KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAGING …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61970/BAB...

download KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAGING …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61970/BAB VII... · respons panelis terhadap contoh uji, ... Uji organoleptik dilakukan pada Agustus

If you can't read please download the document

Transcript of KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAGING …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61970/BAB...

  • KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAGING

    KELELAWAR, SAPI, AYAM, DAN IKAN CAKALANG

    Abstrak

    TILTJE ANDRETHA RANSALELEH. Karakteristik Organoleptik Daging

    Kelelawar, Daging Sapi, Daging Ayam, dan Ikan Cakalang. Dibimbing oleh

    RARAH RATIH ADJIE MAHESWARI, PURWANTININGSIH SUGITA, dan

    WASMEN MANALU

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen

    pada daging kelelawar dibandingkan dengan daging sapi, daging ayam, dan ikan

    cakalang yang dimasak dengan cara dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-rica.

    Pengujian organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik. Data hasil uji hedonik

    diolah dengan metode Kruskal-Wallis. Untuk mengetahui sebaran data dari

    respons panelis terhadap contoh uji, dianalisis menggunakan grafik kotak plot.

    Skala hedonik yang digunakan dari 1 hingga 7. Variabel yang digunakan adalah

    warna, rasa, aroma, keempukan, dan penerimaan umum. Hasil analisis ragam

    menunjukkan bahwa jenis daging dengan cara pengolahan yang berbeda

    berpengaruh nyata (P0.05) pada rasa, warna, aroma, keempukan, dan

    penerimaan umum daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang

    yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Kesimpulan adalah tingkat kesukaan

    penelis pada daging kelelawar sama dengan tingkat kesukaan daging sapi, daging

    ayam, dan ikan cakalang. Daging yang disukai adalah daging yang dimasak

    menggunakan bumbu kari dan rica-rica.

    Kata kunci : daging kelelawar, tingkat kesukaan, bumbu, kari, rica-rica.

  • 114

    Abstract

    TILTJE ANDRETHA RANSALELEH. Organoleptic Characteristics of Fruit Bats

    Meat, Beef, Chicken, and Skipjack. Under direction of RARAH RATIH ADJIE

    MAHESWARI, PURWANTININGSIH SUGITA, and WASMEN MANALU

    The experiment was designed to study the hedonic scaling of the bat meat

    as compared to beef, chicken, and tuna cooked by steaming, kari, and rica-rica.

    The organoleptic testing used was hedonic test. The hedonic scale used was 1 to 7.

    Hedonic test data was processed by the Kruskal-Wallis method. To know the

    distribution of renponse, data were analyzed using boxplot chart. The analysis

    showed that various kinds of meat with different ways of processing had

    significan effect (P0.05) on flavor, color, aroma, tenderness, and general

    acceptance of bat meat, beef, chicken, and tuna. The conclusion is the panelist

    liked the meat of the bat same as beef, chiken, and tuna that were cooked rica-rica

    and kari.

    Keywords : fruit bats, hedonic scaling, meat, seasoning, kari, rica-rica

  • 115

    Pendahuluan

    Nilai gizi sangat menentukan kualitas bahan pangan, namun bahan pangan

    yang diminati konsumen bukan saja dilihat dari nilai gizi yang baik, namun dari

    penampakan yang menarik, cita rasa yang enak juga aman untuk dikonsumsi.

    Warna, aroma, rasa, kekerasan, dan penerimaan umum adalah atribut penampakan

    dan cita rasa suatu pangan yang dikenal sebagai sifat organoleptik (Soewarno S.

    1981, Setyaningsih et al. 2010).

    Penilaian setiap orang untuk atribut organoleptik terhadap bahan pangan

    berbeda-beda sesuai dengan budaya, kebiasaan, bentuk, dan jenis produk. Dengan

    demikian, bahan pangan yang menurut seseorang disukai belum tentu disukai oleh

    orang lain. Untuk mengetahui suatu produk disukai atau tidak disukai maka

    dilakukan analisis organoleptik terhadap bahan pangan, menggunakan indera

    manusia sebagai instrumen, seperti penglihatan, penciuman, pencicipan, dan

    perabaan. Metode analisis sensori pada prinsipnya ada tiga jenis, yaitu uji

    pembedaan, uji deskripsi, dan uji afeksi. Uji afeksi adalah metode yang digunakan

    untuk mengukur subjektif konsumen terhadap produk berdasarkan sifat-sifat

    organoleptik. Tujuan uji afeksi untuk mengetahui tingkat penerimaan atau

    kesukaan terhadap produk yang sudah ada atau produk baru. Uji hedonik adalah

    salah satu uji kesukaan. Dalam uji ini panelis diminta untuk mengemukakan

    tingkat kesukaannya terhadap suatu produk secara langsung. Uji ini dapat

    diaplikasi pada pengembangan suatu produk atau pembandingan suatu produk

    (Setyaningsih et al. 2010).

    Di Indonesia, proses pengolahan bahan pangan sangat bervariasi, baik

    diolah secara tradisional maupun secara modern. Secara tradisional, pengolahan

    daging didasarkan pada kebiasaan masyarakat setempat yang telah menjadi turun

    temurun. Berbagai bentuk pemasakan, seperti perebusan, penggorengan,

    pemanggangan disertai dengan penggunaan rempah secara khas, sejak dulu telah

    dipakai untuk meningkatkan kelezatan, kemudahan mengunyah, dan keamanan

    pangan yang diolah supaya diterima konsumen (Soewarno 1981).

    Paniki adalah salah satu produk pangan dengan bahan dasar daging

    kelelawar yang merupakan pangan eksotik masyarakat di Sulawesi Utara, yang

    diolah rica-rica dan santan kari, dan bisa diperoleh di rumah-rumah makan

  • 116

    tradisional, restoran atau pada upacara keagamaan, dan ucapan syukur di setiap

    keluarga. Bahkan paniki sudah dikirim ke luar daerah sampai mancanegara karena

    permintaan secara personal. Walaupun belum ada data ilmiah yang menyatakan

    seberapa besar tingkat kesukaan masyarakat di Manado dan Minahasa terhadap

    daging paniki olahan, jika dibandingkan dengan daging olahan yang lainnya,

    maka daging paniki merupakan salah satu daging favorit yang disukai. Untuk

    membuktikan tingkat kesukaan masyarakat pada daging paniki olahan, maka telah

    dilakukan penelitian terhadap daging paniki yang dimasak dengan cara dikukus,

    dimasak kari, dan masak rica-rica, dan dibandingkan dengan daging sapi, ayam,

    dan ikan cakalang. Dipilihnya daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang

    sebagai pembanding karena daging sapi dan ayam bisa dikonsumsi untuk semua

    kalangan, sedangkan ikan cakalang merupakan menu yang hampir tiap hari

    tersedia dan sudah dikenal masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap daging kelelawar dibandingkan

    dengan daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang.

    Bahan dan Metode

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Uji organoleptik dilakukan pada Agustus 2011 di Laboratorium Teknologi

    Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

    Bahan dan Alat Penelitian

    Bahan yang digunakan untuk uji organoleptik adalah kelelawar jenis

    Pteropus alecto sebanyak 5 ekor, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang

    masing-masing sebanyak 2 kg, cabe rawit, bawang merah, jahe, sereh, kunyit dan

    daun jeruk, mentimun, dan aquades. Peralatan yang digunakan adalah timbangan

    digital, dissecting set, food processor, cawan petri, kompor, format uji, alat tulis

    menulis, wadah sampel, kapas, dan tisu makan.

    Metode Penelitian

    Uji Organoleptik Daging

    Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tingkat kesukaan konsumen

    terhadap daging kelelawar dibandingkan dengan daging sapi, ayam, dan ikan

  • 117

    cakalang, untuk melihat tingkat kesukaan konsumen terhadap daging olahan hasil

    dari tiga cara pengolahan, yaitu direbus, dimasak kari, dan dimasak rica.

    Kelelawar jenis P. alecto dimatikan dengan cara memotong bagian kepalanya,

    darahnya ditiriskan, bulunya dibakar menggunakan kompor gas, lalu kepala,

    sayap, rongga pencernaan, dan pernapasan dikeluarkan. Lalu dipotong-potong

    berbentuk dadu dan siap untuk dimasak. Daging sapi, daging ayam, dan ikan

    cakalang yang dari pasar dicuci bersih, lalu dipotong-potong dadu seperti daging

    kelelawar. Setiap jenis daging dimasak dengan tiga cara, yaitu dikukus, masak

    kari, dan masak rica-rica, menggunakan bumbu masak cabe rawit, bawang merah,

    jahe, sereh, kunyit, dan daun jeruk dengan perbandingan 100 g : 50 g : 25 g : 10 g

    : 20 g : 3 g untuk setiap 500 g daging. Bumbu yang digunakan untuk masak rica-

    rica sama dengan masak kari hanya pada masak kari ditambahkan kunyit dan

    santan kelapa kental sebanyak 100 mL, sedangkan yang dikukus tidak diberi

    bumbu. Waktu pemasakan masing-masing selama 20 menit.

    Sebelum diuji, masing-masing masakan diberi kode sebanyak tiga huruf

    sebagai berikut : kelelawar kukus (KKU), kelelawar masak kari (KKA), dan

    kelelawar masak rica (KRI), sapi kukus (SKU), sapi masak kari (SKA), dan sapi

    masak rica (SRI), ayam kukus (AKU), ayam masak kari (AKA), dan ayam masak

    rica (ARI), serta ikan cakalang kukus (IKU), ikan cakalang masak kari (IKA), dan

    ikan cakalang masak rica (IRI). Pengujian organoleptik menggunakan uji hedonik

    (Setyaningsih et al 2010). Jumlah panelis yang digunakan adalah 50 orang panelis

    tidak terlatih, yaitu mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi

    yang terdiri atas pria dan wanita pada kelompok umur yang sama. Daging diolah

    dengan cara masak dan pemberian bumbu yang sama, setelah dimasak bahan uji

    disajikan secara acak dan dilakukan secara spontan. Skala hedonik yang

    digunakan berkisar antara 1 sampai 7. Pengujian dilakukan pada pukul 08.00

    sampai 12.00. Sebelum penelis memberikan tanggapan tentang contoh uji pada

    format uji, panelis diberikan arahan atau petunjuk tentang apa yang akan mereka

    lakukan. Untuk menghindari komunikasi antara panelis, antara panelis satu

    dengan lainnya dipisahkan dengan sekat yang dibuat dari karton ukuran 100 cm x

    50 cm x 50 cm. Komunikasi hanya terjadi antara panelis dan penyaji. Penyajian

    contoh dilegkapi dengan air minum. Setiap kali panelis pindah contoh uji

  • 118

    diwajibkan untuk minum agar supaya tidak terjadi bias terhadap atribut penilaian.

    Panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya dengan menggunakan

    format uji seperti di bawah ini.

    Form Penilaian Organoleptik Uji Hedonik

    Nama panelis :

    Tanggal Pengujian :

    Bahan uji :

    Petunjuk

    1. Dihadapan Anda terdapat 12 sampel.

    2. Anda dimohon untuk memberi penilaian terhadap masing-masing sampel

    berdasarkan kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, kekerasan, dan penerimaan

    keseluruhan, dengan angka yang sesuai dengan penilaian sebagaimana

    ditunjukkan pada keterangan notasi.

    3. Setiap kali anda mencicipi satu sampel, mohon saudara minum air putih, untuk

    menetralkan sampel berikutnya.

    Kode

    Sampel

    Tingkat kesukaan yang diuji

    Rasa Warna Aroma Keempukan Penerimaan

    Keseluruhan

    KKU

    KKA

    KRI

    SKU

    SKA

    SRI

    AKU

    AKA

    ARI

    IKU

    IKA

    IRI

    Keterangan notasi : 7 = sangat suka

    6 = suka

    5 = agak suka

    4 = biasa saja

    3 = agak tidak suka

    2 = tidak suka

    1 = sangat tidak suka

    Diagram alir proses pengolahan sampai pengujian disajikan pada Gambar

    33. Untuk analisis keragaman maka data hedonik diubah menjadi skala numerik.

    Untuk membaca skala hedonik maka angka numerik di belakang koma yang lebih

  • 119

    besar dari lima harus dibulatkan ke atas, dan angka numerik di belakang koma di

    bawah lima harus dibulatkan ke bawah.

    -darah ditiriskan,

    -sayap, kepala,

    rongga pernapasan

    dan pencernaan dikeluarkan

    -daging dipisahkan

    -dibersihkan dengan air

    -dibagi tiga bagian

    -dipotong dadu

    -tanpa bumbu - bumbu kari -bumbu rica

    -dimasak 20 - dimasak 20 -dimasak 20

    - diberi kode - diberi kode - diberi kode

    -dianalisis -dianalisis -dianalisis

    - rasa -rasa -rasa

    -warna -warna -warna

    -aroma -aroma -aroma

    -keempukan -keempukan -keempukan

    -penerimaan umum -penerimaan umum -penerimaan umum

    Gambar 33 Diagram alir pengolahan daging sampai pengujian organoleptik.

    Analisis Data

    Pengujia organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik (Setyangsih et al.

    2010). Data hasil uji hedonik diolah dengan metode Kruskal-Wallis (Gibbons

    1975) menggunakan Minitab versi 16. Untuk mengetahui perlakuan mana yang

    Kelelawar

    hidup

    Mati

    daging

    daging

    kukus

    daging

    masak kari

    daging

    masak rica

    contoh uji contoh uji contoh uji

    Daging sapi, ayam

    dan ikan cakalang

    Data hedonik Data hedonik Data hedonik

  • 120

    berbeda dianalisis menggunakan grafik kotak plot (boxplot). Tujuan

    menggunakan grafik boxplot adalah melihat median dan sebaran data respons

    panelis terhadap contoh uji. Prinsip dari boxplot adalah 50% dari data pengamatan

    menyebar dalam kotak (box), dan median adalah 50% respons penilaian panelis

    seperti pada nilai median kotak plot. Garis atas dan bawah yang merupakan

    perpanjangan dari kotak (whiskers) merupakan nilai yang lebih tinggi atau rendah

    dari data dalam kotak. Nilai di luar badan boxplot merupakan nilai outlier, yaitu

    data yang letaknya 1.5 kali panjang kotak diukur dari garis atas dan bawah kotak,

    dan nilai extrim adalah nilai-nilai yang letaknya lebih dari 3 kali panjang kotak

    diukur dari garis atas dan bawah kotak.

    Susunan perlakuan uji hedonik adalah sebagai berikut. Perlakuan 1 adalah

    daging kelelawar kukus (KKU), perlakuan 2 adalah daging kelelawar masak kari

    (KKA), perlakuan 3 adalah daging kelelawar masak rica (KRI), perlakuan 4

    adalah daging sapi kukus (SKU), perlakuan 5 adalah daging sapi masak kari

    (SKA), perlakuan 6 adalah daging sapi masak rica (SRI), perlakuan 7 adalah

    daging ayam kukus (AKU), perlakuan 8 adalah daging ayam masak kari (AKA),

    perlakuan 9 adalah daging ayam masak rica (ARI), perlakuan 10 adalah ikan

    cakalang kukus (IKU), Perlakuan 11 adalah ikan cakalang masak kari (IKA), dan

    perlakuan 12 adalah ikan cakalang masak rica (IRI).

  • 121

    Hasil dan Pembahasan

    Uji Hedonik Terhadap Rasa Daging Kelelawar, Daging Sapi, Daging Ayam,

    dan Ikan Cakalang yang Dikukus, Masak Kari, dan Rica-Rica

    Indera manusia adalah instrumen yang digunakan dalam analisis sensori,

    yang terdiri atas indera pencicipan, penglihatan, penciuman, dan perabaan. Proses

    penginderaan dimulai dari rangsangan suatu benda pada indera manusia, dan akan

    diteruskan oleh sel-sel saraf ke otak, dan otak akan menginterpretasikan

    rangsangan yang masuk menjadi persepsi, kemudian respons akan diformulasikan

    berdasarkan persepsi manusia.

    Data uji hedonik respons panelis terhadap rasa daging kelelawar, daging

    sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak

    rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil uji Kruskal-Wallis respons panelis

    terhadap rasa daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 16.

    Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap rasa disajikan pada

    Tabel 11.

    Tabel 11 Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap rasa

    daging Kelelawar, sapi, ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, masak

    kari, dan masak rica-rica

    Jenis Daging Olahan Rataan Standar Deviasi Median

    Kelelawar kukus

    Kelelawar kari

    Kelelawar rica-rica

    Sapi kukus

    Sapi kari

    Sapi rica-rica

    Ayam kukus

    Ayam kari

    Ayam rica-rica

    Ikan cakalang kukus

    Ikan cakalang kari

    Ikan cakalang rica-rica

    2.10

    5.90

    5.94

    2.75

    5.67

    5.69

    3.82

    6.14

    6.18

    2.98

    5.82

    6.12

    1.06

    0.76

    0.79

    1.67

    1.07

    0.95

    1.88

    0.66

    0.82

    1.49

    0.95

    0.84

    2

    6

    6

    2

    6

    6

    4

    6

    6

    3

    6

    6

    Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 16) menunjukkan bahwa perlakuan

    berpengaruh nyata (P0.05) pada rasa daging kelelawar, daging sapi, daging

    ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Hal ini

    menggambarkan respons panelis terhadap rasa daging kelelawar, daging sapi,

  • 122

    daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-

    rica memberikan pengaruh yang berbeda.

    Distribusi data hedonik dan nilai median respons panelis terhadap rasa

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus,

    masak kari, dan rica-rica disajikan pada Gambar 34. Respons penerimaan panelis

    terhadap rasa daging kelelawar kukus tidak disukai (2.10), dan daging sapi kukus

    hampir sama dengan ikan cakalang kukus, yaitu agak tidak disukai (2.75 dan

    2.98), sedangkan daging ayam kukus, panelis menyatakan biasa saja (4). Namun,

    nilai median untuk daging kelelawar kukus dan daging sapi kukus adalah 2,

    daging ayam kukus 4, dan ikan cakalang kukus 3. Hal ini memberikan gambaran

    bahwa panelis cenderung lebih menyukai daging ayam kukus diikuti ikan

    cakalang kukus, walaupun masih dalam taraf agak menyukai dan biasa saja,

    dibandingkan dengan daging kelelawar dan daging sapi kukus.

    Gambar 34 Distribusi data dan nilai median penerimaan panelis terhadap rasa

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, masak kari, dan rica-rica.

    Respons pemerimaan panelis terhadap rasa daging kelelawar kari hampir

    sama dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, yaitu

    disukai (5.82-6.14), dengan nilai median masing-masing adalah 6. Demikian juga

    respons penerimaan panelis terhadap rasa daging kelelawar rica-rica (5.94)

    hampir sama dengan daging sapi rica-rica (5.69), ayam rica-rica (6.18), dan ikan

    cakalang rica-rica (6.12), dengan nilai median masing-masing adalah 6. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa panelis cenderung menyukai daging kelelawar kari

    dan daging kelelawar rica-rica sama dengan daging sapi kari dan daging sapi rica-

    IRIIKAIKUARIAKAAKUSRISKASKUKRIKKAKKU

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    Jenis Daging Olahan

    Skal

    a H

    edon

    ik

    2

    6 6 66

    2

    6 6

    4

    6 6

    3

    Nilai Median Rasa

  • 123

    rica, daging ayam kari dan daging ayam rica-rica, juga ikan cakalang kari dan ikan

    cakalang rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik untuk daging kelelawar kukus dimulai

    dari 1 hingga 4, sedangkan daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan ikan

    cakalang kukus dari 1 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot dari daging

    kelelawar kukus ke arah atas mulai dari skala 3 ke 4 yang menggambarkan tingkat

    penerimaan panelis terhadap rasa daging kelelawar kukus hanya sampai ke arah

    biasa saja, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot dari daging sapi kukus ke

    arah atas mulai dari skala hedonik 4 hingga 7 yang menggambarkan tingkat

    penerimaan panelis terhadap rasa daging sapi kukus sampai ke arah sangat

    menyukai. Garis perpanjangan kotak boxplot dari daging ayam kukus dan ikan

    cakalang kukus ke arah bawah mulai dari skala 2 ke 1, dan ke arah atas mulai dari

    skala 6 ke 7 untuk daging ayam kukus, dari skala 4 hingga 7 untuk ikan cakalang

    kukus, yang menggambarkan bahwa respons panelis terhadap rasa daging ayam

    kukus dan ikan cakalang kukus sangat luas dimulai dari arah sangat tidak

    menyukai sampai sangat menyukai.

    Rentang penyebaran skala hedonik daging kelelawar kari dan daging ayam

    kari dimulai dari 5 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot untuk daging

    kelelawar kari ke arah atas mulai dari skala 6 ke 7 yang menggambarkan tingkat

    penerimaan panelis terhadap rasa daging kelelawar kari ke arah sangat menyukai,

    sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot pada daging ayam kari ke arah

    bawah mulai dari skala 5 ke 4 yang menggambarkan respons panelis terhadap

    daging ayam kari mengarah ke biasa saja sampai sangat disukai. Rentang

    penyebaran skala hedonik daging sapi kari dan ikan cakalang kari dimulai dari 4

    hingga 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas mulai dari skala

    hedonik 6 ke 7, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai

    dari skala hedonik 5 ke 4 yang menggambarkan respons panelis terhadap rasa

    daging sapi kari dan ikan cakalang kari sama, yaitu ke arah biasa saja sampai

    sangat menyukai. Rentang penyebaran skala hedonik daging kelelawar rica-rica

    sama dengan ikan cakalang rica-rica dimulai dari skala 5 hingga 7, tanpa ada garis

    perpanjangan kotak boxplot, yang menggambarkan 50% respons panelis

    mengarah ke sangat menyukai kelelawar rica-rica dan ikan cakalang rica-rica.

  • 124

    Rentang penyebaran skala hedonik daging sapi rica dimulai dari skala 4

    hingga 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas mulai dari skala

    hedonik 6 ke 7, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai

    dari skala hedonik 5 ke 4 yang menggambarkan respons panelis terhadap rasa

    daging sapi rica-rica ke arah biasa saja sampai sangat menyukai, dan rentang

    penyebaran skala daging ayam rica-rica dimulai dari 5 hingga 7, sedangkan garis

    perpanjangan kotak boxplot pada daging ayam rica-rica k earah bawah mulai dari

    6 ke 5 yang menggambarkan respons panelis terhadap daging ayam rica-rica dari

    agak suka ke sangat menyukai.

    Berdasarkan pada nilai rata-rata dan nilai median pada Tabel 11 serta pola

    penyebaran data hedonik pada Gambar 34 dapat dinyatakan bahwa penelis

    menyukai rasa daging kelelawar, baik yang dimasak kari dan rica-rica sama

    dengan daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kari dan rica-

    rica, sedangkan daging ayam kukus dan ikan cakalang kukus cenderung disukai,

    dan daging kelelawar kukus serta daging sapi kukus dinyatakan tidak disukai.

    Rasa daging yang disukai adalah rasa daging yang diberi bumbu masak. Hal ini

    disebabkan cara masak daging di Manado yang menggunakan bumbu-bumbu

    masak, terutama bumbu kari dan rica-rica sehingga penelis terbiasa

    mengkonsumsi daging yang diolah menggunakan bumbu masak rica-rica dan kari

    yang pedas. Akibatnya, indera pencicipan peka terhadap sensasi rasa pedas.

    Setyaningsih et al. ( 2010) menyatakan bahwa kepekaan terhadap rasa bervariasi

    bergantung pada substansi yang diuji, yaitu pada permukaan lidah terdapat sel-sel

    yang peka terhadap lima rasa dasar dengan urutan kepekaan, yaitu lidah ujung

    depan peka terhadap manis, tengah depan terhadap rasa asin, tengah belakang

    asam, pangkal lidah pahit, dan selain rasa dasar terdapat sensasi rasa yang

    dihasilkan oleh saraf trigeminal yang terletak di rongga mulut dan hidung, seperti

    rasa pedas, rasa dingin, dan rasa terbakar. Bumbu-bumbu yang digunakan dalam

    proses pengolahan daging memberikan sensasi rasa pedas, gurih, dan enak.

    Uji Hedonik Terhadap Warna Daging Kelelawar, Daging Sapi, Daging

    Ayam, dan Ikan Cakalang yang Dikukus, Masak Kari, dan Rica-Rica

    Bagi konsumen, salah satu hal yang penting dalam penilaian produk

    makanan adalah warna produk, dan konsumen akan memilih makanan sesuai

  • 125

    dengan selera yang dilihatnya secara visual. Data uji hedonik respons panelis

    terhadap warna daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang

    yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran

    17. Hasil uji Kruskal-Wallis respons panelis terhadap warna daging kelelawar,

    daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan

    dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 18. Rataan, standar deviasi, dan

    median respons penelis terhadap rasa disajikan pada Tabel 12.

    Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 18) menunjukkan bahwa perlakuan

    berpengaruh nyata (P0.05) terhadap warna daging kelelawar, daging sapi, daging

    ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Hal ini

    menggambarkan respons panelis terhadap warna daging kelelawar, daging sapi,

    daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-

    rica memberikan pengaruh yang berbeda.

    Tabel 12 Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap warna

    daging kelelawar, sapi, ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, masak

    kari, dan masak rica-rica

    Jenis Daging Olahan Rataan Standar deviasi Median

    Kelelawar kukus

    Kelelawar kari

    Kelelawar rica-rica

    Sapi kukus

    Sapi kari

    Sapi rica-rica

    Ayam kukus

    Ayam kari

    Ayam rica-rica

    Ikan cakalang kukus

    Ikan cakalang kari

    Ikan cakalang rica-rica

    4.14

    5.58

    5.52

    4.38

    5.72

    5.50

    4.58

    5.84

    5.72

    4.50

    5.64

    5.26

    1.51

    0.81

    0.81

    1.32

    0.88

    0.91

    1.58

    1.18

    1.01

    1.59

    0.98

    1.35

    5

    6

    5

    5

    6

    5

    5

    6

    6

    5

    6

    6

    Distribusi data hedonik dan nilai median respons panelis terhadap warna

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus,

    masak kari, dan rica-rica disajikan pada Gambar 35. Respons penerimaan panelis

    terhadap warna daging kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam kukus,

    dan ikan cakalang kukus hampir sama, yaitu biasa saja, dengan rataan masing

    masing adalah 4.14, 4.38, 4.58,4.50, dan nilai median masing-masing adalah 5.

    Hal ini memberikan gambaran bahwa panelis cenderung menyukai warna daging

  • 126

    kelelawar kukus sama dengan warna sapi kukus, ayam kukus, dan ikan cakalang

    kukus

    Respons pemerimaan panelis terhadap warna daging kelelawar kari hampir

    sama dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, yaitu

    disukai, dengan rataan masing masing adalah 5.58, 5.72, 5.84, 5.64, dan nilai

    median masing-masing adalah 6. Hal ini memberikan gambaran bahwa panelis

    menyukai warna daging kelelawar kukus sama dengan warna daging sapi kukus,

    daging ayam kukus, dan ikan cakalang kukus

    Respons penerimaan panelis terhadap warna daging kelelawar rica-rica

    hampir sama dengan daging sapi rica-rica, daging ayam rica-rica, dan ikan

    cakalang rica-rica dengan rataan masing masing adalah 5.58, 5.72, 5.84, dan 5.64,

    namun nilai median daging kelelawar rica-rica dan daging sapi rica-rica adalah 5,

    sedangkan daging ayam rica-rica dan ikan cakalang rica-rica adalah 6. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa panelis lebih menyukai daging ayam rica-rica dan

    ikan cakalang rica-rica daripada daging kelelawar rica-rica dan daging sapi rica-

    rica.

    Gambar 35 Distribusi data dan nilai median penerimaan panelis terhadap warna

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, masak kari, dan rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik untuk daging kelelawar kukus, daging

    sapi kukus, dan daging ayam kukus dimulai dari 2 hingga 7, dan ikan cakalang

    kukus dari 1 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot dari daging kelelawar

    kukus dan daging sapi kukus ke arah atas mulai dari skala 5 ke 7, namun untuk

    IRIIKAIKUARIAKAAKUSRISKASKUKRIKKAKKU

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    Jenis Daging Olahan

    Skal

    a H

    edon

    ik 5

    6 6 6

    5 5

    6

    5 5

    6 6

    5

    Nilai Median Warna

  • 127

    daging ayam kukus dan ikan cakalang kukus mulai dari 6 ke 7, dan garis

    perpanjangan kotak boxplot dari daging kelelawar kukus, daging sapi kukus, dan

    daging ayam kukus ke arah bawah dari 3 ke 2, namun untuk ikan cakalang kukus

    dari 3 ke 1, yang menggambarkan bahwa respons panelis terhadap warna daging

    kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan ikan cakalang kukus

    sangat luas dimulai dari arah sangat tidak disukai sampai sangat disukai.

    Rentang penyebaran skala hedonik daging kelelawar kari, daging sapi kari,

    dan ikan cakalang kari dimulai dari 4 hingga 7, dan daging ayam kari dimulai dari

    5 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot untuk daging kelelawar kari, daging

    sapi kari, dan ikan cakalang kari ke arah atas mulai dari skala 6 ke 7, dan garis

    perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah dari skala 5 ke 4, namun untuk ikan

    cakalang kari terdapat data respons yang terletak di luar badan boxplot, yang

    menggambarkan respons panelis terhadap warna daging kelelawar kari, daging

    sapi kari, dan ikan cakalang kari mengarah dari biasa saja sampai sangat disukai.

    Namun, ada sebagian panelis secara ekstrim agak tidak suka. Rentang penyebaran

    skala hedonik daging ayam kari dimulai dari 5 hingga 7, dan garis perpanjangan

    kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala hedonik 6 ke 5, namun terdapat data

    respons yang terletak di luar badan boxplot yang merupakan nilai ekstrim. Hal ini

    mengambarkan bahwa pada umumnya panelis mempunyai persepsi yang sama

    dalam menyatakan respons terhadap kesukaan warna daging ayam kari, dan

    sebagian panelis menyatakan tidak menyukai daging ayam kari.

    Rentang penyebaran skala hedonik daging kelelawar rica-rica sama

    dengan daging sapi rica-rica, daging ayam rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica

    dimulai dari skala 4 hingga 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas

    mulai dari skala hedonik 6 ke 7, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot ke

    arah bawah mulai dari skala hedonik 5 ke 4. Namun, untuk daging kelelawar rica-

    rica dan daging sapi rica-rica mempunyai nilai median 5, sedangkan daging ayam

    rica-rica mempunyai nilai median 6. Hal ini menggambarkan bahwa respons

    panelis terhadap warna daging kelelawar rica-rica, daging sapi rica-rica, daging

    ayam rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica dimulai dari arah biasa saja sampai

    sangat disukai, namun sebagian besar panelis menyatakan menyukai warna daging

  • 128

    kelelawar rica-rica dan daging sapi rica-rica, sedangkan untuk daging ayam rica-

    rica, dan ikan cakalang rica-rica dinyatakan sangat disukai.

    Berdasarkan pada nilai rata-rata dan nilai median pada Tabel 12 serta pola

    penyebaran data hedonik pada Gambar 35 dapat dinyatakan bahwa penelis lebih

    menyukai warna daging kelelawar kari, daging sapi kari, daging ayam kari, ikan

    cakalang kari, daging ayam rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica daripada daging

    kelelawar kukus, daging kelelawar rica-rica, daging sapi kukus, daging sapi rica-

    rica, daging ayam kukus, dan ikan cakalang kukus. Warna daging yang lebih

    disukai adalah warna yang kelihatan cerah, sedangkan yang tidak disukai adalah

    warnanya kelihatan agak gelap. Hal ini disebabkan karena pengaruh jenis daging,

    yaitu daging kelelawar, daging sapi, dan ikan cakalang, warnanya agak gelap

    dibanding daging ayam yang berwarna putih. Aberlle et al. (2001), Lawrie (2003)

    menyatakan bahwa warna daging dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi faktor

    penentunya adalah kandungan mioglobin daging, yaitu kandungan mioglobin

    bergantung pada spesies, umur, jenis daging dan aktivitas fisik. Selain jenis

    daging, pemberian bumbu masak juga mempengaruhi penampilan warna daging,

    yaitu daging yang dimasak kari warnanya lebih cerah, sedangkan yang diberi

    bumbu rica-rica warnanya gelap. Lebih cerahnya warna daging yang dimasak kari

    karena daging yang dimasak rica-rica tidak diberikan kunyit, sedangkan daging

    yang dimasak kari diberikan kunyit, sehingga warna kunyit menyebarkan ke

    seluruh permukaan daging yang dimasak kari. Desroiser (1988) menyatakan

    bahwa atribut warna pada umumnya dianggap suatu sifat dari benda, dan benda

    akan berwarna jika memantulkan dan menyebarkan energi yang dapat dilihat.

    Uji Hedonik Terhadap Aroma Daging Kelelawar, Daging Sapi, Daging

    Ayam, dan Ikan Cakalang yang Dikukus, Masak Kari, dan Rica-Rica

    Aroma adalah suatu atribut sensori yang dapat dideteksi dengan indera

    penciuman, yaitu hidung, dan merupakan sifat mutu yang penting dalam penilaian

    bahan pangan. Data uji hedonik respons panelis terhadap aroma daging kelelawar,

    daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan

    dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 19. Hasil uji Kruskal-Wallis

    respons panelis terhadap aroma daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan

    ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-rica dapat dilihat

  • 129

    pada Lampiran 20. Rataan, standar deviasi dan median respons penerimaan

    penelis terhadap aroma disajikan pada Tabel 13.

    Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 20) menunjukkan bahwa perlakuan

    memberikan pengaruh nyata (P0.05) terhadap aroma daging kelelawar, daging

    sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Hal

    ini menggambarkan respons panelis terhadap aroma daging kelelawar, daging

    sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan di masak

    rica-rica memberikan pengaruh yang berbeda.

    Tabel 13 Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap aroma

    daging kelelawar, sapi, ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, masak

    kari, dan masak rica-rica

    Jenis Daging Olahan Rataan Standar Deviasi Median

    Kelelawar kukus

    Kelelawar kari

    Kelelawar rica-rica

    Sapi kukus

    Sapi kari

    Sapi rica-rica

    Ayam kukus

    Ayam kari

    Ayam rica-rica

    Ikan cakalang kukus

    Ikan cakalang kari

    Ikan cakalang rica-rica

    2.54

    5.78

    5.65

    2.72

    5.50

    5.61

    3.09

    5.87

    6.04

    3.09

    5.70

    5.87

    1.28

    0.85

    0.64

    1.15

    1.15

    0.91

    1.49

    0.93

    0.67

    1.36

    1.11

    0.81

    2

    6

    6

    2

    6

    6

    3

    6

    6

    3

    6

    6

    Distribusi data hedonik dan nilai median respons panelis terhadap warna

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus,

    masak kari, dan rica-rica, disajikan pada Gambar 36. Respons penerimaan panelis

    terhadap aroma daging kelelawar kukus dan daging sapi kukus berkisar antara

    2.54 hingga 2.72, yaitu tidak suka hingga agak tidak suka, dengan nilai median 2,

    dan daging ayam kukus serta ikan cakalang kukus 3.09, yaitu agak tidak disukai,

    dengan nilai median 3. Hal ini memberikan gambaran bahwa panelis cenderung

    tidak menyukai aroma daging kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam

    kukus, dan ikan cakalang kukus.

    Respons penerimaan panelis terhadap aroma daging kelelawar kari, daging

    sapi kari, ayam kari, dan ikan cakalang kari berkisar antara antara 5.54 hingga

    5.87, yaitu agak suka dengan nilai median masing-masing adalah 6. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa panelis menyukai aroma daging kelelawar kari,

  • 130

    sama dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari. Respons

    penerimaan panelis terhadap aroma daging kelelawar rica-rica, daging sapi rica-

    rica, ayam rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica berkisar antara 5.61 hingga 6.04,

    dengan nilai median masing-masing adalah 6. Hal ini memberikan gambaran

    bahwa panelis menyukai aroma daging kelelawar kari sama dengan sapi kari, dan

    sapi rica-rica, ayam kari dan ayam rica-rica, juga ikan cakalang kari.

    Gambar 36 Distribusi data dan nilai median penerimaan panelis terhadap aroma

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, masak kari, dan rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik untuk aroma daging kelelawar kukus

    dimulai dari 1 hingga 4, daging sapi kukus 1 hingga 6, ayam kukus, dan ikan

    cakalang kukus dari 1 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot dari kelelawar

    kukus ke arah atas mulai dari skala 3 hingga 4, dan garis perpanjangan kotak

    boxplot ke arah bawah dari 2 ke 1 yang menggambarkan tingkat penerimaan

    panelis terhadap aroma daging kelelawar kukus mulai dari sangat tidak suka

    sampai ke arah biasa saja, walaupun ada data respons panelis di luar badan

    boxplot yang menyatakan agak suka dengan aroma daging kelelawar kukus,

    kecenderungan itu sangat kecil. Garis perpanjangan kotak boxplot dari sapi kukus

    ke arah atas mulai dari skala hedonik 4 hingga 7, dan garis perpanjangan kotak

    boxplot ke arah bawah dari 2 ke 1 yang menggambarkan tingkat penerimaan

    panelis terhadap aroma daging sapi kukus mulai dari sangat tidak menyukai ke

    arah sangat menyukai, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot dari ayam

    kukus dan ikan kukus ke arah bawah mulai dari skala 2 ke 1, dan ke arah atas

    mulai dari skala 6 ke 7 yang menggambarkan bahwa respons panelis terhadap

    IRIIKAIKUARIAKAAKUSRISKASKUKRIKKAKKU

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    Jenis Daging Olahan

    Skal

    a H

    edon

    ik

    2

    6 6 66

    2

    6 6

    3

    6 6

    3

    Nilai Median Aroma

  • 131

    aroma daging ayam kukus dan ikan kukus sangat luas dimulai dari arah sangat

    tidak menyukai hingga sangat menyukai. Berdasakan pada distribusi data pada

    Gambar 36, dapat dikatakan bahwa aroma daging kelelawar kukus cenderung

    kurang disukai dibanding dengan daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan ikan

    cakalang kukus. Adanya kecenderungan daging kelelawar kukus kurang disukai

    karena kelelawar memiliki kelenjar pada bagian leher yang mengeluarkan aroma

    khas yang tidak disukai, dan aroma tersebut terakumulasi dengan daging.

    Rentang penyebaran skala hedonik aroma daging kelelawar kari sama

    dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, yaitu berkisar

    dari 4 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas mulai dari skala 6

    ke 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala 5 ke 4

    yang menggambarkan respons panelis terhadap aroma daging kelelawar kari sama

    dengan aroma daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, yaitu

    mulai dari arah biasa saja hingga sangat disukai, walaupun terdapat data panelis di

    luar badan bloxplot yang menyatakan kurang menyukai aroma daging sapi kari,

    daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, gambaran tersebut hanya sebagian kecil

    dari jumlah panelis.

    Rentang penyebaran skala hedonik aroma daging kelelawar rica-rica sama

    dengan aroma daging sapi rica-rica, dan ikan cakalang kari berkisar dari 4 hingga

    7, sedangkan daging ayam rica-rica tidak membentuk boxplot karena data respons

    panelis tidak menyebar, namun berkumpul pada median 6, walaupun ada data

    yang di luar median yang menyebar dari 1 hingga 7. Garis perpanjangan kotak

    boxplot untuk aroma daging kelelawar rica-rica, daging sapi rica-rica, dan ikan

    cakalang rica-rica ke arah atas mulai dari skala 6 ke 7, dan garis perpanjangan

    kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala 5 ke 4 yang menggambarkan

    respons panelis terhadap aroma daging kelelawar rica-rica sama dengan aroma

    daging sapi rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica, yaitu mulai dari arah biasa saja

    sampai sangat disukai, walaupun ada data panelis di luar badan boxplot yang

    menyatakan kurang menyukai aroma daging sapi rica-rica. Aroma daging ayam

    rica-rica cenderung sangat disukai, walaupun terdapat data panelis yang jauh dari

    respons panelis umumnya yang menyatakan kurang menyukai aroma daging ayam

    rica-rica.

  • 132

    Berdasarkan pada nilai rata-rata dan nilai median pada Tabel 13 serta pola

    penyebaran data hedonik pada Gambar 36 dapat dinyatakan bahwa aroma daging

    kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan ikan cakalang kukus

    kurang disukai, sedangkan aroma daging kelelawar, daging sapi, daging ayam

    dan ikan cakalang yang dimasak kari dan rica-rica disukai. Kurang disukainya

    aroma daging kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan

    daging ikan cakalang kukus karena panelis tidak terbiasa mengkonsumsi daging

    dan ikan cakalang yang hanya di kukus. Dengan demikian, pada waktu disajikan,

    sensasi tidak menyukai yang diterima oleh sel-sel saraf dari indera penciuman

    diteruskan ke otak, dan otak akan menginterpretasikan respons yang masuk

    menjadi persepsi tidak menyukai. Winarno (2005) menyatakan bahwa aroma

    makan banyak menentukan kelezatan bahan makanan. Zaika et al (1978)

    menyatakan bahwa aroma dipengaruhi oleh jumlah bumbu yang ditambahkan ke

    dalam adonan, makin banyak bumbu maka aroma makin tajam.

    Uji Hedonik Terhadap Keempukan Daging Kelelawar, Daging Sapi, Daging

    Ayam, dan Ikan Cakalang yang Dikukus, Masak Kari, dan Rica-Rica

    Rataan, standar deviasi dan median respons penerimaan penelis terhadap

    keempukan disajikan pada Tabel 14.

    Tabel 14 Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap

    keempukan daging kelelawar, sapi, ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, masak kari, dan masak rica-rica

    Jenis Daging Olahan Rataan Standar deviasi Median

    Kelelawar kukus

    Kelelawar kari

    Kelelawar rica-rica

    Sapi kukus

    Sapi kari

    Sapi rica-rica

    Ayam kukus

    Ayam kari

    Ayam rica-rica

    Ikan cakalang kukus

    Ikan cakalang kari

    Ikan cakalang rica-rica

    4.88

    5.80

    5.86

    4.72

    5.76

    5.62

    5.28

    5.84

    6.08

    5.08

    5.86

    5.94

    1.51

    0.76

    0.78

    1.46

    0.85

    0.90

    1.20

    0.84

    0.78

    1.44

    0.83

    0.82

    5

    6

    6

    5

    6

    6

    6

    6

    6

    5

    6

    6

    Data uji hedonik respons panelis terhadap keempukan daging kelelawar,

    daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan

    dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil uji Kruskal-Wallis

  • 133

    respons panelis terhadap keempukan daging kelelawar, daging sapi, daging ayam,

    dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-rica dapat dilihat

    pada Lampiran 22. Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 22) menunjukkan bahwa

    perlakuan berpengaruh nyata (P0.05) pada keempukan daging kelelawar, daging

    sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Hal

    ini menggambarkan respons panelis terhadap keempukan daging kelelawar,

    daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, masak kari, dan rica-

    rica memberikan pengaruh yang berbeda.

    Distribusi data hedonik dan nilai median respons panelis terhadap

    keempukan daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang

    dikukus, masak kari, dan rica-rica disajikan pada Gambar 37. Respons

    penerimaan panelis terhadap keempukan daging kelelawar kukus dan daging sapi

    kukus berkisar antara 4.72 sampai 5.28, yaitu biasa saja hingga agak suka, dengan

    nilai median 5 untuk daging kelelawar kukus, daging sapi kukus, dan ikan

    cakalang kukus, sedangkan nilai median ayam kukus adalah 6. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa keempukan daging kelelawar kukus cenderung

    disukai penelis sama dengan keempukan daging sapi kukus, dan ikan cakalang

    kukus, namun panelis lebih menyukai keempukan daging ayam kukus.

    Gambar 37 Distribusi data dan nilai median penerimaan panelis terhadap

    keempukan daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan

    cakalang yang dikukus, masak kari, dan rica-rica.

    IRIIKAIKUARIAKAAKUSRISKASKUKRIKKAKKU

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    Jenis daging Olahan

    Skal

    a H

    edon

    ik 5

    6 6 66

    5

    6 6 6 6 6

    5

    Nilai Median Keempukan

  • 134

    Respons penerimaan panelis terhadap keempukan daging kelelawar kari,

    daging sapi kari, ayam kari, dan ikan cakalang kari berkisar antara 5.76 hingga

    5.86, yaitu agak suka, dengan nilai median masing-masing adalah 6. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa panelis menyukai keempukan daging kelelawar

    kari, sama dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari.

    Respons penerimaan panelis terhadap keempukan daging kelelawar rica-rica,

    daging sapi rica-rica, ayam rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica berkisar antara

    5.94 hingga 6.08, yaitu agak suka hingga suka, dengan nilai median masing-

    masing adalah 6. Hal ini memberikan gambaran bahwa panelis menyukai

    keempukan daging kelelawar kari sama dengan keempukan daging sapi rica-rica,

    ayam rica-rica, juga ikan cakalang rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik untuk keempukan daging kelelawar

    kukus dimulai dari 1 hingga 7, daging sapi kukus 2 hingga 7, ayam kukus dan

    ikan cakalang kukus dari 4 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot dari

    kelelawar kukus ke arah atas mulai dari skala 6 ke 7, dan garis perpanjangan kotak

    boxplot ke arah bawah dari 4 hingga 1 yang menggambarkan tingkat penerimaan

    panelis terhadap keempukan daging kelelawar kukus dari sangat tidak suka hingga

    sangat disukai. Garis perpanjangan kotak boxplot dari sapi kukus ke arah atas

    mulai dari skala hedonik 6 ke 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah

    bawah dari 4 ke 2 yang menggambarkan tingkat penerimaan panelis terhadap

    aroma daging sapi kukus mulai dari tidak menyukai ke arah sangat disukai. Garis

    perpanjangan kotak boxplot dari ayam kukus dan ikan kukus ke arah bawah

    adalah sama mulai dari skala 5 ke 4, dan ke arah atas mulai dari skala 6 ke 7, serta

    terdapat data respons panelis di luar badan boxplot, namun nilai median dari

    daging ayam kukus 6, sedangkan ikan cakalang kukus hanya 5, yang

    menggambarkan bahwa respons panelis terhadap keempukan daging ayam kukus

    lebih disukai dibandingkan dengan keempukan ikan cakalang kukus.

    Rentang penyebaran skala hedonik keempukan daging kelelawar kari sama

    dengan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari, yaitu berkisar

    dari 4 hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas mulai dari skala 6

    ke 7 untuk daging kelelawar kari, daging sapi kari, dan daging ayam kari, namun

    untuk ikan cakalang kari tidak terdapat perpanjang garis ke arah atas, dan garis

  • 135

    perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala 5 ke 4 yang

    menggambarkan respons panelis terhadap keempukan daging kelelawar kari sama

    dengan keempukan daging sapi kari, daging ayam kari, dan ikan cakalang kari,

    yaitu mulai dari arah biasa saja hingga sangat disukai, walaupun terdapat data

    panelis di luar badan bloxplot yang merupakan gambaran sebagian kecil panelis

    yang menyatakan kurang menyukai keempukan daging ayam kari.

    Rentang penyebaran skala hedonik keempukan daging kelelawar rica-rica

    sama dengan keempukan daging sapi rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica

    berkisar dari 4 hingga 7, sedangkan daging ayam rica-rica berkisar dari 5 hingga

    7. Garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas untuk keempukan daging

    kelelawar rica-rica, daging sapi rica-rica, daging ayam rica-rica, dan ikan cakalang

    rica-rica mulai dari skala 6 ke 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah

    bawah mulai dari skala 5 ke 4 untuk daging kelelawar rica-rica, daging sapi rica-

    rica, dan ikan rica-rica, sedangkan daging ayam rica-rica dari 6 ke 5, yang

    menggambarkan respons panelis terhadap keempukan daging kelelawar rica sama

    dengan keempukan daging sapi rica-rica, dan ikan cakalang rica-rica, yaitu mulai

    dari arah biasa saja sampai sangat disukai, sedangkan daging ayam rica-rica

    dimulai dari agak suka hingga sangat menyukai, walaupun ada data panelis di luar

    badan boxplot yang menyatakan kurang menyukai keempukan daging sapi rica-

    rica dan ayam rica-rica.

    Berdasarkan pada nilai rata-rata dan nilai median pada Tabel 14 serta pola

    penyebaran data hedonik pada Gambar 37 dapat dinyatakan bahwa keempukan

    daging kelelawar dikukus sama dengan keempukan daging sapi kukus dan ikan

    cakalang kukus, yaitu cenderung disukai, sedangkan keempukan daging kelelawar

    kari dan rica-rica sama dengan daging keempukan daging sapi kari, daging sapi

    rica-rica, daging ayam kukus, daging ayam kari, daging ayam rica-rica, dan ikan

    cakalang kari, serta ikan cakalang rica-rica.

    Uji Hedonik Terhadap Penerimaan Umum Daging Kelelawar, Daging Sapi,

    Daging Ayam, dan Ikan Cakalang yang Dikukus, Masak Kari, dan Rica-Rica

    Data uji hedonik respons panelis terhadap penerimaan umum daging

    kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak

    kari, dan dimasak rica-rica dapat dilihat pada Lampiran 23. Hasil uji Kruskal-

  • 136

    Wallis respons panelis terhadap penerimaan umum daging kelelawar, daging sapi,

    daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, dimasak kari, dan dimasak rica-

    rica dapat dilihat pada Lampiran 24. Rataan, standar deviasi, dan median respons

    penerimaan panelis terhadap penerimaan umum disajikan pada Tabel 15.

    Tabel 15 Rataan, standar deviasi, dan median respons penelis terhadap

    penerimaan umum daging kelelawar, sapi, ayam, dan ikan cakalang

    yang dikukus, masak kari, dan masak rica-rica

    Jenis Daging Olahan Rataan Standar Deviasi Median

    Kelelawar kukus

    Kelelawar kari

    Kelelawar rica-rica

    Sapi kukus

    Sapi kari

    Sapi rica-rica

    Ayam kukus

    Ayam kari

    Ayam rica-rica

    Ikan cakalang kukus

    Ikan cakalang kari

    Ikan cakalang rica-rica

    3.10

    5.94

    6.06

    3.39

    5.76

    5.96

    4.18

    5.92

    6.28

    4.10

    6.00

    6.20

    1.79

    0.74

    0.77

    1.65

    0.96

    0.83

    1.81

    0.80

    0.64

    1.62

    0.78

    0.78

    2

    6

    6

    3

    6

    6

    4

    6

    6

    4

    6

    6

    Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 24) menunjukkan bahwa perlakuan

    berpengaruh nyata (P0.05) pada penerimaan umum daging kelelawar, daging

    sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dimasak kukus, kari, dan rica-rica. Hal

    ini menggambarkan respons panelis terhadap penerimaan umum daging

    kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dikukus, masak kari,

    dan rica-rica memberikan pengaruh yang berbeda.

    Distribusi data hedonik dan nilai median respons panelis terhadap

    penerimaan umum daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan

    cakalang yang dikukus, masak kari, dan rica-rica disajikan pada Gambar 38.

    Respons pemerimaan panelis terhadap penampakan keseluruhan daging kelelawar

    kukus adalah 3.10, dengan nilai median 2, yaitu tidak suka, daging sapi kukus

    berkisar 3.39 dengan nilai median 3, yaitu agak tidak suka, dan daging ayam

    kukus 4.18, dengan nilai median 4, yaitu biasa saja. Hal ini memberikan gambaran

    bahwa panelis cenderung tidak menyukai penampakan keseluruhan dari daging

    kelelawar kukus, daging sapi kukus, daging ayam kukus, dan ikan cakalang

    kukus.

  • 137

    Respons penerimaan panelis terhadap penampakan keseluruhan daging

    kelelawar kari, daging sapi kari, ayam kari, dan ikan cakalang kari berkisar 5.76

    hingga 6, dengan nilai median masing-masing adalah 6, yaitu suka. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa panelis menyukai penampakan keseluruhan daging

    kelelawar kari, sama dengan penampakan keseluruhan daging sapi kari, daging

    ayam kari, dan ikan cakalang kari.

    Gambar 38 Distribusi data dan nilai median penerimaan panelis terhadap

    penerimaan umum daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan

    ikan cakalang yang dikukus, masak kari, dan rica-rica.

    Respons penerimaan panelis terhadap penampakan keseluruhan daging

    kelelawar rica-rica, daging sapi rica-rica, daging ayam rica-rica, dan ikan

    cakalang rica-rica berkisar antara 5.92 hingga 6.20, dengan nilai median masing-

    masing adalah 6, yaitu suka. Hal ini memberikan gambaran bahwa panelis

    menyukai penampakan keseluruhan daging kelelawar rica-rica sama dengan

    penampakan keseluruhan daging sapi rica-rica, daging ayam rica-rica, juga ikan

    cakalang rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik untuk penerimaan umum daging

    kelelawar kukus dimulai dari 1 hingga 7 sama dengan daging sapi kukus, daging

    ayam kukus, dan ikan cakalang kukus. Garis perpanjangan kotak boxplot dari

    kelelawar kukus ke arah atas mulai dari skala 4 hingga 7, dan garis perpanjangan

    kotak boxplot ke arah bawah dari 2 ke 1 yang menggambarkan tingkat penerimaan

    panelis terhadap penampakan umum daging kelelawar kukus mulai dari sangat

    IRIIKAIKUARIAKAAKUSRISKASKUKRIKKAKKU

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    Jenis Daging Olahan

    Skal

    a H

    edon

    ik

    2

    6 6 66

    3

    6 6

    4

    6 6

    4

    Nilai Median Penerimaan Umum

  • 138

    tidak suka hingga sangat suka. Garis perpanjangan kotak boxplot dari sapi kukus

    ke arah atas mulai dari skala hedonik 5 hingga 7, dan garis perpanjangan kotak

    boxplot ke arah bawah dari 2 ke 1 yang menggambarkan tingkat penerimaan

    panelis terhadap penampakan umum daging sapi kukus sama dengan daging

    kelelawar kukus, sedangkan garis perpanjangan kotak boxplot dari ayam kukus ke

    arah atas mulai dari skala 6 ke 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot dari ke

    arah bawah mulai dari skala 3 ke 1, yang menggambarkan bahwa respons panelis

    terhadap penampakan keseluruhan daging ayam kukus sama dengan penampakan

    keseluruhan daging kelelawar kukus dan daging sapi kukus. Demikian juga

    dengan ikan cakalang kukus, yaitu garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas

    mulai dari skala 5 ke 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah

    mulai dari skala 3 ke 1.

    Rentang penyebaran skala hedonik penerimaan umum daging kelelawar

    kari sama dengan daging sapi kari dan daging ayam kari yang berkisar dari 4

    hingga 7. Garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas mulai dari skala 5

    hingga 7, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala 5

    ke 4 yang menggambarkan respons panelis terhadap penerimaan umum daging

    kelelawar kari sama dengan penerimaan umum daging sapi kari dan daging ayam

    kari, yaitu mulai dari arah biasa saja hingga sangat disukai, walaupun terdapat

    data panelis di luar badan bloxplot yang menyatakan kurang menyukai

    penerimaan umum daging sapi kari. Gambaran tersebut hanya sebagian kecil dari

    jumlah panelis. Penyebaran skala hedonik penerimaan umum ikan cakalang kari

    berkisar 5 hingga 7, tanpa ada garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas, dan

    garis perpanjangan kotak boxplot ke arah bawah mulai dari skala 6 ke 5 yang

    menggambarkan panelis cenderung sangat menyukai penampakan keseluruhan

    ikan cakalang kari, walaupun sama dengan daging sapi kari, terdapat data panelis

    di luar badan bloxplot yang menyatakan kurang menyukai penampakan

    keseluruhan daging sapi kari.

    Rentang penyebaran skala hedonik penerimaan umum daging kelelawar

    rica-rica, yaitu mulai dari 5 hingga 7, tanpa ada garis perpanjangan ke arah atas

    dan ke arah bawah yang menggambarkan kecenderungan panelis sangat menyukai

    penampakan keseluruhan daging kelelawar rica-rica. Rentang penyebaran skala

  • 139

    hedonik penerimaan umum daging sapi rica-rica berkisar dari 4 hingga 7, tanpa

    ada garis perpanjangan kotak boxplot ke arah atas, dan garis perpanjangan kotak

    boxplot ke arah bawah dari skala 5 ke 4 yang menggambarkan panelis menyukai

    biasa saja hingga sangat menyukai penampakan keseluruhan sapi rica-rica.

    Rentang penyebaran skala hedonik penerimaan umum daging ayam rica-rica dan

    ikan cakalang rica-rica adalah sama, yaitu mulai dari 5 hingga 7, tanpa ada garis

    perpanjangan kotak boxplot ke arah atas, dan garis perpanjangan kotak boxplot ke

    arah bawah mulai dari skala 6 ke 5 yang menggambarkan respons panelis

    terhadap penampakan keseluruhan daging ayam rica dan cakalang rica-rica mulai

    dari arah agak suka sampai sangat sukai, walaupun ada data panelis di luar badan

    boxplot yang menyatakan kurang menyukai penampakan keseluruhan daging

    ayam rica-rica dan ikan cakalang rica-rica.

    Berdasarkan nilai rata-rata dan nilai median pada Tabel 15 serta pola

    penyebaran data hedonik pada Gambar 38 dapat dinyatakan bahwa panelis tidak

    menyukai penampakan keseluruhan daging kelelawar kukus, sapi kukus agak

    tidak disukai, ayam kukus dan ikan cakalang kukus biasa saja, sedangkan

    penampakan keseluruhan daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan

    cakalang yang dimasak kari dan rica-rica disukai.

    Simpulan

    Berdasarkan uji hedonik terhadap atribut rasa, warna, aroma, keempukan,

    dan penerimaan umum maka disimpulkan bahwa kesukaan panelis terhadap

    daging kelelawar sama dengan kesukaan panelis terhadap daging sapi, daging

    ayam, dan ikan cakalang. Dilihat dari cara pengolahan maka penelis menyukai

    daging kelelawar, daging sapi, daging ayam, dan ikan cakalang yang dimasak

    kari dan masak rica-rica, sedangkan yang dikukus tidak disukai.

  • 140

    Daftar Pustaka

    Aberle ED, Forrest JC, Gerrad DE, Mills EW. 2001. Principles of Meat Science.

    Ed Ke-4. USA: Kendal/Hunt Pulishing Co.

    Desroiser NM. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : UI Press.

    Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri

    Pangan dan Agro. Bogor : IPB press.

    Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Yokyakarta : Gadjah Mada

    University Press.

    Soewarno S. 1981. Penilaian organoleptik untuk industri pangan dan hasil

    pertanian. Pusat teknologi pangan (Pusbangtepa). IPB. Bogor.

    Lawrie RA. 2003. Ilmu daging. Parakkasi A, Penerjemah; Jakarta: Terjemahan

    dari : Meat Science.

    Zaika LL, Tatiana EZ, Palumbo SA, Smith JL, 1978. Effect of spice and salt on

    fermentation of libanon bologna sausage. J Food Sci 43:186-189.