Kasus solusio
-
Upload
sri-wahyuni-handayani -
Category
Documents
-
view
150 -
download
3
Transcript of Kasus solusio
Kasus (Solusio Plasenta)
Ny.M (45 tahun) datang ke RSIA bersama suaminya dengan membawa surat rujukan dari bidan.
Tertulis disurat status obstetri G6P4A1H37 mg dengan susp.solusio plasenta. Saat wawancara,
klien mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berwarna kehitaman sejak tadi malam,
disertai nyeri dan kram pada perut yang terus menerus serta janin bergerak aktif. Klien berfikir
akan segera melahirkan dan datang ke bidan dekat rumah keesokan paginya, tapi klien justru
dirujuk ke RS.
Klien menceritakan selama kehamilan ini baru memeriksakan kehamilannya sekali, yaitu pada
saat dinyatakan (+) hamil 12 mg oleh bidan. Setelah itu tidak pernah lagi memeriksakan
kehamilan karena ini bukan kehamilan yang pertama. Sebelum kehamilan ini, klien mempunyao
riwayat perdarahan dan mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 mg.
Selama pemeriksaan fisik perawat mencatat TTV sebagai berikut : TD=80/55 mmHg,
N=110x/Mnt, P= 28x/Mnt, S= 36 , uterus keras , tegang, seperti papan, nyeri tekan (+),
TFU=36 cm, His (-), DJJ dan palpasi janin sulit. Klien terlihat pucat, lemah, tampak kesakitan,
kulit teraba dingin, konjungtiva anemis, pembalut penuh dengan darah berwarna kehitaman.
Klien kemudian melakukan pemeriksaan USG dan terlihat solusio plasenta partialis dengan
hematoma, DJJ 82x/Mnt, aktifitas janin lemah, perdarahan aktif (+)
Pertanyaan
1. Jelaskan patofisiologi dengan menggunakan bagan sehingga muncul tanda dan gejala !
2. Buatlah analisa data berdasarkan kasus dan tambahkan data yang seharusnya ada pada masalah
keperawatan tersebut!
3. Rumuskan minimal 3 diagnosa keperawatan dan tentukan diagnosa keperawatan prioritas, berikan
alasannya !
4. Buatlah perencanaan asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa yang ditegakkan meliputi tujuan,
kriteria hasil, intervensi dan rasional !
5. Buatlah implementasi dan evaluasi SOAP dari diagnosa utamanya !
6. Berikan pembahasan mengenai kondisi klien dan penatalaksanaannya !
C. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Data Subjektif
1. Klien mengeluh
mengalami perdarahan
melalui vagina berwarna
kehitaman sejak tadi
malam
2. Klien mengatakan
mempunyai riwayat
perdarahan pada
kehamilan sebelumnya
Data Objektif
1. TTV : TD= 80/55 mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 28x/menit
Suhu: 36 oC
2. Klien terlihat pucat, lemah
3. Kulit klien teraba dingin
4. TFU = 36 cm
5. Konjungtiva anemis
6. Pembalut penuh dengan
darah berwarna
kehitaman
7. Hasil pemeriksaan USG
terlihat solusio plasenta
Kekurangan volume cairan Perdarahan terus menerus
parsialis dengan
hematoma
8. Perdarahan aktif (+)
Data tambahan
1. Dari inspekulo, tampak
darah mengalir dari
ostium berwarna merah
kehitaman
2. Hb (6,8 g/dL)
3. turunnya kadar fibrinogen
(106 mg/L), dan
meningkatnya kadar D-
dimer (2,0 mg/L).
Data Subjektif
1. Klien mengeluh nyeri dan
keram pada perut yang
terus-menerus
Data Objektif
1. Tertulis di surat status
obstetric G6P4A1H37
minggu (gestasi ke 6,
pastus 4 kali, abortus 1
kali dan sekarang usia
kehamilan 37 minggu)
dengan suspect solusio
plasenta
2. TTV : nadi = 110 x/menit
RR = 28x/menit
3. Uterus keras
4. Uterus Tegang seperti
Gangguan Rasa nyaman :
nyeri (akut)
Trauma jaringan
papan
5. Nyeri tekan +
6. Klien tampak kesakitan
7. Hasil pemeriksaan USG
terlihat solusio plasenta
parsialis dengan
hematoma
Data Subjektif
1. Klien mengeluh janin
yang ada didalam
kandungannya bergerak
aktif
Data Objektif
1. Tertulis di surat status
obstetric G6P4A1H37
minggu (gestasi ke 6,
pastus 4 kali, abortus 1
kali dan sekarang usia
kehamilan 37 minggu)
dengan suspect solusio
plasenta
2. Dari hasil pemeriksaan
fisik : His (- ), DJJ dan
palpasi janin sulit
3. Dari hasil pemeriksaan
USG : DJJ = 82 x /menit
, Aktivitas janin lemah
Resiko gawat janin Solusio plasenta
D.Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus
2. Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan
3. Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
E.Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan perdarahan
terus menerus
Tujuan :
Setelah dilakukan
perawatan selama 1 x
24
jam kekurangan
volume cairan teratasi
Kriteria Hasil :
1. Keadaan umum baik
2. Perdarahan yang
keluar 200 ml
3. Tinggi fundus uteri
1. Monitor intake dan
output setiap 5-10
menit
2. Monitor tanda vital
TD 120/80
mmHg, nadi: 88
x/menit, RR 22 –
24 x/menit, suhu
36-37° C)
3. Lakukan masage
uterus dengan
satu tangan serta
tangan lainnya
diletakan diatas
simpisis.
4. Batasi pemeriksaan
vagina dan
rectum
Kolaborasi
1. Infus atau cairan
intravena
2. Antibiotik
1. Perubahan output
merupakan tanda
adanya gangguan
fungsi ginjal
2. Perubahan tanda
vital terjadi bila
perdarahan
semakin hebat
3. Merangsang
kontraksi uterus
dan membantu
pelepasan placenta,
satu tangan diatas
simpisis mencegah
terjadinya inversio
uteri
4. Trauma meningkat
terjadi perdarahan
yang lebih hebat,
bila terjadi laserasi
pada serviks /
perineum atau
3. Transfusi whole
blood ( bila
perlu )
terdapat hematom
Kolaborasi
1. Merangsang
kontraksi uterus
dan mengontrol
perdarahan
2. Mencegah infeksi
yang mungkin
terjadi
3. Membantu
menormalkan
volume cairan
tubuh.
Gangguan Rasa
nyaman : nyeri (akut)
berhubungan dengan
trauma jaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan
perawatan selama 2x24
jam nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
1. klien akan
mengungkapkan
penatalaksanaan
atau reduksi nyeri
2. Uterus tidak Tegang
seperti papan
3. Nyeri tekan (-)
4. Klien tidak terlihat
kesakitan
1. Bantu dengan
penggunaan
tekhnik
pernafasan
2. Anjurkan klien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi.
Berikan instruksi
bila perlu.
3. Berikan tindakan
kenyamanan
(pijatan, gosokan
punggung,
sandaran bantal,
pemebrian
kompres sejuk,
dll)
1. mendorong relaksasi
dan memberikan
klien cara
mengatasi dan
mengontrol tingkat
nyeri.
2. relaksasi dapat
membantu
menurunkan
tegangan dan rasa
takut, yang
memperberat
nyeri.
3. meningkatkan
relaksasi dan
meningkatkan
kooping dan
kontrol klien.
4. Kolaborasi
memberikan
sedatif sesuai
dosis
4. meningkatkan
kenyamanan
dengan memblok
impuls nyeri.
Resiko gawat janin
berhubungan dengan
solusio plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan
perawatan 3- 4 jam
tidak terjadi kondisi
gawat janin
Kriteria Hasil :
1. DJJ dalam batas
normal (120-160
x /menit)
2. His +
3. Bayi lahir dengan
selamat
4. gerakan janin
normal
1. Istirahatkan ibu
2. Anjurkan ibu agar
tidur miring ke
kiri
3. Pantau tekanan
darah ibu
4. Memantau bunyi
jantung ibu
1. dengan
mengistirahatkan
ibu diharapkan
metabolism tubuh
menurun dan
peredaran darah ke
placenta menjadi
adekuat, sehingga
kebutuhan O2 untuk
janin dapat dipenuhi
2. dengan tidur miring
ke kiri diharapkan
vena cava dibagian
kanan tidak tertekan
oleh uterus yang
membesar sehingga
aliran darah ke
placenta menjadi
lancar
3. untuk mengetahui
keadaan aliran
darah ke placenta
seperti tekanan
darah tinggi, aliran
darah ke placenta
berkurang, sehingga
suplai oksigen ke
janin berkurang.
4. dapat mengetahui
keadaan jantung
janin lemah atau
menurukan
menandakan suplai
O2 ke placenta
berkurang sehingga
dapat direncanakan
tindakan
selanjutnya.
F.Implementasi dan Evaluasi SOAP dari Diagnosa Utama
Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
19-01-2011
Jam 11.00
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan
perdarahan terus menerus
1. Memonitor intake
dan output setiap
5-10 menit karena
perubahan output
merupakan tanda
adanya gangguan
fungsi ginjal
2. Memonitor tanda
vital karena
perubahan tanda
vital terjadi bila
perdarahan
semakin hebat
5. Melakukan masage
uterus dengan satu
tangan serta
S : klien
mengatakan
perdarahan yang
keluar dari vagina
sudah berkurang.
O : TTV dalam
batas normal
A : masalah
kekurangan volume
cairan teratasi
sebagian
P : pertahankan
balance cairan tubuh
klien
tangan lainnya
diletakan diatas
simpisis untuk
Merangsang
kontraksi uterus
dan membantu
pelepasan
placenta, satu
tangan diatas
simpisis
mencegah
terjadinya inversio
uteri
3. Membatasi
pemeriksaan
vagina dan
rectum karena
trauma meningkat
terjadi perdarahan
yang lebih hebat,
bila terjadi
laserasi pada
serviks /
perineum atau
terdapat hematom
Kolaborasi
1. Berkolaborasi
dalam pemberian
Infus atau cairan
intravena karena
merangsang
kontraksi uterus
dan mengontrol
perdarahan
2. Memberikan
antibiotik untuk
mencegah infeksi
yang mungkin
terjadi
3. Transfusi whole
blood (bila perlu)
karena Membantu
menormalkan
volume cairan
tubuh
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny M dengan
solusio plasenta parsialis dirawat di RSIA dengan memperhatikan tahapan proses keperawatan
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.
Rumusan pembahasan yang penulis buat dengan bertitik tolak dari masalah keperawatan pada
Ny. M serta tinjauan teori yang penulis gunakan. Penulis dalam menegakkan diagnosa
keperawatan berdasarkan hierarki kebutuhan dasar Maslow. Lima dari tingkat tersebut adalah
kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan, mencintai dan memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri.
Adapun masalah keperawatan yang muncul pada Ny. M dengan solusio plasenta parsialis
adalah sebagai berikut :
A. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus
Kekurangan volume cairan adalah keadaan dimana seseorang individu yang tidak menjalani
puasa mengalami atau beresiko dehidrasi vaskuler, interstitial atau intravaskules. (Carpenito,
2000). Penulis merumuskan diagnosa ini karena pada pengkajian pada Ny. M diperoleh data
klien mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berwarna kehitaman sejak tadi malam,
mengatakan mempunyai riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya. Hasil pemeriksaan
fisik yaitu : TTV : TD= 80/55 mmHg, Nadi : 110x/menit , RR : 28x/menit, Suhu: 36 oC,
Klien terlihat pucat, lemah, kulit klien teraba dingin, TFU = 36 cm, konjungtiva anemis,
pembalut penuh dengan darah berwarna kehitaman, hasil pemeriksaan USG terlihat solusio
plasenta parsialis dengan hematoma, perdarahan aktif (+). Data tambahan yang bisa
mendukung diagnosa ini adalah dari inspekulo, tampak darah mengalir dari ostium berwarna
merah kehitaman, Hb (6,8 g/dL) , turunnya kadar fibrinogen (106 mg/L), dan meningkatnya,
kadar D-dimer (2,0 mg/L). Dari data inilah memunculkan diagnosa Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus. Yang mana sebenarnya diagnosa ini
tidak sesuai dengan teori.
Intervensi yang sudah ditetapkan penulis pada tanggal 19 januari 2011 adalah untuk
mengatasi kekurangan volume cairan, penulis mengambil perencanaan yang lebih spesifik ke
arah kekurangan volume cairan. Tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan. Adapun intervensi
yang penulis tetapkan adalah Monitor intake dan output setiap 5-10 menit, Monitor tanda
vital TD 120/80 mmHg, nadi: 88 x/menit, RR 22 – 24 x/menit, suhu 36-37° C), Lakukan
masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas simpisis, Batasi
pemeriksaan vagina dan rectum sedangkan kolaborasi Infus atau cairan intravena, Antibiotik,
Transfusi whole blood ( bila perlu ), rasionalnya adalah Perubahan output merupakan tanda
adanya gangguan fungsi ginjal, Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat,
Merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan placenta, satu tangan diatas simpisis
mencegah terjadinya inversio uteri, Trauma meningkat terjadi perdarahan yang lebih hebat,
bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematom, Merangsang kontraksi
uterus dan mengontrol perdarahan, mencegah infeksi yang mungkin terjadi, membantu
menormalkan volume cairan tubuh.
Diagnosa ini kami angkat menjadi diagnosa utama karena, jika kekurangan volume cairan
tidak segera diatasi maka akan terjadi shock dan mengakibatkan resiko kematian ibu dan
janin
B. Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan
Nyeri adalah keadaan, individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam
berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya dengan batasan karakteristik individu
melihatkan dan melaporkan ketidaknyamanan, tekanan darah meningkat, nadi meningkat,
respiratori meningkat, posisi berhati-hati, raut wajah kesakitan, merintih. (Carpenito, 2000:52).
Nyeri merupakan suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul pada jaringan yang rusak dan
menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut dan nyeri
merupakan suatu pengalaman pribadi yang unik dan kompleks. (Long, 1996: 301).
Pada Bab II, penulis merumuskan diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman
nyeri,berhubungan dengan trauma jaringan. Setelah penulis menganalisa, nyeri bukan
disebabkan karena kontraksi janin melainkan karena adanya distensi uterus akibat dari
hematoma, hematoma karena rupture pembuluh darah arteri spinalis. Didukung oleh data
subyektif klien mengeluh nyeri apalagi dipalpasi. Data obyektif. Karena pada saat pengkajian
didapatkan data klien mengeluh nyeri apalagi, saat perut ditekan. TTV : nadi = 110 x/menit, RR
= 28x/menit, Uterus keras, Uterus Tegang seperti papan , Nyeri tekan +, Klien tampak kesakitan,
Hasil pemeriksaan USG terlihat solusio plasenta parsialis dengan hematoma
Tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri hilang.
Adapun intervensi yang akan dilakukan adalah mengkaji tingkat dan karakteristik nyeri
rasionalnya untuk membantu mengevaluasi derajat nyeri dan untuk melakukan tehnik relaksasi
nafas dalam rasionalnya untuk meningkatkan relaksasi ketegangan otot dan untuk mengalihkan
rasa nyeri agar intensitas nyeri dapat menurun. Menciptakan lingkungan yang nyaman
rasionalnya dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional klien. Memonitor tanda-
tanda vital rasionalnya untuk mengetahui respon autonomik dari nyeri yaitu perubahan pada
tekanan darah, peningkatan denyut nadi dan pernafasan serta perubahan suhu tubuh yang
berhubungan dengan keluhan atau penghilangan nyeri.
C. Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
Resiko gawat janin adalah suatu keadaan dimana janin mengalami asfiksia, Karena uterus
tetap teregang akibat adanya hasil pembuahan, organ ini tidak mampu mengadakan kontraksi
yang memadai guna menekan pembuluh darah yang ruptur yang menyuplai kebutuhan nutrisi
dan oksigen bagi plasenta tersebut. Dengan adanya tanda Klien mengeluh janin yang ada
didalam kandungannya bergerak aktif. Dari hasil pemeriksaan fisik : His (- ), DJJ dan palpasi
janin sulit. Dari hasil pemeriksaan USG : DJJ = 82 x /menit , Aktivitas janin lemah.
Secara teori resiko gawat janin tidak ada namun sesuai dengan data diatas kami mengangkat
diagnosa keperawatan resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
DAFTAR PUSTAKA
Heller,Luz. 1991 . Gawat darurat ginekologi dan obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. Rencana perawatan maternal atau bayi. Edisi 2. Jakarta:
EGC