Karakteristik Arus LL

16
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS Parameter arus lalu lintas atau komponen pengukuran arus lalu lintas terbagi menjadi dua kategori, yakni parameter makroskopik dan parameter mikroskopik. Parameter makroskopik yakni membahas keseluruhan karakteristik arus lalu lintas antara lain volume arus lalu lintas atau tingkat arus lalu lintas, kecepatan arus lalu lintas dan densitas atau kepadatan arus lalu lintas. Sedangkan parameter mikroskopik membahas tentang perilaku operasional dari kendaraan tunggal atau dua kendaraan dalam arus lalu lintas antara lain kecepatan dari kendaraan tunggal, headway’ dan ’spacing’.

description

materi

Transcript of Karakteristik Arus LL

Page 1: Karakteristik Arus LL

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Parameter arus lalu lintas atau komponen pengukuran arus lalu lintas terbagi menjadi dua kategori, yakni parameter makroskopik dan parameter mikroskopik. Parameter makroskopik yakni membahas keseluruhan karakteristik arus lalu lintas antara lain volume arus lalu lintas atau tingkat arus lalu lintas, kecepatan arus lalu lintas dan densitas atau kepadatan arus lalu lintas. Sedangkan parameter mikroskopik membahas tentang perilaku operasional dari kendaraan tunggal atau dua kendaraan dalam arus lalu lintas antara lain kecepatan dari kendaraan tunggal, ‘headway’ dan ’spacing’.

Page 2: Karakteristik Arus LL

Parameter Makroskopik 1 (Volume Arus Lalu Lintas)

Volume arus lalu lintas adalah jumlah dari kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan di jalan atau pada suatu lajur jalan selama interval waktu tertentu. Satuan yang dipakai dalam pengukuran volume arus lalu lintas adalah kendaraan/jam. Basis pengukuran volume arus lalu lintas adalah volume arus lalu lintas harian (daily traffic volume).

Page 3: Karakteristik Arus LL

Ada 4 komponen pengukuran volume arus lalu lintas harian, yaitu :

1. Average Daily Traffic (ADT) atau Volume Arus Lalu Lintas Harian Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah ditentukan.2. Average Weekday Traffic (AWT) atau Volume Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan.

Page 4: Karakteristik Arus LL

3. Average Annual Daily Traffic (AADT) atau Volume Arus Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan 365 hari (untuk tahun kabisat dibagi dengan 366 hari).

4. Average Annual Weekday Traffic (AAWT) atau Volume Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata Tahunan, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam tiap 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan jumlah minggu selama 1 tahun.

Page 5: Karakteristik Arus LL

Pada pengukuran volume arus lalu lintas harian, terdapat jam-jam tertentu yang mempunyai volume arus lalu lintas tertinggi. Inilah yang disebut dengan volume arus lalu lintas jam puncak (Peak Hourly Traffic Volume). Volume arus lalu lintas jam puncak ini biasanya dipakai sebagai dasar referensi atau acuan dalam analisis perencanaan dan operasional dalam rekayasa lalu lintas. Jalan dan instrumen pengaturan lalu lintas harus direncanakan atau didesain untuk dapat melayani dan mengakomodasikan volume arus lalu lintas selama waktu jam puncak, yakni waktu jam puncak pagi maupun jam puncak sore.

Page 6: Karakteristik Arus LL

Hubungan antara volume arus lalu lintas tiap jam dan jumlah maksimum arus lalu lintas pada jam tersebut merupakan faktor jam puncak (peak hour factor) yang dituliskan dalam persamaan berikut :

PHF =

154xVmV

dengan :V = volume arus lalu lintas tiap jam (kend/jam)

Vm15 = volume arus lalu lintas maksimum tiap 15 menit dalam 1 jam PHF = peak-hour factor (faktor jam puncak)

Page 7: Karakteristik Arus LL

Parameter Makroskopik 2 (Kecepatan dan Waktu Perjalanan)

Kecepatan adalah besarnya laju atau pergerakan dari suatu kendaraan dalam satuan jarak per satuan waktu (mil/jam atau km/jam). Sedangkan waktu perjalanan adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh dari bagian yang telah ditentukan pada suatu jalan. Perumusan kecepatan dituliskan dalam persamaan berikut :

v = ts

dengan :v = kecepatan (mil/jam, km/jam atau m/dt)s = jarak yang ditempuh (mil, km atau m)t = waktu (jam atau detik)

Page 8: Karakteristik Arus LL

Pada penerapannya kecepatan diklasifikasikan seperti berikut :

1. Spot speed, adalah kecepatan kendaraan pada saat melewati satu titik pengamatan tertentu di jalan raya. Spot speed ini merupakan parameter yang dipakai dalam survei kecepatan arus lalu lintas.

2. Average spot speed, adalah nilai rata-rata dari spot speed seluruh kendaraan yang diamati pada titik pengamatan tertentu di jalan raya dalam periode waktu yang telah ditentukan

Page 9: Karakteristik Arus LL

3. Running speed, adalah kecepatan pada panjang bagian jalan yang telah ditentukan dan diperoleh dari hasil penjumlahan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi dengan jumlah waktu kendaraan berjalan

4. Overall travel speed, adalah jarak total perjalanan dibagi dengan jumlah waktu perjalanan termasuk waktu berhenti dan tundaan (delays)

5. Design speed, adalah kecepatan yang ditentukan untuk kebutuhan perancangan dan korelasi terhadap rencana geometrik jalan raya seperti tikungan, superelevasi dan jarak pandang aman

Page 10: Karakteristik Arus LL

Pada pergerakan arus lalu lintas, setiap kendaraan bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ada 2 cara untuk menghitung kecepatan rata-rata dari suatu arus lalu lintas, yakni :1. Time Mean Speed (TMS), yaitu kecepatan rata-rata

dari semua kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan tertentu di jalan raya atau lajur pada jalan raya selama periode waktu tertentu.

2. Space Mean Speed (SMS), yaitu kecepatan rata-rata dari semua kendaraan yang berada pada bagian tertentu dari jalan raya atau lajur pada jalan raya selama periode waktu tertentu.

Page 11: Karakteristik Arus LL

Cara untuk menentukan besarnya nilai dari Time Mean Speed dan Space Mean Speed dapat dijelaskan melalui contoh soal berikut : Pengamatan kecepatan kendaraan dilakukan pada segmen jalan A dengan memberikan jarak yang ditentukan sepanjang 50 m pada bagian segmen jalan sebagai titik pengamatan.Dari hasil survei kecepatan kendaraan diperoleh data :(Untuk data kendaraan yang diamati diambil 20 buah kendaraan dari 50 buah kendaraan) 

Page 12: Karakteristik Arus LL

Data hasil survei kecepatan kendaraan

Kendaraan yang diamati

Jarak Pengamatan (m)

Waktu Perjalanan(detik)

Kecepatan(m/dt)

1 50 3.06 16.34

2 50 3.04 16.45

3 50 3.02 16.56

4 50 3.08 16.23

5 50 3.10 16.13

6 50 3.05 16.40

7 50 3.04 16.45

8 50 3.12 16.03

9 50 3.14 15.92

10 50 3.08 16.23

11 50 3.16 15.82

12 50 3.14 15.92

13 50 3.20 15.63

14 50 3.18 15.72

15 50 3.06 16.34

16 50 3.10 16.13

17 50 3.16 15.82

18 50 3.12 16.03

19 50 3.22 15.53

20 50 3.14 15.92

Page 13: Karakteristik Arus LL

Tentukan :a. TMS (Time Mean Speed)b. SMS (Space Mean Speed)Penyelesaian :Dari data hasil survei kecepatan kendaraan dicari waktu perjalanan rata-rata dan kecepatan kendaraan rata-rata, yakni :

Page 14: Karakteristik Arus LL

Kendaraan yang diamati

Jarak Pengamatan (m)

Waktu Perjalanan(detik)

Kecepatan(m/dt)

1 50 3.06 16.342 50 3.04 16.453 50 3.02 16.564 50 3.08 16.235 50 3.10 16.136 50 3.05 16.407 50 3.04 16.458 50 3.12 16.039 50 3.14 15.92

10 50 3.08 16.2311 50 3.16 15.8212 50 3.14 15.9213 50 3.20 15.6314 50 3.18 15.7215 50 3.06 16.3416 50 3.10 16.1317 50 3.16 15.8218 50 3.12 16.0319 50 3.22 15.5320 50 3.14 15.92

JUMLAH 1000 62.21 321.6RATA-RATA 50 3.11 16.08

Page 15: Karakteristik Arus LL

Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas (free flow speed) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi apabila mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain. Kecepatan arus bebas dapat diamati melalui survei lapangan.

Page 16: Karakteristik Arus LL

Parameter Makroskopik 3 (Densitas/Kepadatan)

Densitas atau kepadatan arus lalu lintas didefinisikan sebagai jumlah dari kendaraan yang mengokupansi atau berada pada sepanjang jarak tertentu di jalan raya atau lajur pada jalan raya, umumnya dinyatakan dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Densitas merupakan komponen pengukuran arus lalu lintas yang paling penting, karena pengukurannya sebagian besar dihubungkan dengan perencanaan kebutuhan lalu lintas.