Kasus-kasus Korupsi Yang Sering Dihukum

15
KASUS-KASUS KORUPSI YANG SERING DIHUKUM (Berkekuatan Hukum Tetap) Oleh : Dr. Surachmin, SH. MH. 1

description

kasus korupsi yang sering di hukum

Transcript of Kasus-kasus Korupsi Yang Sering Dihukum

Kasus-kasus korupsi yang sering dihukum

KASUS-KASUS KORUPSI YANG SERING DIHUKUM (Berkekuatan Hukum Tetap)

Oleh : Dr. Surachmin, SH. MH.1

Pembayaran setiap termyn tidak sesuai dengan prestasi di lapangan, terakhir berita acara 100% tidak cocok dengan prestasi dan melewati Tahun Anggaran serta pekerjaan tidak selesai.2

Barang yang di serahkan tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak, tetapi di buatkan Berita Acara penerimaan sesuai dengan kontrak walaupun yang menanda tangani penerimaan barang di perintahkan Kepala Kantor, yang dihukum adalah kepala kantor dan yang membuat berita acara serah terima barang serta pemborong.

3

Perencanaan korupsi dari mulai perencanaan dan di lanjutkan pada saat menyusun HPS dengan cara mark up/penggelembungan anggaran perencanaan dan menyusun HPS diatas harga pasar dengan mengarahkan pemenang tender tekanan tertentu, dan biasanya pihak pembaeri kerja mendapatkan fee sejumlah tertentu.4

Rekanan yang tidak memenuhi syarat administrasi, teknis dan harga yang tidak mendekati HPS dimenangkan dengan cara pemalsuan dokumen, jaminan palsu dan penilaian yang berpihak lelang formalitas. rekanan biasanya adalah pihak-pihak yang terkait dengan pemberi kerja. Rekanan memberikan fee sejumlah tertentu atau yang di syaratkan.

5

Pihak pemberi kerja memungut fee dari para rekanan dengan jumlah tertentu dari nilai anggaran (5%) dan pemenangnya diatur secara bergantian (arisan).6

Pengalihan pekerjaan (percaloan) , yaitu dengan menggunakan bendera perusahaan lain. Pemilik bendera mendapatkan fee dalam jumlah tertentu. Yang di hukum biasanya apabila pekerjaan tidak selesai pada waktunya atau pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi baik kwantitas maupun kualitas.7

Pengadaan tanah yang harganya di naikkan (tidak sesuai dengan (NJOP + Harga Pasar)/2) dengan cara bekerjasama dengan pihak pemerintah (kelurahan + camat + BPN). Waktu pembayaran ada pay back dari pemilik sawah yang di bebaskan.8

Pengadaan tanah yang seharusnya tidak dibayar atau dibayar ke pemerintah/BUMN/BUMD tetapi diganti seolah-olah milik orang/ pihak tertentu. Contoh drainase, fasilitas publik dan jalan, lapangan, mushola, gedung perbantuan dan lain-lain.

9

Pekerjaan tumpang tindihUntuk pekerjaan pelatihan suatu unit kerja telah diserahkan penyelenggaraannya ke suatu EO secara menyeluruh mulai dari keberangkatan sampai dengan kembali. Tetapi di keluarkan lagi biaya untuk transportasi (mobil/bus, tiket pesawat).Pembangunan jalan yang meliputi pengerjaan baru, jembatan skala kecil dan drainase, tetapi dibuatkan lagi SPK untuk pembuatan jembatan dan drainase.

10

Penghindaran dendaPekerjaan terlambat / tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak / SPK, seharusnya di denda tetapi tidak di denda.

11

Pengadaan yang tidak perluBarang/jasa yang dibeli tidak di perlukan atau stock masih banyak tersedia, tetapi tetap diadakan untuk mengejar komisi atau untuk membantu perusahaan pemasok sehingga menimbulkan kerugian Negara karena barang tidak terpakai dan pejabat yang terkait menerima komisi atau suap.

12

Korupsi di lingkungan perbankan :Konvensional antara lain :Pemberian Kredit dengan dokumen dan jaminan fiktifPenyebab lemahnya system pengendalian internal (SPI).Pelaku : Kerjasama pihak luar dengan orang dalam.Modus operandi : Orang dalam (Account officer, Manager, Kepala Cabang) tidak berbuat sesuai dengan job description atau melampaui kewenangannya.Misalnya : Tidak menguji kebenaran / keabsahan dokumen-dokumen yang di persyaratkan.Tidak melihat secara fisik, jaminan.

Pencairan Deposito / Tabungan NasabahModusnya : Memalsukan tanda tangan nasabah pada slip penarikan kemudian di transfer ke rekening penarik.Pelaku bisa orang dalam Bank atau bekerjasama dengan orang luar.Penyebab : Lemahnya SPI dan tidak ada pemeriksaan mendadak sewaktu-waktu.

13

Perkembangan Berikutnya antara lain :Pengiriman Berita Teleks PalsuModusnya : Pelaku mengirim berita teleks palsu berisi perintah memindahkan bukukan dana dengan menggunakan slip surat keputusan kredit dengan membuka rekening peminjam modal kerja.Pelaku : Bisa Kepala Cabang / Wakil Kepala Cabang.

Menarik Giro NasabahModusnya : Menarik uang nasabah dengan memalsukan tanda tangan slip penarikan.Pelaku : Head Teller.

14

Tidak memasukan setoran nasabah ke rekening yang bersangkutanModus operandi: Setoran nasabah yang berulang-ulang / sering, sesekali tidak di masukan ke rekening nasabah yang bersangkutan, dengan cara membuat bukti setoran palsu. Pelaku orang dalam dan petugas dari penyetor / karyawan perusahaan penyetor.

Menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilikModus operandi: Menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah di tandatangani oleh nasabah.Pelaku orang dalam Bank juga sudah punya jabatan level Manager, Deputi Senior Relationship Manager (RM).Contoh: Inong Melinda Dee

15