Kasus Skandal Di World.com

12
WORLDCOM FRAUD

description

Fraud

Transcript of Kasus Skandal Di World.com

Page 1: Kasus Skandal Di World.com

WORLDCOM FRAUD

Page 2: Kasus Skandal Di World.com

Latar Belakang World.Com

Perusahaan telekomunikasi yang besar. Dengan jumlah karyawan mencapai 80.000, WorldCom menyediakan layanan telepon jarak jauh dan memiliki backbone jaringan Internet terbesar.

Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan worldcom pada posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah fortune.

Page 3: Kasus Skandal Di World.com

Penyebab Fraud Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil

alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh.

Tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis.hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga pendpatan ini jauh dari yang diharapkan.

Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan.

cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan beban‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. .

Page 4: Kasus Skandal Di World.com

Manajemen Worldcom menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan cara:

Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom mampu meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M

Page 5: Kasus Skandal Di World.com

Bagaimana Fraud terjadi?•Biaya operasional ke aset

-Cara CFO mempengaruhi laba rugi:Pendapatan xxx (tidak berubah)

HPP xxx (tidak berubah)

Biaya Operasional:Biaya Jaringan : xxx (Penurunan besar)

Biaya komputer: xxx (Penurunan besar)Penjualan bersih xxx (Penurunan besar)

Dihilangkan dari

Laporan Laba/RugiDihilangkan dari

Laporan Laba/Rugi

Page 6: Kasus Skandal Di World.com

Lanjutan... Biaya Operasional ke Aset

-Cara CFO mempengaruhi Neraca:Aset :Aset Komputer + xxx (Kenaikan besar)Aset leasing + xxx (Kenaikan besar)

Utang xxx (Tidak berubah)Equity :Laba yang tidak dibagi+ xxx (Kenaikan besar)

= Investor Senang

Ditambahkan ke

neraca

Ditambahkan ke

Neraca

Page 7: Kasus Skandal Di World.com

Bagaimana Fraud Ditemukan?

Cynthia cooper yang merupakan salah satu auditor internal di world.com

Cynthia Cooper salah satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelaporan keuangan di situ

Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan jasa perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen.

Page 8: Kasus Skandal Di World.com

Bagaimana Fraud ditemukan?

Cynthia bersama beberapa rekannya membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus mengaudit keuangan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui atasan untuk mencari kebenaran.

Page 9: Kasus Skandal Di World.com

PembahasanArthur Andersen menyetujui tindakan manipulasi karena :

Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.

Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP AA sebelum bergabung dengan WorldCom.

Page 10: Kasus Skandal Di World.com

PembahasanAlasan para akuntan WorldCom mau diajak bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan adalah: Pressure:Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan keuangan. Yang mana jika tidak dituruti akan mengakibatkan para akuntan dipecat. Culture:Budaya perusahaan, yang menghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan harga saham perusahaan tidak turun drastis. Internal Controll:Lemahnya pengendalian internal perusahaan, sehingga tindakan manipulasi dan kecurangan dapat terjadi dalam perusahaan. Chance : Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam hal ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak bekerja sama untuk memanipulasi LK perusahaan. Etika : Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik profesi akuntansi.

Page 11: Kasus Skandal Di World.com

Dampak 25 Juni 2002, saham Worldcom dari $64,5 pada pertengahan 1999 menjadi kurang dari $2 per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para pegawai Worldcom yang mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau $642,3 juta dana pensiun mereka berupa saham.Dan mengumumkan akan memberhentikan 17.000 karyawan dari total 85 ribu karyawan.

21 Juli 2002, Worldcom mengikuti program proteksi kebangkrutan sementara dari departemen kehakiman Amerika serikat. Worldcom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan total utang $41 milyar. Kebangkrutan Worldcom merupakan kebangkrutan yang paling besar di Amerika Serikat

Pada tahun 2004 Worldcom berubah nama mnjadi MCI, dan CEO Worldcom diganti dari Ebbers menjadi john Sidgemore. Scott D. Sullivan didakwa dengan hukuman penjara maksimum 25 tahun penjara sedangkan Ebbers didakwa dengan hukuman penjara lebih dari 25 tahun

Page 12: Kasus Skandal Di World.com

DampakCara Dewan Direksi Worldcom mencegah manipulasi yang dilakukan oleh manajemen :

Dewan Direksi harus membentuk komite audit yang sepenuhnya memenuhi asas integritas dan independensi

Dewan direksi harus yakin bahwa Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) perusahaan telah dengan baik mengendalikan sistem manajemen

Menciptakan budaya yang sehat, terbuka dan taat terhadap corporate governance dan corporate responbility

Transparansi dari pihak manajemen baik kepada auditor eksternal maupun internal.