KANKER SERVIKS

17

Click here to load reader

description

neoplsm

Transcript of KANKER SERVIKS

Page 1: KANKER SERVIKS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karsinoma serviks uteri merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan

masalah dalam kesehatan kaum wanita terutama di negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia. Frekuensi kesulitan dan kematian karena neoplasma ini

merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Menurut laporan

berbagai sentra patologi di Indonesia, Ca serviks uteri menempati urutan pertama

dari penyakit keganasan yang ada. Berbeda dengan di Indonesia, di negara maju Ca

serviks uteri berada pada urutan kelima setelah Ca payudara, kolorektal, pow dan

kulit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan adanya program test pop di negara

maju yang dilakukan periodik dalam upaya deteksi karsinoma dini serviks uteri.

Tes pap merupakan alat skrining kanker servik uteri yang di pergunakan

untuk memantau perubahan sel epitel servik uteri mulai dari perubahan displasia

ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma insitu. Di negara maju tes

pap di laksanakan periodik dan teratur terutama pada wanita gol resiko tinggi

bertujuan untuk mendeteksi karsinoma dini, sehingga angka kesakitan Ca servik

menurun tajam. Kombinasi tes pap dan kolposkopi merupakan sarana diagnosis

dalam mendeteksi karsinoma dini serviks kolposkopi, dewasa ini status karsinoma

serviks uteri dapat dikategorikan ke dalam penyakit yang dapat diobati (curable)

dan bahkan penyakit yang dapat dicegah (preventable). Management bedah yang

tepat dan kemajuan teknik radioterapi dan kemoterapi, serta deteksi dini tidak

diragukan lagi akan meningkat dan akan menyelamatkan banyak jiwa.

Kanker servik selain menyebabkan angka kematian dan kesulitan juga dapat

menyebabkan respon psikologis pada pasien. Isolasi sosial, harga diri rendah dan

putus asa merupakan manifestasi yang sering muncul. Oleh karena itu asuhan

keperawatan yang diberikan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk

perawatan psikologi.

1

Page 2: KANKER SERVIKS

Berdasarkan hal di atas, maka kelompok tertarik melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan kanker servik di bangsal ginekologi IRNA A RSUP

Dr. M. Djamil Padang Tahun 2005.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mendapat gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada

klien dengan kanker serviks di ruang ginekologi bangsal kebidanan IRNA A RS Dr.

M. Djamil Padang.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Ca servik.

b. Dapat menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan

pada klien dengan Ca Serviks.

c. Dapat melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien

dengan Ca Serviks.

d. Dapat melakukan pendokumentasian pada klien dengan Ca. Serviks.

1.3. Manfaat

1.3.1. Untuk memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

kanker serviks

2

Page 3: KANKER SERVIKS

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. TEORI KANKER SERVIKS

1. Pengertian

Karsinoma insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik

terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan prakanker lain yang tidak sampai

melibatkan seluruh lapisan epitel serviks disebut displasia.

Kanker serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik

histology, proses perubahan pertama menjadi tumor ini dimulai terjadi pada sel-sel

pada squamocolummar juntion (maternity of nursing).

Kanker serviks ini terjadi paling sering pada usia 30 sampai 45 tahun, tetapi

dapat terjadi pada usia dini yaitu 18 tahun.

2. Etiologi dan Faktor Resiko

Pada kanker servik ini, penyebab pasti belum diketahui. Aktivitas seksual

berhubungan dengan angka kejadian servikal pada wanita di bawah usia 25 tahun,

dengan riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang dan beberapa kehamilan

dini, angka kejadian ini lebih prevalen.

Faktor resiko adalah :

• Usia dini melakukan hubungan seksual (< 16 tahun).

• Melahirkan pada usia sangat muda

• Aktivitas seksual yang sering gonta ganti pasangan (promiskuitas)

• Pemajanan terhadap human papilovirus (PHV)

• Infeksi HIV

• Merokok

• Permainan terhadap dietilstillbestrol (DES) in utero

• Higiene seksual yang jelek

• Jarang ditemukan pada masyarakat yang suaminya disunat (sirkumsisi)

3

Page 4: KANKER SERVIKS

3. Prognosis

Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah :

• Umur penderita

• Keadaan umum

• Tingkat klinik keganasan

• Sitopatologi sel tumor

• Kemampuan ahli atau tim ahli yag menanganinya

• Sarana pengobatan yang ada

Ciri-ciri Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons

terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul

gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki resiko tinggi terjadinya

rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan

radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun.

4. Manifestasi Klinis

Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari

vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.

Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.

Kanker servikal dapat dideteksi ketika pasien mengeluh adanya rabas,

perdarahan tidak teratur, atau perdarahan setelah melakukan hubungan seksual

(disebut sebagai pendarahan kontak) merupakan gejala karsinoma servik (75-80%).

Pendarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama

akan sering terjadi, juga diluar senggama (pendarahan spontan). Perdarahan spontan

umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut (II atau III). Adanya

pendarahan spontan pervaginam saat defekasi, perlu dicurigai kemungkinan adanya

karsinoma serviks tingkat lanjut. Anemia akan menyertai sebagai akibat pendarahan

pervaginam yang berulang. Rasa nyeri akibat infiltra sel tumor ke serabut saraf.

Rabas vagina pada kanker servik lanjut meningkat secara bertahap dan menjadi

4

Page 5: KANKER SERVIKS

encer, akhirnya berwarna lebih gelap dan sangat berbau akibat nekrosis dan infeksi

tumor.

Pendarahan yang terjadi pada interval yang tidak teratur, antara periode

menstruasi (menoragia), atau setelah menopause, mungkin hanya sedikit bercak

darah yang biasanya terjadi setelah trauma ringan seperti hubungan seksual, irigasi,

atau defekasi. Sejalan dengan berjalannya penyakit ini, pendarahan dapat menetap

dan menetap.

Biasanya penderita yang sudah meninggal disebabkan oleh pendarahan-

pendarahan yang eksesif dan gagal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi

ureter di tempat ureter masuk ke dalam kandung kemih.

Infeksi serviks kronis tampak berperan signifikan dalam kanker serviks.

5. Pembagian tingkat keganasan

Tingkat keganasan klinik dibagi menurut klasifikasi FIGO, 1978 sebagai

berikut :

Tabel 1. Tingkat Keganasan Klinik menurut FIGO, 1978

Tingkat KriteriaO Karsinoma In Situ (KIS) atau karsinoma intraepitel : membrana basalis

masih utuh.I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.Ia Karsinoma mikro invasif; bila membrana basalis sudah rusak dan sel

tumor sudah memasuki stroma tak > 3 mm, dan sel tumor tidak terdapat

dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah.

*) Kedalaman invasi 3 mm sebaiknya diganti dengan tak > 1 mm.Ib occ: (I b occult = Ib yang tersembunyi); secara klinis tumor belum tampak

sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologik ternyata sel

tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia.Ib: Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan

invasi ke dalam stroma serviks uteri.II Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian

atas vagina dan/ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.IIa Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor,IIb Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai dinding

5

Page 6: KANKER SERVIKS

panggul.III Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau ke

parametrium sampai dinding panggul;IIIa Penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium

tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.IIIb Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah

bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic)

atau proses pada tingkat klinik I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal

ginjal.IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan

mukosa rektum dan/atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik),

atau telah terjadi metastasis keluar panggul atau ke tempat-tempat yang

jauh.IVa Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi

mukosa rektum dan/kandung kemih.IVb Telah terjadi penyebaran jauh.

Tabel 2. Pembagian Tingkat Keganasan Menurut Sistem TNM

Tingkat KriteriaT Tak ditemukan tumor primerT1S Karsinoma pra-invasif, ialah KIS (Karsinoma In Situ)T1 Karsinoma terbatas pada serviks, (walaupun adanya perluasan ke

korpus uteri).T1a Pra-klinik adalah karsinoma yang invasif dibuktikan dengan

pemeriksaan histologikT1b Secara klinis jelas karsinoma yang invasifT2 Karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai

dinding panggul, atau karsinoma telah menjalar ke vagina, tetapi belum

sampai 1/3 bagian distal.T2a Karsinoma belum menginfiltrasi parametriumT2b Karsinoma telah menginfiltrasi parametriumT3 Karsinoma telah melibatkan 1/3 bagian distal vagina atau telah

mencapai dinding panggul (tak ada celah bebas antara tumor dengan

dinding panggul).NB : Adanya hidronefrosis atau gangguan faal ginjal akibat stenosis ureter

karena infiltrasi tumor, menyebabkan kasus dianggap sebagai T3

6

Page 7: KANKER SERVIKS

meskipun pada penemuan lain kasus itu seharusnya masuk kategori

yang lebih rendah (T1 atau T2).T4 Karsinoma telah menginfiltrasi mukosa rektum atau kandung kemih,

atau meluas sampai di luar panggul. (Ditemukannya edema bullosa

tidak cukup bukti untuk mengklasifikasi sebatai T4).T4a Karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum saja dan dibuktikan

secara histologik.T4b Karsinoma telah meluas sampai di luar panggul.NB : Pembesaran uterus saja belum ada alasan untuk memasukkannya

sebagai T4.NX Bila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfa regional. Tanda

-/+ ditambahkan untuk tambahan ada/tidak adanya informasi mengenai

pemeriksaan histologik, jadi : NX + NX -N0 Tidak ada deformitas kelenjar limfa pada limfografiN1 Kelenjar limfa regional berubah bentuk sebagaimana ditunjukkan oleh

cara-cara diagnostik yang tersedia (misalnya limfografi, CT-scan

panggul).N2 Teraba massa yang padat dan melekat pada dinding panggul dengan

celah bebas infiltrat di antara masa ini dengan tumor.M0 Tidak ada metastasis berjarakjauh,M1 Terdapat metastasis berjarak jauh, termasuk kelenjar limfa di atas

bifurkasio arteri iliaka komunis

6. Manajemen Terapeutik

Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosa telah dipastikan

secara dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup

melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan.

Pada tingkat klinik (KIS) tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau

elektrofulgerasi, bedah krio (cryosurgery) atau dengan sinar laser, kecuali bila yang

menangani seorang ahli dalam kolkoskopi dan penderitanya masih muda dan belum

mempunyai anak. Dengan biopsy kerucut (conebiopsy) meskipun untuk diagnostik,

acapkali menjadi terapeutik. Ostium uteri interinum tidak rusak karenanya. Bila

penderita telah cukup atau tua sudah mempunyai anak, uterus tidak perlu

7

Page 8: KANKER SERVIKS

ditinggalkan, agar penyakit tidak kambuh (relapse) dapat dilakukan histerektomi

sederhana (simple vagina hysterectomy).

Pentahapan klinis memberikan keparahan penyakit sehingga pengobatan

dapat direncanakan lebih spesifik dan prognosis lebih dapat diprediksikan kanker

serviks ini khususnya memberi pengaruh tidak baik terhadap kehamilan begitu juga

sebaliknya. Pengaruh kanker rahim pada reproduksi :

• Kemandulan

• Abortus

• Menghambat pertumbuhan janin

• Kelainan pada persalinan

• Pendarahan dan infeksi

7. Penanganan

Tindakan bergantung pada umur, paritas, tua kehamilan dan stadium kanker.

1. Wanita relatif muda, hamil tua dengan kanker stadium dini; dapat

melahirkan janin secara spontan.

2. Dalam triwulan I dijumpai kanker serviks, dilakukan abortus buatan;

kemudian diberikan pengobatan radiasi.

3. Dalam triwulan II kehamilan : segera dilakukan histerotomi untuk

mengeluarkan hasil konsepsi : kemudian diberikan dosis penyinaran.

4. Wanita relatif muda yang masih mendambakan anak dengan kanker serviks:

dilakukan konisasi atau amputasi portio kemudian dikontrol dengan baik. Bila

anak cukup sebaiknya dikerjakan histerektomi.

Diagnosis dapat ditemukan setelah hasil pap smear disertai dengan adanya displasi,

atau sel-sel atipik persisten yang diikuti dengan hasil biopsi yang mengidentifikasi

adanya Neoplasia Intra-Epitel (CIN) atau Lesi Intra-Epitel Skuamosa Tingkat

Tinggi (HGSIL).

8

Page 9: KANKER SERVIKS

8. Penatalaksanaan

• Rontgen

• Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan spesifik seperti biopsy punch dan kolposkopi, apabila

ditemukan lesi prekusor seperti lesi intra-epitel skuamosa tingkat rendah

(LGSIL) dan tinggi (HGSIL).

• Pengangkatan non bedah konservatif

• Krioterapi (pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi laser efektif

• Konisasi (pengangkatan bagian yang berbentuk kerucut dari servik)

Tingkat Penatalaksanaan0 Biopsi kerucut

Histerektomi transvaginalIa Biopsi kerucut

Histerektomi transvaginalIb, Iia Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan

evaluasi kelenjar limef paraaorta (bila terdapat metastasis

dilakukan radioterapi pasca pembedahan)Iib, III dan IV Histerektomi transvaginalIV a dan IVb Radioterapi

Radiasi paliatif

KemoterapiB. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Aktivitas Istirahat

Gejala :

• Kelemahan/keletihan, anemia

• Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari

• Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas,

keringat malam

• Pekerjaan/profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress

tinggi.

9

Page 10: KANKER SERVIKS

Integritas Ego

Gejala : faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,

keyakinan religius/spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan,

menyangkal diagnosis, perasaan putus asa.

Eliminasi

Gejala :

- Pada kanker servik, perubahan pada pola devekasi, perubahan eliminasi

urinarius misalnya : nyeri.

- Pada kanker ovarium didapat tanda haid tidak teratur, sering berkemih,

menoupause dini, menoragia.

Makanan dan Minuman

Gejala :

- Pada kanker servik : kebiasaan diet buruk (ex : rendah serat, tinggi lemak,

aditif, bahan pengawet, rasa.

- Pada kanker ovarium : Dispepsia, rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar

abdomen yang terus meningkat (pada kanker ovarium)

Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope

Nyeri/Kenyamanan

Gejala : adanya nyeri, derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai

nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit) nyeri tekan pada payudara (pada

kanker ovarium).

Pernafasan

Gejala : - Merokok

- Pemajanan abses

10

Page 11: KANKER SERVIKS

Keamanan

Gejala : Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi

Seksualitas :

Gejala :

- Perubahan pola respon seksual, keputihan (jumlah, karakteristik, bau),

perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks).

- Nullgravida lebih besar dari usia 30 tahun multigravida pasangan seks

multiple, aktivitas seksual dini.

Interaksi sosial

Gejala : Ketidak nyamanan/kelemahan sistem pendukung

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah

tentang fungsi/tanggung jawab peran.

Penyuluhan

Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit primer, riwayat

pengobatan sebelumnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri,

kehilangan femininitas dan perubahan bentuk tubuh.

2. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas,

dan hubungan dengan pasangan dan keluarga.

3. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma mekanis,

manipulasi bedah, adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan

sensori/motor ; paradisis saraf.

4. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.

5. Kurangnya pengetahuan tentang aspek-aspek perioperatif histierektomi dan

perawatan diri.

11

Page 12: KANKER SERVIKS

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa I

Dibuktikan dengan : - Peningkatan ketegangan, gemetaran, ketakutan, gelisah.

- Mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam

kejadian hidup.

Tujuan : - Rasa cemas pasien hilang/tidak cemas lagi

KH : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa

takut.

Tindakan Mandiri

- Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker.

Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada pasien dan apakah

kesimpulan pasien telah dicapai.

Rasional :

Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada

pengalaman pada kanker.

12

Page 13: KANKER SERVIKS

- Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional :

Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik serta kesalaahn

konsep tentang diagnostik.

- Berikan informasi akurat, konsistensi mengenai prognosis, hindari

memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.

Rasional :

Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/

pilihan berdasarkan realita.

Diagnosa II

Dibuktikan dengan :

- Mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang tubuh, perasaan tidak

berdaya, putus asa, dan tidak mampu.

- Tidak mengambil tanggung jawab untuk perawatan diri, kurang mengikuti

perubahan pada persepsi diri/persepsi orang lain tentang peran.

Tujuan : Meningkatkan harga diri pasien

KH : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri

dalam situasi.

Tindakan Mandiri :

- Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek kanker/pengobatan

pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.

Rasional :

Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan

pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.

- Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami, berikan informasi bahwa

konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi.

Rasional :

Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin, untuk tindakan

apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.

13

Page 14: KANKER SERVIKS

- Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostik

dan fase pengobatan.

Rasional :

Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek kanker

atau efek samping terapi, banyak memerlukan dukungan tambahan selama

periode ini.

Tindakan Kolaborasi

- Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada).

Rasional :

Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk pasien/

orang terdekat, memberikan kontak dengan pasien dengan kanker pada berbagai

tingkatan pengobatan dan/atau pemulihan.

- Rujuk pada konseling profesional bila diindikasikan.

Rasional :

Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur psikososial positif

bila sistem pendukung pasien/orang terdekat terganggu.

Diagnosa III

Tujuan : Eliminasi kembali lancar seperti biasanya

Dibuktikan dengan : Sensasi kandung kemih penuh, tiba-tiba.

Frekuensi sedikit untuk berkemih atau tak ada keluarnya

urins, inkontinensia aliran berlebihan.

Distensi kandung kemih.

KH : Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.

Tindakan Mandiri :

- Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.

Rasional :

Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah

sedikit/kurang (< 100 ml).

14

Page 15: KANKER SERVIKS

- Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan ketidaknyaman, penuh

ketidakmampuan berkemih.

Rasional :

Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih di atas simpisis pubis

menunjukkan retensi urine.

- Berikan tindakan berkemih rutin,posisi normal, aliran air pada baskom,

penyiraman air hangat pada perineum.

Rasional :

Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah upaya berkemih.

- Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter.

Rasional :

Meningkatkan kebersihan, menurunkan resiko ISK asenden.

- Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, bau.

Rasional :

Retensi urine, drainase vagina, dan kemungkinan adanya kateter intermitten/ tak

menetap meningkatkan resiko infeksi, khususnya bila pasien mempunyai jahitan

parineal.

- Pemasangan kateter bila diindikasikan

Rasional :

Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atoni kandungan

kemih/retensi kandung kemih memerlukan dekompresi kandung kemih.

- Dekompresi kandung kemih secara perlahan

Rasional :

Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung kemih cepat

menghilangkan tekanan pembuluh pelvis, meningkatkan pengumpulan vena.

- Pertahankan potensi kateter tak menetap : pertahankan drainase selang

bebas lipatan.

Rasional :

Meningkatkan drainase bebas urine, menurunkan resiko statis urine retensi dan

infeksi.

15

Page 16: KANKER SERVIKS

Diagnosa IV

Dibuktikan dengan :

- Keluhan nyeri

- Memfokuskan pada diri sendiri/penyempitan fokus

- Distraksi/perilaku berhati-hati.

- Gelisah

Tujuan : Nyeri hilang/berkurang

KH : Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh

minimal .

Tindakan Mandiri

- Tentukan riwayat nyeri, misalnya : lokasi uteri, frekuensi, durasi dan

intensitas (skala 0-10) dan tindakan kehilangan yang digunakan.

Rasional :

Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan

intervensi.

Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik

respon fisik dan emosional.

- Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi, gosokkan

punggung) dan aktifitas hiburan (misalnya musik, televisi).

Rasional :

Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

16

Page 17: KANKER SERVIKS

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, M.E ,2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, EGC, Jakarta

2. Donforte : Obstetri & Gynekologi, Penerbit Widya Medika

3. Gani. W. Tambunan, 1991, Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, EGC, Jakarta

4. Hanifa. W, dkk, 1999 Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka , Jakarta

17