Karena Kau Mampu Irja Nasrullah Penerbit PT Elex Media Komputindo Karena Tuhan Tahu Kau Mampu...

i

Karena Tuhan Tahu Kau Mampu

Isi_Karena Tuhan Tahu Kau Mampu_Oke_Rev02_Kirim.indd 1 11/9/2016 2:38:54 PM

iii

Irja Nasrullah

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Karena Tuhan Tahu Kau Mampu

Kutipan Lengkap Cara Mengatasi Permasalahan, Bertahan di Antara Rintangan,

dan Menyibak Jalan Kebahagiaan


v


vii

Untuk seluruh rakyat IndonesiaAku mencintai Anda karena-Nya

Persembahan


ix

Isi Buku

Mukadimah xi

BAB I : Berdamai dengan Kenyataan 1 Merelakan Masa Lalu 2 Tak Ada yang Sempurna 11 Bersedih, Menyia-nyiakan Umur 20 Karena Kau Tak Sendirian 28 Tinggalkan Orang-Orang “Bodoh” 36 Semua yang Berawal Pasti Berakhir 43 Bijaksana Menyikapi Perubahan 50

BAB II : Bengkel Pikiran dan Hati 57 Pikiranmu, Masa Depanmu 58 Benahilah Hatimu 65 Pengetahuan, Penawar Kedukaan 74 Introspeksi, Meluruskan Hati 81 Bukan Hanya Tua, Tetapi Dewasa 88 Hawa Nafsumu, Penghambat Kebahagiaanmu 95 Menyeimbangkan Pikir dan Zikir 102


x

BAB III : Allah sebagai Tujuan 109 Keikhlasan dan Sikap Ridha 110 Kebahagiaan seperti Apakah yang Kau Cari? 117 Agama Mengajakmu Berbahagia 125 Bersyukur dan Jangan Kufur 132 Jadikan Allah sebagai “Sahabat Sejatimu” 139 Jangan Khawatir, Rezekimu Sudah Dijamin 146 Berhijrah Menuju Allah 153


1

BAB I

Berdamai dengan

Kenyataan


2

Allah selalu membuka pintu maaf kepada orang-orang yang bertobat dan ingin kembali kepada-Nya, kenapa dirimu masih enggan memaafkan dirimu sendiri? Terimalah kenyataan. Hadapi dengan penuh kerelaan. Tak perlu lagi menyalahkan diri sendiri. Masa lalu biarlah berlalu dengan segala kebaikan atau keburukannya.

Merelakan masa lalu merupakan bagian dari mere-lakan takdir yang Allah gariskan. Setiap orang yang ber-iman harus rela terhadap segala hal yang pernah dilewati dalam hidupnya. Rela terhadap takdir baik dan buruk merupakan salah satu rukun iman yang enam. Jangan sampai dirimu dianggap kurang atau bahkan tidak beriman, hanya karena tidak mampu merelakan masa lalu. Gapailah ketenteraman hati dengan cara memaafkan diri sendiri, merelakan masa serta perbuatan yang telah terlewati.

Merelakan Masa Lalu

Memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang kau perbuat di masa lalu

merupakan langkah awal yang membawamu kepada ketenteraman hati.

(Hikmah)


BERDAMAI DENGAN KENYATAAN

3

Di antara hal yang menyebabkan seseorang terlalu menyesali masa lalu yaitu karena dirinya melupakan masa depan yang masih terbentang. Tidak usah khawatir bahwa masa lalumu akan menghambat hidupmu. Terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi merupakan kesia-siaan. Jangan tertipu oleh kekhawatiran-kekhawatir-an yang justru membuatmu menderita. Cukup jadikan masa lalu sebagai pelajaran terbaik untuk lebih gagah melangkah maju. Kau masih memiliki ribuan, puluhan ribu, hingga jutaan langkah ke depan. Dengan izin Allah, kau memiliki banyak kesempatan emas untuk membuktikan bahwa dirimu begitu berharga, tak pernah luntur oleh cobaan masa lalu. Jadilah hamba Allah yang mulia, yang selalu optimistis menyibak keindahan-keindahan di masa depan.

Jangan pernah menyesal dengan masa lalu yang telah terlewati,

karena kau masih punya masa depan. (Hikmah)

Setiap orang pernah memiliki masa lalu yang suram, tetapi setiap orang juga berhak

memiliki kecemerlangan masa depan. (Hikmah)


KARENA TUHAN TAHU KAU MAMPU

4

Masa lalu merupakan bagian dari cara Allah meng-ajari hamba-hamba-Nya tentang realitas kehidupan dunia. Dia ingin mengajari bahwa setiap orang bisa saja jatuh dan terjerembap ke dalam hitamnya kubangan masa lalu. Mengajari bahwa masa lalu memiliki hikmah dan pelajar-an terindah untuk menyusuri masa depan. Mengajari kita bahwa meskipun jatuh, setiap orang bisa bangkit lagi. Dia ingin memberi tahu manusia bahwa kehendak yang Dia tetapkan untuk manusia, juga berdasarkan usaha mereka.

Setiap orang pernah memiliki masa lalu yang suram, karena hal tersebut merupakan bagian dari ujian-Nya. Apakah dengan masa lalu tersebut mereka masih mau bangkit dan percaya pada rahmat-Nya atau malah seba-liknya. Jika dirimu memiliki masa lalu yang “menyakitkan”, orang lain juga memilikinya. Jangan pernah putus asa dari rahmat-Nya, karena keputusasaan bukan sifat orang-orang yang beriman.

Adakah yang lebih kita percayai daripada sabda Nabi Muhammad saw.? Adakah perkataan orang di dunia ini yang terbebas dari kesalahan, selain para nabi dan rasul-Nya? Mereka tidak menyatakan sesuatu kecuali atas

Ketahuilah bahwa apa yang menimpamu tidak akan luput darimu, dan apa yang tidak akan

menimpamu tidak akan pernah menimpamu. (HR. Ahmad)


BERDAMAI DENGAN KENYATAAN

5

bimbingan wahyu. Sejak sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah saw., sudah menyatakan dengan jelas bahwa apa yang menimpa kita di dunia ini merupakan ketentuan terencana.

Segala hal menyertai masa lalu kita merupakan ketetapan Allah yang tak bisa ditampik kedatangan-nya. Tidak ada Zat yang lebih berkehendak dan lebih berkuasa daripada diri-Nya. Apakah dengan demikian, kita masih meratap, “Kenapa hal ini terjadi padaku dan bukan orang lain?” Meratapi masa lalu sama saja tidak rela dengan kehendak dan ketetapan-Nya. Apa yang su-dah ditetapkan Allah akan terjadi pasti akan terjadi dan apa yang ditetapkan tidak akan terjadi, pasti tidak akan terjadi.

Sebagian kita sering tak mengerti, tak henti-hentinya bertanya dalam sepi, “Kenapa masa lalu yang buruk itu terjadi?” Ingin rasanya menutup mata rapat-rapat juga ingatan dari masa lalu. Terlalu menyakitkan untuk di-kenang. Namun, bersyukurlah, sekarang kita masih bisa mengenang kembali masa lalu kita, meskipun terkadang memang pahit rasanya. Kita masih bisa menyesal.

Bersyukurlah kau masih bisa melihat dengan jelas rangkaian masa lalumu di dunia ini. Karena kalau tidak, berarti kau telah mati.

(Hikmah)


KARENA TUHAN TAHU KAU MAMPU

6

Kita masih memiliki tekad untuk menutupnya dengan perubahan-perubahan positif di masa depan. Ya, kita masih hidup hingga detik ini. Bukankah ini nikmat yang tiada bandingnya?

Tidakkah kita merenungkan betapa banyak orang meninggal dunia, sebelum mereka sempat memperbaiki masa lalunya yang buruk? Tidakkah kita merenungkan betapa banyak orang-orang yang meninggal dunia, se-belum mereka sempat bertobat? Renungkan hal itu, lalu syukuri segala kesempatan yang kita miliki saat ini. Mudah-mudahan rahmat Allah selalu tercurah, mengiringi tiap langkah.

Masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah istilah yang ada di kalangan manusia. Bagi Allah Swt., ketiganya tak ada bedanya. Dia mengetahui detail kondisi setiap orang, sejak dilahirkan hingga kematian mereka. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, lintas tempat dan waktu. Karenanya, tidak baik jika dirimu terus-terusan membenci masa lalu. Masa lalumu, sama dengan masa sekarang dan masa depanmu. Ketiganya adalah kesatuan rangkaian waktu hidupmu, tak ada bedanya.

Masa lalu, masa kini, dan masa depan merupakan istilah yang sama di sisi Allah. Tak adil, jika kau

terus-terusan membenci masa lalumu. (Hikmah)


165

Irja Nasrullah adalah nama singkat dari M. Irja Nasrulloh Majid. Lahir di Abepura, 24 Februari 1989. Penulis yang berasal dari Desa Mayungsari, Kecamatan Bener-Purworejo ini, pernah menjadi santri di PPTQ Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo. Menamatkan S1-nya dari Universitas Al-Azhar, Kairo, pada jurusan Tafsir dan Ulumul Qur’an dan melanjutkan pada program pascasarjana di universitas yang sama.

Karya penulis di antaranya: novel The Love Empire (Juara I lomba menulis jaizah dubes 2009-2010 WSC-Cairo) dan cerpen Kasih Tak Dianggap (Juara I lomba cerpen LPEPM KSW 2008). Karya lainnya: Risalah Cinta Dua Agama (FAM Publishing, 2013), Antologi-Mesir, Pesona dan Tragedi (Halaman Moeka, 2014), Antologi-Puisi FAM Tulungagung (FAM Publishing, 2014), Mukjizat Setangkup Kasih (Quanta, 2014), Mengungkap Rahasia Online dengan Allah (Quanta, 2014), Ensiklopedi Penulis Indonesia jilid II (FAM Publishing, 2014), Wasiat Rasul untuk Para Pecinta (Quanta, 2015), Jangan Pernah Putus Asa dari Rahmat Allah (Mizania, 2015), Aku Tak Sempurna (Mizania, 2015), antologi Quantum Ramadhan (Genius Media, 2015), Menyibak Rahasia Kesuksesan ala Surah Yusuf (Quanta, 2015), Allah, You Are My Everything

Tentang Penulis


166

(Mizania, 2016), Tuhan, Maaf, Kami Belum Bersyukur (Mizania, 2016), Al-Qur’an, antara Tuduhan dan Realitas (Quanta, 2016), dan Lima Cahaya Nasihat Abu Bakar (Tinta Medina, 2016).

Penulis menjadi Staf BPP Forum Lingkar Pena 2013–2017, Divisi Jaringan Wilayah. Penulis membuka sila-turahmi seluas-luasnya di e-mail: [email protected], Facebook: Irja Nasrullah dan Buku-Buku Irja Nasrullah, Twitter: @irjanasrulloh.


Karena Kau Mampu Irja Nasrullah Penerbit PT Elex Media Komputindo Karena Tuhan Tahu Kau Mampu...

Documents

Transcript of Karena Kau Mampu Irja Nasrullah Penerbit PT Elex Media Komputindo Karena Tuhan Tahu Kau Mampu...