kasus_wakildirektur

2
WAKIL DIREKTUR UNTUK MENGECILKAN HATI Program seleksi dalam sebuah perusahaan berukuran sedang selama beberapa tahun telah mempertahankan penggunaan prosedur pewawancara jenis panel, sebuah wawancara berangkai, bagi semua pelamar yang dipandang memenuhi syarat untuk dipromosikan pda jabatan supervise dan manajerial. Setalah wawancara penyaringan awal oleh perekrut, para calon dipertemukan dengan enam pejabat perusahaan, termasuk seorang wakil dari departemen hubungan perburuhan. Seorang wakil direktur menegaskan bahwa ia harus diikutsertakan dalam semua panel itu. Ia terkesan dengan apa yang dipandang sebagai kecenderungan dunia usaha modern kearah adanya calon-calon yang “manja” dan “kekanak- kanakan”. Ia berkata bahwa mereka seyogyanya mengetahui “kehidupan tentang fakta ekonomi” yang pokok. Ia memandang bahwa mereka seyogyanya diberitahu kemungkinan perlunya bekerja dengan waktu lebih panjang dan kemungkinan timbulnya perasaan putus asa dan kekecewaan. Oleh karena itu, dalam pertemuannya dengan para calon, ia berkata “bersikap keras” dan “menunjukkan mereka bagaimana kerja yang sesungguhnya.” Dampak dari pewawancaranya segera terlihat dengan jelas. Beberapa calon yang dipandang oleh pewawancara lain sebagai yang paling cakap telah memutuskan untuk menolak bekerja di perusahaan itu. Sebagian dari mereka berkata terus-terang bahwa mereka tidak ingin bekerja dalam perusahaan yang memiliki wakil direktur seperti itu. Seorang calon bahkan menyarankan dua anggota panel bahwa mereka seyoganya meninggalkan perusahaan dengan suasana seperti itu. Pertanyaan: Adakah perusahaan itu memiliki prosedur pewawancara/penyaringan yang baik menurut anda? Kenapa?

description

uts

Transcript of kasus_wakildirektur

Page 1: kasus_wakildirektur

WAKIL DIREKTUR UNTUK MENGECILKAN HATIProgram seleksi dalam sebuah perusahaan berukuran sedang selama beberapa tahun telah mempertahankan penggunaan prosedur pewawancara jenis panel, sebuah wawancara berangkai, bagi semua pelamar yang dipandang memenuhi syarat untuk dipromosikan pda jabatan supervise dan manajerial. Setalah wawancara penyaringan awal oleh perekrut, para calon dipertemukan dengan enam pejabat perusahaan, termasuk seorang wakil dari departemen hubungan perburuhan.

Seorang wakil direktur menegaskan bahwa ia harus diikutsertakan dalam semua panel itu. Ia terkesan dengan apa yang dipandang sebagai kecenderungan dunia usaha modern kearah adanya calon-calon yang “manja” dan “kekanak-kanakan”. Ia berkata bahwa mereka seyogyanya mengetahui “kehidupan tentang fakta ekonomi” yang pokok. Ia memandang bahwa mereka seyogyanya diberitahu kemungkinan perlunya bekerja dengan waktu lebih panjang dan kemungkinan timbulnya perasaan putus asa dan kekecewaan. Oleh karena itu, dalam pertemuannya dengan para calon, ia berkata “bersikap keras” dan “menunjukkan mereka bagaimana kerja yang sesungguhnya.”

Dampak dari pewawancaranya segera terlihat dengan jelas. Beberapa calon yang dipandang oleh pewawancara lain sebagai yang paling cakap telah memutuskan untuk menolak bekerja di perusahaan itu. Sebagian dari mereka berkata terus-terang bahwa mereka tidak ingin bekerja dalam perusahaan yang memiliki wakil direktur seperti itu. Seorang calon bahkan menyarankan dua anggota panel bahwa mereka seyoganya meninggalkan perusahaan dengan suasana seperti itu.

Pertanyaan: Adakah perusahaan itu memiliki prosedur pewawancara/penyaringan yang baik menurut anda? Kenapa? Kenapa tidak?Baikkah menurut anda untuk mempertunjukkan ekerjaan secara ”realistik”? Mengapa? Mengapa tidak?Apa yang seyogyanya dilakukan terhadap orang yang dijuluki sebagai ”wakil direktur untuk mengecilkan hati”? Ia masih memiliki beberapa tahun kerja lagi sebelum pensiun. Apabila memang dimungkinkan untuk mengeluarkan dari keanggotaan panel? Adilkah tindakan itu? Mungkinkah ia didorong untuk merubah taktiknya? Apa kemungkinan pendekatan yang dapat anda sarankan?