KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING...

35
KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA JURNAL SENI Oleh DIAN ELRICA PERMATASARI NIM 10020134209 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DIAN ELRICA PERMATASARI

Transcript of KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING...

Page 1: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU

“TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING

ORCHESTRA

JURNAL SENI

Oleh

DIAN ELRICA PERMATASARI

NIM 10020134209

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN SENDRATASIK

2014

Page 2: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG”

VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Nama Mahasiswa : Dian Elrica Permatasari

E-mail : [email protected]

Dosen Pembimbing : Budi Dharmawanputra, S,Pd., M.Pd.

Jurusan : Jurusan Sendratasik

Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas : Universitas Negeri Surabaya

Kampus Lidah Wetan, Jl. Lidah Wetan, Surabaya

Telp. (031) 7532160

ABSTRAK

Maraknya musik-musik asing yang masuk ke Indonesia, seorang penyanyi bernama Sruti Respati muncul dengan gaya unik dan dapat menarik perhatian masyarakat. Termasuk saat ia tampil menyanyikan lagu “Tak Lelo Ledhung” aransemen dari Dimawan bersama Sa’Unine. Kehadiran Sruti cukup diminati oleh pecinta musik mulai dari suara hingga gaya bernyanyinya Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini ada dua yaitu 1) bagaimana karakter vokal Sruti dalam lagu “Tak Lelo Ledhung” versi Sa’Unine, 2) bagaimana upaya Sruti untuk mempertahankan karakter vokalnya.

Untuk menjawab kedua rumusan tersebut diatas, peneliti menggunakan beberapa teori musik tentang definisi karakter, musik vokal, teknik vokal, jenis suara manusia, lagu langgam, serta teknik vokal keroncong langgam. Tentu saja teori tersebut berasal dari teori-teori para ahli yang relevan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Sruti Respati sebagai sumber primer dan Dimawan sebagai sumber sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara terstruktur, studi dokumen dan triangulasi. Penelitian ini menghasilkan suatu kajian mengenai karakter vokal yang dimiliki Sruti melalui beberapa faktor yaitu latar belakang sosial, struktur fisik asparatus vokal yang dibawa sejak lahir, pengalaman bernyanyi, serta latihan. Suara sopran yang dimilikinya sangat cocok dalam menyanyikan lagu folklor yang dipercaya sebagai lagu pengantar tidur yakni lagu “Tak Lelo Ledhung” yang telah diaransemen oleh Dimawan Krisnowo Adji Sa’Unine. Pada umumnya sinden mempunyai suara yang tinggi serta memiliki timbre suara yang terang, tipis, ringan dan lenting seperti Sruti. Karakter vokal melankolis yang dimilikinya saat ini tak lepas dari intensitas latihan yang rutin. Selain suara sinden, baju kebaya dan sanggul mendukung totalitas karakter penyanyi Jawa pada Sruti. Hal itu merupakan upaya Sruti dalam mempertahankan karakternya sebagai penyanyi Jawa sehingga dapat menginspirasi generasi muda dengan karakter jawa yang melekat pada dirinya. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas tentang aransemen lagu.

Kata Kunci: Karakteristik Vokal, Sruti Respati, Lagu “Tak Lelo Ledhung”

2

Page 3: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur

dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk

gagasan, sifat, dan warna bunyi (Syafiq, 2003:203). Dalam kehidupan sehari-hari musik

dapat mempengaruhi dan menjadi dampak seseorang melakukan suatu hal. Misalnya saat

seseorang merasa senang mereka akan mendengarkan musik bahkan menyanyikan atau

memainkan musik yang betema keceriaan. Begitu pula jika seseorang merasakan hal

yang sebaliknya. Sehingga musik merupakan sarana pengekspresian jiwa manusia yang

dituangkan melalui media suara atau bunyi. Seperti yang dikatakan Muttaqin dan Kustap

(2008: 21), musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat

ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa manapun di seluruh dunia diantaranya

adalah sebagai fungsi ekspresi emosional, fungsi penikmatan estetis, fungsi hiburan,

fungsi komunikasi, fungsi representasi simbolik, fungsi respon sosial, fungsi pendidikan

norma sosial, fungsi pelestari kebudayaan, fungsi pemersatu bangsa, serta fungsi promosi

dagang.

Sumber bunyi ada dua yaitu instrumen atau alat musik dan yang kedua berasal dari

pita suara manusia. Menurut Sunarko (1989: 53), suara manusia dibedakan menjadi tiga,

ada suara wanita, suara laki-laki dan suara anak-anak (angel voice). Adapun suara laki-

laki dan wanita masing-masing dibagi lagi menjadi tiga golongan. Suara laki-laki yang

tinggi disebut tenor, suara sedang disebut bariton, sedangkan suara laki-laki yang rendah

disebut bass. Demikian juga dengan jenis suara wanita ada tiga, suara yang tinggi disebut

sopran, suara wanita yang sedang disebut mezzosopran, sedangkan suara wanita rendah

disebut alto. Dengan digolongkannya suara manusia menjadi berbagai jenis maka akan

memunculkan jenis karakter vokal manusia yang berbeda-beda.

Timbre atau warna suara sangat erat kaitannya dengan karakter vokal seseorang,

seperti yang dikatakan Tondowijojo (1975: 62), timbre/warna suara/warna bunyi

tergantung dari bentuk khusus gelombang suara dan memberi watak khusus pada suara

dari setiap alat musik (misalnya: biola, piano, bunyi vokal suara manusia dan

sebagainya). Warna suara manusia di seluruh dunia ini berbeda-beda satu dengan

lainnya, maka dari itu seringkali dapat dikenali beberapa suara tanpa melihat orangnya.

Karakter dan warna suara itulah yang menjadi ciri khas orang bersuara maupun

bernyanyi. Seorang penyanyi yang baik selain harus menguasai beberapa teknik vokal

3

Page 4: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

juga harus mempunyai karakter suara yang menjadi ciri khas atau pembeda dengan

penyanyi lain. Karakter vokal yang dimiliki seorang penyanyi terbukti mampu menjadi

daya tarik untuk pendengarnya.

Beberapa lagu memerlukan kriteria suara penyanyi dengan karakter suara tertentu

agar makna serta pesan lagu yang dibuat oleh komposer lagu tersebut dapat

tersampaikan. Misalnya sebuah lagu yang menggambarkan kesedihan membutuhkan

karakter vokal denga suara yang halus penuh penjiwaan agar pendengar ikut

merasakannya, begitu pula dengan lagu bertema semangat maka diperlukan seorang

penyanyi dengan karakter suara lantang serta power yang dapat mendukung tercapainya

pesan dalam lagu. Selain itu kepandaian penyanyi untuk berimprovisasi juga menjadi hal

yang perlu dipertimbangkan. Vokalis mungkin berimprovisasi dengan kata-kata dan

kalimat nada, antara phrasering disaat intro instrumental atau interlude, coda atau pada

waktu pengulangan fade out ending (Budidharma, 2001: 74). Dengan karakter yang kuat

pada diri penyanyi serta didukung dengan pembawaan yang sesuai tentunya akan

memberi nyawa dalam setiap lagu yang dibawakan.

Penyanyi yang memiliki ciri khas akan dengan mudah diingat oleh pendengarnya,

dengan demikian karakteristik vokal juga menambah nilai plus bagi penyanyi agar

eksistensi dan keberadaannya diakui oleh masyarakat. Dilihat dari hal tersebut, fenomena

yang terjadi sekarang makin marak penyanyi-penyanyi baru yang mendongkrak

popularitas dengan ciri khas tertentu yang bersifat fisik tanpa didukung dengan kualitas

suaranya. Apa yang mereka lakukan hanya akan membuat masyarakat ingat kepada

individunya saja, tidak dengan karyanya. Kemudian hal yang biasanya terjadi kepada

tipe penyanyi yang demikian akan cepat menghilang entah kemana dan dengan mudah

dilupakan penikmatnya. Padahal seseorang bisa disebut sebagai penyanyi yang baik

apabila karyanya atau suaranya bisa dengan mudah diingat dan dikenang penikmat seni

musik. Karya musik yang indah didukung dengan penyanyi yang memiliki kualitas suara

yang baik akan membuat industri hiburan di tanah air bisa diperhitungkan. Di sisi lain

penyanyi yang benar-benar memiliki kualitas dan profesionalitas kerja yang baik akan

bertahan lebih lama kepopuleritasannya dibanding penyanyi yang mengambil jalan

pintas untuk mengejar popularitas.

Karakter vokal atau ciri khas suara seseorang menjadi faktor yang menunjang nilai

jual bagi penyanyi. Seperti yang dikatakan Budidharma (2001: 120), penyanyi harus

mengembangkan dan mempertahankan tingkat kualitas artistik dan menciptakan

kemungkinan-kemungkinan untuk bidang musik yang ingin diraih. Masih banyak

4

Page 5: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

penyanyi yang tetap eksis karena karakter vokal yang dimilikinya dilihat dari genre

musik yang diusung. Pada musik dangdut ada Rhoma Irama, Rita Sugiarto, Elia Kadam

dan masih banyak lainnya. Pada musik pop banyak sekali penyanyi yang memiliki

karakter vokal yang kuat ada Iwan Fals, Bebi Romeo, Agnes Monica, Krisdayanti, Rosa,

Once dan lain-lain. Adapun dalam musik rock ada Nicky Astria, Ahmad Albar, Tantri

“Kotak” dan lain-lain. Begitu juga dengan penyanyi kerocong atau penyanyi lagu

berbahasa Jawa juga banyak yang mempunyai ciri khas, ada Gesang, Sundari Sukoco,

Waldjinah, Soimah, Didi Kempot dan Sruti Respati. Mereka adalah beberapa penyanyi

yang masih konsisten dengan karakter vokal yang mereka miliki sehingga mereka masih

mendapat tempat di hati masyarakat khususnya penikmat suara mereka.

Karakter vokal pada seseorang dapat dilihat melalui beberapa aspek yang

dimunculkan oleh individu itu sendiri. Aspek-aspek yang menjadi ukuran karakterisitik

vokal seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, mulai dari faktor internal

yang berasal dari diri sendiri maupun faktor eksternal yaitu pengaruh dari luar atau juga

bisa dari pengalaman maupun lingkungan. Selain karena adanya materi dasar dari diri

sendiri, seseorang bisa saja mempunyai karakter atau watak dikarenakan pengalaman

pribadi atau masa lalu yang membentuk sifat atau ciri khas tertentu. Karakter juga bisa

saja terbentuk oleh lingkungan yang ada di sekitar. Faktor-faktor inilah kemudian dapat

dijabarkan bagaimana karakteristik vokal seseorang.

Berdasarkan keaneka ragaman karakteristik vokal yang dimiliki setiap individu

maka dalam penelitian ini, akan membahas tentang karakteristik vokal dari seorang

penyanyi yang seringkali membawakan lagu bergenre tradisional Jawa dan musik

keroncong langgam yaitu Sruti Respati. Ketika ia didaulat membawakan lagu langgam

“Tak Lelo Ledhung” diiringi musik orkestra. Lagu langgam yang menggunakan tangga

nada pentatonis melebur dengan iringan musik bertangga nada diatonis namun masih

terdengar balance. Meskipun menggunakan musik pengiring berbentuk orkestra, Sruti

Respati tetap konsisten dengan karakternya. Musik orkestra yang menganut teknik

permainan musik barat berpadu dengan gaya tradisional Jawa serta cengkok langgam dan

keroncong menyajikan sebuah karya musik pertunjukan yang indah serta menjadi hawa

sejuk bagi pecinta musik Indonesia.

Lagu “Tak Lelo Ledhung” ciptaan Markasan ini, pertama kali dipopulerkan oleh

penyanyi senior Waldjinah dalam bentuk iringan musik langgam campursari dengan

judul “Lelo Ledhung”, kemudian dibawakan kembali masih dalam versi campursari oleh

Sunyahni dan Endah Laras. Banyaknya lagu “Lelo Ledhung” versi campursari ini

5

Page 6: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

mendorong Waldjinah untuk mengcover lagu tersebut dalam versi keroncong. Meskipun

dengan iringan keroncong Waldjinah tetap dengan pembawaan vokal campursari yang

kental. “Lelo Ledhung” versi keroncong ini menjadi hal baru yang dapat menyegarkan

telinga pendengar yang selama ini mendengarkan lagu “Lelo Ledhung” dengan iringan

yang monoton. Dari fenomena tersebut kemudian mulai marak aransemen lagu “Lelo

Ledhung” dengan berbagai versi. Salah satunya dengan hadirnya karya musik “Tak Lelo

Ledhung” yang disajikan oleh orkestra Sa’Unine dan Sruti Respati memberi warna baru

terhadap karya musik yang terdahulu. Sruti membawakan lagu tersebut berbeda dengan

cara Waldjinah membawakannya, ia berimprovisasi dengan menambahkan aksen-aksen

tembang jawa serta cengkok khas miliknya. Ditambah dengan aransemen musik dari

Sa’Unine String Orchestra lagu yang asalnya berbentuk musik langgam campursari yang

menggunakan gamelan diaransemen menjadi musik okrestra dengan menggunakan alat

musik barat seperti biola, cello, contrabass dan lain-lain.

Karakteristik yang dimikili oleh Sruti Respati ini, membuktikan bahwa karakter

pada penyanyi sangat diperlukan untuk menentukan jati diri seorang penyanyi agar tidak

dianggap plagiat terhadap penyanyi lain. Identitas atau jati diri bagi seorang penyanyi

berguna sebagai sarana pengukur prestasi penyanyi apakah masih layak bertahan di

dunia seni musik. Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul penelitian “Karakteristik Vokal Sruti Respati dalam Lagu “Tak Lelo

Ledhung” Versi Sa’Unine String Orchestra”. Keunikan dan kekhasan suara Sruti Respati

diharapkan mampu menjadi contoh keragaman seni musik khususnya di bidang vokal.

Dengan mengetahui karakter vokal Sruti Respati, dapat menjadi tolak ukur untuk

menjadi penyanyi yang baik sehingga memberi kontribusi terhadap industri kesenian

khususnya seni musik, serta meningkatkan kualitas bernyanyi para penyanyi di tanah air

yang otomatis akan berdampak pada peningkatan kualitas dunia musik Indonesia. Selain

itu mengetahui karakter vokal seorang penyanyi dapat membuat orang yang

mendengarkan suaranya bisa dengan mudah menghafal ciri khas penyanyi tertentu.

Dari latar belakang masalah tersebut maka perlu adanya pembahasan tentang (1)

karakteristik vokal Sruti Respati dalam lagu “Tak Lelo Ledhung” versi Sa’Unine String

Orchestra, (2) upaya Sruti Respati untuk mempertahankan karakter vokalnya.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan

penulisan sebagai berikut: (1) mengetahui karakteristik vokal Sruti Respati dalam lagu

“Tak Lelo Ledhung” versi Sa’Unine String Orchestra, (2) mengetahui upaya Sruti

Respati untuk mempertahankan karakternya.

6

Page 7: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan dan

berkepentingan antara lain: (1) bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya khususnya yang mengambil Mayor Vokal

yaitu sebagai bahan referensi serta membuka wawasan tentang pentingnya karakteristik

vokal yang hendaknya dimiliki oleh seorang penyanyi agar mempunyai ciri khas, (2)

bagi pembaca adalah sebagai sumber informasi dan referensi tentang seorang tokoh

penyanyi tradisi yang tetap bisa eksis dengan karakter vokal yang ia miliki mampu

bersaing dengan penyanyi lain di industri musik Indonesia sehingga terpacu untuk

menciptakan karya yang inovatif dan berkarakter. (3) bagi penulis yaitu sebagai ilmu

pengetahuan musik yang dapat menjadi bekal informasi akan ragamnya karakter vokal di

Indonesia, apa saja faktor-faktor pendukungnya sebagai upaya meningkatkan kualitas

bermusik.

II. PEMBAHASAN

A. Biografi Sruti Respati

Sruti Respati merupakan seorang penyanyi solo wanita kelahiran kota Solo pada

tanggal 26 September 1980 yang mempunyai karakter yang khas dan unik. Pada blognya

(http://www.sruti-respati.com/), Sruti Respati menyebut dirinya adalah seorang

profesional soloist jazz, keroncong, ethnic, traditional Jawa. Sruti memiliki suara yang

halus dan lembut sangat cocok dalam membawakan lagu-lagu langgam berbahasa Jawa

yang mendayu-dayu. Kiprahnya dalam dunia seni musik sangat banyak, sehingga ia

mampu disejajarkan dengan artis dan penyanyi kelas nasional bahkan internasional

karena baru-baru ini ia terpilih sebagai penyanyi yang mewakili Indonesia di Korea.

Pada tahun 2009 dan 2010 terpilih mewakili Indonesia dan menyanyikan salah satu lagu

keroncong terbaik komposer Indonesia “Bengawan Solo” ciptaan Alm. Gesang,

bekerjasama dan berkolaborasi dengan musisi-musisi dan penyanyi dari 11 negara

ASEAN, dan dua tahun berturut-turut dalam perhelatan konser musik se-ASEAN Korea

– AKTO (ASEAN Korea Traditional Orchestra) di Seoul-Jeju Island-Gwang Ju. Sruti

Respati sudah sering sekali muncul di televisi nasional dan swasta menjadi pengisi acara,

menyanyi, juri, talk show, dan lain-lain. Disetiap penampilannya, Sruti Respati

mempunyai ciri khas yaitu selalu mengenakan baju kebaya atau batik dengan rambut

7

Page 8: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

disanggul yang memancarkan citra wanita Jawa yang anggun serta halus tutur katanya

sesuai dengan karakter vokal yang ia miliki.

Sruti Respati lahir dari keluarga seniman yang sangat menjunjung tinggi adat

istiadat dan kebudayaan Jawa. Sejak kecil dikelilingi orang-orang dengan tradisi kental

serta tumbuh dalam atmosfer seni tradisi Jawa membuat Sruti mau tidak mau tumbuh

sebagai orang yang juga memiliki jiwa seni, tradisi dan budaya asli Jawa. Ayahnya

bernama Sri Joko Raharjo yang merupakan seorang dalang, dan ibunya yang bernama

Sri Maryati merupakan seorang penari sehingga tindakan berkesenian yang Sruti lakukan

sejak kecil tidak lepas dari latar belakang orang tua yang memang berpotensi di bidang

seni.

Gambar 1.

Foto Sruti Ketika Menari di Acara Seni di PIM (Pondok Indah Mall)

(Doc. Dian Elrica, 2014)

Jiwa seninya secara alamiah muncul dengan sendirinya sejak ia masih kecil. Setiap

hari telinganya dilatih untuk mengenal lagu-lagu klenengan atau gamelan oleh ayahnya

ketika sedang mempelajari lagu-lagu Jawa untuk materi cerita wayangnya, atau ketika

sang ibu sedang menari sambil diiringi lagu Jawa Sruti kecil sering ikut bernyanyi dan

bersenandung lirih mengikuti lagu-lagu Jawa tersebut sambil ikut menari mengikuti

gerakan ibunya. Dalam keluarganya juga Sruti diwajibkan untuk menerapkan bahasa

Jawa dengan baik dan benar, misalnya dengan selalu berbicara dengan bahasa krama

inggil kepada orang yang lebih tua.

Karir Sruti Respati di bidang seni suara ini, mulai berkembang saat ia menginjak

bangku sekolah menengah atas. Saat itu terjadi masalah keluarga yaitu ayah dan ibunya

harus bercerai, Sruti pun ikut berpisah dengan kedua orang tuanya. Hal itu sempat

membuat ia terpuruk dan minder dengan teman-teman serta lingkungannya. Sruti

menjadi seorang yang pendiam dan murung pada saat itu, saat dimana dirinya belum bisa

menerima kenyataan sebagai anak dari keluarga yang broken home. Namun masih ada

8

Page 9: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

keluarga Sruti yang terus mensuportnya, yaitu kakak-kakak Sruti salah satunya ialah

penyanyi keroncong yang terkenal yaitu Endah Laras yang tak henti memberi semangat

kepada Sruti untuk bangkit. Dari situlah Sruti memutuskan untuk terus berkarya dengan

ikut menggeluti seni musik khususnya pada seni suara.

Banyak prestasi yang telah diraih Sruti Respati. Sebagai seniman yang telah

menyelesaikan studi akhir di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, jurusan Sastra Daerah

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada tahun 2007, ia termasuk dalam daftar

seniman yang aktif di Solo. Wujud keaktifan sebagai seorang seniman Solo adalah

dipilihnya Sruti Respati menjadi ikon dan mempromosikan salah satu event international

di kota Solo yaitu Solo International Performing Art 2010 (SIPA 2010). Selain di kota

Solo, Sruti juga diperhitungkan di kota lain karena pada tahun 2010 itu pula ia terpilih

menjadi salah satu pengisi acara Bandung World Jazz bersama Akordeon band. Keudian

pada awal tahun 2011, Sruti mendapat kesempatan menyanyikan salah satu musik

keroncong “Walang Kekek”- Waldjinah dalam konser Masterpiece Of Erwin Gutawa.

Masih di tahun 2011 ia terpilih menjadi salah satu artis yang membawakan lagu “Tak

Lelo Ledhung” dalam konser bertajuk “Ngamen Tamasya”. Semua itu tidak serta merta

didapat oleh Sruti dengan cuma-cuma. Sebelumnya ia pernah menimba ilmu kepada

seniman yang lebih senior baik dari segi usia maupun pengalamannya. Beberapa

diantaranya adalah dua komposer Indonesia Darno Kartawi dan Dedek Wahyudi hingga

berlanjut ke peran aktif dalam karya kreatif mereka di beberapa kesempatan. Sruti belajar

dengan beberapa seniman senior agar mental dan kemampuannya lebih terasah. Ia tidak

ingin dikenal sebagai artis biasa yang hanya terkenal dan tidak mempunyai kontribusi

terhadap perkembangan seni di Indonesia. Maka dari itu Sruti selalu tuntas dalam

menimba ilmu dan pengalaman serta totalitas saat berkarya. Sebagai seorang penyanyi

profesional, Sruti telah membantu beberapa project dari beberapa komposer kenamaan

Indonesia, diantaranya I Wayan Sadra (Suluk Hijau-berkolaborasi dengan Alm WS

Rendra), Sujiwo Tedjo (Pengakuan Rahwana-Drama Musikal; Bengawan Solo Tolu One

mini album-Arr Vicky Sanipar), Slamet Gundono (Wayang Suket), Danis Sugiyanto

(Keroncong Swastika) dan masih banyak lagi seniman lainnya.

Ada satu guru yang sangat banyak ia serap dan terapkan ilmunya yaitu

Waldjinah. Sruti sangat mengagumi sosok Waldjinah yang melegenda dalam dunia

musik keroncong. Meski banyak penyanyi keroncong yang bermunculan hingga saat ini,

gelar Ratu Keroncong masih disandang oleh Waldjinah. Menurut Sruti, Waljinah adalah

sosok seorang maestro musik keroncong yang sangat friendly terhadap orang yang baru

9

Page 10: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

dikenal sekalipun. Contohnya pada saat Sruti akan menimba ilmu kepadanya, ia sangat

senang dan antusias serta tidak pelit dalam membagikan ilmunya. Sruti diberi wejangan-

wejangan sebagai penyanyi keroncong yang baik. Salah satu gaman atau senjata yang

diberikan Waldjinah kepada Sruti adalah ketika bernyanyi Sruti harus bernyanyi

menggunakan hati dan perasaan. Ketika ia bisa melakukannya, maka teknik vokal

keroncong sesulit apapun sudah ia lampaui karena ia tidak lagi memikirkan teknik pada

saat bernyanyi. Akhirnya lambat laun Sruti mulai terbiasa dengan cara bernyanyi yang

seperti itu. Cara bernyanyi yang tulus dari hati seperti berbicara, bercerita menyampaikan

pesan dari lagu sehingga teknik vokal tidak lagi menjadi beban dalam bernyanyi. Sruti

selalu berusaha jujur dalam membawakan sebuah lagu, mengalir sesuai perasaan hati dan

isi lagu yang dibawakan. Aksen yang ditambahkan Sruti dalam lagu tersebut juga

seperlunya saja, karena jika terlalu banyak ornamen maka lagu akan terkesan berat dan

tidak easy listening.

B. Lagu Tak Lelo Ledhung

Lagu “Tak Lelo Ledhung” merupakan salah satu bentuk lagu yang berasal dari

daerah Jawa. Lagu ini masuk dalam kategori lagu folklor jenis lagu nina bobok ( lullaby).

Orang-orang di Jawa sudah sangat akrab dengan lagu tersebut karena hampir setiap anak

pernah dinyanyikan lagu tersebut oleh orang tuanya sebagai pengantar tidur. Lagu yang

diciptakan oleh Markasan ini dipopulerkan pertama kali oleh si Ratu Keroncong

Waldjinah. Lagu tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang gundah karena bayi

perempuannya menangis terus-menerus di malam hari dan tidak mau tidur. Dalam lagu

Tak Lelo Ledhung ini terkandung doa serta nasehat dari sang ibu kepada anaknya.

Gambar 2.

Cover Kaset Lagu “Lelo Ledhung” Tahun 1968

(Doc.http://www.youtube.com/watch?v=ZSMCV1_snHc)

10

Page 11: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Lagu yang ditulis dengan bahasa Jawa ini dipercaya sebagai mantra yang ampuh

untuk pengantar tidur. Bahkan muncul kepercayaan magis yaitu setiap ada anak yang

menangis tidak mau tidur, jika dinyanyikan lagu ini sebayak 3x maka anak tersebut akan

diam dan tertidur pulas. Lagu ini menjadi senjata para ibu di daerah Jawa yang setiap

malam kebingungan karena anak perempuannya susah tidur sehingga menangis di

sepanjang malam. Ada beberapa versi judul lagu ini, ada yang menulis lagu ini berjudul

Lela Ledhung, Lelo Ledung, Tak Lelo Lelo Ledhung, Tak Lelo Ledhung dan sebagainya.

Namun apapun judul lagu ini isi dari lirik serta melodi lagu tetap sama. Berikut adalah

lirik asli lagu Tak Lelo Ledhung:

Tak lelo lelo lelo ledhungCep meneng aja pijer nangisAnakku sing ayu rupaneYen nangis ndak ilang ayune

Tak gadhang bisa urip mulyaDadiya wanita utamaNgluhurke asmane wong tuwaDadiya pandekaring bangsa

Wus cep menenga anakkuKae mbulane ndadariKaya buto nggegilaniLagi nggoleki cah nangis

Tak lelo lelo lelo ledhungWus cep meneng anakku cah ayuTak emban slendhang batik kawungYen nangis mundhak ibu bingung

C. Karakter Vokal Sruti Respati dalam Lagu “Tak Lelo Ledhung” Versi Sa’Unine

String Orchestra

Saat bernyanyi, siapapun pasti mempunyai cara atau teknik sendiri-sendiri, begitu

juga dengan Sruti Respati. Kemampuan bernyanyi yang dimiliki Sruti saat ini didapat

setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan mencari pengalaman bernyanyi dari ia kecil.

Selain bakat yang diturunkan dari orangtua Sruti, latihan juga mempunyai andil besar

bagi kemajuan kualitas suara Sruti. Ketika Sruti mendapatkan sebuah pengalaman baru,

maka ketika itu pula ia mempunyai ilmu baru. Ia sangat menghargai setiap proses

berkaryanya. Dari proses ia mempunyai guru, pengalaman dan ilmu yang tidak bisa ia

dapatkan di sekolah.

11

Page 12: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Teknik vokal yang digunakan Sruti respati saat menyanyikan lagu Tak Lelo

Ledhung bersama Sa’Unine memang sangat banyak. Jika di dengarkan secara detail,

setiap baris syair ia nyanyikan dengan indah dengan menambahkan ornamen-ornamen

khas Sruti Respati. Kajian teori yang peneliti gunakan sebagai pedoman, teknik vokal

ada beberapa komponen yaitu teknik pernafasan, intonasi, artikulasi dan pembawaan.

Akan tetapi selain teknik vokal, ada beberapa aksen-aksen untuk memperindah suara

seperti legato, vibrato, staccatto, trill, syncope, grupetto, dan mordent. Sruti juga

menggunakan beberapa ornamen tersebut untuk menunjang produksi suara Jawanya.

Inilah beberapa teknik vokal yang digunakan Sruti saat menyanyikan lagu Tak Lelo

Ledhung versi Sa’Unine String Orchestra:

1. Teknik Pernafasan

Pernafasan yang dipakai Sruti saat bernyanyi adalah pernafasan diafragma.

Pernafasan ini memang tepat digunakan saat bernyanyi karena pengeluaran nafas

terjadi dengan cara diafragma menekan paru-paru dari bawah dibantu oleh otot-otot

perut dan otot-otot sisi badan atau tulang rusuk. Sehingga udara yang masuk bisa

ditampung secara maksimal sebagai simpanan udara saat memproduksi suara. Sruti

biasa melatih pernafasan dengan berolah raga dan meditasi pernafasan.

Dari teknik pernafasan yang digunakan Sruti diatas menghasilkan teknik

pernafasan yang halus. Ketika mengambil nafas pasa saat akan membidik nada

tinggi khususnya, terlihat Sruti mengambil nafas sebanyak-banyaknya akan tetapi

sangat halus tidah tergesa-gesa atau kasar. Terkadang ada penyanyi yang menarik

nafas hingga terdengar tarikan nafasnya, namun Sruti tidak begitu. Sruti sangat

tenang dalam mengambil nafas sehingga caradan udara yang dihembuskan pun

keluar dengan tenang dan halus.

2. Intonasi

Menurut Sruti, intonasi yang baik ini ia dapat dari sering melatih perasaan

dan telinganya dengan dengan mendengarkan macam-macam lagu. Tidak hanya

lagu tradisional saja, namun juga lagu mancanegara tak lepas dari koleksi

musiknya. Saat pertama kali diminta oleh Sa’Unine untuk menyanyikan lagu Tak

Lelo Ledhung diiringi orkestra, Sruti tidak merasa kesulitan sama sekali. Ketika

musik orkestra sudah bermain, masuk ke telinga Sruti otomatis otak dan perasaan

memerintah suara agar dapat menyesuaikan serta menghasilkan nada yang tepat.

Ketepatan nada ini bisa dipunyai Sruti yang pertama karena Sruti memilik

pendengaran yang baik. Dengan pendengaran yang baik maka sangat membantu

12

Page 13: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Sruti untuk menghasilkan nada-nada yang jernih. Alasan yang kedua adalah adanya

kontrol pernafasan yang dikuasai Sruti. Ia harus bisa mengontrol pemanfaatan

pernafasannya apalagi dalam mencapai nada-nada yang tinggi. Kemudian yang

terpenting adalah Sruti harus memiliki rasa musikal (sense of music). Perasaan

musikal atau bakat musik harus benar-benar dikembangkan kepada Sruti agar ia

dapat menikuti tempo, gerak irama maupun menirukan bunyi nada pertama sewaktu

akan melakukan insetting. Latihan dengan menggunakan sebuah kalimat lagu

dengan berbagai nada dasar sangat membantu mempertajam rasa musikalitas Sruti.

Kemampuan membidik nada yang dimiliki Sruti sangat baik. Hal ini didapat

karena ia sering berlatih, baik berlatih menyanyi maupun berlatih mendengarkan.

Yang menjadi ciri khas Sruti saat bernyanyi adalah ketika Sruti membidik nada-

nada tinggi sering kali ia menambahkan nada tambahan sebagai jembatan ke nada

bidikannya. Intonasi nada bidikan di dahului dengan satu nada dibawah nada

bidikan di legato, dengan memainkan secara bersambung nada jembatan ke nada

bidikan.

3. Artikulasi

Sruti biasa melatih artikulasi dengan sambil bernyanyi di depan kaca,

sehingga ia langsung bisa mengkoreksi dan mengevaluasi jika ada kesalahan dalam

pengucapan. Sruti adalah seorang penyanyi yang selalu menggunakan perasaannya

saat bernyanyi. Sebelum menyanyikan sebuah lagu ia selalu mempelajari lagu

tersebut dari melodi hingga syairnya. Menurut Sruti bernyanyi dengan hati itu

caranya seperti orang berbicara. Begitu juga saat menyanyikan lagu Tak Lelo

Ledhung, Sruti mengibaratkan dirinya adalah seorang ibu yang mempunyai bayi

perempuan yang sedang menangis. Ia mendalami perannya saat bernyanyi,

sehingga ketika ia menyanyikan lagu tersebut seperti ia sedang menimang-nimang

bayi perempuannya agar tidak menangis. Tentunya didukung dengan pengucapan

dan artikulasi yang jelas agar pendengar bisa menerima pesan dari lagu tersebut.

Meski tidak secara langsung melihat penampilan Sruti saat bernyanyi lagu Tak

Lelo Ledhung, pendengar yang hanya bisa menikmati suara Sruti via Mp3, kaset

dan sebagainya tetap paham akan lirik yang diucapkan Sruti karena artikulasi yang

tepat dilakukan oleh Sruti.

Dalam bernyanyi, seorang penyanyi pasti memiliki ciri khas yang membuat

orang lain dengan mudah dapat mengenalinya. Pengucapan ketika seseorang

berbicara dan bernyanyi sangatlah berbeda. Ketika bernyanyi, artikulasi vokal Sruti

13

Page 14: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

terdengar ringan dengan resonansi keatas sehingga suaranya terdengar ringan,

bersih dan nyaring mendayu-dayu. Teknik ini terbawa ketika Sruti menyanyikan

lagu yang berbahasa Indonesia sehingga terdengar medhok Jawanya. Namun karena

pada lagu “Tak Lelo Ledhung” merupakan lagu yang berbahasa Jawa, maka

artikulasi vokal Sruti dalam menyanyikannya dengan karakter sinden. Bentuk mulut

yang benar sehingga suara dan kalimat yang diucapkan terdengar jelas.

4. Pembawaan

Sruti membawakan lagu Tak Lelo Ledhung dengan sepenuh hati. Intonasi,

dinamika dan sebagainya sangat pas tidak kurang dan tidak berlebihan. Sehingga

ketika mendengarkan lagu Tak Lelo Ledhung dari Sruti dan Sa’Unine, orang akan

merasai dibuai, dininabobokkan sehingga merasa nyaman dan teringat akan masa

kecilnya. Maka dari itu, anggapan lagu tersebut mempunyai nilai magis memang

benar apalagi jika dinyanyikan dengan sepenuh hari secara ikhlas tentunya orang

yang mendengarkannya ikut terbuai dengan lagunya.

Gambar 3.

Foto Sruti Ketika Menyanyikan Lagu “Tak Lelo Ledhung” Bersama Sa’Unine String

Orchestra Saat Konser “Ngamen Tamasya”

(Doc. Sruti Respati, 2011)

Lagu Tak Lelo Ledhung yang berasal dari daerah Jawa ini sangat cocok

dibawakan oleh Sruti. Pembawaan Sruti yang kalem khas wanita Jawa ditambah

kostum Jawanya semakin menambah totalitas lagu ini. Disetiap penampilannya

Sruti selalu mengenakan baju tradisional Jawa, seberti batik bahkan sering kali ia

tampil mengenakan baju kebaya lengkap dengan sanggul di rambutnya. Ketika

tampil dengan Sa’Unine, sruti berdandan ala seorang ibu dengan baju kebaya

sederhana dengan ramput digelung minimalis khas seorang ibu Jawa. Totalitas

14

Page 15: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Sruti dalam bernyanyi dan bepenampilan inilah yang membuat Sa’Unine senang

bekerjasama dengan Sruti. Pembawaan yang anggun dalam bernyanyi namun tetap

menjaga kualitas vokalnya, membawa Sruti ke jenjang karir yang lebih tinggi.

5. Cengkok atau Grupetto

Cengkok (grupetto) yaitu bentuk tambahan nada hiasan yang

memperkembangkan kalimat lagu. Artinya mengisi, memperindah dan

menghidupkan kalimat lagu (Harmunah, 1987:28). Cengkok yang digunakan Sruti

dalam lagu Tak Lelo Ledhung cukup banyak apa lagi pada bagian bowo. Sehingga

nada-nada yang sebenarnya sederhana dapat menjadi rangkaian nada yang indah

dan penuh hiasan. Contoh beberapa cengkok nada yang dipakai Sruti pada lagu

Tak Lelo Ledhung pada birama pertama, menit ke 00.28

Nada yang asli:

Kemudian ketika diberi nada hiasan atau di cengkokkan menjadi:

Ketika pada syair awal bowo, Sruti menambahkan cengkok atau hiasan nada

pada kata “meneng” dengan menambahkan 3nada setelah nada asli yaitu dengan

cara menaikkan satu nada kemudian turun satu (ke nada asli lagi) lalu naik satu

nada lagi kemudian langsung disambung dengan nada selanjutnya. Cengkok yang

dilakukan penyanyi juga bermacam-macam menurut karakter si penyanyi.

Cengkok Sruti ini ia lakukan dengan menambahkan aksen langgam Jawa yang

kenes atau centil. Ciri khas Sruti ketika melakukan cengkok adalah dengan

menahan lebih lama nada sebelum dilakukan cengkok kemudian baru ditambahkan

nada cengkok untuk menambah variasi nada.

6. Gregel atau Mordent

Gregel atau mordent merupakan nada hiasan yang bergerak cepat

(Harmunah, 1987:28). Saat menyanyikan lagu Tak Lelo Ledhung, selain

menggunakan teknik cengkok, sruti juga menggunakan teknik vokal gregel.

Tentunya teknik vokal gregel yang digunakan oleh Sruti Respati adalah teknik

gregel yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan vokal keroncong.

15

Page 16: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

Berikut adalah contoh gregel keroncong yang Sruti gunakan dalam lagu “Tak

lelo Ledhung” versi Sa’Unine:

Pada notasi diatas merupakan cara Sruti menggunakan teknik vokal

mordent. Pada bagian yang di beri tanda, dinyanyikan dengan menambahkan nada-

nada diatas atau dibawah nada pokok namun tetap memperhatikan tempo dan

ketukan yang berlaku pada lagu. Mordent diatas terletak pada bagian bowo. Sama

seperti ketika melakukan cengkok, ciri khas Sruti ketika melakukan gregel ialah

didahului dengan menahan nada sebelum dilakukannya gregel. Setelah nada

tersebut ditahan kemudian disambung nada gregel bergerak cepat.

7. Teknik Vokal Nggandul atau Menggantung Maat

Teknik vokal nggandul memang identik dengan lagu-lagu keroncong.

Beberapa penyanyi sering menggunakan teknik tersebut untuk menambah

keindahan cara bernyanyi. Teknik tersebut dalam ilmu aransemen disebut dengan

syncope yaitu ketukan/nada yang dimainkan tidak jatuh pada ketukan. Menurut

Sruti, ia banyak menggunakan teknik tersebut saat bernyanyi termasuk pada Lagu

Tak Lelo Ledhung bersama Sa’Unine.

Contoh bagian yang menggunakan teknik vokal menggantung maat yaitu:

Pada lagu asli:

Sruti menyanyikannya seperti ini:

Dapat dilihat bahwa pada teknik vokal menggantung maat yang dipakai oleh

Sruti Respati diatas adalah dengan cara menyanyikan nada yang semestinya pada

ketukan pertama dan bernilai satu ketuk menjadi dinyanyikan setengah nada pada

ketukan setengah setelah ketukan pertama (up).

Penggunaan teknik nggandul menurut Sruti sangat marak dan sering sekali

digunakan oleh penyanyi-penyanyi keroncong maupun sinden. Menurut Sruti,

teknik ini tidak lah mudah. Harus menyesuaikan dengan nada dan syair lagu.

Meski sering menggunakan teknik ini, Sruti mengatakan bahwa terlalu sering

16

Page 17: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

nggandhul juga tidak baik karena akan terkesan bernyanyi secara dibuat-buat dan

kurang menjiwai lagu yang sedang dinyanyikan. Teknik menggantung maat

menjadi ciri khas Sruti ketika bernyanyi. Ia mengaku bahwa teknik ini muncul

dengan sendirinya ketika bernyanyi akibat adanya usaha untuk menjiwai lagu yang

dinyanyikan.

Dari beberapa karakteristik vokal yang dimiliki Sruti ada perbedaan

karakter vokal yang dimiliki oleh Sruti dengan Waldjinah dalam menyanyikan lagu

“Tak Lelo Ledhung”. Adapun perbedaan tersebut yaitu:

No. Aspek Waldjinah Sruti Respati

1. Bowo Gambuh Mijil 2. Nada Dasar D F3. Iringan Pentatonis Diatonis4. Teknik Vokal

- Pernafasan

- Intonasi

- Artikulasi - Pembawaan

Sindenan - diafragma- langsung

membidik nada

- medhok- tenang,

halus,

Keroncong - diafragma- ada nada

jembatan

- medhok- tenang,

halus

5. Timbre Suara

Tinggi, tipis, sedikit gelap, sedikit berat

Tinggi, tipis, terang, ringan

6. Improvisasi Sedikit Banyak Tabel 1.

Perbandingan Karakter Vokal Waldjinah

dengan Sruti Respati

D. Upaya Sruti Respati Mempertahankan Karakter Vokalnya

Dunia industri musik yang sangat luas otomatis memicu perkembangan yang

pesat. Aliran musik yang hadir ditengah masyarakat mau tidak mau membuat masyarakat

harus pandai memilah dan memilih musik yang sesuai dengan karakter mereka sendiri.

Hal tersebut yang melatar belakangi Sruti Respati berkesenian seperti saat ini. Ia

memandang dari segi masyarakat yang setiap hari dijejali musik-musik luar negeri yang

bahkan mereka sendiri tidak mengerti bahasanya. Boleh saja gemar terhadap budaya atau

musik luar negeri akan tetapi alangkah baiknya jika disesuaikan dengan kebutuhan.

Maraknya kebudayaan dan kesenian khususnya musik dari luar negeri masuk ke

Indonesia melalui berbagai media. Televsi, radio dan internet adalah beberapa contoh

media yang dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia sehingga musik-musik luar

17

Page 18: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

negeri bisa dengan mudah diakses sampai ke mata dan telinga masyarakat. Bahkan setiap

hari diputar dan ditayangkan agar akrab dengan telingan masyarakat. Mulai dari anak

kecil hingga dewasa dipaksa menikmati lagu-lagu tersebut.

Saat masyarakat berlomba-lomba menjadi bintang favorit dari luar negeri, Sruti

justru memutar otak bagaimana cara agar orang-orang Indonesia agar tidak semakin

terjerumus oleh kemajuan dunia hiburan khususnya musik. Dengan gaya khas Jawanya,

Sruti tampil ditengah musik luar negeri dengan membawakan lagu-lagu daerah

nusantara. Hal tersebut ia lakukan karena ia melihat masyarakat kurang menghargai akan

keberadaan musik asli indonesia seperti dangdut, campursari, keroncong dan lain-lain.

Rasa cinta terhadap produk dalam negeri yang kurang membuat masyarakat semakin

mudah kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia.

Gambar 4.Bentuk Upaya Sruti Melestarikan dan Memepertahankan Akar Budaya Jawa dengan Selalu Berpakaian

Adat Jawa Saat Tampil di SIPA(Doc. Dian Elrica, 2014)

Sebagai warga negara asli Indonesia, Sruti mempunyai tanggung jawab sebagai

generasi penerus untuk menjaga dan melestarikan budaya dalam hal ini seni musik yang

sesuai dengan bidangnya. Melalui kaeahlian yang ia miliki yakni di bidang vokal, Sruti

mempunyai visi dan misi untuk investasi jaminan masa depan musik Indonesia. Dengan

berbekal akar budaya yang telah menancap pada dirinya sejak lahir, Sruti mencoba

menarik perhatian pecinta musik dengan pribadinya sebagai seorang penyanyi Jawa.

Disetiap penampilannya, Sruti menyanyikan semua lagu dengan cengkok-cengkok khas

Jawa. Sehingga setiap orang yang mendengar langsung bisa menebak bahwa yang

sedang bernyanyi adalah Sruti Respati. Masyarakat Indonesia apalagi pecinta musik pasti

paham akan maksud dan tujuan Sruti melakukan hal tersebut. Disetiap penampilan

bernyanyinya, Sruti selalu mengenakan pakaian tradisional Jawa baik batik maupun

kebaya. Hal ini ia lakukan karena ia tidak mau kehilangan akarnya sebagai orang Jawa

sehingga ia selalu mengenakan pakaian tersebut setiap kali tampil bernyanyi. Selain itu,

berpakaian batik atau kebaya juga berguna untuk memperkenalkan batik dan kebaya

18

Page 19: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

sebagai pakain khas orang Jawa. Sruti memang dikenal sebagai pribadi yang totalitas dan

tidak setengah-setengah dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut ia buktikan dengan

selalu konsisten dengan penampilannya. Rambut indahnya selalu dihiasi sanggul atau

gelung sebagai setelan pakaian batik atau kebayanya. Sruti berharap ketika ia memakai

kebaya dan sanggul ia dapat menginspirasi anak-anak muda. Itulah misi dan statement

Sruti tentang penampilannya. Menurutnya, Sruti bisa bernyanyi lagu apapun tanpa harus

memakai pakaian dari negara lain. Buktinya dengan kekonsistenan Sruti terhadap prinsip

berkarya serta visi misi yang ia emban, saat ini banyak anak muda yang mulai

menggemari musik-musik asli Indonesia seperti keroncong. Sekarang tidak sedikit grup-

grup keroncong beranggotakan anak-anak muda dengan lagu yang sedang trend saat itu

dikemas dengan musik keroncong sehingga dapat menarik minat anak muda yang lain.

Ternyata mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan juga keren, juga tidak

memalukan jika ditampilkan di muka publik serta suatu kebanggaan tersendiri ada anak

muda yang bisa dan mau memainkan musik asli Indonesia. Bahkan mereka menganggap

mengenakan pakaian kebaya lengkap dengan sanggul tidak hanya repot tapi juga bernilai

sakral, karena ketika mengenakan kebaya sudah pasti orang akan menjaga tutur kata dan

perilakunya. Hal ini disambut baik oleh Sruti, bahkan Sruti mengatakan bahwa ia akan

mendukung aksi-aksi anak muda tersebut bersama-sama bersaing dengan budaya asing.

III. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

karakteristik vokal Sruti Respati dapat dilihat melalui beberapa aspek yaitu struktur

asparatus vokal yang dibawa sejak lahir, latar belakang sosial, pengalaman bernyanyi,

dan latihan. Ditinjau dari latar belakang sosialnya, Sruti lahir dari keluarga seniman

Jawa yang menginginkan anak-anak mereka juga bisa menekuni bidang seni apapun

sehingga hal itulah yang menjadi faktor Sruti Respati menjadi seorang seniman. Darah

seni yang mengalir dalam tubuh Sruti membuatnya memiliki bakat menari dan suara

yang indah. Kecintaannya terhadap dunia seni khususnya seni suara ia sampaikan

dengan karya-karya indah lewat alunan suara merdunya. Karya yang jujur berasal dari

dalam hati akan tersampaikan pesan dan maknanya. Hal tersebut tidak lepas dari usaha

Sruti serta latihan yang dilakukan oleh Sruti agar kualitas bermusiknya tetap terjaga.

Di beberapa kesempatan Sruti bernyanyi dapat dilihat beberapa karakter vokal

yang ia munculkan saat bernyanyi diantaranya jenis suara sopran yang selalu bernyanyi

19

Page 20: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

dengan menggunakan nada nada yang tinggi sebagai nada dasar maupun sebagai nada

improvisasi didalam lagu tertentu. Suara tinggi melengking yang dihasilkan oleh timbre

suara yang dimilikinya menjadi ciri khas suara Sruti. Warna suara tinggi, terang, tipis

dan ringan didukung dengan teknik vokal yang tepat serta latihan mendengarkan dapat

menghasilkan suara yang lenting dan melengking. Dipadu dengan aksen nada Jawa

yang khas membuat suara Sruti Respati mudah dikenali apalagi seringkali ia

membawakan lagu-lagu langgam Jawa maupun langgam Keroncong. Teknik vokal dan

pembawaan bernyanyi yang luwes dan ekspresif menambah totalitas bernyanyi Sruti.

Termasuk pada saat bernyanyi dengan diiringi musik orkestra, Sruti masih memegang

erat karakter penyanyi Jawa (sinden). Hal itu merupakan sebuah inovasi dalam

perkembangan seni musik selain itu juga memiliki tujuan yang pertama untuk menjaga

karakternya agar tetap konsisten dari waktu-ke waktu dan yang kedua Sruti mempunyai

misi untuk dapat mengispirasi anak muda agar lebih mencintai dan menghargai

budayanya sendiri.

B. Saran

Melalui penelitian ini, diharapkan muncul penelitian-penelitian yang dapat

mengembangkan pembahasan tentang karakteristik vokal. Paham akan bakat dan

kemampuan serta memiliki karakter yang kuat dapat membuat seseorang mempunyai

nilai dimata orang lain. Selanjutnya hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi acuan

untuk penelitian selanjutnya, khususnya mengkaji tentang karakteristik vokal. Selain itu

dengan menggunakan teori-teori vokal yang digunakan untuk bernyanyi, dapat

mendukung penelitian selanjutnya sehingga menghasilkan penelitian yang lebih

komprehensif untuk melengkapi penelitian ini.

Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapt menjadi referensi

bagi penelitian yang hendak dilakukan sebagai kajian penelitian bagi penelitian yang

membahas tentang karakteristik vokal maupun penelitian yang berhubungan dengan

karakteristik dan vokal. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi informasi bagi

para pembaca suntuk menambah ilmu pengetahuan tentang karakteristik vokal juga

sebagai referensi kajian sosiologi, linguistik, morfologi dan lain-lain sehingga dengan

demikian dapat memperbaiki kualitas penelitian ini. Selain menjadi referensi dalam

segi vokal diharapkan penelitian ini juga disarankan dapat menjadi referensi bagi

peneliti yang akan meneliti tentang aransemen musik orkestra.

20

Page 21: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

DAFTAR RUJUKAN

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmony. Yogyakarta: Kanisius.

Budidharma, Pra. 2001. Metode Vokal Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dailamly Hasan. 1958. Teori Musik, Yogyakarta: SMIND.

Endraswara, Suwardi. 2010. Folklor Jawa: Macam Bentuk dan Nilai. Jakarta: Penaku.

Kawakami, Genichi. 1975. Arranging Popular Music: A Practical Guide Guia Practica Para Arreglos De La Musica Popular. Tokyo: Yamaha Music Foundation.

Kusbini. 1970. Sejarah Kehidupan-Perkembangan dan Asal-usul Seni Keroncong Indonesia. Yogyakarta: Sanggar Olah Seni Indonesia (SOSI).

Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sitompul, Binsar. 1986. Paduan Suara & Pemimpinnya. Jakarta: Gunung Mulia.

Syafiq, Muhammad. 2003. Ensilkopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Tondowidjojo. 1975. Bina Suara. Surabaya: Dedika Bina Pustaka.

W.J.S. Poerwadarminta, 1939. BAOESASTRA DJAWA. Batavia: J.B. Walter Uitgeves – Maatschappij n.v. Groningen.

21

Page 22: KARAKTERISTIK VOKAL SRUTI RESPATI DALAM LAGU “TAK LELO LEDHUNG” VERSI SA’UNINE STRING ORCHESTRA

22