Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

98
1 KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 4 – 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BULAN JANUARI – DESEMBER 2010 KARYA TULIS ILMIAH Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana S1 Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Oleh Lira Riana Septiara NIM : 09711321 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Transcript of Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

Page 1: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

1

KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN

RAWAT INAP USIA 4 – 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BULAN JANUARI – DESEMBER

2010

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi persyaratan

mencapai derajat sarjana S1

Program Studi

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

Oleh

Lira Riana Septiara

NIM : 09711321

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2012

i

Page 2: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

2

LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN

RAWAT INAP USIA 1 – 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BULAN JANUARI – DESEMBER

2010

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

Lira Riana Septiara

Telah diseminarkan tanggal : 10 Oktober 2012

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama Penguji

dr. Soeroyo Machfudz, SpA (K) MPH dr. MTS. Darmawan, SpA

Disahkan oleh

Dekan

dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes

ii

Page 3: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

3

PERYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lira Riana S

NIM : 09711321

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah judul : “ KARAKTERISTIK DEMAM

BERDARAH DENGUE PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 4 – 14

TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH PADA BULAN

JANUARI – DESEMBER 2010” merupakan;

1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri

2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program

Sarjana ini ataupun pada program lainnya

Oleh karena itu pertanggung jawaban karya tulis ilmiah ini berada pada diri saya.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya

Yogyakarta,09 November 2012

Penulis

Lira Riana S

NIM. 09711321

iii

Page 4: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

4

MOTTO

Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada

kemudahan, maka apabila kamu telah selesai

(dari urusan sesuatu) kerjakan dengan sungguh –

sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan

pengharapan.

(Al. Ihsyiroh : 6 – 8)

Barang siapa yang menempuh jalan untuk

menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga

(H.R. Muslim)

Page 5: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

5

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan Seru Sekalian Alam. Karena

taufiq, hidayah dan inayah-Nya Karya Tulis Ilmiah berjudul “Karakteristik

Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 4 – 14 Tahun Di Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pada Bulan Januari Sampai Desember

2010” dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad saw yang dengan segenap jiwa membaktiakan

diri untuk berdakwah di jalan Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

berbagai kesulitan. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

2. dr. Soeroyo Machfudz, S.pA (K) MPH selaku dosen pembimbing, atas

bimbingan, pengarahan, masukan, serta kemurahan hatinya dalam

membantu penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. MTS. Darmawan, S.pA selaku penguji atas semua masukan, saran dan

pengarahan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala dan seluruh staff rekam medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini.

5. Kepada Mba Anita divisi akademik, serta pak Rusdi yang juga banyak

membantu penulis dalam proses untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

iv

Page 6: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

6

Kemudian penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis ilmiah ini

masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi

ini. Akhirnya penulis berharap penulisan skripsi ini bermanfaat untuk kita

semua, wallahu a’lam bish-shawwab

Wassalammualaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 27 Oktober 2012

Penulis

v

Page 7: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

7

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, penulis

persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada:

Kedua orang tua penulis Bpk H. Ali Akbar dan Ibu

Hj. Ramlah yang tiada hentinya memberikan

dukungan, kasih sayang serta do’anya kepada

penulis, terima kasih ibu dan bapak atas cinta

yang tidak pernah habis, terima kasih atas semua

nasihatnya, terima kasih atas semua yang

diberikan oleh ibu dan bapak kepada ananda.

Kepada adik penulis Alvian zanuar atas dukugan,

semangat dan motivasi yang tidak pernah habis

diberikan kepada penulis

Untuk Oom Is dan Oom Udin terima kasih telah

begitu baik meberikan dukungan serta nasehat

kepada penulis

Feni rahmawati terima kasih selama ini telah

menjadi sahabat serta guru yang baik untuk

penulis

Kepada teman-teman syafitria (sappy), mbah

wongso, Aprialita, Bunga, Opi, Punik, Mak cik

mitha, Endah, Mba Gita, Keke, Kak Aning, Kak

vi

Page 8: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

8

Lia, Kak Nisa terima kasih atas semua bantuan

serta dukungannya.

Kepada sesorang yang masih dipersiapkan oleh

Allah semoga kita dipertemukan pada saat dan

waktu yang tepat

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 16

vii

Page 9: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

9

B. Perumusan Masalah ........................................................... 18

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 19

D. Keasliaan Penelitian ........................................................... 19

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 19

F. Hipotesis ............................................................................. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Demam Berdarah Dengue ..................................... 21

B. Epidemiologi ....................................................................... 21

C. Etiologi ................................................................................ 22

D. Patogenesis .......................................................................... 23

E. Gambaran Klinis ................................................................. 26

F. Diagnosis ............................................................................. 27

G. Pemeriksaan Penujang ........................................................ 28

H. Penatalaksanaan .................................................................. 34

I. Landasan Teori ..................................................................... 38

J. Kerangka Konsep ................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 41

B. Populasi dan Sampel ........................................................... 41

C. Variabel Penelitian .............................................................. 42

D. Definisi Oprasional ............................................................. 42

E. Cara Pengumpulan Data ...................................................... 43

F. Tahap Penelitian .................................................................. 43

G. Rencana Analisi Data .......................................................... 44

H. Etika Penelitian ................................................................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .................................................................................... 45

B. Pembahasaan ....................................................................... 53

BAB V RINGKASAN DAN SARAN

A. Ringkasan ............................................................................ 59

vii

Page 10: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

10

B. Saran .................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1 Tabel Karakteristik....................................................................................... 45

2 Distribusi frekuensi penderita DBD menurut jenis kelamin........................ 46

3 Distribusi frekuensi DBD menurut karakteristik gejala klinis..................... 47

4 Distribusi frekuensi DBD menurut pemeriksaan laboratorium .................. 50

ix

Page 11: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

1 Distribusi frekuensi (%) DBD mulai Januari - Desember........................... 46

2 Persentase penderita DBD menurut kelompok umur................................... 47

3 Persentase penderita DBD menurut jenis kelamin....................................... 48

4 Persentase penderita DBD menurut hari demam......................................... 49

5 Persentase penderita DBD menurut gejala klinis......................................... 50

6 Persentase penderita DBD menurut pemeriksaan laboratorium ................. 52

x

Page 12: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

12

Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 4 – 14

Tahun Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pada Bulan

Januari – Desember 2010

Oleh :

Lira Riana Septiara

ABSTRAK

Latar belakang : Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, pada tahun 1968 DBD pertama kali dilaporkan untuk kejadian DBD di Jakarta dan Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24 kematian, DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam famili Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian DBD antara lain faktor hospes (host), lingkungan (environmental), dan faktor virus itu sendiri, untuk di Yogyakarta khusunya sejak bulan Januari hingga 26 Agustus 2011, penderita DBD yang di temukan di kota Yogyakarta sejumlah 427 penderita. Tujuan penelitian : mengetahui karakteristik demam berdarah dengue pada anak usia 4 sampai 14 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Desember 2010.Metode penelitian : penelitian ini mengunakan rancangan penelitan observasional dengan metode cross sectional study data penelitian diambil secara sekunder dari catatan rekam medis selama kurun waktu Januari sampai Desember 2010 dengan populasi penderita yang didiagnosis Demam Berdarah dengue di rumah sakit PKU Muhammadiyah usia 4 sampai 14 tahun dan dirawat inap serta memiliki data rekam medis lengkap.

xi

Page 13: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

13

Hasil penelitian : hasil penelitian terhadap karakteristik DBD pada pasien rawat inap usia 4 sampai 14 tahun dari Januari sampai Desember 2010 sebanyak 147 penderita dengan gejala klinis dan gejala laboratoris yang diambil dari rekam medis pasien, dengan perincian jumlah pasien pada bulan Januari 15 penderita (10,2%); februari 13 penderita (8,84%); maret 7 penderita (4,70%); april 23 penderita (15,64%); mei 11 penderita (6,36%); juni 13 penderita (8,84%); juli 17 penderita (11,56%); agustus 13 penderita (8,84%); September 15 penderita (10,2%); oktober 7 penderita (4,7%); November 8 penderita (5,4%); desember 5 penderita (3,4%), berdasarkan kelompok umur yaitu umur 4 sampai 9 tahun 77 penderita (53,38%); umur 10 sampai 14 tahun 70 penderita (47,61%), berdasarkan jenis kelamin laki-laki 68 penderita (45,27%); perempuan 79 penderita (54,73%), berdasarkan gejala demam hari ke-2 17 penderita (11,56%); hari ke-3 42 penderita (28,57%); hari ke-4 56 penderita (38,09%); hari ke 5 29 penderita (19,72%); hari ke-6 3 penderita (2,04%), berdasarkan gejala klinis nyeri kepala positif 90 penderita (61,22%); negatif 57 penderita (38,7%); nyeri perut positif 114 penderita (77,55%); negatif 33 penderita (22,44%); perdarahan positif 31 penderita (21,08%); negatif 116 penderita (78,61%),

berdasarkan hasilpemeriksaan laboratorium HMT normal 24 penderita (16,32%); tinggi 123 penderita (83,67%); AL normal 51 penderita (34,69%); rendah 96 penderita (82,31%); rendah 26 penderita (17,68%); AT sangat rendah 121 penderita (82,31%); rendah 26 penderita (17,68%).

Kata kunci : DBD, karakteristik, anak usia 4-14 tahun, rawat inap

xii

Page 14: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

14

Characteristics of Dengue Hemorrhagic Fever in Hospitalized Patients Aged

4 to 14 years at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital in January –

December 2010

By :

Lira Riana Septiara

ABSTRACT

Background :dengue hemorrhagic fever it was still a publick healting problem of Indonesia, in 1968 DHF was first reported on the incidence of dengue in Jakarta and Surabaya recorded 58 dengue cases with 24 deaths, degue is caused by dengue virus included in the family Togaviridae, and transmitted by Aedes mosquitoes, many factors affect the incidence of dengue among other factors hospes (host), environment (environmental), and the facor of the virus itselft, for in Yogyakarta especially from January to August 26, 2011, DHf patients were found in the city of Yogyakarta some 427 sufferers.Objective : to know the characteristics of dengue hemorrhagic fever in children aged 4 to 14 years in Yogyakarta Muhammadiyah Hospital from January to December 2010.Methods :this study uses observasional research design with cross sectional study of secondary research data taken from the records of medical records during the periode of January to December 2010 with a population of sufferers who were diagnosed with dengue hemorrhagic fever in PKU Muhammadiyah Hospital aged 4 to 14 years old and hospitalized and has complete medical records.Results :results of research on the charateristics of dengue in hospitalized patients aged 4 to 13 years from January to December 2010 a total of 147

xiii

Page 15: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

15

sufferers with clinical and laboratory symtoms were taken from medical records of patients, with details of number of patients in January 15 sufferers (10.2%); February 13 sufferers (8,84%); March 7 sufferers (4.70%); April 23 sufferers (15.64%); Mei 11 sufferers (6.36%); June 13 sufferers (8,84%); July 17 sufferers (11,56%); Aug. 13 sufferers (8.84%); September 15 Sufferers (10.2%); October 7 sufferers (4.7%); November 8 sufferers (5,4%); December 5 sufferers (3.4%), by age group are age 4 to 9 years 77 sufferers (53.38%), aged 10 to 14 in 70 sufferers (47.61%), by gender 68 male sufferers (45.27%), female 79 sufferers (54.73%), by symptoms of fever day 2 17 sufferers (11.56%); day 3 42 sufferers (28.57%); day 4 56 sufferers (38.09%); day 5 29 sufferers (19.72%); day 6 3 sufferers (2.04%), based on the clinical symtoms of headache positive 90 sufferers (61.22%); negative 57 sufferers (38.7%); 114 sufferers a positive abdominal pain (77.55%); negative 33 sufferers (22.44%); positive hemorrhage 31 sufferers (21.08%); negative 116 sufferers (76.61%), based on the results of laboratory normal HMT 24 sufferers (16.32%); high 123 sufferers (83.67%), normal AL 51 patients (34.69%); low 96 sufferers (82.31%); low 26 sufferers (17.68%); very low AT 121 sufferers (82.31%); low 26 sufferers (17.68%).

Keywords :DHF, characterictic, children age 4 to 14, hospitalized

Page 16: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

16

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1.1. Latar Belakang

Sampai saat ini penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini didukung oleh

data-data berikut ini.

1. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta,

angka kejadian penyakit DBD meningkat dan menyebar keseluruh

daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia termasuk kabupaten

yang berada di wilayah Privinsi Timor Timor.

2. Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal

ditemukan kasus DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD

diestimasikan setiap 5 tahun dengan angka kematian tertinggi pada

tahun 1968 awal ditemukan kasus DBD dan angka kejadian penyakit

DBD tertinggi pada tahun 1988.

3. Angka kematian kasus DBD masih tinggi, terutama penderita DBD

yang datang terlambat dengan derajat IV.

4. Vektor penyakit DBD nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

masih banyak dijumpai di wilayah Indonesia.

xv

Page 17: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

17

5. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas

penduduk yang cepat memudahkan penyebaran sumber penularan dari

satu kota ke kota lainnya.

Kejadian luar biasa pertama penyakit demam berdarah dengue di

Asia ditemukan di Manila pada tahun 1954 dan di laporkan oleh Quintas.

Tahun 1968, empat belas tahun sesudah kejadian luar biasa pertama di

Manila, demam berdarah dengue dilaporkan untuk pertama kalinya di

Indonesia yaitu berupa kejadian luar biasa penyakit demam berdarah

dengue di Jakarta dan Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24

kematian (CFR=41,5%). Pada tahun berikutnya kasus DBD menyebar ke

lain kota yang berada di wilayah Indonesia dan dilaporkan meningkat

setiap tahunnya. Kejadian luarbiasa penyakit DBD terjadi di sebagian

besar daerah perkotaan dan beberapa daerah pedesaan (soegijanto,2006).

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang

termasuk dalam famili Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di

daerah perkotaan bertindak sebagai vektor utama adalah Aedes aegypti

sedang di daerah pedesaan adalah Aedes albopictus. Aedes aegypti

umumnya berkembang biak di rumah penduduk, Aedes albopictus lebih

suka di cekungan dahan pohon yang menampung air. Nyamuk Aedes

albopictus lebih sering ditemukan di kebun-kebun. Persamaan Aedes

aegypti dan Aedes albopictus sama-sama menyukai air bersih dan hampir

terdapat di seluruh Indonesia, kecuali di daerah yang mempunyai

ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut (Soedarto,

2007).

Banyak faktor yang memengaruhi kejadian Demam Berdarah

Dengue antara lain faktor hospes (host), lingkungan (environment), dan

faktor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptability),

dan respons imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi

geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin,

kelembapan, musim), kondisi demografis (kepadatan, mobilitas, perilaku,

sosial ekonomi penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor

Page 18: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

18

penular penyakit. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue yang hingga saat

ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu Dengue

1,2,3,dan 4 (Hariadhi, 2006). Infeksi salah satu serotipe akan

menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan

antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga

tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe

lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat

terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya (Depkes, 2011).

Sampai dengan tanggal 29 januari 2007, penyakit DBD telah

menelan 75 korban jiwa dari total penderita sebanyak 4.862 orang. Jumlah

penderita DBD di provinsi DKI jakarta menempati urutan tertinggi yaitu

1.752 kasus, 7 diantaranya meninggal. Adapun jumlah kasus DBD di

beberapa propinsi antara lain adalah Nanggroe Aceh Darussalam 19 kasus

1 meninggal, Jambi 5 kasus, Bangka Belitung 6 kasus, Lampung 596

kasus 4 meninggal, Banten 48 kasus 4 meninggal, Jawa Barat 930 kasus

24 meninggal, Jawa Tengah 634 kasus 13 meninggal, DI Yogyakarta 22

kasus 3 meninggal, Jawa Timur 27 kasus 2 meninggal, Kalimantan Selatan

224 kasus 2 meninggal, Kalimantan Timur 549 kasus 15 meninggal, Bali

31 kasus, dan NTB 19 kasus (Depkes, 2007). Secara keseluruhan tidak

terdapat perbedaan antara jenis kelamin, tetapi kematian ditemukan lebih

banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Pada awal

terjadinya di sebuah negara distribusi umur memperlihatkan proporsi

kasus terbanyak dari golongan anak berumur < 15 tahun (Soedarmo, dkk

2002).

Untuk di Yogyakarta khususnya sejak bulan Januari hingga 26

Agustus 2011, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di

temukan di kota Yogyakarta sejumlah 427 penderita atau bila dihitung

insiden ratenya diketahui sebesar 8,82 per 10.000 jiwa. Dari jumlah

tersebut 2(dua) orang diantaranya meninggal dunia sehingga angka

kematian DBD tahun tersebut sudah mencapai 0,47% (Dinas Kesehatan

Yogyakarta, 2011).

Page 19: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

19

Dari data mengenai kejadian demam berdarah dengue tersebut,

maka di perlukan data karakteristik Demam berdarah dengue pada anak

agar nanti dapat dijadikan acuan dalam pencegahan dan penanganan

demam berdarah dengue.

1.1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalah dalam

penelitian ini yaitu: bagaimanakah karakteristik demam berdarah dengue

pada anak usia 6 sampai 15 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiya

Yogyakarta pada bulan Januari – Desember 2010.

1.1.3. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik demam berdarah dengue pada anak usia 4 sampai 14 tahun di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari-

Desember 2010.

1.1.4. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang demam berdarah terutama “ Karakteristik demam

berdarah dengue pada anak usia 6-15 tahun di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari- Desember 2010 ” sejauh

ini belum pernah di lakukan.

1.1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian Karakteristik demam berdarah dengue pada

anak ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi kalangan kedokteran, dapat menjadi masukan dan evaluasi

pelayanan kesehatan yang lalu , dapat menjadi perencanaan program

pelayanan kesehatan yang akan datang, dan dapat menjadi tambahan

pengetahuan tentang penyakit demam berdarah dengue

2. Bagi peneliti, dapat menjadi pembelajaran dalam melakukan penelitian

dan tambahan ilmu untuk memperkaya pengetahuan mengenai

penyakit demam berdarah terutama pada anak

Page 20: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

20

3. Bagi masyarakat umum, dapat menambah wawasan tentang penyakit

demam berdarah dan cara pencegahannya.

1.1.6. Hipotesis

Untuk mengetahui seorang anak terkena Demam Berdarah Dengue

dapat di lihat dari:

1. Kemungkinan akan di dapatkan penderita demam berdarah

dengue pada anak usia 4-14 tahun jumlahnya akan lebih sedikit

di bandingkan anak usia 0-4 tahun

2. Untuk jenis kelaminnya kemungkinan tidak ada perbedaan antara

anak perempuan dan laki-laki dalam kejadian DBD ini.

3. Gejala klinisnya berupa demam yang disertai mengiggil, nyeri

kepala, mual, muntah serta tanda dari pemeriksaan

laboratoriumnya.

Page 21: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

21

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

II.1.1. Definisi

Penyakit demam berdarah dengue DBD atau dengue hemorrhagic

fever DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,

kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas

permukaan air laut (Kristina et al, 2004).

Bentuk klasik dari DBD di tandai dengan demam tinggi, mendadak 2-

7 hari, disertai dengan muka kemerahan. Keluhan seperti anoreksia, sakit

kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual dan muntah sering ditemukan.

Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama pada bayi

(Anonim, 2007).

II.1.2. Epidemiologi

II.1.2.1. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Umur

Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur

memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur

kurang dari 15 tahun (86-95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya

jumlah penderita yang digolongkan terbanyak ialah anak berumur 5-11

Page 22: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

22

tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15 tahun meningkat sejak

tahun 1984 (Hadinegoro, 2002).

Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus DBD

terbanyak adalah pada kelompok umur 4-5 tahun (kelompok umur sekolah).

Tetapi pada tahun 1998 dan 2000 proporsi kasus pada kelompok umur 15-

44 tahun meningkat. Keadaan tersebut perlu diwaspadai bahwa DBD

cenderung meningkat pada kelompok umur remaja dan dewasa (Soegijanto,

2006).

II.1.2.2. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Tempat

Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-

tempat dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut karena pada

tempat yang tinggi dengan suhu yang rendah siklus perkembangan Aedes

aegypty tidak sempurna (Soegijanto, 2006).

Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di

Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah

penyebaran penyakit meningkat pesat. Sampai saat ini DBD telah ditemukan

di seluruh propinsi Indonesia dan 200 kota telah melaporkan adanya kerja

luar biasanya. Insiden rate meningkat dari 0,005 per 100.000 penduduk pada

tahun 1968 menjadi berkisar antara 6-27 per 100.000 penduduk (Dep-Kes

RI; Dirjen P2M/PL, 2005).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang

terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk,

adanya pemukiman baru, dan terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh

pelosok tanah air serta adanya tipe virus yang bersikulasi sepanjang tahun

(WHO; Dep- Kes RI, 2000).

II.1.2.3. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Waktu

Pola berjangkitnya infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan

kelembapan udara. Pada suhu yang panas (28-32°C) dengan kelembapan

yang tinggi, nyamuk Aedes aegypty akan tetap bertahan hidup dalam jangka

Page 23: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

23

waktu lama. Di Indonesia karena suhu udara dan kelembapan tidak sama di

setiap tempat maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap

tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal

Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar

bulan April-Mei setiap tahun (WHO, Dep-Kes RI 2000; WH0, 1997).

II.1.3. Etiologi

DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B

Arthropod Borne Virus (Arbovirus) yang sering dikenal sebagai genus

Flavivirus dari keluarga Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotype,

yaitu; DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan

menimbulkan antibodi yang terhadap serotipe yang bersangkutan,

sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,

sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap

serotipe lain tersebut. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di

berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang

dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa

keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe

DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang

menunjukkan manifestasi klinik yang berat (Dep-Kes dan Kesejahteraan

Sosial RI, Dirjen P2M/PL, 2001).

II.1.4. Patogenesis

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk

Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Organ sasaran dari virus adalah RES

(Reticuloendothelial System) meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh

darah, nodus limfaticus, sumsum tulang, serta paru-paru. Data dari berbagai

penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempuyai

peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan

difagosit oleh monosit perifer.

Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang

biak dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia

yang berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respons imun

Page 24: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

24

baik humoral maupun seluler, antara lain antinetralisasi, antihemaglutinin,

antikomplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM,

pada infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan infeksi sekunder

kadar antibodi yang telah ada meningkat.

Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di

dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus

genomnya masuk ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom

virus membentuk komponen-komponennya, baik komponen perantara

maupun komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit,

virus dilepaskan dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus DEN terjadi

di sitoplasma sel.

Ada 2 teori yang banyak di gunakan untuk menjelaskan patogenesis

dari DBD yaitu hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous

infection) dan hypothesis antibody dependent enhancement (ADE).

1. Teori infeksi sekunder menyebutkan, bahwa apabila seseorang

mendapatkan infeksi primer dengan satu jenis virus, akan terjadi proses

kekebalan terhadap infeksi jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang

lama. Seseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus dengue,

akan mempunyai antibody yang dapat menetralisasi yang sama

(homolongus). Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder

dengan jenis serotipe virus yang lain, maka akan terjadi infeksi yang

berat. Karena pada infeksi selanjutnya, antibody heterolongus yang telah

terbentuk dari infeksi primer akan membentuk kompleks dengan infeksi

virus dengue baru dari serotipe berbeda, dan tidak dapat dinetralisasi

virus baru bahkan akan membentuk kompleks yang infeksius. Akibat

adanya infeksi sekunder oleh virus yang heterolog (virus dengan

serotipe lain atau virus lain) karena adanya non-neutralising antibody

maka partikel virus DEN dan molekul antibodi IgG membentuk

kompleks virus antibody dan ikatan antara kompleks tersebut dengan

reseptor Fcγ pada sel melalui bagian Fc dari IgG menimbulkan

peningkatan infeksi virus DEN. Kompleks virus antibody meliputi del

Page 25: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

25

makrofag yang beredar dan antibody tersebut akan bersifat opsonisasi,

internalisasi sehingga makrofag mudah terinfeksi sehingga akan

teraktivasi dan akan memproduksi IL-1. IL-6, dan TNFα dan juga PAF

sehingga virus tidak dapat di netralisasi dan dapat bebas bereplikasi di

dalam makrofag.

2. Teori ADE, menyebutkan tiga hal yaitu antibodies enhance infection, T-

cells enhance infection dan limfosit T serta monosit akan melepaskan

sitokin yang berkontribusi terhadap terjadinya DBD/SSD. Jika terdapat

antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka antibody tersebut

dapat mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibody yang

terdapat dalam tubuh merupakan antibody yang tidak dapat

menetralisasi virus, justru akan menimbulkan penyakit yang berat.

Pada infeksi virus dengue, viremia terjadi sangat cepat, hanya

berselang beberapa hari dapat terjadi infeksi di beberapa tempat, tapi derajat

kerusakan jaringan yang ditimbulkan tidak cukup untuk menjadikan

penyebab kematian dari infeksi virus tersebut melainkan lebih disebabkan

oleh gangguan metabolit. Mekanisme pertahanan tubuh melalui apoptosis

dan aktivitas sel-sel fagosit dapat menimbulkan jejas jaringan lokal atau

ketidakseimbangan homeostasis dan selanjutnya memicu efek lain. Pada

infeksi fase akut terjadi penurunan dari populasi limfosit CD2+ dan

CD4+,CD8+.

Kejadian syok pada penderita demam berdarah dengue dapat terjadi

karena kebocoran plasma dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan ikat

di sekitarnya sehingga muncul manifestasi efusi pleura dan asites.kasus

demam berdarah dengue juga dapat menimbulkan manifestasi yang berat,

pada virus dengue yang ganas berpotensi besar menyerang sel

retikuloendotelial sistem termasuk hati dan sel endotel akibatnya hati

meradang, membengkak, dan faal hati terganggu dan berlanjut dengan

perdarahan yang hebat disertai kesadaran menurun dan menunjukan

manifestasi ensefalopati (Soegijanto, 2006).

Krishnamurti et al. (2001) menyatakan permeabilitas vaskular

Page 26: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

26

meningkat yang ditandai dengan kebocoran plasma ke jaringan intertiel

mengakibatkan hemokonsentrasi, efusi pleura, hipoalbuminemia dan

hiponatremia yang akan menyebabkan syok hipovolemik. Mekanisme

terjadinya peningkatan permeabilitas vaskular dan perdarahan pada DBD

belum diketahui dengan jelas. Pada otopsi kasus DBD tidak dijumpai

adanya infrksi virus dengue pada sel endotel kapiler. Pada percobaan in

vitro dengan kultur sel endotel, ternyata sel endotel akan mengalami

aktivitas jika terpapar dengan monosit yang terinfeksivirus dengue. Diduga

setelah virus dengue berikatan dengan antibody maka komplek ini akan

melekat pada monosit karena monosit mempunyai Fc receptor.

Oleh karena antibody bersifat heterolog, maka virus tidak dinetralkan

sehingga bebas melakukan replikasi di dalam monosit. Monosit akan

menghasilkan sitokin yang akan menyebabkan sel endotel teraktivasi

sehingga mengekspresikan molekul adhesi seperti vascular cell adhesion

molecule-1 (VCAM-1) dan intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1).

Pada DBD ditemukan peningkatan TNF-α dan IL-1β dan IL-1Ra. Pada

infeksi yang berat ekspresi VCAM-1 pada sel endotel berlebihan sehingga

dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam bnetuk terlarut (soluble VCAM-1).Jadi

molekul adhesi terlarut merupakan petanda aktivitas atau kerusakan endotel.

Sitokin juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada fungsi sel endotel

yaitu peningkatan sekresi faktor von Willebrand (vWF), TF, PAF, PAI,

PGI2, dan NO serta penurunan tPA dan trombomodulin. Oleh karena itu

pada disfungsi endotel terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler dan

aktivitas sistem koagulasi. Salah satu petanda aktivitas sistem koagulasi

adalah peningkatan kadar D-dimer yang merupakan hasil degenerasi fibrin

oleh plasmin (Suharti, 2001).

II.1.5. Gambaran Klinis Demam Berdarah Dengue

Setelah seseorang digigit nyamuk penular dan terinfeksi virus Dengue,

ada beberapa kemungkinana yang akan terjadi 4-14 hari kemudian, yaitu :

Tidak timbul gejala apapun

Demam sesuai gejala akibat virus pada umumnya

Page 27: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

27

Demam dengue (DD)

Demam berdarah dengue (DBD), sebagian kecil diantaranya berlanjut

menjadi Demam shock syndrome (DSS).

Gejala klinis penyakit dalam bentuk demam tinggi selama 4-7 hari,

sering disertai dengan menggigil, nyeri kepala, nyeri di bagian belakang

bola mata, muka merah, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, diare atau nyeri

perut. Demam umumnya menunjukkan karakteristik “ Sadle Back Fever ”,

dimana suhu tubuh turun pada hari ke 3 atau ke 4 sakit dan naik lagi 2 hari

kemudian.

Pada saat suhu tubuh turun di hari ke 3 atau ke 4 demam, pasien

demam berdarah akan masuk ke fase penyembuhan sementara pasien

demam berdarah dengue masuk fase kritis karena pada saat ini terjadi

peningkatan permeabilitas pembuluh darah, terjadi perembesan cairan

keluar dari pembuluh darah (pemeriksaan laboratorium menunjukkan

turunnya thrombocyt, hematokrit meningkat, kemungkinana penderita

merasa lemas, tidak ada nafsu makan, buang air kecil berkurang), dapat

disertai tanda tanda perdarahan bercak petechiae di kulit, berupa bintik

merah yang tidak hilang saat kulit ditekan.

Fase kritis atau bocornya plasma darah umumnya berlangsung selama

2 – 3 hari, sekitar pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 5 perjalanan

penyakit, akan sembuh setelah pemberian cairan infus sesuai dengan

kebutuhan, dimana sebagian kecil kasus kondisi shock memerlukan

penanganan yang lebih lama (Soedarmo, 2005).

II.1.6. Diagnosis Demam Berdarah Dengue

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO

tahun 1997 terdiri dari kriteria-kriteria klinis dan laboratoris.

Kriteria Klinis

1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus

menerus selama 2-7 hari.

2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan; uji tourniquet

Page 28: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

28

positif, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis,

perdarahan gusi, hematemesis dan melena.

3. Pembesaran hati

4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,

hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak

gelisah (Hadinegoro,2004)

Kriteria Laboratoris

1. Trombositopenia ( < 100.000/μl )

2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20%

atau lebih besar melebihi nilai hematokrit penyembuhan,

trombositopenia, leukositosis ringan (jarang melebihi 10.000/mm3),

waktu perdarahan memanjang, dan kadar protrombin menurun

sedang (jarang kurang dari 40% control) (Soegijanto, 2006).

Derajat Penyakit

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat.

1. Derajat I

Demam disertai gejala umum nonspesifik, satu-satunya

manifestasi perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang

positif

2. Derajat II

Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan

spontan juga terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit atau

perdarhan lain

3. Derajat III

Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut yang lemah dan

cepat, penurunan tekanan denyut (20mmHg atau kurang) atau

hipotensi, desertai dengan kulit lembab, dan dingin serta gelisah

4. Derajat IV

Syok yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut

yang tidak terdeteksi (WHO,1998).

II.1.8. Pemeriksaan Penunjang

Page 29: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

29

Diagnosis infeksi virus Dengue, selain dengan melihat gejala klinis,

juga dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Pada Demam

Dengue (DD), saat awal demam akan dijumpai jumlah leukosit normal,

kemudian menjadi leucopenia selama fase demam. Jumlah trombosit

umumnya normal, demikian juga semua faktor pembekuan, tetapi saat

wabah/epidemi dapat dijumpai trombositopenia. Enzim hati dapat

meningkat ringan. Pada demam berdarah dengue (DBD). Pemeriksaan

laboratorium menunjukkan trombositopenia dan hemokonsentrasi

(Soegijanto, 2006).

Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk menskrining penderita

demam dengue adalah melalui uji Rumpel Leede, pemeriksaan kadar

hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi

untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma

biru. Pemeriksaan serologis ditunjukan untuk deteksi antibody spesifik

terhadap virus Dengue. Pemeriksaan yang banyak digunakan adalah berupa

uji HI (hemagglutination inhibition test = uji hambatan hemaglutinasi) yang

merupakan standar WHO, kemudian uji Indirect ELISA, uji Captured ELISA

untuk Dengue baik IgM Captured-ELISA (MAC-ELISA) maupun IgG

Captured-ELISA, Dengue blot/ Dengue Stick/ Dot imunosai Dengue. Uji HI

yang merupakan uji serologis yang dianjurkan menurut standar WHO, dapat

mendeteksi antibody anti-dengue, dimana infeksi virus Dengue akut

ditandai dengan terdapatnya peningkatan titer empat kali atau lebih antara

sepasang sera yaitu serum akut dan serum konvalesen, di samping itu titer ≥

1: 2560 menunjukkan interpretasi infeksi flavivirus sekunder (Soegijanto,

2006).

Uji Rumpel Leede (RL)

Pemeriksaan RL ditunjukkan untuk menilai ada tidaknya gangguan

vaskuler. Perlu diingat bahwa bila uji ini positif tidak selalu disebabkan oleh

virus Dengue saja, namun juga oleh penyakit virus lainnya. Hasil dikatakan

normal bila petekia pada bagian volar tangan yang timbul dalam lingkaran

Page 30: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

30

berdiameter 5 cm yang terletak 4 cm di bawah lipatan siku berjumlah 5 atau

kurang atau dalam diameter 2,8 inci terdapat petekia kurang dari 10

(Soegijanto, 2006).

Kadar Hematokrit

Peningkatan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi selalu dijumpai

pada DBD, merupakan indicator terjadinya perembesan plasma.

Hemokonsentrasi dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.

Harga normal hematokrit di laboratorium PK RSU Dr. Soetomo, wanita 35-

45%, pria 40-50% (Soegijanto, 2006).

Jumlah Trombosit

Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) pada umumnya terjadi

sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun.

Dikatakan trombositopenia bila jumlah trombosit di bawah 100.000/UI

biasanya dapat dijumpai antara hari sakit ketiga sampai ketujuh. Apabila

diperlukan, pemeriksaan trombosit perlu diulangi setiap hari sampai suhu

turun.

Pemeriksaan trombosit dapat dihitung dengan cara direk dan indirek.

Cara direk dilakukan dengan menghitung jumlah trombosit dalam darah

yang diencerkan menggunakan bilik hitung atau blood cell counter,

sedangkan cara indirek (tidak langsung) bisa dilakukan dengan cara manual

yaitu menghitung trombosit dalam sejumlah lapangan pandang tertentu,

biasanya 40 lapangan pandang dalam hapusan darah tepi (HDT) dan

dikalikan dengan 1000. Angka kesalahan hitung trombosit cukup besar

walaupun dilakukan dengan blood cell counter terutama untuk hasil yang

diluar rentang nilai normal atau yang menunjukkan tanda “flags”. Sampai

saat ini belum ada pedoman yang baku untuk memperkirakan jumlah

trombosit dari HDT (Soegijanto, 2006).

Isolasi virus

Diagnosis pasti yaitu dengan cara isolasi virus Dengue dengan

menggunakan kultur sel. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan isolasi

Page 31: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

31

virus adalah pengambilan spesimen yang awal biasanya dalam 5 hari setelah

timbulnya demam, penanganan spesimen serta pengiriman spesimen yang

baik ke laboratorium. Bahan untuk isolasi virus Dengue dapat berupa serum,

plasma atau lapisan buffy-coat darah –heparinized.

Kultur sel yang banyak digunakan adalah dari sel AP/61, C6/36 dan

TRA-284-SF. Hasil kultur diidrntifrkasi dengan menggunakan metode

imunofloresen DFA ( Direct Immunofluorescent Assay ) atau IFA ( Indirect

Immunofluorescent Assay ), atau dapat pula menggunakan antigen detection

elisa dengan menggunakan antibody monoclonal spesifik. Keterbatasan

metode ini adalah sulitnya peralatan serta memerlukan waktu 2 – 3 minggu

untuk mendapatkan hasil (Soegijanto, 2006).

Uji serologis

Infeksi primer ditandai dengan timbulnya antibody IgM terhadap

dengue sekitar tiga sampai lima hari setelah timbulnya demam, meningkat

tajam dalam satu sampai tiga minggu serta dapat dideteksi sampai tiga

bulan. Antibody IgG terhadap Dengue diproduksi sekitar dua minggu

sesudah infeksi. Titer IgG ini meningkat sangat cepat, lalu menurun secara

lambat dalam waktu yang lama dan biasanya bertahan seumur hudup.

Pada infeksi sekunder terjadi reaksi anamnestik dari pembentukan

antibody, khususnya dari kelas IgG di mana pada hari kedua saja, IgG ini

sudah dapat meningkat tajam. Pada berbagai penelitian di daerah dimana

Dengue primer dan sekunder terjadi keduanya, didapatkan suatu angka

signifikan yang menyertakan bahwa pada pasien dengan infeksi sekunder

Dengue, antibody IgM tidak terdeteksi dalam waktu lima hari sejak infeksi

timbul, bahkan pada beberapa kasus tidak menunjukkan suatu respons

hingga hari ke-20 (Soegijanto, 2006).

Uji Inhibisi Hemaglutinasi (Heamagglutination Inhibition Test)

Uji serologi HI merupakan gold standard WHO untuk diagnosis

infeksi virus Dengue. Uji ini untuk menetapkan titer antibody anti-Dengue

yang dapat menghambat kemampuan virus Dengue mengaglutinasi sel darah

merah angsa. Antibody HI bertahan di dalam tubuh sampai bertahun-tahun,

Page 32: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

32

sehingga uji ini baik untuk studi sero-epidemiologi.

Sayangnya uji ini membutuhkan sepasang sera dengan perbedaan

waktu fase akut dan konvalesen paling sedikit 7 hari, optimalnya 10 hari.

Uji ini dapat digunakan untuk membedakan infeksi primer dan sekunder

berdasarkan titer antibodinya.

Interpretasi uji HI

Kenaikan titerInterval Serum

I-IITiter Konvalesen Interpretasi

≥ 4 kali ≥ 7 hari ≤ 1 : 1280Infeksi flavivirus akut, primer

≥ 4 kali Spesimen apapun ≥ 1 : 2560Infeksi flavivirus akut, skunder

≥ 4 kali < 7 hari ≤ 1 : 1280Infeksi flavivirus akut, primer atau skunder

Tidak ada kenaikan

Spesimen apapun ≥ 1 : 2560Infeksi flavivirus baru, sekunder

Tidak ada kenaikan

≥ 7 hari ≤ 1 : 1280Bukan Dengue

Tidak ada kenaikan

< 7 hari ≤ 1 : 1280Tidak dapat diinterpretasi

Tidak diketahui Spesimen tunggal ≤ 1 : 1280Tidak dapat diinterpretasikan

Uji ELISA

Uji ELISA tidak membutuh sepasang serum, cukup dengan serum

tunggal dapat untuk mendeteksi IgG maupun IgM anti-Dengue. Uji ini

bersifat kuantitatif, biasanya hasil yang dibaca berupa absorbans yang

kemudian dikonversikan menjadi satuan unit atau rasio.

Prinsip uji ELISA untuk deteksi antibody terhadap virus Dengue,

teknik dapat berupa ELISA tak langsung (Indirect ELISA) maupun

Captured ELISA. Di pasaran Indonesia saat ini terdapat pemeriksaan ELISA

baik yang Indirect ELISA untuk mendeteksi IgG anti-Dengue maupun yang

Captured ELISA yang dapat mendeteksi IgG anti-Dengue serta IgM anti-

Dengue dalam serum penderita. MAC ELISA adalah istilah dari singkatan

Page 33: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

33

IgM Captured ELISA, dengan prinsip dasar goat atau rabbit antihuman IgM

yang dilapiskan pada fase padat (microtiter plate ELISA) akan berikatan

dengan IgM anti-dengue dari serum penderita. Langkah berikutnya

ditambahkan antigen Dengue, selanjutnya diberi konjugat antiviral IgG-

HRP dan sunstrat lalu diukur kadar absorbansnya sehingga dapat diketahui

konsentrasi IgM-nya (Soegijanto, 2006).

Uji Dengue Blot / Dot Imunoasai/ Dengue Stick

Prinsip dasar uji dengue blot/ dengue stick/ dot imunoasai adalah uji

ELISA, baik uji ELISA tak langsung (indirect ELISA) atau mengunakan

Captured-ELISA. Yang membedakan uji dengue blot/ dengue stick/ dot

imunoasai dibandingkan dengan ELISA yaitu pada fase padatnya,

menggunakan kertas nitroselulose yang bersifat high capacity. Pemeriksaan

ini dilakukan pada serum tunggal dengan hasil kualitatif.

Pada uji uji dengue blot/ dengue stick/ dot imunoasai dapat

menggunakan metode ELISA tak langsung yaitu antigen virus dilekatkan

langsung pada fase padat, di mana setelah diberikan blokade untuk menutup

celah-celah di antara antigen pada kertas nitroselulose, langsung diberikan

serum penderita. Bila di dalam serum penderita terdapat antibody anti-

dengue dapat berupa IgG anti-dengue atau IgM anti-dengue, yang

dikerjakan secara terpisah yaitu IgG Indirect ELISA saja atau IgM Indirect

ELISA, maka antibody tersebut akan berikatan dengan antigen yang terikat

pada kertas nitroselulose. Setelah tahap inkubasi dan pencucian, ikatan

antigen-antibodi ini dapat dilacak dengan menggunakan konjugat yaitu

antibodi yang berlabel enzim AP (alkalinefosfatase), HRP (horseradish

peroxidase) maupun colloidal gold yang akan memberikan dot berwarna

biru keunguan setelah ditambah substrat berkromogen (Soegijanto, 2006).

Selain dengan metode ELISA tak langsung, uji ini dapat dilakukan

dengan menggunakan metode Captured ELISA, misalnya pada IgM

Captured ELISA di mana antihuman IgM diletakkan pada fase padat kertas

nitroselulose. Antihuman IgM ini akan menangkap IgM di dalam serum

penderita. Tahap berikutnya diberikan antigen Dengue, selanjutnya

Page 34: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

34

diberikan pelacak seperti yang terdapat pada metode ELISA tak langsung di

atas dan akan memberiakn hasil dot berwarna biru keunguan yang

menunjukkan hasil positif.

Uji Imunokromatografi (ICT)

Uji ini dapat mendeteksi baik IgM dan IgG anti-dengue sekaligus

dalam serum tunggal dalam waktu 15-30 menit. Pada Dengue Rapit Test

(uji ICT) berbentuk strip yang telah distandarisasi sehingga pada

penderita infeksi primer IgM positif di mana IgG-nya negatif, sebaliknya

pada infeksi sekunder hasil IgG positif dapat disertai dengan atau tanpa

hasil Igm yang positif. Uji imunokromatografi ini baik untuk digunakan di

lapangan karena cepat dan praktis serta lebih berguna pada daerah di mana

infeksi sekunder lebih sering terjadi misalnya di Asia tenggara dan

Amerika Selatan (Soegijanto, 2006).

II.1.9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kasus DBD dibagi sebagai berikut. 1) Kasus DBD

yang memungkinkan untuk berobat jalan, 2) kasus DBD yang dianjurkan

rawat tingal : a) kasus DBD derajat I dan II, b) kasus DBD derajat III dan

IV.

Kasus DBD yang diperkenakan berobat jalan

Bila penderita hanya mengeluh panas, tetapi keinginan makan dan

minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak

diperkenakan memberikan obat panas paracetamol 10 – 15 mg/KgBB

setiap 3 – 4 jam diulang jika panas masih diatas 38,5 oC. Pengunaan obat

panas salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko terjadinya

penyulit perdarahan dan asidosi. Sebagian besar kasus DBD yang berobat

jalan ini adalah kasus DBD yang menunjukkan manifestasi panas hari

pertama dan hari kedua tanpa di ikuti dengan penyulit yang lain.

Apabila penderita DBD ini menunjukkan manifestasi berupa

hipertermia dan konvulsi sebaiknya dianjurkan untuk rawat inap.

Kasus DBD derajat I dan II

Page 35: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

35

Pada hari ke-3, 4, dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena

penderita mempunyai resiko terjadinya syok jika tidak segera di

tangani.Untuk mengantisipasi kejadian syok tersebut, penderita disarankan

diinfus cairan kristaloid. Pada fase panas penderita dianjurkan banyak

minum air buah atau oralit yang biasa dipakai untuk mengatasi diare. Jika

didapat hematokrit meningkat lebih dari 20% dari harga normal

merupakan indikator adanya kebocoran plasma dan sebaiknya penderita

dirawat di ruang observasi di pusat rehidrasi selama 12-24 jam.

Penderita DBD yang gelisah dengan ujung ekstremitas teraba

dingin, nyeri perut, dan produksi air kemih yang kurang sebaiknya

dianjurkan rawat inap. Penderita dengan tanda-tanda perdarahan dan

hematokrit yang tinggi harus dirawat di rumah sakit untuk memperoleh

cairan pengganti segera. Untuk volume dan macam cairan pengganti pada

penderita DBD sama seperti yang digunakan pada kasus diare dengan

dehidrasi sedang (6-10% kekurangan cairan) kebutuhan cairan sebaiknya

diberikan dalam kurun waktu 2-3 jam pertama dan selanjutnya tetesan

diatur kembali dalam waktu 24-48 jam saat kebocoran plasma terjadi.

Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah volume minimal cairan

pengganti yang cukup untuk mempertahankan sirkulasi secara efektif

selama periode kebocoran (24-48 jam) pemberian cairan yang berlebihan

akan menyebabkan kegagalan faal pernafasan (efusi pleura dan asites),

yang menyebabkan ciran didalam paru menumpuk yang dapat

menyebabkan edema. Jenis cairan yang digunakan :

1. Kristaloid

Ringer laktat (RL)

5% Dekstrose di dalam larutan ringer laktat

5% Dekstrose di dalam larutan ringer asetat

5% Dekstrose di dalam larutan setengah normal garam fisiologi

5% Dekstrose di dalam larutan normal garam fisiologi

2. Koloidal

Plasma expander dengan berat molekul rendah (Dekstran 40)

Page 36: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

36

Plasma

Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang

Berat waktu masuk (kg) Jumlah cairan ml/kgBB per hari

<7

7-11

12-18

>18

220

165

132

88

Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang

Berat badan (kg) Jumlah cairan ml/kgBB per hari

10

10-20

> 20

100 per kgBB

1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)

1500 + 20 x (di atas 20 kg)

Penatalaksanaan DBD (derajat III dan derajat IV)

Penggantian secara cepat plasma yang hilang digunakan larutan garam

isotonic (ringer laktat, 5% dekstrose dalam larutan ringer laktat atau 5 %

dekstrose dalam larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali) dengan

jumlah 10-20ml/kgBB/1 jam. Pada kasus yang sangat berat (derajat IV)

dapat diberikan bolus 10 ml/kgBB (1 atau 2x).

Pada umumnya 48 jam sesudah terjadi kebocoran atau renjatan tidak

lagi membutuhkan cairan. Reabsorbsi plasma yang telah keluar dari

pembuluh darah membutuhkan waktu 1-2 hari sesudahnya. Jika pemberian

cairan berlebihan dapat terjadi hipervolemi, kegagalan faal jantung dan

edema paru. Dalam hal ini hematokrit yang menurun pada saat reabsorbsi

tidak diiterpretasikan sebagai perdarahan dalam organ, karena biasanya pada

fase ini tekanan nadi kuat dan produksi urin juga baik serta tanda-tanda vital

juga baik.

Page 37: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

37

Pada pasien yang sangat gelisah dapat diberikan obat penenang,

berupa chloral hidrat oral atau rectal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mg/kg

digunakan sebagai satu macam obat hipnotik. Selain itu pada penderita yang

menunjukkan gejala perdarahan seperti hematemesis dan melena

diindikasikan untuk di transfusi darah untuk mengganti volume massa sel

darah merah agar menjadi normal.

Monitoring

Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi

secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal yangharus di perhatikan

pada monitoring

1. Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30

menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.

2. Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai keadaan klinis

pasien stabil.

3. Setiap pasiean harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis

cairan, jumlah dan tetesan untuk menentukan apakah cairan yang

diberikan sudah mencukupi.

4. Jumlah dan frekuensi diuresis

Kriteria memulangkan pasien

1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

2. Nafsu makan membaik

3. Tampak perbaikan secara klinis

4. Hematokrit stabil

5. Tiga hari setelah syok teratasi

6. Jumlah trombosit > 50.000/ml

7. Tidak dijumpai distress pernafasan

Page 38: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

38

LANDASAN TEORI

Menurut Kristina et al, (2004) penyakit demam berdarah dengue DBD

atau dengue hemorrhagic fever DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,

kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air

laut. Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus dan mempunyai 4 jenis

serotype, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes

aegypti atau Aedes albopictus.Organ sasaran dari virus adalah RES

(Reticuloendothelial System) meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah,

nodus limfaticus, sumsum tulang, serta paru-paru. Data dari berbagai penelitian

menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempuyai peranan besar pada

infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh monosit

perifer. Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak

dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang

berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respons imun baik humoral

maupun seluler, antara lain antinetralisasi, antihemaglutinin, antikomplemen.

Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue

primer antibodi mulai terbentuk, dan infeksi sekunder kadar antibodi yang telah

Page 39: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

39

ada meningkat. Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di

dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus

genomnya masul ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus

membentuk komponen-komponennya, baik komponen perantara maupun

komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit, virus dilepaskan

dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus DEN terjadi di sitoplasma sel.

(Soegijanto, 2006).

Gambaran klinis yang umumnya sering di jumpai pada penderita demam

berdarah dengue adalah demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai dengan muka

kemerahan, selain itu juga dapat di jumpai juga keluhan berupa sakit kepala,

anoreksia, nyeri otot, tulang, sendi, mual dan muntah juga dapat di temukan,

untuk demam yang tinggi pada bayi jika tidak ditangani dapat menimbulkan

kejang demam. Selain itu juga di temukan manifestasi perdarahan pada uji

torniquet perdarahan bisa berupa petekie, purpura, ekimosis, epistaknsis,

perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Pada pemeriksaan laboratoris

diperoleh trombositopenia (<100.000/μl), kadar hematokrit meningkat 20% atau

lebih dari nilai normal (Soegijanto, 2006).

Page 40: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

40

KERANGKA KONSEP

Pasien anak terdiagnosis DBD

Rekam Medis

Sampel

Karakteristik

Umur

Jenis kelamin

Gejala klinis :

- Demam

- Nyeri perut

- Perdarahan

- Nyeri kepala

Temuan laboratoris

- Kadar Hmt >45%

- Angka lekosit <2000mmk

- Angka trombosit <50.000mmk

Kriteria ekslusiKriteria inklusi

Page 41: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

41

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode cross

sectional study. Data penelitian diambil secara sekunder dari catatan rekam medis

selama kurun waktu Januari – Desember 2010.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita yang

didiagnosis Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta pada bulan Januari – Desember 2010.

3.2.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian kelompok kasus adalah anak dengan diagnosis demam

berdarah dengue yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dengan kriteria

sampel sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Terdiagnosis infeksi degue oleh dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

2. Usia 4-14 tahun

3. Dirawat di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Gejala klinis :

- Demam

- Nyeri perut

- Perdarahan

- Nyeri kepala

Temuan laboratoris

- Kadar Hmt >45%

- Angka lekosit <2000mmk

- Angka trombosit <50.000mmk

Page 42: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

42

4. Data rekam medis lengkap

Kriteria Ekslusi

1. Status gizi buruk

2. Dengan penyakit yang menyertai misalnya asma, pnemonia dan lain-lain.

3. Data rekam medis yang tidak lengkap

3.3 Variabel Penelitian

Karakteristik yang di nilai dalam penelitian ini adalah :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Hari demam

4. Nyeri kepala

5. Nyeri perut

6. Perdarahan

7. Hematokrit (Hmt)

8. Angka leukosit (AL)

9. Angka trombosit (AT)

3.4. Definisi oprasional

3.4.1. Definisi Demam Berdarah Dengue

DBD adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus

Dengue ditandai oleh empat manifestasi klinis utama : demam tinggi, fenomena

hemorangik, sering dengan hepatomegali, dan pada kasus berat terdapat tanda

kegagalan sirkulasi (WHO, 2002).

3.4.2. Karakteristik Penderita

1. Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau di adakan)

(Alwi et al, 2002).

Page 43: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

43

2. Jenis kelamin adalah identitas seksual yang dimiliki seseorang, dibagi

antara laki-laki dan perempuan (Sastroasmoro, 1995).

3. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri luar biasa, termasuk rasa

tidak nyaman yang menyerang daerah kepala mulai dari kening kearah

atas dan belakang kepala (Wong, 2009).

4. Nyeri perut adalah rasa dan pengalaman emosional yang sangat tidak

nyaman yang terdapat di perut (Wong, 2009).

5. Hematokrit adalah proporsi volume sampel darah dengan sel darah merah

(sel darah merah yang padat) diukur dalam ml per dl dari darah

keseluruhan atau dalam persen (dorlan, 2006). Nilai normal hematokrit :

Anak-anak : 33 – 38 vol %

Laki-laki : 40 – 48 vol %

Wanita : 37 – 43 vol % (Sutedjo, 2007).

6. Angka lekosit adalah sel darah yang mempunyai inti dan merupakan sel

darah yang dapat membentuk zat antibodi atau Immunoglobulin (Sutiretna,

2008).

7. Trombosit adalah bagian darah yang berfungsi sebagai pembekuan darah

jika terjadi perdarahan vaskuler. Pada kasus DBD, nilainya dapat menurun

hingga < 100.000mmk (Darmowandowo, 2006).

3.5. Cara Pengumpulan data

Penelitian dilakukan dengan melihat dan mencatat data dari catatan

mendik pasien anak demam berdarah dengue di rumah sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta.

3.6. Tahap Penelitian

Tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :

No. Rencana kegiatan Lama kegiatan

1 Pengajuan judul 4 minggu

2 Penyusunan proposal 4 minggu

3 Revisi dan seminar proposal 5 minggu

Page 44: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

44

4 Pelaksanaan penelitian 12 minggu

5 Analisis data dan penulisan hasil penelitian 4 minggu

6 Konsultasi dan seminar hasil 1 minggu

3.7. Rencana Analisis Data

Hasil penelitian ditampilkan secara deskriptif dan dianalisis dengan

bantuan komputer menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Kemudian hasil

akan ditampilkan dalam tabel dan diagram.

3.8. Etika Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membawa surat izin dari institusi

pendidikan untuk diberikan kepada pihak rumah sakit PKU Muhammadiyah,

tentunya peneliti harus mendapatkan ijin dari pihak rumah sakit. Jika sudah

mendapatkan ijin secara tertulis dari pihak rumah sakit dan bersedia mengikuti

prosedur yang telah ditentukan, maka penelitian baru dapat dilakukan.

Page 45: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

dengan metode cross sectional. Penelitian bersifat observasional dengan rencana

bangun deskriptif. Data diambil secara sekunder dari catatan rekam medis selama

kurun waktu antara Januari sampai Desember 2010.

Jumlah penderita demam berdarah dengue secara keseluruhan dari bulan

Januari samapai Desember 2010 pada usia 4-14 tahun sebanyak 147 penderita

dengan gejala klinis dan gejala laboratoris yang diambil dari rekam medis pasien.

Dengan perincian jumlah pasien pada bulan Januari sebanyak 15 penderita

(10,2%); Februari sebanyak 13 penderita (8,84%); Maret sebanyak 7 penderita

(4,70%); April sebanyak 23 penderita (15,64%); Mei sebanyak 11 penderita

(6,36%); Juni sebanyak 13 penderita (8,84%); Juli sebanyak 17 penderita

(11,56%); Agustus sebanyak 13 penderita (8,84%); September sebanyak 15

penderita (10,2%); Oktober sebanyak 7 penderita (4,7%); November sebanyak 8

penderita (5,4%); Desember sebanyak 5 penderita (3,4%). Variabel pasien yang

diambil sebagai data meliputi umur, jenis kelamin, gejala klinis, temuan

laboratorium.

No Karakteristik Jumlah %1. Umur

a. 4 – 9 tahunb. 10 – 14 tahun

7770

52,38%47,61%

2. Jenis Kelamin

a. Perempuan 79 54,73%

Page 46: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

46

b. Laki-laki 68 45,27%

3. Pendidikan

a. Belum sekolahb. SDc. SMP

1710228

11,56%69,38%19,04%

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

10.2 8.84

4.7

15.64

7.48.84

11.568.84 10.2

4.7 5.43.4

Gambar 1. Distribusi Frekuensi (%) Penderita Demam Berdarah Dengue mulai Januari samapai Desember 2010

Untuk jumlah penderita Demam Berdarah Dengue menurut kelompok umur

antara Januari sampai Desember 2010 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok pertama usia 4-9 tahun, kelompok kedua usia 10-14 tahun. Data

Demam Berdarah Dengue yang didapat peneliti adalah penderita dengan

kelompok umur 4-9 tahun berjumlah 77 penderita (52,38%); pederita kelompok

umur 10-14 tahun berjumlah 70 penderita (47,61%).

Pers

enta

se

Bulan

Page 47: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

47

Umur/Tahun

4-9 tahun10-14 tahun

Gambar 2. Pesentase penderita DBD menurut kelompok umur

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue menurut jenis kelamin antara Januari

sampai Desember 2010 adalah penderita laki-laki berjumlah 68 penderita

(45,27%) dan penderita perempuan berjumlah 79 (54,73%).

Tabel 1. Distribusi frekuensi penderita DBD menurut jenis kelamin dari Januari

sampai Desember 2010.

Jenis Kelamin4-9 tahun

Umur10-14 tahun

Jumlah %

Laki-laki 35 33 68 46,25Perempuan 42 37 79 53,74Jumlah 77 70 147 100

Page 48: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

48

Laki-laki46%

Perempuan54%

Jenis Kelamin

Gambar 3. Persentase Penderita DBD menurut jenis kelamin

Jumlah penderita DBD menurut gejala klinisnya antara Januari sampai Desember

2010 yaitu dari gejala Demam hari ke-2 berjumlah 17 penderita(11,56%); hari ke-

3 berjumlah 42 penderita (28,57%); hari ke-4 berjumlah 56 penderita (38,09%);

hari ke-5 berjumlah 29 penderita (19,72%); hari ke-6 berjumlah 3 penderita

(2,04%)

Page 49: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

49

Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-60.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

11,56%

38,09%

28,57%

19,72%

2,04%

Gambar 4. Persentase penderita DBD menurur hari demam

Jumlah penderita DBD berdasarkan temuan ada atau tidaknya gejala klinis seperti

nyeri kepala, nyeri perut, serta perdarahan. Pada penelitian di dapatkan untik nyeri

kepala positif 90 penderita (61,22%), negatif 57 penderita (38,77%); nyeri perut

positif 114 penderita (77,55%), negatif 33 penderita (22,44%); dan perdarahan

positif 31 penderita (21,08%), negatif 116 penderita (78,61%).

Demam

Page 50: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

50

Tabel 2. Distribusi frekuensi DBD menurut karakteristik gejala klinis mulai

Januari sampai Desember 2010

Jumlah %

Nyeri kepalaPositifNegatifTotal

9057147

61,2238,77100

Nyeri perutPositifNegatifTotal

11433147

77,5522,44100

PerdarahanPositifNegatifTotal

31116147

21,0878,91100

Nyeri kepala Nyeri Perut Perdarahan0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

NegatifPositif

61,22 % 21,08%

78,91%22,44%

77,55%

38,77 %

Gambar 5. Pesentase penderita DBD menurut Gejala klinis

Jumlah penderita DBD berdasarkan 3 hasil pemeriksaan laboratorium yaitu Kadar

Hematokrit Normal 24 penderita (16,32), Tinggi sebanyak 123 penderita

(83,67%); Angka lekosit Normal sebanyak 51 penderita (34,69%), Rendah

sebanyak 96 penderita (65,30%); Angka trombosit Sangat rendah sebanyak 121

Page 51: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

51

penderita (82,31%), Rendah sebanyak 26 penderita (17,68%) selama kurun waktu

Januari sampai Desember 2010 seperti pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Distribusi frekuensi penderita DBD mulai Januari sampai Desember 2010

Jumlah %

HematokritNormalTinggi (>45%)Total

24123147

16,3283,67100

Angka LekositNormal (4000-11000/mmk)Rendah (2000-4000/mmk)Total

5196147

34,6965,30100

Angka TrombositSangat Rendah (<50.000/uL)Rendah (50.000-100.000/uL)Total

12126147

82,3117,68100

Kadar HMT Angka Lekosit Angka trombosit0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tinggi/ RendahNormal/ Sangat rendah

83,67%

16,32%

82,31%

17,68%

34,69%

65,30%

Gambar 5. Persentase penderita DBD menurut hasil pemeriksaan laboratorium

Page 52: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

52

4.2. Pembahasan

Angka kematian pada pasien DBD berdasarkan penelitian ini adalah 2%.

Hasil tersebut berbeda dengan hasil karya tulis ilmiah dari Ratna Puspa Dewi

pada bangsal anak di RSUD Temanggung pada bulan Maret 2010 yang

mempunyai angka kematian 0% dari 60 kasus DBD.

Dari pemantauan selama satu tahun, dari Januari sampai Desember 2010

ferekuensi penderita DBD pada anak di rumah sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta paling banyak pada bulan April yaitu 15,64% sedangkan paling

sedikit pada bulan Desember yaitu 3,4%. Secara lengkapnya pada bulan

Januari sebanyak 15 penderita (10,2%); Februari sebanyak 13 penderita

(8,84%); Maret sebanyak 7 penderita (4,7%); April sebanyak 23 penderita

(15,64%); Mei sebanyak 11 penderita (7,4%); Juni sebanyak 13 penderita

Page 53: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

53

(8,84%); Juli sebanyak 17 penderita (11,56%); Agustus sebanyak 13 penderita

(8,84%); September sebanyak 15 penderita (10,2%); Oktober sebanyak 7

penderita (4,7%); November sebanyak 8 penderita (5,4%) dan Desember

sebanyak 5 penderita (3,4%) (lihat Gambar 1).

Dari penggolongan jenis kelamin, pada penelitian ini didaptkan hasil yaitu

anak perempuan lebih banyak di bandingkan dengan anak laki-laki, dengan

proporsi anak perempuan 53,74% sedangkan anak laki-laki 46,25%. Hasil

penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Mutakiyah tahun 2000

dengan judul Gambaran Klinik Demam Berdarah Dengue Pada Anak Di Unit

Penyakit Anak RSU DR. Sardjito Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa

proporsi anak laki-laki lebih tinggi dari pada anak perempuan yang terkena

DBD, yaitu terdiri dari 99 anak perempuan (49,3%) dan 102 anak laki-laki

(50,7%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ratna Puspa Dewi

2010 dengan judul Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi

Berkembangnya Kejadian DHF menjadi DSS Pada Anak Di RSUD

Temanggung menyebutkan proporsi yang sama untuk anak laki-laki 50% dan

anak perempuan 50% dari total 56 pasien yang diteliti.

Dari penggolongan menurut umur, pada penelitian yang dilakukan oleh

Ratna Puspa Dewi tahun 2010 digolongkan menjadi 3 pasien anak yaitu

pasien anak yang berumur 0 sampai 5 tahun, 6 sampai 12 tahun dan 13 sampai

18 tahun dengan hasil pasien anak usia 13 sampai 18 tahun lebih banyak

terkena DBD dengan jumlah 45 dari total 56 pasien. Hasil penelitian diatas

berbeda dengan hasil penelitian ini dimana proporsi umur yang paling banyak

pada usia 4 sampai 9 tahun dengan jumlah 77 penderita dari 147 pasien yang

diteliti.

Pada penelitian ini ada 4 gejala klinis yang diperiksa yaitu hari demam,

nyeri kepala, nyeri perut serta perdarahan. Dan didaptkan hasil hari demam

paling banyak terjadi pada hari ke-4 dengan proporsi 38,09% sebanyak 56

penderita dari total 147 anak yang di periksa dan paling sedikit pada hari ke-6

berjumlah 3 penderita (2,04%).Positif nyeri kepala sebanyak 90 penderita

(61,22) dari 147 pasien. Positif nyeri perut sebanyak 114 penderita (77,55%)

Page 54: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

54

dan untuk perdarahan positif sebanyak 31 penderita (21,08%) dari 147 pasien.

Perdarahan paling sering adalah petekie, hasil ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ratna Puspa Dewi tahun 2010 dimana perdarahan paling

banyak berupa epistaksis yang didapatkan pada 3 dari 56 anak.

Menurut Soegijanto 2006, gejala klinis utama pada DBD adalah demam

dan gejala juga bergantung pada umur penderita. Keluhan didahului oleh

demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian

turun secara cepat. Kadang-kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40oC.

Pada bayi dan anak biasanya didapatkan demam dengan ruam makulopapular

saja. Pada anak besar dan dewasa mungkin hanya didapatkan demam ringan,

atau gambaran klinis lengkap denagan panas tinggi mendadak, sakit kepala

hebat, sakit bagian belakang kepala, nyeri otot dan sendi serta ruam. Tidak

jarang ditemukan perdarahan kulit, biasanya didapatkan leukopeni dan

kadang-kadang trombositopeni. Pada waktu wabah tidak jarang demam

Dengue dapat diesertai perdarahan habat. Yang membedakan demam Dengue

disertai perdarahan dan DBD adalah kebocoran plasma pada DBD sedangkan

pada demam Dengue tidak.

Fonomena perdarahan paling umum adalah perdarahan kulit seperti uji

torniquet (uji Rumple leede = uji bendung) positif, petekie, purpura, ekimosis,

dan perdarahan konjungtiva. Penyebab perdarahan pada penyakit DBD adalah

Vaskulopati, trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi

intravaskuler yang menyeluruh. Petekie merupakan tanda perdarahan yang

paling sering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama

demam. Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk

membedakannya, lakukan penekanan dengan kaca objek atau penggaris

plastik transparan pada bintik merah yang dicurigai. Jika bintik merah hilang

maka bukan petekie. Selain bintik merah pada kulit, pada penderita DBD juga

ditemukan tanda perdarahan lain seperti epistaksis (perdarahan hidung),

perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Anak yang pernah mimisan harus

ditanyakan apakah pernah mimisan bila demam. Bila belum pernah, maka

mimisan merupakan tanda penting. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih

Page 55: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

55

jarang ditemukan, sedangkan perdarahan gastrointestinal biasanya terjadi

menyertai syok. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan subkonjungtiva

atau hematuria (Guzman, 2004).

Pada penelitian yang dilakukan olehRiswan pada tahun 2008 dengan judul

Kolerasi Nilai Trombosit dan Hematokrit Dengan Derajat Demam Berdarah

Dengue (DBD) didapatkan kolerasi yang bermakna antara trombosit dan

hamatokrit terhadap derajat DBD. Seperti yang telah diketahui, diagnosis

derajat DBD ada 4 berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Berdasarkan

kriteria itu, tidak ada klasifikasi khusus untuk pembagian derajat DBD

berdasarkan batasan nilai trombosit maupun nilai hematokrit tertentu. Pada

penelitian mengungkapkan bahwa berapapun nilai trombosit maupun

hematokritnya, asalkan menunjukkan nilai trombosit <100.000/uL dan nilai

hematokrit meningkat > 20% serta memenuhi gejala klinis DBD sesuai

kriteria WHO, maka pasien didiagnosis DBD sesuai klasifikasi derajat

tersebut. Pada penelitian ini didapatkan angka trombosit sangat rendah

(<50.000/uL) sebanyak 121 penderita (83,31%), angka trombosit rendah

(50.000/uL-100.000/uL) sebanyak 26 penderita (17,68%). Sedangkan pada

nilai trombosit didapatkan kadar hematokrit yang meningkat/ tinggi (>45%)

sebanyak 123 penderita (83,67%) dan normal sebanyak 24 penderita (16,32%)

untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 3.

Trombositopenia dan hemokonsentrasi adalah temuan tetap pada DBD.

Penurunan jumlah trombosit sampai dibawah 100.000/mm3 biasanya

ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan, sering sebelum atau bersamaan

dengan perubahan hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang

menunjukkan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada kasus non-syok,

tetapi lebih menonjol pada kasus syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan

hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif adanya

peningkatan permeabilitas vaskular dan rembesan plasma. Hubungan

perjalanan waktu antara penurunan jumlah trombosit dan peningkatan cepat

hematokrit tampak menjadi unik pada DBD, baik perubahan terjadi sebelum

penurunan suhu dan sebelum awitan syok.

Page 56: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

56

Menurut Chuansumrit dan Tangnararachakit (2006) pada trombositopenia

merupakan salah satu kriteria sederhana yang diajukan oleh WHO sebgai

diagnosis klinis penyakit DBD. Jumlah trombosit biasanya masih normal

selama 3 hari pertama. Trombositopenia mulai tampak beberapa hari setelah

panas dan mencapai titik terendah pada fse dyok. Penyebab trombositopenia

pada DBD masih kontroversial, disebutkan terjadi karena adanya supresi

sumsum tulang serta akibat detruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

Mekanisme peningkatan detruksi ini belum diketahui dengan jelas.

Ditemukannya kompleks imun pada permukaan trombosit yang mengelurkan

ADP (adenosin diposphat) diduga sebagai penyebab agregasi trombosit yang

kemudian akan dimusnahkan oleh sistem retikuloendotelial khususnya limpa

dan hati. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet

faktor III yang mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif.

Kamil et al. (2006) Pada beberapa kasus, penurunan jumlah trombosit ini

bisa terjadi hingga waktu yang cukup lama. Suatu laporan kasus di Malaysia

melaporkan bahwa pemulihan jumlah trombosit pada seseorang penderita

DBD sampai mencapai hari ke-40. Setelah menyingkirkan kemungkinan dari

penyebab lain terjadinya trombositopenia, diperkirakan hal ini terjadi karena

infeksi virus Dengue yang menyerang berasal dari jenis virus yang mengalami

mutasi. Atau kemungkinan lain diperkirakan penderita terinfeksi virus dengue

yang baru saat berada dalam fase konvalesen.

Pada hasil penelitian Subawa dkk pada tahun 2005 dengan judul Pola

Jumlah Trombosit Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak-

anak Yang Petanda Serologinya Positif, dikatakan bahwa pola

trombositopenia yang terjadi pada anak-anak yang menderita DBD

menunjukkan bahwa pada awal infeksi virus dengue, penderita yang

mengalami infeksi sekunder (IgG positif atau IgM positif) cenderung jumlah

trombositnya lebih rendah dari infeksi primer (IgM positif). Sedangkan pada

fase konvalesen penderita yang mengalami infeksi sekunder cenderung jumlah

trombositnya lebih cepat meningkat dari pada infeksi primer (Subawa, 2005).

Page 57: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

57

Guglani and Kabra (2005) dalam Dengue Bulletin nilai hematokrit

biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari perjalanan panyakit dan makin

meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit DBD. Peningkatan nilai

hematokrit merupakan manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat

kebocoran plasma ke ruang ekstravaskular disertai efusi cairan serosa, melalui

kapiler yang rusak. Akibat kebocoran ini volume plasma menjadi berkurang

yang dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik dan kegagalan

sirkulasi. Pada kasus-kasus berat yang telah disertai perdarahan, umumnya

nilai hematokrit tidak meningkat bahkan menurun.

Pada penderita DBD dapat terjadi leukopenia ringan sampai lekositosis

sedang. Leopeni dapat dijumpai antara hari pertama dan ketiga dengan hitung

jenis yang masih dalam batas normal. Jumlah granulosit menurun pada hari

ketiga sampai ke delapan. Pada Syok berat, dapat dijumpai lekositosis dengan

netropenia absolut. Hal lain yang menarik adalah ditemukannya cukup banyak

(20 – 50%) limfosit bertransformasi atau atipik dalam sediaan apus darah tepi

penderita DBD, terutama pada infeksi sekunder. Limfosit atipik ini merupakan

sel berinti satu (mononuklear) dengan struktur kromatin inti halus dan agak

padat, serta sitoplasma yang relatif lebar dan berwarna biru tua. Oleh

karenanya sel ini juga dikenal sebagi limfosit plasma biru. Limfosit plasma

biru ditemukan sejak hari ketiga panas dan digunakan sebagai penunjang

diagnostik (Hadinegoro, 2002).

Page 58: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

58

BAB V. RINGKASAN DAN SARAN

5.1 Ringkasan

Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan umur terbanyak penderita

demam berdarah pada anak adalah 4 sampai 9 tahun dengan 77 penderita. Untuk

jenis kelamin terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki dimana anak

perempuan lebih banyak yang menderita demam berdarah sebanyak 79 penderita

dibandingkan anak laki-laki sebanyak 68 penderita. Dan pasien banyak

diperiksakan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pada hari ke-4 demam

sebanyak 56 penderita, dimana gejala klinis yang paling banyak di derita selain

demam adalah nyeri kepala 90 penderita, nyeri perut 114 penderita serta

perdarahan 31 penderita dengan gejala perupa petekie.

Dan untuk pemeriksaan klinik untuk kadar hematokrit hasilnya tinggi dari

nilai normal sebanyak 123 penderita, angka lekosit rendah sebanyak 96 penderita

serta angka trombosit sangat rendah sebanyak 121 penderita.

5.2 Saran

Dari gambaran diatas, kiranya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan metode yang lebih akurat untuk mengetahui faktor-faktor penyakit

Demam Berdarah Dengue yang dapat mempengaruhi derajat manifestasi

penderita. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel

yang lebih besar, serta karakteristik yang diperiksa lebih banyak sehingga dapat

menambah wawasan serta masukan yang lebih baik lagi untuk praktisi kesehatan.

Page 59: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

59

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H., et al. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.3). Penerbit Balai

Pustaka: Jakarta.

Anonym., Scien J Pharm Dev and Med Applications. Vol 22 Maret – Mei No.1

2009.

Chuansumrit A., Tangnararatchakit K., Pathophysiologiy and management of

dengue hemorrahagic fever. Transfusion alternatives in transfusion

medicine, Journal Compilation 2006;8(suppl 1):3-11.

Darmowandowo., Widodo. 2006. Infeksi Virus Dengue. Surabaya: Divisi Tropik

dan Infeksi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSUD Dr. Soetomo

Surabaya.

Dinas Kesehatan Yogyakarta., 2011. Situasi DBD Kota Yogyakarta terkini.

http://kesehatan.yogyakarta.go.iddiakses tanggal 22 februari 2012

Dorlan WA. 2006. Kamus Kedokteran Dorlan. Edisi ke-29. Jakarta: EGC.

Guzman, M.G., Kouri, G., 2004. Dengue Diagnostic Advances and

Challenges.Internasional Journal of Infectious Disease, vol. 8, page 69-80

Guglani L., Kabra SK., T cell immunopathogenesis of dengue virus infection.

Dengue Bulletin 2005;29:58-69.

Hadinegoro dan Satari., 2002. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap

Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit

Dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta: FK UI.

Kamil SM., Mohamad NH., Narazah MY., Khan FA., Dengue hemorrahgic fever

with unusal prolonged thrombocytopenia. Singapore Med J,

2006;47(4):332-334.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2005. Pencegahan dan

Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jedral P2M/PL.

Jakarta.

Krishnamurti C., Kalayanarooj S., Cutting MA., Peat RA., Rothwell SW., Reid

TJ., Green S., Nisalak A., Endy TP., Vaughn DW., Nimmannitya S., Innis

B., Mechanism of Hemorrhage in Dengue without Circulatory Collapse. Am

J Trop Med Hyg 2001; 65:840-847.

Page 60: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

60

Kristina I., Wulandari L., 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah

Dengue. http://www.litbag.depkes.go.id diakses tanggal 8 februari 2012

Soegijanto S, 2006. Demam Berdarah Dengue. Ed.2. Jakarta.

Suharti, C., 2001 Dengue Hemorrhagic Fever in Indonesia : The Role of

Cytokines in Plasma Leakage, Coagilation and Fibrinolysis. PhD Thesis.

Nijmegen Universiteit, The Netherland.

Sutedjo, AY., 2007. Mengenal Penyakit Melalui hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books, pp. 27-8, 125-6.

WHO, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2002, Pencegahan dan

Penangulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue, edisi Bahasa

Indonesia, Suroso Thomas dkk. Jakarta.

WHO, 1998. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan

Pengendalian, Editor edisi Bahasa Indonesia, Asih Yasmin. Jakarta: EGC.

Wong, Donna L., 2009. Buku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Page 61: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

61

LAMPIRAN

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

1 Destu 13 P 53 3,4 40 5 n n p2 M. Dzaky 4 L 45 4,1 147 4 p p n3 Saidah 4 P 45 11,5 49 4 n n p4 Adini 13 P 41 5 74 3 P n n5 Aldhela 9 p 36 1,6 36 3 p n n6 Musahida 5 L 32 3,1 145 4 p p n7 Aditya 14 L 46 10,4 155 5 p p n8 Rafif 11 L 38 3,8 88 3 p p p9 Larasati 10 P 41 5 41 4 n p n

10 Aulia Hakim 7 P 42 6,8 172 4 p p n11 Yuwono 8 L 33 1,5 66 4 p p n12 Meilinda 12 P 42 1,9 111 5 n p n13 Mufthi Fatma 5 P 32 3,56 80 2 p p p14 Bernadetha 7 P 50 6,4 32 3 n p n15 Nur Zainudin 6 P 38 1,95 127 2 n p p16 Bintang Dharma 5 L 48 5,7 58 2 p p p17 Dian lailatul 12 P 45 2,91 35 5 p n n18 Hasif 8 L 34 2 114 3 n p p19 Defano 11 L 54 4,4 47 4 p p n20 Fetri Bareqi 12 P 38 6,8 62 4 p p n

No Nama Umur Jen. Kelamin HMT Al At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

Page 62: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

62

(%) (Juta)21 Santi 14 P 39 5 96 2 p n p22 Alya L 8 P 38 2,34 67 5 n n n23 Armita 11 P 36 2,3 96 5 n p n24 Mei Wardah 10 P 46 3,55 188 4 n p n25 Ikhsananda 7 L 37 1,6 106 5 n p n26 Aditya Bagus 12 L 40 2,7 117 4 p p n27 Della M 11 P 34 2,1 112 4 p n n28 Heryu W 9 P 44 4,8 32 4 n n n29 Erlin K 10 P 42 1,8 110 2 P p p30 Ria Oktavia 12 P 38 11,7 70 4 p p n31 Alfian Rizky5 5 L 52 2,5 69 4 n n n32 Dinia 8 P 50 5 43 4 n p n33 Bima 11 L 40 1,5 128 5 p p n34 Muhammad F 9 L 36 5 72 5 n n n35 Nifria Nanda 14 P 42 3,2 77 4 p p n36 Aliyah 6 P 35 3,9 171 4 n n n37 Miftakhul 12 P 47 2,3 101 4 n n n38 Amelia Nur 13 P 38 2,1 77 4 n n n39 Alifian Akbar 7 P 34 4,2 39 3 n n n40 Yasmin 13 P 35 9,1 46 4 n n n41 Yusuf Fikri 12 L 44 7,4 216 4 n n n42 Rizki Widyo 14 L 49 2,4 77 4 p p n43 Kevin C 5 L 44 1,4 101 3 p p p

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

Page 63: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

63

44 wafiq K 8 L 44 5,2 216 4 n p n45 Sekar 10 P 42 2,8 78 5 n n n46 Niken 8 P 42 4,1 113 5 p p n47 Aditya Diaz 9 L 33 2,3 53 4 n n n48 Adam 11 L 40 2,2 44 3 n n n49 Melta 10 P 30 5 229 5 p p n50 Dewi 5 P 40 2,8 48 5 n P n51 Bintang Anugrah 6 P 41 3,8 88 5 n p n52 Ayya Meisha 6 P 39 3 122 3 p p p53 Risky Dwi 5 L 40 4,5 197 4 n p n54 Dyah Intan 6 P 40 1,4 127 3 p p n55 Ilham Samsu 14 L 44 4,1 112 4 p p p56 Vaky Velinne 7 P 40 5,5 70 5 p p p57 Dita 10 P 50 4,6 70 5 p p n58 Yoga 12 L 37 3,78 154 3 n n n59 Vinoagi 5 L 40 2,1 13 4 p p n60 Purnawati 14 P 45 7,4 42 6 n p n61 Ritwan 13 L 42 5,2 52 4 n p p62 David 14 L 33 8,6 41 4 p p p63 Rahadewan 9 L 47 5 154 5 p p n64 Ivan 6 L 45 4 130 2 n p n65 Irfan 7 L 39 6,2 92 4 p p p66 Wahyu 10 L 35 5 123 4 p p p

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

67 Melani 5 P 47 6,5 65 4 n n n

Page 64: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

64

68 Fitria 4 P 42 5 145 3 p p n69 Febriyan 7 L 38 2,7 127 4 n p n70 Hasnah Qonita 10 P 41 3,2 89 4 n n n71 Nurlaily 4 P 40 5 63 4 n n n72 Rizky 10 P 46 3,8 158 4 n p n73 Malvin 10 L 31 3,2 50 3 n p n74 Alim 6 L 39 6,3 252 3 n p n75 Dhea Fitri 12 P 48 2,4 168 4 p p n76 Dana Endra 14 P 49 3,1 87 3 p p n77 Nur Rachma 5 P 42 5,5 25 5 P P n78 Muhammad Faihult 10 P 37 5 72 3 p n n79 Monica L 7 P 39 4,1 81 4 n n p80 Bulan Labiba 5 p 37 3,2 190 3 n p n81 Muhammad Iqbal 11 P 40 5 29 5 n p n82 Faza Fauzan 5 L 31 5 46 3 n n n83 Afani 10 P 43 2 107 5 n n n84 Disa Eka 6 P 52 4,1 90 4 p p n85 Windy 12 p 34 1,36 66 4 p p n86 Mei Rahmadani 13 P 39 1,7 122 4 p p n87 Hanindita 13 P 45 4,08 57 5 p p n88 Nor Yuniasti 10 P 45 11 27 2 p p p89 Mufarihatul 7 P 40 2,9 107 3 n p n

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

90 Antonius 14 L 34 7,1 104 5 n n n91 M. Rizky 5 L 36 9,3 307 2 n p n

Page 65: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

65

92 Fauzy 8 L 39 2 143 3 p p n93 Riezka 14 P 31 2,8 63 3 p p n94 Yopi 6 L 43 3,01 187 4 n p n95 Wisnu 12 L 38 4,6 49 3 p p n96 M. Anis 12 L 34 5,4 112 4 p p n97 Aida 8 P 33 2,89 131 5 p p n98 Farah 8 P 41 2,7 166 3 n p n99 sofia 7 p 43 3,7 160 3 p p n

100 Herjuna 14 L 42 3,7 103 2 p p p101 Shalsa 6 P 42 1,8 61 5 p p n102 Rahmat 5 L 40 3,5 98 3 n p n103 Pingky Kurnia 11 L 41 1,9 124 3 p p p104 Mayang kumala 10 P 39 3,5 65 3 n p n105 Naoval M 9 L 45 3,5 45 2 p p n106 Kamdiyes 7 P 38 3,6 117 2 p p n107 Sharir 14 L 41 4,7 116 3 p p n108 Yesi 9 P 37 4,8 77 2 p p p109 Early 6 P 37 3,3 158 3 n n n110 Abdul Hanif 13 L 48 4,7 242 3 n p n111 Ina Salma 11 P 44 3,2 43 5 n p n112 Laode 10 L 39 4,5 88 4 p p n

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

113 Anindita 7 P 37 17,3 289 2 p p p114 Agastya 8 P 36 3,2 103 5 p p n115 Fatuzaky 9 L 39 4 132 2 p p n

Page 66: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

66

116 Firmansyah 10 L 37 3,9 222 3 n n n117 Levita 9 P 42 4,8 271 3 p p p118 M. Alfi 6 L 40 2,9 125 2 p p n119 Kelvin 8 L 46 1,7 129 4 p p p120 Rafida 12 P 40 1,6 114 5 p p p121 Angela 10 P 45 3,2 130 3 p p n122 Karima Nur 9 P 34 3 47 4 p p n123 Habib Al Rasyud 10 L 43 1,6 92 3 p p n124 Shahrul sidiq 7 L 56 5,7 43 3 p p n125 Aga Rahma 11 P 33 4 104 3 p p n126 Dicky 11 L 45 4,6 148 3 p p n127 Rio Setyo 8 L 47 4,3 55 4 p p n128 Kurniawan 8 L 46 3,2 50 4 p p p129 Alifah H 5 P 38 3 120 3 p p n130 Ardiansyah 14 L 41 2,4 49 4 p p n131 Rachmadani 14 L 38 2,5 64 3 p p n132 Syaqta A 10 L 39 3,9 54 5 p p n133 Ikhwan Z 7 L 40 3,8 77 4 n n n134 Dery Istanto 11 L 44 5,9 51 6 p p n135 Fernandi Ivan 10 L 44 2,7 130 6 p p n

No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)

Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan

136 Sekar Tria 9 P 41 2,5 158 4 p p n137 Willi Lumintang 12 L 43 3,5 100 4 P p n138 Ativa 9 P 37 3,6 120 4 p p n139 Bagus Muhammad 6 L 39 4,09 130 4 p p n

Page 67: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1

67

140 Rizky Anggara 13 L 57,2 3,24 241 3 p p p141 Rizka Kusuma 11 P 43 3,8 151 2 p p n142 Febriana 8 P 44 6,5 44 5 p p n143 Ghani 5 L 54 4,2 110 3 p p p144 Syifa kalya 6 p 49 2,3 72 4 p p n145 Ella R 8 P 40 2,5 104 3 p p p146 Fahreza 9 L 42 4,1 171 4 n n n147 Sayima 5 P 41 7,4 180 2 p p p