Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

28
“Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga” Ragil Ar Rasyid Abstrak Faal olahraga merupakan ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya pada waktu berolahraga. Fisiologi olahraga atau Faal olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu kedokteran. Berdasarkan tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Olahraga Statik dan Olahraga Dinamik, olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen. Dengan adanya pembedaan di dalam jenis olahraga maka fungsi pernapasan dalam berolahraga maupun istirahat juga berbeda. Maka di dalam makalah ini membahas tentang perbedaan kapasitas paru-paru sebelum dan sesudah berolahraga. Maka perbedaannya adalah pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400 sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk frekuensi respirasi. Untuk kepastian ukuran atau jumlahnya sangat bervariasi karena banyak faktor. Kata-kata kunci : Faal Olahraga, Olahraga Statik, Olahraga Dinamik, Kapasitas Vital, Volume Tidal. 1

Transcript of Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Page 1: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

“Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga”

Ragil Ar Rasyid

Abstrak

Faal olahraga merupakan ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya pada waktu berolahraga. Fisiologi olahraga atau Faal olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu kedokteran. Berdasarkan tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Olahraga Statik dan Olahraga Dinamik, olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen. Dengan adanya pembedaan di dalam jenis olahraga maka fungsi pernapasan dalam berolahraga maupun istirahat juga berbeda. Maka di dalam makalah ini membahas tentang perbedaan kapasitas paru-paru sebelum dan sesudah berolahraga. Maka perbedaannya adalah pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400 sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk frekuensi respirasi. Untuk kepastian ukuran atau jumlahnya sangat bervariasi karena banyak faktor.

Kata-kata kunci : Faal Olahraga, Olahraga Statik, Olahraga Dinamik, Kapasitas Vital, Volume Tidal.

1

Page 2: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh

manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga

sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan dasar dari ilmu

kedokteran olahraga. Definisi ilmu kedokteran olahraga menurut A.

Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu kedokteran pada olahraga

dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan segi

preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk

mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap

keadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan

latihan fisik”.

Usaha memaksimalkan kerja paru menjadi penting demi mencegah gangguan

organ pernapasan ini serta menghindari kemungkinan komplikasi penyakit. Untuk

memasok kebutuhan oksigen bagi tubuh, idealnya kita menghirup udara bersih.

Selanjutnya udara bersih itu pun hanya akan bermanfaat maksimal jika paru-paru

berfungsi dengan baik. Di samping itu banyak faktor yang membuat fungsi paru

mengalami penurunan dan tidak bisa lagi bekerja secara optimal. Paru-paru adalah

salah satu organ vital yang bertugas memasok oksigen (O2) ke setiap sel tubuh supaya

terus hidup dan menjalankan fungsinya dengan baik. Paru juga bertanggung jawab

dalam pengeluaran zat karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh. Seandainya fungsi

paru mengalami penurunan atau gangguan, bisa dibayangkan, seluruh sistem kerja

tubuh pun akan terpengaruh.

"Jika fungsi paru-paru baik, otomatis pasokan oksigen ke dalam darah yang

mengalir ke seluruh tubuh juga berjalan baik. Oksigen sendiri merupakan bahan bakar

bagi terjadinya proses di dalam sel. Artinya, kalau selnya segar karena pasokan

oksigen tercukupi dan bagus akan membentuk sistem kerja tubuh yang baik pula,’’

tutur Dr. Pradjnaparamita, Sp.P. FCCP&FCCM, dokter spesialis paru dari Bagian

Pulmonologi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta.

Fungsi paru dapat diukur dengan menggunakan spirometri. Cara sederhana,

yakni meniup balon, juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemampuan paru-paru

2

Page 3: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

kita. Bila anda masih mampu untuk meniup balon hingga mengembang dalam sekali

tiup, berarti paru-paru anda masih baik.

Hal lain yang juga bisa dipakai sebagai indikasi adalah menguji apakah kita

cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas dalam kondisi sehat, sementara hal

yang sama bisa dilakukan orang lain seusia kita. "Misalnya kita sama-sama lari

dengan kecepatan sedang sepanjang 200 meter di lintasan datar," katanya. Apabila

kita merasa lelah, berarti telah mengalami penurunan fungsi paru.

Latihan dapat meningkatkan fungsi kerja pulmonary, terbukti dari

kenyataannya bahwa atlit memiliki volume paru-paru yang lebih banyak dibanding

bukan atlit pada saat beristirahat dan berolahraga (berlatih).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut diatas,bahwa kapasitas paru-paru sebelum dan

sesudah berolahraga maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan:

Pengertian paru-paru pada manusia

Faal paru-paru pada manusia

Ventilasi paru-paru

Volume paru-paru

Kapasitas paru-paru

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru

Daya tahan jantung dan pembuluh darah

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1.3.1 Tujuan Penulisan

Bertitik tolak dari permasalahan yang akan di bahas, maka tujuan dari

penulisan ini dapat dirinci sebagai berikut :

Menjelaskan tentang faal paru-paru manusia dan pengaruhnya pada

aktivitas olahraga.

3

Page 4: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Memberikan pengetahuan tentang kapasitas vital paru maupun

volume serta faktor-faktor yang berkaitan dengan hal tersebut.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan makalah ini diharapkan untuk pembaca agar

menambah pengetahuan dan menjadi acuan penelitian atas bahasan Kapasitas

Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga.

4

Page 5: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paru-paru manusia

Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah

sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-paru terdiri

dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga

gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh

selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput paru-paru terdiri dari dua lapis. Selaput

paru-paru membungkus alveolus-alveolus. Jumlah alveolus kurang lebih 300 juta

buah. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan

tubuh manusia.

Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter.

Kemampuan paru-paru menampung udara diebut dengan daya tampung paru-paru

atau kapasitas paru-paru. Volume udara yang dipernapaskan oleh tubuh tergantung

besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada pernapasan

biasa orang dewasa udara yang keluar dan masuk paru-paru sebanyak 0,5 liter. Udara

sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal.

Apabila kita menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas

sekuat-kuatnya, volume yang dan ke luar lebih kurang sebanyak 3,5-4 liter. Volume

udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5 liter udara tetap tinggal di

paru-paru walaupun kita telah menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Volume udara

ini disebut udara residu.

2.2 Faal Paru Dalam Olahraga

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal

balik. Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan

olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat

meningkatkan faal paru.

Faal paru masuk dalam pembahasan Fisiologi olahraga,

sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari

efek latihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana efisiensi tubuh

5

Page 6: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

manusia dapat diperbaiki dengan latihan, mempelajari metoda yang

paling sesuai untuk menilai 13 perbedaan parameter fisik dan

fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk

mengukur keadaan kesegaran jasmani. Berdasarkan tipe dan

intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian

besar, yaitu:

1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan

perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan

kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan

pada kekuatan intramuskular.

2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan

perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya

terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi.

Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan

peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya

menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Tabel 2.1 Klasifikasi olahraga berdasarkan komponen statik

dan dinamik selama pertandingan

Dinamik Rendah Dinamik Sedang Dinamik Tinggi

Statik Rendah Billiard

Golf

Bowling

Baseball

Softball

Tennis Meja

Bola Voli

Badminton

Ski cross-country

Lomba jalan

cepat

Lari jarak jauh

Sepak bola

Squash

Tenis ( single )

Statik Sedang Diving

Balap motor

Lari (sprint)

Surfing

Bola Basket

Lari jarak

menengah

Renang

Statik Tinggi Senam Binaraga Tinju

6

Page 7: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Karate/judo

Layar

Mendaki

gunung

Ski air

Angkat berat

Gulat Balap sepeda

Dayung

Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru

dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan

ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh

berbagai faktor fisiologis, antara lain:

2.2.1 Keturunan/genetik

Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max

ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan

melakukan latihan yang optimal.

2.2.2 Usia

Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-

anak dan mencapai puncaknya pada usia 20 – 30 tahun dan

mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun. Sesudah usia

ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini

terjadi karena paru, jantung dan pembuluh darah mulai

menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi

dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur.

2.2.3 Jenis kelamin

Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara

anak perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah

usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15 – 25% dari

pria. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan

kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi

tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas paru.

2.2.4 Aktivitas fisik

Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila

seseorang beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Jenis

7

Page 8: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

latihan juga mempengaruhi. Orang yang melakukan olahraga

lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya meningkat lebih

tinggi dibandingkan orang yang berolahraga senam atau

anggar.

Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat.

Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan

menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat.

Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih

relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih

lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang

diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang,

sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih

akan lebih efektif kerjanya.

Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi

perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi

karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang

dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan

tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian

rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja

maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling

penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk

mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk

meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah

yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan

dengan oksigen per unit waktu juga akan meningkat.

Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan

jaringan terhadap oksigen. Penurunan fungsi paru orang yang

tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh

hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini

menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced

expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru.

2.3 Ventilasi Paru-paru

8

Page 9: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Ventilasi adalah perpindahan udara masuk dan keluar alveolar paru-paru.

Perubahan pada ventilasi diatur secara kimia dan stimulus neurogenik. Selama

berlatih atau berolahraga ventilasi paru-paru dapat mencapai 15 sampai 30 kali

dibanding saat istirahat. Selama berlatih ventilasi dijadikan alat pendeteksi untuk

peningkatan rata-rata metabolisme anaerobik pada atlet. Ventilasi terdiri dari fase

yaitu Inspirasi ( Inhalation ) dan Ekspirasi ( Exhalation ). Inspirasi merupakan fase di

mana udara masuk ke dalam paru-paru dan sebaliknya pada Ekspirasi merupakan fase

pada saat udara keluar dari paru-paru.

Adapun juga masalah yang membahas tentang Ventilasi Per Menit (Minute

Ventilation) adalah jumlah udara yang per menit,dengan cara penghitungan volume

tidal (liter) dikalikan dengan frekuensi respirasi (jumlah nafas per menit). Dijelaskan

juga pebedaan selama istirahat dan berolahraga antara lain :

Ventilasi pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan

jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh

ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah

antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400 sampai

600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk frekuensi respirasi.

Ventilasi berolahraga (berlatih) lebih membahas secara kompleks yaitu

pembahasan terhadap perhitungan konsumsi oksigen produksi

karbondioksida per menit dengan acuan dari kerja otot.

2.4 Volume paru-paru

Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

2.4.1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau

diekspirasi pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500

ml pada rata-rata orang dewasa.

2.4.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra

yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ±

3000 ml.

2.4.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang

masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir

ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100ml.

9

Page 10: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

2.4.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap

berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200

ml.

2.5 Kapasitas paru-paru manusia

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume

paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

2.5.1 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume

cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah

udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi

normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.

2.5.2 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume

cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan

merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir

eskpirasi normal.

2.5.3 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi

+ volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600

ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat

dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru

secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-

banyaknya.

2.5.4 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital +

volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal

dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi

paksa.

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25%

lebih kecil daripada

pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar

daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.

Serta tambahan pustaka mengenai kapasitas paru-paru bahwa volume paru-

paru manusia bisa mencapai 4.500 cc, disebut kapasitas total. Volume vital untuk

pernafasan sekitar 3.500 cc, sisanya 1.000 cc merupakan udara residu/sisa yang selalu

mengisi paru-paru. Dalam keadaan normal, udara yang dipergunakan untuk

10

Page 11: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

pernafasan sekitar 500 cc, biasa juga disebut kapasitas tidal. Penghitungan kapasitas

pada saat respirasi dalam 1 menit dan di waktu beristirahat adalah antara 4 sampai 15

liter. Dan pada saat latihan dapat mencapai maksimal 150 liter.

Cara pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Volume udara diukur

dengan spirometer. Jarum penunjuk ditempatkan pada titik nol, bisa juga 1000 untuk

memudahkan pembacaan, jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi 1000.

Untuk mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian

diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. Untuk mengukur Volume ekspirasi

cadangan (VEC) setelah ekshalasi normal, dilakukan ekshalasi lagi secara total

kedalam spirometer. Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan inhalasi total

kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur diulangi tiga kali.

Volume inspirasi cadangan dihitung dengan persamaan :VIC = KV – (VT+VEC).

2.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital

paru

2.6.1 Usia

Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak ± 5

liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara. Pada

waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5 liter)

jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:

Orang Dewasa : 16-18 kali per menit

Anak-anak : 24 kali per menit

Bayi kira-kira : 30 kali per menit

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada orang dewasa jumlah

pernafasannya antara 16-18 kali per menit, pada anak-anak sekitar 24 kali per

menit sedangkan pada bayi kira-kira 30 kali per menit. Walaupun pada pernapasan

pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi, akan tetapi

kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan

bayi. Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan berubah misalnya akibat dari

suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya.

Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin

tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi

paru.

11

Page 12: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

2.6.2 Jenis Kelamin

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen

lebih kecil daripada pria. Menurut Jan Tambayong “ Kapasitas vital pria 4.8 liter

dan wanita 3,1 liter , yang artinya bahwa pria memiliki kapasitas vital paru lebih

besar daripada wanita.

2.6.3 Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru berupa bronchitis dan

emfisema. Pada kedua keadaan ini terjadi penurunan fungsi paru dibandingkan

dengan yang tidak menderita penyakit tersebut. Selain itu pecandu rokok sering

menderita penyakit batuk kronis, kepala pusing, perut mual, sukar tidur dan lain-

lain. Kalau gejala-gejala diatas tidak segera diatasi maka gejala yang lebih buruk

lagi akan terjadi, seperti semakin sulit untuk bernapas, kecepatan pernapasan

bertambah, kapasitas vital berkurang, dan lain-lain.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran

pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa

membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran

pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya

sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel

radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada

perokok akan timbul perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya

penyakit obstruktif paru menahun.

Menurut Joko Suyono Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder

dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan pada orang dewasa. Asap rokok

mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih

merendahkan kapasitas vital peru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat

kerja.

2.6.4 Kebiasaan Olahraga

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan

faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga, sebaliknya latihan fisik yang

teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam

latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih besar dan kebugaran

yang lebih tinggi.

Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan

olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga

12

Page 13: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang

lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih besar

daripada orang yang tidak pernah berolahraga.

2.6.5 Status Gizi

Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Orang kurus

panjang biasanya kapasitasnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah

kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)

merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit

tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,

pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah

satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.

Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under

weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas maksimum

dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada di

bawah ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap penyakit infeksi,

sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai resiko tinggi terhadap

penyakit degeneratif.

2.6.6 Riwayat Penyakit Paru

Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, pada penyakit

jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot paru-paru.

Penyakit yang dapat mempengaruhi kapasitas paru, meliputi:

Emfisema paru kronik

Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi kronik,

kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchiolis yang mengakibatkan

terjadinya obstriktif dan destruktif paru yang kompleks sebagi akibat

mengkonsumsi rokok.

Pneumonia

Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu

penurunan luas permukaan membran pernafasan dan menurunnya resiko

ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya kapasitas

paru.

Atelektasi

13

Page 14: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Atelektasi berarti alveoli paru mengempis atau kolaps. Akibatnya

terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah meningkat

dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah sehingga volume

paru berkurang.

Asma

Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi dan

volume inspirasi.

Tuberkulosis

Pada penderita tuberculosis stadium lanjut, banyak timbul daerah

fibrosis di seluruh paru dan mengurangi jumlah paru fungsional, sehingga

mengurangi kapasitas paru.

2.6.7 Pemakaian APD (Pernafasan)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga

kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi

bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidaklah secara sempurna dapat melindungi

tubuh tenaga kerja, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin

terjadi.

Pelindung pernafasan adalah alat yang penting, mengingat 90% kasus

keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosi lewat

saluran pernafasan. Alat pelindung pernafasan memberikan perlindungan terhadap

sumber bahaya di udara tempat kerja seperti: pencemaran udara oleh gas (uap),

pencemaran oleh partikel (debu, asap, fumes), kekurangan O2.

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,

peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang

keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan

alat-alat pelindung diri. Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan:

Nyaman dipakai

Tidak mengganggu kerja

Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya

Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker untuk melindungi debu atau

partikel-pertikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat

dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

2.6.8 Pencemaran Udara

14

Page 15: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di

dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normalnya. Komponen yang paling paling banyak berpengaruh dalam

pencemaran udara, dapat dilihat pada tabel 2.2:

Tabel 2.2Perkiraan Prosentasi Komponen Pencemar Udara dan Sumber Pencemar

Transportasi di Indonesia

2.6.9 Masa Kerja Menurut Tulus MA yang dikutip oleh Siti Muslikatul Mila, Masa kerja adalah

suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu tempat. Masa

kerja dapat mempengaruhi

kinerja baik positif maupun

negatif. Memberi pengaruh

positif pada kinerja bila dengan

semakin lamanya masa kerja

personal semakin

berpengalaman

dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif

apabila dengan semakin lamanya masa kerja maka akan timbul kebiasaan pada

tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton dan

berulang. Masa kerja dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu:

Masa kerja baru : <6 tahun

Masa kerja sedang : 6-10 tahun

Masa kerja lama : > 10 tahun

2.7 Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah

Komponen Pencemar Prosentase

1 2

CO NOX

SOX

HC Partikel

70,50% 8,89% 0,88% 18,34% 1,33%

Total 100%

15

Page 16: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan

nutrisi yang adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat

terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup. Sebagai reaksi

terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengambilan oksigen

oleh tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru dan

curah jantung serta peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh

jaringan. Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumlah

maksimal O2 yang dapat dihantarkan dari paru-paru ke otot.

Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut VO2 max

atau kapasitas aerobik yang digunakan sebagai parameter untuk

menentukan kebugaran jasmani. VO2 max erat hubungannya

dengan sistem transportasi oksigen.

Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta

bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan ekstraksi

oksigen dari darah oleh otot rangka. Dari penelitian Budhy Adriskanda, Faisal Yunus

dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2 max pada pria

Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik pengukuran

Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint, sedangkan pada pria Indonesia yang terlatih

sebesar 50,8 ml/KgBB/menit. VO2 max tertinggi dijumpai pada atlet-atlet yang

berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan endurance.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh

manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga

16

Page 17: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan dasar dari ilmu

kedokteran olahraga. Berdasarkan tipe dan intensitas performa

latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan

perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan

kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan

pada kekuatan intramuskular.

2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan

perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya

terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi.

Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan

peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya

menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah

sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-paru terdiri

dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga

gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.

Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau

diekspirasi pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ±

500 ml pada rata-rata orang dewasa.

Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra

yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai

± 3000 ml.

Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang

masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir

ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100ml.

Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap

berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ±

1200 ml.

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume

paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

17

Page 18: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume

cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah

udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi

normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.

Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume

cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan

merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir

eskpirasi normal.

Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi +

volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml,

dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari

paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan

kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.

Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume

residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru

dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.

SARAN

Dengan pengetahuan tentang kapsitas paru-paru pada

manusia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut,

maka ada baiknya untuk menjaga maupun memperbaiki kebiasaan

pada kehidupan agar menjadi lebih baik. Salah satu contohnya yaitu

telah diuaraikan di atas bahwa olahraga sangat mempengaruhi

kesehatan manusia.

18

Page 19: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Atmi P.M. 2003. Hubungan Kadar Debu Pupuk, Masa Kerja, dan

Pemakaian APD (masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru.

http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1126. 10 Mei

2009.

Fox, L. Edward. Bowers, Richard W. Foss, Merle L. 1988. The Phisiologycal Basis of

Physical Education and Athletics. Fourth Edition. New York : W.B Saunders

Company.

GloriaNet. 2008. Paru-Paru Sehat Napas pun Lega.

http://www.glorianet.org/arsip/b4401.html. 10 Mei 2009

Lamb, David R. 1984. Phisiology of Exercise ( Responses & Adaptations). Second

Edition. New York : Macmillan Publishing Company.

Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Paru dan Hubungannya Dengan

Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. (online).

(http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/NILAI

%20 KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF. Diakses tanggal 10 Mei

2009).

Reza, S. 2008. Berapa Kapasitas Paru Kita?.(online). (http://id.answers.yahoo.com/

question/index?qid=20071121062954AAzCYR1. Diakses tanggal 10 Mei

2009).

Saputra, Adrian. 2008. Alat Pernapasan Manusia. (online).

(http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20. Diakses tanggal 10 Mei

2009).

Suharto. 1978. Peningkatan Kondisi Fisik. Cermin Dunia Kedokteran No 12. 5-7.

Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital

Paru Tukang Ojek di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang Bulan Maret

2007. (online). (http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/ index/assoc/

HASHb7c9.dir/ doc.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2009).

19

Page 20: Kapasitas Paru-Paru Sebelum dan Sesudah Berolahraga

Widodo. 2008. Kemarahan Perburuk Kondisi Paru-Paru. (online).

(http://www.tribunbatam.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=16697&Itemid=1041. Diakses tanggal

10 Mei 2009).

Widodo, Wahyu Eko. 2009. Volume dan Kapasitas Respirasi. (online).

(http://farmasi07itb.wordpress.com/ 2009/04/24/ sistem-respirasi/. Diakses

tanggal 10 Mei 2009).

20