KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan...

90
KECEMASAN TOKOH SUYONO DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Elisabeth Ratna Yuniastuti NIM: 034114022 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan...

Page 1: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

KECEMASAN TOKOH SUYONO DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA

KARYA S. N. RATMANA

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Elisabeth Ratna Yuniastuti

NIM: 034114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

i

KECEMASAN TOKOH SUYONO DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA

KARYA S. N. RATMANA

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Elisabeth Ratna Yuniastuti

NIM: 034114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Februari 2009

Page 3: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

ii

Page 4: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

iii

S

Page 5: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Bapa yang Bertahta di Kerajaan Surga dan Orang tuaku yang mendukung aku

untuk lekas menyelesaikan skripsi ini, serta adikku yang menemani aku selalu

Page 6: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

v

ABSTRAK

Yuniastuti, Elisabeth Ratna. 2008. Kecemasan Tokoh Suyono dalam Novel Sedimen Senja Karya S. N. Ratmana Pendekatan Psikologi Sastra. Skripsi Strata I (S-I). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas kecemasan tokoh Suyono dalam novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana dengan pendekatan psikologi sastra. Penulis memilih topik ini karena terdapat hal yang menarik dari diri tokoh-tokoh dalam novel Sedimen Senja. Novel ini menceritakan bahwa terdapat persaingan antara dua orang duda dalam memperebutkan cinta dari seorang perempuan yang telah meninggal sembilan tahun lamanya.

Tujuan penelitian ini, yaitu,pertama, mendeskripsikan unsur alur, tokoh dan penokohan, serta latar tempat, latar waktu, dan latar sosial novel Sedimen Senja yang membentuk kecemasan tokoh Suyono. Kedua, menganalisis dan mendeskripsikan kecemasan-kecemasan tokoh Suyono dalam novel Sedimen Senja karya S. N. Ratmana dengan pendekatan psikologi sastra.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Pendekatan ini merupakan pendekatan psikologis yang dikaitkan dengan karya sastra. Teknik penelitian yang digunakan yaitu teknik catat. Teknik catat digunakan untuk mengambil sumber-sumber tertulis yang terdapat pada sumber data yang dianalisi secara deskriptif. Hasil penelitian novel Sedimen Senja ini analisis strukturalnya sebagai berikut. Alur yang terdapat dalam novel Sedimen Senja adalah alur campuran. Alur maju menceritakan bagaimana kehidupan para tokohnya dalam menjalani kehidupan masa kini dan alur mundur menceritakan kehidupan masa lalu para tokohnya. Tokoh utama protagonis novel ini adalah Suyono. Tokoh utama antagonis adalah Hermiati dan Rustamaji. Tokoh utama tambahan, yaitu Lastri. Latar yang terdapat dalam novel Sedimen Senja adalah latar tempat, yaitu SMA PGRI, latar waktu pada tahun 1960-an sampai dengan tiga puluh empat tahun setelahnya, dan latar sosial adalah kehidupan masyarakat menengahyang masih menganut budaya Timur. Analisis psikologi sastra novel Sedimen Senja, yaitu kecemasan yang dialami oleh tokoh Suyono. Kecemasan tersebut memiliki bentuk dan akibat. Bentuk kecemasan berupa rasa takut dan gusar. Akibat kecemasan, yaitu,1) tegangan, 2) tindakan protektif, 3) sistem diri, 4) pengalihan kegiatan, dan 5) adanya kekuatan edukatif.

Page 7: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

vi

ABSTRACT

Yuniastuti, Elisabeth Ratna. 2008. Kecemasan Tokoh Suyono dalam Novel Sedimen Senja Karya S. N. Ratmana Pendekatan Psikologi Sastra. S-I Degree (S-I). Yogyakarta: Indonesian Literature Study Program, Faculty of Literature , Sanata Dharma University.

This research discusses Suyono’s character anxiety in Ratmana’s Sedimen Senja by using psychological approach of literature. The writer chooses this topic because there is an interesting matter form characters in the novel. The novel tells about competition of two widowers to fight for love of a woman who has already died for nine years.

This research aims to describe plot, character and characterization, and setting of place, time, and social of Sedimen Senja. This research also aims to analyze and to describe Suyono’s anxieties in Ratmana’s Sedimen Senja through psychological approach of literature.

The approach employed in this research was psychological approach of literature that was correlated with literature work. The research technique used was note down technique. The note down technique was used to take written sources of data were available in the descriptive analyses.

The research studies Suyono’s character anxieties that are in the form of the anxieties and the effect of themselves. The form of the anxieties includes the feeling of scare and concern. The feeling of scare undergone by Suyono’s character is from the threat of his environment. The concern feeling constitutes what is felt and happen in Suyono’s inner self.

The research finding structural analysist of Sedimen Senja novel is as follow: The plot in the Sedimen Senja is combination. Suyono is the main character of

protagonist. The main characters of antagonist are Hermiati and Rustamaji. The additional antagonist character performed of antagonist character is Lastri. The setting of place used is SMA PGRI which classroom and teacher room. The setting of time is approximately in 1960s until thirty four years after it. The social setting available in this novel is middle class. Suyono has the position of supervisor but has pensioned. Hermiati hold the position of headmaster and Rustamaji also a pensioner of supervisor. Most of the character still hold the East traditional value. The psychological analyst of Sedimen Senja literature novel is anxiety that is experienced by Suyono has the form of scare and angry. The effect of anxiety experienced by Suyono are 1) tension 2) protective action 3) self protection system 4) activity diverting 5) the existence of educative power.

Page 8: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Elisabeth Ratna Yuniastuti Nomor Mahasiswa : 034114022

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KECEMASAN TOKOH SUYONO DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA S. N. RATMANA

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 21 April 2009

Yang menyatakan

(Elisabeth Ratna Yuniastuti)

Page 9: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga atas rahmat

dan berkat yang telah Dia berikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skruipsi yang berjudul “Kecemasan Tokoh Suyono dalam Novel

Sedimen Senja karya S.N. Ratmana: Pendekatan Psikologi Sastra”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma.

Penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini apabila tidak ada dukungan dari

orang-orang terbaik yang Tuhan perkenankan untuk mendampingi penulis. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing I skripsi, Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum.

2. Dosen pembimbing II skripsi, Ibu S.E. Peni Adji, S.S, M. Hum.

3. Kedua orang tua penulis, Bapak Philipus Sukijo dan Ibu Valentina Sakem, dan

juga adik Birgitta Fitri Kurniasari.

4. Teman-teman penulis: Lia, Tutik, Rini, Jati, Agus, Aji, Riawan, Anton, dan semua

angkatan 2003. Novi, Ika, Dyan, Lusi, Lina, Haryadi, Yani, Vendy, dan juga untuk

Dhedi Riawan dan Dwi S. Putranto, serta teman-teman Mudika St. Didacus. Mas

Tri, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada saya.

5. Pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan belum penulis

sebutkan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tentu saja masih terdapat banyak

kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, mohon saran dan kritik

yang membangun agar penelitian ini dapat lebih baik lagi.

Penulis

Page 10: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Februari 2009

Penulis

Elisabeth Ratna Yuniastuti

Page 11: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR....................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 5

1.5 Landasan teori ..................................................................................... 5

1.5.1 Analisis Struktur Penceritaan ..................................................... 5

1.5.2 Teori Psikologi Sastra ................................................................ 9

1.5.3 Kecemasan ............................................................................... 11

1.6 Metodologi Penelitian ....................................................................... 16

1.6.1 Pendekatan Psikologi Sastra..................................................... 16

1.6.2 Teknik Penelitian...................................................................... 16

1.7 Data dan Sumber Data....................................................................... 16

1.8 Sistematika Penyajian ....................................................................... 17

BAB II ANALISIS STRUKTURAL: PLOT, TOKOH DAN PENOKOHAN,

SERTA LATAR DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA

S.N. RATMANA............................................................................................... 18

2.1 Plot .................................................................................................... 18

Page 12: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

x

2.2 Tokoh dan Penokohan ....................................................................... 31

2.2.1 Tokoh ....................................................................................... 31

2.2.2 Penokohan ................................................................................ 39

2.3 Latar .................................................................................................. 47

2.3.1 Latar Tempat ............................................................................ 47

2.3.2 Latar Waktu .............................................................................. 49

2.3.3 Latar Sosial............................................................................... 50

BAB III ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA: KECEMASAN TOKOH

SUYONO DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA S.N RATMANA .. 55

3.1 Bentuk Kecemasan Tokoh Suyono ................................................... 55

3.1.1 Rasa Takut ................................................................................ 55

3.1.2 Gusar ........................................................................................ 61

3.2 Akibat Kecemasan Tokoh Suyono .................................................... 61

3.2.1 Tegangan .................................................................................. 57

3.2.2 Tindakan Protektif .................................................................... 64

3.2.3 Sistem Diri................................................................................ 65

3.2.4 Pengalihan Kegiatan................................................................. 67

3.2.5 Kekuatan Edukatif .................................................................... 69

BAB IV KESIMPULAN................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Psikologi sastra memiliki empat pengertian, pertama, studi psikologi

pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, psikologi sastra sebagai studi

kreatif. Ketiga, psikologi sastra sebagai studi tipe hukum-hukum psikologi yang

diterapkan dalam karya sastra. Sedangkan pengertian keempat, psikologi sastra

mempelajari dampak sastra sebagai pembaca (psikologi pembaca). Pengertian yang

sering digunakan adalah pengertian ketiga, yaitu psikologi sastra sebagai studi tipe

hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra (Wellek, 1989: 90).

Psikologi sastra memberikan perhatian pada pembicaraan yang ada kaitannya

dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya

(Ratna, 2004: 343). Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam

berkarya. Demikian juga, pembaca tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing

ketika menanggapi sebuah karya sastra (Endraswara, 2003: 96). Psikologi sastra

dianalisis dengan hal yang ada kaitannya dengan psikologi dan aspek-aspek kejiwaan

pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious), kemudian setelah

sadar baru dituangkan dalam bentuk sadar (conscious). Kekuatan karya sastra dapat

dilihat dari seberapa jauh pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang

tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra (Endraswara, 2003: 96).

Karya sastra memasukkan berbagai aspek kehidupan dalam penceritaannya,

khususnya manusia. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama

1

Page 14: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

2

psikologi sastra, sebab dalam diri manusia itu sebagai tokoh-tokoh, aspek kejiwaan

dicangkokkan dan diinvestasikan (Ratna, 2004: 343).

Karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak

langsung, melalui pemahaman terhadap tokoh-tokohnya. Misalnya, masyarakat dapat

mengalami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang

terjadi dalam masyarakat, khususnya berkaitan dengan psike (Ratna, 2004: 342).

Karya sastra dan psikologi sastra juga memiliki pertautan yang erat secara tidak

langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung terjadi karena baik sastra maupun

psikologi memiliki objek yang sama, yaitu kehidupan manusia. Psikologi sastra

memiliki hubungan fungsional karena keduanya mempelajari keadaan kejiwaan orang

lain. Perbedaannya, yaitu psikologi bersifat riil sedangkan sastra bersifat imajinatif.

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek-

aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh, jika teks yang diteliti merupakan teks prosa dan

teks drama (Endraswara, 2003: 97).

Kajian psikologi sastra juga meneliti perwatakan tokoh secara psikologis dan

aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut.

Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh pengarang

mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup.

Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan

kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin inilah yang akan menyebabkan orisinalitas

karya (Endraswara, 2003: 96).

Proses kreatif tersebut meliputi seluruh tahapan, mulai dari dorongan bawah

sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada perbaikan terakhir yang dilakukan

Page 15: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

3

pengarang. Bagi sejumlah pengarang, bagian ini merupakan tahap yang paling kreatif

(Wellek, 1989: 97).

Penelitian psikologi sastra hendaknya mampu menggali sistem berpikir,

logika angan-angan, dan cita-cita hidup yang ekspresif dan tidak sekedar rasionalitas

hidup. Perasaan takut, phobi, was-was, histeris, dan aman juga sebagai objek kajian

psikologi sastra yang pelik (Endraswara, 2003: 98).

Penelitian ini mengangkat novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana, yang

menceritakan tentang perseteruan antara dua orang tokoh utama yang memperebutkan

cinta dari seorang perempuan yang telah meninggal sembilan tahun lalu. Suyono

yang menjadi suami sah dari perempuan yang bernama Hermiati tersebut merasa

harga dirinya direndahkan oleh apa yang dilakukan oleh Rustamaji, saingannya.

Rustamaji menulis sebuah buku yang menceritakan percintaan antara Rustamaji dan

Hermiati yang masih tetap menjalin hubungan percintaan meskipun Rustamaji dan

Hermiati sudah berkeluarga.

Kecemasan Suyono akan kebenaran cerita itu membuat harga dirinya merasa

terinjak- injak. Apabila kisah itu benar-benar terjadi, maka, istri yang selama dua

puluh lima tahun mendampinginya, masih juga mencintai orang lain, yaitu Rustamaji.

Hal yang membuat Suyono semakin kuat meyakini percintaan yang terjadi antara

mereka, yaitu di dalam buku karangan Rustamaji terselip persembahan kepada

Hermiati yang telah menyimpan pulpen kenangan mereka berdua selama hidupnya.

Kecemasan-kecemasan Suyono inilah yang akan penulis ambil sebagai objek

penelitian. Dimulai dari awal pernikahannya dengan istri pertamanya, Lastri, sampai

kisah hidup Suyono yang penuh kecemasan di masa tuanya. Penulis tertarik untuk

Page 16: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

4

menganalisis kecemasan tokoh Suyono dalam novel ini karena Suyono yang menjadi

korban perselingkuhan antara Hermiati, istri Suyono dan Rustamaji. Penelitian

tentang kecemasan-kecemasan yang ada pada diri Suyono penulis angkat dalam

pembahasan ini dengan judul “Kecemasan Tokoh Suyono dalam Novel Sedimen

Senja Karya S.N. Ratmana: Pendekatan Psikologi Sastra”.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana struktur penceritaan novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana

- yang meliputi alur, tokoh dan penokohan, serta latar - yang membentuk

kecemasan tokoh Suyono?

2. Bagaimana kecemasan-kecemasan tokoh Suyono - yang meliputi bentuk

kecemasan dan akibat kecemasan - yang terdapat dalam novel Sedimen

Senja karya S.N. Ratmana dengan pendekatan psikologi sastra?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan unsur alur, tokoh dan penokohan, serta latar novel

Sedimen Senja karya S.N. Ratmana yang membentuk kecemasan tokoh

Suyono.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan kecemasan-kecemasan tokoh Suyono

dalam novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana dengan pendekatan

psikologi sastra yang meliputi bentuk kecemasan tokoh Suyono dan akibat

kecemasan yang dialami Suyono.

Page 17: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

5

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. memberikan sumbangan kepada pembacaanalisis sastra berdasarkan

pendekatan psikologi sastra,

2. menambah khasanah kritik sastra,

3. menambah kajian tentang kecemasan seorang yang meliputi bentuk

kecemasan dan akibat kecemasan tokoh pada sebuah novel,

4. menambah apresiasi Sastra Indonesia, khususnya dalam novel Sedimen

Senja karya S.N. Ratmana.

5. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (i) analisis

struktur penceritaan (ii) psikologi sastra serta kecemasan tokoh yang berupa bentuk

kecemasan dan akibat kecemasan, secara garis besar teori-teori tersebut terdapat

dalam teori berikut ini.

5.1 Analisis Struktur Penceritaan

Struktur penceritaan yang akan dianalisis dalam novel ini adalah alur, tokoh

dan penokohan, serta latar. Teori yang akan digunakan dalam analisis ini sebagai

berikut.

5.1.1 Plot

Menurut Forster, terdapat hubungan sebab akibat dari peristiwa(-

peristiwa) sebelumnya dan akan memunculkan peristiwa(-peristiwa)

selanjutnya. Hubungan antarperistiwa itu tidak sekedar hubungan urutan

Page 18: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

6

perurutan saja karena hubungan antar keduanya bersifat saling mempersyarati.

Plot atau alur adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah

deretan peristiwa yang secara logik dan kronologik saling berkaitan yang

diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, 1984: 149).

Peristiwa-peristiwa tersebut dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah

laku, dan sikap tokoh utama cerita. Peristiwa merupakan sebuah aktivitas

yang dilakukan oleh seorang tokoh. Peristiwa merupakan peralihan dari

keadaan yang satu pada keadaan yang lain (Luxemburg, 1984: 150).

Plot merupakan cerminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku

para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi

berbagai masalah kehidupan (Nurgiyantoro, 2005: 114). Berdasarkan kriteria

urutan waktu, plot dibedakan menjadi pertama, plot lurus atau plot maju,

disebut juga plot progresif. Plot maju adalah peristiwa-peristiwa yang

dikisahkan dalam plot bersifat kronologis. Peristiwa-peristiwa pertama diikuti

(atau menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa kemudian. Secara runtut,

cerita dimulai dari tahap awal sampai tahap akhir (Nurgiyantoro, 2005: 153-

154).

Kedua, plot mundur atau plot flash back, yang dinamakan juga plot

regresif. Plot ini berisi urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi

dengan tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal,

melainkan dari tahap tengah atau bahkan dari tahap akhir (Nurgiyantoro,

2005: 154).

Page 19: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

7

Pada karya yang bersifat regresif, mungkin diawali dengan

pertentangan yang sudah meninggi. Teknik pembalikan cerita atau

penyorotbalikkan peristiwa-peristiwa ke tahap sebelumnya dapat dilakukan

dengan pengarang “menyuruh” tokoh merenungi kembali masa lalunya,

menuturkan pada tokoh lain baik secara lisan maupun tertulis, tokoh lain yang

menceritakan masa lalu tokoh lain, atau pengarang sendiri yang

menceritakannya (Nurgiyantoro, 2005: 155).

5.1.2 Tokoh dan Penokohan

5.1.2.1 Tokoh

Tokoh adalah pelaku cerita. Menurut Abrams, tokoh cerita adalah

orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang

oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu

seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan (Nurgiyantoro, 2005: 165). Tokoh cerita “hanya” merupakan tokoh

ciptaan pengarang tetapi dia harus mampu hidup secara wajar sebagaimana

kehidupan manusia yang mempunyai darah dan daging (Nurgiyantoro, 2005:

167).

Berdasarkan peran tokoh dalam pengembangan plot, tokoh dibedakan

menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan

tokoh yang penting karena diceritakan terus menerus. Tokoh yang muncul

sekali atau beberapa kali dalam penceritaan yang relatif pendek disebut tokoh

tambahan (Nurgiyantoro, 2005: 176).

Page 20: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

8

Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh terdiri dari tokoh

protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh yang dapat membuat pembaca sering

mengidentifikasikan diri dengan tokoh (- tokoh) tertentu, memberikan simpati

dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut,

dinamakan sebagai tokoh protagonis. Tokoh yang menjadi penyebab

terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis beroposisi

dengan tokoh protagonis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh

antagonis dapat lebih dari satu orang tokoh (Nurgiyantoro, 2005: 179).

5.1.2.2 Penokohan

Penokohan menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan

berhubungan dengan penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak(-watak)

tertentu dalam sebuah cerita. Jones mengatakan penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita

(Nurgiyantoro, 2005: 165). Penokohan berhubungan dengan siapa tokoh

cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan

pelukisannya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2005: 166).

5.1.3 Latar

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas, untuk

memberikan kesan realistis pada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu

yang seolah sungguh-sungguh terjadi (Nurgiyantoro, 2005: 217). Latar

memiliki beberapa bagian. Latar waktu yang menunjukkan “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Waktu yang ada dihubungkan dengan

Page 21: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

9

waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan sejarah (Nurgiyantoro, 2005:

230).

Latar sosial berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat tertentu, tempat yang ada pada karya fiksi. Hal ini dapat berupa

kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara

berpikir, dan cara bersikap. Status sosial tokoh juga ditentukan oleh latar ini,

misalnya tokoh dari ekonomi kelas atas, ekonomi kelas menengah, dan

ekonomi kelas bawah. Latar tempat adalah tempat peristiwa dalam novel

tersebut terjadi. Latar ini disebut local colour ( Nurgiyantoro, 2005: 235).

5.2 Teori Psikologi Sastra

Psikologi sastra dibangun atas dasar asumsi-asumsi genesis dalam

kaitannya dengan asal-usul karya. Psikologi dianalisis dalam kaitannya dengan psike,

dengan aspek-aspek kejiwaan pengarang. Psike adalah struktur tanda yang dihuni

oleh alteritas yang radikal, yang secara total berasal dari sesuatu yang lain, yaitu

struktur bawah sadar. Struktur bawah sadar inilah sebagai inspirasi dan ilham (Ratna,

2004: 348).

Psikologi sastra memberikan perhatian pada pembicaraan yang ada kaitannya

dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya

(Ratna, 2004: 343). Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam

berkarya. Demikian juga, pembaca tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing

ketika menanggapi sebuah karya sastra (Endraswara, 2003: 96). Psikologi sastra

dianalisis dengan hal yang ada kaitannya dengan psikologi dan aspek-aspek kejiwaan

pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious), kemudian setelah

Page 22: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

10

sadar baru dituangkan dalam bentuk sadar (conscious). Kekuatan karya sastra dapat

dilihat dari seberapa jauh pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang

tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra (Endraswara, 2003: 96).

Karya sastra memasukkan berbagai aspek kehidupan dalam penceritaannya,

khususnya manusia. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama

psikologi sastra, sebab dalam diri manusia itu sebagai tokoh-tokoh, aspek kejiwaan

dicangkokkan dan diinvestasikan (Ratna, 2004: 343).

Karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak

langsung, melalui pemahaman terhadap tokoh-tokohnya. Misalnya, masyarakat dapat

mengalami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang

terjadi dalam masyarakat, khususnya berkaitan dengan psike (Ratna, 2004: 342).

Karya sastra dan psikologi sastra juga memiliki pertautan yang erat secara tidak

langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung terjadi karena baik sastra maupun

psikologi memiliki objek yang sama, yaitu kehidupan manusia. Psikologi sastra

memiliki hubungan fungsional karena keduanya mempelajari keadaan kejiwaan orang

lain. Perbedaannya, yaitu psikologi bersifat riil sedangkan sastra bersifat imajinatif.

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek-

aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh, jika teks yang diteliti merupakan teks prosa dan

teks drama (Endraswara, 2003: 97).

Kajian psikologi sastra juga meneliti perwatakan tokoh secara psikologis dan

aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut.

Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh pengarang

mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup.

Page 23: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

11

Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan

kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin inilah yang akan menyebabkan orisinalitas

karya (Endraswara, 2003: 96).

Proses kreatif tersebut meliputi seluruh tahapan, mulai dari dorongan bawah

sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada perbaikan terakhir yang dilakukan

pengarang. Bagi sejumlah pengarang, bagian ini merupakan tahap yang paling kreatif

(Wellek, 1989: 97).

Penelitian psikologi sastra hendaknya mampu menggali sistem berpikir,

logika angan-angan, dan cita-cita hidup yang ekspresif dan tidak sekedar rasionalitas

hidup. Perasaan takut, phobi, was-was, histeris, dan aman juga sebagai objek kajian

psikologi sastra yang pelik (Endraswara, 2003: 98).

Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang

terkandung dalam suatu karya. Analisis psikologi sastra pada hakikatnya memberikan

pemahaman kepada masyarakat secara tidak langsung terhadap suatu karya sastra.

Pemahaman terhadap tokoh-tokoh tersebut dapat membuat masyarakat memahami

perubahan-perubahan, kontradiksi-kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan

lain yang terjadi dalam masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan psike (Ratna,

2004: 342-343).

5.3 Kecemasan

Kecemasan memiliki dua bentuk, yaitu rasa takut dan gusar. Rasa

takut merupakan suatu pertanda bahwa seseorang harus menghindari keadaan

yang menimbulkan rasa takut tersebut. Rasa takut merupakan ancaman fisik

dan rasa gusar merupakan ancaman psikologis. Gusar menghindarkan kita

Page 24: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

12

dari keadaan yang berbahaya secara psikologis, yaitu keadaan pada waktu kita

tampak bodoh, ditolak, dan ragu-ragu, marah, atau terlihat tidak dapat

menguasai diri (Albin, 1986: 49). Takut cenderung bersifat langsung,

ditujukan atas benda ataupun peristiwa, spesifik, dan disadari. Apabila

seseorang merasa gusar, biasanya hal tersebut tidak langsung, tanpa sumber

yang jelas dan tanpa disadari (Fabella, 1993: 73).

Ketika seseorang merasa gusar, hal tersebut tidak disadari dan berada

dalam diri orang tersebut. Apabila seseorang membayangkan apa yang terjadi

dalam pengalamannnya atau mengingat apa yabng telah dialami oleh orang

lain, maka rasa itu akan bertambah (Fabella, 2005: 73).

Kecemasan juga mengakibatkan tegangan dalam diri seseorang. Oleh

karena itu, kecemasan merupakan penghayatan tegangan akibat adanya

ancaman-ancaman nyata atau dibayangkan pada ancaman keamanan dari diri

seseorang. Kecemasan yang hebat mengurangi efisiensi individu- individu

dalam memuaskan kebutuhannya, mengganggu hubungan antar pribadi, dan

mengacaukan pikiran. Oleh karena itu, fungsi kecemasan adalah

memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya, jika tidak dilakukan

tindakan-tindakan tepat akan membuat seorang kalah. (Hall, 1993: 80).

Kecemasan dapat dibedakan berdasarkan intensitas dari keseriusan

ancaman yang dimiliki seseorang. Kecemasan yang berat dapat membuat

orang tidak dapat merasakan informasi mengenai apa yang telah terjadi

dengan dirinya. Sebaliknya, orang yang mengalami kecemasan ringan dapat

merasakan informasi tersebut (Hall, 1993: 281).

Page 25: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

13

Akibat dari kecemasan, yaitu tegangan, tindakan protektif dan kontrol

terhadap tingkah laku, adanya sistem diri, mengalihkan kegiatan yang tidak

memancing kecemasan yang dialami, dan kekuatan edukatif (Hall, 1993: 274-

280).

Cara menghindari kecemasan dengan memakai tindakan protektif dan

kontrol pengawas terhadap tingkah laku. Misalnya, seseorang menghindari

hukuman dengan memenuhi kemauan orang tuanya. Tindakan-tindakan

keamanan ini membentuk sis tem diri yang menyetujui tingkah laku-tingkah

laku tertentu dan melarang bentuk-bentuk tingkah laku yang lain (Hall, 1993:

281).

Sistem diri merupakan penjaga keamanan seseorang. Sistem diri tidak

akan membiarkan masuknya informasi yang tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan seseorang tersebut dalam hal ini dapat menyebabkan seseorang

tidak dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah dialaminya. Sistem diri

juga berakibat menghambat seseorang untuk hidup dengan orang lain,

meskipun sistem ini dapat mengurangi kecemasan. Akan tetapi, rasa takut dan

rasa cemas menghalangi langkah hidup kita karena kita tidak akan

menyelesaikan masalah tetapi memperparah masalah (Albin, 1986: 50).

Seseorang yang melindungi kecemasan akan menghargai dirinya dan

melindungi diri dari kritik. Ketika sistem diri bertambah kompleks dan

independen, ia mencegah orang lain untuk membuat penilaian-penilaian

objektif tentang tingkah lakunya sendiri dan menyembunyikan kontradiksi-

Page 26: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

14

kontradiksi yang jelas antara bagaimana orang itu sebenarnya dan bagaimana

orang itu menurut apa yang dikatakan oleh sistem dirinya (Hall, 1993: 276).

Kecemasan juga dapat dialihkan dengan melakukan pekerjaan yang

melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan mental. Kegiatan mental ini

berupa persepsi, misalnya apa yang akan terjadi jika seseorang melakukan

suatu hal. Kegiatan mental yang kedua adalah ingatan, yaitu ketika seseorang

mulai mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya pada masa lalu.

Kegiatan mental yang ketiga adalah berpikir. Seseorang memikirkan masalah

yang dia hadapi dengan mencoba mengambil jalan yang terbaik untuk

memecahkan masalah tersebut. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk

mengurangi tegangan yang terdapat dalam diri orang yang mengalami

kecemasan (Hall, 1993: 282).

Kecemasan dapat memberikan sebuah kekuatan edukatif luar biasa

dalam kehidupan manusia, seorang bayi dapat merasakan kecemasan ketika

dia menyusu pada ibunya. Bayi dapat menangkap semua yang dialami oleh

ibunya lewat tatapan mata, sentuhan, dan raut muka ibu. (Hall, 1993: 281).

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan

adalah satu kesatuan emosi yang menyeluruh, datang dari masalah yang

berasal dari dalam diri seseorang yang berfungsi memperingatkan sang

pribadi akan adanya bahaya yang jika tidak dilakukan dengan tindakan-

tindakan tepat akan membuat seseorang merasa kalah. Kecemasan memiliki

bentuk yang berupa rasa takut dan gusar. Takut merupakan ancaman fisik.

Ketakutan cenderung bersifat langsung, ditujukan pada benda ataupun

Page 27: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

15

peristiwa spesifik dan disadari. Apa yang ditakutkan dalam diri seseorang

tersebut tidak disadari dan berada dalam diri mereka. Gusar merupakan

sebuah keadaan yang bersifat tidak langsung dan disadari. Gusar muncul pada

diri seseorang karena terdapat peristiwa atau pemikiran yang dibayangkan

pada diri orang tersebut.

Kecemasan mengakibatkan tegangan dalam diri seseorang. Kecemasan

merupakan penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau

dibayangkan pada ancaman keamanan diri seseorang. Akibat kecemasan yang

kedua adalah munculnya tindakan protektif yang membentuk sistem diri yang

menyetujui tingkah laku-tingkah laku tertentu dan melarang tingkah laku yang

lain. Sistem diri tidak akan membiarkan masuknya informasi yang tidak

sesuai dengan apa yang diinginkan seseorang tersebut dalam hal ini dapat

menyebabkan seseorang tidak dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah

dialami. Sistem diri berfungsi untuk mengurangi kecemasan. Akibat yang

keempat adalah adanya pengalihan kegiatan. Kecemasan dapat dialihkan

dengan melakukan kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau berupa

kegiatan mental, seperti, persepsi, ingatan, dan berpikir. Akibat yang kelima,

yaitu, adanya kekuatan edukatif. Seseorang dapat belajar untuk tidak

melakukan suatu hal yang membuatnya harus mengalami lagi kejadian yang

sama di masa lalu.

Bentuk dan akibat kecemasan ini selanjutnya akan digunakan untuk

menganalisis kecemasan-kecemasan tokoh Suyono dalam novel Sedimen

Senja karya S.N. Ratmana.

Page 28: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

16

6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian novel Sedimen Senja

adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang ada yang kemudian disusul dengan analisis.

Metode ini memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai suatu penelitian

tertentu. (Ratna, 2004: 53).

6.1 Pendekatan Psikologi Sastra

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi sastra, yaitu

model pendekatan psikologis yang dikaitkan dengan karya sastra. Karya sastra

dianggap sebagai hasil aktivitas penulis yang sering dikaitkan dengan gejala-

gejala kejiwaan, seperti obsesi, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan

neurosis. Oleh karena itu, karya sastra dianggap salah satu gejala (penyakit )

kejiwaan (Ratna, 2004: 62).

6.2 Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat, yaitu

mengambil sumber-sumber tertulis yang ada pada sumber data dan dianalisis

secara deskriptif. (Ratna, 2004: 53).

7. Data dan Sumber Data

Judul : Sedimen Senja

Pengarang : S.N. Ratmana

Penerbit : Kompas

Tahun Terbit : 2006

Page 29: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

17

Tebal Buku : viii + 192

8. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian yang terdapat dalam penelitian ini adalah bab I,

yaitu, Pendahuluan - meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, metode

penelitian, teknik penelitian, data dan sumber data, dan sistematika penyajian -. Bab

II, analisis struktural yang meliputi alur, tokoh dan penokohan, serta latar novel

Sedimen Senja. Bab III merupakan analisis psikologi sastra mengenai kecemasan

tokoh Suyono dalam novel Sedimen Senja. Bab IV merupakan kesimpulan dari

penelitian ini.

Page 30: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

18

BAB II

ANALISIS STRUKTURAL:

PLOT, TOKOH DAN PENOKOHAN, SERTA LATAR

DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA S.N. RATMANA

Bab II penelitian ini akan mendeskripsikan struktur penceritaan yang terdapat

dalam novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana. Struktur penceritaan yang akan

diteliti adalah plot, tokoh dan penokohan, serta latar dari novel Sedimen Senja. Unsur-

unsur tersebut diambil untuk karena berhubungan dengan kecemasan-kecemasan

yang dialami oleh tokoh Suyono.

2.1 Plot

Novel Sedimen Senja terdiri dari 14 sub judul, yang menceritakan masa lalu

dan masa depan para tokohnya. Cerita-cerita masa lalu dikemas dalam kehidupan

tokohnya dengan mengingat apa yang telah terjadi pada masa yang telah lewat. Masa

yang paling dominan adalah sembilan tahun setelah Hermiati meninggal. Akan tetapi,

konflik yang terjadi pada diri Suyono terjadi sejak dia masih muda.

Kado Ulang Tahun merupakan klimaks dari novel ini. Suyono yang sudah

berusia 70 tahun memperebutkan cinta dari istrinya, Hermiati, yang telah meninggal.

Seterunya adalah Rustamaji, teman sesama pensiunan guru.

Hal ini terjadi ketika Suyono membaca buku karangan Rustamaji atau Aji. Isi

dari buku karangan Aji mengisahkan cinta segitiga antara tokoh utama, yaitu Raji dan

Harni dengan tokoh antagonis, Sarjono. Suyono menafsirkan bahwa tokoh-tokoh

18

Page 31: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

19

yang ada di dalam novel itu adalah penjelmaan dirinya, Hermiati- istrinya-, dan Aji.

Anggapan ini bersumber dari ditemukannya nama seorang tokoh yang benar-benar

dikenal oleh Suyono sebagai sahabat Aji dalam kehidupan nyata.

Buku itu dipinjamnya dari Lita-anak perempuannya-dari perpustakaan

sekolah. Setelah dia membaca buku itu, dia mengungkapkan kejengkelannya dengan

menginjak-injak buku itu.

(1) Keesokan harinya begitu halaman terakhir selesai dibaca, maka dibantingnya buku itu ke lantai. Tidak puas, masih diinjak pula. Namun ketika kemarahan menggelegak, punggungnya mulai membungkuk untuk memungut buku itu dan tangannya siap merobek-robek, tiba-tiba nalarnya membendung. Buku itu tidak berdosa sama sekali! Lebih-lebih merupakan barang pinjaman dari perpustakaan sekolah di mana Lita mengajar. Lagipula, begitu nalarnya berkembang lebih lanjut, satu dirobek-robek masih ada sekian ribu eksemplar lainnya yang tersebar di masyarakat. Lebih jauh lagi, kalau sampai buku itu rusak, persoalannya menjadi terbuka. Lita pasti bertanya apa sebabnya, lalu dia tahu. Anak-anaknya yang lain pun tahu dan mau tidak mau masyarakat juga tahu. Alangkah menggelikan dan memalukannya. Laki-laki 70 tahun dibakar api cemburu, memperebutkan cinta wanita yang sudah sembilan tahun menghuni liang lahat. (Ratmana, 2006: 2)

Menurut Suyono, buku karangan Rustamaji tersebut menjelek-jelekkan

dirinya karena Suyono merasa bahwa tokoh Sarjono dalam novel tersebut merupakan

penjelmaan dirinya. Sarjono digambarkan sebagai tokoh antagonis. Dia adalah

seorang lelaki hidung belang yang hampir memperkosa Hermiati di sebuah rumah

bordil.

(2) … Dengan leluasa Rustamaji melukiskan dalam novelnya tokoh Sarjono sebagai laki-

laki hidung belang yang hampir-hampir memperkosa Harni di sebuah rumah bordil. Memang Suyono bukan Sarjono, tetapi siapapun yang mengenal masa lalu Rustamaji pasti tahu bahwa laki-laki yang berhasil merebut Hermiati dari tangannya adalah Suyono. (Ratmana, 2006: 6)

Page 32: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

20

Satu hal yang membuat Suyono merasa istrinya mengelabuhinya selama ini,

yaitu dalam buku karangan Rustamaji tersebut diceritakan bahwa Harni pernah

bertemu dengan Raji secara sembunyi-sembunyi.

Harni masih menyimpan pulpen yang mereka sebut pulpen kenangan yang

disimpan Harni sampai akhir hayatnya. Semua orang juga pasti akan tahu hal itu

karena tulisan tentang novel kenangan yang disimpan Hermiati itu dimuat dalam

halaman awal. Cerita tentang pulpen ini merupakan peristiwa ketika Hermiati dan Aji

ketika masih muda. Mereka bertukar pulpen dan masing-masing menyimpan pulpen

tersebut.

(3) Akan tetapi ada bagian novel yang membuatnya panas dingin, penasaran dan

geregetan. Harni alias Hermiati alias Ny. Suyono, secara sembunyi-sembunyi, pernah menemui Raji. Dalam pertemuan empat mata itu, Harni berjanji untuk tetap menyimpan vulpen milik Raji sampai akhir hayat. Sedangkan vulpen itu adalah hasil “tukar vulpen” sekian puluh tahun yang lalu ketika keduanya berpacaran. ‘Jadi Hermiati masih menjalin hubungan dengan Aji sesudah jadi istriku?’ tanya laki-laki tua itu kepada dirinya sendiri. ‘Ataukah itu cuma romantisme sebagai penyedap novel ini?’ (Ratmana, 2006: 4)

Curahan hati Aji ketika dia berhasil menyelesaikan novel yang diminta oleh

Hermiati juga terdapat dalam cerita ini. Hermiati menginginkan Aji mengabadikan

episode persahabatan mereka dalam sebuah novel. Novel itu adalah permintaan

terakhir Hermiati sebelum dia meninggal.

(4) …. Terus terang Her, andaikata tiga hari sebelum maut menjemput, kamu tidak datang

ke kantorku untuk berbicara santai, mungkin hubungan batin antara diriku dan dirimu tidak sekuat sekarang. Kedatanganmu itu kuanggap sebagai peristiwa istimewa. Demikian juga permintaanmu agar aku mengabadikan episode-episeode persahabatan kita secara tertulis. ‘Untuk dokumen kita berdua’ katamu waktu itu. Aku sanggup memenuhi permintaanmu. Karena itu aku merasa punya utang padamu. Padahal, bagaimana pun, utang harus dilunasi, harus dibayar. (Ratmana, 2006: 11)

Page 33: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

21

Sebenarnya jawaban dari semua pertanyaan yang menyelimuti Suyono setelah

membaca novel karangan Aji adalah pada bagian awal novel ini, yaitu pada

bagian curahan hati Aji untuk Hermiati. Meskipun kisah yang ada dalam novel

tersebut tidak sepenuhnya merupakan suatu kebenaran. Aji mengungkapkannya

berikut ini:

(5) NB: Menurut keyakinanku ruhmu di alam kubur tidak gentayangan dan juga tidak memerlukan sesaji, apalagi buku. Akan tetapi untuk menunjukkan bahwa novel ini ada sangkut pautnya dengan dirimu, maka pada halaman awal kutulis catatan: ‘Dalam mengenang almarhumah SH yang menyimpan vulpenku sampai akhir hayatnya’. Dengan demikian terpenuhilah permintaanmu dan lunaslah utangku.

(Ratmana, 2006: 14)

Alur dalam sub judul pertama ini menggunakan alur mundur. Cerita-cerita

tersebut merupakan sorot balik dari masa lalu Suyono yang berupa ingatan- ingatan

masa lalu Suyono dan apa yang dipikirkan oleh Suyono.

Sub judul kedua Insiden Vulpen novel Sedimen Senja merupakan awal dari

semua kisah kehidupan para tokoh yang terdapat dalam novel Sedimen Senja. Cerita

dimulai dengan Hermiati yang pergi ke dukun untuk memisahkan Aji dengan Utari.

Utari adalah murid Hermiati yang telah melecehkan Hermiati di depan kelas dengan

meletakkan pulpen yang pada akhirnya disebut-sebut sebagai vulpen kenangan milik

Hermiati dan Aji. Utari ingin menunjukkan bahwa orang yang memiliki vulpen itu

sekarang ini adalah miliknya. Utari menginginkan agar Hermiati tidak boleh lagi

mendekati Aji.

Semua karena kecemburuan Hermiati. Dia ingin meyakinkan dirinya bahwa

semua desas-desus hubungan antara Aji dengan Utari adalah isapan jempol belaka.

Page 34: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

22

Waktu itu Hermiati mengatakan jika Aji tidak datang ke acara resepsi, maka, dia pun

tidak akan datang ke pesta pernikahan itu.

Keinginan Hermiati untuk memisahkan Utari dan Aji memang terlaksana

karena Hermiati pergi ke dukun, dan Sang Dukun memberi syarat antara Hermiati

dan Utari tidak akan ada yang memiliki Rustamaji agar adil. Hermiati tidak boleh

mendekati Aji lagi. Hermiati menyanggupi syarat tersebut. Alur yang terdapat dalam

cerita ini adalah alur maju.

(6) “Soal laku dan korban sesaji itu syarat kedua, yang pertama adalah keadilan.”

Hermiati merenung. Membayang kembali di matanya adegan di Kelas II Budaya beberapa hari lalu.

“Bagaimana, Nak?” Merasa terdesak akhirnya Hermiati mengiyakan kemauan Sang Dukun. Yang

penting, menurut pikirannya, adalah putusnya hubungan Aji-Utari, biar remaja itu tahu rasa. Soal konsekuensi dari kesediaannya melepas Aji itu urusan belakang. (Ratmana, 2006: 26)

Surat merupakan sub judul yang ketiga, di dalam kisah memunculkan tokoh

Suyono yang penuh konflik dengan dirinya, istrinya, dan masyarakat di sekitarnya.

Pada bab ini juga diceritakan bahwa Suyono ingin mengenal Hermiati lebih dekat,

maka, dia menulis surat kepada Hermiati. Surat yang ditulisnya panjang lebar

menceritakan keadaan dirin Suyono selama hidup bersama Lastri.

Alur mundur digunakan pengarang untuk menceritakan kehidupan Suyono

sebelum beristrikan Lastri dan bagaimana kehidupannya setelah bersama Lastri serta

saat-saat pertemuannya dengan Hermiati. Suyono menceritakan semua itu melalui

surat untuk Hermiati.

Page 35: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

23

Sub judul keempat, Langkah yang Goyah menceritakan bagaimana Hermiati

secara tersamar menyatakan isi hatinya pada Aji. Hermiati merasa tenteram kalau

berdampingan dengan Aji. Akan tetapi, hal itu sudah terlambat. Aji telah bersama

dengan Utari. Alur yang terdapat dalam bab ini adalah alur maju.

Rustamaji diceritakan khusus pada sub judul kelima, Antara Dua Lakon.

Diceritakan di sini bagaimana kisah cinta Aji dengan Hermiati meskipun mereka

belum berpacaran dan kisah cinta Rustamaji dengan Utari, muridnya. Hermiati adalah

seorang perempuan yang benar-benar diharapkan oleh Rustamaji, hanya saja

perbedaan agama membuatnya ragu. Sosok Utari adalah sebuah keterlanjuran saja

menurutnya.

(7) …. Dengan mengajar diharapkan dirinya mendapatkan selingan, sehingga bisa datang

ke gedung pertunjukkan terbebas dari kejenuhan berpikir tentang teater. Harapan itu tak terwujud karena di sekolah dia bertemu dengan Hermiati. Gadis yang benar-benar dicintainya itu dengan susah payah dan dengan bahasa yang tersamar menyatakan cinta kepada dirinya. (Ratmana, 2006: 48)

(8) Lain halnya dengan kesediaan Utari untuk ia peristri. Pernyatannya begitu

enteng, spontan, dan setengah bergurau. Apakah Utari jujur, Aji tidak tahu. Yang terang sekarang dia menyadari sikapnya terhadap Utari adalah keterlanjuran yang tak mungkin ditarik kembali. Sedangkan keterlanjuran itu berpangkal pada pandangan hidupnya. Sebagai orang yang sejak kecil hidup mengikuti garis santri yang ketat Aji tidak bisa membayangkan kalau harus beristri orang yang berbeda agama. Padahal ada tanda-tanda yang kuat Hermiati minimum bersimpati pada agama lain. Di rumahnya pernah ditemukan majalah Catholic Degest dan tiap kali mau makan dia melakukan “sembahyang” lebih dulu. (Ratmana, 2006: 50)

Terdapat alur maju dan alur mundur dalam bab ini. Alur maju menceritakan

jalannya pementasan yang disutradarai oleh Aji dan alur mundur mengisahkan

ingatan Aji pada Hermiati saat Hermiati mengungkapkan cintanya secara tersamar.

Page 36: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

24

Hermiati pernah merasa tertekan dengan apa yang terjadi atas dirinya. Ibunya

yang tidak setuju dengan kedekatannya dengan Suyono membuat Hermiati merasa

bersalah atas apa yang telah dilakukannya pada masa lalu, yaitu pergi ke dukun. Hal

ini mengakibatkan dia tidak bisa lagi memiliki Aji.

Hermiati menyadari kedekatannya dengan Aji sama saja dengan membuat

kesalahan, jadi, dia memilih Suyono untuk menjadi teman hidupnya. Hermiati

menyesali apa yang dia lakukan karena Aji mengajaknya untuk mengarungi bahtera

hidup bersama sedangkan dia berjanji pada Mbah Dukun untuk tidak mendekati Aji

lagi. Dia hanya bisa menangis. Peristiwa ini terdapat pada judul keenam Kabut. Alur

cerita ini adalah alur maju.

(9) Hermiati menunduk. Masih segar dalam ingatannya dirinya bersumpah di depan dukun untuk tidak menjalin cinta dengan Aji. Sekarang sudah terbukti hubungan Aji dengan Utari putus. Tinggal satu lagi permintaannya kepada dukun yang belum terpenuhi, yakni dipermalukannya Utari di depan umum. Karena itu dia bungkam menghadapi pertanyaan Aji tadi. Lebih-lebih dia ikut geram mendengar Aji dilecehkan oleh Utari.

“Mengapa diam, Her?” Hermiati masih menunduk. “Bukankah beberapa waktu yang lalu kamu pernah bilang dirimu merasa

tenteram bila berdampingan denganku?” Hermiati mengangkat wajah dan menatap Aji. Laki-laki itu melihat mata

gadis yang dicintainya itu dalam keadaan basah. “Apakah langkahku mendekati Utari merupakan dosa tak berampun?” Hermiati menggeleng. “Jadi?” Tidak ada jawaban. Hermiati memejam. Ada butiran airmata di sudut

matanya. “Aku sudah terlambat? Atau ada laki-laki lain….” (Ratmana, 2006: 69-70)

Sub judul yang ketujuh, Garis Pemisah, bercerita tentang perbedaan paham

antara Aji dan Suyono. Konflik antara Suyono dengan Rustamaji terdapat juga di sini.

Page 37: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

25

Saat itu, mereka bertemu di rumah Hermiati, Aji ingin meminjam tas kecil dan

Suyono sudah ada di sana untuk bersama-sama Hermiati mengikuti diskusi politik.

(10) ”Ayo sekalian ikut,” kata Yono tiba-tiba. ”Ikut kemana?” ”Ke rumah Walikota, mengikuti diskusi politik, jawab Yono. Aji kaget. ”Tiap dua minggu sekali kami ikut pembinaan politik bernama Marhenisme.” ”O, kalau begitu jelas aku tidak bisa ikut.” ”Kenapa?” ”Aku kurang minat pada politik.” (Ratmana, 2006: 76)

Bagaimana Utari dipermalukan di depan orang banyak karena dia telah

ketahuan berbuat mesum juga diceritakan di sini. Genaplah sudah apa yang telah

diminta Hermiati pada dukun tempo hari.

(11) ”Aduh, cewek secantik itu cuma ditiduri seorang sopir.” ”Sopir?” ”Ya, laki-laki itu sopir kantor kakak ipar Si Cewek.” ”Apa benar dia pelajar SMA?” ”Iya, benar. Teman sekelas adik saya.” ”Kasihan. Bisa dipecat dari sekolah kalau kejadian ini dilaporkan.” ”Untung besar laki-laki itu. bisa meniduri cewek cantik, kena ringkus tapi tidak sampai dikeroyok. Kalau….” ”Tapi malu dong, ditonton begitu banyak orang, resliting celananya saja belum sempat dikancingkan.” Lebih malu lagi Si Cewek” (Ratmana, 2006: 82)

Ibu Hermiati mengungkapkan ketidaksukaannya kepada Suyono diceritakan

juga dalam sub judul ini. Dia lebih setuju apabila Aji yang menjadi menantunya. Alur

yang digunakan dalam bab ini adalah alur maju.

Di Kantin, Ruang Guru, Gedung Pertemuan, dan Aula pada sub judul

kedelapan menceritakan pernikahan antara Suyono dengan Hermiati. Murid-murid

dan para guru membicarakan pernikahan itu. Di kantin merupakan tempat percakapan

yang dilakukan oleh para murid. Di ruang guru merupakan tempat pembahasan

Page 38: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

26

pernikahan oleh para guru. Mereka membicarakan Suyono, Hermiati, dan Aji karena

mereka terkejut. Mereka mengira Hermiati akan menikah dengan Aji bukan dengan

Suyono.

Gedung pertemuan adalah tempat resepsi pernikahan Suyono dan Hermiati.

Di luar gedung pertemuan saat pernikahan itu berlangsung, ada keributan yang

terjadi, yaitu istri Suyono yang bernama Lastri berteriak-teriak. Dia tidak terima

dengan apa yang telah dilakukan Suyono terhadap dirinya.

(12) ”Sebaiknya Ibu menyingkir. Mari ikut saya,” ajak seorang wanita kepada Si Penggendong Anak.

”Baik, saya menyingkir. Tapi tolong letakkan anak ini di pangkuan bapaknya. Jangan enak-enak duduk dengan gendakannya!” Anak perempuan umur tiga tahun itu disodorkan oleh ibunya kepada orang lain. Si Anak meronta, tidak mau lepas dari ibunya. Sedangkan wanita yang disodori tidak berusaha meraihnya.

”Bocah ini anak orang itu!”kata Si Ibu sambil menuding ke kursi pelaminan. ”Letakkan saja di pangkuannya. Letakkan saja!”

”Sabar, Bu. Sabar,”bujuk wanita lain. ”Serahkan putri Ibu pada saya.” Si Anak meronta lalu menangis. Otomatis menyedot perhatian para tamu

yang akan memasuki gedung. Mereka, terutama para wanita, mencoba meredakan emosi wanita yang malang itu.

”Bu Lastri, sabarlah,” bisik seorang wanita yang mengenali siapa orang itu. ”Ibu jadi tontonan banyak orang. Memalukan, Bu. Sa….”

”Saya tidak salah, saya tidak malu!!” pekik Lastri. ”Dialah yang seharusnya malu, laki-laki itu! sudah punya empat anak masih cari perempuan lain yang lebih muda, lebih pinter,lebih geniiittt!!” (Ratmana, 2006: 94)

Aji mengalami sakit hati yang luar biasa karena pernikahan Suyono dan

Hermiati. Akan tetapi, setelah beberapa bulan sejak peristiwa itu, dia menikah dengan

Arum, mantan muridnya. Aji dan Arum melaksanakan pernikahan di aula sekolah.

Konflik yang terjadi antara Suyono dan Rustamaji semakin meninggi akibat

pernikahan Hermiati dan Suyono. Konflik mulai turun ketika Aji menikah dengan

Arum. Alur yang digunakan sebagian besar alur maju sedangkan alur mundur

Page 39: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

27

digunakan untuk mengingat kembali petemuan Aji dengan Arum dan ingatan Aji

kepada Hermiati.

Bukan Sebuah Gunung Es pada sub judul sembilan merupakan konflik antara

Arum dengan Hermiati. Arum menemukan kartu ucapan yang dikirimkan oleh

Hermiati kepada suaminya. Arum cemburu. Dia kecewa terhadap suaminya.

Cerita selanjutnya adalah Suyono yang cemburu dengan Aji ketika Hermiati

turun ke lapangan sewaktu anak-anak muridnya melakukan kegemparan dengan

melakukan demo. Para guru tidak boleh meninggalkan ruang guru sedangkan

Hermiati keluar diam-diam untuk menemui murid-muridnya. Anak-anak itu menuntut

para guru IPA yang tidak beres termasuk Aji yang memberi les kepada mereka yang

kaya. Hal ini membuat adanya kesenjangan antarsiswa. Oleh karena itu, Suyono

menuduh Hermiati membela Aji. Kutipan peristiwa tersebut dapat dilihat berikut ini:

(13) ”Apa dari ruang guru tidak bisa kita ketahui latar belakang gerakan mereka? Kami yang berkumpul di ruang guru tahu bahwa mereka memprotes les privat yang dilakukan oleh kawan-kawan kita. Kami bisa tahu tanpa harus menanggung resiko dipukuli oleh murid-murid yang marah.” ”Ya, mungkin. Tapi hanya dengan duduk di ruang guru aku tidak tahu sikap

sebenarnya anak-anak kelasku.” ”Kalau sudah tahu, lantas mau apa?” Tanya Si Suami. ”Aku heran, tanpa

sepengetahuan siapapun kamu nekat keluar dari ruang guru. Tidak minta pertimbangan orang lain, termasuk dari aku, suamimu.”

”Itu spontanitas yang mungkin ….” ”Spontanitas macam apa itu? Bukankah situasinya mencekam? ”Mungkin karena aku tolol atau ….” ”Tidak, tidak! Siapa bilang kamu tolol? Aku curiga, jangan-jangan ada

maksud tertentu di balik tindakanmu.” ”Maksud tertentu? Apa itu?” ”Jujurlah, kamu bermaksud meredam kemarahan siswa kan?” ”Kalau ya, apa salahku? Bukankah ….” ”Tindakan nekat itu kamu lakukan karena di antara guru yang jadi sasaran

protes para siswa terdapat nama ….” ”Mas Yono!!” teriak Hermiati. ”Aku baru tahu bahwa para siswa memprotes

guru-guru IPA sesudah aku ada di tengah siswa. Bicaramu nglantuuurr!” ”Mengapa kamu keluar dari ruang guru diam-diam, tanpa minta

pertimbangan dari aku? Padahal aku ada di ruang guru. Kalau suami saja sudah

Page 40: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

28

disepelekan, pasti ada yang lebih penting, lebih utama untuk kamu lin ….”(Ratmana, 2006: 111-112)

Alur maju digunakan dalam cerita ini. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan

runtut.

Sub judul kesepuluh adalah Mengusik Macan Tidur. Dari judulnya dapat kita

ketahui bahwa ada hal yang membuat tokoh yang diceritakan merasa galau dan ingin

marah. Tokoh tersebut adalah Hermiati. Apa yang telah terjadi pada masa lalu tidak

dapat dilupakan begitu saja. Cerita dari masa depan ke masa lalu berupa ingatan-

ingatan yang dirasakan oleh Hermiati.

Hermiati teringat akan pertemuannya dengan Aji setelah suatu malam dia

bermimpi bermesraan dengan Aji. Dia ingat hari itu berjalan menuju kelas untuk

mengajar, dia berjalan bersama dengan Aji dan mengatakan:

(14) ”Memories of you will never die, ” bisiknya. Aji meminta agar dirinya mengulang bisikan itu. Permintaan itu diturutinya.

Namun, sebelum ada reaksi lebih lanjut laki-laki itu sudah harus masuk ke kelas yang ditujunya. (Ratmana, 2006: 123)

Pacar Abadi pada sub judul kesebelas merupakan kisah pertemuan antara Aji

dan Hermiati. Saat-saat pertemuan terakhir mereka dikisahkan juga di sini. Waktu itu,

mereka berada di kantor Aji yang saat itu Aji berpangkat sebagai pengawas.

Anehnya, Hermiati tidak menganggap bahwa apa yang dia lakukan bersama Aji saat

itu sebenarnya adalah sebuah perselingkuhan.

(15) ....

Meski dipagari oleh berbagai aturan dan norma toh keakraban batin mereka masih berkesinambungan. Berpacaran tanpa dilanjutkan dengan pernikahan, menurut Hermiati masih tergolong biasa. Akan tetapi, hal yang ia rasakan hari ini adalah dirinya berpacaran, tidak dilanjutkan ke jenjang pernikahan, tetapi juga tidak

Page 41: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

29

dihentikan oleh pernikahan dan tanpa bumbu perselingkuhan. Alangkah anehnya. (Ratmana, 2006: 135)

Alur yang digunakan sebagian besar adalah alur mundur. Tokoh-tokohnya

mengingat masa yang telah lalu.

Sub judul kedua belas adalah Pingsan, yang menceritakan Hermiati pingsan di

sekolahnya. Dia dibawa ke rumah sakit dan mengalami koma. Orang-orang yang

menjenguknya membicarakan bagaimana pekerjaan Hermiati selama ini. Dia dikenal

sebagai orang yang rajin dan ulet. Semua orang salut padanya. Di akhir cerita,

diceritakan bahwa Arum datang bersama dengan Utari. Utari ingin meminta maaf

kepada Hermiati atas apa yang telah dia lakukan dulu pada gurunya tersebut. Akan

tetapi, ketika Utari telah sampai di rumah sakit, Hermiati telah meninggal.

Alur yang digunakan adalah alur maju dan alur mundur. Alur maju digunakan

untuk menceritakan bagaimana kecemasan para pembezuk melihat apa yang terjadi

pada diri Hermiati dan alur mundur mengisahkan tentang apa yang telah dilakukan

oleh Hermiati selama hidupnya.

Sub judul ketiga belas, yaitu Pengadilan Tanpa Hakim merupakan kisah

Hermiati yang mengalami koma di rumah sakit. Pada saat keadaan tidak sadarnya,

orang-orang yang pernah ada di kehidupan Hermiati bermunculan. Mereka seperti

menghakimi apa yang telah dilakukan Hermiati kepada mereka. Orang-orang itu

sebagian besar telah dibuat kecewa dan sakit hati akan kelakuan Hermiati. Satu jam

berada dalam kondisi tersebut, akhirnya Hermiati meninggal setelah dia bertanya

kepada Suyono apakah dia istri Suyono yang setia, hal itu diiyakan oleh Suyono.

Page 42: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

30

Alur mundur digunakan untuk menceritakan kembali apa yang terjadi pada

masa yang telah lalu. Alur maju untuk menceritakan kepergian Hermiati.

Akhir dari cerita ini adalah sub judul keempat belas, yaitu Temu Kangen.

Sesama pensiunan datang pada acara ini. Temu alumni juga ada di sini. Orang yang

tidak hadir adalah Suyono. Dia sudah diberi undangan tetapi tidak datang.

Aji menjual seratus eksemplar buku karangannya pada acara ini. Dia juga

mengetahui bahwa Arum, istrinya, mempercayai ramalan dukun yang pernah datang

ke rumah saudara Arum dan meramal Arum bahwa dia akan menikah dengan orang

yang pertama kali menciumnya. Hal ini diketahui oleh Aji ketika teman dekat Arum

menceritakan kepadanya.

Rustamaji dikecam oleh bekas muridnya bahwa buku karangannya tersebut

merupakan aksi balas dendam yang dilakukan Rustamaji kepada Suyono karena telah

merebut Hermiati dari dirinya; Rustamaji menyanggahnya. Dia ingin bukunya benar-

benar dianggap sebagai suatu fiksi bukan kenyataan.

Alur yang terdapat dalam cerita ini adalah alur maju dan alur mundur. Alur

mundur masih tetap digunakan untuk mengenang dan membicarakan masa lalu Arum

dan alur maju untuk mengisahkan kehidupan Aji masa sekarang.

Berdasarkan alur-alur yang terdapat dalam novel Sedimen Senja, dapat

disimpulkan bahwa novel ini memiliki alur maju dan alur mundur. Alur maju

digunakan untuk mengisahkan kehidupan yang sedang dijalani dan alur mundur

digunakan untuk menceritakan apa yang telah terjadi pada masa lalu atau berupa

ingatan- ingatan saja dari para tokohnya.

Page 43: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

31

Akhir dari novel ini tidak begitu jelas digambarkan oleh pengarang. Belum

ada penyelesaian yang mempertemukan antara Suyono dan Aji untuk mengatasi

permasalahan antara mereka berdua. Akan tetapi, Aji bermaksud untuk menemui

Suyono setelah dia kembali dari Jakarta.

2.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan yang dianalisis dalam novel Sedimen Senja adalah

tokoh Suyono, Hermiati, Rustamaji, dan Lastri. Pembahasan dari tokoh dan

penokohan novel ini sebagai berikut.

2.2.1. Tokoh

2.2.1.1 Suyono

Suyono adalah tokoh utama protagonis. Dia diceritakan terus menerus

dalam novel ini. Suyono digambarkan sebagai pemeluk agama Islam. Suyono

memiliki dua orang istri. Istri yang pertama dan sudah dicerai bernama Lastri

sedangkan istri kedua dan yang telah meninggal bernama Hermiati. Bersama

dengan Lastri, Suyono dikaruniai empat orang anak dan bersama dengan

Hermiati, dia memiliki dua orang anak.

(16) Lalu bagaimana dengan anak? Karena aku tergolong laki-laki normal, begitu juga Lastri adalah gadis yang normal dan sehat, maka lahirlah mereka, anak-anak kami. Soal jumlahnya sampai empat antara lain karena waktu itu belum dikenal apa yang dinamakan Keluarga Berencana.

Kutipan di atas adalah bagian dari surat yang ditulis Suyono kepada

Hermiati. Kutipan mengenai Suyono yang memiliki dua orang anak bersama

Hermiati terdapat di bawah ini.

Page 44: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

32

(17) Pemutar-balikkan fakta antara lain dirinya yang tidak lain kawan sekerja Aji dikatakan sebagai pegawai Balai Kota dan aktivis partai, ekmudian menjadi anggota DPRD. Aji sendiri yang sepanjang dinasnya sebagai Pegawai Negeri menjadi pendidik ditampilkan sebagai usahawan yang sukses. Hanya Hermiati (istrinya) yang jadi tokoh Harni, sesuai benar dengan kenyataan, jadi guru SMA dan kemudian Kepala Sekolah, ‘Kebohongan’ pun dibuat oleh penulis novel. Tokoh Harni dilukiskan sebagai perempuan yang mandul. Padahal dalam berumah tangga dengan dirinya – Suyono – Hermiati dianugerahi dua orang anak.” (Ratmana, 2006: 3)

Pekerjaan awal Suyono adalah seorang guru bahasa Inggris, kemudian

memiliki jabatan terakhir sebagai pengawas. Dapat kita lihat dalam kutipan

berikut ini:

(18) ................. “Kalian tahu apa sebab Pak Aji kalah bersaing dengan Pak Yono?”

tanya salah seorang dari mereka kepada kawan-kawannya. “Kalah ganteng.” “Kalah pengalaman.” “Salah!” kata Si Penanya dengan gaya serius. “Begini, Bu Her

menentukan, pinangan harus diajukan secara tertulis dalam Bahasa Inggris. Nah, surat pinangna Pak Aji banyak salah gramatikal, sedangkan pinangan Pak Yono sempurna. “ (Ratmana, 2006: 89)

(19) Melihat ekpresi wajah Hermiati yang tiba-tiba berubah, Si Suami

menyesal melontarkan pertanyaan tadi. Karenanya dia segera mengalihkan persoalan.

”Pak Yono suami Ibu sekarang ....” ”Sudah pensiun. Juga pensiun sebagai Pengawas.” ”Pak Aji menikah dengan siapa?” ”Dengan mBak Arum, alumni SMA kita. Kakak kelas

Anda.”(Ratmana, 2006: 121)

Percakapan tersebut percakapan antara dua orang alumni dengan

Hermiati. Saat itu Hermiati menjabat sebagai kepala sekolah.

Suyono memiliki wajah yang tampan dan dia selalu tampil rapi dan

merendah. Sifat Suyono ini dapat diketahui dari kutipan berikut. Kutipan ini

merupakan bagian percakapan Hermiati dan ibunya.

Page 45: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

33

(20) ”Kamu tertarik pada Yono karena dia laki-laki yang selalu tampil

rapi dan merendah? Sebagai laki-laki dia memang punya daya pikat. Makin akrab kamu dengan dia daya pikat itu akan tumbuh semakin subur. Kalau kamu menghindar daya pikat itu makin melemah.” (Ratmana, 2006: 78)

Suyono adalah salah satu orang yang patut dibanggakan oleh

lingkungan sekitarnya. Di desanya, dia adalah orang pertama yang berhasil

menamatkan SLTA. Hal itu juga menjadi salah satu pemicu untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih mudah. Pengakuan ini dikisahkan oleh

tokoh Suyono ketika dia mengirim surat kepada Hermiati sebelum mereka

berdua resmi pacaran.

(21) Maklumlah aku tergolong pemuda yang dianggap berprestasi istimewa. Memang akulah pemuda pertama di desaku yang berhasil menamatkan SLTA. Lebih-lebih sesudah ijazah ada di tangan. Sebagai pelajar yang menerima beasiswa Ikatan Dinas otomatis aku mendapatkan besluit pengangkatan sebagai guru SMP. Kebetulan aku ditempatkan di luar Jawa. (Ratmana, 2006: 33)

Selain berprofesi sebagai guru, Suyono juga aktif dalam pergerakan

politik. Partai yang diunggulkannya adalah Marhaenisme. Partai itu sama

dengan partai yang dianut oleh ayah Hermiati. Malam itu ketika Rustamaji

datang ke tempat Hermiati, Suyono ada di sana dan sedang berniat untuk pergi

ke diskusi politik.

2.2.1.2 Hermiati

Hermiati adalah tokoh utama tambahan dalam novel ini. Dia

dihadirkan pengarang sebagai tokoh antagonis. Hermiati seorang perempuan

yang tidak cantik, ulet, tekun, cerdas, merendah, dan tegas.

Page 46: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

34

(22) ..................... Ada pepatah Jawa mengatakan ‘Witing tresna jalaran saka kulina’

alias cinta tumbuh karena sering bergaul. Mengapa aku tidak pernah tertarik pada kawan guru putri lain yang sering bergaul denganku? Soal penampilan, terus terang harus kukatakan bahwa Lastri lebih cantik daripada kau, tetapi murid-murid kita masih remaja dan banyak yang cantik toh tidak ada yang menarik bagiku. Faktor keramahan? Bisa jadi. Yang terang kamu memiliki kepribadian yang istimewa: tekun, ulet, cerdas, merendah, dan tegas. Faktor terakhir ini benar-benar mengagumkan. Engkau adalah guru muda yang berwibawa di mata pelajar berkat ketegasan sikapmu. (Ratmana, 2006: 35-36)

Banyak lelaki yang menyukai dia karena sifat-sifatnya tersebut,

termasuk Suyono dan Rustamaji. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah

ini yang menceritakan teman-teman Hermiati sesama guru sedang berbincang-

bincang di ruang guru membicarakan Hermiati.

(23) “Akhirnya teka-teki terpecahkan,” kata Mardiyah. “Tentang apa?” tanya Atin.

“Selama ini tanda tanya mengisi benak saya, siapa sebenarnya pria yang dicintai Bu Her. Sedangkan yang mencintai cukup banyak. Awal sekali saya dengar dia pacar Pak Gunadi, guru SD. Kemudian lama akrab dengan Pak Aji. Pernah pula saya dengar dia nonton bioskup berduaan dengan Pak Petrus. Hubungannya dengan Pak Yono cukup menghebohkan karena istri Pak Yono cemburu. Akhirnya Pak Yonolah yang dipilihnya.” (Ratmana, 2006: 90)

Hermiati aktif mengajar Pramuka di sekolahnya. Dia mengajar

bersama dengan Suyono. Kutipan di bawah ini merupakan penggalan dari

surat yang ditulis oleh Suyono kepada Hermiati.

(24) ............... Lebih-lebih aku sering pamit ke rumahmu membahas pelajaran padahal waktu itu statusmu masih Guru Tidak Tetap. Aktivitasmu dalam gerakan Pramuka dinilainya sebagai upaya untuk bisa lebih dekat denganku. (Ratmana, 2006: 35) Hermiati aktif dalam partai politik bersama Suyono ketika mereka

belum berkeluarga. Partai politik yang dianutnya adalah Marhen. Kutipan di

Page 47: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

35

bawah ini mengambil dari peristiwa ketika Aji sedang datang ke rumah

Hermiati untuk meminjam sebuah kopor kecil.

(25) “Sorry, aku tidak punya. Kopor yang agak besar bagaimana?” “Yang besar aku punya,” kata Aji. “Eh, kalian kelihatan rapi, mau

pergi, ya?” Yang ditanya tidak segera menjawab. Bu Marto yang merasa tidak

punya kepentingan dengan ketiga orang di ruang tamu itu lantas masuk ke dalam ruang dalam.

“Kami mau pergi ke rumah kediaman Walikota. Sebentar lagi akan ada kawan yang menjemput, “ kata Hermiati.

“Ayo sekalian ikut, “ kata Yono tiba-tiba. “Ikut ke mana?” “Ke rumah Walikota, mengikuti diskusi politik, “ jawab Yono. Aji kaget. “Tiap dua minggu sekali kami ikut pembinaan politik bertema

Marhenisme.” “O, kalau begitu jelas aku tidak bisa ikut.” “Kenapa?” “Aku kurang minat pada politik.” (Ratmana, 2006: 75-76)

Sebelum Hermiati meninggal, dia dipromosikan sebagai

Kakandekdikbud di Provinsi Jawa Tengah karena memang dia seorang kepala

sekolah yang pekerja keras.

(26) ”Pak Aji silakan duduk!” Pengawas itu pun duduk pada posisi paling tengah.

”Saya dengar kabar Bu Her akan dipromosikan jadi Kakandekdikbud. Betul, Pak?”

”Mungkin. Dia memang calon terkuat untuk menduduki jabatan itu.” ”Untuk daerah mana?” ”Belum jelas. Ada beberapa lowongan, termasuk kabupaten

Pemalang.” ”Wah, hebat!” ”Saya rasa sangat layak untuk seorang Kepala Sekolah yang

berprestasi seperti dia. Apalagi usianya tergolong masih muda. Tapi yang jauh lebih penting, mari kita doakan semoga secepatnya dia bisa lepas dari krisis ini.”

”Betul.” (Ratmana, 2006: 141-142)

Page 48: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

36

Hermiati inilah yang menjadi istri kedua Suyono. Masa pernikahan

mereka berumur dua puluh lima tahun. Hermiati meninggal pada umur 52

tahun.

2.2.1.3 Rustamaji

Rustamaji diceritakan sebagai tokoh utama tambahan antagonis. Dia

berperan penting dalam kehidupan Suyono. Apabila Rustamaji atau Aji tidak

ada, maka, Suyono tidak akan mengalami hal buruk dalam hidupnya di masa

tua.

Aji adalah seorang guru matematika di SMA PGRI. Apabila dilihat

dari segi fisik, Aji tidak begitu tampan. Hal itu diakui olah Hermiati ketika

dirinya diolok-olok oleh teman-temannya sesama guru.

(27) …. “Dalam cerita wayang tokoh Sembodro itu gambaran perempuan

yang super sabar. Meski…………” Sebelum kalimat itu selesai diucapkan Hermiati sudah menyingkir. Mau menangis rasanya mendengar olok-olok itu. Merah padam wajahnya. Dia tidak sudi disejajarkan dengan Sembodro, tokoh yang ikhlas dimadu oleh suami yang mata keranjang. Juga sebutan Arjuna untuk Aji sama sekali tidak cocok. Dia bukan lelaki ganteng yang punya daya pikat lahiriah. ‘Keterlaluan, keterlaluan!’ pekik Hermiati dalam hati. (Ratmana, 2006: 42) Aji termasuk orang yang taat pada agamanya dan dia sangat

menjunjung tinggi agamanya. Dia penganut santri yang ketat..

(28) …. Sebagai orang yang sejak kecil hidup mengikuti garis santri yang ketat Aji tidak bisa membayangkan kalau harus beristri orang yang berbeda agama. (Ratmana, 2006: 50)

Pemikiran berbeda agama tersebut memang sangat mengganggu

pikiran Aji karena Aji menyukai Hermiati. Sedangkan pada diri Hermiati

Page 49: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

37

sendiri ada tanda-tanda yang kuat bersimpati pada agama lain. Aji tidak ingin

iman yang diyakininya goyah. Akhirnya, dia terkesan sebagai orang yang

bersikap ragu-ragu.

Selain berprofesi sebagai guru, Aji adalah seorang sastrawan dan

dramawan. Dia pernah menjadi pemenang sayembara penulisan naskah

drama. Oleh karena itu, dia ingin mementaskan nakah dramanya.

(29) Sejak diumumkan oleh Teater Muslim Yogya bahwa naskah Persimpangan menjadi salah satu pemenang sayembara penulisan naskah drama, Aji sudah berkeinginan mementaskannya. Sesudah gagal kian kemari mencari sponsor yang jadi produser, Aji memutuskan untuk menggelarnya dalam suatu kegiatan yang bersifat studi. Dia sendiri yang menjadi penyandang dana, sedangkan para pelaku dipilihnya murid-muridnya sendiri yang dalam kegiatan ekstra kurikuler memilih Seni Drama. (Ratmana, 2006: 50-51)

Pada akhirnya, dia beristrikan Arum, mantan muridnya yang sangat

mencintainya, setelah tidak berhasil mendapatkan Hermiati. Akan tetapi,

istrinya tersebut telah meninggal dunia, lima tahun setelah Hermiati

meninggal.

2.2.1.4 Lastri

Lastri merupakan tokoh tambahan. Dia berperan sebagai tokoh

antagonis. Lastri adalah seorang perempuan yang cantik. Umurnya lebih tua dari

Hermiati. Dia istri pertama Suyono.

(30) ............... Soal penampilan, terus terang harus kukatakan bahwa Lastri lebih cantik daripada dirimu. Demikian juga perawakannya. Lalu faktor apa? Umur? Memang Lastri lebih tua daripada kau, tetapi murid-murid kita masih remaja dan banyak yang cantik toh tidak ada yang menarik bagiku. (Ratmana, 2006: 35)

Page 50: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

38

Lastri sering marah-marah dengan Suyono ketika dia mengetahui

Hermiati dekat dengan suaminya. Hal ini tidak hanya diketahui oleh anak-

anaknya saja tetapi didengar juga oleh tetangga di sekitarnya karena Lastri

berteriak-teriak ketika dia sedang mara-marah. Hal ini diceritakan oleh

mantan murid Aji yang bernama Yitno.

(31) .................. Itu baru sebagian saja dari demikian banyak fakta. Di sisi lain Pak, rumah saya berdekatan dengan rumah kontrakan Pak Yono. Aduh Pak, hampir tiap hari Pak Yono bertengkar dengan Bu Yono, didengar dan diketahui oleh semua tetangga. Persoalannya Bu Yono cemburu karena suaminya berupaya keras mendekati Bu Her. Puncak pertengkaran itu melahirkan perceraian karena Pak Yono benar-benar mau menikah denagn Bu Her. (Ratmana, 2006: 165-166)

Ketika Suyono dan Hermiati melangsungkan pernikahan mereka, Lastri

datang bersama dengan anaknya yang paling kecil. Dia berteriak-teriak di luar

gedung menyalahkan Hermiati dan Suyono. Ketika dia melihat Aji, dia juga

menganggap Aji adalah banci. Lastri sangat jengkel dengan Suyono dan Hermiati

sehingga dia melampiaskan segala kekesalannya dengan berteriak-teriak dan

mengenakan pakaian yang kontras dengan pengunjung resepsi.

(32) Tanpa disadari laki-laki berdasi dan menenteng jas itu sudah jadi penonton adegan yang dramatis tersebut. Sebagaimana pria lain dia merasa kikuk. Soalnya yang sedang dibakar emosi ini seorang wanita. Situasi berubah ketika wanita itu kemudian mengarahkan perhatian pada dirinya.

“Pak Aji, Pak Ajiii!” pekiknya sambil melambaikan tangan. Yang dipanggil mendekat. “Kenapa Anda biarkan pacar Anda bersanding denagn ayah anak in?” Aji kaget, mundur seketika.

“Pak Aji, jangan diam saja! Seret perempuan itu dari pelaminan, atau ludahilah wajahnya, wajah yang tidak tahu malu.” Spontan Aji mengenakan jas dan melangkah ke arah gerbang. “Pak Ajiiii!” panggil wanita itu keras-keras. “Kamu laki-laki apa banciii?” (Ratmana, 2006: 95)

Page 51: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

39

2.2.2 Penokohan

2.2.2.1 Suyono

Suyono menikah dengan Lastri bukan atas keinginannya sendiri, tetapi

atas desakan masyarakat dan orang tuanya dengan kata lain dia dijodohkan.

Pernikahan yang tidak dilandasi atas rasa cinta itu akhirnya kandas karena

Yono jatuh cinta pada perempuan lain, yaitu Hermiati.

Alasan lain Suyono menceraikan istrinya karena dia tidak tahan lagi

dengan perkataan-perkataan istrinya yang kasar. Semakin Lastri marah,

semakin dia menunjukkan kejelekannya.

Sebenarnya, bukannya tidak beralasan kemarahan Lastri tersebut.

Nalurinya mengatakan bahwa suaminya telah menyukai perempuan lain dan

itu memang terjadi. Suyono jatuh cinta kepada Hermiati.

Sikap Yono yang dulunya sabar menjadi berang juga dengan istrinya.

Akhirnya, dia menceraikan Lastri dengan empat orang anak ada pada Suyono.

Suyono tidak peduli apa kata orang, yang pasti dia tidak mungkin lagi

bertahan bersama dengan Lastri yang pencemburu.

(33) Kalau sampai Lastri kucerai, pastilah banyak kecaman diarahkan padaku. Mereka katakan aku ini kejam kek, egois kek, melecehkan perempuan kek dan sebagainya. Orang lupa bahwa pintu cerai dibuka oleh agama untuk menghindari terwujudnya neraka rumah tangga. Yakni keluarga yangmenjadi sumber pertengkaran, percekcokan, caci-maki, penganiayaan, cemburu dan kebencian. Orang bisa menasehatiku: ’Kasihilah istrimu’, tapi aku harus lebih dulu mengasihi diriku sendiri. Bagaimanpun aku harus mempertahankan martabat dan harga diriku. Makin sering Lastri marah padaku makin banyak kejelekannya dipertontonkan di depanku. Memuakkan dan menjengkelkan! (Ratmana, 2006: 38)

Page 52: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

40

Lastri tidak ingin Suyono menceraikannya, tetapi Suyono bersikeras

untuk bercerai. Suyono menikah dengan Hermiati setelah dia menceraikan

Lastri. Waktu itu, ketika Suyono sedang melaksanakan resepsi pernikahan,

Lastri berteriak-teriak di luar gedung.

(34) ”Sebaiknya Ibu menyingkir. Mari ikut saya,” ajak seorang wanita kepada Si Penggendong Anak.

”Baik, saya menyingkir. Tapi tolong letakkan anak ini di pangkuan bapaknya. Jangan enak-enak duduk dengan gendakannya!” Anak perempuan umur tiga tahun itu disodorkan oleh ibunya kepada orang lain. Si Anak meronta, tidak mau lepas dari ibunya. Sedangkan wanita yang disodori tidak berusaha meraihnya.

”Bocah ini anak orang itu!”kata Si Ibu sambil menuding ke kursi pelaminan. ”Letakkan saja di pangkuannya. Letakkan saja!”

”Sabar, Bu. Sabar,”bujuk wanita lain. ”Serahkan putri Ibu pada saya.”

Si Anak meronta la lu menangis. Otomatis menyedot perhatian para tamu yang akan memasuki gedung. Mereka, terutama para wanita, mencoba meredakan emosi wanita yang malang itu.

”Bu Lastri, sabarlah,” bisik seorang wanita yang mengenali siapa orang itu. ”Ibu jadi tontonan banyak orang. Memalukan, Bu. Sa….”

”Saya tidak salah, saya tidak malu!!” pekik Lastri. ”Dialah yang seharusnya malu, laki-laki itu! sudah punya empat anak masih cari perempuan lain yang lebih muda, lebih pinter,lebih geniiittt!!” (Ratmana, 2006: 94)

Suyono mendapatkan hati Pak Marto, ayah Hermiati, dengan

menganut paham politik yang sama, yaitu Marhenisme. Itu salah satu

keunggulan Suyono karena Aji menganut politik nasionalisme.

Suyono adalah seorang pemenang karena telah mendapatkan Hermiati

dan mengalahkan saingan-saingannnya yang masih lajang. Rival yang paling

kuat adalah Rustamaji. Akan tetapi, kemenangan itu menjadi bumerang bagi

dirinya di masa tua, setelah menyadari bahwa kepasrahan istrinya selama dua

Page 53: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

41

puluh lima tahun mungkin hanya pura-pura saja ataukah pelarian. Bisa saja

terjadi Hermiati lebih mencintai Aji daripada dia.

Akhirnya, Suyono menjadi orang yang berbeda setelah ulang tahunnya

yang ketujuh puluh. Dia telah membaca buku karangan Aji yang

menyudutkan dirinya, sehingga dia merasa harga diri dan martabatnya hancur.

Oleh karena itu, dia lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan

shalat lima waktu di Masjid Agung. Dia juga tidak mau menemui siapa pun,

bahkan teman-temannya sesama pensiunan. Ada saja alasan untuk tidak

menghadiri undangan, seringkali dia mengatakan kalau dia sedang tidak fit.

(35) Meskipun tidak terlalu curiga, Ira – anak kedua yang tinggal serumah dengan laki-laki itu – menangkap adanya perubahan pada diri ayahnya sejak syukuran ulang tahun ke-70 yang lalu. Belakangan ayahnya jarang ekluar rumah. Dia sehat tetapi tidak ceria. Banyak undangan tidak dipenuhinya. Kalau ditanya mengapa, jawabnya selalu : ’Ayah lagi kurang fit. Bahkan ada kawan lama, sesama pensiunan, datang bertamu, tidak ditemuinya. (Ratmana, 2006: 5)

Suyono ingin sekali mendengar pengakuan Hermiati mengenai apa

yang sebenarnya terjadi. Vulpen kenangan yang menjadi misteri dari buku

karangan Aji itu, tidak ditemukannya. Menurutnya, apabila vulpen itu

ditemukan, maka, jelaslah semua yang terdapat dalam buku itu.

Ketika mengalami kemelut itu seorang diri, Suyono sempat teringat

jawaban Hermiati ketika ditanya mengapa memilih Suyono sebagai suami.

(36) Aku hanya mau menikah dengan orang laki-laki yang benar-benar mencintaiku. Dan laki-laki itu adalah kau! (Ratmana, 2006: 7)

Suyono merasa konyol apabila dia dan Aji memperebutkan cinta dari

orang yang sudah meninggal sembilan tahun yang lalu. Sementara dirinya

Page 54: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

42

merasa terinjak- injak, penerbit mengatakan bahwa karya Aji adalah karya

yang manusiawi dan mengandung pesan moral yang universal.

2.2.2.2 Hermiati

Sejak masih menjadi guru di SMA, Hermiati sudah menyukai

Rustamaji. Akan tetapi, dia harus menerima kenyataan bahwa dia tidak akan

mendapatkan Aji untuk selama-lamanya.

Hermiati pernah menyimpan dendam kepada muridnya yang bernama

Utari. Dendam inilah yang menyeretnya untuk pergi ke dukun. Dia

menginginkan agar Utari tidak mendapatkan Aji dan Utari mendapat malu.

Semua itu diharapkan sepadan dengan apa yang telah Utari lakukan kepada

dirinya sewaktu di depan kelas sesaat sebelum dia mengajar. Keinginan

Hermiati itu harus dibayar dengan janji, yaitu tidak boleh mendekati Aji lagi.

Hal itu diharapkan supaya adil untuk Hermiati dan Utari.

Utari telah membawa vulpen kenangan milik Aji dan Hermiati

kemudian meletakkannya di meja guru. Utari mengatakan bahwa vulpen itu

sekarang miliknya. Hal ini merupakan peringatan kepada Hermiati untuk tidak

mendekati Aji. Aji adalah kekasih Utari.

(37) Siswa sekelas jadi saksi adegan yang luar biasa itu. Mereka pun berbisik satu sama lain. Makin lama Si Guru membisu makin berisik suasana kelas. Untungnya guru itu kemudian sadar bahwa membiarkan dirinya tenggelam dalam emosi, bukan cuma menambah puasnya hati Utari, melainkan juga memperparah derita batinnya. Guru muda itu memusatkan tekadnya untuk bangkit, berdiri, tegak, dan mengedarkan pandang ke sudut-sudut ruang. Para siswa terpesona seperti kena sihir. Keberisikan kelas mereda. Bersamaan dengan itu mereda pula kegaduhan di otak dan dadanya. Diambil buku dari tas dan dibukanya.

“Buka buku bacaanmu halaman 19!” kata Si Guru. “Maaf, Bu. Pokok bahasan yang lalu belum sele....”

Page 55: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

43

“Biar! Sekarang bukalah bukumu halaman 19, “ kata Si Guru tegas. (Ratmana, 2006: 18)

Akan tetapi, Hermiati masih saja dekat dengan Aji. Bahkan, dia

merasa bahwa itu bukan sebuah kesalahan. Dia telah mengingkari janjinya

sendiri. Oleh karena itu, ketika dia menghadapi maut, Sang Dukun datang

untuk mengadilinya.

Hermiati juga didatangi oleh ibunya dan orang-orang yang telah dia

sakiti, misalnya, Gunadi. Gunadi adalah teman dekatnya sewaktu masih di

SGA. Gunadi tidak terima karena Hermiati memutus persahabatan dengan

diam-diam.

(38) ”Tak kuduga, ternyata kamu memilih jadi perempuan yang praktis, ” kata laki-laki itu. ”Begitu menikah, langsung punya empat orang anak. Padahal para jejaka seperti aku, Aji, Yanto, Hamid, Kandar, dan lain-lain sangat berharap bisa jadi suamimu. Praktis-pragmatis agaknya jadi prinsip hidupmu.” (Ratmana, 2006: 151)

Setelah dia menikah dengan Suyono pun, dia masih bersama dengan

Aji. Dia juga meminta Aji untuk mengabadikan pertemuan-pertemuan mereka

dalam sebuah buku. Buku itulah yang menjatuhkan harga diri suaminya.

(39) Sampai aku meninggalkan makammu kulihat suamimu masih duduk tertunduk di sana. Aku bisa memahami sikap itu, sebab aku yakin hubungan batin antara dirinya dengan dirimu pasti sangat kuat, lebih daripada hubungan kita. Terus terang, Her, andaikata tiga hari sebelum maut menjemput, kamu tidak datang ke kantorku untuk berbicara santai, mungkin hubungan batin antara diriku dan dirimu tidak sekuat sekarang. Kedatanganmu itu kuanggap sebagai peristiwa istimewa. Demikian juga permintaanmu agar mengabadikan episode-episode persahabatan kita secara tertulis. ’Untuk dokumen kita berdua’ katamu waktu itu. Aku sanggup memenuhi permintaanmu. Karena itu aku merasa punya utang padamu. Padahal, bagaimana pun, utang harus dilunasi, harus dibayar. (Ratmana, 2006: 11)

Page 56: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

44

Kutipan di atas merupakan bagian dari surat yang ditulis oleh Aji

kepada Hermiati setelah buku karangan permintaan Hermiati telah selesai

ditulisnya. Isi dari tulisan itu semata-mata untuk memuja Hermiati. Hermiati

adalah teman istimewa dalam hidupnya, begitu pun yang dirasakan oleh

Hermiati.

Pernikahan Hermiati dengan Suyono merupakan konsekuensi dari janji

yang telah diiyakannya di depan dukun. Pernikahan itu merupakan sebuah

keterpaksaan, apalagi ketika Hermiati mengetahui bahwa sebenarnya Aji juga

menaruh hati kepadanya dan ingin memilikinya. Andaikata janji itu belum

terucap, Hermiati akan dengan senang hati menerima permintaan Aji.

2.2.2.3 Rustamaji

Rustamaji adalah pembuat buku yang berhasil membuat Suyono

merasa harga dirinya dijatuhkan. Aji juga mencintai Hermiati. Aji merupakan

saingan Suyono yang paling berat.

Pernikahan Hermiati dan Suyono membuat hidupnya terpuruk. Belum

genap satu bulan Aji menerima ucapan selamat ulang tahun dan kado yang

indah dari Hermiati, dia mendapat undangan pernikahan dari Hermiati dan

Suyono. Hal ini mengakibatkan ia mengalami goncangan fisik dan psikis.

(40) Dia memutuskan untuk datang ke resepsi dengan jalan kaki. Gedung pertemuan memang hanya berjarak dua ratus meter dari rumah pondokannya. Kecuali itu dia ingin menguji sejauh mana ketahanan fisiknya, mampukah berjalan ’sejauh’ itu. Sejak diberitahu dan kemudian mendapat kartu undangan, dia mengalami goncangan batin dan gangguan fisik. Resah selalu, tubuh lemah, kepala memberat, dan persendian nyeri-nyeri. (Ratmana, 2006: 92)

Page 57: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

45

Aji sudah meminta maaf kepada Hermiati atas apa yang telah

dilakukannya pada masa lalu, yaitu ketidaksetiaannya kepada Hermiati

dengan dia berpacaran dengan Utari. Akan tetapi, Hermiati tidak mau

menerima Aji untuk menjadi pendamping hidupnya.

Sejak awal, Aji sudah merasa ragu dengan kepastiannya mendapatkan

Hermiati karena Aji menganggap mereka berbeda agama. Aji adalah seorang

pemeluk Islam yang taat dan dia tidak mengetahui dengan pasti apa agama

Hermiati. Untuk itu, dia tidak berani mendekati Hermiati lebih jauh karena dia

tidak mau murtad.

Buku karangannya itulah yang menjadi tempat curahan hatinya

meskipun peristiwa-peristiwa yang terdapat dalalm novel itu merupakan

peristiwa imajinasi Aji saja. Tidak dapat dikatakan bahwa cerita tersebut

benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Buku karangannya merupakan

cerita fiksi, itulah anggapannya.

Akan tetapi, hal itu justru dicegah oleh orang-orang yang mengetahui

bagaimana kehidupan Aji. Kedua muridnya yang bernama Nurul dan Yitno

menganggap bahwa buku itu merupakan balas dendam yang ditujukan untuk

Suyono. Muridnya menganggap bahwa Aji tidak sportif. Atas apa yang telah

terjadi dengan kisah cintanya. Mereka memiliki pemikiran tersebut karena Aji

dan Hermiati terkesan menutup-nutupi apa sebenarnya yang terjadi dalam hati

mereka. Aji menyangkalnya. Dia berharap, cerita itu benar-benar dibaca

sebagai fiksi jangan disamakan dengan kenyataan. (Ratmana, 2006: 166)

Page 58: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

46

2.2.2.4 Lastri

Lastri berperan sebagai tokoh protagonis yang memusuhi Hermiati dan

Suyono. Lastri seorang perempuan yang penuh cemburu terhadap Hermiati.

Dia mencoba untuk menghindar dari Hermiati setiap kali Hermiati datang ke

tempat Suyono. Misalnya saja ketika Hermiati datang pertama kali ketika ada

acara arisan di rumah Suyono. Lastri menganggap hal ini sebuah usaha dari

Hermiati untuk mendekati Yono. Naluri perempuannya sangat kuat merasakan

bahwa suaminya beralih kepada perempuan lain.

(41) Dalam pada itu Lastri punya naluri keperempuanan yang kuat. Dia merasakan getar-getar batinku yang mengarah pada perempuan lain. Maka dipasanglah radar dan indra keenamnya untuk menangkap sinyal-sinyal tertentu. Ternyata sinyal yang tertangkap oleh radarnya justru berasal darimu! Dia juga punya rekaman yang akurat. Antara lain ketika dirimu menyelenggarakan syukuran ulang tahunmu yang ke-23 kaupinjam pick-up dan PH dariku. Lalu pada arisan kelompok wanita sekolah kita yang jatuh di kediaman kami engkaulah tamu yang datang paling awal. Hal itu ditafsirkannya sebagai tanda kesetiaanmu padaku dan juga agar dirimu bisa berbicara denagnku secara leluasa sebelum dimulainya acara inti: arisan. Lebih-lebih aku sering pamit ke rumahmu membahas pelajaran padahal waktu itu statusmu masih Guru Tidak Tetap. Aktivitasmu dalam gerakan Pramuka dinilainya sebagai upaya untuk bisa lebih sering bergaul denganku. (Ratmana, 2006: 34-35)

Lastri termasuk orang yang memiliki perwatakan kurang baik. Dia

cenderung emosional. Hal ini diketahui oleh suaminya ketika Lastri mulai

menaruh curiga kepada Hermiati. Lastri mulai marah-marah dengan berteriak-

teriak menyudutkan suaminya. Kutipan di bawah ini merupakan bagian dari

surat yang ditulis Suyono untuk Hermiati yang menceritakan bagaimana

Lastri bersikap kasar kepada Suyono.

(42) Bisa kau bayangkan hubungan kami belakangan ini, bukan cuma renggang tetapi juga banyak diwarnai pertengkaran. Mula -mula cuma terbatas diketahui oleh anak-anak kami, kemudian melebar ke tetangga.

Page 59: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

47

Maklumlah Lastri tergolong emosional dan impulsif. Bicaranya sering lepas kontrol. Suaranya lantang. Bukan cuma memekakkan telinga, melainkan juga memanaskan hati. Perceraian pun mulai membayang. Lebih-lebih sesudah kutolak permiantaannya agar aku bersumpah di depan beberapa saksi untuk tidak berhubungan dengan kau. Permintaan iut jelas kutolak karena kita mengajar di satu sekolah dan memegang mata pelajaran yang sama. (Ratmana, 2006: 35)

2.3 Latar

Latar merupakan pijakan cerita secara konkret dan jelas, untuk memberikan

suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh terjadi (Nurgiyantoro, 2005: 17).

Latar yang akan dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial novel

Sedimen Senja.

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Sedimen Senja mengambil dari sebuah

sekolah yang bernama SMA PGRI. Di sinilah ketiga tokoh utama bertemu dan

saling berhubungan.

(43) Kesan bahwa Aji adalah guru idealis sudah Hermiati rasakan sejak minggu-minggu pertama dirinya menjadi guru SMA (Ratmana, 20006: 40)

(44) ................... Di celah kesibukan Aji yang makin memuncak, tiba-tiba dia melihat

terbukanya peluang. Sore-sore, sehabis jadi pembina upacara peringatan Hari Ibu, masih mengenakan kain-kebaya, Hermiati melihat Aji datang ke sekolah, mengajar di SMA PGRI. Ia pikir hebat betul semangat kerja guru Matematika itu. Tinggal beberapa jam pementasan dimulai, Aji masih menyempatkan diri mengajar. Dia yakin begitu selesai mengajar pasti dia terus kabur.(Ratmana, 20006: 45)

Di sekolah ini Suyono dan Hermiati mengajar mata pelajaran yang

sama dan juga mengajar Pramuka bersama-sama. Di bawah ini merupakan

kutipan dari percakapan antara Ibu Hermiati dan Hermiati pada saat Hermiati

kembali dari rapat partai politik.

Page 60: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

48

(45) ............................. Hermiati melepas jaket merah yang dikenakannya. Tinggallah baju

tanpa lengan menutup tubuhnya bagian atas. Duduk di dipan gadis itu bersandar di dinding, sedangkan kakinya ia jelujurkan lurus-lurus.

”Ibu yang tidak menjalani saja tidak kuat mendengar omongan orang, kenapa kamu justru tenag-tenang saja.”

”Lantas saya harus berhenti berdiskusi politik? Saya mundur dari kegiatan pramuka, bahkan berhenti dari mengajar sama sekali?”

”Tentu saja tidak begitu. Yang penting, jauhilah Yono. Kenapa yang menjemputmu harus duda itu, apakah tidak ada Marhen lain? Apakah aktif dalam Pramuka harus akrab dengan dia?” (Ratmana, 2006: 78)

Di ruang guru, Hermiati meminta Aji untuk datang menemuinya.

Seorang pesuruh yang mengantarkan pesan itu kepada Aji. Pada akhirnya

nanti, peristiwa ini diketahui juga oleh Suyono.

(46) ”Bapak ditunggu Bu Her di ruang guru, ” kata pesuruh itu kepada Aji.

”Ada apa?” tanyanya kepada Hermiati yang duduk di bangku panjang.

”Mari!” Kedaunya duduk berdekatan. ”Nampaknya penting sekali, ” kata Aji. ”Eh, eh, bagaimana ...” (Ratmana, 2006: 45) (47) ..................... Hermiati belum bisa membebaskan diri dari beban yang menindih

batinnya, sehingga mulutnya tetap kelu. ”Ayo katakan, toh tidak ada orang lain. Cuma kita berdua di sini.” ”Begini, aku..................... aku, aku merasa tenteram kalau

berdampingan dengan kau seperti ini.” Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Hermiati. Aji tidak bisa

bereaksi, selain memandang Hermiati dari samping. Dilihatnya guru putri itu menunduk, seolah menyesal telah mengucapkan kalimat itu. Beberapa saat kemudian, Aji menggeser duduknya agak menjauh.

”Her, kamulah gadis terbaik yang pernah aku kenal.” kata Aji sambil bangkit.

Keduanya bertatapan tanpa berbicara. Lama sekali. (Ratmana, 2006: 46)

Kata-kata yang diucapkan oleh Hermiati ini membuat Aji menyesal

karena empat hari sebelumnya, dia telah meminta salah satu muridnya untuk

menjadi kekasihnya. Hal inilah yang akhirnya selalu mengganggu pikiran Aji

Page 61: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

49

sampai Hermiati mulai dekat dengan Suyono dan menikah dengan saingannya

tersebut.

2.3.2 Latar Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam novel Sedimen Senja adalah masa

pergerakan politik di Indonesia pada tahun 1960-an. Pada novel itu

diceritakan masa tersebut adalah dua tiga puluhan tahun yang lalu.

Akibat pergerakan politik itu jualah, Suyono mendapatkan Hermiati.

Ayah Hermiati memiliki aliran yang sama dengannya.

(48) ”Aku kurang minat pada politik” ”Padahal politik sangat penting dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Jangan bersikap politico phobia , Bung!” kata Yono lagi.

”Soalnya sudah menyangkut masalah prinsip. Terus terang aku tidak tertarik pada Marhenisme. Andaikata topiknya nasionalisme barangkali masih agak lumayan.”

”Yang kami bahas juga nasionalisme, tapi nasionalisme yang lurus. Bukan nasionalisme yang sempit model Dr. Soumokil yang mencetuskan RMS. Yang jelas kami menjaga diri untuk tidak terseret jadi ekstrem kanan seperti Kartosumiryo dengan DI/TII-nya atau jadi ekstrem kiri model PKI/Muso” kata Yono penuh semangat. (Ratmana, 2006: 76)

Latar ini hadir karena novel karangan Aji menceritakan kisah cinta

dan pergerakan politik pada masa lalu. Kisah cinta dibatasi oleh dinding

partai. Suyono dan Hermiati menganut partai Marhen dan Aji memeluk partai

yang berbeda.

Masa kini adalah masa tiga puluh empat tahun setelah tahun 1960-an.

Masa ketika Suyono dan Rustamaji sudah pensiun dan Hermiati sudah

meninggal sembilan tahun lalu.

(49) Dalam kegeramannya mau rasanya laki-laki itu menyeret Hermiati dari alam kubur dan mendudukannya kembali di depannya untuk ditanyai sikap perempuan itu yang sebenarnya terhadap dirinya dan terhadap Aji.

Page 62: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

50

Memang tiga puluh empat tahun yang lalu dia bangga, bahagia, dan merasakan kenikmatan hidup yang sejati karena bisa keluar sebagai pemenang dalam memperebutkan seorang gadis bernama Hermiati. (Ratmana, 2006: 4-5)

2.3.3 Latar Sosial

Latar sosial yang ada pada novel ini adalah orang-orang yang

berkecukupan dalam hal materi. Pekerjaan mereka adalah guru, kepala

sekolah, dan jabatan paling tinggi adalah pengawas.

Suyono adalah seorang pensiunan pengawas. Hal ini dapat dilihat dari

percakapan yang dilakukan oleh Hermiati dan dua orang mantan murid SMA

Suyono.

(50) Hermiati menatap tamunya satu per satu. ”Maaf, Bu. Kami tidak bermaksud menyalahkan atau ...” ”Tidak, tidak apa-apa. Saya tidak tersinggung.” Melihat ekspresi wajah Hermiati yang tiba-tiba berubah, Si Suami

menyesal melontarkan pertanyaan tadi. Karenanya dia segera emngalihkan persoalan.

”Pak Yono, suami Ibu, sekarang ...” ”Sudah pensiun. Juga pensiun sebagai Pengawas.” ”Pak Aji menikah dengan siapa?” ”Dengan mBak Arum, alumni SMA kita. Kakak kelas Anda.”

(Ratmana, 2006: 121) Hermiati memiliki jabatan sebagai kepala sekolah sebelum dia

meninggal. Dia adalah kepala sekolah di SMA 4.

(51) Di ruang kerjanya, Kepala sekolah yang disodori buku tamu sekilas membaca kolom nama dan alamat. Tertulis: ’dr. Raharjanti, Jakarta’. Siapa, ya?, tanyanya dalam hati. Lalu dibacanya kolom keperluan. Isinya: Silaturahmi. Karena datang dari jauh tidak etis rasanya kalau tamu itu tidak segera ditemui. Begitulah maka wanita itu segera melangkah ke ruang tamu. Beberapa saat ketiganya bertatapan.

”Bu Heerrr!!” pekik Si Istri sambil bangkit dan memeluk ’nyonya rumah’.

Yang dipeluk pun menyambut gembira sesudah yakin mengenali tamunya. (Ratmana, 2006: 118)

Page 63: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

51

Tokoh-tokohnya yang berasal dari Jawa Tengah, masih memegang

adat istiadat Timur. Apalagi profesi mereka adalah seorang guru yang dalam

bahasa Jawa, guru memiliki kepanjangan digugu lan ditiru yang artinya guru

adalah orang yang dijadikan panutan.

Hal yang menunjukkan adat istiadat Jawa masih dipegang terdapat

pada kutipan sebagai berikut:

(52) Kejutan lain menyusul kemudian. Yono mengajak Hermiati ’berjalan-jalan’ ke Baturaden. Guru putri itu tidak punya cukup waktu untuk mencari alasan menolak ajakan itu, sehingga minta pertimbangan neneknya. ’Datang dari jauh ke Purwokerto tanpa singgah ke Baturaden, tentu sayang’ kata nenenda. ’Terimalah ajakan itu, asal kamu harus bisa menjaga diri. Ingat obyek wisata itu memang tempat istirahat, tetapi juga tempat maksiat’. Jadi, Hermiati menerima ajakan Suyono sedangkan pesan neneknya tadi dijunjungnya tinggi-tinggi. (Ratmana, 2006: 65)

Pada novel ini juga diceritakan bahwa beberapa tokohnya masih

mempercayai kehebatan seorang dukun. Mereka percaya bahwa apa saja yang

mereka inginkan dapat tercapai ketika meminta pertolongan kepada Orang

Pintar. Akan tetapi, hal ini dapat berakibat buruk juga bagi mereka. Kutipan

dari novel tersebut di bawah ini.

(53) Tanpa banyak bicara Pak Kromo memeriksa kelengkapan yang dibawa oleh kliennya: Catatan weton ketiga orang yang terlibat kasus, pensil Hermiati, secarik surat dari Aji untuk Hermiati, dan foto Utari waktu gadis itu bermain drama. (Hermiati tidak jadi menambil pas foto Utari di Buku Induk Siswa).

”Istri saya sudah bicara apa kehendak Anda,” kata laki-laki tua itu. ”Benarkah Anda menghendaki putusnya hubungan Aji dengan Utari?”

”Ya, Embah,” jawab Si Tamu. ”Juga permalukan Utari di depan umum.”

Pak Dukun mengangguk-angguk. ”Sebagai orang tua saya harus berlaku adil terhadap orang muda.

Setuju?” ”Maksud Embah ba .... bagaimana?”

Page 64: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

52

”Utari lepas dari tangan Aji, maka demi keadilan Anda pun harus lepas dari Aji.”

Mulut Hermiati terkatup seketika. Ditatapnya Sang Dukun yang nampak kokoh pada kebenaran ucapannya. (Ratmana, 2006: 25)

Awal dari apa yang terjadi dengan Hermiati dan para tokohnya,

dipercaya karena kekuatan dari dukun tersebut. Hal ini membuat cerita antara

Aji dan Hermiati menjadi tidak menentu karena cinta mereka tidak dapat

diwujudkan dengan sebuah pernikahan. Hermiati harus memilih orang lain

demi janji yang telah diucapkannya kepada dukun demi syarat agar apa yang

diinginkannya dapat tercapai.

Berdasarkan analisis di atas, novel Sedimen Senja memiliki alur

campuran. Alur mundur menceritakan bagaimana para tokoh dalam novel ini

menjalani kehidupan mereka di masa lalu dan ingatan- ingatan mereka tentang

masa lampau. Alur mundur menceritakan kehidupan Suyono, Hermiati, dan

Rustamaji sebelum Hermiati meninggal. Alur maju dalam novel ini

menceritakan Suyono dan Rustamaji setelah Hermiati meninggal serta hal-hal

yang terjadi setelah Suyono membaca buku karangan Rustamaji.

Tokoh utama yang berperan sebagai tokoh protagonis dalam nove l ini,

adalah Suyono, adalah seorang guru bahasa Inggris pada masa mudanya. Di

akhir karirnya dia pensiun sebagai pengawas. Yono adalah seorang laki- laki

tampan juga pintar. Dia juga menarik. Istrinya yang pertama bernama Lastri

yang berperan sebagai tokoh utama tambahan antagonis. Lastri sudah

diceraikannya dan istrinya yang kedua bernama Hermiati dan sudah

Page 65: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

53

meninggal sembilan tahun yang lalu. Suyono sangat mencintai Hermiati.

Musuh terbesarnya untuk mendapatkan Hermiati adalah Rustamaji atau Aji.

Hermiati sebagai tokoh utama antagonis juga bekerja menjadi guru

bahasa Inggris di sekolah yang sama dengan Suyono dan Rustamaji. Dia

digambarkan pengarang sebagai tokoh yang tidak begitu cantik tetapi menarik

banyak perhatian dari teman-teman prianya. Dia seorang perempuan yang

suka mendendam. Hermiati yang sering disapa dengan Bu Her mendendam

dengan muridnya sendiri. Hal ini terjadi karena perebutan cinta antara dirinya

dengan gadis itu demi mendapatkan Aji yang telah mengantarnya pergi ke

dukun. Akan tetapi, Hermiati tipe perempuan yang ulet, rajin, dan pekerja

keras. Jabatan terakhir yang dipegang Hermiati sebelum dia meninggal adalah

kepala sekolah. Dia mencintai Aji sampai akhir hayatnya.

Tokoh utama antagonis yang kedua, yaitu Rustamaji atau Aji. Aji

seorang guru matematika ketika dia masih muda. Saat ini dia seorang

pensiunan pengawas. Aji tidak terhitung lelaki yang tampan. Bapak guru ini

berbakat dalam seni drama dan sastra. Dia juga pemeluk santri yang ketat

sehingga dia kalah saing dengan Suyono ketika berhadapan dengan ayah

Hermiati. Hal ini disebabkan karena ayah Hermiati memeluk partai yang sama

dengan Suyono. Dia mempunyai istri bernama Arum. Aji mencintai Hermiati.

Latar tempat dalam novel Sedimen Senja sebagian besar mengambil

latar sekolah. Sekolah yang diambil adalah SMA PGRI. Latar waktu pada

novel ini terjadi pada tahun 1960-an dan masa-masa yang berlangsung selama

34 tahun kemudian. Latar sosial para tokohnya adalah ekonomi menengah ke

Page 66: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

54

atas. Pekerjaan mereka sebagai kepala sekolah dan pengawas. Adat istiadat

Timur masih dipegang teguh. Hermiati juga masih mempercayai kemampuan

dukun.

Page 67: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

55

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA:

KECEMASAN TOKOH SUYONO

DALAM NOVEL SEDIMEN SENJA KARYA S.N. RATMANA

Dalam bab tiga ini akan dibahas mengenai analisis psikologi sastra terhadap

kecemasan yang dialami oleh tokoh Suyono dalam novel Sedimen Senja karya S.N.

Ratmana. Pembahasan ini diawali dengan bentuk-bentuk kecemasan yang dialami

oleh tokoh Suyono yang meliputi, rasa takut dan gusar. Akibat-akibat dari kecemasan

Suyono terdiri dari tegangan, adanya sikap protektif, munculnya dinamisme diri,

adanya pengalihan kegiatan, dan adanya kekuatan edukatif.

3.1 Bentuk Kecemasan Tokoh Suyono

Bentuk kecemasan yang akan dideskripsikan dan dianalisis pada kecemasan-

kecemasan yang dialami oleh Suyono, yaitu rasa takut dan gusar. Rasa takut tersebut

diakibatkan dari ancaman orang lain dan rasa gusar disebabkan dari apa yang

dirasakan oleh diri Suyono sendiri.

3.1.1 Takut

Rasa takut merupakan ancaman fisik. Ketakutan cenderung bersifat

langsung, ditujukan pada benda ataupun peristiwa spesifik dan disadari. Apa

yang ditakutkan itu berada dalam dirinya. Rasa takut yang dialami Suyono

dalam novel Sedimen Senja merupakan rasa takut yang diakibatkan dari

ancaman orang lain di lingkungan sekitarnya.

55

Page 68: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

56

Ketika Suyono dihadapkan pada tingkah laku istrinya yang begitu

cemburu dengan sikap Suyono kepada Hermiati - Suyono terkesan begitu

lunak dengan Hermiati - Suyono takut jika nantinya gadis itu akan menjadi

sasaran kemarahan Lastri. Hal ini disebabkan karena getar-getar cinta Suyono

terhadap Hermiati mulai dirasakan oleh Lastri. Naluri perempuannya telah

mencium bahwa suaminya telah menaruh hati kepada wanita lain. Oleh karena

itu, Yono takut jika Hermiati yang disalahkan sedangkan Hermiati tidak tahu

apa-apa. Terlebih lagi, Lastri menganggap Hermiati bukan teman tetapi

madunya.

(54) Dalam pada itu, Lastri punya naluri keperempuanan yang kuat. Dia merasakan getar-getar batinku yang mengarah pada perempuan lain. Maka dipasanglah radar dan indra keenamnya untuk mengangkap sinyal-sinyal tertentu. Ternyata sinyal itu berasal darimu! Dia juga punya rekaman yang akurat. Antara lain ketika dirimu menyelenggarakan syukuran ulang tahunmu yang ke-23 kaupinjam pick up dan PH dariku. Lalu pada arisan kelompok wanita sekolah kita yang jatuh di kediaman kami engkaulah tamu yang datang paling awal. Hal itu ditafsirkannya sebagai tanda kesetiaanmu padaku dan juga agar dirimu bisa berbicara denganku secara leluasa sebelum dimulainya acara inti: arisan.

…………………..

(55) Sinyal-sinyal itu masih tergolong logis dan rasional. Ada yang sama sekali tidak rasional ia merasa sorot mata dan tatapanmu bukanlah sorot mata dan tatapan seorang sahabat, melainkan seorang madu, penuh cemburu. Karenanya belakangan ini berusaha menghindari pertemuan denganmu. (Ratmana, 2006: 34-35)

Suyono merasa bahwa sikapnya masih wajar ketika berhadapan

dengan Hermiati. Dia belum melakukan apa-apa kepada gadis itu. Dia

mengatakan dalam suratnya kepada Hermiati bahwa Suyono baru dalam taraf

mencoba saja bukan mendekati.

3.1.2 Gusar

Page 69: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

57

Gusar merupakan sebuah keadaan yang bersifat langsung. Hal ini

disadari. Gusar muncul pada diri seseorang karena ada sesuatu yang

dibayangkan atau dipikirkan. Gusar merupakan rasa takut dalam bentuk

psikis. Hal ini dapat menghindarkan kita dari keadaan yang berbahaya secara

psikologis.

Gusar dialami oleh Suyono ketika dia dihadapkan pada sebuah dilema,

yaitu antara menceraikan istrinya atau tidak. Apabila dia menceraikan istrinya,

maka, orang-orang akan mengecamnya sebagai laki- laki yang jahat. Apalagi,

mereka sudah dikaruniai empat orang anak. Akan tetapi, jika dia bertahan

hidup dengan Lastri, maka, rumah tangga mereka hanya akan diisi oleh

pertengkaran-pertengkaran saja.

Gusar dialami oleh Suyono ketika dia menyangka istrinya melindungi

Aji pada waktu terjadi tuntutan dari para murid terhadap guru-guru mereka.

Peristiwa ini terjadi ketika Hermiati sudah menjadi istri Suyono. Pada waktu

itu, Hermiati nekad menemui anak-anak didiknya dengan menerobos keluar

ruang guru sedangkan para guru tersebut sedang disandera. Para murid itu

menuntut pertanggungjawaban guru-guru IPA karena memberikan nilai palsu

kepada anak-anak dari mereka yang berasal dari keluarga kaya.

(56) Melihat keadaan semacam itu, atas kehendak sendiri, Hermiati ingin menemui anak binaannya. Dia keluar dari ruang guru menuju ke kelas II Budaya. Guru putri itu dihalang-halangi penjaga pintu kelas.

”Ibu mau kemana? Jangan masuk!” ”Di luar saja, Bu. Sebagian besar anak ada di luar.” ”Tapi di dalam masih ada siswa kan? Beri saya jalan. Masak mau

ketemu murid sendiri dilarang,” kata Hermiati. (Ratmana, 2006: 108-109)

Page 70: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

58

Sesampainya di rumah, Suyono tidak dapat lagi membendung

amarahnya. Suyono memarahi Hermiati karena sebagai laki- laki, dia merasa

tidak dianggap.

Pada awalnya memang semua itu dari rasa cemburu yang ditujukannya

kepada Rustamaji. Hermiati tidak menanyakan terlebih dahulu bagaimana

pendapat suaminya apabila dia keluar ruangan untuk bertemu dengan murid-

muridnya. Hal ini menurutnya sangat membahayakan. Suyono menganggap

Hermiati mencoba untuk menjadi seorang pahlawan.

(57) ”Kamu ingin tampil jadi pahlawan? Huh, pahlawan konyol! Untung kamu tidak dikeroyok murid. Aku yang laki-laki pun ketakutan melihat anak-anak yang jadi beringas.”

”Aku cuma ingin tahu apa motivasi mereka. Kecuali itu aku berbaik sangka bahwa mereka anak-anak yang baik, anak-anak yang masih bisa diajak ....”

”Apa dari ruang guru tidak bisa kita ketahui latar belakang gerakan mereka? Kami yang berkumpul di ruang guiru tahu bahwa mereka memprotes les privat yang dilakukan oleh kawan-kawan kita. Kami bisa tahu tanpa harus menanggung resiko dipukuli oleh murid-murid yang marah.”

”Ya, mungkin. Tapi hanya dengan duduk di ruang guru aku tidak tahu sikap sebenarnya anak-anak kelasku.”

”Kalau sudah tahu, lantas mau apa?” tanya Si Suami. ”Aku heran, tanpa sepengetahuan siapa pun kamu nekat keluar dari ruang guru. Tidak minta pertimbangan orang lain, termasuk aku, suamimu.”

............................. ”Jujurlah, kamu bermaksud meredam kemarahan siswa kan?” ”Kalau ya, apa salahku? Bukankah ....”

”Tindakan nekat itu kamu lakukan karena di antara guru yang jadi sasaran protes siswa terdapat nama ....”

”Mas Yono!!” teriak Hermiati. ”Aku baru tahu bahwa para siswa memprotes guru-guru IPA sesudah aku ada di tengah siswa. Bicaramu ngelantuuurr!”

”Mengapa kamu keluar dari ruang guru diam-diam, tanpa minta pertimbangan dari aku? Padahal aku ada di ruang guru. Kalau suami saja sudah disepelekan, pasti ada yang lebih penting, lebih utama untuk kamu lin ....” (Ratmana, 2006: 111-112)

Page 71: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

59

Ketika novel karangan Aji muncul dan dibaca oleh Suyono, Suyono

juga merasa gusar karena dia tidak mau orang-orang di sekitarnya mengetahui

siapa sebenarnya para tokoh yang ditulis oleh Aji dalam novelnya dalam

kehidupan nyata. Mereka yang sesama pensiunan pasti mengenal kehidupan

para tokoh itu di masa lalu. Suyono tidak mau orang-orang yang mengenalnya

bertanya-tanya mengenai masalah yang diangkat dalam novel tersebut dan apa

yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, di setiap undangan yang diberikan

kepada Suyono, dia tidak pernah datang. Dia juga tidak mau menemui teman-

temannya yang datang berkunjung. Alasan yang dia ambil adalah karena dia

sedang tidak fit. Kutipan dari novel Sedimen Senja tentang hal tersebut di

bawah ini.

(58) Meskipun tidak terlalu curiga, Ira-anak kedua yang tinggal serumah dengan laki-laki itu- menangkap adanya perubahan dalam diri ayahnya sejak syukuran ulang tahun ke-70 yang lalu. Belakangan ayahnya jarang keluar rumah. Dia sehat tetapi tidak ceria. Banyak undangan tidak dipenuhinya. Kalau ditanya mengapa, jawabnya selalu, ’Ayah lagi kurang fit’. Bahkan ada kawan lama, sesama pensiunan, datang bertamu, tidak ditemuinya. ’Bilang, Ayah lagi istirahat’ katanya. (Ratmana, 2006: 5)

Gusar juga dirasakan oleh Suyono karena Aji telah menerbitkan

sebuah buku yang membuat Suyono berpikir, mungkinkah ini merupakan

sebuah balas dendam untuk dirinya. Menulis sebuah buku merupakan hal

yang sangat mudah dilakukan oleh Aji karena Suyono tidak bisa

membalasnya. Hal ini disebabkan karena Suyono sebagai guru bahasa tetapi

dia tidak dapat membuat tulisan.

(59) Jadi Suyono dalam dunia nyata adalah Sarjono tokoh dalam novel tulisan Aji. Karena itu satu-satunya jalan melakukan serangan balik ialah dirinya menulis novel tandingan, yakni novel yangmeluruskan kepalsuan

Page 72: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

60

Rustamaji. Tapi mungkinkah itu dilakukannya? Meski guru bahasa tetapi dirinya tidak berkemampuan mengarang fiksi. Dalam ketidakberdayaan itulah dia berkali-kali memaki Rustamaji sebagai laki-laki yang licik. (Ratmana, 2006: 6)

Gusar juga dia rasakan setelah berpikir lebih jauh, mungkinkah

Hermiati memang tidak mencintai dia. Hermiati yang pekerja keras hingga

menjadi seorang kepala sekolah, membuat Suyono beranggapan, apakah

Hermiati tekun bekerja karena dia tidak bisa bila berlama-lama dengan

Suyono di rumah? Apalagi ketika dua hari sebelum Hermiati meninggal,

Hermiati mengalami instabilitas tekanan darah, HB yang rendah, dan kadar

gula darah jauh di atas normal. Kutipan kegusaran Suyono tersebut terdapat di

bawah ini.

(60) .......... Kalau novel karangan Rustamaji bukan sebuah isapan jempol, maka bisa diartikan bahwa Hermiati sebenarnya lebih cinta kepada Rustamaji daripada terhadap dirinya. ’Lantas apa makna kepasrahannya selama seperempat abad lamanya kepadaku? Kepura-puraan atau semacam pelarian?’. Laki-laki itu jadi curiga jangan-jangan ketekunan dan semangat kerja yang tak tertandingi oleh siapa pun hanyalah untuk menutup-nutupi kegagalan dan kekecewaan yang luar biasa. Dia ingat dua hari terakhir dalam hidupnya Hermiati mengalami instabilitas tekanan darah, HB yang rendah dan kadar gula darah jauh di atas normal. ’Akibat keletihan kerja?’ tanyanya dalam hati. ’Atau karena beban mental dan psikhis yang menindih batinnya berwindu-windu?’ (Ratmana, 2006: 8)

Gusar juga dia rasakan setelah berpikir lebih jauh, mungkinkah

Hermiati memang tidak mencintai dia.. Apakah benar Hermiati masih

menyimpan vulpen kenangan sampai akhir hidupnya, seperti apa yang

disampaikan oleh Rustamaji dalam novelnya? Kalau hal itu benar-benar

terjadi, apa artinya dia sebagai suami? Terlebih lagi, pada halaman depan

novel itu terdapat semacam catatan kaki yang berbunyi: ’Dalam mengenang

Page 73: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

61

almarhum SH yang menyimpan vulpenku sampai akhir hayatnya.’ Oleh

karena itu, Suyono beranggapan bahwa cerita yang ditulis oleh Aji benar-

benar didasarkan pada kenyataan.

(61) Laki-laki tujuh puluh tahun itu pun menyesal mengapa dulu tidak bertanya tentang cinta Hermaiti terhadap dirinya. Dia telah tenggelam dalam kebanggaan atas penilaian Hermiati bahwa dirinyalah laki-laki yang paling cinta pada wanita itu. Kalau novel karangan Rustamaji buka sebuah isapan jempol, maka bisa diartikan bahwa Hermiati sebenarnya lebih cinta kepada Rustamaji daripada terhadap dirinya. ’Lantas apa makna kepasrahannya selama seperempat abad lamanya kepadaku? Kepura-puraan atau semacam pelarian?’ Laki-laki itu jadi curiga jangan-jangan ketekunan dan semangat kerja yang tak tertandingi oleh siapa pun hanyalah untuk menutup-nutupi kegagalan dan kekecewaan luar biasa. Diaingat dua hari terakhir dalam hidupnya Hermiati mengalami instabilitas tekanan darah, HB yang rendah dan kadar gula darah jauh di atas normal. ’Akibat keletihan kerja?’ tanyanya dalam hati. ’Atau karena bebena mental dan psikhis yang menindih batinnya berwindu-windu?’

3.2 Akibat Kecemasan

Takut dan gusar yang dialami oleh Suyono memiliki akibat dia mengalami

tegangan, tindakan Suyono yang protektif, adanya sistem diri, pengalihan kegiatan,

dan adanya unsur edukatif dari kecemasan yang dialami oleh Suyono. Analisis

mengenai hal tersebut sebagai berikut.

3.2.1 Tegangan

Kecemasan mengakibatkan tegangan dalam diri seseorang. Kecemasan

merupakan penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau

dibayangkan. Tegangan yang dialami Suyono dalam novel Sedimen Senja

sebagai berikut.

Akibat dari rasa cemburu yang dialami oleh Lastri, membuat Suyono

tidak suka. Dia mencoba untuk bertahan dan membiarkan istrinya berbuat

Page 74: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

62

semaunya, tetapi ternyata Suyono tidak bisa menahan kesabarannya. Lastri

yang mengucapkan kata-kata kasar membuat Suyono sebagai suami, merasa

dilecehkan.

Namun, Suyono dihadapkan pada sebuah dilema. Apakah pantas

seorang guru menceraikan istrinya dan tega menelantarkan keempat anak

mereka karena kehilangan ibu; sedangkan dia sudah tidak sanggup lagi

bersama Lastri. Pekerjaan rutin kedua suami istri itu adalah bertengkar.

Semakin hari sikap Lastri semakin menunjukkan kejelekannya di depan

Suyono. Bahkan, Lastri meminta Suyono mengucapkan sumpah untuk tidak

bertemu lagi dengan Hermiati.

(62) Bisa kau bayangkan hubungan kami belakangan ini, bukan cuma renggang tetapi juga banyak diwarnai pertengkaran. Mula -mula cuma terbatas diketahui oleh anak-anak kami kemudian melebar ke tetangga. Maklumlah Lastri tergolong emosional dan impulsif. Bicaranya sering lepas kontrol. Suaranya lantang. Bukan cuma memekakkan telinga, melainkan juga memanaskan hati. Perceraian pun mulai membayang. lebih-lebih setelah kutolak permintaannnya agar aku bersumpah di depan beberapa saksi untuk tidak berhubungan dengan kau. Permintaan itu jelas kutolak karena kita mengajar di satu sekolah dan memegang mata pelajaran yang sama. Lebih tidak mungkin lagi arena aku memang mencintaimu. Aku takkan mengkhianati nuraniku sendiri. (Ratmana, 2006: 35)

Suyono merasa ditekan dengan dengan permintaan Lastri tersebut. Hal

yang menurutnya tidak akan mungkin untuk dilakukan, kecuali salah satu dari

Suyono atau Hermiati pergi dari sekolah tempat mereka mengajar.

Yono merasakan tegangan lagi ketika dia harus berhadapan dengan Aji

yang dianggapnya sebaga i rival terberat untuk mendapatkan Hermiati.

Apalagi ibu dari Hermiati tidak menginginkan dia sebagai menantu, dia lebih

memilih Aji, bukan Yono.

Page 75: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

63

(63) Rasa kantuk justru menghilang karena ibunya mengungkap masalah Yono. Adapun masalah Aji bagi Hermiati – minimum untuk sementara – dianggap sudah selesai. Meski demikian sebagai camouflage justru masalah Aji yang disodorkan kepada ibunya:

”Jadi Ibu lebih memilih Pak Aji daripada Pak Yono. Lalu bagaimana sikap bapak?”

”Itulah ganjalan besar. Bapakmu tergolong orang politik yang kelewat fanatik. Semua yang bercorak santri baginya serba jelek. Ya kolot., ya picik, ya jorok, ya kumuh. Pendek kata serba brengsek. Di depan Bapak Nak Aji tidak menutupi kesantriannya, maka jadi serba jeleklah pemuda di mata bapakmu. Nak Yono yang juga dari keluarga santri, tetapi tidak fantik. Apalagi belakangan ini dia sering memamerkan aktivitasnya di bidang politik yang segaris dengan bapakmu.” (Ratmana, 2006: 79)

(64) Sejak tadi dari emper rumah, lewat kaca jendela, mBok Nah

mengamati mereka bertiga. Dikiranya pertemuan itu berlangsung panas disertai pertengkaran dan percekcokan. Dugaannya meleset. Nampaknya percakapan mereka biasa-biasa saja. Kemudian mBok Nah melihat datangnya tamu lain. Percakapan pun berakhir. Semua tamu berpamitan pada Bu Marto, termasuk Mas Roro.

Selanjutnya pembantu itu menyaksikan Mas Roro bersama teman barunya naik mobil, sedangkan Pak Aji meninggalkan pekarangan rumah dengan sepeda, mBok Nah geleng-geleng kepala. (Ratmana, 2006:76-77)

Puncak ketegangan Suyono dengan Aji, yaitu ketika Aji menulis

sebuah buku yang mengisahkan bagaimana Aji di masa mudanya dulu

bersama dengan kekasihnya, Hermiati.

(65) Geram, geregetan, dan dongkol yang hampir-hampir tak terkendali, menguasai emosi laki-laki itu. Peristiwanya tergolong aneh. Laki-laki 70 tahun bersaing dengan laki-laki 66 tahun memperebutkan cinta perempuan yang sudah meninggal sembilan tahun yag lalu! Perebutan itu sendiri tidak terbuka sebagaimana lazimnya di kalangan pemuda. (Ratmana, 2006: 1)

Tegangan ini membuat pikiran Suyono menjadi kacau. Dia tidak bisa

berpikir jernih. Apa yang dia bayangkan seolah-olah benar-benar terjadi. Dia

membayangkan hal terjelek yang bisa dilakukan oleh istrinya bersama dengan

Aji.

Dalam hatinya, Suyono berharap untuk bisa membalas sakit hatinya

kepada Aji. Dia juga ingin menanyakan kebenaran cerita tersebut kepada

Page 76: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

64

Hermiati, tetapi apa daya, Hermiati sudah meninggal dan Yono tidak bisa

menulis meskipun dia seorang guru bahasa. Novel yang akan dia tulis

sebenarnya untuk meluruskan kepalsuan Rustamaji. Ketidak mampuannya

membuat Suyono beranggapan bahwa Aji adalah seorang yang licik.

Suyono merasa sakit hati sewaktu dia membaca penilaian dari penerbit

bahwa novel itu adalah karya yang sangat manusiawi dan mengandung pesan

moral yang universal sementara Suyono merasa bahwa harga dirinya telah

diinjak- injak dan dilecehkan oleh Rustamaji. Anaknya sendiri pun

mengatakan bahwa novel karangan Aji bagus.

(66) ”Ini karangan kawan Ayah, Pak Aji, ” kata Lita. ”tak saya duga guru matematika itu bisa menulis novel yang bagus. Hebat sekali. Kecuali mengasyikkan novel ini juga menyajikan sesuatu yang baru. Masalah politik masa lalu diramu dengan kisah cinta yang seru. Ayah boleh membacanya, tapi jangan sampai lebih dari tiga hari. Ini buku baru, pasti sudah ditunggu oleh para siswa yang haus bacaan. (Ratmana, 2006: 2)

3.2.2 Protektif

Tindakan protektif membentuk sistem diri yang menyetujui tingkah

laku-tingkah laku tertentu dan melarang tingkah laku yang lain. Sikap

protektif akibat dari kecemasan yang dirasakan oleh Suyono, yaitu Suyono

melindungi dirinya dari kritikan orang-orang terdekatnya atau pun orang lain

yang mengenalnya.

Sikap protektif ini dia lakukan ketika dia ingin menceraikan Lastri.

Suyono berlindung pada ajaran agama Islam yang mengatakan bahwa agama

Islam tidak melarang sebuah perceraian apabila sebuah keluarga hanya akan

menjadi sumber pertengkaran, percekcokkan, caci maki, penganiayaan,

Page 77: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

65

cemburu, dan kebencian. Apa yang dipikirkan Suyono ini diutarakan kepada

Hermiati ketika dia mencoba untuk mendekati Hermiati.

Tindakan lain, yaitu ketika Suyono dihadapkan pada masalah yang

dialaminya ketika muncul novel karangan Rustamaji. Dia tidak mau orang-

orang menanyakan masalah novel itu kepadanya, terlebih mereka yang

mengenal kehidupan Suyono, Hermiati, dan Rustamaji tiga puluh empat tahun

yang lalu. Suyono merasa yakin bahwa orang-orang yang mengenalnya itu,

mengetahui masalah yang dia hadapi. Sehingga dia berusaha untuk menutup

diri, tidak mau orang lain mengganggu hidupnya.

(67) ............... Belakangan ayahnya jarang keluar rumah. Dia sehat tetapi tidak

ceria. Banyak undangan tidak dipenuhinya. Kalau ditanya mengapa, jawabnya selalu: ’Ayah lagi kurang fit’. Bahkan ada kawan lama, sesama pensiunan, datang bertamu, tidak ditemuinya. ’Bilang, ayah lagi istirahat’ katanya. (Ratmana, 2006: 5)

3.2.3 Sistem Diri

Sistem diri sebagai penjaga keamanan seseorang tidak akan

membiarkan masuknya informasi yang tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan. Seseorang tidak dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah

dialami karena sistem diri berfungsi untuk mengurangi kecemasan.

Sistem diri ini terjadi ketika Suyono akan menceraikan Lastri. Dia

sadar bahwa perceraian itu akan berakibat buruk karena masyarakat akan

menudingnya sebagai orang yang kejam, tetapi dia tidak dapat menutupi

dirinya sendiri bahwa Yono sudah tidak mampu lagi bersama dengan Lastri.

Pada akhirnya, Lastri tidak menyetujui perceraian itu karena dia sakit

Page 78: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

66

hati atas apa yang telah dilakukan Suyono kepadanya. Pada waktu Suyono

dan Hermiati melaksanakan resepsi pernikahan, Lastri datang bersama

anaknya yang paling kecil. Dia membuat keributan di luar gedung.

(68) Si Anak meronta, lalu menangis. Otomatis menyedot perhatian para tamu yang akan memasuki gedung. Mereka, terutama para wanita, mencoba untuk meredakan emosi wanita yang malang itu.

”Bu Lastri, sabarlah,” bis ik seorang wanita yang mengenali siapa orang itu. ”Ibu jadi tontonan banyak orang. Memalukan, Bu. Sa....”

”Saya tidak salah, saya tidak malu!!” pekik Lastri. ”Dialah yang seharusnya malu, laki-laki itu! Sudah punya empat anak masih cari perempuan lain yang lebih muda, lebih pinter, yang lebih geniiittt!!”

(Ratmana, 2006: 94)

Pertahanan keamanan muncul kembali ketika Suyono selesai membaca

buku karangan Rustamaji. Ketika dia bersiap untuk menghancurkan buku itu,

sistem diri mengatakan, ’Jangan!’, apabila hal itu terjadi, maka orang yang

ada di sekitarnya akan bertanya-tanya mengapa dia melakukan itu.

Apabila semua orang tahu, maka, dia akan merasa malu. Suyono tidak

ingin hal tersebut terjadi. Dengan penuh kesabaran, dia mencoba untuk

menerima saja perlakuan Rustamaji kepadanya. Demi menghindari kembali

perselisihan yang terjadi tiga puluh empat tahun yang lalu. Apa kata dunia jika

dua orang duda bersaing untuk memperebutkan cinta dari seorang perempuan

yang sudah meninggal sembilan tahun lalu.

Ketika Suyono berpikiran lebih jauh tentang novel karangan Aji

tersebut, sistem diri memberikan ketenangan dalam diri Suyono dengan

mengurangi kecemasan, yaitu Suyono tidak tahu berapa orang yang membaca

buku itu. Siapa tahu Suyono hanya menduga-duga saja kalau banyak orang

menikmatinya, sedangkan hal itu tidak benar. Sistem diri juga mengatakan

Page 79: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

67

bahwa mereka juga tidak mengetahui siapa sebenarnya tokoh yang diceritakan

dalam novel tersebut. Tanggapan Lita dan tanggapan penerbit tidak

menjatuhkan reputasinya sebagai laki- laki terhormat karena pembaca dan

penerbit tidak mempersoalkan latar belakang serta ’dapur’ yang memunculkan

novel itu.

(69) Memang dalam kegelisahannya yang panjang kadang bertiup angin yang menyejukkan. ’Berapa sih jumlah pembaca novel itu yang mengetahui kehidupan Aji di masa mudanya? Tanyanya dalam hati. Dari jumlah yang tidak banyak itu pun tidak otomatis mengenali Raji sebagai perwujudan diri Si Penulis. Tanggapan Lita dan kata pengantar penerbit yang pernah dirasakannya sebagai pukulan telak, pada saat bertiupnya angin sejuk, justru terasa sebagai sesuatu yang menentramkan. (Ratmana, 2006: 7)

3.2.4 Pengalihan Kegiatan

Kecemasan dapat dialihkan dengan melakukan pekerjaan yang

melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan mental, seperti, persepsi,

ingatan, dan berpikir.

Setelah Suyono membaca buku karangan Rustamaji, maka terjadi

suatu perubahan besar terhadap dirinya. Suyono melakukan pengalihan

kegiatan untuk menghindar dari kecemasan, yaitu, dengan berdiam diri di

rumah saja. Dia tidak mau bertemu dengan siapa pun, kecuali keluarganya.

Ada perubahan yang baik dalam diri Suyono terhadap keluarganya, yaitu dia

semakin dekat dengan cucu-cucunya. Dia memanfaatkan kecerdasan yang dia

punya untuk membantu cucunya belajar. Hal ini sesuai dengan pekerjaannya

dahulu, yaitu, sebagai seorang guru.

(70) ............ Sebaliknya terhadap keluarganya Ira melihat perubahan yang positif. Ayahnya makin dekat dengan cucu-cucunya. Bergurau, bermain, dan

Page 80: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

68

membimbing belajar merupakan kegiatan utama sehari-hari laki-laki 70 tahun itu. Bagi Ira yang bekerja pada sebuah perusahaan swasta dan tidak punya pembantu, sikap ayahnya itu sangat menguntungkan. (Ratmana, 2006: 5)

Ketika Suyono menghadapi novel karangan Aji, dia selalu berpikir dan

berpikir kebenaran peristiwa yang terdapat dalam novel Aji. Dia bertanya-

tanya, apakah istrinya itu memang setia ataukah hanya kepalsuan belaka saja,

dan satu hal yang pasti apakah Hermiati tidak mencintai dia sebab dalam

novel itu, Hermiati diceritakan sebagai seorang perempuan yang sangat setia

menyimpan pulpen kenangan dari kekasih hatinya sampai akhir hayatnya.

Suyono memiliki persepsi, Aji terlalu licik karena dengan leluasa dia

menjatuhkanYono melalui novel yang dibuatnya itu. Cerita yang tertulis

menurutnya sanga t bertentangan kisah hidupnya. Akankah Aji memang

berniat untuk menghancurkan harga dirinya?

Pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya, persepsi-persepsi yang dimiliki

Suyono, dan pemikiran-pemikiran dia dalam hubungan berumah tangga

dengan Hermiati membuatnya mengalihkan keruwetan itu dengan melakukan

hal lain secara fisik, yaitu, Suyono semakin taat beribadah. Dia shalat lima

waktu. Bukan hanya di masjid dekat rumahnya, tetapi di Masjid Agung yang

berada di dekat alun-alun kota. Hanya ada dua alasan dia tidak pergi ke

masjid, yaitu hujan lebat dan apabila dia sedang sakit.

(71) Sisa kelompok itu masih meneruskan percakapan tentang mantan guru mereka.

”Memang Pak Yono belum pernah hadir dalam acara begini, tapi ketidakhadirannya kali ini konon punya sebab khusus.”

”Apa?”

Page 81: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

69

”Kepada orang lain Pak Yono selalu beralasan sedang mengurus sawah dan kebun di desa kelahiran. Padahal menurut Lita, belakangan ini ayahnya hampir tidak pernah keluar rumah kecuali untuk sha lat di masjid.”

”Lima waktu?” ”Ya, lima waktu. Lita bercerita kepada Maryam bahwa ayahnya tidak pernah absen berjamaah di Masjid Agung. Ya, Masjid di alun-alun itu. Hanya dalam kondisi sakit atau terhalang oleh hujan lebat saja Pak Yono shalat di rumah.”

”Apa di sini, atau dalam perjalanan, Pak Yono tidak bisa shalat berjamaah?”

”Tapi kan tidak di Masjid Agung kota kita. Padahal menurut Lita, Pak Yono menentukan hanya dua alasan itu saja yang menyebabkan dirinya tidak shalat di Masjid Agung, sakit atau hujan lebat.”

.................. (Ratmana, 2006:184-185) Apa yang dilakukan oleh Suyono ini membuatnya merasa lebih

nyaman karena dia merasa kecemasannya berkurang. Dia merasa lebih baik.

Akan tetapi, akan lebih baik lagi apabila dia membicarakannya dengan orang

lain yang dia percaya.

3.2.5 Kekuatan Edukatif

Kekuatan edukatif yang dimiliki oleh seseorang membuatnya dapat

belajar dari pengalaman yang telah didapatnya dalam kehidupan. Dia dapat

mengetahui segala hal melalui hidup yang dia jalani.

Pada waktu pernikahannya yang pertama dengan Lastri dan berujung

pada perceraian, hal ini membuat Suyono berhati-hati mengambil langkah.

Dia harus menikah dengan orang yang benar-benar dia cintai dan mengetahui

perangai dari orang tersebut karena apa yang dilakukan oleh Lastri kepada

Suyono mengakibatkan Suyono merasa tidak nyaman.

Kecemasan yang dirasakan oleh Suyono membuatnya berpikir bahwa

apa yang didapatnya dari perseteruan antara dirinya dan Aji di masa muda

Page 82: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

70

untuk mendapatkan Hermiati ternyata tidak memberikan kebahagiaan apa-

apa. Hanya kebahagiaan semu semata.

Hal ini memberikan pelajaran baginya bahwa dia tidak boleh merasa

angkuh karena ternyata dialah yang mendapatkan kesempatan untuk bersama

dengan Hermiati, bukan Aji, atau laki- laki lain lagi. Sikap di atas anginnya ini

membuatnya terlena sehingga dia tidak pernah tahu bagaimana perasaan

Hermiati kepadanya. Dia salah tafsir, tidak selalu orang yang dicintainya, juga

mencintai dia.

Pada pernikahannya yang pertama, Suyono tidak mencintai istrinya,

dan pada perkawinan yang kedua, Suyono tidak dicintai oleh istrinya

sedangkan dia benar-benar mencintai Hermiati. Hingga tidak ada perempuan

lain yang bisa menggantikannya.

(72) .............. Pujian yang tulus banyak dialamatkan pada Hermiati baik sebagai istri maupun sebagai ibu. Tidak mengherankan bila, sepeninggal almarhumah memasuki alam kubur, Sang Suami berjanji untuk tidak menikah lagi. Rasa-rasanya tidak ada perempuan lain yang menggantikan posisi Hermiati di hatinya. (Ratmana, 2006: 8) Kebodohannya ini membuat dia terus-menerus menyesali apa yang

dilakukannya di masa lalu. Akan tetapi, semua kejadian dalam hidupnya itu,

membuat Suyono mendekatkan diri kepada Tuhan. Dia mohon ampun atas

semua dosa yang diperbuatnya. Dia melakukan itu karena dia tidak bisa

melakukan hal lain lagi untuk menyelesaikan permasalahan yang dia hadapi.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk kecemasan

yang dialami Suyono adalah rasa takut. Suyono mengalami rasa takut pada waktu

Page 83: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

71

Suyono dihadapkan pada sikap jelek istrinya ketika Lastri cemburu kepada Hermiati.

Bentuk kecemasan yang kedua adalah gusar. Hal ini dialami Suyono ketika dia

beranggapan bahwa Hermiati melindungi Aji. Rasa takut ini diakibatkan oleh rasa

cemburu. Suyono kembali merasakan gusar ketika Aji menulis sebuah novel dan dia

tidak ingin orang-orang yang mengenalnya menduga atau menyangka bahwa dialah

salah satu dari tokoh tersebut. Suyono mengalami gusar ketika dia harus memilih

antara menceraikan Lastri atau tidak. Hal ini berujung pada perceraian mereka

berdua. Kedua, setelah Suyono selesai membaca buku karangan Aji. Hatinya

bertanya-tanya, apakah benar yang ditulis oleh Aji dalam novelnya tersebut. Jika itu

benar, maka, Hermiati tidak mencintai dia.

Akibat kecemasan yang pertama, yaitu tegangan. Akibat dari rasa cemburu

Lastri kepada Hermiati, terjadilah pertengkaran yang sengit antara Suyono dan Aji.

Hal ini mengakibatkan Suyono merasa tidak berharga sebagai suami karena dia

dicecar kata-kata kotor ketika keduanya bertengkar.

Tegangan yang kedua ketika dia berseteru dengan Aji pada masa mudanya.

Dia harus berebut perhatian dari orang tua Hermiati. Aji mendapatkan nilai lebih dari

ibu Hermiati dan Yono berbesar hati karena ayah Hermiati menyetujui hubungannya

dengan Hermiati. Tegangan yang menjadi akhir dari semua hal dalam hidup Suyono,

yaitu ketika Aji menulis sebuah buku dan Suyono menganggap bahwa buku itu

menjatuhkan namanya.

Akibat kecemasan yang kedua, yaitu sikap protektif. Perceraian merupakan

suatu usaha Yono untuk membuat hidupnya lebih baik. Dia berlindung pada ajaran

agama Islam, yang menyatakan bahwa perceraian itu sah. Suyono juga melindungi

Page 84: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

72

dirinya dari orang-orang di sekitarnya dengan menutup diri. Dia tidak ingin bertemu

dengan orang-orang selain keluarganya setelah dia mengetahui isi dari novel

karangan Aji.

Sistem diri merupakan akibat kecemasan yang ketiga. Suyono sadar bahwa

menceraikan Lastri merupakan tindakan yang sangat berani karena dia harus

berhadapan dengan orang-orang di sekitarnya yang akan menganggapnya sebagai

orang jahat karena menelantarkan istri dan keempat anaknya.

Sistem diri mengingatkan Suyono bahwa dia tidak boleh melakukan hal yang

bodoh. Demi menghindari pertanyaan dari orang yang ada di sekelilingnya, Suyono

tidak melanjutkan usahanya untuk merusak buku pinjaman dari sekolahan. Buku itu

novel karangan Aji. Sistem diri juga memberikan ketenangan bahwa tidak semua

orang membaca buku itu. Mereka juga tidak tahu siapa tokoh dalam novel itu.

Akibat yang keempat, yaitu pengalihan kegiatan. Setelah Suyono merasa

cemas akibat novel yang dia baca, Suyono hanya berdiam diri di rumah saja. Dia

membantu cucunya belajar dan bermain bersama mereka. Suyono juga menjalankan

shalat lima waktu.

Kekuatan edukatif merupakan akibat kecemasan yang kelima. Apa yang

dialami oleh Suyono pada masa lalu memberikan hal yang berharga bahwa dia tidak

boleh merasa angkuh dengan apa yang didapatnya selama ini. Dia tidak tahu apakah

Hermiati mencintai dia atau tidak sehingga dia merasa ragu akan kesetiaan Hermiati

selama mendampinginya dua puluh lima tahun.

Page 85: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

73

BAB IV

KESIMPULAN

Skripsi ini membahas analisis struktural novel Sedimen Senja dan membahas

kecemasan yang dialami oleh Suyono dalam novel Sedimen Senja karya S. N.

Ratmana. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra.

Analisis struktural yang diambil adalah alur, tokoh dan penokohan, serta latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

psikologi sastra. Teori yang digunakan, yaitu kecemasan yang terdiri dari bentuk

kecemasan: takut dan gusar; serta akibat kecemasan: tegangan, adanya tindakan

protektif, munculnya sistem diri, adanya pengalihan kegiatan, dan terdapat kekuatan

edukatif.

Alur dalam novel ini adalah alur campuran. Alur mundur menceritakan

bagaimana kehidupan yang dijalani para tokohnya di masa yang telah lalu atau

ingatan- ingatan pada masa lalu. dan alur maju mengisahkan apa yang terjadi pada

para tokohnya di masa kini.

Tokoh yang dianalisis dalam novel ini adalah Suyono sebagai tokoh utama

protagonis, Hermiati dan Rustamaji sebagai tokoh utama antagonis. Lastri adalah

tokoh tambahan yang berperan sebagai tokoh antagonis. Suyono pada masa mudanya

adalah seorang guru Bahasa Inggris. Dia menikah dengan Lastri dan memiliki empat

orang anak. Setelah mereka bercerai, Suyono menikah dengan Hermiati, mereka

dikaruniai dua orang anak. Di cerita tersebut, Hermiati telah meninggal sembilan

tahun lamanya. Suyono memiliki wajah yang tampan, dia selalu tampil rapi dan

73

Page 86: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

74

merendah. Ketika dia masih aktif menjadi guru, Suyono juga aktif dalam partai.

Partai yang dianutnya adalah partai yang sama dengan partai yang dipeluk oleh ayah

Hermiati sehingga ada peluang besar mendekati Hermiati. Musuh terbesarnya dalam

memperebutkan Hermiati adalah Rustamaji.

Hermiati adalah seorang guru Bahasa Inggris. Dia digambarkan sebagai

seorang perempuan yang tidak cantik, ulet, tekun, cerdas, merendah, dan tegas. Akhir

masa jabatannya sebagai seorang kepala sekolah. Dia mencintai Aji sepanjang

hidupnya. Dia memiliki musuh, yaitu Utari. Kecemburuannya kepada Utari

mengakibatkan dia melakukan hal konyol, yaitu pergi ke dukun. Hermiati berjanji

kepada dukun itu bahwa dia tidak akan mendekati Aji lagi demi permintaannya

mencelakai Utari.

Rival terberat Suyono ini memiliki profesi sebagai guru Matematika. Akan

tetapi, dia adalah seorang dramawan dan sastrawan. Aji tidak begitu tampan, dia

adalah seorang santri yang taat. Ketika Aji masih muda, dia pernah berpacaran

dengan Utari. Hal ini menyebabkan hubungannya dengan Hermiati menjadi

berantakan. Dia memiliki istri bernama Arum. Aji juga seorang duda karena Arum

juga telah meninggal. Pada masa tuanya, Aji membuat sebuah buku yang membuat

kehidupan masa tua Suyono menjadi penuh kecemasan.

Lastri memiliki tabiat yang kurang baik. Dia sering marah-marah dan

memaki-maki suaminya, Suyono ketika dia mulai merasa curiga dengan Hermiati

yang menurutnya mendekati Suyono. Lastri tipe perempuan yang tidak dapat

mengendalikan emosinya.

Page 87: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

75

Latar tempat yang diambil dalam novel ini sebagian besar adalah di SMA

PGRI, tempat Suyono, Hermiati, dan Rustamaji mengajar. Latar waktu terjadi sekitar

tahun 1960-an pada masa pergerakan politik masa lalu di Indonesia. Pada masa kini

terjadi tiga puluh tahun setelah peristiwa tersebut. Latar sosial dalam novel ini

mengambil masyarakat ekonomi kelas menengah. Para tokohnya berprofesi sebagai

guru, kepala sekolah, dan pengawas. Kebudayaan yang diambil adalah budaya Timur.

Bentuk kecemasan yang dialami oleh Suyono adalah rasa takut dan gusar.

Rasa rakut dirasakannya ketika dia dihadapkan pada tingkah laku istrinya yang begitu

cemburu dengan sikap Suyono kepada Hermiati - Suyono terkesan begitu lunak

dengan Hermiati - Suyono takut jika nantinya gadis itu akan menjadi sasaran

kemarahan Lastri. Rasa takut yang kedua pada waktu Suyono menyangka istrinya

melindungi Aji pada waktu terjadi tuntutan dari para murid terhadap guru-guru

mereka. Suyono juga takut jika orang-orang di sekitarnya mengetahui siapa

sebenarnya para tokoh yang ditulis oleh Aji dalam novelnya dalam kehidupan nyata.

Suyono mengalami gusar ketika Suyono dihadapkan pada sebuah dilema,

yaitu antara menceraikan istrinya atau tidak. Suyono juga merasa gusar ketika dia

telah selesai membaca buku karangan Rustamaji. Gusar juga dia rasakan setelah

berpikir lebih jauh, mungkinkah Hermiati memang tidak mencintai dia, Hermiati

mengkhianatinya?

Akibat kecemasan yang pertama adalah tegangan. Tegangan yang dialami

Suyono adalah adanya tegangan yang terjadi dalam dirinya ketika dia dihadapkan

pada dilema, antara menceraikan istrinya atau tidak dan Yono juga merasakan

tegangan lagi ketika dia harus berhadapan dengan Aji yang dianggapnya sebagai rival

Page 88: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

76

terberat untuk mendapatkan Hermiati terlebih lagi setelah Hermiati meninggal,

muncul buku yang menceritakan kisah cintanya antara Aji dan Hermiati di masa

muda.

Sikap protektif dilakukan oleh Suyono ketika dia ingin menceraikan Lastri.

Suyono berlindung pada ajaran agama Islam yang mengatakan bahwa agama Islam

tidak melarang sebuah perceraian. Tindakan protektif yang kedua, yaitu Suyono tidak

mau orang-orang menanyakan masalah novel itu kepadanya, terlebih mereka yang

mengenal kehidupan Suyono, Hermiati, dan Rustamaji tiga puluh empat tahun yang

lalu. Oleh karena itu, dia menutup diri.

Dinamisme diri terjadi ketika Suyono akan menceraikan Lastri dan pada

waktu Suyono selesai membaca buku karangan Rustamaji. Dia ingin menginjak- injak

buku itu, tetapi apa yang akan dikatakan oleh anaknya jika dia tahu apa yang

dilakukannya itu? Dia akan merasa malu. Akan tetapi, Suyono benar-benar kesal pada

Aji dan bukunya.

Pengalihan kegiatan dilakukan Suyono dengan membuat sebuah tindakan lain

dari apa yang biasanya dia lakukan. Ada perubahan yang baik dalam diri Suyono

terhadap keluarganya, yaitu dia semakin dekat dengan cucu-cucunya. Dia

memanfaatkan kecerdasan yang dia punya untuk membantu cucunya belajar. Yono

tidak lagi memenuhi undangan-undangan yang ditujukan kepadanya dan juga tidak

mau menerima tamu.

Pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya, persepsi-persepsi yang dimiliki Suyono

terhadap Hermiati dan Rustamaji ketika Hermiati masih hidup, dan pemikiran-

pemikiran dia dalam hubungan berumah tangga dengan Hermiati membuatnya

Page 89: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

77

mengalihkan lagi keruwetan itu dengan melakukan hal lain secara fisik, yaitu, Suyono

semakin taat beribadah.

Kekuatan edukatif yang didapat oleh Suyono, yaitu ketika dia mencoba untuk

belajar dari pengalamannya yang telah lalu, yaitu, dia harus menikah dengan orang

yang benar-benar dia cintai dan mengetahui perangai dari orang tersebut karena apa

yang dilakukan oleh Lastri kepada Suyono mengakibatkan Suyono merasa sakit hati.

Kecemasan yang dirasakan oleh Suyono membuatnya berpikir bahwa apa

yang didapatnya dari perseteruan antara dirinya dan Aji di masa muda untuk

mendapatkan Hermiati ternyata tidak memberikan kebahagiaan apa-apa. Hanya

kebahagiaan semu semata. Sebagai manusia dia tidak diperkenankan untuk merasa

angkuh atas apa yang telah diraihnya.

Dari pembahasan dan analisis novel Sedimen Senja karya S.N. Ratmana dapat

disimpulkan bahwa kecemasan dapat dirasakan oleh seseorang ketika dia mulai

merasa takut dan gusar. Rasa takut ini berasal dari ancaman-ancaman dari luar pribadi

orang tersebut sedangkan rasa gusar merupakan suatu hal yang disadari ada dalam

diri seseorang. Gusar ini mengarah pada pemikiran-pemikiran dari orang itu sendiri.

Kedua hal ini mengakibatkan adanya beberapa sikap yang harus dilakukan orang

untuk menghindari terjadinya hal yang di luar keinginannya. Seseorang melakukan

apapun demi penyelamatan diri. Kecemasan ini dapat membuat orang merasakan

tegangan, muncul sikap protektif, dinamisme diri, adanya pengalihan kegiatan, dan

juga terdapat unsur edukatif yang dapat memberikan pelajaran berharga bagi orang

yang merasakannya. Seseorang dapat belajar dari apa yang dia alami.

Page 90: KARYA S. N. RATMANA PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi · Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin

78

DAFTAR PUSTAKA

Albin, Rochelle Semmel. 1986. EMOSI Bagaimana Mengenal, Menerima, dan Mengarahkannya. Terj. Sr. M. Brigid, OSF. Yogyakarta: Kanisius.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyautama. Fabella, Armand T. 1993. Anda Sanggup Mengatasi Stress. 1993. Jakarta: Indonesia

Publishing House Offset Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Terj.

Yustinus. Yogyakarta: Kanisius. Luxemburg, Jan van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Ilmu

Sastra. Terj. Dick Hartoko. Jakarta: Kompas. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Ratmana, S. N. 2006. Sedimen Senja. Jakarta: Kompas. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Teew. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Terj. Melani Budianta.

Jakarta: Gramedia.