Karya Kasih

14

Click here to load reader

description

Implementasi karya kasih kepada anak-anak

Transcript of Karya Kasih

Page 1: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 1 -

A. Judul

”Biar anak-anak datang kepadaKu”

Diambil dari

Saya memakai judul tersebut sesuai dengan kegiatan yang saya lakukan sebagai pembina di

penitipan anak gereja Roh Kudus. Anak-anak adalah aset yang berharga bagi gereja karena

mereka akan tumbuh menjadi dewasa nantinya sehingga merekalah yang akan memimpin

generasi yang akan datang, merekalah yang akan mempengaruhi zaman yang akan datang. Oleh

dari itu diusianya yang masih dini tersebut pendidikan terhadap anak-anak tidak boleh

dilalaikan. Pendidikan tersebut tidak hanya pendidikan secara jasmaniah namun juga pendidikan

secara rohaniah ( dengan mengenalkan tentang Yesus, ajaran-ajaran Yesus, mengajari untuk

berdoa,dll ). Gereja katolik telah mengambil porsi yang tepat untuk mengadakan penitipan anak,

BIAK untuk membina anak-anak katolik memiliki spiritualitas katolik yang kuat saat sudah

dewasa nanti.

B. Ringkasan

Kegiatan yang saya pilih adalah menjadi pembina pada penitipan anak. Perlu diketahui

bahwa penitipan anak berbeda dari sekolah minggu ataupun BIAK. Anak-anak yang boleh ikut

dalam penitipan anak terbatas sampai usia 7 tahun saja atau kelas 2 SD, anak-anak yang

mengikuti kegiatan dipenitipan anak gereja Roh Kudus berusia kira-kira 3-7 tahun. Penitipan

anak diadakan setiap adanya ekaristi, waktu untuk mengadakan penitipan anak tersebut juga

bersamaan dengan berawal dan berakhirnya ekaristi. Pembina-pembina di penitipan anakpun

berbeda-beda setiap ekaristinya ( pembina pada penitipan anak waktu pagi berbeda dengan

pembina pada waktu sore). Gereja membuat pergiliran pembina penitipan anak yaitu

berdasarkan wilayah-wilayah yang ada, namun pada penitipan anak sore agak berbeda dengan

pagi hari. Pada sore hari pembinanya bisa dari anggota REKAT, ataupun dari pihak gereja yang

lainnya. Kegiatan-kegiatan yang ada di penitipan anak secara garis besar yaitu: doa pembukaan,

firman, games, kreativitas, penerimaan berkat, doa penutup, pulang. Disini dapat dilihat

perbedaan antara penitipan anak dan sekolah minggu. Pada penitipan anak kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan disesuaikan dengan durasi waktu ekaristi agar anak-anak dapat menerima

berkat dari Romo juga. Selain itu penitipan anak juga membagikan buku REHAN (Renungan

Harian) pada semua anak-anak yang ada di penitipan anak. Penitipan anak ingin membentuk

iman, pemahaman mengenai Yesus, dan gereja katolik.

Page 2: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 2 -

C. Pendahuluan

Paroki Roh Kudus adalah paroki yang tergolong baru dibandingkan dengan paroki

Kelahiran Santa Perawan Maria, paroki Kristus Raja, dan masih banyak lagi. Paroki Roh Kudus

memiliki bangunan yang moderen.Bangunan minimalis yang sedang ngetrend di zaman

ini.Gereja Roh Kudus merupakan pengembangan Paroki Gembala Yang Baik, Jemur Andayani.

Gereja Roh Kudus dilayani oleh romo-romo Serikat Sabda Allah atau SVD. Saat ini pastor

parokinya adalah, Romo Gregorius Kaha SVD, pastor asal Flores Timur.

Gereja Roh Kudus diresmikan sebagai paroki pada 11 Mei 2008 oleh Mgr Vincentius Sutikno

sebagai paroki ke-41 di Keuskupan Surabaya. Gereja ini dilayani imam-imam SVD sehingga

suasana gereja dan liturgi cukup kental bernuansa Flores. Gereja Roh Kudus yang biasannya

disingkat gereja RK ini terletak didalam perumahan Puri Mas, rungkut Surabaya. Jadwal

perayaan Ekaristi gereja Roh Kudus pada hari minggu adalah: Pada pagi hari pukul 07:30 dan

pada sore hari pukul 05:30. Untuk ikut ambil bagian dalam Aras Dasar Keuskupan Surabaya

tahun 2012 mengenai remaja, maka saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan di penitipan

anak gereja katolik Roh Kudus sebagai pembina disana. Alasan saya mengapa saya memilih

untuk ikut dalam penitipan anak adalah dizaman moderen ini sudah banyak anak-anak kecil

yang terseret dalam arus Globalisasi, mereka akan lebih memilih untuk main game dari pada

belajar bahkan untuk pergi kegereja. Padahal mempunyai dasar iman yangkuat adalah pondasi

bagi setiap anak untuk pertumbuhannya saat dewasa nanti. Hal tersebut tentu menjadi fenomena

yang mengerikan saat anak tumbuh tanpa iman ia akan mudah terseret arus negatif. Apalagi

bagi anak-anak yang notabenya adalah dari keluarga katolik. Karena melihat kondisi dunia pada

zaman sekarang saya melihat kebutuhan besar yang gereja perlukan yaitu dalam hal

pengembangan iman bagi anak-anak. Hal itulah yang membuat saya lebih memilih untuk

melakukan praktek kerja lapangan saya di gereja katolik ini dengan menjadi pembina pada

penitipan anak. Karena saya merasa tujuan diadaknnya penitipan anak yang diadakan setiap

adanya ekaristi sangat baik apalagi dengan kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya yang dapat

membuat anak-anak memiliki tumbuh kembang iman dan spiritualitas katolik yang baik.

D. Kronologis Kegiatan

I. Pertemuan pertama Waktu : Minggu, 14 Oktober 2012

Jam : 07.30-09.00

Page 3: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 3 -

Deskripsi kegiatan :

Hari itu adalah hari pertama saya menjadi pembina di penitipan anak. Rasanya deg-

deg’an sekali karena baru pertama kali saya terlibat dalam kegiatan seperti ini apalagi

harus menjadi pembina. Walau hanya menjadi pembina anak-anak namun hal tersebut

tidak boleh diremehkan karena anak-anak mampu mengingat lebih tajam daripada

orang dewasa, apabila ada kesalahan dalam penyampaian konsep hal itu dapat

tertanam benak si anak yang dapat menyebabkan akibat yang fatal. Apalagi hal ini

berhubungan dengan iman. Selain itu saya juga sempat takut kalau saya tidak

mendapat respon baik dari anak-anak saat saya memberikan materi. Entah karena

membosankan, dll. Ataupun saya tidak diberikan kepercayaan untuk memberikan

materi disana. Hal itulah yang saya takutkan saat itu, ditambah lagi saya baru

mengetahui saat saya berbicara dengan salah seorang pembina disana sebelum

penitipan anak dimulai, bahwa pembina-pembina yang ada disini bukanlah hanya dari

REKAT saja( sebelumnya saya sudah izin dengan ibu Candra salah seorang pembina

REKAT yang merekomendasikan agar saya ikut dalam penitipan anak)namun dari

wilayah-wilayah yang secara bergilir akan melayani setiap adanya penitipan anak.

Oleh dari itu saya harus memperkenalkan diri saya lagi serta saya meminta izin untuk

bergabung menjadi pembina saat itu. Puji Tuhan, saya disambut baik dan saya

diberikan tugas untuk memegang bagian kreativitas.

Sebelum kegiatan yang ada di penitipan anak dimulai anak-anak diajak untuk berdoa

terlebih dahulu. Dipilih 3 orang anak yang ingin berdoa didepan. Doa Bapa Kami,

Salam Maria, dan Kemuliaan. Hal ini saya rasa baik sekali karena dapat melatih

keberanian anak-anak untuk tampil dimuka umum serta mengenalkan anak-anak

dengan doa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Setelah itu anak-anak

diajak untuk bernyanyi lagu-lagu rohani anak-anak yang saat itu bertemakan Yesus

meredakan angin ribut, Sesuai dengan tema firman Tuhan yang akan mereka dapatkan

saat itu. Firman yang disampaikan ke anak-anak pastilah bukan dengan membacanya

dari Alkitab lurus-lurus begitu saja. Karena seperti yang kita tahu bahasa yang ada di

Alkitab kebanyakan adalah bahasa kiasan, dan bahasa berat lainnya yang sulit untuk

dimengerti. Jadi untuk menerangkannya pada anak-anak haruslah menggunakan teknik

mendongeng. Mengubah kata-kata yang ada di Alkitab menjadi kata-kata yang

gampang dimengerti oleh anak-anak. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak dapat

menangkap firman Tuhan yang diajarkan. Setelah itu tibalah giliran saya untuk

Page 4: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 4 -

memberikan materi pada anak-anak. Sebenarnya yang saya bawakan saat itu bukanlah

materi yang berat. Materi tersebut berbentuk kegiatan kreativitas yaitu menempel

puzzle Tuhan Yesus dan murid-muridnya yang ada disuatu perahu dimana saat itu

badai sedang besar dan Tuhan Yesus menghardik badai tersebut agar diam. Tujuan

diadakannya kegiatan kreativitas tersebut yaitu selain melatih kreativitas anak-anak,

mengasah otak, juga memberikan gambaran pada anak-anak tentang situasi yang ada

saat Yesus meredakan angin ribut yang membuat gelombang air laut naik dan para

murid takut (sesuai dengan tema Firman saat itu). Teknis dalam kegiatan kreativitas

hari itu adalah ada 1 kertas yang terdapat gambar Yesus dan para murid secara utuh.

Kertas ini akan dijadikan pedoman bagi anak-anak untuk menyusun puzzle mereka.

Anak-anak diberikan masing-masing 1 kertas HVS serta potongan-potongan puzzle.c

Setelah itu mereka baru dapat menyusun puzzle tersebut. Disaat itu ada anak yang

bernama Rafael dia anak yang aktif namun nakal sekali dia senang membuat

kegaduhan, tidak mau meminjamkan lem pada temannya saat dia akan memakainya.

Dia ingin agar puzzlenya selesai terlebih dahulu. Walaupun pada akhirnya puzzle

Rafael memang selesai terlebih dahulu. Setelah anak-anak selesai menyusun puzzle

mereka masing-masing puzzle akan diberi nama sesuai dengan nama masing-masing

untuk nantinya dibawa pulang. Namun sebelum itu karena saat kegiatan kreativitas

sudah selesai bertepatan dengan saat komuni akan diberikan, anak-anak diajak berbaris

untuk masuk kedalam gereja dan menerima berkat. Setelah itu waktunya anak-anak

untuk pulang. Mereka mulai merapikan barnag bawaan mereka, memasukkan puzzle-

puzzle buatan mereka, kembali ke kursi mereka kembali untuk siap berdoa. Doa

penutup juga sama dengan doa pembuka. Pembina mempersilahkan anak-anak yang

ingin memimpin doa penutup. Doa penutup berisi ucapan terimakasih pada Tuhan

Yesus karena anak-anak telah dikumpulkan di tempat itu serta berkat agar bisa selamat

sampai dirumah( untuk doa yang seperti ini kakak pembina ada yang membantu untuk

mengucapkan doanya) selain itu juga ada doa Bapa Kami, Salam Maria, dan

Kemuliaan. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah pemberian snack pada anak-anak

tersebut. Mereka senang sekali saat diberikan snack tersebut.

Hasil Pertemuan :

Hasil kegiatan saat itu menurut saya adalah anak-anak dapat mengetahui bahwa

Tuhan Yesus mempunyai kuasa yang tak terbatas. Ia mampu meredakan angin ribut

yang membuat gelompang air laut naik dan membuat para murid ketakutan. Selain itu

anak-anak juga dapat menyimpulkan dengan dekat, percaya pada Yesus mereka tidak

Page 5: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 5 -

perlu takut dalam menghadapi permasalahan yang ada. Selain itu pelajaran lain yang

mereka dapatkan yaitu dari hal-hal kecil yang diajarkan doa di depan yang dapat

memberanikan diri mereka untuk tampil didepan umum dan untuk percaya diri.

Melalui kegiatan menyusun puzzle mereka diajarkan untuk sabar (ketika menyusun

puzzle), kerapian (ketika menempel potongan puzzel pada kertas HVS), dan berbagi

(ketika mereka harus memakai lem bergantian dengan teman-temannya, karena

keterbatasan jumlah lem).

II. Pertemuan kedua

Waktu : Minggu, 21 Oktober2012

Jam : 17.30-19.00

Deskripsi kegiatan :

Hari itu adalah hari kedua saya menjadi pembina di penitipan anak gereja Roh

Kudus. Berbeda dari minggu yang lalu saya memilih ke penitipan anak pada saat

perayaan ekaristi sore hari karena ingin mengetahui suasana penitipan anak saat sore

hari. Saat itu yang bertugas adalah dari wilayah santo filipus. Kedatangan saya saat itu

disambut sangat baik dengan pembina yang berasal dari santo filipus. Karena saat itu

tidak ada remaja yang menjadi pembina. Selain itu saat itu hanya 2 orang saja

pembinanya. Ternyata pilihan saya untuk datang pada sore hari untuk melihat

perbedaan antara suasana penitipan anak dipagi hari dan dimalam haripun

membuahkan hasil. Selain dari segi pembina, juga dapat dilihat dari jumlah anak-anak

yang datang. Jumlah ank-anak yang datang pada sore hari tidak sebanyak saat pagi

hari. Namun saat sore saya dapat mengenal lebih banyak anak. Pada hari itu saya

mendapat bagian kreativitas lagi. Tema yang diberikan untuk menjadi firman pada hari

itu adalah Yesus menyembuhkan Bartimeus (Mrk 10:46-52). Seperti hari sebelumnya

kegiatan saat itu diawali dengan doa. Yang memimpin doa tersebut saat itu adalah

seorang anak bernama Febe. Dia dengan tegas memimpin doa pembuka tersebut.

Perbedaan doa pada hari ini dengan pertemuan pertama saya adalah adanya lagu yang

dinyanyikan oleh anak-anak sebelum berdoa. Lagu tersebut yaitu lagu jari-jari. Karena

keberanian febe untuk memimpin doa saat itu, ibu pembina yang sudah

mempersiapkan hadiah berupa puzzel memberikan hadiah pertama pada febe. Karena

ada berbagai macam warna ia dapat memilih warna kesukaannya. Setelah itu tante

pembina dari lingkungan filipus menceritakan Yesus yang memberikan mukjizatNya

pada Bartimeus Ia menyembuhkannya dari kebutaan dan untuk membuat anak-anak

tersebut semakin memahami mengenai kisah dari Injil Markus tersebut maka

Page 6: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 6 -

dibuatlah permainan dengan membagi anak-anak menjadi 2 barisan (saling

berhadapan). Barisan yang pertama menjadi orang buta dan barisan yang kedua

menjadi orang yang matanya normal. Lalu pembina akan menginstruksikan pada anak-

anak yang berpura-pura menjadi orang buta untuk memegang bagian tubuh dari teman-

teman yang ada di depannya yang normal. Lalu gantian yang tadinya jadi orang buta

menjadi orang normal dan sebaliknya.Dari games itu mereka diajarkan untuk

bersyukur karena mereka memiliki mata yang normal, terlebih lagi semua organ tubuh

yang normal. Mereka menjadi dapat merasakan bagaimana tidak enaknya menjadi

orang buta. Selain itu juga ada kuis mengenai kutipan injil yang tadi telah di ceritakan

oleh tante pembina. Kuis tersebut berhadiah puzzel cantik. Kegiatan selanjutnya

adalah kreativitas yang saya pimpin. Hari itu kegiatannya adalah membuat boneka dari

sendok. Disana disediakan kertas manila yang telah digunting ronce-ronce sebanyak

anak yang ada, sendok, kertas manila berwarna merah yang berbentuk hati, kertas

manila berwarna kuning yang berbentuk senyum, dan kertas manila berwarna biru

yang berbentuk kerah. Cara membuat bonekanya adalah dengan menempelkan kertas

manila berwarna hijau ronce-ronce kebagian pegangan sendok, cara menempelkannya

adalah dengan melilitkannya seperti membuat hiasan ondel-ondel, sisa dari kertas

manila tersebut dipotong untuk dijadikan poni (rambut) yang ditempelkan pada kepala

sendok. Setelah itu kertas manila yang berbentuk hati digunakan untuk mata pada

boneka yang ditempelkan dikepala sendok juga. Mengapa berbentuk hati? Alasannya

adlah bahwa hati adalah lambang cinta kasih. Sehingga hal tersebut dapat

diimplikasikan bahwa kita harus memiliki cinta kasih dalam setiap tindakan kita.

Karena mata berfungsi untuk melihat hal-hal yang akan menimbulkan reaksi dari diri

kita sendiri. Potongan kertas manila yang berbentuk senyum digunakan sebagai mulut

boneka. Lalu sisanya menjadi kerah baju boneka tersebut. Tugas saya dalam kegiatan

ini adalah untuk memberikan instruksi pada anak-anak mengenai cara untuk membuat

boneka tersebut dan membimbing anak-anak yang masih balita yang belum bisa untuk

membuat boneka itu sendiri. Contohnya adalah anak yang bernama Sheren. Ia anak

perempuan yang lucu, cantik, namun pemalu saat saya mengajak dia ngomong,

bertanya padanya dia cenderung untuk malu dan lari ke pembantunya. Namun saat

kegiatan kreativitas ia lebih banyak bertanya bagaimana cara membuat bonekanya.

Setelah kegiatan kreativitas berakhir anak-anak berbaris untuk masuk ke gereja dan

menerima berkat dari romo. Setelah itu seperti biasa anak-anakpun membereskan

barang-barangnya, lalu kegiatan hari itu akan ditutup dengan doa penutup. Sheren sat

Page 7: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 7 -

itu memberanikan diri untuk berdoa walau pada akhirnya dia tidak tahu harus

berbicara apa dan harus dibantu oleh ibu pembina. Sama seperti biasannya anak-anak

sebelum pulang dibagikan snack. Anak-anak yang belum dijemput pada saat itu oleh

orang tuanya masih tetap tinggal diruang penitipan anak dan saya masih harus menjaga

mereka. Saat itu tiba-tiba ada anak kecil yang menangis. Saya sangat kaget lalu

spontan saya bertanya kenapa anak itu menangis, kakak dari anak itu menjawab kalau

adiknya nakal jadi ia memarahinya. Saya mencoba untuk mendiamkan anak tersebut

namun saat anak itu telah terdiam febe malah membuat anak itu menangis lagi.

Sehingga saya harus menggendong anak tersebut untuk mendiamkannya lagi.

Pengalaman yang berbeda pada hari itu adalah saat saya berhasil mendiamkan anak

kecil itu. Hal itu adalah bonus kegiatan yang saya lakukan hari itu.

Hasil Pertemuan :

Hasil kegiatan pada hari kedua tersebut menurut saya adalah anak –anak pada hari

itu mengerti bagaimana tidak enaknya menjadi orang buta sehingga dapat membuat

mereka lebih bersyukur dengan anugrah yang terdapat pada diri mereka masing-

masing, melalui kegiatan kreativitas mereka dapat belajar untuk membuat mainan

tidak dengan membeli namun memanfaatkan barang-barang bekas disekitar mereka,

melatih kreativitas mereka, juga kesabaran mereka untuk membuat suatu hasil karya

yang menarik. Bagi saya sendiri kegiatan pada penitipan anak hari itu menambah

pengalaman saya serta membuat saya belajar untuk dapat lebih sabar, juga

memberikan saya pengetahuan bagaimana cara berbicara dengan anak-anak.

III. Pertemuan ketiga Waktu : Minggu, 11 November 2012

Jam : 07.30-09.00 Deskripsi kegiatan :

Dua minggu berturut-turut saya tidak mengikuti kegiatan di penitipan anak karena

UTS. Sehingga saya baru mulai mengikuti kegiatan penitipan anak pada tanggal 11

November ini. Saya datang lebih awal dari sebelum-sebelumnya bahkan ruangan yang

digunakan untuk penitipan anak (ruangan yang terletak disebelah kantor sekertariat

gereja) belum dibuka. Akhirnya saya memutuskan untuk duduk menunggu didepan

ruangan tersebut. Sampai akhirnya datang Ibu yang membuka ruangan tersebut lalu

saya bertanya apakah ibu itu yang bertugas menjadi pembina penitipan anak saat itu.

Tapi ternyata ibu itu bukan pembina untuk penitipan anak hari itu. Ibu itu adalah

Page 8: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 8 -

pembina BIAK. Beliau menitipkan snack dan buku REHAN (Renungan Harian) untuk

dibagikan pada anak-anak nantinya. Khusus untuk buku REHAN yang mengambil

hanyalah anak yang belum mendapatkan buku itu pada minggu sebelumnya. Setelah

itu barulah datang pembina-pembina penitipan anak saat itu. Ada 4 orang ibu dari

wilayah simon 2. Karena saya hari itu datang lebih pagi saya jadi mempunyai

kesempatan untuk berkenalan dengan lebih banyak anak hari itu. Anak-anak tersebut

antara lain: Nadine, Joseline, Rafael(anak yang ada pada pertemuan pertama), Benny,

dan Angelica, sebenarnya masih banyak anak lagi namun saya lupa nama mereka.

Karena pada penitipan anak pagi hari sungguh ramai dengan anak-anak. Hari itu saya

juga membantu tante Grace(salah satu ibu pembina) untuk membuat bahan yang akan

digunakan saat kegiatan kreativitas. Saat anak-anak sudah banyak yang datang

kegiatan hari itupun langsung dimulai. Diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin

oleh anak-anak sendiri kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi lagu-lagu rohani untuk

anak-anak kecil. Lagu pada hari tersebut yaitu jalan serta Yesus. Setelah itu

dilanjutkan dengan Firman. Firman Tuhan untuk kegiatan pada hari itu mengenai

Janda miskin. Pada hari itu saya bertugas untuk membawakan firman. Hari itu adalah

pertama kali saya membawakan firman dan tanpa persiapan yang cukup, karena tante

grace tiba-tiba memberitahu saya saat setelah anak-anak bernyanyi. Saya sangat deg-

deg’an sekali saat menceritakan kisah janda miskin, walapun saya tahu kisahnya

namun membuat kisah tersebut menjadi bermakna bagi anak-anak dan membuat agar

anak-anak tidak bosan bukanlah suatu yang mudah. Namun pada akhirnya saya dapat

menyelesaikannya dengan cukup baik. Setelah itu ada sesi game (permainan).

Permainan pada saat itu berjudulkan simson, delila, dan singa. Cara bermainnya sama

dengan suit. Namun suit yang satu ini bukan menggunakan jari namun dengan

menggunakan gerakan tubuh. Untuk memulai permainan itu anak-anak dibagi menjadi

4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari anak Tk A- kelas 2 SD. Yang perlu

diperhatikan dalam permainan tersebut yaitu Simson kalah dengan delila, simson

menang dari singa, dan delila kalah dari singa. Saat permainan tersebut kelompok saya

kalah 2-1. permainan tersebut sungguh menyenangkan. Semua anak-anak terlihat

senang. Seusainya permainan tersebut anak-anak diajak untuk membuat kotak

persembahan dari kertas karton dimana hiasannya terbuat dari kertas origami yang

sudah di plong dengan berbagai macam bentuk. Selain itu untuk anak-anak TK

diadakan kegiatan mewarnai gambar Yesus mencintai anak-anak. Saat kegiatan

tersebut saya membantu anak-anak untuk membuat kotak persembahan dari karton

Page 9: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 9 -

dimana kotak tersebut nantinya untuk mereka isi dengan sebagian uang saku mereka

yang digunakan untuk kolekte pada hari minggu. Saat itu ada anak yang tidak sabar

menunggu saya mengajari temannya, karena dia merasa kesal dia mengoleskan lem ke

celana saya. Itu adalah pengalaman baru yang membuat saya semakin dapat belajar

untuk sabar. Seperti bniasa setelah kegiatan kreativitas anak-anak berbaris untuk

menerima berkat, kemudian mereka beres-beres, lalu mereka doa penutup, dan

merekapun pulang. Setelah kegiatan berakhir tante Grace memanggil semua pembina

untuk berdoa mengucap syukur karena sudah bisa membimbing anak-anak dengan

baik pada hari itu.

Hasil Pertemuan :

Hasil kegiatan pada hari itu adalah anak-anak belajar dari kisah janda miskin

bagaimana cara memberi yang benar, mengenal kisah simson, delila melalui

permainan yang mereka lakukan, belajar untuk menyisihkan sebagian dari uang saku

mereka untuk memberi dengan cara memanfaatkan kotak persembahan yang sudah

mereka buat.

IV. Pertemuan keempat Waktu : Minggu, 11 November 2012

Jam : 17.30-19.00 Deskripsi kegiatan :

Pada sore harinya saya kembali lagi ke gereja Roh kudus untuk mengikuti kegiatan

penitipan anak lagi. Kebetulan saat itu yang menjadi pembina adalah dari pihak

REKAT, namun dari wilayah bartholomeus. Saat itu pembinanya hanya ada 2 orang (

bersama saya totalnya ada 3 orang). Pembina penitipan anak saat itu yaitu : saya, tante

Emi, dan Hardian. Hardian adalah anggota REKAT yang seumuran dengan saya ia

kuliah di UBAYA fakultas Psikologi dan baru semester 1. Karena pembina pada sore

itu hanya 3 orang saja saya mendapatkan bagian yang banyak, apalagi tante Emi lebih

menyerahkan pada saya dan Hardian. Pada awalnya hanya ada 5 anak saja yang datang

namun satu persatu akhirnya mereka berdatangan. Pada sore hari penitipan anak

berbeda dengan pada pagi hari. Selain dari intensitas anak yang hadir juga dari cara

mereka datang ke penitipan anak tersebut. Ada anak yang datangnya pertengahan ada

yang di awal (tidak teratur). Saat sudah banyak anak yang terkumpul mulailah kegiatan

penitipan anak pada hari itu. Kegiatan hari itu diawali dengan doa pembukaan,

kemudian anak-anak diajak untuk memuji Tuhan menyanyikan lagu kingkong

Page 10: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 10 -

badannya besar, Heppi yaya..heppi yeye.. dan masih banyak lagi. Setelah itu anak-

anak diputarkan film anak yang hilang. Mereka pada awalnya tampak antusias sekali

melihatnya apalagi film tersebut berbentuk film kartun dan mereka melihatnya dengan

LCD. Mereka berpendapat bahwa suasana nonton film tersebut seperti nonton di

bioskop. Film anak yang hilang tersebut sangat menarik perhatian anak-anak. Saat film

berjalan apabila ada bagian yang harus ditekankan saya memberitahukan anak-anak.

Contohnya seperti tokoh-tokoh yang terlibat, kegiatan-kegiatan terlarang yang

sebelumnya pernah dilakukan si Bungsu, dll. Setelah itu saya memberikan pertanyaan

pada mereka seputar film anak yang hilang tersebut, pertanyaan tersebut berguna

untuk menambah pemahaman terhadap film yang telah dilihat oleh anak-anak tadi.

Saat saya memberikan pertanyaan ada banyak anak yang antusias untuk menjawab.

Aurel, Fefe, Sheren, dan masih banyak lagi. Disana saya juga bertemu dengan anak

berusia 3 tahun yang sangat menggemaskan. Ia sudah pandai berceloteh, lucu sekali. Ia

menanyakan segala hal yang ia tidak tahu. Begitu juga dengan fefe. Saat menonton

film ia menannyakan banyak hal kepada saya. Hari itu saya merasa saya sungguh-

sungguh ada ditengah-tangah mereka karena saat itu saya benar-benar merasa sangat

berperan. Saat sesudah sesi tanya jawab tentang film mereka diajak untuk berbaris

untuk menerima berkat. Sore itu tidak ada kegiatan bermain ataupun kreativitas karena

tante Emi memang ingin mengajak anak-anak untuk menonton film. Sesudahnya anak-

anak menerima berkat, kami semua membuat lingkaran dan menyanyikan lagu Jalan

serta Yesus saat lagu telah selesai kami duduk lalu berdoa. Saat itu saya memimpin

doa tersebut. Seusai doa sebelum mereka pulang saya mengajak mereka untuk berfoto

bersama untuk dijadikan dokumentasi. Lalu mereka dibagikan snack dan merekapun

pulang.

Hasil Pertemuan:

Hasil dari kegiatan tersebut yaitu diharapkan anak-anak mampu memahami

mengenai kisah anak yang hilang, bagaimana tindakan buruk yang telah dilakukan

oleh si Bungsu, yang pada kehidupan nyata dikenal sebagai dosa, namun pada

akhirnya ia menyadri kesalahannya. Ia kembali pada Bapa’nya dan memohon ampun.

Selain itu sikap Bapa yang penuh kasih menerima anaknya lagi yang menjadi lambang

cinta dari Yesus pada setiap anaknya, juga cinta orang tua pada anaknya.

V. Pertemuan kelima Waktu : Minggu, 18 November 2012

Page 11: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 11 -

Jam : 17.30-19.00 Deskripsi kegiatan :

Tidak terasa sebentar lagi tugas saya di penitipan anak sudah selesai. Saat saya akan

berangkat ke penitipan anak di pagi hari saya sempat terpikir begitu. Rasanya saya

akan kangen dengan canda tawa bersama anak-anak yang ada di penitipan anak.

Kangen dengan sheren yang imut, rafael yang nakal, dan masih banyak lagi. Hari itu

Minggu tanggal 18 November saya melangkahkan kaki saya ke ruang penitipan anak

yang ada didekat sekertariat gereja. Ruangan itu sudah tidak asing lagi bagi saya. Saat

itu yang bertugas adalahdari wilayah Matius. Pembina saat itu adalah tante ester, dkk.

Tema yang diambil untuk firman saat itu berbeda dengan minggu-minggu biasanya,

kalau biasanya tema firman selalu diambil dari bacaan injil ataupun bacaan pertama/

kedua saat ekaristi kali ini tidak. Hal itu dikarenakan bacaan untuk ekaristi saat itu

mengenai Akhir Zaman, dimana menurut para pembina bacaan tersebut tidak terlalu

pas untuk anak-anak. Sehingga mereka membuat tema tersendiri yaitu Doa membawa

Berkat. Tema ini terkait dengan bajaan di injil Lukas 18:1-8 mengenai perumpamaan

tentang hakim yang tak benar. Seperti biasa sebelum acara dimulai diawali dengan

nyanyian lalu berdoa (doa pembukaan). Saat itu saya bertugas untuk memimpin pujian

dan doa ( doa pembukaan serta penutup). Saya mengajak mereka untuk menyanyikan

bacakitab suci doa tiap hari-doa tiap hari doa tiap hari, baca kitab suci doa tiap hari

kalau mau tumbuh. Kalau mau tumbuh, kalau mau tumbuh, baca kitab suci doa tiap

hari kalau mau tumbuh. Selain itu saya juga mengajak mereka untuk menyanyikan

lagu Allahku besar kuat dan perkasa. Terakhir sebelum doa saya mengajak mereka

menyanyikan lagu selamat malam Bapa (sama dengan lagu selamat pagi Bapa hanya

diubah saja). Lalu kita semua berdoa. Setelah doa mulailah anak-anak diberikan firman

pada hari itu dengan metode bercerita agar mereka mau untuk mendengarkan, tidak

bosan, mengerti, dan juga dapat ikut berinteraksi dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang dilontarkan oleh pembina yang membacakan firman.Saat tante Ester

sedang membawakan firman tiba-tiba ada seorang anak yang masuk keruangan dan

menanyakan asbes. Serentak para pembinapun kaget mengapa nak ini datang-datang

menannyakan asbes lalu saat diajak untuk duduk mendengarkan firman ia tidak mau.

Ia memilih untuk berlarian kesana kemari tidak memperhatikan orang-orang

disekitarnya. Awalnya saya tidak menyadari mengapa anak itu bertingkah seperti itu.

Saya akhirnya tersadar saat tante mengatakan sepertinya anak itu autis. Saat kegiatan

Page 12: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 12 -

mewarnai saya merasa kasian karena tante-tante pembina tidak terlalu memperhatikan

nak tersebut dikarenakan sibuk dengan anak-anak lainnya dan anak itu tidak mau

membaur. Lalu saya memilih untuk mendampingi anak tersebut. Saya padaakhirnya

berhasil menanyakan nama anak tersebut setelah beberapa kali saya melontarkan

pertanyaan yang sama. Pada awalnya dia selalu berbicara tentang asbes tidak mau

menjawab pertanyaan saya. Saya merasa senang saat saya mengetahui namanya adalah

Angelo. Saya membantunya mewarnai, mengambilkan pensil warna, membuat dia

merasa nyaman disitu agar ia ingin kembali lagi ke penitipan anak dikemudian hari,

karena menurut saya pengajaran yang dilakukan dipenitipan anak bagi anak-anak

adalah suatu yang baik, dimana anak-anak diusia dini sudah dikenalkan tentang Yesus,

tentang ajarannya, sehingga hal tersebut baik bagi perkembangan iman anak-anak

kedepannya. Waktu itu saya juga berkenalan dengan anak yang bernama Jesen. Jesen

sebenarnya sudah kelas 6 namun dia ada disitu untuk menemani adiknya Jenet yang

masih belum sekolah. Masih kecil dan menggemaskan sekali. Jesen menurut saya

adalah anak yang ramah. Saya sangat senang ketika dia mengulurkan tangan untuk

berkenalan dengan saya. Dia yang pertama kali menanyakan nama saya, mengajak

berkenalan. Saya juga mengambil foto dia saat kegiatan mewarnai. Hari itu anak-anak

juga diajakuntuk membuat kerajinan yaitu membuat celengan. Tujuan dibuatnya

celengan itu berkaitan dengan akan datangnya masa adven untuk menyongsong hari

kelahiran Tuhan Yesus. Seperti yang kita ketahui saat natal anak-anak pasti

memberikan hadiah pada kanak-kanak Yesus celengan tersebut digunakan untuk

menyimpan uang saku yang mereka sisihkan untuk membeli kado yang akan diberikan

kepada kanak-kanak Yesus saat natal mendatang. Mereka senang sekali membuat

celengan yang sebenarnya simpel. Celengan itu terbuat dari botol aqua yang dibungkus

dengan gambar yang sudah mereka warnai tadi lalu diberikan tutup dan mereka dapat

menambahkan pita sesuai dengan keinginan mereka. Saat mereka telah selesai

membuat celengan tersebut mereka segera beranjak untuk masuk ke gedung gereja

untuk menerima berkat. Setelah itu tibalah waktunya anak-anak untuk kembali

merapikan barang bawaanya karena mereka sebentar lagi untuk pulang. Sebelum

mereka pulang kami semua berdoa terlebih dahulu. Saya memimpin doa penutup lalu

mereka dibagikan snack dan yang sudah dijemput oleh orangtua masing-masing boleh

untuk pulang. Demikian akhir dari kegiatan penitipan anak pada hari itu sekaligus

Page 13: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 13 -

mengakhiri kegiatan ekskursi saya disana. Saya senang disetiap minggunya saya

mempunyai pengalaman yang berbeda-beda yang dapat berdampak positif bagi saya.

E. Refleksi Melalui kegiatan yang saya lakukan di penitipan anak banyak hal baru yang saya dapatkan,

hal pertama yang saya pahami adalah bahwa gereja mempunyai tugas untuk membimbing

spiritualitas benih-benih pemimpin masa depan yang tidak lain adalah anak-anak. Gereja

membekali anak-anak dengan iman yang kuat agar ditengah zaman yang menyodorkan berbagai

macam hal ini mereka dapat memilah dan memilih hal-hal yang baik dan yang buruk. Selain itu

berbagai masalah yang dihadapi oleh remaja pada zaman sekarang contohnya banyak remaja

yang sudah menjadi pecandu narkoba ataupun alkohol, perokok, adanya free sex, dll. Semua hal

negatif tersebut disebabkan oleh landasan iman yang nyaris tidak mereka miliki. Dasar iman

tersebut seharusnya mereka miliki sejak mereka masih kecil atau masa kanak-kanak. Sehingga

kedepannya saat mereka mengalami permasalahan, narkoba, rokok ataupun hal-hal negatif

lainnya bukanlah menjadi pelarian.

Gereja Katolik telah mengambil porsi yang tepat untuk membina anak-anak diusia mereka

yang masih dini. Dengan adanya kegiatan di penitipan anak ini anak-anak menjadi terbangun

imannya. Mereka mempunyai jam-jam berdoa, diajarkan untuk menyisihkan uang sakunya

untuk sesama yang membutuhkan, membaca renungan, dan masih banyak lagi.

Melalui 5 kali pertemuan yang telah saya lakukan di penitipan anak saya menjadi

mengetahui berbagai macam karakter anak, belajar untuk lebih sabar, belajar bagaimana

caranya memberikan pengetahuan pada anak-anak agar mereka dapat memahami dan tanpa

membuat mereka bosan, dan masih banyak lagi. Melalui kegiatan tersebut saya juga menyadari

akan sabda Tuhan Yesus mengenai anak- anak yaitu ”Biar anak-anak datang kepadaKu” anak-

anak diusia mereka yang masih dini mempunyai sifat yang lugu, namun mereka tidak segan-

segan untuk bertanya saat mereka tidak tahu dengan kata lain mereka juga kritis. Anak-anak

mempunyai karakter yang unik, mereka cepat mendengar, cepat belajar, senang bermain,

bernyanyi, mereka memberikan warna-warni tersendiri didalam dunia ini. Melalui kegiatan

yang saya lakukan disana saya juga menjadi diperbaharui, saya melihat kalau anak kecil itu

setiap harinya sudah membaca kitab suci, membaca renungan, seharusnya diusia saya yang

lebih tua dari mereka saya sudah harus bisa melebihi mereka yaitu tidak hanya membaca namun

memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, selain itu juga tidak bolong-

bolong jam untuk membaca Alkitab.

Kebutuhan Gereja Katolik Roh Kudus yang dapat digunakan untuk mengembangkan

penitipan nak yang ada yaitu dengan mengadakan acara minggu ceria setiap 1 bulan sekali.

Sebenarnya acara kumpul-kumpul anak-anak dalam jumlah yang banyak seperti itu sudah biasa

Page 14: Karya Kasih

Created by Claudia Tiffany / Fakultas Farmasi Universitas Airlangga / 051211133097

- 14 -

dilakukan namun frekuensinya hanya sedikit. Sehingga akan lebih baik apabila acara seperti itu

mendapatkan perhatian lebih yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi acara tersebut,

memikirkan matang-matang hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat acara tersebut

berlangsung.

F. Penutup Lima pertemuan yang sangat berharga yang saya sudah alami selama ada di penitipan anak.

Disana saya sudah pernah merasakan menjadi pembina untuk mengajarkan bernyanyi lagu-lagu

pujian, mengajarkan pembuatan kreativitas, mengajak melakukan permainan atau games yang

temanya sesuai dengan firman yang ada saat hari itu, memberikan firman, dan memimpin saat

berdoa pembuka dan penutup. Dengan kata lain selama 5 kali pertemuan saya secara merata

telah mencoba untuk menjadi pembina di berbagai bagian acara di penitipan anak tersebut. Puji

Tuhan karena saya dapat mendapat kesempatan sebaik itu sehingga saya mendapatkan

pengalaman berlebih, suka duka juga saya alami saat saya berada dipenitipan anak. Suka yang

saya alami yaitu saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembina disana, anak-anak serta

pembina dari wilayah yang berbeda-beda senantiasa welcome dengan kehadiran saya, anak-

anak yang lucu-lucu, pintar dan juga menggemaskan. Untuk duka sebenarnya bukan berasal dari

penitipan anaknya (bukan berasal dari faktor eksternal) namun berasal dari faktor internal yaitu

terkadang saya bingung untuk membagi waktu mengerjakan tugas yang menumpuk sementara

saya harus ke penitipan ank tiap minggunya, selain itu saat saya lembur tugas hari sabtu hari

minggu pagi masih terasa ngantuk. Namun hal-hal seperti itu langsung lenyap saat saya meliah

senyum dan sapaan mereka apalagi saat ada anak yang berinisiatif untuk bertanya kepada saya.

Mereka semua dapat menghilangkan rasa capek yang saya alami dan mereka dapat membuat

saya merasa bahwa saya tidak rugi untuk meluangkan waktu saya untuk dapat berada di

penitipan anak tersebut.

Demikianlah laporan mengenai kegiatan eskursi sosial yang saya laksanakan di penitipan

anak gereja katolik Roh Kudus selama lima kali pertemuan. Semoga dengan adanya laporan ini

dapat memberikan gambaran mengenai kegiatan yang saya lakukan disana guna melaksanakan

tugas agama Katolik dan juga menimba ilmu lebih lanjut secara nyata melalui praktek hidup di

gereja katolik.