Kasus Toshiba
-
Upload
erik-peterson -
Category
Documents
-
view
261 -
download
8
Transcript of Kasus Toshiba
-
8/18/2019 Kasus Toshiba
1/2
Kasus ini bermula atas inisiatif Pemerintahan Perdana Menteri Abe yang mendorong transparansi yang lebih
besar di perusahaan-perusahaan Jepang untuk menarik lebih banyak investasi asing. Atas saran pemerintah
tersebut, Toshiba menyewa panel independen yang terdiri dari para akuntan dan penga ara untuk menyelidiki
masalah transparansi di Perusahaannya. !etapa menge"utkannya bahwa dalam laporan #$$ halaman yang
diterbitkan panel independen tersebut mengatakan bahwa tiga direksi telah berperan aktif dalam
menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar %&'&,( miliar )setara dengan *p &',(' triliun+ se"ak tahun
$$(.
Panel yang dipimpin oleh mantan "aksa top di Jepang itu, mengatakan bahwa eksekutif perusahaan telah
menekan unit bisnis perusahaan, mulai dari unit personal computer sampai ke unit semikonduktor dan reaktor
nuklir untuk men apai target laba yang tidak realistis. Mana"emen biasanya mengeluarkan tantangan target yang
besar itu sebelum akhir kuartal tahun fiskal. al ini mendorong kepala unit bisnis untuk menggoreng atatan
akuntansinya. /aporan itu "uga mengatakan bahwa penyalahgunaan prosedur akuntansi se ara terus-menerus
dilakukan sebagai kebi"akan resmi dari mana"emen, dan tidak mungkin bagi siapa pun untuk melawannya,
sesuai dengan budaya perusahaan Toshiba.
Akibat laporan ini 012 Toshiba, isao Tanaka, mengundurkan diri, disusul keesokan harinya pengunduran diri
wakil 012 Toshiba, 3orio 4asaki. 4elain itu Atsutoshi 3ishida, hief e5e utive dari tahun $$' sampai dengan
tahun $$6 yang sekarang men"adi penasihat Toshiba "uga mengundurkan diri. Panel tersebut mengatakan
bahwa Tanaka dan 4asaki tidak mungkin tidak tahu atas praktik penggorengan laporan keuangan ini.
Penggorengan ini pasti dilakukan se ara sistematis dan disenga"a.
4aham Toshiba turun sekitar $7 se"ak awal April ketika isu akuntansi ini terungkap. 3ilai pasar perusahaan ini
hilang sekitar % &,89 triliun )setara dengan *P&9: triliun+. !adan Pengawas Pasar Modal Jepang kemungkinan
akan memberikan hukuman pada Toshiba atas penyimpangan akuntansi tersebut dalam waktu dekat ini.
Manajemen Berbasis Kinerja
Target yang terlalu tinggi, dan tekanan atas pen apaian target tersebutlah yang menyebabkan skandal ini ter"adi.
;alam akuntansi mana"emen, hal ini disebut dengan akuntansi pertanggung"awaban, yaitu bagaimana kepala
unit bisnis melaporkan pen apaian kiner"anya atas tanggung "awab yang diberikan mana"emen pun ak
perusahaan kepadanya.
Tidak ada yang salah sebenarnya dalam praktik akuntansi pertanggung"awaban ini, malah dian"urkan untuk
men iptakan kiner"a yang lebih baik, namun kesalahannya terletak pada tumpuan penilaian kiner"a semata-mata
hanya pada sisi kiner"a keuangan. Meskipun kita mengenal ada empat perspektif kiner"a dalam balance score
card )keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembela"aran+, namun dalam
kenyataannya tetap perspektif keuangan selalu yang didewakan.
Tidak hanya di Jepang, Amerika atau negara barat lainnya, di
-
8/18/2019 Kasus Toshiba
2/2
pen apaiannya yang &$7 itu dapat dengan mudah dipenuhi, selan"utnya kepala unit bisnis memberikan target
yang lebih tinggi lagi misal sebesar &'7 kepada mana"er divisi dibawahnya lagi, demikian seterusnya.
Praktik ini sebenarnya normal ter"adi, namun tekanan dan punishment dari atasan agar target ter apai itulah
yang membuat unit bisnis mengakali laporannya. 0ara gampangnya adalah dengan memberikan laporan yang
salah alias laporan A!4 )Asal !apak 4enang+ seperti pada kasus Toshiba ini.
Cara Baru Pengawasan
Kasus akuntansi Toshiba ini tidak akan mungkin mun ul ke permukaan, "ika komisaris ) Chairman + Toshiba tidak
melakukan inistiatif membentuk panel independen ini, artinya "ika dengan pengawasan biasa sa"a )internal audit
atau komite audit+, hal ini pasti tidak terdeteksi.
;emikian "uga peran 2JK nya Jepang yang tidak mampu mendeteksi kasus ini, dengan beranekaragam regulasi
yang dikeluarkan 2JK ternyata masih belum mampu men egah ter"adinya praktik ke urangan akuntansi pada
perusahaan terdaftar di bursa, ini "uga patut dipertanyakan.
al yang sama ter"adi "uga pada eksternal auditor Toshiba yang "uga tidak mampu menemukan ke urangan
akuntansi ini. Audit independen sa"a tidak mampu menemukannya bagaimana dengan internal audit atau 2JK>
Perlu dipikirkan ara baru pengawasan untuk men egah hal ini terulang lagi, mungkin sema am inspeksi dari
komisaris perusahaan atau dari regulator )"ika perusahaan terbuka+.