karakter satryo

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sudah lebih dari setenggah abad bangsa Indonesia merdeka namun sampai sekarang justru bangsa Indonesia semakin mengalami degradasi atau keterpurukan karakter dalam masyarakat dan berolahraga, Meningkatnya ketidak percayaan antar teman, tindakan kriminal dan semakin menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di bangsa ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sedang kehilangan jati diri,olah hati dan karisma, Belum lagi ancaman disintegrasi bangsa yang menggejala di berbagai daerah semakin menguatkan bahwa bangsa ini sedang mengalami kriris moral karakter kebangsaan. Pendidikan yang semestinya menjadi motor ”perbaikan” sekaligus ”pembentukan” karakter justru mengalami kegagalannya. Meskipun mengalami kegagalan, pendidikan masih menjadi sarana yang paling efektif untuk membentuk karakter dalam diri masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Reorientasi pendidikan dengan mendorong peran pemerintah lebih optimal serta revitalisasi pendidik merupakan langkah awal yang harus ditempuh untuk menjadikan pendidikan sebagai motor perbaikan dan pembentukan karakter . Pendidikan jasmani merupakan sebuah tawaran solutif atas implementasi pembelajaran yang berlansung baik secara otak dan otot melalui ranah koknitif,afektif dan sikomotor yang selama ini telah menyebabkan pendidikan terdikotomi dan parsial. Misalnya olahraga sepakbola yang mungkin bisa mewujudkanya di tinjau

Transcript of karakter satryo

Page 1: karakter satryo

BAB I

 PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Sudah lebih dari setenggah abad bangsa Indonesia merdeka namun sampai sekarang

justru bangsa Indonesia semakin mengalami degradasi atau keterpurukan  karakter dalam

masyarakat dan berolahraga, Meningkatnya ketidak percayaan antar teman, tindakan kriminal

dan semakin menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di bangsa ini

menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sedang kehilangan jati diri,olah hati dan karisma,

Belum lagi ancaman disintegrasi bangsa yang menggejala di berbagai daerah semakin

menguatkan bahwa bangsa ini sedang mengalami kriris moral karakter kebangsaan.

Pendidikan yang semestinya menjadi motor ”perbaikan” sekaligus ”pembentukan” karakter 

justru mengalami kegagalannya. Meskipun mengalami kegagalan, pendidikan masih menjadi

sarana yang paling efektif untuk membentuk karakter dalam diri masyarakat Indonesia yang

sesungguhnya. Reorientasi pendidikan dengan mendorong peran pemerintah lebih optimal

serta revitalisasi pendidik merupakan langkah awal yang harus ditempuh untuk menjadikan

pendidikan sebagai motor perbaikan dan pembentukan karakter . Pendidikan jasmani 

merupakan sebuah tawaran solutif atas implementasi pembelajaran yang berlansung baik

secara otak dan otot melalui ranah koknitif,afektif dan sikomotor yang selama ini telah

menyebabkan pendidikan terdikotomi dan parsial. Misalnya olahraga sepakbola yang

mungkin bisa mewujudkanya di tinjau dari aspek apapun olahraga sepakbola merupakan

olahraga yang bisa mempersatukan ras,suku,budaya,adat istiadat dan keyakinan berupa

agama,.

B. Masalah

Bagaimana pembentukan karakter dalam olahraga sepakbola

C. Tujuan

Untuk mengetahui pembentukan karakter dalam olahraga sepakbola

Page 2: karakter satryo

D. Aplikasi

Olahraga adalah bentuk kegiatan untuk melatih tubuh seseorang atau jasmani dan

rohani seseorang. Mungkin kita masih ingat akan falsafah olahraga yang tak asing lagi yaitu

didalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula, Dengan aktivitas olahraga kita

banyak mendapatkan hal-hal yang positif, Olahraga bukan sekedar kegiatan yang berorientasi

kepada faktor fisik belaka, Dengan olahraga juga dapat melatih sikap dan mental kita baik

formal dan non formal.

Aktivitas olahraga sebaiknya juga kita tekankan kepada anak-anak baik di tingkat

SD,SMP Maupun SMA Banyak hal yang kita dapatkan apabila anak-anak didik kita dapat

melakukan aktivitas olahraga, apalagi jika si anak tersebut memiliki potensi dan bakat khusus

dibidang olahraga. Peran orang tua sangat penting untuk bisa mengantarkan dan membuka

pintu-pintu prestasi, Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk selalu sabar dan

berusaha mengontrol segala kegiatan anak didik masing-masing orang tua juga berusaha

untuk  memberikan fasilitas atau alat-alat yang dibutuhkan seorang anak untuk melakukan

aktivitas olahraga.

Beberapa alasan yang perlunya kita fahami adalah anak-anak memiliki rasa yang

kecenderungan senang terhadap berbagai macam permainan. Oleh karenanya orang tua dapat

mengarahkan dan memberikan pilihan-pilihan bentuk permainan yang ada di aktivitas

olahraga, syukur jika kita dapat memasukkan anak dalam club-club olahraga yang ada di

tempat sekitar kita.

Misalnya sepakbola maupun olahraga lain yang mendukung. Cara-cara ini akan

mendidik dan berlatih anak untuk mengenal diri sendiri dan bersosialisasi kepada sesamanya

dengan saling menghargai, mempercayai,bekerjasama dalam mencapai prestasi tinggi. Selain

itu melalui latihan-latihan yang rutin anak juga terdidik untuk melakukan program

pembiasaan yaitu saling berjabat tangan pada saat memulai dan mengakhiri latihan, baik

dengan teman, orang tua serta dengan semua yang hadir di tempat latihan. Pembiasaan lain

adalah melatih kedisiplinan anak untuk menghargai waktu, jika ada diantara anak  yang

datang tidak tepat waktu tanpa alasan yang jelas,  maka  anak diberikan  punishment atau

hukuman yang bersifat positif. Bentuk-bentuk hukuman seperti lari mengelilingi lapangan

dan  push up atau sejenisnya adalah hal yang biasa dalam dunia olahraga. Self-diciplin

diharapkan dapat terbentuk.

Page 3: karakter satryo

Hal lain yang dapat kita peroleh dari aktivitas olahraga adalah melatih anak untuk

memiliki semangat  juang yang tinggi baik pada saat latihan ataupun pada saat menghadapi

pertandingan-pertandingan yang resmi. Nilai-nilai mental lain juga terbentuk, mengakui

kemenangan orang lain dan menerima kekalahan adalah bentuk penanaman nilai  berupa

penghargaan dan nilai keadilan,rasa sosial yang besar dalam pembentukan karakter.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli

psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan

tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu

dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk

kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang

terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata

lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

Dalam buku The Psychology of Moral Development (1927), Lawrence Kohlberg

menyimpulkan terhadap hasil penelitian empiriknya terhadap perkembangan moralitas anak-

anak dari berbagai latar belakang agama, yaitu Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, dan Islam,

bahwa agama dan institusi agama tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan moral

seseorang. Teori yang dihasilkan dari penelitian Kohlberg dikenal dengan teori kognitif-

developmental, yaitu 3 (tiga) tingkatan dan 6 (enam) tahapan perkembangan moral yang

menegaskan bahwa pada intinya moralitas mewakilil seperangkat pertimbangan dan putusan

rasional yang berlaku untuk setiap kebudayaan, yaitu prinsip kesejahteraan dan prinsip

keadilan. Menurutnya, prinsip keadilan merupakan komponen pokok dalam proses

perkembangan moral yang kemudian diterapkan dalam proses pendidikan moral.

Sementara jauh sebelumnya, Sigmund Freud memiliki pendapat tentang potensi pada

diri manusia yang sangat berpengaruh terhadap karakternya, yaitu: id, ego, dan superego (es,

ich, ueberich). Menurutnya, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang

tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psiko-seksual tertentu pada enam

tahun pertama dalam kehidupannya. Berdasarkan teorinya tersebut, Freud menyimpulkan

Page 4: karakter satryo

bahwa moralitas merupakan sebuah proses penyesuaian antara id, ego, dan superego. Titik

lemah terbesar Freud dan para penganutnya bukan pada kesalahan teorinya, tetapi adalah

over generalisasi dari teori tersebut, sehingga dalam kacamata Freud, manusia dapat

dikatakan tidak berbeda dengan binatang, bahkan lebih menderita karena tidak sebebas

binatang dalam melampiaskan nafsunya.

B. Sepakbola

Menurut wikipediaSepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim

dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat terkenal dan

dimainkan di 200 negara. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-

banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci. Lapangan yang digunakan

dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat

mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8

kaki dan lebar 24 kaki.

Menurut humanities Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain yang mempunyai

tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar

tidak kemasukan bola. Di dalam permainan sepak bola, setiap pemain diperbolehkan

menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang atau

kiper yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan. Sepak bola merupakan

permainan beregu yang masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain. Biasanya permainan

sepak bola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat (10 menit) di

antara dua babak tersebut. Mencetak gol ke gawang merupakan sasaran dari setiap

kesebelasan. Suatu kesebelasan dinyatakan sebagai pemenang apabila kesebelasan tersebut

dapat memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukan bola lebih sedikit jika

dibandingkan dengan lawannya.

Menurut wordpress Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di

dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang

masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-

masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga

dinamakan kesebelasan.

Page 5: karakter satryo

BAB III

SINTESIS DAN EVALUASI

A. Sintesis

Dalam mengajarkan Etika dan Nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh, pepatah

mengatakan bahwa tindakan lebih baik baik dari kata-kata. Lutan mengatakan Nilai Moral itu

beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan,

integritas, keadilan, kooperasi, tugas dll. Lebih lanjut dikatakan ada 4 nilai moral yang

menjadi inti dan bersifat universal yaitu :

1. Keadilan.

Keadilan ada dalam beberapa bentuk ; distributif, prosedural, retributif dan

kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian

dan beban secara relatif. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap g dinilai sportif

atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup persepsi yang fair

sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi

mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang

diderita pada waktu sebelumnya.

Seorang wasit bila ragu memutuskan apakah pemain penyerang berada pada posisi off-side

dalam sepakbola, ia minta pendapat penjaga garis. Semua pemain penyerang akan protes,

meskipun akhirnya harus dapat menerima, jika misalnya wasit dalam kasus lainnya

memberikan hukuman tendangan penalti akibat pemain bertahana menyentuh bola dengan

tanganya, atau sengaja menangkap bola di daerah penalti. Tentu saja ia berusaha berbuat

seadil mungkin. Bila ia kurang yakin, mungkin cukup dengan memberikan hukuman berupa

tendangan bebas.

2. Kejujuran

Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya selalu

terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindak

dan perkataan.

Semua pihak percaya bahwa wasit dapat mempertaruhkan integritasnya dengan

membuat keputusan yang fair. Ia terpercaya karena keputusannya mencerminkan kejujuran.

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang atlet harus

Page 6: karakter satryo

bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri. Tanggung

jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam olahraga.

4. Kedamaian

Kedamaian mengandung pengertian : a)tidak akan menganiaya, b)mencegah

penganiayaan, c) menghilangkan penganiaan, dan d)berbuat baik. Bayangkan bila ada pelatih

yang mengintrusksikan untuk mencederai lawan agar tidak mampu bermain?

Dengan menekankan 4 nilai diatas pembentukan karakter akan mudah dicapai seperti

apa yang kita harapkan. Karena 4 nilai di atas merupakan kunci utama untuk membentuk

karakter seseorang.

B. Evaluasi

         Dari uraian di atas maka kita bisa  menghasilkan pengetahuan baru melalui penelitian

peningkatan pada aktivitas manusia menyebabkan peningkatan kinerja manusia, kesehatan

dan kualitas hidup. perkembangan karakter menjadi bagian yang krusial dalam pengalaman

olahraga pada level anak didik menuju remaja yang berkualitas, Olahraga adalah sebuah

lingkungan yang menyimbolkan nilai-nilai budaya dan menjadi media dimana orang muda

dapat belajar tentang pengalaman banyak nilai-nilai inti yang terkandungnya. Karakter dapat

diajarkan dan dipelajari dalam setting olahraga. Pengalaman olahraga dapat membangun

karakter, kecuali jika lingkungannya dibentuk, dinyatakan, dan direncanakan untuk mencapai

tujuan mengembangkan karakter.

Page 7: karakter satryo

DAFTAR PUSTAKA

Kompas, Pembentukan karakter bangsa: hendaknya berangakat dari budaya lokal, Senin 24

Januari 2000

Rusli Lutan (ed)., (2001) Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat

Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV. Berdua

Satutujuan.

William H. Freeman, 6th ed. (2001) Physical Education and sport in a changing

society. Boston: Allyn & Bacon.

_____, Membangun karakter bangsa lewat pendidikan; Selasa 7 Maret 2000

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2187860-tujuan-pendidikan-karakter/

#ixzz1fgAp96Yy

http://sangpembuatjejak.com/education/pendidikan-karakter-solusi-masalah-indonesia

http://rasimunway.blogspot.com/2011/11/membentuk-karakter-anak-melalui.html

http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-karakter-

terhadap-akademi-anak/

Page 8: karakter satryo

MAKALAH

SOSIOLOGI OLAHRAGA

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI OLAHRAGA SEPAK BOLA

Disusun Oleh :

Satriyo Pamungkas

1060 3141 043

IKORA 2010

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012