Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

9
Meyrza Ashrie Tristyana 070913042 Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hal tersebut tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 39 tahun 1999 pasal 1 ayat 1. Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku

description

Contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia beserta pembahasannya.

Transcript of Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Page 1: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Meyrza Ashrie Tristyana

070913042

Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hal tersebut

tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 39 tahun 1999 pasal 1 ayat 1.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu

dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai

manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini

dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat

atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia

lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi

manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya

berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini

dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga

digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga

kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau

tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib

untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang

lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,

diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak-hak kemanusiaan yang

sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri

Page 2: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk

menegakkan hak asasi manusia.

Namun demikian, banyak sekali contoh kasus pelanggaran HAM (Hak Asasi

Manusia) yang terjadi di Indonesia, bahkan belakangan ini kasus pelanggaran hak Asasi

Manusia (HAM) masih sering terjadi walaupun sudah ada sistem pengawasan terhadap

kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM seperti adanya Komisi Nasional Hak Asasi

Manusia,  Namun masih banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi baik pelanggaran

HAM berat maupun ringan. Bahkan dari sekian banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi 

masih banyak pula yang belum tuntas secara hukum, hal itu tentu saja tak lepas dari kemauan

dan  itikad baik pemerintah untuk menyelesaikannya  sebagai pemegang kekuasaan sekaligus

pengendali keadilan bagi bangsa ini.

Salah satu contoh pelanggaran HAM di Indonesia adalah kasus pelanggaran HAM

terhadap anak. Anak sebagai sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya anak

selalalu dipersiapkan untuk bisa mengemban cita-cita bangsa bukan justru sebaliknya tak

sedikit orang yang merampas hak anak. Contoh-contoh pelanggaran hak asasi manusia

(HAM) pada anak seperti pembuangan bayi, penelantaran anak, gizi buruk hingga penularan

HIV/Aids dsb.

Dalam beberapa tahun terakhir kasus pembuangan bayi yang dilakukan orang tuanya

terus meningkat berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

Contohnya seperti yang ditulis oleh Muhammad Nurhafid, wartawan Suara Merdeka berikut

ini:

Menyedihkan, melihat semakin banyak kasus pembuangan bayi yang terjadi di Kota

Solo. Kota ini tampaknya telah menjadi salah satu lokasi favorit untuk membuang bayi-bayi

tak berdosa. Para bayi dibuang di Kota Bengawan, di aliran sungai dan pelataran rumah

warga.

Dari catatan suaramerdeka.com, sejak Mei hinggga kemarin setidaknya sudah terjadi

tiga kali kasus bayi yang dibuang di kota ini. Yang memprihatinkan, belum ada satu pun

kasus itu yang berhasil diungkap polisi.

Pagi tadi, Senin (9/7), sekitar pukul 05.00 WIB, sesosok bayi laki-laki masih lengkap

dengan tali pusarnya ditemukan di pelataran salah satu rumah warga di Kampung

Menangan RT 07/RW 01, Joyosuran, Pasarkliwon. Beruntung, saat ditemukan pemilik

Page 3: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

rumah, Khumaidi (66), bayi mungil tersebut masih hidup dengan terbungkus sajadah dan

menangis keras.

Bayi itu oleh warga dan polisi kemudian dibawa ke Puskemas Gajahan, Pasarkliwon

untuk mendapat perawatan. Menurut pihak puskesmas, tidak ada kelainan atau cacat pada

bayi ini. Usia bayi diperkirkan belum ada satu hari. Berat bayi laki-laki itu sekitar 2,9

kilogram.

Sasongko Eko (43), tetangga Khumaidi mengatakan, beberapa jam sebelum bayi

ditemukan, yakni sekitar pukul 02.00 WIB, dirinya melihat ada pemuda pemudi

berboncengan sepeda motor melintas di sekitar kampung.

"Saat itu saya usai nongkrong. Saya melihat dari dalam rumah, ada cowok-cewek

naik sepeda motor mondar-mandir di kampung. Tapi saya tidak keluar rumah. Paginya saya

akhirnya kaget ada temuan bayi. Apa mungkin muda-mudi itu yang membuang bayinya,"

katanya saat dijumpai sejumlah wartawan di lokasi kejadian.

Kasus pembuangan ini sebelumnya juga terjadi pada Rabu (4/7) pagi. Sesosok mayat

bayi perempuan ditemukan seorang pemulung, Sutimin (45) di Sungai Kalianyar,

Kandangsapi, Jebres. Kala ditemukan, bayi tak berdosa ini sudah tewas di kali, tanpa

selembar kain dalam posisi telengkup, mengapung di sungai. Saat itu, saksi tengah mencari

rongsok di lokasi kejadian.

Hampir dua bulan lalu, pada Kamis (31/5) petang, sesosok mayat bayi perempuan

juga ditemukan warga di tepi aliran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di belakang Rusunawa

Jurug, dekat Kantor Instalasi PDAM, Kampung Kentingan RT 01 / RW 35, Jebres. Saat

ditemukan, jasad bayi malang itu sudah membusuk dan berwarna hitam.

Jasadnya bahkan sudah dikerubungi semut dan salah satu tangannya telah terputus.

Mulut bayi mungil tak berdosa itu juga ditutup lakban berwarna kuning. Diduga kuat, bayi

ini sengaja dibunuh kemudian dibuang di sungai dan sudah meninggal selama tiga hari di

lokasi. Mulutnya dilakban agar tidak mengeluarkan suara.

Kanit Reskrim Polsek Pasarkliwon, Iptu Teguh Sudjadi, saat dikonfirmasi

mengatakan, sampai saat ini aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut

terkait kasus-kasus pembuangan bayi ini.

Page 4: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Dari kutipan berita tersebut, dapat dilihat betapa maraknya kasus pembuangan bayi.

Hak hidup seseorang telah dirampas sejak bayi bagi bayi-bayi yang terlanjur meninggal

sebelum ditemukan. Sedangkan bagi yang ditemukan dalam keadaan masih hidup, kondisinya

pun butuh perawatan. Bayi tersebut belum memiliki dosa, belum mengerti apapun, sehingga

faktor-faktor pelanggaran HAM ini jelas berasal dari latar belakang orang tuanya.

Secara umum, ada tiga faktor penyebab terjdinya pelanggaran hak asasi manusia,

yakni :

1. Telah terjadi krisis moral di Indonesia

Krisis moral jauh lebih berbahaya dari krisis lainnya. Krisis moral dapat

melumpuhkan segala aspek atau sendi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Salah

satu penyebabnya adalah kurangnya penerapan ideologi Pancasila. Sebenarnya bangsa

Indonesia memliki ideology yang luhur yaitu Pancasila. Akan tetapi, seringkali ideologi ini

tidak dijalankan secara murni dan konsekuen sehingga yang terjadi adalah kekacauan. Selain

itu, krisis moral ini juga disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran akan rasa kemanusiaan

di dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia masih belum memahami benar bahwa

manusia hidup bersama dengan manusia lainnya, oleh karena itu, manusia harus dapat juga

menghargai dan menghormati manusia lainnya. Hal ini dapat diterapkan dengan tidak berlaku

seenaknya, apalagi sampai melanggar hak asasi manusia lainnya. Dalam kasus pembuangan

bayi, orang tua yang membuang bayinya benar-benar mengalami krisis moral, tidak dapat

menghargai titipan Tuhan yang telah diserahkan kepadanya. Apapun alasannya, karena

ekonomi keluarga sekalipun, setiap orang memiliki hak untuk hidup, sejak dilahirkan.

2. Aparat hukum yang berlaku bertindak sewenang-wenang

Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak

hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang

terdapat di dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan.

Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi

manusia. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa setiap elemen di dalam masyarakat yang

memiliki kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasaannya tersebut. Kekuasaan-

kekuasaan yang mereka miliki seharusnya dibatasi sehingga tetap menghormati hak orang

lain dan tidak melanggarnya. Kurang adanya penegakan hukum yang benar Seperti yang kita

ketahui bahwa penegakan hukum di Indonesia belum dapat berjalan dengan benar. Masih

Page 5: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

banyak para penegak hukum yang bersikap tidak adil. Hal ini dikarenakan menerima suap

sudah menjadi budaya bangsa kita. Penegak hukum yang bersikap tidak adil akan membuat

masyarakat pun bertindak sewenang- wenang. Mereka yang mempunyai cukup uang, tidak

lagi takut untuk berbuat salah. Hal ini seharusnya dapat diberantas karena ini merupakan

masalah yang besar. Pemerintah harus bisa bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah ini.

Pelanggar HAM seharusnya diberi hukuman yang tegas. Namun dalam kasus pembuangan

bayi, sangat sulit untuk melacak pelakunya, maka dari itu kasus ini masih terus marak di

masyarakat.

3. Kesenjangan sosial yang tinggi

Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu faktor pelanggaran HAM.  Orang yang

kaya tentu memiliki kekuasaan yang besar, sedangkan orang yang kurang mampu menjadi

semakin tidak berdaya. Mereka harus dapat menerima semua yang diberikan dari pihak

penguasa dikarenakan ketidakberdayaan mereka. Hal ini tentu saja memicu terjadinya

pelanggaran HAM. Penguasa dapat bertindak sewenang-wenang tanpa harus memperdulikan

masyarakatnya. Hal ini tidak hanya melulu tentang penguasa dan yang dikuasai, melainkan

juga tentang orang tua yang tertekan karena masalah ekonomi sehingga nekat membuang

bayinya.

Namun jika dibandingkan dengan masa orde baru, kasus pelanggaran HAM

mengalami peralihan. Kasus pelanggaran HAM saat ini umunya hanya di sekitar masyarakat

dan tingkat terkait dengan penguasa. Tidak seperti pada masa orde baru.

Mengingat banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di negara kita,

maka maka upaya upaya penegakan hak asasi manausia harus dilakukan secara simultan, baik

preventif maupun represif. Secara preventif, tindakan-tindakan yang perlu kita lakukan

adalah:

- Memberdayakan mekanisme perlindunagan hak asasi manusia yang asa dan membentuk

badan-badan khusus untuk mengurusi masalah masalah khusus.

- Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan tingkatan dalam

masyarakat, dengan mengikut sertakan LSM dalam kemitraan dengan pemerintah, demi

terwujudnya budaya hak asasi manusia.

- Mencabut dan merevisi semua undang undang dan peraturan yang bertentangan dengan

hak asasi manusia.

Page 6: Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

- Membentuk lembaga yang membantu korban pelanggaran hak asasi manusia dalam

mengurus kompensasi dan rehabilitasi.

- Mengembankan manajemen konflik oleh lembaga-lembaga perlindungan hak asasi

manusia.

- Mengembangkan penyelenggaraan yang menjujung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.

Secara represif, tindakan-tindakan yang harus kita lakukan adalah:

- Memproritaskan penyusunan mekanisme penanganan atas kasus-kasus pelanggaran hak

asasi manusia agar efektif.

- Segera membawa pelaku pelanggaran hak asasi manusia kepengadilan tanpa membeda-

bedakan status pelaku dan menjunjung asas praduga tak bersalah.

- Mengembankan program perlindungan tehadap saksi dan korban pelanggaran hak asasi

manusia sehingga proses penyelidikan dan penyidikan atas pelanggaran hak asasi manusia

dapat dilakukan secara efektif.

Daftar Pustaka

http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/

http://jendelafendi.blogspot.com/2012/04/pelanggaran-ham.html

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/07/09/123675/Waduh-Solo-

Jadi-Lokasi-Pembuangan-Bayi