perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2008-2010 TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ESTY APRIDASARI NIM: S4310022 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2008-2010

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ESTY APRIDASARI

NIM: S4310022

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan tesis ini kepada:

1. Papa (Edi Kusnadi) dan Mama (Zuriati) tercinta

2. Kedua adikku (Ferdy Vendrian dan Geandre Destrian)

3. Teman-teman jurusan Magister Akuntansi

4. Semua sahabat-sahabatku

5. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN MOTTO

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang sabar.”

(QS. Al Baqarah: 153)

“Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu-Lah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Alam Nasyrah: 6-8)

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” “DREAM, FAITH, FIGHT”

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

sebagai tugas akhir untuk melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Magister

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis

berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini bermanfaat dan menambah pengetahuan

pembaca. Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak,

oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah S.W.T. yang selalu ada di sisi penulis dalam suka maupun duka.

2. Bapak Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing tesis dan yang telah

mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Bapak Anas Wibawa, SE., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing tesis dan yang

telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA, selaku Ketua Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Staff dosen dan karyawan Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Keluarga tercinta, mama, papa, dan kedua adikku yang tiada henti-hentinya

memberikan dukungan, baik secara moril maupun materil.

8. Rekan-rekan seperjuangan di Magister Akuntansi angkatan XIII.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.

Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik, saran

serta masukan senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan bersama. Terima kasih.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

ABSTRAK xv

ABSTRACT xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 11

2.1 Teori Keagenan (Agency theory) 11

2.2 Mekanisme corporate governance 13

2.3 Kualitas laba 15

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Halaman

2.4 Nilai perusahaan 16

2.5 Pengembangan Hipotesis. 18

2.5.1 Kualitas laba dan nilai perusahaan 18

2.5.2 Mekanisme corporate governance, kualitas laba dan nilai

perusahaan

20

2.6 Kerangka Pemikiran 27

BAB III METODA PENELITIAN 29

3.1 Populasi dan Sampel 29

3.2 Jenis dan Sumber Data 29

3.3 Pengumpulan Data 30

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 30

3.4.1 Variabel Independen 30

3.4.2 Variabel Dependen 33

3.4.3 Variabel Pemoderasi 33

3.5 Analisis Data 36

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif 36

3.5.2 Uji Asumsi Klasik 36

3.5.3 Analisis Regresi Berganda 39

3.5.4 Uji Hipotesis 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 42

4.1 Populasi dan Sampel 42

4.2 Statistik Deskriptif 42

4.3 Uji Asumsi Klasik 44

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Halaman

4.4 Analisis Regresi Berganda 48

4.5 Uji Hipotesis 57

4.6 Pembahasan 60

BAB V PENUTUP 65

5.1 Kesimpulan 65

5.2 Keterbatasan 66

5.3 Implikasi 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Seleksi Sampel 42

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif 43

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas 45

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 46

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas 47

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Autokorelasi 48

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Pertama 49

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Kedua 52

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Ketiga 54

Tabel 4.10 Hasil Pengujian t Statistik Persamaan Regresi Ketiga 58

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 28

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan Sampel

Lampiran 2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NAMA : ESTY APRIDASARI NIM : S4310022 JUDUL : ANALISIS PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2008-2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan serta menguji variabel corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit) sebagai variabel pemoderasi dalam pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 dengan 66 perusahaan manufaktur dan 175 observasi sebagai sampel. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Kualitas laba diukur dengan menggunakan Earnings Response Coefficient (ERC) sedangkan nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kualitas laba terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit berperan sebagai variabel pemoderasi dan terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan

Kata kunci : kualitas laba, corporate governance, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit, nilai perusahaan.

Ketersediaan Data : www.idx.co.id dan ICMD

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence related to the influence of earnings quality on firm value and examines the corporate governance variables (i.e. managerial ownership, institutional ownership, independent commissioners, and the audit committee) as moderating variable in the influence of earnings quality on firm value.

The population of this research is manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2010 with 66 manufacturing companies and 175 observations as sample. Determination of the sample in this study is carried out by purposive sampling method. Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) and the firm value is measured with Price Book Value (PBV). Testing hypotheses using multiple regression analysis.

The results show that earnings quality has been proven to have positive influence on firm value. Mangerial ownership has not been proven as moderating variable in the influence of earnings quality on firm value. Institutional ownership, independent board of commissioners, and audit committee could moderate the influence of the earnings quality to firm value. Keywords : earnings quality, corporate governance, managerial ownership,

institutional ownership, independent commissioner, audit committee, firm value.

Data Availability : www.idx.co.id and ICMD

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk

menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak

manajeman (Schipper dan Vincent, 2003). Laporan keuangan tersebut digunakan

oleh pihak-pihak eksternal maupun internal untuk memperoleh informasi mengenai

kondisi suatu perusahaan. Salah satu informasi yang terdapat dalam laporan

keuangan adalah informasi mengenai laba.

Laporan keuangan semakin menjadi pusat perhatian karena beberapa skandal

keuangan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan publik telah melibatkan

persoalan laporan keuangan ini. Pada tahun 1998 sampai dengan 2001 tercatat telah

terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan

melibatkan persoalan laporan keuangan yang pernah diterbitkannya. Beberapa kasus

yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga

melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi

adanya manipulasi (Boediono, 2005). PT. Kimia Farma Tbk, pada tahun 2002

mengindikasikan adanya praktik manajemen laba dengan menaikan laba hingga Rp.

32,7 milyar. Manajemen laba tersebut diduga terkait dengan keinginan manajemen

lama untuk dipilih kembali untuk mengelola perusahaan farmasi tersebut (Bapepam,

2005).

Fenomena yang terjadi ini menunjukkan bahwa terjadinya skandal keuangan

merupakan kegagalan laporan keuangan untuk memenuhi informasi pengguna

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

laporan. Laba yang merupakan bagian dari pelaporan keuangan tidak menyajikan

fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan sehingga laba yang

diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

diragukan kualitasnya (Boediono, 2005).

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau

kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996).

Menurut PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi

sumberdaya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan,

menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan

pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber

daya (IAI, 2004).

Dalam perspektif pengambilan keputusan investasi, informasi laba penting

bagi para investor untuk mengetahui kualitas laba suatu perusahaan sehingga mereka

dapat mengurangi risiko informasi (Schipper, 2003). Oleh karena itu, kualitas laba

menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan

pemerintah.

Laba yang dipublikasikan dapat memberikan respon yang bervariasi, yang

menunjukkan reaksi pasar terhadap laba (Cho dan Jung, 1991). Reaksi yang

diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain,

laba yang dihasilkan memiliki kekuatan respon (power of response). Kuatnya reaksi

pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya ERC (Earnings

Response Coeficient), menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Demikian

sebaliknya, lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

rendahnya ERC, menunjukkan laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas

(Boediono, 2005).

Laporan laba sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak

terlepas dari proses penyusunannya. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen

terkadang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan

keuangan. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam proses penyusunan laporan

keuangan terutama laba tentu akan mempengaruhi kualitas laba. Menurut Morck,

Scheifer, dan Vishny (1988), earnings management yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan, namun peningkatan itu hanya

sementara, setelah itu nilainya akan menjadi menurun.

Beberapa penelitian juga mendukung bahwa manipulasi terhadap laporan

keuangan terutama laba juga sering dilakukan oleh manajemen. Schipper (1989)

merupakan peneliti yang pertama kali mempertimbangkan aktivitas manajemen

sebagai bagian dari literatur earnings management. Dechow dan Sloan (1991),

Bushee (1998), dan Roychowdhury (2006) menemukan bahwa perusahaan

melaporkan small positive earnings menggunakan teknik seperti price discount,

overproduction, dan pengurangan biaya diskresionar untuk menghindari perubahan

dan kehilangan laba dalam laporan tahunan. Gunny (2005) memberikan bukti bahwa

aktivitas manajemen secara nyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja operasi perusahaan di masa depan.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Namun,

konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan

mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat

membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz,

2006). Dari perspektif kontrak, kualitas laba yang rendah bisa mengurangi aset,

sedangkan bagi pemodal, kualitas laba yang rendah tidak diinginkan karena bisa

mengakibatkan signal alokasi sumber daya tidak baik (Barragato dan Markelevich,

2008).

Konflik kepentingan dalam agency theory dipicu oleh adanya pemisahan

pemisahan peran dan perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal)

dengan pengelola atau manajemen perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola

perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak daripada pemegang

saham sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen

melakukan praktik akutansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja

tertentu. Konflik keagenan mengakibatkan adanya oportunistik manajemen yang

akan mengakibatkan laba yang dilaporkan semu sehingga nilai perusahaan akan

berkurang di masa yang akan datang (Herawaty, 2008).

Untuk mengatasi konflik keagenan antara principal dan agent ini, salah satu

cara yang bisa digunakan adalah dengan penerapan praktik mekanisme corporate

governance. Barnhart dan Rosenstein (1998) menyatakan bahwa beberapa

mekanisme corporate governance seperti mekanisme internal, seperti struktur dan

dewan komisaris, serta mekanisme eksternal seperti pasar untuk kontrol perusahaan,

diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan.

Menurut Herawaty (2008), teori agensi memberikan pandangan bahwa

masalah keagenan dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk

menyelaraskan perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara lain dengan

cara meningkatkan hal-hal berikut ini:

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).

2. Kepemilikan saham oleh institusional karena mereka dianggap sebagai

sophisticated investor, dengan jumlah kepemilikan yang cukup signifikan

dapat memonitor manajemen yang berdampak mengurang motivasi manajer

untuk melakukan earning management (Midiastuty dan Machfoed, 2003).

3. Peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen (Barnhart dan

Rosenstein, 1998).

4. Komite audit yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompentensi yang

memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang yang dapat

memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang

dilaporkan manajemen (Mayangsari, 2003).

Kepemilikan manajerial dianggap dapat mengurangi konflik keagenan yang

terjadi karena dengan adanya kepemilikan manajerial, para manajer diharapkan akan

bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi

untuk meningkatkan kinerjanya (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Warfield dan Wild

(1995) menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif

dengan manajemen laba. Kepemilikan institusional juga dianggap dapat mengurangi

praktik manajemen laba yang dapat menurunkan kualitas laba dalam suatu

perusahaan. Jiambavo (1996) menemukan bahwa nilai absolute diskresioner

berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial dan

institusional juga dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada

akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan

yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol

yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Selain kepemilikan manajerial dan institusional, dewan komisaris dan komite

audit juga dianggap berpengaruh terhadap kualitas laporan yang disajikan. Melalui

perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, dewan komisaris dapat

mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga

diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Vafeas (1998)

mengatakan bahwa selain kepemilikan manajerial, peranan dewan komisaris juga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen

laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan.

Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,

mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal juga

diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan

manajemen laba (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Chtourou, Bedard, dan Courteau

(2001) menemukan bahwa earnings management secara signifikan berhubungan

dengan beberapa praktik governance oleh dewan komisaris dan komite audit. Klein

(2002) juga memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk

komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan discretionary acrual

yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite

audit independen. Komite audit yang dibentuk dalam perusahaan sebagai sebuah

komite khusus diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan yang

sebelumnya dilakukan oleh dewan komisaris. Fungsi pengawasan komite audit

meliputi: pengawasan terhadap laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan

mengamati sistem pengendalian internal.

Secara umum mekanisme corporate governance memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kualitas laba. Dengan adanya penerapan mekanisme corporate

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

governance diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang

salah satunya adalah meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba yang

baik juga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Beberapa penelitian juga

telah mendukung hal ini. Watfield et al. (1995), Gabrielsen, Gramlich, dan Plenborg

(2002), Wedari (2004), dan Herawaty (2008) menyatakan bahwa mekanisme

corporate governance memiliki hubungan yang signifikan dengan earnings

management. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2005), Boediono (2005), dan

Kawatu (2009) juga menujukkan bahwa mekanisme corporate governance secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba.

Sedangkan menurut Siregar (2006) dan Darmawati (2003), tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara mekanisme corporate governance terhadap

manajemen laba yang juga dijadikan sebagai proksi kualitas laba. Sulistyono dan

Wibisono (2003) menguji perbedaan tingkat akrual sebelum dan sesudah penerapan

corporate governance, hasil penelitan menunjukkan bahwa penerapan corporate

governance tidak mengurangi upaya rekayasa keuangan yang dilakukan manajemen.

Dari penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa mekanisme corporate

governance sebenarnya memiliki potensi untuk mengurangi praktik earnings

management yang akan meningkatkan kualitas laba dan nilai perusahaan. Namun,

masih ada berberapa perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan mekanisme

corporate governance, kualitas laba, dan nilai perusahaan sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh kualitas laba terhadap nilai

perusahaan dengan mekanisme corporate governance sebagai variabel pemoderasi.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1.2. Rumusan Masalah

Tata kelola perusahaan (corporate governance) merupakan salah satu

mekanisme yang dianggap dapat mengontrol biaya keagenan. Penerapan corporate

governance diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang akan

berakibat pada rendahnya kualitas laba. (Siallagan dan Machfoedz, 2005). Kualitas

laba yang baik diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun, dari hasil

penelitian-penelitian sebelumnya, masih ada beberapa perbedaan hasil penelitian

mengenai hubungan mekanisme corporate governance dan kualitas laba serta nilai

perusahaan.

Hasil penelitian Bitner dan Dolan (1996) dan Sloan (1996) menyatakan

bahwa kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Hejazi,

Ansari, Sarikhani, dan Ebrahimi (2011) menyatakan bahwa kualitas laba tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian Rachmawati dan Hanung

(2007) juga menyatakan bahwa kualitas laba yang diukur dengan discretionarry

accrual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price book

value.

Hasil penelitian Siallagan dan Machfoedz (2005), Boediono (2005), dan

Kawatu (2009) menujukkan bahwa mekanisme corporate governance secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba. Sedangkan menurut Siregar

(2006) dan Darmawati (2003), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba yang juga dijadikan

sebagai proksi kualitas laba. Sulistyono dan Wibisono (2003) menguji perbedaan

tingkat akrual sebelum dan sesudah penerapan corporate governance, hasil penelitan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menunjukkan bahwa penerapan corporate governance tidak mengurangi upaya

rekayasa keuangan yang dilakukan manajemen.

Dari perbedaan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini menguji kembali

pengaruh kualitas laba yang diukur dengan Earnings Response Coeficient (ERC)

terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan PBV. Lebih lanjut penelitian ini juga

mengukur peranan corporate governance dalam hubungan kualitas laba dan nilai

perusahaan dengan memasukkan variabel-variabel corporate governance yang

diukur dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen, dan komite audit sebagai variabel pemoderasi. Berdasarkan uraian

tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti mengenai kualitas laba,

mekanisme corporate governance dan nilai perusahaan dituangkan dalam pertanyaan

sebagai berikut:

1. Apakah kualitas laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite

audit masing-masing dapat memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai

perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas laba terhadap nilai

perusahaan.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit

terhadap hubungan antara kualitas laba dan nilai perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis dapat dijadikan tambahan pengetahuan, khususnya mengenai

pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan dengan peranan praktik

corporate governance sebagai variabel pemoderasi.

2. Bagi para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan memahami

peranan praktik corporate governance terhadap praktik kualitas laba yang

dilakukan yang perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.

3. Bagi ilmu pengembangan ilmu pengetahuan, mengenai positive accounting

theory khususnya agency theory dan corporate governance theory, sehingga

dapat memperoleh permodelan-permodelan praktik corporate governance yang

secara konseptual berpengaruh terhadap kualitas laba serta dampaknya pada

nilai perusahaan dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami

isu corporate governance dan kualitas laba. Konsep agency theory menurut Anthony

dan Govindarajan (2005) yaitu hubungan antara prinsipal dan agen. Prinsipal

memperkerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal, termasuk

pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen. Pada

perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai

prinsipal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agen mereka. Pemegang saham

mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh

agen dalam sebuah organisasi ini cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara

principal dan agen. Konflik kepentingan ini terjadi karena adanya perbedaan

kepentingan antara principal sebagai pemilik dengan agen sebagai pihak pengelola

perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dan Watts dan Zimmerman (1986)

menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi

diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban

kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur, dan mengawasi sampai sejauh mana

agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta memberikan

kompensasi kepada agen.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut Arifin (2005), teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antar

anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama.

Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak

atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh

prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Dengan demikian, kontrak kerja yang baik

antara prinsipal dan agen adalah kontrak kerja yang menjelaskan apa saja yang harus

dilakukan manajer dalam menjalankan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan

mekanisme bagi hasil berupa keuntungan, return dan risiko-risiko yang telah

disetujui oleh kedua belah pihak.

Teori agensi mengasumsikan bahwa masing-masing individu termotivasi oleh

kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik antara prinsipal dan

agen. Pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan

dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan agen termotivasi

untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya. Menurut

Eisenhardt (1989) teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi berikut ini:

1. Asumsi tentang sifat manusia.

Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri

(self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan

tidak menyukai risiko (risk aversion).

2. Asumsi tentang keorganisasian.

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara

prinsipal dan agen.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Asumsi tentang informasi.

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang

komoditi yang bisa diperjualbelikan.

2.2. Mekanisme Corporate Governance

Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan

yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Siallagan dan

Machfoedz, 2006). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI,

2001), corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Menurut Herawaty (2008), penelitian mengenai corporate governance

menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa

tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders. Prinsip-prinsip

mekanisme corporate governance yang diterapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya sebagai berikut:

1. Meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang

mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen.

2. Meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para

penyedia modal.

3. Meningkatkan citra perusahaan.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. Meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang

rendah.

5. Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan

perusahaan yang lebih baik.

Mekanisme merupakan cara kerja sesuatu secara tersistem untuk memenuhi

persyaratan tertentu. Mekanisme corporate governance merupakan suatu prosedur

dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang

melakukan kontrol atau pengawasan terhadap keputusan. Menurut Iskander &

Chamlou (2000), mekanisme dalam pengawasan corporate governance dibagi dalam

dua kelompok yaitu internal dan external mechanisms. Internal mechanisms adalah

cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses

internal seperti rapat umum pemegang saham (RUPS), komposisi dewan direksi,

komposisi dewan komisaris, pertemuan dengan board of director, dan kepemilikan

manajerial. Sedangkan external mechanisms adalah cara mempengaruhi perusahaan

selain dengan menggunakan mekanisme internal, seperti pengendalian oleh

perusahaan dan pengendalian pasar.

Ada beberapa mekanisme corporate governance yang sering digunakan

dalam penelitian untuk mengetahui pengaruhnya terhadap laba dan nilai perusahaan.

Beberapa mekanisme corporate governance ini diantaranya adalah konsentrasi

kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit.

Adanya konsentrasi kepemilikan dalam perusahaan akan membuat pemegang

saham ada pada posisi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang saham

memiliki kendali terhadap manajemen untuk menuntut mereka melaporkan laporan

keuangan secara akurat. Sama halnya dengan peran dewan komisaris dalam

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak

manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu

laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005).

Komite audit mempunyai peran yang penting dan strategis dalam hal

memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan, menjaga terciptanya

sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate

governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka control

terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat

keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dapat

diminimalisasi (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Ini membuktikan bahwa

mekanisme corporate governance mampu mengurangi adanya praktik manipulasi

terhadap laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer sehingga laba yang

dihasilkan akan lebih berkualitas.

2.3. Kualitas Laba

Kualitas laba merupakan sebuah konsep teoritis yang memiliki orientasi

multidimensional. Dechow et al. (2010) menyatakan bahwa kualitas laba yang tinggi

memberikan informasi lebih mengenai fitur kinerja keuangan perusahaan yang

relevan terhadap sebuah keputusan spesifik yang dibuat oleh pembuat keputusan

yang spesifik.

Yee (2006) menyatakan bahwa laporan laba memiliki dua peranan. Pertama,

sebagai atribut dasar (fundamental attributes), dan kedua sebagai atribut pelaporan

keuangan (financial reporting attributes). Laba fundamental adalah ukuran

profitabilitas akuntansi yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dividen di masa depan. Kualitas laba menunjuk pada seberapa cepat dan tepat laba

yang dilaporkan mengungkap laba fundamental. Semakin tinggi kualitas laba, maka

semakin cepat dan tepat laba yang dilaporkan menyampaikan nilai sekarang dari

dividen yang diharapkan.

Menurut Hejazi et al. (2011) kualitas laba telah didefinisikan dalam beberapa

cara berikut ini:

1. Berdasarkan stabilitas laba: semakin kuat laba, semakin tinggi kualitas laba

(Tapia dan Fernandez, 2007).

2. Berdasarkan tingkat akrual: kita dapat mendefinisikan kualitas laba berdasarkan

tingkat kedekatan laba perusahaan tehadap jumlah arus kas. Dengan kata lain,

semakin sedikit tingkat akrual, semakin berkualitas labanya (Bao dan Bao,

2004).

3. Berdasarkan konten informasi: Kirschenheiter dan Melumed (2004) mengakui

kualitas laba sebagai laba yang lebih dekat dengan nilai perusahaan selama

periode jangka panjang dan yang mencakup informasi lebih lanjut.

2.4. Nilai Perusahaan

Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan

pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan yang tercermin pada harga

sahamnya (Fama, 1978). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap

tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya akhir tahun berjalan

yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham maka

semakin tinggi pula nilai perusahaan, sebaliknya harga saham yang terlalu rendah

sering diartikan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik (Westen dan Copeland,

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1992). Jadi semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang

akan diterima oleh pemilik perusahaan.

Ada beberapa konsep dasar menilai, yaitu: nilai ditentukan untuk suatu waktu

atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak

dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Menurut Sugiri (1999) bahwa banyak

metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earnings ratio.

2. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.

3. Pendekatan deviden antara lain pertumbuhan deviden.

4. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.

5. Pendekatan harga saham

Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah mengembangkan usahanya dan

memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya serta

mengoptimalkan nilai perusahaan. Jika kemakmuran pemegang saham terjamin maka

sudah pasti nilai dari perusahaan tersebut meningkat, dan kemakmuran pemegang

saham ini akan dapat meningkat apabila harga saham yang dimilikinya juga

meningkat. Dengan kata lain, bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar

modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai

perusahaan. Nilai pasar saham dihitung dengan menggunakan rasio Price Book Value

(PBV).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2.5. Pengembangan Hipotesis

2.5.1. Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan

Laba merupakan salah satu indikator dalam laporan keuangan yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Informasi tentang laba ini diperlukan

sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh perusahaan. Informasi laba

juga penting bagi para investor karena selain untuk mengurangi risiko informasi,

informasi laba penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara

umum. Bagi investor, laba dapat dikatakan berkualitas tinggi bila laba tersebut dapat

memprediksi harga dan return saham. Semakin tinggi kualitas laba, maka akan

semakin mencerminkan prediksi harga saham yang sebenarnya, sehingga persepsi

investor terhadap perusahaan tersebut akan tinggi. Kualitas laba disini diukur dengan

bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi laba. Jika pasar bereaksi positif

terhadap informasi laba, maka harga saham perusahaan akan semakin meningkat.

Harga saham yang tinggi ini tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.

Sehingga semakin berkualitas laba suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut

akan semakin meningkat pula.

Dechow et al. (2010) menyatakan bahwa kualitas laba yang tinggi

memberikan informasi lebih mengenai fitur kinerja keuangan perusahaan yang

relevan terhadap sebuah keputusan spesifik yang dibuat oleh pembuat keputusan.

Menurut Bernard dan Stober (1989), laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila

laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna untuk membuat keputusan

yang terbaik dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan

return saham.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kualitas laba juga dapat diindikasikan sebagai kemampuan informasi laba

memberikan respon terhadap pasar. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan memiliki

kekuatan respon. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari

tingginya Earnings Response Coefficient (ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan

berkualitas (Boediono, 2005). ERC ini merupakan salah satu ukuran atau proksi yang

digunakan untuk mengukur kualitas laba seperti penelitian yang dilakukan oleh

Boediono (2005), Suaryana (2005), serta Kros dan Schroeder (1990).

Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang

ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Nilai perusahaan

merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam

mengelola sumber daya akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham

perusahaan. Jadi nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga saham perusahaan

tersebut. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan,

sebaliknya harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja

perusahaan kurang baik (Westen dan Copeland, 1992).

Bagi investor, laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis

saham yang diterbitkan oleh emiten. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang

sebenarnya mengenai kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna

laporan. Jika laba seperti ini yang digunakan oleh investor untuk membentuk nilai

perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang

sebenarnya (Boediono, 2005). Rendahnya kualitas laba akan dapat mengakibatkan

kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor,

sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2005).

Menurut Francis (2004), kualitas laba mempunyai peran menurunkan biaya ekuitas.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Semakin tinggi kualitas laba, semakin semakin rendah biaya ekuitas. Dalam

penentuan nilai saham, semakin rendah biaya ekuitas, maka semakin tinggi nilai

saham. Sebaliknya, semakin tinggi biaya ekuitas, semakin rendah harga saham.

Nichols dan Wahlen (2004) menguji dampak persistensi laba pada return

saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa return saham berhubungan dengan

peningkatan laba, dan hubungan ini lebih besar untuk perusahaan dengan persistensi

tinggi daripada untuk perusahaan dengan persistensi rendah. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kualitas laba dapat mempengaruhi return saham.

Binter dan Dolan (1996) melakukan penelitian antara manjemen laba sebagai

proksi kualitas laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan

firm size. Ditemukan bukti bahwa leverage merupakan determinan negatif yang

signifikan sedangkan firm size berhubungan secara negatif namun secara statistik

tidak signifikan. Siallagan dan Machfoedz (2005) dan Kawatu (2009) menguji

pengaruh kualitas laba yang diproksikan dengan discretionary accrual dengan nilai

perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas laba secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Ha1: Kualitas laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.5.2. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan

2.5.2.1. Kepemilikan Manajerial

Salah satu mekanisme yang dapat mengurangi masalah keagenan adalah

dengan memperbesar kepemilikan saham oleh manajemen. Hal tersebut didasarkan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pada logika bahwa peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan

menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan.

Dengan proporsi kepemilikan yang cukup tinggi maka manajer akan merasa ikut

memiliki perusahaan sehingga akan berusaha semaksimal mungkin melakukan

tindakan-tindakan yang dapat memaksimalkan kemakmurannya. Dengan demikian,

diharapkan dengan adanya keterlibatan manajer pada kepemilikan saham dapat

efektif untuk meningkatkan kinerja manajer dan menyatukan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham sehingga dapat meningkatkan kualitas laba dan nilai

perusahaan.

Hasil penelitian mengenai kepemilikan manajerial sendiri sebenarnya masih

bertentangan. Beberapa penelitian mendeteksi adanya hubungan yang non-monotonic

antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan (Morck et al., 1988). Hal ini

menimbulkan keraguan terhadap dugaan adanya pensejajaran kepentingan yang

dihasilkan dari adanya kepemilikan manajerial. Morck menyatakan bahwa pada

tingkat kepemilikan manjerial yang rendah, peningkatan dalam kepemilikan

manajerial akan menaikan nilai perusahaan. Tetapi pada level kepemilikan

manajerial yang tinggi, peningkatan dalam kepemilikan manajerial akan menurunkan

nilai perusahaan.

Namun beberapa peneliti juga menyatakan bahwa ada hubungan yang positif

antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh

manajemen maka akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang

saham sehingga konflik keagenan dapat berkurang. Menurut Boediono (2005),

kualitas laba yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham manajerial.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tekanan dari pasar modal menyebabkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial

yang rendah akan memilih metode akuntansi yang akan meningkatkan laba yang

dilaporkan, walaupun sebenarnya metode tidak mencerminkan keadaan ekonomi

yang sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan.

Proporsi jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat

mengindikasikan ada kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang

saham (Faizal, 2005). Peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer dan direksi

akan menurunkan kecenderungan adanya tindakan manipulasi yang berlebihan,

sehingga laba yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan juga meningkatkan nilai

perusahaan.

Siallagan dan Machfoedz (2006) dan Kawatu (2009) meneliti pengaruh

kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba yang diukur dengan menggunakan

discretionary accrual dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba, dan

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Ha2: Pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan diperkuat dengan adanya

kepemilikan manajerial.

2.5.2.2 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional juga dianggap sebagai salah satu mekanisme yang

dapat mengurangi masalah keagenan. Hal tersebut didasarkan pada logika bahwa

semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi, maka akan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

meningkatkan pengawasan yang dilakukan oleh institusi tersebut terhadap kinerja

manajemen. Dengan adanya pengawasan yang optimal, maka diharapkan kualitas

laba perusahaan dan nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang

membantu mengendalikan masalah keagenan (agency conflict). Crutchley dan

Hansen (1989) dan Bathala, Moon, dan Rao (1994) menyimpulkan bahwa

kepemilikan institusional yang tinggi dapat digunakan untuk mengurangi masalah

keagenan.

Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap agency

costs dilakukan oleh Crutchley, Jensen, Jahera, dan Raymond (1999). Crutchley

menyatakan bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan agency

costs, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional

menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai

salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional. Dengan

demikian kepemilikan institusional dapat mengurangi agency cost of debt.

Moh’d, Perry, dan Rimbey (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara

pemegang saham dari luar yaitu investor institusional dan shareholders dispersion

dapat mengurangi agency costs. Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan

mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Ha3: Pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan diperkuat dengan adanya

kepemilikan institusional.

2.5.2.3 Komisaris Independen

Dewan komisaris independen juga merupakan salah satu mekanisme yang

dianggap dapat mengurangi masalah keagenan. Hal tersebut didasarkan pada logika

bahwa komisaris independen dapat mengawasi kebijakan manajemen dan membantu

melaksanakan fungsi monitoring. Adanya dewan komisaris independen juga dapat

mengoptimalkan pengawasan terhadap manajemen untuk mencegah terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas laba dan

nilai perusahaan.

Xie, Davidson, dan Dadalt (2003) meneliti peran dewan komisaris dengan

latar belakang bidang keuangan dalam mencegah manajemen laba. Dari penelitian ini

diketahui makin sering dewan komisaris bertemu maka akrual kelolaan perusahaan

makin kecil. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien negatif yang signifikan. Penelitian

ini juga menunjukkan bahwa persentase dewan komisaris dari luar perusahaan yang

independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap akrual kelolaan. Beasley

(1996) menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar

perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen

untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

Penelitian terkait dengan keberadaan dewan komisaris di Indonesia juga

banyak dilakukan. Siregar (2004) meneliti pengaruh praktik corporate governance

terhadap manajemen laba. Praktik corporate governance yang diteliti yaitu proporsi

dewan komisaris independen. Hasil dari penelitian ini adalah kesimpulan bahwa

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Fama dan Jensen (1983)

menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak

sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan

mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta perusahaan yang memiliki good corporate governance.

Hasil penelitian Dechow, Sloan dan Sweeney (1996), Klein (2002), dan

Midiastuty dan Machfoed (2003) memberikan simpulan bahwa perusahaan yang

memiliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau

outside director dapat mempengaruhi kinerja. Sehingga, jika anggota dewan

komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan, hal ini juga akan

berhubungan dengan makin rendahnya penggunaan discretionary accruals (Cornett,

Markus, Saunders, dan Tehranian, 2006).

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah:

Ha4: Pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan diperkuat dengan adanya

dewan komisaris independen.

2.5.2.4 Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit yang dibentuk

oleh suatu perusahaan berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-

masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi, dan pengendalian

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

internal. Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,

mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Komite

audit ini dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan

manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan

dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Dengan adanya pengawasan yang

optimal terhadap laporan keuangan, diharapkan laba yang dihasilkan akan lebih

berkualitas.

Mayangsari (2003) meneliti pengaruh keberadaan komite audit terhadap

integritas laporan keuangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa keberadaan

komite audit berhubungan negatif dengan integritas laporan keuangan. Sedangkan,

Klein (2002) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk

komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan discretionary accruals

yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite

audit independen. Kandungan discretionary accruals tersebut berkaitan dengan

kualitas laba perusahaan. Suaryana (2005) meneliti kualitas laba antara perusahaan

yang membentuk komite audit dan perusahaan yang tidak membentuk komite audit.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan yang membentuk komite audit

memiliki kualitas laba yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak membentuk

komite audit. Siallagan dan Machfoedz (2006) dan Kawatu (2009) juga menyatakan

bahwa komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Ha5: Pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan diperkuat dengan komite audit.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2.6. Kerangka Pemikiran

Pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam

suatu organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara principal

dengan agen. Menurut teori agensi, pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian

dapat menyebabkan tindakan mementingkan diri sendiri oleh manajer (Jensen dan

Meckling, 1976). Ketika ada konflik antara manajemen dan stakeholder, nilai

perusahaan tidak dimaksimalkan dan perbedaan antara nilai maksimum teoritis

perusahaan dan nilai sebenarnya dari perusahaan tersebut diberikan untuk biaya agen

(Palliam dan Shalhoub, 2003).

Jensen dan Meckling (1976) dan Watts dan Zimmermen (1986) menyatakan

bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan

dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan

laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban

kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur, dan mengawasi sampai sejauh mana

agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta memberikan

kompensasi kepada agen.

Laba merupakan salah satu indikator dalam laporan keuangan yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba

ini biasanya digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam

mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996). Informasi tentang laba

juga penting bagi para investor, sehingga investor perlu mengetahui kualitas laba

suatu perusahaan sehingga mereka dapat mengurangi risiko informasi (Schipper,

2003). Kualitas laba baik dianggap dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Salah satu mekanisme yang juga dianggap dapat mengontrol biaya keagenan

adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan corporate

governance diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang akan

berakibat pada rendahnya kualitas laba (Siallagan dan Machfoedz, 2005). Penerapan

corporate governance ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan

kepada para pemegang saham, karena dari beberapa penelitian sebelumnya,

corporate governance ini terbukti memberikan pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan keterangan di atas, maka kerangka pemikiran teoritis

penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Mekanisme Corporate Governance yang

diproksikan dengan: · Kepemilikan Manajerial · Kepemilikan Institusional · Komisaris Independen · Komite Audit

Kualitas Laba (Earnings Quality)

Nilai Perusahaan H1

H2,3,4,5

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010. Alasan

dipilihnya sektor manufaktur karena sektor ini merupakan sektor yang terbesar di

Bursa Efek Indonesia. Selain itu, perusahaan manufaktur dipilih untuk menghindari

perbedaan karakteristik antara perusahaan manufaktur dan non-manufaktur serta

karena perusahaan manufaktur dianggap cukup sensitif terhadap setiap perubahan

kondisi (Tarjo dan Hartono, 2003).

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu sebagai berikut:

1. Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang berakhir

pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan.

3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah.

4. Perusahaan memiliki data mengenai tanggal publikasi laporan keuangan, harga

saham, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris

independen, dan komite audit.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil

dari laporan keuangan tahunan perusahaan berupa nilai rata-rata dari tahun 2008-

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2010. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) dan www.idx.co.id.

3.3. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penelusuran

data sekunder dengan kepustakaan dan manual. Data yang digunakan dalam

penelitian ini dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan

proses perolehan dokumen dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-

dokumen dan data-data yang diperlukan. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah laporan keuangan dan data yang tersedia di Indonesian Capital Market

Directory (ICMD).

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas laba. Kualitas laba

dapat diukur dengan menggunakan ERC (Earnings Response Coefficient) dengan

langkah-langkah sebagai berikut ini (Suaryana, 2005).

a. Abnormal Return (AR) yang dihitung dengan formula:

.............................................................. (1)

Keterangan:

ARit = Abnormal Return untuk saham perusahaan i pada periode t,

Rit = Return sesungguhnya perusahaan i pada periode t, dan

Rmt = Return pasar pada periode t.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Return sesungguhnya dihitung dengan formula berikut:

................................................................ (2)

Keterangan:

Rit = Return sesungguhnya untuk perusahaan i pada periode t,

Pit = Harga penutupan (closing price) saham perusahaan i pada waktu t, dan

Pit-1 = Harga penutupan (closing price) saham perusahaan i pada waktu t-1.

c. Return pasar pada suatu periode dihitung dengan formula:

...................................................... (3)

Keterangan:

Rmt = Return pasar pada periode t,

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t, dan

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1.

d. Cumulative Abnormal Return (CAR) yang diukur dengan formula:

........................................................................ (4)

Keterangan:

CARit = Cumulative Abnormal Return saham perusahaan i dari periode t1

sampai dengan t2,

ARit = Abnormal Return untuk saham perusahaan i pada periode t,

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

t1 = Awal periode pengamatan (3 hari sebelum tanggal publikasi laba

akuntansi), dan

t2 = Akhir periode pengamatan (3 hari setelah tanggal publikasi laba

akuntansi).

e. Unexpected earnings dengan model random-walk menggunakan formula

berikut:

......................................................... (5)

Keterangan:

UEit = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t,

Eit = Laba untuk perusahaan i pada periode t, dan

Eit-1 = Laba untuk perusahaan i pada periode t-1.

f. Earnings Response Coefficient dihitung dari β pada hubungan antara CAR

dengan UE

g. Dari formula-formula di atas, maka model CAR adalah sebagai berikut:

................................................... (6)

Keterangan:

CARit = Cumulative Abnormal Return perusahaan i selama periode -3

sampai dengan +3 hari setelah pengumuman laporan keuangan,

UEit = Unexpected Earnings, dan

eit = Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh variabel

lainnya (Ghozali, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai

perusahaan. Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang

saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat menggambarkan semakin

sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau

nilai buku perusahaan dari ekuitasnya.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Price Book Value (PBV).

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan

organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Wahyudi dan

Pawestri, 2006). Rasio PBV merupakan perbandingan antara nilai saham menurut

pasar dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Nilai buku dihitung sebagai hasil antara

ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.

............................ (7)

3.4.3. Variabel Pemoderasi

Variabel pemoderasi merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel pemoderasi antara kualitas laba dengan nilai

perusahaan adalah mekanisme corporate governance.

Corporate governance merupakan suatu susunan aturan yang menentukan

hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan

stakeholders internal dan eksternal lainnya sesuai dengan hak dan tanggung

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

jawabnya (FGCI, 2001). Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang di kelola. Menurut

Jensen dan Meckling (1976) dan Morck et al. (1988), kepentingan manajer dan

pemegang saham dapat diselaraskan bila manajer memiliki saham perusahaan

yang lebih besar. Indikator yang digunakan adalah persentase jumlah saham

yang dimiliki manajemen dari seluruh modal saham perusahaan.

..................... (8)

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh

institusi (Beiner, Drobetz, Schmid, dan Zimmermann, 2003). Moh’d et al.

(1998) menyatakan bahwa investor institusional merupakan pihak yang dapat

memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi manajer

untuk mengatur laba menjadi berkurang. Kepemilikan institusional dalam

penelitian ini menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki

institusi dari seluruh modal saham yang beredar.

...................... (9)

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG), 2004). Beasley (1996) menemukan bahwa perusahaan

yang melakukan kecurangan memiliki persentase komisaris eksternal yang

secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukan kecurangan. Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan

menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari

luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.

.............. (10)

d. Komite audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Variabel komite audit

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase jumlah anggota

komite audit yang berasal dari luar perusahaan terhadap seluruh jumlah anggota

komite audit perusahaan (Guna dan Herawaty, 2010).

.............. (11)

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3.5. Analisis Data

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran secara umum, data penelitian akan diadakan

analisis statistik deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian, yaitu kepemilikan

manajerial, kepemilikan instutisional, komisaris independen, komite audit, kualitas

laba dan nilai perusahaan. Deskripsi variabel tersebut disajikan dalam bentuk

frekuensi yang menyajikan angka rata-rata, median, kisaran dan standar deviasi.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan perhitungan statistik regresi sederhana dan berganda

untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka

diadakan pengujian asumsi klasik. Menurut Ghozali (2011) uji asumsi klasik terdiri

dari:

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Model

regresi yang baik adalah memiliki data berdistribusi normal. Untuk menguji apakah

terdapat distribusi yang normal atau tidak dalam model regresi maka digunakanlah

uji kolmogorof-smirnov dan analisis grafik.

Dalam uji ini, jika dihasilkan taraf signifikansi lebih besar dari 5%, hal ini

berarti data yang akan diolah memiliki distribusi normal, sebaliknya jika taraf

signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 5%, maka data tidak terdistribusi secara

normal. Selain itu uji normalitas juga dapat menggunakan analisis grafik. Pada uji

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

grafik, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas data. Sebaliknya jika

data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis, maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011).

3.5.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui terjadinya varian tidak

sama untuk variabel bebas yang berbeda (Ghozali, 2011). Jika varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah

dengan melihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel dependen yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2011). Apabila pada grafik

scatterplot titik menyebar di atas maupun dibawah nilai nol pada sumbu Y, maka

dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas atau

dapat disebut terjadi homokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu yang teratur,

seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka menunjukkan telah

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

Selain itu, untuk menguji heteroskedastisitas juga bisa menggunakan Uji-

Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel

independen. Jika hasil regresi menenunjukkan bahwa variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya jika hasil regresi menunjukkan bahwa variabel

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model (Ghozali, 2011).

3.5.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Dalam suatu

model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel

independennya. Ghozali menjelaskan bahwa salah satu pengujian yang dapat

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas pada suatu model regresi

adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai

tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat

multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0.10 dan

VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut.

Selain itu, pengujian untuk mengetahui adanya multikolinieritas juga dapat

dilakukan dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini

mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2011).

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang digunakan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji-Durbin Watson. Jika

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

nilai Durbin Watson berada di antara du dan 4-du atau du< d< 4-du maka dapat

dikatakan tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2011).

3.5.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh simultan

dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi

digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan

(naik-turunnya) variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel independen

sebagai prediktor dimanipulasi atau dinaik-turunkan nilainya (Sugiyono, 2002).

Analisis regresi dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh setiap

variabel independen terhadap variabel dependennya.

Berdasarkan pengembangan hipotesis yang telah dibahas sebelumnya, maka

dapat diterapkan beberapa model regresi sebagai berikut:

PBV = β0 + β1ERCit + ε1 .......................................................... (12)

PBV = β0 + β1ERCit + β2KMit + β3KIit + β4DKit + β5KAit + ε1 .. (13)

PBV = β0 + β1ERCit + β2KMit + β3KIit + β4DKit + β5KAit + β6ERC*KMit +

β7ERC*KIit + β8ERC*DKit + β9ERC*KAit + ε3 ........................ (14)

Keterangan:

ERCit = Kandungan informasi dalam laba yang diukur dengan cara meregresi

CAR dengan unexpected earnings (UE),

PBV = Nilai perusahaan, yang diproksikan dengan Price Book Value

KMit = Kepemilikan manajerial perusahaan i pada periode t,

KIit = Kepemilikan institusional perusahaan i pada periode t,

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

DKit = Dewan komisaris independen perusahaan i pada periode t,

KAit = Komite audit perusahaan i pada periode t, dan

ε = Error term.

3.5.4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel independen dalam

penelitian ini adalah kualitas laba.

3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Lebih lanjut

Ghozali menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai

dengan satu. Nilai adjusted R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

3.5.4.2 Uji Statistik F (f –test)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji F digunakan untuk menguji

signifikasi koefisien regresi secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada

pengaruh antara variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

b. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh

antara variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Uji F dapat dilakukan hanya dengan melihat nilai signifikansi F yang terdapat

pada output hasil analisis regresi. Jika angka signifikansi F lebih kecil dari α (0,05)

maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat secara simultan.

3.5.4.3 Uji Statistik t (t-test)

Menurut Ghozali (2011), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

linier antara variabel bebas dan variabel terikat.

a. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh

antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

b. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Uji t dapat dilakukan hanya dengan melihat nilai signifikansi t masing-

masing variabel yang terdapat pada output hasil analisis regresi. Jika angka

signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu 3 tahun, yaitu dari

tahun 2008 sampai dengan 2010. Data sampel yang telah terseleksi dengan metode

purposive sampling, disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Seleksi Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

2008-2010

Laporan keuangan berakhir selain 31 Desember

135

(1)

Laporan keuangan disajikan selain dengan rupiah (5)

Perusahaan dengan data tidak lengkap (63)

Perusahaan yang dapat menjadi sampel 66

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 66

perusahaan dengan jumlah observasi 198. Setelah menghapus data outlier didapatkan

jumlah observasi sebanyak 175.

4.2. Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif variabel dependen, variabel independen, dan variabel

pemoderasi disajikan pada Tabel 4.2 berikut:

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Nilai perusahaan (PBV) -0,41 6,14 1,3655 1,24133

Kualitas laba (ERC) -0,46 1,67 0,0616 0,32519

Kepemilikan manajerial (KM) 0,00 0,70 0,0354 0,10709

Kepemilikan institusional (KI) 0,22 0,98 0,6986 0,16610

Komisaris Independen (DK) 0,00 0,67 0,3844 0,10382

Komite Audit (KA) 0,50 1,00 0,7839 0,16201

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Output deskriptif statistik menggunakan SPSS 17. Tabel 4.2 di atas

menunjukkan bahwa jumlah observasi (N) adalah 175. Nilai perusahaan yang

diwakili oleh PBV menunjukkan bahwa PBV tertinggi adalah sebesar 6,14 dan

terendah -0,41 dengan nilai rata-rata 1,3655 dan standar deviasi 1,24133. Kualitas

laba yang diproksikan dengan Earnings Response Coeficient (ERC) memiliki nilai

tertinggi sebesar 1,67 dan nilai terendah -0,46 dengan nilai rata-rata 0,0616 dan

standar deviasi 0,32519.

Kepemilikan manajerial memiliki nilai maksimal 70% dan nilai minimal 0%.

Nilai rata-rata kepemilikan manajerial adalah sebesar 3,54% dengan standar deviasi

10,71%. Nilai minimal ini menunjukkan bahwa ada perusahaan manufaktur di

Indonesia yang manajemennya tidak memiliki saham diperusahaan tersebut.

Sedangkan dari nilai maksimalnya terlihat bahwa ada juga perusahaan manufaktur di

BEI yang lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh manajemennya. Dari nilai rata-rata

terlihat bahwa secara umum kepemilikan saham oleh manajemen pada perusahaan

manufaktur yang tercatat di BEI sangat kecil.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kepemilikan institusional memiliki nilai maksimal 98% dan minimal 22%,

dengan nilai rata-rata 69,86%, dan standar deviasi 16,61%. Dari nilai maksimal ini

terlihat bahwa ada juga perusahaan manufaktur di BEI yang hampir dari seluruh

sahamnya dimiliki oleh institusi, yaitu sekitar 98%. Dari nilai rata-rata 69,86%

terlihat bahwa secara umum lebih dari 50% kepemilikan saham dimiliki oleh

institusi.

Komisaris independen memiliki nilai maksimal 67% dan minimal 0%,

dengan nilai rata-rata 38,44%, dan standar deviasi 10,38%. Hal tersebut

mendeskripsikan bahwa masih ada perusahaan manufaktur yang tidak memiliki

dewan komisaris yang bersifat independen. Dari nilai rata-rata dewan komisaris

independen terlihat bahwa hampir seluruh perusahaan manufaktur telah menerapkan

tata kelola perusahaan yang baik dengan memenuhi ketetapan yang dikeluarkan oleh

BEI dengan membentuk komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari total

jumlah dewan komisaris.

Untuk komite audit, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai

maksimal anggota komite audit yang berasal dari luar yaitu sebanyak 100% orang

dan minimal 50%, dengan nilai rata-rata 78,39% dan standar deviasi 16,20%. Dari

nilai rata-rata komite audit terlihat bahwa hampir seluruh perusahaan manufaktur

telah memiliki komite audit yang berasal dari luar perusahaan di atas 50%.

4.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk screening terhadap normalitas data yang

bertujuan jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Lewat pengamatan nilai residual dapat diketahui apakah variabel-variabel yang akan

diteliti berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mendekteksi normalitas data

dilakukan dengan Uji-Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa

nilai K-S untuk semua persamaan menghasilkan nilai dengan signifikansi dibawah α

= 0,05 (data terlampir). Hal ini mengindikasikan bahwa data pada variabel tidak

terdistribusi secara normal.

Untuk memperbaiki nilai normalitas residual maka dilakukan tindakan

transformasi, agar nilai yang didapat berdistribusi normal. Dari transformasi tersebut,

didapatkan normalitas residual persamaan pertama dengan nilai Kolmogorov-

SmirnovZ sebesar 0,846 dengan tingkat signifikansi 0,471. Untuk persamaan kedua,

nilai Kolmogorov-SmirnovZ adalah 0,624 dengan tingkat signifikasi 0,832 dan untuk

persamaan ketiga nilai Kolmogorov-SmirnovZ 0,777 dengan tingkat signifikansi

0,582. Dari nilai tersebut terlihat bahwa tingkat signifikansi di atas 0,05 atau > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Persaman Regresi Kolmogorov-Smirnov Z ρValue Keterangan

Unstandarized

Residual

Pertama 0,846 0,471 Normal

Kedua 0,624 0,832 Normal

Ketiga 0,777 0,582 Normal

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

4.3.2. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas

nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID). Uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2011). Selain itu, untuk menguji heteroskedastisitas juga bisa

menggunakan Uji-Glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika hasil regresi menenunjukkan bahwa variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

terjadi heteroskedastisitas.

Dari grafik scatterplot nampak bahwa titik-titik tersebar di atas dan di bawah

nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model. Untuk hasil Uji-Glejser juga terlihat bahwa tingkat

signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Variabel Thitung ρValue Keterangan

Kualitas laba (ERC)

Kepemilikan Manajerial (KM)

Kepemilikan Institusional (KI)

Dewan Komisaris (DK)

Komite audit (KA)

-1,179

-0,187

-0,078

0,862

1,188

0,240

0,852

0,938

0,390

0,236

Tidak terjadi heteroskedstisitas

Tidak terjadi heteroskedstisitas

Tidak terjadi heteroskedstisitas

Tidak terjadi heteroskedstisitas

Tidak terjadi heteroskedstisitas

Variabel Dependen: ABS_RES

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

4.3.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel indepeden. Multikolinerias dapat

dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90),

maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2011).

Hasil uji multikolinieritas dengan menggunakan SPSS 17 tampak bahwa

masing-masing variabel independen terdiagnosa tidak memiliki korelasi melebihi

tingkat kolonieritas 95%. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas

antara kedua variabel tersebut. Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil

perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama,

yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen (Ghozali, 2011). Dari hasil pengujian yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kualitas Laba

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Dewan Komisaris

Komite Audit

0,927

0,896

0,887

0,986

0,915

1,078

1,116

1,127

1,014

1,093

Tidak terjadi multikolinieritas

Tidak terjadi multikolinieritas

Tidak terjadi multikolinieritas

Tidak terjadi multikolinieritas

Tidak terjadi multikolinieritas

Variabel Dependen: Nilai Perusahaan (PBV)

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

4.3.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2011). Untuk

mendekteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan uji autokorelasi dengan

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Durbin-Watson. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk persamaan pertama

didapatkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,778. Nilai ini berada di antara du dan 4-du,

lebih besar dari nilai du 1,7642 dan lebih kecil dari nilai 4-du 2,2358 sehingga dapat

dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian untuk persamaan kedua

didapatkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,956. Nilai ini berada di antara du dan 4-du,

lebih besar dari nilai du 1,8117 dan lebih kecil dari nilai 4-du 2,1883 sehingga dapat

dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian untuk persamaan ketiga

menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,864. Nilai ini berada di antara du dan 4-

du, lebih besar dari nilai du 1,8617 dan lebih kecil dari nilai 4-du 2,1383 sehingga

dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Autokorelasi

Persaman Regresi du 4-du Durbin Watson Keterangan

Pertama 1,7642 2,2358 1,778 Tidak terjadi autokorelasi

Kedua 1,8117 2,1883 1.956 Tidak terjadi autokorelasi

Ketiga 1,8617 2,1383 1,864 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

4.4. Analisis Regresi Berganda

Analisa uji regresi linier berganda dan analisis regresi dengan variabel

pemoderasi dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang diturunkan.

Hasil uji regresi diuraikan sebagai berikut:

4.4.1. Persamaan Regresi Pertama

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Analisis regresi persamaan pertama menguji pengaruh kualitas laba yang

diproksikan dengan ERC terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh PBV.

Hasil analisis regresi seperti yang terlihat berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Pertama

Variabel Coefficient thitung ρValue

(Constant) -0,097 -1,102 0,272

Earning Response Coefficient (ERC) 0,629 7,321 0,000

Adj R2 = 0,232

Fhitung = 53,596

Sig = 0,000

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Dari Tabel 4.7 yang merupakan hasil pengujian regresi sederhana dapat

dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,097 + 0,629ERC + e

Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstan untuk persamaan regresi

adalah -0,097 dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya Earnings

Response Coefficient (ERC), maka nilai perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia adalah -0,097. Besar nilai koefisien regresi untuk variabel Earnings

Response Coefficient adalah 0,629 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa

setiap terjadi peningkatan Earnings Response Coefficient sebesar 1%, maka akan

berdampak terhadap peningkatan nilai perusahan sebesar 0,629% dengan asumsi

variabel yang lain konstan. Dari hasil regresi terlihat bahwa nilai konstanta untuk

persamaan regresi pertama ini adalah negatif (-0,097). Hal ini menunjukkan bahwa

informasi laba ini penting bagi perusahaan, karena tanpa adanya informasi laba, nilai

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

perusahaan pada perusahaan manufaktur bernilai negatif. Hal ini berarti informasi

laba ini penting karena terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaaan (PBV) pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau presentasi

sumbangan dari seluruh variabel bebas (X) yang terdapat dalam model regresi

terhadap variabel terikat (Y). Dalam hal ini untuk mengukur proporsi atau presentasi

sumbangan dari variabel kualitas laba yang diproksikan dengan Earning Response

Coefficient (ERC) terhadap nilai perusahaan (PBV) perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia.

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adj R2) sebesar

0,232. Hal ini berarti bahwa variabel kualitas laba memberikan sumbangan sebesar

23,2% terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2010, sedangkan sisanya sebesar 76,8% dapat dijelaskan oleh

variabel lain di luar model.

Nilai F

Uji F dalam model ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan (PBV). Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 53,596 dengan nilai probability 0,000.

Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model ini dapat

digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur

di BEI.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Nilai t

Uji t ini merupakan pengujian variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen untuk menganalisis apakah pengujian terhadap variabel dependen

untuk mengetahui apakah kualitas laba (ERC) berpengaruh terhadap nilai perusahaan

(PBV) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Dari

hasil analisis regresi terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 7,321 dengan signifikansi

0,000.

4.4.2. Persamaan Regresi Kedua

Analisis regresi persamaan kedua menguji pengaruh kualitas laba yang

diproksikan dengan ERC dan variabel mekanisme corporate governance terhadap

nilai perusahaan yang diproksikan oleh PBV. Analisis ini digunakan untuk

membandingkan nilai Adjusted R2 dengan model ketiga. Model yang memiliki nilai

Adjusted R2 yang lebih besar, berarti merupakan model yang lebih baik. Hasil analisis

regresi seperti yang terlihat berikut:

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Kedua

Variabel Coefficient thitung ρValue

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(Constant) -0,531 -4,578 0,000

Kualitas Laba (ERC) 0,693 5,323 0,000

Kepemilikan Manajerial (KM) -0,400 -1,087 0,278

Kepemilikan Institusional (KI) 1,152 3,743 0,000

Dewan Komisaris Independen (DK) 0,747 1,922 0,056

Komite Audit (KA) 1,952 5,654 0,000

Adj R2 = 0,388

Fhitung = 23,107

Sig = 0,000

Variabel Dependen: Nilai Perusahaan

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Dari Tabel 4.8 yang merupakan hasil pengujian regresi berganda dapat dibuat

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,531 + 0,693ERC – 0,400KM + 1,152KI + 0,747DK + 1,952KA + e

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau presentasi

sumbangan dari seluruh variabel bebas (X) yang terdapat dalam model regresi

terhadap variabel terikat (Y). Dalam hal ini untuk mengukur proporsi atau presentasi

sumbangan dari variabel kualitas laba yang diproksikan dengan Earning Response

Coefficient (ERC) dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan

komite audit terhadap nilai perusahaan (PBV) perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia.

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adj R2) sebesar

0,388. Hal ini berarti bahwa variabel kualitas laba, kepemilikan manajerial,

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit

memberikan sumbangan sebesar 38,8% terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010, sedangkan sisanya sebesar

61,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

4.4.3. Persamaan Regresi Ketiga

Analisis regresi persamaan ini menguji apakah corporate governance yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan

komisaris independen, dan komite audit berperan sebagai variabel pemoderasi dan

memperkuat pengaruh kualitas laba (ERC) terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil

analisis regresi seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi Persamaan Ketiga

Variabel Coefficient thitung ρValue

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(Constant) -0,497 -4,601 0,000

Earnings Response Coefficient (ERC) 5,646 5,947 0,000

Kepemilikan Manajerial (KM) -0,215 -0,408 0,684

Kepemilikan Institusional (KI) 0,983 3,242 0,001

Dewan Komisaris Independen (DK) 0,788 2,182 0,031

Komite Audit (KA) 2,020 6,084 0,000

ERC*KM -1,083 -0,980 0,329

ERC*KI 1,981 2,447 0,015

ERC*DK 1,468 1,904 0,059

ERC*KA 3,864 4,575 0,000

Adj R2 = 0,489

Fhitung = 19,474

Sig = 0,000

Variabel Dependen: Nilai Perusahaan

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Dari Tabel 4.9 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,497 + 5,646ERC - 0,215KM + 0,983KI + 0,788DK + 2,020KA -

1,083ERC*KM + 1,981ERC*KI + 1,468ERC*DK + 3,864ERC*KA + e

Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstan untuk persamaan regresi

adalah -0,497 dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya Earnings

Response Coefficient (ERC) dan mekanisme corporate governance (kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite

audit), maka nilai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia adalah -0,497.

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel Earnings Response Coefficient adalah

5,646 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan

Earnings Response Coefficient sebesar 1%, maka akan berdampak terhadap

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

peningkatan nilai perusahan sebesar 5,646% dengan asumsi variabel yang lain

konstan.

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel kepemilikan manajerial adalah

0,215 dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan

kepemilikan manajerial sebesar 1%, maka akan berdampak terhadap penurunan nilai

perusahan sebesar 0,215% dengan asumsi variabel yang lain konstan. Nilai koefisien

variabel kepemilikan institusional adalah sebesar 0,983 dengan parameter positif. Hal

ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1%,

maka akan berdampak terhadap peningkatan nilai perusahan sebesar 0,983% dengan

asumsi variabel yang lain konstan. Untuk nilai koefisien variabel dewan komisaris

independen adalah sebesar 0,788 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa

setiap terjadi peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1%, maka akan

berdampak terhadap peningkatan nilai perusahan sebesar 0,788% dengan asumsi

variabel yang lain konstan. Variabel komite audit memiliki nilai koefisien sebesar

2,020 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan

kepemilikan institusional sebesar 1%, maka akan berdampak terhadap peningkatan

nilai perusahan sebesar 2,020% dengan asumsi variabel yang lain konstan.

Dari hasil regresi terlihat bahwa nilai konstanta untuk persamaan regresi

pertama ini adalah negatif (-0,097). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum

informasi laba dan corporate governance penting bagi perusahaan, karena tanpa

adanya informasi laba dan corporate governance, nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur bernilai negatif. Informasi laba dan corporate governance ini penting

karena terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaaan (PBV) pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adj R2) sebesar

0,489. Hal ini berarti bahwa 48,9% variabel nilai perusahan (variabel dependen)

dapat dijelaskan oleh variabel kualitas laba, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, komite audit dan variabel pemoderasi

(variabel independen). Sedangkan sisanya sebesar 51,1% dapat dijelaskan oleh

variabel lain di luar model. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi

(Adj R2) pada model ketiga ini lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien

determinasi (Adj R2) pada model kedua yaitu hanya sebesar 0,388. Hal ini

mengindikasikan bahwa model ketiga ini lebih baik daripada model kedua.

Nilai F

Uji F dalam model ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan (PBV). Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 19,474 dengan nilai probability 0,000.

Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model ini dapat

digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan (PBV).

Nilai t

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Dalam model persamaan ini menguji apakah

corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan

komisaris independen, dan komite audit) berperan sebagai variabel pemoderasi dan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

memperkuat pengaruh kualitas laba (ERC) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t untuk variabel pemoderasi

kualitas laba-kepemilikan manajerial (ERC*KM) sebesar -0,980 dengan nilai

probability 0,329. Nilai t untuk variabel pemoderasi kualitas laba-kepemilikan

institusional (ERC*KI) sebesar 2,447 dengan nilai probability 0,015. Untuk variabel

pemoderasi kualitas laba-dewan komisaris independen (ERC*DK), dari hasil

perhitungan didapat nilai t sebesar 1,904 dengan nilai probability 0,059. Sedangkan

nilai t untuk variabel pemoderasi kualitas laba-komite audit (ERC*KA) sebesar

4,575 dengan nilai probability 0,000.

4.5. Uji Hipotesis

4.5.1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama (Ha1) menyebutkan bahwa kualitas laba berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis (Ha1) pada Tabel 4.6 di

atas menunjukkan nilai t sebesar 7,321 dengan nilai probability sebesar 0,000.

Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha1 diterima,

yang berarti kualitas laba yang diukur dengan Earnings Response Coefficient (ERC)

secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusaahaan yang

diproksikan dengan (PBV) pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2008-2010.

Dengan demikian semakin besar kualitas laba perusahaan maka semakin tinggi nilai

perusahaannya.

4.5.2. Hipotesis Kedua, Ketiga, Keempat, dan Kelima

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Hipotesis kedua (Ha2) menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial

memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ketiga (Ha3)

menyebutkan bahwa kepemilikan institusional memperkuat pengaruh kualitas laba

terhadap nilai perusahaan. Hipotesis keempat (Ha4) menyebutkan bahwa dewan

komisaris independen memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan hipotesis kelima (Ha5) menyebutkan bahwa komite audit memperkuat

pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka dilakukan Uji t pada persamaan

regresi ketiga untuk mengetahui apakah corporate governance (kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite

audit) berperan sebagai variabel pemoderasi dan memperkuat pengaruh kualitas laba

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

tahun 2008-2010. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Pengujian t Statistik Persamaan Regresi Ketiga

Variabel Koefisien ρ Keterangan

ERC*KM -1,083 0,329 Tidak signifikan

ERC*KI 1,981 0,015 Signifikan 5%

ERC*DK 1,468 0,059 Signifikan 10%

ERC*KA 3,864 0,000 Signifikan 5%

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2012

Keterangan:

ERC = Kualitas laba yang diproksikan dengan Earnings Response Coefficient,

KM = Kepemilikan Manajerial,

KI = Kepemilikan Instutisional,

DK = Dewan Komisaris Independen, dan

KA = Komite Audit.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, variabel kepemilikan manajerial

memiliki nilai probability 0,329 lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha2

ditolak. Artinya variabel kepemilikan manajerial tidak terbukti sebagai variabel

pemoderasi dalam pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan

institusional memiliki nilai probability 0,015 lebih kecil dari 0,05 sehingga untuk

tingkat probability 5% H0 ditolak dan Ha3 diterima. Artinya pada kepemilikan

institusional merupakan variabel pemoderasi dan terbukti memperkuat pengaruh

kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Komisaris independen memiliki nilai probability 0,059 lebih besar dari 0,05

sehingga untuk tingkat probability 5% tidak signifikan. Artinya pada tingkat

signifikansi 5% kepemilikan komisaris independen bukan variabel pemoderasi dan

tidak terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Namun,

variabel kepemilikan institusional ini signifikan pada tingkat 10% sehingga pada

tingkat probability 10%, H0 ditolak dan Ha4 diterima. Komite audit memiliki nilai

probability 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak serta Ha5 diterima.

Artinya, komite audit berperan sebagai variabel pemoderasi dan terbukti memperkuat

pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Indonesia.

4.6. Pembahasan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4.6.1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil regresi pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan,

didapatkan nilai t sebesar 7,321 dengan nilai probability sebesar 0,000. Nilai ini lebih

kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha1 diterima, yang berarti kualitas laba secara

statistik berpengaruh positif terhadap nilai perusaahaan. Dengan kata lain, semakin

besar kualitas laba perusahaan, maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut.

Nilai konstanta untuk persamaan regresi pertama ini adalah -0,097. Konstanta negatif

ini menunjukkan bahwa tanpa adanya informasi laba (ERC) dan mekanisme

corporate governance maka nilai perusahaan bernilai negatif, sehingga informasi

laba ini penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perusahaannya.

Kualitas laba di sini diproksikan dengan Earnings Response Coeficient

(ERC). ERC ini merupakan respon pasar terhadap informasi laba. Menurut Boediono

(2005) kuatnya reaksi pasar terhadap laba yang tercermin dari tingginya Earnings

Response Coefficient, menunjukkan bahwa laba yang dilaporkan berkualitas. Artinya

semakin besar reaksi pasar terhadap informasi laba maka nilai perusahaan tersebut

juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Siallagan

dan Machfoedz (2005), Binter dan Dolan (1996), dan Kawatu (2009) yang

menyatakan bahwa kualitas laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4.6.2. Hipotesis Kedua, Ketiga, Keempat, dan Kelima

Persamaan regresi ketiga dalam penelitian ini menguji peran masing-masing

dari keempat variabel corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dewan komisaris indepeden, dan komite audit) sebagai variabel

pemoderasi. Hipotesis kedua, ketiga, keempat, dan kelima menyebutkan bahwa

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

masing-masing dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan

komisaris indepeden, dan komite audit memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap

nilai perusahaan. Hipotesis ini dibangun atas anggapan bahwa corporate governance

merupakan salah satu mekanisme yang dapat mengontrol biaya keagenan dan

diharapkan dapat mengurangi sifat oportunistic manajemen yang berakibat pada

rendahnya kualitas laba (Siallagan dan Machfoedz, 2005).

Hasil regresi untuk persamaan ketiga menunjukan bahwa untuk variabel

pemoderasi kepemilikan manajerial memiliki nilai probability 0,329 dengan

parameter koefisien negatif. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga Ha2 yang

menyatakan bahwa pengaruh kualitas laba tehadap nilai perusahaan diperkuat dengan

adanya kepemilikan manajerial ditolak. Kepemilikan manajerial tidak berperan

sebagai variabel pemoderasi dan tidak terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan yang diprediksi

teori bahwa adanya kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan akan

menurunkan tingkat oportunistic manajemen karena manajemen akan merasa ikut

memiliki perusahaan sehingga kualitas labanya akan meningkat.

Parameter koefisien negatif menunjukkan bahwa hasil penelitian ini

mendukung beberapa penelitian yang mendeteksi adanya hubungan yang non-

monotonic antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan (Morck et al., 1988)

sehingga hal ini menimbulkan keraguan terhadap dugaan adanya pensejajaran

kepentingan yang dihasilkan dari adanya kepemilikan manajerial. Hasil temuan ini

menunjukkan bahwa ketika kepemilikan seorang pemegang saham masih kecil maka

peningkatan kepemilikan tersebut akan mengurangi masalah agensi karena hak

kontrol dapat dilakukan dengan efisien. Namun ketika kepemilikan seseorang sudah

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

cukup untuk melakukan kontrol dengan efisien dan kepemilikan tersebut ditambah

maka dia akan memiliki kemampuan kontrol yang berlebihan. Kemampuan kontrol

yang berlebihan ini akan memunculkan masalah agensi baru yaitu berupa peluang

untuk mengambil tindakan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan investor

yang lain.

Sedangkan hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial ini tidak berperan sebagai variabel pemoderasi dan tidak memperkuat

pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan karena

jumlah kepemilikan manajerial di Indonesia relatif kecil sehingga tidak terlalu

berpengaruh terhadap kualitas laba yang dihasilkan perusahaan dan nilai perusahaan

tersebut. Dalam penelitian ini jumlah kepemilikan manajerial rata-rata hanya sebesar

3,54%.

Variabel pemoderasi kepemilikan institusional memiliki nilai probability

0,015. Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha3

diterima. Artinya, kepemilikan institusional berperan sebagai variabel pemoderasi

dan terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Semakin

besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka akan memperkuat pengaruh

kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian sesuai dengan yang

diprediksi teori bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional, maka akan dapat

meningkatkan kualitas laba suatu perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa jumlah pemegang saham institusi yang besar cukup efektif dalam memonitor

perilaku manajer dalam upaya meningkatkan kualitas laba. Hasil ini juga

menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh kelompok lebih efektif dalam

mengurangi konflik keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan dibandingkan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kepemilikan saham oleh individu. Hasil ini sesuai dengan penelitian Herawaty

(2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan variabel

pemoderasi dalam hubungan antara earnings management dengan nilai perusahaan.

Hasil regresi untuk variabel pemoderasi dewan komisaris independen dan

komite audit menunjukkan bahwa masing-masing memiliki tingkat signifikansi 0,059

dan 0,000. Nilai probability untuk variabel komisaris independen lebih besar dari

0,05 sehingga komisaris independen tidak berperan sebagai variabel pemoderasi

pada tingkat kepercayaan 5%. Namun variabel komisaris independen ini signifikan

pada tingkat 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat 10%, variabel komiaris

independen berperan sebagai variabel pemoderasi dan terbukti memperkuat pengaruh

kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Untuk komite audit, nilai probability lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha5 yang

menyebutkan bahwa pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan diperkuat

dengan komite audit, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi dewan

komisaris independen dan komite audit yang diukur dengan persentase anggota

komite audit yang berasal dari luar perusahan, akan memperkuat pengaruh kualitas

laba (ERC) terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi dewan komisaris

independen dan komite audit yang berasal dari luar perusahaan, maka akan semakin

memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai

dengan yang diprediksi teori bahwa semakin tinggi jumlah dewan komisaris

independen dan komite audit, maka akan mengurangi sifat opportunistic manajemen

dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit

eksternal sehingga akan meningkatkan kualitas laba suatu perusahaan. Hasil ini

sesuai dengan penelitian Herawaty (2008) yang menyatakan bahwa komisaris

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

independen merupakan variabel pemoderasi dalam hubungan antara earnings

management dengan nilai perusahaan.

BAB V

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan dan

peran mekanisme corporate governance yang diukur dengan variabel kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit

sebagai variabel pemoderasi dalam pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis pengujian data dan pembahasan yang telah dilakukan

maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil regresi penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa kualitas laba

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai probability 0,000.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kualitas laba suatu perusahaan, maka

akan semakin besar pula nilai perusahaan tersebut.

2. Kepemilikan manajerial tidak berperan sebagai variabel pemoderasi dan tidak

terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan.

3. Kepemilikan instutisional berperan sebagai variabel pemoderasi dan terbukti

memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan dengan nilai

probability 0,015.

4. Variabel dewan komisaris independen berperan sebagai variabel pemoderasi dan

terbukti memperkuat pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan pada

tingkat signifikansi 10% dengan nilai probability 0,059.

5. Komite audit terbukti berperan sebagai variabel pemoderasi dan memperkuat

pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan nilai probability 0,000.

5.2. Keterbatasan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan.

Bererapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur,

sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menggeneralisasi

seluruh sektor industri karena tiap sektor industri memiliki karakteristik yang

berbeda.

2. Rentang waktu penelitian terbilang cukup pendek, yaitu hanya tiga tahun (2008-

2010) dengan hanya menggunakan 175 observasi.

3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan kejadian-kejadian lain yang memiliki

konsekuensi ekonomi, terutama kejadian yang terjadi di sekitar pengumuan

harga saham.

5.3. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para

investor maupun calon investor dalam menginvestasikan modalnya di perusahaan

manufaktur dan bagi perusahaaan diharapkan dapat memperhatikan dan

memperbaiki mekanisme corporate governance dan kualitas laba yang dapat

berpengaruh pada nilai perusahaan.

Penelitian ini mendukung dan memberikan bukti bahwa kualitas laba

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa laba yang

berkualitas menjadi salah satu faktor bagi investor dalam mengapresiasi nilai

perusahaan. Tingkat kualitas laba di sini diukur dengan besarnya reaksi pasar

terhadap informasi yang dihasilkan oleh laba. Semakin besar reaksi pasar terhadap

informasi laba, maka semakin besar pula kualitas laba untuk perusahaan tersebut.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH .../Analisis... · terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hasil ini menunjukkan bahwa informasi laba cukup penting untuk meningkatkan

nilai perusahaan sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas labanya agar

pasar memberikan reaksi atas informasi laba yang dikeluarkan oleh perusahaan

tersebut sehingga nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel-variabel mekanisme

corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit cukup efektif dalam

meningkatkan kulaitas laba dan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa

corporate governance cukup efektif dalam meningkatkan persepsi investor terhadap

nilai perusahaan dan meningkatkan kualitas laba, sehingga perusahaan perlu

meningkatkan struktur kepemilikannya (dalam hal ini kepemilikan saham oleh

institusi), proporsi dewan komisaris independen, dan komposisi anggota komite audit

yang terbukti dapat meningkatkan kualitas laba dan nilai perusahaan.

Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih baik apabila dalam penelitian

selanjutnya menambahkan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap

nilai perusahaan atau menggunakan proksi lain untuk mekanisme corporate

governance seperti corporate governance index, agar lebih memberikan masukan

bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.