan 171 spesimen/400 butir Ciherang. Sedangkan pada level 100% hasil padi per tanaman varietas Paktiwi 19,37 gr Paktiwi dan Ciherang 27,80 gr dengan kandungan A. besseyi 421 spesimen/400 butir Paktiwi dan 309 spesimen/400 butir Ciherang. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh sterilisasi pada saat pembentukan level. Level 0% seharusnya sama sekali tidak mengandung A. besseyi, sehingga pada pembentukan level lainnya tidak sesuai dengan kisaran prediksi yang diharapkan (Tabel V.1.4). Hal ini berdampak pada padi yang dihasilkan per tanaman. Tabel V.1.7. Rerata hasil padi bernas dan hampa / level pada kedua

varietas

Level

Hasil padi (gram)

Paktiwi Ciherang

Bernas Hampa Bernas Hampa

0 0 % 16.452 8.517 25.216 1.556

1 25 % 15.861 5.580 16.388 1.870

2 37,5 % 2.780 7.620 17.305 4.510

3 50 % 18.725 6.240 6.733 2.184

4 62,5 % 6.560 6.524 9.350 4.581

5 75% 17.127 4.703 15.354 3.102

6 87,5 % 5.820 10.448 5.817 7.418

7 100 % 14.109 5.341 20.379 7.265

Pada Tabel V.1.7 tersebut, benih bernas level 0% dan 100% juga hampir setara pada kedua varietas, meskipun benih hampa varietas paktiwi lebih tinggi dibanding Ciherang pada level 0%. Dari hasil uji kandungan A. besseyi pada tiap level, jumlah tertinggi adalah 898 spesimen per 400 butir pada, namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil padi varietas Paktiwi, karena dibandingkan dengan kandungan A. besseyi yang paling rendah yaitu 198 spesimen/400 butir di level 0%, hasil padi bernas yang dihasilkan hampir sama yaitu berkisar 16-17 gram. A. besseyi akan sangat aktif menginfeksi tanaman padi pada saat mulai muncul malai yang didukung oleh kelembaban yang tinggi. Sedangkan pada saat kegiatan berlangsung cuaca sangat panas dan kering sehingga hal tersebut kurang mendukung migrasi A. besseyi menuju malai meskipun telah dilakukan modifikasi cuaca di pertanaman dengan penyemprotan. Apabila benih padi yang terinfeksi oleh Aphelenchoides besseyi disemaikan, maka akan menyerap air dan membengkak dengan cepat (Morinaga dan Tajiri, 1941; Hoshikawa, 1975dalam Hoshino and Togashi, 2000). Pembengkakan dapat meningkatkan tekanan di dalam

Page 108: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 11

benih. Respirasi juga meningkat dengan cepat (Takahashi, 1955 dalam Hoshino and Togashi, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beberapa nematoda dapat mati dan lainnya mengalami stress oleh tekanan tinggi, CO2 dan oksigen yang rendah saat benih berimbibisi (Hoshino and Togashi, 2000). Dengan demikian pada jumlah A. besseyi yang digunakan pada kegiatan ini belum dapat mempengaruhi hasil padi, karena untuk menginfeksi tanaman A. besseyi memerlukan lingkungan yang mendukung infeksinya.

Gambar V.1.4. Grafik hasil panen padi varietas Ciherang dan Paktiwi

Grafik di atas menunjukkan benih bernas dan hampa masing-masing varietas. Dari grafik tersebut, terlihat benih hampa varietas Paktiwi lebih tinggi dibandingkan varietas Ciherang. Namun seperti terlihat di Tabel V.1.7, hasil padi terlihat tidak berbeda antar kedua varietas.

Kesimpulan yang didapatkan dari pengembangan metode saat ini adalah : 1) Penyakit ‘white tip’ atau pucuk putih belum berdampak pada hasil

padi per tanaman, meskipun gejala penyakit berupa klorosis terlihat di daun padi.

Page 109: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 12

2) Jumlah ambang maksimum Aphelenchoides besseyi yang digunakan dalam pengembangan metode ini yaitu 898 spesimen per 400 butir masih aman, karena belum mempengaruhi hasil padi per tanaman.

b. Korelasi Status Kesehatan Benih Padi di Laboratorium dengan Serangan Penyakit Bacterial Leaf Blight (BLB) di Rumah Kaca dan Box Pertumbuhan

Penyakit Bacterial Leaf Blight (BLB) merupakan salah satu penyakit padi terbesar di berbagai ekosositem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo) merupakan penyakit yang paling merugikan karena dapat mengurangi hasil panen dengan tingkat yang bervariasi (Nino-Liu. 2006).Penyakit BLB merupakan penyakit terbawa benih padi (ilyas et al. 2007), maka penggunaan benih yang sehat bisa merupakan solusi dalam pencegahan penyakit BLB. Benih yang sehat ditandai dengan kondisi status kesehatan benihnya. Dengan kata lain benih yang status kesehatan benih baik atau sehat maka akan menghasilkan tanaman sehat pula. Pada tahun 2013 sudah dilaksanakan pengembangan metode status kesehatan benih pada tahun ke satu hasilnya berkorelasi sampai minggu ke 8 dan tidak berkorelasi dengan produksi sehingga dilaksanakan pengembangan metode tahun ke dua. Pada tahun 2014 dilaksanakan pengembangan metode status kesehatan benih pada tahun ke dua hasil dari uji awal jumlah koloni sebelum ditanam dengan jumlah koloni hasil panen berkorelasi nyata, hasil panen dirumah kasa tidak berkorelasi dan hasil panen di dibox pertumbuhan berkorelasi pada beberapa level sehingga dilaksanakan pengembangan metode tahun ke tiga. Pengembangan metode untuk tahun ini dilaksanakan di box pertumbuhan Balai Besar PPMBT-PH dan di lahan Balai Besar POPT Jatisari.Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan batas maximum status kesehatan benih dengan serangan penyakit di lahan sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan standar mutu laboratorium parameter kesehatan benih padi.

Kegiatan ini dilaksanakan di box pertumbuhan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) Tapos Depok dan lahan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Jatisari pada Tahun Anggaran 2015.

Metodologinya dengan mengambil contoh benih dan menentukan level. Benih padi varietas Ciherang yang digunakan diambil dari beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan 3 area yang terserang Jawa Barat (Subang, Purwakarta, Bogor) pada bulan April 2015, pengambilan benih dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman Balai Besar PPMB-TPH bersama Pengawas Organisme Pengganggu Tumbuhan dari Balai Besar POPTJatisari (Gambar V.1.5).

Page 110: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 13

Gambar V.1.5. Areal pertanaman pengambilan benih bahan uji pengembangan metode

Pengujian di laboratorium dilakukan dengan menimbang sebanyak 1 gram benih padi ditabur pada media agar dan dihitung jumlah koloni Xanthomonas oryzae pv oryzae untukmenentukan level. Pengujian di box pertumbuhan dan lahan dilakukan dengan menyemai benih dan memindahkan pertanaman setelah persemaian umur 20 hari (Gambar V.1.6 dan V.1.7). Dilakukan pengamatan vegetatifjumlah anakan, tinggi tanaman dan gejala Hawar Daun Bakteri. Pada fase generatif dilihat gejala serangan dan hasil panen.

Rumus yang digunakan untuk menghitung intensitas serangan =

∑ (ni.vi) x 100%

N x Z

dimana ni = jumlah tanaman dengan tingkat level i, vi = level, N = jumlah total tanaman yang diamati, Z = level tertinggi yang digunakan untuk level serangan.

Gambar V.1.6. Tanaman padi di box pertumbuhan Balai Besar PPMB-TPH

Gambar V.1.7. Tanaman di lahan Balai Besar POPT

Dari hasil pengujian menunjukkan intensitas serangan berbeda nyata mulai level 2 dengan jumlah bakteri 7 x 10 8 cfu per gram benih. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa intensitas serangan bakteri berpengaruh terhadap produksi yang berupa hasil panen pada lahan Balai Besar POPT Jatisari tetapi tidak berpengaruh di box pertumbuhan Balai Besar PPMB-TPH. Hasil panen pada level 1 berbeda nyata

Page 111: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 14

dengan level 2,3,4,5,6,7 dan level 8. Pada level 2 dengan jumlah bakteri 7 x 10 8 cfu per gram benih mulai berpengaruh nyata pada hasil panen.

c. Validasi Trier dalam Pengambilan Contoh Benih Padi

Pengambilan contoh benih adalah tahapan dasar dan penting dalam suatu rangkaian pemeriksaan mutu benih. Proses pengambilan contoh dimulai dari mendapatkan sampel yang mewakili dari kelompok benih sampai dengan pengiriman benih. Tujuan dari pengambilan contoh adalah untuk mendapatkan contoh yang mewakili dalam jumlah yang sesuai untuk pengujian di laboratorium, dan mempunyai susunan atau komponen yang sama dengan kelompok benihnya, dengan kata lain mutu contoh benih yang diambil harus sama dengan mutu benih di lot.

Validasi ini bertujuan untuk memvalidasi trier yang biasa dipakai oleh BPSB dengan trier yang direkomendasikan ISTA.

Trier yang digunakan berasal dari Balai Besar PPMB-TPH dan beberapa BPSB. Kelima trier yang digunakan diberi kode T1, T2, T3 ,T4 dan T5. Trier dapat dilihat pada Gambar V.1.8.

Gambar V.1.8. Trier yang digunakan dalam kegiatan validasi

Dari segi kapasitas trier, trier dengan kode T2 mempunyai kapasitas benih paling besar diantara yang lain (Gambar V.1.9). Hal ini dikarenakan triernya ukurannya besar dan lubang tempat masuknya benih padi besar.

Gambar V.1.9. Grafik kapasitas benih

Pengujian mutu benih yang di laboratorium meliputi pengujian Kadar Air, Kemurnian Benih, Berat 1000 Butir dan Daya Berkecambah. Lot benih

Page 112: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 15

yang diambil sampel adalah lot benih padi mekongga milik PT. Sang Hyang Seri. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel V.1.8. Tabel V.1.8. Hasil pengujian mutu benih

No Kode Trier

Hasil Pengujian

KA (%)

KM (%) Berat 1000

Butir (gram) DB (%)

1 T1 12,0a 99,9a 26,04a 87a

2 T2 12,0a 99,9a 26,12a 89a

3 T3 12,1a 99,9a 26,08a 88a

4 T4 12,1a 99,9a 26,19a 87a

5 T5 12,1a 99,7a 26,04a 88a

Pada Tabel V.1.8 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan dari kelima trier terhadap pengujian Kadar Air, Kemurnian Benih, Berat 1000 Butir maupun Daya Berkecambah.

Pengujian keterwakilan benih dilakukan dari setiap trier (Gambar V.1.10). Setiap trier dilakukan sebanyak 3 kali dan hasil dari tiga kali ulangan tersebut kemudian dirata-rata.

Gambar V.1.10. Simulasi keterwakilan posisi benih di dalam karung

Terdapat perbedaan dalam hal keterwakilan pengambilan benih di setiap posisi. Dimana trier T4 lebih mewakili dan T5 kurang mewakili dari setiap posisi benih di dalam karung (Gambar V.1.11).

Gambar V.1.11. Grafik persentase benih terwarnai dan tidak terwarnai

Dari hasil validasi ini didapat kesimpulan bahwa trier yang direkomendasikan ISTA adalah Trier kode T4, walaupun T1,T2,T3,T4 dan T5 tidak berbeda pada pengujian Kadar Air, Kemurnian Benih, Daya Berkecambah dan Bobot 1000 Butir. Hal ini diduga lot yang diambil

Page 113: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 16

merupakan lot yang homogen. Apabila disimulasikan dengan adanya pewarnaan akan terdapat perbedaan dalam hal keterwakilan pengambilan benih di setiap posisi. Trier T4 lebih mewakili daripada trier yang lain.

d. Verifikasi Pengujian Tetrazolium (TZ) pada Benih Padi

Daya berkecambah benih merupakan salah data yang terdapat didalam label sertifikasi benih di Indonesia. Pengujian daya berkecambah ini pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama dan beragam antara 7 hari sampai dengan 28 hari. Lamanya periode pengujian ini seringkali menjadi kendala dalam proses sertifikasi, dimana beberapa konsumen pengujian mengharapkan dapat memperoleh hasil pengujian yang lebih cepat namun tetap akurat.

Uji Tetrazolium (TZ) merupakan uji cepat viabilitas benih yang merupakan salah satu metode resmi ISTA. Selain cepat (± 2 hari) juga merupakan cara termudah untuk memverifikasi benih segar yang belum jelas viabilitasnya di akhir uji daya berkecambah. Verifikasi benih segar dengan uji TZ dapat menentukan benih tersebut viable (yang berarti benih tersebut masih dorman) atau non-viable (yang berarti benih tersebut mati).

Sebagian besar laboratorium benih BPSB telah mengenal uji TZ, tetapi belum digunakan secara rutin. Oleh karena itu diperlukan verifikasi untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan laboratorium dalam melaksanakan uji TZ.

Tujuan dari kegiatan pengembangan metode untuk mengetahui potensi uji TZ sebagai pengganti uji daya berkecambah melalui tingkat korelasi, serta memverifikasi kesiapan dan kemampuan laboratorium dalam melaksanakan uji TZ di Indonesia

Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015 di Laboratorium Biologi Balai Besar-PPMBTPH serta 10 Lab BPSBTPH yaitu BPSBTPH Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, Provinsi D.I Yogyakarta, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Provinsi Bengkulu, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah benih padi dengan 3 lot benih yang berbeda. Contoh kerja yang akan digunakan adalah 70 gram per sampel untuk masing-masing lot. Selain itu akan disiapkan bahan pembuat larutan buffer, garam tetrazolium chlorida, serta foto kriteria benih viabel dan non viabel.

Prosedur Pengujian TZ pada benih padi terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut : 1) Persiapan bahan

Persiapan bahan pada kegiatan ini antara lain persiapan contoh benih yang akan diuji, pembuatan laturan buffer dan larutan TZ. Larutan buffer berfungsi sebagai penyangga sehingga larutan TZ

Page 114: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 17

yang dihasilkan akan memiliki pH 6.5-7.5. Jumlah benih yang diuji adalah 100 x 4 ulangan. Konsentrasi larutan TZ yang digunakan adalah 1%.

2) Perendaman benih Perendaman benih padi dilakukan selama 18 jam pada suhu 20oC.

3) Pembelahan benih Setelah proses perendaman benih padi dibelah secara longitudinal menembus embrio hingga 2/3 benih, namun tidak sampai putus (Gambar V.1.12). Pembelahan benih di tengah akan memudahkan evaluasi dan cenderung akan selalu di tengah bila dipotong di bawah mikroskop. Setelah dipotong langsung direndam air untuk mempertahankan kelembaban.

Gambar V.1.12. Pembelahan benih padi sebelum proses

pewarnaan pada pengujian TZ

4) Pewarnaan Pewarnaan benih dilakukan dengan merendam benih pada pada larutan TZ 1% selama 2 jam pada suhu 30OC. Pewarnaan dapat dihentikan apabila telah tercapai warna merah yang cukup atau diperpanjang bila pewarnaan belum cukup.

5) Evaluasi Pada saat evaluasi benih pisahkan menjadi 2 bagian, kemudian diamati permukaan yang dipotong. Maksimum area yang diperbolehkan tidak terwarnai: 2/3 radikula diukur dari ujung, 1/3 area pada batas skutelum. Jika diperlukan lemma dapat dikupas, bila warna pada skutelum tidak jelas maka diamati bagian belakang skutelum. Evaluasi dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop, area yang harus diamati antara lain radikula, plumula dan skutelum. Selama proses pengamatan benih harus tetap lembab.

Terdapat dua kategori dalam proses evaluasi benih pada pengujian TZ yaitu : 1) Benih viabel : terwarnai sempurna, maksimal area embrio yang tidak

terwarnai adalah 2/3 radikula diukur dari ujung radikula, 1/3 area pada pinggir skutelum.

2) Benih non viabel: tidak terwarnai sempurna, busuk, tidak memenuhi kriteria benih viabel (Gambar V.1.13).

Page 115: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 18

Gambar V.1.13. Benih non viabel

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemilihan lot benih yang sesuai. Pemilihan lot benih bertujuan untuk mendapatkan beberapa level mutu lot benih yang akan digunakan dalam pengujian ini. Diperoleh 3 lot benih dengan varietas yang berbeda yaitu Ciherang, Mekongga dan Situ Bagendit, dengan tingkat daya berkecambah diatas 80 % (Ciherang dan Mekongga) dan dibawah 70% (Situ Bagendit).

Benih yang telah siap digunakan untuk uji antar nalis maupunan antar laboratorium, kemudian diuji tingkat heterogenitasnya untuk mengetahui apakah seluruh sampel benih yang digunakan tidak heterogen. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa ketiga sampel benih tidak menunjukkan hasil yang siginifikan heterogen (Tabel V.1.9). Tabel V.1.9. Hasil uji homogenitas pada tiga lot benih padi

No Varietas H hitung H tabel R Hitung R tabel Keterangan

1 Situ Bagendit 0.00 1.69 18 29 Homogen/

Tidak Heterogen

2 Ciherang 0.00 1.69 8 17 Homogen/ Tidak

Heterogen

3 Mekongga 0.00 1.69 5 8 Homogen/

Tidak Heterogen

Benih yang telah terbukti homogen/ tidak signifikan heterogen kemudian digunakan untuk pengujian antar analis dilaboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Pengujian ini diikuti oleh 11 orang analis. Hasil uji banding menunjukkan masih terdapat selisih yang cukup besar antara pengujian daya berkecambah dengan uji tetrazolium (TZ) pada beberapa sampel uji (Gambar V.1.15).

Page 116: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 19

Gambar V.1.14. Hasil uji daya DB dan TZ antar analis Balai Besar PPMB-TPH

untuk lot benih varietas Ciherang (Ch), Mekongga (Mkg) dan Situ Bagendit (SB)

Pada sampel varietas Ciherang perbedaan tertinggi 10% dan terendah 0,75%, sedangkan pada Mekongga tertinggi 13,25% dan perbedaan terendah 0,75%. Pada varietas Situ Bagendit perbedaan hasil uji tertinggi 25% dan terendah 4% (Gambar V.1.15).

Gambar V.1.15. Hasil uji daya DB dan TZ Laboratorium BPSBTPH untuk lot

benih varietas Mekongga

Selain dilakukan uji banding banding antar analis di Balai Besar PPMB-TPH, juga dilaknakan verifikasi uji TZ di laboratorium benih Indonesia. Tahap ini akan melibatkan 10 laboratorium benih milik pemerintah (BPSB). Uji banding menggunakan 3 sampel benih yang berbeda @ 35 gram (1/2 Contoh kerja), selain itu juga disediakan garam tetrazolium dan bahan bufer fosfat serta instruksi kerja pengujian.

Hasil uji antar laborium cukup beragam, namun terdapat beberapa hasil uji TZ yang cukup jauh berbeda dengan uji daya berkecambah dilaboratorium. Pada sampel varietas mekongga perbedaan tertinggi

Page 117: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 20

antara daya berkecambah dan TZ adalah 15,25% dan terendah 0%. Pada Mekongga dan Situ Bagendit perbedaan tertinggi untuk masing-masing varietas adalah 51,25% dan 6,5% sedangkan perbedaan terendah adalah 2,25% dan 0%. Terdapat hampir 50% jumlah sampel dengan selisih antara uji TZ dengan uji DB dibawah 5%, namun terdapat beberapa sampel dengan selisih lebih dari 20% (Tabel V.1.10). Tabel V.1.10. Jumlah sampel dalam kisaran selisihantara uji TZ dan DB

di laboratorium

Selisih Antar Laboratorium Antar analis

0-2.0% 7 7

2.1-5.0% 7 8

5.1 – 10.0% 5 13

10.1-20. 0% 3 3

>20.0% 4 1

Jumlah 26 32

Pengujian tetrazolium merupakan salah satu metode uji cepat dalam pendugaan viabilitas benih. Larutan 2,3,5 triphenyl tetrazolium chloride atau bromide digunakan sebagai indikator dalam proses reduksi yang terjadi didalam sel jaringan hidup. Indikator ini diimbibisi oleh benih, dan didalam jaringan benih indikator ini berinteraksi dengan proses reduksi cel hidup, kemudian menerima hidrogen dari proses dehidrogenase. Melalui dehidrogenase 2,3,5 triphenyl tetrazolium chloride pada sel yang hidup, maka dihasilkan triphenyl formazan yang bersifat stabil dan tidak terdifusi. Sehingga dapat dibedakan antara bagian benih yang hidup berwarna merah dengan jaringan benih mati yang tidak atau kurang terwarnai.

Pada benih padi, evaluasi pola pewarnaan dilakukan pada embrio benih. Terdapat beberapa pola pewarnaan yang dikategorikan benih viabel yaitu jaringan embrio terwarnai sempurna, 2/3 area radikula terwarnai (diukur dari ujung) dan kurang dari ½ area dipinggir skutelum tidak terwarnai (ISTA, 2003).

Evaluasi untuk membedakan antara jaringan embrio benih yang viabel dan non viabel benih padi cukup sulit. Penggunaan mikroskop stereo akan sangat membantu dalam proses evaluasi tersebut. Beberapa laboratorium menggunakan lup atau kaca pembesar. Namun alat ini tidak dapat membantu secara akurat untuk melihat secara jelas bagian embrio padi. Proses pembelahan yang tidak sempurna dapat menyulitkan dalam proses evaluasi. Hal ini disebabkan pembelahan yang tidak sempurna merusak struktur embrio atau embrio tidak terbelah dengan benar, sehingga proses pewarnaan tidak maksimal serta pewarnaan bagian-bagian embrio seperti radikula dan koleoptil tidak sempurna (Gambar V.1.16).

Page 118: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 21

Gambar V.1.16. Benih viabel (a); benih non viabel (b); benih dengan pembelahan tidak sempurna (c,d)

Hasil data plot pada ketiga varietas menunjukkan bahwa tingkat korelasi yang diperoleh masih redah, pada varietas Mekongga dan Ciherang tingkat korelasi yang diperoleh 0.42 dan 0,68. Sedangkan pada varietas Situ Bagendit korelasi diperoleh sangat rendah yaitu -0.22 (Gambar V.1.17).

Gambar V.1.17. Regresi dan korelasi uji TZ dan DB sampel varietas Mekongga, Ciherang dan Situ Bagendit

Tingginya perbedaan daya berkecambah antara uji TZ dan DB baik pada uji antar analis maupun laboratorium BPSBTPH diduga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) Proses pembelahan benih yang tidak sempurna; (2)pengetahuan dan ketrampilan dalam proses evaluasi benih viabel dan non viabel;(3) pengetahuan mengenai struktur embrio benih padi; (4) penggunaan lup dalam proses evaluasi hasil uji di beberapa laboratorium BPSBTPH.

Meskipun nilai korelasi yang diperoleh pada kegiatan ini masih rendah (r = 0.221-0.681), namun hasil penelitian Nugraha et al (2012) menunjukkan tingkat korelasi sangat nyata (r=0.993) antara pengujian TZ dan DB, dan tingkat korelasi ini telah memenuhi persyaratan r minimum untuk uji TZ, sehingga uji TZ ini dapat dianggap sebagai metode yang potensial untuk menggantikan uji DB. Beberapa faktor

a b c d

Page 119: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 22

kritikal yang perlu diketahui analis sebagai bekal penerapan uji TZ antara lain pemahaman terhadap teori uji DB; kesesuaian antara metode uji DB, penyiapan contoh uji TZ dan evaluasi topografi pewarnaan pada benih; serta level vigor benih yang diuji.

Dari hasil kegiatan ini diketahui bahwa nilai korelasi hasil puji TZ dan DB yang diperoleh pada kegiatan ini masih sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa laboratorium serta analis penguji masih memerlukan peningkatan pemahaman, pengetahuan serta ketrampilan dalam pengujian serta evaluasi hasil uji TZ. Selain itu juga diperlukan kelengkapan peralatan khususnya mikroskop stereo dalam proses evaluasi hasil uji TZ.

e. Pengembangan Metode Verifikasi Kemurnian Genetik Secara Molekuler (DNA) Benih Padi Hibrida

Pada kegiatan sertifikasi benih, pemeriksaan kemurnian benih di lapangan menjadi salah satu tahap pemeriksaan guna menghasilkan benih bermutu. Kemurnian genetik adalah kebenaran varietas benih yang sesuai dengan persyaratan dari varietas tersebut secara kualitas atau tidak terdapat campuran varietas lain. Kemurnian benih hibrida dapat dilakukan di laboratorium secara molekuler seperti penanda Simple Sequence Repeat (SSR). Waktu yang dibutuhkan dalam pengujan kemurnian benih padi hibrida relative singkat (5 hari) dan lebih akurat dibandingkan pemeriksaan kemurnian di lapangan yang memerlukan waktu sesuai umur tanaman dan dilaksanakan oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang kompeten terhadap morfologi varietas tanaman. Diharapkan metode uji kemurnian genetik secara molekuler di laboratorium dapat memberikan alternatif pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Untuk itu dilaksanakan verifikasi metode kemurnian genetik secara molekuler (DNA) benih padi hibrida menggunakan peralatan berteknologi dan SDM di Balai Besar PPMB-TPH guna memperoleh prosedur pengujian kemurnian hibrida secara molekuler (DNA).

Benih hibrida merupakan keturunan pertama (F1) yang dihasilkan dari persilangan antara dua atau lebih tetua pembentuknya (galur induk/ inbrida homozigot). Sampel uji yang berjumlah 21 contoh kerja (50 butir benih murni) dari tujuh varietas (Maro, HIPA Jatim 2, HIPA 7, HIPA 8, HIPA 9, HIPA 19 dan HIPA 6 Jete) dan 14 tetua pembentuk varietas (A1, A2, R2, R5, R14, PK 12, PK 17, PK 21, PK 88.) berasal dari Balai Besar PADI Sukamandi. Contoh uji kemurnian genetic secara molekuler ini berupa DNA yang diperoleh melalui uji isolasi DNA yang menggunakan Metode Sambrook (1989). Stok DNA hasil isolasi DNA kemudian diuji kualitas, kuantitas dan visualisasi DNA berdasarkan pengujian spektrofotometer UV dan teknik elektroforesis agarose 1%. Guna meminimalkan kesalahan pada pelaksanaan pengujian molekuler (DNA), maka diperlukan kecermatan analis, penggunaan reagen yang benar dan akurasi pengukuran alat untuk memberikan jaminan data hasil uji. Kegiatan tersebut berupa prosedur uji yang terinci dan penanganan

Page 120: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 23

reagen uji yang dipahami analis, serta pengecekan alat uji yang terdokumentasi.

Pelaksanaan uji amplifikasi DNA (PCR) menggunakan dua primer SSR yaitu RM 206 dan RM 346 yang memiliki tingkat polimorfisme berbeda. Tahap optimasi prosedur amplifikasi PCR dilakukan terhadap komposisi reagen PCR yaitu DNA cetakan dan aquabides pada volume total 20 ul berdasarkan visualisasi DNA yang dapat terbaca. Selanjutnya optimasi prosedur amplifikasi PCR menghasilkan komposisi reagen PCR dan program proses PCR optimal. Komposisi reagen PCR dengan volume total 20 ul meliputi PCR mix konsentrasi 2x volume 5 ul, DNA cetakan konsentrasi 50x volume 3 ul, primer (forward dan reverse) konsentrasi 5 pmol volume masing-masing 1 ul dan aquabides 10 ul. Program proses PCR optimal terdiri tahap pertama denaturasi awal suhu 94oC selama 5 menit sebanyak satu siklus, tahap kedua sebanyak 35 siklus terdiri denaturasi suhu 94oC selama 1 menit, penempelan primer (annealing) suhu 53oC selama 30 detik, perpanjangan DNA (elongasi) suhu 72 selama 1 menit dan tahap ketiga sintesa akhir suhu 72oC selama 5 menit sebanyak satu siklus. Untuk visualisasi hasil PCR SSR menggunakan gel agarose dengan konsentrasi agarose 2 % dengan pewarnaan DNA gel red (yang merupakan larutan campuran dari 200 ul loading dye, 1 ul gel red dan 9 ul aquabides). Tahap elektroforesis dikondisikan pada tegangan listrik 25 volt atau 1 watt, selama ± 150 menit (1 cm sebelum pewarna DNA mencapai batas akhir gel). Pelaporan hasil uji berdasarkan visualisasi DNA pasang basa (base pair) yang terbaca dari primer yang digunakan dari contoh yang diuji dan ladder DNA maker 100 bp (mulai dari bawah 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, 1000 dan 1500 bp).

Guna menunjukkan prosedur kemurnian genetik yang optimal maka dilakukan aplikasi prosedur uji kemurnian genetik secara molekuler pada salah satu varietas hibrida dengan lima perlakuan contoh yang terperinci pada Tabel 8. Varietas padi yang digunakan dalam aplikasi uji kemurnian genetik hibrida secara molekuler adalah Hipa 7, Ciherang dan Hipa 6 Jete.

Tabel V.1.11. Aplikasi verifikasi kemurnian genetik secara molekuler

(DNA) padi hibrida

No Varietas Amplifikasi DNA menggunakan primer

RM 206 RM 346

1 F1 Hipa 7 dan F1 Hipa 7 200 200

2 F1 Hipa 7 dan F1 Hipa 7 200 200

3 F1 Hipa 7 dan F1 Hipa 6 Jete 180,210,400 200

4 F1 Hipa 7 dan F1 Hipa 6 Jete 200, 400 200

5 F1 Hipa 7 dan Ciherang 200,300 200

6 FI Hipa 7 dan Ciherang 180,250 200

7 F1 Hipa 6 Jete dan F1 Hipa 6 Jete 200,250 200

8 F1 Hipa 6 Jete dan F1 Hipa 6 Jete 200 200

9 Ciherang dan Ciherang 200 200

10 Ciherang dan Ciherang 200 200

Page 121: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 24

Hasil aplikasi metode SSR menggunakan primer RM 206 dapat menunjukkan perbedaan dan memberikan bukti ada tidak kemurnian genetik dari sampel yang diuji berdasarkan visualisasi DNA hasil PCR gambar 1 (berupa panah bernomor). Pada sampel 1, 2 dan 9, 10 terdapat satu pita sedangkan sampel 3,4,5,6,7,8 terdapat lebih dari satu pita karena pada sampel terkait dengan perlakuan campuran varietas. Untuk sampel yang sama dengan aplikasi metode SSR menggunakan primer RM 346 juga dapat menunjukkan perbedaan dan memberikan bukti ada tidak kemurnian genetic dari sampel yang diuji berdasarkan visualisasi DNA hasil PCR Gambar 2. Pada sampel 12, 13, 14, 15, terdapat satu pita yang berbeda ukuran pasang basa demikian juga 16, 17, 18, 19, 20 terdapat satu pita DNA dengan ukuran pasang basa yang berbeda. Bila kedua primer tersebut dibandingkan berdasarkan hasil amplifikasi maka primer RM 206 yang memberikan polimerisasi hasil PCR. Diasumsikan primer RM 206 pada sampel padi hibrida yang diuji dapat menunjukkan kemurnian genetic varietas (Gambar V.1.18 dan V.1.19) . Hal tersebut dikarenakan RM 206 merupakan penanda yang memiliki nilai tingkat polimorfisme (PIC) tinggi sedangkan RM 346 memiliki nilai PIC rendah (E Mulsanti, dkk 2014).

Kesimpulan dari verifikasi ini adalah 1) Kemurnian genetik benih hibrida di laboratorium dapat dilaksanakan dengan berdasarkan metode molekuler (DNA) PCR menggunakan penanda SSR (RM 206 dan RM 346) pada kondisi tahap penempelan primer (annealing) suhu dan waktu yang memberikan hasil optimal yaitu 53°C selama 30 detik dengan komposisi DNA cetakan 3 ul konsentrasi 50x. 2) Penanda SSR yang dapat membedakan kemurnian genetik hibrida secara molekuler (DNA) adalah RM 206 karena dapat menunjukkan perbedaan fragmen DNA (lebih dari satu pita DNA) pada sampel dengan campuran varietas.

Rekomendasi yang didapat adalah Primer SSR 206 dapat digunakan sebagai penanda kemurnian genetik secara molekuler (DNA) pada padi hibrida.

12 13 14 15 1617 18 19 20 21 22

Gbr V.1.19. Visualisasi hasil PCR SSR RM 346 dari 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

dan M DNA 100bp pada kolom 1 sd 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Gbr V.1.18. Visualisasi hasil PCR SSR RM 206 dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan M DNA 100bp pada kolom 1 sd 11

(1) (1) (2) (2) (3) (3)

Page 122: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 25

f. Pengembangan Metode Pemanfaatan Penanda Dna Padi Gogo Dan Padi Rawa Dalam Verifikasi Kebenaran Varietas Benih Padi

Potensi lahan kering untuk pertanaman padi gogo dan padi rawa di Indonesia berkisar kurang dari 10 % dapat menjadi upaya menghadapi kendala perubahan iklim dan fenomena degradasi kesuburan sawah maupun berkurangnya lahan produktif padi. Penggunaan benih padi gogo pada lahan kering dan benh padi rawa pada lahan gambut maupun sistem tumpang sari tanaman lain merupakan terobosan pencapaian swasembada pangan yang harus didukung dengan ketersediaan benih bermutu.

Tujuan pengembangan penanda DNA varietas benih padi adalah untuk memperoleh metode dan prosedur uji DNA melalui pemilihan penanda DNA untuk verifikasi kebenaran varietas benih padi gogo dan padi rawa. Penanda molekuler (DNA) menjadi salah satu metode dalam kegiatan pemuliaan yang menggunakan beragam tetua guna perbaikan varietas. Penanda molekuler dapat melengkapi dan mempercepat identifikasi biotipe yang berkembang di lapang serta dapat membantu analisis keragaman genetik dan genetika populasi varietas padi yang diharapkan. Teknik identifikasi (ID) varietas padi sangat penting bagi pemulia, petani, pengawas benih, pedagang, dan konsumen. Standarisasi label informasi lengkap varietas pada paket beras yang diperdagangkan seharusnya dibuat berdasarkan hukum yang tegas. Untuk itu teknologi yang mampu membedakan varietas padi dengan jelas dan tepat yang terutama varietas “pilihan” perlu dikembangkan.

Sampel uji padi gogo (terdiri varietas Situ Bagendit, Inpago 5, Inpago 7, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Situ Patenggang, Limboto, Cirata, Towuti) dan padi rawa (terdiri varietas Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpara 7, Banyuasin, Margasari, Indragiri, Martapura, Lamburu, Mendawak, Siak Raya). Contoh kerja berupa benih murni (50 butir) yang diperoleh dari contoh kerja analisis kemurnian dihaluskan menjadi tepung untuk ekstraksi dan isolasi DNA yang disebut sebagai pellet yang menjadi stok DNA sampel. Setelah diperoleh data kemurnian dan kualitas kuantitas DNA dilakukan pengenceran 50 x (dimana 1 ul dari stok DNA dan 49 ul dari aquabidest) untuk uji penngandaan DNA dengan tiga primer terkait karakter varietas padi unggul. Pada visualisasi hasil PCR menggunakan program yang sesuai primer dan komposisi PCR yang optimal dapat didokumentasi sebagai fragment DNA (pita DNA). Pita DNA hasil PCR dengan primer tertentu akan dibaca berdasarkan pembanding marker DNA dengan satuan base pair (pasang basa/ bp).

Hasil penelitian penanda karakter varietas benih padi unggul secara molekuler telah banyak ditemukan diantaranya penanda ketahanan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan 4 pada padi yang berasal dari gen Bph 3 dan Bph4 (Baehaki, 2012 dalam pertiwi , dkk, 2014). Berdasarkan hasil amplifikasi dengan primer RM 589 pada pengembangan penanda SSR, varietas-varietas padi yang diuji tergolong padi tahan wereng (dengan indikasi produk PCR berukuran

Page 123: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 26

mendekati 200-300 bp) adalah Inpara1,Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Banyuasin, Inpago 5, Inpago 9, Indragiri, Mendawak, Cirata, dan Towuti.

Hasil penelitian penanda karakter varietas benih padi unggul secara molekuler telah banyak ditemukan diantaranya penanda aromatik padi yang berasal dari senyawa kimia utama yaitu 2 asetil 1 pirolin (Butterry,et al, 1983). Untuk membedakan padi aromatik dapat menggunakan penanda SSR RM 223 (Lang & Buu, 2008 dalam Padmadi B, 2009). Hasil pengujian dengan penanda RM 223 menunjukkan bahwa amplifikasi PCR menghasilkan ukuran fragmen mendekati 250 bp pada varietas Situ Bagendit, Banyuasin, Inpago 8, Inpago 9, Towuti, Martapura, dan Indragiri. sementara pada Inpara2, Inpara7, Inpago 7, situ Patenggang, dan Siak Raya tidak ada menghasilkan pita DNA Berdasarkan hasil amplifikasi dengan primer RM 223 pada pengembangan penanda SSR, varietas-varietas padi yang diuji tergolong padi aromatik (dengan indikasi produk PCR berukuran mendekati 200 bp) adalah inpara 1, inpara 3, inpara 4, inpara 5, Banyuasin, Inpago 5, Inpago 10, Margasari, Lambur, Mendawak, Limboto, Cirata, Towuti.

Pada hasil penelitian penanda karakter varietas benih padi unggul secara molekuler yang terkait penanda beras merah yang berasal dari senyawa flavonoids, carotenids, dan betalains. Untuk membedakan padi beras merah dapat menggunakan penanda SSR RM 220 dengan hasil amplifikasi pada untuk padi yang beras merah (diantaranya Inpara 1 s.d. 5, Inpara 7, Situ Bagendit, Banyuasin, Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Margasari, Indragiri, Martapura, Mendawak, Limboto, Cirata, Towuti, Siak Raya).

Pelaksanaan pengembangan metode uji kebenaran varietas padi gogo dan padi rawa yang memanfaatkan penanda DNA terkait karakter unggul suatu varietas seperti ketahanan terhadap hama wereng dan kelebihan karakter lain seperti kandung beras merah serta aromatik merujuk pada deskripsi masing-masing varietas. Hal tersebut merupakan keterbatasan dalam pengembangan ini. Untuk itu perlu penggunaan penanda SSR lain yang diduga terkait karakter varietas unggul dan metode uji berbeda seperti uji biokimia untuk keberadaan senyawa terkait karakter beras merah dan aromatic.

Kesimpulan pengembangan metode ini adalah 1) Aplikasi metode PCR dengan penanda SSR untuk verifikasi varietas memerlukan optimasi metode penempelan primer (annealing) baik suhu dan waktu sehingga memberikan hasil amplifikasi yang baik yaitu 58°C selama 30 detik dari RM 223 dan 55°C selama 30 detik dari RM 219 dan RM 589. 2) Penanda SSR yang dapat membedakan suatu karakter pada varietas-varietas yang diuji dapat bermanfaat di dalam verifikasi kebenaran varietas, seperti RM 589 mengindikasikan ketahanan terhadap wereng, RM 223 yang dapat membedakan varietas padi aromatik, dan RM 220 dapat membedakan beras merah.

Rekomendasi yang didapat adalah : 1) Primer SSR RM 589 dapat digunakan sebagai penanda genetik yang terkait karakter ketahanan terhadap wereng pada padi gogo dan padi rawa. 2) Pencantuman mutu

Page 124: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 27

beras aromatik, beras merah dan ketahanan wereng pada deskripsi varietas menjadi karakter keunggulan varietas padi.

g. Kajian Masa Berlaku Label Benih Jagung yang Disimpan Di Cold

Storage

Jagung merupakan salah satu dari tiga pangan unggulan yang ditargetkan untuk swasembada. Dalam buku pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat Perbenihan Direktorat Jendral Tanaman Pangan tentang Persyaratan dan Tata cara Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, disebutkan bahwa masa berlaku label benih benih jagung hibrida, masa berlaku label diberikan paling lama 9 bulan sejak tanggal selesai pengujian atau paling lama 11 bulan setelah panen, dan 12 bulan dari selesai pengujian atau 14 bulan dari panen untuk benih yang disimpan dalam cold storage. Pada pelaksanaannya banyak benih yang tidak disimpan di dalam cold storage selama 12 bulan, namun masa berlaku label tetap dihitung selama 12 bulan setelah benih keluar dari cold storage. Sementara dalam Kepmentan Nomor: 355/Hk.130/C/05/2015 TentangPedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan disebutkan bahwa masa edar benih jagung hibrida diberikan paling lama : 1) Sembilan bulan setelah tanggal selesai pengujian/analisis mutu untuk pelabelan yang pertama yang dilakukan paling lambat 2 (dua)bulan setelah panen,apabila disimpan pada kondisi kamar (ambientstorage); 2) Sembilan bulan setelah tanggal selesai pengujian/analisis mutuuntuk pelabelan yang pertama, apabila disimpan pada ruanganpenyimpanan yang terkontrol kelembaban udara relatifnya/RH (maksimal 40 %); dan 3) empat koma lima (4,5) bulan setelah masa kadaluarsa label yang pertamauntuk pelabelan ulang.

Pada pelaksanaannya banyak benih yang tidak disimpan di dalam cold storage selama 12 bulan, namun masa berlaku label tetap dihitung selama 12 bulan setelah benih keluar dari cold storage. Penyimpanan di cold storage merupakan penyimpanan dengan suhu dan RH terkontrol untuk menekan metabolisme benih seminimal mungkin sehingga cadangan makanan benih dapat lebih lama digunakan.

Penerapan/pemahaman masa berlaku label untuk benih yang disimpan di cold storage ini antara satu produsen benih dengan yang lainnya berbeda. Sebagai contoh Benih yang telah disimpan dalam cold storage selama 6 bulan, kemudian akan dikirim ke distributor, mulai perhitungan 12 bulannya adalah setelah pengujian laboratorium tersebut. Jadi masa berlaku labelnya menjadi 18 bulan karena dianggap bahwa benih yang telah disimpan dalam cold storage dengan pengaturan suhu dan kelembaban dianggap sama dengan benih yang baru panen.

Tujuan pengembangan metode adalah untuk mengkaji/mengevaluasi masa berlaku label benih jagung hibrida yang beredar dengan memantau mutu fisik dan fisiologis yang disimpan di Cold Storage (masa simpan 12 bulan). Ketentuan 12 bulan masa berlaku label pada benih yang disimpan di cold storage, mutu benihnya masih memenuhi standar berdasarkan Kepmentan No. 355 Tahun 2015.

Page 125: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 28

Benih yang digunakan dalam kegiatan ini adalah benih jagung hibrida (Gambar V.1.20) yang tetap mengacu kepada persyaratan Kepmentan No. 355 Tahun 2015 Perihal Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih di Laboratorium denganidentitas sebagai berikut : 1) Jumlah = 170 kg 2) Varietas = BISI 816 3) Tanggal Panen = 27 Januari 2015 4) Daya Berkecambah = 92 % 5) Kemurnian = 99,9 % 6) Kadar Air = 10,5 %

Gambar V.1.20. Benih jagung hibrida varietas BISI 816

Benih dikemas sebanyak satuan percobaan yaitu untuk penyimpanan selama 24 bulan di cold storage (Multi Years). Sebelum benih dikemas untuk setiap satuan percobaan dilakukan homogenisasi benih. Setiap bulan dalam 1 tahun dilakukan pengecekan dan pengambilan contoh sebanyak 1 karung (12 kemasan). Dalam satu kemasan sebanyak 350 gram untuk pengujian kadar air, daya berkecambah, dan indeks vigor. Sedangkan 11 kemasan lainnya disimpan di ruang penyimpanan pada suhu ruang yang dianggap sebagi ruangan yang mirip Kios benih setelah diambil dari cold storage (Gambar V.1.21).

Gambar V.1.21. Alur pengambilan contoh dan pengujian benih jagung dari

cold storage dan suhu ruang

Pengujian dilakukan setiap bulan penyimpanan untuk tiap parameter pada penyimpanan cold storage dan penyimpanan di gudang setelah diambil dari cold storage. Satu kemasan terdiri dari 2 sub kemasan sebagai ulangan. Pengujian awal dilakukan untuk mengetahui mutu benih sebelum disimpan dengan melakukan pengujian terhadap parameter: DB, Vigor dan KA. Benih yang telah dikemas selanjutnya dikelompokkan berdasarkan bulan penyimpanan dengan menggunakan wadah – wadah karung untuk disimpan di cold storage.

Page 126: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 29

Hasil kegiatan sampai dengan bulan November telah dilakukan penyimpanan benih jagung di cold storage PT East West Seed Indonesia (PT.EWINDO) sampai dengan penyimpanan bulan ke-8. PT EWINDO dipilih karena merupakan alternatif tempat yang paling memungkinkan untuk dijangkau dalam rangka pengambilan contoh benih setiap bulan. Disamping itu, gudang penyimpanan benih di PT EWINDO memiliki kondisi penyimpanan yang memenuhi persyaratan kepmentan No. 355 Tahun 2015 dengan kelembaban udara (RH) 23% (Maksimal 40%) dansuhu 180C. Data RH dansuhu yang tercatat saat benih diambil dari cold storage disajikan pada Tabel V.1.12.

Tabel V.1.12. Data RH dan suhu saat pengambilan contoh benih di cold storage

No Bulan RH (%) Suhu (oC)

1 Maret 2015 23 20

2 April 2015 24 18

3 Mei 2015 23 18

4 Juni 2015 22 18

5 Juli 2015 23 18

6 Agustus 2015 23 18

7 September 2015 22 18

8 Oktober 2015 23 18

9 November 23 18

Pengambilan contoh benih untuk setiap periode penyimpanan dilakukan setiap bulan dan contoh benih diuji di laboratorium untuk parameter kadar air, daya berkecambah dan indeks vigor. Contoh benih yang terdiri dari 12 kemasan (1 kemasan terdiri dari 2 ulangan) diambil pada bulan ke-n, 1 kemasan diujidan 11 kemasan lainnya di simpan pada suhu ruang hingga bulan berikutnya. Bulan berikutnya 1 kemasan lagi di uji dan seterusnya. Untuk periode penyimpanan 1 sampai dengan 11 bulan di simpan dalam suhu ruang. Penyimpanan dalam suhu ruang seperti pada Gambar V.1.22.

Gambar V.1.22. Penyimpanan benih di suhu ruang

Data hasil pengujian di laboratorium untuk parameter Kadar Air (KA), Daya Berkecambah (DB) dan Indeks Vigor (IV) dengan kode kemasan berdasarkan bulan pengambilan benih dari cold storage (bulan ke-0) disajikan pada Gambar V.1.23.

Page 127: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 30

Gambar V.1.23. Grafik hasil pengujian KA, DB dan IV benih jagung setelah dari cold storage (bulan ke-0)

Dari Gambar V.1.23 menunjukkan bahwa nilai kadar air, daya berkecambah dan indeks vigor belum mengalami perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi atau menurunkan mutu benih jagung hibrida tersebut dan masih sesuai persyaratan berdasarkan Kepmentan No. 355 Tahun 2015 Perihal Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih di Laboratorium. Nilai kadar air berkisar 8,9 – 9,3%, daya berkecambah berkisar 90 – 98% dan indeks vigor berkisar 71 – 93%.

Data hasil pengujian Kadar Air di laboratorium setelah benih diambil dari cold storage dan disimpan di suhu ruang selama 7 bulan disajikan pada Gambar V.1.24. Data hasil pengujian Daya Berkecambah disajikan pada Gambar V.1.25. Sedangkan data hasil pengujian Indeks Vigor (IV) disajikan pada Gambar V.1.26.

Gambar V.1.24. Grafik hasil pengujian KA benih jagung yang disimpan pada suhu ruang selama 7 bulan

Dari grafik yang tersaji pada Gambar V.1.24 menunjukkan hasil pengujian Kadar Air hingga bulan ke-7 mengalami kenaikan persentase Kadar Air. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh suhu dan kelembaban pada suhu ruang yang tidak stabil dan cenderung memiliki kelembaban yang tinggi sehingga mempengaruhi kadar air jagung jika dibandingkan saat benih disimpan pada bulan ke-0.

Page 128: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 31

Gambar V.1.25. Grafik Daya Berkecambah benih jagung yang disimpan pada

suhu ruang selama 7 bulan

Dari grafik di Gambar V.1.25 menunjukkan bahwa hasil pengujian Daya Berkecambah hingga bulan ke-7 menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kondisi awal penyimpanan benih pada bulan ke-0.

Pada grafik yang tersaji pada Gambar V.1.26 nilai indeks vigor hingga bulan ke-7 menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Selain itu juga belum bisa dibandingkan dengan daya berkecambah karena data yang tersaji memiliki rentang yang cukup jauh yaitu dari yang terendah bernilai 52% hingga yang tertinggi bernilai 93%.

Gambar V.1.26. Grafik Indeks Vigor benih jagung yang disimpan pada suhu

ruang selama 7 bulan

Page 129: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 32

Kesimpulan yang diperoleh, hasil pengujian Kadar Air (KA), Daya Berkecambah (DB) dan Indeks Vigor (IV) dari cold storage belum mengalami perubahan signifikan atau tidak berbeda nyata dengan data Label dan masih sesuai persyaratan berdasarkan Kepmentan No. 355 Tahun 2015 tentang Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih di Laboratorium. Hasil pengujian Kadar Air yang di simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-0 hingga bulan ke-7 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase KA. Hasil pengujian Daya Berkecambah yang di simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-7 menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kondisi awal penyimpanan benih pada bulan ke-0

h. Verifikasi Penetapan Kadar Air dengan Empat Jenis Alat Ukur

(Moisture Meter)

Terdapat beberapa jenis alat ukur Kadar Air (moisture meter) dengan tipe beragam. Sebagian besar laboratorium pengujian mutu benih (BPSB) untuk penetapan Kadar Air (KA) menggunakan alat pengukur KA (moisture meter) karena lebih efektif untuk menguji sampel dalam jumlah besar. Tetapi dalam aplikasinya terdapat permasalahan/ kendala yang timbul dikarenakan :

1) Untuk dapat digunakan moisture meter harus di kalibrasi terhadap metode oven dan hasilnya harus toleran. Dalam pelaksanaan kalibrasi ini terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendukung keakuratan hasil KA. Kalibrasi alat harus dilakukan minimal satu kali setiap tahun dan untuk masing-masing jenis tanaman yang diuji dengan moisture meter;

2) Berbeda tipe moisture meter yang digunakan berbeda pula cara kerja dan faktor lain yang berpengaruh seperti jenis benih yang diuji atau varietas tanaman, tingkat KA, kisaran pengukuran, kemurnian contoh benih serta variasi komposisi kimia;

3) Belum diterapkan kegiatan pengecekan setelah dilakukan kalibrasi yang bertujuan meyakinkan moisture meter dapat mengukur secara benar sepanjang tahun. Dalam perencanaan kegiatan pengecekan beberapa hal harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan: tipe moisture meter, cara kerja, pengalaman dengan moisture meter tersebut, berapa sering alat digunakan (misal digunakan sepanjang tahun atau hanya selama musim panen), kualitas serta tingkat kesulitan kalibrasi dll. Kegiatan ini dilakukan pada semua jenis tanaman dimana moisture meter dikalibrasi.

Berdasarkan Permentan No. 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Tata Kerja dan Organisasi Balai Besar PPMB-TPH, maka dengan adanya permasalahan/kendala tersebut pada T.A. 2015 diperlukan kegiatan mengenai verifikasi penggunaan empat tipe moisture meter dalam mendukung pengujian Kadar Air.

Tujuan verifikasi, untuk mendapatkan hasil penetapan kadar air secara cepat dan akurat dengan menggunakan empat tipe moisture meter. Contoh benih dan kisaran KA tertentu yang digunakan dalam kegiatan verifikasi untuk empat jenis moisture meter terinci pada Tabel V.1.13, hal ini dikarenakan setiap moisture meter mempunyai spesifikasi terhadap

Page 130: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 33

jenis benih diuji dengan kisaran KA tertentu. Jenis mositure meter yang digunakan tersaji pada Gambar V.1.29. Tabel V.1.13. Penentuan jenis benih dan kisaran KA yang diuji

Gambar V.1.27. a.Delmhorst G-7 Grain; b. Kett PM 600; c. DMC 500 dan d. GMK-503

Prosedur pelaksanaan kegiatan verifikasi meliputi : 1) Persiapan contoh benih kalibrasi

a) Menggunakan sepuluh sampel yang berbeda kadar air untuk setiap spesies yang memerlukan kalibrasi

b) Sampel harus mewakili paling sedikit dua varietas yang berbeda c) Dianjurkan untuk menggunakan lima sampel setiap varietas d) Sampel harus cukup jumlahnya, minimal satu pengukuran dengan

moisture meter dan dua pengukuran dengan metode oven e) Jika hasil pengukuran moisture meter bersifat merusak, sampel

harus cukup besar untuk tiga pengukuran dengan moisture meter f) Jika sampel tidak bersih, sampel harus dibersihkan sebelum

digunakan sebagai sampel kalibrasi g) Pembersihan dapat dilakukan dengan mesin pembersihan skala

kecil atau dengan menggunakan saringan tangan h) Jika secara alami tidak dapat ditemukan untuk kisaran yang

diinginkan untuk kalibrasi moisture meter, preconditioning dapat dilakukan. Namun, preconditioning harus dilakukan sangat hati-hati

i) Jika kadar air harus dikurangi, sampel dapat ditempatkan dalam ruangan atau oven padasuhu 30°C selama 1-10 minggu, tergantung pada kadar air awal dan kadar air akhir yang diperlukan. Jika Kadar air akan dinaikkan, sampel dapat ditempatkan dalam sebuah ruangan dengan suhu20°C dan kelembaban relative 95% untuk 3-10 hari lagi tergantung pada kadar air awal dan kadar air akhir yang diperlukan.

j) Sampel kalibrasi harus disimpan dalam kontainer yang cukup besar untuk setiap sampel. Kontainer harus kedap air dan udara

No Jenis moisture meter Jenis contoh benih Kisaran KA (%)

1 Delmhorst G-7 Padi, jagung 8 s.d 15

2 Kett PM 600 tipe PM-6040-3C Kedelai, Kacang hijau 8 s.d 13

3 DMC 500 Padi, jagung 8 s.d 15

4 GMK-503A Mentimun, wortel 6 s.d 10

a b c d

Page 131: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 34

k) Disarankan bahwa jenis wadah dipilih adalah terbuat dari kaca atau plastik, dan bahwa pencampuran sampel dapat dilakukan dengan metode " pencampuran Botol ke botol "

l) Jika sampel kalibrasi akan digunakan kembali, harus disimpan di tempat dengan kondisi suhu 5 ± 2 ° C.

2) Prosedur kalibrasi a) Pastikan moisture meter dan oven beroperasi dengan benar b) Siapkan sepuluh sampel kalibrasi setiap melakukan kalibrasi c) Simpan sampel kalibrasi pada tempat kedap udara d) Ambil satu sampel kalibrasi e) Campur sampel dengan seksama tepat sebelum memulai

kalibrasi f) Ambil contoh kerja untuk metode oven (yang menghasilkan nilai

X1) g) Mencampur ulang sampel kalibrasi dan menentukan kadar air

dengan moisture meter (yang mengasilkan nilai Y1) h) Mencampur ulang sampel kalibrasi dan menentukan kadar air

dengan moisture meter (yang menghasilkan nilai Y2) i) Mencampur ulang sampel kalibrasi dan menentukan kadar air

dengan moisture meter (yang menghasilkann nilai Y3) j) Mencampur ulang sampel kalibrasi dan mengambil contoh kerja

untuk penentuan kadar air dengan metode oven, sehingga mengasilkan nilai X2

k) Masukkan contoh kerja untuk metode oven ke dalam oven dan lanjutkan dengan penentuan metode oven seperti biasanya

l) Hasil Hitung X1 dan X2 m) Hitung perbedaan antara X1 dan X2.Perbedaan yang

diperbolehkan maksimum antara X1 dan X2 adalah 0,3%. Jika perbedaan melebihi nilai ini, batalkan sampel ini dari kalibrasi dan dimulai kembali.

n) Hitung kadar air yang sebenarnya dari sampel yaitu : Xt = (X1 + X2)/2.

o) Hitung kadar air dari moisture meter: Yi = (Y1 + Y2 + Y3)/3 p) Hitung selisih dengan nilai benar: Zt = Xt – Yi q) Contoh perhitungan:

X1 = 10.0%, X2 = 9.8%; Xt = 9.9 % Y1 = 9.7 %, Y2 = 9.9, Y3 = 9.8 %; Yi = 9.8 % Zt = 9.9-9.8 = 0.1 %. Hal ini harus dilakukan untuk semua sampel kalibrasi

r) Setelah menyelesaikan analisis, setiap perbedaan (nilai Z) harus diperiksa untuk melihatapakah di dalam atau di luar batas toleransi. Toleransi diberikan dalam Tabel 11

Tabel V.1.14. Maksimal perbedaan yang dibolehkan antara kadar air yang benar dan hasil dari moisture meter, untuk spesies chaffy dan non chaffy

Nilai benar (Metode Acuan)

Maksimal perbedaan yang diperbolehkan

Kurang dari 10,0% Benih-benih Non- Chaffy Benih-benih Chaffy : ± 0.4 %: ± 0.5 %

10,0% atau lebih Benih-benih Non- Chaffy Benih-benih Chaffy : ± 0.04 x kadar air: ± 0.05 x kadar air

Page 132: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 35

Analisa data dilakukan berdasarkan ISTA Rules dan ISTA Handbook on Moisture Determination, 2007, dengan tahapan sebagai berikut : 1) Menetapkan true value (Xt), rata-rata pengukuran KA dengan

moisture meter (Yi) dan perbedaan antara Yi dengan Xt (Zt ) 2) Memeriksa toleransi dari setiap perbedaan nilai Z t (berdasarkan

Tabel 2) 3) Memeriksa toleransi semua hasil kalibrasi. Apabila semua hasil

toleran berarti moisture dapat digunakan. Tetapi sebaliknya jika ada hasil kalibrasi yang diluar batas toleransi, diperlukan suatu gambaran dari proses kalibrasi dengan menggunakan grafik trumpeter plot

4) Pola sebaran nilai Zt pada area toleransi dalam grafik trumpeter plot digunakan untuk menetapkan memuaskan tidaknya hasil kalibrasi. Apabila hasilnya memuaskan maka diperlukan penyesuaian berdasarkan rata-rata nilai Zt, kemudian cek kembali toleransi.

Pengecekan moisture meter dilakukan setelah kalibrasi bertujuan meyakinkan moisture meter dapat mengukur secara benar sepanjang tahun. Pada verifikasi ini kegiatan pengecekan dilakukan prosedur sebagai berikut : contoh benih uji (minimal tiga buah yang terdiri dari tiga level KA ) yang diperoleh, disimpan pada suhu 5 ± 2oC. Kadar air contoh benih diukur dengan metode oven. Setiap hari atau sekali dalam seminggu, kadar air diukur menggunakan moisture meter. Jika hasilnya diluar toleransi, kadar air juga harus diukur menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, contoh benih uji harus disetimbangkan pada suhu ruang dimana moisture meter digunakan.Prosedur ini dipilih karena lebih mudah diterapkan oleh laboratorium atau sub laboratorium BPSB yang dilengkapi oleh oven atau tidak.

Berdasarkan hasil analisa data kalibrasi penetapan KA dengan moisture meter : Delmhorst G-7, Kett PM 600 tipe PM-6040-3C, DMC 500 dan GMK-503A menggunakan contoh benih yang rutin diuji seperti padi, jagung, kedelai, kacang hijau, mentimun dan wortel, secara ringkas hasil kalibrasi sebagai berikut.

1) Hasil Kalibrasi Delmhorst G-7

Penetapan KA benih padi dapat dilakukan menggunakan Delmhorst G-7 karena KA sepuluh contoh benih kalibrasi dapat diterima atau dalam batas toleransi berdasarkan Tabel 9C (ISTA Rules). Sedangkan pada penetapan KA benih jagung, hasil analisa data menunjukkan tidak semua contoh benih kalibrasi toleran, sehingga dibutuhkan kalibrasi ulang. Hal ini kemungkinan penggunaan contoh benih yang baru dikeringkan di bawah sinar matahari untuk mendapatkan level KA tertentu, yang menyebabkan contoh benih tidak memiliki kesetimbangan secara keseluruhan (terdapat perbedaan suhu antara contoh benih dan Delmhorst G-7). Pada anlisa data kalibrasi ulang diperlukan tindak lanjut dengan menbuat grafik trumpeter plot (Gambar V.1.28) untuk melihat sebaran nilai Zt (selisih KAOven/true value dengan KA moisture meter), karena pada hasil kalibrasi terdapat dua contoh benih tidak toleran. Perbedaan rata-rata nilai Zt adalah -0,3%, apabila semua hasil pengukuran Delmhorst G-7 dikurangi dengan 0,3% maka kalibrasi memberikan

Page 133: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 36

hasil yang memuaskan, artinya Delmhorst G-7 dapat digunakan untuk mengukur KA benih jagung dengan hasil yang akurat dengan cara mengurangi 0,3% pada setiap hasil pengukuran.

2) Hasil Kalibrasi Kett PM 600

Berdasarkan hasil analisa data, menunjukkan bahwa Kett PM 600 dapat digunakan untuk mengukur KA contoh benih kedelai dengan kisaran KA 7,7% sd. 13,3% karena sepuluh contoh benih kalibrasi dapat diterima atau dalam batas toleransi berdasarkan Tabel 9C (ISTA Rules). Gambar pelaksanaan pengukuran KA contoh benih kedelai tersaji pada Gambar V.1.29.

Gambar V.1.28. Trumpeter plot hasil kalibrasi Delmhorst G-7 pada

contoh benih jagung

Gambar V.1.29. Pelaksanaan pengukuran KA contoh benih kedelai

dengan Kett PM 600

Untuk contoh benih kacang hijau, semua hasil kalibrasi atau nilai Zt pada sepuluh contoh benih yang dicoba tidak toleran sehingga perlu dilanjutkan dengan membuat grafik trumpeter plot, untuk melihat sebaran nilai Zt. Rata-rata nilai Zt sebesar 1,4%. Penyesuaian yang dilakukan dengan menambahkan setiap hasil pengukuran Kett PM 600 dengan 1,4% mendapatkan hasil yang akurat, yang dibuktikan dengan tolerannya sepuluh contoh benih kalibrasi.

3) Hasil Kalibrasi DMC 500

Berdasarkan pengalaman diketahui alat ini sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan dimana alat dioprasionalkan. Hasil analisa data kalibrasi alat tersebut dengan menggunakan contoh benih padi (varietas Ciherang dan Mekongga), ternyata terdapat 3 (tiga) contoh benih kalibrasi yang dicoba tidak toleran, begitu pula hasil setelah dilakukan penyesuaian dengan dilakukan penambahan 0,3% pada setiap hasil pengukuran DMC 500. Hasil analisa data kalibrasi DMC 500 pada contoh benih jagung (varietas Bisi-2 dan Bisi-816), juga menunjukkan ketidakakuratan seperti halnya pada contoh benih padi. Sebagai tindak lanjut atas ketidakakuratan hasil

Page 134: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 37

kalibrasi DMC 500 tersebut, dilakukan kalibrasi eksternal dan investigasi/mencari penyebab permasalahan. Hasil investigasi sementara adalah bahwa kecepatan pelaksanaan pengukuran KA dengan menggunakan alat tersebut perlu lebih diperhatikan, begitu pula kestabilan suhu ruangan.Kalibrasi ulang DMC 500 pada contoh benih padi dan jagung, tetap menunjukkan ketidakakuratan hasil pengukuran yang berarti bahwa alat DMC 500 tidak dapat digunakan untuk mengukur KA benih padi dengan kisaran KA 9,4% sd. 15,8% dan jagung dengan kisaran KA 8,4% s.d 14,8%. Pola grafik trumpeter plot hasil kalibrasi ulang pada contoh benih jagung tersaji pada Gambar V.1.30.

Gambar V.1.30. Trumpeter plot hasil kalibrasi ulang DMC 500 pada contoh benih jagung

Berdasarkan pola trumpeter plot pada Gambar V.1.32, seluruh area toleransi digunakan hal ini mengindikasikan KA yang sangat tidak stabil. Bahkan jika contoh benih baru dilakukan kalibrasi (kalibrasi ulang) dan hasilnya dalam batas toleransi, tidak disarankan menggunakan moisture meter tersebut, apabila menginginkan pengukuran yang tepat (Nijenstein, et.al., 2007).

4) Hasil Kalibrasi GMK-503A Alat ini berdasarkan hasil analisa data kalibrasi tidak dapat digunakan untuk mengukur KA contoh benih mentimun (pada kisaran KA 5,7% sd 10,8%) maupun wortel (kisaran KA 5,9% sd. 11,7%). Karena dari data hasil kalibrasi setelah dilakukan kalibrasi ulang dan dilakukan penyesuaian nilai pengukuran hasil mositure meter, 70% Nilai Zt KA contoh benih mentimun maupun wortel tidak toleran. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidakakuratan hasil moisture meter baik pada DMC 500 maupun GMK-305A disamping faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan KA menggunakan metode oven, faktor berikut juga harus dipertimbangkan: a. kadar air yang tersebar pada benih: KA baru dikeringkan mungkin tidak memiliki kesetimbangan seluruh benih dan untuk beberapa tipe alat ini dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat; b. kisaran pengukuran KA; c. Suhu ruangan dimana moisture meter digunakan; Kemurnian contoh benih : contoh benih yang mengandung tanah, batu, dan sisa tanaman dapat memberikan pembacaan KA yang

Page 135: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 38

tidak akurat, karena mungkin kontaminan ini berpengaruh terhadap KA.

5) Hasil Pengecekan Moisture Meter Jenis kegiatan pengecekan yang dilakukan pada saat ini adalah menetapkan 3 (tiga) contoh benih kedelai, dan kacang hijau untuk Kett PM 600 tipe PM-6040-3C serta contoh benih padi dan jagung untuk Delmhorst G-7. Pengecekan dilakukan seminggu sekali selama tiga bulan dengan menggunakan hanya tiga level KA (untuk tiap contoh benih yang digunakan dan masing-masing contoh terdiri dari dua varietas), yaitu: KA rendah (7,8% s.d 9,4%); KA sedang (10,5% s.d 12,0%) dan KA tinggi (13,3 s.d 15,6%). Sedikitnya contoh benih yang dibutuhkan untuk pengecekan dikarenakan, contoh benih yang rutin diukur dengan moisture meter adalah contoh benih yang bersih dan tingkat kadar air normal untuk penyimpanan. Kecuali jika moisture meter lebih sering digunakan selama waktu panen dan contoh benih dalam keadaan tidak bersih maka banyak pengecekan yang harus dilakukan ((Nijenstein, et.al., 2007). Hasil pengecekan mingguan Kett PM 600 (contoh benih kedelai dan kacang hijau) serta Delmhorst G-7 (contoh benih padi dan jagung) selama bulan Agustus s.d Oktober adalah toleran, dimana perbedaan mutlak (absolute) antara dua KA tidak melebihi batas toleransi.

Kesimpulan hasil kegiatan verifikasi penetapan kadar air terhadap empat jenis moisture meter, secara rinci tersaji pada Tabel V.1.15 berikut.

Tabel V.1.15. Kesimpulan hasil verifikasi penetapan kadar air pada empat jenis alat ukur

No. Jenis moisture meter Kelebihan/Kekurangan Faktor pendukung keakuratan

alat ukur

1 Delmhorst G-7 Kelebihan: a. dapat mengukur KA contoh benih padi

dengan kisaran pengukuran 8,4% sd 15,2%,

b. dapat mengukur KA contoh benih jagung dengan kisaran pengukuran 8,4% sd 14,8%, dengan mengurangi 0,3% pada setiap hasil pengukuran

a. Contoh benih dan alat ukur KA berada pada suhu yang sama selama pengukuran yaitu rata-rata suhu ruang 27,7ºC dengan kelembaban 58,4%

b. Suhu contoh benih pada Delmhorst G-7: 25 s.d 26ºC.

c. Contoh benih yang baru dikeringkan dibawah sinar matahari/dilembabkan pada germinator kabinet untuk mendapatkan level KA tertentu,hrs disetimbangkan terlebih dahulu semalam di ruang pelaksanaan kalibrasi sebelum dilakukan pengukuran.

d. Jenis kemasan contoh benih kalibrasi plastik polyetheline ketebalan 0,08 mm

e. Kondisi contoh benih bersih (bukan hasil panen).

2 Kett PM 600 Kelebihan: a. dapat mengukur KA contoh benih kedelai

dengan kisaran pengukuran 7,7% s.d 13,3%,

b. dapat mengukur KA contoh benih kacang hijau dengan kisaran pengukuran 7,8% sd 14,4%, dengan mengurangi 1,4% pada setiap hasil pengukuran

3 DMC 500 Kekurangan: Tidak dapat mengukur KA contoh benih padi (kisaran 9,4% sd 15,8%) dan jagung dengan kisaran 8,4 sd 14,8%

Perlu verifikasi lebih lanjut

4 GMK-503A Kekurangan: Tidak dapat mengukur KA contoh benih wortel kisaran 5,9% sd 11,7%) dan mentimun dengan kisaran 5,7 sd 10,8%.

Perlu verifikasi lebih lanjut

Sedangkan hasil program pemantauan/pengecekan Delmhorst G-7 dan Kett PM 600 yang dilakukan selama bulan Agustus s.d Oktober adalah toleran/sesuai.

Page 136: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 39

Saran dari kegiatan verifikasi ini yaitu perlu dilakukan verfikasi lebih lanjut terutama terhadap moisture meter yang belum berhasil dikalibrasi dengan lebih memperhatikan kekhasan cara kerja moisture meter.

i. Validasi Metode Penetapan Kadar Air Benih Koro Pedang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 02/Permentan/SR.120/ 1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina, pada Pasal 15 dinyatakan bahwa untuk memproduksi benih bina mengikuti prosedur baku sertifikasi benih bina atau sistem standarisasi nasional. Kebijakan yang lain dinyatakan pada Pasal 24 bahwa untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dalam bentuk biji dilakukan pengujian laboratorium.Pengujian laboratorium diperlukan untuk pengisian data label benih bina.

Kadar air merupakan salah satu parameter yang menentukan mutu benih yang dicantumkan dalam label benih. Pengujian penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat kadar air suatu lot benih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Metoda standar untuk pengujian mutu benih dalam bentuk biji yang diakui secara internasional antara lain adalah ISTA Rules, namun dalam acuan tersebut belum tercakup metode penetapan kadar air untuk benih koro pedang (Canavalia sp). Untuk itu diperlukan pengkajian metode penetapan kadar air benih koro pedang dengan mengacu pada ISTA Rules. Penetapan kadar air untuk benih-benih yang belum tercantum metodenya dalam Tabel ISTA dilakukan dengan metode acuan (oven suhu rendah tetap 101-105oC selama 17 jam).

Adanya permasalahan yang terkait dengan kondisi pasokan listrik pada berbagai daerah di Indonesia, seringkali terjadi pemadaman bergilir aliran listrik oleh PLN, hal ini tentu saja dapat mengganggu kelancaran pengujian kadar air karena memerlukan waktu pengujian yang relatif lama. Benih koro pedang termasuk benih besar sehingga memerlukan perlakuan penghancuran sebelum proses pengeringan dengan oven. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka salah satu kegiatan di Balai Besar PPMB-TPH pada TA. 2015 adalah melaksanakan validasi metode untuk penetapan kadar air benih koro pedang. Pada validasi ini dilakukanpengkajianmetode dasar, sekaligus untuk menetapkan teknik dan waktu pengujian yang lebih efektif.

Pada awalnya validasi akan dilakukan untuk mendapatkan metode penetapan kadar air yang efektif dengan membandingkan metode oven suhu rendah dan suhu tinggi. Namun, hasil uji pendahuluan dengan kedua metode tersebut terdapat perbedaan hasil yang signifikan melebihi nilai toleransi sehingga akhirnya validasi hanya dilakukan dengan metode oven suhu rendah. Kegiatan validasi ini melibatkan 9 laboratorium pengujian benih yaitu BPSB dari Provinsi: Aceh, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Balai Besar PPMB-TPH. Tujuannya adalah mendapatkan metode penetapan kadar air benih koro

Page 137: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 40

pedang yang dapat diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia.

Benih koro pedang yang terdapat di pasaranbelum ada yang dilepas (belum ada varietas benih bersertifikat),sehingga benih yang digunakan pada validasi ini masih berupa galur yang berasal dari 1 lot. Benih tersebut terdiri dari galur Temanggung dan Banyuwangimasing-masing dengan kadar air awal 16,8% dan 16,6%.

Kegiatan validasi dilakukan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :

1) Pra validasi

a) Penghancuran benih Benih koro pedang memiliki ukuran besar sehingga dibutuhkan proses penghancuransebelumbenih dikeringkan dalam oven. Untuk mendapatkan skala penghancuran benih yang sesuai dengan spesifikasi alat penghancur benih (grinding mill) yang ada dilaboratorium, maka dilakukan pengecekan mutu grindingmill dengan perlakuan penghancuran skala kasar (coarse) yaitu 5, 6 dan 7 (Gambar V.1.31 dan V.1.32).

Gambar V.1.31. Proses penghancuran benih: (a) Penghancuran benih dengan skala kasar, (b) Pengukuran suhu material hasil penghancuran

Gambar V.1.32. Pengecekan mutu grinding: (a) Penyaringan partikel

benih secara mekanik, (b) Partikel benih yang tertinggal pada saringan 4 mm, c) Partikel benih lolos saringan 4,00 dan 2,00 mm

b) Uji Pendahuluan

Melakukan penetapan kadar air untuk mengetahui perlakuan pengeringan metode oven suhu tinggi yang memberikan hasil uji yang toleran terhadap hasil uji metode oven suhu rendah 103oC selama 17 jam dengan penghancuran kasar.

b a

a b

Page 138: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 41

Penetapan kadar air menggunakan metode suhu tinggi (132oC)dilakukan dengan empat durasi pengeringan yaitu ½ jam, 1 jam, 1½ jam dan 2 jam. Hasil uji kadar air menggunakan suhu tinggi dengan keempat durasi pengeringan, tidak didapatkan perlakuan suhu tinggi yang memberikantoleransi baik terhadap hasil uji dengan metode suhu rendah karena nilai toleransinya lebih dari 0,3% (Tabel V.1.16). Tabel V.1.16. Hasil penetapan kadar air benih koro pedang

varietas Temanggung menggunakan suhu rendah dan suhu tinggi

No. Analis

Persentase Kadar Air (%)

Suhu Rendah (103°C) Skala 7

Suhu Tinggi (132°C) Skala 7

½ jam 1 jam 1½ jam 2 jam

Uji I Uji II Uji I Uji II Uji I Uji II Uji I Uji II Uji I Uji II

1 A 16.9 16.7 17.2 17.2 17.5 17.4 17.5 17.5 17.6 -

2 B 16.8 16.7 17.2 17.2 17.3 17.5 17.4 17.5 17.5 -

Rerata 16.8 16.7 17.2 17.2 17.4 17.4 17.4 17.5 17.5 -

16.8 17.2 17.4 17.5 17.5

Sesuai Tabel V.1.16 dapat dilihat rata-rata hasil 2 kali pengujian (Pengujian I dan Pengujian II) antara suhu rendah dan suhu tinggi dengan durasi pengeringanyang paling singkat yaitu ½ jam, menunjukkan perbedaan hasil uji lebih dari 0,3% (17,2 – 16,8 = 0,4%). Biladibandingkan dengan pengujian yang durasinya lebih lama seperti 1 jam, 1½ jam dan 2 jam perbedaan hasil uji juga semakin besar (lebih dari 0,6%). Berdasarkan alasan tersebut, maka pada validasi ini tahap uji reprodusibilitas tidak dilakukan dengan metode suhu tinggi tetapi hanya menggunakan metode suhu rendah.

c) Uji repeatabilitas Uji repeatabilitas untuk mengevaluasi kesesuaian dua metode terhadap sarana/prasarana dan analis di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, tidak dapat dilakukan karena terdapat perbedaan hasil uji antara metode suhu rendah dan suhu tinggi yang tidak memenuhi persyaratan toleransi.

d) Penetapan tingkat kadar air benih Benih koro pedang yang telah dihomogenkan dibagi menjadi 2 tingkat kadar air yaitu benih dengan kadar air rendah dan kadar air tinggi. Setiap tingkat kadar air dibagi kembali menjadi 3 variasi kadar air dengan cara menurunkan kadar airnya (Gambar V.1.33).

Gambar V.1.33. Proses penurunan kadar air: (a) Pemanasan di dalam oven, (b) Penjemuran di bawah panas matahari

Page 139: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 42

Hasil penetapan 6 tingkat kadar air yang disertakan untuk validasi secara rinci dapat dilihat pada Tabel V.1.17.

Tabel V.1.17. Tingkat kadar air benih untuk validasi

Tingkat KA(%) Variasi KA(%) Jenis Galur / Tingkat KA Awal

Banyuwangi Temanggung

Rendah

9 9,0 – 10,0 9,2 9,8

10 10,1 – 11,0 10,3 10,6

11 11,1 – 12,0 11,3 11,7

Tinggi

12 12,1 – 13,0 12,2 12,5

13 13,1 – 14,0 13,2 13,4

14 14,1 – 15,0 14,4 14,6

Sesuai dengan Tabel V.1.17, kadar air yang digunakan untuk validasi terdiri dari kadar air level rendah dalam kisaran 9 – 11 %, sedangkan kadar air level tinggi dalam kisaran 12 – 14 %. Hasil penetapan kadar air untuk benih varietas Banyuwangi yang tercapai mempunyai tingkat kadar air lebih rendah daripada varietas Temanggung.

e) Pengemasan contoh benih menggunakan aluminium foil Setelah mendapatkan tingkat kadar air yang ditetapkan, benih untuk contoh kirim segera dikemas menggunakan plastik polyethylene (ketebalan 0,08 mm) dan dikemas lagi menggunakan alumunium foil. Berat tiap kemasan kurang lebih 25 gram.

f) Uji heterogenitas Pengujian dilakukan oleh 6 orang analis,dimana masing-masing analis menguji 2 varietas contoh benih dengan 6 tingkat kadar air menggunakan metode oven suhu rendah (103oC; 17 jam). Data hasil uji kemudian dianalisis berdasarkan nilai toleransi 0,3% (ISTA Handbook on Moisture Determination, 2007). Berdasarkan hasil analisis data, benih pada setiap tingkat kadar air dinyatakan tidak heterogen karena selisih nilai kadar air dari rata-rata 6 pengujian dengan kadar airdari tiap pengujian tidak lebih dari 0,3%.

g) Reprodusibilitas Setelah benih dinyatakan tidak heterogen selanjutnya contoh benih dikodefikasi dan dikemas, kemudian dikirimkan ke 9 Laboratorium pesertauntuk diuji kadar air menggunakan metode oven suhu rendah (101-105oC selama 17 jam). Selain contoh uji kadar air, peserta juga diberikan contoh benih untuk pengecekan mutu grinding mill dengan kemasan @ 50 gram sebanyak 10 ulangan setiap varietas. Benih yang dikirim disertai dengan petunjuk pelaksanaan validasi.

Pada tahap uji reprodusibilitas peserta melakukan pengujian secara serempak dimasing-masing laboratorium dengan batas waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi data pengecekan mutu grinding,

Page 140: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 43

diketahui bahwa perlakuan penghancuran kasar skala 6 dan 7 yang dilakukan oleh seluruh peserta memenuhi persyaratan kelolosan saringan.

Dalam proses penetapan kadar air beberapa peserta memilih menggunakan perlakuan penghancuran kasar skala 6, namun sebagian peserta yang lain menggunakan skala 7. Pemilihan skala penghancuran ini dilakukan dengan memperhatikan kestabilan perubahan suhu sebelum dan sesudah benih dihancurkan sesuai spesifikasi grinding mill yang digunakan pada masing-masing laboratorium.

Analisa data kadar air menggunakan nilai toleransi 0,3%yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan hasil validasi dilakukan berdasarkan ISTA Handbook on Mouisture Determination, 2007. Jika 75% atau lebih dari perbedaan dalam kisaran toleransi 0,3%, maka metode yang digunakan diterima. Tingkat 75% ini didasarkan pada observasi, serta aman dan praktis.

Berdasarkan ringkasan hasil analisis data validasi / uji reprodusibilitas kadar air dapat disimpulkan bahwa metode penetapan kadar air benih koro pedang varietas Banyuwangi dan Temanggung menggunakan metode oven suhu rendah 101-105ºC selama 17 jam dengan penghancuran kasar dapat diterima / valid. Dimana perbedaan hasil uji seluruh peserta yang berada dalam kisaran toleransi 0,3% lebih dari 75% yaitu 90,7% untuk varietas Banyuwangi dan 94,4% untuk varietas Temanggung (Tabel V.1.17)

Tabel V.1.18. Persentase laboratorium yang toleran

Tingkat Kadar Air ∑ Peserta ∑ Peserta

toleran ∑ Peserta tidak

toleran

A. Varietas Banyuwangi

Rendah (9 – 11%) 27 27 0

Tinggi (12 – 14%) 27 22 5

∑ 54 49 5

% 100 90,7 9,3

B. Varietas Temanggung

Rendah (9 – 11%) 27 25 2

Tinggi (12 – 14%) 27 26 1

∑ 54 51 3

% 100 94.4 5.6

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil validasi ini adalah :

1) Metode penetapan kadar air benih koro pedang dengan menggunakan oven suhu rendah (101-105oC) selama 17 jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia.

2) Metode pengeringan suhu tinggi tidak dapat digunakan untuk penetapan kadar air benih koro pedang karena hasil pengujian menggunakan suhu rendah dan suhu tinggi terdapat perbedaan hasil uji yang signifikan melebihi nilai toleransi 0,3%.

Page 141: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 44

j. Validasi Metode Pengujian Daya Berkecambah Benih Koro Pedang (Canavalia sp.)

Pengujian laboratorium diperlukan untuk pengisian data label benih bina. Metoda standar untuk menguji mutu benih dalam bentuk biji yang diakui secara internasional antara lain adalah aturan ISTA. Di dalam aturan ISTA belum tercakup metode pengujian daya berkecambah untuk benih koro pedang. Berdasarkan hal tersebut perlu dikaji metode pengujian daya berkecambah benih koro pedang.

Dalam uji DB, benih dikecambahkan pada suatu substrat lembab yang berupa kertas atau pasir dan ditempatkan dalam suatu ruang atau kabinet perkecambahan dengan suhu terkendali. Pada tahun 2014 telah dilakukan pengujian daya berkecambah pada benih koro pedang untuk melihat jenis perkecambahan dan mendapatkan metode pengujian daya berkecambah benih koro pedang. Dari hasil pengembangan tersebut diketahui bahwa Tipe perkecambahan benih koro pedang termasuk dalam grup kecambah A-2-1-2-2 (Tipe F). Pengujian daya berkecambah koro pedang dilakukan pada media pasir dan suhu 25oC Pengamatan pertama dan pengamatan terakhir pada jatuh pada hari ke-7-8 dan 14. pada tahun 2015 ini akan dilanjutkan dengan kegiatan validasi metode pengujian daya berkecambah benih koro pedang.

Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan penyediaan bukti objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi. Validasi digunakan untuk metode tidak baku, metode yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium, atau metode baku yang dimodifikasi. Validasi dilakukan untuk memastikan bahwa metode pengujian maupun kalibrasi tersebut sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan, dan mampu menghasilkan data yang valid .

Kegiatan pengembangan metode ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode daya berkecambah untuk benih koro pedang yang ditetapkan dapat diaplikasikan (valid).

Kegiatan pengembangan metode ini dilakukan pada Januari s.d Desember 2015 di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dan beberapa BPSB peserta validasi. Bahan yang digunakan adalah 3 lot benih koro pedang (lot A berasal dari Temanggung sedangkan benih lot B dan C berasal dari Banyuwangi), media pasir dll. Peralatan yang digunakan adalah peralatan untuk pengujian daya berkecambah.

Pengembangan metode ini terdiri dari beberapa metode : 1) Pra-Validasi

Dilakukan Uji Homogenitas dengan melakukan pengujian daya berkecambah koro pedang pada media pasir dan suhu 25oC. Pengamatan pertama dan pengamatan terakhir pada jatuh pada hari ke 7-8 dan 14 (Tabel V.1.19).

Page 142: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 45

Tabel V.1.19. Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang pada uji homogenitas

Lot/Ul A (%) B (%) C (%)

1 99 99 99

2 99 100 98

3 100 100 99

4 99 100 99

5 99 100 96

6 100 100 96

7 99 100 98

8 100 100 100

Rata-rata 99 100 98

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan ”The Heterogeneity Testing Calculator for seed lots in multiple containers” lot C tidak signifikan heterogen. Sedangkan Lot A dan B tidak dilakukan perhitungan karena rata-rata daya berkecambahnya lebih dari 99% sehingga tidak signifikan heterogen.

Selain itu juga dilakukan uji stabilitas yang waktu pengujiannya bersamaan dengan pengujian di laboratorium peserta validasi. Adapun hasil uji stabilitas dapat dilihat pada Tabel V.1.20. Tabel V.1.20. Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang

pada uji stabilitas Lot/Ul A (%) B (%) C (%)

1 99 100 96

2 98 97 97

3 98 99 98

Rata-rata 98 99 97

2) Pemilihan Laboratorium Peserta

Balai Besar PPMB-TPH bertindak sebagai penyelenggara dan laboratorium acuan. Adapun laboratorium pesertanya adalah dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

3) Validasi Pengujian DB dilakukan dengan jumlah contoh kerja 2 x 100 benih murni. Pengujian dilakukan pada media pasir dan menggunakan suhu 25oC. Evaluasi pertama dilakukan pada hari ke-7 atau ke-8 dan evaluasi terakhir pada hari ke-14. Data yang diperoleh dari laboratorium peserta dapat dilihat pada Tabel V.1.21. Tabel V.1.21. Data daya berkecambah 3 lot benih koro pedang lab

peserta validasi Lot/Lab peserta A (%) B (%) C (%)

1 100 99 100

2 100 100 100

3 94 97 85

4 97 99 97

5 99 97 95

6 96 91 89

Page 143: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 46

Lot/Lab peserta A (%) B (%) C (%)

7 100 97 95

8 98 97 96

9 95 96 89

10 100 98 97

Rata-rata 98 97 94

Data peserta ini kemudian dianalisis dengan menggunakan tabel toleransi ISTA, adapun sebagai nilai acuannya digunakan : 1) Uji stabilitas 2) Rata-rata peserta

Tabel toleransi ISTA merupakan batas maksimal perbedaan nilai daya berkecambah benih yang diuji antar laboratorium yang diperbolehkan oleh ISTA. Jika tingkat perbedaan dibawah batas toleransi maksimal maka hasil pengujian daya berkecambah tidak berbeda nyata, namun apabila melebihi batas maksimal maka hasil uji tidak dapat digunakan atau tidak valid.

Hasil analisis untuk tiap lot dengan nilai acuan menggunakan data uji stabilitas dapat dilihat pada Tabel V.1.22 – V.1.24. Tabel V.1.22. Data hasil analisis lot A

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 100 98 99 2 2 T

2 100 98 99 2 2 T

3 94 98 96 4 6 T

4 97 98 98 1 4 T

5 99 98 99 1 2 T

6 96 98 97 2 5 T

7 100 98 99 2 2 T

8 98 98 98 0 4 T

9 95 98 97 3 5 T

10 100 98 99 2 2 T

Tabel V.1.23. Data hasil analisis lot B

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 99 99 99 0 2 T

2 100 99 100 1 2 T

3 97 99 98 2 4 T

4 99 99 99 0 2 T

5 97 99 98 2 4 T

6 91 99 95 8 7 TT

7 97 99 98 2 4 T

8 97 99 98 2 4 T

9 96 99 98 3 4 T

10 98 99 99 1 2 T

Page 144: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 47

Tabel V.1.24. Data hasil analisis lot C

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 100 97 99 3 2 T

2 100 97 99 3 2 T

3 85 97 91 12 9 TT

4 97 97 97 0 5 T

5 95 97 96 2 6 T

6 89 97 93 8 8 T

7 95 97 96 2 6 T

8 96 97 97 1 5 T

9 89 97 93 8 8 T

10 97 97 97 0 5 T

Keterangan : NA : Nilai Acuan T : Toleran

TT : Tidak Toleran

Untuk lot A, pada Tabel V.1.22 terlihat bahwa dari 10 laboratorium peserta, semua laboratorium (100%) hasilnya toleran. Sedangkan untuk lot B (Tabel V.1.23) dan lot C (Tabel V.1.24), terlihat bahwa dari 10 laboratorium peserta, hanya satu laboratorium yang hasilnya tidak toleran, berarti untuk lot B dan lot C sebanyak 90% laboratorium hasilnya toleran. Rata-rata dari 3 lot tersebut adalah 93% laboratorium hasilnya toleran. Hasil analisis tiap lot dengan nilai acuan menggunakan data rata-rata peserta dapat dilihat pada Tabel V.1.25 – V.1.27. Tabel V.1.25. Data hasil analisis lot A

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 100 98 99 2 2 T

2 100 98 99 2 2 T

3 94 98 96 4 6 T

4 97 98 98 1 4 T

5 99 98 99 1 2 T

6 96 98 97 2 5 T

7 100 98 99 2 2 T

8 98 98 98 0 4 T

9 95 98 97 3 5 T

10 100 98 99 2 2 T

Tabel V.1.26. Data hasil analisis lot B

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 99 97 98 2 4 T

2 100 97 99 3 2 TT

3 97 97 97 0 5 T

4 99 97 98 2 4 T

5 97 97 97 0 5 T

6 91 97 94 6 7 T

7 97 97 97 0 5 T

8 97 97 97 0 5 T

9 96 97 97 1 5 T

10 98 97 98 1 4 T

Page 145: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 48

Tabel V.1.26. Data hasil analisis lot C

No DB NA rata-rata NA-

Peserta Tabel ISTA

Hasil Evaluasi

1 100 94 97 6 5 TT

2 100 94 97 6 5 TT

3 85 94 90 9 9 T

4 97 94 96 3 6 T

5 95 94 95 1 7 T

6 89 94 92 5 8 T

7 95 94 95 1 7 T

8 96 94 95 2 7 T

9 89 94 92 5 8 T

10 97 94 96 3 6 T

Keterangan : NA : Nilai Acuan T : Toleran

TT : Tidak Toleran

Untuk lot A, pada Tabel V.1.24 terlihat bahwa dari 10 laboratorium peserta, semua laboratorium (100%) hasilnya toleran. Untuk lot B, pada Tabel V.1.25 terlihat bahwa dari 10 laboratorium peserta, hanya satu laboratorium yang hasilnya tidak toleran, berarti untuk lot B terdapat sebanyak 90% laboratorium hasilnya toleran. Sedangkan untuk lot C, pada Tabel V.1.26 terlihat bahwa dari 10 laboratorium peserta, terdapat dua laboratorium yang hasilnya tidak toleran, berarti untuk lot C terdapat sebanyak 80% laboratorium hasilnya toleran. Rata-rata dari 3 lot tersebut adalah 90%.

Selain pengecekan toleransi berdasarkan tabel toleransi ISTA, validasi ini juga dianalisa dengan diujii nilai h dan nilai k. Uji nilai h dan k adalah analisa repeatabilitas dan reprodusibilitas berdasarkan ISO 5725-2. Repeatability dan reproducibility merupakan komponen utama dalam penentuan tingkat presisi metode (Huber, 2007). Nilai h dihitung dari selisih antara rata-rata hasil uji laboratorium dengan rata-rata keseluruhan laboratorium dibagi dengan standard deviasi keseluruhan laboratorium. Nilai h menunjukkan kecenderungan hasil uji suatu laboratorium under/over estimate dibanding rata-rata hasil uji laboratorium lainnya. Nilai k dihitung dari pembagian nilai standard deviasi pada suatu laboratorium dengan akar dari rata-rata ragam keseluruhan laboratorium. Nilai k menunjukkan variabilitas antar ulangan dalam suatu laboratorium.

Untuk nilai H dan K hasil uji daya berkecambah 3 lot benih koro pedang antar laboratorium peserta dapat dilihat pada Gambar V.1.34 dan V.1.35.

Page 146: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 49

Nilai H (1,8)

Gambar V.1.34. Nilai H hasil uji daya berkecambah 3 lot benih koro

pedang antar laboratorium peserta

Nilai K (1,90)

Gambar V.1.35. Nilai K hasil uji daya berkecambah 3 lot benih koro

pedang antar laboratorium peserta

Berdasarkan tabel indikator Mandel’s h dan k pada taraf signifikansi 5% didapatkan nilai kritis sebesar 1,80 dan 1,90. Hasil perhitungan statistik konsistensi antar laboratorium (Gambar V.1.34) menunjukkan bahwa hasil pengujian daya berkecambah laboratorium 6 tidak konsisten dengan hasil analisis laboratorium peserta lainnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai h yang lebih besar dibanding nilai kritis h pada taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan statistik konsistensi dalam laboratorium (Gambar V.1.35) menunjukkan bahwa terdapat variasi yang besar antar ulangan pada hasil analisis pengujian daya berkecambah laboratorium 6 karena hasil pengujiannya memiliki nilai k yang melampaui nilai kritis k pada taraf signifikansi 5%.

Hasil analisa data dengan menguji nilai h dan k menunjukkan bahwa 90% hasil pengujian oleh laboratorium peserta lebih kecil dibanding nilai kritis h dan k sedangkan hasil analisa data menggunakan tabel toleransi ISTA dengan hasil uji stabilitas sebagai nilai acuan menunjukkan 93% laboratorium hasilnya toleran, dan yang menggunakan rata-rata peserta sebagai nilai acuan menunjukkan 90% laboratorium hasilnya toleran.

Page 147: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 50

Dari hasil pengembangan metode ini dapat disimpulkan bahwa Metode daya berkecambah untuk benih koro pedang dengan menggunakan media pasir pada suhu terkendali 25oC, dengan evaluasi pertama dilakukan pada hari ke-7 atau ke-8 dan evaluasi terakhir pada hari ke-14 dapat diaplikasikan (valid).

k. Validasi Jumlah Sampel Uji Deteksi Aphelenchoides besseyi pada Benih Padi Berdasarkan ISTA Rules Chapter 7: 7-025

Review metode dalam ISTA Rules dilakukan secara berkala oleh Komite pada Organisasi ISTA (International Seed Testing Association), termasuk Seed Health Testing Committee yang pada saat ini diketuai oleh Valerie Grimault.

Pada bulan November 2014, Balai Besar PPMB-TPH (Indonesia) bekerja sama dengan ISTA melaksanakan Pelatihan Pengujian Kesehatan Benih dengan salah satu nara sumber adalah Valerie Grimault. Dalam pelatihan tersebut, salah satu materi praktek adalah deteksi Aphelenchoides besseyi pada Benih Padi Berdasarkan ISTA Rules Chapter 7:7-025. Dalam diskusi disampaikan oleh Tim Balai Besar PPMB-TPH bahwa jumlah sampel uji yang tertulis dalam ISTA Rules Chapter 7:7-025 tidak aplikatif untuk dilaksanakan di laboratorium. Jumlah benih yang diuji sangat banyak yaitu 30.000 benih (300 ulangan/ subsample @ 100 butir). Analis tidak mampu untuk melaksanakan pengujian dengan jumlah sebanyak itu.

Sebagai ketua komite, Valerie Grimault menindaklanjuti dengan melaksanakan meeting bersama Komite ISTA dan berkomunikasi dengan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH serta serta laboratorium–laboratorium lain yang sudah di akreditasi oleh ISTA, sehingga didapat kesepakatan bahwa perlu direview metode tersebut untuk mendapatkan sampel uji yang memadai.

Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH bersedia melaksanakan validasi karena metode tersebut sudah masuk dalam ruang lingkup akreditasi ISTA dan di Indonesia mudah ditemukan benih padi yang mengandung Aphelenchoides besseyi.

Validasi metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel uji yang memadai sehingga mudah dilaksanakan oleh analis laboratorium pada deteksi Aphelenchoides besseyi Benih Padi.

Validasi dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada bulan Agustus sampai dengan September 2015 oleh 7 analis. Metode yang digunakan sesuai ISTA Rules Chapter 7:7-025.

Benih yang digunakan sebanyak 3 Varietas, yaitu 1) Varietas Pak Tiwi ( Data Awal > 400 nematoda /400 butir) 2) Varietas Ciherang (Data awal : ± 60 nematoda /400 butir) 3) Varietas Situbagendit (Data awal : <5 nematoda /400 butir)

Jumlah sampel yang diuji oleh 7 analis ada 3 unit, yaitu : 1) 4x100 butir (usulan dari Balai Besar PPMB-TPH) 2) 4x250 butir (usulan dari Laboratorium di Vercelly, Italy)

Page 148: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 51

3) 4x1000 butir (usulan Valerie Grimault) Rincian hasil validasi yang dilaksanakan oleh tujuh analis ada pada Gambar V.1.35. Dari ketiga tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam ketiga metode yang digunakan yaitu jumlah sampel uji : 4x100 butir, 4x250 butir dan 4x1000 butir, nematoda Aphelenchoides besseyi ditemukan pada semua varietas dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung pada data awal.

Balai Besar PPMB-TPH mengusulkan jumlah sampel yang digunakan untuk deteksi Aphelenchoides besseyi sebanyak 4x100 butir, karena ini sangat aplikatif dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Setelah dilakukan validasi dengan tiga tingkat jumlah nematoda yang berbeda, jumlah sampel 4x100 butir ini relevan untuk sampel uji dengan jumlah nematoda yang sedang dan banyak, namun kurang tepat untuk jumlah nematoda yang sangat sedikit.

Demikian juga metode usulan dari laboratorium di Vercelly Itali dengan jumlah sampel uji 4x 250 butir, hasilnya sama dengan metode usulan Balai Besar PPMB-TPH. Metode 4x250 hasilnya valid untuk benih yang jumlah Aphelenchoides besseyi sedang dan banyak. Namun belum valid untuk yang jumlahnya sedikit. Kesimpulan sementara untuk usulan metode yang hasilnya valid pada ketiga varietas dan tiga tingkat jumlah Aphelenchoides besseyi adalah metode usulan dari Valerie Grimault yaitu 4x1000 butir.

Gambar V.1.36. Jumlah nematoda pada beberapa varietas

Hasil validasi ini masih akan dipergunakan oleh Valerie Grimault selaku Ketua Komite Teknis Pengujian Kesehatan Benih ISTA sebagai bahan pertimbangan teknis pada pertemuan international dan bahan untuk revisi ISTA Rules.

Sesuai ISTA Rules, deteksi Aphelenchoides besseyi dilaksanakan dalam waktu dua hari, namun saat pelaksanaan validasi, waktu deteksi dapat bertambah dikarekan nematoda yang ada pada benih padi sangat banyak, sehingga waktu identifikasi yang awalnya hanya satu hari berubah menjadi dua sampai dengan empat hari.

Page 149: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 52

Dari hasil validasi metode ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Rekomendasi jumlah sampel uji dalam ISTA Rules Chapter 7:7-025

tidak aplikatif untuk dilaksanakan di laboratorium. Jumlah benih yang diuji sangat banyak yaitu 30.000 benih (300 ulangan/ subsample @ 100 butir).

2) Metode yang hasilnya valid pada kegiatan validasi di Balai Besar PPMB-TPH adalah Deteksi Aphelenchoides besseyi dengan jumlah sampel uji 4x1000 butir.

3) Hasil Validasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan teknis dalam revisi ISTA Rules

l. Validasi Metode Percepatan Waktu Pengujian Mutu Benih Kedelai

Kedelai merupakan salah satu komoditi yang mendapat perhatian khusus dalam program peningkatan produksi pangan di Indonesia. Menurut data dari Rencana Strategis Kementrian Pertanian tahun 2010-2015, produksi kedelai meningkat sebesar 1,93% per tahun. Sedangkan luas panen kedelai terjadi penurunan yang besar di Jawa (-3,28%/thn) dan meningkat di luar Jawa (2,31%/thn). Produktivitas kedelai baik di Jawa (3.49%) maupun di luar Jawa (3.38%) mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu peningkatan produksi kedelai dan berdasarkan pada arahan Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan dalam Rapim B, serta hasil rapat yang dipimpin Bapak Direktur Perbenihan Tanaman Pangan tanggal 7 September 2015, salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan adalah percepatan dalam setiap tahapan proses sertifikasi benih.

Menurut Adisarwanto (2005) penerapan sertifikasi benih pada sistem jalur benih antar lapang dan musim agak sulit karena tenggang waktu antara saat panen dan penanaman benih umumnya sekitar satu bulan, sementara proses sertfikasi benih memerlukan waktu sekitar 5 minggu dengan rincian 2 minggu untuk pengolahan benih mendapatkan biji dan 2-3 minggu untuk proses sertifikasi yang didalamnya termasuk pengujian mutu benih. Pengujian laboratorium khususnya pengujian daya berkecambah merupakan salah satu tahapan yang perlu dikaji dan dievaluasi periode pengujiannya. Dalam ISTA Rules pengujian daya berkecambah dilakukan dalam waktu 8 hari (pengamatan pertama hari ke-5 dan pengamatan terakhir hari ke-8).

Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dan Laboratorium UPTD BPSB Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pengembangan metode daya berkecambah pada benih kedelai. Latar belakang pengembangan metode pengujian daya berkecambah pada benih kedelai Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH adalah sebagai berikut : 1) Pengamatan pertama dilakukan pada hari ke-5, sehingga

pelaksanaan pengujian DB hanya dapat diltabur pada hari Rabu dan Kamis (untuk menghindari pengamatan di hari libur (Sabtu dan Minggu);

Page 150: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 53

2) Dengan dapat dilakukan pengamatan pertama pada hari ke-4, maka pengujian dapat dilakukan juga pada hari Senin (pengamatan pertama hari Jumat) dan pengamatan terakhir hari Selasa pada minggu berikutnya.

Hasil Pengembangan Metode Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH adalah bahwa pertambahan kecambah tertinggi diperoleh pada hari ke-4 (Gambar V.1.37).

Varietas Anjasmara

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

3 4 5 6 7 8Pengamatan hari ke...

Jm

h K

ecam

ba

h N

orm

al

(%)

Gambar V.1.37. Jumlah kecambah normal pada setiap hari pengamatan

Latar belakang pengembangan metode daya berkecambah pada benih kedelai Laboratorium BPSB Provinsi DIY adalah sebagai berikut : 1) Bagi penangkar produsen benih, waktu 5 (lima) hari dalam

menunggu keluarnya informasi mutu benih terkait daya berkecambahnya benih kedelai masih dirasakan kurang cepat.

2) Hal-hal tersebut yang mendorong Laboratorium UPTD BPSBP Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta melakukan pengembangan metode terhadap evaluasi daya berkecambah benih kedelai pada hari yang paling minimal.

3) Pengembangan metode dilakukan terhadap benih kedelai yang masih bervigor tinggi (umur ± 1 bulan). Biji kedelai pada dasarnya tidak memiliki dormansi dan dapat segera berkecambah pada kondisi lingkungan yang sesuai.

4) Biji kedelai yang masih baru / bervigor tinggi yang dikecambahkan akan relatif cepat mengalami imbibisi karena secara botani kulit biji kedelai yang relatif tipis.

Sehingga pengujian dilakukan dalam durasi 8 hari dengan pengamatan pertama dilakukan pada hari ke-4 atau ke-5. Pengujian dapat diakhiri sebelum hari ke-8, apabila sudah dapat dipastikan tidak ada kecambah yang akan tumbuh normal dalam sisa waktu tersebut.

Hasil Pengembangan Metode yang dilaksanakan Laboratorium UPTD BPSB Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu:

Page 151: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 54

1) Evaluasi daya berkecambah pada hari kelima varietas benih kedelai yang digunakan dalam pengembangan metode ini, menunjukkan bahwa pengamatan pada hari ke-3 (H3) terhadap kecambah normal dan abnormal kecambah tidak berbeda hasilnya yang sama dengan H5 maupun dua kali pengamatan (H3+8 dan H5+8) atau masih masuk dalam toleransi bag.1 Tabel 5E, ISTA 2014.

2) Evaluasi dilaksanakan pada hari ke 3, namun bakal calon daun pertama belum muncul sama sekali kalau dibuka kotiledonnya tapi pertumbuhan akar bagus. Laboratorium BPSB Daerah Istimewa Yogyakarta menentukan pengamatan pertama hari ke-4 karena lebih jelas bakal daun pertama yang terlihat jika kotiledon dibuka.

Latar belakang dilaksanakan pengembangan metode pada kedua laboratorium dan hasilnya digunakan sebagai dasar pelaksanaan validasi ini. Metode yang dikembangkan oleh laboratorium dapat dinyatakan valid apabila telah dilakukan validasi atau dilakukan reprodusibilitas (pengujian oleh beberapa laboratorium).

Validasi metode percepatan mutu benih kedelai pada pengujian daya tumbuh bertujuan untuk membuktikan bahwa pengamatan pertama hari ke-4 tidak berbeda dengan pengamatan pertama hari ke-5 yang mengacu pada ISTA Rules.

Kegiatan Validasi dilaksanakan pada bulan September dan Oktober 2015 yang terdiri dari sembilan laboratorium peserta, yaitu : 1) Balai Besar PPMB-TPH, 2) BPSB Jawa Barat, 3 ) BPSB Jawa Tengah, 4) BPSB Daerah Istimewa Yogyakart,a 5) BPSB Jawa Timur, 6) Balitkabi, 7) BPSB Lampung, 8) BPSB Kalimantan Selatan dan 9) BPSB Nusa Tenggara Barat.

Untuk kegiatan ini digunakan : 1) Benih Kedelai yang disiapkan sebanyak 8 Varietas (Gambar

V.1.37), 6 varietas berasal dari Balitkabi (Gepak Putih, Anjasmoro, DETAM I, Kaba, Grobogan dan Gema) serta 2 varietas berasal dari BPTP

2) DI Yogyakarta (Argomulyo dan Grobogan). 3) Kertas CD sebagai media pengujian. 4) Kemasan aluminium foil untuk pengiriman ke peserta. 5) Germinator untuk mempertahankan suhu pengujian.

Page 152: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 55

Gambar V.1.38. Delapan Varietas kedelai sebagai bahan uji

Benih kedelai yang akan digunakan sebagai bahan uji di homogenisasi (Gambar V.1.39) dan dilakukan uji homogenitas (Gambar V.1.40). Hasil uji homogenitas dinyatakan bahwa benih sebagai bahan uji homogen.

Gambar V.1.39. Homogenisasi penyiapan bahan uji

Page 153: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 56

Gambar V.1.40. Uji homogenitas

Setelah dinyatakan bahan uji homogen, dilaksanakan pengiriman bahan uji yang disertai dengan petunjuk teknis sehingga peserta melaksanakan pengujian dengan prosedur yang sama.

Peserta validasi melaksanakan pengujian sesuai dengan petunjuk teknis. Menggunakan 2x 400 butir untuk setiap lot. Pengamatan pertama dilakukan hari ke 4 untuk 400 butir dan pengamatan hari ke-5 untuk 400 butir lainnya. Media yang digunakan adalah kertas CD (bahan baku koran) dan dilakukan dalam periode waktu yang relatif bersamaan. Hasil yang didapat dicatat dalam formulir yang telah disiapkan dan dilakukan pengiriman ke Balai Besar PPMB-TPH. Pengujian Mutu Benih Awal

Hasil pengujian kadar air awal benih menunjukkan tingkat kadar air dengan variasi dari 8.4 % hingga 9.8 % (Tabel V.1.28). Hasil pengujian daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-4 dengan nilai daya berkecambah terendah adalah varietas Detam I (78.75%) dan tertinggi varietas Gema (98.75%) dapat dilihat pada Tabel V.1.29. Hasil pengujian daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-5 dengan nilai daya berkecambah terendah adalah varietas Detam I (83.75%) dan tertinggi varietas Gema (98.75%) dapat dilihat pada Tabel V.1.30. Di dalam metode pengujian benih yang dipublikasikan oleh ISTA dalam Internasional Rules for Seed Testing, pengujian benih tidak dibedakan berdasarkan varietas ataupun ukuran benih, tetapi hanya berdasarkan spesies. Oleh karena itu, pengujian benih kedelai untuk parameter kadar dan daya berkecambah adalah sama untuk semua jenis varietas dan semua ukuran benih.

Page 154: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 57

Tabel V.1.28. Hasil pengujian kadar air awal benih kedelai

Varietas KA 1 (%)

KA 2 (%)

Rata-Rata (%)

Argomulyo 9.4 9.4 9.4

Grobogan* 9.3 9.3 9.3

Detam I 9.1 9.2 9.2

Anjasmoro 9.8 9.7 9.8

Gema 8.9 8.9 8.9

Gepak Kuning 8.4 8.4 8.4

Kaba 8.4 8.4 8.4

Grobogan** 9.4 9.4 9.4

Ket :*Berasal dari BPTP Yogyakarta, **Berasal dari Balitkabi

Tabel V.1.29. Hasil uji daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-4

Contoh Benih Uji Daya Berkecambah Hari ke-4 (%) Hasil Akhir (%)

4 5 6 8

Argomulyo 88.50 2.25 1.75 1.50 94.00 Grobogan* 84.25 9.50 2.25 1.75 97.75 Detam I 62.75 6.25 3.50 6.25 78.75 Anjasmoro 80.00 2.75 6.75 6.25 95.75 Gema 94.00 2.50 1.25 1.00 98.75 Gepak Kuning 89.50 2.50 1.75 3.75 97.50 Kaba 81.50 5.00 5.75 3.00 95.25 Grobogan** 74.00 5.25 5.50 8.75 93.50

Ket :*Berasal dari BPTP Yogyakarta, **Berasal dari Balitkabi Tabel V.1.30. Hasil uji daya berkecambah awal evaluasi pertama hari ke-5

Contoh Benih Uji Daya Berkecambah Hari ke-5 (%) Hasil Akhir

5 6 8 (%) Argomulyo 92.25 0.75 0.75 93.75 Grobogan * 42.25 17.25 34.75 94.25 Detam I 70.75 6.00 7.00 83.75 Anjasmoro 79.00 5.50 10.75 95.25 Gema 94.50 3.00 1.25 98.75 Gepak Kuning 91.50 1.25 2.75 95.50 Kaba 83.75 6.50 2.25 92.50 Grobogan** 75.25 8.25 9.75 93.25 Ket :*Berasal dari BPTP Yogyakarta, **Berasal dari Balitkabi

Kompulasi Kecambah Normal hasil pengamatan hari ke-4 dan hari ke-5 dianalisa menggunakan tabel toleransi daya berkecambah pada ISTA Rules.

Tidak semua laboratorium melampirkan data suhu dan kelembaban. Kisaran suhu pengujian 23-27oC dan kelembaban 60-90%. Persentase keberterimaan metode yang dikembangkan laboratorium setelah melalui validasi pada masing-masing varietas dan hasil rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel V.1.30.

Page 155: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 58

Berdasarkan hasil dari laboratorium peserta diperoleh persentase daya berkecambah yang bervariasi pada pengamatan pertama hari ke-4. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan persepsi analis pada beberapa BPSB dalam penentuan kecambah normal, yang didasarkan pada munculnya bakal daun pertama. Laboratorium BPSB Daerah Istimewa Yogyakarta menentukan pengamatan pertama hari ke-4 karena lebih jelas bakal daun pertama yang terlihat jika kotiledon dibuka.

Pengamatan juga dilakukan pada Evaluasi akhir/hari ke-8, namun hasilnya masih bervariasi sehingga untuk ke depannya masih diperlukan persamaan persepsi khususnya identifikasi kecambah normal pada benih kedelai.

Tabel V.1.31. Persentase keberterimaan metode yang

dikembangkan oleh laboratorium

Varietas % Keberterimaan

Argomulyo 44

Grobogan* 22

Detam 1 22

Anjasmoro 33

Gema 33

Gepak Putih 67

Kaba 22

Grobogan** 22

Rata-rata (%) 33 Ket :*Berasal dari BPTP Yogyakarta, **Berasal dari Balitkabi

Dari pelaksanaan validasi yang melibatkan 9 laboratorium dengan menggunakan delapan varietas benih kedelai di dapat persentase keberterimaan sebesar 33 %. Dengan menggunakan acuan pada ISTA Rules dalam validasi penetapan kadar air yang dinyatakan bahwa apabila persentase ≥ 75% maka metode yang dikembangkan oleh laboratorium dinyatakan valid.

Kesimpulan dari validasi ini adalah : 1) Pengamatan pertama pada hari ke-4 dalam pengujian daya

berkecambah benih kedelai belum bisa digunakan sebagai pengganti pengamatan pertama pada hari ke-5 yang telah ditetapkan oleh ISTA Rules dengan persentase keberterimaan 33%.

2) Pengujian daya berkecambah benih kedelai di laboratorium tetap dilaksanakan sesuai ISTA Rules dengan pengamatan pertama hari ke-5 dan pengamatan terakhir hari ke-8.

Tindak lanjut dari dua belas pengembangan dan validasi metode yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah : a. Rekomendasi yang sudah diusulkan pada akhir tahun 2015 ke ISTA

sebagai bahan pertimbangan teknis revisi ISTA rules Chapter 7: 7-025 deteksi Aphelenchoides besseyi pada Benih Padi. Rekomendasi jumlah

Page 156: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 59

sampel uji dalam ISTA Rules Chapter 7:7-025 tidak aplikatif untuk dilaksanakan di laboratorium. Jumlah benih yang diuji sangat banyak yaitu 30.000 benih (300 ulangan/ subsample @ 100 butir). Metode yang hasilnya valid pada kegiatan validasi di Balai Besar PPMB-TPH adalah Deteksi Aphelenchoides besseyi dengan jumlah sampel uji 4x1000 butir.

b. Beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan sebagai bahan kebijakan (bahan acuan metode pada Keputusan menteri Pertanian atau peraturan teknis lainnya) pada tahun mendatang yaitu : 1) Standar maksimal laboratorium parameter kesehatan benih padi

yaitu jumlah bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae sebanyak 7 x 108 cfu per gram benih. Dengan jumlah bakteri sebanyak itu sudah mulai berpengaruh nyata pada penurunan hasil panen.

2) Standar maksimal laboratorium parameter kesehatan benih padi yaitu jumlah nematoda Aphelenchoides besseyi sebanyak 898 spesimen (900 nematoda) per 400 butir masih aman, karena belum mempengaruhi hasil padi per tanaman.

3) Beberapa jenis trier yang dapat digunakan oleh pengawas benih tanaman di beberapa BPSB sebagai alternative apabila trier yang direkomendasikan oleh ISTA, tidak tersedia. Sehingga beberapa jenis trier ini dapat digunakan sebagai alat pengambil contoh benih pada proses sertifikasi benih padi.

4) Kemurnian genetik benih padi hibrida di laboratorium dapat dilaksanakan dengan berdasarkan metode molekuler (DNA) PCR menggunakan penanda SSR (RM 206 dan RM 346) pada kondisi tahap penempelan primer (annealing) suhu dan waktu yang memberikan hasil optimal yaitu 53°C selama 30 detik dengan komposisi DNA cetakan 3 ul konsentrasi 50x. Penanda SSR yang dapat membedakan kemurnian genetik hibrida secara molekuler (DNA) adalah RM 206 karena dapat menunjukkan perbedaan fragmen DNA (lebih dari satu pita DNA) pada sampel dengan campuran varietas.

5) Aplikasi metode PCR dengan penanda SSR untuk verifikasi varietas memerlukan optimasi metode penempelan primer (annealing) baik suhu dan waktu, hasil amplifikasi yang baik yaitu 58°C selama 30 detik dari RM 223 dan 55°C selama 30 detik dari RM 219 dan RM 589. Penanda SSR yang dapat membedakan suatu karakter pada varietas-varietas yang diuji dapat bermanfaat di dalam kegaiatan verifikasi kebenaran varietas di laboratorium antara lain RM 589 mengindikasikan ketahanan terhadap wereng, RM 223 yang dapat membedakan varietas padi aromatik, dan RM 220 dapat membedakan beras merah.

6) Beberapa moisture meter (alat uji cepat penetapan kadar air) yang dapat digunakan oleh laboratorium benih di daerah setelah diverifikasi di Balai Besar PPMB –TPH dan telah dikeluarkan hasil untuk kelebihan dan kekurangan masing-masing alat (Tabel V.1.32).

Page 157: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 60

Tabel V.1.32. Kelebihan atau kekurangan beberapa moisture meter

No Jenis

moisture meter Kelebihan/Kekurangan

Faktor pendukung keakuratan alat ukur

1 Delmhorst G-7 Kelebihan: a. dapat mengukur KA contoh benih padi

dengan kisaran pengukuran 8,4% sd 15,2%, b. dapat mengukur KA contoh benih jagung

dengan kisaran pengukuran 8,4% sd 14,8%, dengan mengurangi 0,3% pada setiap hasil pengukuran

a. Contoh benih dan alat ukur KA berada pada suhu yang sama selama pengukuran yaitu rata-rata suhu ruang 27,7ºC dengan kelembaban 58,4%

b. Suhu contoh benih pada Delmhorst G-7: 25 s.d 26ºC.

c. Contoh benih yang baru dikeringkan dibawah sinar matahari/dilembabkan pada germinator kabinet untuk mendapatkan level KA tertentu,hrs disetimbangkan terlebih dahulu semalam di ruang pelaksanaan kalibrasi sebelum dilakukan pengukuran.

d. Jenis kemasan contoh benih kalibrasi plastik polyethelineketebalan 0,08 mm

e. Kondisi contoh benih bersih (bukan hasil panen).

2 Kett PM 600 Kelebihan: a. dapat mengukur KA contoh benih kedelai

dengan kisaran pengukuran 7,7% s.d 13,3%,

b. dapat mengukur KA contoh benih kacang hijau dengan kisaran pengukuran 7,8% sd 14,4%, dengan mengurangi 1,4% pada setiap hasil pengukuran

3 DMC 500 Kekurangan: Tidak dapat mengukur KA contoh benih padi (kisaran 9,4% sd 15,8%) dan jagung dengan kisaran 8,4 sd 14,8%

Perlu verifikasi lebih lanjut

4 GMK-503A Kekurangan: Tidak dapat mengukur KA contoh benih wortel kisaran 5,9% sd 11,7%) dan mentimun dengan kisaran 5,7 sd 10,8%.

Perlu verifikasi lebih lanjut

Beberapa hasil pengembangan metode yang membuktikan kevalidan metode yang sudah tercantum dalam Kepmentan setelah dilakukan validasi bersama antara Balai Besar PPMB-TPH dan beberapa BPSB : a. Metode penetapan kadar air benih koro pedang dengan menggunakan

oven suhu rendah (101-105oC) selama 17 jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di IndonesiaMetode penetapan kadar air benih koro pedang dengan menggunakan oven suhu rendah (101-105oC) selama 17jam ± 1 jam dengan penghancuran kasar dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia.

b. Metode daya berkecambah untuk benih koro pedang dengan menggunakan media pasir pada suhu terkendali 25oC, dengan evaluasi pertama dilakukan pada hari ke-7 atau ke-8 dan evaluasi terakhir pada hari ke-14 dapat diaplikasikan (valid) sehingga dapat diterima sebagai metode acuan dan diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih di Indonesia.

Pengembangan metode yang perlu dilanjutkan pada tahun 2016 karna bersifat multi years dalah kajian masa berlaku label benih jagung yang disimpan dalam cold storage. Kesimpulan sementara yang diperoleh, Hasil pengujian Kadar Air (KA), Daya Berkecambah (DB) dan Indeks Vigor (IV) dari cold storage belum mengalami perubahan signifikan atau tidak berbeda nyata dengan data Label dan masih sesuai persyaratan berdasarkan KepmentanNo. 355 Tahun 2015 tentang Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih di Laboratorium.Hasil pengujian Kadar Air yang di simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-0 hingga bulan ke-7 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase KA.Hasil pengujian Daya Berkecambah yang di

Page 158: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 61

simpan pada suhu ruang dari kondisi bulan ke-7 menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kondisi awal penyimpanan benih pada bulan ke-0. Beberapa hasil pengembangan dan validasi yang belum memuaskan dikarenakan keberagaman presepsi personil beberapa laboratorium BPSB peserta validasi dalam pelaksanaan pengujian (pemahaman metode uji dan penggunaan peralatan laboratorium). Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan perlu dilakukan validasi ulang dengan mempehatikan akar permasalahannya : a. Verifikasi Pengujian Tetrazolium (TZ) pada Benih Padi

Tingginya perbedaan daya berkecambah antara uji Tetrazolium (TZ) dan Daya berkecambah (DB) benih padi baik pada uji antar analis maupun laboratorium BPSBTPH diduga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) Proses pembelahan benih yang tidak sempurna; (2)pengetahuan dan ketrampilan dalam proses evaluasi benih viabel dan non viabel;(3) pengetahuan mengenai struktur embrio benih padi; (4) penggunaan lup dalam proses evaluasi hasil uji di beberapa laboratorium BPSBTPH.Meskipun nilai korelasi yang diperoleh pada kegiatan ini masih rendah (r = 0.221-0.681), dengan hasil korelasi yang rendah, laboratorium serta analis penguji masih memerlukan peningkatan pemahaman, pengetahuan serta ketrampilan dalam pengujian serta evaluasi hasil uji TZ. Selain itu juga diperlukan kelengkapan peralatan khususnya mikroskop stereo dalam proses evaluasi hasil uji TZ.Hasil penelitian Nugraha et al (2012) menunjukkan tingkat korelasi sangat nyata (r=0.993) antara pengujian TZ dan DB, dan tingkat korelasi ini telah memenuhi persyaratan r minimum untuk uji TZ, sehingga uji TZ ini dapat dianggap sebagai metode yang potensial untuk menggantikan uji DB.

b. Validasi Metode Percepatan Waktu Pengujian Mutu Benih Kedelai Dengan adanya perbedaan presepsi beberapa laboratorium dan minimnya durasi waktu pelaksanaan validasi sehingga hasil yang didapat tidak sesuai yang diharapkan. Pengamatan pertama pada hari ke-4 dalam pengujian daya berkecambah benih kedelai belum bisa digunakan sebagai pengganti pengamatan pertama pada hari ke-5 yang telah ditetapkan oleh ISTA Rules dengan persentase keberterimaan 33 %.Pengujian daya berkecambah benih kedelai di laboratorium tetap dilaksanakan sesuai ISTA Rules dengan pengamatan pertama hari ke-5 dan pengamatan terakhir hari ke-8. Apabila ada dukungan sumber daya yang memadai dan dilakukan pengulangan validasi pada tahun 2016 dan melakukan tindakan perbaikan, metode percepatan pengujian daya berkecambah mempunyai potensi yang besar hasilnya valid.

Page 159: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 62

2. PELAYANAN PENGUJIAN

Pelayanan pengujian dapat didefinisikan sebagai bentuk layanan jasa dari laboratorium yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat Kegiatan pelayanan pengujian di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian internal dan eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar, pemeliharaan ruang lingkup akreditasi serta pemeliharaan kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal merupakan permintaan pengujian dari customer (pelanggan).

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012, telah ditetapkan Jenis dan Tarif PNBP (Penerimaan Negara Buka Pajak) yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Dalam Peraturan Pemerintah disebutkan, bahwa jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian diantaranya adalah. jasa layanan pengujian, analisis, dan pengembangan pertanian.

Peraturan Pemerintah ini juga menegaskan, bahwa seluruh penerimaan PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Dengan berdasar Peraturan ini maka Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH berhak meminta biaya kepada pelanggan eksternal yang nantinya akan disetorkan ke Kas Negara.Setiap jenis pengujian mempunyai tarif yang berbeda (Tabel V.2.1). Tabel V.2.1. Jenis pelayanan dan tarif pengujian per sampel

No Jenis Pelayanan Pengujian Benih

Tarif per sampel (Rp)

1 Kadar air (metode oven) 25.000

2 Kemurnian fisik 25.000

3 Berat 1000 butir benih 10.000

4 Daya berkecambah (Benih Kecil) Metode berdasarkan aturan Internasional Seed Testing Association (ISTA)

37.000

5 Daya berkecambah (Benih Besar) Metode berdasarkan aturan Internasional Seed Testing Association (ISTA)

69.000

6 Daya berkecambah (Benih Kecil) Metode Kertas Merang dan Kertas Stensil

10.000

7 Daya berkecambah (Benih Besar) Metode Kertas Merang dan Kertas Stensil

10.000

9 Indeks Vigor (Benih Kecil) 37.000

10 Indeks Vigor (Benih Kecil) 69.000

11 Accelerated Aging 100.000

12 Daya Hantar Listrik (Benih Kecil) 15.000

13 Daya Hantar Listrik (Benih Besar) 25.000

14 Heterogenitas dengan cara a. Analisis kemurnian b. Daya berkecambah

25.000 85.000

Page 160: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 63

No Jenis Pelayanan Pengujian Benih

Tarif per sampel (Rp)

15 Viabilitas benih secara biokimia dengan uji tetrazolium a. Benih Kecil b. Benih Besar

225.000 425.000

16 Cendawan terbawa benih dengan Metode a. Blotter Test b. Agar Test

160.000 320.000

17 Bakteri Terbawa Benih dengan metode Liquid Assay

200.000

18 Virus Terbawa Benih dengan Metode a. Enzyme Linked Immunosorbent Assay

(ELISA) per satu jenis virus b. Growing on test c. Tanaman indikator

225.000 30.000 32.000

19 Nematoda Terbawa Benih 50.000

20 Uji Penanda DNA Metode Random Amplyfied Polymerphic DNA (RAPD) 1. Satu Primer 2. Dua Primer 3. Tiga Primer 4. Empat Primer Setiap penambahan 1 primer

462.000 612.000 763.000 913.000 150.000

21 Jasa Pembuatan Sertifikat pengujian benih (Sertifikat ISTA)

250.000/ sertifikat

Kondisi teknis yang beragam dari laboratorium pengujian mutu benih di daerah seperti kompetensi sumber daya laboratorium daerah berbeda dengan daerah lain perlu difasilitasi dengan laboratorium pembanding. Untuk itu laboratorium penguji mutu benih Balai Besar PPMB-TPH berupaya dapat berperan dalam penerapan standardisasi metode uji benih, sehingga keseragaman hasil uji dapat tercapai.

Ruang lingkup pelayanan pengujian terdiri uji eksternal yang meliputi uji servis untuk sertifikat ISTA, uji banding, uji profisiensi dari customer luar balai besar dan uji internal yang meliputi pemeliharaan ruang lingkup pengujian terakreditasi, uji banding unjuk kerja laboratorium/analis, pengecekan/kalibrasi alat untuk pengukuran. Kegiatan pelayanan pengujian TA. 2015 menetapkan pencapaian 1000 contoh benih yang dapat ditangani oleh laboratorium dan hingga TA. 2015 akhir telah tercapai sejumlah 1280 contoh benih. Komoditas benih pelayanan pengujian berupa benih tanaman pangan, hortikultura dan benih tanaman lain yang diperoleh dari uji profisiensi ISTA. Pencapaian contoh benih dalam pelayanan pengujian tiap laboratorium Balai Besar PPMB-TPH selama TA. 2015 tersaji pada Gambar V.2.1.

Page 161: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 64

Gambar V.2.1. Pencapaian Jumlah Contoh Benih pelayanan pengujian bulan Januari – Desember 2015

Benih yang diuji di Balai Besar PPMB-TPH dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu benih tanaman pangan (Gambar V.2.2) total sebanyak 708 benih, benih hortikultura sebanyak 515 benih dan benih tanaman lain sebanyak 52 benih (Tabel V.2.2).

Gambar V.2.2. Komoditi dan jumlah benih tanaman pangan

Benih tanaman lain diperoleh dari uji profisiensi ISTA, uji profisiensi dari BBBPTP Ambon, pemeliharaan ruang lingkup Balai Besar PPMB-TPH, juga campuran benih yang terdiri dari benih wortel+bayam, jagung+wortel dan benih padi+sawi yang dipergunakan dalam pemeliharaan ruang lingkup kalibrasi divider.

Page 162: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 65

Tabel V.2.2. Jenis komoditi dan jumlah sampel benih hortikultura dan benih tanaman lain

No Hortikultura Jumlah No Hortikultura Jumlah No Tanaman Lain Jumlah

1 Bayam 192 18 Kentang 12 1 Rimpang Ganyong 4

2 Beet 1 19 Mentimun 62 2 Wortel+Bayam 1

3 Buncis 17 20 Oyong 1 3 Brassica rapa 5

4 Cabai 48 21 Pepaya 1 4 Mentimun-Bayam 5

5 Blewah 1 22 Pisum sativum 1 5 Hordeum vulgare 9

6 Caisim 28 23 Sawi 23 6 Jagung-Wortel 6

7 Jagung Manis 24 Selada 7 7 Lepidium sativum 7

8 Kacang Panjang 23 25 Seledri 8 8 Padi+sawi 6

9 Kangkung 2 26 Semangka 3 9 Kakao 2

10 Kol Bunga 1 27 Spinach 1 10 Pala 1

11 Kubis 5 28 Terong 4 11 Trifolium pratense 3

12 Asparagus 2 29 Tomat 20 Jumlah 52

13 Lobak 1 30 Waluh 1

14 Paria 3 31 Wortel 42

15 Brokoli 1 32 Petsay 1

16 Kailan 1 33 Bawang Daun 1

17 Kecipir 1 Jumlah 515

Pada bulan Agustus 2015, Laboratorium Kesehatan Balai Besar PPMB-TPH menerima sampel uji banding berupa tanah dan pupuk sebanyak 5 sampel untuk diuji kesehatan cendawan dan bakteri. Sampel uji profisiensi berjumlah 266 sampel, terbagi menjadi 3 yaitu uji profisiensi ISTA sebanyak 16 sampel, uji profisiensi Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 233 sampel, dan uji profisiensi lainnya sebanyak 12 sampel. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji profisiensi tersaji pada Tabel V.2.3 berikut. Tabel V.2.3. Jenis Komoditas dan Jumlah sampel uji profisiensi

UP ISTA UP BBPPMB-TPH UP Lain-lain

Hordeum vulgare 3 Bayam 112 Kakao 2

Padi 4 Jagung 112 Pala 1

Kedelai 6 Hordeum vulgare 9 Padi 9

Trifolium pratense 3

Page 163: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB V LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 5 - 66

Tabel V.2.4. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji petik

Tanaman Pangan Hortikultura

Padi 58 Kacang panjang 13

Jagung 35 Mentimun 7

Total 93 Sawi 13

Bayam 1

Choisim 3

Wortel 1

Cabai 40

Tomat 16

Kangkung 1

Total 95

Uji service sebanyak 20 sampel berasal dari Rumah Benih DPP Geram berupa benih Koro Pedang sebanyak 1 sampel, PT BISI Int sebanyak 12 sampel, BB Biogen sebanyak 3 sampel, BPSB Jatim berupa 1 sampel benih padi, dan BPSB Sumatera Selatan sebanyak 3 sampel.

Berdasarkan realisasi hasil kegiatan pelayanan pengujian di delapan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelayanan pengujian yang terdiri dari kegiatan pemeliharaan ruang lingkup, uji profisiensi, uji petik benih beredar dan uji service melebihi target yang telah ditetapkan. Jumlah sampel benih dari bulan Januari-Desember 2015 berjumlah 1280 sampel.

Page 164: KATA PENGANTARbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets... · 5. Laporan kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

BAB VI LAPORAN TAHUNAN 2015

BALAI BESAR PPMB-TPH 6 - 1 1

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan Balai Besar PPMB-TPH TA. 2015 telah dilaksanakan sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan, dan didalam pelaksanaannya telah mengacu pada POK, TOR, RAB, dan petunjuk teknis serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran untuk mecapai hasil yang efektif, efisien dan akntabel.

Laporan Tahunan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dan juga bahan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan/kinerja Balai Besar PPMB-TPH selama tahun 2015. Dari anggaran yang tersedia pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) setelah dilakukan revisi sebesar Rp. 7.522.818.000,- (Tujuh milyar lima ratus dua puluh dua juta delapan ratus delapan belas ribu rupiah rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 terealisasi sebesar Rp. 7.449.643.917,- (Tujuh milyar empat ratus empat puluh sembilan juta enam ratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh belas rupiah) atau 99,03%, sedangkan realisasi fisik mencapai 100%.

B. SARAN

1. Kedepan, perlu diambil langkah-langkah perbaikan sehingga kinerja Balai dapat meningkat lagi termasuk mengantisipasi keterbatasan anggaran (revisi anggaran), SDM, serta sarana dan prasarana.

2. Perlu penetapan perencanaan yang lebih matang dikaitkan dengan anggaran yang tersedia dan kegiatan yang benar-benar diperlukan, sehingga diharapkan pada tahun mendatang bisa dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel.