KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS PERAWATAN PADA KLIEN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/3737/1/KTI JADI...
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS PERAWATAN PADA KLIEN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/3737/1/KTI JADI...
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
PERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI
PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS DI RSUD
BANGIL PASURUAN
POLEH:
SINDI AGUSTIN DEWI RAHMA SARI
NIM : 171210035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
ii
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
PERAWATAN PADA KLIEN PNEUMONIA DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RSUD BANGIL PASURUAN
Karya tulis ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli
Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Program Study Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia medika Jombang.
OLEH:
SINDI AGUSTIN DEWI RAHMA SARI
171210035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
iii
iv
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ngawi tanggal 17 Agustus 1999 dari Ibu yang
bernama Sitinuryati dan Bapak Sarijo, Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2011 penulis lulus dari SDN Bangunrejo lor 1, Tahun 2014 penulis
lulus dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Kedunggalar, penulis 2017 lulus dari
SMK Kesehatan BIM Ngawi, Tahun 2017 penulis lulus seleksi masuk STIKES
Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur Undangan. Penulis memilih
program studi D3 Keperawatan dari lima pilihan program yang ada di STIKES
“ICME” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 10 Agustus 2020
Penulis
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hidup berawal dari mimpi, maka bermimpilah untuk hidupmu”
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT,
taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku
dengan ilmu serta memperkenalkan dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan
yang engkau berikan akhirnya karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Rasulullah Muhammad SAW Kupersembahkan karya sederhana ini
kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi. Ibunda dan Ayahanda
tercinta Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah yang telah memberikan
kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak
mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas yang tertuliskan kata cinta dan
persembahan, untuk teman-teman terima kasih telah menyemangati dan untuk
emuanya terima kasih telah mendampingi mengerjakan tugas akhir sampai selesai
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perawatan Pada
Klien Yang Mengalami Pneumonia Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Karya Tulis ilmiah ini
diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat Bapak H.Imam Fatoni, S.KM.,MM selaku ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dan Ibu Maharani Tri
Puspitasari,.S.Kep,.Ns.MM selaku Kepala Program Studi Diploma III
Keperawatan STIKes IcmE Jombang dan Selaku Dosen Pembimbing Kedua.
Bapak Leo Yosdimyati Romli,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing
Pertama Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah. Kepala Diklat RSUD Bangil yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data dan
menyelesaikan Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah. Kedua orang tua tercinta yang
telah berjuang dan memberikan dukungan, motivasi, kekuatan, dan nasehat untuk
penulis. Kepada semua dosen-dosen yang telah sabar mendidik penulis selama
menempuh pendidikan di STIKes ICME Jombang hingga terselesainya Karya
Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, termasuk teman-teman yang telah memberikan semangat dorongan
dan bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa
yang akan datang.
Jombang,10 Agustus 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
PERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PNEUMONIA
DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RSUD BANGIL PASURUAN
Oleh :
Sindi Agustin Dewi R
Pneumonia merupakan bakteri menyebabkan terjadinya penyakit pneumo
nia,mengakibatkan produksi sekret meningkat sehingga menimbulkan munculnya
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, adanya bakteri tersebut
menimbukan infeksi Alveoli pada saluran nafas atas sampai bawah infeksi
tersebut menimbukan peradangan, sehingga mengakibatkan produksi
mengakibatkan produksi sekret meningkat sehingga menimbulkan munculnya
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Tujuan penelitian ini mampu
Melakukan asuhan keperawatan pada klien pneumonia dengan masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang Teratai RSUD Bangil Pasuruan.
Desain penelitian menggunakan comperative studi dengan pendekatan
studi kasus pada 2 klien penderita pneumonia dengan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas di ruang teratai RSUD Bangil Pasuruan mulai tanggal 1
maret sampai 5maret .pengumpulan data menggunakan lembar asuhan
keperawatan dengan metode wawancara ,observasi dan pemeriksaan fisik dan
selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif .
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada ke 2 klien ditemukan data batuk
tidak berdahak,sesak nafas,pernafasan cuping hidung respirasi meningkat,yang
menunjukan masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas ,sehingga dilakukan
tindakan flapping,nebulizer,suction,dan hasil evaluasi menunjukan perubahan
kondisi pasien menjadi lebih baik.
Untuk mencapai hasil optimal terkait masalah ketidak efektifan bersihan
jalan nafas perlu dilakukan kolaborasi dengan tim secara efektif sesuai perubahan
pada pasien serta melibatkan keluarga dalam perawatan
Kata kunci : Pneumonia, Ketidakefektifan, bersihan jalan nafas
xii
ABSTRACT
CARE TO CLIENTS WHO HAVE PNEUMONIA WITH THE CLEAN
INFECTIVITY OF CLEAN SPACE GENERAL HOSPITAL
BANGIL PASURUAN AREA
By:
Sindi Agustin Dewi R
Pneumonia is a bacterium that causes pneumonic disease, resulting in
increased production of secretions resulting in an ineffective airway cleaning
problem, the presence of these bacteria causes Alveoli infection in the upper to
lower respiratory tract, the infection causes inflammation, resulting in production
resulting in increased production of secretions, causing problems. ineffective
airway clearance. The purpose of this study was to be able to provide nursing care
to pneumonia clients with ineffective airway cleaning problems in the Teratai
space general hospital Bangil Pasuruan area.
The design of this study used a comparative study method with a case
study approach to 2 clients with pneumonia with ineffective airway cleaning
problems in the lotus room from March 1 to March 5. Data collection used
nursing care sheets, interview methods, observation, physical examination, and
analyzed descriptions.
The results showed that the 2 clients found data on cough with no phlegm,
shortness of breath, increased nostril breathing, which indicated the problem of
ineffective airway cleaning, so that flapping, nebulizer, suction was performed,
and the patient at the time of evaluation showed a change in condition. well.
To achieve optimal results it is necessary to collaborate with the team
effectively according to changes in patients and to involve the family in care
Key words: Pneumonia, Ineffectiveness, airway clearance
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ...................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
LEMBAR SURAT PERNYATAAN ........................................................... iii
LEMBAR KEASLIAN ................................................................................. iv
LEMBAR BEBAS PLAGIASI ...................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Batasan masalah ......................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep pneumonia ................................................................................... 5
2.2 Konsep Bersihan Jaan nafas ..................................................................... 6
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................................................... 8
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 13
3.2 Batasan Istilah ........................................................................................... 13
3.3 Partisipan .................................................................................................... 13
3.4 Lokasi dan waktu penelitian ...................................................................... 14
3.5 Pengumpulan Data ..................................................................................... 14
3.6 Uji keabsahan Data .................................................................................... 16
3.7 Analisa Data ............................................................................................... 16
3.8 Etik Penelitian ............................................................................................ 16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL ........................................................................................................ 18
4.2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 29
BAB 5 PENUTUP
5.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 34
5.2 SARAN ...................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Intervensi keperawatan ................................................................... 10
Tabel 4.1 Identitas klien ................................................................................... 18
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit ............................................................................. 19
Tabel 4.3 Perubahan pola kesehatan ................................................................ 19
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ............................................................................ 20
Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik ................................................................... 22
Tabel 4.6 Pemeriksaan Terapi ......................................................................... 22
Tabel 4.7 Analisa Data klien 1 ......................................................................... 23
Tabel 4.7 Analisa data klien 2 .......................................................................... 23
Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan .................................................................... 24
Tabel 4.9 Intervensi keperawatan .................................................................... 24
Tabel 4.10 Implementasi keperawatan ............................................................. 25
Tabel 4.11 Evaluasi keperawatan ..................................................................... 27
xv
DAFTAR GAMBAR
2.2.3 Gambar Pathway ..................................................................................... 9
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampian 1 : Jadwal Kegiatan
Lampiran 2 : Permohonan Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Responden 1
Lampiran 4 :Persetujuan Responden 2
Lampiran 5 : Surat Datang Seminar Proposal
Lampiran 6 : Format Askep
Lampiran 7 :Surat Turnit Receipt
Lampiran 8 : Lembar Konsul Pembimbing 1
Lampiran 9 : Lembar Konsul Pembimbing 2
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
C : Celcius
Gr : Gram
GDA : Gas Darah Arteri
IPPA : Inspeksi, Perkusi, Palpasi, Auskultasi
KMB : Keperawatan Medikal Bedah
MRS : Masuk Rumah Sakit
NIC : Nursing Intervention Classification
NOC : Nursing Outcome classification
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
TTV : Tanda – Tanda Vital
WHO : World Health Organization
WOC : Web Of Caution
WOD : Wacara, Observasi, Dokumentasi
ICME : Insan Cendekia Medika
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses peradangan pada penyakit pneumonia mengakibatkan produksi
sekret meningkat sehingga menimbulkan munculnya masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Amelia, Oktorina, & Astuti, 2018).
Nanah (pus) dan cairan yang mengisi alveoli mengakibatkan kemampuan
paru-paru untuk mengembang berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan
bernapas cepat. Peradangan ini juga akan menimbulkan peningkatan
produksi sputum yang mengakibatkan bersihan jalan nafas terganggu,
pernapasan cuping hidung, dyspnea dan suara krekels saat diauskultasi
(Purnama, 2016). Obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh
menumpuknya sputum pada jalan napas akan mengakibatkan ventilasi
menjadi tidak adekuat (Tahir, Imalia & Musinah, 2019).
Pneumonia menyumbang 15% dari semua kematian anak di bawah 5
tahun atau menewaskan 808.694 anak dalam satu tahun di seluruh dunia
(WHO, 2019). Kejadian pneumonia di Indonesia pada semua jenjang usia
mengalami peningkatan yaitu dari 1,6% di tahun 2013, meningkat menjadi
2,0% di tahun 2018 (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Hasil survei
Riskesdas tahun 2018 di Jawa Timur kejadian kasus pneumonia pada tahun
2013 yaitu 1,0%, dan meningkat menjadi 1,5% di tahun 2018 (Riskesdas,
2018). Menurut penelitian (Sari et al., 2016) dari 106 pasien yang menderita
2
pneumonia sebanyak 73,3% mengeluhkan batuk, sebanyak 24,8%
mengeluhkan sputum berlebih, 74% mengalami sesak napas, dan sebanyak
86,7% mengalami ronkhi, berdasarkan hasil penelitian tersebut merupakan
gejala yang ditimbulkan dari bersihan jalan napas tidak efektif.
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor yaitu keaadan
(imunitas) pasien, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan
yang berinteraksi satu sama lain (Brunner & Suddarth, 2016). Adanyanya
bakteri di paru merupakan akibat ketidakseimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat
berkembang biak dan berakibat timbulnya sakit (Angelina, 2016). Bakteri
masuk melalui udara sampai mencapai bronkus terminal atau alveoli dan
selanjutnya terjadi proses infeksi. Apabila terjadi kolonisasi pada saluran
napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas
bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan
infeksi dari sebagian besar infeksi paru dan terjadi pneumonia (Sutanto &
Fitriani, 2017).
Salah satu intervensi keperawatan yang bisa diterapkan untuk
membersihkan sputum pada jalan napas adalah fisioterapi dada dan batuk
efektif (Tahir, Imalia & Musinah, 2019). Tindakan keperawatan dengan
memberikan asuhan keperawatan melibatkan anggota keluarga. Keterlibatan
anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan akan membantuk
perawat untuk mencapai angka kriteria yang telah ditetapkan terkait
ketidakefektifan bersihan jala n nafas (Manurung, 2018). Berdasarkan latar
belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil studi kasus tentang
3
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas di RSUD Bangil Pasuruan.
1.2 Batasan Masalah
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas di RSUD Bangil Pasuruan.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan pada klien pneumonia dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas di RSUD Bangil Pasuruan.
1.4.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien pneumonia dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
2. Menetapkan diagnosa keperawatan. Keperawatn pada klien
pneumonia dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Menyusun intervensi keperawatan pada klien pneumonia dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
4. Melakukan implementasi tindakan keperawatan pada klien
pneumonia dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien pneumonia dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
4
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat teoritris
Studi kasus dapat digunakan sebagai acuan dan model dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
1.5.2 Manfaat praktis
Menambah pengetahuan keluarga dan klien tentang asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan kepada klien sehingga mempercepat
proses penyembuhan.selain itu studi kasus ini dapat dijadikan pedoman
bagi perawat untuk dapat memberikan asuhan yang lebih efektif.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pneumonia
2.1.1 Definisi pneumonia
Pneumonia merupakan proses inflamatori parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agens infeksius. Pneumonia adalah penyakit
infeksius yang sering menyebabkan kematian di Amerika Serikat(Angelina,
2016).
2.1.2 Etiologi pneumonia
Menurut Nurarif & Kusuma(2015) penyebaran infeksi terjadi
melalui droplet dan sering disebabkan olehStreptococcus pneumonie,
melalui selang infus oleh staphylococcusureus, sedangkan pada pemakaian
ventilator disebabkan oleh pseuodomonas aeruginosa dan enterobacter.
Pada masa kini biasanya terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan
antibiotik, yang tidak tepat.
2.1.3 Kasifikasi pneumonia
Klasifikasi pneumonia dapat berdasarkan: anatominya, etiologinya,
gejala kliniknya ataupun menurut lingkungannya. Berdasarkan lokasi
anatominya, pneumonia dapat terbatas pada segmen, lobus, atau menyebar
(diffuse).Jika hanya melibatkan lobulus, pneumonia sering mengenai
bronkus dan bronkiolus sehingga sering disebut sebagai bronkopneumonia.
Mikroorganisme yang ditemui dari hasil isolasi spesimen sputum tidak
6
selalu berarti bahwa spesies yang ditemukan adalah penyebab
pneumonianya, terutama jika ditemukan E. coli atau H. Influenzae. Kuman
komensal saluran pernapasan bagian atas kadang-kadang dapat
menyebabkan pneumonia karena sifatnya telah berubah menjadi patogen.
Dapat juga terjadi pneumonia yang mempunyai etiologi bakteri multipel
(Djojodibroto, 2017).
2.2 Konsep Bersihan jalan napas tidak efektif
Kondisi ketika individu mengalami ancaman pada status
pernapasannya sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk
secara efektif (Carpenito & Moyet, 2013).
2.2.1 Patofisiologi
Paru adalah struktur kompleks yang terdiri atas kumpulan
unit yang dibentuk melalui percabangan progresif jalan napas.
Saluran napas bagian bawah yang normal berada dalam keadaan
steril, walaupun bersebelahan dengan sejumlah mikroorganisme yang
menempati orofaring dan terpajan oleh mikroorganisme dari
lingkungan di dalam udara yang dihirup (Ardiansyah, 2017). Gejala
umum yang biasanya terjadi pada pneumonia yaitu demam, batuk,
dan sesak napas (Djojodibroto, 2017).
7
2.2.2 Pathway
Gambar 2.1 Pathway pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(Ikawati, 2016)
Micoplasma
(mirip bakteri)
Peradangan/ inflamasi
produksi sekret Difusi gas antara O2
& CO2 di alveoli
terganggu
odema
Kapasitas transportasi O2
menurun
dispnea
Gangguan
pertukaran gas
Pola Napas
Tidak Efektif kelelahan
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Nadi lemah
infeksi
Masuk sasaluran
pernafasan
virus Bakteri jamur
8
2.2.3 Komplikasi Pneumonia
1) Infeksi aliran darah
Infeksi aliran darah atau bacteremia terjadi akibat adanya bakteri
yang masuk ke aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ
lain.
2) Abses paru atau paru bernanah
Abses paru terjadi akibat infeksi yang di timbulkan oleh bakteri atau
jamur
3) Efusi pleura
Kondisi ini dimana cairan memenuhi ruang memenuhi ruang
yang menyelimuti paru-paru.
2.2.4 Pemeriksaan Pneumonia
1. Radiologi Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral)
2. Laboratorium
3. Mikrobiologi
4. Analisa Gas Darah
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini semua data
dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat ini.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
9
psikologis, sosial, maupun spiritual pasien (Budiono & Pertami, 2016).
Pengkajian meliputi:
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
3) Riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2) Mata
3) Hidung
4) Mulut
5) Telinga
6) Leher
7) Dada
8) Abdomen
9) Muskuloskeletal
10
2.3.2 Diagnosa keperawatan
1. .Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
2. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. ganguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolar
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunya
intake dan
2.3.3 intervensi keperawatan
Tabel 2.3 Intervensi keperawatan menurut NANDA NIC-NOC 2017
Diagnosa
keperawatan
NOC NIC
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Definisi : ketidak
mampuan untuk
membersihkansekresi
atau obstruksi dan
saluran pernafasan
untuk
mempertahankan
kebersihan jalan
nafas
Batasan
karakteristik
1. Suara
napastambahan
2. Perubahan
frekuensi napas
3. Penurunan bunyi
nafas
4. Sputum dal
amjumlah yang
berlebihan
Respiratory status:
ventilation
Kriteria hasil:
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan dyspnea
(mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada
pursed lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(klien tidak merasa
tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
Airways suction
1. Pastikan kebutuhan oral/tracheal
suctioning
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning
3. Informasikan kepada keluarga tentang
suctioning
4. Minta klien nafas dalam sebelum
suctioning
5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
6. Gunakan alat yang steril setiap
melakukan
7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan
nafas dalam setelah kateter dikeluarkan
dan nasotrakeal
8. Monitor status oksigen pasien
9. Ajarkan keluarga bagaimana cara
melakukan suksion
10. Hentikan suksion dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll
11
5. Gelisah
6. Batuk yang tidak
efektif
tidak ada suara nafas
abnoramal)
3. Mampu
mengidentifikasikan
dan factor yang
menghambat jalan
nafas
Airway management
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Pasang orofaring tube bila perlu
5. Keluarkan secret dengan batuk atau
suction
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
7. Lakukan suction pada orofaring tube
8. Berikan bronkodilator bila perlu
9. Berikan pelembab udara
10. Monitor respirasi dan status O2
2.3.4 implementasi keperawatan
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2016).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2016).
Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut (Dinarti et al.,
2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari:
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien pneumonia
dengan bersihan jalan napas tidak efektif diharapkan pasien tidak mengeluh sulit
sulit bernapas (dispnea), pasien tidak mengeluh sulit bicara, pasien tidak
mengeluh ortopnea
12
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada pasien
dengan bersihan jalan napas tidak efektif indikator evaluasi menurut Moorhead
et al. (2013) yaitu:
1) Frekuensi pernapasan normal yaitu 12-20 kali per menit
2) Irama pernapasan normal yaitu teratur
3) Kedalaman inspirasi normal yaitu melibatkan ekspansi dan ekshalasi penuh
paru
4) Kemampuan untuk mengeluarkan sekret tidak terganggu
b. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala bentuk
masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat
dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan :
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
berhasil dicapai (2 indikator evaluasi tercapai)
3) Tujuan tidak tercapai
c. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah comparative studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien pneumonia.
3.2 Batasan Istilah
Batasan istilah pada studi kasus ini yaitu pada asuhan keperawatan
pneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi.
3.3 Partisipan
Studi kasus ini menggunakan 2 klien dengan karakteristik partisipan yang
dirawat minimal 3 hari di ruang Teratai RSUD Bangil,dan klien yang
mengalami pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan
karakteristik keadaan ;
1) Klie dengan pneumonia
2) Klien dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3) Klien yang dirawat minimal 2hari
4) Klien laki laki
5) Klien kooperative
14
3.4 Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Studi kasus ini akan dilaksanakan di ruang Teratai RSUD Bangil Pasuruan
2. Waktu
studi kasus ini peniliti akan melakukan penelitian mulai bulan Januari
sampai dengan April 2020.
3.5 Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data agar diperoleh data yang
sesuai menggunakan metode sebagai berikut:
1) Wawancara : pengumpulan data dengan cara Tanya jawab secara
langsung, hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, sumber data dari klien, keluarga bahkan perawat
lainnya.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik : Dilakukan dengan cara IPPA
(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) pada sistem tubuh klien.
3) Studi dokumentaasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik
dan data lain yang relevan).
Langkah-langkah pengumpulan data;
1) Menyusun proposal studi kasus
2) Mengajukan permohonan kelayakan etik
3) Mengajukan surat izin penelitian ke STIKES
4) Mengajukan surat izin penelitian ke RSUD Bangil
15
5) Menentukan partisipan dalam studi kasus sesuai kriteria
6) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon partisipan
yang telah ditentukan
7) Meminta persetujuan calon partisipan untuk dijadikan partisipan
dalam studi kasus
8) Melakukan asuhan keperawatan mulai tahap
pengkajian,dia.gnosa,intervensi dan evaluasi.
9) Melakukan pengolahan data yang telah di peroleh setelah melakukan
asuhan keperawatan
10) Melakukan analisa data hasil studi kasus
11) Menyusun laporan studi kasus
3.6 Uji Keabsahan Data
1. Melibatkan keluarga.
2. Melakukan validasi data ke perawat secara langsung.
3. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan sampai kegiatan studi kasus
berakhir dan memperoleh validitas hasil yang diinginkan.
4. Memferifikasi dan validasi rekam medik
3.7 Analisa Data
Analisa data dilakukan sejak penliti, sewaktu pengumpulan data
sampai dengan semua dataterkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan
selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
1. Melakukan pengelompokan data berdasarkan anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
2. Melakukan tabulasi data mulai identitas pasien dan keluarga, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
3. Membandingkan data antara partisipan satu dan dua
4. Melakukan analisis data hasil studi kasus
5. Membuat kesimpulan dan rekomendasi studi kasus
3.8 Etik Penelitian
1) Informed consent
Partisipan yang akan diteliti dalam study kasus bentuk persetujuan
antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya
2) Anonimity (tanpa nama);
Identitas klien akan dirahasiakan oleh peneliti dengan diberikan
nama inisial seperti Tn Y dan partisipan yang satunya diberi inisial Tn Z.
3) Confidentiality (kerahasiaan);
Data yang di dapatkan atau yang dikumpulkan oleh peneliti akan
digunkan untuk kepentingan penelitian tertentu dan akan tidak disalah
gunakan tapi akan dipublikasikan untuk menjadi jurnal penelitia
18
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran lokasi pengumpulan data
Pengumpulan data pada studi kasus ini diambil di Ruang Teratai
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan. Ruang Teratai memiliki 83
tempat tidur pasien yang dibagi menjadi beberapa kelas yaitu kelas 1
memiliki 33 tempat tidur pasien, kelas 2 memiliki 29 tempat tidur pasien,
kelas 3 memiliki 13 tempat tidur pasien dan kelas isolasi memiliki 8
tempat tidur pasien. Masing-masing rungan memiliki fasilitas ruangan
yang lengkap.
4.1.2 Pengkajian
Tabel 4.1 Identitas klien
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Alamat
Suku/bangsa
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Jam Masuk
No.RM
Diagnosa Masuk
Tn. E
54 Tahun
Islam
SMP
Petani
Sudah menikah
Desa Panggungrejo Kec.
Bugul Kidul Kab. Pasuruan
Jawa / Indonesia
01 Maret 2020
02 Maret 2020
10.40 WIB
0723XXXX
PNEUMONIA
Tn. D
56 Tahun
Islam
SMP
Petani
Sudah menikah
Desa Tambaan Kec.
Gadingrejo Kab. Pasuruan
Jawa / Indonesia
02 Maret 2020
02 Maret 2020
11.30 WIB
0432XXXX
PNEUMONIA
19
Tabel 4.2 Riwayat penyakit
Riwayat
Penyakit
Klien 1 Klien 2
Keluhan
utama
Riwaypat
enyakit
sekarang
Riwayat
penyakit
dahulu
Riwayat
keluarga
Riwayat
psikososial
Klien mengatakan sesak napas
dan batuk berdahak
Klien mengatakan sesak nafas,
batuk berdahak sudah 8 hari yang
lalu, kemudian keluarga
membawa klien ke RSUD Bangil
Pasuruan setelah dilakukan
pemeriksaan dokter klien
disarankan untuk rawat inap
Klien mengatakan sebelumnya
jika sakit batuk tidak disertai
sesak nafas hanya bantuk ringan
saja
Klien mengatakan didalam
keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit kronik dan
penyakit yang diderita klien saat
ini
Klien mengatakan pasrah dengan
keadaannya saat ini, klien
berharap cepet sehat dan dapat
beraktivitas kembali
Klien mengatakan sesak napas
dan batuk berdahak
Klien mengatakan dada terasa
sakit, sesak nafas, batuk berdahak
sudah 10 hari yang lalu, kemudian
keluarga membawa klien ke
RSUD Bangil Pasuruan setelah
dilakukan pemeriksaan dokter
klien disarankan untuk rawat inap
Klien mengatkan sebelumnya
tidak pernah menderita sakit
seperti saat ini
Klien mengatakan didalam
keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit kronik dan
penyakit yang diderita klien saat
ini
Klien mengatakan sakitnya saat
ini adalah cobaan dan klien
berusaha pasrah berharap cepet
sehat kembali
Tabel 4.3 Perubahan pola kesehatan (pendekatan gordon/ pendekatan sistem)
Pola
Kesehatan
Klien 1 Klien 2
Pola
Manajemen
Kesehatan
Pola Nutrisi
Pola
Eliminasi
Di rumah: Klien mengatakan saat
sakit priksa ke puskesmas
Di RS: Klien mengatakan selalu
mematuhi anjuran perawat dan
dokter
Di rumah: Klien mengatakan
makan 3 x/hari, dengan nasi dan
lauk pauk dan porsi sedang.
Minum air putih 7-8 x/hari.
Di RS: Klien mengatakan makan
3x/hari dengan diit bubur halus
dari RS dan porsi sedikit. Minum
air 5-6 x/hari.
Di rumah: Klien mengatakan
BAB 1 x/hari, warna kecoklatan,
Di rumah: Klien mengatakan saat
sakit hanya minum obat yang
diberi di toko
Di RS: Klien mengatakan selalu
mematuhi anjuran perawat dan
dokter
Di rumah: Klien mengatakan
makan 3 x/hari, dengan nasi dan
lauk pauk dan porsi banyak.
Minum air putih 8 x/hari.
Di RS: Klien mengatakan makan
3x/hari dengan diit bubur halus
dari RS dan porsi sedikit. Minum
air 6 x/hari.
Di rumah: Klien mengatakan
BAB 1 x/hari, warna kecoklatan,
20
Pola Istirahat
Tidur
Pola
Aktivitas
Pola
Reproduksi
Seksual
Pola
Penanggulan
gan Stress
berbau khas, konsistensi sedang.
BAK 3-4 x/hari warna kuning
jernih dan bau amoniak.
Di RS: Klien mengatakan belum
BAB selama di RS. BAK 3 x/hari
warna kuning keruh dan bau
amoniak.
Di rumah: Klien mengatakan tidur
8 jam x/hari tidak ada gangguan
tidur.
Di RS: Klien mengatakan tidur 4
jam x/hari tidak bisa tidur jika
rame orang
Di rumah: Klien mengatakan
selalu melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri
Di RS: Klien mengatakan
semuanya aktivitas sehari-hari
dibantu oleh keluarganya
Klien mengatakan sudah menikah,
mempunyai 2 orang anak.
Klien mengatakan tidak
mengalami stress panjang karena
disetiap klien mempunyai
masalah selalu memusyawarahkan
dengan keluarga untuk
menentukan jalan keluarnya.
berbau khas, konsistensi sedang.
BAK 4-5 x/hari, warna kuning
jernih dan bau amoniak.
Di RS: Klien mengatakan belum
BAB selama di RS. BAK 4 x/hari
warna kuning keruh dan bau
amoniak.
Di rumah: Klien mengatakan tidur
7 jam x/hari tidak ada gangguan
tidur.
Di RS: Klien mengatakan tidur 5
jam x/hari jarang bisa tidur
nyenyak karena terlalu rame.
Di rumah: Klien mengatakan
selalu melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri
Di RS: Klien mengatakan
semuanya aktivitas sehari-hari
dibantu oleh keluarganya
Klien mengatakan sudah menikah,
mempunyai 3 orang anak.
Klien mengatakan tidak
mengalami stress panjang karena
disetiap klien mempunyai
masalah selalu memusyawarahkan
dengan keluarga untuk
menentukan jalan keluarnya.
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik (pendekatan head to toe)
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
Kepala
Kulit Kepala
Rambut
Lemah
Composmentis
130/90 mmHg
82 x/menit
36,2 ºC
36 x/menit
Inspeksi: Kotor, terdapat
ketombe, tidak ada bekas luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Hitam terdapat uban,
jenis ikal
Lemah
Composmentis
120/90 mmHg
84 x/menit
36,4 ºC
35 x/menit
Inspeksi: Bersih, tidak ada
bekas luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Hitam, jenis lurus
21
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Dada
Abdomen
Ekstermitas Atas
Ekstermitas
Bawah
Genetalia
Inspeksi: Simetris, tidak ada
bekas luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, fungsi
penglihatan masih baik,
konjungtiva kemerahan, sclera
putih, pupil isokor.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, fungsi
penciuman baik, adanya
pernafasan cuping hidung,
terpasang O2 nasal kanul 4 lpm,
tidak ada polip
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: fungsi pendengaran
baik, bersih
Inspeksi: tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada lesi
Inspeksi: simetris, tidak ada lesi,
adanya otot bantu pernafasan
Perkusi: sonor kiri dan kanan
Auskultasi: ronchi +/+
Inspeksi: tidak ada lesi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus 10 x/mnt
Inspeksi: tangan kanan
terpasang infus NacL 20 tpm
Palpasi: akral hangat CRT < 2
x/mnt
Inspeksi: tidak ada oedem
Palpasi: akral hangat, tidak ada
nyeri tekan
Inspeks: tidak terpasang kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, tidak ada
bekas luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, fungsi
penglihatan masih baik,
konjungtiva kemerahan, sclera
putih, pupil isokor.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, fungsi
penciuman baik, adanya
pernafasan cuping hidung,
terpasang O2 nasal kanul 4 lpm,
tidak ada polip
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: fungsi pendengaran
baik, bersih
Inspeksi: tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada lesi
Inspeksi: simetris, tidak ada
lesi, adanya otot bantu
pernafasan
Perkusi: sonor kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/+
Inspeksi: tidak ada lesi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus 12 x/mnt
Inspeksi: tangan kanan
terpasang infus NacL 20 tpm
Palpasi: akral hangat, CRT < 2
x/mnt
Inspeksi: tidak ada oedem
Palpasi: akral hangat, tidak ada
nyeri tekan
Inspeksi: tidak terpasang kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
22
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Klien 1
01 Maret 2020
Klien 2
02 Maret 2020
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit (WBC)
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Eritrosit (RBC)
Hemoglobin (HGB)
Hematokrit (HCT)
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
13,2
10,3
0,1
0,5
0,7
0,1
H 70,3
L 7,7
7,3
3,3
0,5
L 3,210
L 7,14
L 28,00
L 76,10
L 27,20
31,40
L 12,30
H 374
5,42
13,5
10,4
0,3
2,0
0,5
0,1
H 80,4
L 7,6
7,1
L 0,2
0,6
L 3,130
L 8,12
L 31,00
L 72,10
L 25,00
L 32,40
12,20
313
6,09
3,70 – 10,1
39,3 – 73,7 %
18,0 – 48,3 %
4,40 – 12,7 %
0,600 – 7,30 %
0,00 – 1,70 %
4,2 – 11.0 106/
12,0 – 16,0 g/dl
38-47 %
81,1 – 96,0 m3
27,0 – 31,2 pg
31,8 – 35,4 g/dl
11,5 – 14,5 %
155 – 366 10/ul
6,90 – 10,6 fL
Pemeriksaan sputum
BTA 3x
Positif
Streptococcus
Pneumonia
Positif
Streptococcus
Pneumonia
Sumber: Laboraturium RSUD Bangil, 2020
Pemeriksaan Radiologi Hasil
Klien 1 01 Maret 2020 Klien 2 02 Maret 2020
Foto Thorak Tampak Pneumonia Tampak Pneumonia
Sumber: Radiologi RSUD Bangil, 2020
Tabel 4.6 Terapi
Klien 1 Klien 2
Infus PZ 14 tpm
Inj Isonamid 1x150gr, Inj fifamphisin 1x300gr,
Inj parasinamid 1x750gr, Inj etambutol
1x500gr, Inj moxifloxoein 1x400 gr
Oral: isoniasid 1x300mg, rifampisin 1x450gr,
etambutol 1x250gr
Nebul: Pulmicort 2,5 ml+PZ 2cc
Infus NS 14 tpm
Inj omeprazole 1x40mg, Inj ceftriaone
1x2gr,Inj antrain 3x1 ampul
Oral: isoniasid 1x150gr, rifamphisin
1x300gr, parasinamid 1x500gr
Nebul: combivent 2,5 ml+PZ 2cc
Tabel 4.7 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
23
Klien 1
Data subjektif:
Klien mengatakan sesak nafas,
batuk berdahak sudah 8 hari
yang lalu.
Data objektif:
K/u Lemah
Kesadaran: Composmentis
TD: 130/90 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 ºC
RR: 36 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2 nasal
kanul 4 lpm
2. Adanya pernafasan cuping
hidung
3. Pengunaan otot bantu nafas
4. Suara nafas tambahan
ronchi di kiri dan kanan
5. Irama nafas tidak teratur
6. Batuk produktif
Peningkatan produksi sputum Ketidakefektipan
bersihan jalan
nafas
Klien 2
Data subjektif: Klien
mengatakan dada terasa sakit,
sesak nafas, batuk berdahak
sudah 10 hari yang lalu
Data Objektif:
K/u: Lemah
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/90 mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,4 ºC
RR: 35 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2 nasal
kanul 4 lpm
2. Adanya pernafasan cuping
hidung
3. Pengunaan otot bantu
nafas
4. Suara nafas tambahan
ronchi di kiri dan kanan
5. Irama nafas tidak teratur
6. Batuk produktif
Peningkatan produksi sputum Ketidakefektipan
bersihan jalan
nafas
24
4.1.3 Diagnosa
Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan Klien Diagnosa keperawatan
Klien 1
dan 2
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
4.1.4 Intervensi
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
NOC NIC
Ketidakefektif
an bersihan
jalan nafas
Respiratory
status:
ventilation
Kriteria hasil:
1. Mendemonstrasi
kan batuk efektif
dan suara nafas
yang bersih,
tidak ada sianosis
dan dyspnea
(mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada
pursed lips)
2. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (klien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnoramal)
Airways suction
1. Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
suctioning
3. Informasikan kepada keluarga tentang
suctioning
4. Minta klien nafas dalam sebelum suctioning
5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
6. Gunakan alat yang steril setiap melakukan
7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas
dalam setelah kateter dikeluarkan dan
nasotrakeal
8. Monitor status oksigen pasien
9. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
suksion
10. Hentikan suksion dan berikan oksigen
apabila pasien menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll
Airway management
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
4. Pasang orofaring tube bila perlu
5. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
7. Lakukan suction pada orofaring tube
8. Berikan bronkodilator bila perlu
9. Berikan pelembab udara
10. Monitor respirasi dan status O2
Sumber: NANDA NIC-NOC 2017
25
4.1.5 Implementasi
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Diagnosa
Keperawa
tan
Jam
Hari ke-1
Par
af
Jam
Hari ke-2
Par
af
Jam
Hari ke-3
Par
af Selasa 03 Maret
2020
Rabu 04 Maret
2020
Kamis 05 Maret
2020
Klien 1
Ketidakefek
tifan
bersihan
jalan nafas
berhubunga
n dengan
peningkatan
produksi
sputum
08.15
08.50
09.00
10.10
11.30
12.00
13.00
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Menginformasika
n kepada
keluarga tentang
suctioning:
Mengambil dahak
dengan alat
Memonitor
respirasi dan
status O2: nasal
kanul 4 lpm
Meminta klien
nafas dalam
sebelum
suctioning
Mengeluarkan
secret dengan
suction : Nebul:
Pulmicort 2,5
ml+PZ 2cc
Memberikan
terapi: isoniasid
1x300mg,
rifampisin
1x450gr,
etambutol
1x250gr
Memonitor TTV
TD: 130/90
mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 ºC
RR: 36 x/menit
08.00
08.15
09.00
10.15
11.00
12.10
13.00
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Memonitor
respirasi dan status
O2: nasal kanul 4
lpm
Mengeluarkan
secret dengan batuk
efektif:
Klien bisa
mengelurkan scret
tetapi sedikit
Mengauskultasi
suara nafas, catat
adanya suara
tambahan:
terdengar ronchi
Mengeluarkan
secret dengan
suction : Nebul:
Pulmicort 2,5
ml+PZ 2cc
Memberikan terapi: Inj Isonamid
1x150gr, Inj
fifamphisin
1x300gr, Inj
parasinamid
1x750gr, Inj
etambutol 1x500gr,
Memonitor TTV
TD:120/90 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,4 oC
RR : 30 x/mnt
08.15
08.50
09.00
10.10
11.20
12.00
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Memonitor
respirasi dan status
O2: nasal kanul 4
lpm
Mengeluarkan
secret dengan batuk
efektif:
Klien bisa
mengelurkan scret
Mnganjurkan
pasien untuk
istirahat dan nafas
Memberikan terapi: Inj Isonamid
1x150gr, Inj
fifamphisin
1x300gr, Inj
parasinamid
1x750gr, Inj
etambutol 1x500gr,
Memberikan terapi:
isoniasid 1x300mg,
rifampisin 1x450gr,
etambutol 1x250gr
Memonitor TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,6oC
RR : 26 x/mnt
26
Diagnosa
Keperawa
tan
Jam
Hari ke-1
Par
af
Jam
Hari ke-2
Par
af
Jam
Hari ke-3
Par
af
Selasa 03 Maret
2020
Rabu 04 Maret
2020
Kamis 05 Maret
2020
Klien 2
Ketidakefe
ktifan
bersihan
jalan nafas
berhubung
an dengan
peningkata
n produksi
sputum
08.15
08.50
09.10
10.00
11.00
12.20
13.30
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Menginformasika
n kepada
keluarga tentang
suctioning:
Mengambil dahak
dengan alat
Memonitor
respirasi dan
status O2: nasal
kanul 4 lpm
Meminta klien
nafas dalam
sebelum
suctioning
Mengeluarkan
secret dengan
suction : Nebul:
combivent 2,5
ml+PZ 2cc
Memberikan
terapi: isoniasid
1x150gr,
rifamphisin
1x300gr,
parasinamid
1x500gr
Memonitor TTV
TD: 120/90
mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,4 ºC
RR: 35 x/menit
08.00
08.15
09.00
10.15
11.20
12.30
13.30
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Memonitor
respirasi dan status
O2: nasal kanul 4
lpm
Mengeluarkan
secret dengan batuk
efektif:
Klien bisa
mengelurkan scret
tetapi sedikit
Mengauskultasi
suara nafas, catat
adanya suara
tambahan:
terdengar ronchi
Mengeluarkan
secret dengan
suction : Nebul:
combivent 2,5
ml+PZ 2cc
Memberikan terapi: Inj omeprazole
1x40mg, Inj
ceftriaone 1x2gr,Inj
antrain 3x1 ampul
Memonitor TTV
TD:120/90 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,2 oC
RR : 30 x/mnt
08.15
08.50
09.10
10.00
11.15
12.00
Memposisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi: posisi
semi fowler
Memonitor
respirasi dan status
O2: nasal kanul 4
lpm
Mengeluarkan
secret dengan batuk
efektif:
Klien bisa
mengelurkan scret
Mnganjurkan
pasien untuk
istirahat dan nafas
Memberikan terapi: Inj omeprazole
1x40mg, Inj
ceftriaone 1x2gr,Inj
antrain 3x1 ampul
isoniasid 1x150gr,
rifamphisin
1x300gr,
parasinamid
1x500gr
Memonitor TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,8 oC
RR : 26 x/mnt
27
4.1.5 Evaluasi
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
Keperawa
tan
Hari ke-1 Paraf Hari ke-2 Paraf Hari ke-3 Paraf
Selasa 03 Maret 2020 Rabu 04 Maret 2020 Kamis 05 Maret
2020
Klien 1
Ketidakefe
ktifan
bersihan
jalan nafas
berhubung
an dengan
peningkata
n produksi
sputum
S : Klien mengatakan
sesak nafas, batuk
berdahak.
O : K/u Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 130/90 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 ºC
RR: 36 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lpm
2. Adanya pernafasan
cuping hidung
3. Pengunaan otot
bantu nafas
4. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
5. Irama nafas tidak
teratur
6. Batuk produktif
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
keperawatan
dilanjutkan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk
atau suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
S : Klien mengatakan
sesak nafas sudah
berkurang, batuk
berdahak.
O : K/u Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 120/90 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,4 ºC
RR: 30 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lpm
2. Adanya pernafasan
cuping hidung
3. Tidak ada otot
bantu nafas
4. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
5. Irama nafas tidak
teratur
6. Batuk produktif
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
keperawatan
dilanjutkan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
S : Klien mengatakan
sudah tidak sesak
nafas, batuk
berdahak berkurang
O : K/u Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,6 ºC
RR: 24 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 2 lpm
2. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
3. Irama nafas teratur
4. Batuk produktif
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
keperawatan
dilanjutkan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
28
Diagnosa
Keperawa
tan
Hari ke-1 Paraf Hari ke-2 Paraf Hari ke-3 Paraf
Selasa 03 Maret 2020 Rabu 04 Maret 2020 Kamis 05 Maret
2020
Klien 2
Ketidakefe
ktifan
bersihan
jalan nafas
berhubung
an dengan
peningkata
n produksi
sputum
S : Klien mengatakan
dada terasa sakit,
sesak nafas, batuk
berdahak
O: K/u: Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 ºC
RR: 35 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lpm
2. Adanya pernafasan
cuping hidung
3. Pengunaan otot
bantu nafas
4. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
5. Irama nafas tidak
teratur
6. Batuk produktif
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Intervensi
Keperawatan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk
atau suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
S : Klien mengatakan
dada sudah tidak
sakit, sesak nafas
berkurang, batuk
berdahak
O: K/u: Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,4 ºC
RR: 30 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lpm
2. Pengunaan otot
bantu nafas
3. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
4. Irama nafas tidak
teratur
5. Batuk produktif
A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Keperawatan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk
atau suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
S : Klien mengatakan
sudah tidak sakit
dadanya, sudah tidak
sesak nafas, batuk
berdahak sudah
berkurang
O: K/u: Lemah
Kesadaran:
Composmentis
TD: 110/80 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 ºC
RR: 26 x/menit
GCS : 4-5-6
1. Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lpm
2. Suara nafas
tambahan ronchi
di kiri dan kanan
3. Irama nafas teratur
4. Batuk produktif
A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Keperawatan
1. Monitor status
oksigen pasien
2. Minta klien
nafas dalam
sebelum
suctioning
3. Keluarkan secret
dengan batuk
atau suction
4. Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
29
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Pengkajian klien 1 didapatkan data subjektif klien mengatakan sesak
nafas, batuk berdahak sudah 8 hari yang lalu, adanya pernafasan cuping
hidung, pengunaan otot bantu nafas suara, nafas tambahan ronchi dikiri
dan kanan, irama nafas tidak teratur, batuk produktif. Sedangkan klien 2
mengatakan dada terasa sakit, sesak nafas, batuk berdahak sudah 10 hari
yang lalu, adanya pernafasan cuping hidung, pengunaan otot bantu nafas,
suara nafas tambahan ronchi di kiri dan kanan, irama nafas tidak teratur,
batuk produktif.
Proses peradangan pada penyakit pneumonia mengakibatkan
produksi sekret meningkat sehingga menimbulkan munculnya masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Amelia, Oktorina, & Astuti, 2018).
Nanah (pus) dan cairan yang mengisi alveoli mengakibatkan kemampuan
paru-paru untuk mengembang berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan
bernapas cepat. Peradangan ini juga akan menimbulkan peningkatan
produksi sputum yang mengakibatkan bersihan jalan nafas terganggu,
pernapasan cuping hidung, dyspnea dan suara krekels saat diauskultasi
(Purnama, 2016).
Berdasarkan data tersebut kedua klien mengatakan sesak nafas,
batuk berdahak hal tersebut merupakan tanda gejala penyakit pneumonia
yang dapat menyebabkan produksi sekret meningkat sehingga menimbulkan
munculnya masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, adanya
pernafasan cuping hidung, pengunaan otot bantu nafas, suara nafas
30
tambahan ronchi di kiri dan kanan, irama nafas tidak teratur, batuk
produktif.
4.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan kedua klien yaitu ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum yang
ditandai dengan hasil pengkajian kedua klien yang mengalami sesak nafas
dan batuk produktif.
Proses peradangan pada penyakit pneumonia mengakibatkan
produksi sekret meningkat sehingga menimbulkan munculnya masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Amelia, Oktorina, & Astuti, 2018).
Obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh menumpuknya sputum pada
jalan napas akan mengakibatkan ventilasi menjadi tidak adekuat (Tahir,
Imalia & Musinah, 2019).
Berdasarkan keluhan kedua klien diagnosa keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditegakkan karena menumpuknya sputum pada jalan
napas akan mengakibatkan ventilasi menjadi tidak adekuat dan
peningkatan produksi sputum yang mengakibatkan bersihan jalan nafas
terganggu, pernapasan cuping hidung, dyspnea dan suara krekels saat
diauskultasi
31
4.2.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang dibuat disesuikan dengan dignosa
keperawatan kedua klien yaitu Airways suction: informasikan kepada
keluarga tentang suctioning, minta klien nafas dalam sebelum suctioning,
anjurkan pasien untuk istirahat, monitor status oksigen pasien. Airway
management: posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan
secret dengan batuk atau suction, auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan, monitor respirasi dan status O2.
Salah satu intervensi keperawatan yang bisa diterapkan untuk
membersihkan sputum pada jalan napas adalah fisioterapi dada dan batuk
efektif ( Tahir, Imalia & Musinah, 2019). Tindakan keperawatan dengan
memberikan asuhan keperawatan melibatkan anggota keluarga. Keterlibatan
anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan akan membantuk
perawat untuk mencapai angka kriteria yang telah ditetapkan terkait
ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Manurung, 2018).
Berdasarkan data tersebut intervensi keperawatan yang diberikan
untuk kedua klien disesuikan dengan kebutuhan dan kondisi klien saat ini
dengan tujuan masalah teratasi dalam memberikan asuhan keperawatan
melibatkan anggota keluarga klien untuk mempermudah proses
penyembuhan klien. Intervensi keperawatan yang diberikan kedua klien
sama karena kedua klien mengalami keluhan utama yang sama akan tetapi
terapi medis yang diberikan berbeda hal ini disesuikan dengan keluhan
penyerta lainnya.
32
4.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan yang diberikan kedua klien diberikan
sesuai dengan intervensi yang dibuat yaitu Airways suction dan Airway
management. Akan tetapi untuk terapi medis untuk kedua klien berbeda
karena disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan klien. Untuk terapi medis
yang diberikan anatar lain klien 1 Inj Isonamid 1x150gr, Inj fifamphisin
1x300gr, Inj parasinamid 1x750gr, Inj etambutol 1x500gr, Inj moxifloxoein
1x400 gr Oral: isoniasid 1x300mg, rifampisin 1x450gr, etambutol 1x250gr
Nebul: Pulmicort 2,5 ml+PZ 2cc sedangkan klien 2 Inj omeprazole 1x40mg,
Inj ceftriaone 1x2gr,Inj antrain 3x1 ampul Oral: isoniasid 1x150gr,
rifamphisin 1x300gr, parasinamid 1x500gr Nebul: combivent 2,5 ml+PZ
2cc
Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah
memberikan antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia.
Pemberian antibitotik bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap
kuman penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika definitif diberikan
antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk menjaga kondisi
pasien. Terapi antibiotika empiris menggambarkan tebakan terbaik
berdasarkan pada klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme,
karena hasil mikrobiologis umumnya tidak tersedia selama 12-72 jam
(Ikawati, 2016).
33
Berdasarkan data tersebut untuk terapi medis kedua klien diresepkan
sudah sesuai dengan kebutuhan klien dengan diberikan antibiotik dan obat-
obat lainnya untuk mempercepat kesembuhan klien.
4.2.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada hari ketiga klien 1 mengatakan sudah
tidak sesak nafas, batuk berdahak berkurang sedangkan Klien 2
mengatakan sudah tidak sakit dadanya, sudah tidak sesak nafas, batuk
berdahak sudah berkurang.
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Asmadi, 2016).
Menurut peneliti kedua klien mengalami kemajuan yang baik
meski masalah teratasi sebagian karena kedua klien masih mengalami
batuk akan tetapi sesak nafas klien dapat teratasi hal ini terjadi karena
kerjasama yang baik antara klien, kelurga klien dan tenagga medis yang
merawat klien. Untuk masalah yang belum teratasi peneliti mengalihkan
perawatan klien untuk di rawat perawat jaga diruangan tersebut dengan
menjelaskan masalah apa saja yang belum teratasi dan masalah yang sudah
teratasi.
34
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian pada kedua klien didapatkan data subjektif klien mengatakan
sesak nafas, batuk berdahak dan mengalami ketidakefektifan bersihan jalan
nafas.
2. Diagnosa keperawatan kedua klien yaitu ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum yang ditandai
dengan hasil pengkajian kedua klien yang mengalami sesak nafas dan batuk
produktif.
3. Intervensi keperawatan yang dibuat disesuikan dengan dignosa
keperawatan kedua klien yaitu Airways suction dan Airway management
4. Implementasi keperawatan yang diberikan kedua klien diberikan sesuai
dengan intervensi yang dibuat yaitu fokus pada Airways suction dan
Airway management. Untuk terapi medis untuk kedua klien berbeda.
5. Evaluasi pada hari ketiga kedua klien mengalami kemajuan yang baik
meski masalah teratasi sebagian karena kedua klien masih mengalami
batuk akan tetapi sesak nafas klien dapat teratasi hal ini terjadi karena
kerjasama yang baik antara klien, kelurga klien dan tenagga medis yang
merawat klien.
35
5.2 Saran
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan keluarga selalu menerapkan batuk efektif dan slalu
menggunakan masker apabila berpaparan langsung dengan pasien
pneumonia karena untuk mengurangi resiko penularan
2. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dapat lebih
efektif memberikan perawatan secara menyeluruh sesuai dengan
kebutuhan sehinga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
dapat mempercepat proses kesembuhan klien
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, S., Oktorina, R., & Astuti, N. (2018). Aromaterapi Peppermint Terhadap
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan
Bronkopneumonia. REAL in Nursing Journal, 1(2), 77.
https://doi.org/10.32883/rnj.v1i2.266
Amin, & Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
MediAction.
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta:
EGC.
Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Budiono, & Pertami, S. D. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
Medika.
Ikawati, Z. (2016). Penatalaksanaan Terapi Penyakit Sistem Pernafasan. Jakarta:
Bursa Ilmu.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM.
Margareth TH, M. C. R. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
NANDA. (2018a). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.
NANDA. (2018b). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: MediAction.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Ziftama Publishing: Ziftama
Publishing.
Setyosari, P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Prenadamedia Group: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutanto, A. V., & Fitriani, Y. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM
STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2020
No Jadwal Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persamaan persepsi
2 Pengumuman
bimbingan
3
Bimbingan
proposal &
konfrimasi
4
Bimbingan
proposal & studi
pendahuluan
5 Bimbingan
proposal
6 Seminar proposal
7 Revisi seminar
proposal
8 Pengurusan izin
9
Pengambilan data
& pengumpulan
data
10 Analisa data
11 Bimbingan hasil
12 Ujian hasil
13 Revisi KTI seminar
hasil
14 Pengumpulan dan
penggandaan KTI
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pengkajian tgl. : Jam :
MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak
2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak
3. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
ya : ........................................ tidak
jelaskan :
E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Makanan Frekuensi .........................x/hr
Jenis..................................
Diit ..................................
Pantangan ............................
Alergi .....................................
makanan yang disukai
Minum
Frekuensi............ x/hari
Jenis....................
Alergi .................
Eliminasi
BAB
Frekuensi .......x/hari
warna .............
konsistensi
Lampiran 4
BAK
Frekuensi .......X/Hari
Warna .......
Alat bantu
Kebersihan Diri
Mandi......................X/hari
Keramas .................x/hari
Sikat Gigi ................X/Hari
Memotong Kuku..........
Ganti Pakaian ............
Toileting
Istirahat/Tidur
Tidur siang.........................jam
Tidur Malam .....................jam
Kebiasaan Merokok/Jamu
F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
S : ºC N : x/mnt TD : mmHg
RR : x/mnt
2. Sistem Pernafasan (B1)
a. Hidung:
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain
b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napas
d. Irama napas teratur tidak teratur
e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S
Lain-lain:
3. Sistem Kardiovakuler (B2)
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung teratur tidak teratur
c. CRT < 3 detik > 3 detik
d. Konjungtiva pucat ya tidak
e. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain :
4. Sistem Persarafan (B3)
a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor
koma
GCS :
b. Keluhan pusing ya tidak
c. Pupil isokor anisokor
d. Nyeri tidak ya, skala nyeri : lokasi :
Lain-lain :
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
oliguri anuri
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidak
c. Kandung kencing : membesar ya tidak
nyeri tekan ya tidak
d. Produksi urine :................ ml/hari warna : ................. bau :..................
e. Intake cairan : oral :.............cc/hr parenteral : ...................cc/hr
Lain-lain :
6. Sistem Pencernaan (B5)
a. TB : cm BB : kg
b. Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitis
c. Tenggorokan nyeri telan sulit menelan
d. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi jejas lokasi :
Pembesaran hepar ya tidak
Pembesaran lien ya tidak
Ascites ya tidak
Mual ya tidak
Muntah ya tidak
Terpasang NGT ya tidak
Bising usus :..........x/mnt
e. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia kolostomi
f. Diet padat lunak cair
Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ......................
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kelainan ekstremitas ya tidak
c. Kelainan tl. belakang ya tidak
d. Fraktur ya tidak
e. Traksi/spalk/gips ya tidak
f. Kompartemen sindrom ya tidak
g. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
h. Akral hangat panas dingin kering basah
i. Turgor baik kurang jelek
j. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor
Lain-lain :
8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain :
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
cobaan Tuhan hukuman lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
murung gelisah tegang marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
4. Gangguan konsep diri ya tidak
Lain-lain :
H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernah
Lain-lain :
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)
J. TERAPI ....................., .................................
Mahasiswa
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
(.............................................)
ANALISA DATA
Nama :………………………. No.RM: …………….
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data subyektif :
Data Obyektif :
SESUAI DENGAN
NANDA 2014
Diagnosa Keperawatan yang muncul (Tipe PES minimal 3)
1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….
Intervensi Keperawatan
Hari/tanggal
No.
diagnosa
Tujuan & kriteria hasil
Waktu
Rencana tindakan
Rasional
Mengandung SMART
Implementasi Keperawatan
Nama :………….. No.RM : ………………………..
Hari/Tanggal
No. Diagnosa
Waktu
Implementasi keperawatan
Paraf
Evaluasi Keperawatan
Nama :………….. No.RM : ………………………..
Hari/Tanggal
No. Diagnosa
Waktu
Perkembangan
Paraf
S :
O :
A :
P :
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STKES ICME JOMBANG
RUANG ………………….. RSUD BANGIL PASURUHAN
DICHARGE PLANNING
No. Reg :
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal MRS:
Tanggal KRS:
Tanggal/Tempat Kontrol :
Dipulangkan dari RSUD JOMBANG dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Pindah RS lain Meninggal
Meneruskan dengan obat jalan
Aturan Diet :
Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Cara perawatan luka di rumah :
Aktivitas dan Istirahat :
Lain-lain :
Yang di bawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG) :
Lab ....................lembar
Foto................... lembar
USG ...................lembar
EKG ......................lembar
CT Scan ................lembar
lain-lain ..................lembar
Saya selaku keluarga menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut di atas
oleh mahasiswa D3 KEPERAWATAN STIKES ICME dan telah mengerti.
Jombang , ......................
.20…
Pasien/Keluarga Perawat
( ................................. ) ( ........................)
LEMBAR KONSUL