KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter...

26
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan. 3 2.1.2. Agent Infeksius Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk dalam grup B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family flaviviridae, yang terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Masing- masing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia. Keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal. 10 2.1.3 Vektor Penular Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk Universitas Sumatera Utara

Transcript of KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter...

Page 1: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1. Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang

ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,

lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie,

purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali,

trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.3

2.1.2. Agent Infeksius

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk dalam grup

B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family flaviviridae,

yang terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Masing-

masing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia.

Keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. DEN 3

merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama terjadinya KLB di Indonesia

diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling

dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan

gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal.10

2.1.3 Vektor Penular

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor

penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk

Universitas Sumatera Utara

Page 2: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (daerah urban)

sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk tersebut berperan

dalam penularan.11

2.2. Penularan Virus Dengue

2.2.1. Mekanisme Penularan

Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan

manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan

melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok

arthropod borne diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus

tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.12

Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue,

yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue masuk ke dalam tubuh

nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian

virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus yang infeksius. 5

Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif)

merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari

mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit

nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung

nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian

tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva. Kira-kira satu minggu setelah

menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 3: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk

sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap

virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.13

Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk),

sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya

(probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus

dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.13 Hanya nyamuk Aedes aegypti

betina yang dapat menularkan virus dengue.12

Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada

darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00

dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap

darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiple

biter). Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi sumber

makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk

tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu.

Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah

terjadi.4

2.2.2. Tempat Potensial Bagi Penularan Penyakit DBD14

Penularan penyakit DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk

penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :

a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

b. Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran

beberapa tipe virus dengue cukup besar.

Tempat-tempat umum itu antara lain :

i. Sekolah

Anak murid sekolah berasal dari berbagai wilayah, merupakan kelompok

umur yang paling rentan untuk terserang penyakit DBD.

ii. Rumah Sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya :

Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah

penderita DBD, demam dengue atau carier virus dengue.

iii. Tempat umum lainnya seperti :

Hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

c. Pemukiman baru di pinggiran kota

Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka

kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe virus

dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal.

2.3. Nyamuk Penular DBD

2.3.1. Morfologi

Nyamuk Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut :

a. Nyamuk dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil, jika dibandingkan dengan rata-rata

nyamuk yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

Mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan

kaki.

b. Pupa (Kepompong)

Pupa atau kepompong berbentuk seperti “Koma”. Bentuknya lebih besar namun

lebih ramping dibandingkan larva (jentik)nya. Pupa nyamuk Aedes aegypti

berukuran lebih kecil, jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

c. Larva (jentik)

Ada 4 tingkat (instar) larva sesuai dengan pertumbuhan larva

i. Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm.

ii. Larva instar II berukuran 2,5-3,8 mm.

iii. Larva instar III berukuran lebih besar sedikit dari larva instar II.

iv. Larva instar IV berukuran paling besar 5mm.

Larva dan pupa hidup pada air yang jernih pada wadah atau tempat air buatan

seperti pada potongan bambu, dilubang-lubang pohon, pelepah daun, kaleng

kosong, pot bunga, botol pecah, tangki air, talang atap, tempolong atau bokor,

kolam air mancur, tempat minum kuda, ban bekas, serta barang-barang lainnya

yang berisi air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.15 Larva sering

berada di dasar container, posisi istirahat pada permukaan air membentuk sudut

45 derajat, sedangkan posisi kepala berada di bawah.11

d. Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran lebih 0,80 mm. Telur berbentuk oval yang

mengapung satu persatu pda permukaan air yang jernih, atau menempel pada

dinding penampungan air, Aedes aegypti betina bertelur diatas permukaan air

Universitas Sumatera Utara

Page 6: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

pada dinding vertikal bagian dalam pada tempat-tempat yang berair sedikit,

jernih, terlindung dari sinar matahari langsung, dan biasanya berada di dalam dan

dekat rumah. Telur tersebut diletakkan satu persatu atau berderet pada dinding

tempat air, di atas permukaan air, pada waktu istirahat membentuk sudut dengan

permukaan air.16

2.3.2. Lingkungan Hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti nyamuk lainnya mengalami metamorfosis

sempurna yaitu telur – jentik – kepompong – nyamuk. Stadium telur, jentik dan

kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik

dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam air. Telur dapat bertahan

hingga kurang lebih selama 2-3 bulan apabila tidak terendam air, dan apabila musim

penghujan tiba dan kontainer menampung air, maka telur akan terendam kembali dan

akan menetas menjadi jentik. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan

stadium pupa (kepompong) berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur

menjadi dewasa 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.16

Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan ke

tempat istirahat ditentukan oleh kemampuan terbang. Jarak terbang nyamuk betina

biasanya 40-100 meter. Namun secara pasif misalnya angin atau terbawa kendaraan

maka nyamuk ini dapat berpindah lebih jauh.14

2.3.3. Variasi Musiman

Pada musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang pada

musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur yang tadinya belum

sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat

berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu pada musim hujan

populasi nyamuk Aedes aegypti terus meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit

dengue.14

2.3.4. Tempat Perkembangbiakan Aedes aegypti 14,17

Tempat perkembangbiakan utama nyamuk Aedes aegypti ialah pada

tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung di suatu

tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya

tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat

berkembangbiak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.

Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

a. Tempat Penampungan Air (TPA), yaitu tempat-tempat untuk menampung air

guna keperluan sehari-hari, seperti: tempayan, bak mandi, ember, dan lain-lain.

b. Bukan tempat penampungan air (non TPA), yaitu tempat-tempat yang biasa

menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti : tempat minum

hewan peliharaan (ayam, burung, dan lain-lain), barang bekas (kaleng,botol,

ban,pecahan gelas, dan lain-lain), vas bunga,perangkap semut, penampung air

dispenser, dan lain-lain.

c. Tempat penampungan air alami, seperti : Lubang pohon, lubang batu, pelepah

daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan bambu,

dan lain-lain .

Universitas Sumatera Utara

Page 8: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

2.4. Epidemiologi Penyakit DBD

2.4.1. Distribusi Penyakit DBD Menurut Orang

DBD dapat diderita oleh semua golongan umur, walaupun saat ini DBD lebih

banyak pada anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini DBD terlihat kecenderungan

kenaikan proporsi pada kelompok dewasa, karena pada kelompok umur ini

mempunyai mobilitas yang tinggi dan sejalan dengan perkembangan transportasi

yang lancar, sehingga memungkinkan untuk tertularnya virus dengue lebih besar, dan

juga karena adanya infeksi virus dengue jenis baru yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan

DEN 4 yang sebelumya belum pernah ada pada suatu daerah.18

Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur memperlihatkan

jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari 15 tahun

(86-95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya jumlah penderita yang digolongkan

dalam usia dewasa muda meningkat. Di Indonesia penderita DBD terbanyak pada

golongan anak berumur 5-11 tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15

tahun meningkat sejak tahun 1984.5

2.4.2. Distribusi Penyakit DBD Menurut Tempat

Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-tempat

dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut karena pada tempat yang tinggi

dengan suhu yang rendah perkembangbiakan Aedes aegypti tidak sempurna.17

Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan

Jakarta tahun 1968 angka kejadian sakit infeksi virus dengue meningkat dari

0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk tahun 1998. Sampai

saat ini DBD telah ditemukan diseluruh propinsi di Indonesia.14

Universitas Sumatera Utara

Page 9: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

Meningkatnya kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan

karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, dan

terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat

tipe virus yang menyebar sepanjang tahun.14,19

2.4.3. Distribusi Penyakit DBD Menurut Waktu

Pola berjangkitnya infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan

kelembaban udara. Pada suhu yang panas (28-320C) dengan kelembaban yang tinggi,

nyamuk Aedes aegypti akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama.

Di Indonesia karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat maka

pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap tempat. Di pulau Jawa pada

umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga

kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun.18,19

2.4.4. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit DBD

Penularan penyakit DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu agent

(virus), host (pejamu), dan lingkungan, yaitu :

1. Agent (penyebab penyakit) adalah semua unsur atau elemen hidup atau mati yang

kehadirannya, apabila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia rentan

dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk mengisi dan

memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Dalam hal ini yang menjadi agent

dalam penyebaran DBD adalah virus dengue.19

2. Karakteristik host (pejamu) adalah manusia yang kemungkinan terjangkit

penyakit DBD. Faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia

yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 10: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

i. Mobilitas penduduk akan memudahkan penularan dari suatu tempat ke tempat

yang lainnya. Hasil penelitian Fathi (2004) di kota Mataram mobilitas

penduduk tidak ikut berperan dalam terjadinya KLB penyakit DBD di kota

Mataram, hal ini dapat dikaitkan dengan mobilitas penduduk di kota Mataram

yang relatif rendah yaitu sebagian besar adalah petani.20 Hasil penelitian

Arsunan dan Wahiduddin (2003) di kota Makassar mobilitas penduduk

berperan dalam penyebaran DBD, hal ini disebabkan mobilitas penduduk di

kota Makassar yang relatif tinggi.21 Hal ini sesuai dengan Sumarmo bahwa

penyakit biasanya menjalar dimulai dari suatu pusat sumber penularan (kota

besar), kemudian mengikuti lalu-lintas (mobilitas) penduduk. Semakin tinggi

mobilitas makin besar kemungkinan penyebaran penyakit DBD.13

ii. Pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan

dan cara pemberantasan yang dilakukan, hal ini berkaitan dengan

pengetahuan. Hasil penelitian Nicolas Duma (2007) di kecamatan Baruga kota

Kendari ada hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan dengan

kejadian DBD.22 Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Arsunan dan

Wahiduddin (2003) di kota Makassar yang mendapatkan adanya hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD.21 Hasil penelitian

Kasnodiharjo (1997) di Subang Jawa Barat menyatakan bahwa seseorang

yang mempunyai latar belakang pendidikan atau buta huruf , pada umumnya

akan mengalami kesulitan untuk menyerap ide-ide baru dan membuat mereka

konservatif karena tidak mengenal alternatif yang lebih baik.22

Universitas Sumatera Utara

Page 11: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

iii. Kelompok umur akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit

DBD. Hasil penelitian Soegeng Soegijanto (2000) di Jawa Timur dari tahun

1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus DBD terbanyak adalah pada

kelompok umur 5-9 tahun. Tetapi pada tahun 1998 dan 2000 proporsi kasus

pada kelompok umur 15-44 tahun meningkat, keadaan tersebut perlu

diwaspadai bahwa DBD cenderung meningkat pada kelompok umur remaja

dan dewasa.4 Hal ini sesuai dengan Suroso bahwa di Indonesia pada tahun

1995-1997 proporsi kasus DBD telah bergeser ke usia ≥ 15 tahun.5 Hasil

penelitian Fitri (2005) di Pekanbaru proporsi penderita terbanyak lebih sering

pada kelompok umur ≥ 15 tahun.24

iv. Jenis kelamin, berdasarkan penelitian Widyana (1998) di Bantul pada tahun

1997 menemukan bahwa proporsi penderita perempuan lebih tinggi dibanding

laki-laki yaitu sebesar 52,6 %.23 Hasil serupa juga di peroleh oleh Enny dkk

(2003) di Jakarta pada tahun 2000 sebagian besar penderita adalah perempuan

(58,2%).25 Namun secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis

kelamin penderita DBD dan sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat

memberikan jawaban dengan tuntas mengenai perbedaan jenis kelamin pada

penderita DBD.13 Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

Djelantik di RSCM Jakarta (1998) menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara angka insiden laki-laki dan perempuan.11

3. Lingkungan, lingkungan yang terkait dalam penularan penyakit DBD adalah :

i. Tempat penampungan air / keberadaan kontainer, sebagai tempat perindukan

nyamuk Aedes aegypti. Hasil penelitian Yukresna (2003) dengan desain

Universitas Sumatera Utara

Page 12: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

penelitian case control di kota Medan mendapatkan kondisi tempat

penampungan air mempunyai hubungan dengan kejadian DBD dengan

OR 5,706 (CI 95% 1,59 – 20,39).26

ii. Ketinggian tempat suatu daerah mempunyai pengaruh terhadap

perkembangbiakan nyamuk dan virus DBD. Di wilayah dengan ketinggian

lebih dari 1.000 meter diatas permukaan laut tidak ditemukan nyamuk Aedes

aegypti.

iii. Curah hujan, pada musim hujan (curah hujan diatas normal) tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak

terisi air, mulai terisi air. Telur-telur yang belum sempat menetas, dalam

tempo singkat akan menetas, dan kelembaban udara juga akan meningkat

yang akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup nyamuk dewasa dimana

selama musim hujan jangka waktu hidup nyamuk lebih lama dan berisiko

penularan virus lebih besar.11,15,19 Dari hasil pengamatan penderita DBD yang

selama ini dilaporkan di Indonesia bahwa musim penularan DBD pada

umumnya terjadi pada musim hujan yaitu awal dan akhir tahun.4 Hasil

penelitian Fitri (2005) kasus penyakit DBD di kota Pekanbaru akan lebih

tinggi pada saat curah hujan tinggi yaitu diatas 300 mm.24

iv. Kebersihan lingkungan / sanitasi lingkungan, dari penelitian Yukresna (2003)

di kota Medan dengan desain penelitian case control yang mendapatkan

bahwa kebersihan lingkungan mempunyai hubungan dengan kejadian DBD

dengan OR 2,90 (CI 95% 1,63-5,15).26 Penelitian tersebut sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

pernyataan Seogeng, S (2004) yang menyatakan bahwa kondisi sanitasi

lingkungan berperan besar dalam perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.4

2.4.5. Manifestasi Klinis5

Infeksi oleh virus dengue dapat bersifat asimtomatik maupun simtomatik yang

meliputi demam biasa (sindrom virus), demam dengue, atau demam berdarah dengue

termasuk sindrom syok dengue (DSS). Penyakit demam dengue biasanya tidak

menyebabkan kematian, penderita sembuh tanpa gejala sisa. Sebaliknya, DHF

merupakan penyakit demam akut yang mempunyai ciri-ciri demam, manifestasi

perdarahan, dan berpotensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan

kematian. Gambaran klinis bergantung pada usia, status imun penjamu, dan strain

virus.

Berikut ini adalah bagan manifestasi infeksi virus dengue :

Infeksi virus dengue

Asimtomatik Simtomatik

Demam yang tak Demam dengue Demam berdarah jelas penyebabnya dengue (sindrom virus) (kebocoran plasma) Tanpa Dengan Perdarahan perdarahan DBD tanpa DBD dengan syok syok (SSD)

Demam dengue Demam Berdarah Dengue

Universitas Sumatera Utara

Page 14: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

2.5. Pencegahan Primer

Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu

pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan

orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.

2.5.1. Surveilans Vektor14,16,19

Surveilans untuk nyamuk Aedes aegypti sangat penting untuk menentukan

distribusi, kepadatan populasi, habitat utama larva, faktor resiko berdasarkan waktu

dan tempat yang berkaitan dengan penyebaran dengue, dan tingkat kerentanan atau

kekebalan insektisida yang dipakai, untuk memprioritaskan wilayah dan musim untuk

pelaksanaan pengendalian vektor. Data tersebut akan memudahkan pemilihan dan

penggunaan sebagian besar peralatan pengendalian vektor, dan dapat dipakai untuk

memantau keefektifannya. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah survei jentik.

Survei jentik dilakukan dengan cara melihat atau memeriksa semua tempat

atau bejana yang dapat menjadi tempat berkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

dengan mata telanjang untuk mengetahui ada tidaknya jentik,yaitu dengan cara

visual. Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya jentik disetiap tempat

genangan air tanpa mengambil jentiknya.

Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti

adalah :

a. House Indeks (HI), yaitu persentase rumah yang terjangkit larva dan atau pupa.

HI = Jumlah Rumah Yang Terdapat Jentik x 100%

Jumlah Rumah yang Diperiksa

Universitas Sumatera Utara

Page 15: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

b. Container Indeks (CI), yaitu persentase container yang terjangkit larva atau pupa.

CI = Jumlah Container Yang Terdapat Jentik x 100%

Jumlah Container Yang Diperiksa

c. Breteau Indeks (BI), yaitu jumlah container yang positif per-100 rumah yang

diperiksa.

BI = Jumlah Container Yang Terdapat Jentik x 100 rumah Jumlah Rumah Yang Diperiksa

Dari ukuran di atas dapat diketahui persentase Angka Bebas Jentik (ABJ),

yaitu jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik per jumlah rumah yang

diperiksa.

ABJ = Jumlah Rumah Yang Tidak Ditemukan Jentik x 100%

Jumlah Rumah Yang Diperiksa

Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) merupakan bentuk evaluasi hasil

kegiatan yang dilakukan tiap 3 bulan sekali disetiap desa/kelurahan endemis

pada 100 rumah/bangunan yang dipilih secara acak (random sampling).

Angka Bebas Jentik dan House Indeks lebih menggambarkan luasnya

penyebaran nyamuk disuatu wilayah.

2.5.2. Pengendalian Vektor 4

Pengendalian vektor adalah upaya untuk menurunkan kepadatan populasi

nyamuk Aedes aegypti. Secara garis besar ada 3 cara pengendalian vektor yaitu :

a. Pengendalian Cara Kimiawi

Pada pengendalian kimiawi digunakan insektisida yang ditujukan pada nyamuk

dewasa atau larva. Insektisida yang dapat digunakan adalah dari golongan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

organoklorin, organofosfor, karbamat, dan pyrethoid. Bahan-bahan insektisida

dapat diaplikasikan dalam bentuk penyemprotan (spray) terhadap rumah-rumah

penduduk. Insektisida yang dapat digunakan terhadap larva Aedes aegypti yaitu

dari golongan organofosfor (Temephos) dalam bentuk sand granules yang larut

dalam air di tempat perindukan nyamuk atau sering disebut dengan abatisasi.

b. Pengendalian Hayati / Biologik

Pengendalian hayati atau sering disebut dengan pengendalian biologis dilakukan

dengan menggunakan kelompok hidup, baik dari golongan mikroorganisme

hewan invertebrate atau vertebrata. Sebagai pengendalian hayati dapat berperan

sebagai patogen, parasit dan pemangsa.

Beberapa jenis ikan kepala timah (Panchaxpanchax), ikan gabus (Gambusia

affinis) adalah pemangsa yang cocok untuk larva nyamuk. Beberapa jenis

golongan cacing nematoda seperti Romanomarmis iyengari dan Romanomarmis

culiforax merupakan parasit yang cocok untuk larva nyamuk.

c. Pengendalian Lingkungan

Pengendalian lingkungan dapat digunakan beberapa cara antara lain dengan

mencegah nyamuk kontak dengan manusia yaitu memasang kawat kasa pada

pintu, lubang jendela, dan ventilasi di seluruh bagian rumah. Hindari

menggantung pakaian di kamar mandi, di kamar tidur, atau di tempat yang tidak

terjangkau sinar matahari.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

2.5.3. Surveilans Kasus 14

Surveilans kasus DBD dapat dilakukan dengan surveilans aktif maupun pasif.

Di beberapa negara pada umumnya dilakukan surveilans pasif. Meskipun sistem

surveilans pasif tidak sensitif dan memiliki spesifisitas yang rendah, namun sistem

inin berguna untuk memantau kecenderungan penyabaran dengue jangka panjang.

Pada surveilans pasif setiap unit pelayanan kesehatan ( rumah sakit, Puskesmas,

poliklinik, balai pengobatan, dokter praktek swasta, dll) diwajibkan melaporkan

setiap penderita termasuk tersangka DBD ke dinas kesehatan selambat-lambatnya

dalam waktu 24 jam.

Surveilans aktif adalah yang bertujuan memantau penyebaran dengue di

dalam masyarakat sehingga mampu mengatakan kejadian, dimana berlangsung

penyebaran kelompok serotipe virus yang bersirkulasi, untuk mencapai tujuan

tersebut sistem ini harus mendapat dukungan laboratorium diagnostik yang baik.

Surveilans seperti ini pasti dapat memberikan peringatan dini atau memiliki

kemampuan prediktif terhadap penyebaran epidemi penyakit DBD.

2.5.4. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk16

Gerakan PSN adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

dan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD yang disertai pemantauan hasil-

hasilnya secara terus menerus. Gerakan PSN DBD merupakan bagian terpenting dari

keseluruhan upaya pemberantasan penyakit DBD, dan merupakan bagian dari upaya

mewujudkan kebersihan lingkungan serta prilaku sehat dalam rangka mencapai

masyarakat dan keluarga sejahtera. Dalam membasmi jentik nyamuk penularan DBD

dengan cara yang dikenal dengan istilah 3M, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

1. Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat minum hewan peliharaan

minimal sekali dalam seminggu.

2. Menutup rapat tempat penampungan air sedemikian rupa sehingga tidak dapat

diterobos oleh nyamuk dewasa.

3. Mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang semuanya

dapat menampung air hujan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk

Aedes aegypti.

2.6. Pencegahan Sekunder 14,18

Pada pencegahan sekunder dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

2.6.1. Penemuan, Pertolongan dan Pelaporan Penderita

Penemuan, pertolongan, dan pelaporan penderita DBD dilaksanakan oleh

petugas kesehatan dan masyarakat dengan cara :

1. Bila dalam keluarga ada yang menunjukkan gejala penyakit DBD, berikan

pertolongan pertama dengan banyak minum, kompres dingin dan berikan obat

penurun panas yang tidak mengandung asam salisilat serta segera bawa ke dokter

atau unit pelayanan kesehatan.

2. Dokter atau unit kesehatan setelah melakukan pemeriksaan/diagnosa dan

pengobatan segaera melaporkan penemuan penderita atau tersangka DBD tersebut

kepada Puskesmas, kemudian pihak Puskesmas yang menerima laporan segera

melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengamatan penyakit dilokasi

penderita dan rumah disekitarnya untuk mencegah kemungkinan adanya

penularan lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

3. Kepala Puskesmas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi dan kejadian luar

biasa (KLB) kepada Camat, dan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, disertai

dengan cara penanggulangan seperlunya.

2.6.2. Diagnosis 4,5,18

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO

tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratorium.

1. Kriteria Klinis

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus

selama 2-7 hari.

b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : uji tourniquet positif,

petechie, echymosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi,

hematemesis dan malena.

Uji tourniquet dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah.

Selanjutnya diberikan tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat

pengukur yang dipasang pada lengan di atas siku; tekanan ini diusahakan

menetap selama percobaan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit,

diperhatikan timbulnya petekia pada kulit di lengan bawah bagian medial

pada sepertiga bagian proksimal. Uji dinyatakan positif apabila pada 1 inchi

persegi (2,8 x 2,8 cm) didapat lebih dari 20 petekia.13

c. Pembesaran hati (hepatomegali).

d. Syok (renjatan), ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,

hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan gelisah.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

2. Kriteria Laboratorium

a. Trombositopeni ( < 100.000 sel/ml)

b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.

3. Derajat Penyakit DBD, menurut WHO tahun 1997 4,5

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu :

a. Derajat I Demam disertai dengan gejala umum nonspesifik, satu-satunya

manifestasi perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang

positif.

b. Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan

spontan juga terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit

dan atau perdarahan lainnya.

c. Derajat III Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai

hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi

meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (

< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit lembab dan dingin

serta gelisah.

d. Derajat IV Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai

hepatomegali dan ditemukan gejala syok (renjatan) yang sangat

berat dengan tekanan darah dan denyut nadi yang tidak

terdeteksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

2.6.3. Diagnosis Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang sangat penting untuk memastikan diagnosis

infeksi dengue, meliputi :

1. Pengumpulan Spesimen

Salah satu aspek yang esensial untuk diagnosis laboratorium adalah

pengumpulan, pegolahan, penyimpanan, dan pengantaran spesimen.

Persyaratan dari jenis spesimen, cara penyimpanan dan pengiriman dapat dilihat

pada tabel berikut ini : 5

Jenis spesimen Waktu pengambilan Penyimpanan Pengiriman Spesimen darah Akut (S1)

0-5 hari setelah onset -700C dry-ice

Spesimen darah Konvelesen (S2 & S3)

2-3 minggu setelah awitan

-200C beku/es

Jaringan Secepatnya setelah meninggal

-700C dry-ice

Spesimen S1 adalah sampel darah yang diambil pada stadium akut atau

secepatnya setelah onset penyakit atau segera setelah masuk rumah sakit.

Spesimen S2 adalah sampel darah yang diambil pada waktu penderita akan

meninggalkan rumah sakit atau secepatnya sebelum meninggal. Spesimen S3

adalah sampel darah yang diambil 2-3 minggu setelah spesimen akut. Waktu

antara yang paling baik untuk pengambilan spesimen akut dan kovalesen adalah

10 hari.

Untuk pemeriksaan serologi pengumpulan spesimen darah dapat dilakukan

dengan 2 cara :

Universitas Sumatera Utara

Page 22: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

a. dengan menggunakan kertas saring (filter paper khusus).

Darah diteteskan pada kertas saring sampai jenuh, bolak-balik sehingga

seluruh permukaan filter paper terisi darah rata. Darah dapat dari pembuluh

vena dapat pula darah dari ujung jari (ujung jari ditusuk). Kertas saring yang

berisi darah dibiarkan kering pada temperatur kamar. Jangan dikeringkan

dengan panas sinar matahari atau yang lainnya. Kertas saring yang berisi

darah yang telah kering disimpan dalam tempat yang kering pada suhu kamar

tidak lebih dari 3 bulan. Kirimkan dalam amplop atau kantong plastik ke

laboratorium secepatnya sebelum waktu 3 bulan tersebut.

b. dengan serum

darah diambil secara asepsis dengan menggunakan semprit. Serum dipisahkan

dengan diputar 1500-2000 putaran sekitar 10-15 menit. Serum yang terpisah

dipindahkan dalam botol kecil dengan menggunakan pipet Pasteur. Serum

tersebut disimpan pada suhu -200C sebelum dikirim ke laboratorium.

2. Isolasi Virus

Isolasi sebagian besar strain virus dengue dari spesimen klinis dapat dilakukan

pada sebagian besar kasus asalkan sampel diambil dalam beberapa hari pertama

sakit dan langsung diproses tanpa penundaan. Spesimen yang mungkin sesuai

untuk isolasi virus diantaranya serum fase akut dari pasien, autopsi jaringan dari

kasus fatal, terutama dari hati, limpa, nodus limfe.13

3. Uji Serologis

Uji hemaglutinasi inhibisi (uji HI) merupakan salah satu pemeriksaaan serologi

untuk penderita DBD dan telah ditetapkan oleh WHO sebagai standar pada

Universitas Sumatera Utara

Page 23: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

pemeriksaan serologi penderita DBD dibandingkan pemeriksaan serologi lainnya

seperti ELISA, uji komplemen fikasi, uji netralisasi, dan sebagainya.5 Apapun

jenis uji yang dilakukan, konfirmasi serologis sudah pasti bergantung pada

kenaikan yang signifikan (4 kali lipat atau lebih) pada antibodi spesifik dalam

sampel serum diantara fase akut dan fase pemulihan. Kumpulan antigen untuk

sebagian besar uji serologis ini harus mencakup keempat serotipe dengue.5

2.6.4. Pengobatan Penderita DBD 5,12,18

Pengobatan penderita DBD pada dasarnya bersifat simptomatik dan suportif

yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.

1. Penatalaksanaan DBD tanpa komplikasi :

a. Istirahat total di tempat tidur.

b. Diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau air

ditambah garam/oralit). Bila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena

tidak mau minum, muntah atau nyeri perut berlebihan, maka cairan inravena

harus diberikan.

c. Berikan makanan lunak

d. Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk hiperpireksia dapat

diberikan kompres, antipiretik yang bersifat asetaminofen, eukinin, atau

dipiron dan jangan diberikan asetosal karena dapat menyebabkan perdarahan.

e. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.

2. Penatalaksanaan pada pasien syok :

a. Pemasangan infus yang diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, ringer laktat

dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah syok diatasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam,

serta Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) tiap 4-6 jam pada hari pertama

selanjutnya tiap 24 jam.

Nilai normal Hemoglobin :

Anak-anak : 11,5 – 12,5 gr/100 ml darah

Laki-laki dewasa : 13 – 16 gr/100 ml darah

Wanita dewasa : 12 – 14 gr/100 ml darah

Nilai normal Hematokrit :

Anak-anak : 33 – 38 vol %

Laki-laki dewasa : 40 – 48 vol %

Wanita dewasa : 37 – 43 vol %

c. Bila pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka

diberi transfusi darah.

2.6.5. Penyelidikan Epidemiologi (PE)

Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian penderita/tersangka

DBD lainnya dan pemeriksaan jentik rumah, yang dilakukan dirumah penderita dan

20 rumah disekitarnya serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber

penularan, hasilnya dicatat dalam formulir PE dan dilaporkan kepada Kepala

Puskesmas selanjutnya diteruskan kepada Lurah melalui Camat dan penanggulangan

seperlunya untuk membatasi penularan. Maksud penyelidikan epidemiologi ialah

untuk mengetahui ada/tidaknya kasus DBD tanbahan dan luas penyebarannya, serta

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit DBD lebih lanjut

dilokasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

Bila pada hasil PE ditemukan penderita DBD lain atau jentik dan penderita

panas tanpa sebab yang jelas lebih dari 3 orang maka akan dilakukan penyuluhan 3 M

plus, larvasida, fogging fokus / penanggulangan fokus, yaitu pengasapan rumah

sekitar tempat tinggal penderita DBD dalam radius 200 meter, yang dilaksanakan

berdasarkan hasil dari penyelidikan epidemiologi, dilakukan 2 siklus dengan interval

1 minggu. Bila pada hasil PE tidak ditemukan kasus lain maka dilakukan penyuluhan

dan kegiatan 3M.14,16

2.7. Pencegahan Tersier 18

Pencegahan tingkat ketiga ini dimaksudkan untuk mencegah kematian akibat

penyakit DBD dan melakukan rehabilitasi. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan

dengan :

a. Transfusi Darah

Penderita yang menunjukkan gejala perdarahan seperti hematemesis dan malena

diindikasikan untuk mendapatkan transfusi darah secepatnya.

b. Stratifikasi Daerah Rawan DBD

Adapun jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan stratifikasi daerah

rawan seperti :

i. Endemis

Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir selalu ada kasus

DBD. Kegiatan yang dilakukan adalah fogging Sebelum Musim Penularan

(SMP), Abatisasi selektif, dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter II.pdf · Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.

ii. Sporadis

Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir ada kasus DBD.

Kegiatan yang dilakukan adalah Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), PSN

(Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan 3M, penyuluhan tetap dilakukan.

iii. Potensial

Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir tidak ada kasus

DBD. Tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi dengan

wilayah lain dan persentase rumah yang ditemukan jentik > 5%. Kegiatan

yang dilakukan adalah PJB, PSN, 3M dan penyuluhan.

iv. Bebas

Yaitu Kecamatan, Kelurahan yang tidak pernah ada kasus DBD. Ketinggian

dari permukaan air laut > 1000 meter dan persentase rumah yang ditemukan

jentik ≤ 5%. Kegiatan yang dilakukan adalah PJB, PSN, 3M dan penyuluhan.

Universitas Sumatera Utara