Kasus
-
Upload
oktorilla-fiskasianita -
Category
Documents
-
view
158 -
download
0
Transcript of Kasus
NURSING CARE PLAN
Pasien dengan kasus CHD CHF
Ruang Rawat An-Nur 2 RSIJ PONDOK KOPI
Oleh:
Mustafidz Al Abror
Oktorilla Fiskasianita
Citra Trisdiana Fitri
Fadiar Nur Isdiaty
Desty Ermawati Putri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Depok- 2011
Page 2
Kasus:
Bapak S (57 tahun) dirawat di RS Islam Jakarta Pondok Kopi dengan diagnosa medis CHD
CHF. Klien masuk pada tanggal 4 Mei 2011. Beliau mengeluhkan nyeri dada sering hilang
timbul sejak 2 bulan yang lalu. Dari pengkajian data yang dilakukan pada hari ke 2 klien di
rawat di rumah sakit didapat data bahwa klien memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol
tinggi sejak muda. Saat ini klien harus menjalani bed rest dan terpasang nasal kanul O2
3L/menit. Infus ringer laktat 20 tpm dan terpasang kateter DC. Klien tampak lemah danz sulit
bernafas. Ketika dilakukan pengkajian fisik diperoleh data sebagai berikut: TD
1. Pengkajian
Anamnesa
A. Data Demografi
Inisial klien : Tn S
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : RT 08/03 No 104, Penggilingan, Cakung
Pekerjaan : Pensiunan administrasi PJKI
Pendidikan : SMA
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Diagnosa Medik : Coronary Heart Disease dan Congestive Heart Failure
No Rekam Medik : 46.54.79
Tanggal Masuk : Kamis, 5 Mei 2011
Tanggal Pengkajian : Jum’at, 6 Mei 2011
Terapi Medik : Klien diberi pengobatan:
IV: Rantin (dengan dosis...), Aminophilin scc bolus
(dengan dosis....), Lasix 2 ampul
Cedontran (dengan dosis...),
SC: Aminophilin/dnp sc (dengan dosis...),
1. Keluhan utama
Nyeri abdomen dan sesak napas baik saat aktivitas maupun saat istirahat
sejak 2 bulan yang lalu.
Page 3
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri dada sejak 2 bulan yang lalu, dan nyeri abdomen sejak 3 hari
yang lalu. Klien mengeluh sesak nafas meskipun dalam keadaan
beristirahat.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Hipertensi (+) sejak muda, 3 kali rawat inap karena oedem paru,
riwayat merokok sejak muda tetapi sudah berhenti 4 tahun yang lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu
Genogram: -
3. Riwayat psikososial dan spiritual
B. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Selera makan: tidak bermasalah
Frekuensi makan : 3 x sehari
Makanan yang disukai: sop iga, semua makanan yang enak
Makanan pantangan: tidak ada
b. Cairan
Frekuensi minum : tidak teratur
c. Eliminasi (BAB & BAK)
Frekuensi : tidak teratur
Konsistensi: padat
Obat-obatan yang digunakan: tidak ada
d. Istirahat dan tidur
Jam tidur : jam 11 malam
Insomnia: kadang-kadang
e. Olahraga
Jalan pagi setiap hari
f. Rokok/ alkohol dan obat-obatan
Merokok sejak muda sampai 4 tahun yang lalu
g. Aktivitas : aktifitas fisik cukup baik sebelum pasien dirawat
Page 4
Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Klien tampak lemah, akral teraba dingin, sulit berbicara karena
sesak nafas, kesadaran compos mentis.
b) Tanda-Tanda vital
Tekanan Darah : 130/70 mmhg
Nadi : 84 x menit
Frekuensi nafas : 36 x menit
Suhu : 34.60 C
c) Sistem pernafasan
Hidung: simetris, perafasan cuping hidung (+), tidak ada sekret,
pasase udara tidak lancar,
Leher: belum ada tanda distensi vena jugular
Dada: bentuk normal
Diameter AP dada: simetris
Gerakan dada: retraksi dinding dada (+)
Suara nafas: Crackles (+) di kedua region paru
Clubbing finger: (+)
d) Sistem kardiovaskular
Konjungtiva dan bibir pucat/sianosis, arteri karotis normal, tekanan
vena jugular normal, kardiomegali (CTR > 50 %), suara jantung S1
S2, murmur, dan gallop, capillery refill prolonged.
e) Sistem pencernaan
Ikterus (-), bibir kering dan pecah-pecah, perkusi gaster timpani,
f) Sistem indra
Sistem indra klien masih berfungsi dengan baik
g) Sistem saraf
1) Fungsi serebral
a) Status mental
Kesadaran: compos mentis, GCS: 15
2) Fungsi kranial: saraf kranial (I-XII): normal
Page 5
3) Fungsi motorik: Massa dan tonus kekuatan otot bagus
4) Fungsi sensorik: normal
5) Fungsi cerebellum: koordinasi dan keseimbangan normal
6) Refleks: ekstremitas atas, bawah dan superfisial normal
h) sistem muskuloskeletal
1) Kepala : Normal
2) Vertebra : Normal
3) Pelvis : Normal
4) Lutut : Normal
5) Kaki :Normal
6) Bahu : Normal
7) Tangan : Normal
i) Sistem Integumen
1) Rambut : berminyak
2) Kulit : kering, akral teraba dingin
3) Kuku : kuku panjang bersih, warna putih pucat
j) Sistem Perkemihan
1) Haluaran urin : 1000- 1500 cc x 24 jam
2) Edema anasarka : tidak ada
3) Keadaan kandung kemih : perkusi timpani
4) Pola eliminasi : Normal
5) Riwayat ISK : tidak ada
k) Sistem imun
1) Alergi : tidak ada
2) Imunisasi : -
3) Transfusi : -
Page 6
Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium
1. Kimia
Elektrolit
komponen hasil Nilai normal
Natrium 139 mmol/lt 134-146
Kalium 3.5 mmol/lt 3.4-4.5
cloride 104 mmol/lt 96-108
Faal hati
albumin 3.7 mg/dl 3.8-5.5
Gas darah
pH 7.391 7.35-7.45
PCO2 21.7 mmHg 32-45 mmHg
PO2 150 mmHg 75-100 mmHg
HCO3 17 mmol/L 21-30 mmol/L
Hematologi
Leukosit 9.7 ribu/mm3 4-10 ribu/mm3
Hb 14 g/dl 13.5-17.5 g/dl
Ht 42 % 40-50 %
Trombosit 231 ribu/mm3 150-400 ribu/mm3
Faal ginjal
Ureum 25 mg/dl 13-43 mg/dl
Creatinin 1.0 mg/dl 0.6-1.3 mg/dl
Karbohidrat
Gula darah sewaktu 123 mg/dl 70-140 mg/dl
Faal hati
SGOT 36 µ/L 0-40 µ/L
SGPT 24 µ/L 0-40 µ/L
Rontgen Toraks: kardiomegali Konfigurasi Aorta, Pulmo edema dan pleural
reaksi bilateral
CT scan : -
Page 7
ECG : sinus takikardi, anteroseptal MI, Gelombang T abnormal:
kemungkinan lateral iskemik, dan pembesaran atrium kiri
Terapi saat ini
Oral: Ripamfisin, Isoniazid, etambutol, pirazinamit
Parenteral:
Laxic
Rantin
Cedontran
Aminophilin Drip 5cc
Asering dan RL 500 cc
Page 8
ANALISA DATA
No DATA Masalah Etiologi
1 DO: PMI tidak di intercostae 5,
menyebar/ turun sedikit ke bawah,
bunyi jantung S1, S2, Gallop dan
murmur, sianosis, kapiler lambat
DS: -
Penurunan curah
jantung
Gagal pompa
berhubungan dengan
penurunan
kontraktilitas
2 DO: klien harus menjalani tirah baring,
RR: 36 x per menit, klien tampak lemah
DS : klien mengeluh sesak saat
beristirahat maupun aktivitas,
Intoleransi aktivitas Penurunan curah
jantung sehingga
perfusi ke jaringan
kurang sehingga
terjadi
ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan
suplai oksigen
3 DO: RR 36 x per menit, retraksi dinding
dada, suara napas abnormal: wheezing
dan crackles.
DS: klien mengeluh sesak
Pola napas tidak
efektif
Edema pulmonal
4 DO: kulit sianosis, pucat, akral teraba
dingin.
Ds: klien mengatakan lemas dan lemah
Gangguan perfusi
jaringan
Penurunan curah
jantung
5 DO: hasil AGD abnormal (lihat table
hasi pemeriksaan Lab)
gangguan pertukaran
gas
Page 9
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan Rasional Hasil yang diharapan
Diagnosa keperawatan: pola napas tidak efetif berhubungan dengan kelebihan cairan
Tujuan: tidak terjadi kesulitan bernapas
1. Kaji, dokumentasikan , dan laporkan kepada dokter adanya bunyi jantung abnormal terutama S dan S4 galop dan murmur holosistolik akibat disfungsi otot papiler ventrikel kiri) bunyi napas tidak normal terutama krekel dan intoleransi pasien terhadap aktivtas tertentu setiap 4 jam sekali dan setiap nyeri dada
1. Data tersebut berguna dalam mendiagnosa gagal jantung kiri, bunyi pengisian diastolic (gallop S3 dan S4) akibat turunnya compliance ventrikel sehubungan dengan infark miokardium.
Tidak merasakan napas pendek, dipsnea pada saat latihan, ortopnea, atau dipsnea paroksimal nocturnal
Kecepatan pernapasan tetap dibawah 20/menit pada saat aktivitas fisik dan 16 pada saat istirahat
PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal
Frekuensi jantung kurang dari 100/menit
Foto dada normal Nampak nyaman ,
cukup istirahat, tekanan darah kembali ketingkat sebelum nyeri
2. Memperbaiki kenyamanan fisik dengan member asuhan keperawatan kepada masing-masing pasien. Pastikan bahwa istrirahat sudah cukup
Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan
3. Berikan pengajaran kepada klien: Mematuhi diet yang
dianjurkan (misalnya diet mengenai rendah garam dan rendah kalori)
Mematuhi aktivitas yang dianjurkan
Diet rendah garam dapat mengurangi volume ekstraseluler, sehingga mengurangi preload, dan afterload dan juga konsumsi oksigen jantung
Aktivitas yang dianjurkan disesuaikan secara individual untuk mempertahankan frekuensi jantung dan tekanan darah dalam batas aman
Diagnosa keperawatan: perfusi jaringan tidak adekuat berhubungan dengan penurunan curah
Page 10
jantungTujuan : mempertahankan perfusi jaringan yang adekuatIntervensi keperawatan rasional Hasil yang diharapkan1. Kaji, dokumentasikan hal-hal
berikut kepada dokter setiap 4 jam:
Hipotensi Takikardi/disritmia Mudah lelah Perubahan mental Penurunan haluaran urin
(kurang dari 250 ml/8 jam
Ekstremitas dingin, lembab dan sianosis
Data tersebut berguna dalam menentukan keadaan curah jantung yang rendah. Pemeriksaan ECG pada saat nyeri berguna untuk mendiagnosa luasnya isemik, cedera, dan infark miokard, dan varian angina
TD normal, irama sinus normal antara 60-100 per menit tanpa disritmia, tidak ada keluahan intoleransi aktivitas, tetap sadar, tampak nyaman
2. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien
Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan
Diagnosa : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
Tujuan
Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung , Melaporkan penurunan epiode
dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung
intervensi Rasional
a. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung Biasnya terjadi takikardi
(meskipun pada saat istirahat)
untuk mengkompensasi penurunan
kontraktilitas ventrikel.
b. Catat bunyi jantung S1 dan S2 mungkin lemah karena
menurunnya kerja pompa. Irama
Gallop umum (S3 dan S4)
dihasilkan sebagai aliran darah
kesermbi yang disteni. Murmur
dapat menunjukkan
Inkompetensi/stenosis katup
c. Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat
Page 11
menunjukkan menurunnya nadi
radial, popliteal, dorsalis, pedis
dan posttibial. Nadi mungkin cepat
hilang atau tidak teratur untuk
dipalpasi dan pulse alternan
d. Pantau tekanan darah Pada GJK dini, sedng atu
kronis tekanan drah dapat
meningkat. Pada HCF lanjut
tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi
danhipotensi tidak dapat
norml lagi.
e. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis Pucat menunjukkan menurunnya
perfusi perifer ekunder terhadap
tidak dekutnya curh jantung;
vasokontriksi dan anemia. Sianosis
dapt terjadi sebagai refrakstori
GJK. Area yang sakit sering
berwarna biru atu belang karena
peningkatan kongesti vena.
f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula
nasal/masker dan obat sesuai indikasi
(kolaborasi)
Meningkatkn sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia/iskemia.
Banyak obat dapat digunakan
untuk meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas dan menurunkan
kongesti.
Diagnosa Intervensi Rasional
Intoleransi - diskusikan dengan pasien - untuk mengomunikasikan
Page 12
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
tentang perlunya
beraktivitas
- identifikasi aktivitas-
aktivitas pasien yang
diinginkan dan sangat
berarti baginya
- dorong pasien untuk
membantu merencanakan
kemajuan aktivitas yang
diyakini sangat penting
oleh pasien
- instruksikan dan bantu
pasien untuk beraktivitas
diselingi istirahat
- identifikasi dan
minimalkan factor-faktor
yang dapat menurunkan
toleransi latihan pasien
- pantau respons fisiologis
terhadap peningkatan
aktivitas (termasuk
respirasi, denyut dan irama
jantung, tekanan darah)
- ajarkan kepada pasien cara
menghemat energy ketika
melakukan aktivitas hidup
sehari-hari. Contohnya,
duduk di kursi ketika
berpakaian, memakai baju
kepada pasien bahwa aktivitas
akan meningkatkan
kesejahteraan fisik dan
psikososial
- untuk meningkatkan
motivasinya agar lebih aktif
- partisipasi pasien dalam
perencanaan dapat membantu
memperkuat keyakinan
pasien
- untuk menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan mencegah
keletihan
- untuk membantu
meningkatkan aktivitas
- untuk meyakinkan bahwa
frekuensinya kembali normal
beberapa menit setelah
melakukan latihan
- tindakan tersebut dapat
menurunkan metabolism
selular dan kebutuhan oksigen
Page 13
ringan yang mudah
dikenakan dengan perekat
atau sedikit kancing besar,
dan memakai sepatu yang
tidak licin
- ajarkan pasien latihan yang
dapat meningkatkan
kekuatan dan ketahanan
- beri dukungan dan
dorongan pada tingkat
aktivitas pasien yang dapat
ditoleransi
- sebelum pemulangan,
susun suatu rencana
dengan pasien dan pemberi
asuhan yang
memungkinkan pasien
melanjutkan berfungsi pada
tingkat toleransi
maksimum atau untuk
secara bertahap
meningkatkan toleransi
beraktivitas. Contohnya,
ajarkan pasien dan pemberi
asuhan cara memantau nadi
pasien selama beraktivitas;
mengenali kebutuhan
oksigen; dan menggunakan
peralatan pemberian
oksigen secara tepat
- dapat meningkatkan
pernapasan dan secara
bertahap meningkatkan
aktivitas
- untuk membantu pasien
membangun kemandirian
- partisipasi dalam perencanaan
dapat mendorong kepuasan
dan kepatuhan pasien
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
- dorong pasien untuk
menyelingi periode
istirahat dan aktivitas
- Aktivitas meningkatkan
kebutuhan oksigen jaringan;
istirahat meningkatkan
Page 14
dengan perubahan
kapasitas darah
membawa oksigen
- bantu pasien berubah ke
posisi nyaman dan naikkan
penghalang sisi tempat
tidur untuk mencegah
jatuh. Biarkan pasien
miring, batuk, dan
melakukan napas dalam
setiap 4 jam
- pindahkan pasien secara
perlahan
- bantu pasien saat turun dari
tempat tidur jika pasien
merasa pusing. Hindari
menarik secara paksa atau
menggeser
- rencanakan aktivitas pasien
dalam tingkatan yang
masih dapat ditoleransi
- berikan hygiene mulut
secara hati-hati
- periksa semua urine dan
feses
- periksa adanya perdarahan
minimal sekali setiap 8 jam
- berikan darah atau produk
darah dan pantau reaksi
yang tidak diinginkan
- perkuat pemeriksaan
perfusi oksigen jaringan
- Untuk mencegah
atelektasis/tertumpuknya
cairan di paru dan untuk
meningkatkan kadar oksigen
darah
- Untuk menghindari hipotensi
ortostatik
- Menarik secara paksa dapat
mengakibatkan trauma dan
perdarahan jaringan
- Untuk menghindari keletihan
- Untuk menghindari cedera
mukosa mulut
- Untuk mendeteksi perdarahan
internal
- Perdarahan dapat
menyebabkan anemia
- Untuk menyuplai hemoglobin
- Untuk menghindari
penusukan jarum yang terlalu
banyak dan menurunkan
kemungkinan hematoma atau
perdarahan pada pasien yang
Page 15
laboratorium. Lakukan
penekanan selama 1 menit
setelah penusukan untuk
meningkatkan pembekuan
- auskultasi paru setiap 4 jam
- pantau tanda-tanda vital,
irama jantung, serta GDA
dan hemoglobin. Laporkan
ketidaknormalannya
- ajarkan pasien tentang
keamanan di rumah dan di
tempat kerja, meliputi:
a. penggunaan sikat gigi
yang lembut
b. penggunaan pisau
cukur listrik untuk
bercukur
c. hati-hati dalam
menggunakan benda
tajam, seperti pisau,
gunting
d. pemantauan feses, urin,
dan sputum untuk
mengetahui adanya
mengalami perubahan
mekanisme pembekuan
- Untuk mendeteksi krepitasi
dan laporkan
ketidaknormalan
- Perubahan pada satu atau
semua parameter tersebut
dapat mengindikasikan
awitan komplikasi serius
- Tindakan tersebut dapat
meningkatkan partisipasi
pasien dan pemberi perawatan
dalam perawatan
Page 16
darah dan melaporkan
hasil segera bila ada
darah
e. kerugian dan resiko
merokok
f. obat (nama, dosis, efek
terapeutik dan efek
merugikan, tindakan
kewaspadaan)
Page 17