Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

26
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai alat untuk memenuhi semua kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Manusia sudah sejak dahulu memanfaatkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang bergantung dengan alam misalnya kebutuhan akan energi. Energi yang berada di bumi ini sangatlah berlimpah. Hasil bumi ini berupa sumber daya alam. Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam,air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini Kelangkaan energy merupakan dampak yang timbul akibat semakin menipisnya bahan bakar di bumi ini karena sifatnya sendiri tidak dapat diperbaharui. Eksploitasi secara terus- menerus terhadap energi fosil yang merupakan energi yang tidak terbarukan untuk konsumsi industri, rumah tangga dan transportasi mengakibatkan keberadaannya di alam semakin menurun. Salah satu sektor yang berkembang sangat pesat 1

description

Limbah Ikan

Transcript of Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai alat untuk memenuhi semua

kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Manusia sudah sejak dahulu memanfaatkan

kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang bergantung

dengan alam misalnya kebutuhan akan energi. Energi yang berada di bumi ini sangatlah

berlimpah. Hasil bumi ini berupa sumber daya alam. Sumber daya alam (SDA) adalah

segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan

kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen

biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik,

seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam,air, dan tanah. Inovasi teknologi,

kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa

manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang

secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini

Kelangkaan energy merupakan dampak yang timbul akibat semakin menipisnya bahan

bakar di bumi ini karena sifatnya sendiri tidak dapat diperbaharui. Eksploitasi secara

terus-menerus terhadap energi fosil yang merupakan energi yang tidak terbarukan untuk

konsumsi industri, rumah tangga dan transportasi mengakibatkan keberadaannya di alam

semakin menurun. Salah satu sektor yang berkembang sangat pesat adalah transportasi.

Namun diketahui hingga saat ini, mayoritas alat transportasi terutama mobil masih

menggunakan bahan bakar fosil. Menurunnya cadangan bahan bakar fosil di dunia ini

mengakibatkan banyak pihak yang berusaha mendapatkan sumber energi alternatif yang

ramah lingkungan (green energy). Sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan

antara lain energi nuklir, energi matahari, energi angin, energi gelombang dan

penggunaan biodiesel (biosolar).

Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi

juga diperkirakan akan mengimpor bahan bakar minyak pada 10 tahun mendatang,

karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan pasar yang

meningkat dengan cepat akibat pertumbuhan penduduk dan industri (Hendartomo, 2006).

Bahan bakar minyak adalah sumber energi dengan konsumsi yang terbesar untuk saat ini

1

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

diseluruh dunia jika dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Tetapi saat ini dunia

mengalami krisis bahan bakar minyak. Banyak negara, terutama Indonesia, mengalami

masalah kekurangan bahan bakar minyak (dari bahan bakar fosil) untuk negaranya

sendiri. Indonesia, khususnya, telah mengimpor bahan bakar minyak (terutama bahan

bakar diesel/solar) untuk kebutuhan negara dengan jumlah yang cukup besar.

Tidak terlepas dari permasalahan semakin menipisnya stok minyak mentah yang

berasal dari fosil ini terus menurun sedangkan jumlah konsumsinya terus meningkat

setiap tahunnya,permasalahan ini tentu saja dirasakan seluruh masyarakat Indonesia

khususnya nelayan pada kampung bugis kelurahan bintaro kecamatan ampenan yang

sangat membutuhkan BBM untuk menjalankan aktivitasnya setiap hari sebagai penangkap

ikan, dan bila tidak tersedia, banyak di antaranya yang tidak bisa melaut. "Masyarakat

nelayan sangat bergantung dari hasil tangkapannya untuk menggerakkan ekonomi

keluarga. sehingga perlu dicari alternatif bahan bakar lain, terutama dari bahan yang

terbarukan. Salah satu alternatifnya adalah biodiesel, untuk menggantikan solar.

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan yang dapat diperoleh

dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi

dengan alkohol. Biodiesel memberikan sedikit polusi dibandingkan bahan bakar

petroleum. Selain itu, biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi ulang mesin diesel

(Mardiah, 2006).

Dua pertiga wilayah Indonesia berupa perairan, sehingga ikan yang dihasilkan cukup

besar. Ikan memiliki sifat yang sangat mudah rusak, selain itu kondisi penanganan pasca

panen yang kurang baik juga membuat ikan menjadi cepat busuk, diantaranya akibat

benturan selama penangkapan, pengangkutan dan persiapan sebelum pengolahan

(Astawan, 2003). Sebagai contoh volume limbah ikan pada pasar tradisional Kebon Roek

Ampenan khusus untuk pedagang pengumpul ikan yang berada dekat Pasar Tradisional

Kebon Roek Ampenan dan pasar menghasilkan limbah ikan sebanyak 2,5 ton perharinya

Sehingga perlu dilakukan pemanfaatan lebih jauh mengenai limbah ikan. Salah satunya

dengan mengolah menjadi biodiesel.

Kampung Bugis kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan terdiri dari 6 Rumah Tangga

dengan jumlah penduduk sekitar 1345 jiwa dari 625 kepala keluarga. Sebagian besar

2

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

pendidikan penduduknya adalah lulusan sekolah dasar dengan mayoritas mata

pencaharian adalah Nelayan . penggunaan bahan bakar solar para nelayan ini hampir 5 –

10 liter selama 11 jam proses pengolahan limbah ikan menjadi biodiesel sangat perlu

dilakukan selain untuk mendapatkan minyak dari limbah ikan tersebut juga dapat

Mengurangi beban ekonomi masyarakat di kampung bugis kelurahan bintaro kecamatan

ampenan akibat pembelian bahan bakar minyak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan dan pembuatan Limbah Ikan menjadi sumber

energy alternatif biodiesel yang ramah lingkungan.

2. Bagaimana cara memanfaatkan minyak ikan hasil dari limbah ikan melalui reaksi

transesterifikasi sehingga dapat digunakan bagi para nelayan di Kampung Bugis

kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan

C. Gagasan Yang Ingin Disampaikan

Biodiesel mengacu pada non-petroleum yang berdasarkan pada bahan bakar

diesel mengandung rantai alkil pendek (metil or etil) ester, yang terbuat dari proses trans-

eterifikasi minyak nabati atau lemak hewan yang dapat dipergunakan sebagai pengganti

minyak murni tanpa memodifikasi mesin kendaraan. Biodiesel berbeda dari  minyak sayur

atau straight vegetable oil (SVO) yang dapat digunakan (secara murni atau campuran)

sebagai bahan bakar pada beberapa kendaraan yang mesinnya telah dimodifikasi.

Salah satu bahan baku yang bisa digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah limbah

ikan. Satu kilogram limbah ikan dapat menghasilkan sekitar satu liter biodisel, Proses

produksinya tidaklah rumit. Pertama, limbah ikan yang telah diperas kemudian

dimasukkan dalam air panas dengan suhu 90 ℃ untuk mengekstrak kandungan

minyaknya. Setelah itu, limbah ikan dicampur dengan methanol (9%) dan soda kaustik

untuk memisahkan glycerin dari biodisel. Setelah itu, biofuel dibersihkan dengan

ditambahkan mangan untuk mengoptimalkan pembakaran.

D. Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan dan pembuatan Limbah Ikan menjadi sumber energy

alternatif biodiesel yang ramah lingkungan

2. Mengetahui manfaat minyak ikan hasil dari limbah ikan melalui reaksi

transesterifikasi.

3

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

3. Mengajak masyarakat khususnya nelayan di Kampung Bugis kelurahan Bintaro

Kecamatan Ampenan untuk mengoptimalkan limbah perikanan untuk menghasilkan

biodiesel sebagai sumber energi baru yang bermanfaat bagi kehidupan.

4. Mengajak masyarakat khususnya nelayan di Kampung Bugis kelurahan Bintaro

Kecamatan Ampenan untuk berfikir inovatif dalam mengolah limbah khususnya

limbah ikan.

5. Memanfaatkan minyak ikan dari limbah ikan untuk produksi biodiesel sehingga

dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

E. Manfaaat

1. Meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan minyak

ikan hasil dari limbah ikan bagi kesejahteraan nelayan di kampung bugis kelurahan

bintaro kecamatan ampenan

2. Mengurangi masalah pencemaran lingkungan.

3. Mengurangi ketergantungan nelayan akan bahan bakar minyak solar.

4. Mengurangi beban ekonomi masyarakat di di kampung bugis kelurahan bintaro

kecamatan ampenan akibat pembelian bahan bakar minyak.

4

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

II. TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Minyak Ikan

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan

lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),

kloroform (CHCl3), benzene dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat

larut dalam pelarut tersebut karena mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut

tersebut (Herlina, 2002). Lemak dan minyak adalah trigliserida dan triasilgliserol.

Trigliserida alami adalah trimester dari asam lemak berantai panjang (C12 sampai

C24) dan gliserol, merupakan penyusun utama lemak hewan dan minyak nabati.

Trigliserida melalui reaksi transesterifikasi dengan gliserol diubah menjadi

monogliserida dan digliserida dengan bantuan katalis seperti natrium metoksida

dan basa lewis lainnya. Hanya saja proses ini menghasilkan campuran yang terdiri

atas 40-80% monogliserida, 30-40% digliserida, 5-10% trigliserida, 0,2-9% asam

lemak bebas dan 4-8% gliserol (Juliati, 2002). Lemak hewani mengandung banyak

sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan

lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk air.

Lemak hewani ada yang berbentuk padat yang biasanya berasal dari lemak hewan

darat seperti lemak susu, lemak sapi, lemak babi. Lemak hewan laut seperti minyak

ikan paus, minyak ikan Cod, minyak ikan herring berbentuk cair dan disebut

minyak (Winarno, 1997).Minyak ikan adalah minyak yang berasal dari jaringan

ikan yang berminyak. Minyak ikan dianjurkan untuk diet kesehatan karena

mengandung asam lemak omega-3, EPA (eikosapentaenoat), DHA

(dokosaheksaenoat) yang dapat mengurangi peradangan pada tubuh. Tidak semua

ikan menghasilkan asam lemak omega-3 akan tetapi hanya ikan yang

mengkonsumsi mikroalga saja yang dapat menghasilkan asam lemak tersebut

misalkan saja ikan herring dan ikan

sarden atau ikan-ikan predator yang memangsa ikan yang mengandung asam

lemak omega-3 seperti ikan air tawar, ikan air danau, ikan laut yang gepeng, ikan

5

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

tuna dan ikan salmon dimungkinkan mengandung asam lemak omega-3 yang

tinggi.Minyak ikan mengandung asam lemak yang beragam. Kandungan asam

lemak jenuh rendah sedangkan asam lemak tak jenuhnya tinggi terutama asam

lemak tak jenuh rantai panjang yang mengandung 20 atau 22 atom C atau lebih.

Beberapa asam ini termasuk EPA dan DHA (De Man,1997).

Asam–asam lemak tak jenuh yang terdapat pada tumbuhan dan hewan dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat pada tumbuhan dan

hewan

Untuk asam lemak jenuh pada minyak ikan biasanya adalah asam miristat dan

asam palmitat dengan asam stearat yang jumlahnya sangat sedikit. Kadar asam

lemak polienoat yang tingg menyebabkan minyak ikan rentan terhadap

autooksidasi (De Man, 1997). Asam-asam lemak jenuh yang terdapat pada

tumbuhan dan hewan dapat dilihat pada Tabel 3.

6

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Tabel 3. Asam-asam lemak jenuh yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

2. Biodiesel

Biodiesel secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari

bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang

terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak

nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas/daur ulang. Biodiesel

merupakan salah satu bahan bakar mesin diesel yang ramah lingkungan dan dapat

diperbarui (renewable). Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak

yang dapat diproduksi dari minyak tumbuhan maupun lemak hewan. Minyak

tumbuhan yang sering digunakan antara lain minyak sawit (palm oil), minyak

kelapa, minyak jarak pagar dan minyak biji kapok randu, sedangkan lemak hewani

seperti lemak babi, lemak ayam, lemak sapi, dan juga lemak yang berasal dari ikan

(Wibisono, 2007; Sathivel, 2005).

7

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Biodiesel disintesis dari ester asam lemak dengan rantai karbon antara C6-C22

dengan reaksi transesterifikasi. Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena

dapat bercampur dengan segala komposisi dengan minyak solar, mempunyai sifat-

sifat fisik yang mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung

untuk mesin-mesin diesel yang ada hampir tanpa modifikasi (Prakoso, 2003).

Bahan-bahan mentah pembuatan biodiesel menurut Mittelbach, 2004 adalah

trigliserida-trigliserida, yaitu komponen utama aneka lemak dan minyak-

lemak, dan

asam-asam lemak, yaitu produk samping industri pemulusan (refining)

lemak dan minyak-lemak.

3. Trigliserida

Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu asam

asam karboksilat beratom karbon 6 sampai dengan 30. Trigliserida banyak

terkandung dalam minyak dan lemak. Trigliserida merupakan komponen terbesar

penyusun minyak nabati. Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan

digliserida. Struktur molekul dari ketiga macam gliserid tersebut dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur molekul monogliserida, digliserida, dan trigliserida

4. Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida,

digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh

8

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis. Oksidasi juga

dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak nabati.

Gambar 2. Struktur molekul asam lemak bebas

Dibanding bahan bakar solar, biodiesel memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1. Biodiesel diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui.

2. Biodiesel memiliki nilai centane yang tinggi, volatile rendah, dan bebas sulfur.

3. Ramah lingkungan karena tidak ada emisi SOx.

4. Menurunkan keausan ruang piston karena sifat pelumasan bahan bakar yang bagus

(kemampuan untuk melumasi mesin dan sistem bahan bakar).

5. Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun.

6. Meningkatkan nilai produk pertanian.

7. Biodegradabel: jauh lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dibandingkan

minyak mineral. Pencemaran akibat tumpahnya biodiesel pada tanah dan air bisa

teratasi secara alami.

5. Pembuatan Biodiesel

Biodiesel dibuat melalui reaksi transesterifikasi minyak atau lemak

menggunakan katalis asam atau basa. Proses transesterifikasi dilakukan dengan

mereaksikan alkohol dengan minyak untuk memutuskan tiga rantai gugus ester dari

setiap cabang trigliserida dan mengubahnya menjadi 3 molekul metil atau etil ester

(biodiesel) dan 1 molekul gliserol.

Tahapan reaksi dalam pembuatan biodiesel adalah sebagai berikut :

9

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Esterifikasi

Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Esterifikasi

mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Asam sulfat, asam sulfonat organik

atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa terpilih

dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Untuk mendorong agar reaksi bisa

berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah (misalnya paling

tinggi 1200C), reaktan metanol harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat

berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik) dan air produk

yang ikut reaksi, harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui

kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode

penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat

dituntaskan dalam waktu satu sampai beberapa jam. Reaksi esterifikasi dapat

dilihat pada Gambar 3.

RCOOH + CH3OH RCOOCH3 + H2O

Asam lemak methanol metil ester

Gambar 3. Reaksi Esterifikasi

Mekanisme reaksi esterifikasi yang terjadi sebagai berikut:

Gambar 4. Mekanisme reaksi esterifikasi dalam katalis asam

Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar asam

lemak bebas tinggi (berangka asam ≤5 mg-KOH/g). Pada tahap ini, asam lemak

10

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

bebas akan dikonversikan menjadi metil ester. Tahap esterifikasi biasa diikuti

dengan tahap transesterifikasi. Namun sebelum produk esterifikasi diumpankan ke

tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang dikandungnya

harus disingkirkan terlebih dahulu .

Transesterifikasi

Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari

trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan

menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik

yang menjadi kandidat sumber/ pemasok gugus alkyl, metanol adalah yang paling

umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga

reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis

identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME).

Produk yang diinginkan dari reaksi transesterifikasi adalah ester metil asam-asam

lemak. Terdapat beberapa cara agar kesetimbangan lebih ke arah produk, yaitu :

a. Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi

b. Memisahkan gliserol

c. Menurunkan temperatur reaksi (transesterifikasi merupakan reaksi eksoterm)

Hal-hal yang mempengaruhi reaksi transesterifikasi perlu diperhatikan agar

didapatkan produk biodiesel dengan jumlah yang maksimum. Beberapa kondisi

reaksi yang mempengaruhi konversi serta perolehan biodiesel melalui

transesterifikasi adalah sebagai berikut (Freedman, 1984) :

Pengaruh air dan asam lemak bebas

Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki angka asam

yang lebih kecil dari 1. Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan

asam lemak bebas lebih kecil dari 0,5% (< 0,5%). Selain itu, semua bahan yang

akan digunakan harus bebas dari air. Karena air akan bereaksi dengan katalis,

sehingga jumlah katalis menjadi berkurang. Katalis harus terhindar dari kontak

dengan udara agar tidak mengalami reaksi dengan uap air dan karbon dioksida.

Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah

11

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi

adalah 3 mol untuk setiap 1 mol trigliserida, untuk memperoleh 3 mol alkil

ester dan 1 mol gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1

dapat menghasilkan konversi 98% (Bradshaw and Meuly, 1994). Secara umum

ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan, maka

konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah. Pada rasio molar 6:1

setelah 1 jam konversi yang dihasilkan adalah 98-99%, sedangkan pada 3:1

adalah 74-89%. Nilai perbandingan yang terbaik adalah 6:1 karena dapat

memberikan konversi yang maksimum.

Pengaruh jenis alcohol

Pada rasio 6:1, metanol akan memberikan perolehan ester yangtertinggi

dibandingkan dengan menggunakan etanol atau butanol.

Pengaruh jenis katalis

Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi

bila dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer untuk

reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida

(KOH), natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida (KOCH3).

Katalis sejati bagi reaksi sebenarnya adalah ion metilat (metoksida). Reaksi

transesterifikasi akan menghasilkan konversi yang maksimum dengan jumlah

katalis 0,5-1,5%-b minyak nabati. Jumlah katalis yang efektif untuk reaksi

adalah 0,5%-b minyak nabati untuk natrium metoksida dan 1%-b minyak

nabati untuk natrium hidroksida.

Pengaruh temperature

Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30-650C (titik

didih methanol sekitar 650C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang

diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat. Untuk waktu 6

menit, pada temperatur 600C konversi telah mencapai 94%, sedangkan pada

450C yaitu 87% dan pada 320C yaitu 64%. Temperatur yang rendah akan

menghasilkan konversi yang lebih tinggi namun dengan waktu reaksi yang

lebih lama. (Destianna, 2007) Reaksi transesterifikasi yang terjadi adalah

sebagai berikut :

12

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

Gambar 5. Reaksi Transesterifikasi

Mekanisme reaksi transesterifikasi dalam katalis basa dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Mekanisme reaksi transesterifikasi dalam katalis basa

B. Konsep yang relavan dengan masalah yang dikaji

Tidak terlepas dari permasalahan semakin menipisnya stok minyak mentah

yang berasal dari fosil ini terus menurun sedangkan jumlah konsumsinya terus

meningkat setiap tahunnya,permasalahan ini tentu saja dirasakan seluruh masyarakat

Indonesia khususnya nelayan pada kampung bugis kelurahan bintaro kecamatan

ampenan yang sangat membutuhkan BBM untuk menjalankan aktivitasnya setiap hari

sebagai penangkap ikan, dan bila tidak tersedia, banyak di antaranya yang tidak bisa

13

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

melaut. "Masyarakat nelayan sangat bergantung dari hasil tangkapannya untuk

menggerakkan ekonomi keluarga. sehingga perlu dicari alternatif bahan bakar lain,

terutama dari bahan yang terbarukan. Salah satu alternatifnya adalah biodiesel, untuk

menggantikan solar tersebut kita menggunakan minyak ikan dari proses pengumpulan

limbah ikan yang diperoleh dari pedagang pengumpul ikan atau pasar ikan di daerah

setempat khususnya pasar tradisional kebon roek ampenan yang selama ini menjadi

masalah karena menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah

tersebut proses pengolahan limbah ikan menjadi biodiesel sangat perlu dilakukan

selain untuk mendapatkan minyak dari limbah ikan tersebut juga dapat Mengurangi

beban ekonomi masyarakat di kampung bugis kelurahan bintaro kecamatan ampenan

akibat pembelian bahan bakar minyak.

C. Uraian pendapat yang berkaitan dengan masalah yang dikaji

Proses Pembuatan Biodiesel

Salah satu bahan baku yang bisa digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah limbah

ikan. Satu kilogram limbah ikan dapat menghasilkan sekitar satu liter biodisel, Proses

produksinya tidaklah rumit.

1. Limbah ikan yang telah terkumpul dicuci dan diperas hingga bersih kemudian

limbah ikan tersebut di rebus dengan perbandingan 1:1 (1 liter air dengan satu

kilogram limbah ikan).

2. Limbah ikan yang telah diperas dan dicuci kemudian dimasukkan dalam air panas

dengan suhu 900 ℃ untuk mengekstrak kandungan minyaknya.

3. Setelah itu, limbah ikan dicampur dengan methanol (9%) dan soda kaustik untuk

memisahkan glycerin dari biodisel.

4. Setelah itu, biofuel dibersihkan dengan ditambahkan mangan untuk

mengoptimalkan pembakaran sehingga menghasilkan minyak ikan.

5. Untuk mendapatkan minyak ikan yang kandungan didalamnya memenuhi unsur –

unsur yang terdapat pada bahan bakar atau minyak solar.

6. Proses reaksi kimia yaitu esterifikasi dan transesterifikasi.

14

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

D. Uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan sebagian besar nelayan

memanfaatkan limbah ikan sebagai pakan ikan di wilayah tambak namun hal tersebut

mengakibatkan pencemaran lingkungan sekitar pantai maupun pantai tersebut karena

adanya kandungan minyak pada limbah tersebut sehingga pemanfaatan limbah ikan

sebagai biodiesel dianggap dapat mengatasi segala permasalahan dihadapi oleh

masyarakat setempat khususnya para nelayan yang berada di Kampung Bugis

kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan.

15

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

III. METODE PENULISAN

Penulisan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di

laboratorium Pembuatan biodiesel dari minyak ikan menggunakan NaOH dan

methanol dimana melalui proses pemanasan limbah ikan yang menghasilkan 2 lapisan

yaitu minyak ikan dan sisa limbah ikan hasil dari pemanasan tersebut dicampurkan

dengan metokhsid selanjutnya melalui proses esterfikasi dan transesterifikasi.

Pembuatan biodiesel dari limbah ikan ini belum banyak dilakukan, sehingga produk ini

sangat berpotensi untuk dikembangkan baik skala besar maupun skala kecil menjadi

sumber energy alternative untuk semua masyarakat khususnya para nelayan Kampung

Bugis kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan, sehingga diharapakan bagi masyarakat

khususnya para nelayan mengetahui proses pengolahan dan pembuatan Limbah Ikan

menjadi sumber energy alternatif biodiesel yang ramah lingkungan, manfaat minyak

ikan hasil dari limbah ikan melalui reaksi transesterifikasi, mengoptimalkan limbah

perikanan untuk menghasilkan minyak ikan dari limbah ikan untuk produksi biodiesel

sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

Pembuatan biodiesel dari minyak ikan dengan menggunakan proses esterifikasi

dan transesterifikasi dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Waktu dan perbandingan mol

antara minyak ikan dengan metanol yang optimum pada pembuatan biodiesel diperoleh

melalui proses reaksi transesterifikasi dengan variasi perbandingan mol metanol :

minyak ikan sebesar 6:1; 12:1; 18:1; dan 24:1 dengan waktu reaksi 12 sampai 24 jam.

16

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Limbah Ikan Biodiesel

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan,

lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi dengan alcohol tanpa

memodifikasi mesin kendaraan. Dimana proses pembuatan biodiesel dimulai dengan

memanaskan limbah ikan sehingga menghasilkan 2 lapisan yaitu minyak ikan dan

sisa limbah ikan, hasil dari pemanasan tersebut dicampurkan dengan metokhsid

selanjutnya melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Dari proses pembuatan

biodiesel ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk berfikir inovatif dalam

mengolah limbah khususnya limbah ikan.

17