Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

60
KATA PENGANTAR Puji syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas mandiri yang berjudul “Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia & Investasi Jangka Panjang“ dengan tepat waktu. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas mandiri ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan tugas mandiri ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas mandiri ini. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. i

Transcript of Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Page 1: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa  karena berkat,

rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas mandiri yang berjudul

“Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia & Investasi Jangka Panjang“ dengan

tepat waktu. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam

proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas mandiri ini masih

banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang

digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun

guna perbaikan tugas mandiri ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang

hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan tugas mandiri ini.

Akhirnya, tiada gading  yang tak retak, meskipun dalam penyusunan

makalah ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat

menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan

keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai

pihak.

Batam, Juni 2015

Penyusun

i

Page 2: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

DAFTAR ISI

ii

Page 3: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid

sehingga sangat mudah untuk diselewengkan. Setiap hari hanpir seluruh

transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh karena itu

perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol

pengeluaran atau penerimaan kas dan bank.

Walaupun pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan kuat, namun

tak selayaknya perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang

dibuat, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap kas dan

bank dan seluruh akun dalam laporan keuangan perusahaan. Audit

perusahaan juga turut serta dalam mengontrol sistem tersebut, selain itu

audit juga memberikan kepercayaan bahwa laporan keuangan suatu

perusahaan dapat dinyatakan benar. Sehingga setiap perusahaan terutama

perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya.

Berikut pengertian kas oleh beberapa ahli, antara lain yaitu:

a. Menurut Munawir (1983)

Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai

operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang

diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam

bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat

diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). 

b.  Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982)

Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank

yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi

nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana

kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan

mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.

c. Standar Akuntansi Keuangan (2002)

1

Page 4: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk

membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank

adalah sisah rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara

bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi

maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur.

Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva

untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan dating.

Memiliki sejumlah dana yang tidak terpakai, memasukkannya

dalam berbagai invesatsi tentu merupakan salah satu pilihan yang tepat.

Investasi jangka pendek bisa dipilih dengan pertimbangan bahwa uang itu

nantinya bisa dicairkan sewaktu-waktu saat diperlukan. Untuk investasi

jangka pendek, dana yang dimasukkan dapat cair dengan mudah dalam

jangka waktu yang relatif singkat. Waktu yang ideal untuk investasi

jangka pendek adalah maksimal dalam jangka waktu satu tahun.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kas, giro Bank Indonesia, giro wajib

minimun?

2. Bagaimana kriteria pemenuhan wajib minimum, tata cara

pemeliharaan dan perhitungan giro wajib minmun?

3. Apa yang dimaksud dengan giro Bank Indonesia dan sanksi

pelanggaran giro wajib minimum?

4. Apa yang dimaksud dengan investasi jangka pendek?

5. Jelaskan penilaian investasi jangka pendek untuk sekuritas berisiko!

6. Jelaskan mengenai sertifikat Bank Indonesia!

2

Page 5: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari kas, giro Bank Indonesia, giro

wajib minimum.

2. Untuk memahami kriteria pemenuhan wajib minimum, tata cara

pemeliharaan dan perhitungan giro wajib minmun.

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud giro Bank Indonesia dan sanksi

pelanggaran giro wajib minimum.

4. Untuk memberikan informasi mengenai investasi jangka pendek.

5. Menjelaskan mengenai penilaian investasi jangka pendek untuk

sekuritas berisiko.

6. Menjelaskan mengenai sertifikat Bank Indonesia.

3

Page 6: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KAS DAN REKENING GIRO BANK INDONESIA

2.1.1. Kas

Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah

maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang

sah. Termasuk dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari

peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada

Bank Indonesia.

Kas perlu diatur sehingga tidak terjadi kekurangan untuk

memenuhi kewajiban bank, dan tidak berlebihan. Kas yang berlebihan

akan menimbulkan biaya opportunity. Agar bank bisa mengendalikan kas

maka perlu adanya informasi mengenai posisi atau saldo kas. Perubahan

posisi saldo kas di bank umumnya disebabkan oleh:

a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. Nasabah bisa melakukan

penyetoran, pengambilan tabungan, penguangan cek, penerimaan

permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang, penerimaan

pembukaan deposito, dana sebagainya.

b. Penyetoran atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan di Bank

Indonesia.

c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil,

pembayaran biaya operasional, biaya gaji, dan sebagainya.

Akuntansi kas akan berkaitan dengan transaksi tersebut,

pencatatannya sebesar yang diterima atau yang dibayarkan. Kas suatu

bank tidak boleh bersaldo kredit sebab akan mengganggu likuiditas.

Khusus untuk rekening kas sering menampung pengiriman uang secara

fisik (remise) dari suatu bank ke bank lain atau dari suatu cabang ke

cabang yang lain.

4

Page 7: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Petty Cash

Petty cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran-

pengeluaran yang relatif kecil kecil ini sebagian besar terjadi di internal

bank dan perlu dibukukan tersendiri dalam rekening dana kas kecil

Pencatatan petty cash ada dua sistem:

a. Sistem Dana Tetap (Imperest Fund System)

Transaksi dana kas kecil dapat meliputi pembentukan dana kas kecil,

pemakaian dana kas kecil dan pengisian dana kas kecil. Dalam sistem

ini pada saat pembentukan dana kas kecil, bank akan mencatat debet

dana kas kecil dan selanjutnya pemakaian kas kecil tidak dijurnal, tetapi

hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip

tersebut diperhitungkan. Jadi yang berubah komposisi kasnya, karena

komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai untuk

ditukarkan pada saat pengisian kembali. Jumlah uang berkurang tetapi

bukti pemakaiannya bertambah sehingga secara absolute tetap. Pada

saat pengisian kembali, bank akan mendebet biaya-biaya yang telah

dikeluarkan dan mengkredit rekening kas.

b. Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating System)

Dalam sistem ini pada saat pengisian kas kecil, bank akan mendebet

dana kas kecil dan mengkredit rekening kas. Pada saat pemakaian kas

kecil akan didebet biaya-biaya/hutang bersangkutan yang dikeluarkan

dan mengkredit rekening dana kas kecil. Sedangkan pada saat pengisian

kembali berarti akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai

dengan cara mendebet rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening

kas.

2.1.2. Giro Bank Indonesia

Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik bank

komersial dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia.

Dengan Giro BI, bank data membiayai transaksi antara cabang maupun

5

Page 8: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

antarbank melalui penyelesaian kliring, transfer. Disamping itu dapat

digunakan untuk membayar penarikan deposito yang relatif besar,

pemberian kredit.

Transaksi Giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring

(nota debet/nota kredit), pemindahbukuan, pengambilan dan penyetoran

uang tunai ke BI oleh bank komersial.

2.1.3. Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement)

Posisi kas dan Giro BI harus dilaporkan ke BI setiap akhir pekan

yang ditunjukkan dengan rasio Giro Wajib Minimum. Untuk menentukan

Reserve Requirement sebenarnya ada dua cara yaitu Logged reserve

Requirement (LRR) dan Contamporaneous Reserve Requirement (CRR).

LRR adalah ketentuan reserve requirement berdasarkan kewajiban yang

telah terjadi pada periode sebelumnya. Sedngkan CRR adalah ketentuan

reserve requirement yang dihitung berdasarkan keadaan kewajiban sesaat

pada periode waktu yang sama.

Ketentuan reserve requirement atau Giro Wajib Minimum di

Indonesia menganut Lagged Reserve Requirement. Rasio GWM untuk

valuta rupiah minimum 5% dan untuk valuta asing minimum 3%. Formula

untuk menentukannya adalah:

Rata-rata harian jumlah alat

likuid dalam satu masa laporan

Giro Wajib Minimum =

Rata-rata harian jumlah dana pihak

Ketiga dalam satu masa pelaporan

Pada dua masa pelaporan sebelumnya

6

Page 9: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Cara untuk menentukan adalah sama namun perlu diperhatikan

komponen-komponen dalam perhitungan tersebut. Komponen-komponen

yang diperhitungkan dalam penentuan Giro Wajib Minimum Rupiah adalah:

a. Komponen Alat Likuid:

1. Kas yang terdiri dari uang kertas, uang logam dan commemorative coin

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menurut nilai nominal.

2. Giro Bank Indonesia, yaitu saldo rekening giro milik bank yang

bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh

dikurangi dengan pinjaman dari Bank Indonesia dan tidak boleh

ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BI yang belum digunakan tapi

sudah disetujui (dalam komitmen) misalnya Kredit Likuiditas Bank

Indonesia (KLBI).

b. Komponen Dana Pihak Ketiga

1. Giro Nasabah, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat

perintah pemindahbukuan yang lain. Dalam hal giro ini bersaldo debet

(negatif) maka tidak diperhitungkan dalam pos ini namun harus

dimasukkan dalam rekening kredit yang diberikan. Namun apabila

terjadi saldo kredit (negative) pada rekening kredit yang diberikan maka

harus dimasukkan dalam rekening Giro ini.

2. Tabungan. Yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak

dapat ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro.

3. Deposito Berjangka. Dalam pos ini termasuk deposito berjangka,

deposito asuransi, deposito on call dalam rupiah yang penrikannya dapat

dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang

disepakati antarbank dengan pihak ketiga. Walaupun deposito telah

7

Page 10: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

jatuh tempo namun belum ditarik oleh deposan maka tetap dimasukkan

dalam komponen ini.

4. Sertifikat Deposito, yaitu simpanan berjangka yang penarikannya dapat

dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan

tetapi dapat diperjualbelikan.

5. Kewajiban jangka pendek lainnya yaitu semua kewajiban bank selain

yang disebutkan diatas yang sampai dengan 24 bulan dapat ditagih oleh

pemiliknya dan harus segera dibayarkan. Misalnya: hutang PPh,

rekening titpan, kewajiban pembelian SBPU yang dijual dengan syarat

repurchase agreement (repo).

Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam penentuan Giro

Wajib Minimum dalam Valuta Asing:

a. Komponen Alat Liquid:

1. Kas, yaitu meliputi uang kertas dalam kas. Sedangkan uang logam asing,

wesel-wesel, cek-cek dan travelers cheque tidak dimasukkan dalam

komponen ini.

2. Giro Bank Indonesia, yaitu seluruh saldo simpanan dalam USD milik

bank yang bersangkutan yang berada di BI dan dapat ditarik setiap saat.

b. Komponen Dana Pihak Ketiga:

Dalam komponen ini termasuk semua kewajiban kepada penduduk

atau bukan penduduk yang meliputi:

1. Call Money

2. Deposit on call

3. Deposito berjangka termsuk yang sudah jatuh tempo tapi belum ditarik

4. Setoran jaminan

5. Pinjaman yang diterima termask overdraft dan giro valas ada bank lain

8

Page 11: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

6. Kewajiban-kewajiban lainnya termasuk wesel unjuk dan wesel berjangka

yang harus dibayar, travelers cheque yang dijual, transfer masuk yang

belum diselesaikan.

2.1.4. Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum

1. GMW dalam rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam rupiah.

GMW dalam rupiah sebesar 5% wajib dipenuhi oleh seluruh bank tanpa

memperhatikan jumlah DPK dalam rupiah yang dimiliki.

2. Selain memenuhi kriteria 1, maka bagi:

a. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari satu triliun

sampai dengan 10 triliun rupiah wajib memelihara tambahan GWM

dalam rupiah sebesar 1% dari DPK dalam rupiah.

b. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp

10.000.000.000.000 - Rp 50.000.000.000.000, wajib memelihara

tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% dari DPK dalam rupiah.

Contoh:

Bank mempunyai DPK dalam rupiah Rp 25.000.000.000.000. Bank

wajib memelihara GWM dalam rupiah sebesar 5% dari Rp

25.000.000.000.000, ditambah dengan 2% dari Rp

25.000.000.000.000.

c. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp

50.000.000.000.000, wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah

sebesar 3% dari DPK dalam rupiah.

Contoh:

Bank mempunyai DPK dalam rupiah Rp 55.000.000.000.000. Bank

wajib memelihara GWM dalam rupiah sebesar 5% dari Rp

55.000.000.000.000, ditambah dengan 3% dari Rp

55.000.000.000.000.

9

Page 12: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

d. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah sampai Rp 1.000.000.000.000,

tidak dikenakan kewajiban tambahan GWM sebagaimana dimaksud

poin a, b, dan c.

3. Bahwa pemenuhan GWM sebesar 5% ditambah persentase tertentu maka

masih perlu ditambah persentase tambahan GWM terkait dengan posisi

LDR suatu bank dengan perincian sebagai berikut:

LDR bank yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan 0%,

LDR yang mencapai 75-90% akan dikenakan tambahan sebesar 1%,

LDR yang mencapai 60-75% dikenakan tambahan sebesar 2%,

LDR 50-60% akan dikenakan tambahan 3%,

LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%,

LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5%.

2.1.5. Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minumum

Kewajiban pemeliharaan GWM dan pemenuhan persentase GWM

dihitung dengan membandingkan jumlah saldo rekening giro bank pada BI

setiap hari dalam satu masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK

dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya.

Formula perhitungan persentase GWM adalah:

Jumlah harian saldo rekening giro bank yang tercatat di BIsetiap hari dalam1masa laporan

Rata−rata harian jumlah DPK bank dalam 1masa laporanpada 2masa laporan sebelumnya

x100 %

Persentase GWM bank dalam rupiah atau valuta asing didasarkan pada

DPK bank :

a. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 – 7 adalah persentase GWM

yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 16 – 23

bulan sebelumnya.

10

Page 13: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

b. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 8 – 15 adalah persentase

GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal

28 sampai akhir bulan sebelumnya.

c. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 – 23 adalah sebesar

persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan

sejak tanggal 1 – 7 bulan yang sama.

d. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 – 7 adalah persentase GWM

yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 16 – 23

bulan sebelumnya.

Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK

yang disampaikan kepada BI, sesuai dengan ketentuan BI tentang laporan

berkala bank umum. Sedangkan informasi mengenai saldo rekening giro bank

pada BI diperoleh dari sistem akunting BI. Hal ini berlaku untuk GWM dalam

rupiah dan valuta asing.

Jumlah DPK dalam perhitungan ini adalah jumlah DPK dalam rupiah pada

seluruh kantor bank di Indonesia dan jumlah DPK dalam valuta asing pada

seluruh kantor bank di Indonesia. Khusus untuk DPK dalam rupiah meliputi

kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada

penduduk maupun bukan, terdiri dari:

a. Giro nasabah, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, BG, surat perintah

pemindah bukuan yang lain.

b. Simpanan berjangka, deposit berjangka dan deposito. Dalam pos ini

termasuk deposito berjangka, deposito asuransi, dan deposito on call

dalam rupiah penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan perjanjian yang disepakati antarbank dengan pihak ketiga.

c. Tabungan, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik

dengan menggunakan cek, BG, atau yang dipersamakan dengan itu.

11

Page 14: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

d. Kewajiban-kewajiban lainnya. Kewajiban jangka pendek lainnya yaitu

semuaa kewajiban bank lain selain yang disebutkan diatas angka 1-4 yang

sampai 24 bulan dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera

dibayarkan.

Sedangkan DPK dalam valuta asing meliputi kewajiban dalam valuta

asing kepada pihak ketiga, termasuk bank di Indonesia, baik kepada penduduk

maupun bukan penduduk, yang terdiri dari:

a. Giro

b. Simpanan berjangka

c. Kewajiban-kewajiban lainnya.

2.1.6. Jasa Giro Bank Indonesia

1. Persentase jasa giro

a. Sesuai dengan peraturan BI No 6/15/PBI/2004 tentang giro GWM

bank umum pada BI dalam rupiah dan valuta asing sebagaimana

telah diubah terakhir dengan peraturan BI No 7/49/PBI/2005, BI

memberikan jasa giro sebesar 6,5% per tahun terhadap bagian saldo

rekening saldo rekening giro rupiah bank yang diperuntunkkan untuk

penemuhan kewajiban memelihara tambahan GWM dalam rupiah.

b. Persentase jasa giro tersebut dalam huruf a merupakan tingkat

bunga efektif tahunan (effective annual rate) yang ditentukan

berdasarkan periode compounding harian selama 360 hari, dengan

rumus:

Tingkat bunga efektif tahunan=¿

2. Perhitungan jasa giro

a. Jasa giro dihitung untuk setiap hari kerja berdasarkan saldo rekening

giro rupiah bank yang tercatat dan diperoleh dari sistem akunting BI.

Pengkreditan jasa giro pada rekening giro rupiah bank oleh BI,

dilakukan sebagai berikut:

12

Page 15: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

1) Tanggal 8 bagi jasa giro periode tanggal 1 – 7 bulan yang sama.

2) Tanggal 16 bagi jasa giro periode tanggal 8 – 15 bulan yang sama.

3) Tanggal 24 bagi jasa giro periode tanggal 16 – 23 bulan yang

sama.

4) Tanggal 81 bulan berikutnya bagi jasa giro periode tanggal 24 –

tanggal akhir bulan sebelumnya.

b. Dalam tanggal-tanggal untuk pengkreditan jasa giro oleh BI jatuh pada

hari libur, maka pengkreditan saldo rekening giro bank dilakukan oleh

BI pada hari kerja berikutnya.

c. Dalam hak terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pengkreditan yang

terkait dengan pemberian jasa giro oleh BI. BI dapat langsung

mengkredit atau mendebet rekening giro bank yang bersangkutan.

Istilah pengkreditan oleh BI sama dengan pendebetan oleh bank

umum. Sebaliknya pendebetan oleh BI merupakan pengkreditan oleh

bank umum. Secara jurnal adalah:

Jurnal pengkreditan jasa giro oleh atau di BI

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Biaya jasa giro Rp

Cr. Giro bank umum Rp

Jurnal pendebetan di bank umum

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Giro BI Rp

Cr. Pend. Bunga jasa giro Rp

Contoh perhitungan jasa giro 1:

13

Page 16: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan

sejak tanggal 8 – 15 januari sebesar Rp 55.000.000.000.000. LDR di atas

90%. GWM yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24 –

akhir bulan januari adalah sebesar:

a. 5% dari Rp 55.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 2.750.000.000.000,

sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 1 di

atas, ditambah dengan

b. 3 % dari Rp 55.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 1.650.000.000.000,

sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2.

Saldo rekening giro rupiah bank A pada BI pada tanggal 24 Januari

adalah sebesar Rp 4.400.000.000.000 atau 8% dari DPK dalam rupiah.

Bagi bank A, jasa giro pada tanggal 24 Januari hanya diberikan terhadap

bagian saldo rekening giro rupiah yang ditempatkan untuk pemenuhan

ketentuan tambahan GWM, yaitu sebesar Rp 1.650.000.000.000 dengan

cara perhitungan sebagai berikut:

0,0175% x Rp 1.650.000.000.000 = Rp 288.750.000.000

Jurnal yang diperlukan di bank A adalah:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Giro BI Rp 288.750.000.000

Cr. Pend. Bunga jasa

giro

Rp 288.750.000.000

Bagian saldo rekening giro rupiah yang ditempatkan untuk pemenuhan

GWM 5% yaitu sebesar Rp 2.750.000.000.000 tidak diberikan jasa giro.

Pemberian jasa giro tidak berlaku bagi:

a. Bagian saldo rekening giro rupiah sebagaimana dimaksud kriteria

pemenuhan GWM poin 1.

b. Bagian saldo rekening giro rupiah melebihi kewajiban GWM, bagi bank

sebagaimana dimaksud kriteria pemenuhan GWM poin 2d.

14

Page 17: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Contoh perhitungan jasa giro 2:

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan

sejak tanggal 8 – 15 januari sebesar Rp 800.000.000.000. LDR di atas

90%. GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak

tanggal 24 – akhir bulan januari adalah sebesar 5% dari Rp

800.000.000.000 yaitu sebesar Rp 40.000.000.000, saldo rekening giro

rupiah bank A pada BI tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp

80.000.000.000 atau 10% dari DPK dalam rupiah. Terhadap bagian saldo

rekening giro rupiah bank untuk pemenuhan GWM 5% yaitu Rp

40.000.000.000 dan saldo rekening giro rupiah bank yang melebihi

pemenuhan GWM sebesar 5% yaitu Rp 40.000.000.000, tidak diberikan

jasa giro.

Ingat bahwa bank yang memiliki DPK di bawah Rp 1.000.000.000.000

adalah tidak dikenakan tambahan GWM, sehingga bank A tidak diberikan

jasa giro untuk GWM tambahan.

c. Bagian saldo rekening giro rupiah bank yang melebihi kewajiban

tambahan GWM sebagaimana dimaksud dalam criteria pemenuhan GWM

poin 2 huruf a, b,c.

Contoh perhitungan jasa giro 3:

5% dari Rp 5.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 250.000.000.000,

sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 1 di

atas, ditambah dengan

1 % dari Rp 5.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 50.000.000.000,

sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2.

Saldo rekening giro rupiah bank B pada BI pada tanggal 24 Januari

adalah sebesar Rp 400.000.000.000 atau 8% dari DPK dalam rupiah. Bagi

bank B, jasa giro pada tanggal 24 Januari hanya diberikan terhadap bagian

saldo rekening giro rupiah yang ditempatkan untuk pemenuhan ketentuan

15

Page 18: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2, yaitu

sebesar Rp 50.000.000.000 dengan cara perhitungan sebagai berikut:

0,0175% x Rp 50.000.000.000 = Rp 8.750.000

Jurnal yang diperlukan di bank A adalah:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Giro BI Rp 8.750.000

Cr. Pend. Bunga jasa giro Rp 8.750.000

Sementara itu, terhadap bagian saldo rekening giro rupiah bank yang

ditempatkan untuk pemenuhan GWM 5% yaitu sebesar Rp

250.000.000.000 dan sisa rekening giro rupiah bank yang melebihi

pemenuhan GWM yaitu sebesar Rp 100.000.000.000 atau 2% dari DPK

dalam rupiah, tidak diberikan jasa giro.

d. Bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang merupakan kewajiban

tambahan pemeliharaan GWM dalam rupiah yang tidak memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud dengan kriteria pemenuhan GWM poin

2 huruf a, huruf b, atau huruf c.

2.1.7. Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum

Perlu diperhatikan bahwa :

1. Pendebetan Rekening Giro Bank, sebagai akibat pembebanan sanksi

pelanggaran GWM, dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah tanggal

terjadinya pelanggaran GWM.

2. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pendebetan Rekening Giro Bank jatuh

pad hari libur, maka pendebetan saldo rekening Giro Bank dilakukan oleh

Bank Indonesia pada hari kerja berikutnya.

3. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pendebetan yang

terkait dengan pengenaan sanksi pelanggaran GMW oleh Bank Indonesia,

16

Page 19: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Bank Indonesia dapat Langsung mendebet atau mengkredit rekening giro

bank yang bersangkutan.

Pendebetan rekening giro BI oleh Bank Indonesia berate merupakan

pengkreditan bagi bank umum. Pengkreditan Giro BI oleh bank Umum

merupakan pembebanan rekening yang bersangkutan.

Pelanggaran GWM bisa terjadi baik pada kondisi saldo giro BI Positif

(bersaldo debit) maupun bersaldo kredit (negative) bagi bank umum. Bank

dinyatakan melanggar GWM apabila saldo harian rekening Giro Bank pada

Bank Indonesia lebih kecil dari saldo harian rekening Giro Bank yang wajib

dipelihara untuk pemenuhan GWM. Dalam hal ini terjadi pelanggaran GWM

dalam rupiah dan Rekening Giro Rupiah bank yang dimaksud bersaldo positif,

maka bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 125% dari rata-rata

suku bunga jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR pada hari terjadinya

pelanggaran, terhadap kekurangan GMW dalam rupiah, untuk setiap hari

pelanggaran. Jakarta Interabank offered rate, yang selanjutnya disebut JIBOR,

adalah suku bunga antarbank untuk berbagai jangka waktu yang ditawarkan

oleh bank-bank tertentu di Jakarta.

Contoh 1 perhitungan sanksi :

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa

laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan januari sebesar RP.

20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah). LDR diatas 90%. GWM

harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan

Januari adalah sebesar :

a. 5% (lima per seratus) dari RP. 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun

rupiah) yaitu sebesar RP. 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah),

sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1); ditambah dengan

b. 2% (dua per seratus) dari RP. 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun

rupiah) yaitu sebesar Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah),

sebagaimana dimaksud criteria pemenuhan GWM poin 2.

17

Page 20: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Saldo Rekening Giro Bank A pada Bank Indonesia pda tanggal 24

Januari adalah sebesar RP. 1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar

rupiah) atau 6% dari DPK dalam rupiah, sehingga terdapat kekurangan

pemenuhan GWM sebesar RP.200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Suku bunga JIBOR pad tanggal 24 Januari adalah sebesar 6% (enam per

seratus). Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWm

rupiah untuk Bank A pada tanggal 24 januari adalah sebagai berikut :

Kekurangan GWM x 125% x suku bunga JIBOR x hari kerja

360 x 100

Yaitu :

Rp. 200.000.000.000,00 x 1.25 x 6 x 1

360 x 100

= 41.666.667

Jurnal di Bank A adalah

Dr. Biaya Lainnya- penalty Rp.41.666.667

Cr. Giro Bank Indonesia Rp.41.666.667

Contoh 2 Perhitungan Sanksi:

Bank B memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa

laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan januari sebesar Rp.

800.000.000.000,00 (Delapan ratus miliar rupiah). LDR diatas 90%. GWM

harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan

Januari adalah sebesar 5% (lima per seratus) dari sebesar Rp.

800.000.000.000,00 (Delapan ratus miliar rupiah) yaitu sebesar Rp.

40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah). Saldo rekening Giro Rupiah

Bank B pada Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp.

20.000.000.00,00 (dua puluh miliar rupiah) atau 2,5% dari DPK Bank, sehingga

18

Page 21: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

terdapat kekurangan pemenuham GWM sebesar Rp. 20.000.000.00,00 (dua

puluh miliar rupiah). Suku Bunga JIBOR pada tanggal 24 Januari adalah

sebesar 6% (enam per seratus). Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas

pelanggaran GWM rupiah untuk Bank B pada tanggal 24 Januari adalah

sebagai berikut :

Kekurangan GWM x 125% x suku bunga JIBOR x hari kerja

360 x 100

Yaitu :

Rp. 20.000.000.000,00 x 1.25 x 6 x 1

360 x 100

= 4.166.667

Jurnal di Bank B adalah

Dr. Biaya Lainnya-

penalty

Rp. 4.166.667

Cr. Giro Bank

Indonesia

Rp. 4.166.667

Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam rupiah dan Rekening Giro

Rupiah Bank dimaksud besaldo negative, maka bank dikenakan sanksi

kewajiban membayar sebesar :

a. 125% (seratus dua puluh lima per seratus) dari rata-rata suku bunga jangka

wakti 1 hari overnight dari JIBOR pada hari terjadinya pelanggaran,

terhadap GWM dalam Rupiah yang wajib dipelihara

b. 150% ( seratus lima puluh per seratus) dari Suku bunga PUAB untuk

jangka waktu 1 hari, yang tercatat di PIPU, terhadap saldo negative, untuk

setiap hari pelanggaran.

19

Page 22: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Contoh perhitungan sanksi:

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah masa laporan

sejak tanggal 8 sampai dengan 15 bulan Januari sebesar Rp.

20.000.000.000.000,00 (Dua puluh Triliun rupiah). LDR diatas 90%. GWM

harian yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai

dengan tanggal akhir bulan Januari adalah sebesar:

a. 5% (lima per seratus) dari Rp. 20.000.000.000.000,00 (Dua puluh Triliun

rupiah) yaitu sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00 (Satu Triliun rupiah)

b. 2% (dua per seratus) dari Rp. 20.000.000.000.000,00 (Dua puluh Triliun

rupiah) yaitu sebesar Rp. 400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah)

Saldo Rekening Riro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada

tanggal 24 Januari adalah sebesar –Rp. 1.200.000.000.000,00 (minus satu

Triliun dua ratus miliar rupiah), sehungga terdapat kekurangan pemenuhan

GWM yang wajib dipelihara sebesar Rp. 1.400.000.000.000,00 (satu triliun

empat ratus miliar rupiah) dan saldo negative sebesar Rp.

1.200.000.000.000,00(minus satu triliun dua ratus miliar rupiah). Suku bunga

JIBOR pada tanggal 24 Januari adalah sebesar 6%. Suku bunga PUAB sebesar

7%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggan GWM rupiah

umtuk bank A pada tanggal 24 Januari adalah sebagai berikut :

GWM rupiah yang wajib dipelihara x 125% x suku bunga JIBOR x hari kerja

360 x 100

Yaitu :

Rp.1.400.000.000.000,00 x 1.25 x 6 x 1

360 x 100

= 291.666.667

20

Page 23: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Ditambah dengan perkalian jumlah saldo negative Rekening Giro

Rupiah bank di Bank Indonesia dengan 150% dikali suku bunga PUAB untuk

jangka waktu 1 hari dengan rumus :

|saldo negatif| x 150% x suku bunga PUAB 1 hari yang tercatat pada PIPU x hari

360 x 100

Yaitu :

Rp. 1.200.000.000.000,00 x 1,5 x 7 x 1

360 x 100

= 350.000.000,00

Denga demikian Jumlah Penalty pelanggan untuk kasus ini adalah Rp.

291.666.667 + Rp. 350.000.000 = Rp. 641.666.667

Jurnal di Bank A adalah

Dr. Biaya Lainnya- penalty pelanggaran

GWM

Rp.641.666.66

7

Cr. Giro Bank Indonesia Rp.641.666.6

67

2.2. INVESTASI JANGKA PENDEK

2.2.1. Pengertian Investasi

Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan

atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki

oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan

atau kurang. Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan

menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan

21

Page 24: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

selam masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka watu tidak

dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam

bentuk atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek   bisa dilakukan

dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau  surat – surat berharga  yaitu saham

( efek ekuitas) dan obligasi (efek Utang).

Tujuan Investasi Jangka Pendek

1. Dimiliki untuk memanfaatkan dana yang mnganggur

2. Dimiliki bukan untuk menguasai perusahaan lain

3. Dimiliki untuk dijual kembali bila dibutuhkan kas

Investasi Jangka Pendek dapat berupa :

1. Saham

Saham : surat bukti ikut menanamkan modal dalam suatu perusahaan yang

berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Investasi >> Pendapatan >> Deviden

2. Obligasi

Obligasi : surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang

menerbitkan obligasi dan harus dilunasi pada tanggal jatuh temponya.

Pembelian Obligasi >> Pendapatan >> Bunga Obligasi

Sarana investasi jangka pendek :

a. Jasa Giro merupakan produk perbankan yang memberikan bunga terendah,

berkisar sekitar 3-4%. Biasanya dipakai perusahaan untuk mempermudah

transaksi pembayaran.

b. Tabungan layanan perbankan yang memberikan bunga diatas jasa giro, dan

bisa diambil setiap saat.

c. Deposito bunganya lebih tinggi tabungan, akan tetapi mesti disimpan untuk

jangka waktu tertentu. Jika dicairkan sebelum jatuh tempo biasanya dikenakan

pinalti.

d. Reksadana Pasar Uang yaitu reksadana yang berinvestasi pada pasar uang

seperti Deposito, SBI dan obligasi jangka pendek. Biasanya tingkat

22

Page 25: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

pengembalian reksadana pasar uang lebih tinggi dari jasa giro tapi lebih

rendah dari Deposito, akan tetapi bisa dicairkan setiap saat.

2.2.2. Penilaian Investasi Jangka Pendek Untuk Sekuritas Berisiko:

Penilaian investasi Jangka pendek Menurut yang Lazim ada 3 dasar

yaitu Harga perolehan , Harga Pasar dan ketiga adalah berdasarkan Harga

yang terendah diantara harga perolehan dan harga pasar.

23

Page 26: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Penilaian Berdasarkan Harga Perolehan

Bila investasi sementara dinilai dengan harga perolehan, maka tidak

perlu dibuat jurnal penyesuaian, akan tetapi harus diungkapkan dalam laporan

keuangan

Penilaian Berdasarkan Harga Pasar

Penilaian dengan dasar harga pasar dapat dilakukan kalau harga pasar

sekuritas tersebut lebih kecil dari Harga perolehan. Hal ini sesuai dengan

prinsip konservatif dalam pelaporan keuangan.

Penilaian Investasi Jangka Pendek Berdasarkan Yang Terendah

Diantara Harga Perolehan Atau Harga Pasar

Metode ini adalah metode yang paling baik dan memang digunakan

dalam menilai investasi Jangka pendek. Penilaian dengan metode ini

tergantung pada hubungan antara harga perolehan dan harga pasar.

a. Harga Perolehan lebih besar dari Harga Pasar, maka disajikan sebesar harga

pasar

b. Harga Perolehan lebih kecil dari harga Pasar, maka disajikan sebesar harga

perolehan

c. Harga perolehan sama dengan harga pasar, maka disajikan sebesar harga pasar

atau harga perolehan

Penilaian dengan investasi jangka pendek dengan metode ini mengunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Harga Perolehan.

2. Mencatat Harga Pasar investasi Jangka Pendek

3. Membandingkan untuk memilih yang terendah diantara harga perolehan atau

harga Pasar

Contoh: Misalnya diketahui pada 31 desember 2013 Harga Pasar untuk

masing-masing jenis sekuritas yanga ada dalam portopolio adalah:

24

Page 27: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Sekuritas Jangka Pendek Harga Perolehan

Saham PT. Tritih jaya 54.000.000

Saham PT. Indotext 20.500.000

Saham PT. Baruna 14.250.000

Saham PT. Adi Karya Wisesa 14.000.000

Kelompok / jenis

investasi

Harga

perolehan

Harga

Pasar

Yang Terendah diantara harga perolehan

dan Harga Pasar

Per.individ

u

Per.Kelompo

k

Keseluruha

n

Saham

PT. Tritih Jaya 55,750,000 54,000,000 54,000,000

PT. indotext 19,600,000 20,500,00

0

19,600,000

Jumlah Nilai

Saham

73,350,000 74,500,000 73,600,000 74,500,000

Obligasi

PT. Baruna 13,550,000 14,250,00

0

13,550,00

0

PT. Adi Karya 14,325,000 14,000,000 14,000,00

0

Jmlh Nilai

Obligasi

27,825,000 28,250,000 27,550,00

0

27,375,000

Total Nilai

Investasi

jk.pendek

103.225.00

0

102,750,00

0

101,150,00

0

102,375,000 102,750,00

0

25

Page 28: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Dengan Tambahan data ini maka penentuan nilai investasi berdasarkan

metode diantara harga perolehan atau harga pasar dapat ditentukan sebagai

berikut :

26

Page 29: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

2.2.3. Sertifikat Bank Indonesia

Pendahuluan: SBI dan Mekanisme Lelang

Sertifikat Bank Indonesia merupakan Alternatif untuk menempatkan

dana sekitarnya Bank kelebihan likuiditas, dengan investasi jangka pendek

pada SBI, Bank disamping dapat memperoleh penghasilan, juga dapat dijual

sewaktu-waktu membutuhkan dana untuk membiayai likuiditas. Sertifikat

bank indonesia adalah instrumen yang memiliki likuiditas pasar tinngim

mudah dijual atau dibeli dan bebas resiko.

SBI adalah Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan

oleh E Sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem

diskonto. Sebagai otoritas moneter, Bi berkewajiban memelihara kestabilan

nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan

uang primer tersebut.

Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI sebagai salah satu piranti

operasi pasar terbuka, penjualan SBI diprioritaskan kepada lembaga

perbankan. Meskipun demikian tidak tutup kemungkinan masyarakat baik

perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI. Pembelian SBI

oleh Masyarakat tidak dapat dilakukan secara langsung dengan BI melainkan

harus melalui bank umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar modal

yang ditujukan oleh BI

27

Bank IndonesiaPerusahaan/ perorangan

Bank

Pialang pasar uang /

Modal

Page 30: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat

berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Karakteristik sertifiakat

Bank Indonesia adalah:

1. SBI memiliki satuan unit sebesar Rp.1000.000,00 (satu juta rupiah)

2. SBI diterbitkan tanpa warkat

3. SBI dapat diperdagangkan dipasar sekunder

4. Jangka waktu SBI sekurang-kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan yang

dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari Tanggal peyelesaian transaksi

sampai dengan tanggal jatuh tempo.

Contoh: Perhitungan jangka waktu 1bulan dengan data sebagai berikut:

Tanggal lelang 3 April 2013

Tanggal setelmen Transaksi lelang 4 April 2013

Tanggal setelmen Transaksi jatuh tempo 2 mei 2013

28

Jatuh tempo

Mulai Hitung

Hari

Tanggal penyelesaian

transaksiTanggal

Lelang

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 1 2 3

Page 31: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Untuk SBI dengan jangka waktu 1 bulan sebagaimana contoh diatas. Jangka

waktu yang dinyatakan dalam hari dihitung dari Tanggal 5 April 2013 atau

satu hari sejak tanggal setelmen transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo

atau 28 hari.

5. SBI diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto

6. Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni ( true discount )

sebagai Berikut:

Nilai Nominal x 360

Nilai tunai = 360 + (Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)

7. Nilai Diskonto dihitung sebagai berikut:

Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai

Contoh:

Perhitungan diskonto SBI berdasar Rumus ( Diskonto Murni)

Tanggal Lelang : 3 April 2013

Nilai Nominal SBI : Rp500.000.000

Tingkat Diskonto : 15%

Tanggal Jatuh Tempo : 2 Mei 2013

Jangka Waktu SBI : 1 Bulan (28 hari)

Nilai Tunai dapat dihitung Sebagai berikut:

Nilai Tunai = (Nilai Nominal) x 360

360 + ( Tingkat diskonto) x (Jangka Waktu)

= (Rp500.000.000) x 360

360 +( (15%) x (28) )

= Rp494.233.937.40

Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai

Nilai Diskonto = Rp500.000.000 – Rp494.233.937.40

= Rp 5.766.062.60

Kalau Pajak Diskonto 15% maka:

29

Page 32: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

PPH Diskonto = 15% x Rp5.766.062.60

=864.909.39

Pencatatan Transaksi Pembelian SBI

Pencatatan transaksi SBI di sini adalah pada peserta yang memenangkan

lelang SBI. Pemenang SBI bertindak sebagau pembeli SBI untuk investasi

jangka pendek. Pencatatan SBI tentu sebesar harga perolehan. Selisih antara

nilai nominal dengan nilai tunai dicatat sebagai pendapatan bungan diterima di

muka.

Contoh:

Bank Mandiri yang telah memenangkan lelang SBI senilai

Rp5.000.000.000 dengan tingkat diskonto 12% pa, jangka waktu SBI 3 bulan

(90 hari) maka untuk mencatatnya di Bank Mandiri didahului dengan

menentukan nilai tunai, nilai diskonto, dan pajak yang wajib ditanggung Bank

Mandiri.

Perhitungannya:

Jurnal pembelian SBI di Bank Mandiri adalah:

30

Page 33: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Pendapatan bunga diterima di muka harus di amortisasi setiap bulan sebagai

berikut:

Prinsip dan Persyaratan Perdagangan SBI

1. SBI diterbitkan melalui mekanisme lelang.

2. Lelang SBI dilakukan berdasarkan target kuantitas dengan memperhatikan

tingkat suku bunga/diskonto yang terjadi.

3. Dalam hal penerbitan SBI berjangka waktu 1 (satu) bulan dilakukan dengan

metode fixed rate.

4. Bank Indonesia mengumumkan rencana Lelang SBI selambatlambatnya pada

1 (satu) hari kerja sebelum hari pelaksanaan Lelang SBI melalui sarana BI-

SSSS dan atau Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) dan atau sarana lain yang

31

Page 34: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

ditetapkan Bank Indonesia meliputi antara lain jangka waktu SBI, target

indikatif, waktu pelaksanaan lelang dan waktu setelmen.

5. Pelaksanaan Lelang SBI dilakukan pada hari Rabu, atau pada hari kerja

berikutnya atau hari kerja lain apabila hari Rabu adalah hari libur, yang dapat

dilaksanakan pada setiap minggu dan atau setiap dua minggu dan atau setiap

bulan. Dalam hal diperlukan, Bank Indonesia dapat mengadakan Lelang SBI

tambahan pada hari kerja lain.

6. Tanggal jatuh waktu SBI ditetapkan pada hari Kamis atau hari kerja

berikutnya apabila hari Kamis adalah hari libur. Dalam hal diperlukan, Bank

Indonesia dapat menetapkan jatuh waktu pada hari kerja lain.

7. Peserta Lelang SBI dibedakan menjadi:

a. Peserta langsung yaitu Bank dan Pialang yang melakukan transaksi

Lelang SBI secara langsung dengan Bank Indonesia.

b. Peserta tidak langsung yaitu Bank yang mengajukan penawaran Lelang

SBI melalui Pialang.

8. Bank hanya dapat mengajukan penawaran Lelang SBI hanya untuk

kepentingan diri sendiri.

9. Pialang dilarang mengajukan penawaran Lelang SBI untuk kepentingan diri

sendiri.

10. Peserta Lelang SBI bertanggung jawab atas kebenaran data penawaran Lelang

SBI yang diajukan.

11. Peserta Lelang SBI sedang tidak dikenakan sanksi penghentian sementara atau

permanen sebagai peserta BI-SSSS.

12. Bank Indonesia hanya menerima pengajuan transaksi dari peserta langsung

dan menggunakan data penawaran Lelang SBI yang diajukan peserta

langsung.

13. Bank Indonesia melakukan Setelmen Dana dan Setelmen Surat Berharga hasil

Lelang SBI di pasar perdana pada hari kerja berikutnya setelah hari

pelaksanaan Lelang SBI (one day settlement).

32

Page 35: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

14. Bank, baik yang bertindak sebagai peserta langsung maupun sebagai peserta

tidak langsung, wajib menyediakan dana sebesar jumlah transaksi Lelang SBI

yang dimenangkan sampai dengan cut-off warning Sistem BI-RTGS untuk

keperluan setelmen SBI di pasar perdana.

Pelaksanaan dan Pengajuan Penawaran Lelang SBI

Pengajuan penawaran lelang SBI meliputi penawaran kuantitas dan

tingkat diskonto menurut jangka waktu SBI yang akan diterbitkan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Pengajuan penawaran kuantitas dari setiap peserta Lelang SBI sekurang-

kurangnya 1.000 (seribu) unit atau Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),

dan selebihnya dengan kelipatan 100 (seratus) unit atau Rp100.000.000,00

(seratus juta rupiah).

b) Penawaran tingkat diskonto adalah dengan kelipatan 0,0625% (enam ratus dua

puluh lima per satu juta).

Penetapan Pemenang Lelang SBI

1. Dalam hal lelang SBI dilakukan dengan metode harga tetap maka penawaran

kuantitas yang masuk dari setiap peserta lelang dinyatakan diterima sebagai

pemenang lelang.

2. Bank Indonesia dapat menyesuaikan kuantitas pemenang lelang sebagaimana

dimaksud pada angka 1.

3. Dalam hal lelang SBI dilakukan dengan metode harga beragam maka

pemenang lelang SBI ditetapkan dengan cara:

a. Bank Indonesia menetapkan SOR atas penawaran lelang SBI yang

diterima.

b. Kuantitas lelang SBI yang dimenangkan olej setiap peserta lelang

dihitung sebagai berikut:

33

Page 36: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

1) Dalam hal peserta lelang mengajukan oenawaran tingkat diskonto

lebih rendah dari SOR yang ditetapkan maka peserta lelang yang

bersangkutan memperoleh seluruh penawaran SBI yang diajukan;

2) Dalam hal peserta lelang mengajukan penawaran tingkat diskonto

sama dengan SOR yang ditetapkan maka peserta lelang yang

bersangkutan dapat memperoleh seluruh atau sebagian yang dihitung

secara proporsional.

Contoh Perhitungan Pemenang Lelang SBI

Dengan Metode Lelang Harga Tetap (Fixed Rate) atau Single Price.

Rencana lelang

Tanggal lelang : 5 April 2013

Metode lelang : Harga tetap (fixed rate)

Jangka waktu SBI : 28 hari

Tingkat diskonto :12,750%

Window time : 12.00-14.00 WIB

Tanggal Setelmen : 6 April 2013

Contoh 1:

Apabila seluruh penawaran yang masuk dinyatakan sebagai pemenang lelang.

Penawaran lelang yang masuk a): Rp8 triliun

Kuantitas lelang yang ditetapkan b): Rp8 triliun

Rata-rata tertimbang diskonto hasil lelang: 12,750%

34

Page 37: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Contoh 2:

Apabila seluruh penawaran yang masuk dinyatakan sebagai pemenang lelang

berdasarkan perhitungan secara proporsional.

Penawaran lelang yang masuk c): Rp8 triliun

Kuantitas lelang yang ditetapkan d): Rp6,5 triliun

Rata-rata tertimbang diskonto hasil lelang: 12,750%

35

Page 38: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

Perhitungan kuantitas pemenang lelang secara proporsional diperoleh sebagai

berikut:

(Penawaran peserta lelang/total penawaran yang masuk) x Kuantitas lelang

SBI yang diterima

Contoh untuk penawaran no. 1 dari Bank A = (500/8.000) x 6.500 = 406

Contoh Perhitungan Pemenang Lelang SBI

Dengan Metode Lelang Variable Rate atau Multiple Price

SOR dan Multiple Price, Target indikatif: Rp6 Triliun, Rincian penawaran

(lihat tabel).

Jumlah penawaran yang mausk melebihi target indikatif, maka tidak semua

peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut:

1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan

diskonto yang sama atau lebih kecil dari SOR (stop-out-rate) yaitu 14%.

Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan

penawaran diskonto sama atau lebih kecil dari 14%, yaitu peserta 1 s.d.

peserta 8;

2. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot

jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk

diskonto 14%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat

dilihat pada tabel berikut (dibawah) . Contoh perhitungan untuk Nilai

Nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut:

Peserta 4 = (1.250 ÷ 5.500) x (6.000 – 750) = Rp1.193 miliar

36

Page 39: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling likuid sehingga

sangat mudah untuk diselewengkan. Tujuan pemeriksaan terhadap kas dan

bank untuk mengetahui internal control efektif atau tidaknya dan melakukan

tes atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan

apakah internal control berjalan baik atau tidak.

Penyajian laporan pemeriksaan kas dan bank di neraca harus sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicaikan

atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh

perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau

kurang. Ketika melihat setiap peluang atau kesempatan dalam berinvestasi,

maka jangan heran jika di setiap investasi yang ada keuntungan dapat diraih.

37

Page 40: Kas dan Rekening Giro & Investasi Jangka pendek

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Taswan, S. (2013). AKUNTANSI PERBANKAN : Transaksi dalam Valuta Rupiah.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

38