KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN...

11
KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS D PER:FER D:POL:KLiNIK RSUD ABDUL WAHAB Ratu Tria Nandyaa′ Vetty Octavia Hutahaeanb′ Abdul Mu′ tiC aProgram Studi Kedokteran Fakultas KedOkteran Universitas Mu:aw bLaboratorium‖ mu penvakit Saraf Fakuitas KedOkteran universitas Mulawarma Samarinda CLabOratorium‖ mu Radiologi Faku:tas Kedokteran universitas Mulawarman′ Samarinda KoreSpondensi:[email protected] Abstrak Diabetes me‖ tus(DM)dapat menvebabkan berbagal komp“ kasi.Nven neurOpatik enfer merupaka kasi pa:ing umum dari DM vang mempunvai beFbagai faktor risiko.Nveri morbiditas,mortantas dan disab‖ itas dan pasien DM.Penelitian ini bertuluan untukm pasien diabetes melitus dengan nveri neuropatik perifer di Po!ik‖ nik RSUD Abdul Wahab Siahranie s berdasarkan usia′ leniS kelamin,durasi mengalami DM′ kontroi giukosa darah′ riwavat hipertensi′ kadar asam urat kadar koiesteroL dan ieniS terapifamnako:ogi DM.Jenis pene‖ tian ini adaiahdesk"ptiF dengan m 45 sampe:pasien DM dengan nveri neuropatik perifer dI Polik:ini Angka kasus nveri neuropatik perifer di Poiik‖ nik RSuD Abdu!Wahab Siahranie samarinda pali pada ienis keiamin perempuan′ kelompok usia)65 tahun,dengan durasi menga:a memi‖ kl kadar glukosa darah vang t:dak terkontrol,menl:liki riwavat h kadar kolestero:total yang tinggi dan menggunakan terapl obat antid perifer yang paling seFing dikeluhkan oleh pasien valtu rasa kebas Kata κ uncl:Diabetes me:itus nveri neuropatik perifer diabetit neurOpat Abstract Diabetes mel:itus iDM)can Cause variOus compncatiOns,Pedphe cOmpncatiOn of DM which has vanous nsk factOrs.peripherai neuro morta:ity and disabi:ity of DM patients.丁 his studv aimed to descnbe the characte‖ stics of diabetes me‖ itus patients with penpheFal neuropathic pain at Polyc‖ nic of Abdui Wahab Siahranie samarinda Ho age′ genderr duration of DM,control of blood g!ucose′ hvpertensiOn,uric acid leveis,totai cho:e and type of DM medication.This was a descriptレ e studv bv involv:ng 45 DM patients with d neuropathic pain at ,o:vclinic of Abdu: Wahab siahranie samarin neuropathic pain in paJents with DM at'o:yciinic of Abdul Wahab Sia age group>65 vears old′ with duration of DM>5 vears have an uncOntroled of bloo have a history of hypertension′ have high uric acid ieveis,have high total choiestero:teveis and The most common cttnicalsymptom thatthe patients compiained was ng. κ evwords:Diabetes rne‖ itus,diabetic peripherai neuropathic pain,peripherai ne PENDAHULUAN Diabetes mel掟 us{DM)merupakan suatu kelompok penvakit metabolik dengan karakteristik hipeFglikemia vang tettadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.t Diabetes melitus tipe 2 adalah tipe yang paling sering ditemui, dengan prevalensi sekitar 90% pasien diabetes melitus dari semua kasus diseluruh dunia.l Penyakit Jurnaf Kedokteran Mulawarman, 2Ot8;4{1},39

Transcript of KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN...

Page 1: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN NVER:NEUROPAT:K

PER:FER D:POL:KLiNIK RSUD ABDUL WAHAB SIAHRAN:ESAMAR:NDA

Ratu Tria Nandyaa′ Vetty Octavia Hutahaeanb′ Abdul Mu′ tiC

aProgram Studi Kedokteran Fakultas KedOkteran Universitas Mu:awarman,Samarinda

bLaboratorium‖mu penvakit Saraf Fakuitas KedOkteran universitas Mulawarman′ Samarinda

CLabOratorium‖mu Radiologi Faku:tas Kedokteran universitas Mulawarman′ Samarinda

KoreSpondensi:[email protected]

Abstrak

Diabetes me‖ tus(DM)dapat menvebabkan berbagal komp“ kasi.Nven neurOpatik enfer merupakan komp‖ kasi

pa:ing umum dari DM vang mempunvai beFbagai faktor risiko.Nveri neuropatik perifer dapat meningkatkan

morbiditas,mortantas dan disab‖ itas dan pasien DM.Penelitian ini bertuluan untukmengetahui karaktenstik

pasien diabetes melitus dengan nveri neuropatik perifer di Po!ik‖ nik RSUD Abdul Wahab Siahranie samarinda

berdasarkan usia′ leniS kelamin,durasi mengalami DM′ kontroi giukosa darah′ riwavat hipertensi′ kadar asam

urat kadar koiesteroL dan ieniS terapifamnako:ogi DM.Jenis pene‖ tian ini adaiahdesk"ptiF dengan mettbatkan

45 sampe:pasien DM dengan nveri neuropatik perifer dI Polik:inik RSUD Abdul Wahab Siahranie samarinda.

Angka kasus nveri neuropatik perifer di Poiik‖ nik RSuD Abdu!Wahab Siahranie samarinda paling banvak teriadi

pada ienis keiamin perempuan′ kelompok usia)65 tahun,dengan durasi menga:ami DM se:ama)5 tahun′

memi‖ kl kadar glukosa darah vang t:dak terkontrol,menl:liki riwavat hipertensi,dengan kadar asam urat dan

kadar kolestero:total yang tinggi dan menggunakan terapl obat antid:abetik ora:.Geia:a klinis nveri neuropatik

perifer yang paling seFing dikeluhkan oleh pasien valtu rasa kebas dan kesemutan.

Kata κuncl:Diabetes me:itus nveri neuropatik perifer diabetit neurOpati perifer

Abstract

Diabetes mel:itus iDM)can Cause variOus compncatiOns,Pedphera:neuropathic pain is the most common

cOmpncatiOn of DM which has vanous nsk factOrs.peripherai neuropathic pain mav increase mOrbidity・

morta:ity and disabi:ity of DM patients.丁 his studv aimed to descnbe the characte‖ stics of diabetes me‖ itus

patients with penpheFal neuropathic pain at Polyc‖nic of Abdui Wahab Siahranie samarinda Hospital based on

age′ genderr duration of DM,control of blood g!ucose′ hvpertensiOn,uric acid leveis,totai cho:esterol leveis

and type of DM medication.This was a descriptレ e studv bv involv:ng 45 DM patients with diabetic peripheral

neuropathic pain at ,o:vclinic of Abdu: Wahab siahranie samarinda Hospital. The cases ofperiphera:

neuropathic pain in paJents with DM at'o:yciinic of Abdul Wahab Siahran:e mOst common in femaie patients′

age group>65 vears old′ with duration of DM>5 vears have an uncOntroled of blood glucose′ have a history of

hypertension′ have high uric acid ieveis,have high total choiestero:teveis and using oral antidiabetic agents.

The most common cttnicalsymptom thatthe patients compiained was numb and ting‖ ng.

κevwords:Diabetes rne‖ itus,diabetic peripherai neuropathic pain,peripherai neuropathy

PENDAHULUAN

Diabetes mel掟 us{DM)merupakan suatu

kelompok penvakit metabolik dengan karakteristik

hipeFglikemia vang tettadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.t Diabetes

melitus tipe 2 adalah tipe yang paling sering ditemui,

dengan prevalensi sekitar 90% pasien diabetes

melitus dari semua kasus diseluruh dunia.l Penyakit

Jurnaf Kedokteran Mulawarman, 2Ot8;4{1},39

Page 2: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

a

DM dapat menyebabkan berbagai komplikasi

makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Neuropati

perifer adalah salah satu komplikasi mikrovaskuler

yang paling umum dari DM.2 Polineuropati sensori-

motor distal simetris merupakan jenis kelainan

neuropatiperifer yang paling sering terjadi, dengan

gejala yang muncul dimulai dari bagian distal lalu

berkembang ke arah proksimal3. Prevalensi nyeri

neuropatik bervariasi di seluruh dunia, berkisar 7%-

10% populasi mengalami neuropati.2 Penelitian yang

dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Jakarta, mendapatkan hasil 38% dari pasien DM

mengalami neuropati.a Hiperglikemia merupakan

salah satu faktor risiko utama neuropati diabetik.a

Beberapa faktor risiko lainnya dari neuropati diabetik

meliputi kontrol gula darah yang buruk, peningkatan

usia, hipertensi, durasi mengalami DM,

hiperlipidemia, merokok, dan konsumsi alkohol yang

tinggi.s Peningkatan usia menyebabkan

berkurangnya kemampuan tubuh untuk menurunkan

aktivitas radikal bebas yang dapat mengakibatkan

terjadinya mikroangiopati.6

Dalam penelitian Suri et al. 120751 ditemukan

semakin lama pasien menderita penyakit DM,

semakin besar angka kejadian neuropati diabetik

yang ditemukan.t Lama waktu terdiagnosa DM juga

berkaitan dengan penurunan fungsi sel beta

pankreas sehingga menimbulkan komplikasi yang

secara umum terjadi pada pasien dengan lama sakit

5-10 tahun.T Penelitian yang juga dilakukan oleh

Booya et o/., (2005) menyebutkan bahwa faktor

risiko potensial neuropati diabetik lebih besar pada

perempuan sebesar 78% dibandingkan responden

laki-laki 22%.8 Sedangkan pada penelitian oleh

Tantular (2013) menunjukkan tidak terdapat

hubungan antara jenis kelamin dengan kerusakan

saraf.6

Keadaan hiperglikemia kronis akan

40 Juinal Kedokieran Muiar,varman, )Aft;4,L)

mengaktifkan jalur polyol, formasi odvonced

glycotion end product (AGE-RAGE), aktivasi protein

kinase C (PKC) yang akan menginduksi terjadinya

stres oksdatif dan menyebabkan kerusakan saraf.e

Kenaikan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) 2%

mempunyai risiko komplikasi neuropati sebesar 1,5

kali lipat dalam waktu empat tahun.lo Zarrelli pada

penelitiannya melaporkan bahwa hipertensi

dikaitkan dengan polineuropatidistal simetris kronis.l

Kadar asam urat tinggi atau hiperurisemia

mempunyai hubungan dengan kejadian komplikasi

mikrovaskuler dan makrovaskuler pada penderita

DM.12

Pada penderita DM yang mengalami komplikasi

seperti neuropati perifer, terjadi hipoksia yang

menyebabkan mikroangiopati endoneural dan

kematian sel neuron perifer.l3 Hiperlipidemia

memiliki kontribusi penting dalam terjadinya

neuropati diabetik melalui induksi stres oksidatif

pada neuron sensorik.la Penelitian yang dilakukan

oleh Lestari, et ol., l20L6l mendapatkan hasil bahwa

pasien DM dengan terapi insulin secara bermakna

menurunkan kejadian nyeri neuropatik perifek

diabetik sebesar 93% dibandingkan dengan terapi

oral.ls Manifestasi neuropati perifer bisa berupa

hiperestesi {poinful), hipoestesi (poinless) atau

keduanya,l6 Tetapi sekitar L2% dari semua pasien

diabetes mengalami gejala nyeri.l6 Kerusakan dari

saraf perifer menyebabkan timbulnya beragam

gejala seperti, rasa kaku, dingin, panas, kebas-kebas,

nyeri seperti ditusuk jarum, rasa tersandung waktu

berjalan atau tidak stabil pada kaki dan penderita

lainnya mungkin akan merasakan gejala yang lebih

ekstrem seperti nyeri terbakar terutama pada malam

hari yang dapat mengganggu kualitas tidur pasien.s

Sekitar satu pertiga dari penderita DM dengan nyeri

neuropatik tidak pernah menerima pengobatan

untuk nyerinya dan hanya satu dari lima pasien yang

iSSN 2443-0439

Page 3: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

-

merasa puas dengan pen8obatan neuropatinya.'

Rasa sakit dapat terjadi dengan konstan dan disertai

allodinia pada kulit yang dapat mempengaruhi

kualitas hidup pasien, mengganggu kegiatan sehari-

hari, dan memiliki pengaruh negatif terhadap

emosional pasien.3

Neuropati sebagai komplikasi yang paling

umum dari DM dapat meningkatkan morbiditas,

mortalitas, disabilitas dan biaya kesehatan pasien

DM. Tinjauan epidemiologi dan karakterlstlk rryerl

neuropatik di lndonesia terutama lGlimantan Timur

juga masih sangat terbatas. Diharapkan dengan

dilakukannya penceBahan dan deteki dini serta

pengobatan yang adekuat dapat menurunkan

komplikasi neuropatik yang progresif.

Berdasarkan hal inilah yang membuat penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang

karakteristik pasien diabetes melitus dengan nyeri

neuropatik perifer berdasarkan jenis kelamin, usia,

durasi terdiagnosa DM, kontrol glukosa darah,

riwayat hipertensi, kadar asam urat, kadar kolesterol

total, dan jenis terapi farmakologi DM pada pasien

rawat ialan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda.

METODE PENETITIAN

Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif.Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan teknik fotsl sompling. Populasi

pada penelitian ini adalah pasien DM rawat jalan di

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.Data

diperoleh dari data primer yaitu menggunakan

kueslonerlD-Pornuntuk mengetahui apakah pasien

mengalami nyeri neuropatik perifer. Kemudian

mengambil data sekunder yang diperoleh dari rekam

medik pasien dan buku status pasien diabetes

melitus di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarindauntuk mengetahui gambaran usia, jenis

kelamin, durasi terdiagnosis DM, kontrol glukosa

darah, riwayat hipertensi, kadar asam urat, kadar

kolesterol total, dan terapi farmakologi pada pasien

diabetes melitus dengan nyeri neuropatik perifer

yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kriteria lnklusi:

a) Pasien diabetes melitus yang terduga mengalami

nyeri neuropatik perifer berdasarkan kuesioner

lDPsin.

Kriteria Eksklusi:

a) Pasien diabetes melitus yang tidak bersedia

meniadi responden.

b) Pasien diabetes melitus dengan data rekam

medik yang tidak lengkap.

c) Pasien pasca stroke dengan gangguan bicara dan

hemihipestesia.

d) Pasien dengan riwayattrauma tulang belakang

Data yang diperoleh ditabulasikan menurut

disffibusi frekuensi dan persentase.Pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan softworeMicrosoft

Word 2070 dan Microsoft Excel 2070.Penyajian data

dilakukan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian selama 6 minggu,

didapatkan hasil 45 pasien diabetes melitus

mengalami nyeri neuropatik perifer. Angka kasus

nyeri neuropatik perifer pada pasien DM di Poliklinik

RSUD Abdul Wahab Sjahranie berdasarkan usia

terbanyak yaitu pada kelompok usia >65 tahun

(40%). Nyeri neuropatik perifer berdasarkan jenis

kelamin perempuan t56%) lebih banyak

dibandingkan dengan laki-laki (rt4%). Berdasarkan

durasi mengalami DM terbanyak yaitu 5-10 tahun

(38%), nyeri neuropatik perifer berdasarkan kontrol

glukosa darah pasien didapatkan hasil lebih banyak

pada pasien tidak terkontrol (60%). Kemudian

Jurnal Kedokteran Mulawarm an,2Ol8; 4(ll 4L

Page 4: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

didapatkan hasil pasien lebih banyak mengalami

hipertensi(80%), kadar asam urat tinggi (73%) dan

kadar kolesterol total tinggi (53%). Nyeri neuropatik

perifer berdasarkan jenis terapi DM didominasi oleh

pasien yang menggunakan terapi antidiabetik oral

(62%), sedangkan yang menggunakan insulin hanya

{11%) dan terapi kombinasi 127%1.

[言

511□ _. ・ ―

LoDF-^b-ai\$d q"d Ooro" 4el" $c

Gambar 1. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Berdasarkan

Gejala Klinis

36-4546-5556-65 >65ahun tahun tahun tahun

Gambar 2. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Berdasarkan Jenis

Kelamin

Perempuan560/o

Gambar 3. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Berdasarkan Usia

1躙 輻麒躙<5 5-10 11-15 >15

tahun tahun tahun tahun

Gambar 4. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda BerdasarkanDurasi Terdiagnosa DM

:言:ll_...L__】

|11_Terkontrol Tidak

Terkontrol

Gambar 5. Karakeristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie SamarindaBerdasarkanKontrol Glukosa Darah

 

 

 

●〓∽■M

〓“詈ロョ」

――血

 0

 0

 1

∽目n■M

■“「日〓【

Hipertensi

Gambar 6. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie SamarindaBerdasarkanRiwayat Hipertensi

Gambar 7. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda BerdasarkanKadar Asam Urat

 

 

 

o〓い●M

〓工日ニ

Norma‐

 

 

 

∽目い●M

〓“■目〓、

42 1 Jurnal Kedokteran Mulawarman′ 2018,4(1) iSSN 2443-0439

Page 5: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

26

24

22

20

18

●目∽■M

〓“「日〓一

:1[■ __日_

目 Anddねbedk lnsdm KomЫnag~ OralNormal Tinggi

Gambar 8. Karakteristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda BerdasarkanKadar Kolesterol Total

l(aralteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi jenis kelamin terbanyak adalah jenis

kelamin perempuan, yaitu sebanyak 25 pasien (55%)

sedangkan laki-laki sebanyak 20 pasien (44%). Hasil

pada penelitian ini serupa dengan beberapa

penelitian lain yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin laki-

laki maupun perempuan. Tetapi dalam penelitian

yang dilakukan oleh Katulanda, et ol., (2ol2l jenis

kelamin perempuan memiliki hubungan dengan

peningkatan risiko terjadinya neuropati perifer

diabetik.ls Hal ini disebabkan karena secara

hormonal, laki-laki memiliki hormon testosteron

yang tinggi yang memiliki efek neuroprotektif

spesifik pada sistem saraf otonom dan perifer.18

Pada penelitian lain seperti penelitian olehDiobetes

Control ond Complicotions Triol, didapatkan hasil

onset neuropati perifer diabetik pada laki-laki terjadi

lebih cepat 4 tahun dibandingkan dengan

perempuan karena perbedaan gaya hidup laki-laki

yang lebih berisiko seperti kebiasaan merokok,

minum-minuman beralkohol, dan pekerjaan yang

berat." Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui apakah ada perbedaan terkait jenis

kelamin dengan terkait risiko terjadinya neuropati

perifer diabetik.20

Gambar 9. KaraKeristik Pasien Diabetes Melitusdengan Nyeri Neuropatik Perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Berdasarkan Jenis

Terapi DM

Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia

Frekuensi kelompok usia terbanyak yaitu pada

kelompok usia> 65 tahun sebanyak 18 pasien (40%).

Hasil penelitian yang relevan menyatakan bahwa

usia lanjut pada pasien DM sangat berhubungan

dengan penurunan sensibilitas pada kaki penderita

neuropati perifer diabetik.2l Peningkatan usia

menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh

untuk menurunkan aktivitas radikal bebas sehingga

terjadi gangguan keseimbangan pro-oksidan dan

antioksidan yang menyebabkan kerusakan endotel

yang berhubungan dengan aterosklerosis.

Aterosklerosis akan memicu terjadinya hipoksia

jaringan yang menurunkan fungsi sel saraf.5 Keadaan

ini mengakibatkan terjadinya stres oksidatif

kemudian diplcu oleh kondisi hiperglikemia yang

berperan langsung dalam mekanisme terjadinya

neuropati perifer diabetik.e

Walaupun banyak penelitian yang mendukung

hubunBan peningkatan usia dengan terjadinya

neuropati perifer, tetapi pada penelitian lain

didapatkan hasil angka kejadian terjadinya neuropati

perifer pada remaja dan dewasa muda yang

berkaitan dengan beberapa faktor risiko lainnya

seperti obesitas, dislipidemia, dan peningkatan

tekanan darah.2l

JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2018;4(1) 43

Page 6: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

Karakteristik Paslen

Terdiagnosa DMBerdasarkan Durasi

Frekuensi pasien terbanvak adalah pasien

dengan durasi DM 5‐10 tahun yaitu sebanvak 17

pasien(38%).HaSi! penelに ian ini didominasi oleh

pasien yang menga:ami durasi DM >5 tahun yaitu

dengan iumlah 33 pasien (73%)dibandingkan

dengan ri、″avat DMく 5 tahun yaitu hanya 12 pasien

(27%).Sttalan dengan peneltian yang dilakukan oleh

SmeLzer & Bare(2008)′ yattu durasi DM iuga

berkaitan dengan penurunan fungsi sel beta

pankreas sehingga menimbulkan komplikasi yang

secara umum teladi pada pasien dengan lama sakt

5‐ 10 tahun.フ Pene!itian Bansai′ et al′ (2014)

menuniukan bahwa durasi pasien mengalami DM

bukan hanya sebuah faktor risiko,tetapijuga dapat

menentukan keparahan dari teriadinva neuropati

perifer diabetik karena durasi menga:ami DM

memi‖ ki dampak yang besar terhadap kontro!

g:ikemik yang buruk.19

Hal ini dikarenakan semakin :ama seseorang

mengalami DM maka penurunan fungsi sel beta

pankreas akansemakin berdampak pada produksi

insu‖ n. Berkurangnva lum:ah produksi insulin

didalann darah akan menurunkan proses g:iko!isis

didalam se:. Akibatnya g:ukosa yang tidak terserap

oleh se: akan menvebabkan peningkatan akumulasi

glukosa pada pembu!uh darah dan meniadikan

kondisi hiperg:ikemik22. Kondisi hiperg!ikemik akan

meangaktrkan ia:ur po:yoL formasi g:ycation end

product(interaksi AGE‐ RAGE), streS OkSidatit dan

aktivasi protein kinase C (PKC) yang akan

menvebabkan kerusakan pada saraf dan

bermanrestasi rneniadi nve"neuropatik pe● fer.9

Karakterlstik Paslen 3erdasarkan Kontro: Glukosa

Darah

Frekuensi pasien terbanyak adaiah pasien

dengan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol

44 ju:nal Kedokteran Muiewarman,2018;4(1)

yaitu sebanyak 27 pasien (60%). Hal ini sejalan

dengan penelitian oleh Harahap (2013) di RSUP Dr.

Sardjito dengan metode cross-sectionol

menunjukkan kadar HbAlc yang tinggi berhubungan

dengan derajat neuropati diabetik.6Kenaikan kadar

HbAlc 2% mempunyai risiko komplikasi neuropati

sebesar 1,6 kali lipat dalam walcu empat tahun.1o

Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian

yang dilakukan oleh Erdogan (2013), yaitu

didapatkan adanya perbedaan eksitabilitas yang

signifikan pada dua kelompok DM yang memiliki

kadar gula darah yang sama. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa hiperglikemia saja tidak cukup

untuk perkembangan proses neuropati, terdapat

faktor-faktor lain yang juga berperan penting dalam

patogenesis neuropati diabetik.23

HbAlc tinggi (>7%) merupakan salah satu

parameter untuk menilai tidak terkontrolnya DM

yang akan menimbulkan kondisi hiperglikemia

kronik. Kondisi ini akan menstimulasi 4 jalur, baik

secara langsung maupun tidak langsung, yaitu

melalui formasi glycotion end product (interaksi AGE-

RAGE), jalur hiperaktivitas polyol, stres oksidatif, dan

aktivasi protein kinase C (PKC). Peningkatan aktivitas

jalur-jalur ini akan menurunkan pembentukan NO

dan meniadakan efek NO yang berakibat terjadinya

disfungsi endotel. Disfungsi endotel selanjutnya akan

menimbulkan keadaan mikroangiopati yang

menimbulkan hipoksia saraf.e Kondisi mikroangiopati

juga diperberat oleh DM itu sendiri yang

menimbulkan rigiditas sel darah merah, peningkatan

koagulabilitas, dan peningkatan reaktivitas platelet.

Hasil akhirnya akan menimbulkan kerusakan

struktural yang berdampak menurunkan kecepatan

hantar saraf (KHS) dan sebagai penyebab terjadinya

neuropatik perifer diabetik.sKontrol glikemik intensif

merupakan terapi yang sangat efektif untuk

mengurangi insiden atau memperlambat

ISSN 2443-0439

/

Page 7: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

-

progresivitas neuropati diabetik dan memperbaiki

kualitas hidup pasien DM yang mengidap neuropati

diabetik.2

KarakteristikHipertensi

Pasien Berdasarkan Riwayat

Frekuensi pasien terbanyak adalah pasien yang

memiliki riurayat hipertensi adalah sebanyak 36

pasien (80%) dan yang tidak memiliki riwayat

hipertensi sebanyak 9 pasien {20%}. Hal ini sesuai

dengan penelitian Zarrelli (2(X)llyangmelaporkan

bahwa hipertensi dikaitkan dengan

polineuropatidistal simetris kronis.llPada hipertensi

terjadi gangguan fungsi endotel disertai peningkatan

permeabilitas endotel yang secara tidak langsung

berpengaruh terhadap aterosklerosis. Aterosklerosis

akan menyebabkan aliran darah terhambat sehingga

akan berdampak pada hipoksia iaringan yang

berpengaruh terhadap penurunan fungsi sel saraf.2a

Disamping itu hipertensi akan memudahkan

terjadinya stress oksidatif dalam dinding arteri,

karena superokida akan memacu progresifitas

aterosklerosis melalui destruksi nitric oxide lNOl.

Konsentrasi angiotensin ll yang meningkat akan

memacu aktivitas lipooksigenase menyebabkan

oksidasi low density lipaprotein (LDL) dan memacu

proses inflamasi yang selanjutnya terbentuk

hidrogen peroksida dan radikal bebas dalam plasma.

Proses ini semua akan rnengakibatkan penurunan NO

oleh sel endotel, peningkatan adhesi leukosit dan

peningkatan resistensi perifer.ll Kontrol glikemik

yang optimal disertai dengan manajemen hipertensi

yang efektif akan menjadi strategi yang efekif untuk

menurunkan risiko terjadinya neuropati perifer

diabetik.ls

Karakteristik Pasien Berdasarkan Kadar Asam Urat

Frekuensi pasien terbanyak adalah pasien yang

memiliki kadar asam urat tinggi yaitu sebanyak 33

pasien (73%) dibandingkan dengan pasien yang

memiliki kadar asam urat normal sebanyak 12 pasien

(27%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh lto, et ol., l20ltl yang mengatakan

bahwa kadar asam urat tinggi atau hiperurisemia

mempunyai hubungan dengan kejadian komplikasi

mikrovaskuler dan makrovaskuler pada penderita

DM.12 Pada kondisi jumlah asam urat meningkat,

asam urat sebagai neurotoksin berefek mengurangi

suplai energi pada akson dengan cara menghambat

enzim serabut saraf yang diperiukan untuk produksi

energi tersebut. Dengan berkurangnya energi, maka

akan menyebabkan kerusakan akson.2o Bahan toksin

juga menyebabkan disfungsi dari membran

perineurium, yang berperan sebagai barier difusi

antara cairan interstitial dan saraf. Hiperurisemia

juga dapat menjadi toksin pada endoneurium yang

berperan sebagai barier antara darah dan saraf.

Toksin uremik dapat masuk ke ruang endoneural

sehingga menyebabkan kerusakan saraf secara

langsung melalui perubahan hidroelektrolit yang

dapat menyebabkan penciutan dan akhirnya muncul

neuropati perifer.l3 Pada pasien DM dapat terjadi

peningkatan sintesis ROS dan asam urat karena

peningkatan aktivitas xonthine oxldose.Peningkatan

ROS ini mengakibatkan stres oksidatif yang dapat

menginduksi kerusakan jaringan saraf perifer pada

penderita DM.2s

Hubungan hiperurisemia dengan kejadian

neuropati perifer diabetik ini masih kontroversi.

Terdapat beberapa penelitian lain pada penderita

DM yang mengalami neuropati menunjukkan hasil

kadar asam urat yang rendah karena kebutuhan

asam urat sebagai antioksidan berkurang seiring

meningkatnya stres oksidatif .26 Dibutuhkan

penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara

kadar asam urat dengan terjadinya neuropati perifer

diabetik.

- .:: :.:,. t:::.r t i.-.r;; :.,.-,-,, . ,,;_ - t. ::: : ... : 45

Page 8: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

Karakteristik Pasien Berdasarkan Kadar KolesterolTotal

Frekuensi pasien terbanyak adalah pasien

dengan kadar kolesterol tinggi sebanyak 24 pasien

(53%'), dan pasien dengan kadar kolesterol normal

sebanyak 21 pasien (47%l.Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Elliot, et o/.,

(2009), dimana didapatkan hasil kadar kolesterol

total, HDL, LDL dan trigliserida berhubungan dengan

terjadinya neuropati perifer diabetik.2T

Hiperlipidemia memiliki kontribusi penting dalam

terjadinya neuropati diabetlk melalui induksi stres

oksidatif pada neuron sensorik.loPenderita DM yang

memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi,

memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami

neuropati perifer.

Penderita DM yang memiliki kadar

kolesterol dan trigliserida yang tinggi, memiliki risiko

yang lebih besar untuk mengalami neuropati perifer.

Pada DM tipe 2, terjadi resistensi insulin di jaringan

adiposa yang menyebabkan lipolisis dan aliran asam

lemak bebas dari adiposit meningkat, sehingga

terjadi peningkatan sintesis lipid di hepatosit.

Penumpukan lemak ini menyebabkan terjadinya

dislipidemia pada penderita DM.27 Pemberian

antihiperlipidemik disertai kontrol glikemik jangka

pendek pada pasien DM dapat memperbaiki hasil

pemeriksaan sensasi getaran, dan perubahan

metabolik (kolesterol total, trigliserida, dan asam

lemak bebas) yang menjadi faktor penurunan fungsi

saraf perifer.l

Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Terapi DM

Frekuensi pasien terbanyak adalah pasien yang

menggunakan terapi obat antidiabetik oral yaitu

sebanyak 28 pasien (62%), sedangkan pasien yang

menggunakan terapi insulin adalah sebanyak 5

pasien (11%) dan pasien yang menggunakan terapi

46

kombinasi adalah sebanyak 12 pasien (27%1. Pada

penelitian di Poliklinik RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda, ditemukan pasien DM lebih sedikit

menggunakan terapi insulin dibandingkan dengan

obat antidiabetik oral karena pasien memiliki hak

untuk menentukan terapi yang akan mereka

gunakan dan terapi obat antidiabetik oral yang paling

banyak digunakan adalah metformin.

Pada penelitiannya, Al-Ani, et ol., (2011)

menunjukkan bahwa penggunaan terapi obat

antidiabetik oral yaitu metformin dapat mengalami

defisiensi vitamin 812, dimana vitamin 812 efektif

dalam mengurangi gejala neuropati,la Penggunaan

metformin menurunkan kadar mekobalamin yang

memicu timbulnya neuropati diabetik. Mekobalamin

berperan untuk menurunkan kadar homosistein yang

berperan dalam pembentukan ROS dan

mengakibatkan kerusakan saraf. Proses metilasi

homosistein menjadi metionin akan membentuk

timin yang akan berperan dalam proses

pembentukan lesithin yang berperan dalam

mengaktivasi aliran aksonal dan mempercepat

regenerasi selubung sarat."

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, et ol.,

(2015) mendapatkan hasil bahwa pasien DM dengan

terapi insulin secara bermakna menurunkan kejadian

nyeri neuropatik perifek diabetik sebesar 93%

dibandingkan dengan terapi oral. Hal ini dikarenakan

insulin dapat memperbaiki disfungsi endotel.

Kerusakan saraf yang disebabkan oleh hiperglikemi

ini menginduksi perubahan jalur polyol yang

menyebabkan akumulasi osmolit, seperti sorbitol,

taurin, glycerolphosporyl choline, oldose reductose

yang menimbulkan aktivitas Na/f ATP sehingga

terjadi retensi natrium, edema seluler dan lisis sel.

lskemia saraf lokal juga menginduksi terjadinya

disfungsi endotel. Status redoks seperti NADPH dan

gluthationmengalami penurunan sehingga

:SSN 2443-0439

Page 9: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

me nim bu lka n pe n in gkatan ROS.28 Advo n c e d g I i co ti on

end produtcs (AGEs) memicu proses auto-oksidasi

glukosa, perubahan endotel, pengurangan makrofag,

menurunkan efek NO dan selanjutnya menimbulkan

stres oksidatif. Adanya lesi pada saraf akibat

hiperglikemi kronis dapat mengakibatkan sensitisasi

nosiseptor akibat aktivasi kaskade inflamasi, seperti

histamin, TNF-a, lL-6, lL-7, chemokin, leukotrienl,

PGE2, bradikinin, dan serotonin yang menyebabkan

timbulnya nyeri neuropatik. lnsulin dapat

memperbaiki status metabolik dengan cepat

terutama kadar glukosa darah dengan mensupresi

inflamasi yang terjadi dan menurunkan ROS sehingga

produk sitokin inflamasi seperti lL-6 dapat berkurang

dan kerusakan sel saraf dapat dicegah. lnsulin juga

memiliki faktor neurotropik yang penting untuk

menyokong kehidupan sel saraf tepi dengan

berperan sebagai nerve growth factor pada saral

sensoris yang dapat melindungi mitokondria selama

terjadi hiperglikemi.28 Dari hasil statistik,

menunjukkan pasien yang mendapat insulin tunggal

(satu jenis insulin) yang dikombinasikan dengan

metformin memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal ini

disebabkan oleh pasien yang mendapatkan terapi

insulin tunggal yang dikombinasikan dengan

metformin memiliki kadar glukosa darah yang masih

lebih terkontrol dan efek samping yang dirasakan

lebih sedikit.2e Terapi kombinasi insulin-metformin

mempengaruhi kualitas hidup yang menunjukkan

adanya penurunan kadar gula darah puasa dan

HbAIC sebagai kontrol keberhasilan pengobatan.2e

SIMPUI-AN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal

mengenai karakteristik pasien diabetes melitus

dengan nyeri neuropatik perifer di Poliklinik RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Periode Bulan

Juli-September 20t7, yaitu pasien DM dengan nyeri

neuropatik perifer berdasarkan jenis kelamin paling

banyak adalahjenis kelaminperempuan dan

berdasarkan usia paling banyak yaitu pada kelompok

usia> 65 tahun. Kemudian pasien DM dengan nyeri

neuropatik perifer terbanyak berdasarkan durasi DM

adalah pasien dengan durasi DM >5 tahun dan

berdasarkan kadar glukosa darah adalah pasien

dengan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol,

diikuti dengan pasien DM dengan nyeri neuropatik

perifer terbanyak berdasarkan riwayat hipertensi

adalah pasien yang memiliki riwayat hipertensi,

sedangkan berdasarkan kadar asam urat adalah

pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi, dan

berdasarkan kadar kolesterol total adalah pasien

yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi.

Karakteristik pasien DM dengan nyeri neuropatik

perifer terbanyak berdasarkan jenis terapi DM

adalah pasien yang menggunakan terapi obat

antidiabetik oral.

DAFTAR PUSTAKA

1. DEPKES. (2014). lnfodatin Situosi ddn Anolis'sDiabetes. Dipetik Maret 6, 2Ol7, dariDepartemen Kesehatan RI:

http://www.depkes.go. id/resou rces/down load/pusdati n/i nfodati n/i nfodati n-dia betes.pdf

2. Zeng, Alongkronrusmee, D., & Rijn, V. (2017). Anintegrated perspective on diabetic, alcoholic,and drug-induced neuropathy, etiology, andtreatment in the U5. J Poin Res.

3. Schreiber, A. K., Nones, C., Reis, R. C., Chichorro,l. G., & Cunha, J. M. (2015). Diabetic neuropathicpain: Physiopathology and treatment. Worldlournal of Diobetes.

4. Tarigan, T, J., Yunir, E., Subekti, 1., Pramono, L.

A., & Martina, D. (2014). Profile and analysis ofdiabetes chronic complications in OutpatientDiabetes Clinic of Cipto MangunkusumoHospital, Jakarta. Medicol lournol of lndonesio.

Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 4t1| 47

-

Page 10: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

a-

5. Veves, Backonja, & Malik, R. (2008). Painfuldiabetic neuropathy: epidemiology, naturalhistory, early diagnosis, and treatment options.Poin Med.

6. Suri, M. H., Haddani, H., & Sinulingga, S. (2015).

Hubungan Karakteristik, Hiperglikemi danKerusakan Saraf pasien Neuropati Diabetik diRSMH Palembang Periode 1 Januari 2013 - 30

Novmber 2Ot4. turnal Kedokeran donKesehotan.

7. Smeltzer, S. C., & Bare, B. (2008). Brunner &Suddorth's textbook oI medical surgical.Philadelphia: [ippincott Williams & Wilkins.

8. Booya, F., Bandarian, F., Larijani, 8., Pajouhi, M.,Nooraei, M., & Lotfi, J. (2005)- Potential riskfactors for diabetic neuropathy: A case controlstudy. BMC lveuror.

9. Amir, A., Jaipaul, S., & Satyan, R. (2014).

Pathogenesis of Painful Diabetic Neuropathy.Pain Reseorch snd Treotment.

10. SJahrir, H. (2005), Diabetic Neuropathy: ThePathology &Treatment Update. USU Press.

11, Han, L., Ji, L., Chang, J. C., Wen, J.,Zhao, W., Shi,

H., et al. (2015). Peripheral neuropathy is

associated with insulin resistance independentof metabolic syndrome. Dtobetology &Metabollc Syndrome.

12. lto, H,, Abe, M., Mifune, M., & al, e. (2011).

Hyperuricemia is lndependently Associated withCoronary heart Disease and Renal Dysfunction inpatients with Type 2 Diabetes Melitus. PLaSONE.

13. Yagihashi, S., Mizukami, H., & Sugimoto, K.

(2011). Mechanism of Diabetic Neuropathy:Where we are nou, and where to go? Journol ofDi a betes I nvestig otio n.

14. AFAni, F., Al-Nimer, M., & Ali, F. (2011).

Dyslipidemia as a contributory factor in

ethiopathogenesis of diabetic neuropathy.lndion I Endocrinol Metob.

15. Lestari, L. K., Purwata, T. E., & Putra, l. P. (2016).

Terapi lnsulin menurunkan kejadian nyerineuropati diabetik dibandingkan dengan oral

48 i Jurnat Kedokteran Mulawarman, 2O18; atll

antidiabetes pada penderita diabetes melitustipe 2. ,S'N.

15. Zychowska, M., Rojewska, E., Przewlocka, 8., &Mika, J. (2013). Mechanism and pharmacology

of diabetic neuropathy - experimental andclinical studies. Pharmacologicol Reports.

17. Abbo$ C. A., Malik, R. A., van Ross, E. R.,

Kulkarni, J., & Bouhon, A. J. {2011}. Prevalenceand Characteristic of Painful DiabeticNeuropathy in a large Community-basedDiabetic Population in the UK. Diobetes Care.

18, Kamenov, Z. A., Parapunova, R. A., & Georgieva,R. T. (2010). Earlier development of diabeticneuropathy in men than in women with type 2

diabetes mellitus. Gend Med.

19. Bansal, D., Gudala, K., Muthyala, H., Esam, H. P.,

Nayakallu, R., & Bhansali, A. (2014). Prevalenceand risk factors of development of peripheraldiabetic neruopathy in type 2 diabetes mellitusin a tertiary care setting. tournal of diobeteslnvestigation.

20. Katulanda, P., Ranasinghe, P., Jayawardena, R.,

Constantine, G., Sheriff, R., & Matthews, D. R.

(2012). The prevalence, patterns, and predictorsof diabetic peripheral neuropathy in a

developing country. Diobetology & MetqbolicSyndrome.

21. Jaiswal, M., Lauer, A., Martin, C., Bell, R., Divers,1., Dabelea, D., et al. (2013). Peripheralneuropathy in adolescents and young adultswith type 1 and type 2 diabetes from theSEARCH for Diabetes in Youth follow-up cohort:a pilot study. Diobetes Care.

22. 6uyton. (2007). Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.

23. Erdogan, C. (2013). Effect of hyperglicemia onconduction parameters of tibial nerve's fibers todifferent muscles: A rat model. lournal ofNeurosciences in Rurol Proctice.

24. Ramirez, 8., & Gomez, P. l2OL2l. UremicNeuropathy: A Review. lnternotionol tournol ofGenetics and Moleculor Biology-

iSSN 2443-0439

Page 11: KARAttERIST:K PASiEN D:ABETES MELITUS DENGAN …fk.unmul.ac.id/public/penelitian/681739e6145a6e8f9b3978e6ace1a6ab2... · karatterist:k pasien d:abetes melitus dengan nver:neuropat:k

a-

25. Amaro,5., Planas, A. M., & Chamorro, A. (2008).

Uric Acid administration in patoent with acutestroke: a novel approach to neuroprotection.Expe rt Rev. N e u roth e ro peutics,

25. Mahmoed, l. H. (2007). Serum Uric AcidConcentration in Patient with Type 2 DiabetesMelitus During Diet or Gllbenclamid Theraphy.Pok t Med Sci.

27. Meliala, & Barus. (2008). Metilkobalamin danpenyakit-penyakit neurologis.

28. Lestari, L. K., Purwata, T. E., & Putra, l. P. (2016).

Terapi lnsulin menurunkan kejadian nyerineuropati diabetik dibandingkan dengan oralantidiabetes pada penderita diabetes melitustipe 2.ISSN.

29. Riddle, M. (2008). Combined Theraphy withlnsulin Plus Oral Agents: ls There Any Advantage.Diobetes Care.

.ltrrnaf Kedoktera n Mulawarm an, 2AlB; a( 1] r49