karies

3
Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies salah satunya adalah morfologi gigi. Daerah yang rentan terkena karies adalah : 1. Pit dan fissure pada permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar dan pit palatal insisif 2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak 3. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva 4. Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien resesi gingiva karena penyakit periodontium 5. Tepi tumpatan terutama yang kurang 6. Permukaan gigi terutama yang dekat dengan gigi tiruan dan jembatan. (sumber :buku Dasar-dasar Karies) Mekanisme karies dari terbentuknya white spot sampai ke pulpa White spot terjadi akibat level pH pada permuakaan gigi lebih menurun dan tidak dapat diimbangi oleh proses remineralisasi. Ion-ion asam dapat berpenetrasi ke dalam lapisan prisma yang porus sehingga menyebabkan demineralisasi di bawah permukaan gigi. Sedangkan

description

mekanisme white spot-pulpa

Transcript of karies

Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies salah satunya adalah morfologi gigi. Daerah yang rentan terkena karies adalah :1. Pit dan fissure pada permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar dan pit palatal insisif2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak3. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva4. Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien resesi gingiva karena penyakit periodontium5. Tepi tumpatan terutama yang kurang6. Permukaan gigi terutama yang dekat dengan gigi tiruan dan jembatan.(sumber :buku Dasar-dasar Karies)

Mekanisme karies dari terbentuknya white spot sampai ke pulpaWhite spot terjadi akibat level pH pada permuakaan gigi lebih menurun dan tidak dapat diimbangi oleh proses remineralisasi. Ion-ion asam dapat berpenetrasi ke dalam lapisan prisma yang porus sehingga menyebabkan demineralisasi di bawah permukaan gigi. Sedangkan permukaan gigi di atasnya tetap utuh karena adanya penigkatan level ion Ca2+, HPO42-, fluoride dan saliva. Pada tahap ini, permukaan gigi masih bisa utuh dan lesi dianggap reversible.Apabila ketidakseimbangan remineralisasi dan demineralisasi terus berlanjut, permukaan lesi awal atau white spot akan runtuh karena terlarutnya hidroksiapatit sehingga terbentuklah kavitas pada email. Bakteri dalam plak akan mudah masuk ke dalam kavitas dan proses remineralisasi pada tahap ini semakin sulit. Ketika demineralisasi mengenai dentin dan bakteri berada dalam kavitas secara permanen, lesi dapat dengan mudah berkembang dengan sendirinya di dalam dentin. Tekstur dan warna dentin akan berubah seiring berkembangnya lesi. Tekstur dentin akan lebih lunak, sementara warna dentin akan lebih gelap karena noda dari produk bakteri ataupun makanan dan minuman yang dikonsumsi.Sebagai respon protektif terhadap rangsang karies, pulpa menyusun dentin tersier atau dentin reparatif yang ditandai dengan tubuli yang tidak teratur. Apabila lesi sangat agresif, odontoblas yang terkena injury tidak dapat diperbaiki, dan akhirnya hancur lalu meninggalkan tubuli dentin. Tubuli yang kosong disebut dead tract, yang memungkinkan bakteri serta produk-produk metabolismenya masuk ke dalam pulpa.Sumber :1. Grossman, Louis I. Seymor Oliet, Carlos E. Del Rio. 1995. Ilmu Endodontik dalam praktek. edisi 11. Hal 45. EGC : Jakarta2. Skripsi Pengaruh pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol terhadap kapasitas dapar saliva, oleh Edward Dwingadi, FKG UI)