Kasus 2_multipel mieloma

download Kasus 2_multipel mieloma

of 5

Transcript of Kasus 2_multipel mieloma

  • 7/30/2019 Kasus 2_multipel mieloma

    1/5

    DATA PRIBADI

    Nama : Ny. Sakinah

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 31 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Banjar

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Tidak bekerja

    Status : Kawin

    Alamat : kurau

    MRS : 22 Desember 2011

    RMK : 96 89 09

    Keluhan Utama : kelemahan pada kedua kaki dan kedua tangan.

    RPS : Pasien mengeluhkan merasa lemah pada kedua kaki dan kedua tangan sejak 5 tahun

    yang lalu.

    RPD : Hipertensi (-), DM (-)

    Keadaan Umum : Tekanan Darah : 100/60 mmHg

    Nadi : 76 kali /menit

    Respirasi : 18 kali/menit

    Suhu : 36, 0oC

    Laboratorium DarahHematologi :

  • 7/30/2019 Kasus 2_multipel mieloma

    2/5

    - Hemoglobin : 9,0 g/dl (14,0 18,0 g/dl)

    - Leukosit : 7,8 ribu.ul * (4 10,5 ribu/ul)

    - Eritrosit : 3,48

    - Hematokrit : 29,1vol% (40 50 vol%)

    - Trombosit : 417 ribu/ul (150-450 ribu/ul)

    - RDW-CV : 16,2 % (11,5 14,7 %)

    MCV, MCH, MCC :

    - MCV : 83,7 fl* (80-97 fl)

    - MCH : 25,8 pg* (27-32 pg)

    - MCHC : 30,9%* (32 38%)

    Hitung Jenis :

    - Gran% : 58,1%* (50 70%)

    - Limfosit% : 34,6%* (25 - 40%)

    - MID% : 7,3 %* (4 - 11%)

    Kimia Darah :

    - GDS : 116 mg/dl

    - SGOT : 19 U/I* (0 - 46U/I)

    - SGPT : 49 U/I* (0 45U/I)

    - Creatinin : 1,48 mg/dl* (L : 0,7-1,4 ; W:0,6-1,2mg/dl)

    Elektrolit :

    - Natrium : 137,2 mmol/l* (135 - 146 mmol/l)

    - Kalium : 4,48 mmol/l* (3,4 - 5,4 mmol/l)

  • 7/30/2019 Kasus 2_multipel mieloma

    3/5

    -Klorida : 107,1 mmol/l(95-110)

    Assesment :

    Diagnosis Klinis : tetraparesis LMN + anemia

    Diagnosis Topis :

    Diagnosis etiologi : multiple myeloma

    Mieloma Multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clonedari sel plasma

    yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang adn menghasilkan

    sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

    Penyakit ini menyerang pria dan wanita, dan biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun.

    Tumor sel plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang panggul, tulang

    belakang, tulang rusuk dan tulang tengkorak. Kadang mereka ditemukan di daerah selain

    tulang, terutama di paru-paru dan organ reproduksit. Sel plasma yang abnormal hampir selalu

    menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal dan pembentukan antobodi yang

    normal berkurang. Sebagai akibatnya, penderita lebih mudah terkena infeksi.

    Pecahan dari antibodi yang abnormal seringkali terkumpul di ginjal, menyebabkan

    kerusakan dan kadang menyebabkan gagal ginjal. Endapan dari pecahan antibodi di dalam

    ginjal atau organ lainnya bisa menyebabkan amiloidosis. Pecahan antibodi abnormal di dalam

    air kemih disebut protein Bence-Jones.

    Mieloma multipel seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang

    belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

    Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah

    penderita mengalami:

    -Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di

    sumsum tulang.

    - Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi.

    - Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak ginjal.

    Kadang mieloma multipel mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki

    dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas). Berkurangnya aliran

    darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan

    penglihatan dan sakit kepala.

    Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:

  • 7/30/2019 Kasus 2_multipel mieloma

    4/5

    1. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi.

    2. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anemia dan sel darah merah

    yang abnormal.

    3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium masuk

    ke dalam aliran darah.

    Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis protein

    serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk menemukan dan

    menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari mieloma multipel. Antibodi

    ini ditemukan pada sekitar 85% penderita. Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis

    juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita.

    Rontgen seringkali menunjukkan pengeroposan tulang (osteoporosis). Biopsi sumsum

    tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang secara abnormal tersusun dalam barisan

    dan gerombolan; sel-sel juga tampak abnormal.

    Planning

    Terapi yang diberikan pada pasien ini:

    IVFD RL+neurobion 5000 drip/kolf 20 tpm

    Inj. Dexamethason 2x1 amp

    Inj. Ranitidin 2x1

    Inj. Methycobal 2x1 amp

    Inpepsa syr 3x1 C

    Corsel 2x1

    OMZ 2x1

    Pengobatan ditujukan untuk:

    - mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi

    - menghancurkan sel plasma yang abnormal

    - memperlambat perkembangan penyakit

    Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang

    terkena, bisa mengurangi nyeri tulang. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam

    air kemihnya harus minum banyak-banyak untuk mengencerkan air kemih dan membantu

    mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Penderita harus tetap

    aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis danmenyebabkan tulang mudah patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat

  • 7/30/2019 Kasus 2_multipel mieloma

    5/5

    karena tulang-tulangnya rapuh.

    Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah

    kemerahan di kulit) diberikan antibiotik. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani

    transfusi darah atau mendapatkan eritropoietin (obat untuk merangsang pembentukan sel

    darah merah). Kadar kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan

    intravena, dan kadang dengan difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium).

    Allopurinol diberikan kepada penderita yang memiliki kadar asam urat tinggi.

    Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma

    yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan siklofosfamid.

    Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan dosisnya

    disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak berkurang.

    Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan sebagai bagian dari

    kemoterapi.

    Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam

    penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebelum pengobatan sel stem

    harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah

    pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50

    tahun. Pada 60% penderita pengobatan memperlambat perkembangan penyakit. Penderita

    yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah

    penyakitnya terdiagnosis.

    Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita

    leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini

    mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan

    meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi.